RENCANA PENYEDIAAN JALUR DAN BANGUNAN EVAKUASI DALAM MENGHADAPI KEMUNGKINAN BENCANA TSUNAMI DI KOTA BENGKULU
Hasil Survei Lapangan dan Diskusi dengan Pemerintah Daerah Kota Bengkulu, Tanggal 25-29 Oktober 2007
PETA RAWAN GEMPA
> 8 MMI 7 – 8 MMI 6 – 7 MMI 5 – 6 MMI 4 – 5 MMI < 4 MMI
Letak Provinsi Bengkulu berada di daerah rawan bencana. Menurut hasil penelitian kerawan gempa di kota Bengkulu di atas 8 MMI. Artinya pada skala ini kejadian-kejadian gempa di kota Bengkulu memungkinkan daya rusak yang diakibatkan gempa sangat parah.
Skala
Keterangan
I
Getaran tidak diraskan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh orang tertentu saja`
II
Getaran dirasakan orang tertentu, benda-benda ringan yang bergantungan
III
Getaran dirasakan nyata di dalam, terasa seakan-akan truk lewat
IV
Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, di luar hanya oleh orang tertentu saja. Barang pecah belah, jendela, pintu gemerincing dinding berbuni karena pecah-pecah
V
Getaran dirasakan oleh hamper semua penduduk. Barang pecah belah, jendela dan sebagainya pecah, barang-barang terpelanting pohon, tiang dan lain-lain tamapk goyang, bandul lonceng jam dapat terhenti.
VI
Getaran dirasakan oleh semua orang, kebanyakan terkejut dan lari keluar. Plaster dinding jatuh dan ceronbong asap pabrik rusak ringan
VII
Semua orang ke luar rumah, kerusakan ringan pada rumah dan bangunan yang konstruksinya tidak baik maupun yang baik. Cerobong asap pecah atau retak-retak. Getaran dapat dirasakan oleh orang yang naik kendaraan.
VIII
Kerusakan ringan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya baik. Retak-retak pada bangunan-bangunan yang kuat. Dinding dapat lepas dari kerangka rumah, cerobong asap pabrik dan monument roboh, air menjadi keruh
IX
Kerusakan pada bangunan-bangunan yang rangkanya kuat, rumah menjadi tidak tegak (lurus). Banyak retakan pada bangunan-bangunan yang konstruksinya kuat , bangunan rumah bergeser dari pondasinya, pipa di dalam tanah putus
X
Bangunan-bangunan dari kayu kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung, tanah lengser di tebing dan di tanah yang curam. Terjadi gelombang pasang atau tsunami.
XI
Hancur sama sekali. Gelombang gempa tampak pada permukaan tanah, pemandangan gelap, benda-benda terlempar ke udara.
ILUSTRASI TSUNAMI Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas terjadinya gelombang Tsunami
Magnitude gempa Kedalaman episenter (kurang dari 60 km dari pusat gempa membawa dampak terjadinya tsunami yang berbahaya Struktur dan jenis batuan Intensitas letusan gunung api di laut Intensitas volume runtuhan di laut
Tindakan yang perlu dilakukan menghadapi gelombang tsunami secara terpadu, yaitu :
Membuat sistem peringatan dini
Membuat bangunan pelindung Menanam kembali bakau yang telah musnah Memetakan daerah bahaya yang mungkin terkena tsunami Membangun lokasi penyelamatan dengan ketinggian tertentu
ILUSTRASI TSUNAMI
GAMBARAN UMUM KOTA BENGKULU 1. Jumlah kelurahan yang berada di pantai ada 22 kelurahan dengan jumlah penduduk 59.626 jiwa (RUTR Kota Bengkulu, 2005) 2. Permukiman penduduk terpadat terkonsentrasi di sekitar Benteng Marlborough merupakan kawasan wisata dan perdagangan 3. Kondisi morfolologi tanah bergelombang JUMLAH PENDUDUK KELURAHAN PESISIR RAWAN TSUNAMI DI KOTA BENGKULU TAHUN 2005 N O
NAMA KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
11
Malabero
2.721
12
Muara Dua
1.094
(jiwa)
13
Padang Serai
2.342
728
14
Pasar Bengkulu
817
1
Anggut Bawah
2
Bajak
2.341
15
Penurunan
6.221
3
Beringin Raya
2.284
16
Pondok Besi
1.784
4
Berkas
1.540
17
Rawa Makmur
4.420
5
Kampung Bali
1.858
6
Kandang Mas
4.625
18
Rawa Makmur Permai
4.194
7
Kebun Beler
3.751
19
Sumber Jaya
2.541
8
Kebun Keling
1.304
20
Sumur Meleh
944
9
Lempuing
4.041
21
Teluk Sepang
2.135
Lingkar Barat
3.870
22
Tengah Padang
4.071
10
Jumlah Total Sumber : RUTR Kota Bengkulu, 2005
59.626
JUMLAH PENDUDUK KELURAHAN PESISIR RAWAN TSUNAMI DI KOTA BENGKULU TAHUN 2005
N O
NAMA KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
11
Malabero
2.721
12
Muara Dua
1.094
(jiwa)
13
Padang Serai
2.342
728
14
Pasar Bengkulu
1
Anggut Bawah
2
Bajak
2.341
15
Penurunan
6.221
3
Beringin Raya
2.284
16
Pondok Besi
1.784
4
Berkas
1.540
17
Rawa Makmur
4.420
5
Kampung Bali
1.858
18
Rawa Makmur Permai
4.194
6
Kandang Mas
4.625
19
Sumber Jaya
2.541
7
Kebun Beler
3.751
20
Sumur Meleh
944
8
Kebun Keling
1.304
21
Teluk Sepang
2.135
9
Lempuing
4.041
22
Tengah Padang
4.071
Lingkar Barat
3.870
Jumlah Total
59.626
10
Sumber : RUTR Kota Bengkulu, 2005
817
HASIL KAJIAN LAPANGAN •
Morfologi tanah kota Bengkulu pada umumnya bergelombang. Di satu sisi kondisi ini menguntungkan karena akan menghambat/ mereduksi kekuatan gelombang tsunami.
•
Di sisi lain morfologi tanah yang bergelombang menciptakan adanya cekungan-cekungan tanah yang akan menjebak air tsunami. Pengalaman di Banda Aceh menunjukan bahwa rendaman air tsunami menyebabkan tanaman dan hewan mati, bahkan orang yang menghirup air tersebut bila tidak segera ditolong akan tewas dalam jangka waktu beberapa hari.
•
Permukiman yang berada di sekitar pantai dengan ketinggian di bawah 10 m diperkirakan akan hancur diterjang gelombang tsunami. Selanjutnya kawasan ini disebut sebagai kawasan bahaya I.
•
Permukiman (dengan konstruksi permanen) yang berada pada ketinggian di atas 10m diperkirakan juga akan terkena gelombang tsunami, namun tidak sampai hancur. Kawasan ini selanjutnya disebut sebagai Kawasan Bahaya II. Kekuatan gelombang tsunami pada saat mencapai kawasan ini diperkiran sudah berkurang hingga di bawah 50% karena sudah terhambat oleh bangunan-bangunan yang berada di kawasan Bahaya I.
•
Permukiman yang berada di daerah cekungan kemungkinan akan terendam selama beberapa waktu oleh air tsunami yang terjebak di dalamnya beserta dengan berbagai material yang dibawanya. Air tsunami ini akan mematikan semua jenis tanaman, hewan dan bahkan orang yang sempat menghirupnya. Sehubungan dengan itu kawasan seperti ini selanjutnya akan disebut sebagai Kawasan Bahaya Ib
•
Setelah melalui Kawasan Bahaya II kekuatan gelombang tsunami terus menurun namun masih akan mengalir ke arah pedalaman seperti air banjir biasa. Pengalaman di Banda Aceh yang morfologinya sangat datar, air banjir seperti ini mencapai jarak 2,6Km dari garis pantai. Di Kota Bengkulu diperkirakan air banjir seperti ini akan mengalir hingga 1,5Km dari pantai.
