e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD Nancy Cintia Arni Nonitha1, Gede Sedanayasa2,I Gusti Ngurah Japa3 1,23,
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajarmatematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experimen dengan rancangan post-test onlycontrol group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas IVA dan kelas IVB. Sampel ditentukan melalui tekniksampling jenuh. Berdasarkan teknik tersebut, diperoleh kelas IVB sebagai kelas eksperimen dan IVA sebagai kelas kontrol. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika yang dikumpulkan melalui tes objektif pilihan ganda. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika siswa antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan uji-t, dengan thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 8,769> ttabel = 2,000). Rata-rata skor kelompok eksperimen adalah 12,54 dan rata-rata skor kelompok kontrol adalah 11,03. Dengan demikian, pendekatan saintifik berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci:pendekatan saintifik, berbasis proyek, hasil belajar, matematika Abstract This study aims to find out the significant effect of students achievement in mathematics lesson between group of students who teach by using the learning project-based scientific approach and group of students who teach by using conventional approach. This study is quasi experiment which uses post-test only control group design. The population of this study is allstudents in 4 th Grade ofSD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan which consists of two classes, class IVA and IVB class. The sample of this study is chose by using surfeited sampling. Dealing with the sampling technique, class IVA as experiment group and IVB as control group. The data which are analyzed in this study are the result of students’ achievement in mathematics lesson in cognitive scope which is collected through objective multiple choice test. The data are analyzed by using descriptive and inferential statistic (t-test). The result of the study shows that there is a significant effect in students’ achievement in mathematics lesson between group of students who teach by learned with the learning project-based scientific approach and group of students who teach by using conventional approach. The result can be seen from the result of hypothesis test using t-test that thitung more than ttable(thitung = 8,769> ttabel = 2,000). The average score of experiment group is 12,54 and the average score of control group is 11,03 . It means that the learning project-based scientific approach has an positive effect of students’ achievement in mathematics lesson in the 4th Grade ofSD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan, in the academic year 2014/2015. Keywords:scientific approach, project-based,result study,mathematics
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Pendidikan berperan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Semakin baik kualitas pendidikan maka akan semakin baik pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. Sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing sangat dibutuhkan di tengah-tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Oleh sebab itu, kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan agar mampu menyesuaikan dengan perubahan yang ada saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia diupayakan oleh pemerintah dengan melaksanakan penyempurnaanpenyempurnaan pada setiap perangkat pendidikan. Salah satu perangkat pendidikan yang terus mengalami perkembangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Penyempurnaan kurikulum yang terjadi yaitu penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Karakteristik kurikulum 2013 adalah menggunakan pendekatan saintifik yang diberikan melalui pembelajaran tematik. Menurut Kemdikbud, proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan serta
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Salah satu pembelajaran yang diberikan di sekolah dasar adalah pembelajaran matematika. Menurut Japa (2012), hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika. Pada kenyataannya, pembelajaran matematika di sekolah saat ini masih belum sesuai dengan harapan. Masih banyak permasalahan yang dialami guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Seperti yang terjadi di SDN 14 Pedungan. Guru-guru di sekolah ini masih menggunakan paradigma pembelajaran lama. Walaupun sudah menerapkan kurikulum 2013, namun pembelajaran yang dilaksanakan di kelas masih mencerminkan pembelajaran konvensional yang belum sesuai dengan pendekatan saintifik. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang kegiatan belajarnya lebih berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini sejalan dengan pernyataan Putrayasa (dalam Rasana, 2009:20), yang menyatakan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang diawali dengan pemberian informasi oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa materi yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa. Pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh guru akan membuat pola pikir siswa pasif, siswa hanya menerima informasi dari guru tanpa ada umpan balik terhadap informasi tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada perolehan nilai hasil belajar siswa. Hasil ulangan matematika pada tema 6 pada kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 di SDN 14 Pedungan menunjukkan hasil belajar matematika siswa secara umum masih tergolong rendah. Skor rata-rata matematika siswa di SDN 14 Pedungan pada ulangan tema 6 pada kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 adalah 65. Penilaian setiap pembelajaran pada aspek
