Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH Ajeng Rudita Nareswari 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 0852-60625877, email:
[email protected] 2 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031-5948886, email :
[email protected]
1
ABSTRAK Volume sampah terangkut di Kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa rata-rata baru mencapai 59,11% dari volume sampah yang dihasilkan penduduk berdasarkan laporan dari Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Sampah yang tidak terangkut dibuang dengan cara dibakar, ditimbun, atau dibuang pada lahanlahan kosong. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah sehingga sampah dapat dibawa ke tempat yang aman (TPA). Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi lapangan, wawancara dan penyebaran kuesioner. Data primer diperoleh dengan mencatat waktu ritasi kendaraan pengangkut yang terdiri dari waktu loading / unloading sampah di TPS dan TPA, waktu off route, serta waktu dan jarak tempuh yang diperlukan kendaraan pengangkut sejak berangkat dari pool hingga menuju TPS dan TPA kemudian kembali lagi ke pool. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait, yaitu berupa data kependudukan serta data peralatan pengumpul dan pengangkut sampah. Selanjutnya dilakukan analisis data dan evaluasi dengan berpedoman pada teori dan standar di bidang persampahan. Hasil evaluasi teknis menunjukkan jumlah trip pengangkutan kendaraan dump truck dapat ditingkatkan dari total 12 trip per hari menjadi 14 trip per hari dengan penggunaan jam kerja per hari selama 8 jam tanpa henti. Dump truck B 9867 IN dan BL 8017 AB masing-masing dapat meningkatkan jumlah trip dari 2 trip per hari menjadi 3 trip per hari. Penambahan trip akan meningkatkan jumlah sampah terangkut menjadi 64,71% dari volume sampah yang dihasilkan di Kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa. Kata kunci : sampah, pengumpulan, pengangkutan, dump truck.
PENDAHULUAN Pembangunan kota Banda Aceh diarahkan untuk mewujudkan visi kota Banda Aceh sebagai bandar wisata islami Indonesia dengan melaksanakan strategi-strategi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banda Aceh Tahun 2007-2012. Dalam susunan strategi tersebut diantaranya yaitu membangun infrastruktur perkotaan yang mendukung pariwisata, dimana salah satu hasil yang diharapkan adalah terwujudnya kota Banda Aceh bebas dari sampah dan seluruh sampah diolah menjadi produk benilai tambah. Saat ini cakupan pelayanan persampahan di kota Banda Aceh telah meliputi keseluruhan kecamatan yang ada, yaitu sebanyak 9 kecamatan. Metode pengangkutan sampah yang digunakan berupa pola
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
pengangkutan dengan sistem kontainer tetap / stationery container sistem (SCS) yang dikombinasikan dengan pengumpulan individual langsung (door to door). Kegiatan pengangkutan sampah yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh dilakukan berdasarkan pembagian zona. Terdapat tiga zona, dimana masing-masing zona mencakup tiga kecamatan dengan pembagian sebagai berikut : - Zona 1, meliputi kecamatan Banda Raya, kecamatan Jaya Baru dan kecamatan Meuraxa, berada di bagian barat kota Banda Aceh; - Zona 2, meliputi kecamatan Kuta Alam, kecamatan Syiah Kuala dan kecamatan Ulee Kareng, berada di bagian timur kota Banda Aceh; - Zona 3, meliputi kecamatan Lueng Bata, kecamatan Baiturrahman, dan kecamatan Kuta Raja, di bagian tengah kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh yang dikategorikan sebagai kota sedang dengan jumlah penduduk sebesar 217.940 jiwa (DKK, 2008) dengan jumlah penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh per Kecamatan Tahun 2007 Kecamatan Meuraxa Jaya Baru Banda Raya Baiturrahman Lueng Bata Kuta Alam Kuta Raja Syiah Kuala Ulee Kareng Total
Jumlah Penduduk (jiwa) 12.856 18.031 19.472 33.729 20.718 47.481 9.342 35.751 20.560 217.940
Luas Kecamatan (km²) 7,26 3,78 4,79 4,54 5,34 10,05 5,21 14,24 6,15 61,36
Rata – Rata Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) 1.771 3.376 1.938 8.923 3.976 9.915 1.519 2.510 4.530 3.552
Sumber : BPS dan DKK Kota Banda Aceh Berdasarkan data perkiraan timbulan sampah kota Banda Aceh sebesar 2,8 liter/orang.hari (DKK, 2008) maka diperkirakan timbulan sampah yang akan dihasilkan adalah sebesar 610,23 m³/hari. Namun jumlah sampah kota Banda Aceh yang dapat diangkut ke TPA oleh Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh hanya sebesar 409,5 m³/hari atau hanya sebesar 67,10 % dari perkiraan timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk kota. Jumlah ini menunjukkan masih adanya sampah yang belum terangkut ke TPA oleh Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Dan apabila ditelaah lebih jauh lagi, perbandingan perkiraan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan penduduk dengan jumlah sampah terangkut ke TPA untuk masing-masing zona dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Sampah Terangkut ke TPA oleh DKK Jumlah Perkiraan Timbulan Penduduk Sampah (m³/hari) (jiwa) Zona 1 50.359 141,0 Zona 2 103.792 290,6 Zona 3 63.789 178,6 Jumlah 217.940 610,2 Sumber : BPS, DK3, dan Analisa Zona
ISBN : 978979-99735-9-7 D-2-2
Jumlah Sampah Terangkut ke TPA (m³/hari) 83,35 190 136,15 409,5
Persentase Sampah Terangkut ke TPA 59,11 % 65,37 % 76,23 %
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Pada Tabel 2 terlihat bahwa zona 1 memiliki persentase jumlah sampah terangkut yang paling kecil diantara dua zona lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya armada pengangkutan sampah yang beroperasi di wilayah tersebut, yaitu hanya terdapat 6 unit truk pengangkut sampah berupa dump truck. Sedangkan pada zona 2 dan zona 3 masing-masing terdapat 14 unit dump truck yang beroperasi setiap harinya. Selain kendaraan pengumpul sampah berupa dump truck, tidak ditemukan adanya kendaraan pengumpul sampah lain yang dapat menjangkau lokasi permukiman padat penduduk. Sampah yang tidak terangkut ke TPA akan dibuang di sembarang tempat atau ditimbun dan dibakar pada lahan kosong sekitar permukiman penduduk. Hal ini selain mengurangi nilai keindahan kota juga akan sangat berpengaruh bagi masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Untuk itu diperlukan adanya studi lebih lanjut agar dapat memberi masukan pada kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah di zona 1 ini, sehingga dapat meningkatkan pelayanan persampahan di kecamatan ini serta mendukung program pembangunan pemerintah kota. METODA Penelitian ini merupakan suatu evaluasi pengumpulan dan pengangkutan persampahan yang dilakukan guna mengupayakan peningkatan penanganannya dari segi teknis. Metoda penelitian bertujuan melakukan penyusunan prosedur dan langkahlangkah yang akan digunakan dalam melakukan penelitian sehingga dapat memudahkan pelaksanaan penelitian dan penulisan serta mendapatkan gambaran penelitian secara sistematis. Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan tinjauan pustaka dan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang dibutuhkan untuk mengkaji permasalahan. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan yang dilakukan dengan mencatat waktu ritasi eksisting terhadap 6 unit dump truck, mengukur densitas sampah lepas pada 7 buah TPS yang tersebar di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa serta mengukur densitas sampah di truk pada 6 unit dump truck. Pencatatan waktu ritasi eksisting meliputi pencatatan terhadap waktu loading waktu loading / unloading sampah di TPS dan TPA, waktu off route, serta waktu dan jarak tempuh yang diperlukan kendaraan pengangkut sejak berangkat dari pool hingga menuju TPS dan TPA kemudian kembali lagi ke pool. Pencatatan dilakukan sebanyak 2 kali untuk setiap unit kendaraan dengan jumlah trip sebanyak 1 trip/hari. Sedangkan pengukuran densitas sampah lepas dan densitas sampah di atas truk dilakukan untuk mengetahui jumlah sampah terangkut. Pengukuran densitas sampah lepas dilakukan dengan menimbang dan mengukur volume sampah pada kotak sampel dari bahan kayu berukuran 1 m x 1 m x 0,5 m. Pengukuran densitas sampah di atas truk dilakukan dengan menggunakan fasilitas jembatan timbang. Data sekunder diperoleh melalui instansi – instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder yang diperoleh berupa data kependudukan, data timbulan dan komposisi sampah, letak dan bentuk titik pengumpulan sampah yang ada, serta jumlah peralatan pengumpul dan armada pengangkut sampah. Data – data yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi terhadap jumlah wadah komunal yang dibutuhkan, jumlah trip yang dapat dilakukan dalam satu hari, serta jumlah sampah yang dapat diangkut dengan adanya penambahan trip.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-2-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
HASIL DAN DISKUSI Jumlah penduduk di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa mengalami perubahan setiap tahunnya. Data yang diperoleh dari Dephubkominfo Kota Banda Aceh menunjukkan jumlah penduduk kota Banda Aceh pada tahun 2009 telah mencapai 220.073 jiwa, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh per Kecamatan Tahun 2009 Kecamatan Meuraxa Jaya Baru Banda Raya Baiturrahman Lueng Bata Kuta Alam Kuta Raja Syiah Kuala Ulee Kareng Total
Jumlah Penduduk (jiwa) 14.250 21.785 20.527 34.198 20.527 45.944 10.262 31.230 21.350 220.073
Jumlah KK 4.798 5.847 5.225 9.008 5.151 12.160 3.351 8.292 5.304 59.136
Sumber : Dephubkominfo Kota Banda Aceh Dari Tabel 3 diperoleh jumlah penduduk untuk kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa pada tahun 2009 adalah sebanyak 56.562 jiwa. a. Pengumpulan Sampah Pola pengumpulan sampah yang dilakukan di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa adalah menggunakan pola pengumpulan sistem individual langsung (door to door) dan pola pengumpulan komunal langsung. Kendaraan pengumpul yang digunakan untuk melayani pola pengumpulan individual langsung hanya berupa dump truck. b. Pengangkutan Sampah Kegiatan pengangkutan sampah di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa dilayani oleh 6 buah dump truck dan dilakukan dengan menggunakan pola stationery container system (SCS) yang dikombinasikan dengan pola pengumpulan sistem individual lasngsung (door to door). Dump truck memuat sampah dari wadah komunal dan lokasi yang dianggap TPS serta dari wadah sampah individual pada tiaptiap rumah atau bangunan di sepanjang rute pengangkutan yang dilalui dump truck. Jam kerja pengangkutan eksisting terbagi atas 2 shift, yaitu dari pukul 6.00 WIB – 10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB – 18.00 WIB. Hasil analisis menunjukkan jumlah trip pengangkutan rata-rata sebesar 2 trip per hari pada penggunaan jam kerja per hari yang dibagi atas 2 shift (2 x 4 jam per hari). Jumlah trip pengangkutan per hari dapat ditingkatkan dengan penggunaan jam kerja per hari selama 8 jam tanpa henti. Dump truck B 9867 IN dan BL 8017 AB masing-masing dapat meningkatkan jumlah trip dari 2 trip per hari menjadi 3 trip per hari sehingga jumlah total trip pengangkutan seluruh kendaraan dump truck dapat bertambah dari 12 trip per hari menjadi 14 trip per hari. Hasil perhitungan jumlah trip per hari dengan penggunaan jam kerja per hari selama 8 jam tanpa henti dapat dilihat pada Tabel 4.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-2-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010 Tabel 4. Hasil Perhitungan Jumlah Trip Per Hari Kendaraan Dump Truck No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nomer Polisi Kendaraan Dump Truck BK 6915 XI BL 8017 AB B 9857 IN BL 8026 AE BL 8015 AB BL 8018 AB