•
Bangunan-bangunan sarang walet berlantai tinggi di kawasan dekat pantai diperkirakan akan menjadi pelindung yang sangat efektif bagi kawasan di sebelah hulunya dari terjangan gelombang tsunami. Bangunan-bangunan tersebut umumnya didisain dengan konstruksi yang kokoh untuk melindungi dari aksi penjarahan. Selain itu peristiwa gempa yang selama ini terjadi menunjukan bahwa bangunan-bangunan tersebut dan mampu untuk bertahan.
•
Bangunan evakuasi, untuk menampung pengungsi yang menyelamatkan diri pada saat terjadinya tsunami, sebaiknya berada pada Kawasan Bahaya II yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kawasan Bahaya I namun relatif aman dari terjangan gelombang tsunami yang berkekuatan penuh.
•
Bangunan evakuasi sebaiknya merupakan bangunan umum yang difungsikan sebagai tempat untuk menyelamatkan diri pada saat terjadinya tsunami, seperti halnya Mesjid, Sekolah, Pasar dan Kantor Pemerintah.
Lanjutan ...........
•
HASIL KAJIAN LAPANGAN
Untuk menampung pengungsi yang menyelamatkan diri bangunan tersebut harus direstorasi sebagai berikut : –
Diperkuat struktur bangunannya agar mampu menahan beban yang datang tiba2
–
Dirubah atap bangunannya menjadi atap beton yang kuat untuk menampung pengungsi
–
Diberi tangga khusus yang dapat dipergunakan pengungsi untuk segera naik ke atap bangunan secara beramai-ramai
•
Untuk mencegah penggunaan bangunan evakuasi dari kegiatan yang bisa menurunkan fungsinya sebagai tempat penyelamatan diri atau dari kegiatan lain yang dapat mengganggu kegiatan utama pada bangunan tersebut perlu disusun Standard Operation Procedure.
•
Berdasarkan wawancara dengan penduduk setempat diketahui bahwa dalam keadaan terburuburu dan tanpa kendaraan, penduduk umumnya lebih suka berjalan melalui jalan-jalan “tikus” yang dianggap jauh lebih singkat dibanding harus melalui jalan aspal/jalan formal.
•
Sehubungan dengan itu jalur-jalur evakuasi dari Kawasan Bahaya I yang relatif padat akan lebih banyak mengunakan jalan-jalan “tikus” yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat setempat dalam keseharian mereka. Untuk menunjang fungsinya sebagai jalur evakuasi, sebaiknya dilakukan program perbaikan kampung (KIP) yang sekaligus akan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan lingkungan hidup masyarakat sehari-hari.
PETA DAERAH BAHAYA
Zona Bahaya I
Zona Bahaya II
Lanjutan ...........
Zona Bahaya I
Zona Bahaya II
Lanjutan ...........
Zona Bahaya I
Zona Bahaya II
Lanjutan ...........
Zona Bahaya I
Zona Bahaya II
Lanjutan ...........
Zona Bahaya I
Zona Bahaya II
Lanjutan ...........
Zona Bahaya I
Zona Bahaya II
DAFTAR BANGUNAN YANG DISIAPKAN UNTUK EVAKUASI BENCANA TSUNAMI DI KOTA BENGKULU
KODE BANGUN
NAMA BANGUNAN EVAKUASI
KETINGGIAN (M)
KETINGGIAN DAYA JARAK KE BANGUNAN TAMPUNG PANTAI (M) (M) (JIWA)
KETERANGAN
*)
LOKASI
A
SD
11
10
175
350
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Enggano
B
Sekolah
11
10
250
1050
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Enggano
C
SMPN 7
16
10
170
825
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Enggano
D
Sekolah Menengah Atas
18
28
400
500
E
Mesjid
19
5
350
260
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Iskandar 11
F
Sekolah Dasar
17
10
300
510
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Siti Khadijah
G
Benteng Marlboro
14
5
250
750
Digunakan pada bagian atap
Jl. Benteng
H
Polresta
18
10
500
950
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. A. Yani
I
Pasar Brokoto 2
14
10
300
900
Digunakan atap bangunan yg dibeton
Jl. A. Yani
J
Masjid Al Muttaqien
14
5
290
380
Pada lantai 2 tempat sholat cukup aman krn air terhalang rumah burung di Pecinan
Jl. Pendidikan
Jl. Nasirwan Zainul
Lanjutan ...........
K
SD 11
10
10
150
750
Diatap yang dibeton
Jl. Nusantara
L
SD 1
10
10
310
400
Atap bangunan dirubah jadi beton
Jl. Nusantara
M
Kantor Dinas PU
16
10
450
750
Di atap yang dibeton
Jl. Prof. Hazairin
N
Kantor Camat
18
5
550
325
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Veteran
O
Mesjid
20
5
210
170
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Prof. Hazairin
P
Mess
18
5
340
100
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Letkol Santoso
Q
Mesjid Akbar
18
10
350
1100
Atap masjid yg dibeton
Jl. Ratu Agung
R
Mesjid
10
5
270
140
Atap masjid yg dibeton
Jl. Ratu Agung
S
Mesjid
20
5
450
350
Atap masjid yg dibeton
Jl. Putri Gading Cempaka I
T
Sekolah
24
5
500
675
Di lantai bangunan sekolah
Jl. Putri Gading Cempaka
U
Sekolah
15
10
370
1450
Atap bangunan yg dibeton
Gg. Sedap Malam
V
Bengkulu Indah Mall
11
10
250
1500
Jl. Putri Gading Cempaka
Lanjutan ...........
*)
X
Sekolah Dasar
15
5
570
700
Atap bangunan yg dibeton
Jl. Batang Hari
Y
Kantor Pos
15
5
600
200
Atap bangunan yg dibeton
Jl. Batang Hari
Z
STM Negri
17
10
800
1800
Atap bangunan yg dibeton
Jl. Indra Giri
AA
Gedung Pemda Propinsi
20
10
690
600
Atap bangunan yg dibeton
Jl. Kampar
AB
Kantor gubernur
18
10
880
4000
Sebagai Shelter
Jl. Rokan Kiri
AC
Sekolah Menengah Pertama
13
5
800
375
Atap bangunan yg dibeton
Jl. Kampar
AD
Mesjid Raya
19
3
1000
1000
Di pelataran masjid
Jl. Kapuas
AE
Gedung DPRD Prov Bengkulu
19
5
1350
1050
Atap bangunan yg dibeton
Jl. Kapuas
AF
Masjid
18
10
190
180
Diatap lantai 2 yang dibeton
Jl. Sentot Alibasyah
= Atap bangunan gedung evakuasi pada saat sekarang umumnya berupa genteng atau kubah mesjid. Agar atap bangunan tersebut dapat digunakankan sebagai bangunan evakuasi harus dirubah menjadi atap beton yang datar sehingga dapat digunakan sebagai tempat menyelamatkan diri. Bila bangunan tersebut berupa mesjid yang memiliki kubah direkomendasikan agar kubah mesjid tersebut dinaikan satu lantai dan ruang dibawahnya diberi lantai beton
PHOTO BANGUNAN-BANGUNAN UNTUK EVAKUAS
Pasar Brokoto II
Benteng Marlborough
Masjid Baabut Izzah
Kantor Gubernur
PETA JALUR EVAKUASI
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
Lanjutan ...........
SARAN DAN REKOMENDASI Usulan bangunan evakuasi disini semata-mata didasarkan ketinggi an bangunan dan lokasinya terhadap Kawasan Bahaya I yg diperkirakan akan menderita paling parah. Untuk mewujudkannya diperlukan tahap lebih lanjut, seperti halnya detail engineering survey dan reinforcement construction Demikian juga halnya dalam mewujudkan jalur-jalur evakuasi atau escape roads, diperlukan detail engineering survey, keluar-masuk gang untuk memilih dan merehabilitasi jalur-jalur yang dinilai efektif untuk melarikan diri ke tempat yang aman Pelaksanaan rehabilitasi jalur-jalur evakuasi sebaiknya dilaksanakan melalui program perbaikan kampung, sehingga hasil yang diperoleh tidak hanya sekedar jalur evakuasi yang efektif, melainkan juga lingkungan permukiman yang sehat dan nyaman
Perlu dilakukan sosialisasi tentang bahaya dan bagaimana menyelamatkan diri dari bencana tsunami, juga sudah saatnya dipasang papan penunjuk arah untuk evakuasi bila terjadi tsunami
TANDA PERINGATAN TSUNAMI