PROFIL IPAL KOTA BANDA ACEH
Pengembangan SPAL-T Kota Banda Aceh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melaksanakan kegiatan Pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah Kota Banda Aceh dari Gampong Peuniti sampai ke Gampong Jawa yang telah dimulai pada akhir tahun 2015 dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2017. Proyek Multi Years (2015 s.d 2017) ini didanai oleh APBN murni dengan total nilai Rp.100.9 M dimana pada APBN 2016 telah dialokasikan pagu dana sebesar Rp.45 M untuk pelaksanaan paket multi years pembangunan konstruksi unit pelayanan, unit pengumpul dan unit pengolahan yang sudah direncanakan. Pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah Kota Banda Aceh, mencakup 3 pekerjaan utama, yaitu : 1. Pekerjaan Jaringan Perpipaan Air Limbah Peuniti 1 dan Peuniti 2 2. Pekerjaan Pemipaan dari Peuniti ke IPAL Gampong Jawa 3. Pekerjaan Pembangunan IPAL Gampong Jawa dan Sarana Pendukungnya Pada tahun 2016, selain pekerjaan lanjutan di atas, direncanakan pula pembangunan 8 unit toilet umum dan 2 unit tangki septik dengan 10 SR. Dengan kerjasama berbagai pihak diharapkan pada tahun 2019 seluruh sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dan lingkungan Kota Banda Aceh yang bersih dan sehat dapat terwujud.
Lokasi IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL Kp.Jawa) Sistem Pengelolaan Air Limbah-Terpusat (SPAL-T) Kota Banda Aceh yang akan dibangun berlokasi di Gampong Jawa Kecamatan Kutaraja dengan luas lahan keseluruhan (165 x 193) M2. Lokasi IPAL ini sudah sesuai dengan arahan perencanaan dalam dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Kutaraja Banda Aceh Tahun 2007. Koordinat lokasi pintu masuk IPAL : 5°34'49.33"U Dan 95°18'54.95"T
Gambar 1.1 Lokasi IPAL dan Jaringan Pipa
Gambar 1.1 IPAL Gampong Jawa
Adapun kriteria teknis dan non teknis sebagai pertimbangan dan factor kunci (key factors) dalam menentukan lokasi IPAL antara lain adalah sebagai berikut : a. Jarak antar lokasi IPAL dengan pusat kota dan pemukiman (Jarak minimum antara IPAL dengan pusat kota dan pemukiman adalah 3 Km) b. Topografi lahan lokasi IPAL o Kemiringan tanah yang dinilai lebih baik jika mempunyai kemiringan 2% o Elevasi tanah lokasi IPAL lebih rendah dari elevasi wilayah pelayanan c. Jenis tanah pada lahan yang tersedia (pilihan terbaik untuk lokasi IPAL adalah tanah dengan jenis yang kedap air seperti lempung) d. Tata guna lahan yang telah tertera pada RUTR / RTRW (lahan terpilih sesuai dengan dokumen RUTR/RUTRW yakni lahan yang tidak produktif) e. Badan air penerima (klasifikasi sungai sebagai BAP menentukan baku mutu kualitas effluent) f. Potensi bahaya banjir (pilihan terbaik adalah lahan yang bebas banjir) g. Status lahan atau legalitas dari lahan yang akan diperuntukan untuk IPAL o Diutamakan lahan milik Pemda dan tidak bermasalah (sengketa lahan) o Dukungan dari masyarakat atau warga setempat h. Batas administrasi wilayah (lokasi IPAL terpilih masih dalam wilayah administrasi). Kajian evaluasi pemilihan lokasi IPAL SPAL-T, pada hakekatnya tercantum dalam dokumen perencanaan teknis (DED). Dokumen DED Pembangunan IPAL Dan Jaringan Air Limbah Kota Banda Aceh telah disusun pada tahun 2012 oleh Konsultan Perencana Multi Karadiguna Jasa (MKJ). Selang waktu yang relatif cukup lama (3 tahun) antara waktu penyusunan dokumen perencanaan DED (2012) dan waktu pelaksanaan konstruksi (2015) cukup berpotensi menimbulkan bias (penyimpangan) dengan kondisi eksisting lahan aktual, sehingga dibutuhkan proses review dan justifikasi teknis terhadap beberapa bagian dari dokumen DED tersebut. Review disain tersebut masih terus dilakukan sampai saat ini dan hasil selengkapnya akan dituangkan dalam laporan berikutnya dari Konsultan Bantek Pengembangan SPAL-T.
Wilayah Pelayanan dan Cakupan Pelayanan Wilayah pelayanan berada pada Gampong Peuniti (Kecamatan Baiturahman) sampai dengan Gampong Jawa Kota Banda Aceh. Kapasitas total penampungan IPAL didisain untuk 5000 KK (Kepala Keluarga). Meliputi jaringan pipa dari Kampung Peuniti-I 1600 KK dan Peuniti-II yang dipersiapkan sebanyak 1000 KK sampai dengan pipa sekunder (lateral) dan juga Gampong Peulanggahan, Keudah dan Gampung Jawa sambungan lateral 1000 KK, untuk Sambungan Rumah di rencanakan minimal 210 KK. Sarana yang di bangun diantaranya beberapa Manhole serta 4 Sampit dan sama dengan atau lebih typenya. Jaringan pipa mengunakan pipa HDPE sepanjang 4969 M sampai ke IPAL di Gampong Jawa Kecamatan Kutaraja. Wilayah pelayanan SPAL-T Kecamatan dari Gampong Peuniti sampai ke Gampong Jawa (Lokasi IPAL) di Kecamatan Kuta Raja. Cakupan pelayanan SPAL-T adalah skala perkotaan dengan target layanan Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2017 adalah 2000 SR dengan tahapan awal target jumlah Sambungan Rumah (SR) adalah sebanyak 210 SR (Daerah Pelayanan Peuniti-1). Pada tahapan selanjutnya target jumlah House Connection (HC) adalah sebanyak 1000 SR atau 1000 KK (Daerah Pelayanan Peuniti-2), dan selebihnya 790 SR (Daerah Pelayanan Gampong Jawa) sehingga diharapkan pada closing project di bulan Oktober 2017 sebanyak 2000 unit rumah telah siap terkoneksi SPAL-T. Dengan kapasitas disain yang mampu mengolah air limbah sampai 5000 SR, IPAL Gampong Aceh Jawa masih memiliki idle capacity sebesar 3000 SR yang dapat dioptimalisasikan pada program perluasan dan pengembangan SPAL pada pada tahapan pembangunan selanjutnya (2017 s/d 2019).
Gambar 1.3 Wilayah Pelayanan Gampong Peuniti-1
Gambar 1.4 Wilayah Pelayanan Gampong Peuniti-2
Gambar 1.5 Titik Koordinat Dan Jalur Pipa HDPE IPAL Kota Banda Aceh
Aspek Kelembagaan SPAL-T Kota Banda Aceh Dalam rangka memperkuat kapasitas institusi pengelola air limbah dan persampahan, Satker Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Aceh telah menyelenggarakan Workshop Bantuan Teknis (Bantek) Kelembagaan Bidang PLP di Banda Aceh. Dari Workshop tersebut dihasilkan beberapa poin berikut : Pemerintah Daerah dapat merencanakan penataan lembaga pengelola antara lain dengan pembentukan unit yang mengelola prasarana bidang PLP di daerah, dapat berupa Unit Pelaksana Teknis Dinas Kab/Kota, UPTD yang menerapkan PPK-Badan Layanan Umum Daerah, Badan Usaha Milik Daerah, atau UPTD Provinsi yang mengelola sampah/air limbah secara regional, serta
menyiapkan produk pengaturan terkait dan memenuhi kebutuhan SDM guna mewujudkan kelembagaan pengelola prasarana dan sarana yang handal. Secara Nasional Provinsi Aceh saat ini berada di rangking ke 19 dari 33 provinsi di Indonesia, yaitu 52.79 % sanitasi layak. Diperlukan usaha maksimal agar dapat mencapai universal access sesuai arah kebijakan pembangunan jangka menengah yang mengamanatkan tercapainya universal access atau cakupan akses 100%, dimana seluruh masyarakat mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi. Dengan institusi pengelola yang baik, diharapkan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan) akan dapat memberikan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat Aceh. Dari tinjauan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Banda Aceh Vol.2 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1. tentang Jenis Pelayanan Dasar Bidang Air Limbah dengan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah “Tersedianya Lembaga /Unit Pengelola Air Limbah Tingkat Kota” pada tahun 2015. Pembentukan lembaga khusus yang menangani air limbah skala perkotaan adalah merupakan salah satu langkah strategis yang sudah ditetapkan dalam dokumen SSK (2009) tersebut, sehingga realisasi pencapaiannya saat ini sangat layak untuk dievaluasi kembali oleh Tim Sanitasi Kota Banda Aceh. Secara lisan dalam wawancara dilapangan dengan pihak Konsultan Supervisi (PT.Sehati Pratama) tim Konsultan Bantek SPAL-T memperoleh informasi bahwa ada wacana bakal pengelola SPALT Kota Banda Aceh yang akan terbangun ini nantinya (2017) diharapkan adalah PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh. Kemungkinan opsi tersebut adalah sangat wajar dan realistis mengingat ketersediaan SDM dan kinerja manajemen di PDAM Tirta Daroy pada saat ini relatif cukup baik. Sebagai pembanding yang relevan, PDAM Tirtanadi Kota Medan dapat dilihat dan dipelajari sebagai sebuah percontohan lembaga pengelola air minum sekaligus lembaga pengelola air limbah skala perkotaan.
Status Pelaksanaan Adapun resume dan rekapitulasi progress bulanan dapat dilihat pada tabulasi berikut ini.