PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN HASIL SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN TAHUN 2014
KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN DENGAN BPS KABUPATEN KARIMUN
PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN HASIL SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN TAHUN 2014
Ukuran Buku
: 16 x 21 cm
Jumlah Halaman : 156 + xi Halaman Penulis
: Erie Sadewo Rizka Mei Wulan Kharissa Dereviani P Dewi Apriyanti Fadila Indriasari Siska Oktaviana D.A.
Perwajahan
: Kharissa Dereviani P
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
ii
BUPATI KARIMUN
KATA SAMBUTAN BUPATI KARIMUN Tujuan utama pembangunan adalah mencapai masyarakat Kabupaten Karimun yang sejahtera. Berbagai upaya telah dilakukan dan menghasilkan pencapaian pembangunan secara objektif dan terukur, namun hal ini belum dapat menjawab pertanyaan, apakah masyarakat bahagia dengan pencapaian tersebut?. Dalam rangka menjawab pertanyaan itu, maka suara masyarakat perlu didengarkan sebagai pilar utama dari pelaksanaan demokrasi. Untuk itu saya menyambut gembira dengan adanya publikasi "Pembangunan dan Tingkat
Kebahagiaan
Masyarakat
Kabupaten
Karimun" sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Saya mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang terlibat dalam penyusunan publikasi ini. Semoga Allah SWT merahmati kita semua.
Tanjungbalai Karimun, Desember 2014 BUPATI KARIMUN
Dr. H. NURDIN BASIRUN iii
iv
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN
KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN Proses perencanaan pembangunan yang baik perlu dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh informasi yang tersedia. Penyusunan publikasi "Pembangunan dan Tingkat
Kebahagiaan
Masyarakat
Kabupaten
Karimun" merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan informasi subjektif berbasis kepentingan masyarakat. Melalui informasi ini diharapkan pencapaian pembangunan dapat diterima dan dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat. Ucapan terima kasih disampaikan kepada BPS Kabupaten Karimun beserta seluruh stakeholder yang terlibat dalam penyusunan publikasi ini. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tanjungbalai Karimun, Desember 2014 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN
DJUNAIDY, S.Sos, M.Si Pembina Tingkat I/IVb NIP. 19660604 199010 1 001 v
vi
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KARIMUN
KATA PENGANTAR KEPALA BPS KAB. KARIMUN Salah satu implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan BPS adalah upaya penyediaan jenis data yang semakin
beragam.
Kebahagiaan
"Pembangunan
Masyarakat
dan
Kabupaten
Tingkat Karimun"
merupakan publikasi pertama yang dihasilkan BPS Kabupaten Karimun melalui pengukuran yang bersifat subjektif. Publikasi ini hadir sebagai salah satu upaya untuk mempertemukan kepentingan masyarakat dan para pengambil kebijakan. Ucapan terima kasih disampikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan publikasi ini. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itulah kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan. Akhirnya semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tanjungbalai Karimun, Desember 2014 Kepala BPS kabupaten Karimun
ENDRA, S.E. NIP. 19641003 198603 1 004 vii
viii
DAFTAR PUSTAKA HALAMAN JUDUL ..................Error! Bookmark not defined. KATA SAMBUTAN BUPATI KARIMUN ....................................... iii KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN ................................................................................................. v KATA PENGANTAR KEPALA BPS KAB. KARIMUN ............... vii DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. ix DAFTAR TABEL .................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR............................................................................. xiii PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang .................................................................... 1
1.2.
Maksud dan Tujuan .......................................................... 5
1.3.
Jenis Data .............................................................................. 6
1.4.
Sistematika Penyajian...................................................... 6
METODOLOGI ......................................................................................... 9 2.1. Ruang Lingkup .......................................................................... 9 2.2. Kerangka Sampel .................................................................. 10 2.3. Pemilihan Sampel ................................................................. 11 2.4. Cakupan Data ......................................................................... 13 2.5. Pengolahan Data ................................................................... 14 PROFIL RESPONDEN ........................................................................ 19 KEBAHAGIAAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN ................ 29 STATUS PERKAWINAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAN ...... 49 ix
TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEBAHAGIAAN ........................65 KEGIATAN USAHA DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN .............79 KEBAHAGIAAN MENURUT KELOMPOK UMUR .....................99 LAMA TINGGAL DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN ................ 115 PENGHASILAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN .................. 133 PENUTUP ............................................................................................ 151 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 155
x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Target dan Lokasi Kerja SPTK 2014 Beserta Realisasinya.................................... Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2009-2013.......................................... Tabel 6.1. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Penilaian Terkait Pekerjaan (Persen)....................................... Tabel 7.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Lapangan Usaha di Kabupaten Karimun 2013 (Persen)....
xi
12
33
70
84
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1.
Gambar 2.1. Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun Tahun 20042013 (Persen)........................................ Alat Bantu Pengukuran Tingkat Kebahagiaan............................................ Sebaran Jumlah Responden Menurut Kedudukan Dalam Rumah Tangga dan Jenis Kelamin (Persen).. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Persen)................................... Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin (Persen)......................... Sebaran Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin (Persen)................................................... Sebaran Jumlah Responden Menurut Lama Tinggal di Tempat Sekarang dan Jenis Kelamin (Persen).................................................... Sebaran Jumlah Responden Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin (Persen)...................................... Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Kedudukan dalam Usaha dan Jenis Kelamin (Persen)..... xiii
2 13
19
20
21
23
24
25
26
Gambar 3.8.
Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Pendapatan RT dan Jenis Kelamin (Persen)................... Gambar 3.9. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kepemilikan Rumah Tinggal dan Jenis Kelamin (Persen).. Gambar 4.1. Jumlah Responden Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin (Persen)........ Gambar 4.2. Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan menurut Jenis Kelamin..... Gambar 4.3. Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan Menurut Jenis Kelamin... Gambar 4.4. Jumlah Responden Pengukuran Kepuasan tentang Pekerjaan menurut Jenis Kelamin (Persen)........ Gambar 4.5. Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Karimun, 2005 – 2013........................... Gambar 4.6. Tingkat Kepuasan tentang Pekerjaan Menurut Jenis Kelamin...... Gambar 4.7 Tingkat Kepuasan tentang Pendapatan rumah Tangga menurut Jenis Kelamin............................................ Gambar 4.8. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Lingkungan menurut Jenis Kelamin.. Gambar 4.9. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Keamanan menurut Jenis Kelamin.... Gambar 4.10. Tingkat Kepuasan tentang Keharmonisan Keluarga menurut Jenis Kelamin.......................................... xiv
27
28
31 32 35
36
37 38
39 40 41
42
Gambar 4.11. Tingkat Kepuasan tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Jenis Kelamin........... Gambar 4.12. Tingkat Kepuasan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin.......................... Gambar 4.13. Tingkat Kebahagiaan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin........................... Gambar 5.1. Rata-rata Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan berdasarkan Status Perkawinan.............................................. Gambar 5.2. Rata-rata Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan berdasarkan Status Perkawinan.............................................. Gambar 5.3. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pekerjaan berdasarkan Status Perkawinan............................................. Gambar 5.4. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga berdasarkan Status Perkawinan......... Gambar 5.5. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan berdasarkan Status Perkawinan................................. Gambar 5.6. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keamanan berdasarkan Status Perkawinan............................................... Gambar 5.7. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga berdasarkan Status Perkawinan.........
xv
43
44
47
50
52
53
55
56
57
59
Gambar 5.8.
Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar berdasarkan Status Perkawinan............................................. Gambar 5.9. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Perkawinan......... Gambar 5.10. Tingkat Kebahagiaan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Kawin.................... Gambar 6.1. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Kesehatan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan............................................... Gambar 6.2. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Pendidikan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan.............................................. Gambar 6.3. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Dalam Pekerjaan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan.............................................. Gambar 6.4. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan.............................................. Gambar 6.5. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan..............................................
xvi
60
62
63
67
68
70
71
72
Gambar 6.6.
Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keamanan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan............... Gambar 6.7. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga Menurut Pendidikan yang Ditamatkan.............................................. Gambar 6.8. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Sosial Menurut Pendidikan yang Ditamatkan............................................... Gambar 6.10. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan............................................... Gambar 6.11. Penilaian Masyarakat Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan............................................... Gambar 7.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Status Pekerjaan..................... Gambar 7.2. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Lapangan Usaha..................... Gambar 7.3. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Lapangan Usaha.................... Gambar 7.4. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Lapangan Usaha.................... Gambar 7.5. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lapangan Usaha......................................................... Gambar 7.6. Kepuasan dengan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha...... xvii
73
74
75
76
77 82 83 86 88
89 91
Gambar 7.7.
Kepuasan dengan Keamanan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha........................................ Gambar 7.8. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Lapangan Usaha.. Gambar 7.9. Kepuasan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha......................................................... Gambar 7.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha...................................... Gambar 8.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Kelompok Umur...................... Gambar 8.2. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Kelompok Umur...................... Gambar 8.3. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Kelompok Umur...................... Gambar 8.4. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Kelompok Umur......................................................... Gambar 8.5. Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan Sekitar menurut Kelompok Umur..................................... Gambar 8.6. Kepuasan dengan Keamanan menurut Kelompok Umur.................... Gambar 8.7. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Kelompok Umur.. Gambar 8.8. Kepuasan dengan Hubungan Sosial menurut Kelompok Umur..................... Gambar 8.9. Kepuasan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur......................................................... xviii
92 94
96
97 102 103 105
106
107 108 110 111
112
Gambar 8.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur..................................... Gambar 9.1. Penilaian terhadap Kepuasan Kesehatan Masyarakat menurut Lama Tinggal............................................ Gambar 9.2. Penilaian terhadap Kepuasan Pendidikan Masyarakat menurut Lama Tinggal........................................... Gambar 9.3. Penilaian terhadap Kepuasan Pekerjaan Masyarakat menurut Lama Tinggal............................................ Gambar 9.4. Penilaian terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lama Tinggal.......................... Gambar 9.5. Penilaian terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan menurut Lama Tinggal........................................... Gambar 9.6. Penilaian terhadap Kepuasan Keamanan Masyarakat menurut Lama Tinggal........................................... Gambar 9.7. Penilaian terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga menurut Lama Tinggal.............................................. Gambar 9.8. Penilaian terhadap Kepuasan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Lama Tinggal............ Gambar 9.10. Penilaian terhadap Kepuasan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal...........................................
xix
114
116
118
121
123
124
125
126
128
129
Gambar 9.11. Penilaian terhadap Kebahagiaan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal........................................... Gambar 10.1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Masyarakat di Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013................................... Gambar 10.2. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kesehatan Menurut Kelompok Penghasilan........ Gambar 10.3. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendidikan Menurut Kelompok Penghasilan........ Gambar 10.4. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pekerjaan Menurut Kelompok Penghasilan........ Gambar 10.5. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Menurut Kelompok Penghasilan.............................................. Gambar 10.6. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keadaan Lingkungan Menurut Kelompok Penghasilan.............................................. Gambar 10.7. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keamanan Menurut Kelompok Penghasilan........ Gambar 10.8. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keharmonisan Keluarga Menurut Kelompok Penghasilan.............................................. xx
130
134
136
137
139
140
141
142
144
Gambar 10.9. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Hubungan Sosial Menurut Kelompok Penghasilan.............................................. Gambar 10.10. Persentase Golongan Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan.............. Gambar 10.11. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kepuasan Hidup Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan.......................... Gambar 10.12. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan............................ Gambar 11.1. Penilaian Masyarakat Kabupaten Karimun Tentang Tingkat Kepuasan dan Kebahagiaan Berdasarkan Beberapa Aspek Kehidupan.................
xxi
145
146
147
148
152
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sebagian Indonesia
besar
beranggapan
negara
di
bahwa
dunia,
tujuan
termasuk
utama
dari
pembangunan adalah menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Konsep kesejahteraan tersebut pada umumnya ditafsirkan sebagai kondisi terpenuhinya segala kebutuhan dasar masyarakat yang dinilai dari tingginya pendapatan perkapita. Dalam hal ini, kesejahteraan masih dinilai secara materiil saja dimana fokus dari peningkatan kesejahteraan
adalah
pada
pembangunan
ekonomi.
Padahal, kesejahteraan merupakan suatu konsep yang multidimensional dimana perlu juga dilihat pembangunan dari sisi sosial seperti pemenuhan hak asasi masyarakat, pemenuhan pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Selepas terjadinya krisis global dan gejolak ekonomi, perekonomian Indonesia justru menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Secara objektif, keadaan ini juga turut dirasakan oleh Kabupaten Karimun dimana pendapatan
perkapita
penduduk
selalu
mengalami
peningkatan. Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi selama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
1
satu dekade terakhir cenderung meningkat.Pada tahun 2013 tercatat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun sebesar 7,14 persen, lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya sebesar 5,78 persen. Gambar 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun Tahun 2004-2013 (Persen) 8.00
6.00
5.62
6.05 5.90 6.04
6.30
6.56
7.05 7.26 7.14
5.05
4.00
2.00
0.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Selain pertumbuhan ekonomi, indikator objektif lainnya yang menunjukkan tingkat kesejahteraan seperti angka kemiskinan, rasio gini dan sebagainya. Namun belakangan ini telah terjadi pergeseran konsep dimana kesejahteraan tidak hanya diukur secara nominal saja, tetapi
juga
mengarah
pada
konsep
kebahagiaan.
Kebahagiaan memiliki penafsiran yang luas tidak hanya terbatas pada kondisi kehidupan yang menyenangkan dan 2
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
kondisi kehidupan yang baik saja, tetapi juga pada kondisi kehidupan yang bermakna. Kebahagiaan
merupakan
refleksi
dari
berbagai kepuasan hidup terhadap kondisi kehidupan pribadi, sosial, serta dampak yang dihasilkan dari lingkungannya. Secara pribadi, seseorang akan cenderung puas ketika mudah memperoleh akses kebutuhan dasar, sehat,
mudah
menjalani
pekerjaan,
memperoleh
penghasilan yang layak, yang akhirnya mudah memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Munculnya
konsep
baru
dari
kesejahteraan
tersebut menumbuhkan pemikiran untuk mengukur sejauh mana tingkat kebahagiaan yang dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu dari hasil pembangunan. Kebahagiaan yang dimaksud tidak hanya diukur dengan uang tetapi juga mencakup dimensi kebahagiaan yang lainnya. Gagasan
awal
tentang
pengukuran
tingkat
kebahagiaan dicanangkan oleh PBB melalui pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Meskipun sudah banyak dipakai, IPM dirasa belum cukup untuk mengukur sejauh mana tingkat kebahagiaan seseorang. Dimensi yang diukur oleh IPM hanya sebatas pada dimensi pendapatan, kesehatan serta pendidikan. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
3
Selama
hampir
sepuluh
tahun
terakhir
ini,
organisasi internasional di bidang kerjasama ekonomi dan pembangunan, Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD
mengukur
keberhasilan
meninggalkan
)mencari
pertumbuhan
metode
baru
pembangunan ekonomi.
untuk dengan
Untuk
itu
dirumuskan suatu Better Life Index,yang telah disambut baik dan telah digunakan di tiga puluh enam negara maju. OECD berharap segera untuk membuat indeks yang berlaku bagi negara-negara lain, terutama di negaranegara berkembang, termasuk Indonesia. Pengukuran
tingkat
kebahagiaan
masyarakat
Indonesia menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak mengingat melihat pembangunan dari segi ekonomi saja pada saat sekarang sudah kurang relevan. Menjawab kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik melakukan serangkaian studi mendalam terkait substansi, indikator, dan pengukuran tingkat kebahagiaan masyarakat. Pada tahun 2014, untuk pertama kalinya BPS melaksanakan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK). Data yang dikumpulkan dalam survei ini mencakup pengamatan dan penilaian objektif tentang kondisi kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, keamanan, dan sebagainya yang dilengkapi dengan 4
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
penilaian subjektif dari responden mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. Survei ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Karimun. 1.2. Maksud dan Tujuan Pembangunan Kabupaten Karimun yang semakin maju dewasa ini hendaknya tidak hanya diukur dari segi ekonomi saja, akan tetapi juga pada segikesejahteraan masyarakat melalui pengukuran tingkat kebahagiaan. Secara umum, tujuan dari penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun ini adalah untuk menyediakan data pokok mengenai kondisi sosial ekonomi yang dikaitkan dengan penilaian subyektif mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang dirasakan masyarakat Kabupaten Karimun. Data hasil SPTK 2014 tersebut dapat dijadikan bahan untuk penyusunan kebijakan serta sebagai alat ukur baru dalam mengukur keberhasilan pembangunan di wilayah Kabupaten Karimun. Adapun indikator yang dijelaskan dalam publikasi ini mencakup keterangan individu dan keterangan perumahan dan aset rumah tangga. Keterangan Individu meliputi,
kesehatan,
pendidikan,
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
pekerjaan
dan 5
pendapatan,
lingkungan
dan
keamanan,
kehidupan
keluarga, kehidupan sosial, waktu luang dan partisipasi berpolitik. Sementara itu, keterangan perumahan dan aset rumah tangga meliputi status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan rumah, fasilitas rumah, dan kepemilikan aset rumah tangga untuk kenyamanan penilaian
hidup.
Seluruhnya
dikaitkan
dengan
subyektif
responden
mengenai
tingkat
kebahagiaan dan kepuasan hidup. 1.3. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan untuk penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun 2014 ini adalah data primer yang dikumpulkan langsung dari responden. Sumber data utama dalam publikasi ini adalah data hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Tahun 2014. Selain itu, sebagai pelengkap dan perbandingan digunakan juga berbagai data yang bersumber pada hasil sensus dan berbagai survei lainnya. 1.4. Sistematika Penyajian Penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun 2014 ini 6
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
menggunakan analisis deskriptif yang menggambarkan secara umum mengenai profil kependudukan, kesehatan, pendidikan,
lingkungan
dan
keamanan,
kehidupan
keluarga, kehidupan sosial, perumahan dan kaitannya dengan
persepsi
masyarakat
mengenai
tingkat
kebahagiaan dan kepuasan hidup di Kabupaten Karimun tahun 2014. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik/gambar yang terbagi dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisi latar belakang penyusunan publikasi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Karimun, maksud dan tujuan, jenis data yang dikumpulkan dan sistematika penyajian publikasi. BAB II Metodologi menjelaskan ruang lingkup, kerangka sampel,
metodologi
pengumpulan
data
dan
pengolahan data, serta menjelaskan berbagai konsep dan Definisi yang digunakan dalam publikasi ini. BAB III Profil Responden, menyajikan gambaran mengenai karakteristik responden yang menjadi sampel pada kegiatan ini. Melalui gambaran demografi, ekonomi dan sosial diharapkan dapat menjelaskan keterkaitan lebih lanjut dengan persepsi kebahagiaan yang dimiliki. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
7
BAB IV Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkanjenis kelamin. BAB V Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan status perkawinan BAB VI Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan tingkat pendidikan BAB VII Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan lapangan usaha BAB VIII Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan kelompok umur BAB IX Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan lamanya tinggal di tempat saat ini BAB X Perbandingan berbagai Indikator Kepuasan Hidup/Kebahagian berdasarkan rata-rata tingkat penghasilan sebulan BAB XI kesimpulan.
