1
Penggunaan Sig Untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala
NURFAIDA A 351 11 036
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2016
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul
:
Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala
Penulis
:
Nurfaida
Stambuk
:
A 351 11 036
Telah diperiksa dan disetuji untuk diterbitkan
Pembimbing I
Pembimbing II
Widyastuti, S.Si.,M.Si Nip. 19760505 200801 2 039
Rahmawati, S.Si.,M.Sc Nip. 19850803 201504 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan P.IPS FKIP Universitas Tadulako
Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi
Drs. Charles Kapile, M.Hum Nip. 19650104 199203 1 004
Nurvita, S.Pd.,M,Pd Nip. 19801127 200604 2 001
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
iii
ABSTRAK Nurfaida, 2015. Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala, Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Widyastuti., (II) Rahmawati. Penelitian ini dilatar belakangi oleh sejarah terjadinya bencana tsunami di Desa Tonggolobibi pada tahun 1960. Menyadari bahwa bencana tsunami dapat terulang pada kurun waktu yang tidak dapat ditentukan. Bencana tsunami merupakan bencana yang dapat memakan banyak korban baik berupa korban jiwa maupun materi. Salah satu mitigasi bencana yang dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa adalah mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman, untuk mengevakuasi penduduk dibutuhkan peta jalur evakuasi yang dapat mengarahkan penduduk ke shelter. Tujuan dari penelitian ini yaitu pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami, menganalisis pemataan jalur evakuasi bencana tsunami menggunakan SIG dan menganalisis penentuan shelter untuk bencana tsunami. Teknik analisis dalam penelitian ini mengguanakan network analysis, yaitu menganalisis melalui software ArcGIS 10.1 dengan menggunakan peta dasar berupa peta jaringan jalan, peta administrasi desa dan peta ketinggian tempat serta data berupa data monografi desa untuk menentukan rute yang efisien menuju shelter. Hasil peta jalur evakuasi, dalam peta jalur evakuasi bencana tsunami menghasilkan 2 jalur evakuasi dengan masing-masing panjang jalur yaitu 2225,5 meter dan 2643,9 meter serta 2 shelter evakuasi bencana tsunami yang berada masing-masing pada titik koordinat 00027’58” dan 119058’94” dan koordinat 00027’18” dan 119057’49”. Penelitian ini dapat digunakan untuk membantu proses evakuasi pada saat terjadinya bencana tsunami. Kata Kunci : SIG, Network Analisis, pemetaan dan Bencana Tsunami
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
4
ABSTRACT Nurfaida, 2015. The use of GIS for mapping Tsunami Evacuation Line Tonggolobibi Village Sojol Sub District of Donggala, Thesis, Geography Education Study Program, Social Sciences Department, Teacher Training and education Faculty, Tadulako University. Under he Supervisor of (I) Widyastuti., (II) Rahmawati.
The background of this research is based on the tsunami history in Tonggolobibi village in 1960. It is to realize that tsunami can occur in particular time. The tsunami is a disaster that claimed many victims and detrimental material. One of the disaster mitigation that can decrease the amont of the victims is to evacuate the society to the safe area. In evacuating procces, it is needed evacuation route map which is able give direction to shelter. The objective of the research is for mapping tsunami evacuation route, to analyze the mapping of tsunami evacuation route through GIS and analyze determination of shelter for tsunami. The technique of data analysis is network analysis. It is analyzed by software with the use of based map such as roud map, village administration map and elevation maps as well as data such as the village monograph data to determine an efficient route to the shelter. The result of the evacuation route maps, in a tsunami evacuation route map generating two evacuation route path with eachpath lenghth is 2225.5 meters and 2643.9 meters and olso two shelter tsunami evacuation shelter which is located respectively in the point of coordinates 00027’58” and 119058’94” and coordinate 00027’18” and 119057’49”. This reasearch can be used to help the evacuation process during the tsunami disaster.
Keywords : GIS, Network Analysis, mapping and Tsunami
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
1
I.
PENDAHULUAN Secara histografi, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara rawan bencana yang
melanda secara terus menerus. Baik yang disebabkan oleh faktor alam yaitu gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dan gunung meletus dan yang disebabkan oleh faktor non alam seperti wabah penyakit dan kegagalan teknologi. Salah satu daerah yang sering dilanda bencana yaitu daerah Sulawesi dan khususnya di Sulawesi Tengah Kabupaten donggala Menurut Badan Statistik Kabupaten Donggala tahun 2014, Kabupaten Donggala merupakan salah satu daerah yang ada di Sulawesi Tangah yang luas daerah sekitar 5.275.69 km2. Ibu kota kabupaten ini terletak di desa Banawa. Perbatasan wilayah Kabupaten Donggala di sebelah timur berbatasan dengan Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi, disebelah barat berbatasan dengan selat Makassar dan wilayah Provinsi Sulawesi Barat, disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Toli-Toli dan disebelah selatan beratasan dengan Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Sigi dan Kota Palu. Kabupaten Donggala sejak berdiri juga pernah mengalami beberapa bencana terutama bencana gempa bumi, banjir dan tsunami, namun bencana tsunami adalah bencana yang paling banyak membuat kerugian bagi masyarakat. Tsunami adalah bencana alam yang perkiraan waktu tertentu datangnya bencana tsunami tersebut tidak diketahui namun kemungkinan besar bencana tsunami akan berulang lagi jika peristiwa tersebut pernah terjadi dimasa lalu. Tsunami yang pernah terjadi di Donggala pada tahun 1927 gempa yang menimbulkan tsunami ini terjadi di daerah Watusampu yang mana gempa yang berkekuatan 6,5 Skala Richter. Pada tahun 1938 gempa di Donggala menimbulkan tsunami dengan tinggi gelombang mencapai 4 meter, gempa di daerah Tambu terjadi pada tahun 1968, serta gempa yang terjadi di Desa Tonggolobibi 1996 yang
menimbulkan tsunami dengan tinggi
gelombang mencapai 4 meter (Abdullah 12:2008) Bencana yang terjadi di Kabupaten Donggala khususnya di Desa Tonggolobibi ini tentunya memakan banyak korban dan membuat kerugian pada masyarakat Kabupaten Donggala pada umumnya dan masyarakat Desa Tonggolobibi pada khususnya, mengingat desa ini adalah desa yang terbanyak jumlah pendudukannya pada Kecamatan Sojol yaitu sebanyak 4.042 jiwa pada tahun 2010. Adanya bencana alam yang akan merugikan masyarakat maka masyarakat harus siap siaga dan waspada terhadap setiap ancaman dari bencana yang akan dihadapi. Namun sikap tersebut harus disertai pemahaman yang benar termasuk pamahaman tentang tata cara menyalamatkan diri, karena pemahaman yang keliru akan membahayakan diri sendiri. Salah satunya perlu adanya mitigasi bencana yaitu berupa Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
2
jalur evakuasi sebelum bencana atau saat terjadinya bencana. Jalur evakuasi ini akan memudahkan masyarakat untuk menghindari bencana yang akan terjadi di daerah Kabupaten Donggala. Masyarakat memerlukan jalur ini agar pada saat terjadi bencana masyarakat dapat pergi ke tempat evakuasi dengan cepat serta melewati jalan yang benar sesuai dengan jalur evakuasi sehingga mengurangi resiko ancaman tsunami dan hal tersebut dapat mengurangi resiko jatuhnya korban jiwa jika bencana tsunami terjadi. Jalur evakuasi ini memiliki fungsi yang sangat penting pada tiap daerah, sehingga menjadi alasan untuk membuat jalur evakuasi pada daerah Kabupaten Donggala, cara membuat peta jalur evakuasi bencana yaitu menggunakan SIG. SIG memiliki keunggulan dalam pemetaan jalur evakuasi yaitu peta yang dihasilkan berbasis geografis dengan memanfaatkan teknologi komputer sehingga peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan SIG untuk Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala”. Brdasarkan latar belakang bahwa tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala memakan korban jiwa dan dapat merugikan masyarakat. Di daerah ini memerlukan mitigasi bencana tsunami berupa jalur evakuasi. Pembuatan jalur evakuasi tsunami tersebut menggunakan Sistem Informasi Geografis sehigga memberikan informasi berupa data berbasis geografis. Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kegunaan SIG untuk pemetaan jalur evakusi bencana di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala? Manfaat dari penelitian ini adalah (1) Bagi pendidikan yaitu menambah khasana ilmu pengetahuan pada bidang pengindraan jauh umumnya dan pada bidang pemetaan khususnya serta sebagai proses dari pembelajaran yang lebih mendalam untuk fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan dan sebagai literatur penunjang dalam penelitian sejenis atau penelitian lanjutan, (2) Bagi pemerintah yaitu dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terkait tentang mitigasi bencana yang ada di wilayah Kabupaten Donggala umumnya dan Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol khususnya, (3) Bagi masyarakat yaitu mempermudah masyarakat pada saat terjadi bencana di Kabupaten Donggala agar dapat mengurangi resiko bencana (4) Bagi peneliti adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan agar dapat mengembangkan pengetahuan yang telah ada.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
3
II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dipakai adalah kombinasi antara pemetaan dan analisis peta dengan menggunakan kerangka metode SIG (Sistem Informasi Geografis). Pada penelitian ini peneliti akan membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami di Desa Tonggolobibi. Pada pembuatan peta digunakan metode network analysis pada aplikasi SIG berupa software ArcGis 10.1. Lokasi Penelitian Desa Tonggolobibi di Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala. Desa Tonggolobibi berada pada titik koordinat 00°28'22" S dan 119°58'32" E Desa Tonggolobibi terletak di wilayah pantai barat Kabupaten Donggala. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian 3.1.1. Deskripsi Parameter Ketinggian Tempat Ketinggian tempat di Desa Tonggolobibi sangat beragam dengan persentase yang beragam pula. Peta ketinggian tempat adalah parameter berikutnya karena ketinggian tempat digunakan untuk menentukan titik evakuasi atau shelter yang akan dituju oleh penduduk saat sebelum terjadinya tsunami yaitu berada pada ketinggian >15 meter diatas permukaan laut. Haryadi Permana (2007:4) menyatakan bahwa pada klasifikasi daerah rawan tsunami zonasi kerawanan tsunami dapat ditentukan dari garis kontur suatu daerah yaitu pada ketinggian 115 meter merupakan tempat yang masih rawan tsunami dan pada ketinggian >15 meter merupakan tempat yang aman. Berdasarkan ketinggian tempat dihasilkan zona berisiko adalah zona yang berada dalam bahaya tsunami, asumsinya bahwa zona yang bersisiko tinggi berada pada ketinggian >15 meter diatas permukaan laut yang sesuai dengan zonasi kerawanan tsunami. Berdasarkan klasifikasi praktis daerah rawan tsunami terdapat beberapa zonasi ketinggian yaitu 0-5 meter beresiko sangat tinggi, 5-10 meter beresiko tinggi, 10-15 meter aman sementara dan >15 meter aman dengan demikian dapat diasumsikan 3 zona beresiko tsunami. 3.1.2. Deskripsi Parameter Jaringan Jalan Peta jaringan jalan menjadi parameter karena di dalam atribut peta jaringan jalan terdapat kelas jalan, lebar jalan dan panjang jalan yang mana pada pembuatan peta jalur evakuasi akan memperhitungkan panjang jalur yang akan ditempuh oleh penduduk Desa Tonggolobibi. Parameter jalur yang akan ditempuh oleh penduduk untuk sampai ke shelter yang telah dipilih dapat dilihat pada tabel 3.1.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
4
Jalur evakuasi Jalur 1 Jalur 2
Tabel 3.1. Parameter Jaringan Jalan Kelas jalan Lebar jalan Panjang jalur Jalan Provinsi 456 cm (4,56 m) 2225,5 Meter Jalan Lain 290 cm (2,9 m) 2643,9 Meter
Sumber: Data yang telah diolah
3.1.3. Deskripsi Parameter Data Monografi Peta administrasi dan data monografi desa dijadikan parameter untuk menentukan jumlah penduduk yang akan dievakuasi ke shelter yang telah ditentukan. Pada penelitian ini tidak semua jumlah penduduk Desa Tonggolobibi yang dievakuasi dikarenakan sebagain kecil penduduk telah berada di tempat yang memiliki ketinggian >15 meter di atas permukaan laut sehingga tidak perlu adanya evakuasi pada tempat tersebut. Asumsinya, kedua titik menjadi titik awal evakuasi dari keseluruhan penduduk yang diidentifikasi akan menjadi korban tsunami dengan menganalisis daerah dengan titik ketinggian kurang dari 15 meter di atas permukaan laut. Jumlah penduduk yang diperkirakan akan menjadi korban bencana tsunami dapat dilihat pada Tabel 3.2. No 1 2 3 4
Dusun Dusun 1 Dusun II Dusun III Dusun VIII
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk 688 Jiwa 561 Jiwa 848 Jiwa 333 Jiwa
