Halaman Judul
PROFIL PEREMPUAN KABUPATEN KARIMUN 2014
KERJASAMA BKBDPPPA KABUPATEN KARIMUN DENGAN BPS KABUPATEN KARIMUN
PROFIL PEREMPUAN KABUPATEN KARIMUN 2014
Ukuran Buku
: 14,8 x 21 cm
Jumlah Halaman
: 102 + xvi Halaman
Penulis
: Erie Sadewo
Perwajahan
: Tim BPS Kabupaten Karimun
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
ii|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Kata Sambutan Kepala BKBDPPPA Kabupaten Karimun BADAN KELUARGA BERENCANA DAERAH PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN KARIMUN
KATA SAMBUTAN
Dalam usianya yang ke-16 tahun, Kabupaten Karimun sudah banyak
mengalami
kemajuan
dalam
pembangunan.
Kaum
perempuan sebagai salah satu penggerak pembanguann memiliki andil yang sangat besar bagi pencapaian tersebut. Namun demikian, dalam proses pelaksanaan pembangunan, kepentingan mereka sering kali terabaikan. Untuk itulah saya menyambut baik terwujudnya publikasi “Profil Perempuan Kabupaten Karimun 2014” ini. Melalui publikasi ini, diharapkan pemerintah dan masyarakat
dapat
mengetahui
kondisi
dan
potensi
kaum
perempuan, sehingga setiap kebijakan yang diambil nantinya dapat menyuguhkan keadilan yang lebih merata bagi semua pihak.
Tanjungbalai Karimun, Oktober 2015 Kepala BKBDPPPA Kabupaten Karimun
Dra. Rosmawati, M.M.Pub. NIP. 19650814 199403 2 014 Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
| iii
iv|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Karimun BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KARIMUN
KATA PENGANTAR
Peranan statistik kian lama semakin dirasakan penting dalam memotret kondisi pembangunan, termasuk yang berkaitan dengan
kualitas
sumber
daya manusia.
Pemilahan
data
berdasarkan jenis kelamin sudah lama dilaksanakan oleh BPS untuk mendukung terlaksananya pembangunan yang berbasis gender. Melalui publikasi “Profil Perempuan Kabupaten Karimun 2014” ini diharapkan pemerintah Kabupaten Karimun beserta masyarakat
dapat
semakin memahami
pentingnya
peran
perempuan bagi pembangunan daerah. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam publikasi ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Tanjungbalai Karimun, Oktober 2015 Kepala BPS Kabupaten Karimun
Endra, S.E. NIP. 19641003 198603 1 004 Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|v
vi|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................. i Kata Sambutan Kepala BKBDPPPA Kabupaten Karimun ...................iii Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Karimun.............................. v Daftar Isi ........................................................................................ vii Daftar Tabel .................................................................................... ix Daftar Gambar ............................................................................... xv 1.
Pendahuluan ........................................................................... 1
2.
Kependudukan ...................................................................... 11 Struktur Kependudukan......................................................... 12 Pertumbuhan Penduduk ........................................................ 17 Rumah Tangga....................................................................... 26
3.
Kesehatan ............................................................................. 29 Keluhan Kesehatan ................................................................ 29 Akses Untuk melakukan pengobatan ..................................... 33 Ancaman HIV/AIDS ................................................................ 35
4.
Keluarga Berencana .............................................................. 39 Perkawinan Dan Hak Reproduksi ........................................... 39 Keluarga Berencana............................................................... 49 Kesehatan Ibu dan Bayi ......................................................... 57
5.
Pendidikan ............................................................................ 59 Kualitas Pendidikan ............................................................... 62 Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
| vii
Hambatan Dalam Pendidikan .................................................71 6.
Ekonomi dan Ketenagakerjaan ...............................................75 Penduduk Usia Kerja ..............................................................77 Struktur Penduduk Usia Kerja .................................................79 Lapangan Kerja Utama ...........................................................81 Karakteristik Pekerja ..............................................................86 Produktivitas Pekerja Perempuan...........................................88
7.
Sektor Publik ..........................................................................95 Bidang politik .........................................................................95 Pemerintahan ........................................................................98 Kiprah Perempuan di Masyarakat.........................................101
viii|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Daftar Tabel Tabel 2.1.
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ................ 13
Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin ..................... 16
Tabel 2.3.
Jumlah Kelahiran, Kematian, dan Migrasi Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan Sebab Tahun 2014 ............................................................... 18
Tabel 2.4.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ......................................................... 21
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin tahun 2014 ......... 22
Tabel 2.6.
Distribusi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Karimun Tahun 2014 (%) ..................... 24
Tabel 2.7.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Klasifikasi Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ............................................................... 26
Tabel 2.8
Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga di kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ............................................. 27
Tabel 2.9.
Jumlah Kepala Rumah Tangga Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan jenis Kelamin Tahun 2014 .......... 28
Tabel 3.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami keluhan Kesehatan Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014................................... 29 Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
| ix
Tabel 3.2.
Jumlah Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan Yang Menyebabkan Gangguan Kegiatan Sehari-Hari Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ...............................................................................30
Tabel 3.3.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........................................................................31
Tabel 3.4.
Rata-Rata Jumlah Hari Lamanya Terjadi Gangguan Kesehatan Di Kabupaten Karimun Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........33
Tabel 3.5.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Pengobatan yang Dilakukan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ...........................34
Tabel 3.6.
Perkembangan Jumlah Kasus Infeksi Menular Seksual di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014 .......................36
Tabel 4.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........................................................................41
Tabel 4.2.
Banyaknya Nikah, Talak, dan Cerai Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 ............................42
Tabel 4.3.
Jumlah Perkara Yang Diterima dan Diputuskan oleh Pengadilan Agama Tanjungbalai Karimun Tahun 2014 43
Tabel 4.4.
Jumlah Kepala Rumah Tangga Perempuan Di Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan Dan Wilayah Tempat Tinggal Tahun 2014 ..........................44
Tabel 4.5.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Perempuan Usia Subur (WUS) di kabupaten Karimun Menurut Tempat Tinggal Tahun 2014 ....................................................45
x|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 4.6.
Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Kawin PertamaTahun 201447
Tabel 4.7.
Rata-rata Jumlah Tahun Dalam Ikatan Perkawinan, dan Jumlah Anak Kandung Lahir Hidup Pada Penduduk Perempuan Pernah Kawin di Kabupaten Karimun Tahun 2014.......................................................................... 48
Tabel 4.8.
Jumlah Penduduk Perempuan Pernah Kawin Menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ......................................................... 49
Tabel 4.9.
Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Kelompok Umur Tahun 2014 ..................................... 51
Tabel 4.10. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Yang Tidak Mengikuti Program KB Menurut Kelompok umur dan Keinginan Mempunyai Anak Tahun 2014 ............ 54 Tabel 4.11. Jumlah Unmet Need Menurut Kelompok Umur dan Alasan Tidak Mengikuti KB Tahun 2014 ..................... 55 Tabel 4.12. Jumlah Unmet Need Pada Tabel 3.10. Menurut Jenis Alasan Lainnya .......................................................... 55 Tabel 4.13. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Puskesmas dan Sebab ........................ 56 Tabel 4.14. Jumlah Balita di Kabupaten Karimun Menurut Tenaga Penolong Persalinan dan Jenis Kelamin (%) ............... 58 Tabel 5.1.
Angka Melek Huruf Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Tahun 2014 (%) ................ 64
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
| xi
Tabel 5.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berusia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ................65
Tabel 5.3.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun yang Tidak Pernah Sekolah Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..........................................66
Tabel 5.4.
Pencapaian Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%).............................................67
Tabel 5.5. Pencapaian Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%).............................................69 Tabel 5.6.
Pencapaian Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%).............................................70
Tabel 5.7.
Tingkat Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) ..................................................................................71
Tabel 5.8.
Jumlah Penduduk Usia 7-18 Tahun Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ................................................................72
Tabel 5.9.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kegiatan Akses Internet dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ..................................................................................73
Tabel 6.1.
Komposisi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ......................77
Tabel 6.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun 2014 ............80
xii|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 6.3.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014................................... 84
Tabel 6.4.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kedudukan Dalam Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ........................ 87
Tabel 6.5.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jam Kerja Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Tahun 2014................................... 88
Tabel 6.6.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Lamanya Masa Kerja dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .. 89
Tabel 6.7.
Perbandingan Indeks Pendapatan Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun KeatasYang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (Rata-rata Pendapatan = 100) ........................... 91
Tabel 6.8.
Jumlah Pengangguran Terbuka di KabupatenKarimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 ......... 93
Tabel 6.9.
Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Karimun Menurut Bulan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .. .............................................................................. 94
Tabel 7.1.
Tingkat Partisipasi Pemilihan Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin (%) ............................................................... 96
Tabel 7.2.
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Karimun 2014-2019 Menurut Asal Fraksi dan Jenis Kelamin ...................... 98
Tabel 7.3.
Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Golongan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) ...... 99 Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
| xiii
Tabel 7.4.
Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Jabatan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) .............100
Tabel 7.5.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Fungsi dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) .............101
Tabel 7.6.
Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Tempat Bekerja di Kabupaten Karimun Tahun 2014 ..........................102
xiv|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Daftar Gambar
Gambar 2.1.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Karimun 2011-2014 ............................ 12
Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ........................................ 14 Gambar 2.3.
Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ........................................ 15
Gambar 2.4.
Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ......................... 17
Gambar 2.5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 (%) ................... 20
Gambar 2.6.
Piramida Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 ............................................................................ 23
Gambar 2.7.
Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) .. 25
Gambar 3.1.
Perbandingan Peta Sebaran Jenis Penyakit Yang Dikeluhkan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) .............................. 32
Gambar 3.2. Peta Distribusi Sarana Kesehatan Yang Dipilih Masyarakat Kabupaten Karimun Untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) ....... 35 Gambar 3.3.
Perkembangan Jumlah Kematian Akibat HIV/AIDS dan Prevalensi Penderita HIV/IDS Meninggal (%) di Kabupaten Karimun Tahun 2014 .......................... 37
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
| xv
Gambar 4.1.
Perbandingan Jumlah PUS dan WUS di Kabupaten Karimun Tahun 2014 .............................................46
Gambar 4.2.
Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pendidikan Tahun 2014 ...........................................................52
Gambar 4.3.
Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pekerjaan Tahun 2014 ...........................................................53
Gambar 4.4.
Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014 ....................................57
Gambar 6.1.
Perbandingan Lapangan Usaha Kaum Perempuan Tahun 2010 dan 2014 (%) ......................................85
Gambar 7.1.
Persentase Anggota Legislatif Perempuan di DPRD Kabupaten Karimun Tahun 2003-2019 (%) ............97
xvi|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
1. Pendahuluan
Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan
utama
dari
pembangunan
adalah
menciptakan
lingkunganyang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan sederhana tetapi sering terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang. (Laporan Pembangunan Manusia, 1990) Beberapa kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR) pertama yang dipublikasikan oleh UNDP pada tahun 1990 tersebut menekankan bahwa pada hakikatnya pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Disadari, keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sangat tergantung pada peran serta seluruh penduduk baik laki-laki maupun perempuan. Selain sebagai pelaku, perempuan dan laki-laki sekaligus sebagai pemanfaat hasil akhir dari pembangunan. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya terus menerus yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembangunan ini ditujukan untuk kepentingan seluruh penduduk tanpa membedakan jenis kelamin Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|1
tertentu.
Namun
demikian
tidak
dapat
dipungkiri,
pada
pelaksanaannya masih terdapat kelompok penduduk yang tertinggal dalam pencapaian kualitas hidup. Ketertinggalan ini disebabkan oleh berbagai persoalan pelik yang seringkali saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Persoalan paling penting yang menghalangi upaya peningkatan kualitas hidup yang setara adalah pendekatan pembangunan yang mengabaikan isu tentang kesetaraan dan keadilan gender. Belum lagi, persoalan lain seperti budaya, atau agama yang terkadang dapat menjadi faktor penghambat untuk mencapai kesetaraan gender. Disadari, keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sangat tergantung dari peran serta seluruh penduduk baik laki-laki maupun perempuan sebagai pelaku, dan sekaligus pemanfaat hasil pembangunan. Tuntutan akan kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan paling tidak memiliki dampak pada dua hal. Pertama, dengan kualitas yang dimiliki, perempuan akan menjadi mitra kerja aktif laki-laki dalam mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik yang diarahkan pada pemerataan pembangunan.
Kedua,
perempuan
yang
berkualitas
turut
mempengaruhi kualitas generasi penerus, mengingat fungsi reproduksi perempuan berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia di masa datang. Tetapi pada kenyataannya, selama ini peran serta kaum perempuan dalam pelaksanaan program 2|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
pembangunan masih belum dimanfaatkan secara optimal. Faktor penyebab belum optimalnya peran serta perempuan dalam pembangunan karena masih rendahnya kualitas sumber daya perempuan sehingga tidak mampu untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan mitra sejajarnya. Pembangunan Nasional pada dasarnya bertujuan
untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya secara adil dan merata berdasarkan Pancasila dan undang undang Dasar 1945 dengan berpedoman pada GarisGaris Besar Haluan Negara. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 1 secara jelas dinyatakan bahwa, “semua orang mempunyai kedudukan dan hak yang sama dalam hukum dan pemerintahan”. Dalam GBHN juga dikemukakan prinsip kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan yaitu perempuan dan lakilaki baik sebagai manusia atau sebagai warga negara di dalam hukum dan perundang-undangan di Indonesia tidaklah berbeda. Sebagai sumberdaya insani, potensi yang dimilki perempuan tidaklah berada di bawah potensi laki-laki. Mereka memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Diskriminasi terhadap kaum perempuan masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah. Tidak ada satu wilayahpun di negara dunia ketiga dimana perempuan telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|3
ekonomi. Diskriminasi dalam kesempatan dan kendali sumber daya, ekonomi, kekuasaan dan partisipasi politik terjadi dimana-mana. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi namun pada dasarnya ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Pembangunan pada dasarnya harus memberikan keadilan dan kemakmuran kepada semua masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Oleh sebab itu, diskriminasi terhadap perempuan merupakan persoalan pokok pembangunan yang merupakan suatu tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri. Semakin kecil tingkat diskriminasi perempuan akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan dan pemerintah secara efektif. Dengan demikian penghapusan diskriminasi terhadap perempuan adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka memberdayakan masyarakat, baik perempuan maupun lakilaki untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Upaya penghapusan diskriminasi terhadap perempuan bisa diartikan secara berbeda-beda apabila dikaitkan dengan konteks pembangunan, dalam pembangunan ekonomi membuka banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam jangka panjang. Namun kenyataannya, masih banyak dijumpai status dan peranan perempuan dalam masyarakat yang masih bersifat subordinatif. Perempuan masih terpinggirkan dan belum dianggap sebagai mitra sejajar dengan laki-laki. Padahal, tuntutan dari 4|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Millenium Development Goals(MDG’s) atau tujuan pembangunan pada era millenium adalah menujukemitrasejajaran laki-laki dan perempuan dengan meningkatkan keadilan dankesetaraan peran perempuan
pada setiap sektor pembangunan. Millenium
Development Goals (MDG’s) yang dimaksud meliputi: 1) penghapusan kemiskinan 2) pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 3) peningkatan keadilan dan pemberdayaanperempuan 4) mengurangi tingkat kematian anak 5) peningkatan kesehatan ibu 6) penanganan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya 7) memastikan kelestarian lingkungan 8) pengembangan kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan Jika dicermati tujuan yang terangkum dalam MDG’s terbagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang ekonomi, bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Pada bidang ekonomi antara lain meliputi pengentasan
kemiskinan,
dan
pengembangan
kemitraan,
penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu target utama dari MDG’s mempunyai sasaran yang harus dijalankan semua Negara yang telah meratifikasinya, yaitu menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah satu dollar per hari, dan menurunkan penduduk yang menderita kelaparan. Bidang kedua, berkaitan dengan pendidikan dan keadilan terhadap kedudukan perempuan, dimana terangkum dalam solusi untuk permasalahan pendidikan target yang ingin dicapai adalah Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|5
menghilangkan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki pada tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan semua tingkat pada tahun 2015. Pada bidang ketiga, merupakan sisi kesehatan meliputi penurunan angka kematian bayi, peningkatan kesehatan ibu, dan penanganan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. Kebudayaan
menafsirkan
perbedaan
biologis
antara
perempuan dan laki-laki menjadi seperangkat tuntutan sosial tentang kepantasan dalam berprilaku, dan pada gilirannya hak-hak, sumberdaya dan kuasa. Kendati tuntutan ini bervariasi di setiap masyarakat, tapi terdapat beberapa kemiripan yang mencolok. Misalnya hampir semua kelompok masyarakat menyerahkan tanggungjawab perawatan anak pada perempuan, sedangkan tugas kemiliteran diberikan pada laki-laki. Sebagaimana halnya ras, etnik dan kelas, perempuan dan laki-laki adalah sebuah kategori sosial yang sangat menentukan jalan hidup seseorang dan partisipasinya dalam masyarakat dan ekonomi.
