VOL. 1, NO. 1, OKTOBER 2015
ISSN: 2476-9703 Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna
Penelitian Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter
INFORMASI ARTIKEL
A B S T R AK
Penulis: Barsihanor Dosen Prodi Penddikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Kalimantan MAB, Barito Kuala, Indonesia
Indonesia Pendahuluan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) bentuk kerjasama yang dilakukan oleh sekolah dengan keluarga dalam pendidikan karakter siswa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang, 2) menganalisis model pendidikan karakter siswa yang dilakukan oleh sekolah dengan keluarga di 2 sekolah tersebut, dan 3) menganalisis implikasi kerjasama antara sekolah dengan keluarga di 2 sekolah tersebut. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil: Bentuk kerjasama yang dilakukan sekolah dengan keluarga dalam pendidikan karakter adalah melalui pertemuan awal ajaran baru, komite sekolah, Pertemuan orangtua murid dan guru (POMG), Paguyuban, home visit, via ponsel, konsultasi langsung, dwi bulanan dan buku penghubung. Model pendidikan karakter yang diterapkannya adalah keteladanan, pembiasaan, nasehat, disiplin, perhatian, pengawasan, hadiah dan hukuman. Implikasi dari kerjasama tersebut meliputi pertukaran informasi, keterbukaan, dan pengawasan. Kesimpulan: Berbagai bentuk kerjasama tersebut memberikan pengaruh yang baik pada karakter anak. Karena itu, orang tua sebaiknya mendukung kegiatan tersebut.
Email:
[email protected] Riwayat Artikel: Diterima12Juli 2015 Received in revised form:14September 2015 Accepted 2Oktober 2015 Kata Kunci: Kerjasama, Sekolah dan Keluarga, Pedidikan Karakter Halaman: 54-69
English Introduction: : The purposes of this research are to analyze: 1) the cooperation between school side and family, 2) the character education model is conducted of school side and family, and 3) the implications of the cooperation between school side and family Integrated Islamic Elementary School Nurul Fikri in Banjarmasin and Islamic Elementary School As-salam in Malang. Metode: Case study was used in this research. Result: The cooperation which was did by schools side and families in character education is trough yearly meeting, school committees, parent-teacher meetings (POMG), Paguyuban, home visit, via phone, direct consultation, and liaison book. The character education models are good figure, habituation, Hosting by www.uniska-bjm.ac.id All rights reserved.
55
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
advice, discipline, attention, supervision, reward and punishment. The implications of this cooperation include to exchange of information, transparency, and supervision. Conclusion: Many of the cooperations gave positive effect for children character. Therefore, the parents should support the activities. Menurut
1. PENDAHULUAN Pada mulanya, segala yang diperlukan anak bagi kehidupan dikemudian hari dapat dipelajari di rumah dan masyarakat sekitarnya. Namun, dalam perkembangan masyarakat modern, orangtua menyerahkan tanggung jawab itu kepada sekolah. Sekolah diminta untuk memikul tanggung jawab akan pendidikan anak, karena tidak semua tugas pendidikan dapat dilaksanakan oleh orangtua. (Abdul Rachman Shaleh, 2000: 94).
Dengan
demikian,
pendidikan
di
sekolah merupakan bagian dari pendidikan keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan
dari
pendidikan
keluarga.
Di
samping itu, kehidupan di sekolah harus dipandang sebagai jembatan bagi anak untuk menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan kelak dalam masyarakat. Di
dalam
keluarga
inilah
tempat
meletakkan dasar-dasar karakter anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari
pendidikanya
anggota yang lain).
(orangtuanya
dan
Nahlawi, dapat
Abdurrahman
lingkungan
An
pendidikan
memberi
yang
kontribusi
bagi
perkembangan anak ada tiga. Pertama, lingkungan keluarga sebagai penanggung jawab utama terpeliharanya fitrah anak. Kedua,
lingkungan
sekolah
untuk
mengembangkan segala bakat dan potensi manusia sesuai fitrahnya sehingga manusia terhindar
dari
penyimpangan.
penyimpangan-
Ketiga,
lingkungan
masyarakat sebagai wahana interaksi sosial bagi terbentuknya nilai-nilai keagamaan dan
kemasyarakatan.
masyarakat
berhak
memboikot
atau
Dalam
untuk
hal
ini
mengisolasi,
menerapkan
pola
pendidikan lainnya terhadap individu yang melakukan
penyimpangan
sehingga
ia
kembali pada keimanan, bertaubat dan menyesali perbuatannya. (Abdurrahman An Nahlawi, 1996: 172). Institusi
keluarga
dan
sekolah
semestinya secara sinkron dan integrated dalam
memberikan
pengaruh-pengaruh
pendidikan kepada anak. (Imam Suprayogo,
56
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
2004: 4). Kerena alasan sibuk, tidak jarang
terutama
keluarga
sangat
merasa
cukup
menyerahkan
pada
waktu-waktu
diperlukan
bagi
yang
perbaikan
pendidikan kepada sekolah. Di sekolah
pendidikan anak-anak. Seperti surat
anak-anak diajari untuk beribadah; namun
peringatan dari guru kepada orangtua
sesampainya di rumah, kerena kesibukan
jika anaknya perlu lebih giat, sering
orangtuanya, anak tidak dapat memperoleh
mangkir atau bolos pada saat materi
contoh atau teladan dari orangtua mereka,
pembelajaran sedang berlangsung.
yang lebih parah adalah ketika anak sudah
3.
