Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015
Paska PAN Gabung Pemerintah •
Dalam seminggu ini, publik dan elite politik dikejutkan dengan sikap Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendadak menyatakan bergabung dengan pemerintahan Jokowi. PAN menyatakan bahwa bergabungnya partai ini ke pemerintah karena ingin membantu pemerintah dalam menghadapi kondisi ekonomi yang melemah. Sikap politik ini mengejutkan karena PAN sebelumnya merupakan salah satu motor dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang menyatakan oposisi terhadap pemerintah pasca pilpres 2014.
•
Mayoritas publik yaitu sebesar 66.64 % menyatakan bahwa mereka mendukung sikap politik Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyatakan bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Hanya 24.95 % publik yang menyatakan mereka menolak sikap PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
•
Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia – Denny JA. LSI Denny JA kembali mengadakan survei khusus merespon perkembangan politik nasional terkait pola koalisi dan oposisi pemerintahan.
•
Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 4-6 September 2015. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 600 responden dan margin of error sebesar +/- 4,0 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia. Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Survei ini didanai sendiri oleh LSI Denny JA.
•
Dukungan terhadap bergabungnya PAN ke pemerintah merata di semua segmen masyarakat. Baik mereka yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan. Mereka yang berpendidikan rendah maupun berpendidikan tinggi. Mereka yang “wong cilik” maupun yang berekonomi mapan juga mendukung sikap PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
•
Jika dipetakan berdasarkan konstituen partai, mayoritas pemilih yang partainya tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat mendukung bergabungnya PAN ke pemerintah. Hanya menirotas dari pemilih tersebut yang menolak sikap PAN tersebut. Pemilih PAN sendiri pada pemilu 2014 lalu, juga mayoritas mendukung sikap PAN bergabung dengan pemerintah. Di pemilih partai Golkar dan partai Demokrat, hampir berimbang antara mereka yang mendukung PAN bergabung dengan pemerintah dan mereka yang menolak sikap PAN tersebut.
•
•
Sementara sebaliknya, pemilih partai Gerindra dan pemilih PKS justru mayoritas menolak sikap PAN bergabung dengan pemerintah. Hanya minoritas yang mendukung sikap PAN meninggalkan Koalisi Merah Putih dan bergabung dengan pemerintah. ***** Dari hasil riset, LSI Denny JA menemukan ada 3 (tiga) alasan mengapa publik mendukung sikap politik PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Tiga alasan tersebut antara lain :
•
Pertama, publik inginkan pemerintah makin kuat dengan kondisi ekonomi yang melemah. Pemerintah yang kuat akan menjamin stabilitas politik yang saat ini dibutuhkan untuk recovery kondisi ekonomi. Dengan kondisi ekonomi yang melemah yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, publik berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi makin terpuruknya kondisi ekonomi.
•
Sebanyak 64.41 % publik mendukung alasan ini. Bahwa mereka mendukung PAN bergabung dengan pemerintah agar pemerintah makin kuat menghadapi kondisi ekonomi nasional yang melemah.
•
Kedua, publik menilai keberadaan koalisi partai pendukung pemerintah (KIH) dan partai oposisi pemerintah (KMP) tak lagi relevan. Publik berharap partai-partai politik tak lagi terkotak dalam setiap kubu. Sebanyak 10.17 % publik mendukung alasan ini, bahwa mereka mendukung PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi karena menilai keberadaan KIH dan KMP tak relevan lagi.
