PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................................................................................................................ i Daftar Tabel................................................................................................................................. ii Daftar Grafik .............................................................................................................................. iii BAB I 1.1 1.2 1.3
PENDAHULUAN Latar Belakang ....................................................................................................I.1 Tujuan ....................................................................................................................I.4 Dasar Hukum ......................................................................................................I.4
BAB II 2.1
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2015 ........................................................................... II.1 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016 ............................................................................................... II.7
2.2 BAB III 3.1 3.2 3.3 3.4 BAB IV 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 BAB V
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN 2016 Asumsi Dalam APBN .....................................................................................III.1 Laju Inflasi .........................................................................................................III.1 Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................III.2 Asumsi Lainnya ..............................................................................................III.2 KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH Kebijakan Pendapatan Daerah .................................................................. IV.1 Kebijakan Belanja Daerah ........................................................................... IV.7 Kebijakan Pembiayaan Daerah .............................................................. IV.15 Kebijakan Pembangunan Daerah .......................................................... IV.18 Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Bekasi Tahun 2016 .................................................................................................... IV.24 PENUTUP ........................................................................................................... V-1
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
Daftar Isi- i
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Perkiraan Tahun 2013-2014 .................................. II.2
Tabel 2.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, 2008-2012 (%) ...................................... II.4
Tabel 2.3
Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi, 2009-2013 ......... II.5
Tabel 2.4
Perkembangan Ekspor Impor Kota Bekasi, 2008-2013 ............... II.6
Tabel 2.5
Indikator Makro Ekonomi Kota Bekasi ............................................... II.6
Tabel 2.6
Proyeksi PDRB Kota Bekasi menurut Lapangan Usaha Atas Harga Dasar Harga Konstan Tahun 2015-2016 ................... II.8
Tabel 2.7
Proyeksi Distribusi PDRB Kota Bekasi menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015-2016 ..................... II.9
Tabel 4.1
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2009-2014 ..................................................................................................... IV.1
Tabel 4.2
Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan daerah Kota Bekasi 2009-2014 ....................... IV.2
Tabel 4.3
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2008-2013 ............... IV.3
Tabel 4.4
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2016 .............................................................. IV.6
Tabel 4.5
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Bekasi, 2009-2014 ..................................................................................................... IV.8
Tabel 4.6
Proporsi Realisasi Komponen Belanja Terhadap Total Belanja Daerah Kota Bekasi, 2009-2013 ........................................... IV.9
Tabel 4.7
Proyeksi Keuangan Daerah (Rp) dan Pertumbuhan Keuangan Daerah (%) sesuai RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 ................... IV.10
Tabel 4.8
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2015.................................................................................... IV.11
Tabel 4.9
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2016.......................................................... IV.16
Tabel 4.10 Proyeksi Keuangan Daerah Tahun 2016-2017 ............................ IV.17 Tabel 4.11 Program Strategis Pembangunan Tahun 2016 ............................ IV.22 Tabel 4.12 Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2016 ....................................................................... IV.25
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
Daftar Isi- ii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bekasi 2011-2012 dan Proyeksi LPE tahun 2013-2016 (%) ........................................... II.4
Grafik 2.2
Laju Inflasi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia 20082013 (%) ......................................................................................................... II.5
Grafik 4.1
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2008-2013 ................ IV.3
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
Daftar Isi- iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
pengelolaan
keuangan
daerah
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD, merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah, komponennya meliputi: (a) asas umum pengelolaan keuangan daerah; (b) pejabatpejabat yang mengelola keuangan daerah; (c) struktur APBD; (d) penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA SKPD; (e) penyusunan dan penetapan APBD; (f) pelaksanaan dan perubahan APBD; (g) penatausahaan keuangan daerah; (h) pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; (i) pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD; (j) pengelolaan kas umum daerah; (k) Pengelolaan piutang daerah; (l) Pengelolaan investasi daerah; (m) Pengelolaan barang milik daerah; (n) Pengelolaan dana cadangan; (o) Pengelolaan utang daerah; (p) Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah; (q) penyelesaian kerugian daerah; (r) pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah; (s) pengaturan pengelolaan keuangan daerah. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Kota Bekasi Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Bekasi Tahun 2016 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018. Dalam RPJMD Tahun 2013-2018, telah ditetapkan visi yang ingin dicapai yaitu “BEKASI MAJU, SEJAHTERA DAN IHSAN”. Visi Pembangunan Kota Bekasi tahun 2013-2018 ini menggambarkan kondisi Kota Bekasi, yaitu Bekasi Maju, Bekasi Sejahtera, dan Bekasi Ihsan. Bekasi Maju menggambarkan pembangunan Kota Bekasi dan kehidupan warga yang dinamis, inovatif, dan kreatif yang didukung ketersediaan prasarana dan sarana
sebagai
bentuk
perwujudan
kota
yang
maju.
