PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN Fitrah Naluri 1, Dra. Gusmaweti, M.Si 1, Dra. Lisa Deswati, M.Si 2 1
Program Studi Pendidikan Biologi E-mail:
[email protected]
2
Program Studi Perikanan Dan Ilmu Kelautan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACK
The aim of this research is to see the effect of science prosess skill’s implementation based on curiculum of 2013 in the experiment class and the conventional technique in the controll class toward the students biology study result. The type of the research is experiment, and the research desigh model is randomized control group post-test only desigh. The population in this research is all students in the sciens class in SMAN 1 Panti which cinsists of 3 classes registered in year 2013/2014. The sample was defined by using purposive sampling method ,Random sampling method is used to define the experiment class and control class. The result of the research show that the average score in the experiment class is 80,80 and the average score in the control class is 75,83. In the statistical test, it was found that count >t table, so teh hypothesis is accepted. The study result of the affective aspect in the experiment class is higher (91,03) then the control class(74,86). The average score of the psycomotor aspect in the experiment class (81,98) is higher than control class(77,56).from the result of the research, it was concluded that implementation of science prosess skill has a positive effect toward the biology study result of science student in the second grade of SMAN 1 Panti kab. Pasaman. It can sugested that this science process skill can be conducted of the other lessons in teachy biology for high school students. Key word : Learning , science process skill, Achievement keberhasilan
PENDAHULUAN Dalam era teknologi, siswa perlu meningkatkan keterampilan berfikir untuk mengetahui
cara
mendapatkan
belajar,
keaktifan
siswa dan kreativitas belajar. Selaras dengan hakikat biologi
dan
sebagai sains, maka pembelajaran biologi
mengevaluasi informasi sekaligus cara
seharusnya mengembangkan keterampilan
menggunakannya untuk memahami dan
berpikir dan keterampilan praktik. Dalam
memecahkan masalah yang merupakan
kurikulum
prasyarat bagi sebagian besar siswa,
pembelajaran
sebagaimana yang dialami oleh orang
keterampilan yaitu kognitif, afektif dan
dewasa. Dengan berfikir siswa dapat
psikomotor sebagai wujud dari hasil
menentukan prestasi belajar, penalaran,
belajar dan lebih menekan kepada praktek.
2013
menuntut
mengembangkan
kegiatan ketiga
Dalam kurikulum tersebut anak dibentuk
agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
khususnya
dan sikap. Mengembangkan keseimbangan
diperoleh informasi bahwa pelaksanaan
antara pengembangan sikap spiritual dan
proses pembelajaran yang dilaksanakan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
oleh guru masih bersifat konvensional
sama dengan kemampuan intelektual dan
dimana
psikomotorik. Guru dituntut harus bisa
berpusat pada guru sehingga motivasi
mendorong siswa agar bisa belajar dengan
belajar siswa kurang, siswa juga kurang
optimal dan guru juga diharapkan mampu
terlatih dalam pembelajaran untuk aktif
dan bisa menerapkan berbagai strategi
berfikir, berkomunikasi, mengamati dan
yang tepat agar tujuan pendidikan dapat
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
tercapai. Untuk keperluan tersebut model
Biologi
pembelajaran
harapan yaitu mencapai KKM (Kriteria
sains
dapat
menjadi
alternatif.
kelas
proses
masih
Ketuntasan
Model
pembelajaran
pendekatan
keterampilan
merupakan
model
berbasis
XI
IPA
sehingga
pembelajaran
belum
sesuai
Minimum)
yang
masih
dengan
telah
ditetapkan oleh sekolah.
proses
sains
pembelajaran
yang
melakukan
penelitian
mengintegrasikan keterampilan kedalam
“Penerapan
Pendekatan
sistem penyajian materi secara terpadu.
Proses Sains Berdasarkan Kurikulum 2013
Siswa dipandang sebagai subjek belajar
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
Kelas XI IPA SMAN 1 Panti Kabupaten
proses
Pasaman”.
pembelajaran
hanyalah
sebagai
membimbing kegiatan pembelajaran
dan belajar
sedangkan
guru
fasilitator
yang
mengkoordinasikan siswa.
diarahkan
Berdasarkan hal di atas, penulis judul
Keterampilan
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Proses kepada
dengan
Mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
2.
