Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012
ISSN : 2088-9984
EVALUASI HOTSPOT GRATIS DI KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN NETSTUMBLER Rizal Munadi1), Kesuma Fitri2), Ernita Dewi Meutia3) Wireless and Networking Research Group (Winner) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia. email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Ketersediaan akses layanan informasi gratis menggunakan teknologi internet dapat ditemui di beberapa tempat di dalam kawasan kota Banda Aceh. Tempat umum seperti taman kota, warung kopi merupakan beberapa tempat yang menyediakan layanan gratis dengan area terbatas berbasis teknologi nirkabel pada frekuensi 2,4 GHz. Berdasarkan pengamatan, faktor kenyamanan menggunakan akses internet belum memberikan kepuasan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas layanan adalah penerimaan kuat sinyal. Untuk itu, pada penelitian ini akan dievaluasi kuat sinyal pada hotspot yang menyediakan layanan gratis di kota Banda Aceh yaitu di Taman Sari dan Dhapu Kupi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan software Netstumbler. Dari hasil pengukuran pada lokasi Taman Sari pada jarak 43 meter dari AP, kuat sinyal terima yang diperoleh sebesar -75 dBm. Ada dua AP yang berbeda merek yang digunakan di Dhapu Kupi pada lantai 1. Hasil pengukuran dari lantai 1 terhadap menunjukkan kuat sinyal terima pada pengukuran 16 meter dari AP, kuat sinyal dari SSID Dhapukupi@24jam yang terletak di lantai sebesar -62 dBm sedangkan untuk SSID Dhapukupi hanya terdeteksi pada jarak 8 meter sebesar -67 dBm. bahwa pada jarak tertentu kuat sinyal yang diterima kurang baik, sedangkan pada Dhapu Kupi kuat sinyal pada lantai 1 lebih baik dari pada penerimaan kuat sinyal yang berada pada lantai 2.
benda disekitar lokasi AP dan user. User dapat terhubung ke AP jika level kuat sinyal tidak kurang dari level minimum atau sensitivitas device yang digunakan. Dengan mengetahui kuat sinyal dari suatu AP,dapat ditentukan lokasi yang tepat untuk melakukan komunikasi data yang efisien dan transfer data yang cepat. Untuk itu dibutuhkan pengukuran dan software yang dapat memonitor intensitas kuat sinyal pada suatu lokasi. 2. Dasar Teori Wireless Fidelity merupakan tekonogi komunikasi data tanpa kabel yang bekerja pada jaringan dan perangkat Wireless Local Area Netwok (WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. 2.1 Mode Akses Koneksi Wi-Fi Mode akses Wi-Fi secara umum ada dua yaitu[1]: a. Mode Ad-Hoc Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang tidak memerlukan AP untuk host dapat saling berinteraksi. Untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain, setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless. Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut. b. Mode Infrastruktur Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagai printer, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur. AP pada mode infrastruktur berfungsi melayani komunikasi utama pada jaringan wireless
Kata Kunci: Wi-Fi, hotspot, Netstumbler, kuat sinyal
1. Pendahuluan Tren penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau yang lazim disebut Information and Communication Technology (ICT) dan pengembangan aplikasinya terus meningkat. Salah satu teknologi yang tumbuh pesat di bidang TIK adalah teknologi nirkabel Wireless Fidelity (Wi-Fi). Pada penerapannya, kekuatan sinyal Wi-Fi yang diterima dari AP akan mengalami penurunan atau peningkatan level sinyal. Karakteristik ini dipengaruhi oleh profil gedung, jarak antara user, dan keberadaan benda-
2.2 Kuat Sinyal Wi-Fi Jaringan Wi-Fi menggunakan gelombang radio untuk transmisi datanya. Oleh karena itu, transmisi sinyal antar jaringan Wi-Fi dapat dipengarui oleh faktor propagasi gelombang, diantaranya: a. Daya pancar, sering disebut sebagai Tx power berkisar antara 30 mW sampai 200 mW atau B-16
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012 lebih. Daya pancar maksimum yang diizinkan di Indonesia adalah 100 mW [2]. Daya Tx sering tergantung pada kecepatan transmisi. b. Penguatan antena adalah kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. c. Path Loss adalah rugi-rugi lintasan antara transmitter dan receiver (dalam dB). Path Loss menunjukkan level sinyal yang melemah (mengalami redaman) yang disebabkan oleh propagasi free space seperti refleksi, difraksi, dan scattering. Sebagian besar redaman dalam sistem wireless adalah redaman perambatan di udara. Path loss dalam ruangan biasanya lebih buruk dari path loss luar ruangan karena redaman yang lebih besar dari dinding padat dan objek [3]. Path loss (dB) = P(1) + n * 10 * log[D] (1) Keterangan : P(1) = pathloss pada jarak 1 meter pada frekuensi 2,4GHz adalah 41 dB D = jarak pemancar dan penerima (meter) n = path loss exponent ; open space = 2, open office = 3,3, home =4,5 d. Effective Isotropic Radiated Power Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) adalah total energi yang dikeluarkan oleh sebuah AP dan antena. Pada keadaan tertentu, untuk menambah daya penerimaan atau pemancar, peningkatan kemampuan suatu antena dapat ditingkatkan dengan menggunakan antena yang memiliki gain yang lebih baik atau lebih kuat. Untuk itu, AP dapat disambungkan melalui kabel tambahan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung EIRP adalah [4]: EIRP (dBm) = PTx + GTx – LTx (2) Keterangan : PTx = daya pancar (dBm) GTx = penguatan antena pemancar (dB) LTx = rugi-rugi pada pemancar (dB) e. Sistem Operation Margin Sistem Operation Margin (SOM) adalah selisih antara sinyal yang dipancarkan oleh stasiun pemancar dengan nilai Rx Sensitivity di stasiun penerima. Kekuatan daya untuk mencapai coverage SOM sebesar 10-15 dB adalah berbeda pada tiap jenis antena yang digunakan sebagai AP. Untuk menghitung besarnya SOM dapat menggunakan rumus: SOM (dB) = Rx Signal level – Rx sensitivity (3) Untuk menentukan kekuatan sinyal wireless, ada beberapa hal dan metoda yang dapat digunakan yaitu: a. Received Signal Strength Indication Pengukuran Received Signal Strength Indication (RSSI) adalah pengukuran terhadap daya yang diterima oleh sebuah perangkat wireless[5].
ISSN : 2088-9984 RSSI (dB)= EIRP (dBm) – FSL (dB)+ Rx Antenna Gain (dBi) – Material Loss(dB) (4) b. Signal to Noise Ratio Signal to Noise Ratio (SNR) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seberapa kuat sinyal dibandingkan dengan gangguan di sekeliling yang menggangu sinyal. Persamaan yang digunakan untuk menghitung SNR adalah [5]. SNR (dB) = 10 log Signal / Noise (5) 2.3 Hotspot Hotspot merupakan tempat-tempat yang menyediakan layanan wireless LAN maupun gratis atau dengan pungutan biaya. Pada umumnya pembuatan hotspot cukup dengan menggunakan alat yang disebut access point, pada AP tersebut sudah dilengkapi dengan antena internal. Dengan menggunakan area hotspot, beberapa notebook dan handphone yang sudah disertifikasi dapat melakukan koneksi wireless LAN. Pada umumnya peralatan Wi-Fi hotspot menggunakan standardisasi WLAN IEEE 802.11g atau IEEE 802.11b. Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses mencapai 11 Mbps untuk IEEE 802.11b dan 54 Mbps untuk IEEE 802.11g dalam jarak hingga 100 meter dari sumber hotspot [4].
3. Metodologi Penelitian Evaluasi layanan hotspot dilakukan pada daerah outdoor yang merupakan ruang terbuka bebas tanpa sekat atau penghalang dan indoor yang terbatas pada ruang dan lingkungan suatu bangunan. Proses evaluasi diawali dengan survei lokasi dan diikuti dengan pengukuran langsung dari beberapa titik. Indikator kualitas layanan dipantau dengan mendapatkan kuat sinyal terima yang dimonitor dari software Netstumbler. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah handphone yang menggunakan sistem operasi Android Froyo 2.2. Untuk melengkapi hasil teknis yang didapat, dilakukan pengukuran persepsional kualitas layanan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna secara acak. Pengukuran outdoor dilakukan di Taman Sari, sebagai area terbuka public, sedangkan daerah indoor dipilih dua lokasi yaitu Flamboyan Café, dan Dhapu Kupi. Kedua lokasi indoor ini merupakan warung kopi yang menyediakan akses internet gratis. Semua tempat yang dijadikan area pengukuran berada di kota Banda Aceh.
4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Pengukuran dan Perhitungan Kuat Sinyal pada Daerah Outdoor Lokasi pengukuran yang dilakukan pada daerah outdoor adalah di Taman Sari. Pengukuran dilakukan secara bersamaan menggunakan software Netstumbler pada 5 titik lokasi yang terdapat di Taman Sari. Pada wilayah outdoor, pengukuran dilakukan di Taman Sari. B-17
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012
Titik-titik pengukuran, A-E seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
ISSN : 2088-9984
dari AP dan memiliki kuat sinyal yang paling rendah. Dari keseluruhan pengukuran, jarak pengukur dengan AP dipilih secara acak karena fasilitas penunjang seperti kursi yang tersedia untuk melakukan akses internet terbatas hanya pada beberapa titik saja.
Gambar 1. Posisi Lokasi Pengukuran di Taman Sari pada google earth
Dari sebagian besar AP yang terdeteksi, terdapat tujuh AP yang aktif. Indikator warna hijau menandakan AP yang aktif memiliki kualitas yang baik. Dari sekian banyak AP yang aktif, hanya TELKOM Hotspot Speedy yang dapat diakses secara gratis oleh user yang berada di Taman Sari tersebut.
Gambar 2. Hasil Pengukuran Kuat Sinyal menggunakan Netstumbler pada titik A
Dari Gambar 2. dapat dilihat channel yang digunakan pada hotspot speedy adalah channel 11 dan pada software Netstumbler dapat dilihat indikator warna hijau yang menandakan hotspot memiliki kualitas yang baik. Grafik yang terlihat pada Netstumbler merupakan besarnya kuat sinyal dan noise. Nilai rata-rata berkisar pada -45 dBm, dengan noise -100 dBm. Berdasarkan hasil pengukuran secara keseluruhan, kuat sinyal akan bagus jika pengukur berada dekat dengan AP seperti pada titik A dan B, kuat sinyal yang tidak bagus yaitu pada titik D karena terdapat tembok penghalang yaitu tugu proklamasi. Berdasarkan Gambar 3. Posisi pengukur paling jauh dengan AP terletak pada titik D, yaitu berjarak 43 meter
Gambar 3. Grafik hasil pengukuran dan perhitungan kuat sinyal pada daerah outdoor Taman Sari.
Berdasarkan hasil perhitungan SOM, diperoleh nilai selisih antara sinyal yang dipancarakan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekutan daya untuk mencapai coverage SOM adalah 10-15 dB. Pada titik A,B,C, dan E nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik D yaitu pada jarak 43 meter, nilai SOM menunjukkan nilai -13,9 dB dan pada posisi ini pengukur tidak dapat lagi mengakses internet. Survei kepuasan responden dilakukan dengan menyebarkan kuisioner selama satu minggu kepada 30 orang yang dipilih secara acak. Kuisioner dibuat dalam bentuk kuisioner tertutup. Alasan pemilihan kuisioner tertutup adalah memberikan kemudahan kepada responden untuk menentukan pilihan jawaban. Mayoritas dari responden yang ada di Taman Sari adalah mahasiswa dan pelajar serta beberapa ibu rumah tangga yang terdiri dari 20 orang perempuan dah 10 orang laki-laki. Usia rata-rata berkisar antara 15-35 tahun. Hasil mengenai kepuasan pelanggan hotspot Taman sari menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden merasa puas pada kualitas dari segi hotspot yang disediakan karena memiliki kecepatan yang tinggi dan 11 orang lainnya merasa kurang puas karena keterbatasan akses yang mampu dilayani dari hotspot tersebut.
4.2 Pengukuran dan Perhitungan Kuat Sinyal pada Indoor 4.2.1 Flamboyant Cafe Pada pengukuran di Flamboyan Café juga dilakukan pengukuran sebanyak 5 titik yang dipilih secara acak di dalam Flamboyan Café. Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.
B-18
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012
ISSN : 2088-9984 karena hotspot yang tersedia tidak tersebar keseluruh wilayah Flamboyan Café dan 4 orang merasa tidak puas dengan koneksi hotspot yang tersedia karena kualitas sinyal yang dihasikan sangat jelek jika berada jauh dari AP.
Posisi C
DAPUR AP
PosisiA PosisE Posisi B
Posisi D
Pintu masuk
Gambar 4. denah flamboya cafe
Flamboyan Café adalah sebuah café dengan bangunan yang terbuat dari kayu yang hanya setengah bagiannya saja disekat. Hampir keseluruhan bagian bangunan ini hanya disekat setinggi satu meter dengan sekat kayu tipis, hanya bagian dapurnya saja yang disekat secara keseluruhan. Hotspot yang tersedia di Flamboyan Café menggunakan AP TP-Link TL-WA500G AP Cl
4.2.2 Dhapu Kupi Lokasi penelitian lainnya untuk daerah indoor adalah Dhapu Kupi Banda Aceh. Dhapu Kupi merupakan warung kopi yang menyediakan hotspot gratis dengan bangunan ruko beton yang terdiri dari dua lantai. Luas bangunan Dhapu kupi pada setiap lantainya adalah 184 m 2. Dengan panjang ruangan sebesar 23 meter dan lebar 8 meter. Pada lokasi ini juga dilakukan pengukuran sebanyak 5 titik pada setiap lantai. Titik-titik pengukuran di Dhapu Kupi dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7. toilet
Mushalla
Posisi A Posisi E AP 1 dan 2 Dapur Posisi C
Posisi D
Tangga
Posisi B
Gambar 6. Denah Warung Kopi Dhapu Kupi lantai 1
Posisi F Posisi J AP 1 dan 2 Dapur Posis H
Gambar 5. Grafik Perbandingan kuat sinyal Netstumbler dan perhitungan di Flamboyan Café
Berdasarkan Gambar 5. kuat sinyal menurun pada posisi C karena terletak paling jauh dari AP, penghalang yang terdapat pada ruangan semi indoor hanya setengah dari bagian ruangan dibatasi oleh sekat-sekat yang terbuat dari kayu yang memiliki redaman kecil. Semakin jauh jarak user dengan AP akan semakin rendah signal strength yang didapatkan. Berdasarkan hasil perhitungan SOM, diperoleh nilai selisih antara sinyal yang dipancarkan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekutan daya untuk mencapai coverage SOM adalah 10-15 dB. Pada titik A,B,C, dan E nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik D yaitu pada jarak 10 meter, nilai SOM menunjukkan nilai -4 dB dan pada posisi ini user tidak dapat lagi mengakses internet. Hasil mengenai kepuasan pelanggan hotspot Flamboyan Cafe menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden merasa puas pada kualitas sinyal dari segi hotspot yang disediakan karena memiliki kecepatan yang stabil. Sebanyak 10 responden lainnya merasa kurang puas
Tangga
Posisi I Posisi I
Gambar 7. Denah Warung Kopi Dhapu Kupi lantai 2
Dhapu Kupi menggunakan 2 AP yang terletak di lantai 1 dan saling berdampingan yang diletakkan di dalam sebuah ruangan di bawah tangga yang disekat menggunakan dinding kaca dan kayu. Jenis AP yang digunakan di Dhapu Kupi adalah TP Link TL-WA801ND dan Linksys WAP54G.
B-19
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012
ISSN : 2088-9984
Pada perhitungan kuat sinyal untuk lantai 2, nilai material loss diasumsikan 12 dB karena AP terletak di dalam sebuah ruangan kecil di bawah tangga yang dibatasi oleh dinding kayu 4 dB, dan kaca 8 dB (Cisco, 2009).
Gambar 8. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi@24jam lantai 1
Berdasarkan Gambar 8. nilai kuat sinyal yang dihasilkan bervariasi, nilai kuat sinyalpaling rendah didapat dari pengkuran menggunakan Netstumbler disebabkan kemampuan perangkat dalam menangkap sinyal lebih rendah. Semakin jauh pengukur dengan AP semakin rendah nilai kuat sinyalyang dihasilkan.
Gambar 10. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi@24jam lantai 2
Berdasarkan Gambar 10. hasil pengukuran menunjukkan kuat sinyal dengan Netstumbler menunjukkan kuat sinyal yang didapat dari hasil pengukuran dan perhitungan mengalami perbedaan. Kuat sinyal yang didapat dari Netstumbler cenderung sama dan hanya memiliki sedikit perbedaan walaupun jaraknya jauh. Hal ini disebabkan banyaknya penghalang yang terdapat pada ruangan indoor dan AP yang terletak di dalam sebuah ruang kaca yang meredam sinyal dan menyebabkan pantulan-pantulan yang membuat kuat sinyal yang dihasilkan berbeda-beda dan tidak dapat diprediksi secara pasti.
Gambar 9. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi lantai 1
Berdasarkan Gambar 9. semakin jauh user dengan AP semakin rendah nilai kuat sinyal yang dihasilkan. Hanya 2 AP aktif pada saat user berada di titik A dan B. Pada saat pengukuran pada titik C, D, dan E didapati AP dalam keadaan sinyal tidak terdeteksi. Dari hasil perhitungan dan pengukuran pada kedua SSID yang digunakan di Dhapu Kupi, SSID dhapukupi@24jam yang menggunakan AP TP-Link TLWA801ND menghasilkan kuat sinyal yang lebih baik dari pada SSID dhapukupi yang menggunakan AP Linksys WAP54G. Berdasarkan hasil perhitungan SOM, diperoleh nilai selisih antara sinyal yang dipancarakan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekuatan daya untuk mencapai coverage SOM adalah 10-15 dB. Pada titik A,B,C, nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik D dan E yaitu pada jarak, nilai SOM kurang dari 10 dB, kuat sinyal yang dihasilkan cukup lemah sehingga hal ini menunjukkan bahwa pada posisi tersebut, pada saat pengukuran tidak dapat lagi mengakses internet.
Gambar 11. Grafik Perbandingan Perhitungan, dan pengukuran SSID Dhapukupi lantai 2
Berdasarkan data pengukuran kuat sinyal pada Gambar 11. tampak bahwa kuat sinyal menurun pada posisi J karena terletak paling jauh dari AP. Hal ini menunjukkan semakin jauh jarak pengukur dengan AP akan semakin rendah kuat sinyal yang di dapatkan. Hasil yang diperoleh dari perbandingan pengukuran menggunakan Netstumbler dan perhitungan secara teoretis menunjukkan perbedaan antara ketiganya. Pada lantai 1 kuat sinyal yang dihasilkan lebih baik dari pada lantai 2 karena AP terletak pada lantai 1 sehingga redaman yang B-20
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2012 ditimbulkan sangat besar karena AP dihalangi oleh ruangan kaca dan dinding beton yang tebal. Perubahan sinyal tidak dapat dihitung secara pasti karena berbagai faktor seperti noise, dan redaman yang terdapat pada ruangan indoor. Hasil dari perbandingan kedua jenis AP yang digunakan di dhapu kupi, AP TP Link TL-WA801ND menghasilkan kuat sinyal yang lebih baik dari pada AP Lynksys WAP54G yang diukur pada lantai 1 dan lantai 2. Berdasarkan hasil perhitungan SOM, diperoleh nilai selisih antara sinyal yang dipancarakan oleh transmitter dan daya terima pada receiver. Kekutan daya untuk mencapai coverage SOM adalah 10-15 dB. Pada titik Adan B, nilai yang diperoleh memenuhi coverage SOM, sehingga akses internet masih bisa dilakukan oleh user. Pada titik C, D dan E yaitu pada jarak, nilai SOM kurang dari 10 dB, kuat sinyal yang dihasilkan pun lemah sehingga hal ini menujukkan bahwa pada posisi tersebut, user tidak dapat lagi mengakses internet. Survei kepuasan responden dilakukan di Dhapu Kupi dengan menyebar kuisioner kepada 30 orang user yang menggunakan hotspot di lantai 1 sebanyak 15 orang user di lantai 2 sebanyak 15 orang. Berdasarkan komentar dari responden mereka merasa kurang puas dengan hotspot yang ada di dhapu kupi karena menurut pendapat mereka kecepatan yang tersedia lambat, namun meraka merasa lebih baik menggunakan hotspot di lantai 1 dari pada di lantai 2.
ISSN : 2088-9984 [1] Gi Lee, Byiong. Choi Sunghyun. (2008). Broadband Wireless Access And Local Network : Mobile WiMAx and WiFi. Boston: Artech House. [2] Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: Km 2 tahun 2005). [3] Netgate, Rubicon Communication 2004, All Right Reserved. www.netgate.com [4] Purbo, Onno W. dkk. (2011). Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Yogyakarta: Penerbit Andi. [5] Surjati, Indra. Chandra, Henry. Prabowo, Agung. (2007). ‘Analisis Sistem Integarsi Jaringan Wifi Indoor dengan Jaringan GSM Indoor pada Lantai Basement Balai Sidang Jakarta Convention Centre.’ JETri, Volume 7, Nomor 1, Agustus 2007, Halaman 1 -16. Lee Barken ,Eric Bermel, John Eder, Matthew Fanady Michael Mee, Marc Palumbo, Alan Koebrick. (2004). Wireless Hacking. Syngress. United States of America. Cisco, “Conducting Cisco Unified Wireless Site Survey Volume 2 Version 1’ Cisco System, Inc.2009
5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil pengukuran pada beberapa titik terhadap layanan hotspot di Taman sari menunjukkan kuat sinyal yang baik, namun pada titik D yaitu pada jarak 43 m, kuat sinyal yang didapat sangat rendah, nilai SOM yang didapat tidak kurang dari 10 dB, sehingga pada posisi ini layanan internet tidak dapat lagi diakses. 2. Hasil pengukuran pada 5 titik di Flamboyan Cafe kuat sinyal yang diterima rata-rata -50 dBm. Pada pengukuran di titik C yang berjarak 10 meter dari AP, nilai kuat sinyal yang diperoleh sangat rendah yaitu rata-rata sebesar -75 dBm, sehingga nilai SOM yang didapat tidak memenuhi coverage yang tersedia. 3. Pada pengukuran yang dilakukan di Dhapu Kupi, kuat sinyal yang didapat di lantai 1 lebih bagus dari pada lantai 2. Hal ini disebabkan kedua AP terletak di lantai 1. 4. Berdasarkan hasil survei kepuasan responden pada ketiga lokasi pengukuran, responden rata-rata merasa kurang puas dengan layanan hotspot pada setiap lokasi pengukuran
REFERENSI
B-21