Adanya daftar nilai atau buku laporan
mulai tertarik untuk menerapkan ajaran
yang setiap semester atau catur wulan
agama;
hanya
dibagikan kepada peserta didik. Pada
menyambut kemajuan ini, tetapi malah
saat inilah guru meminta bantuan
mematahkanya dengan perilaku orangtua
kepada orangtua peserta didik untuk
yang tidak taat beribadah.
memperhatikan prestasi keberhasilan
namun,
orangtua
tidak
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengadakan kerjasama dengan
anaknya. 4.
Kunjungan guru ke rumah orangtua
orangtua dalam kegiatan pembelajaran,
siswa, atau sebaliknya. Hal ini lebih
yaitu:
menguntungkan
1.
Mengadakan
dengan
mengadakan
surat-menyurat
hanya saja.
orangtua pada hari penerimaan peserta
Kunjungan guru ke rumah orangtua
didik baru, serta membicarakan tentang
peserta didik itu dilakukan bilamana
perlunya kerjasama dalam mendidik
diperlukan,
anak-anaknya
agar
sampai
membicarakan kesulitan-kesulitan yang
timbul
paham,
mengadakan
dialami di sekolah terhadap anak-
sekadar
2.
pertemuan
daripada
salah
ceramah
jangan
untuk
cara-cara
anaknya atau mengunjungi peserta
mendidik anak-anak yang baru masuk
didik yang sembuh dan sakitnya untuk
sekolah, dan lain sebagainya.
sekadar memberi hiburan. Umumnya,
Mengadakan sekolah
atau
tentang
misalnya,
surat-menyurat guru
dengan
antara
orangtua
pihak
kunjungan guru itu karena Ia merasa
keluarga atau orangtua peserta didik,
merasa
senang
atas
57
5.
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
bahwa anaknya sangat diperhatikan
studies).
oleh gurunya.
menggunakan rancangan penelitian studi
Mengadakan perayaan pesta sekolah
multisitus. Penelitian ini dilakukan di SDIT
atau
Nurul Fikri Banjarmasin yang terletak di jl.
pameran-pameran
hasil
karya
peserta didik. 6.
Mendirikan
Kemudian
peneliti
juga
Cempaka Raya Komp. Agraria II gang 3 perkumpulan
orangtua
Perum Wijaya Lestari I Kel. Basirih Kec.
peserta didik dan guru atau dikenal
Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin dan
dengan komite sekolah. (M. Ngalim
SDI
Purwanto, 2007: 129).
Bendungan Wonorejo Malang.
Tujuan penelitian ini Pertama, untuk
As-Salam
Dalam
Malang
penelitian
ini
data
jl.
yang
diperoleh
kerjasama yang dilakukan oleh sekolah
langsung dari informan melalui observasi,
dengan
keluarga
dalam
wawancara,
karakter
siswa
SDIT
di
Nurul
Fikri
Banjarmasin dan SDI As-salam Malang. Kedua,
untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis model pendidikan karakter siswa yang dilakukan oleh sekolah dengan keluarga di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-salam Malang. Ketiga, untuk mendeskripsikan
dan
menganalisis
dikumpulkan
di
mendeskripsikan dan menganalisis bentuk
pendidikan
dan
terletak
dokumentasi
dan
secara
catatan
lapangan. Adapun yang akan menjadi sumber data penelitian ini adalah: 2.1. Kepala SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang. 2.2. Waka kesiswaan, Kurikulum dan Staf administrasi. 2.3. Guru kelas 1-6 SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang.
implikasi kerjasama antara sekolah dengan
2.4. Orangtua siswa.
keluarga di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin
2.5. Guru UMMI dan tahfidz
dan SDI As-Salam Malang.
2.6. Siswa kelas 1-6 SDIT Nurul Fikri
2. METODE
Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang. Dalam menganalisis data tidak cukup
Penelitian kerjasama antara sekolah dan
terhenti sampai analisis data kasus individu
keluarga dalam pendidikan karakter siswa
(individual case), akan tetapi haru pula
ini menggunakan pendekatan kualitatif.
dilanjutkan dengan analisis data lintas
Dengan jenis penelitian studi kasus (case
kasus (cross case analysis). Agar diperoleh
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
temuan dan interpretasi yang absah dalam
tentang
penelitian ini digunakan dua trianggulasi
dilaksanakan selama satu semester.
yaitu,
triangulasi
sumber
dan
teknik
pengumpulan data.
kegiatan-kegiatan
Mengadakan
58 yang
pertemuan
dengan
orangtua pada hari penerimaan peserta didik baru, serta membicarakan tentang
3. HASIL
perlunya kerjasama dalam mendidik anak-
Pembahasan pada bagian ini akan
anaknya agar jangan sampai timbul salah
difokuskan pada tiga hal yang menjadi
paham,
fokus dari penelitian ini.
tentang cara-cara mendidik anak-anak yang
2.1. Bentuk Kerjasama antara Sekolah dan
baru masuk sekolah, dan lain sebagainya.