Mengetahui
pengaruh
penerapan
pengembangan keterampilan siswa dalam
keterampilan proses sains berdasarkan
memproses pengetahuan, serta menemukan
kurikulum
2013
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
eksperimen
dengan
dan nilai-nilai yang diperlukan. Siswa juga
konvensional
diberikan untuk langsung terlibat dalam
terhadap hasil belajar biologi siswa
aktivitas dan pengalaman ilmiah.
aspek kognitif
Berdasarkan observasi pada tanggal
3.
pada
pada
kelas
pembelajaran kelas
kontrol
Mengetahui hasil aspek afektif dan
10 s/d 13 Januari 2014 terhadap guru
psikomotor
siswa
pada
bidang studi Biologi di SMAN 1 Panti,
eksperimen dan kelas kontrol.
kelas
Langkah-langkah
METODE PENELITIAN
pada
pengambilan
Penelitian ini akan dilaksanakan
sampel dalam penelitian ini adalah:
semester
a.
genap
tahun
ajaran
Mengumpulkan nilai ujian semester 1
2013/2014 di kelas XI IPA SMAN 1 Panti
biologi siswa kelas XI IPA SMAN 1
Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian ini
Panti Tahun Pelajaran 2013/2014.
adalah
eksperimen,
rancangan
penelitian
dengan yang
model
b.
digunakan
adalah Randomized Control Group Post-
Mencari rata-rata masing-masing kelas sampel.
c.
Menetapkan dua kelas sebagai kelas
test Only Desaign. terlihat pada tabel 1.
sampel yang mempunyai rata-rata
Tabel 1. Rancangan Penelitian.
hampir sama.
Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Perlakuan X1
Post-test
d.
Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara Random
O
Sampling. X2
O
e.
Kelas
XI
IPA
1
sebagai
kelas
eksperimen dan kelas XI IPA 3
Sumber : Lufri (2007 : 69-70)
sebagai kelas kontrol. Keterangan: X1
=
Variabel adalah segala sesuatu Perlakuan
pada
kelas
eksperimen yaitu penggunaan pendekatan keterampilan proses sains berdasarkan kurikulum 2013. X2
=
Perlakuan
pada
yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: a.
kelas
berdasarkan kurikulum 2013.
dalam
dengan
penggunaan keterampilan
2013. b.
Tes akhir
Populasi
yaitu
proses sains berdasarkan kurikulum
keterampilan proses sains
=
bebas
pembelajaran
kontrol tanpa penggunaan pendekatan
O
Variabel
Variabel terikat yaitu aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa yang
penelitian
ini
diperoleh melalui tes yang diberikan
adalah seluruh siswa Kelas XI IPA SMA
setelah
Panti yang terdiri dari 3 kelas yang
keterampilan proses sains.
terdaftar tahun 2013/2014. Sesuai dengan
Data
permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka
penulis
membutuhkan
2
kelas
sebagai sampel yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.
a.
pelaksanaan
pendekatan
Jenis data yaitu data primer berupa skor hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar.
b.
Sumber
data
yaitu
siswa
yang
Validitas yang digunakan dalam
kelasnya dipilih sebagai sampel, yaitu
penelitian ini adalah validitas isi. Menurut
siswa kelas XI IPA SMAN 1 Panti
Arikunto (2009:67): “Sebuah tes dikatakan
tahun ajaran 2013/2014 yang dijadikan
memiliki validitas isi apabila mengukur
sampel.
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif digunakan tes
materi atau isi pelajaran yang diberikan.” 2) Reliabilitas tes
tulis. Penilaian hasil belajar siswa pada aspek
afektif
digunakan
lembaran
Reliabilitas tes adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya. Untuk
penilaian sikap, lembar observasi dan
menentukan
penilaian diri.
penelitian ini digunakan rumus K – R. 21
1.
yang
Ranah Kognitif Instrumen penilaian pada aspek
kognitif berupa tes tertulis. 2.
penilaian afektif
oleh
dalam
Arikunto
3) Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah
Untuk menilai hasil belajar aspek siswa,
dikemukakan
tes
(2009:103)
Ranah afektif
afektif
reliabilitas
penulis
menggunakan
afektif.