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pengetahuan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33). Sehingga jika dikonversikan nilai 65 ke skala 1-4 (kelipatan 0.33) adalah 2.60. Berdasarkan tabel konversi nilai pada lampiran 3, nilai 2.60 tergolong kategori cukup (C+). Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan yaitu 2.66 (B-) (Permendikbud 81a tahun 2013). Berdasarkan hasil ulangan tersebut, tampak bahwa rata-rata skor siswa masih di bawah ketuntasan minimal. Rendahnya rata-rata skor hasil belajar matematika siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh skor yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa, terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa.Pertama, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).Kedua, kurangnya aktivitas mental siswa dalam belajar seperti aktivitas siswa dalam memecahkan masalah.Ketiga, Sebagian besar materi dan penyampaian materi bersifat book oriented, sehingga pembelajaran kurang berkembang.Keempat, jumlah siswa yang terlalu banyak yang melebihi dari aturan ideal membuat guru kesulitan dalam mengelola kelas.Sehingga membuat perhatian guru terhadap kemampuan siswa menjadi kurang maksimal. Masalah rendahnya hasil belajar matematika tersebut perlu dicarikan suatu solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.Salah satu solusi yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis proyek. Kosasih (2014:72) menyatakan “pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa”.Pendekatan saintifik adalah
pendekatan yang menggunakan proses ilmiah yang dilakukan melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasiskan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik adalah model pembelajaran berbasis proyek.Wena (2009:144) menyatakan bahwa “pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran Berbasis Proyek dipilih dalam pembelajaran matematika, karena melalui proyek pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan lebih menekankan pada proses. Pembelajaran berbasis proyek dapat membuat siswa lebih aktif, sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami proyek dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta siswa mampu menggali potensi yang ada pada lingkungannya yang sesuai dengan topik yang diberikan.Model pembelajaran ini juga memberikan peluang yang besar kepada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang sesuai dengan pendekatan saintifik.Ilmiah dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan memahami suatu konsep secara sistematis dan logis berdasarkan bukti fisik. Fokus dari pembelajaran berbasis proyek adalah proses dan produk. Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajarmatematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan tahun pelajaran 2014/2015.
METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen.Dalam penelitian ini unit eksperimennya berupa kelas,
sehingga penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimenkarena tidak mungkin untuk menggunakan eksperimen murni dengan alasan kelas yang sudah terbentuk
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
tidak mungkin diubah.Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
post-test only control group design.
Tabel 1.Post-test Only Control Group Design Kelas Eksperimen Kontrol
Treatment Post-test X O1 – O2 (Sumber: Sugiyono, 2010:85)
Keterangan: O1= post test terhadap kelas eksperimen O2= post test terhadap kelas kontrol X=ada treatment (pendekatan saintifik berbasis proyek) - = tidak ada treatment yang digunakan adalah tes pilihan ganda Penelitian ini dilaksanakan di SD satu jawaban benar. Setiap soal disertai Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar dengan empat alternatif jawaban yang Selatan padasemester II tahun pelajaran dipilih oleh siswa (alternative a, b, c, dan 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini d). Tes tersebut kemudian diujicobakan di yaitu seluruh siswa kelas IV yang terdapat lapangan untuk mencari validitas, di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda. Denpasar Selatan yang berjumlah 79 Hasil tes uji lapangan tersebut diberikan siswa. Teknik sampel yang akan digunakan kepada siswa kelas eksperimen dan adalah sampling jenuh. Sesuai dengan kontrol sebagai post test. Analisis data pendapat Sugiyono (2010), Sampling jenuh yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu adalah teknik penentuan sampel yang analisis statistik deskriptif dengan semua anggota populasinya dijadikan menghitung nilai rata-rata, modus, median, sebagai sampel dalam penelitian.Untuk standar deviasi, varian, skor maksimum, menentukan kelas eksperimen dan kelas dan skor minimum. Dalam penelitian ini, kontrol dilakukan dengan cara pengundian. data disajikan dalam bentuk grafik, Setelah dilakukan pengundian ditentukan sedangkan teknik yang digunakan untuk kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas menganalisis data guna menguji hipotesis IV B sebagai kelas eksperimen. penelitian adalah uji-t (polled varians). Dalam penelitian ini menggunakan Untuk bisa melakukan uji hipotesis, ada dua variabel, yaitu variabel bebas (variabel beberapa persyaratan yang harus dipenuhi independent) dan variabel terikat (variabel dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang dependent).Variabel bebas adalah variabel dimaksud, yaitu: (1) data yang dianalisis yang menjadi sebab atau harus berdistribusi normal, (2) kedua data berubah/memengaruhi suatu variabel lain yang dianalisis apakah bersifat homogen (variabel terikat) (Siregar, 2011 : 110). atau tidak. Untuk dapat membuktikan dan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mememenuhi persyaratan tersebut, maka pendekatan saintifik berbasis proyek yang dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji dikenakan pada kelompok eksperimen dan normalitas dan uji homogenitas. pembelajaran konvensional pada kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol.Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat Data dalam penelitian ini adalah karena adanya variabel lain (variabel skor hasil belajar matematika siswa bebas) (Siregar, 2011 : 110). Variabel sebagai akibat dari penggunaan terikat dalam penelitian ini adalah hasil pendekatan saintifik berbasis proyek pada belajar matematika. kelompok eksperimen dan model Instrumen yang digunakan untuk pembelajaran konvensional pada kelompok mengumpulkan data tentang hasil belajar kontrol. Rekapitulasi perhitungan data hasil kognitif matematika adalah berupa tes. Tes penelitian tentang hasil belajar
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
matematikasiswa dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Deskripsi Data hasil belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Mean Median Modus Varians Standar Deviasi Skor Tertinggi Skor Terendah Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa data hasil belajar matematika kelompok eksperimen yang diperoleh melalui posttest terhadap 39 siswa menunjukkan bahwa skor mean (M) = 12,54, median (Md) = 13,00modus (Mo) = 14,00dan standar deviasi (s) = 1,57.Data hasil posttest dari kelompok eksperimen, apabila divisualisasikan ke dalam bentuk grafik seperti gambar 1 sebagai berikut.
