PEMETAAN JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN MEURAXA MENGGUNAKAN APLIKASI ARCGIS 9.3 PADA BPBA BANDA ACEH
SKRIPSI/KARYA TULIS ILMIAH
Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer STMIK U’Budiyah Indonesia
Oleh
Nama
: Herman
Nim
: 08111059
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER STMIK U’BUDIYAH INDONESIA BANDA ACEH 2013
LEMBAR PERSETUJUAN PEMETAAN JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN MEURAXA MENGGUNAKAN APLIKASI ARCGIS 9.3 PADA BPBA BANDA ACEH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhui syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer STMIK U’Budiyah Indonesia
Oleh Nama : Herman Nim : 08111059 Disetujui, Penguji I
Penguji II
(Fathiah, ST, M. Eng)
( T.Khairuman, M. Si )
Ka. Prodi Teknik Informatika
Pembimbing,
( Fathiah, ST, M. Eng )
(Jurnalis J. Hius, ST., MBA)
Mengetahui, Ka. STMIK U’Budiyah Indonesia
( Agus Harianto, S.E., M. Si )
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
PEMETAAN JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN MEURAXA MENGGUNAKAN APLIKASI ARCGIS 9.3 PADA BPBA BANDA ACEH
Tugas Akhir oleh Herman ini telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 05 Oktober 2013
Dewan Penguji :
1. Ketua
: Jurnalis J. Hius, ST., MBA
2. Anggota
: Fathiah, ST, M.Eng
3. Anggota
: T. Khairuman, M.Si
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuain dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam penulisan skripsi ini.
Banda Aceh, 29 Oktober 2013
Herman 08111059
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skipsi dengan judul “Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Di Kecamatan Meuraxa Menggunakan Aplikasi ArcGis 9.3 Pada BPBA Banda Aceh” Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini sangat jauh dari kesempurnaan. Disamping itu bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses penelitian dan penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis haturkan terima kasih kepada: 1. Ketua STMIK U’Budiyah Indonesia Bapak Agus Harianto, S.E., M. Si 2. Ketua Prodi Teknik Informatika Ibu Fathiah, ST, M. Eng 3. Pembimbing Laporan Tugas Akhir Praktek Bapak Jurnalis, Jhius, ST, MBA 4. Kantor BPBA Banda Aceh 5. Ayahanda, ibunda, kakak, adik dan kerabat yang telah memberikan banyak do’a, serta dorongan dalam penyelesaian penelitian ilmiah ini. 6. Serta teman-teman dan sahabat-sahabat maupun dosen yang telah memberikan motifasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ilmiah ini. v
Walaupun ada bantuan dari berbagai pihak, namun penulis masih menyadari ada kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam menulis. Akhirnya penulis berharap semoga hasil laporan tugas akhir dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri dan pembaca sekalian.
Banda Aceh, 29 Oktober 2013
Herman 08111059
vi
ABSTRAK Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Banda Aceh merupakan lembaga penanggulangan bencana yang tergabung dalam Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh. tugas BPBA yaitu menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Aceh dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terhadap usaha penanggulangan bencana di Provinsi Aceh. Untuk membantu BPBA khususnya pada ruang pencegahan dan kesiap siagaan dalam mengatasi proses pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh, maka penulis mengusulkan sebuah aplikasi dalam melakukan pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami di kecamatan meuraxa banda aceh dalam bentuk peta. Peta yang sudah diolah nantinya digunakan untuk kepentingan evaluasi, pengendalian dan pemantauan seperti Pengolahan data menjadi data GIS digital, menampilkan gedung dan jalur, foto gedung, dan menampilkan/memanggil atribut data lokasi dengan identify sehingga mempermudah manajemen informasi pengelolaan dan penyajian data peta di BPBA Banda Aceh. Dengan adanya peta ini, maka dapat diketahui lokasi gedung dan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh sehingga mudah melakukan evakuasi korban ketika terjadi bencana tsunami. Kata Kunci : informasi, BPBA, peta jalur evakuasi bencana Tsunami di Kecamatan Meuraxa.
vii
ABSTRACT Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Banda Aceh is the disaster management agencies that are members of the Task Force Aceh (SKPA) that assist the Governor in the administration of the Government of Aceh. BPBA task is to set guidelines and directives in accordance with the policy of the Government of Aceh and Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) to disaster relief efforts in Aceh province. To help BPBA particularly in rooms prevention and preparedness in dealing with the process of mapping the tsunami evacuation route in Meuraxa Banda Aceh, the authors propose a mapping application in a tsunami evacuation route in Banda Aceh Meuraxa in the form of a map. Map that has been processed will be used for the purpose of evaluation, control and monitoring of such processing digital data into GIS data, showing buildings and track, building photos, and display/call data attributes to identify locations that facilitate the management of information management and presentation of data maps in BPBA Banda Aceh. With the existence of this map, it can be seen building evacuation routes and the location of the tsunami in Banda Aceh Meuraxa so easy to evacuate casualties when the tsunami. Keywords : information, BPBA, Tsunami evacuation route maps in Meuraxa.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR.......................................................................................... ABSTRAK
v
........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
BAB I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................
3
1.4 Tujuan serta Manfaat ......................................................................
3
1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peta ...............................................................................
5
2.2 Sistem Informasi.............................................................................
6
2.3 Pengertian Sistem Informasi Geografis..........................................
6
2.4 Data Spasial .....................................................................................
7
2.5 Format Data Spasial.........................................................................
8
2.6 Sekilas Mengenai Software Arcgis 9.3............................................ 10 2.6.1 Kelebihan GIS ....................................................................... 11 2.6.2 Kekurangan GIS .................................................................... 12
BAB III. METODE PENELITIAN ix
3.1 Tempat dan Waktu penelitian......................................................... 13 3.2 Prosedur Penelitian......................................................................... 13 3.3 Observasi lapangan......................................................................... 13 3.4 Spesifikasi Sistem........................................................................... 13 3.5 Digitasi onscreen di Layar Monitor ............................................... 14 3.6 Gambar Peta Kecamatan Meuraxa ................................................. 14 3.7 Bagan .............................................................................................. 15 3.8 Tinjauan Umum Instansi ................................................................ 16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pembahasan ...................................................................................... 18 4.2 Hasil Prosedur ................................................................................. 18 4.3 Proses Pembuatan Peta Jalur Evakuasi............................................ 19 4.4 Membuat Atribut Evakuasi Bencana Tsunami ................................ 22 4.5 Memanggil/Melihat Atribut Data Peta ............................................ 24 4.6 Proses Pembuatan Manual............................................................... 25 4.7 Hasil Akhir Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana............................... 27 4.8 Gambar Peta Jalur Evakuasi Bencana ............................................. 29
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...................................................................................... 30 5.2 Saran ................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32 LAMPIRAN ........................................................................................................ 33
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Data vektor................................................................................. 8 Gambar 2.2 Data Raster................................................................................. 9 Gambar 3.1 Kecamatan Meuraxa dari udara .................................................. 15 Gambar 3.2 Bagan .......................................................................................... 15 Gambar 4.1 Tampilan menu/icon ArcMap..................................................... 19 Gambar 4.2 Hasil tampilan project ArcMap yang sudah ada......................... 19 Gambar 4.3 wilayah Kecamatan Meuraxa. .................................................... 20 Gambar 4.4 hasil tampilan setelah didigitasi.................................................. 21 Gambar 4.5 hasil tampilan atribut kawasaan.................................................. 21 Gambar 4.6 Tampilan Identify Results ........................................................... 22 Gambar 4.7 Tampilan membuka Open Atribut Table.................................... 23 Gambar 4.8 Tampilan Menambahkan Field baru........................................... 23 Gambar 4.9 Tampilan Pengaturan Field Baru ................................................ 24 Gambar 4.10 Tampilan Informasi Jalur.......................................................... 25 Gambar 4.11 Tampilan Informasi Gedung evakuasi...................................... 25 Gambar 4.12 Tampilan Peta Data Frame....................................................... 26 Gambar 4.13 Tampilan Yang Sudah di Berikan Scale Bar............................ 27 Gambar 4. 14 Gampong Deah teugoh ............................................................ 29 Gambar 4. 15 Gampong Lambung ................................................................. 29 Gambar 4. 16 Gampong Deah Glumpang ...................................................... 29 Gambar 4. 17 Pusat Riset Tsunami ................................................................ 29
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu negara rawan bencana melanda sejumlah daerah secara terus menerus. Baik yang disebabkan oleh faktor alam gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah longsor, angin ribut, maupun oleh faktor non alam seperti berbagai kecelakaan akibat kegagalan teknologi dan ulah manusia. Akibatnya tak sedikit penderitaan bagi masyarakat, baik berupa korban jiwa manusia, kerugian harta benda, maupun kerusakan lingkungan serta musnahnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India 2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Provinsi Aceh. Gempa itu disertai gelombang pasang tsunami yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia Aceh dan Sumatera Utara, Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand beberapa tahun yang silam. Tsunami adalah sebuah peristiwa alam yang berupa perpindahan sejumlah volume air laut sebagai akibat dari peristiwa gempa bumi yang terjadi di dasar laut, gunung berapi di dasar laut yang meletus, atau bisa juga disebabkan oleh jatuhnya meteor di dalam laut. Kecepatan laju tsunami sendiri bisa mencapai 500 -100 kilometer/jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang. Sejarah mencatat beberapa peristiwa tsunami terbesar sepanjang sejarah dan ternyata Tsunami yang terjadi di Aceh merupakan tsunami yang paling mematikan dalam sepanjang sejarah. (http://www.anneahira.com/sejarah-tsunami.html) Wilayah Kecamatan Meuraxa terletak pada 532’30” - 5o34’40 LU dan 95o16’15” - 95o18’20” BT memiliki luas 725,8 Ha, terbagi ke dalam 15 (lima belas) desa/gampong dan 1 (satu) kelurahan, selain itu Kecamatan Meuraxa memiliki 2 kemukiman, yaitu Kemukiman Tgk. Chik Lamjabat dan Kemukiman Meuraxa.