Keluarga dalam Pendidikan Karakter 2.1.1.Mengadakan
pertemuan
dengan
orangtua pada awal ajaran baru.
mengadakan
sekedar
ceramah
(M. Ngalim Purwanto, 2007: 128). 2.1.2. Mendirikan perkumpulan orangtua murid dan guru
SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan
Dalam upaya implementasi pendidikan
SDI As-Salam Malang pertemuan awal
karakter
ajaran baru dengan wali murid, dilakukan
Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang
dalam
dan
membentuk sebuah perkumpulan orangtua
menyamakan persepsi dalam mendidik
murid dan guru. Perkumpulan tersebut di
anak-anak. Kegiatan pertemuan antara wali
SDIT Nurul Fikri Banjarmasin meliputi
kelas dan wali murid juga dilaksanakan
Pertemuan Orangtua Murid dan Guru
dalam rangka membangun komitmen agar
(POMG)
bisa bekerjasama mendidik anak dengan
diadakan
baik, baik di sekolah maupun di rumah.
mewajibkan bagi wali murid hadir pada
Pertemuan
menjabarkan
acara tersebut, kegiatan tersebut meliputi
yang
akan
penyampaian perkembangan siswa selama
diselenggarakan sekolah. Sehingga orangtua
satu bulan terakhir, penyampaian kendala
mengetahui semua program sekolah melalui
atau permasalahan yang dihadapi anak
buku tawazzun (SDI As-Salam Malang).
selama di sekolah, dan mencari solusi atas
Orangtua juga bisa meminta informasi
permasalahan yang dihadapi anak. Selain
rangka
menyamakan
tersebut
kegiatan-kegiatan
juga
sekolah
visi
siswa
dan satu
SDIT
komite bulan
Nurul
Fikri
sekolah.
POMG
sekali,
dengan
59
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
POMG SDIT Nurul Fikri juga memiliki
memperhatikan anak mereka. (Oetih F.D.,
perkumpulan yang bernama komite sekolah
2006: 226)
yang
berfungsi
pertimbangan
sebagai
pendukung,
pengambilan
keputusan,
pengawas, dan mediator.
2.1.3. Pengadaan buku penghubung Pertukaran informasi antara sekolah atau guru dengan pihak keluarga di SDIT
SDI As-Salam Malang juga memiliki
Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-Salam
wadah perkumpulan antara orangtua murid
diterapkan
dan guru, seperti paguyuban dan dwi
Komunikasi
bulanan.
orangtua
siswa
bulan sekali, dan mempunyai kegiatan
melalui
buku
seperti home visit, guru tamu, dan grup
menginformasikan
whatshap.
berhubungan dengan kegiatan di sekolah,
Paguyuban
dilaksanakan
Sedangkan
dwi
satu
bulanan
melalui
buku
antara
sekolah
dalam
menanamkan,
penghubung
guru
hal-hal
yang
seperti
kegiatan tersebut berupa pembagian raport
kegiatan sekolah dan juga perilaku anak di
dua bulanan. Kegiatan paguyuban dan dwi
sekolah.
bulanan juga diisi dengan diskusi antara
sebagai
orangtua
perkembangan
dan
guru,
meliputi
ada
dengan
dilakukan dua bulan setelah awal semester,
murid
kalau
penghubung.
Buku
PR,
pemberitahuan
penghubung
penerus
dan
karakter
berfungsi pemantau
siswa
dan
kemajuan ataupun masalah yang dihadapi
membantu pemecahan masalah yang tidak
siswa.
sempat terselesaikan pada jam pelajaran di
Menurut
C.
Drew
menegaskan,
bahwa
menghadiri
pertemuan
memungkinkan.
Hal
Edwards
ruang kelas. Selain itu buku penghubung
harus
juga berfungsi sebagai media pengontrol
itu
jika
yang dilakukan guru dan orangtua sebagai
tidak
hanya
wujud kerjasama antara guru dan orangtua
orangtua
ini
menyiratkan pesan bahwa semua orang tertarik
untuk
membantu
anak
dan
murid. Mengadakan
surat-menyurat
antara
gurunya, tetapi juga memastikan semua
sekolah atau guru dengan pihak keluarga
orang yang terlibat pesan yang sama. Guru-
atau orangtua peserta didik, terutama pada
guru merasa lebih mendapatkan dukungan
waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi
ketika orangtua datang dan membantu
perbaikan pendidikan anak-anak. Seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
jika
anaknya
perlu
lebih
sering
dapat mengerti lingkungan anak didiknya.
mangkir atau bolos pada saat materi
Demikian pula orangtua dapat mengetahui
pembelajaran
kesulitan yang dihadapi anak-anaknya di
sedang
giat,
60
berlangsung.