Sumber. Data monografi Desa Tonggolobibi tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas maka jumlah penduduk yang diperkirakan menjadi korban bencana tsunami adalah 2430 Jiwa. 3.2. Pembahasan 3.2.1. Penggunaan SIG dalam Pemetaan Jalur Penggunaan SIG dalam membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kanupaten Donggala, penulis menggunakan softwere berupa ArcGis 10.1 yang mana di dalam softwere terseabut menyajikan aplikasi yang dapat memudahkan dalam pembuatan peta jalur yaitu network analysis. Pada pembuatan peta jalur evakuasi bencana ini dihasilkan 2 jalur evakuasi dan 2 shelter yang akan dituju oleh masyarakat sesaat sebelum terjadinya bencana tsunami di Desa Tonggolobibi. Pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami dilakukan dengan menggunakan Network Analysis pada softwere ArcGis 10.1 dengan mengaktifkan network dataset melalui langkahlangkah yang telah dijabarkan di atas. Pada Network dataset tools yang dipilih adalah closest Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
5
facility analysis dengan menggunakan satu titik insiden yaitu titik awal yang dihasilkan adalah satu jalur evakuasi yang sesuai dengan parameter yang telah diolah. Pemetaan jalur evakuasi dengan menggunakan SIG membantu memudahkan untuk membuat peta yang menyajikan infomasi baru berupa jalur evakuasi yang dapat dilalui pada saat akan terjadi tsunami. Pada penggunaan SIG dalam pemetaan jalur evakuasi dipilih salah satu softwere pemetaan yaitu ArcGis 10.1, pemilihan softwere tersebut dikarenakan softwere ArcGis 10.1 menyediakan aplikasi Network Analysis yang dapat memudahkan menemukan jalur terdekat. Penggunaan aplikasi ini dilakukan dengan cara memasukan beberapa parameter yang dibutuhkan untuk menganalisis jalur tersebut. Selain menyediakan network analysis, software tersebut merupakan salah satu softwere yang telah dikenal oleh peneliti pada beberapa mata kuliah geografi, oleh sebab itu peneliti lebih mudah dalam mengoperasikan softwere tersebut. 3.2.2. Pemilihan Shelter untuk Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala Memilih shelter yang akan dituju oleh penduduk Desa Tonggolobibi perlu adanya identifikasi shelter. Identifikasi shelter merupakan langkah awal sebelum menetapkan lokasi tersebut sebagai shelter dengan kriteria kelayakan kapasitas dan kualitas shelter. Identifikasi shelter tercantum pada Tabel 3.3 Tabel 3.3. Identifikasi shelter Lokasi koordinat) 00027’58” dan 119058’94”
(titik Keterangan 1. Lapangan
Catatan Lokasi shelter tanpa tutupan lahan
2. Ketinggian tempat mencapai 15 – 30 meter diatas permukaan laut 3. Jarak capaian dari Akses mudah pemukiman dijangkauan dengan kebutuhan air dan listrik 4. Jaringan jalan 5. Sarana komunikasi 00027’18” dan 119057’49”
1. Lapangan 2. Ketinggian tempat mencapai 15-30 meter di atas
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Akses jalan berada dijalan provinsi Akses jaringan telepon Lokasi tersebut tanpa tutupan lahan
6
permukaan laut 3. Jarak capaian dari Akses mudah pemukiman dijangkau dengan kebutuhan air dan listrik yang memadai 4. Jaringan jalan Akses jalan mudah dengan lebar jalan 2,90 meter 5. Sarana komunikasi Akses jaringan telepon Sumber : Hasil analisis data lapangan dan data sekunder
Shelter 1 berada pada wilayah yang memiliki luas 118mx78,25m. Berdasarkan luas shelter tersebut dapat dibagun tenda untuk para korban bencana tsunami yaitu tenda pleton yang memiliki ukuran 6mx14m dengan kapasitas 40orang-60orang dan tenda yang dapat dibangun dengan luas lokasi tersebut yaitu sebanyak 40 tenda, 4 tenda sebagai dapur, 4 tenda kesehatan dan 32 tenda pengungsian. Dengan luas sirkulasi pejalan kaki dan barang antar tenda yaitu 3 meter asumsi tersebut didasarkan lebar tubuh seseorang yaitu 60 cm dan jika membawa barang dapat mencapai 1,1 meter sehingga jika seseorang berjalan berlawanan arah dapat menggunakan lebar jalan hingga 2,2 meter (Ernst Neufert 1992 : 33), sehingga asumsi sirkulasi pejalan kaki yaitu minimal 3 meter. shelter 1 ini dapat menampung seluruh penduduk yang teridentifikasi akan menuju shelter 1 dengan demikian dapat dibuat rencana denah penempatan tenda agar memudahkan pembuatan tendah pada saat dilakukan evakuasi di shelter 1. Denah rencana shelter 1 ditampilkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. denah rencana shelter 1
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
7