8
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB II
METODOLOGI 2.1. Ruang Lingkup Badan Pusat Statistik untuk petama kalinya melaksanakan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) pada tahun 2014. Survei ini dilaksanakan setelah serangkaian studi mendalam terkait substansi, indikator, dan pengukuran tentang kebahagiaan masyarakat yang telah dilaksanakan selama kurun waktu dua tahun sejak 2012. Data yang dikumpulkan dalam survei ini sedikit berbeda dari data yang biasa dikumpulkan oleh BPS dalam berbagai survey. Pada umumnya, data yang dikumpulkan BPS sifatnya kuantitatif berdasarkan pengamatan dan penilaian obyektif. Sebaliknya, data yang dikumpulkan pada SPTK 2014 mencakup pengamatan dan penilaian obyektif yang dilengkapi dengan data yang merupakan hasil penilaian responden yang sifatnya subyektif. SPTK
2014
dilaksanakan
di
seluruh
kabupaten/kota di Indonesia termasuk juga di Kabupaten Karimun. Jumlah sampel SPTK 2014 di Kabupaten Karimun sebanyak 14 blok sensus yang merupakan blok sensus terpilih dari Susenas 2014 Triwulan 2. Dari setiap blok sensus terpilih tersebut diambil 10 rumah tangga sampel. Rumah tangga yang terpilih sebagai sampel adalah Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 9
rumah tangga biasa. Untuk rumah tangga yang tinggal di blok sensus khusus dan rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus biasa tidak terpilih sebagai sampel. Publikasi
Tingkat
Kebahagiaan
Masyarakat
Kabupaten Karimun disusun untuk menggambarkan tingkat kepuasan hidup dan kebahagiaan masyarakat yang dianalisis berdasarkan karakteristik demografi penduduk, pendidikan,
kondisi
perumahan,
dan
kesehatan,
sebagainya.
kondisi
Pada
ekonomi,
publikasi
ini,
statistik/indikator yang disajikan merupakan gambaran kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan masyarakat Kabupaten Karimun pada tahun 2014 hasil pengolahan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2014. 2.2. Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan untuk SPTK 2014 merupakan kerangka sampel Susenas 2014 Triwulan 2. Kerangka sampel yang digunakan pada SPTK 2014 terdiri dari tiga jenis, yaitu: a. Kerangka
sampel
pencacahan
pemilihan
SP2010
yang
daftar
wilayah
disertai
dengan
banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman 10
biasa,
pemukiman
mewah,
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/ kelurahan. b. Kerangka sampel pemilihan daftar blok sensus pada setiap wilayah pencacahan terpilih. c. Kerangka sampel pemilihan daftar rumah tangga biasa tidak termasuk rumah tangga khusus (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus terpilih Susenas Triwulan 2. Pendaftaran rumah tangga dicatat menggunakan daftar VSEN14.DSBS. 2.3. Pemilihan Sampel Berdasarkan kerangka sampel dilakukan pemilihan sampel empat tahap, dimana pada tahap pertama sampai denga ketiga dipilih sampel Kecamatan, Desa/Kelurahan serta Blok Sensus (BS) secara Proportional Probability to Size (PPS). Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pemilihan Rumah Tangga sampel secara systematic random yang berjumlah 10 unit untuk masing-masing BS. Dari hasil pemilihan sampel tersebut didapatkan sasaran dan wilayah kerja sebagaimana pada Tabel 2.1.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
11
Tabel 2.1. Target dan Lokasi Kerja SPTK 2014 Beserta Realisasinya Non Realisasi Respon (1) (2) (3) (4) (5) Durai 1 10 0 10 Kundur 2 20 1 19 Kundur Utara 1 10 0 10 Karimun 3 30 5 25 Buru 1 10 1 9 Meral 4 40 2 38 Tebing 2 20 1 19 Kab. Karimun 14 140 10 130 Sumber: BPS Kabupaten Karimun, hasil pengolahan Kecamatan
Jumlah BS
Target
Sedikit berbeda dari data yang biasa dikumpulkan oleh BPS dalam berbagai survei, data yang dikumpulkan dalam SPTK 2014 ini mencakup pengamatan dan penilaian obyektif yang dilengkapi dengan data yang merupakan hasil penilaian responden yang sifatnya subyektif. Oleh karena itu, pencacahan SPTK 2014 ini dilaksanakan oleh petugas yang memiliki kemampuan dan pengalaman berwawancara yang baik dan persuasif serta berdedikasi tinggi dalam tugas sehingga dapat meminimalisir non sampling error dan non respon. Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden yang sesuai, yaitu kepala rumah tangga 12
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
atau
pasangannya
dengan
menggunakan
kuesioner
SPTK2014. Oleh karena itu meskipun telah diupayakan, namun kesulitan dalam menemui Kepala Rumah Tangga sebagai target sampel menyebabkan adanya non response rate sebesar 7,14 persen. Gambar 2.1. Alat Bantu Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
2.4. Cakupan Data Data yang dikumpulkan dalam SPTK 2014 dapat dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu: a. Keterangan umum anggota rumah tangga meliputi nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
13
jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan; b. Keterangan individu responden terpilih meliputi: kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, lingkungan dan keamanan, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, waktu luang dan partisipasi berpolitik, serta penilaian subyektif mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. c. Keterangan perumahan dan aset rumah tangga mencakup status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan rumah (lantai, dinding, dan atap), fasilitas rumah (sumber penerangan utama, bahan bakar utama untuk memasak, tempat buang air besar, dan sumber air minum) dan kepemilikan aset rumah tangga untuk kenyamanan hidup. 2.5. Pengolahan Data Pengolahan data hasil SPTK 2014 dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setempat. Tahap awal yang dilakukan sebelum pengolahan data dimulai adalah dilakukan proses receiving, batching, cek awal atas kelengkapan isian daftar pertanyaan, pengkodean (coding), penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar termasuk hubungan 14
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
keterkaitan (konsistensi) terhadap isian antara satu jawaban dengan jawaban lainnya. Untuk keperluan analisis, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel-tabel dan grafik/gambar menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel. Dalam tahapan pengolahan data, mulai perekaman data (data entri), pemeriksaan konsistensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan komputer. 2.6. Konsep Definisi Blok sensus adalah bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja seorang petugas
pencacah.
desa/kelurahan
dan
Blok harus
sensus
membagi
mempunyai
habis
batas-batas
(alam/buatan) yang jelas. Batas satuan lingkungan setempat (SLS) seperti rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), dusun atau lingkungan diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas. Satu blok sensus harus terletak pada satu hamparan tidak boleh terpisah oleh blok sensus lain. Rumah tangga dalam hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
15
1) Rumah
tangga
biasaadalah
seorang
atau
sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehariharinya dikelola bersama menjadi satu. Selain rumah tangga biasa yang terdiri dari bapak, ibu dan anak, yang juga dianggap rumah tangga biasa antara lain: a. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus makanannya secara sendiri. b. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tapi makannya dari satu dapur asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu segmen. c. Suatu rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya berjumlah kurang dari 10 orang. d. Pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak, istri serta anggota rumah tangga lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya. 16
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
e. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. 2) Rumah tangga khusus, yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan, dan sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. Anggota rumah tanggaadalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Orang yang telah tinggal di suatu rumah tangga 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal di suatu rumah tangga kurang dari 6 bulan, tetapi berniat menetap di rumah tangga tersebut dianggap sebagai anggota rumah tangga. Kepala rumah tanggaadalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
17
jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala didalam rumah tangga tersebut.
18
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB 3
PROFIL RESPONDEN
Responden survei pengukuran tingkat kebahagiaan di Kabupaten Karimun terdiri dari 130 rumah tangga (RT). Dari jumlah tersebut 100 responden atau 76,92 persennya berjenis kelamin laki-laki dan 30 responden atau 23,08 persen
sisanya
merupakan
responden
perempuan.
Diantara 100 reponden berjenis kelamin perempuan, 46,67 persen diantaranya merupakan kepala rumah tangga sedangkan 53,33 sisanya berstatus sebagai pasangan KRT. Gambar 3.1. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kedudukan Dalam Rumah Tangga dan Jenis Kelamin (Persen) 100%
0.00
13.08
90% 80% 53.33
70% 60% 50%
Pasangan
100.00 86.92
40%
KRT
30% 46.67
20% 10% 0% Laki-laki
Perempuan
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Total
19
Umumnya, responden perempuan yang berstatus sebagai pasangan ini diambil sebagai sampel karena kepala rumah tangga yang berjenis kelamin laki-laki sulit ditemui karena sedang bekerja atau bepergian. Dengan demikian secara keseluruhan terdapat 86,92 persen reponden yang merupakan kepala rumah tangga, sementara 13,08 persen sisanya merupakan pasangannya. Gambar 3.2. Sebaran Jumlah Responden Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Persen)
Menurut
100% 90%
23.00
80% 70%
13.33
20.77
20.00 20.77
21.00
60%
40%
50-59
30.00
50%
27.69
27.00 26.67 25.00
10% 0%
40-49 30-39
30% 20%
>60
4.00 Laki-laki
<30 25.38
10.00
5.38
Perempuan
Total
Jika ditinjau menurut kelompok umur, maka diketahui bahwa jumlah responden survei pengukuran tingkat kebahagiaan Kabupaten Karimun sebagian besar berusia diatas 30 tahun. Jumlah responden yang berusia dibawah 30 tahun hanya sebesar 5,38 persen, sementara 20
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
pada empat kelompok umur yang lain, jumlah responden tersebar merata berkisar antara 20-28 persen. Jumlah
responden
terbanyak
berada
pada
kelompok 40-49 tahun yaitu sebesar 27,69 persen. Secara umum tidak terdapat perbedaan yang berarti dalam sebaran kelompok umur antara responden laki-laki dan perempuan. Namun demikian, berdasarkan Gambar 3.2. terlihat bahwa responden perempuan memiliki jumlah responden usia dibawah 30 tahun yang lebih banyak, sementara responden yang berumur diatas 60 lebih sedikit dibandingkan dengan responden laki-laki. Gambar 3.3. Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin (Persen) 100% 90%
9.00 1.00
80% 70%
30.00
13.85 2.31
6.67
Cerai Mati
60% 50%
Cerai Hidup
87.00
81.54
40% 63.33
30%
Kawin Belum Kawin
20%
10% 0%
3.00 Laki-laki
0.00 Perempuan
2.31 Total
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
21
Status perkawinan sebagian besar responden adalah
kawin.
Jumlah
responden
berstatus
kawin
mencapai 81,54 persen diikuti oleh responden berstatus cerai mati sebesar 13,85 persen. Sementara itu, reponden belum kawin dan cerai hidup memiliki jumlah yang sama sebesar 2,31 persen. Terdapat perbedaan cukup signifikan antara responden laki-laki dan permpuan dalam hal status perkawinan. Jumlah responden laki-laki berstatus kawin mencapai
87
persen,
sementara
pada
perempuan
jumlahnya hanya sebesar 63,33 persen. Selain itu jumlah responden perempuan berstatus cerai mati memiliki jumlah cukup besar mencapai 30 persen. Jika ditinjau menurut tingkat pendidikan, sebagian besar responden merupakan tamatan SMA sederajat. Jumlah responden tamatan SMA sederajat mencapai 28,46 persen, diikuti oleh responden tamatan SD sederajat sebesar 26,92 persen. Jumlah respondden paling sedikit berasal dari kelompok pendidikan S2/S3 yang hanya sebesar 0,77 persen.
22
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambar 3.4. Sebaran Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin (Persen)
Total
Perempuan
11.54
26.92
13.33
Laki-laki
26.67
11.00
0%
16.15
13.33
27.00
20%
Terdapat
6.67
26.00
60%
10.00
80%
Tdk tmt SD SMA sederajat S2,S3
perbedaan
9.23
36.67
17.00
40%
Tdk/blm prnh sekolah SMP sederajat DIV/S1
28.46
100%
SD sederajat DIII
karakteristik
pendidikan
antara responden laki-laki dan perempuan utamanya pada responden yang tidak/belum pernah sekolah. Responden pada kelompok ini didominasi oleh laki-laki. Hal ini kemungkinan dikarenakan penduduk laki-laki dengan tingkat pendidikan ini lebih mudah ditemui, selain itu responden perempuan yang tidak/belum pernah sekolah biasanya sudah sangat tua dan tidak berkedudukan sebagai KRT. Jika ditinjau menurut lamanya tinggal di tempat sekarang,
dapat
diketahui
bahwa
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
sebagian
besar 23
responden merupakan orang-orang yang sudah tinggal cukup lama di tempatnya saat ini. Lebih dari tujuh puluh persen responden sudah tinggal lebih dari sepuluh tahun. Sementara jumlah responden yang sudah tinggal 20 tahun atau lebih mencapai 50 persen. Gambar 3.5. Sebaran Jumlah Responden Menurut Lama Tinggal di Tempat Sekarang dan Jenis Kelamin (Persen) 100% 90% 80%
40.00 54.00
70%
50.77 > 20 th
60% 50%
10-19 th
26.67
40%
20.77
19.00
30%
13.33
20%
14.00
10%
13.00
5-9 th <5 th
13.85
20.00
14.62
Perempuan
Total
0% Laki-laki
Jumlah responden yang merupakan pendatang baru, yaitu mereka yang baru tinggal kurang dari lima tahun mencapai 14,62 persen. Responden laki-laki lebih lama tinggal dibandingkan dengan perempuan, dimana responden laki-laki telah tinggal di tempat sekarang ratarata selama 25, 8 tahun, sementara responden perempuan tinggal rata-rata selama 18,5 tahun. 24
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Jika ditinjau menurut kegiatan selama seminggu terakhir, dapat diketahui bahwa 65,38 persen responden memiliki pekerjaan. Jumlah responden laki-laki yang bekerja mencapai 75 persen, sementara pada perempuan jumlahnya hanya 33,33 persen. Secara umum sebagian besar atau 65,88 persen dari seluruh responden bekerja pada sektor industri, yang merupakan gabungan dari berbagai sektor ekonomi non pertanian dan jasa. Gambar 3.6. Sebaran Jumlah Responden Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin (Persen)
Menurut
100% 90% 80% 70%
62.67
65.88
60%
Industri
90.00
50%
Jasa
40% 30%
Pertanian
10.67
10.59
20%
10%
10.00
0% Laki-laki
Perempuan
Total
Lapangan usaha untuk responden perempuan didominasi
oleh
sektor
industri,
sementara
pada
responden laki-laki jumlah responden yang bekerja di sektor pertanian cukup besar mencapai 26,67 persen. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
25
Status usaha sebagian besar responden merupakan buruh/karyawan/pegawai. Secara keseluruhan terdapat 46,51 persen responden bekerja dengan status tersebut. Pada responden perempuan, jumlahnya lebih besar yaitu mencapai 60 persen. Pada status berusaha sendiri, jumlah responden laki-laki lebih besar yaitu mencapai 31,58 persen. Tidak terdapat responden perempuan yang bekerja sebagai pekerja bebas dalam survei ini. Hal tersebut cukup wajar mengingat lapangan usaha dominan untuk laki-laki dan perempuan adalah sektor industri. Gambar 3.7. Sebaran Jumlah Responden Menurut Status Kedudukan dalam Usaha dan Jenis Kelamin (Persen)
Total
29.07
Perempuan
10.00 10.00
Laki-laki
31.58
0%
10.47 10.47
20.00
60.00
10.53
20%
40%
Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar Pekerja bebas
26
46.51
9.21
44.74
60%
80%
100%
Berusaha dibantu buruh tdk ttp/tdk dibayar Buruh/karyawan/pegawai
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Jika ditinjau menurut penghasilan dalam sebulan terakhir, diketahui bahwa 61,54 persen responden memiliki tingkat pendapatan rumah tangga kurang dari 3 juta rupiah per bulan. Sementara itu, jumlah responden yang memiliki pendapatan lebih dari 7,2 juta rupiah per bulan hanya sebesar 7,69 persen. Kelompok terbesar responden berada pada pendapatan antara 1,8 juta hingga 3 juta rupiah per bulan dengan jumlah 33,08 persen. Gambar 3.8. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kelompok Pendapatan RT dan Jenis Kelamin (Persen)
Total
7.69 12.31
Perempuan
13.33
Laki-laki 6.00 11.00
0%
18.46
16.67
26.67
16.00
20%
> Rp 7.2 jt Rp 1.8 jt - Rp 3 jt
33.08
23.33
36.00
40%
28.46
20.00
31.00
60%
Rp 4.8 jt - Rp 7.2 jt <= Rp 1.8 jt
80%
100%
Rp 3 jt - Rp 4.8 jt
Dengan melihat kepada karakteristik tingkat pendapatan serta lama tinggal, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang ditemui telah hidup cukup mapan. Sebanyak 82,31 persen responden diketahui telah Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
27
memiliki rumah tinggal pribadi. Pada responden laki-laki jumlah pemiliki rumah pribadi lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Selain itu masih terdapat hampir 17,69 responden yang belum memiliki rumah tinggal sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka adalah pendatang yang baru tinggal kurang dari lima tahun. Gambar 3.9. Sebaran Jumlah Responden Menurut Kepemilikan Rumah Tinggal dan Jenis Kelamin (Persen) 100%
3.33
4.00 6.00
6.67
80%
3.85 6.15
60% 84.00
40%
76.67
82.31
Perempuan
Total
20% 0% Laki-laki Milik sendiri
28
Kontrak
Sewa
Bebas sewa
Milik orang tua/sanak/saudara
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB IV KEBAHAGIAAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Kebahagiaan
merupakan
bagian
dari
kesejahteraan. Konsep kebahagiaan adalah sinonim dari kepuasan hidup atau satisfaction with life (Veenhoven, 2000).Kepuasan hidup merupakan bentuk nyata dari kebahagiaan dimana kebahagiaan tersebut merupakan sesuatu
yang lebih
dari
suatu
pencapaian tujuan
dikarenakan pada kenyataannya kebahagiaan selalu dihubungkan
dengan
kesehatan
yang
lebih
baik,
kreativitas yang lebih tinggi serta tempat kerja yang lebih baik (Diener, 2007). Sejalan dengan konsep tersebut, dalam pembahasan kali ini, tingkat kebahagiaan seorang individu akan diukur melalui pendekatan tingkat kepuasan individu terhadap berbagai aspek kehidupan, yang pada akhirnya akan mengarah pada tingkat kebahagiaan akan kehidupan yang dijalaninya. Dalam perkembangan masyarakat dari waktu ke waktu terutama di era globalisasi saat ini, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan selalu menjadi pokok bahasan yang hangat untuk diperbincangkan. Dalam GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN) juga dikemukakan prinsip kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
29
perempuan, yaitu perempuan dan laki-laki baik sebagai manusia atau sebagai warga negara di dalam hukum dan perundang-undangan di Indonesia tidaklah beda. Sebagai sumberdaya insani, potensi yang dimiliki perempuan tidaklah berada di bawah potensi laki-laki. Mereka memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Dalam
kesetaraannya,
laki-laki
maupun
perempuan berhak untuk menikmati hasil pembangunan di segala bidang baik kesehatan, pendidikan maupun bidang lainnya, dan berhak untuk merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh karena itu, dalam bab ini akan diuraikan
tingkat
kebahagiaan
pada
laki-laki
dan
perempuan melalui pendekatan tingkat kepuasan berbagai aspek kehidupan yang dijalani. Pengukuran
tingkat
kepuasan
dan
tingkat
kebahagiaan dalam pembahasan ini melibatkan sejumlah responden dimana 76,92 persen adalah laki-laki dan 23,08 persen perempuan, terkecuali pada pengukuran kepuasan terhadap pekerjaan, responden yang dilibatkan terdiri dari 82,56 persen responden laki-laki dan 17,44 persen responden perempuan, yang berstatus bekerja dan merupaka bagian dari responden pengukuran kepuasan terhadap variabel lainnya.
30
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambar 4.1. Jumlah Responden Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin (Persen)
23.08% Laki-laki Perempuan
76.92%
Pengukuran kepuasan tentang kesehatan dalam pembahasan ini dilakukan melalui beberapa indikator, yakni
keluhan
pengobatan,
kesehatan
yang
ketersediaan
gangguan/disabilitas,
dan
dialami,
jaminan upaya
tindakan kesehatan,
pemeliharaan
kesehatan.Pada kelompok perempuan, dari skala 0 sampai 10 rata-rata tingkat kepuasan terhadap kesehatan berada pada poin 7,47, sedangkan pada kelompok laki-laki berada pada poin 7,45. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perempuan sedikit lebih
puas
terhadap kesehatan
daripada laki-laki.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
31
Gambar 4.2. Tingkat Kepuasan tentang Kesehatan menurut Jenis Kelamin 7.47 7.47 7.46 7.46 7.45 7.45 7.44 Kepuasan tentang kesehatan
Kepuasan
Laki-Laki
Perempuan
7.45
7.47
masing-masing
individu
terhadap
kesehatan ini tidak lepas dari adanya sarana prasana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Karimun.Fasilitas kesehatan bagi masyarakat dengan kuantitas yang cukup dan kualitas yang memadai akan semakin menjamin terwujudnya masyarakat yang sehat. Pada tahun 2013, di Kabupaten Karimun telah tersedia 2 buah rumah sakit, akan tetapi letaknya masih terkonsentrasi di Pulau Karimun saja. Bagi penduduk yang tinggal di luar Pulau Karimun pelayanan kesehatan terdekat diperoleh dari puskesmas maupun puskesmas pembantu. Pada tahun 2013 Kabupaten Karimun telah memiliki 9 puskesmas, ditambah dengan 37 puskesmas pembantu. 32
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Upaya peningkatan sarana kesehatan sebaiknya diikuti oleh peningkatan jumlah tenaga kesehatan.Data yang ada menunjukkan pada tahun 2013 ada 82dokter umum, 13 dokter spesialis dan 16 dokter gigi serta tenaga paramedis lainnya seperti bidan sebanyak 210 orang yang siap
melayani
masyarakat.
Jumlah
ini
mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan
hasil
pengukuran
kepuasan
tentang
kesehatan yang berada pada kisaran poin 7, menunjukkan bahwa kepuasan individu masih belum maksimal. Oleh karena itu, peningkatan kondisi kesehatan masyarakat masih harus terus ditingkatkan. Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2009-2013 Jenis Fasilitas Kesehatan
2009
(1)
(2)
Tahun 2010 2011 2012 (3)
(4)
Rumah Sakit 2 2 2 Puskesmas 9 9 9 Puskesmas Pembantu 37 37 37 Puskesmas Keliling 25 20 20 Balai Pengobatan 9 9 9 Dokter Praktek 90 89 89 Bidan Praktek 80 88 88 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
(5)
2 9 37 19 9 37 59
2013 (6)
2 9 37 23 9 37 70
33
Pengukuran
kepuasan
tentang
pendidikan
dilakukan melalui beberapa indikator, yakni pendidikan tertinggi
yang
ditamatkan,
upaya
peningkatan
pengetahuan, keikutsertaan dalam anggota perkumpulan dan
akses
terhadap
media
informasi.Pendidikan
merupakan hak segala bangsa.Oleh karena itu, kepuasan terhadap pendidikan kiranya dapat diperoleh oleh setiap insan di Kabupaten Karimun. Untuk mencapai
kepuasan
akan
pendidikan,
masing-masing individu perlu memiliki suatu standar pendidikan yang cukup. Standar yang ditetapkan oleh masing-masing orang tentu berbeda. Sejumlah orang mungkin puas dengan pendidikan sampai dengan tingkat SMA, akan tetapi untuk orang lain sangat mungkin baru merasa puas jika telah mencapai pendidikan tinggi setingkat sarjana atau pasca sarjana. Untuk
keperluan
standarisasi
pendidikan,
pemerintah Indonesia pada 2 Mei 1984 mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun (SD), dan pada tahun 2009 dirubah menjadi program wajib belajar 9 tahun (SD dan SMP). Menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan akan SDM yang berpendidikan tinggi, pemerintah mulai merintis program wajib belajar 12 tahun (SMA) untuk dapat diterapkan di Indonesia.
34
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Berdasarkan
pengukuran
kepuasan
tentang
pendidikan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari skala 0 sampai 10, rata-rata tingkat kepuasan tentang pendidikan individu pada kelompok laki-laki berada pada poin 7,09, sedangkan pada kelompok perempuan rata-rata berada pada poin 6,97. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
laki-laki
lebih
puas
tentang
pendidikannya
daripada perempuan. Gambar 4.3. Tingkat Kepuasan tentang Pendidikan Menurut Jenis Kelamin 7.10
7.05 7.00 6.95 6.90 Kepuasan tentang pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
7.09
6.97
Dari seluruh responden yang dilibatkan dalam pengukurantingkat kebahagiaan, responden yang diukur tingkatkepuasan tentang pekerjaannya adalah responden yang berstatus bekerja. Sebanyak 82,56 persen responden adalah laki-laki dan 17,44 persen adalah responden perempuan. Konsep ‘bekerja’ yang digunakan dalam Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
35
pengukuran
ini
adalah
kegiatan
memperoleh
atau
membantu memperoleh penghasilan atau tambahan penghasilan rumah tangga yang dilakukan setidaknya satu jam berturut-turut selama seminggu terakhir. Pada sejumlah
responden
yang
bekerja
ini,
dilakukan
pengukuran terhadap kepuasan mengenai pekerjaan yang dijalani. Pengukuran yang dilakukan terhadap kepuasan pekerjaan mencakup kesesuaian antara pekerjaan yang dijalani
dengan
pekerjaan
keahlian/ketrampilan,
dengan
minat/keinginan,
kesesuaian kenyamanan
situasi/kondisi tempat kerja, kemudahan mencapai tempat kerja serta kesesuaian penghasilan. Gambar 4.4. Jumlah Responden Pengukuran Kepuasan tentang Pekerjaan menurut Jenis Kelamin (Persen)
17.44% 82.56%
Laki-laki Perempuan
Salah satu indikator untuk mengukur kepuasan terhadap 36
pekerjaan
yang
dijalani
adalah
rata-rata
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
pendapatan setiap bulan. Bagi mereka yang berstatus karyawan/pegawai, bersaran Upah Minimum Regional (UMR) tentunya akan turut mempengaruhi kepuasan terhadap pekerjaan. Sebab, semakin tinggi UMR maka semakin tinggi pendapatan seorang pekerja.Dari tahun ke tahun,
UMR
Kabupaten
Karimun
terus
mengalami
peningkatan seperti yang disajikan dalam Gambar 4.5 berikut. Gambar 4.5. Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Karimun, 2005 – 2013 2013
1,600,000
2012
1,057,000
2011
981,000
2010
935,000
2009
899,000
2008
839,000
2007
818,000
2006
766,000
2005
557,500
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
UMR (Rp)
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan yang dilakukan, diketahui bahwa pada skala 0 sampai 10, ratarata tingkat kepuasan laki-laki terhadap pekerjaan yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
37
dijalaninya berada pada poin 7,99 sedangkan perempuan rata-rata berada pada poin 8,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok perempuan merasa lebih puas akan pekerjaan yang dijalaninya daripada laki-laki. Gambar 4.6. Tingkat Kepuasan tentang Pekerjaan Menurut Jenis Kelamin
8.00
8.00 7.99 7.99 7.98
7.98 Kepuasan dengan pekerjaan
Pada pendapatan
Laki-Laki
Perempuan
7.99
8.00
pengukuran rumah
tingkat
tangga,
kepuasan
dilakukan
tentang
pengukuran
terhadap beberapa indikator meliputi kebiasaan rumah tangga dalam menabung dan bersedekah,
kepemilikan
rumah tangga akan jaminan hari tua, seberapa besar pengeluaran rumah tangga selama satu bulan terakhir, seberapa besar rata-rata pendapatan rumah tangga dalam sebulan dan kecukupan pendapatan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 38
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan kelompok laki-laki terhadap pendapatan rumah tangga berada pada poin 7,19 sedangkan pada kelompok perempuan berada pada poin 7,73. Dengan kata lain, perempuan lebih puas terhadap pendapatan rumah tangga daripada laki-laki. Gambar 4.7. Tingkat Kepuasan tentang Pendapatan rumah Tangga menurut Jenis Kelamin 7.80 7.60 7.40 7.20
7.00 6.80 Kepuasan dengan pendapatan rumah tangga
Laki-Laki
Perempuan
7.19
7.73
Guna mendapatkan tingkat kepuasan tentang keadaan lingkungan tempat tinggal, dilakukan pengukuran terhadap beberapa indikator meliputi kondisi air tanah dan kondisi udara di lingkungan sekitar tempat tinggal serta kejadian bencana yang pernah terjadi di lingkungan tempat tinggal.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
39
Gambar 4.8. Tingkat Kepuasan Lingkungan menurut Jenis Kelamin
tentang
Keadaan
8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 Kepuasan dengan keadaan lingkungan
Laki-Laki
Perempuan
7.90
8.13
Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, rata-rata tingkat kepuasaan kelompok laki-laki terhadap keadaan lingkungan tempat tinggalnya berada pada poin 7,90 sedangkan pada kelompok perempuan rata-rata berada pada poin 8,13. Dengan kata lain, kelompok perempuan lebih puas terhadap keadaan lingkungan tempat tingggalnya daripada laki-laki. Guna
mengetahui
tingkat
kepuasan
tentang
keadaan keamana tempat tinggal dilakukan pengukuran melalui beberapa indikator. Indikator yang digunakan meliputi pengalaman akan tindak kejahatan selama setahun terakhir, tindak kejahatan desa/kelurahan tempat tinggal selam setahun terakhir, dan kejadian perkelahian 40
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
massal di desa/kelurahan tempat tinggal selama setahun terakhir. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan tentang keadaan keamanan lingkungan tempat tinggal pada kelompok laki-laki berada pada poin 8,32 sedangkan pada perempuan berada pada poin 8,30. tingkat
kepuasaan
laki-laki
Dengan kata lain,
lebih
tinggi
daripada
perempuan, meskipun perbedaannya hanya sedikit. Gambar 4.9. Tingkat Kepuasan tentang Keadaan Keamanan menurut Jenis Kelamin 8.32 8.32 8.31 8.31 8.30 8.30 8.29 Kepuasan dengan keamanan
Laki-Laki
Perempuan
8.32
8.30
Pengukuran tingkat kepuasan akan keharmonisan keluarga dilakukan melalui beberapa indikator, yakni frekuensi perjumpaan/perbincangan/komunikasi dengan anggota keluarga, frekuensi perselihan pendapat, perasaan dihormati oleh anggota keluarga lain dan frekuensi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
41
melakukan kegiatan bersama keluarga, serta penentu keputusan dalam keluarga. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan laki-laki akan
keharmonisan
keluarga
berada
pada
poin
8,28sedangkan pada perempuan berada pada poin 7,80. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok lakilaki lebih puas akan keharmonisan keluarga daripada perempuan. Gambar 4.10. Tingkat Kepuasan tentang Keharmonisan Keluarga menurut Jenis Kelamin 8.40
8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 Kepuasan dengan keharmonisan keluarga
Guna
Laki-Laki
Perempuan
8.28
7.80
mengetahui
tingkat
kepuasan
tentang
hubungan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal, dilakukan pengukuran yang mencakup beberapa indikator. Indikator yang digunakan yakni pengetahuan akan tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal, frekuensi 42
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
bersosialisasi dengan tetangga, kepercayaan terhadap orang lain di sekitar tempat tinggal, sikap terhadap suku atau agama lain di sekitar tempat tinggal, kebebasan menjalankan
ibadah,
partisipasi
dalam
kegiatan
keagamaan, pertolongan terhadap masalah keuangan, kebiasaan mengikuti kegiatan bersama di lingkungan tempat tinggal, dan keanggotaan organisasi/perkumpulan. Gambar 4.11. Tingkat Kepuasan tentang Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Jenis Kelamin 8.05 8.00 7.95 7.90 7.85 7.80 7.75 7.70 7.65 Kepuasan dengan hubungan sosial di lingkungan sekitar
Berdasarkan
Laki-Laki
Perempuan
8.02
7.80
pengukuran
yang
dilakukan,
diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai 10, tingkat kepuasan kelompok laki-laki berada pada poin 8,02 sedangkan pada perempuan berada pada poin 7,80. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laki-laki lebih puas akan hubungan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal daripada perempuan. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
43
Guna menggambaran tingkat kepuasan tentang kehidupan secara keseluruhan, dilakukan pengukuran melalui beberapa indikator yang menunjukkan afeksi atau sikap individu dalam menghadapi kehidupan termasuk sikap
memaafkan,
kesabaran,
dan
pencapaian
harapan/keinginan. Gambar 4.12. Tingkat Kepuasan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin 8.15 8.10 8.05 8.00 7.95 Kepuasan dengan kehidupan keseluruhan
Berdasarkan
Laki-Laki
Perempuan
8.03
8.13
pengukuran
tingkat
kepuasan
terhadap kehidupan secara menyeluruh, diperoleh hasil bahwa pada skala 0 sampai dengan 10, rata-rata tingkat kepuasan laki-laki berada pada poin 8,03 sedangkan pada perempuan rata-rata 8,13. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa
perempuan
lebih
puas
terhadap
kehidupan secara menyeluruh daripada laki-laki.
44
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambaran tingkat kebahgiaan tentang kehidupan secara keseluruhan tercermin dari tingkat kepuasan terhadap berbagai variabel. Berikut disajikan rangkuman tingkat kepuasan terhadap beberapa variabel seperti pada pembahasan di atas. Terkait
dengan
kesehatan,
tingkat
kepuasan
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki namun keduanya berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan pendidikan, tingkat kepuasan lakilaki lebih tinggi daripada perempuan. Pada kelompok laki-laki berada pada kisaran poin7, sedangkan pada kelompok perempuan hampir mencapai poin7. Terkait
dengan
pekerjaan,
tingkat
kepuasan
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Pada kelompok perempuan, tingkat kepuasan berada pada kisaran poin 8, sedangkan kelompok laki-laki hampir mencapai poin 8. Terkait dengan pendapatan rumah tangga, tingkat kepuasan perempuan lebih tinggi daripada lakilaki, namun keduanya berada pada kisaran poin 7. Terkait
dengan
keadaan
lingkungan,
tingkat
kepuasan perempuan lebih tinggi daripada lakilaki. Pada kelompok perempuan, tingkat kepuasan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
45
berada pada kisaran poin 8, sedangkan kelompok laki-laki berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan keadaan keamanan lingkungan tempat tinggal, tingkat kepuasan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan meskipun tingkat kepuasan keduanya berada pada kisaran poin 8. Terkait dengan keharmonisan keluarga, tingkat kepuasan laki-laki lebih tinggi bila dibandingkan perempuan.
Pada
kelompok laki-laki
tingkat
kepuasan berada pada kisaran poin 8, sedagakan pada perempuan berada pada kisaran poin 7. Terkait dengan hubungan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal, laki-laki memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada perempuan. Pada kelompok laki-laki tingkat kepuasan berada pada kisaran poin 8, sedangkan pada perempuan berada pada kisaran poin 7. Setelah melihat gambaran kepuasan mengenai berbagai variabel atas, diambil suatu nilai atau ukuran pada laki-laki dan perempuan yang menggambarkan seberapa
bahagia
Berdasarkan
mereka
pengukuran
menjalani tingkat
kehidupannya.
kebahagiaan
yang
dilakukan, diketahui bahwa pada skala 0 sampai 10, kelompok laki-laki dan perempuan sama-sama berada pada poin 8.53. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 46
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kebahagiaan yang sama tentang kehidupan yang dijalaninya. Gambar 4.13 Tingkat Kebahagiaan tentang Kehidupan secara Keseluruhan menurut Jenis Kelamin
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Seberapa bahagia dengan kehidupan keseluruhan
Laki-Laki
Perempuan
8.53
8.53
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
47
48
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB V STATUS PERKAWINAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAN Menurut Seligman dan Carr kebahagiaan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: uang, pernikahan, kehidupan sosial, kesehatan, agama, usia, pendidikan, iklim, ras dan jender. Pada bagian ini akan dipaparkan khusus mengenai rata-rata tingkat kepuasan tentang kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keadaan lingkungan, keamanan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial lingkungan sekitar, kehidupan secara keseluruhan dan kebahagiaan dengan kehidupan secara keseluruhan berdasarkan status kawin penduduk. Status kawin pada penduduk dibedakan menjadi 4, yaitu: belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati. Pertama, kita akan membahas mengenai tingkat kepuasan terhadap kesehatan. Rata-rata tingkat kepuasan terhadap kesehatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: Intensitas mengalami gangguan kesehatan, kepemilikan jaminan kesehatan, dan upaya untuk menjaga kesehatan. Berdasarkan gambar 5.1 dapat kita lihat rata-rata tingkat kepuasan dengan kesehatan yang paling tinggi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
49
dirasakan oleh penduduk yang berstatus belum kawin. Hal ini dikarenakan usia penduduk yang berstatus belum kawin rata-rata masih muda dimana tingkat kesehatannya baik dan belum mengalami berbagai gangguan kesehatan serta masih intensif melakukan upaya untuk menjaga kesehatan seperti olahraga. Dan penduduk yang rata-rata tingkat kepuasan kesehatannya paling rendah adalah penduduk yang berstatus cerai hidup. Gambar 5.1. Rata-rata Tingkat Kepuasan Kesehatan berdasarkan Status Perkawinan 9.00
tentang
8.67
8.00
7.45 7.00
7.00
7.33
6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Dapat kita pahami jika perceraian merupakan salah satu permasalahan terberat dalam hidup seseorang. Jika seseorang tidak memiliki kekuatan untuk menjalani 50
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
permasalahan hidup, maka akan timbul berbagai gejala gangguan kesehatan seperti susah tidur, mengalami gangguan pola makan, merasa gelisah, sering merasa kesepian, kurang bersemangat menjalani hidup, sampai gangguan kesehatan seperti diare, atau pusing. Tentu berbagai gangguan tersebut akan menurunkan kepuasan seseorang terhadap kesehatannya. Selain dilihat dari tingkat kepuasan kesehatannya, kita juga dapat melihat tingkat kepuasan pendidikan masyarakat berdasarkan status perkawinannya dari gambar 5.2 . Penduduk yang berstatus belum kawin memiliki rata-rata tingkat kepuasan dengan pendidikan yang paling tinggi dibandingkan penduduk dengan status perkawinan yang lainnya. Sedangkan penduduk yang berstatus cerai hidup memiliki rata-rata tingkat kepuasan tentang pendidikan yang paling rendah. Usia penduduk yang berstatus belum kawin yang rata-rata masih muda pada umumnya masih terus berusaha meningkatkan keahlian yang dimilikinya seperti kursus, pelatihan, seminar dan sejenisnya. Intensitas penduduk yang berstatus belum kawin dalam mengakses berbagai informasi dari media cetak maupun elektronik untuk meningkatkan kemampuan mereka juga sangat tinggi.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
51
Gambar 5.2. Rata-rata Tingkat Kepuasan Pendidikan berdasarkan Status Perkawinan 9.00
tentang
8.33
8.00
7.14
7.00
6.72
6.00 5.00
5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jika ditinjau dari segi tingkat kepuasan pekerjaan dan kepuasan pendapatan berdasarkan status kawinnya, penduduk yang berstatus belum kawin, kawin, cerai hidup, maupun cerai mati tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kepuasan dengan pekerjaan dan kepuasan pendapatan yang dirasakan, pada gambar 5.4 dapat kita lihat bahwa rata-rata tingkat kepuasan dengan pekerjaan dan rata-rata tingkat kepuasan pendapatan berkisar antara skala 7 dan 8.
52
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Rata-rata tingkat kepuasan terhadap pekerjaan pada gambar 5.3 yang paling tinggi dirasakan oleh penduduk yang berstatus cerai hidup. Dan rata-rata tingkat kepuasan terhadap pendapatan yang paling tinggi juga dirasakan oleh penduduk yang berstatus cerai hidup. Gambar 5.3. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pekerjaan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00
8.00
8.33
8.09
7.00
7.00 6.00 5.00 4.00
3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jadi, penduduk yang merasakan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pendapatan juga merasakan tingkat kepuasan yang tinggi pada pekerjaan. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan seseorang terhadap Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
53
suatu
pekerjaan
adalah
besar
pendapatan
yang
diperolehnya. Semakin besar pendapatan yang diperoleh seseorang, maka akan semakin tinggi kepuasan terhadap pekerjaan. Jika kita cermati di sini, tingkat kepuasan terhadap pekerjaan dan pendapatan paling kecil dirasakan oleh penduduk yang berstatus belum kawin. Penduduk yang berstatus belum kawin di sini merupakan penduduk yang masih bersekolah, mencari pekerjaan, maupun yang sudah bekerja tetapi masih terus mencari pekerjaan yang lebih baik. Kelompok penduduk tersebut masih dalam masa pencarian jenis pekerjaan apa yang cocok dan nyaman untuk mereka, dan pekerjaan apa yang dapat memberikan mereka penghasilan yang terbesar. Karena pada usia muda sesorang cenderung tidak akan cepat merasa puas akan apa yang telah diraihnya. Berbeda halnya dengan penduduk yang berstatus cerai mati ataupun cerai hidup yang cenderung berumur lebih tua dibanding penduduk yang berstatus belum kawin. Kelompok penduduk tersebut lebih merasa puas dengan pendapatan dan pekerjaan yang mereka miliki dan mulai mempersiapkan tabungan untuk masa depan dan hari tuanya.
54
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambar 5.4. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga berdasarkan Status Perkawinan 8.00
7.00
7.35
Belum Kawin
Kawin
7.67 7.11
7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00
1.00 0.00
Dalam
bekerja
dan
Cerai Hidup
Cerai Mati
menjalani
kehidupannya
manusia memerlukan lingkungan yang bersih, nyaman, aman, dan terhindar dari berbagai bencana yang membuat manusia merasa puas dan bahagia dengan kehidupannya. Jika berdasar pada status kawin penduduk, penduduk yang berstatus cerai hidup memiliki rata-rata tingkat kepuasan terhadap keadaan lingkungan yang paling tinggi sedangkan penduduk yang berstatus belum kawin memiliki rata-rata tingkat kepuasan terhadap keadaan lingkungan paling rendah. Tingginya rata-rata kepuasan yang penduduk yang berstatus cerai hidup Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
55
maupun yang cerai mati
dikarenakan mereka telah
menemukan lingkungan yang tepat untuk mereka tinggali. Mereka telah lama tinggal pada tempat tersebut dan telah menyatu dengan lingkungan sekitar. Gambar 5.5. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00
7.92
8.33
7.00
8.22
7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Selain lingkungan yang nyaman seseorang juga membutuhkan lingkungan yang aman. Kepuasan seorang individu terhadap keamanan suatu lingkungan dapat dilihat dari ada tidaknya tindak kejahatan seperti pencurian, perampokan, penipuan dan lain sebagainya yang dialami individu tersebut di suatu lingkungan. Dari 56
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
segi kepuasan dengan keamanan penduduk yang berstatus cerai hidup memiliki rata-rata tingkat kepuasaan yang paling tinggi dibandingkan yang lain yang rata-rata tingkat kepuasaannya mencapai skala 9. Gambar 5.6. Rata-rata Tingkat Kepuasan Keamanan berdasarkan Status Perkawinan 9.00
9.00 8.00
7.67
8.25
dengan
8.72
7.00 6.00 5.00 4.00
3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Sedangkan rata-rata kepuasan terhadap keamanan yang paling rendah dirasakan oleh penduduk yang berstatus belum kawin. Rendahnya rata-rata tingkat kepuasan terhadap keamanan pada penduduk yang berstatus belum kawin dapat dikarenakan penduduk tersebut pada umumnya tinggal sendiri, sehingga mereka pasti akan merasa kurang aman. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
57
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Untuk itu, manusia membentuk keluarga dan
membentuk
Keharmonisan
suatu
dalam
kelompok
keluarga
tentu
masyarakat. berpengaruh
terhadap kebahagiaan seseorang. Keluarga sendiri terdiri dari beberapa orang yang saling berinteraksi antar pribadi. Interaksi antar anggota keluarga berpengaruh terhadap keadaan harmonis atau tidak harmonisnya suatu keluarga. Ketidakharmonisan salah seorang anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain pasti berpengaruh pula terhadap seluruh anggota keluarga (Gunarsa 1995:31). Kosongnya salah satu peran dalam keluarga misalnya peran salah satu orang tua tentu akan mengganggu keharmonisan keluarga. Jika suatu keluarga yang lengkap dan setiap anggota keluarga melaksanakan tugas sesuai perannya masing-masing dengan baik maka akan tercipta keharmonisan dalam keluarga tersebut. Dari Gambar 5.7 dapat kita simpulkan bahwa penduduk yang berstatus kawin mempunyai rata-rata tingkat kepuasan dengan keharmonisan keluarga paling tinggi dibanding yang lain. Pada penduduk yang berstatus belum
kawin
rata-rata
tingkat
kepuasan
dengan
keharmonisan keluarganya paling kecil. Tingkat kepuasan 58
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
terhadap keharmonisan keluarga ini tidak terlepas dari lengkapnya peran di dalam keluarga dan hubungan yang terjalin dengan baik antar anggota keluarga. Gambar 5.7. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga berdasarkan Status Perkawinan
9.00 8.00
8.25 7.33
7.67
7.89
7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Pada penduduk dengan status belum kawin dan tinggal sendiri, intensitas mereka untuk bertemu keluarga pasti sangat kurang. Hal tersebutlah yang mengakibatkan perasaan kurang harmonisnya hubungan pada keluarga mereka. Sehingga kepuasan terhadap keharmonisan keluarga pasti akan kecil. Disamping berhubungan dengan anggota keluarga, seseorang juga butuh berhubungan dengan masyarakat. Kepuasan seseorang terhadap kehidupan sosial yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
59
sedang dijalani dapat dilihat dari aspek intensitas bersosialisasi dengan anggota masyarakat yang lain, kepercayaan antar anggota masyarakat, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat. Gambar 5.8. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00
7.95 7.00
8.00
8.22
7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Berdasarkan Gambar 5.8 dapat kita deskripsikan bahwa penduduk yang berstatus cerai mati memiliki ratarata tingkat kepuasan terhadap hubungan sosial di lingkungan sekitar paling tinggi dibandingkan dengan penduduk yang berstatus kawin lainnya. Sedangkan penduduk dengan status belum kawin memiliki rata-arata 60
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
tingkat kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar paling rendah. Penduduk yang berstatus belum kawin yang memang belum berkeluarga dan masih berusia muda memiliki kecenderungan untuk berpindah-pindah tempat tinggal karena alasan pendidikan maupun pekerjaan. Lingkungan tempat tinggal yang selalu berganti menyebabkan hubungan sosial yang kurang erat antara individu dengan lingkungan sekitarnya dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat kepercayaan dengan anggota masyarakat lain dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat kepuasan terhadap hubungan sosial dalam masyarakat. Selain itu, kurangnya intensitas bersosialisasi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat karena terlalu tenggelam dalam kesibukan dunia kerja juga dapat menurunkan keeratan hubungan sosial dengan lingkungan atau anggota masyarakat lain. Untuk
tingkat
kepuasan
dengan
kehidupan
keseluruhan berdasarkan status kawin yang rata-ratanya paling tinggi ditempati oleh penduduk yang berstatus cerai mati yaitu pada skala 8,39 dan yang paling rendah ditempati oleh penduduk yang yang berstatus belum kawin yang hanya pada skala 7,33. Penduduk
yang
berstatus
cerai
mati
pada
umumnya penduduk kelompok umur tua. Penduduk yang telah berusia tua cenderung telah merasa puas akan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
61
kehidupannya. Berbeda dengan penduduk yang belum kawin dan cenderung berusia muda yang masih belum merasa puas akan berbagai pencapaian dalam hidupnya. Mereka masih memiliki berbagai cita-cita dan memiliki kemampuan dan keoptimisan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Gambar 5.9. Rata-rata Tingkat Kepuasan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Perkawinan 9.00 8.00
7.33
8.01
8.33
8.39
7.00 6.00 5.00 4.00 3.00
2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Tingkat kepuasan hidup juga dapat diukur dari seberapa mudah memaafkan kesalahan orang lain dan seberapa sabar seseorang dalam menghadapi suatu cobaan atau musibah dalam hidupnya. Karena jika seseorang 62
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
dapat memaafkan orang lain dan sabar maka beban pikiran seseorang akan menjadi lebih ringan dan lebih puas serta bersyukur akan kehidupannya. Penduduk yang berstatus cerai hidup ataupun cerai mati lebih cenderung dapat berpikir dewasa dan lebih sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup berdasarkan pengalaman yang telah mereka miliki. Gambar 5.10 Tingkat Kebahagiaan dengan Kehidupan Keseluruhan berdasarkan Status Kawin 9.00
8.58
8.00
8.44
8.00
8.00 7.00 6.00 5.00
4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Belum Kawin
Berbeda
Kawin
dengan
Cerai Hidup
tingkat
Cerai Mati
kepuasan
dengan
kehidupan, pada Gambar 5.10 digambarkan bahwa penduduk yang bertempat tinggal di Kabupaten Karimun Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
63
yang memiliki rata–rata tingkat kebahagiaan dengan kehidupan
keseluruhan
yang
paling
tinggi
adalah
penduduk yang berstatus kawin yaitu skala 8,58. Sedangkan penduduk yang memiliki rata-rata tingkat kebahagiaan dengan kehidupan keseluruhan yang paling rendah adalah penduduk yang belum kawin dan cerai hidup yang hanya sebesar 8,00. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Seligman (2002) yang menyatakan bahwa individu yang menikah cenderung lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah. Pernikahan juga memiliki dampak yang jauh lebih besar dibanding uang dalam mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Lebih bahagianya individu yang telah menikah bisa karena pernikahan menyediakan keintiman psikologis dan fisik, konteks untuk memiliki anak, membangun rumah tangga, dan mengafirmasi identitas serta peran sosial sebagai pasangan dan orang tua (Carr, 2004). Seligman juga mengemukakan jika pernikahan yang bahagia akan mempengaruhi panjang umur seseorang dan besar penghasilan seseorang. Karena dalam pernikahan seseorang akan menemukan rasa aman, nyaman, saling melengkapi serta kasih sayang yang akan menimbulkan perasaan bahagia sehingga termotivasi untuk melakukan yang terbaik untuk keluarganya.
64
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB VI
TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEBAHAGIAAN Berbagai hasil pembangunan telah dicapai dalam rentang waktu 15 tahun sejak berdirinya Kabupaten Karimun. Dalam bidang pendidikan, hasil pembangunan tersebut tercermin diantaranya melalui indeks angka melek huruf yang pada tahun 2013 mencapai 97,35 persen.
Angka
ini
telah
mengalami
peningkatan
dibandingkan tahun 2004-2008 yang nilainya relatif tidak berubah di 95 persen. Selain itu, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karimun tahun 2013 telah mencapai 8,22 tahun atau setingkat kelas 2 SMP. Padahal pada tahun 2004 pencapaian indikator yang sama baru 7,8 tahun atau setingkat kelas
1 SMP. Pencapaian tersebut turut
mendorong perkembangan indeks pembangunan manusia Kabupaten Karimun dari 71,02 pada tahun 2004 menjadi 74,95 pada tahun 2013. Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pendidikan di Kabupaten Karimun. Pada tahun 2002, baru terdapat 136 unit SD sederajat, 30 unit SMP sederajat, dan 14 unit SMU Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
65
sederajat. Stafing rasio saat itu masih berkisar antara 24 untuk SD, 20 untuk SMP, dan 21 untuk SMA. Pada tahun 2013 jumlah fasiltas SD sederajat telah mencapai 146 unit, SMP sederajat 58 unit, dan SMU sederajat 29 unit. Stafing Rasio kemudian dapat ditekan menjadi 15 untuk SD, 8 untuk SMP dan 6 untuk SMU sederajat. Hasil dari upaya peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan tersebut juga berimbas pada tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karimun dimana jumlah penduduk lulusan SMU keatas semakin meningkat menjadi 28,95 persen pada tahun 2013. Hal ini merupakan salah satu modal penting dalam menggerakkan perekonomian daerah. Namun berangkat dari berbagai indiaktor objektif tersebut, menarik untuk diketahui seberapa besar tingkat pendidikan yang telah dicapai masyarakat menentukan cara pandangnya terhadap kebahagiaan yang dirasakan. Terkait dengan masalah kesehatan, berdasarkan SPTK 2014 dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat karimun cenderung cukup puas dengan kondisi kesehatannya. Hal ini dibuktikan dari rata-rata skor kepuasan yang diberikan pada setiap tingkatan pendidikan seluruhnya lebih besar dari 5 (lima).
66
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambar 6.1. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Kesehatan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan
9.00
S2,S3
8.25
DIV/S1
8.00
DIII SMA sederajat
7.32
SMP sederajat
7.43
SD sederajat
7.40
Tdk tmt SD
7.33 6.60
Tdk/blm sekolah
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Jika rata-rata masyarakat yang tidak pernah sekolah memberikan skor sebesar 6,60, maka mereka yang tidak tamat SD memberikan skor yang lebih tinggi yaitu 7,33. Kenaikan besaran skor ini terus meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kepuasannya terhadap kondisi kesehatan. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat orang berpendidikan tinggi mendapatkan lebih banyak informasi dan pengetahuan yang lebih banyak sehingga dapat merubah pola hidup menjadi lebih sehat. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
67
Sebagaimana halnya dengan kesehatan, sebagian besar masyarakat merasa cukup puas dengan tingkat pendidikannya saat ini. Hal ini dibuktikan dari rata-rata skor kepuasan yang diberikan pada setiap tingkatan pendidikan seluruhnya lebih besar dari 5 (lima). Meskipun demikian secara kualitas, rentang kepuasan dalam hal pendidikan lebih lebar dibandingkan dengan urusan kesehatan. Gambar 6.2. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Tingkat Pendidikan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan
10.00
S2,S3
8.50
DIV/S1 DIII
7.50
SMA sederajat
7.41 7.14
SMP sederajat
6.89
SD sederajat
5.40
Tdk tmt SD
6.00
Tdk/blm sekolah
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Masyarakat berpendidikan rendah, cenderung untuk hanya sekedar puas dengan pendidikannya. Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang mendekati lima. Namun demikian, terdapat hal yang menarik dimana penduduk 68
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
yang tidak tamat SD memiliki skor kepuasan yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak/belum pernah sekolah. Hal ini mengindikasikan adanya rasa penyesalan, karena jika dibandingkan dengan skor yang dimiliki oleh penduduk tamatan SD, terdapat selisih skor kepuasan
yang
cukup
jauh.
Secara
umum
dapat
disimpulkan bahwa masyarakat berpendidikan tinggi cenderung
lebih
puas
terhadap
pendidikannya
dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Dalam hal pekerjaan, terdapat kecenderungan persepsi kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah memiliki rata-rata skor kepuasan pekerjaan sebesar 7,33. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penduduk tidak tamat SD yang nilainya sebesar 6,75. Skor yang sama juga terlihat pada penilaian kepuasan dalam bekerja antara penduduk lulusan SMA sederajat dengan penduduk lulusan DIII. Penduduk lulusan SMA memiliki rata-rata skor kepuasan sebesar 8,35, sementara mereka yang tamatan DIII justru memiliki ratarata skor sebesar 8. Hal ini menarik mengingat mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi semestinya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
69
Gambar 6.3. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Dalam Pekerjaan Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
8.35 7.33
7.20
6.75
7.29
8.00
9.00
8.50
Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap pekerjaan tidak semata-mata berkaitan dengan pendapatan yang diterima. Bisa jadi terdapat faktor lain yang mempengaruhi kepuasan dalam bekerja sebagaimana terlihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Penilaian Terkait Pekerjaan (Persen) Penilaian Terkait pekerjaan (1)
SMA (2)
Pekerjaan sesuai bidang keahlian 70,00 Pekerjaan sesuai Minat 55,00 Penghasilan Sesuai 80,00 Kondisi Tempat Kerja nyaman 95,00 Ada Kepastian Usaha 50,00 Rata-rata 70,00 70
DIII (3)
50,00 50,00 50,00 100,00 100,00 70,00
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Berdasarkan penilaian terkait pekerjaan saat ini, lulusan SMA lebih banyak menilai bahwa pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian, pekerjaan sesuai minat, dan penghasilan telah sesuai jerih payah. Sementara itu mereka yang berpendidikan DIII lebih banyak menilai bahwa kondisi tempat kerja nyaman, serta ada kepastian akan keberlangsungan usaha. Meskipun berdasarkan tabel 6.1. diketahui bahwa hanya sedikit lulusan DIII menilai bahwa penghasilan yang diterima sudah sesuai, namun secara keseluruhan tingkat kepuasan terkait pendapatan RT cenderung lebih baik dibandingkan dengan lulusan SMA. Gambar 6.4. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan S2,S3
7.00
DIV/S1
8.17
DIII
7.75
SMA sederajat
7.32
SMP sederajat
7.38
SD sederajat
7.17
TT SD sederajat
6.93
Tdk/blm bersekolah
6.80 0.00
2.00
4.00
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
6.00
8.00
10.00
71
Terkait keadaan lingkungan, dapat diketahui bahwa masyarakat cenderung
cukup
puas
dengan
lingkungan sekitarnya. Hal ini diketahui berdasarkan skor tingkat kepuasan masyarakat yang bernilai diatas 7. Tidak terdapat pola-pola tertentu yang dapat menghubungkan antara kepuasan kondisi lingkungan dengan tingkat pendidikan. Namun demikian skor yang cukup tinggi pada mereka yang berpendidikan rendah mengindikasikan bahwa sampel yang sebagian besar berumur merasa cukup puas dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Gambar 6.5. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan S2,S3
7.00
DIV/S1
8.33
DIII
7.25
SMA sederajat
7.86
SMP sederajat
7.57
SD sederajat
8.46
TT SD sederajat
7.67
Tdk/blm bersekolah
7.40 0.00
72
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Terkait
dengan
keadaan
keamanan,
tingkap
kepuasan masyarakat Kabupaten Karimun lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan terhadap lingkungan. Sebagian
besar
pendidikan
masyarakat
memberikan
dari
skor
berbagai
diatas
8.
tingkat Hal
ini
mengindikasikan bahwa sesungguhnya wilayah Karimun termasuk kedalam daerah yang aman dan kondusif untuk ditinggali. Gambar 6.6. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keamanan Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 8.80
9.00 8.50
8.71 8.33
8.00
8.00
8.05
8.03
8.00
7.50
7.50 7.00 6.50
Sementara itu, jika melihat pengaruh pendidikan terhadap tingkat keharmonisan keluarga, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat merasa cukup puas dengan kondisi
keharmonisan
keluarganya.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Skor
tertinggi 73
kepuasan terhadap keharmonisan keluarga dimiliki oleh meraka yang tidak tamat SD. Hal ini mengindikasikan bahwa
pengaruh
tingkat
pendidikan
terhadap
keharmonisan keluarga kurang begitu signifikan. Persepsi ini selanjutnya perlu dikembalikan kepada seberapa sering berkomunikasi dan seberapa seorang kepala rumah tangga dihormati oleh anggota keluarga lainnya. Gambar 6.7. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 8.00
S2,S3
8.25
DIV/S1 7.25
DIII
8.19
SMA sederajat 8.00
SMP sederajat
8.37
SD sederajat
8.20
TT SD sederajat 7.80
Tdk/blm… 6.50
7.00
7.50
8.00
8.50
Jika hubungan didalam rumah tangga sudah cukup baik, maka hal ini seyogyanya memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan sosial bermasyarakat. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan kehidupan sosial yang 74
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
nilainya juga cukup tinggi. Secara umum tidak terdapat perbedaan
yang
signifikan
antara
mereka
yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. Namun demikian, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ternyata juga diikuti oleh kepuasan hubungan sosial yang lebih baik. Gambar 6.8. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Sosial Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
7.20
6.60
7.46
7.86
7.84
7.50
8.17
8.00
Berdasarkan beberapa ukuran kepuasan mengenai kualitas
hidup
dan
hubungannnya
dengan
tingkat
pendidikan, selanjutnya ingin diketahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan tersebut terhadap kepuasan dalam keidupan secara keseluruhan. Hasilnya diketahui bahwa tingkat kepuasan tertinggi dimiliki oleh penduduk yang berpendidikan pascasarjana. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
75
Gambar 6.9. Penilaian Masyarakat Terhadap Kepuasan Kehidupan Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 8.50
8.60 8.33
8.40 8.20 8.00
8.00
7.91
7.95
7.97
8.00
7.80
7.80 7.60 7.40
Pada urutan kedua, kepuasan dalam hidup secara keseluruhan dimiliki oleh tamatan sarjana. Sementara itu, mereka yang tamat diploma dan mereka yang tidak tamat SD memiliki skor kepuasan yang sama. Hal ini disebabkan karena lebih dari separuh responden yang tidak tamat SD telah berumur 50 tahun keatas. Dimana faktor usia yang telah matang mempengaruhi cara pandang seseorang mengenai kehidupan dimana kepuasan hidup yang telah dijalani menjadi bernilai cukup tinggi.