Tidak
semua
masyarakat
mengalami
diskriminasi
berdasarkan ras atau etnis, namun semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan kondisi biologis tersebut dalam bentuk kesenjangan dan perbedaan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama untuk mengubah ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah secara drastis karena kebijakan dan perubahan sosial ekonomi.
6|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Pada dasarnya, permasalahan diskriminasi gender muncul karena adanya konstruksi sosial budaya yang meletakkan peran lakilaki dan perempuan secara berbeda-beda yang didasarkan pada pemahaman perbedaan biologis dan fisiologis dari laki-laki dan perempuan. Ideologi yang berkembang di masyarakat telah menentukan bahwa rumah tangga atau ranah domestik adalah dunianya perempuan sedangkan ranah publik menjadi dunianya laki-laki. Dikotomi peran yang demikian ini yang kemudian diiringi dengan munculnya budaya patriarkhi cenderung menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perlakuan yang kurang menguntungkan bagi kaum perempuan seperti perlakuan diskriminatif. Diskriminasi perempuan
yang
demikian
ini
mengakibatkan
terjadinya
ketimpangan pada beberapa aspek kehidupan di masyarakat. Tidak
semua
masyarakat
mengalami
diskriminasi
berdasarkan ras atau etnis, namun diskriminasi yang pasti ada adalah diskriminasi terhadap perempuan meskipun efek negatifnya tidak terlalu besar. Diskriminasi tersebut bisa dalam bentuk kesenjangan dan perbedaan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama untuk mengubah ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah secara drastis karena kebijakan dan perubahan sosial ekonomi. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of Discrimination Against Women), yang tertuang di Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|7
dalam UU No. 7 Tahun 1984. Tujuan dari berbagai kerangka hukum ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Sasaran kebijakan RPJPN 2005-2025 dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) I periode 2004-2009, RPJMN II periode 2010-2014,
dan
seterusnya.
Selanjutnya
RPJMN
tersebut
diterjemahkan ke dalam kebijakan perencanaan tahunan, yaitu Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Salah satu dari delapan arah RPJPN 20 tahun tersebut adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Arahan ini selanjutnya dijabarkan menjadi lima sasaran, yang salah satunya adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk peran perempuan dalam pembangunan. Sedangkan masalah, arah, strategi,
dan
sasaran
kebijakan
kesetaraan
gender
dalam
pembangunan di RPJPN 2005-2025 (UU No. 17/2007) pada RPJMN II ini selanjutnya diuraikan di dalam Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah tindak
kekerasan,
perempuan;
serta
eksploitasi,
dan
diskriminasi
penguatan
kelembagaan
dan
terhadap jaringan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di tingkat
8|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data terpilah berdasarkan jenis kelamin dan statistik gender. Permasalahan besar yang dihadapi dalam pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yaitu masih terdapatnya kesenjangan gender di berbagai bidang. Hal ini tercermin pada masih rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, termasuk meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan, yang disebabkan oleh: (i) terjadinya kesenjangan gender dalam hal akses, manfaat, dan partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumber daya, terutama di tatanan antarprovinsi dan antarkabupaten/kota; (ii) rendahnya peran dan partisipasi perempuan di bidang politik, jabatan-jabatan publik, dan di bidang ekonomi; dan (iii) rendahnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisis energi, krisis ekonomi, bencana alam dan konflik sosial, serta terjadinya penyakit. Ketersediaan data dan informasi terpilah merupakan hal penting bagipenyusunan kebijakan pembangunan di daerah, karena tanpa
data
dan
informasiyang
utamanya
mendeskripsikan
kedudukan perempuan pada semua sektor ataubidang secara jelas dan benar akan menyulitkan ketercapaian sasaranpembangunan yang tepat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan keadilan terhadap peran perempuan diperlukan data dan fakta serta informasi tentang kesenjanganperan perempuan yang dapat dijadikan sebagai wawasan, dan alat analisis untuk memantau,mengevaluasi, Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|9
merencanakan, program,dan
dan
mengembangkan
kegiatan
yang
berbagai
responsif
kebijakan,
dengan
tujuan
memaksimalkan peran perempuan dalam segala aspek. Berdasarkan
data
statistik
yang
terpilah
tersebut,
disusunlah suatu analisis yang komprehensif untuk menggambarkan sejauh mana dampak pencapaian pembangunan terhadap kaum perempuan di Kabupaten Karimun. Analisis dilakukan dengan menggunakan tehnik deskriptif, menggunakan data dari beberapa sumber yang utamanya adalah hasil Susenas, 2014, Sakernas 2014, serta kompilasi admisitrasi dari badan/dinas terkait. Analisis dilakukan
dalam
Kependudukan;
tujuh
bab
Kesehatan;
yang
meliputi:
Pendahuluan;
keluarga Berencana;
Pendidikan;
Ekonomi dan Ketenagakerjaan; serta kiprah sektor publik.
10|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
2. Kependudukan Sumberdaya manusia berupa penduduk merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu sumberdaya manusia sangat penting ditingkatkan kualitasnya agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Masalah kependudukan yang antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi dan dapat pula menjadi beban. Penduduk yang berkualitas akan menjadi aset sekaligus modal bagi pembangunan, sebaliknya penduduk yang berkualitas rendah akan menjadi beban dan permasalahan dalam pembangunan. Oleh sebab itu dalam menangani permasalahan penduduk, pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Analisis terhadap karakteristik kependudukan menjadi penting mengingat sifatnya yang selalu mengalami perubahan sejalan dengan perjalanan waktu. Perubahan tersebut terjadi karena perubahan komponen penduduk yaitu kelahiran, kematian dan
migrasi.
Dengan
tersedianya
data
kependudukan
memungkinkan dilakukan suatu analisis mengenai
keadaan
kependudukan di suatu daerah saat ini. Dengan demikian akan dapat diketahui bagaimana perubahan yang terjadi antar waktu. Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|11
Struktur Kependudukan Salah satu ciri kependudukan di negara berkembang adalah jumlah penduduk yang banyak dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Karimun mencapai216.146 jiwa, sedangkan pada tahun 2014 jumlahnya meningkat menjadi 223.117 jiwa. Dengan demikian selama tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 6.971 jiwa atau 2.323 jiwa per tahun. Gambar 2.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Karimun 2011-2014 1,69
1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
224000 222000 1,10
1,08
1,01
220000 218000 216000 214000
216146
218475
220882
223117
2011
2012
2013
2014
Jml Pddk
212000
LPP
Meskipun jumlah penduduk Kabupaten Karimun terus menunjukkan perkembangan, namun secara laju pertumbuhan penduduk (LPP) ternyata justru menunjukkan tren yang menurun. Jika LPP pada tahun 2011 mencapai 1,69 persen, maka pada tahun 2014 nilainya nilainya hanya sebesar 1,01 persen. Dengan demikian 12|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
selama empat tahun terakhir, LPP Kabupaten Karimun telah mengalami penurunan hampir 0,68 persen, dengan rata-rata LPP Kabupaten Karimun hanya berkisar 1,22 persen. Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan Moro
Luas Wilayah (Km2) 447,92
Distribusi Jml Pddk 8,15
Kepadatan per Km2 41
Durai
62,98
2,84
101
Kundur
83,74
13,21
352
Kundur Utara
245,65
5,19
47
Kundur Barat
189,92
7,67
90
Ungar
55,53
2,66
107
Belat
109,34
2,93
60
Karimun
59,76
19,83
740
Buru
73,40
4,20
128
Meral
57,85
17,23
664
Tebing
76,35
10,81
316
Meral Barat
61,55
5,29
192
Kab. Karimun
1.524
100,00
146
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun merupakan kepulauan yang terdiri dari dari 249 buah pulau, dimana hanya sebanyak 45 pulau yang sudah berpenghuni. Dua pulau terbesar di wilayah ini menjadi pusat
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|13
berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun dan Pulau Kundur. Luas Kabupaten Karimun secara keseluruhan mencapai 7.984 km2 dimana 1.524 km2 atau 19 persen diantaranya merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam, Singapura, Malaysia, Kepulauan Riau dan Riau. Hal ini menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk berbagai kegiatan perekonomian. Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014
Dengan jumlah penduduk sebesar 223.117, pada tahun 2014 Kabupaten Karimun merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di provinsi Kepulauan Riau setelah Kota Batam. Jika ditinjau menurut persebaran penduduk, terlihat bahwa 14|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
terdapat kesenjangan kepadatan penduduk yang tidak merata antara wilayah. Pulau Karimun yang luasnya hanya 16,76 persen menanggung beban lebih dari 53 persen penduduk. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan kebijakan pembangunan menjadi bias perkotaan. Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Karimun adalah sebesar 146 jiwa/km2, kecamatan Karimun sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan memiliki kepadatan terbesar yaitu 740 jiwa/km2. Sementara itu Kecamatan Moro yang memiliki luas wilayah terbesar hanya ditempati oleh 41 jiwa/km2. Gambar 2.3. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014
Jika ditinjau menurut jenis kelamin, pada tahun 2014 jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Karimun sebanyak 113.832 jiwa P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |15
atau 51,02 persen, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 109.285 jiwa atau 48,98 persen. Beberapa Kecamatan yang baru terbentuk memiliki jumlah penduduk yang cukup besar diantaranya Ungar, Belat, dan Meral Barat. Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin
9.251 3.173 14.410 5.901 8.625 2.910 3.356 22.638 4.693 19.924 12.503 6.448
8.629 2.865 14.644 5.634 8.268 3.073 3.099 21.986 4.354 18.716 12.285 5.732
Laki-laki +Perempuan 17.880 6.038 29.054 11.535 16.893 5.983 6.456 44.624 9.047 38.640 24.788 12.181
Kab. Karimun 113.832 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
109.285
223.117
Kecamatan Moro Durai Kundur Kundur Utara Kundur Barat Ungar Belat Karimun Buru Meral Tebing Meral Barat
Laki-laki
Perempuan
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dikenal sebagai Rasio Jenis Kelamin (RJK). Indikator ini digunakan untuk menggambarkan banyaknya jumlah penduduk laki-laki yang ada untuk setiap 100 orang penduduk perempuan. Nilai-nilai RJK yang ekstrim perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan kerawanan sosial. 16|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Gambar 2.4. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 120 100 80 60
40 20 0
107 109 99 105 104 94 108 103 107 106 102 113
Kab. Karimun
Rasio jenis kelamin Kabupaten Karimun sebesar 104. Sementara itu rasio jenis kelamin tertinggi
Kabupaten karimun
berada di kecamatan Meral Barat dengan nilai 113, dan yang paling rendah berada di Kecamatan Ungar dengan nilai 94. Dengan demikian terdapat kecenderungan bahwa terdapat tingkat kelahiran atau migrasi penduduk laki-laki yang tinggi di Kecamatan Meral Barat dan sebaliknya terjadi di Kecamatan Ungar. Pertumbuhan Penduduk Terjadinya perbedaan jumlah penduduk, kepadatan, dan disparitas rasio jenis kelamin antar wilayah tersebutdisebabkan oleh perbedaan potensi wilayah, dan pertumbuhan penduduk alamiah.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|17
Pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, migrasi masuk dan keluar. Tabel 2.3. Jumlah Kelahiran, Kematian, dan Migrasi Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan Sebab Tahun 2014 Kecamatan
Lahir
Mati Datang Pindah L P L P L P L P Moro 209 199 13 10 337 394 459 542 Durai 114 86 1 2 86 116 130 155 Kundur 380 321 7 7 700 813 941 1116 Kundur Utara 132 138 3 1 338 392 544 632 Kundur Barat 234 187 4 4 434 503 446 574 Ungar 52 65 5 4 126 164 103 118 Belat 112 58 2 0 177 252 136 181 Karimun 1.044 982 43 22 1589 1669 2024 2132 Buru 116 93 0 0 242 283 307 352 Meral 469 455 31 16 1285 1411 1543 1631 Tebing 352 342 19 9 889 924 884 957 Meral Barat 222 206 19 8 459 472 243 255 Kab. Karimun 3.438 3.130 147 83 6662 7393 7760 8645 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karimun Pada Tahun 2014, tingkat kelahiran penduduk Kabupaten Karimun mencapai 6.568 jiwa, dimana 3.438 orang diantaranya merupakan laki-laki dan 3.130 orang diantaranya perempuan. Dengan demikian untuk setiap 100 bayi perempuan yang dilahirkan, terdapat 110 bayi laki-laki yang juga dilahirkan. Jumlah kelahiran tertinggi berada di Kecamatan Karimun, sementara jumlah kelahiran paling rendah berada di kecamatan Ungar. 18|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Jumlah kematian penduduk Kabupaten karimun pada tahun 2014 tercatat sebesar 230 orang, dimana 147 diantaranya merupakan penduduk laki-laki dan 83 penduduk perempuan. Dengan demikian rasio kematian penduduk Kabupaten Karimun adalah 1,77 laki-laki untuk setiap 1 perempuan. Sementara itu, perbandingan antar jumlah kelahiran dan kematian adalah sebesar 28 penduduk baru untuk setiap penduduk yang meninggal. Jumlah migrasi masuk di kabupaten Karimun tahun 2014 sebesar 14.055 jiwa. Dari jumlah tersebut 6.662 orang merupakan penduduk laki-laki dan 7.393 merupakan penduduk perempuan. Dengan demikian rasio migrasi masuk antara penduduk perempuan terhadap laki-laki adalah sebesar 1,11. Hal ini menarik mengingat karakter lapangan kerja yang tercipta di kabupaten Karimun saat ini diominasi oleh sektor industri. Maka menjadi pertanyaan apakah penduduk perempuan yang datang ini dapat terserap pada lapangan kerja yang ada, atau hanya menjadikan Kabupaten Karimun sebagai tempat transit sementara. Dugaan
Kabupaten
Karimun
sebagai
tempat transit
terkonfirmasi oleh jumlah migrasi keluar wilayah yang lebih besar dibandingkan dengan migrasi masuk. Pada tahun 2014 jumlah migrasi masuk mencapai 16.405 jiwa. Dari jumlah tersebut 7.760 orang diantaranya merupakan laki-laki, dan 8.645 perempuan. Dengan
demikian
secara
keseluruhan
Kabupaten
Karimun
mengalami out migration sebesar 2.350 jiwa.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|19
Wilayah dengan migrasi masuk terbesar berada di kecamatan Karimun dan Meral dengan proporsi masing-masing sebesar 23 dan 19 persen. Wilayah dengan migrasi masuk paling sedikit berada diKecamatan Durai. Hal yang sama terjadi pada migrasi keluar, dimana wilayah dengan jumlah migran terbesar berada di Kecamatan Karimun dan Meral. Namun demikian, jumlah migrasi keluar paling rendah berada di Kecamatan Ungar. Gambar 2.5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 (%)
5
4,21
4 3
2,47 1,81
2 1
1,04
1 0,34
0
0,23
1,52
1,37 0,43 0,61
-0,91
-1 -2 Kab. Karimun
Berdasarkan Tabel 2.3. diketahui bahwa pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun sebagian besar dipengaruhi oleh angka kelahiran yang cukup tinggi. Pada tahun 2014, laju pertumbuhan penduduk tertinggi Kabupaten Karimun berada di kecamatan Meral Barat sebesar 4,21 persen. Sementara itu laju 20|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
pertumbuhan paling rendah berada di Kecamatan Kundur Utara sebesar -0,91 persen. Artinya setiap tahun jumlah penduduk Kecamatan Kundur Utara justru semakin berkurang. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi pengambilan kebijakan, khususnya dalam kerangka pengembangan wilayah kedepannya. Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) Kecamatan Moro Durai Kundur Kundur Utara Kundur Barat Ungar Belat Karimun Buru Meral Tebing Meral Barat Kab. Karimun
Laki-laki 0,36 0,97 0,42 (0,59) 1,16 1,13 2,09 1,17 0,49 0,42 1,29 3,18 0,89
Perempuan 0,32 1,02 0,05 (1,24) 0,92 2,45 2,88 1,59 0,36 0,81 1,75 5,39 1,14
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Jika ditelusuri lebih jauh, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karimun didominasi oleh penduduk perempuan. Hal ini diketahui dari angka pertumbuhan penduduk perempuan yang mencapai 1,14 persen, dibandingkan dengan penduduk laki-laki yang hanya sebesar 0,89 persen. Situasi ini tentu membawa Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|21
implikasi bahwa meskipun saat ini jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, namun pada masa yang akan datang hal tersebut akan berbalik. Kondisi demikian perlu mendapatkan perhatian, terutama dalam hal peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan bagi perempuan. Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin tahun 2014 Kelompok Umur 0-4 5-9 10-15 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-75 75+ Jumlah
Laki-laki 10.990 12.461 12.499 9.187 6.795 8.370 9.881 9.838 8.469 7.636 5.928 4.455 2.897 2.017 1.352 1.057 113.832
Perempuan 10.456 11.876 11.865 8.203 6.249 9.175 10.287 9.486 8.150 6.627 5.416 4.044 2.902 2.055 1.299 1.195 109.285
Laki-laki +Perempuan 21.446 24.337 24.364 17.390 13.044 17.545 20.168 19.324 16.619 14.263 11.344 8.499 5.799 4.072 2.651 2.252 223.117
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Selain mengetahui laju pertumbuhan, informasi mengenai struktur umur penduduk juga sangat penting dalam perencanaan 22|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4
kebijakan pembangunan. Berdasarkan data jumlah penduduk menurut kelompok umur pada tabel 2.5. dapat disusun suatu piramida penduduk. Pada tahun 2014 diketahui bahwa piramida penduduk Kabupaten Karimun menonjol di dua titik, yaitu pada penduduk kelompok umur 5-14 tahun dan 25-39 tahun. Kondisi tersebut memberikan informasi terkait dua hal. Gambar 2.6. Piramida Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 75+ 70-75 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 15.000
10.000
5.000 0 Perempuan
5.000 Laki-laki
10.000
15.000
Pertama, Angka kelahiran yang cukup tinggi selama satu dekade terakhir menyebabkan jumlah penduduk berada pada kelompok umur 5-14 tahun menjadi cukup besar. Kondisi ini perlu diantisipasi oleh pemerintah melalui penyediaan sarana prasarana pendidikan yang memadai. Kedua, telah terjadi migrasi keluar dalam skala yang cukup besar pada penduduk kelompok umur 15-24 tahun. Dalam hal ini, migrasi yang dilakukan dalam rangka Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|23
bersekolah/kuliah, sehingga sangat mungkin bahwa mereka ini akan kembali pada beberapa waktu mendatang. Tabel 2.6. Distribusi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Karimun Tahun 2014 (%) Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
0-14 31,58 31,29 15-64 64,53 64,55 65+ 3,89 4,16 Jumlah 100 100 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Laki-laki +Perempuan 31,44 64,54 4,02 100
Struktur umur penduduk Kabupaten Karimun membawa konsekuensi bagi tingkat produktivitas penduduk. Jika ditelaah lebih lanjut berdasarkan Tabel 2.5. penduduk dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu penduduk muda (0-14 tahun), penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan penduduk tua (diatas 65 tahun). Kondisi di Kabupaten Karimun menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif mencapai 64,54 persen. Artinya Angka ketergantungan (Dependency Ratio) mencapai 64,94 persen. Semakin besar nilai Dependency Ratio maka dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk tidak produktif yang menjadi tanggungan penduduk
usia produktif semakin tinggi, sehingga tinggat
kesejahteraan menjadi berkurang. Sebaliknya, jika nilai Dependency Ratio semakin rendah, maka semakin banya penduduk usia produktif yang dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi dan 24|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
menghasilkan pendapatan. Konsep inilah yang melatarbelakangi adanya Bonus Demografi. Gambar 2.7. Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) 56,00 54,00
52,00
6,03
6,45
6,23
48,94
48,48
48,71
50,00 48,00 46,00 44,00 L Young Dependency ratio
Selanjutnya,
pembahasan
P
L+P Old Dependency Ratio
terkait
dengan
berbagai
pencapaian pembangunan yang berbasis gender dilaksanakan menurut wilayah tempat tinggal. Untuk menetukan apakah suatu wilayah tertentu termasuk daerah perkotaan atau pedesaan digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel: kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan akses ke fasilitas umum. Semakin baik skor yang didapatkan, maka wilayah tersebut digolongkan sebagai perkotaan dan sebaliknya. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun yang tinggal di wilayah perkotaan sebanyak 136.924 jiwa atau 60,83 Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|25
persen. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 60,64 persen, sedangkan penduduk perempuan mencapai 61,02 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kepadatan penduduk dan keberadaan fasilitas umum, Kabupaten Karimun termasuk kedalam wilayah yang cukup maju. Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Klasifikasi Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Perkotaan
69.554
67.370
Laki-laki +Perempuan 136.924
Perdesaan
44.278
41.915
86.193
113.832
109.285
223.117
Wilayah
Total
Laki-laki
Perempuan
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Rumah Tangga Jumlah rumah tangga di kabupaten karimun pada tahun 2014 mencapai 54.233 jiwa. Dari jumlah terbesar berada di Kecamatan Karimun sebanyak 11.048 rumah tangga atau 20,37 persen. Sementara itu jumlah rumah tangga terkecil berada di Kecamatan Durai sebanyak 1.502 atau 2,77 persen.Rata-rata setiap rumah tangga di Kabupaten Karimun terdiri atas 4-5 orang. Wilayah dengan yang memiliki rata-rata jumlah anggota rumah tangga tertinggi berada di Kecamatan Meral Barat , sementara rata-rata jumlah anggota rumah tangga paling sedikit berada di Kecamatan Kundur. 26|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 2.8 Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga di kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan
Jml Rumah Tangga
Moro 4.456 Durai 1.502 Kundur 7.629 Kundur Utara 2.848 Kundur Barat 4.176 Ungar 1.415 Belat 1.581 Karimun 11.048 Buru 2.342 Meral 8.760 Tebing 5.874 Meral Barat 2.602 Kab. Karimun 54.233 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Rata-rata Jml ART 4,08 4,22 3,86 4,07 4,10 4,19 4,13 4,00 4,00 4,39 4,11 4,53 4,11
Banyaknya anggota rumah tangga akan berpengaruh pada biaya hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga. Secara umum, biaya hidup akan lebih kecil pada rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga yang sedikit bila dibandingkan dengan rumah tangga yang beranggotakan lebih banyak.Struktur sosial yang menempatkan laki-laki sebagai kepala rumah tangga masih mengakar kuat pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terlihatdari tingginya persentase rumah tangga yang dikepalai oleh laki-laki yaitu 87,93 persen.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|27
Hasil Susenas 2014 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan hanya sebesar 12,07 persen. Persentase kepala rumah tangga perempuan di perkotaan dibandingkan perdesaan relatif sama, yaitu sebesar 12,41 persen berbanding 11,55 persen. Sebagian besar rumah tangga dengan kepala rumah tangga laki-laki, memiliki anggota rumah tangga yang masih lengkap sehingga perempuan sebagai istri dalam rumah tangga berperan sebagai ibu rumah tangga. Tabel 2.9. Jumlah Kepala Rumah Tangga Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan jenis Kelamin Tahun 2014 Laki-laki
Perempuan
Perkotaan
28.919
4.097
Laki-laki +Perempuan 33.016
Perdesaan
18.766
2.451
21.217
Total
47.685
6.548
54.233
Wilayah
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Kondisi ini terlihat dari rata-rata jumlah anggota rumah tangga dengan kepala rumah tangga perempuan adalah 3,18 atau tiga orang, sedangkan kepala rumah tangga laki-laki adalah 4,28 atau 4 orang. Mayoritas kepala rumah tangga perempuan adalah janda yang ditinggal suaminya karena cerai hidup atau cerai mati. Bagi yang cerai hidup, mantan suami mereka berada di rumah tangga lain sehingga anggota berkurang satu dan jumlah anggota rumah tangganya tentu lebih kecil. 28|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
3.
Kesehatan
Kualitas hidup manusia akan dapat dinikmati jika berada dalam keadaan yang sehat. Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan secara umum dapat diukur berdasarkan beberapa indikator status kesehatan, seperti angka kesakitan. Angka kesakitan (morbidity rate) yaitu penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilihat melalui perilaku apakah berobat, keluhan sakit, dan kalau berobat, dimana tempat berobatnya. Keluhan Kesehatan Kesehatan perempuan perlu mendapat perhatian khusus karena perempuan mempunyai peran penting dalam melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Perempuan berperan mendidik anak dalam suatu rumah tangga. Namun, masih banyak perempuan yang kurang mendapat perhatian terutama di bidang kesehatan. Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami keluhan Kesehatan Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Tempat Tinggal
Laki-laki
Perempuan
Perkotaan 11.336 11.167 Perdesaan 5.466 6.540 Total 16.802 17.708 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Laki-laki +Perempuan 22.503 12.007 34.510
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|29
Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun yang mengalami keluhan kesehatan mencapai 34.510 orang atau 15,47 persen. Dari jumlah tersebut, penduduk perempuan lebih banyak mengalami keluhan kesehatan dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Selain itu penduduk yang tinggal di daerah perkotaan juga lebih banyak yang mengalami keluhan kesehatan dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perdesaan. Namun jika di wilayah perkotaan penduduk laki-laki lebih rentan mengalami keluhan kesehatan, maka di wilayah perdesaan justru terjadi sebaliknya. Penduduk perempuan lebih banyak mengalami keluhan kesehatan dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan Yang Menyebabkan Gangguan Kegiatan Sehari-Hari Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Perkotaan Perdesaan 1.593 647
Total 2.240
279
96
375
1.872
743
2.615
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Dari seluruh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan tersebut, hanya terdapat sebagian kecil saja keluhan yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari hari. Misalnya keluhan yang menyebabkan perlu istirahat sehingga tidak dapat bekerja maupun sekolah. Pada tahun 2014, jumlah keluhan kesehatan yang menyebabkan terganggunya kegiatan terjadi pada 2.165 penduduk. 30|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki lebih rentan terganggu kegiatannya, sementara itu penduduk yang tinggal di perkotaan juga lebih banyak yang terganggu kegiatannya. Secara khusus terlihat bahwa penduduk laki-laki yang tinggal di perkotaan merupakan entitas terbanyak yang mengalami gangguan kegiatan akibat keluhan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit yang dialami sangat serius dan bersifat degeneratif seperti jantung, stroke, dan lain sebagainya. Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 Jenis Keluhan Kesehatan Panas
9.152
6.655
Laki-laki +Perempuan 15.797
Batuk
8.355
8.153
16.511
Pilek
6.841
7.475
14.324
Asma/Sesak Nafas
467
1.410
1.874
Diare
911
568
1.495
1.434
4.033
5.466
569
732
1.294
4.963
6.317
11.290
Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi Lainnya
Laki-laki
Perempuan
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Jika ditinjau menurut jenis penyakit yang diderita, penduduk laki-laki cenderung mengalami gangguan kesehatan seperti panas, batuk, dan diare. Sementara penduduk perempuan cenderung mengalami penyakit pilek, asma, sakit kepala berulang, sakit gigi, Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|31
dan penyakit lainnya. Jenis penyakit yang paling sering menjadi keluhan penduduk Kabupaten Karimun adalah batuk, diikuti dengan panas, dan pilek. Sementara itu jenis penyakit yang jarang dialami adalah sakit gigi, diare, serta asma/sesak napas. Gambar 3.1.
Perbandingan Peta Sebaran Jenis Penyakit Yang Dikeluhkan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) Laki-laki
Panas 8 Lainnya
6
Batuk
Perempuan
4 2 Sakit Gigi
0
Sakit Kepala…
Pilek
Asma/Ses ak Nafas Diare
Dari seluruh jenis penyakit yang tertera pada Tabel 3.3., rata-rata lamanya hari terjadinya gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk adalah 7,35 hari. Rata-rata hari terjadinya gangguan kesehatan
bagi
penduduk
perempuan
relatif
lebih
lama
dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Sementara itu, rata-rata hari terjadinya gangguan kesehatan bagi penduduk yang tinggal di perdesaan relatif lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan dan perhatian khusus terhadap peningkatan kualitas kesehatan bagi 32|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4
penduduk perempuan dan mereka yang tinggal di perdesaan. Misalnya melalui peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan infrastruktur hingga ke desa-desa. Tabel 3.4. Rata-Rata Jumlah Hari Lamanya Terjadi Gangguan Kesehatan Di Kabupaten Karimun Menurut Wilayah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Laki-laki 5,42 11,12 Perempuan 10,36 2,46 Jumlah 6,46 9,52 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Total 7,11 8,28 7,35
Akses Untuk melakukan pengobatan Tingkat keparahan suatu penyakit dapat dilihat menurut cara pengobatan yang dilakukan. Pada tahun 2014, jumlah penduduk yang mengobati sendiri penyakitnya dalam satu bulan terakhir mencapai 20.912 orang atau 60,6 persen. Dari jumlah tersebut, penduduk perempuan cenderung untuk mengobati sendiri penyakitnya dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk perempuan yang mengobati sendir penyakitnya
mencapai
11.100
orang
dibandingkan
dengan
penduduk laki-laki yang hanya 9.812 orang. Situasi yang sama terlihat dari banyaknya penduduk yang pernah berobat jalan dalam enam bulan terkahir, dan penduduk yang pernah rawat inap dalam satu tahun terakhir. Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayan kesehatan tersebut samasama didominasi oleh penduduk perempuan. Hal ini menunjukkan Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|33
besarnya kesadaran penduduk perempuan mengenai kualitas kesehatan. Maka tidak heran bahwa penduduk perempuan memiliki rata-rata angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Pengobatan yang Dilakukan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki +Perempuan
Pernah Mengobati Sendiri 9.812 Dlm 1 Bulan Pernah Berobat Jalan Dlm 6 9.546 Bln Terakhir Pernah Rawat Inap Dlm 1 Th 982 Terakhir Sumber: BPS Kabupaten Karimun
11.100
20.912
11.354
20.901
2.328
3.310
Jenis Pengobatan
Jika ditinjau menurut tempat berobat jalan yang dipilih oleh sebagian besar penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memilih dokter dan poliklinik untuk
memeriksakan kesehatannya. Pada tempat
berikutnya, penduduk memilih puskesmas sebagai tempat berobat jalan yang lebih diminati. Yang menarik, frekuensi penduduk perempuan yang memilih berobat jalan di RS pemerintah lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Selama ini terdapat stereotipe bahwa perobatan di RS ditujukan pada penyakit yang bersifat ganas/kronis. Maka perlu diteliti lebih lanjut apakah perempuan memiliki jenis penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan laki-laki. 34|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Gambar 3.2. Peta Distribusi Sarana Kesehatan Yang Dipilih Masyarakat Kabupaten Karimun Untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)
RS pemerintah 50 40 30 20 10 0 praktek Batra
Praktek Nakes
RS swasta
Praktek doketr/Polikli nik Puskesmas/P ustu
Laki-laki Perempuan
Ancaman HIV/AIDS Salah satu ancaman bidang kesehatan bagi penduduk perempuan adalah penyebaran virus HIV/AIDS. Posisi Kabupaten Karimun sebagai daerah perbatasan sangat rentan dengan pola hubungan seksual yang tidak sehat. Masih maraknya praktek prostistusi pada akhirnya membawa dampak penyebaran hingga ke tingkat ibu rumah tangga dan anak.Pada tahun 2014 penemuan kasus infeksi menular seksual mencapai 1.343 kasus. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 67,46 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|35
Tabel 3.6. Perkembangan Jumlah Kasus Infeksi Menular Seksual di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014 Kasus Baru Infeksi Menular Seksual (IMS) HIV AIDS HIV/AIDS 2014 80 28 108 1.343 2013 84 36 120 1.545 2012 60 77 137 858 2011 72 49 121 1.084 2010 65 76 141 802 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun
Meningkatnya penemuan kasus infeksi menular seksual patut diwaspadai karena dapat membuka jalan pada meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS. Pada tahun 2014 jumlah kasus baru HIV/AIDS mencapai 108 kasus. Angka ini memang menunjukkan tren yang menurun dibandingkan dengan tahun 2010. Penurunan penemuan kasus baru HIV/AIDS bisa jadi merupakan bagian dari puncak gunung es. Namun demikian hal ini tidak dapat dilepaskan dari kerja keras pemerintah untuk mengatasi penyebarluasan penyakit mematikan tersebut. Pada tahun 2010, jumlah kematian akibat HIV/AIDS mencapai 11 kasus dengan prevalensi penderita meninggal sebesar 7,80 persen. Angka ini terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2014 jumlah kematian menurun menjadi delapan kasus dengan prevalensi penderita untuk meninggal sebesar 7,41 persen. Pemeriksaan yang terlambat kan kurangnya
36|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
ketersediaan obat-obatan merupakan beberapa faktor yang menghambat turunnya angka kematian akibat HIV/AIDS. Gambar 3.3. Perkembangan Jumlah Kematian Akibat HIV/AIDS dan Prevalensi Penderita HIV/IDS Meninggal (%) di Kabupaten Karimun Tahun 2014 12 12
11 9,92
10
8
7,80
8 7
8 5,84
7,41
5,83
6
Meninggal
4 2
Pervalensi meninggal (%)
0 2010
2011
2012
2013
2014
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|37
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
38|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
4.