Shelter 2 berada pada wilayah tanpa tutupan lahan yang luas wilayahnya adalah 1000meterx68,45 meter. Berdasarkan luas shelter 2 maka dapat dibangun tenda pengungsian yaitu sebanyak tenda 30 tenda dengan 3 tenda sebagai tenda dapur, 2 tenda kesahatan dan 25 tenda sebagai tempat pengungsian luas sirkulasi pejalan kaki dengan membawa barang antar tenda yaitu 3 meter. Jumlah tenda yang dapat dibangun tersebut dapat menampung seluruh penduduk yang akan mengungsi yaitu sebanyak 1.015 Jiwa penduduk. Berdasarkan luas shelter dan jumlah tenda yang dapat dibangun dilokasi tersebut maka dapat dibuat rencana pembuatan tenda yang sesuai dengan luas dan besaran dari tenda yang akan dibangun. Denah rencana shelter 2 itampilakn pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Denah rencana shelter 2 3.2.3. Pemilihan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala Berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan yaitu peta ketinggian tempat, peta jaringan jalan dan data monografi, kemudian dimasukan pada atribut yang digunakan pada aplikasi Network Analysis dihasilkan 2 jalur evakuasi yang masing-masing menuju ke shelter yang berbeda. Tabel 3.4. Jalur Evakuasi Bencana Tsunami Desa Tonggolobibi No Jalur Evkuasi Lebar Jalur Panjang Jalur Waktu Tempuh 1 Jalur 1 4,56 meter 2225,5 ± 14 menit 2 Jalur 2 2,90 meter 2643,9 ± 18 menit Sumber. Data yang telah diolah
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
8
Menurut Edward (1992) dalam Nia Rahmadhani (2014) bahwa beberapa orang berlari bergerombolan dalam 20 menit dapat menempuh jarak sejauh 3225,81 meter dan memepertimbangkan perbedaan kekautan manusia (usia dan jenis kelamin) maka panjang jalur evakuasi harus kurang dari 3225,81 meter. Panjang Jalur 1 dan Jalur 2 yang dijadikan sebagai jalur evakuasi di Desa Tonggolobibi telah memenuhi kreteria panjang jalur evakuasi tsunami karena panjang Jalur 1 dan Jalur 2 yaitu kurang dari jarak maksimum segerombolan orang berlari yaitu jarak maksimumnya adalah 3225,81 meter. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut: 1.
Pemetaan jalur evakuasi di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada penggunaan SIG software yang dipilih untuk membuat peta jalur evakuasi bencana tsunami adalah ArcGis 10.1. Pada ArcGis telah tersedia aplikasi yang dapat memudahkan untuk membuat sebuah jalur sesuai dengan parameter yang akan digunakan.
2.
Shelter yang telah dipilih yang akan menjadi tujuan penduduk yaitu 2 shelter yang masing-masing berada pada titik koordinat yang berbeda. Titik A berada pad titik koordinat 00027’58” dan 119058’94” dan Titik B berada pada titik koordinat 00027’18” dan 119057’49”.
3.
Jalur evakuasi bencana tusnami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala menghasilkan 2 jalur yang akan ditempuh menuju titik evakuasi atau shelter.
4.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut : 1.
Perlu dilakukan sosialisai yang intensif di Desa Tonggolobibi mengingat karena pada sejarah desa ini pernah terjadi bencana tsunami. Sosialisa tersebut berupa pengenalan peta jalur evakuasi agar pada saat sebelum terjadi bencana tsunami penduduk lebih terarah dalam tindakan menyelamatkan diri.
2.
Pada jalur evakuasi perlu adanya penanda atau rambu-rambu untuk menunjukan arah evakuasi agar memudahkan penduduk mengenali jalur evakuasi.
3.
Pada jalur evakuasi bencana tsunami di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala perlu adanya pemeliharaan fasilitas jalan.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
9
4.
Pembelajaran mengenai Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan berbagai aplikasi yang berbeda agar dapat meningkatkan sumber daya manusia yang terampil dalam mengolah berbagai data spasial yang telah ada dan dapat menghasilkan data spasial yang baru
V. DAFTAR RUJUKAN Abdullah. 2008. Mitigasi Bencana Disertai Contoh Kejadian Di Sulteng. Palu : Tidak diterbitkan Anonim. 2011. Kecamatan Sojol dalam Angka. Donggala : BPS Kabupaten Donggala. Haryadi, Permana, dkk. 2007. Pedoman Pembuatan Jalur Evakuasi bencana Tsunami. Jakarta : Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Nia, Rahmadhani. 2014. Analisis Aksesibilitas Shelter Evakuasi Tsunami di Kota Padang Berbasis Sistem Informasi Geografis. Penelitian. Universitas Diponegoro, Semarang: Tidak diterbitkan
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
1
Lampiran 1
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD