Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Dan SMP Swasta Se-Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk
PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI DAN SMP SWASTA SE-KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK Nungky Dwi Noviyanti Dr. Tamsil Muis Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
[email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri dan SMP Swasta se-kecamatan Pace kabupaten Nganjuk yaitu SMP Negeri 1 Pace, SMP Negeri 2 Pace, dan SMP PGRI Pace. Subyek penelitian ini menekankan pada kepala sekolah, koordinator BK, guru BK, wali kelas, dan siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif karena penelitian ini mempercayai apa yang dilihat dan memahami fenomena sosial kemudian digambarkan secara jelas. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket, dan dokumentasi. Sedangkan teknik keabsahan data atau kredibilitas data menggunakan trianggulasi. Analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil yang didapat dari pengolahan data menunjukan bahwa setiap sekolah yang diteliti memiliki program yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan kebutuhan siswa. Setiap personil sekolah menjalin kerja sama dengan pihak lain dalam pelaksanaan program dengan cara masing-masing personil sekolah, walaupun demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program di SMP negeri dan SMP swasta se-kecamatan pace kabupaten nganjuk telah berjalan dengan baik. Jadi setiap sekolah memiliki cara masing-masing dalam pelaksanaan program. Kata kunci: pelaksanaan program, bimbingan dan konseling
kecepatan mahadasyat dan selalu menimbulkan
PENDAHULUAN
Pembahas bimbingan dan konseling untuk
masalah.
dunia pendidikan menjadi menarik. Karena hal ini
Bimbingan dan konseling sebenarnya
berkaitan dengan masa depan generasi muda yang
sudah ada pada sekolah dasar tetapi pada sekolah
akan memimpin bangsa ini ke depan. Berbagai
dasar keseluruhan dipegang oleh guru kelas,
masalah di era modern sekarang ini menuntut
sedangkan pada sekolah menengah pertama dan
pihak sekolah untuk meningkatkan profesionalitas
sekolah menengah atas ada guru tersendiri yaitu
konselor, sehingga mampu memecahkan setiap
guru BK, yang sudah diatur di dalam peraturan
problem yang dialami siswa, baik pribadi maupun
menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006
sosial. Kompleksitas problem di era globalisasi
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar
memang sulit dikendalikan, ia melaju dengan
dan menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap
1
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
satuan pendidikan difasilitasi dan atau dibimbing
perilaku tersebut merupakan proses perkembangan
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.
individu, yakni proses interaksi antara individu dengan
Oleh sebab itu pada sekolah menengah pertama ini bagaimana guru BK memberikan
lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan
pengertian tentang bimbingan dan konselimg lingkungan, membangun interaksi dinamis antara
sangatlah penting karena merupakan awal dari individu dengan lingkungan, membelajarkan individu
pembelajaran tentang bimbingan dan konseling. Guru BK haruslah jeli dalam pembuatan program untuk
siswanya
agar
kedepannya
tidak
menimbulkan persepsi negatif tentang guru BK.
untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku. Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan
bimbingan
dan
konseling
di
Munculnya persepsi negatif tentang BK
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada
dan tudingan-tudingan miring terhadap guru BK
ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang
antara lain disebabkan ketidaktahuan akan tugas,
atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting
peran, fungsi, dan tanggung jawab guru BK itu
adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
sendiri. Selain itu, bisa disebabkan oleh tidak mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal
disusunnya program BK secara terencana. (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan Bimbingan dan konseling adalah pelayanan moral-spiritual). bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan Tetapi dilapangan apakah sesuai dengan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang pengertian
diatas?
ternyata
tidak
semua
dapat
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dijalankan, sebab terkendala banyak masalah yang maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan menghampiri setiap sekolah karena setiap sekolah kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang mempunyai kebijakan tersendiri dalam penegembangan berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995) peserta didik yang dibantu oleh konselor sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan upaya Kenapa hal tersebut terjadi? Sebab menurut konselor proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu sekolah dari sekolah yang digunakan mengatakan mencapai
tingkat
perkembangan
yang
optimal, bahwa penyebab dari kurang optimalnya pelaksanaan
pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan Bimbingan
dan
Konseling
di
sekolah
karena
lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat keterbatasan waktu dan kurangnya tenaga BK atau individu dalam lingkungannya. Semua perubahan konselor sekolah. Keterbatasan waktu disebabkan
karena dalam satu minggu jam BK hanya diberi waktu
Hasil yang
lain menujukkan,
guru BK
satu kali, ada juga yang tidak diberikan waktu jam BK
membuat tetapi tidak terlalu fokus karena guru BK
tetapi konselor memberikan pada saat pulang sekolah.
tidak mengajar di tempat itu saja, beliau juga mengajar
Sedangkan pada tenaga konselor sangatlah dibutuhkan
di SMP yang lain juga dalam satu kabupaten sehingga
karena satu guru BK memegang siswa ± 150, keputusan
menyita waktu dan pandai-pandai mengatur waktu
bahwa satu guru BK memegang 150 siswa menurut
dalam dua sekolah.
surat keputusan bersama menteri pendidikan dan
Berdasarkan fakta di atas, penulis tertarik
kebudayaan dan kepala badan administrasi kepgawaian
untuk melakukan studi tentang Pelaksanaan Program
negara nomor: 0433/P/1993 dan nomor 25 tahun 1991.
Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri dan SMP
Hasil
wawancara
yang
dilaksanakan
di
Swasta
se-Kecamatan
Pace
Kabupaten
Nganjuk.
beberapa sekolah Negeri dan Swasta menunjukkan
Selanjutnya dari latar belakang, yang menjadi fokus
hasil yang bervariasi dari setiap sekolah. Hasil yang
permasalahan untuk diteliti yaitu : Bagaimanakah
didapat mereka membuat program-program bimbingan
manajemen bimbingan dan konseling, Bagaimanakah
dan konseling, baik program tahunan, semester, dan
organisasi, pembagian tugas, pelaksanaan program,
bulanan. Hasil observasi yang ada fasilitas serta tempat
pola penanganan siswa bermasalah, dan anggaran yang
ruang BK terletak di depan dekat pintu masuk. Berkas-
merupakan bagian dari manajemen Bimbingan dan
berkas program yang mereka buat ada, dan setiap guru
konseling, dan Bagaimanakah fasilitas bimbingan dan
Bk mempunyai program sendiri-sendiri tergantung
konseling di SMP Negeri dan SMP Swasta se-
kelas yang dipegang.
Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.
Hasil yang lain menunjukkan bahwa, guru BK
Maka tujuan yang ingin dicapai dalam
membuat program-program bimbingan dan konseling
penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui manajemen
baik program tahunan, semester, dan bulanan, maupaun
bimbingan
harian ada, pola 21 berupa layanan dan kegiatan
organisasi, pembagian tugas, pelaksanaan program,
pendukung dibuat dalam bentuk buku. Hasil observasi
pola penanganan siswa bermasalah dan anggaran yang
yang ada ruang BK cukup luas, terdapat ruang sendiri
merupakan bagian dari
untuk koordinator dan guru BK, ruang tamu, dan ruang
mengetahui penyediaan fasilitas apa saja yang sudah
konseling maupun bimbingan kelompok. Di dalam
tersedia di sekolah yang menunjang terlaksananya
ruang Koordinator terdapat tempat untuk menyimpan
program bimbingan dan konseling di SMP Negeri dan
file-file baik berupa buku maupun berupa file yang
SMP Swasta kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.
disimpan di komputer.