1
2
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Meuraxa sebelah Utara selat Malaka Pulau Sabang dan Pulo Aceh, Sebelah Timur Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh, sebelah Selatan Kecamatan Jaya Baru dan Baiturrahman, Banda Aceh posisi sebelah Barat Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Instansi yang memiliki data bencana yang cukup banyak atau membantu untuk mengetahui letak posisi suatu bencana sehingga dapat memberikan kemudahan, kecepatan dan akurasi dalam melakukan evakuasi bencana bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. BPBA Banda Aceh memiliki kepentingan dalam hal evaluasi, pengendalian dan pemantauan, perlu dibangun sebuah layanan Sistem Informasi Geografis sehingga memberikan informasi yang maksimal seperti, menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Penyelesaikan masalah tersebut yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana merancang suatu peta yang baik agar mudah dipahami oleh instansi dan masyarakat, atas dasar dan landasan di atas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dalam bentuk laporan dengan judul “Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Di Kecamatan Meuraxa Menggunakan Aplikasi ArcGIS 9.3 Pada BPBA Banda Aceh”.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah pada Kecamatan Meuraxa BPBA Banda Aceh membutuhkan pemetaan jalur evakauasi bencana tsunami untuk dapat meminimalisir ketika terjadinya bencana, maka dibutuhkan pemetaan jalur evakuasi yang dapat menangani permasalahan tersebut. 1. Mengapa di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh membutuhkan pemetaan jalur evakuasi tsunami. 2. Pemetaan jalur evakuasi Meuraxa Banda Aceh.
seperti apakah yang dubutuhkan di Kecamatan
3
1.1 Batasan Masalah Agar pembahasan lebih terarah, serta tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang dibahas mengenai bagaimana merancang dan melakukan Pemetaan
Jalur
Evakuasi
Bencana
Tsunami
Di
Kecamatan
Meuraxa
Menggunakan Aplikasi ArcGIS 9.3 Pada BPBA Banda Aceh ini dibatasi pada beberapa hal, antara lain : 1. Adapun kawasan yang di petakan hanya Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. 2. Digitasi dilokasi titik evakuasi bencana tsunami, berupa gedung yang dianggap layak dan sudah memenuhi standar sebagai gedung evakuasi bencana gempa dan tsunami. 3. Foto Citra satellite tahun 2011, yang menampilkan atribut data gedung escape buiding dan Jalur/jalan. 4. menggunakan software ArcGIS 9.3 dalam pembuatan peta jalur evakuasi tsunami di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh.
1.2 Tujuan serta Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk pembuatan peta tematik menggunakan perangkat lunak ArcGIS 9.3 pada BPBA Banda Aceh sehingga memberikan informasi yang maksimal serta menberikan kemudahan, kecepatan dan keakuratan dalam melakukan pengendalian dan evakuasi masyarakat Kecamatan Meuraxa Banda Aceh ketika terjadi bencana tsunami. Sehingga membantu intansi dalam mengawasi titik lokasi evakuasi pada kawasan kawasan yang terdaftar aman untuk evakuasi masyarakat setempat. Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah kemudahan masyarakat Kecamatan Meuraxa Banda Aceh
untuk mencapai jalur tercepat
menuju tempat aman sebagai upaya antisipasi maupun meminimalisir korban saat terjadi bencana tsunami. Memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat dalam melakukan evakuasi bencana, pengendalian dan pemantauan ketika bencana terjadi. Memudahkan pegawai BPBA Banda Aceh dalam melakukan evakuasi titik rawan bencana tsunami.
4
1.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang landasan teori yang akan digunakan dalam penyelesaian proyek akhir yaitu yang berkaitan dengan pembuatan Pemetaan jalur evakuasi bencana di BPBA Banda Aceh.
BAB III METODE PENELITIAN Membahas tentang metode penelitian yang akan dilakukan di BPBA Banda Aceh.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan tentang proses penjelasan merancang, pembuatan peta, penginputan data, dengan ArcGIS 9.3.
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan penutup, berisi tentang kesimpulan dari proses pengamatan terhadap peta yang telah dibuat dan saran- saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Peta
Peta adalah merupakan gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu secara matematis. Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya, karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta. Ada beragam definisi yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai Berikut:Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang
dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau bendabenda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. (ICA/International Cartographic Association). Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005) peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang berada dipermukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antar kota, lokasi pergunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan ketampakan buatan manusia. Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital digital map, yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari gambaran tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD, dan maupun media penyimpanan lainnya, serta dapat ditampilkan kembali pada layar monitor komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS. Ilmu yang mempelajari tentang peta dan
5
6
pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.
2.2 Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu koordinasi dan kombinasi komponen-komponen yang saling berhubungan untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu yaitu menyajikan informasi. Menurut Jogiyanto. HM (1989:11) “Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang ditentukan”. Dari berbagai macam definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencakup sebuah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja) ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi) dan dimaksud untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.
