DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH
PENDAHULUAN
Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk sebanyak 256.147 jiwa pada tahun
2012 menghasilkan sampah sebanyak 180 ton/hari atau 720 m3/hari.
Karakteristik sampah di Kota Banda Aceh tidak jauh berbeda dengan kota-kota
lainnya di Indonesia dimana bahan organik merupakan komponen utama yang mencapai 52% (misalkan untuk sampah rumah tangga), sedangkan kertas/kardus
dan sampah plastik menempati urutan kedua dan ketiga yang masing-masing memiliki komposisi sebesar 16% dan 14%. Artinya di Kota Banda Aceh setiap harinya dihasilkan sampah plastik sebanyak 20 ton lebih. Jumlah ini akan terus
bertambah setiap tahunnya seiring dengan pertambuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi masayakat.
Secara nasional, volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama
polipropilena (PP) terus meningkat dari tahun ke tahun dengan peningkatan hingga
34,15% dalam kurun waktu 5 tahun. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Komposisi sampah atau limbah plastik yang
dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap
air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.
Adalah hal yang penting untuk memisahkan sampah yang dapat di daur ulang
termasuk sampah plastik agar tidak dibuang ke TPA dan menggunakan lahan TPA. Pemanfaatan barang yang dapat didaur ulang tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan di sumbernya. Langkah ini dapat menghemat sumber daya alam dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola sampah tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk suatu kebiasaan di masyarakat
agar mau memisahkan bahan yang dapat didaur ulang dari sampah makanan dalam wadah yang terpisah mulai dari sumbernya dengan menerapkan sistem dua wadah,
baik di rumah, toko, maupun tempat-tempat usaha sehingga hanya sampah rumah 1
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
tangga jenis makanan (yang dimasak atau yang tidak dimasak) yang diambil oleh
sistem pengelolaan sampah kota sedangkan bahan-bahan yang dapat di daur ulang diambil oleh pemulung langsung ke rumah-rumah. Upaya ini tentunya harus didukung oleh suatu kebijakan dari pemerintah yang menganjurkan rumah tangga,
toko dan tempat-tempat kegiatan usaha agar tidak mencampur bahan-bahan yang dapat di daur ulang dengan dengan bahan bahan yang makanan/yang dapat terurai
dengan menempatkannya di tempat sampah yang terpisah dan pemisahan ini hendaknya dilakukan di sumbernya.
Kegiatan daur ulang juga dapat memberikan keuntungan bagi pihak Dinas
Kebersihan karena dapat mengurangi biaya pembersihan saluran akibat tersumbatnya saluran oleh plastik dan kaleng, disamping dapat mengurangi biaya
transportasi sampah dari sumber ke TPA serta penghematan penggunaan lahan TPA.
Sektor ini terutama sekali didorong oleh pasar (market force) dan
memberikan kontribusi yang besar terhadap proses pengelolaan sampah secara
keseluruhan. Selain itu sektor ini juga menyerap banyak tenaga kerja (labour
intensive), menyediakan lapangan kerja bagi berbagai kelompok masyarakat di Banda Aceh. Berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota
Banda Aceh, sedikitnya terdapat 50 lapak pengumpul barang bekas yang beroperasi
di Banda Aceh baik di sekitar kawasan TPA Gp. Jawa maupun yang beroperasi di kawasan pemukiman dan di kawasan kota. Meskipun peran sektor ini dalam
pengumpulan sampah sangat significant namun peran pemerintah masih sangat dibutuhkan.
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di
Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga
pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya
tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang
plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat 2
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas.
Ada empat jenis sampah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu
polietilena (PET), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
Sedangkan di pabrik mini pengolahan plastic di Desa Panteriek yang dikelola DK3
Banda Aceh, pengolahan hanya dikhususkan pada 4 jenis plastik: PET, HDPE, LDPE dan PP. Untuk plastik jenis asoi tidak banyak pemulung/pengumpul yang mau mengumpulkannya karena berat jenis yang terlalu kecil.
Salah satu bentuk komitmen pemerintah Kota Banda Aceh dalam pemilahan
dan pengurangan sampah adalah melalui pengoperasian Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek Kota Banda Aceh. Pabrik Mini ini setiap harinya mengolah
400 kg sampah plastik yang berasal dibeli dari truk DK3 dan dari bank sampah yang ada di sekolah-sekolah dan desa-desa.
Dari total jumlah pekerja DK3 yang mencapai 540 orang, sekitar 30%
diantaranya terlibat aktif dalam pengumpulan barang-barang daur ulang. Kegiatan ini umumnya mereka lakukan disela-sela kegiatan mereka mengumpulkan sampah, menyapu jalan dan membersihan saluran. Biasanya pekerja yang bertugas diatas truk
yang
melakukan
kegiatan
ini,
dimana
sebelumnya
mereka
telah
mempersiapkan karung bekas atau wadah bekas keranjang kol sebagai tempat
penampungan. Pekerja penyapu jalan ada juga yang berhasil mengumpulkan barang
daur ulang, namun dalam jumlah yang tidak seberapa. Saat truk kembali dari lokasi
kerja mereka menurunkan barang yang mereka kumpulkan. Khusus untuk barang plastik bekas dijual kepada pembeli dari dinas yang mangkal di TPA untuk
selanjutnya diolah di pabrik mini pengolahan plastic, sedangkan jenis lainnya seperti kertas/kardus, kaleng, logam, dsb dijual ke lapak-lapak baik yang ada di
wilayah komersial maupun di sepanjang jalan akses menuju TPA Gampong Jawa. Pada umumnya setiap truk memiliki langganan tetap.
Bank sampah yang ada di sekolah-sekolah juga memberikan kontribusi dalam
penyediaan bahan baku pabrik mini pengolahan plastik yang dikelola oleh DK3. PERMASALAHAN
Bagi kota-kota metropolitan seperti Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya,
tampaknya sampah telah menjadi problematika serius, dan untuk Kota Banda Aceh 3
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
sendiri semakin menjadi sorotan sejak dicanangkannya visi pembangunan Kota
Banda Aceh tahun 2007 – 2012 yaitu mewujudkankan Banda Aceh sebagai Bandar Wisata Islami Indonesia, dimana aspek wisata harus ditunjang oleh suatu kondisi yang bersih, indah dan nyaman.
Volume sampah yang terus meningkat dan kurangnya lahan bagi Tempat
Pengolahan Akhir (TPA) sampah adalah masalah utama yang harus dipecahkan. Kegagalan dalam
pengelolaannya dapat berimbas pada menurunnya kualitas
kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah. Ironisnya hal ini terjadi justru pada
era otonomi daerah yang mestinya secara teoretik akan lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik termasuk pengelolaan sampah.
Meskipun Kota Banda Aceh dianggap sudah mampu mengatasi persoalan
sampahnya sehingga kebersihan kota selalu terjaga, terlebih dengan berhasilnya
diraih piala Adipura 4 kali pasca tsunami (2009, 2010, 2012 dan 2013), namun persoalan sampah tidak berhenti sampai disitu saja. Masih
banyak
hal
yang
perlu
dipikirkan,
antara
lain
bagaimana
mengupayakan pengurangan sampah dan pemanfaatan/pengolahan sampah sehingga sampah bisa menjadi suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. LANDASAN ATAU DASAR PERATURAN
Adapun yang menjadi landasan hukum bagi Kota Banda Aceh melakukan daur
ulang sampah plastik adalah:
a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
b. Peraturan Pemerintah (PP) No.81 tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
c. Permendagri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedomanan Pengelolaan Sampah
d. Rancangan Qanun Kota Banda Aceh Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pemanfaatan limbah plastik melalui kegiatan daur ulang merupakan upaya
menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. 4
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
Kegiatan daur ulang sampah plastik yang dilakukan di pabrik mini pengolahan
plastik yang dikelola oleh DK3 Banda Aceh merupakan salah satu upaya untuk mendaur ulang sampah plastik sehingg mengurangi sampah yang dibuang ke TPA
Gp. Jawa, disamping mengatasi persoalan kebersihan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah plastik.
Hasil pengolahannya berupa plastik cacahan dijual ke pengumpul di Kota
Medan. Khusus untuk plastik jenis PET seluruhnya diekspor ke China untuk selanjutnya diolah menjadi polyester (bahan pakaian).
Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendorong stakeholder (terutama
masyarakat dan anak-anak sekolah) untuk ikut berkontribusi dalam pemilahan dan daur ulang sampah khususnya sampah plastik dengan mengambil peran sebagai
fasilisator dan sekaligus regulator. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). WAKTU PENYELENGGARAAN
Kegiatan daur ulang plastik di pabrik mini pengolahan plastik sudah
berlangsung sejak tahun 2009 dengan tahapan uji coba, namun pengganggaran baru dimasukkan dalam APBK tahun 2010. Hingga saat ini operasional pabrik mini pengolahan plastik di Desa Panteriek sudah berjalan lebih dari 4 tahun. INDIKATOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN
Indikator keberhasilan kegiatan daur ulang sampah adalah berdasarkan
volume sampah yang didaur ulang dan volume pengurangan sampah masuk ke TPA.
Berdasarkan data yang ada, setiap harinya tidak kurang dari 20 ton sampah
plastik yang didaur ulang dan dibawa ke Medan yang berasal dari tidak kurang dari
50 lapak pengumpul dan pabrik-pabrik mini pengolahan sampah plastik. Dari data volume sampah masuk TPA penambahan volume sampah masuk TPA setiap tahunnya relative kecil dibandingkan dengan pertumbuhan timbulan sampah di Kota Banda Aceh.
Berkembangnya kegiatan daur ulang dengan semakin banyaknya lapak
pengepul yang ada di Kota Banda Aceh, juga merupakan indikator bagi keberhasilan
propaganda yang dilakukan oleh DK3 dengan memberikan contoh langsung kepada masyarakat.
5
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
Indikator keberhasilan pengelolaan pabrik mini pengolahan plastik tidak bisa
hanya diukur dari keuntungn (PAD) yang diperoleh, tetapi sejauh mana
berkembangnya kegiatan pemilahan sampah di rumah-rumah dan sekolah-sekolah, karena tujuan awalnya pendirian pabrik plastik ini adalah untuk menunjang program pemilahan dan daur ulang sampah di Kota Banda Aceh.
Jumlah sekolah yang melakukan pemilahan sampah khususnya sampah plastik
melalui program bank sampah juga mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Hingga akhir tahun 2013, jumlah sekolah yang sudah mengikuti program bank sampah sebanyak 53 sekolah.
KEBAHARUAN DAN KEUNIKAN
Keunikan dari daur ulang sampah plastik yang dilakukan di Kota Banda Aceh,
pengelolaannya dilakukan langsung oleh pemerintah daerah melalui Dinas
Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh. Hal ini merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia bahwa sebuah dinas langsung mengelola sendiri
kegiatan daur ulang sampah plastik, mulai dari pembelian, penyortiran, penggilingan, pengemasan hingga penjualan.
Keberadaan pabrik mini pengolahan plastik yang dikelola oleh DK3 Banda
Aceh merupakan upaya untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan program
daur ulang sampah terutama sampah plasti. untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Saat ini telah banyak tumbuh usaha daur ulang plastik di Kota Banda Aceh, baik hanya sebagai pengepul, adapula yang mengolah sampah plastik hingga penggilingan.
Hal lainnya yang unik dari pengolahan sampah plastik yang dikelola DK3
Banda Aceh adalah mampu memberikan kontribusi PAD bagi Pemerintah Kota Banda Aceh. Pada tahun 2013, kegiatan daur ulang sampah plastik di pabrik mini pengolahan plastik memberikan kontribusi bagi PAD sebesar Rp.
Bahan baku plastik bekas yang diolah di pabrik mini pengolahan plastik
berasal dari kegiatan pengumpulan yang dilakukan oleh pekerja pengangkut sampah
DK3.
Sambil
mengumpulkan
sampah
“door
to
door”,
pekerja
menyempatkan diri memilah sampah yang mereka angkut dan memasukkan
sampah yang masih dapat di daur ulang kedalam kantong-kantong yang sudah
mereka siapkan sebelumnya. Bahan baku juga diperoleh dari sekolah-sekolah 6
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
melalui program bank sampah, yang sudah berjalan di hampir semua sekolah di Kota Banda Aceh.
DAMPAK PADA MASYARAKAT
Dampak dari kegiatan daur ulang sampah plastik adalah membuka
lapangan kerja bagi masyarakat, terutama janda-janda korban tsunami. Mereka
umumnya bekerja sebagai buruh sortir plastik. Sedangkan operator umumnya msyarakat desa setempat.
Selain itu dengan berkembangnya kegiatan daur ulang di Kota Banda Aceh,
semakin berkembang pula sektor informal yang bergerak di bisnis ini, baik sebagai
buruh, pemulung, pengepul, pengepul besar. Sektor ini menyerap cukup banyak
tenaga kerja dan melibatkan banyak sekali orang karena sifat pekerjaannya yang bisa dilakukan sambilan.
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
Dengan berkembangnya kegiatan daur ulang sampah plastik di Kota Banda
Aceh sangat mendukung upaya pengembangan program pemilahan sampah di
sekolah-sekolah dan rumah-rumah. Hampir seluruh sekolah di Banda Aceh sudah berpartisipasi untuk memilah sampah plastik melalui program bank sampah. Plastik
yang mereka kumpulkan dibeli oleh pabrik mini pengolahan plastik untuk diolah lebih lanjut.
Tingginya tingkat partisipasi sekolah untuk memilah sampah plastik melalui
program bank sampah menunjukkan adanya peran serta masyarakat khsususnya anak sekolah dalam program daur ulang sampah.
KELEMBAGAAN ATAU INSTITUSI YANG TERLIBAT
Pengelolaan pabrik mini pengolahan plastik yang berlokasi di Komplek
Perumahan Cinta Kasih Desa Panteriek Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh
dilaksanakan oleh Seksi Pengelolaan Sampah Bidang Persampahan, Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh.
Jumlah personil baik kepala seksi maupun pekerja yag terlibat dalam pabrik
mini pengolahan plastik sebanyak 12 (dua belas) orang, terdiri dari 1 (dua) orang PNS, 6 (enam) orang pekerja (non PNS) dan 5 (lima) orang buruh borongan : 7
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
a.
Kepala Seksi
b.
Pekerja (Non PNS)
: 1 orang :
-
Manager
: 1 orang
-
Operator
: 4 orang
-
Petugas Pembelian
-
Buruh Sortir
: 1 orang : 5 orang
PEMBIYAAN/SUMBER PENDANAAN
Kegiatan daur ulang sampah plastik yang dikelola oleh DK3 Banda Aceh
pembiayaannya bersumber dari APBK, berupa anggaran pembelian bahan baku plastik bekas dari masyarakat dan biaya operasional dan pemeliharaan mesin dan over head. Sedangkan hasil penjualannya langsung masuk ke kas daerah sebagai pendapatan asli daerah (PAD). KEBERLANJUTAN
Kegiatan daur ulang sampah plastik di pabrik mini sudah berjalan selama
lebih dari 4 tahun dan akan terus dilanjutkan, bahkan tahun 2013 telah dilakukan pengadaan mesin baru menggantikan mesin lama yang sudah rusak. Kegiatan ini penting
untuk
terus
dipertahankan
karena
merupakan
penunjang
dari
pengembangan daur ulang sampah di Kota Banda Aceh dan kegiatan pemilahan sampah di sekolah-sekolah melalui program bank sampah.
8
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PABRIK MINI PENGOLAHAN PLASTIK DI DESA PANTERIEK
9
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
Lampiran 4.
10
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
Laba Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek Tahun 2013 Uraian
Bahan Baku
Belanja Bahan plastik bekas Biaya Operasional dan Pemeliharaan Belanja Deterjen Belanja Solar Belanja Karung Jasa Pengangkutan Pemeliharaan Mesin Total Belanja Penjualan (PAD) Laba
11
Volume 1 Tahun 1000 1620 6 6 1
Buah Liter Bal Kali Tahun
Harga Satuan (Rp)
289.260.450 1.000 5.500 1.500.000 2.000.000 11.000.000
Jumlah Harga (Rp)
289.260.450 1.000.000 8.910.000 9.000.000 12.000.000 11.000.000 331.170.450 380.004.150 48.833.700
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
Gambar 1.1. Kegiatan penyortiran, penimbangan, penggilingan, pengeringan, pengemasan dan penjualan di Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek
12
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh
Gambar 1.2. Program Bank Sampah di Sekolah-sekolah di Banda Aceh yang memasok bahan baku untuk Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek
13
Daur Ulang Sampah Plastik di Kota Banda Aceh