76
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Sejalan dengan kepuasan terhadap kehidupan yang telah
dijalani,
tingkat
kebahagiaan
penduduk
juga
menunjukkan tren yang meningkat pada setiap jenjang pendidikan. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan masyarakat Kabupaten Karimun
sangat
tinggi. Skor terrendah terdapat pada kelompok penduduk yang belum/tidak pernah sekolah sebesar 8. Semakin tinggi pendidikan yang telah dijalani, maka tingkat kebahagiaan juga cenderung lebih baik. Gambar 6.10. Penilaian Masyarakat Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Umum Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 9.00 9.00
8.75
8.75
8.54 8.50
8.29 8.00
8.13
8.24
8.00
7.50
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
77
78
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB VII
KEGIATAN USAHA DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN Kebahagiaan memiliki konsep yang luas dan berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Salah
satu sisi
kehidupan yang bisa
menentukan
kebahagiaan seseorang adalah status pekerjaan. Status pekerjaan
seseorang
berhubungan
erat
dengan
kebahagiaan. Hal yang paling nyata adalah orang yang bekerja dapat memperoleh pendapatan atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Seseorang yang bekerja dapat mengambil manfaat dari pekerjaannya tersebut dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal yang lebih penting lagi adalah status pekerjaan dapat menjadikan hidup seseorang lebih bermakna dimana harga diri dan kedudukan sosialnya meningkat. Menurut Argyle (2001) Individu yang bekerja pada umumnya lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang tidak bekerja dan individu yang bekerja pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skilled jobs) lebih bahagia dibandingkan pekerja pada pekerjaan yang tidak
membutuhkan
keterampilan
(unskilled
jobs).
Sementara itu, individu yang tidak bekerja memiliki tingkat stress yang tinggi, kepuasan hidup yang rendah Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
79
dan bahkan dapat membawanya pada perilaku negatif yang berujung pada kriminalitas. Selain itu, orang yang tidak bekerja memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja. Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang bekerja lebih bahagia jika dibandingkan dengan individu yang tidak bekerja terutama untuk individu yang memiliki pekerjaan dengan keahlian tinggi. Dari teori tersebut, menjadi hal yang menarik untuk dianalisis individu yang bekerja di lapangan usaha manakah yang memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi. Berikut ini disajikan skor tingkat kebahagiaan penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja berdasarkan lapangan usaha. Kategori penduduk yang bekerja adalah penduduk yang selama seminggu terakhir memang betulbetul bekerja atau penduduk yang memiliki pekerjaan namun selama seminggu terakhir sementara tidak bekerja, seperti petani yang menunggu hasil panen, nelayan yang sedang tidak melaut, karyawan yang cuti, dan sebagainya. Lapangan usaha dalam penyajian tingkat kepuasan dan kebahagiaan penduduk akan dibedakan ke dalam tiga sektor, yaitu pertanian, jasa, dan industri. Pekerja di sektor pertanian meliputi pertanian tanaman padi palawija, holtikultura,
perkebunan,
perikanan,
peternakan,
kehutanan dan pertanian lainnya. Sektor jasa menangkap 80
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
segala macam kgiatan yang menyediakan layanan jasa, meliputi
perdagangan,
hotel
dan
rumah
makan,
transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi, jasa lainnya. Sementara itu, pekerja di sektor industri meliputi pekerja tambang dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan gas, serta konstruksi/bangunan. Tingkat
kebahagiaan
berdasarkan
lapangan
pekerjaan tersebut akan disajikan dalam bentuk skor dengan skala nilai antara 1 sampai 10 yang dibedakan berdasarkan kepuasan tentang kesehatan, kepuasan tentang pendidikan, kepuasan dengan pekerjaan, kepuasan dengan pendapatan rumah tangga, kepuasan dengan keadaan
lingkungan,
kepuasan
dengan
keamanan,
kepuasan dengan keharmonisan keluarga, kepuasan hidup keseluruhan, serta kebahagiaan hidup secara keseluruhan. Ditinjau dari segi kesehatan, secara umum orang bekerja memiliki tingkat kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja. Orang yang bekerja cenderung lebih jarang di rawat di rumah sakit, jarang menderita gangguan mental, dan lebih panjang umur. Pada intinya, status pekerjaan menentukan kesejahteraan jiwa dan raga. Gambar 7.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Status Pekerjaan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
81
7.13
Bekerja 7.62
Tidak Bekerja
Berdasarkan Gambar 7.1 terlihat bahwa orang yang bekerja memiliki skor kepuasan tentang kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja merasa lebih puas dengan kesehatan dirinya dibandingkan dengan penduduk yang tidak bekerja. Dapat dikatakan juga bahwa penduduk bekerja merasa lebih sehat dibandingkan dengan penduduk yang tidak bekerja. Untuk lebih memperkaya analisis tentunya kita perlu melihat penduduk yang bekerja tersebut berada di sektor mana. Oleh karena itu, pada Gambar 7.2 disajikan skor kepuasan penduduk tentang kesehatan berdasarkan lapangan usaha. Lapangan usaha penduduk dibedakan 82
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
berdasarkan tiga sektor usaha, yaitu pertanian, industri, dan jasa. Gambar 7.2. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Lapangan Usaha
7.55
7.65
Pertanian Jasa
Industri
7.44
Dari Gambar 7.2 tersebut terlihat sekilas bahwa orang yang bekerja di pada lapangan usaha industri memiliki skor kepuasan tentang kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan orang bekerja di pertanian ataupun jasa. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor industi merasa lebih puas dengan kesehatan dirinya dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di pertanian
ataupun
jasa.
Meskipun
demikian,
skor
kepuasan atau kebahagiaan diantara ketiga lapangan usaha tersebut tidak terlalu berbeda signifikan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan seseorang, latar belakang pendidikan menjadi salah satu faktor utama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
83
yang
menentukan
kedudukannya
dalam
pekerjaan.
Pekerjaan dengan tingkat keahlian dan ketrampilan tinggi biasanya lebih mensyaratkan individu dengan kualifikasi latar pendidikan tinggi seperti dokter, tenaga ahli di bsuatu bidang, manager, dan sebagainya. Sebaliknya, unskilled job lebih tidak menuntut individu dengan pendidikan tinggi seperti pelayan toko, pembantu rumah tangga, dan sebagainya Tabel 7.1. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Lapangan Usaha di Kabupaten Karimun 2013 (Persen) Ijazah/STTB Tertinggi (1) Tidak tamat SD/MI /Paket A
Lapangan Usaha Pertanian Jasa Industri (2) (3) (4)
Total (5)
26,66
7,44
10,27
14,79
SD/MI /Paket A 49,59 SMP/MTs /Paket B 11,57 SMA/MA/SMK /Paket C 11,04 D1/D2 D3/sarjana muda 1,15 D4/S1 S2/S3 Sumber: Susenas 2013 BPS, diolah
19,81 17,22 42,19 2,05 2,19 8,08 1,03
30,27 13,03 42,90 0,45 2,86 0,21
33,22 13,94 32,04 0,68 1,26 3,64 0,42
Sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun bekerja di sektor pertanian dengan latar belakang pendidikan tidak tamat atau tamat SD. Terdapat sebesar 84
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
49,59 persen penduduk yang hanya lulusan SD bekerja di sektor pertanian. Jika ditinjau pada Tabel 7.1, hanya terdapat 1,15 persen penduduk dengan latar belakang pendidikan tinggi (D3/sarjana muda) yang bekerja di sektor
pertanian.
Ada
kemungkinan,
mereka
yang
berpendidikan tinggi dan bekerja di sektor pertanian tersebut merupakan tenaga ahli di bidang pertanian. Sementara
itu,
penduduk
dengan
latar
belakang
pendidikan SMA ke atas akan lebih banyak bekerja di sektor jasa atau industri. Hal tersebut menunjukkan bahwa, penduduk dengan pendidikan tinggi akan memilih lapangan usaha yang lebih membutuhkan ketrampilan tinggi seperti bekerja di sektor industri. Mengambil teori yang dikemukakan oleh Argyle (2001), individu yang bekera bekerja pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skilled jobs) lebih bahagia dibandingkan pekerjaan
dengan
yang
tidak
individu
yang
bekerja
membutuhkan
pada
keterampilan
(unskilled jobs). Secara singkat memang bisa dikatakan bahwa
pendidikan
memberikan
kepuasan
dan
kebahagiaan bagi individu yang bekerja karena manfaat yang dirasakan dari pendidikannya tersebut.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
85
Gambar 7.3. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Lapangan Usaha 7.53
7.60 7.40
7.22
7.20 7.00
6.80
6.80 6.60 6.40
Pertanian
Gambar
7.3
Jasa
Industri
menyajikan
karakteristik
dari
penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja menurut lapangan usaha tertentu dikaitkan dengan kepuasannya di bidang pendidikan berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat
Kebahagiaan
Tahun
2014.
Hasil
survei
menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di industri merasa lebih bahagia dan lebih puas dengan
pendidikannya
jika
dibandingkan
dengan
penduduk yang bekerja di sektor jasa. Besarnya perbedaan skor diantara kedua sektor tersebut adalah sebesar 0,31 poin. Selanjutnya, penduduk yang bekerja di sektor jasa memiliki skor kebahagiaan lebih tinggi 0,42 poin 86
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Dari gambaran perbedaan skor kebahagiaan diantara ketiga lapangan usaha tersebut, terlihat bahwa penduduk yang bekerja di sektor industri merasa paling puas
atau
paling
bahagia
dengan
pendidikannya
dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di kedua sektor lainnya. Hal tersebut wajar mengingat pekerja industri
biasanya
lebih
dituntut
untuk
memiliki
ketrampilan dan keahlian tinggi yang juga mensyaratkan berpendidikan tinggi. Sebelumnya telah disajikan bagaimana kepuasan dalam arti kebahagiaan penduduk Kabupaten Karimun berdasarkan lapangan usaha terhadap kesehatan dan pendidikannya. Dari penjelasan pada subbab sebelumnya terlihat bahwa penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor industri memiliki skor kebahagiaan paling tinggi tentang kesehatan dan pendidikannya dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian atau jasa. Hal yang menarik untuk dilihat lebih lanjut adalah seberapa puas penduduk yang bekerja pada masingmasing lapangan usaha tersebut terhadap pekerjaannya. Pada Gambar 7.4 terlihat bahwa skor kepuasan penduduk dengan pekerjaan pada masing-masing lapangan usaha Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
87
memiliki nilai yang hampir sama dimana sektor industri memiliki skor tertinggi diantara kedua sektor lainnya. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor industri memiliki kepuasan tertinggi terhadap pekerjaannya dibandingkan dengan kedua sektor lainnya. Sebaliknya, penduduk yang bekerja pada sektor jasa memiliki kepuasan terendah, dengan besarnya perbedaan hanya sebesar 0,18 poin dari sektor industri. Gambar 7.4. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Lapangan Usaha
7.82
Industri
Jasa
7.67
7.75
Pertanian
7.55
7.60
7.65
7.70
7.75
7.80
7.85
Besarnya pendapatan yang diterima menentukan tingkat kepuasan dan kebahagiaan seseorang. Secara umum, orang dengan pendapatan tinggi memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 88
yang berpendapatan rendah. Namun demikian, tidak selalu berlaku bahwa orang yang lebih kaya akan lebih bahagia dibandingkan orang miskin. Masih terdapat banyak faktor lain yang menentukan kebahagiaan seseorang selain pendapatan yang tinggi. Gambar 7.5. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lapangan Usaha 8.60 8.40 8.20
8.33
8.00 7.80
7.60 7.40 7.35
7.20 7.00 7.10 6.80 6.60 6.40 Pertanian
Jasa
Industri
Jika dikaitkan antara kepuasan pendapatan dengan lapangan usaha (Gambar 7.5), penduduk yang bekerja di sektor industri memiliki skor kepuasan lebih tinggi 0,15 poin
dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di
sektor pertanian dan lebih rendah 0,98 poin dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa. Artinya, kepuasan tertinggi penduduk Kabupaten Karimun akan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 89
penghasilan rumah tangga terkonsentrasi pada mereka yang bekerja di sektor jasa. Jenis pekerjaan seseorang sedikit menentukan dimana mereka bertempat tinggal. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian umumnya tinggal di wilayah perdesaan dengan tingkat kriminalitas rendah. Sebaliknya, penduduk perkotaan akan lebih cenderung bekerja di sektor industri. Selain hal tersebut, ada kecenderungan bahwa seseorang akan memilih tempat tinggal yang dekat dengan lokasi kerjanya. Sebagai contoh, sebuah pabrik yang dibangun disuatu wilayah tentunya akan lebih dulu menyerap tenaga kerja yang berasal dari lingkungan terdekat. Lokasi kerja yang dekat dengan tempat tinggal mampu memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi pekerja. Lokasi yang dekat dapat menghindarkan pekerja dari kelelahan dan stress. Dalam kaitannya dengan kepuasan penduduk terhadap
lingkungan
tempat
tinggal,
Gambar
7.6
menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja di sektor pertanian memiliki kepuasan terhadap lingkungan tempat tinggal yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri dan jasa. Sementara itu, sektor jasa memiliki skor kepuasan terhadap tempat tinggal yang tertinggi.
90
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambar 7.6. Kepuasan dengan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha
8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70
8.56
8.05
Pertanian
8.14
Skor Jasa Industri
Meskipun demikian, skor kepuasan penduduk yang bekerja di ketiga lapangan usaha tersebut terhadap lingkungan tempat tinggal tidak terlalu berbeda jauh satu sama lain. Dari rentang nilai antara 1 hingga 10, skor kepuasan terhadap lingkungan dari ketiga lapangan usaha tersebut berada di skala 8. Artinya, penduduk yang bekerja di Kabupaten Karimun baik itu di sektor pertanian, industri, maupun jasa merasa puas dengan keadaan lingkungan sekitar. Keadaan lingkungan tempat tinggal sangat erat pula kaitannya dengan kondisi keamanan lingkungan. Pada Gambar 7.7 berikut disajikan bagaimana kepuasan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
91
penduduk
Kabupaten
Karimun
terhadap
keamanan
lingkungan berdasarkan lapangan usaha dimana penduduk itu bekerja. Gambar 7.7. Kepuasan dengan Keamanan Lingkungan Sekitar menurut Lapangan Usaha
8.80 8.75 8.70 8.65 8.60 8.55 8.50 8.45 8.40 8.35 8.30 8.25
8.75
8.78
8.46
Pertanian
Jasa
Industri
Dari Gambar 7.7 tersebut terlihat bahwa penduduk di Kabupaten Karimun yang bekerja baik di sektor pertanian, industri, maupun jasa merasa puas dengan keamanan lingkungan tempat tinggalnya, dengan skor kepuasan masing-masing sebesar 8,75; 8,46; dan 8,78. Skor kepuasan tertinggi terhadap keamanan dipilih oleh penduduk yang yang bekerja di sektor jasa. Artinya, penduduk yang bekerja di sektor jasa merasa sangat puas dengan keamanan tempat tinggalnya. 92
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Keharmonisan sebuah keluarga sangat ditentukan dengan suasana di dalam rumah. Keluarga harmonis mampu tercipta dari komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Adanya saling pengertian sesama anggota keluarga serta adanya kasih sayang sesama saudarasaudara menciptakan suasana rumah yang nyaman dan harmonis. Namun
terkadang,
kondisi
ekonomi
berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga.
turut tingkat
sosial ekonomi yang rendah seringkali menjadi penyebab terjadinya permasalahan dalam sebuah keluarga. Akibat banyaknya masalah yang ditemui karena kondisi keuangan yang memprihatinkan ini menyebabkan kondisi keluarga menjadi tidak harmonis. Kondisi ekonomi keluarga tentunya berhubungan erat dengan sumber pendapatan keluarga, yaitu pada sektor apakah penduduk tersebut bekerja. Oleh karenanya, untuk melihat seberapa besar kepuasan penduduk terhadap keharmonisan keluarga jika dikaitkan dengan sumber pendapatan, Gambar 7.8 menyajikan
skor
kepuasan terhadap keharmonisan keluarga berdasarkan lapangan usaha penduduk bekerja.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
93
Gambar 7.8. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Lapangan Usaha
Industri
8.32
Jasa
8.78
Pertanian
8.80
8.00
8.20
8.40
8.60
8.80
Berdasarkan ilustrasi pada Gambar 7.8, penduduk yang bekerja di sektor pertanian merasa lebih bahagia dan lebih
puas
dengan
keharmonisan
keluarganya
dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa. Perbedaan skor kepuasan dari kedua sektor tersbut sangat tipis, yaitu sebesar 0,02 poin. Sementara itu, penduduk yang bekerja di sektor jasa memiliki skor kepuasan lebih tinggi 0,46 poin dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri. Kendati demikian, secara keseluruhan skor kepuasan terhadap keharmonisan keluarga dari ketiga sektor tersebut menunjukkan nilai yang tinggi, yaitu 8 dari skala 1 hingga 10. 94
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Jika dicermati lebih dalam, hasil yang ditampilkan pada Gambar 7.8 tersebut menunjukkan bahwa kondisi ekonomi penduduk di Kabupaten Karimun tidak sematamata menentukan keharmonisan keluarga. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan penghasilan yang umumnya
rendah
justru
merasa
lebih
bahagia
dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri. Hal ini bisa jadi disebabkan karena penduduk yang bekerja di pertanian umumnya berusaha sendiri sehingga memiliki banyak waktu luang bersama keluarga. Sebaliknya, penduduk yang bekerja di sektor industri umumnya tergantung dengan jam kerja yang padat bahkan tak jarang juga bekerja lembur yang menyebabkan waktu bersama keluarga berkurang. Kepuasan yang dimaksud dalam kontes ini adalah kondisi dimana seseorang tersebut merasa cukup akan kehidupan yang sudah ia miliki. Kecukupan tersebut digambarkan dalam skor skala antara rentang nilai 1 hingga 10. Semakin tinggi skor, maka semakin puas pula seseorang dengan kehidupannya. Informasi yang dapat diperoleh dari Gambar 7.9 adalah secara umum, penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja merasa puas dengan kehidupannya secara keseluruhan. Kepuasan tersebut ditunjukkan dari rata-rata skor kepuasan penduduk Kabupaten Karimun yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
95
bekerja sebesar 8,13. Jika ditinjau berdasarkan sektor dimana mereka bekerja, penduduk yang bekerja di sektor pertanian memiliki kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor industri dengan skor kepuasan sebesar 8,25. Selanjutnya, skor kepuasan terendah ditunjukkan oleh penduduk yang bekerja di sektor jasa, yaitu dengan skor kepuasan sebesar 8. Gambar 7.9. Kepuasan dengan Kehidupan Keseluruhan menurut Lapangan Usaha
Secara
8.30 8.20 8.10
8.25
8.00 7.90
8.00
8.11
7.80 Pertanian Jasa Industri
Seeorang yang sudah merasa cukup atau puas dengan kehidupannya secara keseluruhan belum tentu merasa bahagia. Sebalinya, seseorang yang merasa bahagia belum tentu juga memiliki kepuasan maksimal atas apa yang telah dicapai dalam kehidupannya. Kendati demikian, 96
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
sebuah kecukupan sedikit banyak juga mengindikasikan bagaimana tingkat kebahagiaan seseorang. Jika dinilai dalam skala 1 hingga 10, nilai kepuasan seseorang dengan kehidupannya tidak mungkin berbeda jauh dengan nilai kebahagian akan kehidupannya. Gambar 7.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Lapangan Usaha 8.78
8.80 8.70 8.60
8.55
8.50 8.44
8.40 8.30 8.20
Pertanian
Skor Jasa
Industri
Sebelumnya
telah
digambarkan
kepuasan
penduduk Kabupaten Karimun yang bekerja dengan kehidupannya secara keseluruhan ditunjukkan dengan skor 8,13. Artinya, penduduk yang bekerja merasa puas atau cukup dengan kehidupannya. Lantas bagaimana dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh penduduk yang
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
97
bekerja tersebut. Gambaran akan kebahagiaan penduduk secara keseluruhan disajikan pada Gambar 7.10 berikut. Skor
kepuasan
dan
kebahagiaan
penduduk
Kabupaten Karimun yang bekerja baik di sektor pertanian, jasa, maupun industri secara keseluruhan tidak jauh berbeda. Rata-rata, tingkat kebahagiaan penduduk yang bekerja berada pada nilai 8,5 dimana penduduk yang bekerja di sektor jasa menunjukkan tingkat kebahagiaan tertinggi.
98
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB VIII
KEBAHAGIAAN MENURUT KELOMPOK UMUR Dalam sudut pandang manusia sebagai makhluk individu, kebahagiaan merupakan suatu konsep yang subyektif.
Definisi
kebahagiaan
dari
masing-masing
personal dapat berbeda-beda. Setiap individu memiliki tolak ukur kebahagiaannya sendiri-sendiri. Disamping itu, masing-masing individu akan memiliki faktor penentu kebahagiaan untuknya. Salah satu faktor yang dinilai mampu mendatangkan kebahagiaan tersebut adalah usia. Seligman dalam Widyanti (2009) mengungkapkan bahwa usia muda dianggap mencerminkan keadaan yang lebih bahagia. Namun, setelah diteliti lebih dalam ternyata bahwa usia tidak berhubungan dengan kebahagiaan. Diener dan suh (1998) dalam Shuman dan Eddington (2005) melakukan penelitian pada 60.000 orang dewasa dari 40 bangsa dan menemukan bahwa kepuasan hidup akan sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam penelitian tersebut dijelaskan pula bahwa hal yang berubah ketika seseorang menua adalah intensitas emosi dimana perasaan mencapai puncak dunia dan rasa keterpurukan dalam keputusasaan akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur dan pengalaman. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
99
Jika pun terjadi penurunan tingkat kebahagiaan dalam rentang usia, mungkin lebih disebabkan oleh menurunnya kemampuan adaptasi terhadap kondisi hidup, seperti menurunnya tingkat penghasilan dan perkawinan. Para peneliti telah membuktikan bahwa seseorang mampu menyesuaikan tujuan hidupnya seiring dengan
bertambahnya
usia
sehingga
baik
tingkat
kebahagiaan maupun tingkat kepuasan hidup menjadi cenderung stabil Shuman dan Eddington (2005). Berdasarkan beberapa teori diatas, ada indikasi bahwa kepuasan dan kebahagiaan hidup di setiap jenjang usia cenderung stabil. Apakah hal tersebut berlaku bagi penduduk Kabupaten Karimun. Oleh karena itu, pada bagian selanjutnya akan disajikan skor tingkat kepuasan dan kebahagiaan penduduk berdasarkan kelompok umur. Tingkat kebahagiaan berdasarkan kelompok umur akan dibedakan berdasarkan kepuasan tentang kesehatan, kepuasan tentang pendidikan, kepuasan dengan pekerjaan, kepuasan dengan pendapatan rumah tangga, kepuasan dengan keadaan lingkungan, kepuasan dengan keamanan, kepuasan dengan keharmonisan keluarga, kepuasan dengan
hubungan sosial, kepuasan hidup keseluruhan,
serta kebahagiaan hidup secara keseluruhan. Kesehatan merupakan sebuah aset berhaga bagi setiap individu. Dengan bekal kesehatan, seseorang akan 100
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
mampu beraktivitas secara maksimal terutama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Secara umum, kesehatan manusia mengalami perkembangan seiring bertambahnya
usia.
Perkembangan
tersebut
akan
mencapai puncaknya pada usia dua puluh tahun, lalu secara perlahan dan bertahap akan menurun jika tidak dijaga dengan baik. Seiring dengan bertambahnya usia, kondisi
fisik
seseorang
akan
cenderung
semakin
mengalami penurunan. Kaitannya
dengan
tingkat
kepuasan
akan
kesehatan, seseorang akan merasa puas jika dirinya sehat atau jarang terserang penyakit. Sebaliknya, semakin sering seseorang
terserang
penyakit
maka
akan
semakin
berkurang pula kepuasannya akan kesehatan. Kepuasan penduduk
Kabupaten
Karimun
akan
kesehatan
berdasarkan kelompok usia cenderung semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini bisa jadi terkait dengan penurunan kondisi kesehatan penduduk pada usia yang semakin lanjut. Pada
Gambar
8.1
terlihat
bahwa
kepuasan
penduduk akan kesehatan paling tinggi berada pada kelompok umur kurang dari tiga puluh tahun dengan skor kepuasan sebasar 8,14. Sebaliknya, penduduk dengan usia diatas enam puluh tahun memiliki skor kepuasan paling rendah dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
101
Meskipun demikian, perbedaan kepuasan pada masingmasing kelom pok umur tidak begitu jauh berbeda. Jika ditinjau secara umum, kepuasan penduduk Kabupaten Karimun akan kesehatan cukup tinggi yaitu dengan skor diatas tujuh. Hal tersebut merupakan sebuah prestasi bagi pemerintah karena pemerintah dinilai telah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Gambar 8.1. Kepuasan tentang Kesehatan menurut Kelompok Umur
7.04
8.14 Umur <30 Umur 30-39 Umur 40-49
7.56 7.76
Umur 50-59 Umur >60
7.28
Kepuasan akan pendidikan mengacu pada jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Umumnya, semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan maka dirinya akan semakin puas dengan pendidikannya. Kaitannya dengan usia penduduk, kepuasan tentang pendidikan akan 102
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
semakin dirasakan ketika pendidikan tersebut mampu memberikan manfaat pada tingkat usianya. Pada jenjang mana pendidikan ditamatkan tidak lagi menjadi penentu kepuasan penduduk. Sebagai ilustrasi, meskipun seseorang hanya tamatan SMA tetapi dia mampu bekerja dan mendapatkan penghasilan tinggi, maka orang tersebut bisa dipastikan sudah cukup puas dengan pendidikannya. Gambar 8.2. Kepuasan tentang Pendidikan menurut Kelompok Umur 8.00
7.57
7.30
7.33
7.11 6.22
7.00 6.00 5.00 4.00
3.00 2.00 1.00 0.00 <30
30-39 40-49 50-59 Kelompok Umur
>60
Gambar 8.2 berikut memberikan informasi tentang bagaimana kepuasan penduduk Kabupaten Karimun tentang pendidikan menurut kelompok umur. Terlihat bahwa penduduk pada usia muda (kurang dari tiga puluh tahun), merasa sangat puas dengan pendidikan yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
103
diperoleh. Ada kemungkinan bahwa pada usia tersebut, penduduk
merasakan
manfaat
yang
besar
dari
pendidikannya meskipun jenjang yang ditamatkan tidak terlalu tinggi. Semakin bertambahnya usia, tingkat kepuasan akan pendidikan semakin berkurang. Hal ini berkaitan
dengan
manfaat
yang
diperoleh
dari
pendidikannya yang juga mungkin mulai berkurang. Usia yang semakin matang akan membantu meningkatkan kualitas kinerja manusia. Pekerja yang lebih tua membawa sejumlah kualitas positif dalam pekerjaan mereka; khususnya pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap kualitas. Semakin bertambahnya usia seseorang, mereka juga akan lebih matang dan lebih mapan dalam pekerjaannya. Namun, pada umumnya tingkat kematangan usia tersebut hanya akan berpengaruh positif pada batas usia tertentu. Akan ada sebuah titik balik dimana akan terjadi penurunan kinerja akibat bertambahnya usia. Penurunan kinerja lebih disebabkan oleh menurunnya fleksibilitas kinerja dan kualitas fisik, serta kecanggungan terhadap pemanfaatan teknologi. Kaitannya dengan kepuasan, tingkat kematangan dan kemapanan yang dirasakan oleh pekerja akan membawanya pada sebuah kepuasan. Kepuasan tersebut juga akan cenderung menurun dengan terjadinya penurunan kinerja. 104
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Gambar 8.3. Kepuasan dengan Pekerjaan menurut Kelompok Umur
8.06
Kelompok Umur
>60 50-59
8.16
40-49
8.15
30-39 <30 6.5000
7.67 7.33 7.000
Gambaran akan
7.5000
tingkat
8.000
kepuasan
8.5000
penduduk
Kabupaten Karimun terhadap pekerjaan pada berbagai tingkat usia ditampilkan oleh Gambar 8.3. Dapat dilihat bahwa kepuasan penduduk Kabupaten Karimun terhadap pekerjaannya
cenderung
meningkat
seiring
dengan
bertambahnya usia dan mengalami titik balik pada kelompok usia 50-59 tahun. Kepuasan akan pekerjaan tertinggi berada pada kelompok usia 40-49 tahun. Sebaliknya, kepuasan terendah berada pada kelompok usia <30 tahun. Secara umum, orang yang memiliki pendapatan lebih tinggi akan merasa lebih bahagia dibandingkan orang yang berpendapatan rendah. Kebahagiaan tersebut timbul dari kepuasan atas apa yang telah diraihnya. Namun, Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
105
kebahagiaan individu tidak semata-mata ditentukan oleh pendapatan. Masih terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang. Gambar 8.4. Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga menurut Kelompok Umur Umur <30 7.29
Umur >60
7.12
7.04
7.52 Umur 50-59
Umur 30-39
7.56 Umur 40-49
Berdasarkan Gambar 8.4, terlihat bahwa jika dikaitkan dengan berbagai tingkat usia, perbedaan usia tidak terlalu mempengaruhi perbedaan kepuasan antar individu. Dalam skala nilai 1-10, secara rata-rata kepuasan penduduk Kabupaten Karimun dengan pendapatan rumah tangganya berada dalam rentang nilai 7,04 hingga 7,56. Dengan rentang yang tidak terlalu besar ini, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan penduduk dengan pendapatan rumah tangga pada berbagai tingkat usia secara umum sama. 106
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Kualitas lingkungan dimana seseorang tinggal diduga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap tingkat kebahagiaan. Kualitas lingkungan yang baik diwujudkan dengan kualitas air, udara serta lingkungan tempat tinggal yang sehat. Dengan semakin baiknya kondisi lingkungan dimana seseorang tinggal, akan menambah kualitas hidupnya sehingga mereka dapat beraktifitas untuk mencapai tujuan hidupnya. Gambar 8.5. Kepuasan dengan Keadaan Lingkungan Sekitar menurut Kelompok Umur 8.40 8.19
8.20 8.00
7.89
7.80 7.60
8.15
7.70 7.43
7.40 7.20 7.00 <30
30-39
40-49 50-59 Kelompok Umur
>60
Kepuasan penduduk Kabupaten Karimun terhadap kondisi lingkungan sekitar jika dibedakan menurut kelompok umur, penduduk dengan usia <30 tahun memiliki tingkat kepuasan dengan keadaan lingkungan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
107
paling rendah dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Namun, jika ditinjau secara umum, penduduk pada setiap kelompok umur merasa puas dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kepuasan dari masing-masing kelompok umur yang menunjukkan nilai diatas 7. Gambar 8.6. Kepuasan dengan Keamanan menurut Kelompok Umur 8.60 8.40 8.20 8.00
7.80
8.45
7.60 7.40
8.47
8.41 8.04
7.57
7.20 7.00 <30
30-39 40-49 50-59 Kelompok Umur
>60
Dari Gambar 8.6 terlihat bahwa hampir seluruh kelompok umur merasakan kepuasan yang tinggi terhadap keamanan lingkungan di Kabupaten Karimun, yaitu dengan nilai kepuasan diatas 8. Sejalan dengan nilai kepuasan terhadap kondisi lingkungan, penduduk dengan 108
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
kelompok umur <30 tahun yang menunjukkan nilai kepuasan terhadap keamanan terendah diantara kelompok umur lainnya, yaitu dengan nilai sebesar 7,57. Meskipun demikian, dengan nilai tersebut sudah bisa dikatakan bahwa penduduk usia <30 tahun merasa puas dengan kondisi kemanan lingkungan sekitar. Ditinjau
baik
dari
nilai
lingkungan sekitar maupun dari
kepuasan
dengan
kepuasan dengan
keamanan lingkungan, seluruh penduduk Kabupaten Karimun merasakan rasa kepuasan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan serta keamanan lingkungan. Artinya, telah tercipta suasana yang lingkungan dan keamanan yang baik di wilayah Kabupaten Karimun. Hal ini menjadi catatan penting sekaligus nilai plus bagi pemerintah daerah Kabupaten Karimun bahwa pemerintah sudah berhasil mewujudkan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh penduduk. Keharmonisan keluarga dapat terwujud dari jalinan komunikasi dan kekompakan antara anggota keluarga. Komunikasi yang baik antar suami istri, orang tua dengan anak, dan antar kakak beradik akan menciptakan suasana nyaman dan tenteram di dalam rumah sehingga kepuasan akan keharmonisan keluarga akan terwujud. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
109
Gambar 8.7. Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga menurut Kelompok Umur
8.22
Kelompok Umur
>60 7.96
50-59
8.31
40-49
8.24
30-39 7.71
<30 7.40
7.60
7.80
8.00
8.20
8.40
Berdasarkan kelompok umur, terlihat bahwa kepuasan
penduduk
akan
keharmonisan
keluarga
dirasakan baik oleh kelompok umur tua maupun muda (Gambar 8.7). Kepuasan akan keharmonisan keluarga paling besar dirasakan oleh kelompok umur 40-49 tahun, yaitu dengan nilai kepuasan sebesar 8,31. Berbeda hanya 0,07 poin dari kelompok umur 40-49 tahun, kepuasan yang tinggi juga dirasakan oleh penduduk kelompok umur 30-39 tahun. Jika disimpulkan secara umum, seluruh penduduk Kabupaten Karimun merasa puas dengan keharmonisan keluarga. Kepuasan dengan hubungan sosial diwujudkan dengan adanya keeratan antar seseorang dengan warga di 110
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
lingkungan sekitarnya. Selain itu, adanya rasa saling percaya satu sama lain serta adanya hubungan timbal balik antar individu dengan warga sekitarnya juga turut menciptakan kepuasan akan hubungan sosial. Untuk melihat
bagaimana
kepuasan
penduduk
kabupaten
Karimun dengan hubungan sosialnya, Gambar 8.8 berikut menampilkan skor kepuasan dengan hubungan sosial menurut kelompok umur. Gambar 8.8. Kepuasan dengan Hubungan Sosial menurut Kelompok Umur
7.85
8.00 Umur <30 Umur 30-39 Umur 40-49
7.70
7.88
Umur 50-59 Umur >60
8.33
Gambar 8.8 diatas memberikan informasi bahwa kepuasan penduduk dengan hubungan sosial pada seluruh kelompok umur rata-rata berada dalam rentang nilai 7,70 hingga 8,33. Artinya, penduduk Kabupaten Karimun merasa puas dengan hubungan sosialnya. Kepuasan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
111
dengan hubungan sosial yang tinggi dirasakan oleh penduduk dengan kelompok umur 40-49 tahun dan penduduk kelompok umur <30 tahun dengan skor kepuasan masing-masing sebesar 8,33 dan 8,00. Kepuasan akan kehidupan secara keseluruhan umumnya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia, seseorang akan merasa cukup dengan kehidupannya. Rasa kecukupan tersebut membawa pada tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Kendati demikian, perbedaan usia dinilai tidak terlalu berpengaruh dengan kepuasan hidup secara keseluruhan. Gambar 8.9. Kepuasan dengan Kehidupan Keseluruhan menurut Kelompok Umur
8.30
8.22
8.20 8.10
Secara
8.22
8.00
8.00 7.90 7.80 7.70 7.60
7.93
7.85
<30
30-39
40-49
50-59
>60
Kelompok Umur
112
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Pada Gambar 8.9 tersebut terlihat bahwa tidak kepuasan
penduduk
dengan
kehidupan
ssecara
keseluruhan terbukti tidak terlalu berbeda antar kelompok umur. Nilai kepuasan penduduk pada kehidupan secara keseluruhan jika dibedakan menurut kelompok umur secara rata-rata berada dalam rentang nilai 7,85 hingga 8,22. Rentang nilai tersebut tergolong tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk Kabupaten Karimun merasa puas dengan kehidupannya secara keseluruhan. Nilai
kepuasan
terhadap
kehidupan
secara
keseluruhan yang paling rendah berada pada kelompok umur 30-39 tahun dengan nilai sebesar 7,85. Selanjutnya, disusul oleh penduduk dengan kelompok usia 50-59 dengan nilai kepuasan sebesar 7,93. Hingga pada akhirnya, kepuasan dengan kehidupan secara keseluruhan tertinggi dirasakan oleh penduduk pada kelompok umur 40-49 tahun dan >69 tahun dengan nilai kepuasan yang sama, yaitu sebesar 8,22. Jika penduduk perasa puas, lantas bagaimana
dengan
tingkat
kebahagiaanya
secara
keseluruhan. Skor tingkat kebahagiaan penduduk menurut kelompok umur akan disajikan pada Gambar 8.10. Pada Gambar 8.10 terlihat bahwa secara rata-rata penduduk Kabupaten Karimun merasa bahagia dengan kehidupannya secara keseluruhan. Terlihat dari nilai tingkat kebahagiaan menurut kelompok umur yang Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
113
keseluruhannya memiliki nilai diatas 8. Kebahagiaan tertinggi dirasakan oleh penduduk dengan kelompok umur 50-59 tahun dengan skor kebahagiaan sebesar 8,78. Gambar 8.10. Kebahagiaan dengan Kehidupan Secara Keseluruhan menurut Kelompok Umur 8.80 8.70 8.60 8.50 8.40
8.78
8.30 8.20
8.53
8.43
8.10
8.70
8.21
8.00
7.90 <30
30-39
40-49
50-59
>60
Kelompok Umur
114
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB IX LAMA TINGGAL DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN Pada bagian ini dibahas mengenai penilaian tingkat kebahagiaan masyarakat di Kabupaten Karimunmenurut lama tinggal. Tingkat kebahagiaan dalam hal ini dibagi menjadi 10 aspek, yaitu kepuasan kesehatan, kepuasan pendidikan, kepuasan pekerjaan, kepuasan pendapatan rumah tangga, kepuasan keadaan lingkungan, kepuasan keamanan, kepuasan keharmonisan keluarga, kepuasan hubungan
sosial
di
lingkungan
sekitar,
kepuasan
kehidupan keseluruhan, dan kebahagiaan kehidupan keseluruhan. Sedangkan lama tinggal dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kurang dari 5 tahun, 5-9 tahun, 10-19 tahun, dan lebih dari 20 tahun. Lama tinggal mengacu pada lamanya menetap pada
suatu
desa/kelurahan
di
Kabupaten
Karimun.Berdasarkan hasil pengolahan Survei Pengukuran Kebahagiaan 2014, masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun sebesar 14,62 persen, lama tinggal 5-9 tahun sebesar 13,85 persen, lama tinggal 10-19 tahun sebesar 20,77 persen, dan lama tinggal lebih dari 20 tahun sebesar 50,77 persen.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kabupaten Karimun, sebagian besar Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
115
menetap
dalam
jangka
waktu
cukup
lama
di
desa/kelurahan tertentu. Gambar 9.1. Penilaian terhadap Kepuasan Kesehatan Masyarakat menurut Lama Tinggal 8.00
Nilai Kepuasaan
7.80
7.89 7.74 7.59
7.60 7.40 7.20
7.20
7.00 6.80 <5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Rata-rata nilai kepuasan kesehatan masyarakat menurut lama tinggal berada di atas 7 atau puas terhadap kesehatannya,dengan rata-rata nilai kepuasan tertinggi sebesar 7,89 pada masyarakat yang tinggal selama 5-9 tahun. Masyarakat pendatang, yaitu yang tinggal kurang dari 5 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 7,74. Sedangkan masyarakat yang tinggal lebih dari 10 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan yang menurun, 116
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
yaitu 7,59 untuk masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun dan 7,20 untuk masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Adanya
kecenderungan
menurun
terhadap
kepuasan kesehatan masyarakat di Kabupaten Karimun dengan lama tinggal lebih dari 10 tahun sebanding denganusia masyarakat tersebut. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun, sebagian besar berusia 40-59 tahun dan masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, pada tahun 2013 di puskesmas Kabupaten Karimun tercatat ada 4.924 pasien rawat jalan berusia lebih dari 60 tahun dengan 3 penyakit dominan yaitu penyakit darah tinggi, penyakit tulang belakang, radang sendi termasuk reumatik, dan infeksi
akut
lain
saluran
pernafasan
bagian atas.