(M.
Ngalim Purwanto, 2007: 129).
sekolah. (M. Ngalim Purwanto, 2000: 126-
2.1.4. Home visit
127).
Di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang juga ada program
2.1.5. Komunikasi via ponsel Selain
beberapa
bentuk
Kerjasama
home visit, home visit merupakan upaya
antara Sekolah dan Keluarga di atas peneliti
yang
Fikri
juga menemukan bentuk Kerjasama antara
Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang
Sekolah dan Keluarga di SDIT Nurul Fikri
untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam
Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang
kaitannya
dengan
melalui
anak/individu
agar
dilakukan
SDIT
Nurul
permasalahan
mendapat
ponsel.
Ponsel
dapat
berbagai
mempermudah guru dalam menyampaikan
informasi atau keterangan-keterangan yang
perkembangan siswa dan mengarahkan
dapat digunakan lebih efektif. Selain itu
kegiatan siswa di rumah khususnya dalam
home visit juga dilakukan ketika ada salah
hal ibadah, selain itu melalui ponsel guru
satu siswa yang sakit. Di SDI As-Salam
dapat dengan mudah mengontrol aktivitas
Malang home visit bagian dari paguyuban.
di rumah dengan menanyakan kepada
Pelaksanaan kunjungan ke rumah anak
orangtua. Di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin
didik ini berdampak sangat positif karena
ponsel
dalam kunjungan ini dapat memberikan
berkomunikasi lewat sms dengan orangtua
motivasi kepada orangtua dan anak didik
tentang kegiatan siswa di rumah khususnya
untuk lebih terbuka dapat bekerjasama
masalah ibadah. Ponsel juga mempermudah
dalam
pengawasan
menyelesaikan
masalah-masalah
dimanfaatkan
dan
guru
pemantauan
untuk
guru
yang sedang di alami antara orangtua
terhadap anak di rumah ataupun di sekolah.
dalam mendidik anak.
Melalui
sms
guru
juga
memberikan
Keterangan-keterangan orangtua sangat
informasi tentang perkembangan siswa dan
besar gunanya bagi guru dalam memberi
orangtua dapat kapan saja menanyakan
pelajaran pada anak didiknya dan guru
tentang perkembangan anaknya kepada
61
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
guru. SDIT juga memberikan anggaran
a.
pulsa buat guru kelas.
Keteladanan dalam perbuatan, seperti sholat secara berjamaah, bersikap sopan dengan orang lain, menunjukkan sikap
2.2. Model Pendidikan Karakter Siswa yang
disiplin
waktu
dilakukan oleh Sekolah dan Keluarga
berpakaian
Temuan
orang yang lebih tua.
penelitian
pendidikan
karakter
terkait yang
model
dilakukan
b.
rapi,
dalam dan
bekerja,
menghormati
Keteladanan dalam perkataan, seperti
sekolah dengan keluarga dalam pendidikan
pengucapan salam yang dicontohkan
karakter di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin
guru
dan SDI As-Salam Malang untuk lebih
berdoa sebelum beraktifitas, berkata
jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah
lemah lembut, sopan, jujur, dan rendah
ini:
diri.
2.2.1. Keteladanan
Keteladanan
kepada
guru,
guru
membiasakan
sangat
besar
Guru merupakan model bagi anak
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
maka dari itu Kepala SDIT Nurul Fikri
perkembangan pribadi para peserta didik.
Banjarmasin
Oleh karena itu, dalam mengefektifkan dan
mengharus
ustadz
dan
ustadzahnya untuk menunjukakan perilaku
mensukseskan
yang baik kepada siswa seperti:
sekolah,
setiap
a.
Selalu mengucap salam ketika bertemu
memiliki
kompetensi
b.
Berpakaian dan berpenampilan rapi.
memadai, bahkan kompetensi ini akan
c.
Makan
melandasi kompetensi kompetensi lainnya.
minum
tanpa
bicara,
dan
pendidikan guru
karakter
di
dituntut
untuk
kepribadian
yang
duduk.
Guru merupakan figur atau tokoh panutan
d.
Menaruh sepatu dan sandal diloker.
peserta didik dalam mengambil semua nilai
e.
Datang sebelum muridnya datang ke
dan pemikiran tanpa memilih antara yang
sekolah.
baik dengan yang buruk. Maka didikan dari
f.