Keluarga Berencana
Masalah kesehatan perempuan terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tidak bisa dilepaskan dari isu gender. Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan. Selama ini kesehatan reproduksi selalu di asumsikan sebagai “urusan perempuan”. Hal ini tidak terlepas dari pemahaman sebagian besar anggota masyarakat mengenai istilahistilah:
akseptor;
Keluarga
Berencana;
aborsi;
pemeriksaan
kehamilan; kemandulan; dan kematian ibu yang selalu dikaitkan dengan perempuan, sebagai target sasaran maupun pelaku dalam permasalah tersebut. Perkawinan Dan Hak Reproduksi Sebagaimana perempuan, laki-laki juga memiliki persoalan kesehatan reproduksi dalam siklus hidupnya. Kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan laki-laki dan perempuan. Namun demikian, keterlibatan, motivasi serta partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Rendahnya keterlibatan laki-laki
antara
lain
disebabkan
oleh kurangnya
informasi
berdasarkan perspektif laki-laki yang dapat digunakan untuk membantu
merancang
program-program
yang
sesuai,
ketidaknyamanan laki-laki karena selama ini mereka tidak termasuk ke dalam pelayanan, keterbatasan metode kontrasepsi yang ada Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|39
untuk laki-laki, sikap negatif dari para pembuat kebijakan dan penyedia pelayanan terhadap laki-laki, serta sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya staf laki-laki terlatih, klinik untuk lakilaki, jam-jam yang sesuai atau pelayanan yang berbeda untuk lakilaki. Dalam perkembangannya kemudian, perempuan lebih banyak menerima tekanan, hanya karena secara kodrati perempuan dianggap lemah dan tak berdaya. Persepsi tersebut pada akhirnya menyulitkan perempuan untuk mendapatkan akses pada berbagai segi kehidupan, utamanya bidang kesehatan yang menentukan kehidupan dan kematian perempuan. Saat ini persoalan kesehatan reproduksi perempuan seringkali dianggap sebagai isu sekunder. Dalam situasi apaupun, perempuan harus paham terhadap hak-hak reproduksinya antara lain hak untuk memutuskan dan bertanggung
jawab
terhadap
jumlah,
jeda
dan
waktu
untuk mempunyai anak serta hak atas informasi yang berkaitan dengan hal tersebut, hak untuk mendapatkan kehidupan seksual dan
kesehatan
reproduksi
yang
terbaik,
hak
untuk
mendapatkan pelayanan dan informasi agar hal tersebut dapat terwujud dan hak untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan reproduksi yang bebas dari diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan. Dari hasil Susenas 2014 diketahui bahwa jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas sebanyak 177.334 jiwa dimana 90.381 orang merupakan penduduk laki-laki dan 86.953 orang merupakan 40|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
penduduk perempuan. Dari jumlah tersebut 38,74 persen diantaranya berstatus belum kawin, 55,80 persen berstatus kawin, 1,25 persen berstatus cerai hidup, dan 4,21 persen berstatus cerai mati. Jumlah penduduk Laki-laki belum kawin berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Sementara itu, jumlah penduduk perempuan berstatus cerai hidup dan cerai mati lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kelompok Umur Status
10-19
20-29
30-39
>39
10 Th keatas
L
P
L
P
L
P
L
L
P
Belum kawin Kawin
21.686
19.819
11.151
7.697
5.218
1.426
1.143
846
39.045
29.660
-
249
4.014
7.234
14.251
17.568
30.961
24.463
49.366
49.589
Cerai hidup Cerai mati
-
-
-
495
126
530
338
713
470
1.739
-
-
-
-
124
251
1.369
5.666
1.509
5.965
21.686
20.068
15.165
15.424
19.719
19.773
33.811
31.688
90.381
86.953
Jumlah
P
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Tingkat perkawinan dan perceraian di Kabupaten Karimun dapat dikatakan termasuk cukup tinggi. Pada tahun 2014 jumlah pernikahan yang tercatat di Kabupaten Karimun mencapai 1.753 kejadian. Jumlah pernikahan terbanyak berada di Kecamatan Karimun dengan 322 kejadian, disusul Kecamatan meral, Tebing, dan kundur. Namun disamping tingginya pernikahan, kasus Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|41
pemberian talak serta putusan perceraian yang terjadi juga cukup mengkhawatirkan. Pada tahun tersebut tercatat jumlah talak yang dijatuhkan mencapai 78 kejadian, sementara kasus perceraian mencapai 270 kasus. Dalam hal ini, Kecamatan Meral mencatat jumlah kasus tertinggi pada dua kejadian tersebut. Hal ini mengindikasikan kurangnya kematangan dan kemampuan sebagian penduduk dalam mengelola rumah tangganya. Tabel 4.2. Banyaknya Nikah, Talak, dan Cerai Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Kecamatan
Nikah
Talak
Cerai
Moro 134 1 20 Durai 41 0 4 Kundur 223 3 29 Kundur Utara 89 4 13 Kundur Barat 133 3 20 Ungar 58 2 7 Belat 64 1 5 Karimun 322 16 59 Buru 99 1 9 Meral 276 23 59 Tebing 230 19 36 Meral Barat 84 5 9 Kab. Karimun 1.753 78 270 Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun Selain permasalahan cerai dan talaq yang terjadi karena kurangnya kematangan mengelola rumah tangga, perkara seperti poligami, dan dispensasi nikah turut berpengaruh kepada keutuhan rumah tangga dalam jangka panjang. Sering terjadi dispensasi nikah 42|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
yang dimohonkan karena pihak yang akan menikah belum cukup umur, maupun akibat keterpaksaan menikah. Arus globalisasi telah turut mengubah budaya, dimana masyarakat cenderung permisif terhadap pergaulan bebas. Hal ini tanpa disadari akan merusak tatanan keluarga dan rumah tangga di masa yang akan datang. Tabel 4.3. Jumlah Perkara Yang Diterima dan Diputuskan oleh Pengadilan Agama Tanjungbalai Karimun Tahun 2014 Jenis Perkara Perkara diterima Perkara diputuskan Poligami 1 1 Dispensasi Nikah 28 25 Pengesahan Nikah 4 4 Persetujuan Talaq 130 119 Gugatan Cerai 360 305 Pengangkatan Anak 5 5 Sumber: Pengadilan Agama Kabupaten Karimun Penduduk yang berstatus kawin, sewajarnya membentuk suatu rumah tangga tersendiri, dengan diikuti oleh anak-anaknya, maupun orang tua yang berstatus cerai hidup/cerai mati. Namun ada kalanya suami sebagai kepala rumah tangga harus tinggal di wilayah lain yang tidak memungkinkan untuk pulang setiap hari atau beberapa saat sehingga menurut konsep kependudukan harus dikeluarkan dari rumah tangga tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan status kepala rumah tangga kemudian beralih kepada perempuan.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|43
Pada tahun 2014 jumlah kepala rumah tangga perempuan di kabupaten Karimun sebanyak 6.548 orang. Jumlah perempuan berstatus kawin yang menjadi kepala rumah tangga mencapai 1.462 orang atau 22,33 persen. Jumlah itu merupakan yang kedua terbesar dibawah perempuan berstatus cerai mati yang mencapai 4.058 orang atau 64,97 persen. Sementara perempuan kepala rumah tangga berstatus belum kawin dan cerai hidup jumlahnya masing-masing hanya 5,41 dan 10,28 persen. Oleh karena itu menarik untuk diketahui apakah perempuan mampu menjalankan rumah tangga sebaik laki-laki, mengingat secara konsepkepala rumah tangga bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan seluruh anggotanya. Tabel 4.4. Jumlah Kepala Rumah Tangga Perempuan Di Kabupaten Karimun Menurut Status Perkawinan Dan Wilayah Tempat Tinggal Tahun 2014 Status kawin
Perkotaan
Perdesaan
Total
Belum Kawin
171
188
354
Kawin
698
787
1.462
Cerai hidup
539
122
673
Cerai mati
2.689
1.353
4.058
Jumlah
4.097
2.451
6.548
Sumber: BPS Kabupaten Karimun
44|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Perempuan yang berada pada rentang usia 15-49 tahun dikategorikan sebagai wanita yang produktif secara seksual. Pada tahun 2014, jumlah wanita yang berada pada rentang usia 15-49 tahun sebesar 58.177 orang. Dari jumlah tersebut, 38.147 orang atau 65,57 persen diantaranya berstatus kawin/aktif secara seksual dalam hal ini sering disebut sebagai Pasangan Usia Subur (PUS). Sementara itu 20.030 orang atau 34,43 persen sisanya berstatus tidak kawin/tidak aktif secara seksual dan dikenal sebagai kelompok Wanita Usia Subur (WUS). Tabel 4.5. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Perempuan Usia Subur (WUS) di kabupaten Karimun Menurut Tempat Tinggal Tahun 2014 Kategori
Perkotaan
Perdesaan
PUS 24.116 14.031 WUS 11.747 8.283 Jumlah 35.863 22.314 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Kota+Desa 38.147 20.030 58.177
Jumlah PUS merupakan ukuran produktifitas yang penting untuk diketahui mengingat kaitannya dengan tingkat kelahiran. Jumlah perempuan usia produktif di perkotaan mencapai 35.863 orang, atau 61,64 persen dari keseluruhan. Jika dibandingkan jumlah PUS di daerah perkotaan ternyata mencapai 64,24 persen, lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang hanya sebesar 62,88 persen.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|45
Gambar 4.1. Perbandingan Jumlah PUS dan WUS di Kabupaten Karimun Tahun 2014 100% 32,76
80%
37,12
34,43
60% WUS 40%
67,24
62,88
65,57
Perkotaan
Perdesaan
Kota+Desa
PUS
20% 0%
Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun yang sebagin besar disumbangkan oleh kelahiran, salah satunya merupakan dampak dari waktu perkawinan di usia muda. Semakin muda seorang perempuan melakukan perkawinan, maka semakin panjang masa produktifnya, sehingga semakin banyak anak yang mungkin dilahirkan. Namun demikian, terdapat resiko dari perkawinan di usia muda, diantaranya adalah kurangnya kesiapan secara fisik dan mental sebagai seorang ibu. Hal ini seringkali mengakibatkan bahwa keluarga yang dibina dan anak yang dibesarkan tidak dapat berkembang secara optimal.
46|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Kawin PertamaTahun 2014 Kelompok Perkotaan Perdesaan umur <18 6.465 8.961 18-24 34.467 20.327 25-34 12.489 3.592 >35 182 470 Jumlah 53.603 33.350 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Total 15.243 54.833 16.234 643 86.953
Pada tahun 2014, jumlah perempuan yang pertama kali kawin dibawah usia 18 tahun mencapai 15.243 orang atau 17,53 persen. Jumlah perempuan yang kawin pertama kali pada umur 1824 tahun sebanyak 54.833 orang atau 63,06 persen. Sementara jumlah perempuan yang pertama kali kawin pada umur 24-34 tahun mencapai 18,67 persen. Dari jumlah tersebut perempuan di perdesaan yang umur kawin pertamanya dibawah 18 tahun mencapai 26,87 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan perkotaan yang jumlahnya hanya 12,06 persen. Sebaliknya, penduduk di perkotaan yang melakukan perkawinan pertama di usia 25-34 tahun mencapai 23,30 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan yang hanya sebesar 10,77 persen.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|47
Tabel 4.7. Rata-rata Jumlah Tahun Dalam Ikatan Perkawinan, dan Jumlah Anak Kandung Lahir Hidup Pada Penduduk Perempuan Pernah Kawin di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Nilai Rata-rata Jumlah tahun dlm ikatan perkawinan A.k lahir hidup (laki-laki) A.k lahir hidup (perempuan) A.k lahir hidup (lakilaki+perempuan)
Perkotaan 18,91
Perdesaan 22,08
1,53 1,41 2,94
Total 20,08
1,75 1,83 3,59
1,61 1,57 3,18
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Dampak dari usia kawin pertama yang muda di perdesaan menyebabkan lamanya terikat dalam perkawinan menjadi lebih panjang
dibandingkan
perempuan
di
perkotaan.
Sebagai
konsekuensinya, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan juga menjadi lebih banyak dibandingkan dengan perempuan di perkotaan. Pada tahun 2014 secara keseluruhan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup mencapai 3,18 atau 3-4 orang anak. Rata-rata anak laki-laki yang dilahirkan hidup lebih banyak daripada anak perempuan dengan perbandingan 1,61:1,57. Di daerah perkotaan rasio jumlah anak laki-laki dan perempuan yang dilahirkan sejalan Rasio secara keseluruhan. Namun di daerah perdesaan, rasio tersebut justru berkebalikan dimana rata-rata anak laki-laki dan perempuan yang dilahirkan adalah 1,75:1,83.