Berdasarkan hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, sebanyak 52,13 persen penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berusia lebih dari 50 tahun. Jika dilihat dari jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan.Berdasarkan hasil pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, rasio jumlah perawat dan bidan terhadap penduduk Kabupaten Karimun, untuk setiap 10.000 penduduk Kabupaten Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
117
Karimun tersedia 5 orang dokter, 17 orang perawat, dan 9 orang bidan. Untuk fasilitas kesehatan, rasio jumlah puskesmas terhadap 10.000 penduduk sebesar 0,41. Untuk setiap 10.000 penduduk Kabupaten Karimun tersedia satu unit puskesmas pembantu dan satu unit puskesmas keliling. Gambar 9.2. Penilaian terhadap Kepuasan Pendidikan Masyarakat menurut Lama Tinggal
Nilai Kepuasaan
8.00
7.95
7.80
7.61
7.60 7.40 7.20
6.96
7.00 6.80
6.70
6.60 6.40 6.20 6.00 <5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Kepuasan kesehatan masyarakat dapat meningkat dengan adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Karimun di bidang kesehatan, salah satunya dengan peningkatan Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun 118
fasilitas dan pelayanan kesehatan.Adanya peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan akanmenciptakan jaminan kesehatan dan seiring dengan semakin lamanya seseorang tinggal di Kabupaten Karimun, kepuasan terhadap kesehatan akan meningkat dan masyarakat akannyamanuntuk
tinggal
lebih
lama
diKabupaten
Karimun. Berdasarkan Gambar 9.2., penilaian terhadap kepuasan pendidikan masyarakat menurut lama tinggal menunjukkanpola yang menurun.Rata-rata nilai kepuasan pendidikan masyarakat menurut lama tinggal berada pada rentang 6 sampai 8, dengan rata-rata nilai kepuasan tertinggi sebesar 7,95 pada masyarakat pendatang, yaitu yang tinggal selama kurang dari 5 tahun. Semakin lama tinggal,
rata-rata
nilai
kepuasan
semakin
menurun.Masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 7,61. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 6,96. Sedangkan masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan sebesar 6,70. Masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yang sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun, cenderung
merasa
cukup
pendidikannya.Sedangkan
puas
masyarakat
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
dengan dengan
tingkat lama 119
tinggal kurang dari 5 tahun, yang sebagian besar berusia 30-39 tahun, cenderung merasa lebih puas dengan pendidikan yang telah diraih.Kepuasan pendidikan pada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun cenderung
lebih
tinggi
masyarakat
lainnya.
Hal
dibandingkan ini
sejalan
kelompok
dengan
hasil
pengolahan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013, Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Karimun tertinggi pada penduduk usia 15-24 tahun, yaitu sebesar 100. Kemudian pada penduduk usia 25-64 tahunyaitu sebesar 97,71dan terkecil pada penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 81,11. Kencederungan yang terus menurun terhadap kepuasan pendidikan masyarakat menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun perlu mendapat perhatian. Pada tahun 2013, sebesar 22,55 persen penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Karimun tidak atau belum tamat SD, sebesar 30,43 persen tamat SD/MI/Sederajat, sebesar 18,07 persen tamat SMP/MTs/Sederajat, sebesar 24,82 persen tamat SMA/MA/Sederajat, dan hanya sebesar 4,13 persen yang tamat Diploma/Universitas. Pemerintah perlu meningkatkan fasilitas dan jasa pendidikan.Pengadaan kegiatan pelatihan, kursus, penyuluhan, dan sejenisnya untuk
masyarakat
perlu
ditingkatkan.Pemberdayaan
kelompok pengajian, paguyuban, dan karang taruna untuk 120
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
masyarakat
juga
tersebutdiperlukan
diperlukan.Berbagai untuk
meningkatkan
upaya kepuasan
pendidikan masyarakat sehingga masyarakat tertarik untuk tinggal lebih lama di Kabupaten Karimun. Gambar 9.3. Penilaian terhadap Kepuasan Pekerjaan Masyarakat menurut Lama Tinggal
Nilai Kepuasan
8.30
8.27
8.20
8.09
8.10 8.00 7.90
7.86
7.92
7.80 7.70 7.60 <5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Rata-rata nilai kepuasan pekerjaan masyarakat menurut lama tinggal cukup bervariasi. Masyarakat pendatang, dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memiliki rata-rata nilai kepuasan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 8,27 atau dengan kata lain hampir sangat puas terhadap pekerjaannya. Rata-rata nilai kepuasan mulai menurun pada masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
121
dan 10-19 tahun, yaitu sebesar 8,09 dan 7,86. Rata-rata nilai kepuasan naik kembali menjadi sebesar 7,92 pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Masyarakat
pendatang,
dengan
lama
tinggal
kurang dari 5 tahun hampir sangat puas terhadap pekerjaannya.Pekerjaan yang mereka miliki sudah sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan.Namun, seiring waktu, semakin lama tinggal, kepuasan pekerjaan semakin menurun.Pekerjaan yang dimiliki tidak lagi sesuai dengan kebutuhan.Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun mempunyai rata-rata nilai kepuasan terendah.Hal ini menyebabkan masyarakat yang 96,30 persen berusia 3059 tahun tersebut masih mencari pekerjaan lain. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun, 933 orang atau 76,99 persen pencari kerja di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 berusia 20-54 tahun. Masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yang sebagian besar berusia lebih dari 60 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan pekerjaan lebih tinggidibandingkan masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun. Hal ini sesuai dengan data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimunmengenai tidak adanya pencari kerja berusia lebih dari 55 tahun pada tahun 2013.Masyarakat di Kabupaten Karimun yang tinggal lebih dari 20 tahun sudah
122
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
puas dengan pekerjaannya dan tidak tertarikmencari pekerjaan lain. Gambar 9.4. Penilaian terhadap Kepuasan Pendapatan Rumah Tangga menurut Lama Tinggal
Nilai Kepuasan
7.60
7.56
7.50 7.40 7.30
7.33 7.21
7.24
7.20 7.10 7.00 <5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Berdasarkan Gambar 9.4., rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tangga di Kabupaten Karimun berkisar antara 7,21 sampai 7,56 atau sebagian besar puas dengan pendapatan rumah tangganya. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tangga tertinggi yaitu sebesar 7,56. Rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tangga tertinggi kedua pada masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 7,33. Ketiga, masyarakat dengan lama Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
123
tinggal lebih dari 20 tahun sebesar 7,24. Sedangkan yang terkecil adalah rata-rata nilai kepuasan pendapatan rumah tanggapada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun, yaitu sebesar 7,21.
Nilai Kepuasaan
Gambar 9.5. Penilaian terhadap Kepuasan Keadaan Lingkungan menurut Lama Tinggal 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 7.60 7.50 7.40
8.32 8.06
8.11
7.75
<5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Rata-rata nilai kepuasan keadaan lingkungan menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun cukup bervariasi, berada di rentang 7,75 sampai 8,32. Masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memberikan ratarata nilai kepuasan tertinggi, yaitu sebesar 8,32. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun sebesar 8,11, masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,06,
124
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
dan yang terkecil adalah masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun yaitu sebesar sebesar 7,75. Masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun merasa keadaan lingkungan di sekitar tempat tinggal sekarang telah berubah. Rata-rata nilai kepuasan yang
kecil
dibanding
kelompok
masyarakat
lain
mengindikasikan adanya perubahan lingkungan yang lebih buruk dibandingkan dengan waktu awal menetap di lingkungan tersebut.Perubahan kondisi air tanah dan udara di lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi hal penting untuk diperhatikan. Gambar 9.6. Penilaian terhadap Kepuasan Keamanan Masyarakat menurut Lama Tinggal
Nilai Kepuasaan
8.60
8.58 8.48
8.50
8.39
8.40 8.30 8.20
8.15
8.10 8.00 7.90
<5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
125
Berdasarkan Gambar 9.6., rata-rata nilai kepuasan keamanan masyarakat menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun berada di rentang 8,15 sampai 8,58. Masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun memberikan ratarata nilai kepuasan tertinggi, yaitu sebesar 8,58. Gambar 9.7. Penilaian terhadap Kepuasan Keharmonisan Keluarga menurut Lama Tinggal 8.59
Nilai Kepuasaan
8.60
8.39
8.40 8.20
8.11
8.00
7.95
7.80 7.60 <5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun sebesar 8,48 , masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,39, dan yang terkecil adalah masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun yaitu sebesar 8,15. Secara keseluruhan, masyarakat di Kabupaten Karimun sudah hampir sangat puas dengan keamanan masyarakat baik di desa/kelurahan tempat tinggal maupun di luar tempat tinggal. 126
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Rata-rata nilai kepuasan keharmonisan keluarga menurut lama tinggal di Kabupaten Karimun cukup bervariasi,
berada
di
rentang
7,95
sampai
8,59.
Berdasarkan Gambar 9.7., terlihat pola meningkat sampai kelompok masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun kemudian turun drastis pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan keharmonisan keluarga tertinggi yaitu sebesar 8,59. Ratarata nilai kepuasan keharmonisan keluarga tertinggi kedua pada masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,39. Ketiga, masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun sebesar 8,11. Sedangkan yang terkecil adalah ratarata
nilai
kepuasan
keharmonisan
keluarga
pada
masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yaitu sebesar 7,95. Kepuasan
keharmonisan
keluarga
pada
masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun cenderung lebih rendah dibanding dengan kelompok lain.Keharmonisan keluarga dapat dijaga dan ditingkatkan dengan peningkatan intensitas komunikasi antar anggota keluargadan melakukan kegiatan bersama seperti rekreasi, makan malam, dan menonton televisi.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
127
Gambar 9.8. Penilaian terhadap Kepuasan Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar menurut Lama Tinggal
Nilai Kepuasaan
8.30
8.26
8.20
8.11
8.19
8.10 8.00 7.90 7.80 7.70 7.60 7.50
7.76
<5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Berdasarkan Gambar 9.8., rata-rata nilai kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar tertinggi pada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun, yaitu sebesar 8,26. Masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasan tertinggi kedua, yaitu sebesar 8,19. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun sebesar 8,11 dan yang terkecil sebesar 7,76 pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun. Hubungan sosial di lingkungan sekitar mencakup beberapa hal, antara lain sosialisasi dengan tetangga, sikap percaya terhadap orang lain, tanggapan terhadap kegiatan di lingkungan sekitar, sikap saling membantu, dan 128
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
partisipasi
dalam
kegiatan
sosial
kemasyarakatan.
Kepuasan hubungan sosial di lingkungan sekitar pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya.Hal ini dikarenakan masyarakat dengan lama tinggal 20 tahun sebagian besar berumur lebih dari 60 tahun yang frekuensi melakukan hubungan sosial di lingkungan sekitar lebih rendah dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain.
Nilai Kepuasaan
Gambar 9.9. Penilaian terhadap Kepuasan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal
8.30
8.22
8.22
8.20 8.10 8.00
7.95
7.97
7.90 7.80 <5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
Berdasarkan Gambar 9.9., rata-rata nilai kepuasan kehidupan keseluruhan menurut lama tinggal terbagi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
129
menjadi 2 kelompok besar.Masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun dan 10-19 tahun memberikan rata-rata nilai kepuasaan kehidupan keseluruhan yang sama, yaitu sebesar 8,22. Rata-rata nilai ini lebih tinggi bila dibandingkan masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahundan lebih dari 20 tahun, yaitu sebesar 7,95 dan 7,97. Artinya, masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun dan 10-19 tahun lebih merasa puas dengan kehidupan secara keseluruhan dibandingkan dengan masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun dan lebih dari 20 tahun.
Nilai Kebahagiaan
Gambar 9.10. Penilaian terhadap Kebahagiaan Kehidupan Keseluruhan menurut Lama Tinggal 8.80 8.70 8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 8.10 8.00
8.78
8.55 8.39 8.26
<5
5-9
10-19
> 20
Lama Tinggal (Tahun)
130
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Rata-rata
nilai
kebahagiaan
kehidupan
keseluruhan menurut lama tinggal berada di atas 8 atau hampir sangat bahagia, dengan rata-rata nilai kebahagiaan tertinggi sebesar 8,78 pada masyarakat dengan lama tinggal 10-19 tahun. Rata-rata nilai kebahagiaan tertinggi kedua pada masyarakat dengan lama tinggal lebih dari 20 tahun, yaitu sebesar 8,55. Kemudian masyarakat dengan lama tinggal 5-9 tahun dengan rata-rata nilai kebahagiaan sebesar 8,39 dan yang terkecil sebesar 8,26 pada masyarakat dengan lama tinggal kurang dari 5 tahun. Masyarakat
pendatang,
dengan
lama
tinggal
kurang dari 5 tahun memilki rata-rata nilai kebahagiaan kehidupan keseluruhan terkecil dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan, masyarakat pendatang harus lebih beradaptasi dalam segala aspek dengan lingkungan sekitar.Namun, secara umum masyarakat yang tinggal di Kabupaten Karimun, baik itu pendatang ataupun yang telah tinggal lebih dari 20 tahun merasa hampir sangat bahagia terhadap kehidupan keseluruhan di Kabupaten Karimun.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
131
132
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB X PENGHASILAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN Pembangunan
yang
terus
dilakukan
oleh
pemerintah tidak terlepas dari fokus utamanya, yaitu terciptanya kesejahteraan masyarakat. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan tersebut diperlukan suatu indikator dan jenis indikator yang digunakan dapat berbeda sesuai dengan
kebutuhan
penggunanya.
Secara
umum,
pengukuran tingkat kesejahteraan diukur secara objektif dengan melihat pada kemampuan masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan dasar. Indikator makroekonomi yang umum digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan adalah pendapatan perkapita karena telah dipertimbangkan faktor jumlah penduduk.Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Karimun
dari
pengingkatan,
tahun
ke
tahun
terus
mengalami
tersaji pada gambar 10.1.Pendapatan
perkapita masyarakat karimun pada tahun 2013 telah mencapai Rp 26.610.925 atau secara rata-rata Rp 2.217.577 per bulannya. Dengan semakin meningkatnya pendapatan perkapita tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat dari aspek materiil juga semakin meningkat. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
133
Gambar 10.1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Masyarakat di Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013 30000000 25000000
26,610,925 24,049,230
20000000
20,511,382
21,547,564
18,269,032
15000000 10000000
9,164,039
9,765,654
9,782,068
10,938,567 10,377,597
2011
2012
5000000 0 2009
2010
pendapatan perkapita ADHK
2013*)
pendapatan perkapita ADHB
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penilaian kesejahteraan dari satu dimensi saja dirasa kurang
mewakili
dalam
menentukan
kesejahteraan
masyarakat di suatu negara.Masih terdapat berbagai dimensi
yang
harus
dipertimbangkan,
termasuk
kesejahteraan dalam aspek sosial. Pendapatan merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan dalam kehidupan.Pendapatan suatu rumah tangga merupakan akumulasi dari penghasilan yang diperoleh 134
oleh
semua
anggota
di
rumah
tangga
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
tersebut.Dengan pendapatan tersebut, manusia dapat memenui
segala
penambahan
kebutuhannya.
jumlah
dan
ragam
Seiring
dengan
kebutuhan
hidup,
masyarakat akan berusaha untuk menyeimbangkan antara pendapatan dengan pengeluaran yang dikeluarkan. Setelah terpenuhinya kebutuhan dasar, masyarakat akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya seperti kesehatan, pendidikan, serta kebutuhan akan kehidupan sosialnya. Ketidakeimbangan antara kebutuhan yang
ingin
dipenuhi
dengan
pendapatannya
akan
memunculkan ketidakpuasan. Mengingat
pentingnya
pendapatan
terhadap
berbagai aspek dalam kehidupan maka ingin diketahui lebih
lanjut
merupakan
mengenai hubungan pendapatan yang aspek
materiil
dalam
mempengaruhi
kesejahteraan sosial.Pendapatan didekati melalui rata-rata penghasilan
responden
dalam
sebulan.Kesejahteraan
sosial diukur secara subjektif dengan menggunakan ukuran rata-rata skor kepuasan pada beberapa indikator, yaitu kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keadaan lingkungan, keamanan, keharmonisan keluarga,
dan
hubungan
sosial
di
lingkungan
sekitar.Kepuasan itu sendiri diukur secara subjektif melalui persepsi kepuasan masyarakat. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
135
Pertama akan dibahas hubungan antara tingkat penghasilan dengan kesehatannya. Pada Gambar 10.2. dapat dilihat bahwa secara umum masyarakat Karimun sudah merasa cukup puas dengan kesehatannya, yang ditunjukkan dengan skor kepuasan pada semua golongan penghasilan yang bernilai 7 ke atas. Skor yang tertinggi, sebesar 7,89 dirasakan oleh masyarakat dengan rata-rata penghasilan Rp 2.500.000 s.d. Rp 4.000.0000. Hal ini menandakan bahwa pemenuhan jaminan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Karimun sudah cukup baik. Gambar 10.2. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kesehatan Menurut Kelompok Penghasilan 7.89
8.00 7.80
7.75 7.57
7.57
7.60 7.40 7.00
7.20 7.00 6.80 6.60 6.40 > Rp 4.000.000
Rp 2.500.001- Rp 1.500.001- Rp 1.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.500.000 Rp 1.500.000
Sebagaimana
halnya
dengan
hal
<=Rp 1.000.000
kesehatan,
sebagian besar masyarakat Kabupaten Karimun sudah 136
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
merasa cukup puas dengan tingkat pendidikannya saat ini.Hal ini dibuktikan dari rata-rata skor kepuasan yang diberikan pada setiap tingkatan pendidikan yang lebih besar dari 5 (lima). Skor kepuasan terhadap pendidikan yang tertinggi dirasakan oleh masyarakat dengan rata-rata penghasilan lebih dari empat juta. Gambar 10.3. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendidikan Menurut Kelompok Penghasilan 8.00 8.00
7.68
7.94 7.26
7.00
5.57
6.00 5.00 4.00
3.00 2.00 1.00 0.00 > Rp 4.000.000
Rp Rp Rp 2.500.001-Rp 1.500.001-Rp 1.000.001-Rp 4.000.000 2.500.000 1.500.000
<=Rp 1.000.000
Secara kualitas, rentang kepuasan dalam hal pendidikan lebih lebar dibandingkan dengan urusan kesehatan yang menandakan bahwa secara umum orang dengan tingkat
penghasilanyang semakin tinggi akan
semakin puas dengan pendidikannya. Kenyataan ini sejalan dengan teori yang ada bahwa semakin tinggi Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
137
pendidikan
seseorang
akan
semakin
meningkatkan
capacity building manusia yang akan membawa pada peningkatan penghasilannya. Dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusiatidak hanya akan mendorong seseorang pada peningkatan penghasilannya saja namun keduanya juga berkorelasi dengan perolehan pekerjaan sesuai dengan keahliannnya.
Seseorang
yang
dengan
background
pendidikan dan keahlian yang mumpuni dapat lebih fleksibel dalam memilih pekerjaan yang diinginkan yang berujung pada peningkatan penghasilan yang diterimanya sehingga akan mendorong pada tingginya kepuasan terhadap pekerjaannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa secara umum terdapat hubungan yang positif antara pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Karimun.Secara umum, masyarakat pada semua
golongan
penghasilan
relatif
puas
dengan
pekerjaannya yang ditunjukkan dengan rata-rata skor kepuasan di atas 6 (enam).Dan semakin meningkat golongan penghasilan skor kepuasan terhadap pekerjaan juga cenderung mengalami peningkatan.Skor terendah sebesar 6,57 dirasakan oleh masyarakat dengan golongan penghasilan terendah, yaitu di bawah satu juta rupiah dan 138
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
skor kepuasan tertingi sebesar 8,71 dirasakan oleh masyarakat dengan golongan penghasilan tertinggi, yaitu di atas empat juta rupiah. Gambar 10.4. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pekerjaan Menurut Kelompok Penghasilan
6.57
<=Rp 1.000.000
8.00
Rp 1.000.001-Rp 1.500.000
Rp 1.500.001-Rp 2.500.000
7.43
Rp 2.500.001-Rp 4.000.000
7.58 8.71
> Rp 4.000.000
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Senada dengan pembahasan di atas, semakin besar penghasilan yang diperoleh seseorang dalam suatu rumah tangga
maka
akan
semakin
meningkatkan
total
pendapatan rumah tangga tersebut sehingga akan semakin meningkatkan kepuasan yang dirasakan. Pada Gambar 10.5 terlihat bahwa skor kepuasan terhadap pendapatan rumah
tangga
semakin
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya penghasilan anggota rumah tangganya dari Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
139
6,21 hingga mencapai 8. Seseorang akan merasakan tingkat kepuasan yang maksimum jika memperoleh ratarata penghasilan di atas 2,5 juta rupiah setiap bulannya. Gambar 10.5. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Menurut Kelompok Penghasilan
6.21
<=Rp1.000.000
7.06
Rp1.000.001-Rp1.500.000
7.48
Rp1.500.001-Rp2.500.000
Rp2.500.001-Rp4.000.000
8.00
>Rp4.000.000
8.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
Dalam kaitannya kepuasan penduduk terhadap keadaan lingkungan, dapat diketahui bahwa masyarakat cenderung merasa cukup puas dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini diketahui berdasarkan skor tingkat kepuasan masyarakat diatas 7 (tujuh). Tidak terdapat pola tertentu yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat penghasilan dengan kepuasan pada keadaan lingkungan. Namun demikian, skor yang cukup tinggi pada 140
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
mereka yang berpenghasilan rendah menunjukkan bahwa sampel pada golongan penghasilan tersebut merasa cukup puas dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Gambar 10.6. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keadaan Lingkungan Menurut Kelompok Penghasilan 9.00 8.80 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20 7.00 6.80
8.88
8.50 8.17 7.74 7.57
> Rp 4.000.000
Rp 2.500.001- Rp 1.500.001- Rp 1.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.500.000 Rp 1.500.000
<=Rp 1.000.000
Keadaan lingkungan sekitar tidak terlepas pada kondisi keamanannya. Tingkat kepuasan masyarakat Kabupaten Karimun terhadap keamanan lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan terhadap lingkungan. Sebagian besar masyarakat dari berbagai golongan penghasilan memiliki rata-rata skor kepuasan terhadap keamanan
lingkunagn
diatas
8
(delapan)
yang
menunujukkan masyarakat Kabupaten Karimun tidak merasakan gangguan keamanan yang cukup berarti. Hal ini Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
141
mengindikasikan bahwa Kabupaten Karimun merupakan daerah yang cukup aman dan kondusif untuk ditinggali. Gambar 10.7. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keamanan Menurut Kelompok Penghasilan 9.19 9.00
9.20 9.00 8.50
8.80 8.60
8.26 8.11
8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 > Rp 4.000.000
Rp Rp Rp 2.500.001-Rp 1.500.001-Rp 1.000.001-Rp 4.000.000 2.500.000 1.500.000
Keharmonisan
keluarga
<=Rp 1.000.000
merupakan
dambaan
setiap keluarga. Keadaan tersebut dapat terjadi jika setiap anggota keluarga menjalankan fungsinya dengan baik. Agar
dapat
melaksanakan
fungsi
tersebut
dengan
masksimal perlu adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Menurut Hurlock (1978), komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami 142
orang
lain.
Dengan
semakin
efektifnya
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
komunikasi
maka
kesalahpahaman,
akan
menghindarkan
meminimalisir
konflik
dari
sehingga
menimbulkan rasa nyaman pada keluarga. Namun hubungan pada keluarga tidak hanya pada pemberian rasa nyaman semata. Keluarga juga memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup anggotanya. Murdock
menjelaskan
fungsi
keluarga
inti,
adalah
menyediakan tempat tinggal, bekerjasama dalam hal ekonomi termasuk penghasilan dan pendistribusiannya, menghasilkan keturunan dan fungsi seksual (DeGenova, 2008). Secara sederhana, keberhasilan fungsi keluarga dalam hal ekonomi ingin dilihat dengan menghubungkan skor
kepuasan
masyarakat
terhadap
keharmonisan
keluarga berdasarkan golongan penghasilannya. Dari Gambar 10.8 dapat dilihat bahwa masyarakat di Kabupaten Karimun merasa cukup puas dengan kondisi keharmonisan keluarganya. Rata-rata skor di setiap golongan penghasilan adalah 8 (delapan) ke atas. Namun, tidak terlihat pola khusus yang menggambarkan hubungan antara keduanya. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan masyarakat di Kabupaten Karimun tidak berpengaruh signifikan terhadap keharmonisan keluarga. Masih terdapatnya faktor lain yang mempengaruhi keharmonisan keluarga menjadi penyebanya. Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
143
Gambar 10.8. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Keharmonisan Keluarga Menurut Kelompok Penghasilan 9.20 9.00 8.80 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40
9.06 8.57
8.50
8.39 8.00
> Rp 4.000.000
Rp 2.500.001- Rp 1.500.001- Rp 1.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.500.000 Rp 1.500.000
<=Rp 1.000.000
Keharmonisan dalam suatu keluarga juga turut berpengaruh
dalam
hubungan
sosial
dengan
lingkungannya. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi keluarga dalam memberikan pengalaman dan dukungan pada proses interaksi sosial anggotanya. Secara umum, skor kepuasan masyarakat terhadap hubungan sosial di lingkungan sekitar cukup tinggi diatas 7 (tujuh). Skor kepuasan tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat penghasilan masyarakat, dimana skor kepuasan tertinggi 8,36 dirasakan oleh masyarakat dengan golongan penghasilan di atas empat juta rupiah.
144
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
Jarak antar skor kepuasan masyarakat semakin menurun seiring dengan peningkatan golongan penghasilan. Gambar 10.9. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Hubungan Sosial Menurut Kelompok Penghasilan 8.36 8.40 8.20
8.32 8.09
8.00 7.80
7.69
7.60
7.40 7.20
7.14
7.00 6.80
> Rp4.000.000 Rp2.500.001Rp4.000.000 Rp1.500.001Rp2.500.000 Rp1.000.001Rp1.500.000 <=Rp1.000.00 0
6.60 6.40
Hubungan keduanya dapat dijelaskan dengan variabel penghubung, yaitu pendidikan seperti yang tersaji pada Gambar 10.10. Pendidikan dan penghasilan memiliki korelasi yang positif, semakin tinggi tingkat penghasilan dipengaruhi oleh tingginya tingkat pendidikan yang ditamatkan. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga akan membantu dalam proses interaksi dengan lingkungan. Hal ini mungkin yang menyebabkan penghasilan juga memiliki hubungan yang positif pada Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
145
hubungan sosial di lingkungan sekitar, sehingga semakin tinggi penghasilan akan menimbulkan skor kepuasan terhadap lingkungan sekitar yang semakin besar. Gambar 10.10. Persentase Golongan Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan S2,S3 DIV/S1 DIII SMA/sederajat SMP/sederajat SD/sederajat Tidaktamat SD/sederajat Tidak/belum pernah… 0%
20%
> Rp 4.000.000 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 <=Rp 1.000.000
Kepuasan indikator
yang
60%
80% 100%
Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000
masyarakat sudah
40%
pada
dijelaskan
masing-masing
sebelumnya
akan
memberikan andil pada kepuasan terhadap kehidupan keseluruhan.
Secara
umum,
masyarakat
Kabupaten
Karimun telah merasa cukup puas dengan kehidupan secara keseluruhan yang ditunjukkan dari tingginya skor kepuasan di atas 7 (tujuh) untuk semua golongan penghasilan. Pada gambar 10.11. terlihat bahwa semakin 146
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
besar tingkat penghasilan seseorang maka semakin puas pula terhadap kehidupan secara keseluruhannya. Gambar 10.11. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kepuasan Hidup Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan
7.64
<=Rp 1.000.000
7.81
Rp 1.000.001-Rp 1.500.000
Rp 1.500.001-Rp 2.500.000
8.00
Rp 2.500.001-Rp 4.000.000
8.00 8.21
> Rp 4.000.000 7.20
Kebahagiaan
7.40
7.60
merupakan
7.80
8.00
tujuan
8.20
akhir
8.40
yang
didambakan dalam kehidupan. Diener (2006), menyatakan bahwa kebahagiaan mempunyai makna yang sama dengan kesejahteraan subjektif (subjective wellbeing) dan dapat diartikan sebagai penilaian pribadi individu mengenai kehidupannya dalam hal ini kepuasan yang dirasakannya.K esejahteraan memiliki dua komponen, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Oleh karena itu, kebahagian dalam Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
147
analisis ini juga dibentuk dari kepuasan yang dirasakan. Masing-masing skor kepuasan dalam setiap indikator memiliki andil dalam membentuk skor kebahagiaan. Gambar 10.12. Penilaian Masyarakat Terkait Kepuasan Terhadap Kebahagiaan Hidup Secara Keseluruhan Menurut Kelompok Penghasilan
<=Rp 1.000.000 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 Rp 1.500.001-Rp 2.500.000 Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000
8.00
8.38 8.43 8.58 8.71
7.60 7.80 8.00 8.20 8.40 8.60 8.80
Sejalan dengan tingkat kepuasan masyarakat, kebahagiaan yang dirasakan terhadap kehidupan secara keseluruhan juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan yang ditunjukkan oleh Gambar 10.12. Skor kebahagian pada setiap golongan penghasilan juga cukup besar di atas 8 (delapan) yang menunjukkan yang mengindikasikan masyarakat di Kabupaten Karimun sudah merasa cukup bahagia dengan kehidupannya secara keseluruhannya. Skor terendah sebesar 8 dirasakan oleh 148
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
masyarakat dengan penghasilan di bawah satu juta dan semakin meningkat seiring meningkatnya penghasilan hingga mencapai skor 8,71 pada masyarakat dengan tingkat penghasilan di atas empat juta rupiah. Hubungan positif antara kedua indikator ini menunjukkan bahwa kesejahateraan bersifat luas dan saling berhubungan antar komponen pembentuknya. Kesejahteraan materiil memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan
sosial
walaupun
terdapat
perbedaan
pengukuran antara keduanya, yaitu diukur objektif dan subjektif. Hal ini membuktikan bahwa pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat adalah kompleks dan tidak bisa hanya melihat pada satu dimensi secara tunggal serta saling berhubungan dan dapat saling mempengaruhi. Namun demikian, besarnya pengaruh dan arah hubungan antara keduanya belum bisa diketahui dalam pembahasan ini.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
149
150
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
BAB XI PENUTUP
Dalam
usianya
yang
menginjak
15
tahun,
Kabupaten Karimun telah tumbuh berkembang dengan pesat melalui pembangunan di berbagai bidang. Secara objektif, keberhasilan pembangunan dapat ditunjukan oleh pencapaian beberapa indikator yang semakin meningkat. Diantara
beberapa
indikator
tersebut
antara
lain
peningkatan terhadap angka IPM, PDRB, dan pendapatan perkapita masyarakat dari waktu ke waktu. Secara subjektif dampak dari pembangunan yang dirasakan masyarakat dibuktikan melalui hasil survei Survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) tahun 2014. Secara keseluruhan skor tingkat kepuasan dan kebahagiaan kebahagiaan masyarakat Kabupaten Karimun mencapai 78,81 dari skala 100. Nilai ini merupakan kumulatif
tertimbang
yang
didapatkan
dari
hasil
pengukuran 10 indikator kepuasan dan kebahagiaan masyarakat. Terdapat beberapa catatan terkait tingkat kebahagiaan masyarakat Kabupaten Karimun antara lain terlihat melalui gambar 11.1.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
151
Gambar 11.1. Penilaian Masyarakat Kabupaten Karimun Tentang Tingkat Kepuasan dan Kebahagiaan Berdasarkan Beberapa Aspek Kehidupan Kebahagiaan Secara Umum
8.53
Kepuasan Kehidupan Secara Umum
8.05
Kepuasan thd Hubungan Sosial
7.97
Kepuasan Keharmonisan Keluarga
8.17
Kepuasan thd Keamanan
8.32
Kepuasan thd Keadaan Lingkungan
7.95
Kepuasan thd Pendapatan RT
7.32
Kepuasan thd Pekerjaan
7.99
Kepuasan thd Pendidikan
7.06
Kepuasan thd Kesehatan
7.45 0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
Jika ukuran kepuasan dan kebahagiaan tersebut dihubungkan dengan profil masyarakat yang diwakili oleh responden SPTK 2014 maka dapat diperoleh kesimpulan lain sebagai berikut: 1. Tidak terdapat perbedaan tingkat kebahagiaan antara penduduk laki-laki dan perempuan. 2. Penduduk yang berstatus kawin memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan mereka yang berstatus tidak kawin.
152
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
10.00
3. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Karimun maka semakin tinggi pula tingkat kebahagiaannya. 4. Penduduk yang bekerja di sektor jasa cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan mereka yang bekerja di bidang industri dan pertanian. 5. Penduduk paling bahagia berada pada kelompok umur 50-59 tahun. 6. Penduduk yang sudah tinggal lama di Kabupaten Karimun cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan pendatang. Tingkat kebahagiaan tertinggi dirasakan oleh meraka yang sudah tinggal antara 10-19 tahun lamanya. 7. Semakin tinggi tingkat penghasilan per bulan, maka semakin tinggi juga tingkat kebahagiaannya.
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
153
154
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
DAFTAR PUSTAKA Argyle, M. (2001). The Pschology of Happiness. New York: Routledge Taylor & Francis Group. Carr, A. (2004). Positive psychology: The science of happiness and human strengths. New York: Brunner-Routledge. DeGenova, Maty K. (2008). Intimate Relationship, Marriage, & Family 7th Edition. New York : McGraw Hill. Diener,E. (2006). Guidelines for National Indicators of Subjective Well Being and Ill-Being. Diakses tanggal 2 Desember dari http://wam.umd.edu/cgraham/courses/docs/PUA F698R-DienerGuidelines%20for%25national%20Indicators.pdf Diener, E., Tov, W. (2007). Subjective Well-Beingand Peace. Journal of Social Issues 63, pp. 421-440. Eddington, N., Shuman, R. (2005). Subjective Well Being (Hapiness). Diakses tanggal 2 Desember dari http://www.textcpe.com/cpe/PDF/cahappiness.pdf Hurlock, E.B.. (1978). Perkembangan Anak (Jilid 1 Edisi keenam). Jakarta : Erlangga. Seligman, M. E. (2004). Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment: Authentic Happiness. New York: Free Press. Veenhoven, R. (2004). Rising Hapiness in Nations, 19642004. A reply to Easterlin Social Indicators Research
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun
155
156
Pembangunan dan Tingkat Kebahagiaan Masyarakat Kabupaten Karimun