Bertingkahlaku
sopan
kepada
guru berpengaruh besar dalam memilih
siapapun.
andil dalam membentuk kepribadian dan
Sedangkan bentuk keteladanan yang
pemikiran peserta didik. (Al-Magribi Bin
diterapkan di SDI As-Salam ada dua, yaitu:
As-Said Al-Magribi, 2004: 260). 2.2.2. Pembiasaan
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
Pengembangan
melalui
Pembiasaan ibadah yang diterapkan di
pembiasaan yang terapkan di SDIT Nurul
SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-
Fikri
Salam Malang dilakukan setiap hari di
Banjarmasin
karakter
62
dan
SDI
As-Salam
Malang sebagai berikut:
sekolah dan ditekankan di rumah seperti
a. Pembiasaan dalam akhlak
menebar
salam,
membaca
doa
ketika
Di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan
memulai dan mengakhiri pelajaran, Shalat
SDI As-Salam Malang pembiasaan dalam
dzuhur berjamaah, shalat dhuha, belajar Al-
akhlak juga sangat ditekankan kepada anak
qur’an, infaq tiap jum’at, tahfidz, hadits
seperti menerapkan 6 S, yaitu salam, salim,
praktis serta do’a sehari-hari, mabit. tarkib
sapa,
orangtua,
ramadhan
dan
berpakaian menutup aurat, tidak boleh
pesantren
ramadhan,
bersentuhan laki-laki dengan perempuan,
infakan wafa.
senyum,
menghormati
saling menasehati, makan dengan adab yang
baik,
berpakaian
rapi,
saling
membantu sesama teman . Di dua sekolah tersebut juga dibiasakan
pembagian
Pengembangan kebiasaan
sesuai
Ramayulis
yang
sembako,
khotaman,
karakter dengan membagi
dan
melalui pendapat bentuk
pembiasaan meliputi:
disiplin seperti antri saat wudhu, mencuci
1) Pembiasaan dalam akhlak
piring sendiri, berpakaian rapi dan lengkap,
Pembiasaan
dalam
akhlak
berupa
membantu orangtua, Dalam pengamalan al-
pembiasaan bertingkah laku yang baik, baik
qur’an dan hadits siswa SDIT Nurul Fikri
di sekolah maupun di luar sekolah seperti:,
Banjarmasin dan SDI As-Salam terlihat
sikap
sangat menerapkan dalam kesehariannya di
berpakain bersih, hormat kepada orang
sekolah, seperti larangan menutup aurat,
yang lebih tua, dan sebagainya.
adab makan dan minum, bersikap baik
2)
pada teman, toleransi, berjabat tangan, dan
santun,
berbicara
sopan
santun,
Pembiasaan dalam ibadah Pembiasaan
dalam
ibadah
berupa
saling membantu ketika ada teman yang
pembiasaan shalat berjamaah di musholla
memerlukan pertolongan.
sekolah,
b. Pembiasaan dalam ibadah
mengucapkan
salam
sewaktu
masuk kelas, serta membaca “Basmaallah”
63
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
dan “Hamdallah” tatkala memulai dan
bahwa sampah yang dibuang disembarang
menyudahi pelajaran.
tempat menjadikan tempat tersebut dan
3)
Pembiasaan dalam keimanan
dapat
Pembiasaan dalam keimanan berupa
ketika sampah tersebut terbawa air dan
menimbulkan
menumpuk
sepenuh
dengan
menyebabkan banjir. Dengan penjelasan
membawa anak-anak memperhatikan alam
tersebut, akhirnya siswa menyadari tentang
semesta,
bahaya membuang sampah.
dan
hatinya,
memikirkannya
dalam
sungai,
bahkan
pembiasaan agar anak beriman dengan jiwa
di
penyakit,
maka
dapat
merenungkan ciptaan langit dan bumi
Bagi siswa yang terlalu nakal, maka
dengan berpindah secara bertahap dari
nasihat diberikan dengan agak lunak yaitu
alam
kata-kata yang mengandung nasihat disertai
natural
ke
alam
supranatural.
(Ramayulis, 1994: 185)
dengan gertakan. Seperti siapa yang suka
2.2.3.
mengejek
Nasehat
temanya
akan
diberikan
Nasehat itu terdiri dari dua macam
hukuman. Seperti perilaku siswa yang
yaitu nasehat lunak dan agak lunak.
kadang saling mengejek sesama temannya,
Nasehat lunak yang dilakukan di SDIT
yang dapat memicu perkelahian. Akhirnya
Nurul Fikri berupa kata-kata dengan nada
dengan
halus dan pelan yang disampaikan oleh
tentang bahaya saling ejek tersebut, dan
guru pada siswanya dan mengandung
siapa yang suka mengejek temanya akan
larangan bahwa perbuatan itu tidak boleh
diberikan
dilakukan. Nasihat semacam ini diberikan
tersebut menjadikan para siswa menyadari
kepada siswa yang nakal dalam taraf biasa.
dan memahami bahwa mengejek atau
Nasehat lunak tidak hanya dilakukan guru
mengolok-olok
kepada
agama.
siswanya,
akan
tetapi
kepala
sekolah kepada guru, guru kepada guru, siswa kepada siswa. Hal tesebut sangat
2.2.4.
nasehat
yang
hukuman,
diberikan
dengan
guru
nasehat
adalah
dilarang
dalam
hasil
temuan
dapat
Disiplin
Berdasarkan
ditekankan di SDIT Nurul Fikri, Ketika ada
disimpulkan bahwa di SDIT Nurul Fikri
salah
membuang
Banjarmasin dan SDI As-Salam menerapkan
sampah di sembarang tempat, maka guru
disiplin kepada siswanya, dengan beberapa
menegurnya
peraturan sekolah yang harus ditaati oleh
seorang
siswa
dan
yang
memberikan
nasehat
64
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
semua
siswa.