Bekasi
Sejahtera
menggambarkan derajat kehidupan warga Kota Bekasi yang meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan, terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, serta lingkungan fisik, sosial dan religius sebagai bentuk perwujudan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 1
masyarakat yang sejahtera. Bekasi Ihsan menggambarkan situasi terpelihara dan menguatnya nilai, sikap dan perilaku untuk berbuat baik, dalam lingkup individu, keluarga dan masyarakat Kota Bekasi. Kedisiplinan, ketertiban sosial, keteladanan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tumbuh seiring dengan meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mewujudkan kehidupan yang beradab. Visi ini akan dicapai melalui misi yaitu: 1. Menyelenggarakan tata kelola kepemerintahan yang baik. 2. Membangun prasarana dan sarana yang serasi dengan dinamika dan pertumbuhan kota. 3. Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan pendidikan kesehatan dan layanan sosial lainnya. 4. Meningkatkan perekonomian melalui pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan investasi, serta penciptaan iklim usaha yang kondusif. 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tenteram dan damai. Misi pertama bermakna bahwa tata kelola kepemerintahan dalam mewujudkan Visi Pembangunan Kota Bekasi tahun 2013-2018 dilakukan melalui fungsi pengaturan, pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan serta menempatkan aparatur sebagai pamong praja yang menjunjung tinggi integritas terhadap amanah, tugas dan tanggung jawab berdasarkan sepuluh prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yaitu: partisipasi masyarakat; tegaknya supremasi hukum; transparansi; kesetaraan; daya tanggap kepada pemangku kepentingan (stakeholders); berorientasi kepada visi; akuntabilitas; pengawasan; efektivitas dan efisiensi; profesionalisme.
Pendekatan yang dilakukan untuk
aktualisasi misi ini melalui penataan sistem, peningkatan kinerja dan penguatan integritas aparatur. Misi kedua bermakna bahwa pembangunan prasarana diarahkan untuk terpenuhinya kelengkapan dasar fisik lingkungan kota bagi kehidupan yang layak, sehat, aman dan
nyaman; terpenuhinya sarana perkotaan untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi; serta terpenuhinya kelengkapan penunjang (utilitas) untuk pelayanan warga kota. Misi ini juga ditujukan untuk mengarahkan pembangunanprasarana dan sarana yang meningkat dan serasi, untuk
memenuhi kehidupan warga kota yang dinamis,
inovatif dan kreatif, dengan memperhatikan prinsip pengelolaan, pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan kota yang maju, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Misi ketiga memiliki makna bahwa layanan pendidikan, kesehatan dan layanan sosial lainnya diarahkan untuk meningkatkan derajat kehidupan sosial Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 2
masyarakat
seiring
dengan
terbangunnya
kehidupan
keluarga
sejahtera,
terkelolanya persoalan dan dampak sosial perkotaan, meningkatnya partisipasi perempuan dan peran serta pemuda dalam
pembangunan, aktivitas olahraga
pendidikan, rekreasi dan prestasi serta aktualisasi budaya daerah sebagai fungsi sosial, normatif dan apresiasi. Misi keempat memiliki makna upaya untuk meningkatkan perekonomian ditempuh melalui peningkatan kapasitas dan perluasan sektor usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM), pengembangan industry kreatif, peningkatan daya tarik investasi, dan penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang bermuara pada pembentukan lapangan kerja baru dan kesempatan berusaha, terbentuknya daya saing perekonomian kota, dan laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Misi kelima bermakna bahwa dinamika pembangunan dan kehidupan warga Kota Bekasi harus diimbangi dengan upaya pengendalian terhadap potensi kerawanan
sosial,
gangguan
ketertiban,
penegakan
Peraturan
Daerah
Penanggunalan Bencana serta kesatuan dan ketahanan bangsa, kerukunan hidup dan umat beragama, serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 3
1.2.
Tujuan Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2016 adalah sebagai berikut: a.
Menyediakan dokumen kebijakan umum pembangunan tahunan agar berbagai kegiatan pembangunan terarah dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
b.
Menyediakan kerangka acuan dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang memuat prioritas program dan pagu anggaran SKPD.
1.3. Dasar Hukum Landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663);
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 4
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), dan diubah kembali dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 8.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4700);
10.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah (Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 5
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
18.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
20.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5
21.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
22.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
23.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
24.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;
25.
Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Bekasi;
26.
Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi;
27.
Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-2031;
28.
Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi;
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 6
29.
Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun 2013-2018;
30.
Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun 2016.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
I- 7
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1 Kondisi Ekonomi Makro Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2015 Indikator ekonomi makro suatu daerah dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah tersebut. Beberapa indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian suatu daerah diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat inflasi, pendapatan per kapita, dan ekspor-impor. a. PDRB Kota Bekasi PDRB Kota Bekasi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada tahun 2013, PDRB Kota Bekasi atas dasar berlaku diperkirakan sebesar Rp51.683.549 juta, bertambah sebesar Rp5.826.165 juta atau tumbuh 12,57 persen dari tahun 2012 yang sebesar Rp45.857.384 juta. Sedangkan atas dasar harga konstan, PDRB Kota Bekasi pada tahun 2013 diperkirakan sebesar Rp18.801.814 juta, bertambah Rp1.095.412 juta atau tumbuh 6,19 persen dari tahun 2012 yang sebesar Rp17.706.402 juta. Pada tahun 2014 diperkirakan PDRB Kota Bekasi atas dasar harga berlaku akan meningkat menjadi Rp57.882.555 juta atau tumbuh sebesar 11,99 persen. Sedangkan atas dasar harga konstan diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,23 persen menjadi Rp19.973.122 juta. Pertumbuhan PDRB Kota Bekasi disebabkan oleh tumbuhnya beberapa sektor ekonomi seperti bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor-sektor ini meskipun bukan dominan tetapi menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun. Bila dilihat dari sektor tradables (penghasil barang) dan non-tradables (jasa), kinerja pertumbuhan sektor tradables kalah cepat dibandingkan laju sektor non-tradables. Laju pertumbuhan sektor tradables (sektor pertanian dan sektor industri pengolahan) selalu di bawah laju pertumbuhan PDRB rata-ratanya. Lambatnya pertumbuhan sektor pertanian tidak
terlalu mengkhawatirkan, karena kontribusinya terhadap
pembentukan PDRB Kota Bekasi relatif kecil. Namun lambatnya pertumbuhan sektor
industri
pengolahan
perlu
mendapatkan
perhatian
karena
kontribusinya yang cukup dominan terhadap pembentukan PDRB Kota Bekasi.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 1
Struktur perekonomian Kota Bekasi menunjukkan dua sektor utama yang berperan penting dalam pembentukan PDRB Kota Bekasi, yakni sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013, atas dasar harga berlaku, sektor industri pengolahan diperkirakan menyumbang 41,44 persen terhadap pembentukan PDRB, sedikit turun dari tahun 2012 yang sebesar 42,23 persen. Sementara kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 31,64 persen atau sedikit meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 31,14 persen. Pada tahun 2014, kontribusi sektor industri pengolahan diperkirakan akan sedikit menurun menjadi 40,71 persen, sedangkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran kembali akan sedikit meningkat menjadi 32,10 persen. Secara rinci perkembangan PDRB, Distribusi dan Pertumbuhan PDRB Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut : Tabel 2.1 PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Perkiraan Tahun 2013-2014 LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013* (1) (2) (3) (4) PDRB Harga Berlaku (Juta Rupiah) dan Distribusi PDRB (%) 1. Pertanian 341.294 368.028 410.617 0,84 0,80 0,79 2. Pertambangan 0 0 0 0 0 0 3. Industri Pengolahan 17.168.824 19.367.482 21.418.267 42,36 42,23 41,44 4. Listrik, Gas, dan Air 1.607.057 1.792.140 2.068.580 3,97 3,91 4,00 5. Bangunan 1.376.313 1.719.379 1.945.442 3,40 3,75 3,76 6. Perdagangan, Hotel 1.2491.928 14.281.124 16.353.303 dan Restoran 30,82 31,14 31,64 7.
Pengangkutan Komunikasi
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
9.
PDRB
dan
2014* (5) 449.345 0,78 0 0 23.565.073 40,71 2.371.633 4,10 2.187.899 3,78 18.582.956 32,10
3.572.443 8,81 1.566.220
3.937.104 8,59 1.763.490
4.541.827 8,79 2.000.675
5.177.072 8,94 2.253.771
3,86
3,85
3,87
3,89
2.404.729 5,93 40.528.808
2.628.637 5,73 45.857.384
2.944.837 5,70 51.683.549
3.294.806 5,56 57.882.555
100
100
136.782 0,93 0
137.854 0,78 0
100
100
PDRB Harga Konstan (Juta Rupiah) dan Pertumbuhan PDRB (%) 1.
Pertanian
2.
Pertambangan
135.208 1,78 0
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
135.523 0,24 0
II- 2
LAPANGAN USAHA (1) 3.
Industri Pengolahan
4.
Listrik, Gas, dan Air
5.
Bangunan
6.
Perdagangan, dan Restoran
Hotel
7.
Pengangkutan Komunikasi
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
9.
dan
PDRB
2011 (2)
2012 (3)
2013* (4)
2014* (5)
0 6.868.060 5,03 696.315 10,92 620.425 9,85 4.782.975
0 7.297.552 6,25 755.785 8,54 695.464 12,09 5.170.903
0 7.562.872 3,64 831.761 10,05 747.671 7,51 5.532.243
0 7.824.484 3,46 916.347 10,17 801.609 7,21 5.938.215
8,10
8,11
6,99
7,34
1.707.287 10,08 704.352
1.763.144 3,27 765.229
1.975.557 12,05 825.149
2.195.379 11,03 890.551
8,93
8,64
7,83
7,93
1.056.921 6,82 16.571.540
1.122.802 6,23 17.706.402
1.189.778 5,97 18.801.814
1.268.683 6,63 19.973.122
7,08
6,85
6,19
6,23
Sumber : Bekasi Dalam Angka 2013 *) hasil Proyeksi
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi Selama kurun waktu tahun 2008-2013, laju pertumbuhan PDRB Kota Bekasi atas dasar harga konstan terlihat mengalami fluktuasi. Pertumbuhan tertinggi dicapai tahun 2011 yakni 7,08 persen dan terendah pada tahun 2009 sebesar 4,13 persen. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada tahun 2009 ini tak terlepas dari dampak adanya krisis ekonomi dunia pada tahun 2008. Pada krisis ekonomi dunia tahun 2008, sektor industri pengolahanlah yang paling terkena dampaknya. Maka, tidak mengherankan apabila sektor industri pengolahan yang paling mengalami perlambatan pertumbuhannya. Mengingat sektor industri pengolahan masih dominan dalam struktur ekonomi Kota Bekasi, maka melambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada tahun 2009. Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia, ternyata 2009 juga menjadi tahun terendah tingkat pertumbuhan ekonominya, baik Provinsi untuk Jawa Barat maupun Indonesia. Dalam periode 2008-2010, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi masih tertinggal dari Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia. Namun tahun 20112012, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi lebih cepat dari Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia. Perbandingan laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 3
Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, 2008-2012 (%) Tahun
Kota Bekasi
Provinsi Jawa Barat
Indonesia
2008
5,94
6,21
6,47
2009
4,13
4,19
5,00
2010
5,84
6,20
6,60
2011
7,08
6,48
6,98
2012
6,85
6,21
6,85
2013 6,81 Sumber : BPS tahun 2013
6,06
5,78
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi periode 2011-2013 dan proyeksi tahun 2014-2016 dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini. Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bekasi 2011-2013 dan Proyeksi LPE Tahun 2014-2016 (%)