48|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Keluarga Berencana Tingkat kelahiran yang tinggi dapat dikendalikan dan diantisipasi melalui program keluarga berencana. Program KB berfungsi untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi di Indonesia. Indikator yang digunakan meliputi persentase perempuan usia subur yang sedang menggunakan alat/cara KB, persentase perempuan usia subur yang pernah menggunakan alat/cara KB, jenis-jenis alat KB yang digunakan. Sementara itu usia perkawinan pertama dapat mempengaruhi seseorang dalam status pemakaian alat/cara KB. Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Perempuan Pernah Kawin Menurut Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) Kelompok Umur 15-25
Sedang Tidak menggunakan menggunakan lagi 4.880 3.681
Tidak pernah menggunakan 5.891
Jumlah 14.452
25-29
5.000
2.174
2.001
9.175
30-39
10.259
4.894
4.620
19.773
40-49
3.348
5.754
5.675
14.777
16.503
18.187
58.177
Jumlah 23.487 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Salah satu instrumen utama yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi di Kabupaten Karimun masih perlu mendapatkan perhatian khusus. Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|49
Hal ini terlihat dari jumlah perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi hanya sebanyak 23.487 orang atau 40,37 persen. Karena pada saat yang sama, jumlah perempuan yang tidak pernah menggunakan sama sekali justru mencapai 18.187 orang atau 31,26 persen. Selain itu, jumlah perempuan yang tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi juga cukup banyak yaitu 16.503 orang atau 28,37 persen. Jumlah pengguna alat kontrasepsi terbanyak berada pada kelompok umur 25-29 dan 30-39 tahun masing-masing sebesar 54,5 dan 51,88 persen. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pada rentang umur tersebut pasangan biasanya sudah memiliki anak atau menunda kehamilan dengan alasan pekerjaan maupun kondisi ekonomi keluarga. Proporsi terbesar perempuan yang tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi terdapat pada kelompok umur 15-24 dan 40-49 tahun. Pada usia 15-24 biasanya pasangan ingin cepat memiliki
keturunan, sementara pada usia 40-49 biasanya
perempuan sudah memasuki masa menopause sehingga merasa tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi. Jika ditinjau menurut alat kontrasepsi yang digunakan, terdapat dua jenis alat yang populer dikalangan penduduk kabupaten Karimun. Dua jenis alat tersebut adalah Suntikan KB dan pil KB, dengan jumlah pengguna masing-masing 46,61 dan 42,79 persen. Artinya kedua jenis alat KB tersebut menguasai 90 persen alat KB yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Karimun. Dominasi penggunaan alat tersebut disebabkan oleh harganya yang 50|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
cukup murah, dan cara pemakaiannya yang sangat mudah. Kedua jenis alat tersebut populer digunakan oleh seluruh kelompok umur. Tabel 4.9. Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Kelompok Umur Tahun 2014 Jenis Alat Kontrasepsi
15-25
Kelompok Umur 25-29 30-39 40-49 28 136 614 147 2.939 4.809 1.265
MOW/tubektomi AKDR/IUD/spiral Suntikan KB 3.065 Susuk KB/norplan/ implan/alwalit Pil KB 1.815 1.764 Kondom/karet KB 161 tradisional Jumlah 4.880 5.000 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Jumlah 28 897 12.078
316
233
549
4.427 93 10.259
1.577 53 44 3.348
9.584 307 44 23.487
Jika ditinjau menurut alat kontrasepsi yang digunakan, terdapat dua jenis alat yang populer dikalangan penduduk kabupaten Karimun. Dua jenis alat tersebut adalah Suntikan KB dan pil KB, dengan jumlah pengguna masing-masing 46,61 dan 42,79 persen. Artinya kedua jenis alat KB tersebut menguasai 90 persen alat KB yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Karimun. Dominasi penggunaan alat tersebut disebabkan oleh harganya yang cukup murah, dan cara pemakaiannya yang relatif mudah dibandingkan jenis alat kontrasepsi lainnya.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|51
Gambar 4.2. Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pendidikan Tahun 2014 100% 80% 60% 40%
20% 0%
TT SD
SD Sederajat
SMP Sederajat
SMA Sederajat
Akademi/PT
Selain karena faktor harga dan kemudahan, alasan lain yang menyebabkan pil KB dan suntik KB menjadi sangat populer adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan metode kontrasepsi lainnya. Hal ini terlihat dari Gambar 4.2., dimana 67,58 persen pengguna KB suntik berpendidikan SMP kebawah. Pada metode pil KB, jumlah pengguna berpendidikan SMP kebawah lebih besar bahkan mencapai 83,47 persen. Hal yang berbeda terlihat dari pengguna KB yang relatif lebih modern ataupun permanen yang sebagian besar berpendidikan tinggi. Lebih dari 81 persen pengguna MOW berpendidikan SMA keatas. Sebagaimana halnya pengguna AKDR/IUD/Spiral yang dipilih oleh 65 persen pengguna KB berpendidikan SMA keatas. Dalam hal ini faktor pendidikan sangat mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan. 52|P r o f i l P e r e m p u a n
Kab. Karimun 2014
Gambar 4.3.
Pengguna Alat Kontrasepsi di Kabupaten Karimun Menurut Jenis KB yang Digunakan dan Pekerjaan Tahun 2014
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tidak Bekerja
Perbedaan pemilihan alat kontrasepsi, juga didasarkan pada aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh penduduk perempuan. Pada penduduk yang bekerja, kecenderungan alat kontrsepsi yang dipilih adalah yang lebih moderen dan bersifat permanen. Hal ini terlihat dari pengguna MOW dan AKDR/IUD/Spiral yang sebagian besar bekerja. Sementara itu alat kontrasepsi kondom/karet KB biasanya dipilih oleh orang yang bekerja karena relatif lebih praktis. Di sisi lain, alat kontrasepsi yang murah dan mudah didapatkan seperti suntik KB, susuk, dan pil KB lebih populer digunakan dikalangan perempuan yang tidak bekerja. Pencegahan dan pengaturan kehamilan tidak hanya dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada kenyataannya, jumlah perempuan yang tidak mengikuti KB dan tidak ingin memiliki anak, dikenal sebagai Unmet Need, juga cukup Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|53
besar. Pada tahun 2014 jumlah Unmet Need sebesar 20.696 orang yang terdiri atas 2.781 orang yang menginginkan untuk memiliki anak dalam jangka waktu lebih dari 2 tahun, dan 17.915 orang yang tidak menginginkan anak sama sekali. Jumlah ini mencakup 59,66 persen dari mereka yang tidak mengikuti program KB. Tabel 4.10. Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Karimun Yang Tidak Mengikuti Program KB Menurut Kelompok umur dan Keinginan Mempunyai Anak Tahun 2014 Kelompok Umur 15-25
Ya, segera (<2 tahun) 6.545
Ya, kemudian (>=2 tahun) -
Tidak
jumlah
3.027
9.572
25-29
2.881
403
891
4.175
30-39
4.099
2.175
3.240
9.514
40-49
469
203
10.757
11.429
13.994
2.781
17.915
34.690
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Jika ditinjau menurut kelompok umur, alasan yang banyak dikemukakan oleh perempuan yang mengalami Unmet Need pada kelompok umur 15-24 tahun adalah ketakuatan akan efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi. Alasan yang sama juga dikemukakan oleh perempuan yang mengalami Unmet Need pada kelompok umur 30-39 tahun. Sementara itu, alasan terkait fertilitas lebih banyak dikemukakan oleh mereka yang berada pada kelompok umur 25 hingga 49 tahun. Pada kelompok umur 40-49, banyak perempuan yang mengalami Unmet Need karena mereka merasa 54|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
sudah tidak produktif lagi secara seksual. Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Tabel 4.11. Jumlah Unmet Need Menurut Kelompok Umur dan Alasan Tidak Mengikuti KB Tahun 2014 Kelompok Umur Alasan fertilitas Tidak setuju KB Tidak tahu alat/cara KB Takut efek samping alat/cara KB Tidak tahu Lainnya Jumlah
15-24
25-29
30-39
40-49
Jumlah
2.026
2.425 -
2.604 155 2.090
7.676 72 21 230
12.705 228 21 4.346
7.546 9.572
1.749 4.175
116 4.548 9.514
510 2.920 11.429
626 16.764 34.690
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Tabel 4.12. Jumlah Unmet Need Pada Tabel 3.10. Menurut Jenis Alasan Lainnya Alasan
15-25 5.997
25-29 -
Tidak Terikat Pernikahan Kondisi Badan/Penyakit Merasa Cukup
-
Tidak Berminat
Baru Melahirkan
Lainnya Jumlah
30-39 -
40-49 50
15-49 6.047
-
1.586
155
1.741
-
-
544
311
854
-
-
256
1.551
1.807
-
-
1.479
552
2.031
1.549
1.749
684
300
4.283
7.546
1.749
4.548
2.920
16.764
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|55
Pengetahuan mengenai Unmet Need menurut kelompok umur sangat penting karena bagi mereka yang masih ingin memiliki keturunan, kehamilan di usia terlalu muda maupun terlalu tua memiliki kosekuensi yang cukup serius. Pada kehamilan yang terlalu muda, biasanya organ reproduksi sang ibu belum siap, sehingga rentan mengalami komplikasi. Sementara pada kehamilan pada usia yang terlalu tua dikhawatirkan terjadi resiko preklamsia, atau kelahiran secara sesar. Hal-hal tersebut jika tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan baik bagi ibu maupun bayi. Tabel 4.13. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Puskesmas dan Sebab No
Puskesmas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sebab Kematian Ibu Hamil
Bersalin
Tanjung Balai 1 Meral 1 Tebing 2 Buru 1 Tanjung Batu 1 1 Tanjung Berlian Kundur Barat Moro Durai 1 1 Kab. Karimun 4 5 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun
56|P r o f i l
Nifas
Jumlah
1 2 1 4
2 3 2 1 3 2 13
Perempuan Kab. Karimun 2014
Kesehatan Ibu dan Bayi Salah satu dampak dari kehamilan beresiko tersebut adalah kematian ibu. Pada tahun 2014 jumlah kematian ibu mencapai 13 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah kematian terbanyak berada di Kecamatan Meral dan kundur. Sementara di tiga kecamatan yaitu Kundur Utara, Kundur Barat, Moro tidak terdapat laporan kematian ibu. Jika ditinjau dari penyebab, empat kematian terjadi pada saat kehamilan, empat orang pada saat bersalin, dan empat orang pada saat nifas. Gambar 4.4.
Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014 13
14 12
11
250
10 7
8
7
200
7
150
6
100
4 2 0
300
272,2
152,6
138,4
147,27
266,85
2010
2011
2012
2013
2014
AKI/100.000 KH
50 0
Jml Kematian Ibu
Perkembangan jumlah kematian ibu sejak 2010 mengalami fluktuasi dengan titik puncak berada di tahun 2014. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2011 hingga 2013 dari 11 kasus menjadi 7 kasus, namun kembali mengalami kenaikan pada tahun Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|57
2014. Hal ini turut berimbas pada Angka Kematian Ibu (AKI), dimana fluktuasi juga terjadi dengan titik terrendah di tahun 2012 sebesar 138,4. Sementara itu meskipun jumlah kematian ibu cukup tinggi, namun besar AKI 2010 masih tetap tertinggi selama lima tahun terakhir. Tabel 4.14. Jumlah Balita di Kabupaten Karimun Menurut Tenaga Penolong Persalinan dan Jenis Kelamin (%) Penolong persalinan
Laki-laki
Perempuan
Dokter 3.835 Bidan 6.347 Tenaga paramedis lain 135 Dukun bersalin 673 Jumlah 10.990 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
3.798 6.625 33 10.456
Laki-laki +Perempuan 7.637 12.983 133 694 21.446
Kematian beresiko tinggi pada saat persalinan dapat terjadi akibat kurangnya persalinan dengan tenaga penolong non-medis. Pada tahun 2014, masih terdapat 3,23 persen kelahiran yang ditangani oleh tenaga non-medis seperti dukun bersalin. Sementara itu sebagian besar persalinan ditangani oleh tenaga medis seperti bidan jumlahnya mencapai 60,54 persen. Masih adanya persalinan dengan tenaga penolong non-medis ini perlu mendapatkan perhatian
dan
antisipasi
melalui
penyuluhan
maupaun
pendampingan dari tenaga medis. Selain itu, jumlah fasilitas perlu ditingkatkan mengingat banyak penduduk luar dari pulau Karimun memiliki akses terbatas akibat kendala transportasi. 58|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
5.
Pendidikan
Pembangunan Sumber Daya Manusia memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi. Paling tidak ada dua alasan mengapa pemerintah menempatkan pembangunan sumber daya manusia sebagai isu pokok dalam pembangunan nasional bersama-sama dengan isu pembangunan ekonomi (Tjitoherijanto, 1997). Pertama, pendekatan pertumbuhan ekonomi nampaknya kurang berhasil dalam mengurangi tingkat kemiskinan absolut maupun relatif. Sebaliknya,
pendekatan
pembangunan
sumber
daya
manusia menjanjikan adanya pertumbuhan ekonomi yang dibarengi oleh pemerataan pendapatan. Kedua, pada era globalisasi saat ini keberhasilan suatu bangsa di ajang internasional tidak lagi ditentukan oleh keunggulan komparatif seperti kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, akan tetapi akan lebih ditentukan oleh keunggulan kompetitif, yang dalam hal ini akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Karenanya pendidikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi instrumen yang sangat penting. Peningkatan kualitas SDM bertitik tolak pada upaya pembangunan bidang pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan akan terbentuk SDM yang berkualitas bagi pembangunan. Mengenai pentingnya pendidikan ada suatu teori yang cukup Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|59
terkenal yaitu teori Human Capital. Teori ini berangkat dari suatu anggapan bahwa seseorang dapat meningkatkan pendapatannya melalui peningkatan pendidikan. Terlebih, di era pembangunan yang berwawasan otonomi daerah saat ini, yaitu pembangunan dari bawah (bottom up) sebagai lawan dari paradigma top down (dari atas), menempatkan partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik sebagai subjek maupun sebagai objek pembangunan. Sebagai subjek pembangunan, penduduk
harus
mampu
sebagai
penggerak
pembangunan
sedangkan sebagai objek pembangunan penduduk juga harus mampu menikmati pembangunan itu sendiri. Dalam kaitan ini, peningkatan kualitas penduduk senantiasa harus terus ditingkatkan agar peningkatan pembangunan bisa terlaksana dan dalam hal ini pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas penduduk tersebut. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena baik buruknya kualitas sumber daya manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidikan penduduknya. Disamping itu pendidikan juga menjadi salah satu indikator yang menentukan Indek Pembangunan manusia (Human Development Index–HDI) dan Gender Development Index (GDI) dari suatu negara. Pendidikan dapat memberikan nilai-nilai kognitif, afektif dan psikomotorik kepada setiap individu disamping juga dapat digunakan sebagai alat untuk mentranspormasikan nilainilai yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan 60|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
bernegara. Oleh karena itu pendidikan bagi setiap individu baik lakilaki maupun perempuan sangatlah penting. Pada
hakikatnya,
pendidikan
itu
adalah
suatu
usaha/bimbingan atau proses pertolongan yang diberikan secara terus-menerus oleh seseorang atau kelompok orang (sudah dewasa) kepada orang lain (belum dewasa) dalam arti luas. Untuk itu, tujuan pendidikan adalah mendewasakan seseorang dalam arti luas, sehingga pada akhirnya si terdidik mampu berdiri sendiri dan mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Secara lebih jelas tujuan pendidikan nasional di Indonesia seperti tertuang dalam GBHN adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya, dan cinta tanah air, merupakan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengembangkan pendidikan di Indonesia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Demikian pula partisipasi masyarakat dalam pendidikan terus meningkat. Kesemuanya itu berangkat dari kesadaran akan pentingnya pendidikan baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Bagi pemerintah keuntungan yang akan diperoleh dari investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara dalam rangka memerangi Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|61
kemiskinan,
mengurangi
meningkatkan
produktivitas
ketimpangan tenaga
kerja.
pendapatan Sedangkan
dan bagi
masyarakat,pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalam memperebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka. Kualitas Pendidikan Kaum perempuan sebagai salah satu bagian dari sumber daya manusia sangat diharapkan peranannya untuk dapat mempercepat kesejahteraan rakyat. Melalui pendidikan, kaum perempuan juga diharapkan dapat berdiri sejajar dan menjadi mitra yang handal bagi kaum laki-laki dalam segala aspek kehidupan. Namun mengingat adanya adat istiadat dan kendala klasik di masa lalu menyebabkan keinginan untuk memacu pendidikan perempuan selalu terhalang. Hal ini menyebabkan pendidikan kaum perempuan relatif lebih rendah dibandingkan kaum laki-laki. Persamaan memperoleh kesempatan pendidikan adalah hak asasi yang melekat pada perempuan sebagai warga negara agar dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan dan keahlian, sehingga dapat memberikan kontribusi yang sama untuk memacu pembangunan. Pada era globalisasi saat ini, perlahan paradigma
mengenai
mengalami
perubahan.