Kelas Eksperimen 12,54 13,00 14,00 2,37 1,57 15,00 10,00
Kelas Kontrol 11,03 11,00 10,00 2,33 1,53 14,00 09,00
(M<Md<Mo) dimana 12,54<13< 14 maka berada pada kurve juling negatif yang menunjukkan sebagian besar skor hasil belajar siswa berada pada bagian atas (skor sangat tinggi) dari distribusi skor. Setelah skor rata-rata hasilbelajar matematika kelompok eksperimen dikonversikan ke dalampenilaian skala lima, maka skor rata-rata hasil belajar matematika kelompok eksperimen berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa data hasil belajar matematika kelompok kontrol yang diperoleh melalui post-test terhadap 40 siswa menunjukkan bahwa skor mean (M) = 11,03median (Md) = 11,00modus (Mo) = 10,00dan standar deviasi (s) = 1,53.Data hasil post-test dari kelompok kontrol, apabila divisualisasikan ke dalam bentuk grafik seperti gambar berikut.
Gambar 1. Grafik poligon skor post-test kelompok eksperimen Berdasarkan perhitungan dan grafik poligon pada gambar 1. Diketahui skor 10 memiliki frekuensi sebanyak 5, skor 11 memiliki frekuensi 6, skor 12 memiliki frekuensi 8, skor 13 memiliki frekuensi 7, skor 14 memiliki frekuensi 9 dan, skor 15 memilki frekuensi 4. Berdasarkan frekuensi masing-masing kelas didapatkan modus (Mo) adalah 14, median (Md) adalah 13 dan, mean (M) adalah 12,54. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan mean lebih kecil dari pada median dan median lebih kecil dari modus
Gambar 2. Grafik poligon skor post-test kelompok kontrol Berdasarkan perhitungan dan grafik poligon pada gambar 2. Diketahui skor 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
memiliki frekuensi sebanyak 7, skor 10 memiliki frekuensi 10, skor 11 memiliki frekuensi 9, skor 12 memiliki frekuensi 6, skor 13 memiliki frekuensi 5, dan skor 14 memilki frekuensi 3. Berdasarkan frekuensi masing-masing kelas didapatkan modus (Mo) adalah 10, median (Md) adalah 11 dan, mean (M) adalah 11,03. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan mean lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (M>Md>Mo) dimana 10 < 11 < 11,03 maka berada pada kurve juling positif yang menunjukkan sebagian besar skor hasil belajar siswa berada pada bagian bawah (skor cenderung rendah) dari distribusi skor. Untuk lebih jelas kurva distribusi juling positif disajikan pada gambar sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 2, diketahui modus lebih besar dari median dan median
lebih besar dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, grafik polygon pada Gambar 2 membentuk kurva juling positif. Artinya, sebagian besar skor cenderung rendah. Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat terhadap sebaran data hasil posttestmatematikasiswa, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data. Pengujian prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui data hasil belajar Matematika memenuhi prasyarat homogenitas varians dan normalitas sebaran data, prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebaran data berdistribusi normal dan varians antar kelompok homogen. Adapun hasil perhitungan dari uji normalitas dapat disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
Kelompok Data Hasil Belajar Post-test Eksperimen Post-test Kontrol
𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 3,089 3,911
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas menggunakan rumus ChiSquare , diperoleh 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 3,089 dan 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 =7,815 pada taraf signifikansi 5% dan db =3. Ini berarti bahwa 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 <𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 , maka data hasil post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas post-test kelompok kontrol, diperoleh𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 3,911 dan 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 = 7,815 pada taraf signifikansi 5% dan db=3. Ini berarti bahwa 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 <𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 , maka data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal.Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji prasyarat yang ke dua, yaitu uji homogenitas varians. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas varians menggunakan uji F, hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan db pembilang 39 dan db penyebut 40 pada taraf signifikansi
Nilai Kritis dengan Taraf Signifikasi 5% 7,815 7,815
Status Normal Normal
5% diketahui Ftabel = 1,93 dan Fhitung = 1,06. Hal ini berarti bahwa Fhitung < Ftabel sehingga H1 ditolak dan H0 diterima oleh karena itu varians homogen. Jadi post-test hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.Setelah diketahui data hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji–t independent “sampel tak berkorelasi” dengan rumas polled varians. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, Hasil perhitungan ujit diperoleh thitung sebesar 8,769. Untuk mengetahui signifikansinya maka perlu dibandingkan dengan nilai ttabel, db 60 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel yaitu 2,000. Karena nilai thitung> ttabel (8,769 > 2,000), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