Anak-
anak
dibiasakan
dan
memahami
berbagai
faktor
yang
disiplin dalam beberapa hal, seperti:
mempengaruhinya. (E. Mulyasa, 2011: 180)
a.
Datang tepat waktu ke sekolah.
2.2.5.
b.
Mengucapkan salam ketika bertemu ustadz/ ustadzah dan teman-teman.
c.
teratur
dalam
As-Salam
Malang
menerapkan
model
dilakukan dengan memperhatikan tingkah
contohnya menaruh sandal dan sepatu
laku siswa, perkataan siswa, keaktifan
pada tempatnya dan membiasakan
melaksanakan salat, cara makan, kejujuran
menggunakan barang milik sendiri.
dalam
d.
Adab Makan dan minum
berpakaian, sikap siswa terhadap teman dan
e.
Mengikuti kegiatan belajar mengajar
guru, dan lain-lain. Hal tersebut juga
dengan tertib.
sebagai bentuk pembiasaan, ketika guru
f.
Adab sholat
melihat siswa yang perperilaku kurang baik
g.
Mandiri terhadap perlengkapan milik
maka guru langsung bisa menegurnya dan
sendiri.
menasehatinya.
Membiasakan antri ketika berwudhu,
diharapkan siswa merasa diperhatikan dan
makan dan meminta nilai.
disanjung oleh guru sehingga siswa akan
Dalam
menjadi
rangka
segala
SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI
hal
h.
Selalu
Perhatian dan pengawasan
mensukseskan
melaksanakan
baik
tugasnya,
Dengan
jiwanya
metode
serta
cara
ini
mulia
pendidikan karakter, guru harus mampu
akhlaknya. Hal ini senada dengan pendapat
menumbuhkan
M.
disiplin
peserta
didik,
Said
Mubayyanah
Memberikan
terutama disiplin diri (self-dicipline). Guru
perhatian pada anak merupakan salah satu
harus mampu membantu peserta didik
tindakan
mengembangkan
perilakunya,
menghentikan perilaku buruk anak. Jika
meningkatkan standar perilakunya, dan
anak kurang mendapat perhatian, tidak
melaksanakan
alat
akan melakukan sesuatu dengan penuh
harus
kesungguhan serta usaha maksimal. Bahkan
demokratis, artinya disiplin dari, oleh dan
melakukan sejumlah penyimpangan dan
untuk peserta didik. Membina disiplin juga
melakukan tindakan berbahaya. (M. Said
harus mempertimbangkan berbagai situasi
Mubayyanah, 2006: 75).
menegakkan
pola
aturan disiplin.
sebagai Disiplin
utama
untuk
mencegah
dan
65
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
Sedangkan
hukuman
diberikan
kepada siswa ketika mereka melanggar 2.2.6.
Hadiah dan hukuman
kesepakatan,
Hadiah akan diberikan kepada siswa
melaksanakan
maka
siswa
konsekuensi
akan sesuai
di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin jika siswa
kesepakatan yang telah disetujui bersama,
melakukan hal kebaikan, hadiah tersebut
misalkan mengganggu teman, telat masuk
berupa kata-kata pujian, seperti “Hebat
kelas ketika pembelajaran sudah di mulai,
sholeh, bagus sholeh, selain dengan kata-
atau berbuat tidak baik ketika bergaul di
kata baik, juga dengan ajungan jempol, dan
sekolah maka secara otomatis bintang yang
mengusap kepala. Serta pemberian bintang
telah dikumpulkannya akan dikurangi dan
kepada siswa. Bintang dikumpulkan sampai
hukuman bagi siswa yang melakukan
jumlah terbentuk, yang terbanyak akan
perbuatan yang kurang baik pada saat
mendapatkan hadiah.
pembelajaran ataupun sedang bergaul di
Bintang kelas diperoleh siswa melalui
sekolah maka guru memberinya hukuman
kebaikan atau kesholehan yang dilakukan
istigfar sambil sujud dengan jumlah sesuai
siswa, kebaikan itu tidak hanya dilakukan
kesalahannya dengan begitu ia menyadari
ketika proses pembelajaran di kelas, akan
kesalahanya.
tetapi pengumpulan bintang juga diperoleh
pendapat yang dikemukakan oleh Tamyiz
ketika siswa melakukan kebaikan dalam
Burhanuddin Tujuan pemberian hukuman
proses pergaulan di sekolah, misalkan
adalah untuk menumbuhkan kesadaran
membantu temannya, membersihkan kelas,
siswa bahwa apa yang dilakukannya tidak
sholat dengan khusuk, dll. Ternyata yang
benar sehingga ia tidak mengulanginya lagi.