pendidikan
kaum
Pandangan orang
perempuan
mulai
tua yang
hanya
menganggap bahwa anak perempuan cukup bersekolah sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) saja sudah mulai berubah. Banyak masyarakat sekaligus orang tua yang sekarang berkeinginan kuat 62|P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4
agar anak-anak mereka, baik laki-laki maupun perempuan, dapat melanjutkan sekolah sampai jenjang yang tinggi. Pada saat ini dapat disimpulkan bahwa kaum perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu hal yang mendukung kesimpulan tersebut adalah pencapaian kemampuan baca tulis penduduk yang diukur menggunakan indikator Angka Melek Huruf (AMH). Indikator ini menggambarkan proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll) terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Beberapa kegunaan dari indiator ini antara lain sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang melek huruf. Dengan demikian, dapat dikaji seberapa banyak penduduk di suatu wilayah yang memeiliki kemampuan dasar kemampuan dasar untuk memperluas akses informasi, menambah pengetahuan dan ketrampilan, memudahkan komunikasi, serta mempromosikan pemahaman yang lebih baik sehingga penduduk tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup diri, keluarga, maupun negaranya di berbagai bidang kehidupan. Selain itu AMH juga dapat digunakan sebagai tolok ukur target perencanaan dan evaluasi program pemberantasan buta huruf dan alat evaluasi program pemberantasan buta huruf. Kegunaan
lainnya
adalah
untuk
mengevaluasi
program
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|63
pemberantasan kemiskinan, program pembangunan di bidang kesehatan dan program pembangunan manusia lainnya, serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis media informasi dan komunikasi yang dapat diakses masyarakat. Tabel 5.1. Angka Melek Huruf Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kelompok Umur Tahun 2014 (%) Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
7-12 100,00 13-15 98,48 16-18 100,00 19-24 100,00 25-64 99,01 >65 85,78 10 th Keatas 98,59 Sumber: BPS Kabupaten Karimun Pencapaian
indikator
98,96 99,01 100,00 100,00 98,99 91,66 98,73
AMH
di
Laki-laki +Perempuan 99,53 98,72 100,00 100,00 99,00 88,65 98,66
Kabupaten
karimun
menunjukkan besaran yang seimbang antara penduduk laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2014, angka melek huruf penduduk berusia 7 tahun keatas mencapai 98,66 persen. Pada penduduk perempuan pencapaian angka melek huruf yang mencapai 98,73 persen bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 98,59 persen. Pencapaian angka melek huruf yang masih rendah, berada pada penduduk kelompok umur 65 tahun keatas yang hanya sebesar 88,65 persen. Kemampuan baca tulis perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. 64|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 5.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berusia 15 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Tingkat Pendidikan
Lakilaki
Tdk Tamat SD/ Tdk 10.708 Pernah Sekolah SD sederajat 25.947 SMP sederajat 17.505 SMA sederajat 19.794 Diploma I-III 810 Sarjana 2.840 S2/S3 279 Jumlah 77.882 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Perempuan
Laki-laki +Perempuan
11.889
22.569
23.253 15.442 19.277 2.054 2.873 300 75.088
49.230 32.973 39.067 2.842 5.710 579 152.970
Pencapaian angka melek huruf merupakan produk dari pembangunan bidang pendidikan. Berdasarkan Tabel 5.1. diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Karimun masih cukup rendah. Dari 152.970 orang penduduk Kabupaten Karimun berusia 15 tahun keatas, jenis pendidikan terbanyak yang ditamatkan adalah setingkat SD sederajat. Penduduk berpendidikan SD sederajat sebesar 49.230 orang atau 32,18 persen. Lebih jauh, jumlah penduduk berpendidikan SMP kebawah bahkan mencapai 68,49 persen. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas dan jalannya pembangunan di daerah. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun yang berpendidikan SMA keatas hanya sebanyak 48.198 orang atau 31,51 persen. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|65
tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk laki-laki dan perempuan. Namun terdapat hal yang menggembirakan dari kiprah kaum perempuan dalam pencapaian pendidikan. Secara absolut, jumlah perempuan berpendidikan tinggi jauh lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Misalnya jumlah perempuan berpendidikan diploma yang jumlahnya mencapai 2.054. yang berada jauh dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebanyak 810 orang. Bahkan jumlah penduduk perempuan berpendidikan pascasarjana S2/S3 yang mencapai 300 orang melampaui jumlah laki-laki yang hanya sebanyak 279 orang. Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun yang Tidak Pernah Sekolah Menurut Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Wilayah
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki +Perempuan
Perkotaan
4.080
2.025
6.105
Perdesaan
5.672
4.203
9.875
Total
9.752
6.228
15.980
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah adalah banyaknya penduduk Kabupaten Karimun yang tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD. Pada tahun 2014, dari 22.569 orang penduduk yang tidak memiliki ijazah SD, 15.980 orang diantaranya merupakan mereka yang tidak pernah bersekolah sama sekali. Dari 66|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
jumlah tersebut, jumlah penduduk tidak sekolah yang berada di daerah perdesaan mencapai 61,80 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Jika dilihat menurut jenis kelamin, penduduk perempuan di perkotaan yang tidak pernah sekolah memiliki jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan perkotaan. Namun di daerah perdesaan yang terjadi adalah sebaliknya, penduduk perempaun tidak pernah sekolah justru lebih banyak dibandingkan dengan kaum laki-laki. Keterbukaan peluang untuk mengakses pendidikan secara umum dapat digambarkan melalui indikator Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menggambarkan proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada suatu kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur yang sesuai. Misalnya Jumlah penduduk 7-12 tahun yang masih sekolah, terhadap keseluruhan jumlah penduduk berumur 7-12 tahun. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur. Tabel 5.4. Pencapaian Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) Jenjang Pendidikan SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat
Laki-laki 100,00 97,25 71,20
Perempuan 98,96 99,01 79,73
Laki-laki +Perempuan 99,53 98,07 75,62
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|67
Pencapaian APS Kabupaten Karimun tahun 2014 sebesar 99,53 persen pada tingkat SD, 98,07 persen pada tingkat SMP, dan 75,62 persen pada tingkat SMA. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, terlihat bahwa pencapaian APS penduduk laki-laki lebih baik dibandingkan perempuan pada jenjang SD sederajat, sementara pada jenjang SMP keatas, justru terjadi sebaliknya. Hal ini terlihat dari pencapaian APS di tingkat SMP sebesar 99,01 persen, artinya dari 100 orang penduduk usia 13-15 tahun, 99 orang diantaranya telah bersekolah. Sedangkan di tingkat SMA sederajat, pencapaian APS penduduk perempuan sebesar 79,73 persen juga lebih baik dibandingkan laki-laki yang hanya sebesar 71,20 persen. Pemanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya oleh penduduk usia sekolah ditunjukkan melalui indikator Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Murni menggambarkan proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Misalnya, penduduk kelompok umur 7 sampai 12 tahun seharusnya bersekolah di jenjang Sekolah Dasar (SD), penduduk usia 13 sampai 15 tahun bersekolah di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan seterusnya. Jika APM mencapai 100, berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu. Pencapaian APM Kabupaten Karimun untuk tingkat SD sederajat mencapai 99,19 persen. Artinya hampir seluruh penduduk usia 7-12 tahun telah bersekolah di tingkat sekolah dasar. 68|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Sementara pada tingkat SMP sederajat, APM mencapai 81,03 persen, artinya delapan dari 10 orang anak berusia 13-15 tahun telah bersekolah di jenjang SMP. Sedangkan pada tingkat SMA, besaran APM mencapai 64,49 persen. Jika dibandingkat menurut jenis kelamin, terlihat bahwa APM penduduk laki-laki pada seluruh jenjang pendidikan lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tabel 5.5. Pencapaian Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) Jenjang Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
SD sederajat 99,38 SMP sederajat 82,57 SMA sederajat 67,81 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
98,96 79,24 63,34
Laki-laki +Perempuan 99,19 81,03 65,49
Untuk menunjukkan berapa besar umumnya tingkat partisipasi penduduk pada suatu tingkat pendidikan, seberapa besar kapasitas sistem pendidikan dapat menampung siswa dari kelompok usia sekolah tertentu, dan sebagai indikator pelengkap dari indikator Angka Partisipasi Murni (APM), dapat digunakan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka Partisipasi Kasar merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di jenjang pendidikan tertentu (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan jumlah penduduk yang memenuhi syarat resmi penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan yang sama. Misalnya jumlah penduduk yang bersekolah di jenjang sekolah dasar, Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|69
terhadap penduduk kelompok umur 7 sampai 12 tahun yang memang seharusnya bersekolah di jenjang tersebut. Tabel 5.6. Pencapaian Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) Jenjang Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
SD sederajat 109,74 SMP sederajat 84,93 SMA sederajat 80,09 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
111,27 90,11 75,95
Laki-laki +Perempuan 110,43 87,33 77,94
Melalui indikator ini dapat ditunjukkan besarnya penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang namun usianya belum mencukupi atau bahkan melebihi dari usia sekolah yang seharusnya. Pencapaian APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Pencapaian APK Kabupaten Karimun tahun 2014 menunjukkan nilai yang berbeda pada penduduk perempuan di tingkat pendidikan dasar. Pada tingkat SD, pencapaian APK penduduk perempuan sebesar 111,27 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebesar 109,74 persen. Di tingkat SMP juga terjadi hal yang serupa dimana APK perempuan yang mencapai 90,11 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebesar 84,93 persen. Hanya pada tingkat SMA sederajat, pencapaian APK perempuan lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki. 70|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Nilai APK yang lebih dari 100 persen terjadi karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu mencakup anak di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Penyebabnya adalah adanya pendaftaran siswa usia dini, pendaftaran siswa yang telat bersekolah, atau pengulangan kelas. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. Hambatan Dalam Pendidikan Untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada masing-masing kelompok umur (7-12, 13-15 dan 16-18 tahun) diperlukan pengetahuan mengenai besarnya angka putus sekolah (AptS). Indikator ini menggambarkan proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Tabel 5.7. Tingkat Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) Jenjang Pendidikan
Laki-laki
SD sederajat 0,00 SMP sederajat 1,26 SMA sederajat 40,44 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Perempuan 0,00 0,00 23,76
Laki-laki +Perempuan 0,00 0,67 31,32
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|71
Semakin tinggi angka putus sekolah menggambarkan kondisi pendidikan yang tidak baik dan tidak merata. Begitu sebaliknya jika angka putus sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di suatu wilayah semakin baik. Berdasarkan hasil Susenas 2014 diketahui bahwa pencapaian AptS tingkat SD di Kabupaten Karimun menggambarkan kondisi yang sangat baik, dimana tidak ditemukan adanya anak usia 7-12 tahun yang mengalami putus sekolah. Pada tingkat SMP, tidak ditemui adanya anak sekolah perempuan yang mengalami putus sekolah. Sementara pada tingkat SMA, AptS cukup tinggi mencapai 31,32 persen, dimana AptS penduduk laki-laki sebesar 40,44 persen, sedangkan perempuan sebesar 23,76 persen. Tabel 5.8. Jumlah Penduduk Usia 7-18 Tahun Putus Sekolah di Kabupaten Karimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Alasan
Laki-laki
Tidak ada biaya 378 Bekerja/mencari nafkah 629 Menikah/mengurus rumah tangga Merasa pendidikan cukup 411 Cacat 108 Menunggu pengumuman 302 Lainnya 189 Jumlah 2.017 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
251 737 85
Laki-laki +Perempuan 629 1.366 85
80 152 59 221 1.585
491 260 361 410 3.602
Perempuan
Untuk menjawab mengapa terjadi putus sekolah pada penduduk kelompok umur 7 sampai 18 tahun, terdapat beberapa 72|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
alasan yang biasanya dikemukakan. Berdasarkan hasil Susenas 2014 diketahui bahwa alasan terbesar yang dikemukakan oleh 1.366 orang atau 37,92 persen adalah karena harus bekerja/mencari nafkah. Alasan lain yang cukup banyak dikemukakan seperti tidak ada biaya disampaikan oleh 629 orang atau 17,46 persen. Yang menarik, alasan putus sekolah karena bekerja pada penduduk perempuan proporsinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Sementara itu, masih banyak juga ditemui penduduk laki-laki yang merasa bahwa pendidikan yang dimilikinya sudah cukup. Jumlah penduduk yang mengemukakan alasan tersebut mencapai 20,38 persen, jauh diatas penduduk perempuan yang hanya sebesar 5,05 persen. Putus sekolah bukanlah akhir dari pembelajaran. Informasi dan pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber lainnya seperti internet. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, aksesibilitas terhadap internet menjadi semakin mudah dan murah. Maka tidak heran jika jumlah penduduk yang mengakses internet semakin semakin meningkat setiap tahunnya. Tabel 5.9. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kegiatan Akses Internet dan Jenis Kelamin Tahun 2014
23.048 79.794
18.955 79.874
Laki-laki +Perempuan 42.007 159.664
102.842 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
98.829
201.671
Akses Internet Ya Tidak Total
Laki-laki
Perempuan
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|73
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
74|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
6.
Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Diskriminasi terhadap perempuan merupakan isu yang terkait erat dengan isu-isu dalam dunia ketenagakerjaan. Hal ini menjadi perhatian besar bagi berbagai organisasi internasional, khususnya badan dunia seperti International Labor Organization (ILO). Dalam Rencana Aksi Tripartit tentang Pekerjaan yang Layak 2002-2005, ILO berupaya membangun komitmen yang lebih besar lagi dalam rangka menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan di seluruh bidang kegiatan ILO dan para mitra sosialnya sebagai salah satu strategi dalam pengarustutamaan gender. Salah satu cara untuk mengukur kemajuan implementasi strategi tersebut adalah dengan melihat kedudukan dan tingkat perkembangan peranan perempuan dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara. Indikator dari kedudukan dan peranan perempuan tersebut antara lain ditentukan oleh kedudukan hukum, tingkat pendidikan, derajat kesehatan, ketenagakerjaan dan peranannya dalam politik dan pemerintahan. Persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan telah dijamin oleh UUD 1945 pasal 27 (1) yang dikuatkan lagi oleh GBHN. Secara khusus pasal 31 UUD 1945 dan dimantapkan lagi melalui Sistem Pendidikan Nasional 1989 membuka kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pendidikan. Kesenjangan gender yang terjadi selalu merugikan Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|75
pihak perempuan. Kaum perempuan masih menghadapi beragam masalah dalam mengakses pendidikan dan pelatihan, dalam mendapatkan pekerjaan, dan dalam memperoleh perlakuan yang sama di tempat kerja. Kendala-kendala tersebut dapat menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak dasar serta menghambat kesempatan kaum perempuan. Pada gilirannya, hal ini akan merugikan masyarakat dan perekonomian Indonesia mengingat hilangnya kontribusi besar yang dapat
diberikan
kaum
perempuan
melalui
tempat
kerja.
Permasalahan yang terkait dengan kesetaraan gender masih kerap kali terjadi di dalam dunia kerja Indonesia.Hal ini terbukti dengan masih sedikitnya jumlah perempuan yang menduduki posisi-posisi penting di dunia kerja tersebut. Sebagai catatan, sejak tahun 2002 terdapat perubahan pada konsep ketenagakerjaan yang digunakan BPS . Menurut konsep sebelumnya, penduduk yang menganggur adalah penduduk yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan menurut konsep terbaru, pengangguran adalah
penduduk yang sedang
mencari pekerjaan (belum bekerja) ditambah penduduk yang sedang mempersiapkan usaha (tidak bekerja), ditambah penduduk yang sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja serta penduduk yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa). Dengan konsep baru ini jumlah penduduk yang menganggur meningkat. Namun hal ini dirasakan lebih realistis dalam menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. 76|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Penduduk Usia Kerja Kondisi ketenagakerjaan di suatu daerah dipengaruhi oleh dinamika kependudukan, diantaranya adalah perkembangan pada penduduk yang termasuk penduduk usia kerja (PUK) atau dalam hal ini digunakan batasan penduduk yang berumur 15 tahun keatas. PUK dibagi menjadi tiga kelompok usia yaitu 15-24, 25-54 dan 55+. Kelompok usia 15-24 tahun adalah kelompok usia yang sudah dikategorikan menjadi kelompok usia kerja meskipun semestinya mereka masih harus sekolah. Kelompok usia 25-54 tahun adalah mereka yang produktif dalam pasar kerja, dan usia 55+ adalah mereka yang dianggap sudah kurang produktif lagi dalam pasar kerja. Tabel 6.1. Komposisi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) Kelompok Umur Laki-Laki 15 – 24 20,52 25 - 54 64,36 55 + 15,12 Jumlah 100,00 Jumlah Penduduk 77.882 Usia 15 + Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Perempuan 19,25 65,44 15,31 100,00
Jumlah 19,90 64,89 15,21 100,00
75.088
152.970
Berdasarkan Tabel 6.1. diketahui bahwa jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas mencapai 152.970 jiwa, terdiri atas 77.882 laki-laki dan 75.088 perempuan. Dari jumlah tersebut, total Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|77
penduduk usia kerja yang masih produktif mencapai 64,89 persen. Sementara itu penduduk usia kerja yang tergolong kurang produktif baik yang masih merupakan usia sekolah maupun yang sudah tergolong usia mendekati tua masing-masing mencapai 19,90 persen dan 15,21 persen. Meskipun jumlah penduduk usia kerja laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan, namun ditinjau menurut struktur umur tidak terdapat perbedaan yang nyata jumlah penduduk usia produktif, antara penduduk laki-laki dan perempuan. Artinya, baik penduduk laki-laki maupun perempuan di Kabupaten Karimun sebenarnya memiliki modal dasar yang sama untuk terjun dan terlibat dalam dunia kerja. Dalam tabel 6.1. terlihat bahwa jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas berjumlah 147.859 jiwa, terdiri atas 75.659 laki-laki dan 72.201 perempuan. Dari jumlah tersebut, total penduduk usia kerja yang masih produktif mencapai 63,03 persen. Sementara itu penduduk usia kerja yang tergolong kurang produktif baik yang masih merupakan usia sekolah maupun yang sudah tergolong usia mendekati tua masing-masing mencapai 23,61 persen dan 13,36 persen. Meskipun jumlah penduduk usia kerja laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan, namun ditinjau menurut struktur umur tidak terdapat perbedaan yang nyata jumlah penduduk usia produktif, antara penduduk laki-laki dan perempuan. Artinya, baik penduduk laki-laki maupun perempuan di Kabupaten Karimun 78|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
sebenarnya memiliki modal dasar yang sama untuk terjun dan terlibat dalam dunia kerja. Struktur Penduduk Usia Kerja Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pasar kerja bukanlah terjadi secara kebetulan, karena peranan perempuan dalam pasar tenaga kerja secara tradisional sebenarnya cukup besar. Terutama di daerah perdesaan dan khususnya sektor pertanian. Peningkatan persentase perempuan kerja disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu peningkatan dari sisi penawaran dan sisi pemintaan (Tjiptoherijanto, 1997). Pertama, dari sisi penawaran peningkatan tersebut disebabkan antara lain oleh semakin membaiknya tingkat pendidikan perempuan dan disertai pula dengan menurunnya angka kelahiran. Perkembangan terhadap kedua hal tersebut kemudian mendapat momentum dengan semakin besarnya penerimaan sosial atas perempuan yang bekerja di luar rumah. Faktor kedua, dari sisi permintaan, perkembangan perekonomian (dari sisi produksi) yang secara spesifik memerlukan tenaga kerja perempuan, seperti halnya industri sarang walet. Sedangkan fenomena lain yang makin mendorong masuknya perempuan ke lapangan kerja adalah karena makin tingginya biaya hidup bila hanya ditopang oleh satu penyangga pendapatan keluarga (one earner household). Fenomena ini mulai muncul ke permukaan dan terlihat jelas terutama pada keluarga yang berada di daerah perkotaan. Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|79
Dalam publikasi ini batasan usia kerja yang digunakan adalah adalah 15 tahun keatas. Karena jenis kegiatan yang dilakukan oleh setiap penduduk pada kelompok umur ini berbeda-beda, maka secara umum Penduduk Usia Kerja (PUK) tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja (BAK). Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi yaitu penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang mengurus rumah tangga, sekolah dan lainnya (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan lain. Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun 2014 Kegiatan Utama
Laki-laki
Angkatan Kerja (%) a. Bekerja 62.301 b. Mencari pekerja 3.887 Bukan Angkatan Kerja (%) a. Sekolah 5.254 b. Mengurus rumah tangga 1.077 c. Lainnya 5.441 Jumlah (%) 77.960 Jumlah Angkatan Kerja 66.188 TPAK (%) 84,90 Tk Pengangguran Terbuka (%) 5,87 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
80|P r o f i l
Perempuan
Laki-laki +Perempuan
29.160 2.616
91.461 6.503
5.505 36.028 1.861 75.170 31.776 42,27 8,23
10.759 37.105 7.302 153.130 97.964 63,97 6,64
Perempuan Kab. Karimun 2014
Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Karimun yang tergolong dalam angkatan kerja mencapai 97.964 orang. Dengan demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 63,97 persen. Dari jumlah tersebut, 59,73 persen diantaranya merupakan mereka yang bekerja, sementara 4,25 persen
sisanya
tergolong
sedang
mencari
pekerjaan,
mempersiapkan usaha, atau menganggur. Sementara itu golongan bukan angkatan kerja jumlahnya mencapai 55.166 orang, didominasi oleh kegiatan mengurus rumah tangga yang mencapai 24,23 persen, disusul oleh sekolah sebesar 7,03 persen dan lainnya sebesar 4,77 persen. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam struktur ketenagakerjaan. Pada penduduk laki-laki, tingkat partisipasi angkatan kerja
mencapai
84,90 persen sedangkan perempuan hanya sebesar 42,27 persen atau separuhnya. Senada dengan itu, jumlah penduduk laki-laki yang bekerja juga mencapai 79,91 persen, dua kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang hanya sebanyak 38,79 persen. Penduduk perempuan lebih banyak yang termasuk kedalam bukan angkatan kerja, khususnya mengurus rumah tangga. Mereka yang tergolong kedalam jenis ini jumlahnya mencapai 47,93 persen dari jumlah PUK perempuan. Lapangan Kerja Utama Jumlah penduduk bekerja yang dirinci menurut lapangan pekerjaan, sering digunakan sebagai indikator untuk mengetahui P r o f i l P e r e m p u a n K a b . K a r i m u n 2 0 1 4 |81
tingkat kemakmuran di suatu wilayah. Sektor-sektor yang biasa digunakan sebagai tolok ukur adalah sektor pertanian, industri, dan jasa-jasa. Pada daerah dengan tingkat kemakmuran yang tinggi, biasanya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian relatif sedikit. Sebaliknya pada daerah tersebut penduduk yang bekerja di sektor industri dan jasa-jasa relatif besar. Sedangkan jika sebagian besar penduduk di suatu daerah bekerja di sektor pertanian, sementara yang bekerja pada sektor industri dan jasa-jasa pada umumnya relatif rendah maka daerah tersebut memiliki tingkat kemakmuran yang rendah (Utomo, 2006). Tinjauan mengenai kesetaraan gender dalam dunia kerja tidak terlepas dari analisis terhadap peranan perempuan pada bidang perekonomian. Selama dua dekade terakhir ini diperkirakan jumlah tenaga kerja perempuan terserap di sektor industri sebagai buruh mengalami kenaikan sekitar 4,3 persen setiap tahunnya. Menurut Sayogjo (1989), peningkatan itu terjadi paling-tidak karena dua faktor: Pertama, karena sektor industri, seperti industri rokok, tekstil, konfeksi dan industri makanan serta minuman untuk sebagian menuntut ketelitian, ketekunan dan sifat-sifat lain yang umumnya merupakan ciri kaum perempuan. Kedua, karena tenaga kerja perempuan dipandang lebih penurut dan murah sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan bagi pengusaha. Pendapat ini terbukti dari gambaran peranan perempuan dalam sektor perekonomian di Kabupaten Karimun. Secara umum 82|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
pekerjaan yang digeluti sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun berada pada sektor pertanian. Konsep pertanian pada sektor ini meliputi sektor pertanian, peternakan, perburuan dan kehutanan, serta sektor perikanan. Meskipun terjadi penurunan jumlah tenaga kerja akibat pergeseran pembangunan sektor ekonomi, namun hingga tahun 2014 struktur tersebut dapat dipertahankan. Pada tahun 2014, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 21.950 orang atau 23,94 persen. Lapangan usaha
lain
yang
banyak
menyerap
tenaga
kerja
adalah
peradagangan, hotel dan restoran. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini mencapai 22,34 persen. Sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar adalah jasa kemasyarakatan dan perorangan dengan besaran mencapai 19,84 persen. jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa peranan perempuan dalam kegiatan perekonomian masih belum merata. Hal ini dibuktikan dengan lapangan usaha yang digeluti oleh perempuan di Kabupaten Karimun yang masih terbatas pada beberapa sektor tertentu. Partisipasi tertinggi perempuan dalam perekonomian
Kabupaten
Karimun
berada
pada
sektor
Perdagangan, rumah makan dan akomodasi sebesar 35,82 persen, disusul dengan sektor jasa sebesar 27,83 persen, dan sektor pertanian sebesar 84,74 persen. Dominasi ketiga sektor tersebut mencapai 88,75 persen.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|83
Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Lapangan Usaha
Laki-laki
Perempuan
15.750
6.200
Laki-laki +Perempuan 21.950
3.009 4.418 993 12.780 9.956
302 2.677 20 148 10.530
3.311 7.095 1.013 12.928 20.486
4.948
646
5.594
439
694
1.133
10.008
8.181
18.189
62.301
29.398
91.699
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Karimun Selain
ketiga
sektor
tersebut,
proporsi
penduduk
perempuan yang bekerja pada sektor lain dapat dikatakan cukup minim jika dibandingkan dengan pekerja laki-laki, misalnya pada sektor pertambangan dan penggalian, konstruksi, serta transportasi dan informasi komunikasi. Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya pandangan bahwa jenis-jenis pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang mengandung resiko yang tinggi, sehingga lebih cocok dikerjakan oleh laki-laki. 84|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Selama tahun 201-2014 telah terjadi peralihan lapangan usaha yang digeluti oleh perempuan. Penurunan jumlah pekerja perempuan terjadi pada sektor pertanian, listrik, gas, air, serta jasa. Namun terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan yang cukup siginfikan khususnya pada sektor yang membutuhkan pendidikan
dan
keterampilan
seperti
pertambangan
dan
penggalian, industri, transportasi dan telekomunikasi, serta lembaga keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa hambatan yang terkait dengan gender telah berkurang dan kiprah perempuan dapat semakin diperhitungkan. Gambar 6.1.
Perbandingan Lapangan Usaha Kaum Perempuan Tahun 2010 dan 2014 (%)
40 35 30 25 20 15 10 5 0
2010
2014
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|85
Karakteristik Pekerja Dalam sudut pandang kapitalisme, kedudukan seseorang ditentukan oleh penguasaan alat produksi. Atau dengan kata lain, kedudukan seseorang ditentukan oleh kemampuannya untuk menghasilkan
produksi
berdasarkan
pekerjaannya.
Dengan
demikian, pembagian kerja dalam perusahaan ditentukan oleh dorongan
efisiensi
produksi
dalam
hubungannya
untuk
memaksimalkan keuntungan (Giddens, 1987). Penempatan posisi seseorang dalam struktur ketenagakerjaan ditentukan oleh tingkat produktifitas
serta
ketrampilannya,
yang
selanjutnya
akan
memperlihatkan variasi upah yang berbeda berdasarkan tingkat produktifitasnya. Dampak dari pemahaman tersebut membawa konsekuensi bahwa siapa yang mampu bekerja lebih keras dalam jangka waktu yang panjang akan menghasilkan produksi yang lebih banyak dan akan memperoleh upah yang lebih besar. Hal inilah yang menempatkan posisi perempuan pada kedudukan yang kurang baik dalam struktur ketenagakerjaan. Perempuan dari golongan ekonomi lemah yang secara umum identik dengan kemiskinan dan tingkat pendidikan maupun ketrampilan rendah. Maka ketika perempuan memutuskan untuk terlibat bekerja di sektor publik maka ia harus mau menerima jenis pekerjaan apa saja yang ditawarkan. Situasi ini menempatkan perempuan pada pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan khusus dan umumnya berupah 86|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
rendah. Sedangkan kesulitan ekonomi akibat upah rendah tersebut memaksa mereka untuk tetap melaksanakan sendiri tugas-tugas rumah tangga, karena untuk menggaji orang lain merupakan hal yang sangat sulit (Sudarwati, 2009). Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kedudukan Dalam Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kedudukan Dalam Usaha
10.366
6.600
Laki-laki +Perempuan 16.966
8.552
3.049
11.601
2.588
63
2.651
32.525 2.712 4.940 618 62.301
11.926 166 1.195 6.399 29.398
44.451 2.878 6.135 7.017 91.699
Laki-laki
Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar Buruh/karyawan/pegawai Pekerja bebas di pertanian Pekerja bebas di non pertanian Pekerja keluarga/tak dibayar Jumlah
Perempuan
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Lemahnya nilai tawar perempuan dalam ketenagakerjaan tersebut terlihat dari jenis kedudukan dalam pekerjaan. Serapan sektor formal terhadap pekerja perempuan pada tahun 2014 hanya sebesar 40,78 persen, sangat jauh dibandingkan dengan laki-laki yang jumlahnya mencapai 56,36 persen. Sebagian besar perempuan yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan secara formal memutuskan untuk berusaha sendiri maupun menjadi pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar. Harus diakui bahwa pekerja perempuan lebih Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|87
menyukai adanya kepastian dalam bekerja. Hal ini terlihat dari jumlah pekerja bebas perempuan baik di pertanian maupun non pertanian yang hanya sebesar 5,62 persen. Produktivitas Pekerja Perempuan Kesulitan perempuan untuk berkiprah di sektor formal selain dipengaruhi oleh beberapa keterbatasan produktivitas yang dimilikinya. Hal ini terjadi karena secara moral dan tanggungjawab perempuan bukan hanya di tempat kerja, namun juga terhadap keluarga. Pekerja perempuan memiliki rata-rata jam kerja per minggu yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Lebih dari separuh pekerja perempuan di Kabupaten Karimun pada tahun 2014 memiliki jam kerja antara 35-59 jam per minggu. Namun masih banyak
terdapat
pekerja
perempuan
berstatus
setengah
pengangguran yang jumlahnya mencapai 42,22 persen. Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jam Kerja Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Jam Kerja Seminggu
Laki-laki
<10 840 10-34 14.555 35-59 43.137 60+ 3.769 Jumlah 62.301 Rata2 jam kerja (Jam) 42,47 Sumber: BPS Kabupaten Karimun 88|P r o f i l
Perempuan 875 11.654 15.321 1.548 29.398 37,53
Laki-laki +Perempuan 1.715 26.209 58.458 5.317 91.699 40,88
Perempuan Kab. Karimun 2014
Selain masalah jam kerja, status sosial di masyarakat yang menempatkan laki-laki sebagai pemberi nafkah utama dalam keluarga membuat masa kerja seorang perempuan menjadi lebih singkat dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2014, rata-rata masa kerja seorang perempuan pada suatu bidang pekerjaan adalah 7 tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pekerja laki-laki yang mencapai 9 tahun. Dalam artian, pekerja perempuan di Kabupaten karimun belum dapat diandalkan untuk bisa bekerja dalam waktu yang lama. Tabel 6.6.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Lamanya Masa Kerja dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Masa Kerja (Tahun)
Laki-laki
0-4 20.634 5-9 15.401 10-14 9.931 15-19 6.735 >20 9.601 Jumlah 62.301 rata2 masa kerja (thn) 9,95 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
Perempuan 14.082 8.270 2.334 2.437 2.278 29.398 7,05
Laki-laki +Perempuan 34.250 23.557 12.517 9.252 12.123 91.699 9,12
Untuk masa kerja dibawah lima tahun, jumlah pekerja perempuan mencapai 47,9 persen, sedangkan pekerja laki-laki hanya 33,12 persen. Sementara untuk lama pekerjaan diatas 20 tahun, jumlah pekerja perempuan hanya besesar 7,75 persen, separuh dari jumlah pekerja laki-laki yang jumlahnya mencapai Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|89
15,41 persen. Hal ini terjadi karena seringkali banyak pertimbangan yang membuat seorang perempuan berhenti dari pekerjaannya, misalnya soal anak. Di sisi lain, posisi tawar pekerja perempuan yang lemah
juga
seringkali
dimanfaatkan
pengusaha
untuk
memberhentikan secara sepihak. Elson dan Pearson (1984) menyatakan bahwa penggunaan tenaga kerja perempuan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu sesungguhnya adalah strategi pengusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang murah. Kedua ahli tersebut dengan tegas menyatakan tidak benar apabila pembagian kerja timbul karena kaum perempuan dianggap paling cocok untuk pekerjaan tertentu. Dalam kenyataannya, hal itu hanya sekedar mitos belaka atau sengaja “dimitoskan”. Pihak pengusaha cenderung mencari tenaga kerja perempuan yang berusia muda dengan pertimbangan dapat menekan pengeluaran. Sebagaimana hasil penelitian dari Mather (1982), bahwa banyak perusahaan mencari tenaga kerja perempuan yang berumur 13-20 tahun dengan tujuan menekan pengeluaran. Disamping dapat memberi upah murah, pengusaha juga merasa lebih dapat menghemat uang perusahaan karena tidak perlu memberi tunjangan sosial akibat tidak adanya tanggungan keluarga. Hal ini berbeda bila perusahaan memperkerjakan tenaga kerja pria, yang selain lebih mahal juga memiliki anggota keluarga yang harus diberi tunjangan, entah itu istri atau anak. Secara lebih rinci, Manning (1980) mengemukakan dua keuntungan yang 90|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
diperoleh
pengusaha
bila
mereka
memperkerjakan
kaum
perempuan. Pertama, kaum perempuan lebih telaten dan lebih penurut sehingga tidak banyak menimbulkan kesulitan dalam menerapakan langkah kebijaksanaan perusahaan. Kedua, angkatan kerja perempuan sangat banyak dari segi upah relatif lebih murah daripada kaum pria sehingga karenanya dapat menekan biaya produksi. Tabel 6.7.