•
Ketiga, publik menilai bergabungnya PAN dengan pemerintahan Jokowi akan menguntungkan kedua pihak. Di satu sisi pemerintah akan kuat. Di sisi lain, jika kinerja pemerintahan baik maka bisa berdampak positif pada citra PAN. Sebanyak 15.25 % publik mendukung alasan ini bahwa bergabungnya PAN ke pemerintah akan menguntungkan kedua belah pihak. *****
•
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa terdapat 24.95 % publik yang menolak sikap PAN bergabung dengan pemerintah. Mereka yang menolak sikap politik tersebut bukannya tanpa alasan. LSI Denny JA menemukan bahwa ada tiga alasan utama yang mendasari sikap resistensi publik tersebut :
•
Pertama, mereka yang menolak menilai bahwa PAN hanya mengejar kepentingan sendiri. Publik menilai sikap PAN bergabung dengan pemerintah hanya murni kepentingan politik sesaat PAN. Sebanyak 30.10 % publik mendukung alasan ini bahwa mereka menolak PAN bergabung dengan pemerintah karena PAN hanya mengejar kepentingan sendiri.
•
Kedua, mereka yang menolak juga beralasan bahwa bergabungnya PAN dengan pemerintah juga merusak tradisi oposisi di Indonesia. Mereka berargumen bahwa sebaiknya PAN tetap diluar pemerintahan bersama KMP agar terjadi check and balances yang sehat. Jika ada partai yang sebelumnya menyatakan oposisi terus berbelok haluan ditengah perjalanan menjadi partai koalisi pemerintah, maka ini akan merusak tradisi oposisi. Partai politik tak terbiasa oposisi dan tak kuat godaan untuk ikut berkuasa. Mereka yang mendukung alasan ini sebanyak 15.10 %.
•
Ketiga, mereka yang menolak PAN bergabung dengan pemerintah karena alasan PAN menghianati koalisinya. Sikap PAN yang bergabung dengan KMP dinilai menghianati komitmennya bersama KMP. KMP dibentuk pasca pilpres oleh partai pendukung Prabowo-Hatta. PAN menjadi salah satu motor utama pendukung KMP karena Hatta adalah ketua umum PAN saat itu. Sebanyak 14.90 % publik mendukung alasab bahwa mereka menolak PAN bergabung dengan pemrintah karena dinilai menghianati koalisinya.
Akhirnya dengan bergabungnya PAN ke pemerintahan Jokowi, publik berharap menjelang setahun pemerintahan Jokowi-JK, pemerintahan Jokowi semakin kuat dan berharap kondisi ekonomi makin membaik.
Bergabungnya PAN ke pemerintahan Jokowi pun akhirnya memunculkan isu reshuffle jilid II. Jika akhirnya Jokowi memutuskan untuk melakukan reshuffle, publik berharap menteri yang dipilih membantu pemerintahan adalah mereka yang capable, punya integritas yang baik, dan tidak memunculkan kontroversi.
Selasa, 08 September 2015 Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA Narasumber : Rully Akbar (0856.80.49.040) Moderator : Dewi Arum (0812.8038.2407) Tim Riset LSI: Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, Fitri Hari, Dewi Arum.
Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILEG 2014 NAMA PARTAI PDIP GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT PKB PAN PKS NASDEM PPP HANURA PBB PKPI
PREDIKSI LSI*
HASIL KPU
TERBUKTI/TIDAK TERBUKTI
DIATAS 16% DIATAS 16% 8-16% 8-16% 3,5%-8% 3,5%-8% 3,5%-8% 3,5%-8% 3,5%-8% 3,5%-8% TIDAK LOLOS PT TIDAK LOLOS PT
18.95% 14.75% 11.81% 10.19% 9.04% 7.59% 6.79% 6.72% 6.53% 5.26% 1.46% 0.91%
TERBUKTI *Selisih 1,3% TERBUKTI TERBUKTI * Selisih 1.05% TERBUKTI TERBUKTI TERBUKTI TERBUKTI TERBUKTI TERBUKTI TERBUKTI
Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12
Dimuat, antara lain di Sehari Sebelum PILEG Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3%
8
Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILPRES 2009
DUKUNGAN PEMILIH
SURVEI LSI AWAL JUNI 2009
SURVEI LSI AKHIR JUNI 2009
PREDIKSI PEMENANG PILPRES 2009
HASIL KPU
DI ATAS 50%
SBYBOEDIONO
SBYBOEDIONO
SBY-BOEDIONO
TERBUKTI
30%-50%
-
-
-
DI BAWAH 30%
MEGAMEGAPRABOWO PRABOWO JK-WIRANTO JK-WIRANTO
-
-
TERBUKTI
Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3. Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009. 9
Track Record LSI Quick Count Paling Akurat Pasangan CapresCawapres Prabowo-Hatta Jokowi-JK
Quick Count LSI (Data 100 %)
Hasil Resmi KPU 22 Juli 2014
46. 70 % 53. 30 %
46. 85 % 53. 15 %
*Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %
METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 04 – 06 September 2015 • • • •
Quickpoll (smartphone LSI) Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden : 600 responden Margin of error : ± 4 % Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif • FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar • In Depth Interview • Analsis media nasional
Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden 11
Publik Dukung PAN Gabung Pemerintah Q : Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi dan bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), pada tanggal 3 September 2015 menyatakan bergabung dengan pemerintah. Apakah Anda mendukung atau tidak mendukung dengan langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Hanya dibawah 30 % yang resisten dengan sikap PAN
Laki-Laki Perempuan Dukung PAN Gabung Pemerintah Q : Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi dan bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), pada tanggal 3 September 2015 menyatakan bergabung dengan pemerintah. Apakah Anda mendukung atau tidak mendukung dengan langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Gender
Base
Ya Saya Mendukung
Tidak, Saya Tidak Mendukung
TT/TJ
Laki-laki
50 %
67. 36 %
26. 98 %
5. 66 %
Perempuan
50 %
65. 93 %
22. 96 %
11. 11 %
Baik laki-laki maupun perempuan diatas 60 % yang dukung PAN gabung Pemrintah.
“Wong Cilik” Lebih Tinggi Dukungannya Q : Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi dan bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), pada tanggal 3 September 2015 menyatakan bergabung dengan pemerintah. Apakah Anda mendukung atau tidak mendukung dengan langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Tingkat Pendapatan
Base
Mendukung
Tidak Mendukung
TT/TJ
Menengah – Bawah
45.89 %
71. 25%
16. 25 %
12. 50 %
Menengah
29.11 %
72. 35 %
15. 88 %
11. 76 %
Menengah Atas
24.63 %
61. 93 %
32. 81 %
5. 27 %
Di semua segmen ekonomi diatas 60 % Dukung PAN Gabung Pemerintah.
Semua Segmen Pendidikan Dukung Sikap PAN Q : Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi dan bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), pada tanggal 3 September 2015 menyatakan bergabung dengan pemerintah. Apakah Anda mendukung atau tidak mendukung dengan langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Tingkat Pendidikan
Base
Mendukung
SMP Kebawah
45.69 %
70. 64 %
19. 67 %
9. 67 %
SMA Kebawah
41.72 %
66. 74 %
23. 95 %
9. 30 %
Pernah Kuliah
Tidak Mendukung TT/TJ
12.59 65. 00 % 35. 00 % % Rata-rata dibawah 35 % yang menyatakan menolak sikap politik PAN bergabung dengan Pemerintah.
0.00 %
Konstituen KIH Menyambut PAN Q : Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi dan bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), pada tanggal 3 September 2015 menyatakan bergabung dengan pemerintah. Apakah Anda mendukung atau tidak mendukung dengan langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Pilihan Partai Pileg 2014
Ya Saya Mendukung
Tidak, Saya Tidak Mendukung
TT / TJ
PDIP
73. 33 %
18. 33 %
8. 33 %
PKB
55. 56 %
22. 22 %
22. 22 %
HANURA
57. 64 %
31. 26 %
11. 10 %
PPP
66. 67 %
33. 33 %
0. 00 %
NASDEM
65. 14 %
23. 25 %
11. 61 %
Hanya dibawah 35 % pemilih partai yang tergabung dalam KIH yang tak inginkan PAN bergabung.