Lembaran
digunakan
untuk
penilaian mengetahui
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan
rendah).
perkembangan sikap dan minat siswa
Arikunto (2009:213)
selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Indeks Kesukaran soal (P)
Berikut lembaran penilaian pada ranah
Menurut
Indeks kesukaran digunakan untuk
afektif.
melihat apakah soal tersebut soal yang
3.
murah, sedang, atau sukar (Arikunto,
Ranah psikomotor Untuk menilai hasil belajar aspek
2009:208):
psikomotor siswa diberi penilaian masing-
Untuk menentukan rumus uji
masing kelompok terhadap keterampilan
perbedaan dua rata-rata yang dipakai
proses sains, berikut lembaran penilaian
dilakukan uji normalitas dan homogenitas
keterampilan proses sains.
data yang diperoleh.
Untuk mendapatkan soal tes yang
a.
Uji normalitas
baik maka dialanjutkan uji validitas berupa
Uji normalitas bertujuan untuk
daya pembeda, tingkat kesukaran soal dan
melihat apakah data berdistribusi normal
uji reabilitas.
atau tidak. Uji normalitas memakai uji
1) Validitas
Lilliefors (Sudjana, 2005: 466-467)
b.
Uji homogenitas
Richadson
Uji homogenitas berguna untuk melihat apakah data memiliki varians yang homogen
atau tidak.
langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Sudjana (2005: 249)
Dari dilakukan
penelitian pada
Tabel 3. Hasil analisis reliabilitas tes N o
kedua
3.
yang kelas
telah sampel,
diperoleh data tentang hasil belajar siswa.
Rata -rata
Simpa Reliabil ngan itas baku
21,8 11,47 7 Daya beda
0,75
Tabel 4. Hasil analisis daya beda soal No
soal tes akhir yang baik maka dilakukan uji validitas soal daya pembeda, tingkat
1 2 3
Tingkat kesukaran <0,20 0,20 – 0,29 0,40 - 0,69
kesukaran soal dan uji reabilitas.
4
0,70 - 1,00
Kriteria Lemah Cukup Baik Baik sekali
Validitas yang
digunakan
untuk
Tinggi
dilihat pada tabel 4 berikut ini:
kegiatan penelitian. Sebelum dilakukan
Teknik
Keterang an
Daya beda soal pada penelitian ini dapat
Data tersebut diperoleh dari tes akhir pada
1.
hasil
dilihat pada tabel 3 berikut ini:
1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Didapatkan
analisis reabilitas tes akhir yang dapat
Untuk menguji
homogenitas data dilakukan uji F, dengan
(KR-21).
4.
Jumlah soal 20 14 4 0
Indeks kesukaran
menghitung validitas tes dalam penelitian
Berdasarkan uji coba soal yang
ini adalah dengan cara mencari validitas
dilaksanakan didapatkan hasil perhitungan
perbutir soal dari soal uji coba yang telah
indeks kesukaran yang dapat dilihat pada
dilakukan. Hasil analisis validitas soal uji
tabel 5 sebagai berikut:
coba dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 5. Hasil analisis indeks kesukaran
Tabel 2. Hasil analisis uji coba validitas tes
soal
No
2.
Validitas
1
0,80 - 1,00
2 3 4
0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39
5
0,00 - 0,19
Kualifikas i Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Jumlah soal
No
0 2 13 11
1
12
3
2
Tingkat kesukaran butir soal 0,00 0,30 0,310,70 0,711,00
Kriteria
Jumlah soal
Sukar
5
Sedang
24
Mudah
11
Reliabilitas tes Untuk uji reabilitas tes diolah
dengan
menggunakan
rumus
Kuder
Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa pada kegiatan tes akhir. Bertitik
tolak dari data tersebut, peneliti melakukan
Tabel 8. Hasil uji homogenitas kelas
analisa data pada kedua kelas sampel.
sampel
Secara ringkas hasil analisa data tersebut Kelas
disajikan pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians tes akhir kedua kelas sampel S S2 80,8 11,9 141,6 0 0 1 36 75,8 11,0 122,1 3 5 0 Sebelum diadakan analisis data
Kelas Eksperime n Kontrol
N 31
X
S2
S
X
Fhit
Fta
ung
bel
Eksperi men
3 80, 11, 141 1 80 90 ,61 1,1 1,8 4 3 75, 11, 122 5 Kontrol 6 83 05 ,10 Dari data terlihat bahwa kedua kelas sampel memiliki F hitung < Ftabel yang berarti kedua kelas sampel homogen. 1. Uji hipotesis Hasil
terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan uji homogenitas varians terhadap nilai tes
N
uji
normalitas
dan
homogenitas memperlihatkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal dan
akhir.
mempunyai varians yang homogen. Atas 1. Uji normalitas
dasar itulah statistik penguji hipotesis yang
uji normalitas pada kedua kelas
digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.
sampel diperoleh harga Lo dan Lt pada
Hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat
taraf nyata = 0,05 untuk n >30 seperti
pada tabel 9 berikut ini:
terlihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 9. Hasil uji hipotesis kelas sampel Tabel 7. Hasil uji normalitas kelas sampel Kelas Kelas
N
Eksperi men
31
0,0 5
Lo
Lt
0,10 59
Anal isis Lo < Lt
0,1 59 1 Kontrol 36 0,0 0,10 0,1 Lo < 5 65 47 Lt 6 Dari data di atas terlihat bahwa kedua kelas
N
X
S
S2
Eksperi men
3 1
80, 80
11, 90
141, 61
Kontrol
3 6
75, 83
11, 05
122, 10
thitu ttab ng
el
2,1 7
1, 68
Dari hasil Uji hipotesis diperoleh harga t hitung
> t
tabel
yang berarti hipotesis
diterima.
sampel memiliki Lo< Lt yang berarti data kedua kelas berdistribusi normal. 2. Uji homogenitas Analisis homogenitas kedua kelas sampel disajikan pada tabel 8 berikut ini:
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai hasil belajar biologi siswa, diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji hipotesis menggunakan
“t” test . “t” test yang dilakukan bertujuan
siswa terampil dalam hal mengamati.
untuk mengetahui pengaruh pendekatan
Begitu
keterampilan proses sains terhadap hasil
setiap kegiatan kelompok yang diberikan
belajar biologi siswa. “t” test dilakukan
mendapatkan persentase sebesar 80,00%.
dengan
pada
Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa
masing-masing kelas.. Karena berdasarkan
baik dalam hal menafsirkan dan mampu
nilai
mengelompokkan
data-data
eksperimen (80,80) lebih tinggi dari pada
pengamatan
dengan
nilai
sebesar 84,99%. Namun, pada aspek
membandingkan
rata-rata
rata-rata
posttest
posttest
siswa
posttest
kelas
kelas
kontrol
(75,83).
pada
sesuai
meramalkan,
Dari uji hipotesis diperoleh harga thitung
pula
>
ttabel yang
berarti
hipotesis
penelitian ini diterima. Hal ini menandakan bahwa terdapat pengaruh positif pada penerapan keterampilan proses sains kelas XI IPA SMAN 1 Panti
Kabupaten
Pasaman.
aspek menafsirkan,
sesuai persentase
berhipotesis
dan
berkomunikasi hasil kegiatan kelompok yang diberikan mendapatkan persentase sebesar 76,66%, 78,33%, 78,00%. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan siswa belum
memahami
teknik
dalam
meramalkan,
berhipotesis
dan
berkomunikasi.