Perbandingan Indeks Pendapatan Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun KeatasYang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (Rata-rata Pendapatan = 100)
Lapangan Usaha Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Seluruh Lapangan Usaha
Laki-laki 126.35
Perempuan 33.27
101.93 128.31 100.54 100.37 115.41 93.60 104.81
80.75 53.28 91.44 68.46 85.43 149.04 96.96
120.58 117.48
74.82 62.96
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Hal ini dibuktikan melalui perbandingan pendapatan antara pekerja laki-laki
dengan perempuan.
Jika
rata-rata indeks
pendapatan setiap orang bernilai 100, maka secara umum indeks pendapatan
pekerja
laki-laki
mencapai
117,48.
Profil Perempuan Kab. Karimun
Sementara 2 0 1 4 |91
perempuan hanya mendapatkan separuhnya yaitu 62,92. Terdapat beberapa sektor dimana disparitas pendapatan antara pekerja lakilaki dan perempuan begitu kentara. Disparitas yang terbesar terjadi pada sektor pertanian, dimana indeks pendapatan laki-laki menyentuh
angka
126,35
sementara
perempuan
hanya
mendapatkan seperempatnya yaitu 33,27. Hanya di sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi saja pendapatan perempuan bisa lebih baik dibandingkan dengan pekerja laki-laki. Ketimpangan pendapatan yang berasal dari akumulasi rendahnya produktivitas serta nilai tawar inilah yang menyebabkan perempuan lebih banyak masuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja. Namun jika memperhatikan besarnya angka pengangguran penduduk perempuan yang mencapai 8,23 persen, maka dapat diketahui bahwa keinginan perempuan untuk bekerja masih cukup besar, meskipun dalam kenyataannya seringkali diliputi rasa
pesimis.
Jika
seluruh
pengangguran
terbuka
laki-laki
menganggur karena sedang mencari pekerjaan, maka hanya 48,28 persen saja perempuan yang melakukan hal yang sama. Terdapat 45,37 persen perempuan yang merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
92|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 6.8.
Jumlah Pengangguran Terbuka di KabupatenKarimun Menurut Alasan dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Alasan Menganggur
Laki-laki
Mencari Pekerjaan Merasa Tidak mungkin Mendapatkan Pekerjaan Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja Jumlah
Laki-laki +Perempuan 1.263 5.150
Perempuan
3.887 -
1.187
1.187
-
166
166
3.887
2.616
6.503
Sumber: BPS Kabupaten Karimun Rasa pesimis kaum perempuan ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Adanya affirmative action yang tepat untuk mengembangkan ekonomi berwawasan gender diperlukan untuk memastikan bahwa penduduk perempuan dapat ikut ambil bagian dalam pembangunan. Jika memperhatikan jumlah pencari kerja di kabupaten Karimun selama ini masih didominasi oleh mereka-mereka yang baru lulus sekolah/kuliah. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah pencari kerja pada waktu-waktu tertentu seperti pertengahan tahun yang merupakan waktu kelulusan.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|93
Tabel 6.9.
Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Karimun Menurut Bulan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014
20-54 >54 L P L P L P Januari 6 1 22 9 Februari 6 2 20 14 Maret 3 18 7 April 3 1 21 4 Mei 4 1 26 31 1 Juni 12 4 57 63 Juli 15 13 Agustus 20 10 70 50 September 9 9 47 30 Oktober 4 4 18 10 November 3 2 14 16 Desember 4 2 31 20 Jumlah 74 36 359 267 1 0 Sumber: Dinas Tenaga kerja Kabupaten Karimun Bulan
94|P r o f i l
15-19
Perempuan Kab. Karimun 2014
L+P 38 42 28 29 63 136 28 150 95 36 35 57 737
7. Sektor Publik
Kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan ditandai oleh masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha, serta rendahnya akses mereka terhadap sumber daya ekonomi, seperti teknologi, informasi, pasar, kredit dan modal kerja. Meskipun penghasilan perempuan pekerja memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penghasilan dan kesejahteraan keluarga perempuan masih dianggap pencari nafkah tambahan bahkan pekerja keluarga tak dibayar. Kesemuanya ini berdampak pada masih rendahnya partipasi, akses dan kontrol yang dimiliki serta manfaat yang dinikmati perempuan dalam pembangunan. Hal ini ditandai oleh rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dari tahun ketahun secara nasional maupun regional, keadaan ini diperburuk oleh ketimpangan gender khususnya di sektor publik. Bidang politik Tingkat kesadaran kaum perempuan untuk berpolitik relatif lebih baik dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini dibuktikan dari tingkat partisipasi dalam pemilihan presiden tahun 2014, dimana partisipasi pemilih perempuan secara umum mencapai 62,19 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan partisipasi pemilih laki-laki yang hanya sebanyak 56,26 persen. Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|95
Tingkat partisipasi tertinggi berada di Kecamatan Moro sebesar 70,26 persen, sementara yang paling rendah berada di Kecamatan Karimun sebesar 53,65 persen. Hal ini membuktikan bahwa kepedulian kaum perempuan untuk menciptakan pemerintahan dan memilih pemimpin tidak bergantung kepada kualitas pendidikan maupun status ekonomi. Karena di wilayah yang memiliki ekonomi dan sumber daya manusia lebih baik seperti kecamatan Karimun, justru menghasilkan tingkat partisipasi paling rendah. Tabel 7.1. Tingkat Partisipasi Pemilihan Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin (%) Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Moro 65,75 70,26 Durai 57,49 65,17 Kundur 53,56 60,85 Kundur Utara 56,11 66,56 Kundur Barat 63,01 69,57 Belat 54,75 63,35 Ungar 50,15 66,20 Karimun 50,68 53,65 Buru 48,97 58,28 Meral 55,82 61,26 Tebing 60,01 65,33 Meral Barat 64,98 69,19 Kab. Karimun 56,26 62,19 Sumber: Komisi pemilihan umum
Laki-laki +Perempuan 67,92 61,20 57,21 61,12 66,20 58,89 58,10 52,13 53,48 58,45 62,62 66,99 59,15
Sangat disayangkan bahwa kesadaran kaum perempuan yang baik dalam mengantisipasi isu-isu politik tidak diimbangi 96|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
dengan kemampuan untuk menjalankan politik tersebut pada lembaga formal. Mereka tidak memiliki kepercayaan terhadap kaumnya sendiri untuk maju sebagai anggota legislatif. Pada tahun 2014 jumlah dari 346 orang daftar calon tetap legislatif, sekitar 120 orang di antaranya adalah perempuan atau 35 persen. Namun yang sampai terpilih menjadi anggota legislatif hanya tiga orang atau hanya 2,5 persen dari total calon perempuan. Gambar 7.1.
Persentase Anggota Legislatif Perempuan di DPRD Kabupaten Karimun Tahun 2003-2019 (%) 10,00
10 6,67
8 6
4,00
4
2 0 2003-2008
2009-2014
2014-2019
Pada periode 2014-2019 tingkat keterwakilan kaum perempuan di bidang legislatif baru mencapai 10 persen, masih jauh dibawah harapan sebesar 30 persen. Dari 10 partai peserta pemilu legislatif tahun 2014, hanya dua partai yang berhasil meloloskan caleg perempuan yaitu Golkar dan PKB. Selain kurangnya rasa percaya diri terhadap sesama perempuan, hal ini menunjukkan Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|97
kurangnya kiprah kaum perempuan di masyarakat sehingga sesama para calon legislatif tersebut tidak mengenal dan dikenal oleh pemilih. Tabel 7.2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Karimun 2014-2019 Menurut Asal Fraksi dan Jenis Kelamin Fraksi
Laki-laki
Perempuan
Golkar 4 2 Demokrat 3 Hanura 3 Gerindra 3 PKS 3 PKB 2 1 PDI Plus 5 Amanat Persatuan 4 Jumlah 27 3 Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Karimun
Laki-laki +Perempuan 6 3 3 3 3 3 5 4 30
Pemerintahan Kiprah kaum perempuan Kabupaten Karimun di bidang pemerintahan menunjukkan peranan yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2014, jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Karimun mencapai 4.175 orang. Jumlah pegawai negeri sipil perempuan mencapai 2.280 orang, lebih besar dibandingkan dengan pegawai laki-laki yang hanya sebesar 1.895 orang. Yang lebih membanggakan, jumlah pegawai negeri sipil perempuan yang ada berada pada golongan yang cukup tinggi,
98|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
terbukti dari jumlah pegawai perempuan dengan golongan III dan IV yang jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 7.3.Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Golongan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) Laki-laki +Perempuan Golongan IV 284 425 709 Golongan III 717 1.012 1.729 Golongan II 782 818 1.600 Golongan I 112 25 137 Jumlah 1.895 2.280 4.175 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun Golongan
Laki-laki
Perempuan
Namun demikian, keunggulan dalam hal jumlah dan banyaknya pegawai perempuan yang memiliki golongan tinggi tersebut belum menjamin mereka untuk mendapatkan kiprah yang sama dalam hal jabatan. Pada tahun 2014 jumlah pegawai perempuan yang menduduki jabatan hanya sebanyak 201 orang. Angka ini hanya separuh dari total jumlah pejabat laki-laki yang mencapai 406 orang. Yang lebih menyedihkan lagi, adalah semakin tinggi jabatan, maka jumlah perempuan semakin kecil. Diluar adanya bias gender dalam menunjuk pejabat karier, hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan pegawai perempuan dalam hal kepempinan.
Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|99
Tabel 7.4. Jumlah Pegawai negeri Sipil Menurut Jabatan dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) Laki-laki +Perempuan Eselon II 31 2 33 Eselon III 122 35 157 Eselon IV 248 158 406 Eselon V 5 6 11 Jumlah 406 201 607 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun Jabatan
Laki-laki
Perempuan
Maka tidak heran jika kemudian muncul pertanyaan mengenai dimana sesungguhnya letak kemampuan perempuan dalam hal pemerintahan. Jawabannya terletak pada fungsi yang dipilih sebagai jalur karir pegawai perempuan. Karena ternyata jumlah pegawai perempuan yang besar itu lebih banyak berprofesi sebagi guru dan tenaga kesehatan. Dari jumlah 1.898 orang guru sekolah negeri di kabupaten Karimun, 1.296 orang atau 68,28 persen diantaranya merupakan guru perempuan. Selain itu dari 352 orang tenaga kesehatan, 276 orang atau 78,41 persen diantaranya merupakan perempuan. Sementara urusan teknis yang terkait dengan penugasan bersifat umum maupun adminsitrasi lebih banyak dikerjakan oleh pegawai laki-laki. Jumlahnya pegawai perempuan yang menggeluti bidang ini hanya sebanyak 507 orang atau 38,47 persen.
100|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014
Tabel 7.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Fungsi dan Jenis kelamin Tahun 2014 (Keadaan Maret 2014) Laki-laki +Perempuan Guru 602 1.296 1.898 Tenaga Kesehatan 76 276 352 Tenaga Teknis 811 507 1.318 Pejabat Struktural 406 201 607 Jumlah 1.895 2.280 4.175 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karimun Fungsi
Laki-laki
Perempuan
Kiprah Perempuan di Masyarakat Menjadi Pegawai Negeri Sipil, hanyalah secuil dari kiprah perempuan di masyarakat. Secara umum, mereka yang berkipran di bidang administrasi pemerintahan jumlahnya hanya sebesar 3,57 persen. Banyak perempuan Kabupaten Karimun yang telah turut berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Kiprah terbesar perempuan di Kabupaten Karimun saat ini masih berpusat di sektor swasta, dan pertanian. Meskipun masih terdapat ketertinggalan perempuan dalam beberapa bidang, namun hal ini bukan disebabkan oleh kebijakan yang tidak berpihak pada perempuan, melainkan ketidakmampuan kaum perempuan itu sendiri. Misalnya di sektor bisnis, jumlah perempuan yang menjadi pengusaha sudah mencapai 3.483 orang atau 11,85 persen. Meskipun jumlahnya cukup besar, namun skala usaha yang bersifat mikro kecil dinilai belum mampu mengangkat peranan perempuan di masyarakat secara umum. Kedepan, kaum Profil Perempuan Kab. Karimun 2014
|101
perempuan harus mampu meningkatkan kualitasnya, agar mampu bersaing secara sehat dan menghasilkan karya yang terbaik bagi Kabupaten Karimun. Tabel 7.6. Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Tempat Bekerja di Kabupaten Karimun Tahun 2014 Sektor Publik Jumlah Persentase Pertanian 6.220 21,16 Swasta 12.229 41,60 Pengusaha 3.483 11,85 Pedagang 2.553 8,68 PNS pemerintahan 1.049 3,57 Tenaga Pendidikan 1.802 6,13 Tenaga Kesehatan 594 2,02 jasa 1.468 4,99 Jumlah 29.398 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Karimun
102|P r o f i l
Perempuan Kab. Karimun 2014