PSCS (jam/trip) 2,01 1,49 1,60 1,93 1,73 2,46
TSCS (jam/trip) 2,30 1,71 1,89 2,17 2,05 2,79
H(1-W) 6,44 6,44 6,44 6,44 6,44 6,44
Nd (trip/hari) 2,66 3,57 3,25 2,81 2,99 2,21
Sumber : Hasil Perhitungan Pada SNI T-13-1990F tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan disebutkan bahwa pengangkutan sampah dengan truk dapat dilaksanakan sebanyak 1-4 trip per hari sehingga jumlah trip per hari yang dapat dilaksanakan seluruh kendaraan dump truck memenuhi standar yang ada. Hasil pengukuran densitas sampah lepas dan densitas sampah di atas truk menunjukkan adanya faktor densitas sebesar 1,22 sehingga dapat diketahui jumlah sampah terangkut akibat penambahan jumlah trip menjadi 14 trip per hari, seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Perhitungan Jumlah Sampah Terangkut
Jenis Kendaraan
Kapasitas Dump Truck (m³)
Faktor Densitas
Dump Truck
6
1,22
Jumlah Trip Per Hari (trip/hari) 14
Jumlah Sampah Terangkut Per Hari (m³/hari) 102,48
Sumber : Hasil Perhitungan Perkiraan timbulan sampah di kota Banda Aceh adalah sebesar 2,8 liter/orang.hari (DKK, 2008) sehingga dapat diketahui perbandingan jumlah sampah yang dihasilkan penduduk di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa dengan jumlah sampah terangkut ke TPA akibat penambahan jumlah trip, seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perkiraan Timbulan Sampah di Kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa Tahun 2009 Jumlah Perkiraan Timbulan Penduduk Sampah (m³/hari) (jiwa) 56.562 158,37
Jumlah Sampah Terangkut ke TPA (m³/hari) 102,48
Persentase Sampah Terangkut ke TPA 64,71 %
Sumber : Hasil Perhitungan KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis teknis yang dilakukan terhadap sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa diperoleh beberapa kesimpulan : - Jumlah trip pengangkutan rata-rata pada penggunaan jam kerja per hari terbagi atas 2 shift (2 x 4 jam per hari) adalah sebesar 2 trip per hari.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-2-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
- Penggunaan waktu kerja per hari selama 8 jam tanpa henti dapat meningkatkan jumlah trip dari 12 trip per hari menjadi 14 trip per hari, yaitu kendaraan dump truck dengan nomer polisi B 9867 IN dan BL 8017 AB masing-masing dapat meningkatkan jumlah trip dari 2 trip per hari menjadi 3 trip per hari. Peningkatan jumlah trip dapat meningkatkan jumlah sampah terangkut menjadi 64,71% dari perkiraan total timbulan sampah di kecamatan Banda Raya, Jaya Baru dan Meuraxa. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh (2008), Banda Aceh Dalam Angka 2008, BPS Kota Banda Aceh. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh (2008), Kecamatan Banda Raya Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kota Banda Aceh. Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, SNI 19-2454-2002, LPMB, Bandung. Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman, SNI 19-3242-1994, LPMB, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum (1990), Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T-13-1990-F, Yayasan LPBM, Jakarta. Dinas Kebersihan dan Keindahan (DKK) Kota Banda Aceh (2007), Master Plan Pengelolaan Sampah untuk Kota Banda Aceh Pasca Tsunami, DKP Kota Banda Aceh. Pemerintah Kota Banda Aceh (2007), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banda Aceh 2007-2012, Pemko Banda Aceh. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S., (1993), Integrated Solid Waste Management, Mc.Graw Hill lnc, International Editions, New York.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-2-6