dan
konseling,
Untuk
manajemen,
mengetahui
dan
Untuk
Pengertian bimbingan dan konseling dari beberapa ahli antara lain yaitu: Bimbingan adalah
3
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
Arikunto (2005:11) menyatakan penelitian kualitatif
seseorang (individu) atau sekelompok orang agar
terjadi secara ilmiah, apa adanya, dalam situasi normal
mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi yang
yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya serta
mandiri. Kemandirian ini mencangkup lima fungsi
menekankan pada deskripsi secara alami.
pokok yang hendak dijalankan oleh pribadi mandiri,
Pengertian penelitian deskriptif adalah
yaitu a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, b)
suatu metode penelitian yang akan ditujukan untuk
menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
dinamis, c) mengambil keputusan, d) mengarakan diri, dan
e)
mewujudkan
diri.
(Prayitno
berlangsung pada saat ini, dan saat lampau.
dalam
Penelitian deskriptif tidak mengadakan manipulasi Sukardi,2008:37).
atau pengubahan-pengubahan pada variabel bebas, Sedangkan konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang keras, unik, dan human (manusiawi), yang dilakukan
tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Teknik pengumpulan data mengunakan
dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-
wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik
norma yang berlaku. (Prayitno dalam Sukardi,2008:38)
analisis dan keabsahan data yang digunakan
Adapun pengertian tentang program yaitu
adalah teknik trianggulasi.
Menurut Winkel (2004; 91) pengertian program bimbingan dan konseling adalah “suatu rangkaian
HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi
SK Mendikbud No. 025/1995 sebagai
dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu
petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
misalnya satu tahun ajaran”.
dan Angka Kreditnya, dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan (BP) secara
METODE
resmi diubah menjadi Bimbingan dan Konseling Dalam kulitatif
penelitian
deskriptif
ini
yang
digunakan
format
bertujuan
untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai
(BK).Inilah awal kejelasan pola pelaksanaan BK di sekolah-sekolah. SK tersebut didefinisikan
situasi, atau berbagai fenomena realistis sosial yang ada
bahwa BK adalah “ layanan bantuan untuk peserta
di masyarakat yang menjadi obyek poenelitian dan
didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
upaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu
agar mandiri dan berkembang secara optimal,
ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran
dalam bimbingan pribadi, bimbingan social,
tenatng kondisi, situasi,ataupun fenomena tertentu.
bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui
program dan tujuan dari BK terlaksana dengan
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
tepat.
berdasarkan norma-norma yang
berlaku.” SK
2. Pembagian tugas
Mendikbud inilah yang menjadi dasar bagi pola
Pembagian tugas setiap sekolah sama
BK-17.
Cuma yang membedakan pada sekolah A dan C Landasan
Program
dan
guru BK masuk kelas atau bisa dikatakan
Konseling yang ada di sekolah menurut SK
mempuyai jam masuk kelas, pada sekolah B tidak
Mendikbud No. 025/1995 masih menggunakan
ada jam masuk kelas tetapi mempuyai jadwal
pola 17, sedangkan beberapa sekolah sudah
tersendiri pada jam pulang sekolah dan itupun ad
menggunakan pola 17+. Pola 17+ yang ada masih
keunikan tersendiri dalam penyampaian layanan
disosialisasikan
sebab menjadi satu dengan budi pekerti dan siswa
oleh
ahli
Bimbingan
Bimbingan
dan
Konseling guna mendapatkan hasil yang maksimal
dibedakan
menurut
jeniskelamin
dalam
dalam membantu peserta didik dalam proses
penerimaan materi, dapat dilihat pada lampiran
perkembangannya.
3. Pelaksanaan program
Berdasarkan penelitian dengan kepala
Pelaksanan program yang terderi dari
sekolah, koordinator BK, guru BK, dan wali kelas
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak
melalui wawancara, dokumentasi serta hasil
lanjut pada ke-tiga sekolahan hasil yang didapat
analisis
melaksanakan
menunjukan hampir sama semuanya, Cuma yang
program bimbingan dan konseling di SMP Negeri
membedakan dari hasil yang didapat bahwa
dan SMP Swasta di wilayah kecamatan Pace
sekolah B tidak memiliki hambatan dalam
kabupaten Nganjuk, maka dapat digambarkan
pelaksanaan progarm tersebut, pada sekolah A dan
sebagai berikut:
C sama-sama memiliki hambatan berupa waktu
1. Organisasi
dan sarana prasarana.
angket
siswa
dalam
Organisasi setiap sekolah berbeda-beda
4. Pola penanganan siswa bermasalah
tetapi ada persamaan yaitu kurangnya tenaga BK
Pola penganganan siswa bermasalah untuk
yang ada di setiap sekolah. Sekolah tersebut
semua sekolha baik sekolah A, B dan C memiliki
dengan bijak merekrut guru bidang studi untuk
pola penanganan yang sama yang berpedoman
membantu
pada pola 17 +. Tetapi pada sekolah C penganan
tetlaksananya
program
BK
agar
5
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
siswa dibantu oleh wali kelas, bidang studi dan bahkan kepala sekolah pun juga membantu dalam mengatasi masalah siswa, ada yang membedakan antara sekolah A, B dan C yaitu siswanya. Pada sekolah A dan B rata-rata siswanya dari kalangan orang yang mampu tetapi pada sekolah C siswanya dari kalangan tidak mampu atau bahkan bisa dikatakan sangat tidak mampu. Sehingga bisa dikatakan masalah siswa yang paling rumit ada di sekolah C.
d.
Karier
√
√
√
e.
Agama
√
√
√
f.
Keluarga
√
√
√
Layanan
√
a.
Orientasi
√
b.
Informasi
√
√
√
c.
√
√
√
d.
Penempatan dan penyaluran Penguasaan konten
√
√
√
e.
Konseling individu
√
√
√
f.
√
√
√
g.
√
√
√
h.
Bimbingan kelompok Konseling kelompok Konsultasi
√
√
√
i. Mediasi
√
√
√
√
√
√
Pengadaan
anggaran
semua
sekolah
menggunakan dana BOS, tetapi yang paling mendapatkan manfaat dari dana BOS dalam
3)
√
a.
Layanan pendukung Aplikasi instrumen
b.
Himpunan data
√
√
√
c.
Kunjungan rumah
√
√
√
d.
√
√
√
e.
Tampilan kepustakaan Alih tangan kasus
√
√
√
5. Anggaran
2)
2.
Manajemen
1)
Organisasi
√
√
√
2)
Pembagian tugas
√
√
√
3)
Pelaksanaan tugas
√
√
√
4)
√
√
√
5)
Pola penanganan siswa bermasalah Anggaran
√
√
√
3.
Fasilitas
1)
Fisik
√
√
√
2)
Teknik
√
√
√
anggaran BK adalah sekolah B, sedangkan pada sekolah A dan C ada tetapi ada kesenjangan tarik
SIMPULAN DAN SARAN
ulur dana untuk kepentingan lainnya sehingga dalam pengadaan sarana prasarana BK terkendala. Rekapitulasi pelaksanan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri dan SMP Swasta se kecamatan pace kabupaten nganjuk, berdasarkan tabel di bawah ini.
Nama
SMPN 2
SMPN 1
sekolah
o
guru Bk nya
dalam pelaksananya sesuai
pelaksanaannya semua sekolah menjalin kerja
Y Ti a
hampir sama satu sama lain, tergantung dari
dengan yang diharapakan atau tidak. Dalam
SMP
N
tidak ada yang membedakan semuanya
PGRI
1. Manajeman dari sekolah Negeri dan Swasta
Indikator
pelaksanaan
1.
Y Ti a
dak
Y a
Ti
sama dengan pihak lain untuk mendapatkan
dak
hasil yang optimal walaupun terkendala dalam
Bidang
Keterlaksanaan 1)
dak
a.
Pribadi
√
√
√
b.
Sosial
√
√
√
c.
Belajar
√
√
√
kurangnya tenaga BK. 2. Fasilitas dari sekolah negeri dan swasta ada perbedaan pada sekolah negeri BK mempunyi
ruang tersendiri sedangkan pada swasta tidak
sekolah bisa lebih optimal dalam penyampaian
ada ruang tersendiri tetapi bergabung dengan
program dan kerjasama dengan personil sekolah
guang guru walaupun mempunyai meja kerja
demi terwujudnya pelayanan BK yang maksimal
sendiri. Dalam pengadaan sarana prasarana
kepada siswa.
masih lebih baik dari negeri dari pada swasta,
3. Bagi sekolah
karena pada swasta dana untuk pengadaan
Hasil penelitian berupa hambatan-hambatan dalam
sarana prasarana masih ada kendala. Dalam
pelasanaan program bimbingan dan konseling di
fasilitas teknik baik negeri maupun swasta
sekolah ini dapat menjadi informasi bagi pihak
mempunyai instrumen masing-masing dan
sekolah agar lebih mengetahui tentang tugas yang
hampir sama tergantung dari guru BK dalam
dialami oleh konselor dalam menjalankan tugas
penggunaan instrumennya.
dan kerja samanya dengan personil sekolah, sehingga diharapkan sekolah dapat menfasilitasi
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dan mendukung pelaksanaan program bimbingan
dilaksanakan, maka akan disampaikan beberapa
dan konseling
saran oleh peneliti, diantaranya:
4. Bagi wali kelas
1. Bagi calon konselor
Hasil penelitian ini adanya hubungan yang cukup
Hasil penelitian ini berupa pelaksanaan program
baik antara guru BK dan wali kelas untuk
bimbingan dan konseling di sekolah yang berbeda-
mengatasi masalah siswa. Hal ini perlu adanya
beda dapat memberikan wawasan kepada calon
peningkatan yang lebih agar kerja sama yang
konselor sehingga ketika nantinya terjun ke dunia
sudah terjalin menjadi lebih baik dan untuk
pendidikan pelaksanaan program bimbingan dan
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan BK di
konseling yang baik adalah sesuai dengan
sekolah serta mewujudkan perkembangan siswa
kebutuhan sekolah dan kebutuhan peserta didik
yang optimal.
2. Bagi konselor sekolah Hasil penelitian berupa prosentase angket pada
DAFTAR PUSTAKA
siswa yang terbilang terlaksana, dan hambatan-
Afifudin dan Beni Ahmad Saebani.2009.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Pustaka Setia
hambatan yang dialami konselor amaupun siswa ini dapat memberikan informasi agar konselor
7
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
Arikunto,Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:PT Rineka Cipta Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdikbud.1995.Landasan Program dan Pengembangan Kegiatan Belajar.Jakarta:Depdikbud Hariastuti,Retno Tri.2008.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Surabaya:Unesa University Press Nursalim, Moch & Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press Purwoko,Budi.2008.Organisasi dan Manajemen Bimbingan dan Konseling.Surabaya:Unesa University Press Purwoko,Budi dan Titin Indah Pratiwi.2007.Pemahaman Individu Melalui Teknik Non Tes. Surabaya:Unesa University Press Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya: Unesa University Press Sugiono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta Sukardi, Dewa Ketut dan Desak P.E. Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rinerka Cipta Sudrajat,Ahmad.2008. Bimbingan
Standar Ruang dan Konseling.
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09 /05/standar-ruang-bimbingan-dan-konseling/ )di akses kamis, 12 januari 2012 jam 10.18 WIB Sudrajat,Ahmad.2008.Program Bimbingan dan Konseling. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/ 08/program-bimbingan-dan-konseling )di akses kamis, 12 Januari 2012 jam 10.18 WIB
Tohirin.2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Winkel & Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi