e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI PBL BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PKN SISWA KELAS V SD N. Putu Widariwati1, M. Putra2, W. Wiarta3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali email:
[email protected],
[email protected] ,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi problem based learning (PBL) dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian Non-equivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Moch.Hatta dengan jumlah populasi 298 siswa. Sampel penelitian berjumlah 95 orang siswa yaitu 46 orang siswa kelas V dari SD Negeri 3 Panjer yang menjadi kelompok eksperimen dan 49 orang siswa kelas V dari SD Negeri 1 Panjer yang menjadi kelompok kontrol. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Data hasil belajar pengetahuan PKn siswa dikumpulkan menggunakan teknik tes yang kemudian dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi problem based learning (PBL) siswa kelas V SD Gugus Moh.Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Berdasarkan hasil uji-t didapat thitung = 2,13 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1,66. Berdasarkan kriteria pengujian thitung > ttabel (2,13 > 1,66), maka H0 ditolak. Rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu 67,28 dan rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn yang diperoleh kelompok kontrol yaitu 63,97. Dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Saintifik Berorientasi Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Kata-kata kunci: Pendekatan Saintifik, Problem Based Learning (PBL) , Hasil Belajar Pengetahuan PKn ABSTRACT This study aims to find a significant difference between the results of student learning of PKn knowledge that learned through scientific approach problem based learning (PBL) oriented with students that learned through scientific approach towards 5 th grade students Gugus Moh. Hatta South Denpasar District. This research is a quasi-experimental research with the study design Non-equivalent Control Group Design. The study population was students of 5th grade Gugus Moh.Hatta with a total population of 298 students. These samples included 95 students with 46 students of 5 th grade from SD Negeri 3 Panjer who became the experimental group and 49 students of 5 th grade from SD Negeri 1 Panjer which became the control group. The sampling selection in this study is using simple random sampling technique. Data from students outcome learning of PKn knowledge collected using testing techniques then analyzed using t-test. The results showed that there are significant differences between the result of student learning of PKn knowledge that learned through scientific approaches with students that learned through scientific
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
approach problem based learning (PBL) of 5 th grade students Gugus Moh.Hatta South Denpasar District. Based on t-test results obtained at tcount = 2,13 and a significance level of 5% was obtained ttable = 1,66. Based on testing criteria tcount > ttable (2,13> 1,66), then H0 is rejected. The average result of outcome learning of PKn knowledge gained by experimental group is 67,28 and the average result of outcome learning of PKn knowledge gained by the control group is 63,97. It can be concluded that the Scientific Approach Problem Based Learning (PBL) Oriented effected towards the result of student learning of PKn knowledge of 5th grade students Gugus Moh. Hatta South Denpasar District. Key words: Scientific Approach, Problem Based Learning (PBL), Outcome Learning of PKn knowledge
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebuah proses berkelanjutan yang mampu menjadikan siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara yang dilaksanakan secara sadar dan bermakna. Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. (Kurniasih dan Berlin, 2014). Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Setiap pelaksanaan pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Kurikulum saat ini merupakan sebuah acuan yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum selalu mengalami perubahan dan revisi. Salah satu alasan mengapa kurikulum selalu mengalami revisi atau perbaikan agar kurikulum mampu menyesuaikan dan menjawab tantangan dari era ke era dan zaman ke zaman yang senantiasa berubah setiap waktunya. Dengan kata lain siswa disiapkan untuk dapat bersaing di masa mendatang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Di Indonesia saat ini diterapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya, yaitu kurikulum tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Pengembangan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah (Kurniasih, 2014:7). Kurikulum juga berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Jika minat dan motivasi siswa rendah maka akan menghasilkan hasil belajar yang rendah pula. Setiap pelajaran dalam kurikulum 2013 mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri yang mana dengan hal tersebut akan berdampak baik terhadap hasil belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang mengharapkan siswa aktif membangun pengetahuannya sendiri adalah PKn. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa adanya perubahan kurikulum mengharapkan sistem pembelajaran di sekolah yang selama ini dinilai kurang efektif untuk membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, akan dapat membuat siswa memiliki pengetahuan, sikap, serta keterampilan yang siswa bangun sendiri melalui proses belajarnya. Siswa diharapkan mampu secara aktif mengkontruksi sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses yang diisebutkan dalam kurikulum 2013 yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Melalui pembelajaran yang demikian, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan berkesan bagi siswa itu sendiri. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Minat dan motivasi belajar siswa yang rendah akan membuat hasil belajar siswa 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pun rendah. Setiap mata pelajaran menghendaki siswanya untuk aktif dalam mendapatkan pengetahuannya sendiri yang mana dengan hal tersebut maka hasil belajar siswa pun akan baik pula.
guru. Fakta atau fenomena itu mereka amati, mereka pertanyakan, mereka cari jawabannya sendiri dari beberapa sumber yang relevan, dan bermura pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggungjwabkan secara keilmuan. Pembelajaran pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif mengkontruksikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksud dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami, berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasikan,mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. (Kosasih, 2014). Sanjaya (2006) strategi pembelajaran berbasis masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dengan adanya keresahan, keluhan, kerisauan, dan kecemasan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka didefinisikan pembelajaran berbasis masalah sebagai pendekatan pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman peserta didik sehari-hari, selanjutnya peserta didik menyelesaikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi masalah yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka. Penggunaan PBL dapat memberikan pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah yang sangat baik kepada siswa. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada 8 tahapan (Pannen et al, 2001), yaitu (1) Mengidentifikasi masalah, (2) Mengumpulkan data, (3) Menganalisis data, (4) Memecahkan
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran masih belum cukup untuk merancang pembelajaran yang bermakna, rujukan pembelajaran berbasis masalah juga sangat berperan penting dalam kegitan pembelajaran, karena masalah selalu muncul dalam berbagai bidang pelajaran. Pendekatan saintifik berorientasi problem based learning dapat berpengaruh terhadap siswa, dalam pembelajaran masalah pasti selalu saja muncul. Dalam pendekatan saintifik berorientasi problem based learning siswa dituntut untuk membangun sendiri pengetahuannya dari masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran, siswa juga akan mampu memecahkan masalah tersebut dan memiliki strategi atau cara belajar yang aktif dan kreatif serta mampu berinteraksi dengan kelompok dengan baik. Dalam proses pembelajaran ini awalnya siswa diberikan masalah-masalah. Masalah yang diberikan adalah masalah yang nyata sesuai yang terjadi di masyarakat seharihari. Semakin dekat masalah dengan dunia nyata, maka akan semakin baik pengaruhnya dengan kecakapan belajar siswa. Dari masalah yang diberikan ini, siswa akan mampu belajar sekaligus berinteraksi dengan kelompok, mencoba memecahkan masalah tersebut dengan kemampuan yang mereka miliki, serta sekaligus mencari informasi-informasi serta sumber yang dapat membantu memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini tugas guru hanyalah sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan solusi yang diperlukan. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. Materi yang mereka pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
masalah berdasarkan data yang ada dan analisisnya, (5) Memilih cara untuk memecahkan masalah, (6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) Melakukan uji coba terhadap rencana yang di tetapkan, (8) Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah. Empat yang pertama mutlak diperlukan untuk berbagai kategori tingkat berfikir, sedangkan empat tahap berikutnya harus dicapai bila pembelajaran dimaksudkan untuk mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi. Langkah-langkah mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang sangat penting dalam PBL. Oleh karena itu, sangat penting adanya guru pada tahap ini. Walaupun tidak melakukan intervensi terhadap masalah, guru dapat memfokuskan masalah melalui pertanyaan-pertanyaan agar siswa melakukan refleksi lebih dalam terhadap masalah yang dipilih. Dalam hal ini guru harus berperan sebagai fasilitator agar pembelajaran tetap fokus pada tujuan. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Dalam proses pembelajaran saintifik dirancang sedemikian rupa agar peserta didik mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi berasal darimana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diterapkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu sumber melalui observasi, bukan hanya diberi tahu. Melalui pendekatan saintifik berorientasi problem based learning peran guru sebagai fasilitator dapat dioptimalkan dan tidak sebagai sumber belajar saja. Dengan menggunakan pendekatan saintifik berorientasi problem based learning dalam pembelajaran Pkn di sekolah dasar, siswa akan aktif, serta mampu berfikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan PKn, maka pendekatan saintifik dan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar. Komponen dalam problem based learning haruslah dipahami agar guru dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saitifik berorientasi problem based learning dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa untuk mampu membangun sendiri pengetahuannya, mampu memecahkan masalah tersebut, dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan inovatif, serta dapat mendorong siswa untuk berinteraksi dengan kelompok dengan baik. Berdasarkan pemaparan di atas, diduga bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik berorientasi problem based learning terhadap hasil belajar pengetahuan Pkn siswa akan lebih tinggi daripada sebelumnya. Hasil belajar sangat berperan penting dalam pendidikan. Hasil belajar memiliki makna, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam Ahmad Susanto (2013:05) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pembelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Ahmad Susanto, (2013:5)
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). 1) Pemahaman Konsep Pemahaman menurut Bloom dalam A. Susanto (2013:06) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyarap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau onsevasi langsung yang ia lakukan. Menurut Dorothy, J. Skeel dalam (A. Susanto Susanto (2013:8)), konsep merupakan suatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep ini merupakan suatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak. 2) Keterampilan Proses, Usman dan Setiawati (1993:77) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.Dalam melatih keterampilan proses, secara
bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. 3) Sikap Menurut Lange dalam Ahmad Susanto (2013), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang tentang “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berorientasi Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Pengetahuan PKn Siswa Kelas V SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan”. METODE Penelitian ini dilakukan dilakukan di Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik berorientasi problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas V SDN Gugus Moh. Hatta Kecamatan denpasar Selatan. Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Equivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini, populasinya yaitu seluruh siswakelas V Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 298 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling yaitu dengan cara pengundian atau random. Sebelum menentukan sampel dalam penelitian ini, terlebih dahulu yang dilakukan adalah menguji kesetaraan dari populasi dengan menganalisis hasil belajar Pengetahuan PKn dengan memberikan pre-test kepada siswa kelas V Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan, kemudian diuji setara dengan menggunakan polled varians. Uji kesetaraan hasil belajar menunjukkan 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
bahwa kemampuan siswa kelas V Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan setara. Mengingat jumlah SD yang ada di gugus tersebut sebanyak tujuh kelas, maka diadakan pengundian untuk mengambil dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian. Hasil pengundian diperoleh dua kelas yaitu kelas di SD Negeri 1 Panjer dan kelas di SD Negeri 3 Panjer. Kedua kelas tersebut diundi kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari pengundian tersebut menunjukkan bahwa SD Negeri 3 Panjer sebagai kelas Eksperimen dan SD Negeri 1 Panjer sebagai kelas Kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa Pendekatan Saintifik berorientasi Problem Based Learning dan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa Pendekatan Saintifik. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, yaitu tes objektif pilihan ganda biasa. Tes tersebut sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan PKn siswa dikelas sampel, terlebih dahulu diujicobakan di kelas VI SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan yang tidak termasuk dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian yang dilakukan terhadap instrument tersebut adalah uji validitas, uji reabilitas, uji daya beda, dan tingkat kesukaran. hasil uji coba menyatakan bahwa 20 soal dinyatakan valid dan layak digunakan dalam penelitian. Analisis data yang digunakan adalah uji-t, uji-t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan analisis t-test, data yang diperoleh perlu diuji normalitas dan homogenitasnya. uji normalitas untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak digunakan analisis ChiKuadrat dan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji-F. Jika hasil analisis menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka digunakan analisis statistik noparametrik.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain nonequivalent control group design yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok control dan kelompok eksperimen. kelompok control diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik sedangkan kelompok eksperimen dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi problem based learning. pemberian perlakuan dilakukan masingmasing sebanyak 6 kali pertemuan baik itu pada kelompok control maupun kelompok eksperimen. Kemudian data hasil belajar pengetahuan PKn pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode tes. Data dikelompokkan menjadi dua yaitu data hasil belajar pengetahuan PKn siswa pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan data hasil belajar pengetahuan PKn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi problem based learning. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian berdistibusi normal atau tidak. serta untuk mengetahui f0 (frekuensi observasi darigejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fe (frekuensi empirik) dalam distribusi normal teoritik dengan ketentuan H0 : fo = fe dan H1 : fo ≠ fe . Uji normalitas sebaran data pada penelitian hasil belajar pengetahuan PKn siswa ini menggunakan rumus Chi-Kuadrat ( 2 )pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = k - 1. Berdasarkan tabel nilai-nilai ChiKuadrat diperoleh X2tabel sebesar 11,07 dengan kriteria sebagai berikut : 1) Apabila harga X2hitung < 11,07 maka H0 diterima atau H1 ditolak sehingga sebaran frekuensi penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada masing-masing kelompok dapat dikategorikan berdistribusi normal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2) Apabila harga X2hitung > 11,07 maka H0 ditolak atau H1 diterima sehingga 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
sebaran frekuensi penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada masing-masing kelompok dapat dikategorikan tidak berdistribusi normal.
satu variabel terikat. Hasil uji prasayarat yang telah dilakukan menunjukkan bahwa uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat dilakukan karena data telah berdistrinusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan kaidah hipotesis H0 ditolak jika thitung > ttabel. Dan H0 diterima jika thitung < ttabel. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung sebasar 2,13. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel. Harga ttabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t dengan derajat kebebasan (dk = 46 + 49 – 2 = 93), pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi t diperoleh harga ttabel sebesar 1,66. Karena thitung > ttabel (2,13 > 1,66) maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi PBL pada siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, pendekatan saintifik dan pendekatan saintifik berorientasi problem based learning sama-sama berpengaruh dalam proses pembelajaran. walaupun jika dilihat dari rata-rata pengaruh dari perlakuan tersebut tidak terlalu tinggi, tetapi dalam penelitian ini juga terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi PBL. Berdasarkan hasil analisis data posttes dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 67,28, dan pada kelompok kontrol sebesar 63,97. Berdasarkan rata-rata nilai posttest dari kedua kelompok tersebut, maka dinyatakan bahwa rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Setelah mendapatkan hasil post-test, maka dilakukan uji prasyarat. Adapun uji prasyarat yang
Kemudian Uji homogenitas ini dilakukan berdasarkan hasil belajar pengetahuan Pkn pada kelas eksperimen dan kelas control yang masing-masing dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi problem based learning dan pendekatan saintifik. Pada kelas eksperimen jumlah unit analisis adalah 46 dan 49 unit pada kelompok kontrol. Uji homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan uji F. Ketentuan harga Fhitung yang diperoleh dibandingkan dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang (dk) = (n1 – 1 ) = (46-1) dan derajat kebebasan untuk penyebut (dk) = (n2 – 1) = (49-1). Berdasarkan nilai-nilai F diperoleh Ftabel sebesar 1,69 dengan kriteria sebagai berikut. 1) Apabila harga Fhitung > 1,69 maka H0 diterima atau H1 ditolak sehingga sampel homogen. 2) Apabila harga Fhitung < 1,69 maka H0 diterima atau H1 ditolak sehingga sampel tidak homogen. Selanjutnya uji hipotesis dilakukan untuk menguji dugaan sementara (hipotesis penelitian ini. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan Pkn siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi PBL pada siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan hipotesis alternative (Ha) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas V yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi PBL pada siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta tahun ajaran 2015/2016. Hipotesis ini diuji menggunakan uji-t. Teknik uji-t merupakan uji statistic parametric yang digunakan untuk membandingkan satu variabel bebas dan 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