Selanjutnya
aspek
mengajukan pertanyaan setiap kegiatan
Pembelajaran dengan pendekatan
kelompok yang diberikan mendapatkan
keterampilan proses sains menciptakan
persentase
bentuk
menunjukkan bahwa siswa cukup terampil
kegiatan
bervariasi,
agar
pengajaran siswa
terlibat
yang dalam
proses
sains
dapat
mengembangkan
kemampuan dasar siswa menjadi kreatif, aktif, terampil dalam berpikir dan terampil dalam memperoleh pengetahuannya.
pada
100%. Hal
ini
dalam hal mengajukan pertanyaan.
berbagai pengalaman. Pengalaman yang didapat melalui pendekatan keterampilan
sebesar
Berbeda
dengan
proses
pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak
diberikan
perlakuan
dalam
mengerjakan LDS, dan guru yang menjadi sumber pembelajaran. Dimana guru hanya berperan
sebagai
pengarah
dalam
Hal ini sesuai dengan data hasil
membangun potensi siswa sedangkan siswa
kelas
sebagai
eksperimen
pada
aspek
pusat
pembelajaran.
Putra
mengamati setiap kegiatan kelompok yang
(2013:56)
diberikan mendapatkan persentase sebesar
dengan menggunakan pendekatan konsep
100%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
ada
menyatakan
kecenderungan
pembelajaran
siswa
dituntut
mengingat konsep bukan diajak melakukan
memberikan
kegiatan untuk mendapatkan darimana
diantaranya
konsep
pada
diberikan bisa lebih cepat dimengerti oleh
akhirnya akan berpengaruh pada lama
siswa karena setiap siswa harus menguasai
tidaknya penyimpanan pengetahuan di
materi yang sudah ditentukan dan siswa
dalam memori siswa.
juga terlatih dalam pembelajaran untuk
itu
diperoleh,
Pada
sehingga
pembelajaran
dengan
keterampilan proses ini, kualitas interaksi
beberapa materi
keuntungan,
pelajaran
yang
aktif berfikir, berkomunikasi, mengamati . KESIMPULAN
dalam kelompokpun dapat ditingkatkan
1. Hasil belajar siswa dengan pendekatan
karena selama pembelajaran siswa dapat
keterampilan Proses sains berdasarkan
menggunakan waktu belajar mereka untuk
kurikulum 2013 menunjukkan hasil
bertanya,
dan
yang baik dari pada pembelajaran
mencek jawaban mereka dalam kelompok.
konvensional yaitu 80,80 pada kelas
Hal ini sejalan dengan Dimyati dan
eksperimen dan 75,83 pada kelas
mudjiono (2009: 68) yang mengungkapkan
kontrol
memberikan
balikan,
bahwa “bahwa pengalaman intelektual ,
2.
Berdasarkan dari pengujian hipotesis
emosional dan fisik diperlukan untuk
menunjukkan bahwa thitung 2,17 dan
mengoptimal kan hasil belajar”.
ttabel 1,68 yang berarti thitung > ttabel
Tuntutan
ini
menjadi
yang dapat disimpulkan bahwasanya
suatu
hipotesis
dorongan bagi siswa untuk menguasai
jawaban
sebagaimana
berpengaruh positif terhadap
mungkin
Slameto
(2003:
177)
mengungkapkan bahwa “Tes dan nilai dapat dijadikan suatu kekuatan untuk memotivasi siswa” dengan termotivasinya siswa untuk belajar maka hasil belajarnya
dan
hasil
belajar biologi siswa kelas XI IPA
terjadi dalam bentuk tes objektif pilihan ganda.
diterima
pendekatan keterampilan Proses Sains
pelajaran dengan benar, tanpa menerkanerka
dapat
SMAN 1 Panti Kabupaten Pasaman 3.
Ranah
afektif
siswa
pada
kelas
eksperimen yaitu 91,03% lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 78,84% DAFTAR PUSTAKA
akan menjadi lebih baik. Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar evaluasi Berdasarkan pengalaman peneliti selama
melakukan
penelitian
bahwa
penerapan keterampilan proses sains dapat
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati dan Mujiono.2009.Belajar dan Pe mbelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Lufri.
2010.
Strategi
Pembelajaran
Biologi. Padang: UNP Press. Putra, S. R.
2013. Desain Belajar
Mengajar Kkreatif Berbasis Sains. Yogyakarta : Diva Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta. Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.