2.3 Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi geografis atau lazim disebut data geospatial, yang berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainya. ESRI (Environment System Research Institute), 1990, mendefinisikan SIG sebagai suatu system yang terorganisir dan terdiri atas perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (http://flashnet.forumotion.com/t43pengertian-data-dan-informasi).
7
Sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Dari bebagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografis mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja), ada sesutu yang diproses
(data menjadi informasi) dan
dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu.
2.4 Data Spasial Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi spasial dan informasi attribute : 1. Informasi lokasi spasial, berkaitan dengan letak geografi lintang bujur dan, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. 2. Informasi deskriptif attribute atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
8
2.5 Format Data Spasial Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu data vektor dan data raster. 1.
Data Vektor Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam
kumpulan garis, area daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, titik dan nodes merupakan titik perpotongan antara dua buah garis. Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik,batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor
yang utama
adalah
tidak dapat
mengakomodasi perubahan gradual.
Gambar 2.1 Data vektor
2.
Data Raster Data raster atau disebut juga dengan sel grid adalah data yang dihasilkan dari
sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).
9
Gambar 2.2 Data Raster
Pada data raster, resolusi definisi visual tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.
10
2.6 Sekilas Mengenai Software Arcgis 9.3 ArcGis adalah suatu perangkat lunak yang di desain pada Graphical User Interface untuk pengolahan data spasial Sistem Informasi Geografi. Melalui perangkat lunak ini, dapat melakukan display visualisasi data, eksplore, queri, dan analisa data spasial berikut data-data tabuler yang menyertainya. Didesain pada windows Desktop seperti Windows NT, Windows 2000,Windows XP, Window Vista, Windows 7 dan Windows 8. Perangkat lunak ini memiliki 3 Aplikasi standar yaitu ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcToolbox. ArcGis menyediakan aplikasi yang bisa disesuailkan dengan kemampuan dan kebutuhan penggunanya. 1. ArcMap : didesain untuk menampilkan data, editing, analisi spasial dan pencetakan peta kualitas tinggi. 2. ArcCatalog : berfungsi untuk mengakses dan mengatus manajemen data data spasial dan non spasial dengan mudah. Penggunan bisa mencari data yang diinginkan, menampilkannya, melihat atau membuat datanya. ArcCatalog juga bisa mengakses database eksternal (Ms Access, SQL Server, Oracle, dsb). 3. ArcGlobe : didesain untuk menampilkan data secara 3 dimensi. 4. ArcToolbox : berisi tools (alat-alat) untuk berbagai macam geoprocessing serta konversi antar format data.
a) Tables of Contents. Setiap peta memiliki table of content. Beberaa peta menampilkan seluruh layer pada satu data frame. Table of content akan menampilkan bagaimana layerlayer disusun dalam satu data frame. Ketika menampilkan peta, biasanya kita akan menggunakan table of content untuk mengaktifkan ataupun menonaktifkan sebuah layer. Pada saat kita ingin membentuk sebuah peta maka yang akan banyak berfungsi adalah table of content termasuk dalam menambahkan, menghapus dan menentukan bagaimana layer ditampilkan.
11
Cara / langkah menampilkan Table of Content : 1. Klik menu View, pada toolbar standard. 2. Klik table of content. 3. Akan muncul Table of Content.
b) Menampilkan Data View dan Lay Out View. 1) Data View berguna untuk menampilkan data dan mengeksplore data, cara memunculkannya adalah dengan mengklik gambarnya pada bagian bawah data frame. 2) Lay Out View berguna untuk mempersiapkan peta pada saat akan dilayout, untuk disisipkan pada laporan dan untuk mempublikasikannya pada web. c) Mengaktifkan atau Menonaktifkan Layer. Secara default, seluruh layer pada project akan ditampilkan pada window View. Hal tersebut ditunjukkan dengan tanda check pada tiap tema. Hal ini berarti kita dapat melihat data spasial tersebut pada Table of Content. Untuk mengatur tema tertentu yang tidak ditampilkan, kita dapat membuat tema tersebut tampak atau tidak ( on atau off) dengan mengklik tanda check tersebut sehingga tanda check-nya tidak ditampilkan. Sebaliknya pula apabila kita ingin menampilkan kembali tema tersebut.
2.6.1 Kelebihan GIS Kelebihan GIS antara lain adalah dapat memperbaharui dengan cepat data spasial baik berupa peta maupun data statistik yang cepat berubah dan kadaluwarsa sehingga pelayanan jasa dan informasi khususnya di sektortransportasi menjadi lebih akurat. GIS mendukung pengambilan keputusan terutama untuk perencanaan. Keterbatasan dana terutama dana yang digunakan untuk pemeliharaan, operasional, up dating peta dan data serta peningkatan SDM, perangkat lunak dan keras. Keterbatasan peta, data dan informasi terutama adalah baik kurangnya peta, data maupun informasi yang akurat dan sesuai dengan format yang dipakai dalam GIS.