harus dilakukan adalah uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan varians data homogen, maka analisis data dilanjutkan dengan melakukan uji-t. Dari hasil uji-t diperoleh thitung = 2,13 dan dalam taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 93 diperoleh ttabel = 1,66. Dengan membandingkan hasil thitung dan ttabel dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel (2,13 > 1,66) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melaui pendekatan saintifik berorientasi PBL pada siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan oleh pendekatan saintifik berorientasi PBL memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan dibandingkan hanya menggunakan pendekatan saintifik saja, walaupun pada hakekatnya tidak ada pendekatan dan model pembelajaran yang tidak baik. semua pendekatan dan model pembelajaran baik digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu keunggulan pendekatan saintifik berorientasi PBL dalam proses pembelajaran yaitu siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya dengan diberikan masalah-masalah oleh guru, kemudian siswa dapat memecahkan sendiri masalah tersebut. Model pembelajaran ini mendorong siswanya untuk lebih aktif dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran sehingga tugas guru dalam pembelajaran menggunakan model ini hanya sebagai fasilitator. Sama halnya dengan pendekatan saintifik berorientasi PBL, pendekatan saintifik baik digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan
dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. Materi yang mereka pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan guru. Hal ini membuat siswa belum tentu dapat membuat siswa dapat memecahkan masalah dengan mandiri namun masih perlu bimbingan guru agar hasilnya sistematis. Pada pendekatan saintifik berorientasi PBL dalam pembelajaran guru akan memberikan beberapa masalah yang harus dipecahkan siswa secara mandiri ataupun berkelompok dan mendorong siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Sedangkan pada pendekatan saintifik siswa hanya akan diberikan masalah untuk dipelajari. Hal tersebut akan mengakibatkan adanya perbedaan hasil belajar pengetahuan PKn. Seperti yang diungkap oleh Jauhar (2011) “Pembelajaran berbasis masalah memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi peserta didik, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dialog”. Dalam Kurikulum, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting,membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri, serta memiliki kecakapan dalam tim. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Agung Dian (2015) yang mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari pertanyaan guru dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik konvensional pada siswa kelas IV di SD Gugus Untung Surapati.
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan, diperoleh thitung = 2,13 dan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 93 diperoleh ttabel = 1,66. dengan membandingkan hasil thitung dan ttabel yaitu ( 2,13 > 1,66 ) dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. dilihat dari penghitungan uji-t menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi PBL pada siswa kelas V SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Ini berarti terdapat terdapat pengaruh Pengaruh Pendekatan Saintifik berorientasi PBL terhadap Hasil Belajar Pengetahuan PKn Siswa Kelas V SD Gugus Moh. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Disarankan kepada siswa agar berpartisipasi secara aktif dalam proses pemeblajaran serta mampu meningkatkan motivasinya dalam belajar sehingga dapat memberikan dampak positif bagi penguasaan kompetensinya, kepada guru seharusnya mampu mengembangkan proses pembelajaran agar lenih inovatif dan kreatif agar memberikan dampak positif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana yang kondusif, inovatif dan kreatif di dalam kelas adalah Problem Based Learning. Kepada sekolah, Sekolah hendaknya dapat berkontribusi penuh dalam meningkatkan kualitas serta mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga berdampak positif pada penguasaan kompetensi pengetahuan siswa khususnya di sekolah dasar, dan kepada peneliti lain, Bagi peneliti lain diharapkan mampu mengembangkan dan menggunakan model-model pembelajaran lain pada penelitian yang berbeda sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berdampak baik pula pada hasil belajar pengetahuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.Agung, Gede. 2006. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : CV Andi Offset. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava Media. Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama Widya Koyan . 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif Undiksha: Singaraja. Kurniasih dan sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Bandung: Kata Pena. Riyanto, Hatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.ALFABETA Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. -----------, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sundayana, Wachyu. 2014. Pembelajaran Berbasis Tema. Jakarta : Erlangga. Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Trianto
. 2009.Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif.Jakarta : Prenada Media Group.
10