siswa yang belajar menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas IV semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek berbeda dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Secara deskriptif, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek memiliki skor rata-rata hasil belajar 12,54, sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional memiliki skor rata-rata 11,03. Hal ini menunjukan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil uji-t dengan rumus polled varians terhadap hipotesis penelitian yang diajukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal tersebut terlihat berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa mempunyai nilai stastistik uji-t diperoleh thitung sebesar 8,769 dengan nilai ttabel, db 60 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel yaitu 2,000. Karena nilai thitung> ttabel (8,769 > 2,000), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Secara teoritis hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dan pembelajaran konvensional berbeda secara signifikan dalam pencapaian hasil belajar siswa pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Secara teoritis pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek pada umumnya dapat dipahami sebagai pembelajaran yang menggunakan proses ilmiah yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan merancang proyek yang menghasilkan produk. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek memberikan kesempatan untuk mengkontruksi potensi-potensi yang dimilki siswa melalui kegiatan pembelajaran yang menggunakan proses ilmiah. Melalui kegiatan yang dilakukan siswa mampu membangun atau mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Kekuatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek adalah munculnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menantang dan menyenangkan, melatih siswa untuk bekeja secara kelompok, melatih siswa menggali potensinya yang dihubungkan dengan pengetahuannya dan mampu mengaplikasikannya di kehidupan seharihari. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis proyek yang diungkapkan oleh Sani (2014) yaitu antara lain: 1) Pembelajaran berpusat pada siswa dengan siswa aktif membuat produk melalui proyek dan melakukan presentasi produk yang dihasilkan, 2) mengarahkan siswa untuk membangun ide dan menginvestigasi pertanyaan penting untuk proyek yang akan dirancang, 3) merupakan proses inkuiri yaitu proses menemukan masalah dan proses menemukan cara untuk memecahkan masalah yang ditemukan sesuai topik dari proyek, 4) terkait dengan kebutuhan dan minat siswa, 5) menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis dan mencari informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk, 6) Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik. Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek terletak pada proses pelaksanaan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pembelajaran yaitu pada proses pencarian dan pengkontruksian pengetahuan sehingga guru berperan sebagai mediator, fasilitator dan evaluator. Guru tidak perlu mentransfer semua pengetahuan atau informasi kepada siswa tetapi mengajak siswa untuk berpikir dan mencari jawaban sendiri atas permasalahan yang diberikan oleh guru maupun siswa itu sendiri melalui diskusi untuk merancang suatu proyek yang sesuai pengalaman siswa yang telah diperoleh dari kehidupan sehari-hari atau observasi langsung di lingkungan sekitar. Langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek diawali dengan guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan proyek. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan mengamati melalui mendengar dan menyimak permasalahan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya siswa melakukan kegiatan menanya, dengan menanyakan hal-hal yang belum dipahami tentang permasalahan yang ada. Setelah siswa memahami topik permasalahannya, siswa melakukan kegiatan mencoba membuat perencanaan proyek. Setelah merancang proyek, siswa membuat proyek sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan menalar. Kegiatan akhir siswa adalah memamerkan hasil karya yang telah dibuat di depan kelas. Kegiatan proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Sedangkan proses pembelajaran konvensional masih berpusat pada guru (teacher center) sebagai pusat informasi (information center), di mana siswa hanya mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang telah disediakan. Berbeda dengan pembelajaran konvensional. Menurut Putrayasa (dalam Rasana, 2009:20), pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang diawali dengan pemberian informasi oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa materi yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa. Model pembelajaran konvensional menekankan pada aktivitas guru. Langkah
pembelajaran konvensional ini meliputi: persipan, kegiatan awal (apersepsi), pelaksanaan (penjelasan konsep, latihan soal dan refleksi/umpan balik) dan evaluasi. Siswa hanya menunggu penjelasan dari guru. Meskipun dalam pembelajaran konvensional digunakan metode selain ceramah, misalnya metode tanya jawab dan diskusi, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan bukan pada proses pencarian dan pengkontruksian pengetahuan. Berdasarkan landasan teoritik tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek mampu memberikan peluang lebih tinggi dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa daripada pembelajaran konvensional. Beberapa keunggulan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek tersebut juga didukung dari temuan beberapa hasil penelitian. Sulistiyono (2014) dalam penelitiannya menemukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014 setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan media RELIA . Selain itu, Sandi (2013) dalam penelitiannya menemukan terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Walaupun demikian, bukan berarti pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakanpendekatan saintifik berbasis proyek tidak memiliki kekurangan atau kendala. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakanpendekatan saintifik berbasis proyekyaitu pertama, tidak semua materi pemblajaran dapat dijadikan sebagai bahan proyek.Sehingga untuk menggunakanpendekatan saintifik berbasis proyekharus dipilih terlebih dahulu materi yang dapat dijadikan suatu proyek. Kedua, bahan materi ajar berdasarkan kurikulum terlalu padat karena pembelajaran menggunakan tema. Tema yang di ambil dalam penelitian ini adalah tema 8 “tempat tinggalku”. sedangkan waktu pembelajaran
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
di sekolah terbatas karena siswa kelas IV di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan waktu belajarnya siang hari. Hal ini membuat pelaksanaan proses belajar mengajar kurang maksimal, karena akan membatasi ruang gerak siswa dalam menyelesaikan proyek.Ketiga, siswa belum mampu menyesuaikan diri dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dan masih terpaku dengan model pembelajaran konvensional. Siswa belum bereksplorasi secara mandiri dan belum mempunyai kepercayaan diri untuk mengungkapakan ide pikirannya..Keempat, siswa jarang melakukan kegiatan membuat proyek.Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam merancang dan membuat proyek.Siswa cenderung menunggu bantuan dari bimbingan guru dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi serta belum ada upaya optimal dalam menggunakan inisiatif sendiri untuk memecahkan permasalahan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik berbasis proyek dan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari analisis uji-t terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa thitung sebesar 8,679, ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,000. Penelitian ini juga menemukan bahwa hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran pendekatan saintifik berbasis proyek, berbeda dengan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan pembelajaran pendekatan saintifik berbasis proyek adalah 12,54 sementara rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah 11,03. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa pendekatan saintifik berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas IV di SD Negeri 14 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan beberapa saran antara lain sebagai berikut. 1) Siswa hendaknya lebih mandiri bereksplorasi dalam menggali materi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa juga hendaknya dapat menumbuhkan rasa percaya diri untuk mengungkapkan ide yang dimiliki. 2) Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek. Apabila guru ingin menggunakan pembelajaran saintifik berbasis proyek, hendaknya dapat selektif memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis proyek. 3) Sekolah hendaknya selalu memotivasi guru-guru untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik, salah satunya adalah model pembelajaran berbasis proyek. 4) Bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran pendekatan saintifik berbasis proyek dalam pembelajaran matematika maupun pembelajaran lainnya yang sesuai, agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA Agung, Gede. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: UNDIKSHA Japa, I Gusti Ngurah dan I Made Suarjana. 2012. Pembelajaran Matematika SD. Singaraja: UNDIKSHA. Kosasih, E. 2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Penerbit Yrama Widya. Rasana, I Dewa Putu Raka.2009. Laporan Sabbatical Leave Model-Model Pembelajaran. Singaraja: UNDIKSHA. Sandi, Ni Ketut N. Aris. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 8 Banyuning. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian dilengkapi Perhitungan manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R n D. Bandung: Alfabeta. Sulistiyono, Azhar. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media RELIA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Blotongan 03 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.Skripsi (tidak diterbitkan).FKIP UKSW Salatiga. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.