SUSUNAN PANITIA REVISI BUKU PROFIL EKONOMI WILAYAH KERJA KERJA KONSULAT JENDERAL R.I. JEDDAH - SAUDI ARABIA Pelindung/Penasehat : Kepala Perwakilan RI – Ketua : Djoko Agoeng Rahardjo – Wakil Ketua : Arief Hidayat – Sekretariat : M. Hadjar Basuki – Tim Editor : 1. Winardi Hanafi Lucky, 2. Bambang Sudaryono – Pengumpul Materi : 1. M. Solikhin, 2. Khidir Alkazimy, 3. Abdullah Umar, 4. Nasrullah Ghazali Ali, 5. Sofia Agustina – Tim Layout : 1. Ahsanul Hak, 2. Yulius Bachtiar Effendie, 3. M. Moi Noto, 4. M. Nafi.
KONSUL JENDERAL REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim. Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, di penghujung tahun 2008 ini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia telah berhasil merampungkan penyusunan buku berjudul “Profil Ekonomi Wilayah Akreditasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah”. Buku ini merupakan hasil dari upaya penyempurnaan atau revisi buku Profil Ekonomi sebelumnya yang dicetak di tahun 2005. Penerbitan buku ini dirasa sangat tepat momentumnya mengingat dinamika perekonomian dan keuangan global aktual menuntut para pelaku bisnis Indonesia untuk secara kreatif mencari peluang-peluang kerjasama investasi dan perdagangan dengan mitra dan pasar non-tradisional termasuk di Wilayah Barat Kerajaan Arab Saudi sebagai Wilayah Kerja KJRI Jeddah. Sesuai dengan tujuan penerbitannya, yaitu sebagai rujukan dan panduan bagi para pelaku bisnis Indonesia dalam mengembangkan usahanya, diharapkan kehadiran buku ini mampu memberikan informasi bermanfaat guna meningkatkan pemahaman mengenai potensi ekonomi Arab Saudi secara keseluruhan.
i
Akhir kata, keberhasilan KJRI Jeddah dalam menerbitkan buku ini tak terlepas dari hasil kerjasama dari tim penyusun serta dukungan, saran dan nasihat dari berbagai pihak yang terkait, sehingga pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah turut andil dalam mewujudkan penerbitan buku ini.
Jeddah, 2 Desember 2008 KEPALA PERWAKILAN RI JEDDAH
Drs. Gatot Abdullah Mansyur Konsul Jenderal
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi
Halaman i iii
BAB I A. B. C
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Metode dan Sistematika Penulisan
1 1 5 5
BAB II
KEBIJAKAN EKONOMI SAUDI ARABIA, PROFIL WILAYAH DAN HUBUNGAN KERJASAMA DENGAN INDONESIA Kebijakan Umum Ekonomi KSA Sektor Investasi Sektor Energi Sektor Industri Sektor Perdagangan Economic City Kota Ekonomi Raja Abdullah (King Abdullah Economic City KAEC) Kota Ekonomi Pangeran Abdul Aziz Bin Musa'id di Kota Hail (Prince Abdul Aziz Bin Mousaed Economic City – PABMEC): Kota Ilmu Pengetahuan di Madinah Munawwarah
7
A.
iii
7 8 19 22 27 29 30
32
33
B.
C.
BAB III A. B. C.
(Knowledge Economic City – KEC) Kota Ekonomi Jizan (Jizan Economic City – JEC) Sektor Ketanagakerjaan Free Zone Sektor Transportasi dan Telekomunikasi Transportasi Darat Transportasi Laut Transportasi Udara Telekomunikasi Profil Wilayah Akreditasi Propinsi Makkah Kotapraja Jeddah Kota Makkah Al-Mukarramah Kota Taif Propinsi Madinah Propinsi Tabuk Propinsi Asir Propinsi Jazan Propinsi Najran Propinsi Al-Baha Hubungan Kerjasama Indonesia – Arab Saudi BERBISNIS DI ARAB SAUDI Regulasi Investasi Regulasi Perdagangan Bisnis dan Peraturan Arab Saudi Ketentuan membuka usaha/perusahaan
iv
34 36 38 40 44 47 49 56 60 60 61 64 65 67 70 72 82 84 85 89
93 93 96 106 106
D.
Etika Bisnis
116
BAB IV
PENUTUP Kesimpulan Rekomendasi
122 122 124
Lampiran: 1 Indikator Ekonomi Saudi Arabia (20032008) 2 Data Sektor-Sektor Industri Investasi Langsung (FDI) Saudi 3
128 131 133
Arabia di Indonesia 4 5
Neraca Perdagangan Indonesia dengan Saudi Arabia 2003 – 2008 Daftar Alamat Kadin di Saudi Arabia
v
134 136
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang 1.
Upaya memajukan pembangunan ekonomi dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi melalui kebijakan penciptaan iklim usaha dan investasi yang sangat menguntungkan, baik bagi investor dalam maupun luar negeri. Upaya ini dibarengi dengan keinginan menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu tujuan investasi yang paling menguntungkan di dunia. Oleh karena itu berbagai kegiatan pembangunan yang dapat mendorong laju investasi telah dilakukan melalui berbagai pembagunan mega proyek di seluruh wilayah negeri. Salah satu program yang dilakukan adalah yang disebut program 10 x 10, di mana pada tahun 2010 Arab Saudi diharapkan akan menjadi salah satu dari 10 tujuan investasi yang paling menguntungkan.
2.
Sebagai negara yang mempunyai cadangan 25 persen minyak dunia dan merupakan pengekspor minyak mentah terbesar di OPEC (dengan produksi lebih dari 10 juta barel perhari), Arab Saudi mempunyai kondisi perekonomian yang cukup kuat di kawasan Teluk/GCC dan Timur Tengah. Melalui dana dari pemasukan minyak tersebut (tahun 2007 Arab Saudi menerima dana dari penjualan minyaknya mencapai sekitar US$ 160 milyar). Pemerintah Setempat melakukan pembangunan berbagai mega proyek, khususnya energi, sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional,
1
melalui berbagai kebijakan yang mendorong investasi di dalam dan luar negeri. Kondisi ini menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu pusat tujuan investasi, baik investasi di dalam maupun di luar negeri. Sebagai gambaran dana yang di investasikan di luar negeri selama ini mencapai sekitar US$ 1,2 triliun. 3.
Peluang pemanfaatan di sektor investasi diarahkan pada pemanfaatan dana investasi yang cukup besar, terutama setelah kenaikan harga minyak baru-baru ini. Setelah adanya perpindahan konsentrasi investasi Saudi di luar negeri yang sebelumnya banyak ditanamkan di negara-negara Barat, maka perlu dilakukan upaya untuk merelokasi investasi Saudi di Indonesia. Selain itu, sejalan dengan kebijakan pemerintah setempat yang sedang menggalakkan investasi di dalam negeri melalui pemberian berbagai kemudahan, maka terbuka peluang bagi perusahaan Indonesia untuk melakukan usaha bisnisnya di Arab Saudi dengan memanfaatkan potensi dan akses pasar yang besar hingga wilayah Afrika dan biaya produksi yang rendah (terutama bahan bakar/energi dan bahan mentah tertentu).
4.
Kegiatan perdagangan di kota Jeddah sebagai pusat kegiatan perdagangan di Arab Saudi mempunyai tingkat intensitas yang tinggi dan mengalami puncaknya menjelang dan pada saat bulan Ramadhan/puasa dan musim Haji dengan peningkatan perdagangan yang menjadi kebutuhan Jamaah Umrah dan Haji. Nilai impor Saudi dari luar negeri mencapai 2
sekitar SR338 milyar (US$90.13 milyar) tahun 2007, atau mengalami kenaikan 29% dibanding tahun sebelumnya. Melalui kebijakan pasar bebas dan tingkat bea masuk yang sangat rendah serta tingkat daya beli yang cukup tinggi dari masyarakat setempat maka sangat terbuka peluang bagi masuknya produk barang dari Indonesia. Hal yang perlu diperhatikan bahwa dengan sistem persaingan bebas maka diperlukan adanya pengawasan dan promosi produk Indonesia yang mempunyai keunggulan dibanding produk negara lain, baik dari segi kualitas, harga dan kesinambungan dalam pengiriman. Selain itu terbuka juga peluang untuk memanfaatkan kawasan Free Zone di Jeddah untuk pengiriman barang dari Indonesia dalam rangka re-ekspor. 5.
Dalam konteks krisis keuangan global tahun ini, khususnya terkait dengan harga minyak dunia yang fluktuatif, pemerintah Arab Saudi merumuskan strategi pembangunan ekonomi ke depannya yang berfokus pada diversifikasi ekonomi, sebuah proses yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah terhadap pendapatan minyak. Peningkatan dan penurunan harga minyak dunia yang tajam belakangan ini berpengaruh terhadap pendapatan Arab Saudi di sektor minyak. Namun demikian prinsip kehati-hatian dalam kebijakan ekonomi, termasuk pengawalan likuiditas keuangan untuk mendukung pengembangan sektor riil tetap dijalankan oleh Pemerintah Arab Saudi.
3
6.
Dengan kondisi cuaca yang cukup panas, terutama pada musim panas di bulan Juni – Agustus, banyak warga Saudi yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk liburan. Dari sekitar 25 juta penduduk setempat (termasuk sekitar 3-4 juta ekspatriat), sebanyak sekitar 4-5 juta penduduk melakukan perjalanan ke luar negeri. Dari data sementara yang diperoleh, mereka mengeluarkan biaya sekitar US$ 540 milyar setahun dalam perjalanan tersebut, termasuk 55% diantaranya merupakan biaya perjalanan/pembelian tiket. Kondisi ini menjadikan sektor pariwisata menjadi peluang yang sangat baik untuk dimanfaatkan.
7.
Pemanfaatan peluang di sektor wisata diarahkan pada promosi untuk mensosialisasikan dan memperkenalkan berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Kebanyakan warga setempat melakukan perjalanan melalui paket keluarga dan tidak jarang meminta pengaturan khusus, baik dari segi akomodasi, transportasi dan konsumsi. Kebijakan Visa On Arrival bagi warga Arab Saudi diharapkan akan membantu upaya promosi tersebut. Hingga kini citra Indonesia sebagai tujuan wisata belum banyak dikenal oleh warga setempat sehingga diperlukan adanya kegiatan promosi yang lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
8.
Sesuai dengan tugas dan fungsi perwakilan RI di luar negeri dimana salah satunya adalah promosi, maka KJRI Jeddah berupaya menyajikan data dan informasi mengenai potensi dan peluang bidang ekonomi Arab 4
Saudi. Data dan informasi yang dituangkan dalam buku Profil Ekonomi Wilayah Akreditasi KJRI Jeddah ini diharapkan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan bagi para pelaku bisnis Indonesia yang akan melakukan perluasan usahanya di Arab Saudi. B.
Tujuan Penulisan: Penulisan buku profil ekonomi wilayah akreditasi KJRI Jeddah dimaksudkan untuk memberikan informasi awal bagi pelaku bisnis Indonesia dalam melakukan kegiatan perdagangan dan menarik investasi dari Arab Saudi.
C.
Metode dan Sistematika Penulisan: Metode penulisan buku profil ekonomi wilayah akreditasi KJRI Jeddah dilakukan dengan metode studi lapangan dan studi perpustakaan, di mana dalam studi lapangan tersebut dilakukan kunjungan ke berbagai daerah dalam rangka mendapatkan informasi mengenai perekonomian dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Sementara studi pustaka dilakukan dengan menelusuri literatur-literatur yang ada sebagai sumber informasi, sehingga penulisan buku ini bersifat deskriptif yang menggambarkan kondisi daerah-derah secara objektif dan ditulis berdasarkan sistematika sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN, menjelaskan latar belakang penulisan, tujuan penulisan dan metode, sistematika penulisan.
5
BAB II
:
KEBIJAKAN EKONOMI SAUDI ARABIA, PROFIL WILAYAH DAN HUBUNGAN KERJASAMA DENGAN INDONESIA, menjelaskan secara ringkas kebijakan ekonomi Arab Saudi secara umum, profil wilayah dan hubungan ekonomi Indonesia Arab Saudi. Menjelaskan pula tentang pusat perdagangan di Arab Saudi, iklim Investasi, energi, industri, perdagangan, Economic City dan kebijakan lainnya di Arab Saudi.
BAB III
:
BERBISNIS DI SAUDI ARABIA, menjelaskan mengenai regulasi investasi, regulasi perdagangan, etika bisnis di Arab Saudi.
BAB V
:
PENUTUP, menjelaskan kesimpulan dari penjelasan bab-bab sebelumnya serta memuat rekomendasi-rekomendasi yang perlu dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku bisnis dalam kegiatan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara.
6
BAB II KEBIJAKAN EKONOMI ARAB SAUDI, PROFIL WILAYAH DAN HUBUNGAN KERJASAMA DENGAN INDONESIA A.
Kebijakan Umum Ekonomi KSA 1.
Kondisi perekonomian Arab Saudi ditandai dengan adanya kemajuan atau peningkatan ekonomi dan kemakmuran rakyat (antara lain didorong dengan kenaikan harga minyak mentah dunia sampai dengan pertengahan tahun 2008). Namun kondisi ini masih dinilai tidak cukup oleh pemimpin negara tersebut dan dikeluarkanlah suatu arahan bahwa Arab Saudi harus mampu menjadi negara yang menjadi salah satu tujuan investasi terbaik di dunia. Kebijakan yang diambil adalah melakukan reformasi ekonomi, perbaikan kondisi investasi, dan yang terpenting adalah yang disebut “ambitious project” yang disebut 10 x 10 program atau menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu dari Top 10 Most Competitive Nations in the World by 2010.
2.
Arah kebijakan ekonomi inilah yang diterjemahkan dengan melakukan pembangunan berbagai mega proyek sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Walaupun beberapa pihak menilai bahwa pembangunan mega proyek ini sangat dimungkinkan dengan adanya kenaikan harga minyak mentah dunia pada pertengahan tahun 2008, namun juga ditentukan oleh arah kebijakan Raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Aziz Al-Saud. Selain ingin menjadikan negaranya sebagai salah satu negara yang memiliki competitiveness terbaik di bidang ekonomi, 7
Raja Abdullah juga sangat mendorong proses keanggotaan Arab Saudi dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO, yang telah rampung pada tanggal 11 Desember 2005. Beberapa langkah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi antara lain kebijakan di bidang investasi, energi, industri, perdagangan, economic city, ketenagakerjaan, free zone dan transportasi. Sektor Investasi 1.
Arab Saudi saat ini tengah mentransformasikan dirinya menjadi salah satu dari 10 besar negara di dunia yang memiliki daya saing ekonomi. Selain itu Saudi juga bertekad menjadi salah satu negara yang paling menguntungkan bagi pasar-pasar investasi di sektor strategis. Target ini merupakan langkah yang diambil pemerintah untuk mengedepankan kelebihan daya saing yang berdampak terhadap pengembalian keuntungan yang cukup besar dari bisnis. Ke depan, pemerintah Arab Saudi akan mampu menawarkan beragam sektor yang kompetitif ke pasar dunia, khususnya dalam projek-projek PMA. Dengan demikian, diharapkan Arab Saudi akan menjadi pilihan secara alamiah bagi investor terutama dalam industri-industri energi intensif.
2.
Diakui bahwa tantangan ke depan pemerintah Saudi adalah bagaimana mengalihkan minyak sebagai sumber pendapatan utama saat ini kepada elemen-elemen berkelanjutan dalam bidang ekonomi, sehingga 8
keunggulan daya saing Arab Saudi ke depan lebih dari sekedar sektor energi. Hal ini merupakan tantangan bagi penciptaan iklim bisnis kelas dunia yang idealnya dapat mengkombinasikan kemudahan berbisnis dengan biaya rendah. Tidak ada lagi campur tangan dan belenggu akses ke pasar-pasar regional maupun jasa-jasa keuangan. 3.
Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah terus mengupayakan sarana-sarana pendukung yang menunjang terwujudnya investasi dengan melakukan sejumlah reformasi di beberapa sektor termasuk pembangunan infrastruktur. Dalam kaitan ini, telah dicanangkan pula Arab Saudi menjadi salah satu dari 10 negara terbaik di dunia dalam hal daya saing ekonomi pada tahun 2010, yang dikenal dengan program 10 X 10.
4.
Tak dapat dipungkiri, Arab Saudi merupakan negara yang melakukan reformasi ekonomi tercepat, Arab Saudi tumbuh dalam momentum yang tepat dan cukup serius dalam memperkenalkan transformasi ekonominya. Terbukti, dalam tiga tahun Arab Saudi sukses menaikkan peringkatnya versi Bank Dunia dalam kategori indeks kemudahan melakukan bisnis di dunia dari ranking 67 pada tahun 2004 menjadi rangking 23 pada 2008, dan menjadi nomor satu di Timur Tengah saat ini. Arab Saudi juga berhasil menduduki peringkat ke-3 dunia dalam kategori kemudahan pencatatan kekayaan dan peringkat ke-7 dunia dalam kemudahan pembayaran pajak. Disamping itu, berdasarkan penilaian Forbes, perusahaan-perusahaan Arab Saudi menduduki tiga 9
terbaik dari 1616 perusahaan yang listing di bursa saham di dunia arab akhir 2006. 5.
Pemerintah Saudi berkomitmen bahwa perusahaanperusahaan yang masuk berinvestasi akan tumbuh dengan cepat dalam lingkungan yang pro-bisnis. Institusi keuangan di Arab Saudi merupakan yang terbesar di kawasan Timur Tengah dan mampu bersaing dalam hal kenyamanan dengan institusi-institusi terbaik lainnya di dunia. Untuk mengejar tujuan ini instansi-instansi pemerintah telah memprakarsai berbagai bentuk strategi reformasi yang akan menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu tempat termudah di dunia untuk melakukan bisnis dan investasi.
6.
Seiring dengan rencana tersebut, Arab Saudi telah menginvestasikan US$10 milyar untuk tahap pertama peluncuran kota-kota ekonominya melalui kemitraan pemerintah dan swasta, dan diharapkan dapat menciptakan platform kerjasama yang saling menguntungkan.
7.
Mata uang Riyal Saudi termasuk salah satu dari mata uang paling stabil di dunia dimana ruang gerak manajemen makro ekonomi mengizinkan Arab Saudi untuk mengawal fixed exchange rate terhadap mata uang asing. Angka inflasi di Arab Saudi juga sangat rendah dan pemerintah Arab Saudi telah menandatangani kesepakatan bilateral dengan sejumlah negara yang sedang tumbuh untuk mendorong proteksi terhadap investor dan mengurangi beban pajak. Sumber daya 10
modal yang mencukupi, pajak rendah dan kestabilan harga-harga di Arab Saudi mencerminkan kondisi makro ekonomi yang stabil. 8.
Arab Saudi memiliki iklim ekonomi yang kondusif untuk investasi serta menjadi salah satu dari negara yang memiliki keunggulan terkuat dan insentif menarik untuk investasi asing. Meningkatnya investasi sesuai dengan munculnya insentif yang menarik bagi para pekerja asing atas 0% pendapatan pajak individu.
9.
Sejak Arab Saudi bergabung dengan WTO pada tahun 2005, banyak sektor-sektor ekonomi terbuka untuk investasi asing dan peluang-peluang yang berlimpah. Rating Bank Dunia menyatakan Arab Saudi sebagai salah satu negara yang paling mudah untuk melakukan bisnis di kawasan Timur Tengah. Diantara negara-negara arab, Arab Saudi merupakan tempat termudah dalam pengurusan properti, memperoleh kredit, memulai bisnis, dan menempati ranking tujuh dunia sebagai negara yang termudah dalam membayar pajak. Lingkungan investasi di Arab Saudi merefleksikan tradisi kebijakan ekonomi liberal dimana hukum investasi asing yang baru mengizinkan 100% kepemilikan asing dalam proyek dan real estate.
10. Luasnya kesempatan berinvestasi di Arab Saudi untuk pasar domestik dan global telah memicu kestabilan arus modal asing seiring dengan kebijakan pasar terbuka yang tengah diterapkan. Berdasarkan data investasi dunia yang tercatat oleh United Nations Conference on Trade 11
and Development (UNCTAD) bahwa arus PMA ke dalam ekonomi Arab Saudi sebesar US$ 18 milyar pada tahun 2006, yang membuat Arab Saudi sebagai tujuan investasi terbaik di dunia arab dan 20 terbaik di dunia. Arab Saudi melakukan upaya sebanyak mungkin untuk menarik PMA berdasarkan pada beberapa faktor: a. Arab Saudi membangun ekonomi dengan menjaga tradisi sosial, telah menunjukkan kemajuan di bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan lingkungan masyarakat, yang dicapai selama 38 tahun sejak rencana pembangunan (Pelita) tahun 1970. Data ini tertulis di publikasi “Achievement of Development Plans: Facts and Figures (21st Issue)”, dapat diakses di: www.planning.gov.sa. Sebagai contoh GDP terus bertambah lebih dari empat kali lipat, semenjak tahun 1969 nilai SR156,7 milyar (US$41.78 milyar) hingga 2002 SR647,8 milyar (US$172.74 milyar). Sedangkan data terakhir GDP Arab Saudi sebesar US$446 milyar (tahun 2007). b. Dengan pertumbuhan ekonomi yang besar dapat memberikan prioritas yang tepat selama tujuh rencana pembangunan Arab Saudi, yang mencakup sektor SDM, dalam pendidikan, kesehatan, kesejahteraan keluarga dan penembangan infrastruktur. c. Terwujudnya infrastruktur taraf dunia sebagai kemajuan utama yang memadai untuk ekonomi Arab Saudi, termasuk pula kualitas infrastruktur tersebut dalam mencapai rencana jangka panjang. Seperti 12
halnya pembangunan jalan raya dari 8 ribu Km pada tahun 1970 menjadi 46,9 ribu Km tahun 2001, demikian pula jaringan telepon dari 29,4 ribu menjadi 3,2 juta sambungan yaitu nilai 14,6% pertahun. Sejak dimulai jaringan telepon genggam tahun 1995 sejumalah 160 ribu, selama 6 tahun berkembang menjadi 2,5 juta sambungan, dengan demikian telah menunjukan kenaikan grafik. Pada akhir 2006, jumlah telepon fixed lines meningkat menjadi 4 juta, dimana 3 juta diantaranya atau sekitar 75% merupakan telepon rumah. Sedangkan untuk jaringan telepon genggam yang ketika diluncurkan pada tahun 1995 hanya memiliki 160 ribu pelanggan, hingga akhir 2006 lalu telah mendapatkan 19,6 juta pelanggan. d. Untuk memenuhi kepentingan nasional Arab Saudi telah melaksanakan beberapa proyek pembangunan besar, yang perencanaannya dimulai dari tanah kosong, antara lain dikenal dengan pembangunan proyek kawasan industri Jubail luas 1030 km2 dengan kapasitas penyulingan air minum sebanyak 442 m3 menyalurkan sepanjang 86 km. Yanbu yang luar biasa besarnya, dengan persediaan air minum, tenaga listrik dan penyaluran air kotor sudah memadai. e. Arab Saudi Basic Industry Compay (SABIC) dan Saudi Aramco masing-masing merupakan perusahaan BUMN, menyediakan beberapa proyek pembangunan. SABIC di dirikan tahun 1976 dengan modal SR10 miliyar (US$2.67 milyar), saat ini sudah berkembang dan memiliki 16 perusahaan industry kelas dunia di 13
Jubail & Yanbu. Dengan demikian Arab Saudi memiliki kepandaian dan pengalaman yang cukup dalam menjalankan dan membangun proyek tertentu. f. Dengan reputasi Arab Saudi sudah dikenal sebagai negara penghasil minyak dan gas bumi, hingga saat ini memiliki persediaan 25% dari persediaan dunia, yang merupakan terbesar di dunia. g. Sebagai tempat kelahiran dan perkembangan agama Islam, maka tradisi Islam dan Arab sudah berakar dengan penuh kebanggaan bagi penduduk Arab Saudi, oleh sebab itu maka terjalin persatuan bangsa dalam kehidupan, aman dan saling menghargai yang akan menjaga stabilitas. h. Arab Saudi terdapat dua Masjid Suci yaitu Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah dan Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawarah, sebagai pusat agama bagi kaum muslimin. Bagi penduduk Arab Saudi dengan senang menerima jutaan tamu Allah, Jamaah haji dan Umrah sepanjang tahun. Pemerintah Arab Saudi memberikan prioritas dalam pemeliharaan dan pengembangan serta pembangunan pada kedua masjid suci ini. i. Kegiatan politik Arab Saudi adalah stabil dengan perkembangan ekonomi yang baik selama berpuluh tahun, dan mengarahkan perhatian terhadap perbaikan dan pembangunan ekonomi.