12
2.6.2 Kekurangan GIS Penggunaan skala yang tidak sesuai. Contohnya, untuk perencanaan wilayah pada skala 1:25.000 diperlukan masukan peta-peta berskala 1:25.000 atau lebih besar/rinci. Karena terbatasnya data dasar, banyak perencana lokal di Indonesia hanya memperbesar peta skala 1:100.000 untuk diproses bersama dengan peta-peta skala 1:25.000. Teknologi GIS dengan mudah dapat menjalankan operasi ini, tetapi secara metodologi hal ini tidak bisa dipertanggung jawabkan. Akibatnya, banyak satuansatuan pemetaan kecil yang seharusnya menunjukkan lokasi-lokasi rawan bencana, misalnya longsor, tidak ikut dipetakan pada hasil akhir. Banyaknya variabel berupa peta yang dilibatkan dalam GIS berbanding lurus dengan efek perambatan kesalahan (error propagation) yang terjadi. Kesalahan pada peta-peta masukan akan terakumulasi pada hasil akhir; yang dimaksudkan sebagai rekomendasi lokasi permukiman yang aman ataupun peta tata ruang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Di Kecamatan Meuraxa Menggunakan Aplikasi ArcGIS 9.3 Pada BPBA Banda Aceh sebagai Judul Tugas Akhir dan penelitian dari Tugas Akhir ini dijadwalkan selama lima bulan yaitu mulai dari April 2013 sampai dengan Septembel 2013 yang bertempat di kantor BPBA Banda Aceh.
3.2 Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) macam metode yaitu berupa observasi lapangan dan digitasi onscreen di layar monitor.
3.3 Observasi lapangan Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.
3.4 Spesifikasi sistem Adapun data primer penulis peroleh dari kantor bagian perancanaan BPBA Banda Aceh seperti data-data bencana, kamera digital, dan peta lokasi Kecamatan Meuraxa. Sedangkan data sekunder di peroleh dari hasil wawancara dan tanya jawab pada Staf Kepala Bagian Badan Perencanaan BPBA Banda Aceh. Sebelum
melakukan
pengumpulan
data,
secara
terlebih
dahulu
kita
mempersiapkan seperti: 1. Sebuah laptop dengan spesifikasi Processor Intel Core i5 380 M, Memory 2 Gb, HardDisk 460 Gb, Operating System Windows 7.
13
14
2. Mempersiapkan 1 unit kamera digital untuk mengambil gambar gedung yang akan dijadikan tempat evakuasi bencana. 3. Software ArcGIS 9. 3. 4. Foto Citra satellite tahun 2011, KecamatanMeuraxa Banda Aceh. 5. Menyediakan alat tulis.
3.5 Digitasi onscreen di layar monitor Digitasi adalah sebuah kegiatan untuk merubah bentukan/feature geografi yang berasal dari peta analog ke bentuk digital dalam format GIS/SIG. Dalam digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak memerlukan tambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi kesalahan. Adapun objek-objek yang didigitasi merupakan, sebagian gedung dan jalan yang ada di kawasan Kecamatan Meuraxa Banda Aceh melalui foto udara Tahun 2011 dengan menggunakan software ArcGIS. Digitasi ini direpresentasikan dalam betuk garis (Line/Polyline).
3.6 Gambar Peta Kecamtan Meuraxa Gambar dari peta kecamatan muraxa diambil melalui foto udara pada tahun 2011, dari gambar foto udara ini nantinya akan dijadikan sebuah peta yang dapat memberikan informasi mengenai jalur evakuasi apabila bencana tsunami terjadi pada kawasan Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. Gambar dari foto udara Kecamatan Meuraxa dapat dilihat pada Gambar 3.1.
15
Gambar 3.1 Kecamatan Meuraxa dari udara. 3.7 Bagan
Gambar 3.2 Bagan.
16
3.8 Tinjauan Umum Intansi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dibentuk berdasarkan QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 tentang SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH. BPBA merupakan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), SKPA adalah unsur pembantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh yang terdiri dari Sekretariat Daerah Aceh dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Dinas, Lembaga Teknis Aceh, dan Sekretariat Lembaga Keistimewaan Aceh. BPBA mempunyai tugas, yaitu : 1. Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Aceh dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara. 2. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana. 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana. 5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya. 6. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Gubernur setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. 7. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. 8. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh, dan sumber penerimaan lainnya, dan 9. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, BPBA mempunyai fungsi antara lain : 1. Perumusan
dan
penetapan
kebijakan
penanggulangan
bencana
dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien.
17
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. 3. Pelaksanaan penanggulangan bencana secara terintegrasi dalam tahapan prabencana, saat tanggap darurat, dan pasca bencana. 4. Pengkoordinasian penanggulangan bencana dengan instansi dan/atau institusi terkait lainnya pada tahap pra bencana dan pasca bencana, dan 5. Pengkoordinasian pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari SKPA, instansi vertikal dan institusi terkait lainnya dalam rangka penanganan darurat bencana.
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, BPBA mempunyai kewenangan sebagai berikut: 1. Melaksanakan
perumusan
kebijakan
penanggulangan
bencana
pada
wilayahnya selaras dengan kebijakan pembangunan daerah. 2. Melaksanakan pengawasan penyusunan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur kebijakan penanggulangan bencana. 3. Melaksanakan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain. 4. Melakukan pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau bahaya bencana pada wilayahnya. 5. Melakukan perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan pengurasan sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayahnya, danMelaksanakan penertiban pengumpulan dan penyaluran uang atau barang pada wilayahnya.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Pembahasan Berdasarkan pemetaan dan pengolahan data di BPBA Kota Banda Aceh dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 9.3, data-data yang diolah dalam SIG merupakan fakta-fakta yang ada dipermukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif maupun referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta. 1. Referensi relatif Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya data-data jalur evakuasi yang sudah diolah menjadi data GIS digital dan jumlah lokasi yang dipetakan ada pada photo udara yang di digitasi garis dan polygon dikaitkan dengan data yang ada di BPBA Kota Banda Aceh. 2. Referensi absolut Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Misalnya adalah data titik-titik yang diperoleh dengan menggunakan opservasi di lapangan.
4.2 Hasil Prosedur Pengolahan peta jalur evakuasi bencana di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh dengan menggunakan software ArcGIS 9.3, penulis melakukan beberapa macam cara untuk dapat menampilkan dan memberikan informasi yang akurat dalam melakukan pemetaan untuk kepentingan evaluasi, pengendalian dan pemantauan. Adapun cara-cara yang digunakan seperti: 1. Pengumpulan data, data-data yang terkumpul diolah menjadi data GIS digital, dengan cara digitasi polygon. 2. Pendigitasian dilakukan di atas gambar bangunan, jalan dan menampilkan ID lokasi yang ada pada Foto udara tahun 2011. 3. Pemberian/pembuatan atribut data bangunan, jalan dan 4. Menampilkan/memanggil atribut data bangunan dan jalan dengan identify ( i )
18
19
4.3 Proses Pembuatan Peta Jalur Evakuasi Dengan menggunakan software ArcGIS 9.3 antara lain yaitu membuka data spasial atau peta yang telah ada dengan ArcMap. 1.
Klik Start > Programs > ArcGIS > ArcMap atau dengan klik icon ArcMap pada desktop. Seperti Gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Tampilan menu/icon ArcMap.
2.
Pada saat ArcMap dijalankan, maka akan terlihat kotak dialog startup yang akan memberikan pilihan untuk memulai sebuah sesi pekerjaan. Kita dapat memilih antara lain : membuka project baru (open new map), membuka format yang telah disediakan (template), atau membuka sebuah project document yang telah ada atau project yang telah dibuat sebelumnya.
Gambar 4.2 Hasil tampilan project ArcMap yang sudah ada.
20
3. Pilih An Existing Map, kemudian klik project document yang telah dibuat dan di simpan sebelumnya, seperti (D:\My Document\Data Arcgis\Skripsi.mxd).
Gambar 4.3 wilayah Kecamatan Meuraxa. Berdasarkan pada Gambar 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tampilan project data-data yang diolah menjadi data GIS digital ialah hasil dari observasi lapangan, dan pendigitasian pada gedung dan jalur evakuasi dengan cara digitasi (polyline) untuk pendigitasian jalur evakuasi dan (polygon) untuk pendigitasian gedung evakuasi bencana tsunami. Untuk menampilkan data-data gedung dan jalur evakuasi yang ada di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh dapat dilihat pada Gambar 4.4 dibawah ini.
21
Gambar 4.4 hasil tampilan setelah didigitasi. Data yang ditampilkan pada Gambar 4.4 di atas merupakan lokasi evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Meuraxa adalah data atribut gedung evakuasi yang telah ditentukan dan ingin kita tampilkan. Pada suatu lokasi yang sudah selesai kita digitasi seperti Gambar 4.di atas, dapat dilihat data yang ditampilkan adalah bentuk
atribut tabel. Pada bagian ini juga kita dapat
menampilkan jenis atribut lainnya sesuai dengan yang kita inginkan.
Gambar 4.5 hasil tampilan atribut kawasaan.
22
Sedangkan pada gambar 4.6 berikut ini adalah untuk mengidentifikasi suatu data atribut dan sekaligus komponen geografis pada setiap layer dengan menggunakan tombol identify ( i ).
Gambar 4.6 Tampilan Identify Results.
Pada hasil tampilan Identify bagian ini dapat dilihat, keterangan yang dimunculkan pada kotak Identify Results adalah semua field (kolom) yang ada dalam feature. Layer yang anda pilih juga menampilkan nama layer feature-nya termasuk semua primary display field (semua kolom atribut utama) pada layer tersebut dengan kata lain field (kolom atribut) yang digunakan dalam ArcMap tergantung featurenya.