Hanya Konstituen PKS & Gerindra yang Menolak Q : Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini dikenal sebagai partai oposisi dan bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), pada tanggal 3 September 2015 menyatakan bergabung dengan pemerintah. Apakah Anda mendukung atau tidak mendukung dengan langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Pilihan Partai Pileg 2014
Ya Saya Mendukung
Tidak, Saya Tidak Mendukung
TT / TJ
Golkar
42. 84 %
42. 16 %
15. 00 %
Demokrat
44. 18 %
43. 72 %
12. 10 %
Gerindra
18. 26 %
68. 48 %
13. 26 %
PAN
61. 54 %
30. 77 %
7. 69 %
PKS
24. 32 %
61. 77 %
13. 91 %
Konstituen PAN pun mendukung PAN Gabung Pemerintah.
3 Alasan Publik Mendukung Sikap PAN
18
(1) Agar Pemerintah Makin Kuat Bergabungnya PAN akan membuat partai pendukung pemerintah menjadi mayoritas di parlemen. Posisi ini akan memperkuat dan mempermudah pemerintah menjalankan kebijakan. Pemerintah yang kuat akan menjamin stabilitas politik yang saat ini dibutuhkan untuk recovery kondisi ekonomi.
(2) KIH dan KMP Dinilai Tak Relevan Lagi
Publik menilai keberadaan koalisi partai pendukung pemerintah (KIH) dan partai oposisi pemerintah (KMP) tak lagi relevan. Publik berharap partaipartai politik tak lagi terkotak dalam setiap kubu.
(3) Menguntungkan PAN & Pemerintah Publik menilai bergabungnya PAN dengan pemerintahan Jokowi akan menguntungkan kedua pihak.
Di satu sisi pemerintah akan kuat. Di sisi lain, jika kinerja pemerintahan baik maka bisa berdampak positif pada citra PAN.
Alasan Publik Dukung PAN Gabung Pemerintah Q : Apa alasan Anda mendukung langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
3 Alasan Publik Tolak PAN Gabung Pemerintahan Jokowi
23
(1) PAN Mengejar Kepentingan Pribadi Mereka yang menolak menilai bahwa PAN hanya mengejar kepentingan sendiri. Publik menilai sikap PAN bergabung dengan pemerintah hanya murni kepentingan politik sesaat PAN.
Publik menyakini bahwa berubahnya sikap PAN ini karena ada bargaining politik tertentu. Misalnya karena masuk kabinet atau kepentingan politik-ekonomi lainnya.
(2) PAN Merusak Tradisi Oposisi Mereka berargumen bahwa sebaiknya PAN tetap diluar pemerintahan bersama KMP agar terjadi check and balances yang sehat.
Jika ada partai yang sebelumnya menyatakan oposisi terus berbelok haluan ditengah perjalanan menjadi partai koalisi pemerintah, maka ini akan merusak tradisi oposisi. Partai politik tak terbiasa oposisi dan tak kuat godaan untuk ikut berkuasa.
(3) PAN Dinilai Menghianati Koalisinya
Sikap PAN yang bergabung dengan KMP dinilai menghianati komitmennya bersama KMP. KMP dibentuk pasca pilpres oleh partai pendukung Prabowo-Hatta. PAN menjadi salah satu motor utama pendukung KMP karena Hatta adalah ketua umum PAN saat itu.
Alasan Publik Tolak PAN Gabung Pemerintah Q : Apa alasan Anda tidak mendukung langkah PAN bergabung dengan pemerintah ?
Harapan Publik : Setahun Jokowi Pemerintah Makin Kuat
Akhirnya menjelang setahun pemerintahan Jokowi, publik berharap pemerintahannya makin kuat sehingga lebih fokus menata pemerintahan dan memajukan ekonomi. Jika masuknya PAN terjadinya reshuffle, publik berharap menteri yang dipilih adalah mereka yang capable, integritas baik, dan tak memunculkan kontroversi.