14
Arab Saudi merefleksikan tradisi kebijakan pasar terbuka baik dalam kebijakan tukar menukar mata uang maupun penarikan kembali modal dan keuntungan. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menggalakkan investasi asing secara langsung. Sejak awal dikembangkannya industri hingga saat ini Arab Saudi terus berusaha memanfaatkan pengalaman dan keahlian perusahaan-perusahaan asing. Pemerintah memberikan dukungan secara khusus bagi investor asing yang melakukan kerjasama dengan mitra Saudi sekalipun perusahaan milik asing penuh dibolehkan untuk beroperasi tanpa batas. Setelah peristiwa 11 September 2001 dan mengingat situasi dalam negeri Arab Saudi yang saat ini memerlukan investasi yang cukup besar, maka warga Arab Saudi saat ini banyak yang menarik modalnya ke dalam negeri yang jumlahnya cukup besar. Diperkirakan diseluruh dunia Arab Saudi memiliki modal mencapai US$800 milyar. Kebanyakan pengusaha Saudi melakukan investasi di bidang industri kimia, perhotelan, real estate, rumah makan, perdagangan, transportasi, komunikasi dan industri logam. Arab Saudi terus berusaha menggalakkan investasi asing melalui satu sikap pandang yang membolehkan setiap investor menyerap manfaat dari kemajuan dan keahlian teknologi modern dengan tetap melestarikan eksistensi religi dan tradisi setempat. Dalam hubungannnya dengan kegiatan investasi, harapan dan kondisi yang diinginkan oleh investor Arab Saudi sekurang-kurangnya sama bahkan hendaknya lebih dari pada 15
insentif dan kondisi yang diberlakukan di negara bersangkutan. Di Arab Saudi investor asing dan nasional diberikan beberapa fasilitas sebagai berikut: a.
Pembebasan bea masuk impor mesin-mesin, peralatan suku cadang dan bahan-bahan pokok.
b.
Pembangunan berbagai fasilitas dan perlengkapan modern di berbagai pusat industri dengan fasilitas listrik, telepon, air dan jalan dengan harga/tarif murah.
c.
Jaminan keamanan dan keamanan modal investor asing serta kebebasan penuh untuk memindahkan modal dan keuntungan keluar negeri.
d.
Pembebasan pajak (tax holiday) pendapatan antara 5-10 tahun yang dimulai sejak produksi.
e.
Adanya fasilitas kredit dari biaya produksi dengan bunga rendah.
Penanggung jawab pemberian seluruh izin investasi asing langsung adalah Kementerian Industri dan Listrik kecuali perbankan yang izinnya dikeluarkan oleh Kementerian Ekonomi dan Keuangan dan konsesi pertambangan oleh Kementerian Perminyakan dan Sumber Alam. Di bawah “Peraturan Penanaman Modal Asing”, modal asing harus ditanamkan pada proyek-proyek pembangunan yang sejalan dengan kerangka rencana pembangunan pemerintah. Proyek-proyek pembangunan yang ditentukan oleh 16
Kementerian Industri dan Listrik mencakup proyek-proyek indutri, pertanian, kesehatan, kontraktor dan proyek-proyek pelayanan khusus. Lebih diutamakan lagi proyek-proyek yang menggunakan transfer teknologi dan proyek-proyek yang menyertakan modal Saudi minimal 25 %. Insentif: Proyek-proyek kerjasama yang telah disahkan dan memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Penanaman Modal Asing berhak mendapatkan perlakuan yang sama, perlindungan dan insentif seperti yang diberikan kepada permodalan nasional, mencakup: a.
Bantuan pra-investasi, dimana pemerintah Arab Saudi akan memberikan bantuan berupa penyediaan informasi dan statistik bagi proyek-proyek investasi yang berada dalam lingkup Rencana Pembangunan Arab Saudi dalam rangka menfasilitasi persiapan studi kelayakan bagi proyek-proyek industri.
b.
Lahan atau kawasan industri, yaitu disamping dua kota industri yang berafiliasi dengan Royal Commission for Jubail and Yanbu, Kementerian Industri dan Listrik telah mendirikan delapan kawasan industri dengan sarana dan prasarana lengkap yaitu di Riyadh, Jeddah, Dammam, Qaseem, Al-Ahsa dan Makkah. Adapun kawasan industri baru yang sedang dalam taraf pengembangan berada di Madinah, Asir, Tabuk, Al-Jouf dan Hail. Lahan tanah pada kawasan industri ini disediakan bagi para pemilik proyekproyek industri yang telah diizinkan dengan harga rendah 17
jauh dibawah harga tanah diluar kawasan. c.
Pelayanan sarana dan prasarana, dimana pemerintah menyediakan listrik, air dan bahan bakar untuk proyekproyek industri dengan harga murah. Kawasan industri juga dilengkapi dengan fasilitas umum seperti jalan, air suling, limbah, listrik, telepon dan pusat-pusat pelayanan lain seperti masjid, klinik, pemadam kebakaran, restoran, kantor pos dan kantor kepolisian.
d.
Fasilitas Bebas Bea Cukai bagi seluruh komoditi yang masuk Arab Saudi sebagai input bagi produksi industri dibebaskan dari bea dan cukai.
e.
Keringanan Pajak Perusahaan, dimana perusahaanperusahaan industri asing dengan 25% atau lebih modal Saudi dibebaskan dari pajak untuk sepuluh tahun dari dimulainya operasi komersial. Adapun perusahaan nonindustri dibebaskan dari pajak selama lima tahun.
f.
Pinjaman Lunak, yaitu Dana Pembangunan Industri Saudi yang disediakan pinjaman lunak jangka menengah dan panjang bagi perusahaan–perusahaan industri sampai lebih dari 50% dari total biaya proyek dengan syarat adanya penyertaan modal Saudi sebesar 50% dari total pembiayaan. Namun apabila penyertaan modal Saudi kurang dari 50%, dana pembiayaan akan diberikan pada batas pengurangan secara proporsional.
g.
Preferensi perolehan, pemerintah Arab Saudi akan memberikan prioritas kepada produk nasional dan joint 18
venture dengan sedikitnya 25% kepemilikan modal Arab Saudi. Terutama, lembaga-lembaga pemerintah harus memberikan prioritas bagi produk nasional yang spesifikasi perencanaannya untuk proyek-proyek pemerintah selama produk tersebut tersedia dalam harga yang tidak lebih 10% dari harga barang-barang produk luar. Preferensi 5% akan diberikan kepada barang-barang yang diproduksi di negara-negara Teluk oleh perusahaan yang sedikitnya 51% dimiliki oleh warga negara Teluk. Sektor Energi Arab Saudi adalah penghasil dan pengekspor terbesar hasil minyak bumi. Ekonomi Arab Saudi yang dikaitkan dengan hasil minyak bumi yaitu petrokimia dan hasil minyak bumi. Perusahaan negara Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia tercatat memiliki persediaan dan menghasilkan Hydrocarbon. Saudi Aramco
Pertumbuhan konsumen untuk energi, Arab Saudi adalah 19
yang paling cepat di Timur Tengah, terutama dibidang transportasi BBM. Tahun 2005 Arab Saudi merupakan peringkat ke-15 konsumen terbesar dari jumlah energi dimana 60% dari bahan minyak bumi dan selebihnya dari gas alam yang tumbuh sesuai dengan kegiatan penyaluran. Sepuluh tahun terakhir Saudi Aramco sebagai penghasil gas alam ke-10 terbesar dunia dengan cepat mengadakan eksplorasi dan proses simpanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan dengan sukses. Menurut Oil and Gas journal, Arab Saudi memiliki cadangan gas alam ke-4 dunia diperkirakan 253 triliun kubik feet (Tcf). Saat ini telah ditemukan sumber gas alam baru di wilayah Utara, Midyan, dan selatan, gurun pasir empty quarter sebanyak 300 Tcf. Pada bulan Januari 2004, Russia, Lukoil memenangkan tender eksplorasi gas alam di gurun pasir empty quarter Block A (11.000 mil2) joint venture 80/20 Saudi Aramco dengan nama perusahaan Luksar.
Kilang Minyak di Saudi Arabia
Demikian pula China, Sinopec mendapat di Block B (15.000 mil2) joint venture dengan Aramco, Pada bulan Desember 2007
Arab Saudi melakukan pengeboran tiga sumur minyak. Perusahaan gas India dalam pembicaraan masuk dengan 20
Lukoil Russia dalam joint venture dengan Aramco. Saat rencana pembangunan 5 tahun yang berakhir 2009 Arab Saudi akan membuka 27 sumur minyak baru. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri, diperlukan pengembangan sistim transmisi gas yang sudah ada di Arab Saudi, termasuk membangun 1200 mil pipa gas. Proyek pipa gas sepanjang 62 mil akan dibangun yang akan menghubungkan kompleks di Rabigh ke Yanbu NGL processing plant. Kadin Riyadh sedang mempelajari proposal perusahaan Russia, Stroytransgaz untuk membangun pipa gas sepanjang 2000 mil dari sumur gurun pasir empty quarter yang menghubungkan dengan konsumen diwilayah timur, tengah dan barat Arab Saudi. Selanjutnya Arab Saudi berencana melakukan investasi sebesar US$1 milyar dollar setiap tahun hingga 5 tahun ke depan di sektor perminyakan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari saat ini sebanyak 11 juta barrel/hari menjadi 12 juta barrel/hari mulai tahun 2009 Penyaluran listrik Arab Saudi selama ini dikelola oleh pemerintah Saudi Electric Company, namun tahun 2002 telah dibentuk kerangka kerja (framework) untuk melibatkan sektor swasta dalam proyek pembangunan penyulingan air minum dan tenaga listrik berskala besar antara lain enam di wilayah bagian barat tepi laut Merah, kapasitas 7000 MW tenaga listrik dan 600 juta galon air minum/hari.
21
Sektor Industri Sebagai sumber pendapatan utama sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) ke-I, produksi minyak yang dihasilkan saat ini terus meningkatkan kesenjangan (mismatch) dan berdampak kepada kualitas kesejahteraan masyarakat akibat pesatnya populasi. Untuk mendukung kebijakan yang berfokus pada diversifikasi ‘mesin ekonomi’, pemerintah mengalokasikan perhatian khusus terhadap pengembangan industri. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mendorong sektor swasta agar berpartisipasi dalam mengembangkan industri-industri di lingkungan Arab Saudi. Sejumlah insentif diluncurkan pemerintah sebagai imbalan positif atas kemitraan yang dibangun antara pemerintah dan swasta. Saat ini pemerintah terus berupaya menciptakan iklim yang kondusif melalui regulasi yang menarik, meminimalisir birokrasi sehingga dapat mendorong sektor swasta dalam memanfaatkan peluang jangka panjang untuk investasi industri mereka. Modal ventura merupakan salah satu contoh nyata yang sukses di negara berkembang, hal ini juga berpotensi dijadikan pilihan kebijakan untuk mengarahkan perkembangan ekonomi Saudi di masa mendatang. Arab Saudi mengadopsi sistim ekonomi pasar terbuka, dengan demikian sektor swasta dapat meningkatkan perannya secara nyata dalam pembangunan maupun dalam proses diversifikasi ekonomi. Hal ini menjadikan beragam sektor industri, perdagangan, keuangan, pendidikan, jasa dan infrastruktur, bahkan pertanian dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat.
22
Arab Saudi akan menambah jumlah kawasan industri dari 14 menjadi 24 lokasi. Industri Industri Petro Kimia di Arab Saudi besar Arab Saudi berada di Yanbu dan Jubail, namun ada pula sejumlah kawasan industri dan pabrik di berbagai lokasi lain. Sejumlah 3.657 pabrik beroperasi di Arab Saudi, dan nilai investasi SR256 milyar ($68 milyar), mayoritas tertuju pada petrokimia. Kawasan Industri di Jubail termasuk terbesar dunia untuk produksi petrokimia dari gas alam, dengan 17 pabrik pengekspor petrokimia, pupuk, baja, minyak olahan, pelumas dan gas industri. Setengah dari PMA di Arab Saudi beroperasi di Jubail. Yanbu di tepi laut Merah akan ditambah dengan 6.200 Ha nilai investasi $56 milyar, kawasan ini akan tersedia untuk proyek industri baru senilai $ 30,7 milyar. Sektor industri tersebut akan menggunakan tenaga kerja sebanyak 340.000 terutama untuk generasi muda Arab Saudi. Secara umum industri di Arab Saudi dikelompokkan menjadi 4 kategori: a.
Industri Perminyakan dan Gas, ditangani oleh ARAMCO, Perusahaan Nasional Minyak dan Gas (mulai dari kegiatan eksplorasi, produksi, penyulingan, pemasaran 23
b.
c. d.
dan distribusi). Industri dasar: petrokimia, pupuk, kimia, besi dan baja, ditangani oleh Saudi Basic Industri Company (SABIC), perusahaan nasional yang melaksanakan patungan (joint venture) dengan swasta/lokal. Industri manufacturing, di dominasi swasta. Usaha Kecil.
Kementerian Perdagangan dan Industri bertanggungjawab dalam pengembangan sektor industri melalui pengaturan, pengawasan dan pengendalian. Sedangkan The Royal Commission for Jubail and Yanbu, The Saudi Industrial Development Fund dan the Saudi Consulting House memberi dukungan kepada Kementerian dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan program.
Saudi Basic Industri Company (SABIC)
Tujuan pokok pembangunan industri pada Pelita-VII adalah : a.
Meningkatkan kontribusi sektor industri pada GDP dan diversifikasi kegiatan ekonomi.
b.
Meningkatkan keterkaitan sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya. 24
c.
Keseimbangan pembangunan industri antar wilayah sesuai dengan kemampuan SDA dan SDM serta faktor pertumbuhan yang dimilikinya.
d.
Meningkatkan sumbangan ekspor hasil industri pada ekspor nasional.
e.
Membangun lebih banyak proyek usaha patungan industri antara Arab Saudi, negara GCC, negara Arab dan negara Islam.
f.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri.
g.
Memberi lebih banyak lapangan kerja bagi warganegara Saudi dan menggantikan pekerja asing.
h.
Membangun industri yang berwawasan lingkungan hidup.
Target yang dicapai pada Pelita-VIII (2005–2009) adalah: a.
Pertumbuhan penghasilan per-kapita pertahun mencapai nilai 2.1%.
b. Angka kenaikan GDP mencapai 4.6% rata-rata pertahun. c. Sektor non migas mencapai angka kenaikan pertahun 5.2% d. Sektor GDP non migas nilai pertahun naik dari 73,5% tahun 2004 menjadi 75,7% tahun 2009. e. Nilai kenaikan jumlah modal investasi pertahun menjadi 10,7%.
25
f.
Menaikan indeks Tenaga Kerja nasional dari 42,7% menjadi 51,5% tahun 2009.
Sementara program pengembangan sektor industri di titik beratkan untuk menjamin terjadinya percepatan pertumbuhan industri, meningkatnya peluang investasi industri, memacu investasi swasta domestik dan asing dan memperluas jasa pelayanan dan konsultasi teknis. Program ini juga menekankan di laksanakannya berbagai studi dan survey untuk memberikan informasi kepada investor tentang peluang investasi di sektor industri, peraturan-peraturan yang terkait dengan investasi asing, penyederhanaan prosedur, kota-kota industri dan pelatihan-pelatihan tenaga kerja nasional yang diarahkan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Saudi Industrial Development Fund (SIDF) sebagai lembaga penunjang sektor industri, telah mampu membiayai sebanyak 271 proyek industri sebesar US$2,2 milyar, dan masih terdapat 340 proyek yang sedang di evaluasi untuk dibantu pembiayaannya. Dalam hal pembangunan kawasan industri dan kota industri, maka sampai saat ini kota industri Jubail dan Yanbu telah di isi oleh 23 industri dasar, 26 industri antara dan 132 industri pendukung dan industri ringan. Di lain pihak 8 kawasan industri yang dibangun di kota Riyadh, Jeddah, Makkah, Qassim dan Al-Hasa, saat ini menempati seluas 41 juta meter persegi, dimana 95% telah di isi oleh kegiatan industri. Terdapat 4 kawasan industri baru sedang dibangun di kota Madinah, Assir, Jouf dan Tabuk. Pemerintah Arab Saudi juga mengembangkan program offset, dimana telah dicapai delapan buah perjanjian kesepakatan dengan pemerintah Perancis, Inggris dan beberapa 26
perusahaan multinasional. Perjanjian ini berisi kesepakatan bagi pendirian 15 perusahaan dalam bidang penerbangan, elektronik, telekomunikasi dan industri teknologi tinggi lainnya. Sampai saat ini modal yang ditanamkan dalam perusahaanperusahaan ini mencapai US$ 713 juta. Dalam rangka meningkatkan partisipasi swasta pada sektor industri serta swastanisasi beberapa bidang industri telah dibentuk the Saudi Joint Stock Company for Services untuk kota industri Jubail dan Yanbu berdasarkan Keputusan Dewan Menteri No: 57 tanggal 28-3-1420 H. Untuk melindungi industri dalam negeri, pemerintah Arab Saudi melaksanakan kebijakan proteksi terhadap barangbarang impor yang sudah dapat di produksi secara lokal dengan cara menaikkan tarif bea masuk dari 5% menjadi 20%. Kebijakan itu diterapkan terhadap produsen-produsen yang baru muncul atau tumbuh dengan syarat mereka dapat memenuhi 50% permintaan pasar tanpa mengurangi kualitas produk. Produsen yang memiliki izin dapat mengimpor bahan baku tanpa dikenai bea masuk. Sektor Perdagangan Perekonomian Arab Saudi masih terus memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang positip dengan pertumbuhan jumlah GDP rata-rata sebesar 5.8% pada periode tahun 2002 – 2006. Nilai perbelanjaan setiap tahun mengalami kenaikan dari US$73,076.11 juta, tahun 2004 menjadi US$ 117,179.92 juta
27
di tahun 2008. Sedangkan data inflasi pada lima tahun terakhir rata-rata sebesar 3.77% Sistim Ekonomi yang diterapkan pemerintah Arab Saudi, memberi kesempatan luas bagi promosi persaingan dan kegiatan perdagangan, serta pengendalian pemerintah terhadap permintaan dipasaran. Pemerintah mengadakan pengawasan secara terus menerus terhadap perkembangan pasar dan harga. Pembangunan lima tahun pemerintah Arab Saudi dimulai sejak tahun 1970, saat ini telah mencapai Pelita VIII yang dimulai dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Pelita ini nantinya akan diteruskan dengan Pelita IX dengan mengunakan APBN tahun 2010. Tabel Pelita dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut : PELITA I
1970 - 1974 (1390 – 1395 H.)
PELITA II
1975 - 1979 (1395 – 1400 H.)
PELITA III
1980 -1984
PELITA IV
1985 – 1989 (1405 – 1410 H.)
PELITA V
1990 - 1994 (1410 – 1415 H.)
PELITA VI
1995 – 1999 (1415 – 1420 H.)
PELITA VII
2000 – 2004 (1420 – 1425 H.)
PELITA VIII
2005 – 2009 (1425 – 1430 H.)
28
(1400 – 1405 H.)
Kota Ekonomi (Economic City) Politik Pemerintah dalam hal strategi perekonomian yang merupakan bagian dari program pengembangan perekonomian memiliki agenda pendirian kota-kota ekonomi yang memiliki berbagai kegiatan, berdemensi luas, sesuai dengan kondisi perekonomian baru negara Saudi, lebih-lebih setelah bergabung dengan organisasi perdagangan internasional (WTO) tahun 2005. Kondisi ini menuntut penambahan infrastruktur dengan mendirikan mega proyek besar, menjaring skill dan keahlian lokal serta menarik investor-investor asing untuk melengkapi lingkungan dan investasi yang berskala global yang memiliki nilai tambah. Raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Aziz Al-Saud sampai dengan saat ini telah mencanangkan enam mega proyek yang dinamakan Economic City, yaitu di Rabigh, Hail, Madinah, Jizan, Tabuk dan Propinsi Wilayah Timur. Menurut pemerintah Arab Saudi, enam kota ekonomi ini akan memberikan sebanyak 1.3 juta pegawai tetap antara tahun 2010 dan 2020. Perincian pegawai adalah 455,000 tenaga kerja rendahan (low skill), 675,000 tenaga kerja menengah (medium skill) dan 170,000 tenaga kerja ahli (high skill). Disamping itu terdapat sejumlah 870,000 pekerja sementara (musiman) khususnya pada sektor bangunan di tahun 2010 yang akan berkurang menjadi 260,000 di tahun 2020. Sementara itu, diharapkan pada tahun 2020, dampak dari pengembangan kawasan kota ekonomi akan memberikan kontribusi sebesar US$150 milyar terhadap pertumbuhan GDP, membuka 1,3 juta lapangan kerja, dan dapat menampung 4,8 juta jiwa
29
Saat ini telah dipublikasikan (go public) empat kota ekonomi, yaitu : 1. Kota Ekonomi Raja Abdullah (King Abdullah Economic City - KAEC) Merupakan yang pertama dan terpenting dari kota-kota bisnis yang ada dengan luas 168.000.000 m2 di sisi pantai laut merah, dengan panjang 35 KM dekat kota Industri Rabigh. Kota ini mencakup enam kawasan strategis; Pertama
:
Kedua
:
Ketiga
:
Keempat Kelima Keenam
: : :
Pelabuhan laut dengan standar internasional seluas 2.600.000 m2. Kawasan industri seluas 8.000.000 m2 dan mencakup sejumlah proyek yang dikhususkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan industri. (Letaknya di tepi pantai) yang berarti pendirian hotel-hotel di pinggiran pantai, dan bangunan-bangunan apartemen. Adalah (Pulau Uang). Merupakan kawasan pemukiman mewah. Kawasan pendidikan yang mencakup sekolah-sekolah unggulan, dengan berbagai jenjang. fakultas, institut, pusat kajian, yang mengembangkan bakatbakat orang Arab-Saudi, dan akselerasi potensi kreasinya serta mengarahkan perekonomian Saudi kepada cakrawala baru. 30
Proyek kota ekonomi Raja Abdullah tergolong proyek terbesar dalam sejarah Kerajaan Arab Saudi, dengan menelan biaya SR100 milyar (US$26.67 milyar) dan akan menjadi kota perekonomian terpadu yang terbesar di dunia, yang akan dikerjakan oleh sektor swasta, dan akan membuka 1,000,000 lapangan kerja.
King Abdullah Economic City di Rabigh
Kota bisnis ini telah masuk dalam pasar modal / saham Saudi melalui perusahaan permodalan yaitu: "A'mar kota Bisnis" pada bulan Jumadil Akhir 1427H, dan telah go public 30% dari modal, ini merupakan go public bertahap tanpa kompensasi. Proyek ini juga investasi Emirat kedua pada perusahaan yang sahamnya sudah go public dengan joint venture pemerintah setelah perusahaan mobily (Persatuan Komunikasi).