4.4 Membuat Atribut Evakuasi Bencana Tsunami Langkah- langkah untuk membuat atribut adalah sebagai berikut :
23
1. Klik kanan nama layer yang ingin diberi atribut > memilih open attribute table, lihat Gambar 4.7 di bawah.
Gambar 4.7 Tampilan membuka Open Atribut Table.
2. Setelah mengklik open attribute table pada Gambar 4.7 di atas,lihat tampilan selanjutnya > klik option pada tabel atribut > pilih add field.
Gambar 4.8 Tampilan Menambahkan Field baru.
24
3. Setelah mengklik add field akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.9, untuk: Name: isikan ID_GD atau nama atribut yang diinginkan, Type: pilih text ( untuk jenis tipe di tabel atribut ).
Gambar 4.9 Tampilan Pengaturan Field Baru.
4. Untuk mengisikan nama atribut pada attribute table selanjutnya, lakukanlah seperti langkah yang sesudahnya.
4.5 Memanggil/Melihat Atribut Data Peta Pada ArcMap untuk mengidentifikasi suatu data atribut dan sekaligus komponen geografis padasetiap layer gunakan tombol identify atribut, berikut ini adalah langkah – langkahnya : 1. Selanjudnya Klik tombol Identify pada toolbar. 2. Kemudian klik sebuah layer data_Gedung yang sudah didigitasi, dari hasil identify akan muncul keterangan seperti kotak dialog seperti pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11 di bawah ini.
25
Gambar 4.10 Tampilan Informasi Jalur.
Gambar 4.11 Tampilan Informasi Gedung evakuasi.
3. Perhatikan atribut data pada kotak Identify Results yang akan memperlihatkan semua field (kolom) yang ada dalam feature. Layer yang anda pilih juga menampilkan nama layer feature-nya termasuk semua primary display field (semua kolom atribut utama) pada layer tersebut dengan kata lain field (kolom atribut) yang digunakan dalam ArcMap tergantung featurenya.
4.6 Proses Pembuatan Peta Manual Langkah- langkah untuk membuat peta jalur Evakuasi bencana tsunami adalah sebagai berikut : 1. Pilih tombol view, maka akan muncul seperti Gambar 4.12.
26
Gambar 4.12 Tampilan Peta Data Frame.
2.
Selanjutnya pilih measured grid
untuk pembuatan peta manual kemudian
tekan Next sampai finish. 3. Langkah selanjutnya Klik insert lalu klik legend dan north arrow untuk pemberian legenda (apabila legenda tidak sesuai penempatannya, geser saja sesuai keinginan) dan pemberian mata angin (pilih mata angin sesuai keinginan. Kemudian klik ok). Hasilnya akan seperti pada Gambar 4.13.
27
Gambar 4.13 Tampilan Yang Sudah di Berikan Scale Bar.
4. Selanjutnya pemberian skala, untuk skala sama dengan klik insert–title. Kemudian ketik skala dan untuk skalanya sesuai dengan yang tertera. Untuk pemberian sumber, misalnya untuk tutorial ini data diambil dari peta wilayah Aceh, system koordinat sesuai yang awal tadi yang saya sampaikan, bahwa saya memilih WGS 1984 UTM Zone 46n. pemberiannya sama dengan langkah di atas yaitu klik insert – title selanjunya klik ok. 5. Sekarang bagian finishing, buat tampilan peta menjadi menarik dan informatif. Langkah yang digunakan klik tools lalu pilih tools order. Setelah melakukan langkah tersebut lalu pilih send to back untuk memanggil kembali data peta tadi. Hasilnya di halaman lampiran. 6. Selanjutnya selesai sudah tinggal menjadikan file jpeg. Caranya klik File pilih Export Map (save sesuai folder penyimpanan yang diinginkan).