membuat
(Tamyiz Burhanuddin, 2001: 28)
siswa
mengumpulkan
termotivasi bintang
untuk
sebanyak-
hal
ini
senada
dengan
2.3.Implikasi Kerjasama antara Sekolah dan
banyaknya dan takut bintangnya dikurangi
Keluarga terhadap Kualitas Kerjasama
adalah di akhir semester siswa yang paling
2.3.1. Pertukaran informasi
banyak mendapatkan bintang maka ia akan
Kerjasama
antara
sekolah
dengan
diberikan hadiah dari sekolah di setiap
orangtua yang terdapat di SDIT Nurul Fikri
masing-masing kelas berupa piala dan
Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang
benda yang bermanfaat bagi siswa.
menyebabkan
terjadinya
pertukaran
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
informasi
antara
guru
dan
orangtua
guru.
Sekolah dan rumah harus ada
mengenai kegiatan siswa atau perilaku
suasana saling percaya.
siswa
2.3.2.
di
rumah
Sehingga
ataupun
apabila
di
Keterbukaan
mengalami
Di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan
permasalahan akan lebih mudah terdeteksi.
SDI As-Salam Malang orangtua diajak
Bila kerjasama antara guru dan orangtua
untuk berkometmen untuk terlibat aktif
sudah terjalin bagus akan memberikan
dalam pendidikan anak, oleh kerena itu
kemudahan untuk mencari solusi dan
dibutuhkan
menyamakan
dalam memberikan informasi tentang anak.
langkah
anak
sekolah.
66
dalam
mendidik
anak.
dari
orangtua
Keterbukaan di antara guru dan orangtua
Hal ini senada dengan pendapat M. Ngalim
keterbukaan
Purwanto
dengan
perlu mengkomunikasikan satu sama lain,
adanya
sehingga anak-anak yang bermasalah bisa
kerjasama tersebut, para guru juga akan
segera ditolong. Dengan adanya kerjasama
dapat memperoleh keterangan-keterangan
yang
orangtua secara mendalam, hal tersebut
orangtua, apa pun masalah anak tentu bisa
sangat besar gunanya bagi guru dalam
diatasi
memberi pelajaran pada anak didiknya dan
tersebut juga dapat mencegah terjadinya
guru dapat mengerti lingkungan anak
kesalah pahaman antara guru dan orangtua
didiknya. Demikian pula orangtua dapat
dalam mendidik anak.
mengetahui kesulitan yang dihadapi anak-
2.3.3.
anaknya di sekolah. Serta orangtua dapat mengetahui
apakah anaknya itu rajin,
malas,
bodoh,
pandai,
dan
suka
mengantuk,
sebagainya.
(M.
atau
Ngalim,
baik
antara
secara
pihak
sekolah
bersama-sama.
Dan
dan
hal
Pengawasan
Berdasarkan temuan penelitian melalui kerjasama dengan orangtua dan
sekolah
dapat mengetahui dan dapat mengontrol aktivitas
di
rumah,
seperti
kegiatan
Purwanto, 2000: 126-127.) Dengan demikian,
belajarnya, perilakunya, dan permasalahan
orangtua dapat menjauhkan pandangan
yang dialami oleh anak. Begitu juga timbal
yang keliru dan pendapat yang salah
balik yang akan di dapat orangtua, orangtua
sehingga terhindar dari salah pengertian
akan memperoleh informasi perkembangan
yang mungkin timbul antara orangtua dan
anak selama di sekolah, tentu hal tersebut
67
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
dapat menunjukan keselarasan visi dan pola
beberapa
program
pendidikan yang diterapkan terhadap anak.
orangtua
di
kerjasama
antaranya
dengan
mengadakan
Ini didukung oleh pendapat Darmiyati
pertemuan awal ajaran baru, paguyuban
Zuchadi bahwa suasana kehidupan dalam
(home visit, guru tamu dan grup whatsapp),
lingkunagn
dwi bulanan, dan buku penghubung.
keluarga
seharusnya
juga
dikembangakan selaras dengan suasana sekolah. Nilai-nilai positif yang hendak di kembangkan
di
diprogramkan
sekolah,
untuk
lingkungan
yang
dilakukan oleh sekolah dan keluarga di
juga
diprogramkan
keluarga
4.2. Model pendidikan karakter siswa yang
SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI
di
As-Salam Malang.
hendaknya
merupakan hasil diskusi pihak sekolah dan
Model
pendidikan
karakter
yang
orangtua murid. (Darmiyati Zuchadi, 2011:
diterapkan di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin
133-135).
melalui keteladanan, pembiasaan, nasehat, disiplin, hadiah dan hukuman. Model ini
4. PENUTUP
terlihat
Berdasarkan
uraian
yang
sangat
memberikan
pengaruh
telah
kepada perilaku siswa di sekolah ataupun
dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan
di rumah. Demikian pula yang terdapat di
beberapa hal sebagai berikut:
SDI
4.1. Bentuk kerjasama antara sekolah dan keluarga dalam pendidikan karakter di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI As-Salam Malang.
sekolah dan orangtua di SDIT Nurul Fikri melalui
komite
sekolah,
konsultasi langsung, buku penghubung, via ponsel, pertemuan orangtua murid dan guru (POMG), dah home visit. Sedangkan di SDI
As-Salam
Malang,
sekolah
ini
menerapkan model pendidikan karakter berupa keteladanan, pembiasaan, perhatian dan
pengawasan.