31
2. Kota Ekonomi Pangeran Abdul Aziz Bin Musa'id di Kota Hail (Prince Abdul Aziz Bin Mousaed Economic City – PABMEC): Kota ekonomi ini didirikan di atas lahan seluas 156.000.000 meter persegi, dengan total pendanaan SR30 milyar (US$8 milyar) selama sepuluh tahun. lokasi berada di wilayah Hail sebelah timur laut kota Madinah Al-Munawwarah. Sebagai pelaksanaan dalam pengembangan kota ini adalah "Assosiasi Investasi" di bawah bimbingan Lembaga Tinggi Investasi. Kota Bisnis ini akan menyerap kurang lebih 55 ribu peluang kerja, sehingga berperan dalam pengembangan kawasan secara ekonomi, dan akan menjadi salah satu penopang penting di dalam kebangkitan ekonomi nasional. Sektor swasta pun akan memiliki kesempatan melakukan investasi yang tersedia di kota ini melalui sejumlah proyek seperti: membangun bandara internasional, pelabuhan, pusat logistik, ditambah lagi dengan pembangunan terminal bagi penumpang yang menggunakan transportasi darat. Ditambah lagi dengan pembangunan kawasan yang lengkap dengan pelayanan pendidikan, kawasan pelayanan pertanian, serta kawasan pelayanan industri dan penambangan. Juga wilayah eksplorasi penambangan dan juga wilayah untuk pelayanan turis dan pemukiman. Pembangunan Bandara baru ini diperkirakan akan dapat melayani tiga juta penumpang per tahunnya. Sementara pembangunan jaringan kereta api akan dapat melayani 2 juta penumpang per tahunnya. Pelabuhan dan pusat logistic akan mampu menangani lebih dari 1.5 juta ton kargo per-tahunnya. Diperkirakan sistem jaringan kereta 32
api akan menghubungkan dengan Jordan, Iraq dan Madinah. PABMEC juga akan menjadi tuan rumah wilayah agroindustri, petrokimia dan pusat tambang. Kota ini akan menawarkan bisnis, perumahan dan sektor rekreasi dan akan mengutamakan pusat ilmu pengetahuan. 3. Kota Ilmu Pengetahuan di Madinah Munawwarah (Knowledge Economic City – KEC) KEC merupakan kota yang berbasis industri ilmu pengetahuan di Kerajaan Arab Saudi, dan kota bisnis ketiga yang masuk dalam rencana Lembaga Tinggi Investasi Besar dan Potensial guna menasionalisasi modal dan menarik investasi. Luas kota ilmu perekonomian ini mencapai 408 juta meter persegi, dan besar dana investasi di dalamnya Knowledge Economic City di Madinah mencapai SR25 milyar (US$6.67 milyar). Lokasi mencakup 250.000 meter persegi untuk kawasan perpustakaan, 4000 unit pertokoan, 30.000 unit perumahan/ pemukiman. Diperkirakan membuka 20.000 kesempatan kerja baru dibidang industrial, akademi, kebudayaan dan perdagangan. Pembangunan ini akan membarikan manfaat dari pertumbuhan ekonomi lokal. Didukung dengan perluasan 33
Bandara Madinah Prince Muhammad Bin Abdul Aziz, perluasan Madinah Central Zone dan direncanakan pula untuk menampung adanya peningkatan jumlah dari pengunjung. Kota ini terdiri dari beberapa komponen penting, mencakup: lembaga teknologi dan ilmu perekonomian Thoyyibah, institute Kajian Teknologi Modern, museum Sirah Nabawi, Pusat Kajian Peradaban Islam, Lembagalembaga Kajian Ilmu Kedokteran dan Genetika, Pelayanan Kesehatan Terpadu, ditambah lagi dengan kawasan pemukiman dan Central Bisnis. Pendirian Kota Ilmu Perekonomian di Al-Madinah AlMunawwarah diharapkan akan mampu mengikuti perkembangan perekonomian besar yang dialami oleh Kerajaan Arab Saudi, dan untuk mendukung sektor ilmu pengetahuan secara umum. Juga menambah keistimewaan-keistimewaan baru pada sektor industri di Kerajaan Arab Saudi, serta merealisasikan banyak peluang investasi bagi sektor swasta. 4. Kota Ekonomi Jizan (Jizan Economic City – JEC) Kota Bisnis Jizan terletak 50 km sebelah utara kota Jizan, dengan luas kurang lebih 100.000.000 meter persegi dengan panjang kota 12 km sejajar dengan tepi pantai dan lebar 8 km. Kota Bisnis Jizan ini diharapkan mampu menarik lebih dari SR100 milyar (US$26.67 milyar) dari investasi industri, bisnis dan properti. Asalkan pembangunan infrastrukturnya telah rampung, dan ini akan berperan andil untuk 34
menampung kurang lebih 500.000 pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jizan Economic City
Kota Bisnis Jizan ini difokuskan untuk industri-industri berat, untuk peggunaan energi raksasa. Ini merupakan salah satu keistimewaan utama bagi Kerajaan Arab Saudi yang kebetulan secara geografis letaknya cukup strategis di dekat lintas pelayaran internasional laut merah dan dekat dengan Samudera India. Ini member peluang bagi industriindustri itu untuk diarahkan ke benua Asia, Afrika dan Eropa. Juga kota bisnis ini dilengkapi pada setiap sektornya dengan sarana-sarana lengkap untuk kebutuhan yang memadai untuk mendirikan industri semi pertanian dan perikanan sebagai imdustri pendukung. Ini sesuai dengan keistimewaan wilayah Jizan dan untuk menyediakan lapangan kerja bagi penduduk setempat karena kota ini meliputi wilayah-wilayah khusus yang disiapkan untuk mendukung dan memotensikan programprogram yang berhubungan dengan industri pertanian, perikanan dan peternakan.
35
Disamping itu juga sebagai wilayah riset, pengembangan dan memberikan pelayanan khusus untuk produk pertanian, ikan dan ternak. Kota Bisnis ini mencakup pula pembangunan sentral regional distribusi besi mentah dan biji besi untuk kawasan Timur Tengah. Center ini akan ikut membantu pembangunan industri-industri besi utama dan pengolahan besi di kota bisnis ini. Sebagaimana pula Center ini akan berfungsi untuk menggerakkan arus transportasi di pelabuhan. Perlu dicatat bahwa dalam pelaksanaan dan pengoperasian sentral ini dengan tetap memperhatikan dengan serius kelestarian lingkungan.
Sektor Ketenagakerjaan Menurut data dari Dewan Kadin Arab Saudi terdapat sekitar 6 juta tenaga kerja asing yang bekerja di Arab Saudi. Asal pekerja asing tersebut kebanyakan dari India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Mesir dan Indonesia. Program Saudisasi mulai dilaksanakan sejak tahun 1999 melalui program nasional berjangka lima tahun (1999 – 2004) dengan target utama mengurangi jumlah tenaga kerja asing sebesar 2 persen setiap tahun. Selama lima tahun Pemerintah mentargetkan dapat menekan jumlah tenaga kerja asing dari 61,3 persen menjadi 51,6 persen. Sementara tingkat pengangguran di Saudi berada dalam posisi stabil sejak tahun 1999, yaitu 16 persen untuk wanita dan 6,8 persen untuk pria. Program Saudisasi ini telah menjadi perhatian utama Pemerintah Saudi sebagai suatu tujuan strategis yang 36
sungguh-sungguh diusahakan untuk segera di realisasikan. Namun Saudisasi tidak semulus yang di kehendaki, karena tenaga-tenaga terampil yang tersedia tidak mampu mengisi lapangan kerja yang ada. Untuk itu Pemerintah Saudi melakukan pembinaan kepada para tamatan sekolah dalam Pusat Pelatihan yang menggunakan sistem 25% teori dan 75% praktek. Disamping itu Pemerintah juga merencanakan pembukaan berbagai fakultas dan akademi jurusan teknik. Sejak tenaga kerja Indonesia memasuki pasar Arab Saudi di tahun delapan puluhan, di wilayah akreditasi KJRI Jeddah diperkirakan terdapat sekitar 600 ribu orang warga negara Indonesia (WNI). Pengiriman TKI ke Arab Saudi telah berjalan sejak tahun 1977 dan pada umumnya bekerja di sektor informal, seperti pramu wisma dan pengemudi perumahan. Selain itu terdapat pula TKI formal yang bekerja di beberapa perusahaan dan organisasi internasional di Jeddah, walaupun jumlahnya masih sedikit. Dengan adanya pembangunan Economic City di enam kota, peningkatan disektor perhotelan, sektor Rumah Sakit, perlistrikan, perbankan, petrokimia dan lain-lain Arab Saudi selain menggunakan tenaga setempat juga saat ini masih sangat membutuhkan tenaga asing. Melihat peluang yang ada seperti ini Indonesia selain mengirimkan tenaga non skill, perlu juga dapat meningkatkan pengiriman tenaga skill sesuai yang dibutuhkan di Arab Saudi. Sesuai pemberitaan dari Dewan Kadin Arab Saudi, bahwa Saudi saat ini menghadapi kekurangan tenaga kerja asing, hal ini akibat dari adanya kenaikan biaya hidup di Arab Saudi dan 37
mahalnya biaya rekruitmen. Kekurangan tenaga asing ini meliputi diantaranya pembantu rumah tangga, pekerja kasar dan tenaga ahli. Free Zone Arab Saudi telah memiliki Free Zone pertama yang berlokasi di pelabuhan laut Jeddah, dibangun diatas tanah seluas sekitar satu juta meter persegi. Free Zone dibangun dan dioperasikan oleh Perusahaan Pengembangan Perdagangan dan Ekspor Arab Saudi (TUSDEER). Pelabuhan laut Jeddah merupakan pelabuhan terbesar dan termodern di Wilayah Timur Tengah dan merupakan pintu gerbang menuju ke Timur Tengah dan Afrika. Tujuan utama TUSDEER membangun free zone adalah untuk menjadikan Free Zone di Jeddah sebagai penyelenggara kelas dunia. Ini konsep strategi pertama yang merupakan peluang yang nyata di Arab Saudi untuk para pengusaha dan pedagang serta perusahaan internasional yang meliputi impor, ekspor, reekspor, pengangkutan transit atau transit pengiriman untuk meningkatkan bisnis mereka baik secara lokal maupun internasional. Fasilitas yang disediakan adalah : Tanah hamparan / kosong Bangunan gudang sementara (tidak permanen) Pekarangan penyimpanan barang-barang peti kemas. Pekarangan untuk penyimpanan kargo umum dan bahan-bahan bangunan. Pekarangan untuk penyimpanan kendaraan-kendaraan.
38
Pelayanan : - Penyimpanan barang-barang peti kemas pecah belah ukuran besar, kargo umum, kendaraan dan mesin berat untuk tujuan impor, ekspor, re-ekspor, pengangkutan transit atau transit pengiriman. - Penyimpanan sementara untuk tujuan penyetelan peralatan dan pengecekan kembali (dari negara asal, kekurangan dokumen atau pencocokan spesifikasi). - Pemasangan (assembling), pengepakan kembali, pemberian label, penempelan stiker dan penggabungan kargo dari leveransir-leveransir lokal dan internasional. Gambaran Tarif Tahunan dan Jangka Panjang (tahun 2008) 1. Gudang (US$1 = SR3.75) Tipe Gudang
Luas
Biaya Sewa
Gudang ukuran standar
508 M2
SR150,000 / Tahun
Gudang tertutup (Dutch Barn)
508 M2
SR100,000 / Tahun
2. Tanah kosong untuk penyimpanan barang-barang kargo umum, bahan-bahan material dan peti kemas. Luas Tanah
Biaya Sewa
5,000 m2 keatas
SR65/m2/tahun
Biaya Gudang Penyimpanan Sementara:
39
1. Kargo umum, Bahan-bahan material, perlengkapan permesinan dan pekarangan penyimpanan peti kemas. Ton atau Kubik Meter (CBM)
SR4.00 / hari
2. Area Penyimpanan Kendaraan : Tipe Kendaraan
Harian
Mingguan
Bulanan
Mobil penumpang
SR9 / hari
SR8 / hari
SR7 / hari
Truk
SR13/ hari
SR12 / hari
SR11 / hari
Sektor Transportasi dan Telekomunikasi Perkembangan sektor transportasi di Arab Saudi dinilai sangat penting untuk kemajuan ekonomi seperti yang terjadi di negara-negara lainnya. Saudi Arabia General Investment Authorities (SAGIA) mencantumkan transportasi sebagai sektor prioritas, menuju penyelesaian rencana proyek besar dan untuk pergerakan masyarakat sekeliling Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi sudah membuka investasi besar dalam rencana proyek transportasi untuk operasional, pemeliharaan, pembangunan jalan raya, pelabuhan, dan akhir-akhir ini jalan kereta api. Demikian pula pada setiap pola rencana pembangunan setiap kota dilengkapi dengan sektor transportasi. Peran dan keikutsertaan pihak swasta adalah strategi pemerintah saat ini yang tertuju kepada ekonomi global dan pembangunan sosial, dengan ikut sertanya pihak swasta 40
adalah penting dalam menambahkan kesanggupan penyediaan pelayanan transportasi. Investor adalah bagian yang tidak terpisah dalam pengembangan jaringan transportasi dan akan menerima hasil yang tinggi berdasarkan peluang persaingan yang terbuka di Arab Saudi. Arab Saudi terletak di lokasi yang strategis antara Timur dan Barat, yaitu diantara antara tiga benua yang menghubungkan Asia, Eropah dan Afrika, ditambah pula cocok dengan lokasi jalur pelayaran internasional melewati kawasan laut Merah. Arab Saudi merupakan tujuan pasar terbesar dikawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, dengan kemajuan pelayanan transportasi dapat menggunakan tempat peluncuran komoditi dan pelayanan kepada lebih dari 250 juta konsumen dalam 3 jam radius penerbangan. - Infrastruktur Bisnis Untuk menjangkau kota-kota besar di Saudi Arabia dan kotakota di negara sekitar bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi udara, darat maupun laut. Saat ini di Arab Saudi terdapat tiga Bandar Udara Utama Modern di Arab Saudi, yaitu Bandara King Khalid Internasional di Riyadh, Bandara King Abdul Aziz International Jeddah dan Bandara King Fahd International di Propinsi Timur. Masingmasing menonjolkan berbagai corak penerbangan internasional. Disamping itu terdapat 23 Bandar Udara lokal dan regional. Transportasi dalam negeri disediakan oleh angkutan dalam negeri, Saudi Arabian Airlines. Taksi, mobil sewaan dan limosin tersedia di setiap Bandara. 41
Jalur darat Arab Saudi juga memiliki jaringan transportasi darat yang menghubungkan kota dan wilayah utama di Arab Saudi. Mengendarai mobil di Arab Saudi dilakukan di sebelah kanan yang merupakan kebalikan dari Indonesia. Perempuan tidak diperbolehkan mengendarai mobil dan untuk bepergian mereka harus menggunakan limosin atau taksi. Selain taksi terdapat juga kereta yang mengangkut penumpang dan barang dari Dammam ke Riyadh dan juga ada kereta lainnya yang menghubungkan Kota Jubail dan Dammam. Jalur laut Tujuh pelabuhan laut modern bisa didapat di kota Jeddah, Yanbu, Dammam, Jubail, Jizan, Rabigh, dan Dhiba. Sebagian dari pelabuhan laut itu memiliki fasilitas perdagangan dan industri tersendiri. Pelabuhan Yanbu dan Jubail adalah pelabuhan-pelabuhan industri canggih dengan kemampuan penanganan kontainer dan kargo modern. Ras Tanura, super terminal pelabuhan minyak di kawasan Teluk adalah salah satu pelabuhan minyak terbesar di dunia. Saluran Distribusi Di Arab Saudi terdapat tiga wilayah pasar utama: Wilayah Barat dengan Jeddah sebagai Pusat Perdagangan, Wilayah Tengah dengan Ibukota Riyadh dan Propinsi Timur di mana minyak dan gas bumi terkonsentrasi. Banyak perusahaan mengimpor barang-barang untuk dipakai sendiri atau untuk dijual langsung kepada pengguna terakhir, menjadikan lokasi 42
dan jumlah penyalur eceran merupakan faktor penting. Banyak perusahaan Saudi yang aktif di dalam penyeluran berbagai produk. Agen Arab Saudi biasanya mengharapkan penyalur asing untuk memulai sejumlah pembiayaan pengembangan pasar, seperti memakai staf penjual yang berdedikasi. Pemasok asing sering menunjuk seorang penjual sebagai penyalur Saudi untuk menyediakan pelatihan, pemasaran, dan bantuan tehnik. Tanpa adanya pengaturan seperti ini, perusahaan harus secara rutin pergi ke Arab Saudi untuk membantu para penyalur mereka. Arab Saudi penghasil minyak bumi terbesar dengan penambahan produksi untuk memenuhi permintaan pasar dunia, sangat penting untuk menambah kemampuan pengangkutan produk dimaksud ke negara tunjuan. Peluang investasi di Saudi di sektor transportasi amat terbuka lebar, dengan investasi $100 miliyar selama 10 tahun, antara lain proyek pembangunan: a. b. c. d. e. f. g.
Kereta api Pelabuhan dan pengangkutan laut Bandara & Pengangkutan udara Jalan raya dan pengangkutan darat Pembangunan infrastruktur dikawasan ekonomi Logistik/pengadaan dan pelayanan Pengangkutan produk Hydrocarbon dan logistik.
Sarana dan prasarana transportasi merupakan penunjang perkembangan ekonomi yang tidak diabaikan. 43
faktor dapat
Pada saat ini Arab Saudi telah memiliki jaringan transportasi yang cukup memadai sehingga mampu membawa Arab Saudi kepada kemakmuran dan kemajuan. 1.
Transportasi Darat Departemen Transportasi Arab Saudi adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pembangunan, operasi, manajeman dan pemeliharaan jaringan jalan darat yang ada di Arab Saudi. Pembangunan jalan dimulai dengan rencana pembangunan pertama tahun 1970-1974. Arab Saudi membangun jaringan jalan selama kurang dari dua dekade. Biaya yang dihabiskan untuk pembangunan jalan tidak kurang dari US$. 34 milyar. Menurut Menteri Transportasi Arab Saudi, Dr. Jabara AlSeraisry pada 5 tahun mendatang rencananya akan bertambah menjadi 66.000 km. Di antara sarana jalan yang canggih adalah highway system, terutama highway yang membelah gunung menjadi terowongan dan jembatan seperti di daerah pegunungan propinsi Asir dan Al-Baha yang konon merupakan satu-satunya di dunia highway system yang membelah gunung. Pelayanan angkutan darat dilaksanakan oleh berbagai perusahaan oto bus. Khusus untuk pelayanan angkutan haji, maka perusahaan angkutan yang melaksanakan angkutan haji adalah perusahaan angkutan yang 44
tergabung dalam Organisasi Angkutan Haji (Naqobah) terdiri dari perusahaan: Ummul Qura, Hafil, Al-Jazirah, Dallah, Al-Maghrabi, AlTaufiq, Al-Ka’ki, Al-Naql Al-Dahilli, Al-Andalus, Al-Makkah Linnaqli, Al-Madinah, Jamil Khogeer, Al-Naql Al-Jamie’ie, Al-Haramain, Saudi Arabia Public Transport Company (SAPTCO). Pemerintah Arab Saudi saat ini telah mulai menswastakan pelayanan angkutan umum antar kota yang sebelumnya di monopoli oleh Saudi Arabia Public Transport Company (SAPTCO) mulai pertengahan tahun 2008. Dengan dibukanya persaingan di sektor transportasi darat ini akan meningkatkan masuknya investor asing ke Arab Saudi. Disamping itu akan dapat meningkatkan kwalitas pelayanan transportasi antar kota sebagai hasil dari persaingan antar perusahaan swasta untuk merebut langganan. Jumlah investasi pada transportasi darat di Arab Saudi diperkirakan lebih dari SR11 milyar (US$2.93 milyar). Statistik terakhir yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa terdapat 17,000 bis di Arab Saudi dan ditambah 8,900 bis internasional yang beroperasi di pasar Saudi. SAPTCO yang didirikan pada tahun 1979, merupakan perusahaan saham bersama dengan modal SR1.25 milyar (US$0.33 milyar). Memiliki lebih dari 3,000 bis yang 45
beroperasi didalam dan diluar Saudi. Terdapat 146 agen terdiri 132 agen lokal dan 14 asing. Disamping itu SAPTCO juga menyediakan bis sekolah dan pengangkutan jamaah haji dan umrah. Pemerintah Arab Saudi saat ini sedang mempersiapkan pembangunan jaringan kereta api cepat dengan tehnologi mutakhir. Pembangunan dikelola oleh the Saudi Railways Organization (SRO), nantinya jaringan ini akan menghubungkan barat – timur dan seluruh wilayah di Arab Saudi. Jaringan kereta api baru ini merupakan bagian dari proyek besar untuk menghubungkan wilayah di Arab Saudi, wilayah-wilayah kediaman, kota-kota industri, pelabuhan laut induk, kota suci Makkah dan Madinah. Menurut Menteri Transportasi Arab Saudi Dr. Jubarah AlSuraiseri pembangunan jaringan kereta api cepat yang menghubungkan antara Makkah – Jeddah – Madinah akan dimulai pada akhir tahun 2008 atau awal tahun 2009. Jalur kereta api Jeddah – Makkah – Madinah ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kemanan, kenyamanan, kecepatan dan keselamatan terhadap 10 juta jamaah haji dan umrah per tahun. Pembangunan jaringan jaringan kereta sepanjang 500 Km ini diperkirakan akan memakan biaya sebesar SR20 Milyar atau sekitar $5.33 milyar. Enam konsursium yaitu Konsursium Al-Rajhi, Saudi Bin Ladin Group, Saudi Oger, Konsursium Saudi-Japan, Konsursium Al-Sholah dan OHL International adalah
46
perusahaan yang ikut serta dalam penawaran proyek pembangunan jaringan kereta api Jeddah – Makkah Madinah. Jaringan kereta api tersebut akan melewati King Abdul Aziz Economic City di Rabigh dan memiliki stasiun Rabigh dan akan memiliki dua stasiun pusat di King Abdul Aziz International Airport Jeddah, disamping itu juga akan memiliki empat stasiun di Jeddah. 2.
Transportasi Laut a. Pelabuhan Islam Jeddah Pelabuhan Islam Jeddah merupakan pintu masuk utama wilayah barat Arab Saudi di mana terdapat 2 kota suci Makkah dan Madinah. Pelabuhan ini melayani 59 % barang ekspor dan impor lewat laut dari Arab Saudi. Pada awal tahun 1976 saat pertama kali pelabuhan ini dibangun hanya terdapat 10 dermaga, namun sampai pada tahun 2005 sudah bertambah menjadi 58 dermaga tempat berlabuh yang mampu melayani angkutan internasional. Luas Pelabuhan Islam Jeddah mencapai 10,5 km² dengan kedalaman 58 m LWS dan panjang 11,2 km. Pelabuhan ini dilengkapi dengan berbagai macam perangkat modern untuk dapat melayani kargo seperti: terminal container, bulk crain terminal, terminal penyimpan bahan makanan dan minyak, ro-ro cargo terminal, terminal kargo umum, live stock terminal, terminal kargo pendingin dan terminal penumpang.
47
b. Pelabuhan Industri King Fahd di Yanbu King Fahd Industrial Port di Yanbu ini terletak di perbatasan laut merah, sekitar 300 km dari Pelabuhan Islam Jeddah. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan terbesar yang mengangkut minyak mentah produk penyulingan dan petrokimia di laut merah. Pelabuhan ini terletak di tengah garis antara Eropa dan Amerika melalui Terusan Suez dan Timur Jauh melalui Pintu El-Mandeb. Pelabuhan ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan industri sekaligus untuk mengekspor produk yang dihasilkan. Pelabuhan ini dapat melayani seluruh jenis dan ukuran kapal tanker dan peti kemas, kargo umum, bulk cargo dan kapal ro-ro. c. Pelabuhan Komersial di Yanbu Pelabuhan Komersial Yanbu merupakan pelabuhan di Arab Saudi yang paling dekat dengan Eropa dan Amerika Utara, yang juga merupakan focal point wilayah yang berkembang cepat di laut merah. Pelabuhan ini dahulu merupakan pintu masuk yang paling dekat bagi jamaah haji untuk memasuki kota Madinah. Perluasan pelabuhan ini pada tahun 1979 telah menambah dermaga menjadi 9 dermaga lengkap dengan segala perangkat canggih yang dapat melayani lebih dari 3 juta ton barang per tahun. 48
d. Pelabuhan Komersial Jizan Pelabuhan komersial Jizan terletak disebelah selatan perbatasan laut merah dan sangat dekat dengan rute utama perdagangan timur/barat ke Eropa, Timur Jauh, dan Teluk Arab. Pelabuhan ini melayani ekspor dan impor barang. e. Pelabuhan Dhuba Pelabuhan Dhuba merupakan pelabuhan Arab Saudi yang letaknya paling dekat dengan terusan Suez dan pelabuhan Mesir lainnya. Jarak antara Pelabuhan Dhuba dengan Terusan Suez adalah 253 mil dan diperkirakan kapal membutuhkan waktu 17 jam dengan kecepatan rata-rata 12 knot untuk dapat mencapai terusan Suez dari Pelabuhan Dhuba. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan teakhir yang dibangun oleh Arab Saudi untuk melayani wilayah barat daya Arab Saudi. 3.
Transportasi Udara a. Bandar Udara Manajemen, operasional dan pengawasan transportasi udara Arab Saudi berada di bawah Presidency of Civil Aviation (PCA), yang secara struktural berada dibawah Departemen Pertahanan dan Penerbangan. Pada saat ini Arab Saudi memiliki 26 Bandar Udara, 3 49
di antaranya adalah bandar udara internasional, yaitu : Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah, Bandar Udara International King Khalid di Riyadh dan Bandara Internasional King Fahd di Dammam. Sedangkan saat ini sedang dipersiapkan pembangunan Bandara King (Amir) Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah untuk menjadi Bandara Internasional yang pada tahun-tahun terakhir ini telah dipakai untuk pendaratan dan penerbangan jamaah haji dari luar negeri. Disamping penerbangan Arab Saudi Airlines, saat ini di Arab Saudi telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan swasta yang melayani domestik dan kawasan negara teluk, antara lain SAMA, NAS dan Air Arabia. - KAIA Jeddah Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah merupakan bandar udara terpadat di Arab Saudi karena keberadaannya sebagai pintu masuk ke dua kota suci yaitu Makkah dan Madinah. Pada saat ini bandar yang mempunyai luas 105 km² dapat melayani 13 juta penumpang per tahun. Di samping itu, KAIA juga dilengkapi dengan terminal khusus untuk haji, yang mampu melayani lebih dari 2 juta orang jamaah setiap musim haji. Mengingat jumlah penumpang dan barang yang harus dilayani setiap tahun terus meningkat, maka 50
pemerintah Arab Saudi sedang mengembangkan proyek perluasan Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dengan fasilitas modern. Perencanaan proyek ini sedang ditangani oleh Netherlands Airport Consultants (NACO) salah satu perusahaan internasional yang bergerak di bidang konstruksi dan pengadaan. Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal bagi jamaah haji, Arab Saudi juga telah memperluas berbagai fasilitas perhubungan udara untuk menangani jamaah haji, seperti bandar udara Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah, dengan runway tambahan dan terminal haji serta terminal penumpang. - Bandara Udara Regional dan Domestik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Abha Regional Airport Qasim Regional Airport Jizan Regional Airport Hail Regional Airport Tabuk Regional Airport Taif Regional Airport AL-Ahsa Domestic Airport Al-Baha Domestic Airport Al-Jawf Domestic Airport Arar Domestic Airport Bisha Domestic Airport Dawadmi Domestic Airport Gurayat Domestic Airport Hafar Al-Batin Domestic Airport 51
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Najran Domestic Airport Qaisumah Domestic Airport Rafha Domestic Airport Sharurah Domestic Airport Turaif Domestic Airport Wadi al-Dawasir Domestic Airport Al Wajh Domestic Airport Yanbu Domestic Airport
Pembangunan dan pengendalian operasional seluruh Bandar Udara di Arab Saudi berada pada Otoritas Penerbangan Sipil (Presidency of Civil Aviation/PCA) yang berkedudukan di Jeddah. Sementara itu, untuk fasilitas penunjang dan fasilitas perawatan telah diprivatisasi. b. Pelayanan Angkutan Udara Sejak berdirinya Arab Saudi menjadi negara modern, pemerintah Arab Saudi menganggap perlu memiliki fasilitas transportasi udara yang bisa menangani seluruh wilayah Arab Saudi yang cukup luas. Untuk itu, pada tahun 1945 pemerintah Arab Saudi mendirikan perusahaan penerbangan Saudi yang sangat berperan dalam kemajuan Arab Saudi. Pada tahun 1996 Saudi berganti nama menjadi Saudi Arabian Airlines (SAA) yang sekarang ini merupakan perusahaan penerbangan terbesar ke-25 di dunia, dan yang terbesar di Kawasan Timur Tengah. Penerbangan domestik SAA melayani seluruh 52
wilayah Arab Saudi tiap harinya. Demikian halnya untuk penerbangan internasional, SAA juga melayani jalur Timur Tengah, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Utara. Monopoli SAA pada sektor penerbangan domestik nampaknya harus segera berakhir, setelah tanggal 15 Juni 2003 Dewan Ekonomi Tertinggi Arab Saudi memutuskan untuk membuka peluang bagi perusahaan nasional guna berkompetisi pada sektor penerbangan domestik. Dewan tersebut juga telah menyetujui Capital Market Law sehingga membuka jalan bagi terbentuknya stock exchange market. Keputusan tersebut langsung disambut baik oleh para pengusaha dalam negeri yang sudah lama menunggu dibukanya sektor penerbangan untuk pengusaha swasta. Pada saat ini secara regular Saudi Arabian Airlines telah melayani jaringan penerbangan domestik yang menghubungkan 23 bandar udara domestik dan 3 bandar udara internasional. Pada Bulan Oktober 2008, pembangunan perluasan Bandara Prince Muhammad Bin Abdul Aziz International di Madinah telah mendapat persetujuan Raja Abdullah Bin Abdul Aziz, Bandara tersebut nantinya didesain untuk dapat menampung sekitar 30 juta penumpang pertahunnya yang kebanyakan adalah jamaah haji. Perluasan Bandara akan 53
dikerjakan dalam tiga tahap selama periode 30 tahun, tahap pertama dikerjakan dalam 10 tahun dan akan menampung 12 juta penumpang pertahunnya, akan selesai pada tahun 2019. Tahap pertama yang dilaksanakan antara lain adalah rencana persiapan perluasan umum Bandara untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan mendatang, pembangunan terminal penumpang yang di tempat seluas 256,000 m2 dan membangun 14 air bridge (jalan untuk penumpang menuju dan dari pesawat). Bandara Madinah ini nantinya akan dipisahkan ruang tunggu untuk jamaah haji, kedatangan dan keberangkatan internasional dan domestik serta pengunjung kelas VIP. Akan dibangun komplek haji untuk para jamaah haji luar negeri yang dihubungkan dengan ruang tunggu utama untuk jamaah haji, masjid dengan kapasitas lebih dari 1,000 orang. Pada pembangunan tahap pertama juga akan dibangun dan diperluas landasan aspal untuk menerima pesawat berbadan lebar seperti A380s, Menara kontrol udara baru 87 meter, jalan airport baru, dinding pengaman dan tempat parkir untuk 27 pesawat besar, menengah dan kecil. Tahap kedua (2019 – 2029) antara lain pembangunan terminal penumpang yang menempati tanah seluas 172,000 m2 yang akan mampu meningkatkan kapasitas penumpang tahunan menjadi 18.4 juta (2.8 juta jamaah haji, 10.4 juta jamaah umrah dan 5.2 juta penumpang internasional dan domestik). Pembangunan tersebut antara lain 54
pembangunan landasan pacu baru, 10 air bridge, tempat parkir untuk 10 pesawat dan "Haj Plaza" untuk jamaah luar negeri. Tahap ketiga (2029 – 2039) adalah pembangunan terminal untuk penumpang pada tempat seluas 84,000 m2, 4 air bridge, tempat parkir pesawat untuk 13 pesawat dan landasan pacu. Pembangunan ini akan menambah kapasitas tahunan mencapai 29.2 juta (3.8 juta jamaah haji, 17.8 juta jamah umrah dan 7.6 juta penumpang internasional dan domestik). Dalam upaya meningkatkan pelayanan, Putra Mahkota Arab Saudi yang juga Menteri Pertahanan dan Penerbangan, Prince Sultan Bin Abdul Aziz pada melakukan penandatanganan kontrak senilai SR579.5 juta dengan dua perusahaan besar untuk mengoperasikan dan membangun tiga buah bandara internasional di Arab Saudi. Ketiga airport tersebut adalah King Abdul Aziz International Airport di Jeddah, King Khalid International Airport di Riyadh, dan King Fahd International Airport di Dammam. Sedangkan pihak asing adalah Fraport AG dari German dan Changi Airports International, Pte, Ltd dari Singapura. Perusahaan asing tersebut akan mengelola Bandara Internasional King Abdul Aziz yang bermarkas di Jeddah (King Abdul Aziz International Airport – KAAIA) dan Bandara Internasional King Khalid yang berpangkalan di Riyadh. Sementara Bandara Internasional King Fahd (King Fahd International
55
Airport – KFA) yang berpangkalan di Dammam akan dikelola oleh Changi. 4.
Telekomunikasi Pada awal tahun 1930-an, seiring dengan rencana Arab Saudi yang sedang membangun negara modern, King Abdul Aziz membangun stasiun wireless telegraph di Makkah, Taif, Jeddah, dan Riyadh. Ketika dimulainya revolusi telekomunikasi dunia, Pemerintah Arab Saudi meluncurkan beberapa proyek untuk meningkatkan sistem komunikasi negara, dan sejak itu pemerintah menghabiskan dana sekitar US$23 milyar untuk pembangunan telekomunikasi. Sektor telekomunikasi Arab Saudi terus berkembang dengan membangun berbagai fasilitas dan pelayanan. Arab Saudi menambahkan kapasitas jalur telepon menjadi lebih dari 1,9 juta pada tahun 1996, yang merupakan angka yang sangat dramatis dari sebelumnya hanya 76.600 jalur pada tahun 1970. Jalur telepon tersebut sampai dengan tahun 2000 telah mencapai 4 juta lines dan mampu melayani sampai pelosok Arab Saudi. Di samping itu, 7 Stasiun bumi Arab Saudi telah menyambungkan dengan Intelsat Satelit System, yang memungkinkan bagi pelanggan untuk menghubungi ke 200 negara secara langsung. Kabel bawah laut telah menyambungkan kabel Arab Saudi dengan jaringan satelit. Arab Saudi juga menyatukan inovasi telekomunikasi terbaru seperti telepon seluler dan pager. 56
Pada tahun 1985, Arab Saudi bersama Negara Liga Arab meluncurkan Arabsat, Satelit komunikasi dunia Arab pertama yang stasiunnya berada di Riyadh. Pada tanggal 17 juni 1985, Ahli Satelit Saudi Prince Sulthan Bin Salman menjadi orang Arab dan Muslim pertama yang melakukan perjalanan ke ruang angkasa dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Discovery milik Amerika Serikat. Selama misinya itu, Prince Sultan Bin Abdul Aziz membantu peluncuran Satelit Komunikasi Arabsat Kedua. Prestasi lain yang menonjol yaitu pada tahun 1987 Arab Saudi meresmikan King Fahd Telecommunication City, yang merupakan fasilitas terbesar di wilayah Timur Tengah. Pada tahun 1998, Arab Saudi memasuki dunia Cyberspace. King Abdul Aziz City for Science and Technology yang didirikan pada tahun 1977, berkoordinasi dengan Saudi Telecommunication Company (STC) mengawasi penyediaan jalur khusus untuk akses internet. STC yang didirikan tahun 1998, pada tanggal 17 Desember 2002 telah melakukan penjualan 30% sahamnya atau 90 juta lembar saham yang bernilai US$.4 miliar dari total keseluruhan saham. Dari 30% saham yang dijual, 20% penjualan saham diperuntukkan bagi warga Negara Arab Saudi secara induvidu/pribadi, 5% diperuntukkan bagi perusahaan umum asuransi dan 5% sisanya diperuntukkan bagi para pensiunan instansi Pemerintah Arab Saudi, dengan nilai saham seharga 57
SR170 per lembar atau sekitar $45.33 per lembar. Program privatisasi saham STC ini merupakan bukti keseriusan Pemerintah Arab Saudi untuk melepaskan monopoli pada sektor penting, termasuk sektor telekomunikasi. Pada kwartal pertama Tahun 2005 STC memperoleh keuntungan bersih sebesar SR3,011 juta, meningkat 20% dibandingkan perolehan laba pada periode yang sama tahun lalu yaitu SR2,502 juta. Pendapatan kwartal pertama tahun 2005 mencapai SR7,918 juta atau meningkat 8% jika dibandingkan dengan pendapatan operasional pada periode yang sama tahun lalu yaitu SR 7,321 juta. ICT merupakan salah satu daya saing, Arab Saudi telah membuat langkah khusus pada sektor ini: SAGIA dan Intel Capital Unit of Intel Corporation mendirikan perusahaan modal ventura dengan dana sebesar US$ 100 juta. Pemerintah melihat peluang di sector ICT sebab dimana lokasinya sangat ideal untuk dipasarkan di kawasan terlebih permintaan domestik yang terus meningkat cepat. Saat ini Saudi siap menjadi pemimpin pasar di Timur Tengah dan kawasan Afrika Utara Dengan biaya yang dihabiskan sebesar US$2,3 milyar pada tahun 2005 dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$3,8 milyar pada 2010, apalagi terlihat koneksitas antara kota-kota ekonomi jelas akan meningkatkan permintaan information technology and communication
58
Swastanisasi Sektor Telepon Seluler Dewan Ekonomi Nasional Arab Saudi memutuskan untuk membuka sektor telepon seluler bagi perusahaan swasta nasional pada tahun 2004 dan telepon tetap (fixed) pada tahun 2008. Pada pertengahan bulan Juli 2004 pemerintah membuka penawaran kepada publik untuk menjadi operator telpon seluler kedua di Arab Saudi, dan pada tanggal 9 Agustus 2004 HRH. Abdullah Bin Abdul Aziz (yang saat itu menjabat sebagai Putra Mahkota) mengumumkan pemenang tawaran tersebut yaitu perusahaan Uni Emirat Arab Etisalat yang memberikan penawaran sebesar SR12,21 milyar. Dengan demikian Kabinet menyetujui di dirikannya Saudi Joint Stock Company yang 65 persen sahamnya dimiliki oleh warga Saudi dan 35 persen dimiliki oleh Etisalat. 20 persen dari saham akan dilemparkan kepada publik dan sisanya 45 persen akan dilemparkan kepada Organisasi Umum Asuransi Sosial (15 persen) dan AlJomaih Holding Company, Abdulaziz Al-Saghyir Commercial Investment Company, Rana Investment Company, Abdulla & Said Binzagr Company and Riyadh Cables Group of Companies (masing-masing 6 persen). Keuntungan pasar GSM di Arab Saudi pada tahun 2007 diperkirakan mencapai SR29.63 milyar. STC yang memiliki lebih dari 8 juta pelanggan telpon seluler pada pertengahan tahun 2004 telah memperoleh laba bersih sebanyak SR5.14 milyar. 59
Hingga akhir tahun 2014 nanti Arab Saudi akan kebanjiran sekitar 20 juta telepon genggam (HP). Menurut sebuah studi yang dikutip harian Arab News, menyatakan bahwa kenaikan itu cukup siginifikan sampai 60% dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya naik 32%. Jumlah itu melebihi jumlah penduduk Arab Saudi sendiri. Menurut hasil studi ekonomi yang berpusat di Riyadh, kenaikan itu terkait dengan dukungan budaya Arab Saudi yang sangat menghormati privasi. Hal ini juga akan diikuti peningkatan jumlah operator dan produk telepon genggam yang kini juga mulai diproduksi di Arab Saudi. B.
Profil Wilayah Akreditasi Wilayah Akreditasi Konsulat Jenderal RI Jeddah meliputi wilayah Bagian Barat Arab Saudi yang terdiri dari 7 (tujuh) propinsi, yaitu: Propinsi Makkah Al-Mukarramah, Madinah Al-Munawwarah, Asir, Tabuk, Jizan, Najran dan Al-Baha.
1. Propinsi Makkah Al-Mukarramah Makkah Al-Mukarromah merupakan propinsi yang terpadat penduduknya dan terletak di Wilayah Barat Arab Saudi. Pusat pemerintahannya berada di kota Makkah. Kota-kota terpenting di wilayah propinsi Makkah antara lain Jeddah dan Taif. Saat ini propinsi Makkah Al-Mukarramah dipimpin oleh Pangeran Khaled Bin Faisal Bin Abdul Aziz Al-Saud, yang merupakan salah seorang cucu dari pendiri Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz Al-Saud. 60
Propinsi Makkah memiliki luas 164.000 km persegi dan terdiri dari 11 (sebelas) kota, yaitu: -
Turbah Jeddah Al-Jumum Al-Khormah Kholish Rabig Ranyah Taif Qunfudah Al-Kamil Al-Laith
Jumlah penduduk propinsi Makkah total 5.797.971 jiwa, dengan perincian warga Saudi 3.586.565 jiwa dan orang asing 2.211.406 jiwa. Kotapraja Jeddah Jeddah merupakan kota pantai yang terletak di Laut Merah adalah sebuah kota yang cukup sibuk dan maju pesat. Kota Jeddah terletak pada lokasi sangat strategis tidak saja ditinjau dari prospek ekonomi tetapi juga dari aspek ibadah bagi kaum muslimin. Luas Kota Jeddah sekitar 1.250 km persegi dengan penduduk lebih dari 3 juta jiwa. Dalam 15 tahun terakhir, Kota Jeddah mengalami pembangunan dan pengembangan pesat sehingga menjadi sebuah kota kosmopolitan di Arab Saudi. 61
Dari prospek ekonomi, Jeddah merupakan pintu gerbang niaga yang dapat secara mudah menjangkau kawasan Negara-negara Teluk, Timur Tengah, Afrika dan Anak Benua Asia (India, Pakistan, Bangladesh, Srilanka dan Kasymir) dengan keseluruhan jumlah Monumen masuk kota Jeddah penduduk mencapai 1.6 milyar jiwa. Untuk mendukung kedudukannya yang strategis itu, Jeddah dilengkapi dengan fasilitas bandar udara, bandar laut, dermaga laut, Free Zone Area, transpotasi darat, Institusi Keuangan Kota Jeddah (Perbankan), perdagangan, perhotelan, resort, pusat perbelanjaan, restoran yang bertaraf internasional. Komoditi yang masuk ke Jeddah baik melalui fasilitas Bandar Laut maupun Bandar Udara tidak terbatas kecuali komoditi yang mendapat larangan dari pemerintah. Ketidak terbatasan tersebut karena perniagaan komoditi yang masuk melalui Kota Jeddah tidak saja untuk niaga lokal tetapi juga untuk niaga regional dan internasional (re-ekspor) ke kawasan-kawasan tersebut di atas.
62
Dari aspek ibadah yang juga tidak menafikan prospek ekonomi di dalamnya, Kota Jeddah merupakan Pintu Gerbang Utama untuk Pelabuhan Laut Jeddah memasuki Dua Kota Suci, Makkah Al-Mukarromah dan Al-Madinah AlMunawwaroh bagi kaum muslimin dari seluruh dunia dalam rangka pelaksanaan ibadah haji atau umrah. Sedikitnya setiap tahun 2 sampai 3 juta jamaah haji dan 3 sampai 4 juta jamaah umrah dari seluruh dunia singgah di kota Jeddah dalam rangkaian perjalanan mereka menuju Dua Kota Suci tersebut dalam musim haji dan umrah. Jumlah tersebut boleh dikatakan sebagai suatu pangsa pasar reguler regional dan internasional dengan variasi komoditi perdagangan yang mereka bawa ke negara masing-masing seusai menunaikan ibadah haji atau umrah. Kota Jeddah juga merupakan salah satu kota industri nonminyak terbesar di Arab Saudi. Area industri atau yang lebih dikenal dengan Jeddah Industrial Estate memiliki lebih dari 620 pabrik di dalamnya. Pabrik-pabrik tersebut memproduksi hasil industri ringan, baik berupa produk makanan, minuman, pakaian, keperluan rumah tangga, kosmetik, produk kimia dan peralatan bangunan. Hasil produk industri dari kawasan ini tidak saja untuk konsumen pasar lokal tetapi juga untuk konsumen pasar regional kawasan Teluk dan pasar internasional Timur Tengah. 63
Kota Makkah Al Mukarramah Makkah merupakan Kota Suci Islam pertama yang terletak sekitar 75 km dari Kota Jeddah. Makkah adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan focal point haji. Sedikitnya, setiap tahun 2 sampai 3 juta jamaah haji dan 3 sampai 4 juta jamaah umrah dari seluruh dunia berkunjung ke Kota Makkah dalam rangka menunaikan ibadah haji atau umrah. Dari aspek ekonomi, Makkah dapat dikatakan sebagai
Masjidil Haram, Makkah Al-Mukarramah
pangsa pasar internasional mengingat jumlah jamaah haji atau umrah yang datang secara regular setiap tahun mewakili hampir seluruh bangsa-bangsa di dunia. Dari Makkah, para pelaku bisnis muslim dunia dapat saling mengenal produk masing-masing bangsa. Pertukaran komoditi antar benua secara tidak langsung terjadi di Makkah kendati dalam skala kecil, namun setidaknya dapat dijadikan inspirasi bagi pengembangan pertukaran dagang
64
untuk skala besar antar pelaku bisnis muslim dunia. Tidak heran kalau kita dapatkan kopiah Indonesia dipakai oleh orang Afrika, perhiasan dari kulit buatan Afrika berada di ruang tamu orang Australia, teko kopi Arab berada di Eropa, kerudung buatan China dipakai di Amerika, kamera buatan Rusia terdapat di pasaran Arab Saudi atau di pasaran negara-negara Timur Tengah lainnya. Prospek bisnis ekonomi kedepan yang dikaitkan dengan aspek ibadah haji dan umrah cukup menjanjikan setidaknya ditinjau dari prospek jangka panjang. Selain pertukaran bisnis komoditi, kota Makkah juga tempat pemotongan hewan dam dan korban. Setiap tahunnya, sedikitnya, 2 sampai 3 juta hewan berupa kambing, sapi, dan onta dipotong di Makkah untuk dam dan korban. Pertukaran komoditi perdagangan antar benua dan pemotongan hewan untuk dam dan korban akan terus berlangsung sepanjang tahun di kota Makkah selama berlangsungnya pelaksanaan ibadah haji dan umrah itu sendiri. Kota Taif Kota Praja Taif, memiliki luas wilayah 87,561 km persegi yang merupakan 62% dari luas Propinsi Makkah AlMukarromah, sementara luas kotanya 360 km2. Taif terletak di dataran tinggi Bagian Barat Arab Saudi, terletak pada 20 - 22 derajat garis bujur dan 40 - 41 derajat garis lintang utara. Taif terletak pada pegunungan Sarawat pada ketinggian 1700 – 2500 meter diatas permukaan laut.
65
Letaknya dari arah Makkah adalah 88 km arah tenggara kota Makkah. Udaranya relatif lebih dingin sepanjang tahun dibanding daerah-daerah sekitarnya. Suhu udara pada musim dingin 03 - 30 derajat selsius, sementara pada musim panas mencapai 11 - 38 derajat selsius. Taif sejak tahun 1343 H merupakan propinsi tersendiri dan merupakan propinsi terbesar ketiga di Propinsi Hejaz, kemudian berubah menjadi kota praja pada tahun 1412 H. Taif merupakan Ibu kota tidak resmi pada musim panas di Arab Saudi, terdapat kantor-kantor pemerintah dan istana raja. Jumlah penduduk diperkirakan 1.200.000 jiwa yang mayoritas adalah dari suku Tsaqif. Selebihnya adalah sukusuku kecil lainnya disamping para pendatang. Sejarah Taif dimulai sejak lebih dari 2000 tahun lalu, penghuni pertama adalah dari suku Amaliqah yang dahulunya dinamai suku Waja, kemudian datanglah suku Tsaqif lalu membangunnya. Mereka membangun benteng di sekitar tempat tinggal mereka sehingga dikenal dengan nama Taif. Taif lalu menjadi jalur perdagangan yang dikenal oleh para pedagang dari berbagai negara yang akhirnya menjadi pusat perdagangan tempat berkumpulnya para perdagang dari Romawi, Persia, Habasyah, Yaman dan Syam. Pada masa Islam penduduk Taif akhirnya masuk Islam dan membangun peradaban yang peninggalannya masih ada sampai sekarang, diantaranya lebih dari 70 bendungan untuk pengairan. 66
Sejak dahulu kala Taif dikenal sebagai kota dagang, saat ini jumlah perusahaan mencapai 17.675 buah, pabrik 8 buah, pertokoan 2938 buah, pusat-pusat pelayanan (toko-toko, servis mobil, penjahit dan lain-lain 15.996 buah, pusat perbelanjaan (mall) 8 buah, perhotelan 20 buah dengan kapasitas 886 kamar dan 1934 tempat tidur, lebih dari 480 tempat penginapan, dan lebih dari 12 ribu unit tempat wisata. Taif adalah kota wisata dengan jumlah 765 tempat wisata dengan luas 6.000.000 m2. Luas taman berpohon korma 500.000 m2. 2. Propinsi Madinah Madinah mempunyai nama lebih dari seratus, namun yang dikenal adalah 5 (lima) nama saja, yaitu Yatsrib, Madinah, Thabah, Thayibah, Dar wal Iman. Luas wilayah 173.000 Km persegi, sedangkan luas kota Madinah 10% dari luas wilayah seluruhnya. Terletak dibagian barat Arab Saudi, pada garis 24 derajat 28 menit lebih lintang utara dan 39 derajat 35 menit lebih bujur timur, sejauh 400 km ke arah utara dari Makkah, 980 Km kearah barat dari kota Riyadh, dan 150 Km dari laut Merah. Kota Madinah berada di ketinggian 625 meter dari permukaan laut . Cuaca pada umumnya kering, suhu udara pada musim panas berkisar antara 28 - 43 derajat selsius dan antara 1124 derajat selsius pada musim dingin.
67
Masjid Nabawi di Madinah
Jumlah penduduk Madinah mencapai 1,512,076 orang (Pada tahun 1926, penduduk kota Madinah hanya berjumlah 50 ribu orang saja). Kota Madinah dikenal sebagai kota ibadah, sebagai pusat agama Islam dan banyak memiliki peninggalan-peninggalan sejarah Islam ada di Madinah. Pada musim haji dan umrah banyak warganya yang bekerja di bidang perhotelan dan pelayanan jamaah haji. Jumlah masjid bersejarah lebih dari 44 buah yang pernah disebutkan dalam sejarah. Kota Madinah terdapat lebih dari 158 pabrik dari berbagai jenis usaha. Namun di kota-kota praja pada umumnya masyarakat bergerak di bidang pertanian kecuali di kota praja Yanbu yang bergerak di bidang industri berat. Di Madinah terdapat 23 peternakan ayam terdiri dari 16 peternakan ayam potong dan 7 peternakan ayam telur.
68
Propinsi Al-Madinah Al-Munawwarah juga merupakan kawasan industri penting bagi perekonomian nasional Arab Saudi. Aktivitas perekonomian berupa UKM terdapat di pusat-pusat industri kecil dan menengah sementara untuk industri berat dipusatkan di kota industri, Yanbu. Al-Madinah juga merupakan pusat kota dagang karena adanya Al-Masjid Al-Nabawi yang dikunjungi jutaan pengunjung setiap tahun di musim haji dan umrah. Secara administrasi Propinsi Madinah dibagi menjadi 7 (tujuh) kotapraja/Kabupaten yang diantaranya adalah kota Madinah sendiri, propinsi lainnya ialah: -
Kabupaten Al-Mahd. Terletak di bagian tenggara kota Madinah, jarak 175 Km dari kota Madinah. Luas wilayah 24.482 Km persegi (16,4% dari luas Propinsi Madinah). Jumlah penduduk 64.507 jiwa, dan membawahi 11 daerah kecamatan.
-
Kabupaten Hanakiyah. Terletak di bagian Timur Laut kota Madinah dengan jarak 110 km dari kota Madinah. Luas wilayah 24.867 Km persegi (16.6% dari luas Propnsi Madinah). Jumlah penduduk 60.295 jiwa, dan membawahi 6 (enam) kota Kecamatan.
-
Kabupaten Khaibar. Terletak di bagian Timur kota Madinah, dengan jarak 170 km dari kota Madinah. Luas wilayah 20.021 Km persegi (13.4% dari luas Propnsi Madinah). Jumlah
69
penduduk 57.905 jiwa dan membawahi 4 (empat) kota kecamatan. -
Kabupaten Badar. Terletak di bagian barat kota Madinah. Jarak 150 Km dari kota Madinah. Luas wilayah 8.226 km persegi (5,5% dari luas Propnsi Madinah). Jumlah penduduk 61.577 jiwa, dan membawahi 4 (empat) kota kecamatan.
-
Kabupaten Al-Ola. Terletak di bagian barat laut kota Madinah. Jarak dari Madinah 380 Km. Luas wilayah 29.261 Km persegi (19.6% dari luas Propnsi Madinah) Jumlah penduduk 69429 jiwa dan membawahi 14 (empat belas) kota Kecamatan.
-
Kabupaten Yanbu. Terletak di bagian Barat kota Madinah. Jarak dari Madinah 250 Km. Luas wilayah 18058 km persegi (12.1% dari luas Propinsi Madinah) Jumlah penduduk 217,110 jiwa dan membawahi 13 (tiga belas) kota Kecamatan.
3. Propinsi Tabuk Propinsi Tabuk ini dikenal dengan nama Tabo sejak 500 tahun sebelum Masehi. Terletak disebelah barat laut Arab Saudi, berbatasan langsung dengan Yordan. Terletak pada garis 36 derajat 65 menit lintang utara dan garis bujur 28 derajat 49 menit. Tabuk merupakan daerah yang terpengaruh oleh cuaca laut merah dimana suhu udara pada 70
musim panas antara 18-35 derajat celcius, sementara pada musim dingin antara minus 5-11 derajat celcius. Luas wilayah. 108.000 Km persegi, memiliki 8 Kabupaten/ kota praja, kota Tabuk (memiliki 28 pedesaan), Wejh, Doba, Umluj, Haql, Taima, Bada’, dan Halat Ammar. Jumlah penduduk Tabuk, berdasarkan sensus tahun 2004 mencapai 691,716 jiwa. Mayoritas penduduk adalah asli Saudi dan sedikit non Saudi. Tabuk adalah daerah pertanian dengan berbagai macam jenis produk pertanian. Pertanian banyak terdapat di sekitar kota Tabuk, beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian ada di daerah ini. Tabuk merupakan kota militer, terdapat sejumlah kesatuan besar militer dari angkatan darat Arab Saudi, disamping merupakan pangkalan militer terbesar kedua di dunia. Tabuk terkenal dengan pasar tradisional, budaya tradisional dengan sejumlah warisan adat setempat. Sejumlah peninggalan budaya juga terdapat di Tabuk. Disamping itu terdapat rel kereta api Trans Arabia, yang menghubungkan antara Damaskus dengan Madinah yang dibangun oleh Dinasti Othman pada tahun 1900 itu melewati Tabuk. Tabuk dikenal sebagai daerah penghasil pertanian dan peternakan. Hasil pertanian berupa gandum, bulgur, kentang, buah-buahan dan sayuran. Adapun hasil peternakan berupa daging (sapi, kambing, onta), ayam potong dan ayam telur serta puyuh. Tabuk juga dikenal dengan pertanian bunganya. Bunga yang dihasilkan kota ini 71
diekspor ke Eropa termasuk bunga gladiola, lilies, tulip dan statices. Perusahaan Pertanian dan Peternakan terbesar di Timur Tengah yang berada di Tabuk adalah Perusahaan ASTRA dan TADCO. Di kota ini juga terdapat Benteng Tabuk dan Stasiun Kereta Api Hijaz (jalur ini digunakan untuk menghubungi Madinah dengan Damaskus pada masa pemerintahan Usmaniah), yang sekarang menjadi tujuan wisata. Al Bidaa merupakan salah satu kota arkeologi penting pada masa keemasan. Kekayaan peradaban di kota itu direfleksikan melalui berbagai gua yang dibuat di gunung. Masih banyak lagi tempat arkeologi di kota ini diantaranya adalah : Al Khuraibah, Rawwafa, Al Muwailih, Al Muzim dan Taima. 4. Propinsi Asir Propinsi Asir terdapat lebih dari 13 kota, antara lain; Abha, Khamis Mushet, Al-Namas, Bisha, Dhahran Selatan, Mahail, Ahad Rafidah, Taslist, Tanwamah, Balqrn, Rijal Alma, Bariq dan Tharib. Wilayah Asir pada umumnya merupakan kawasan yang relatif subur, dikelilingi oleh pegunungan tinggi di Bangunan Rumah di Asir sebelah Barat Daya dekat sebelah Utara Yaman, ketinggian daerah pegunungan mencapai 10.000 kaki, dan curah hujan yang lebat. 72
Pada mulanya Asir termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Ustmani sampai tahun 1917, saat itu wilayah tersebut dipimpin oleh Hasan Ali Bin Aid, Pangeran dari Kota Abha, yang terus berjuang melawan Muhammad Bin Ali Al-Idrisi sampai dengan tahun 1919 m. Pada tahun yang sama Raja Abdul Aziz Bin Abdul Rahman Al Saud mengirim bala tentara ke Assir dan menguasainya. Hasan Bin Aid kembali melakukan pemberontakan pada tahun 1921 M. Pangeran Faisal Bin Abdul Aziz Al-Saud memimpin tentara ke Abha dan Hasan menyerah tanpa perlawanan. Setelah Pangeran Faisal memastikan daerah Asir aman, Hasan Bin Aid diangkat menjadi pangeran untuk memimpin wilayah Asir. Sejak itu wilayah Asir menjadi bagian Arab Saudi. Propinsi Asir merupakan kota industri keempat di Arab Saudi yang pada saat ini di bawah pimpinan Pangeran Faisal Bin Khalid Bin Abdul Aziz Al-Saud. Kota-kota di Propinsi Asir sebagai berikut: Kota Abha Kota Abha terletak di bagian Barat Daya Semenanjung Arab, berada pada ketinggian 2.200 meter, merupakan daerah pegunungan dan terdapat lembah serta daratan subur. Suhu di daerah kota sejuk, sering turun hujan, tampak hijau, terdapat hutan lebat, dan merupakan daerah pertanian. Untuk menggali potensi wisata daerah, dibangun tamantaman rekreasi, diantaranya: Asir National Park yang 73
menggabungkan taman-taman kecil di Al-Qara'a, Al-Souda, Al-Wardeh, Dalafan, Al-Jarrah dan Al-Hassab, dan meliputi proyek Grand Tourist Lake serta Al-Habla Park yang dilengkapi dengan layanan kereta gantung. Abha memiliki bandara modern dan lebih dari 56 taman yang dibuka untuk umum. Para pengunjung biasanya tertarik dengan daerah seni Al-Miftaha di King Fahd Cultural Center. Para pengunjung dapat menyaksikan langsung karya-karya seni yang dibuat oleh para pelukis dan pemahat Saudi dan beberapa koleksi benda bersejarah, kerajinan tangan, madu, dan sovenir. Teather terbuka biasanya menampilkan berbagai kelompok seni terkenal. Di Kota Abha terdapat tempat peninggalan bersejarah terkenal yaitu Shada yang dibangun pada tahun 1250 H, didalamnya terdapat artifak-artifak peninggalan bersejarah. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan domestik maupun mancanegara terutama untuk negara-negara Teluk, dibangun hotel bintang lima, villa dan motel. Alamat Pemerintahan : Abha, tlp. 0722-48822 Kota Khamis Mushet Kota Khamis Mushet mempunyai wilayah seluas 11.625 meter persegi, terletak di pusat propinsi Asir. Di perbatasan pegunungan Sarawat, terdapat persimpangan Wadi Uqud dan Bisha, berjarak 25 Km sebelah Timur kota Abha. Di sebelah utara terdapat pusat perdagangan dan industri pertama. 74
Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pemerintah Kota Khamis Mushet sangat memperhatikan tata kota yang merupakan salah satu kota pariwisata penting di Arab Saudi. Selain dikunjungi wisatawan, juga dikunjungi para petinggi Arab Saudi. Pemerintah senantiasa melakukan penghijauan, kebersihan umum. Alamat Pemerintahan/Distrik Kantor : All-Qusho ( al-Mustannah Barat ) Jl. Amir Kholid, Tlp. : 72238006, fax. : 72238364, email :
[email protected] Kota Al-Namas Luas wilayah Kota Al-Namas 50 Km persegi, terletak di garis wilayah Taif – Abha, berjarak 450 km sebelah Selatan Taif dan 150 km sebelah Utara Abha. Kota tersebut berada di puncak pegunungan Sarawat dengan jumlah penduduk sebanyak 80.000 jiwa. Suhu udaranya sejuk pada musim panas dan pada musim dingin terasa sangat dingin. Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah antara lain: Pembebasan tanah untuk jalan Penerangan jalan. Pembangunan taman kota dan tempat rekreasi. Kebersihan umum. Perawatan, pengawasan pasar, restoran kesehatan lingkungan. Mengeluarkan ijin bangunan dan usaha. 75
dan
-
Sertifikat kesehatan. Perencanaan kapling rumah.
Alamat Pemerintahan : Kantor : Gedung Administrasi Pemerintah, Tlp.: 07/2820341, fax. : 07/2820563 Kota Bisha Luas wilayah 19.200 Km persegi, terletak di sebelah Barat Daya Arab Saudi. Nama Bisha berasal dari nama lembah yang merupakan lembah penting. Kota Bisha termasuk kota tua yang letaknya secara geografis berada di antara Najd, Hijaz dan Assier. Bisha juga termasuk pemerintahan pertama yang dibangun pada masa Raja Abdul Aziz di wilayah Barat dan Selatan pada tahun 1336 H. Jumlah penduduk 300.000 jiwa dengan 256 desa dan 9 pusat administrasi. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pengurusan ijin bangunan dan pengawasan umum. Pengawasan pusat perdagangan dan kebersihan umum. Penerangan jalan dan perkampungan. Pemeliharaan inventaris kota, jalan, taman dan lapangan. Alamat Pemerintahan : Kantor : Dist. Al-Rusn, Jl. Al-Malik Faishal, tlp. 76227001, fax : 7622660, email :
[email protected], web : bisha.8m.com 76
Kota Dhahran Selatan Luas wilayah Kota Dhahran Selatan 600 Km persegi, terletak 150 Km sebelah Selatan Abha, 110 Km sebelah Utara Najran. Dhahran berbatasan dengan Yaman, 15 Km dari pintu masuk 'Ulb dan memiliki 107 desa. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pengawasan pembuatan jalan dan penerangan. Pembuatan pagar tanah pemakaman. Pembuatan jembatan, pencegahan banjir, kebersihan kota dan jalan di perkampungan. Pengawasan gedung dan pemberian ijin bangunan. Pemetaan kavling untuk dibagikan kepada warga negara yang berhak. Pengawasan logistik, restoran dan toko. Alamat Pemerintahan : Kantor Dist. Al-Amal, jl. Al-Am, Tlp.: 72550084, fax. : 72550373, Po Box. 28 Kota Mahail Asir Luas wilayah Mahail Assier 20.000 Km persegi, di sebelah Barat Laut kota Abha berjarak 80 Km melalui jalan Uqbah Syiar. Kota ini merupakan jantung kota Assier, dikelilingi gunung dari empat penjuru menjadi salah satu kota tujuan pariwisata. Suhu terasa hangat pada musim semi dan dingin. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: 77
-
Kebersihan. Pengaspalan jalan dalam dan luar kota. Penerangan jalan. Perawatan taman. Pelayanan kesehatan. emberian ijin bangunan.
Alamat Pemerintahan : Kantor: Dist. Tengah Kota Mahil, Jl. Jalan Pintas Barat Kota, tlp.: 72851494, fax.: 72852023 Kota Ahad Rafidah Kota Ahad Rafidah mempunyai luas wilayah 638 Km persegi, terletak di sebelah tenggara kota Abha dan sebelah Selatan kota Khamis Mushet. Di dalamnya terdapat berbagai tempat pariwisata penting dan memiliki 144 desa dengan jumlah penduduk 100.000 jiwa. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Meningkatkan pelayanan administrasi dan operasional. Memperindah pintu masuk kota dan mendirikan pasar. Penerangan dan pelebaran jalan utama. Pengaplingan tanah dan membagikannya kepada warga asli. Meningkatkan nilai investasi dari US$ 300.000 menjadi US$ 600.000. Meningkatkan kebersihan.
Alamat Pemerintahan : Kantor : Jl. Malik Fahd, tlp.: 072507688, fax.: 072508491 78
Kota Tastlis Kota ini mempunyai luas 50.000 Km persegi, merupakan kota terbesar karena luasnya mencapai sepertiga luas propinsi Assier secara keseluruhan. Terletak di pertengahan Wadi Dawasir 200 Km sebelah Utara, 200 Km sebelah selatan kota Khamis Mushet dan 120 Km sebelah Barat kota Bisha serta 400 Km sebelah Timur Kota Najran. Kota ini memiliki 141 desa dan 8 pusat administrasi, jumlah penduduk 40.000 jiwa. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: -
Pengaspalan jalan, hingga akhir tahun 1421 H proyek ini menghabiskan dana SR 58 juta (US$15.47 juta). Penerangan jalan dan pemagaran. Penghijauan dan pengadaan taman.
Alamat Pemerintahan : Tlp. Kantor : 726700402, fax. 72670401 Kota Tanwamah Kota Tanwamah mempunyai luas 49.470 Km persegi, terletak di sebelah utara kota Abha, berjarak 120 Km dan terkenal dengan sejuk, tempat rekreasi dan air terjun. Kota ini dihubungkan dengan Tihama Assier melalui jalan pegunungan Barmah dan Saqoin. Kehidupan di kota tersebut tergolong baik, harga bahan logistik lebih murah dibandingkan dengan kota lain.
79
Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pemeliharaan dan pengaturan wilayah kota. Menjaga kesehatan umum. Melakukan studi kelayakan jalan, penerangan. Pelestarian kota dan pelayanan administrasi. Alamat Pemerintahan : Tlp Kantor : 72827347, fax . : 72827364 Kota Balqorn Kota Balqorn mempunyai luas 1415 km persegi, kantor administrasi terletak di Kota Sabt Ulayah, terkenal dengan udaranya yang sejuk pada musim panas dan tempat rekreasi. Ulaya berada di tengah kota Balqorn dan merupakan pusat administrasi pemerintahan. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pengkavlingan tanah negara. Pengaspalan jalan dan penerangan. Pelayanan kebersihan dan penghijauan. Alamat Pemerintah : Tlp. Kantor: 6300800, fax.: 76301300 Kota Rijal Alma Kota Rijal Alma merupakan salah satu kota terpencil yang mempunyai pemandangan indah dan peninggalan sejarah. Disana terdapat musium yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan.
80
Alamat Pemerintah : Tlp. : 72580924-72581975-72581974, fax : 72580193 Perkampungan Barik Kota Barik mempunyai wilayah 15.000 Km persegi, terletak 140 km sebelah barat laut kota Abha, berbatasan dengan Tihamah Assier. Barik tergolong sebagai daerah wisata karena kesejukan cuacanya. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pendirian Pusat Pelestarian Alam. Membangun dua tembok besar yang menggambarkan kota peninggalan sejarah di daerah tersebut. Membuat replika yang menggambarkan daerah peninggalan istana Mismak serta replika sumur tua. Pembuatan air terjun dengan ketinggian 180 m yang diberi nama air terjun Malik Fahd. Pembangunan pasar dan tempat rekreasi. Pelestarian kota dan pendirian rumah bagi para pekerja. Alamat Pemerintah : Tlp. Kantor : 2825495, fax.: 2835524 Kota Tharib Kota Tharib mempunyai wilayah seluas 8400 Km persegi, terletak di Jl. Riyadh - Khamis Mushet, berjarak 100 km dari Kota Abha dan 950 km dari Riyadh. Kota ini didirikan pada tahun anggaran 1413 - 1414 H.
81
Di kota ini terdapat 4 pusat pelayanan administrasi dan 167 desa. Adapun jumlah penduduk sebanyak 48.000 jiwa yang berprofesi sebagai pedagang, petani dan pengembala. Kota ini merupakan daerah gurun pasir. Udara terasa amat dingin pada musim dingin dan amat panas pada musim panas disamping berdebu. Kegiatan yang dilakukan pemerintah antara lain: Pengaspalan jalan antar desa. Pengkavlingan perumahan di Tharib, Al-Arin dan AlMadhoh. Pelayanan kesehatan di 4 puskesmas. Pemberian ijin pendirian bangunan dan toko. Pemberian sertifikat profesi dan kesehatan. Pelestarian taman, penerangan jalan umum dan penanggulangan banjir. Alamat Pemerintah : Tlp. kantor : 072672080-072672070, fax . 072672060 5.
Propinsi Jazan
Nama Propinsi : Jazan dan beribu kota Jizan. Terletak disebelah barat daya Arab Saudi, pada garis bujur antara 42,8 derajat dan 43, garis lintang 16,5 dan 17 derajat, berbatasan langsung dengan negeri Yaman. Kondisi alamiyah merupakan pegunungan di pedalaman dan dataran rendah di pantai. Ketinggian dari permukaan laut sekitar 2000-6000 meter. Suhu udara di Jizan rata-rata 16-33 derajat pada musim panas, dan 3-25 derajat pada musim dingin, namun di daerah pegunungan udara sangat dingin pada musim dingin dan sedang pada musim panas. 82
Luas wilayah. 40.457 Km persegi, luas tersebut belum termasuk luas 80 pulau yang ada di laut merah. Diperkirakan luas kepulauan 702 Km persegi dan yang paling besar adalah pulau Fursan yang besarnya menyamai kota Jizan. Jumlah Penduduk Jizan tersebar dalam 13 daerah setingkat Kabupaten yang meliputi 31 kecamatan dan 2300 daerah pedesaan. Jumlah penduduk Jizan berdasarkan sensus tahun 1424 H berjumlah 1.187,587 jiwa terdiri dari 994.025 jiwa Saudi, 193,562 jiwa non Saudi. Jizan adalah daerah pertanian dengan berbagai macam jenis produk pertanian, pariwisata dengan adanya berbagai tempat wisata alam berupa alam pegunungan, air pemandian panas, sejumlah besar peninggalan budaya kuno, dan pulau Fursan. Disamping itu Pemerintah Arab Saudi sudah menunjuk Jizan sebagai salah satu Economic City . Jizan terkenal dengan pasar tradisionalnya, budaya tradisional dengan sejumlah warisan adat setempat. Daerah pariwisata yang ada di kota ini adalah: Buqa'at Al-Farar, Buqa'at Marouh, Buqa'at Heran, Al-Meriah, Al-Makhafa dan juga benteng jaman purba Al-Absiyah serta perkebunan Shat Al-Sabaya. Daerah bersejarah yang ada di kota ini adalah : Asir City, Qalaat Abi Arish, Upper Jizan, Jabal Jahfan dan Qalaat Alasilki, yang dahulu sebagai pusat pemerintahan Turki.
83
Kota Jizan saat ini mengalami perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya dan kesehatan. Kota Jizan terkenal dengan ulama dan para sastrawan. Selain itu Jizan merupakan pusat pemerintahan propinsi, Dewan Kota dan perwakilan berbagai departemen. 6. Propinsi Najran Terletak disebelah barat daya Arab Saudi, berbatasan langsung dengan negeri Yaman. Terletak pada garis 17-20 derajat lintang utara, dengan ketinggian 1200 meter dari permukaan laut. Luas wilayah 119.000 Km persegi. Pada tahun 1932 Najran bergabung dengan Kerajaan Arab Saudi, dan sesudah itu dibagi menjadi 7 kecamatan, yaitu Syarorah, Habuna, Badr janub, Yadmah, Tsaar, Khabbasy, dan Kharkhair. Jumlah penduduk Najran mencapai setengah juta jiwa, mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani 60%, pedagang 30% dan pegawai pemerintah 10%. Najran adalah daerah pertanian dengan berbagai macam jenis prosuk pertanian. Najran terkenal dengan pasar tradisionalnya, budaya tradisional dengan sejumlah warisan adat setempat. Sebagai kota pertanian membuat kota tersebut terkenal hasil buahbuahan seperti jeruk, aprikot, apel, anggur dan lemon. Bendungan setinggi 73 meter merupakan salah satu daya tarik para wisatawan, di sini para wisatawan dapat 84
menyaksikan pemandangan yang amat indah. Benda-benda peninggalan sejarah juga dapat ditemukan di kota ini, terutama di kota Al-Okhdood, bagian Selatan kota Najran. Di sini terdapat benteng yang tertimbun pasir yang memberikan kesan bahwa benteng tersebut memiliki tembok tinggi yang dibangun menggunakan batu besar sama seperti yang digunakan untuk membangun piramid Mesir. Di kota ini juga terdapat batu granit besar berukuran 2 meter yang diberi nama batu Rass. Kota ini juga dikenal dengan berbagai festival dan tarian rakyat, merupakan daerah pariwisata yang sejuk dan indah. Kegiatan pemerintahan kota yaitu: pengaspalan jalan antar desa, pembagian kapling perumahan, pemberian pelayanan kesehatan, pengeluaran ijin pendirian bangunan, toko, sertifikat profesi dan kesehatan, pelestarian taman, penerangan jalan umum serta penanggulangan banjir. 7.
Propinsi Al-Baha
Terletak disebelah barat daya Arab Saudi, pada posisi garis bujur 41/41 derajat, dan garis lintang 19/20 derajat. Al-Baha terdiri dari dataran tinggi di pusat wilayah tengah dan dataran rendah di sebelah timur dan baratnya. Ketinggian dari permukaan laut 500 meter di pantai dan 1500 – 2500 meter di dataran tingginya. Cuaca juga berbeda-beda, namun rata-rata antara 13-27 derajat selsius.
85
Luas wilayah Al-Baha 10,362 Km persegi terdiri dari 8 kota praja (setingkat kabupaten) yang membawahi sebanyak 1200 buah perkampungan/pedesaan. Nama Al-Baha diambil dari salah satu suku yang mendiami di wilayah tersebut yang sekarang menjadi tempat kedudukan penguasa setempat/ ibukota. Adapun nama-nama kota praja / kabupaten adalah Al-Baha (kota), Mandaq, Baljurasyi, Mikhwat, Qilwah, Aqiq, Surat Zahran, dan Daus. Penduduk Al-Baha berasal dari dua Kabilah utama yaitu suku Ghamid, dan suku Zahran. Jumlah penduduk Al-Baha mencapai 377,900 jiwa terdiri dari warga Saudi asli sebanyak 328,317 jiwa dan non Saudi sebanyak 49,583 (data tahun 2004). Penduduk Al-Baha sangat berbangga disebabkan banyak nama sahabat Nabi saw berasal dari suku ini, yang paling terkenal adalah Abu Hurairah ra, dan istri nabi Muhammad SAW yaitu Ghazbah Bint Jabir Al-Dusy Alzahrani, yang lebih dikenal dengan nama Ummu Syarik, dan disebutkan dalam Al-Qur’an dengan nama Mukminah (Q.S. Al-Ahzab: 50). Di Propinsi Al-Baha terdapat 25 buah pasar tradisional dan sejumlah pusat perbelanjaan di pust kota Al-Baha, namun potensi yang dimiliki Al-Baha adalah 2 hal: -
-
Pertanian dengan berbagai hasil pertanian baik di pusat wilayah, sisi timur wilayah maupun di sisi baratnya. Pariwisata, daerah ini sangat dikenal dengan kondisi alamnya yang indah. Cuaca pegunungan yang cukup 86
dingin dan posisi geografisnya yang terletak antara jalur pariwisata utama, yaitu Taif di sebelah utara dan Abha di sebelah selatan. Al-Baha, seperti daerah-daerah Saudi lainnya mengalami perkembangan pembangunan yang sangat cepat. Pembangunan yang sangat cepat itu dimulai sejak tahun tujuh puluhan ketika Saudi mengalami bom minyak. Di mulai pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan antara berbagai wilayah dan pedesaan. Kemudian diikuti oleh pembangunan di bidang-bidang lain parasarana dan sarana modern. Mengingat daerah tersebut berada di atas permukaan laut maka cuaca di sana terasa sejuk pada musim panas dan terasa dingin pada musim dingin. Dahulu kala daerah ini dikenal dengan daerah Ghamid dan Zahron. Suku-suku di daerah tersebut berasal dari negara pra islam yaitu negara Saba yang pada saat itu kekuasaannya meluas hingga mencapai Syiria dan Libanon. Para ahli sejarah juga melaporkan bahwa mereka mendirikan negara terkenal yaitu Akoum di Abysinia. Daerah Al-Baha merupakan salah satu daerah tujuan wisata terpenting di negara Arab Saudi, daerah tersebut memiliki air segar, hutan lebat dan lembah yang indah. Karenan lokasinya yang berada pada ketinggian 2500 meter di atas permukaan laut maka udaranya sangat sejuk, alami dan indah. Para wisatawan domestik maupun yang berasal dari negara tetangga tertarik dengan daerah yang memiliki lebih dari 53 hutan, yang meliputi : 87
1.
Hutan Raghdan seluas 600.000 m persegi, berjarak 5 km dari kota Al-Baha, dilengkapi dengan permainan anak dan fasilitas hiburan lainnya.
2.
Hutan Hamdan, 55 Km sebelah Selatan kota Al-Baha. di sana terdapat bayak pohon zaitun, semak belukar Ar’ar dan pohon alami lainnya.
3.
Hutan Wadi Feig, 8 Km dari Kota Al-Baha, daerah tersebut dikelilingi oleh lembah hijau yang ditanami aprikot, buah delima dan anggur.
4.
Hutan Wadi Al-Geeg, 40 Km dari Kota Al-Baha, banyak ditanami macam-macam pohon buah-buahan, pohon seroja, di sinilah Bandara Al-Baha berada.
5.
Air terjun Al-Kharrara, 30 Km sebelah Selatan Al-Baha penuh dengan pemandangan yang indah.
Untuk menarik para wisatawan maka telah dibangun hotel, motel, taman rekreasi, dan benteng-benteng yang menceritakan tentang sejarah kota ini. Di kota ini terdapat kantor pusat Gubernur Propinsi Al-Baha, Dewan Kota, dan Perwakilan Kementerian. Kota ini dijuluki sebagai "Pearl of Resort" oleh para wisatawan.
88
C.
Hubungan Kerjasama Indonesia-Arab Saudi Hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia - Arab Saudi terjalin sejak dahulu kala, bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Hal tersebut terjadi sejalan dengan penyebaran agama Islam oleh orang-orang Arab Muslim yang melakukan perdagangan ke Timur, seperti Indonesia. Hubungan ekonomi kedua negara di formalkan melalui upaya pendekatan yang dilakukan melalui kunjungan timbal balik pejabat pemerintah dan swasta kedua negara, persetujuan bilateral dan multilateral, khususnya dalam kerangka OKI/IDB. Komisi Bersama RI - Arab Saudi yang melakukan pertemuan pertamanya tahun 1982, semula hanya terbatas pada bidang ekonomi dan perdagangan, kemudian di perluas pada sektor lainnya, seperti perbankan dan keuangan, investasi, industri, transportasi, telekomunikasi, pertanian, IPTEK, pendidikan, informasi, pariwisata, masalah konsuler dan hukum. Arab Saudi merupakan mitra ekonomi yang penting bagi Indonesia di kawasan Timur Tengah. Komoditi utama ekspor Indonesia ke Saudi adalah kertas dan produk kertas, bahan makanan, tekstil, garmen, kayu dan produk kayu, furniture, peralatan listrik, asesoris mobil, kosmetik, produk pertanian, barang pecah belah, barang elektronik dan suku cadang kendaraan. Sedangkan impor dari Saudi adalah crude oil dan petrochemicals products, pulp dan limbah kertas, synthetics fibers, paints, pigment dan varnished.
89
Berdasarkan data Deperindag, pada tahun 2006 total perdagangan Indonesia Arab Saudi sebesar US$ 4,05 milyar dengan nilai Ekspor indonesia ke Saudi sebesar US$ 672,07 juta, sedangkan impor Indonesia dari Saudi sebesar US$ 3.38 milyar yang mengakibatkan defisit perdagangan bagi Indonesia sebesar US$ 2,71 milyar. Pertengahan tahun 2007, tepatnya Agustus 2007, nilai perdagangan Indonesia – Arab Saudi berjumlah US$ 2,57 Milyar dengan nilai ekspor Indonesia ke Saudi sebesar US$ 589,1 juta sedangkan nilai impor Indonesia dari Saudi sebesar US$ 1,98 Milyar sehingga pada pertengahan tahun 2007 defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Saudi sebesar US$ 1,38 milyar. Sementara itu hubungan dan kerjasama di bidang investasi, Arab Saudi relatif masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia. Diperkirakan di seluruh dunia Arab Saudi memiliki modal mencapai US$800 milyar. Dari catatan yang ada jumlah investasi Arab Saudi di Indonesia selama ini cukup bervariasi. Misalnya pada 2002 senilai US$4,5 milyar (posisi 39), dibanding 1996 US$ 2 milyar (42), 2000 US$ 3,038 milyar (13). Pada tahun 2004 nilai investasi Arab Saudi yang masuk ke Indonesia mencapai nilai tertinggi, yaitu US$ 3,3 milyar, yang ditanamkan pada 4 proyek utama, yaitu industri pupuk, kilang minyak, real estate dan perdagangan. Sementara itu investasi Indonesia di Arab Saudi saat ini baru bergerak di bidang produksi instant noodles di Jeddah dan perusahaan kontraktor dan electromechanical.
90
Meskipun kondisi perekonomian Indonesia saat ini belum pulih sepenuhnya sebagai akibat dari krisis ekonomi, namun minat investor Arab Saudi untuk melakukan investasi di Indonesia relatif cukup besar. Hal ini terbukti dengan banyaknya kunjungan pengusaha ke Perwakilan RI di Arab Saudi yang menanyakan tentang peluang, peraturan dan jaminan investasi di Indonesia. Dalam bidang kerjasama pembangunan, Arab Saudi membantu Indonesia melalui berbagai skema bantuan, baik secara bilateral maupun multilateral yang dilakukan melalui skema dana Saudi Fund for Development (SFD). Secara bilateral, semenjak tahun 1976 Indonesia telah menerima bantuan proyek melalui SFD. Proyek bantuan SFD yang telah diselesaikan Indonesia sebanyak tujuh proyek dengan total bantuan senilai US$ 233,79 juta. Bantuan tersebut dipergunakan untuk menyelesaikan proyek - proyek pembangunan jalan tol di Jawa, pengembangan pabrik pupuk, proyek irigasi, industri UKM, dan pelabuhan. Setelah tahun 1987 hingga kini tidak pernah ada lagi bantuan dari Arab Saudi melalui skema SFD. Untuk itu pihak SFD mengharapkan agar Indonesia dapat mengajukan proyek-proyek baru yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat banyak, seperti rumah sakit dan pendidikan. Sejak awal tahun 2008 Saudi Arabia mulai kekurangan bahan pokok makanan akibat dari krisis pangan dunia, termasuk diantaranya adalah kebutuhan beras yang selama ini di impor dari India dan beberapa negara di Asia Selatan. 91
Beberapa negara pengekspor beras ke Saudi Arabia khususnya beras jenis basmati dari India dengan berbagai alasan dalam negeri tidak mampu lagi untuk mengekspor beras ke luar negeri termasuk ke Saudi Arabia. Oleh sebab itu Saudi Arabia pada saat ini sangat berkeinginan untuk melakukan investasi penanaman padi jenis tersebut di luar negeri yang diantaranya akan dilakukan di Indonesia.
92
BAB III BERBISNIS DI ARAB SAUDI A.
Regulasi Investasi: Mengenai regulasi investasi, Peraturan Investasi Asing Arab Saudi yang dikeluarkan oleh Lembaga Umum Investasi Asing dan disetujui dalam Sidang Kabinet Arab Saudi, Senin 5 Muharram 1421 H., bertepatan dengan tanggal 10 April 2000 menyebutkan antara lain: 1.
Investor Asing adalah seseorang yang bukan warga Arab Saudi atau yang secara hukum dianggap orang asing dimana pelakunya bukan warga negara Arab Saudi.
2.
Modal Asing adalah harta benda dan hak-hak yang menyertai jika dimiliki oleh investor asing, seperti : - Uang kertas dan surat-surat berharga; - Laba investasi asing, jika sudah didayagunakan dalam rangka menambah modal atau memperluas proyekproyek atau mendirikan proyek-proyek baru; - Segala peralatan dan suku cadang serta sarana transportasi produksi yang berhubungan dengan investasi; - Hak-hak maknawi, seperti perizinan, hak cipta, pengetahuan tehnis, keahlian manajemen dan berbagai diversivikasi produksi.
3.
Investasi asing yang diberi izin beroperasi sesuai dengan peraturan ini adalah: proyek-proyek yang dimiliki oleh 93
investor dalam negeri dan investor asing; dan proyekproyek yang dimiliki seluruhnya oleh investor asing. Proyek-proyek tersebut berkedudukan sama seperti proyek-proyek dalam negeri sesuai dengan peraturanperaturan dan arahan-arahan baik dalam keistimewaan, incentive maupun jaminan. 4.
Dibolehkan bagi investor asing untuk memindahkan kembali hartanya keluar negeri, baik dengan cara menjual bagiannya atau dari kelebihan clearing atau dari laba yang diperoleh perusahaan atau memperlakukan hartanya tersebut dengan berbagai macam cara lainnya yang sah. Ia juga dibolehkan memindahkan sejumlah uangnya untuk keperluan memenuhi kewajiban perjanjian yang berkaitan dengan proyek. Perusahaan asing juga diizinkan untuk memiliki gedung yang pantas dalam batas-batas kepentingannya untuk mendukung kegiatan yang diizinkan atau untuk kepentingan para karyawan perusahaannya sesuai dengan undang-undang kepemilikan bagi warga nonSaudi.
5.
Tidak boleh menyita investasi yang dimiliki investor asing, baik seluruhnya maupun sebagiannya, kecuali atas dasar keputusan Pengadilan. Demikian juga tidak boleh mencabut hak miliknya, baik seluruhnya maupun sebagiannya, kecuali untuk kepentingan umum dengan diberikan ganti rugi yang adil sesuai dengan undangundang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
94
6.
Lembaga Umum Investasi Asing menyediakan bagi mereka yang ingin menanamkan investasinya segala keterangan, informasi dan statistik yang cukup. Lembaga juga memberikan pelayanan untuk memudahkan dan menyukseskan semua proses yang berkaitan dengan investasi.
7.
Tanpa melanggar adanya hukuman yang lebih berat, investor asing didenda, jika masih melanggar, dengan hukuman sebagai berikut: -
-
Dicabut semua atau sebagian dari keistimewaankeistimewaan dan insentif-insentif yang ditetapkan bagi investor asing; Didenda dengan uang tidak lebih dari SR500,000; Dibekukan izin operasi investasi asingnya.
8.
Penyelesaian perselisihan yang terjadi antara Pemerintah dan Investor Asing dalam hal yang berkaitan dengan investasinya sesuai dengan undang-undang maka diselesaikan dengan cara damai sebisa mungkin. Jika tidak, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan undang-undang.
9.
Penyelesaian perselisihan yang terjadi antara investor asing dengan mitranya yang berkebangsaan Saudi dalam hal yang berkaitan dengan investasinya sesuai dengan undang-undang maka diselesaikan dengan cara damai sebisa mungkin. Jika tidak, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan undang-undang.
95
B.
Regulasi Perdagangan Arab Saudi menerapkan konsep perdagangan bebas dengan dasar persaingan, tidak ada kontrol pertukaran mata uang asing dan pembatasan jumlah atau hambatan tarif. Peningkatan impor dari setiap negara tergantung pada persaingan harga, kualitas dan ketepatan pengiriman barang. Para importir, grosir, dan perdagangan eceran berada di tangan sektor swasta. Pentingnya perdagangan luar negeri untuk ekonomi nasional datang dari posisi khusus Arab Saudi di tengah ekonomi dunia yang memiliki ciri berikut : 1. 2.
3.
Arab Saudi merupakan negara eksportir minyak mentah terunggul di dunia. Arab Saudi memegang kokoh asset keuangan masyarakat umum luar negeri dalam bentuk cadangan uang dan investasi lainnya (sektor swasta juga telah memiliki investasi asing). Sejak pertengahan tahun 1980, Arab Saudi telah tampil pada kancah perdagangan internasional sebagai eksportir barang-barang olahan khususnya petrokimia.
Sepanjang 25 tahun terakhir, proses pertumbuhan mengalir dengan cepat bertepatan dengan pembentukan Arab Saudi sebagai pasar penting bagi negara-negara eksportir besar dunia. Perdagangan luar negeri diharapkan dapat berperan dalam proses pembangunan, sebagai andil dari jumlah ekspor dalam GDP diharapkan terdapat peningkatan pengembangan ekspor non minyak. Selanjutnya upaya pembangunan pada
96
sektor industri diharapkan dapat mempercepat penggantian impor dan meningkatkan ekspor petrokimia selambatlambatnya tahun 1990 an. Kelompok utama ekspor Arab Saudi selama tahun 1990 adalah 74.11% minyak mentah, 16.9% minyak penyulingan, 5.71% produk-produk petrokimia dan plastik dan 3.99 % barang komoditi lainnya. Selama tahun 1991 nilai ekspor Arab Saudi mengalami peningkatan 7.6% sebesar SR178.974 juta (US$47,726.43 juta). Kelompok besar dari ekspor tersebut terdiri 78.1% minyak mentah; 13.3% minyak penyulingan; 5% produk-produk petrokimia dan plastik; 3.6% barang-barang komoditi lainnya. Ekspor non minyak tercatat merosot kecil dari 9.7% di tahun 1990 menjadi 8.6% di tahun 1991. Pada tahun 2006 ekspor Arab Saudi ke Dunia berjumlah US$ 791,3 miliar (Minyak, dan produk minyak lainnya, logam dasar, makanan, peralatan listrik), dengan negara-negara mitra utama: Jepang 16,4% (US$.130,3 milyar), USA 15% (US$. 119,2 milyar), Korea Sel 9,2 % (US$. 72,6 milyar), China 6,2 % (US$. 49.5 milyar), Singapura 4,7% (US$. 37,4 milyar) dan Taiwan 3,6% (US$. 29 milyar). - Bea Impor dan Tarif Pemerintah Arab Saudi tidak menarik pajak kecuali bea masuk terhadap barang-barang yang di impor. Prosentase bea masuk impor sebanyak 0-20% (kecuali tembakau dan produk tembakau) disesuaikan dengan harga barang, asuransi dan biaya pengiriman terhadap produk-produk seperti gula, beras, kacang kedelai, ternak, daging segar atau beku, jagung dan teh. 97
Demi melindungi industri dalam negeri, pemerintah Arab Saudi melaksanakan kebijakan proteksi terhadap barangbarang impor yang sudah dapat diproduksi secara lokal dengan cara menaikkan tarif bea masuk dari 5% menjadi 20%. Bea masuk yang bertarif 20% dikenakan terhadap komoditas impor seperti biscuit, manisan, telor, daging ayam atau unggas, dairy products, air, minyak pelumas, kabel , oksigen dan gas ethylene, peralatan atau perabot rumah tangga terbuat dari plastik, produk kayu lainnya hanya dikenakan tarif bea masuk sebesar 5%. Biasanya kebijaksanaan itu dijalankan terhadap produsenprodusen yang baru muncul atau tumbuh dengan syarat mereka dapat memenuhi 50% permintaan pasar tanpa mengurangi kualitas produk. Produsen yang memiliki ijin dapat mengimpor bahan baku tanpa dikenakan bea masuk. - Penentuan Tarif Bea Masuk Impor Pemerintah Arab Saudi dalam menentukan tarif bea masuk cukai untuk setiap barang yang di impor lebih berpatokan pada harga di pasaran setempat, yang mana tidak menggambarkan nilai atau harga sebenarnya (Invoice Value) produk yang bersangkutan. Selanjutnya untuk kepentingan statistik, pemerintah Arab Saudi mengambil pedoman nilai CIF, sedangkan untuk nilai ekspor pemerintah Arab Saudi dalam menentukan tarif berpatokan pada penilaian FOB (Free On Board). Bagi pendataan statistik impor dan ekspor digunakan sistem standar HS (Harmonized System).
98
- Ijin Impor Impor terhadap produk-produk tertentu dilarang oleh pemerintah Arab Saudi atau memerlukan ijin impor khusus dari pemerintah Arab Saudi berupa: hewan ternak, daging segar atau beku, bibit tanaman, buku (termasuk buku-buku agama) dan media cetak, film, pita kaset (musik), wireless equipment, kuda, parfum dan bahan-bahan kimia tertentu yang bersifat merusak, obat-obatan, produk mengandung alkohol serta barang-barang peninggalan sejarah. - Temporary entry Bagi barang-barang yang masuk sementara ke Arab Saudi (Temporary Entry) untuk keperluan promosi atau pameran, importir diharuskan memiliki invoice berisi harga barang tersebut yang disahkan oleh Kadin setempat dan Certificate of Origin. Di dalam invoice tersebut harus di cantumkan bahwa barang yang di impor hanya dipergunakan untuk keperluan promosi atau pameran dan akan di re-ekspor kembali. Pihak bea cukai Arab Saudi memerlukan deposit terhadap barangbarang tersebut (sekitar 5% dari jumlah invoice) yang mana dapat diambil kembali (refundable) apabila kegiatan pameran selesai. Pihak bea cukai menarik biaya handling charge terhadap barang-barang tersebut. - Dokumen Impor Setiap produk yang di ekspor ke Arab Saudi harus diberi lebel atau stiker. Pihak yang berwenang dalam menentukan pemberian label atau stiker. Pihak yang berwenang dalam 99
menentukan pemberian label di Arab Saudi adalah The Saudi Arabia Standard Organization (SASO). Pembelian label atau stiker sangat penting terutama terhadap perusahaan yang memasarkan produk makanan, personel care products, produk farmasi dan makanan. Untuk kepentingan lebih lanjut, produsen dapat menghubungi SASO, Riyadh telepon 01-4569900, fax. 01-4520086, atau Cabang Wilayah Makkah telepon 02-6753066, fax. 026751019. Laboratorium pemeriksa kualitas barang yang ada di pelabuhan berhak menolak barang-barang yang tidak sesuai atau melanggar peraturan yang berlaku. Setiap barang yang sampai di pelabuhan dan memiliki umur kurang dari setengah antara tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa akan ditolak serta tidak dapat dijual di pasaran. Para eksportir yang ingin mengekspor produknya ke Arab Saudi harus disertai: 1. 2.
3. 4. 5. 6.
Surat Keterangan Asal (SKA) yang dilegalisir oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di negara asal pengekspor. Faktur yang disahkan dengan menyebut negara asal, nama kapal, cap dan nomor barang, uraian barang termasuk berat dan nilainya. Bill of Lading. Dokumen-dokumen yang menyatakan sesuai dengan peraturan kesehatan. Dokumentasi asuransi, jika barang yang dikirim termasuk biaya atau ongkos muat asuransi. Surat Keterangan Asal Faktur, Bill of Landing dan dokumen lainnya juga harus dilegalisir oleh Kadin setempat (negara asal). 100
Walaupun demikian terdapat sejumlah ketentuan yang dianggap menyulitkan bagi pemasok baru ke pasar Arab Saudi. Sebagai contoh impor daging. Arab Saudi hanya mengizinkan impor daging dari ternak jantan. Disamping itu hewannya juga harus dipotong sesuai syari’at Islam. Hal tersebut telah bertahun-tahun dilakukan Australia, dimana negara tersebut telah mengekspor daging dalam jumlah yang cukup besar setelah memperoleh sertifikat yang dikehendaki. Para eksportir Australia tidak menganggap hal ini sebagai hal yang menyulitkan, namun bagi pendatang baru, hal ini barangkali dirasakan amat janggal. Selain itu SASO menerapkan ukuran spesifikasi tertentu atas barang-barang listrik, kendaraan bermotor dan mesin-mesin pertanian. Kelengkapan dokumen lainnya untuk barang ekspor dan impor, juga harus menunjukkan sertifikat khusus atau dokumen yang asli dari angkutan laut (shiping Document) antar lain : a. Food Product Export Documents. Ketentuan dalam pembuatan label bahan ditetapkan oleh SASO. Eksportir produk bahan makanan dan penjualan produk makanan di Arab Saudi harus mengikuti peraturan Mandatory Standard SSAI 1984, (Standards SASO) baik digunakan dalam bentuk contoh ataupun untuk kepentingan perdagangan yang diangkut lewat kapal dan harus memiliki sertifikat kalayakan. b. Food Manufacturer’s Certificate Di dalam sertifikat tersebut tercantum data bahan makanan 101
(berisi persentase setiap ramuan atau bahan), kandungan kimia, standar mikro biologi. Waktu penyimpanan dan penggunaan (tanggal produk dan masa berakhirnya). Apabila produk makanan tersebut menggunakan minyak hewani, harus dijelaskan jenisnya. c. Consumer Protection Certificate Sertifikat tersebut mencantumkan data kelayakan yang menyatakan makanan tersebut aman dan dapat dikonsumsi manusia, dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Mutu Makanan, departemen Perdagangan dan SASO. d. Price List Daftar harga dikeluarkan oleh eksportir menurut standar harga pasar setempat. Pemerintah Arab Saudi hanya mengimpor daging sapi atau kambing dari jenis jantan baik segar maupun beku. Dalam sertifikat tesebut harus dicantumkan antara lain: Jenis kelamin ternak atau dokumen pengiriman barang Shiping Document dengan rincian sebagai berikut: Sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa pemotongan ternak di rumah pemotongan hewan resmi sesuai dengan syari’at Islam atau halal dan sertifikat tersebut dilegalisir oleh Dewan Islamiyah setempat. Sertifikat ini juga merupakan persyaratan bagi pengapalan ternak ayam. e. Official Health Certificate. Setiap pengapalan yang menunjukkan tanggal pemotongannya, jenis kelamin ternak dan umur rata-rata, 12 jam sebelum dipotong sudah diadakan pemeriksaan 102
langsung oleh dokter hewan, bebas dari penyakit menular dan layak untuk dikonsumsi manusia. Catatan: Health certificate (Sertifikat Kesehatan) juga satu keharusan bagi setiap produk yang di impor Arab Saudi antara lain, seluruh jenis daging (termasuk ternak ayam dan hasil laut), produk daging, ternak potong, sayuran dan buah-buahan, dimana setelah diperiksa dapat dinyatakan bebas penyakit pes dan penyakit menular lainnnya. Pemotongan ternak harus di cap oleh industri kesehatan setempat. Umur ternak pada waktu pemotongan tidak lebih dari tiga tahun bagi kambing atau domba dan 5 tahun bagi sapi. Para eksportir harus mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku bagi setiap pemotongan, penyimpanan dan sebagainya serta bagi setiap kapal yang masuk ke pelabuhan Arab Saudi. Impor biji padi-padian dan benih (bibit) ke Arab Saudi. Eksportir biji padi-padian dan benih serta hewan harus menggunakan tulisan dalam bahasa Arab di setiap kemasan dengan rincian sebagai berikut: a. Makanan ternak: Barley atau sorghum untuk makanan ternak. Nama eksportir. Berat kemasan. Nama negara asal produk Tanggal produksi dan masa berlakunya.
103
b. Benih yang digunakan dari biji-bijian: Nama eksportir. Nama negara asal produk. Mengandung racun bagi manusia dan hewan atau tidak. Tanggal produksi. Masa berlaku. c. Eksportir harus menunjukkan Certificate of Inspection yang asli sebagai berikut: Nama dan alamat pembeli. Nama dan alamat penjual. Jenis dan jumlah. Nama perusahaan angkutan kapal. Jenis kemasan. Informasi tertulis di setiap masing-masing kemasan. Metode penggunaan bahan kimia terhadap benih. Konfirmasi bahwa benih bebas dari kuman, nama binatang dan penyakit lain. d. Phytosanitary Certificate Sertifikat tersebut untuk membuktikan tingkat derajat keaslian benih untuk “shipment” tujuan Arab Saudi, dilegalisir oleh instansi yang ditetapkan oleh pemerintah. Bagitu pula perlindungan atas “intellectual property” khususnya dalam hal pembajakan perangkat lunak. Dengan bergabungnya Arab Saudi dalam Konvensi Hak Cipta Universal (Universal Copyright Convention) yang berpusat di Paris pada tahun 1994, pemerintah telah mulai mengadakan tindakan efektif terhadap pembajakan perangkat lunak di bawah peraturan-peraturan merek 104
dagang mereka. e. Larangan Impor Pemerintah Arab Saudi juga tidak memperbolehkan para pengusaha mengimpor produk-produk dari Israel berikut perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Damascus Boycott List. Impor terhadap berbagai jenis senjata api, alkohol, narkotik, daging babi, pornografi dan patung juga dilarang. Peraturan sanitasi dan kesehatan dikenakan untuk seluruh produk impor. Kementerian perdagangan Arab Saudi juga mengeluarkan peraturan melarang pengusaha pengimpor produk-produk yang sudah kadaluarsa dan mewajibkan pemasangan label atau stiker di setiap produk dalam bahasa Arab. Pemerintah Arab Saudi tidak memiliki peraturan-peraturan impor selain apa yang dijelaskan perlahan dengan berbagai pihak bea cukai Arab Saudi. f.
International Confirmity Certification Programme (ICCP) Pre Shipment testing. Kementerian perdagangan Arab Saudi dan SASO menetapkan “Pre Shipment Testing” atau “Pre-Shipment Inspection” terhadap 76 jenis barang yang akan di ekspor ke Arab Saudi. Ketentuan ini dinamakan International Confermity Certificate Programe (ICCP). Adapun 76 jenis barang tersebut adalah: Produk-produk Impor non-migas Arab Saudi berdasarkan ketentuan the International Certification Programe (ICCP) yang ditetapkan sebagai “Pre-shipment Testing” atau “Pre Shipment Inspection”.
105
C.
Bisnis dan Peraturan Arab Saudi Begitu sebuah perusahaan memutuskan untuk berbisnis di Arab Saudi, perusahaan tersebut harus faham benar mengenai variasi peraturan dan regulasi yang mengatur bisnis tersebut mencakup peraturan perburuhan, peraturan perpajakan dan peraturan pemilikan intelektual. Sebelum mempertimbangkan lebih lanjut peraturan-peraturan tersebut harus difahami benar berbagai jenis peraturan yang mengatur Arab Saudi. Sebagai negara Islam, sumber dasar Undang-undang di Arab Saudi adalah Syariah. Syariah terdiri dari Al-Quran, Al-Sunnah dan pendapat para ulama resmi. Beberapa sumber undangundang menguraikan syariah dan mengatur hubungan komersil pemerintah. Adapun Keputusan Kerajaan dipakai oleh Dewan Menteri Arab Saudi dan memberikan peraturanperaturan yang luas untuk wilayah tertentu seperti perpajakan atau perburuhan. Peraturan-peraturan sering juga dikeluarkan oleh institusi pemerintah, menguraikan undang-undang syariah dan memberikan prosedur-prosedur terntentu. Ketentuan Membuka Usaha/Perusahaan: Bentuk sederhana di dalam melakukan bisnis di Arab Saudi adalah berupa ekspor langsung ke negara tujuan. Umumnya sebuah perusahaan dapat saja menjual barang-barangnya langsung kepada pelanggannya di Arab Saudi selama barangbarang tersebut memenuhi standar kesehatan dan keamanan. Menyewa agen lokal bukan merupakan keharusan, namun untuk menjual barang-barang secara lebih efektif dan 106
menyelesaikan suatu transasksi tertentu diperlukan adanya agen lokal. - Agen Komersial Agen komersial lebih memahami karakteristik pasar lokal dan dapat pula memberikan fasilitas untuk transaksi tertentu. Memilih agen komersial harus benar-benar selektif karena melepas atau mengganti agen prosesnya sedikit berbelit. Kalimat “Agen Komersial” mengandung makna sejumlah peran dan tanggung jawab. Sebagian agen komersial menjual barang dan sebagian lainnya menjual jasa. Sebagian lain membeli barang-barang langsung dari manufaktur dan menjualnya kembali dan yang lainnya menjual barang-barang untuk manufaktur dan menerima komisi. Namun semuanya berada dibawah Commercial Agency Law of Arab Saudi. Agen komersil ini bisa berupa individu atau sebuah perusahaan. Undang-undang Arab Saudi hanya membolehkan warga negara atau perusahaan milik penuh warga negara Arab Saudi untuk bekerja sebagai agen komersil. Agen komersil juga harus memiliki surat izin operasi. Setiap pemutusan hubungan kerja atau penggantian agen komersil harus secara fair diketahui oleh agen yang lama. - Kantor Cabang Keberadaan kantor cabang secara langsung lebih mewakili di banding agen komersil. Kantor cabang secara umum hanya berperan dalam masalah administrasi dan tidak boleh berkecimpung dalam aktivitas jual beli. Kendati demikian, 107
kantor cabang akan sangat bermanfaat sebagai lisensi bagi sebuah perusahaan. Relatif mudah di dirikan, kantor cabang juga memberikan manfaat sebagai sebuah kehadiran fisik tanpa perlu prosedur-prosedur formal bagi sebuah perusahaan usaha bersama. - Joint Venture (Usaha Bersama) Joint venture melibatkan tanggungjawab yang lebih luas bagi sebuah perusahaan asing, tetapi untuk jangka panjang, usaha bersama tersebut bisa mendapatkan perlakuan pajak yang menguntungkan atau insentif ekonomi lainnya dari pemerintah Arab Saudi. Usaha bersama bisa dalam dua bentuk. Pertama, di bawah kontrak usaha bersama. Dalam hal ini sebuah perusahaan asing cukup menandatangani sebuah kontrak dengan perusahaan Saudi. Untuk memasuki perjanjian usaha bersama tersebut, sebuah perusahaan asing harus mendapatkan izin operasi dari pemerintah Arab Saudi. Kedua, dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dalam hal ini perlu melibatkan warna negara Arab Saudi. Sementara partisipasi Saudi bukan perupakan persyaratan resmi, namun pemerintah sangat mengutamakan sebuah perusahaan dalam mana investor Saudi ikut berperan. Kecuali itu, apabila warga Saudi memiliki prosentase tertentu dalam modal perusahaan, perusahaan tersebut bisa mendapatkan keringanan pajak dan insentif investasi lainnya. - Kontrak Pemerintah Perjanjian dengan pemerintah Arab Saudi umumnya diatur oleh Peraturan-peraturan Tender Saudi. Supaya berhasil, 108
bisnis asing harus benar-benar memperhatikan peraturanperaturan baik untuk mendapatkan kontrak maupun untuk melaksanakan kontrak. Dalam banyak hal, perusahaan asing perlu mendapatkan bantuan dari sebuah agen jasa (service agent) untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Agen jasa adalah seorang warga Saudi atau sebuah perusahaan Arab Saudi yang mewakili perusahaan asing sepanjang proses penawaran dan perjanjian. Di bawah Perundang-undangan Arab Saudi, agen layanan dapat mewakili sampai 10 (sepuluh) perusahaan. Apabila sebuah perusahaan asing merupakan kontraktor utama dalam sebuah perjanjian pemerintah, maka sub kontraktor tidak perlu mencari agen jasa tersendiri apabila agen jasa kontraktor utama setuju untuk mewakilinya. Tingkat keterlibatan agen jasa bisa mencapai tingkat tinggi atau sedikit lebih rendah dari kesepakatan pihak-pihak yang terlibat. Peraturan-peraturan untuk penawaran kontrak pemerintah tergantung kepada bentuk suatu kontrak. Pada umumnya, penawar harus memiliki jasa agen atau harus sedikitnya 50% milik Saudi. Dalam sedikit kasus, terutama kontrak-kontrak pertahanan dan kontrak antara pemerintah Saudi dengan pemerintah asing penggunaan agen jasa tidak dibenarkan. Dalam hal ini, perusahaan asing dibolehkan beroperasi secara langsung tanpa harus mengunakan agen jasa dan mengirim pernyataan kepada Kementerian Perdagangan bahwa proyek yang dikerjakan adalah proyek pertahanan atau jasa-jasa yang terkait dengan pertahanan dan oleh karena itu tidak mengunakan agen jasa. Apabila pemerintah Saudi memberikan kontrak kepada sebuah perusahaan, maka 109
perusahaan tersebut harus memberikan jaminan 5% dari jumlah keseluruhan nilai kontrak. - Bentuk Pembayaran Perusahaan asing yang bekerja di bawah kontrak pemerintah Arab Saudi dapat menerima pembayaran dimuka, sewaktu proyek berjalan dan setelah proyek selesai. Pemerintah Saudi sering memberikan pembayaran dimuka hingga 10% dari jumlah keseluruhan nilai kontrak apabila kontraktor menyediakan bank garansi untuk jumlah keseluruhan pembayaran dimuka. Perusahaan dapat mengurangi bank garansinya saat proyek berjalan. Sengketa pembayaran antara kontraktor dan pemerintah akan diselesaikan oleh Lembaga Pengaduan Kasus Arab Saudi. - Peraturan Perburuhan Peraturan Perburuhan sepenuhnya dikontrol oleh Kementerian Ketenagakerjaan Arab Saudi. Peraturan Perburuhan Arab Saudi menentukan siapa yang akan direkrut dan syarat-syarat pekerjaannya. Sebuah perusahaan harus memulai secara hati-hati sebelum memutuskan atau membatasi hak-hak karyawan. Kendati kontrak kerja menyebutkan bahwa karyawan dapat diputuskerjakan atas kehendak majikan, namun pemutusan kerja harus secara jujur (fair). Karyawan yang diputuskerjakan secara tidak jujur dapat menuntut majikan di hadapan Dewan Pendahuluan untuk Penyelesaian Sengketa Perburuhan.
110
- Peraturan Perpajakan Sebagaimana di dalam setiap transaksi bisnis, konsekuensi perpajakan adalah penting. Arab Saudi tidak mengenal pajak pendapatan pribadi. Tetapi Arab Saudi memiliki sejumlah pajak atas pendapatan bisnis. Kendati Arab Saudi tidak mengenal pajak atas pendapatan pribadi, tetapi warga Saudi dikenai pajak yang dinamakan zakat, yang dikenakan atas keuntungan bersih dari aset. Sedang warga non-Arab Saudi dikenai pajak berdasarkan atas pendapatan bisnis mereka. Pendapatan warga asing tertentu kemungkinan dikenai pajak apabila kegiatankegiatannya berhubungan dengan bisnis baik di dalam maupun di luar Arab Saudi. Namun jika pendapatan bisnis tersebut didapat diluar dan tidak ada kaitannya dengan bisnis di Arab Saudi, maka pendapatan tersebut tidak dikenai pajak. - Peraturan Kepemilikan Intelektual Peraturan Kepemilikan Intelektual meliputi 3 hal yaitu Merk Dagang, Hak Cipta dan Paten. Peraturan Merk Dagang mulai berlaku tahun 1984. Huruf nama, gambar atau simbol-simbol pembeda lainnya termasuk merk pelayanan berada dibawah lindungan peraturan merk dagang. Untuk mendapatkan perlindungan merk dagang, pemohon harus berwarga negara Saudi atau legal entity atau tinggal di satu negara yang memberikan perlindungan yang sama kepada warga negara Arab Saudi.
111
- Hak Cipta. Arab Saudi sudah memiliki Peraturan Hak Cipta sejak tahun 1989. Masa perlindungan Hak Cipta tergantung atas bentuk pekerjaan. Karya audio mendapatkan perlindungan sekitar 25 tahun sementara karya tulis bisa mendapatkan perlindungan puluhan tahun setelah pengarang meninggal. Saat ini dalam upaya meningkatkan perlindungan Hak Cipta, Arab Saudi bekerja sama dengan Konvensi Hak Cipta Dunia dan Konvensi Berne dalam hal perlindungan Hak Cipta. Sebagai hasil kerjasama tersebut, Hak Cipta milik asing mendapatkan perlindungan yang sama di bawah Peraturan Saudi seperti Hak Cipta milik warga Saudi lainnya. - Paten Peraturan Hak Paten sudah berjalan sejak tahun 1989. Seorang penemu dapat meminta paten atas produk baru atau proses atau pengembangan dari produk yang sekarang. Pemohon Hak Paten harus memiliki agen lokal. Permohonan diserahkan kepada King Abdul Aziz City for Science and Technology (KACST). Biasanya penemu harus mamanfaatkan patennya untuk perindustrian dalam jangka waktu dua tahun. Begitu izin dikeluarkan, sebuah paten berlaku untuk 15 tahun dan dapat diperpanjang. - Penyelesaian Sengketa Apabila terjadi sengketa, sebuah perusahaan dapat menuntut – atau dituntut – di kantor pengadilan Arab Saudi. Untuk itu, sebuah perusahaan perlu memahami, sebelum memasuki 112
suatu transaksi bagaimana suatu sengketa diselesaikan. Penyelesaian sengketa melibatkan tiga hal: menggunakan pengadilan Saudi, atau pengadilan negara lain, bentuk pengadilan Saudi dimana sengketa itu diselesaikan, dan kemungkinan arbitrasi. - Pengadilan Arab Saudi vs Negara Lain Apabila terjadi sengketa antara perusahaan asing dangan pihak Arab Saudi, perusahaan asing perlu memperhatikan pengaduannya di Arab Saudi. Dalam banyak hal undangundang Arab Saudi meminta agar gugatan di bawa ke Arab Saudi. Sebagai contoh bahwa Undang-undang Saudi melarang wakil pemerintah mengadakan perdebatan suatu kontrak di negara lain. Kalau aset-aset pihak lain berada di Arab Saudi, perusahaan asing harus yakin bahwa setiap keputusan akan dilaksanakan disana. Sebelum menggugat seorang warga Saudi di negara lain, perusahaan asing harus mempelajari apakah Arab Saudi memiliki perjanjian resiprokal dengan negara lain atau tidak. Apabila sebuah perusahaan menggugat seorang warga Saudi di negara yang tidak memiliki perjanjian resiprokal dengan Saudi dan berupaya untuk memutuskan hukum di Arab Saudi, Lembaga Pengaduan Saudi akan meninjau kembali keputusan tersebut untuk meyakinkan bahwa keputusan itu tidak melanggar kebijakan umum Arab Saudi. - Sistem Pengadilan Untuk menyelesaikan sengketa, perusahaan asing dapat menghadap beberapa pengadilan. Sistem Pengadilan Saudi 113
terdiri dari Pengadilan Umum dan Mahkamah Khusus. Pengadilan Umum dan Mahkamah Khusus bisa terdiri dari beberapa hakim dan non-hakim. Keputusan bisa segera terjadi atau bisa juga memakan waktu bertahun-tahun. Pengadilan Syariah adalah pengadilan bagi yurisdiksi umum. Para hakim syariah memimpin hampir semua sengkat kecuali undang-undang Saudi menyatakan lain. Para Hakim Syariah menerapkan Hukum Islam untuk memutuskan suatu sengketa. Pengadilan Syariah memutuskan suatu sengketa biasanya dalam beberapa bulan. Semua keputusan Pengadilan Syariah masih dapat naik banding. Lembaga Pengaduan (Board of Grievancies) memiliki kekuatan tersendiri untuk memutuskan sengketa terhadap kontrak-kontrak pemerintah dan dapat juga memutuskan sejumlah komersial tertentu. Untuk masalah yang rumit, Lembaga Pengaduan sering menggunakan tenaga ahli luar untuk menyelesaikan sengketa. Keputusan Lembaga Pengaduan masih dapat naik banding. Sejumlah pengadilan lain memutuskan sengketa di dalam area tertentu di dalam Hukum Saudi. Direktorat Hak-hak Sipil memiliki tanggung jawab tersendiri untuk melaksanakan keputusan dari pengadilan atau mahkamah. Komite Saudi Arabian Monetory Agency (SAMA) menyelesaikan sengketa tertentu antara bank dan pelanggan. Komite Konsiliasi pada Kadin membantu penyelesaian masalah yang timbul ketika perusahaan asing berusaha untuk mengganti agen komersilnya.
114
- Arbitrasi/Penengah Sengketa Arbitrasi memberikan sejumlah alternatif untuk memutuskan sejumlah sengketa melalui sistem pengadilan Saudi. Sebelum menyetujui arbitrasi, perusahaan harus memahami undangundang yang mengatur arbitrasi di Arab Saudi. Perusahan juga harus menyelidiki apakah keputusan sebuah arbitrasi tertentu dapat dilaksanakan di Arab Saudi. Arbitrasi adalah suatu praktek yang dapat diterima untuk menyelesaikan suatu sengketa di Arab Saudi. Arbitrasi harus memenuhi/sesuai dengan rincian perangkat syarat-syarat yang mengatur pemilahan arbitrator, masa arbitrasi, dan peninjauan kembali keputusan arbitrasi. Ketua arbitrator harus seorang yang ahli Hukum Syariah atau ahli Hukum Dagang Saudi. Berbeda dengan negara lain, Arab Saudi memerlukan sebuah Mahkamah untuk menyetujui keputusan arbitrasi. Begitu arbitrator mencapai sebuah keputusan, perusahaan juga harus memahami bagaimana ketupusan itu dilaksanakan. Dalam hal arbitrasi di sekitar Arab Saudi, Direktorat Hak-Hak Sipil melaksanakan semua keputusan arbitrasi. Untuk melaksanakan sebuah keputusan arbitrasi, satu pihak masih dapat mengajukan petisi kepada mahkamah untuk memerintahkan penjualan asset pihak lain. Arab Saudi adalah anggota dari Konvensi New York untuk Keputusan Arbitrasi Asing. Sementara hal ini secara umum menuntut mahkamah Saudi untuk mematuhi keputusan arbitrasi di negara lain, terdapat dua syarat dimana sebuah mahkamah dapat menolak untuk melaksanakan keputusan tersebut. Dibawah Keputusan Kerajaan No.M 11/1994 tanggal 21 Januari 1994, 115
Arab Saudi telah membuat keengganan timbal balik yang membatasi pengakuan terhadap keputusan-keputusan dibawah Konvensi tersebut kepada mereka yang berada di wilayah toritorial dari negara lain. Selain itu, konvensi tersebut tidak akan diterapkan secara berlaku surut terhadap sengketasengketa yang diajukan sebelum pengesahan. Arab Saudi juga mengesahkan Konvensi New York untuk Penyelesaian Sengketa Investasi antar negara dan antara warga negara asing. Namun Arab Saudi mengajukan keengganan yang mempunyai arti: “Arab Saudi menahan hak untuk tidak menyerahkan semua masalah yang menyangkut minyak dan untuk bertindak secara bebas kepada Pusat Penyelesaian Sengketa Investasi Internasional (International Center for Settlement Investment Disputes-ICSID), baik melalui konsiliasi atau arbitrasi”. Arab Saudi adalah anggota dari asosiasi Pusat Penyelesaian Sengketa Investasi Internasional ini. Tahun 1995, sebuah perjanjian mengenai Proteksi Hukum bagi Jaminan Investasi Asing antara Agen Jaminan Investasi Multilateral (Multilateral Investment Guarantee Agency-MIGA) dan Arab Saudi ditandatangani. MIGA memiliki Undangundang Arbitrasi tersendiri yang tergabung di dalam standar jaminan kontrak, berdasarkan Undang-undang ICSID. D.
Etika Bisnis: Bisnis dan Adat Masyarakat Warga Negara Indonesia yang akan melakukan bisnis di Arab Saudi perlu memahami etika dan sikap pribadi warga Saudi di dalam melaksanakan bisnis mereka. Persiapan dan sedikit pengetahuan dasar tentang kultur bisnis Saudi dapat 116
menjadikan perbedaan antara berhasilnya suatu transaksi atau gagalnya negosiasi. Perlu juga diketahui bahwa sebagian besar bisnis eksekutif dan pejabat tinggi pemerintah Saudi pernah belajar di luar negeri, tidak sedikit juga yang berpendidikan Amerika. Oleh karena itu mereka dengan senang berhadapan dengan berbagai corak pendekatan bisnis asalkan tata cara setempat tetap dihormati. Sebagian bisnis eksekutif dan pejabat tinggi Saudi akan tampak enggan untuk menjadwalkan suatu pertemuan sampai tamunya tiba di Arab Saudi. Pengunjung bisnis harus menginformasikan kepada pihak tuan rumah mengenai rencana dan jadwal perjalanan, namun akan lebih berhasil apabila pertemuan tertentu dijadwalkan pada kesempatan pertama setelah tiba di Arab Saudi. Disaat membuat jadwal temu usaha, perlu juga diperhatikan hari-hari libur keagamaan seperti hari libur Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam bisnis Saudi, negosiasi serius nampak tidak akan mencapai hasil tanpa adanya ‘face-to-face meeting’ karena pada umumnya pelaksanaan bisnis di Saudi masih merupakan urusan pribadi. Berpakaian rapih di dalam temu usaha sangat penting, karena hal tersebut merupakan pertanda hormat kepada orang yang anda temui. Pakaian bisnis konservatif akan lebih diutamakan. Kartu pengenal biasanya ditulis dalam bahasa Inggris pada satu sisi dan bahasa Arab pada sisi lain. Pertemuan dilakukan dalam suasana santai dengan semua pihak terlibat dalam menikmati hidangan teh atau kopi. Para bisnis eksekutif Saudi akan merasa senang dengan mitra bisnisnya sebelum suatu kontrak atau perjanjian di 117
tandatangani. Hal ini bisa juga diartikan bahwa sejumlah pertemuan awal tidak mengandung pembicaraan yang substantif. Namun demikian, sejumlah pertemuan tersebut dapat juga menjadi penting sebagaimana pentingnya suatu pertemuan bisnis yang serius. Waktu yang cukup banyak harus disediakan untuk suatu jadwal bisnis karena mereka biasanya memakan durasi waktu panjang. Para bisnis eksekutif Saudi juga cenderung untuk menerima tamu atau menerima telpon dari luar saat pertemuan berlangsung; kurangnya privacy adalah biasa di dalam jadwal pribadi. Kerahasiaan akan semakin meningkat apabila tiba waktunya untuk mengakhiri suatu perjanjian. Adapun mengenai ucapan selamat akan nampak seperti ritual. Saat memasuki suatu pertemuan yang penuh pengunjung, seorang Saudi akan mengucapkan selamat kepada setiap orang dengan cara berjabatan tangan sambil berdiri. Tindakan serupa juga diharapkan dari para tamu. Mengetahui sedikit banyak kalimat Arab untuk dipakai pada kesempatan seperti itu sangat dihargai. Dalam bahasa Arab, setiap orang akan dipanggil dengan nama pertama apapun titel yang dimilikinya. “DR. Ahmed Bin Abdul Rahman” akan dipanggil “DR. Ahmad”. Kata “Bin” artinya “anak dari” dan bisa terjadi berulang kali pada nama seseorang, karena nama-nama orang Saudi menunjukkan garis keturunan. Nama-nama yang juga umum di pakai di Saudi adalah “Abd” yang dilanjutkan dengan asma Allah dengan tanda penunjuk “al-“. Untuk itu, “DR. Abd. AlRahman Al-Haj” akan dipanggil “DR. Abdul Al-Rahman” dan bukan “DR. Abdul” bukan pula “DR. Al-Rahman”. Para Menteri 118
biasa dipanggil dengan “Your Excellency” dan anggota keluarga kerajaan dipanggil dengan “Your Highness”. Sejumlah bisnis eksekutif Saudi memiliki sejarah pengalaman bisnis yang mengagumkan, dan bisa menggunakan bahasa Inggris. Mereka benar-benar mempersiapkan diri untuk suatu pertemuan dan mengerti betul hal-hal yang detail sekitar negosiasi dengan lebih mengandalkan daya ingat ketimbang diatas kertas ataupun catatan. Bangsa Arab sangat penjamu sampai sedemikian rupa untuk membuat tamunya senang. Para bisnis ekskutif asing bisa mengharapkan akan dijamu pertama dan akan dihantar pertama melalui jalan pintu. Apabila suatu undangan untuk jamuan makan atau minum, maka merupakan kebiasaan bagi pengundang untuk membayar bill. Sebagian warga Saudi akan tampak enggan menerima pemberian itu setidaknya sekali, dengan cara sopan. Ketika terlibat di dalam suatu percakapan, warga Saudi cenderung berdiri lebih dekat kepada lawan bicara dibanding warga Amerika, Eropa atau Asia. Bangsa Arab juga menggunakan sentuhan tubuh untuk memberikan tekanan atau menegaskan bahwa mereka mendapatkan perhatian lawan bicaranya. Dalam hal ini, sangat penting untuk tidak menarik tubuh kebelakang, karena hal itu akan diartikan penampikan atau penolakan terhadap apa yang baru saja dia sampaikan. Penghormatan akan sangat mahal (diperhitungkan) yang sangat dipertahankan oleh bangsa Arab dan hal ini mereka tunjukkan baik di dalam pertemuan bisnis maupun di dalam pertemuan umum.
119
Sejumlah kebiasaan masyarakat yang cukup dikenal di Arab Saudi antara lain kebiasaan menggunakan tangan kanan untuk semua pertemuan umum mencakup jabat tangan, makan, minum dan memberikan sesuatu kepada seseorang. Berbicara sambil membolak balik tangan akan dianggap tidak sopan. Juga dianggap tidak sopan menunjuk ke telapak kaki lawan bicara anda. Demikian juga dengan menanyakan isteri atau anak perempuan mereka. Petanyaan sebaiknya diarahkan kepada kabar keluarga dan anak-anaknya secara umum. Ketika kopi atau teh disajikan, akan dianggap tidak sopan kalau tidak mengambil sekalipun satu kali. Seusai minum seseorang harus menggoyangkan gelasnya sebagai pertanda bahwa dia tidak ingin nambah lagi. Kalau melakukan bisnis di bulan Ramadhan, sebaiknya menahan diri dari makan dan minum apabila di suatu perusahaan terdapat orang-orang yang berpuasa. Melakukan bisnis di Arab Saudi juga merupakan tantangan bagi pelaku bisnis wanita. Terdapat pemisahan jenis di Arab Saudi. Beberapa tempat umum seperti hotel dan restoran memiliki ruang khusus keluarga dimana wanita akan dilayani bersama suaminya. Wanita diminta untuk berpakaian konservatif dengan rok panjang, lengan baju mencapai siku atau lebih dan leher tertutup. Pada umumnya, bagi seorang muslim laki-laki tidak biasa menyalami seorang wanita atau terlibat dalam pembicaraan dengan sentuhan tubuh yang umum di lihat ketika pembicaraan terlibat sesama laki-laki. Seluruh warga Saudi yang sudah berpengalaman dengan kultur barat akan juga segan untuk melakukan hal tersebut. 120
Perlu di perhatikan bahwa pada umumnya dalam perhitungan kalender, Saudi Arabia berdasarkan kalender Hijriah dengan patokan edaran rembulan dengan jumlah 354 hari dalam satu tahun, memiliki selisih 11 hari dibandingkan dengan kalender Masehi yang menggunakan patokan matahari yang berjumlah 365 hari. Sedangkan pada bulan Ramadhan pemerintah Saudi Arabia mengeluarkan edaran yang isinya agar menghormati bulan suci Ramadhan, dimana bagi yang non muslim (expatriate) dilarang keras untuk melakukan makan, minum, merokok di tempat-tempat umum di siang hari. Begitu juga jam kerja berubah, untuk siang hari lebih pendek dan pada malam harinya hingga larut malam. Sebaiknya para pengusaha Indonesia tidak mengundang pengusaha Saudi Arabia untuk berkunjung ke Indonesia pada bulan Ramadhan.
121
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Sebagai negara pengekspor minyak terbesar di dunia dan memiliki GDP yang tinggi, maka Arab Saudi merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi yang besar. Potensi ekonomi ini juga sekaligus merupakan peluang bagi negara lain untuk menjalin hubungan dan kerjasama di bidang ekonomi dengan Arab Saudi. 2. Di bidang perdagangan, dengan kebijakan perdagangan yang bersifat pasar terbuka, Arab Saudi merupakan peluang bagi para pengusaha untuk menampilkan produk yang bersaing, terutama dari segi kualitas dan harga. Hal ini telah dimanfaatkan beberapa negara tetangga dan negara lain di luar kawasan dengan memasukkan barang produk barangnya ke Arab Saudi mengingat cukup tingginya daya beli masyarakat Saudi. Kondisi ini juga didukung dengan kedudukan Arab Saudi sebagai tujuan ibadah bagi umat Islam, yang merupakan potensi pasar yang tinggi. 3. Di bidang investasi, dengan besarnya dana investasi yang dimiliki para investor Saudi maka semua negara berlomba untuk menarik investor Saudi masuk ke negara tersebut. Potensi ini lebih didukung dengan ditariknya dana investasi luar negeri Saudi yang selama ini ditanam di negara-negara Barat yang diperkirakan mencapai US$ 600 milyar.
122
4. Di bidang ketenagakerjaan, Arab Saudi merupakan salah satu tujuan utama bagi para tenaga kerja asing mengingat tingkat upah yang tinggi. Program Saudisasi yang dijalankan Pemerintah, menurut para pengamat belum mampu menghasilkan tenaga kerja setempat yang siap untuk memasuki lapangan kerja yang dibutuhkan, walaupun telah dilakukan berbagai program pelatihan. Selain itu beberapa perusahaan Saudi lebih menyenangi tenaga kerja asing, baik dari segi kualitas dan tingkat upah yang lebih rendah dibanding tenaga setempat serta segi kemampuan yang dimiliki. 5. Di bidang industri, dengan ditariknya dana investasi luar negeri maka pemerintah telah melakukan program penggalakkan penanaman modal di dalam negeri, di antaranya telah ditanamkan di sektor industri. Oleh karena itu perkembangan dunia industri Saudi meningkat lebih cepat dari sebelumnya, yang sekaligus memberikan peluang bagi pengusaha negara lain untuk memanfaatkannya, baik dari segi ketenagakerjaan terampil maupun sektor jasa. 6. Di bidang pariwisata, para wisatawan Saudi merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain. Masa liburan musim panas di Saudi telah dimanfaatkan oleh sekitar 4 juta warga Saudi untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dan diperkirakan para wisatawan tersebut melakukan pengeluaran sekitar US$8 milyar setiap tahun. 7. Di bidang kerjasama pembangunan, Arab Saudi memiliki lembaga bantuan keuangan bilateral Saudi Fund for Development (SFD), di mana pada masa dua dekade 123
terakhir telah memberikan bantuan keuangan untuk pembangunan kepada 70 negara berkembang di Afrika, Asia dan benua lainnya. Total bantuan yang diberikan mencapai US$71 milyar dalam bentuk bantuan grand dan pinjaman ringan. B. Rekomendasi 1. Sebagai negara dengan potensi ekonomi yang besar, maka Arab Saudi dapat menjadi mitra ekonomi bagi Indonesia. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk dapat mendorong hubungan dan kerjasama ekonomi kedua negara melalui upaya-upaya promosi potensi ekonomi Indonesia kepada para pengusaha dan investor Saudi, yang didukung dengan penyesuaian kondisi di Indonesia yang dapat menjadi daya tarik bagi Saudi. 2. Di bidang perdagangan, walaupun Arab Saudi sejak 5 tahun terakhir telah dibanjiri produk barang dari Cina dengan harga yang murah, namun kondisi perdagangan pasar terbuka masih merupakan peluang bagi pengusaha Indonesia. Oleh karena itu diperlukan adanya agresifitas para pengusaha Indonesia dalam menawarkan produknya kepada pengusaha Arab Saudi dengan meningkatkan kontak-kontak dagang yang ada. Selain itu perlu dibangun adanya saling pengertian antar kedua pengusaha untuk menghilangkan persepsi yang keliru mengenai kedua pihak. Diharapkan Indonesia mampu meningkatkan porsi perdagangannya dengan Saudi yang pada tahun 2007 hanya berada pada urutan ke-24 dengan share 1,03% dari total US$ 944,2 juta impor Saudi. 124
3. Di bidang investasi, masih diperlukan upaya-upaya promosi peluang investasi dengan melakukan sosialisasi berbagai potensi yang dimiliki Indonesia. Dengan pemahaman karakter investor Saudi yang enggan terlibat secara langsung dalam proses penanaman modal, maka mereka lebih menyukai proyek-proyek yang sudah berjalan atau hampir rampung karena lebih dapat memperhitungkan masa pengembalian modalnya. Untuk itu perlu lebih dipromosikan berbagai proyek swasta maupun proyek infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah Indonesia saat ini. 4. Di bidang ketenagakerjaan, bahwa potensi pengiriman tenaga kerja formal dari Indonesia memiliki peluang untuk bekerja di Arab Saudi. Selain berbagai sektor lapangan kerja yang telah digeluti oleh para TKI selama ini, Arab Saudi masih memerlukan tenaga kerja di sektor-sektor konstruksi, industri, medis dan tenaga perawat, pramugari, perhotelan dan sebagainya. Selain perbaikan sistem perekrutan di dalam negeri yang lebih memberikan tekanan pada skill dan pengetahuan, mental para pekerja juga perlu ditingkatkan mengingat tantangan cuaca yang cukup tinggi serta karakter budaya masyarakat yang berbeda. 5. Di bidang kerjasama pembangunan, potensi memanfaatkan program bantuan pembangunan secara bilateral cukup terbuka. Kedekatan emosional yang telah terjalin selama ini serta kondisi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar merupakan faktor yang dapat mendorong kerjasama yang lebih efektif.
125
6. Pasar Saudi memiliki tantangan dan sekaligus kesempatan bagi bisnis asing. Secara mandiri, Arab Saudi bukanlah pasar besar dengan jumlah penduduk lebih dari 20 juta jiwa. Namun Arab Saudi berada di jantung pasar regional yang lebih besar mencakup Persatuan Negara Teluk (GCC) Dunia Arab, dan sub-benua India dengan jumlah penduduk mencapai 1.6 milyar jiwa. Pasar Saudi juga ditandai oleh konsumen dengan pendapatan berpengeluaran tinggi. Sebagian besar penduduknya dibawah umur 20 tahun yang secara pasti akan meningkatkan permintaan barang-barang dalam jumlah besar di tahun-tahun mendatang. 7. Akhirnya sebagai upaya mendekatkan hubungan dan kerjasama pengusaha kedua negara serta meningkatkan adanya saling pengertian, maka diperlukan upaya promosi kerjasama yang dilakukan oleh Duta Besar Khusus dari Indonesia, yang dapat diangkat dari individu yang sudah mengenal secara dalam pola pendekatan kepada pemerintah, pengusaha dan warga Saudi.
126
LAMPIRAN - LAMPIRAN
127
Saudi Arabia : Economic Indicator (2003 – 2008) Gross Domestic Product-Nominal (SR billion) Growth in GDP-Nominal (%) GDP Real (1999 prices - SR billion) Growth in Real-GDP (%) Growth in Private Sector (%) Growth in Government Sector (%) Growth in Oil Sector (%) Gross Fixed Capital Formation ( 1999 prices - SR billion) Growth in Gross Fixed Capital, Formation (%) GDP/Capita Total Population (SR) GDP/Capita Saudi Population (SR) Total Population (Million persons) Saudis Non-Saudis Total Employment (Thousand persons) 1/ Saudis Non-Saudis Government Sector Private Sector
2003 804.6 13.8 686 7.7 4.4 2.6 18.6 148.6
2004 938.8 16.7 722.2 5.3 5.7 2.2 6.6 152.4
2005 1,182.50 26 762.3 5.6 5.7 3.3 6.6 180.6
2006 1,335.60 12.9 786.4 3.2 5.9 1.9 -1.1 211.3
14.6 36,608 50,259 21.98 16.01 5.97 6,610.50
2.5 41,392 56,792 22.68 16.53 6.15 7,180.60
18.5 51,147 70,179 23.12 16.85 6.27 7,371.50
17 56,401 77,335 23.68 17.27 6.41 7,523.00
18.3 59,954 82,201 23.98 17.49 6.49 7,744.40
70,677 96,772 25 18 7 8,017
3,124.60 3,485.90 978.1 5,632.40
3,298.20 3,882.40 1,012.40 6,168.20
3,367.20 4,004.30 1,026.10 6,345.40
3,431.60 4,091.40 1,022.30 6,500.70
3,600.80 4,143.60 1,124.80 6,619.60
3,757 4,261 1,177 6,840
128
2007r 2008p 1,437.70 1,754 7.6 22 812.9 846.7 3.4 4.2 5.7 4.4 1.3 1.5 0.2 5.4 250
Government Budget Balance (SR billion) Revenues Expenditures Balance as % Share of GDP-Nominal Merchandise Exports (fob - SR billion) Oil (Crude & refined products) Others (Non-oil) Merchandise Imports (CIF - SR billion) Trade Balance (fob – SR billion) As % Share of GDP-Nominal Current Account Balance (SR billion) As % Share of GDP-Nominal Crude Oil Production (Million barrels/day) Average Price-Arabian Light (US$/barrel) Official Foreign Assets – Net (SR billion) Saudi Arabian Monetary Agency Govt. Institutions & Independent Organizations Exchange Rate (SR/US$) Money Supply M3 Growth (% change)
36
107.1
217.8
280.4
178.5
620
293 257 4.5 349.7
392.3 285.2 11.4 472.5
564.3 346.5 18.4 677.2
673.7 393.3 21 791.3
621.5 443 12.4 874.4
1,130 510 35 1,165
308.5 41.1 138.4
415.3 57.2 167.8
605.9 71.3 223
705.8 85.5 261.4
769.9 104.5 338.1
1,053 115 377
222.7 27.7 105.2
318.6 33.9 194.7
470.8 39.8 337.3
549.9 41.2 371
562.5 39.1 354.3
820 46.8 564.8
13.1 8.4
20.7 8.9
28.5 9.5
27.8 9.2
24.6 8.7
32.2 9.2
27.11
34.53
49.67
59.01
84.35
95
367.3 223.2 144.1
479.7 324.1 155.6
725.5 563.6 161.9
1,019.10 829.2 189.9
3.75 6.9
3.75 18.8
3.75 11.6
3.75 19.3
129
1,347.70 1,128.50 1,641.30 219.2 3.75 19.6
3.75 17.65
Cost of Living 0.6 0.3 0.7 2.2 4.1 9.9 (1999=100) % change Saudi Share Price Index (1985=1000) 4,437.60 8,206.20 16,712.60 7,933.30 11,176.00 4,803.00 Source : Central Department of Statistic & Information, MEP/macroeconomic calculators : SAMA-44th Annual Report r = revised, p= preliminary estimate
130
Data Sektor-Sektor Industri Profil Perusahaan-perusahaan Produktif Berlisensi dari Kantor Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Industri Nasional dan PMA Arab Saudi (1981-2006) No. 1
Sektor Industri Pabrik makanan dan
1981
1985
1989
1994
2001
2006
144
216
275
346
539
605
15
25
40
81
167
192
27
46
70
100
174
191
70
104
119
148
211
229
116
200
273
399
693
895
225
309
359
439
570
618
minuman 2
Pabrik Tekstil, pakaian, dan kulit
3
Pabrik kayu dan produksi kayu termasuk furniture
4
Pabrik produksi kertas, cat dan percetakan
5
Pabrik bahan-bahan kimia dan minyak, batubara, karet dan plastic
6
Pabrik bahan-bahan konstruksi, pecah belah dan kaca
131
7
Pabrik Baja
8
Pabrik fabrikasi produk-
4
6
8
10
12
618
226
361
484
633
948
463
produk baja, mesin-mesin dan alat 9
Pabrik industri lainnya
10
25
45
57
83
79
10
Transpor dan gudang
13
21
21
21
21
16
850
1.313
1.694
2.234
3.418
3.906
Total
Sumber: SAGIA
132
INVESTASI LANGSUNG (FDI) SAUDI DI INDONESIA
JUMLAH PROYEK
2003
2004
2005
2006
2007
4
4
3
4
4
2008 s/d Mei
7 Trade & Reparation, Transport, Com, Storage & Services
NILAI PROYEK (US$ JUTA)
0,9
3,018
1,4
133
1,4
1,3
1.695
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA dengan SAUDI ARABIA (2003 – 2008) (Nilai : Ribu US$) URAIAN TOTAL PERDAGANGAN MIGAS
2003
2004
2005
2006
2007
Jan-Des
TREND(%) 2003-2007
2007
PERUB(%) 2008/2007
2008
1.932.750,1 2.385.012,2 3.236.517,2 4.056.463,7 4.317.111,2
23,84 4.317.111,2 5.996.926,5
38,91
1.324.459,4 1.762.593,5 2.489.062,3 3.134.190,1 3.005.534,7
24,79 3.005.534,7 4.229.506,93
40,72
NON MIGAS
608.290,6
622.418,7
747.454,9
922.273,6 1.311.576,5
21,29 1.311.576,5 1.767.419,5
34,76
EKSPOR
434.552,7
418.241,8
524.241,8
672.077,4
944.286,0
22,46
26,23
0,0
0,0
0,0
26,7
42,9
0,00
434.552,7
418.241,8
524.241,8
672.050,7
944.243,1
22,46
MIGAS NON MIGAS
134
944.286,0 1.191.949,5 42,9
0,0
-100,00
944.243,1 1.191.949,5
26,23
IMPOR
1.498.197,3 1.966.770,5 2.712.275,4 3.384.386,4 3.372.825,2
24,18 3.372.825,2 4.804.977,0
42,46
MIGAS
1.324.459,4 1.762.593,5 2.489.062,3 3.134.163,4 3.005.491,8
24,79 3.005.491,8 4.229.506,9
40,73
18,54
575.470,0
56,66
-3.613.027,4
48,77
-4.229.506,9
40,73
616.479,5
6,86
NON MIGAS
NERACA PERDAGANGAN MIGAS NON MIGAS
173.737,9
204.176,9
223.213,2
250.222,9
367.333,4
-
-
-
-
-
1.063.644,6 1.548.528,7 2.188.033,7 2.712.309,0 2.428.539,2 -
-
-
-
-
1.324.459,4 1.762.593,5 2.489.062,3 3.134.136,7 3.005.448,9 260.814,8
214.064,9
301.028,6
421.827,7
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah Pusdata Dep. Perdagangan)
135
576.909,7
24,75
24,79 25,43
367.333,4
2.428.539,2 3.005.448,9 576.909,7
No.
DAFTAR ALAMAT KADIN SAUDI ARABIA Nama Kadin Alamat
1
Council of Saudi Commercial Industrial Chambers
2
Commercial Industrial Chamber in Riyadh
3
Commercial Industrial Chamber – Eastern Region
4
Commercial Industrial Chamber – Jeddah
5
Commercial Industrial Chamber – Al-Ehsa
6
Commercial Industrial Chamber – Arar
7
Commercial Industrial Chamber – Jizan
8
Commercial Industrial Chamber – Majmaa
9
Commercial Industrial Chamber Holy Makkah
10
Commercial Industrial Chamber - Madinah 136
P.O Box: 16683 Riyadh 11474 Telex: 405808 - 406308 Tlp.: 4053200 – 4057502, Fax: 4024747 PO Box: 596 Riyadh 11421 Telex: 404054 Telp: 4040044 – 4040300,Fax.: 4021103 PO Box: 719, Dammam 31421 Telex: 801086 Telp: 8571111, Fax.: 8570607 PO Box: 1264, Jeddah 21431, Telex: 603783 Telp: 6515111, Fax.: 6517373 PO Box: 1519, Al-Ehsa 31982, Telex: 861140 Telp: 5857223, Fax.: 5875274 PO Box: 44, Arar, Telex: 812058 Telp: 04/6626544, Fax.: 6624581 PO Box: 201 Jizan, Telex: 911065 Telp: 07/3225155, Fax.: 3223635 PO Box: 165 Majmaa 11952, Telex: 447020 Telp: 4321571, Fax.: 4322655 PO Box: 1086 Holy Makkah, Telex: 540011 Telp: 5343838, Fax.: 5342904 PO Box: 443 Madinah, Telex: 570009
11
Commercial Industrial Chamber – Al-Jouf
12
Commercial Industrial Chamber – Hail
13
Commercial Industrial Chamber – Gaseem
14
Commercial Industrial Chamber – Abha
15
Commercial Industrial Chamber – Najran
16
Commercial Industrial Chamber – Al-Taif
17
Commercial Industrial Chamber – Yanbo
18
Commercial Industrial Chamber – Al-Giriat
19
Commercial Industrial Chamber – Al-Baha
20
Commercial Industrial Chamber – Tabuk
137
Telp: 8388909, Fax.: 8388905 PO Box: 585 Al-Jouf, Telex: 821065 Telp: 6246128/6249060, Fax.: 6240108 PO Box: 1291 Hail Telp: 5321060 – 5321064, Fax.: 5331366 PO Box: 444 Buridah - Gaseem Telex: 301060 Telp: 06/3814000, Fax.: 3814582 PO Box: 722 Abha, Telex: 905001 Telp: 07/2271818, Fax.: 2271919 PO Box: 138 Najran Telp: 5234019 - 5222216 Fax.: 5223926 – 5224337 PO Box: 1005 Al-Taif, Telex: 751009 Telp: 02/7366800, Fax.: 7380040 PO Box: 58 Yanbo, Telex: 661036 Telp: 3227722/3227878, Fax.: 3226800 PO Box: 416 Al-Giriat Telp: 04/6426200, Fax.: 6423172 PO Box: 311 Al-Baha, Telex: 431038 Telp: 7270291/7250476, Fax.: 7270146 PO Box: 567 Tabuk, Telex: 681173 Telp: 04/4220464, Fax.: 4227387