4.7 Hasil Akhir Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Pemetaan Jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh menghasil kan empat peta digital yang tersebar di kecamatan Meuraxa. Ada pun titik yang di petakan merupakan Gedung dan Jalur evakuasi tersebut menggu
28
nakan metode observasi dan digitasi melalui foto citra digital 2011 dan mengunakan aplikasi ArcGIS 9.3 berdasarkan empat titik lokasi evakuasi yang telah ditentukan jalur dan gedung yang ada kawasan tersebut. Karen banyaknya jalur evakuasi yang dihasilkan, maka jalur evakuasi
tersebut dibagi menjadi
empat peta lokasi yang ada di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh, yakni Escape Building Gampong Deah Teugoh, Escape Building Gampong Deah Glumpang, Escape Building Gampong Lambung, dan Pusat Riset Tsunami Dan Mitigasi Banda Aceh. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode digitasi melalui foto citra satelit 2011 dan mengunakan aplikasi ArcGIS 9.3 dapat digunakan untuk menentukan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh di bandingkan dengan metode lain, yakni metode pembuatan peta manual. Metode tersebut dapat menggunakan data-data dalam bentuk feature atau pun raster, meski pun semua data harus diubah menjadi raster untuk dapat di proses. Kekurangan dalam penelitian ini adalah kurangnya pustaka dalam penenemuan buku dan foto citra digital yang terbaru, sehingga sangat sulit dalam pembuatan peta yang akurat. Dampak yang di timbulkan tsunami 26 Desember di Provinsi Aceh pada tahun
2004 silam, selain
adanya korban jiwa, harta benda, bangunan, dan
infrasruktur pemerintah Aceh turut terkena dampak bencana tersebut. Tsunami telah merubah wilayah dan permukiman di provinsi Aceh. Hilangnya tempat tinggal masyarakat Kecamatan Meuraxsa Banda Aceh. Escape Building didirikan agar dapat membantu masyarakat setempat dan memudahkan evakuasi masyarakat tempat yang aman. Selain itu, dengan pembuatan peta jalur evakuasi tersebut dapat
minimalisir damapak
ketika
bencana tsunami, dengan pemetaan jalur evakuasi dapat mengurangi dapak dari bencana tersebut dan memudahkan dalam penyelamatan dari bencana tsunami. Escape Building tersebut diuntungkan bila jarak antara pesisir pantai dengan lokasi evakuasi lebih mudah dan cepat di jangkau oleh masyarakat setempat terutama masyarakan Kecamatan Meuraxa Banda Aceh, namun sebaliknya bila lokasi Escape Building semakin jauh, maka jalur evakuasi tersebut
29
akan semakin sulit untuk di jangkau sehingga resiko korban susah untuk di minimalisir.
4.8 Gambar Peta Jalur Evakuasi Bencana Dari Gambar 4.14 sampai Gambar 4.17 merupakan gambaran hasil akhir dari peta evakuasi bencana yang telah seleai buat.
dfff ff
Gambar 4. 14 Gampong Deah teugoh.
Gambar 4. 15 Gampong Lambung.
Gambar 4. 16 Gampong Deah Glumpang
Gambar 4. 17 Pusat Riset Tsunami
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dari penulis yaitu: 1. Proses pembuatan peta tematik berbasis digitasi lebih sederhana menjadi lebih cepat dibanding menggunakan peta manual, bila ada kesalahan dalam pembuatan peta tematik maka perbaikannya akan sangat cepat dan mudah tanpa harus menggantikan peta dasar. 2. Jalur evakuasi merupakan jalur untuk proses evakuasi dari lokasi bencana menuju ketempat yang aman. 3. Adapun
lokasi gedungdanjalurevakuasiyang sudah dipetakan Kecamatan
Meuraxa Banda Aceh, digitasi ini ditampilakan dalam bentuk peta. 4. Metode
observasi
lapangan
dapat
memberikan
kemudahan
dalam
mengidentifikasi posisi jalur dan gedung di suatu lokasi dalam berbasis sistem informasi geografis yang dihasilkan dari software ArcGIS 9.3.
5.2 Saran Adapun saran-saran yang ingin penulis kemukakan sebagai berikut: 1. Dalam setiap jalur evakuasi diberikan rambu-rambu untuk menuju tempat aman serta diadakan sosialisasi menyeluruh ke masyarakat Kecamatan Meuraxa. 2. Adapun kerkurangan dalam penelitian ini, kurangnya pustaka dalam penenemuan buku dan foto citra digital yang terbaru, sehingga sangat sulit dalam pembuatan peta yang akurat. 3. Dari pemerintahan Kota Banda Aceh harapkan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan memasang peta yang sudah dibuat padawilayah kecamatan meuraxa sehingga memudahkan masyarakat dalam mengetahui jalur yang cepat untuk menuju ke lokasievakuasipada escape buildingyang di bangun khusus oleh pemerintah Kota Banda Aceh.
30
31
4. Penulis menyarankan kepada Kantor BPBA Banda Aceh supaya membuat
pelatihan dan penyuluhan kepada pegawai tetap kantor BPBA guna dapat melakukan pengendalian dan pencegahan ketika bencana terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, Stan. 1989. Geographics Information Systems: A Management Perspective. Ontario:WDL Publications. Davis, Gordon B. Olson, Margrethe H.1985. Management Information Systems Conceptual Foundation: Structur and Development. 2nd Edition, McGrawHill. Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistim Informasi Manajemen Bagian 1: Pengantar. Diterj. oleh Andreas S. Adiwardana. Cetakan kesebelas, PT Ikrar Mandiriabadi. Flash-net, admin. 2008. Pengertia Data dan Informasi : [online] Tersedia : http://flashnet.forumotion.com/t43-pengertian-data-dan-informasi.
[Diakses
15 April 2013]. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistim Informasi dan Konsep Dasar Informasi yogyakarta : Andi Sandi-hollic, admin. 2008. Kelebihan dan Kekurangan GIS : [online] Tersedia : http://sandiholic.blogspot.com/2008/03/kelebihan-dan-kekurangan-gis.html
[Diakses 1 juni
2013].
Anneahira, admin. 2007. Sejarah Tsunami : [online] tersedia : http://www.anneahira.com/sejarah-tsunami.html [Diakses 21 Oktober 2013.
32