Model
ini
efektif
diterapkan di SDI As-Salam Malang hal tersebut ditunjukkan dari perilaku siswa
Kerjasama yang terbangun di antara
Banjarmasin
As-Salam
Malang
menerapkan
sehari-hari.
Kerjasama antara Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Oleh: Barsihanor : 54-69
hal
4.3. Implikasi kerjasama antara sekolah dan
tersebut
dapat
68
menunjukan
keluarga terhadap kualitas kerjasama di
keselarasan visi di antara guru dengan
SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan SDI
orangtua, sehingga bila melakukan
As-Salam Malang.
kesalahan akan bisa langsung ditegur dan pembentukan karakter akan lebih
4.3.1. Pertukaran informasi: Interaksi yang terjadi di antara orangtua dan guru yang
menghasilkan
pertukaran
informasi, membuat kesamaan sikap guru dan orangtua dalam pendidikan anak, dengan begitu masalah yang dihadapai
oleh
anak
dan
tidak
berlarut-larut dan segera dapat di selesaikan. 4.3.2. Keterbukaan:
Ketika
anak
menghadapi masalah dalam belajar atau
perilaku
yang
menyimpang
orangtua dan guru membuka diri menyampaikan tersebut
penyebab
sehingga
bersama-sama
masalah
dapat
mencari
secara
solusinya.
Sehingga permasalahan anak dapat diatasi
dan
mencegah
terjadinya
kesalah pahaman antara guru dan orangtua dalam mendidik anak. 4.3.3. Pengawasan:
Pengawasan
yang
dilakukan oleh orangtua dan anak di rumah
dan
di
sekolah
membuat
semua aktivitas siswa terpantau, tentu
cepat terbentuk. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat disarankan kepada wali kelas untuk tidak
bosan-bosanya
memberikan
bimbingan teladan, pembiasaan, nasehat, perhatian, dan pengawasan kepada anak supaya
karakter
terbentuk
dari
yang diri
sudah
anak
mulai
benar-benar
menjadi karakternya. Selain itu para guru harus lebih sabar dan bijaksana dalam menghadapi
anak
yang
bermasalah
sehingga mereka menjadi lebih baik dan menjadi patuh terhadap guru. Hal yang lebih penting yaitu guru harus selalu menjalin kerjasama dengan orang tua siswa, selalu menghimbau kepada meraka agar mau bertukar informasi, terlibat aktif dalam mendidik
anak
dan
mau
memenuhi
undangan dari pihak sekolah. Dan untuk orangtua
diharapkan
menyadari
arti
agar
pentingnya
semakin pendidikan
karakter bagi anak-anaknya, serta lebih mempererat hubungan kerjasama dengan pihak sekolah demi kebaikan bersama, jadi
69
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 1, No.1, Oktober 2015
hendaknya orang tua meluangkan waktu untuk
menghadiri
pertemuan
yang
Cet. II Bandung: Mizan Pustaka [5]
Mubayyanah, M. Said. 2006. Akhlak Anak Muslim, Terj. Abdul Syukur Abdul Razaq, Muhammad Ya’qub. Jakarta: Najla Press
[6]
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara
[7]
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Limit Pendidikan Teoretis dan Praktis. Edisi Kedua Cet. XVIII; Bandung: Rosdakarya
[8]
M. Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya
[9]
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
diadakan di sekolah serta selalu bersikap terbuka akan permasalahan anaknya ketika di rumah.
RUJUKAN [1]
[2]
Al-Magribi bin as-Said Al-Magribi. 2004. ”Kaifa Turabbi Waladan” diterjemahkan oleh Zaenal Abidin dengan Judul: Begini Seharusnya Mendidik Anak, Jakarta: Darul Haq An Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Penerjemah: Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press
[3]
Burhanuddin, Tamyiz. 2001. Akhlak Pesantren Pandangan K.H Hasyim As’ari. Yogyakarta: Ittaqa Press
[4]
Edwards, C. Drew. 2006. flow to Handle a Hand to-Handle Kit a Parents’ Guide to Understanding and Changing Problem Behaviors, terj. Oetih F.D., Ketika Anak Sulit Diatur: Panduan bagi Para Orang Tua untuk Mcngubah Masalah Perilaku Anak.
[10] Shaleh, Abdul Rachman. 2000. Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi, dan Aksi. Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa [11] Suprayogo, Imam. 2004. Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an. Malang: Aditya Media Bekerjasama dengan UIN Malang Press [12] Zuchadi, Darmiyati. 2011. Humanisasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.