Sumber : BPS, 2013 (diolah) c. Tingkat Inflasi Inflasi merupakan indikator penting dalam perekonomian yang berkaitan erat dengan daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro yang perlu mendapat perhatian pemerintah untuk dikendalikan. Laju inflasi di Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2008-2013 menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 10,10 persen dan terendah pada tahun 2009 sebesar 2,63 persen. Pergerakan laju inflasi Kota Bekasi sejalan dengan laju inflasi Provinsi Jawa Barat dan Indonesia. Tingkat inflasi Jawa Barat dan Indonesia tertinggi juga terjadi pada tahun 2008 dan terendah pada tahun 2009. Laju inflasi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia dapat dilihat pada Grafik 2.2 berikut ini. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 4
Grafik 2.2 Laju Inflasi Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, 2008-2013 (%) 12 10.1
9.46
10 7.88 8
Bekasi 6
Jawa Barat 3.45
4
3.46
Indonesia
2.63
2 0 2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : BPS dan RPJMD Prov. Jawa Barat 2013-2018 d. Pendapatan per Kapita PDRB per Kapita Kota Bekasi atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 PDRB per Kapita tercatat sebesar Rp. 13.894.462 (ADHB) dan Rp. 6.454.982 (ADHK), kemudian pada tahun 2013 tumbuh menjadi sebesar Rp. 20.008.979 (ADHB) dan Rp. 7.294.072 (ADHK). Namun demikian, laju pertumbuhan PDRB per Kapita ini masih kalah cepat dengan pertumbuhan PDRB-nya. Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi, 2009-2013. Pertumbuhan PDRB PDRB per Kapita (Rp) per Kapita (%) Tahun ADHB ADHK ADHB ADHK 2009 13.894.462 6.454.982 2010 15.280.958 6.628.250 9,98 2,68 2011 16.727.244 6.839.486 9,46 3,19 2012 18.175.506 7.017.906 8,66 2,61 2013 20.008.979 7.294.072 10,09 3,94 Sumber : Kota Bekasi dalam Angka 2013 e. Ekspor-Impor Ekspor dan impor Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2008-2012 menunjukkan perkembangan yang cukup baik, karena menghasilkan ekspor neto yang selalu positif dengan pertumbuhan ekspor yang selalu tinggi. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 5
Perkembangan ekspor Kota Bekasi pada tahun 2008 tercatat sebesar US$ 167.814.950,94 dan meningkat menjadi US$ 1.762.621.585,00 pada tahun 2013. Sementara itu, nilai impor pada tahun 2008 tercatat sebesar US$ 52.493.273,75 meningkat menjadi US$ 226.558.567,00 pada tahun 2013. Perkembangan ekspor-impor Kota Bekasi tahun 2008-2013 disajikan pada Tabel 2.4. berikut ini. Tabel 2.4 Perkembangan Ekspor-Impor Kota Bekasi, 2008-2013 Nilai (US$) Tahun
Ekspor
Pertumbuhan (%)
Impor
Ekspor Neto
Ekspor
Impor
Ekspor Neto
2008
167.814.950,94
52.493.273,75
115.321.677,19
2009
268.158.088,20
63.790.255,84
204.367.832,36
59,79
21,52
77,22
2010
315.480.103,77
66.403.991,29
249.076.112,48
17,65
4,10
21,88
2011
536.478.650,91
33.201.995,65
503.276.655,26
70,05
-50,00
102,06
2012
983.515.665,83
122.847.383,89
860.668.281,94
83,33
270,00
71,01
2013
1.762.621.585,00
226.558.567,00
1.536.063.018,00
79,22
84,42
78,47
Sumber : Kota Bekasi Dalam Angka 2013 Perkembangan capaian Indikator kesejahteraan ekonomi Kota Bekasi secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 Indikator Makro Ekonomi Kota Bekasi No.
Indikator
1.
PDRB ADH Konstan (juta rupiah)
2.
Pertumbuhan Ekonomi (%)
3.
2013
2014*
18.801.814
19.973.122
6,19
6,23
PDRB ADH Berlaku (juta rupiah)
51.683.549
57.882.555
4.
PDRB Perkapita ADH Berlaku (rupiah)
20.008.979
21.354.504
5.
Laju Inflasi (%)
9.46
5,65
6.
Ekspor (USD)
1.762.621.585
1.795.020.315
7.
Impor (USD)
226.558.567
206.112.531
8.
Pendapatan Pajak Daerah (Rp)
718.251.958.508
852.916.735.500
9.
DAU (Rp)
10.
Angkatan Kerja (org)
1.052.562
1.070.719
11.
Jumlah Usia Kerja (15+) (org)
1.164.251
1.765.956
12.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%)
61.53
60.63
13.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
9,58
8.75
1.051.235.707.000 1.133.417.253.000
Sumber : Kota Bekasi Dalam Angka, 2013.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 6
2.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan 2016 Kondisi perekonomian Kota Bekasi tahun 2015 masih dipengaruhi oleh perkembangan kondisi perekonomian dunia, perekonomian nasional, maupun perekonomian regional Provinsi Jawa Barat. Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan kondisi perekonomian di tingkat internasional antara lain krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, yang menyebabkan melemahnya perekonomian dunia sampai akhir tahun 2015, dan dimungkinkan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya tahan perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi dalam negeri terkait dengan berbagai kebijakan pemerintah, juga akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang kesemuanya akan berimbas pula pada kondisi perekonomian di Jawa Barat dan Kota Bekasi pada tahun 2015. Berlakunya perdagangan bebas Asean Economic Community (AEC) tahun 2015 dan berlanjutnya perdagangan bebas antara Asia Tenggara dan China (ACFTA) sejak tahun 2010. Dengan adanya AEC tahun 2015 ada potensi terjadinya perubahan pola kerjasama ekonomi, dan struktur dan komponen perekonomian yang ada. AEC juga membuka peluang pengembangan ekspor oleh masing-masing negara ASEAN yang membuat pasar domestik terancam. Semakin intensifnya pasar bebas/globalisasi menuntut peningkatan kualitas produk barang dan jasa secara lebih kompetitif. Untuk itu dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing produk-produk lokal di pasar regional ataupun global, tantangan ke depan adalah meningkatkan kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap dengan tetap mengacu pada Standar Mutu Nasional maupun Standar Mutu Internasional. Tantangan lainnya adalah tingginya permintaan impor produk bahan baku industri. Kondisi ini menjadikan perekonomian indonesia belum kokoh dan rentan terhadap gejolak global. Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku dari negara lain berpotensi menimbulkan guncangan ekonomi pada kondisi perekonomian dunia yang kurang baik, seperti nilai tukar rupiah yang melemah, sehingga terjadi inflasi yang tinggi. Beberapa kebijakan pemerintah juga menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas perekonomian daerah, antara lain longgarnya penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan tarif dasar listrik. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi beberapa tahun sebelumnya dan mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan dunia, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada tahun 2015 dan 2016 diperkirakan mencapai 6,57 persen dan 6,70 persen. Laju pertumbuhan sedemikian relatif menunjukkan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 7
sedikit percepatan dibandingkan tahun-tahun 2013 dan 2014 yang masing-masing mencapai 6,19 persen dan 6,3 persen. Hal ini disebabkan antara lain oleh lambatnya laju pertumbuhan sektor industri pengolahan yang merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Bekasi. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 4,29 persen dan tahun 2016 sebesar 4,53 persen yang relatif lebih rendah dari tingkat pertumbuhan total PDRB. Sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor-sektor yang diperkirakan laju pertumbuhannya pada tahun 2015 dan 2016 konsisten tinggi. Sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa diperkirakan masih memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari laju PDRB-nya. Proyeksi Pertumbuhan PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini. Tabel 2.6 Proyeksi PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2015-2016 2015 Nilai Pertumbuhan (juta Rp) (%) (2) (3) 139.301,08 1,05 8.160.081,06 4,29
2016 Nilai Pertumbuhan (juta Rp) (%) (2) (3) 140.632,02 0,96 8.529.992,40 4,53
1.010.276,96
10,25
1.111.162,03
9,99
866.964,92 6.379.856,30
8,15 7,44
944.677,52 6.864.447,96
8,96 7,60
2.414.976,38
10,00
2.639.694,32
9,31
965.007,90
8,36
1.045.479,93
8,34
1.349.830,30
6,40
1.436.337,63
6,41
PDRB 21.286.294,90 Sumber : Hasil Proyeksi
6,57
22.712.423,81
6,70
LAPANGAN USAHA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
(1) Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Berdasarkan distribusi PDRB Kota Bekasi atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, dua sektor yang diperkirakan tetap memberikan kontribusi terbesar pada tahun 2015 dan 2016 adalah sektor industri pengolahan dan sektor Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 8
perdagangan, hotel dan restoran. Sementara sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan perkembangan yang baik dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB pada urutan ketiga. Proyeksi distribusi PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini. Tabel 2.7 Proyeksi Distribusi PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015-2016 LAPANGAN USAHA (1) Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran
1. 2. 3. 4. 5. 6.
2015 Nilai (juta Rp) (2) 497.143,76 26.344.789,99 2.737.038,67 2.493.272,20 21.189.726,01
Distribusi (%) (3) 0,76 40,27 4,18 3,81 32,39
Nilai (juta Rp) (2) 543.469,03 29.451.785,37 3.146.573,90 2.879.450,91 24.125.278,73
Distribusi (%) (3) 0,74 39,87 4,26 3,90 32,66
5.908.556,17
9,03
6.706.715,33
9,08
2.556.754,50
3,91
2.900.656,96
3,93
3.685.685,44 65.412.966,75
5,63 100,00
4.121.111,90 73.875.042,12
5,58 100,00
7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Sumber : Hasil Proyeksi
2016
Untuk mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi sesuai dengan atau melebihi proyeksi tersebut, maka :
Kinerja sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Kota
Bekasi
harus diusahakan
untuk bisa
ditingkatkan
laju
pertumbuhannya dengan mendorong investasi di sektor ini. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya adalah mempermudah dan mempercepat proses perizinan usaha serta mengembangkan infrastruktur yang mendukung sektor industri pengolahan.
Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memiliki kontribusi terhadap PDRB dan laju pertumbuhan yang tinggi terus dipertahankan dan didorong agar bisa lebih produktif.
Sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa yang tumbuh pesat seiring pesatnya perkembangan sektor bangunan di Kota Bekasi perlu
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 9
didorong untuk bisa meningkatkan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kota Bekasi. Secara umum kebijakan ekonomi daerah Kota Bekasi tahun 2016 diarahkan pada : 1.
Mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan sektor industri pengolahan dengan tingkat pertumbuhan minimal 6,5% melalui paket pemberian intensif kemudahan perijinan;
2.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah menjadi di atas 7% per tahun;
3.
Meningkatkan kualitas belanja pemerintah melalui peningkatan belanja investasi;
4.
Meningkatkan investasi daerah melalui intensifikasi promosi potensi daerah;
5.
Menggali dan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, khususnya lapangan usaha ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas UMKM dan koperasi.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
II- 10
BAB III ASUMSI – ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
3.1.
Asumsi Dasar Dalam APBN Tahun 2016 Beberapa asumsi yang digunakan oleh pemerintah dalam penyusunan APBN tahun 2016 sebagai berikut: 1. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 ditargetkan untuk mencapai kisaran pertumbuhan 6,4% sampai 6,6%. 2. Laju inflasi pada tahun 2016 diperkirakan akan mencapai kisaran 4,0% sampai 5,0%. Upaya menjaga inflasi tersebut didukung upaya pemerintah menjamin pasokan kebutuhan pokok masyarakat, perbaikan distribusi barang kebutuhan ke seluruh pelosok nusantara. 3. Jumlah penduduk miskin diharapkan dapat ditekan pertumbuhannya, dan pada tahun 2016 ditargetkan berkisar 9,0% sampai 10,0%. 4. Tingkat pengangguran terbuka ditargetkan menurun hingga hanya mencapai 5,2% sampai 5,5%. 5. Nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat, diperkirakan masih akan mengalami depresiasi yang merupakan implikasi dari beragam faktor luar maupun dalam negeri. Nilai rupiah tahun 2016 diperkirakan masih mengalami fluktuasi di kisaran 12.500-14.000 per dollar AS. 6. ICP (harga minyak mentah Indonesia) pada tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 95-110 per barel per hari. 7. Lifting gas bumi pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 1.200.0001.250.000 barel setara minyak per hari.
3.2.
Laju Inflasi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, disertai tingkat perkembangan harga (inflasi) juga tinggi akan berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Sementara itu dalam dimensi makro, inflasi yang tinggi juga dapat mengurangi daya saing atas produk barang dan jasa. Laju inflasi Kota Bekasi tahun 2016 sesuai dengan RPJMD ditargetkan kurang dari 6%. Keterlibatan langsung pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kebijakan sangat diperlukan guna menjaga stabilitas harga. Pada periode sebelumnya, laju inflasi diharapkan tetap terjaga dengan asumsi tidak diberlakukan kebijakan kenaikan harga BBM, gas, dan tarif dasar
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
III- 1
listrik. Namun demikian, seiring perkembangan kondisi perekonomian nasional sebagai implikasi dari diberlakukannya mekanisme penetapan tarif harga BBM serta penyesuaian tarif harga dasar listrik dan gas, diperkirakan tahun 2015 inflasi di Kota Bekasi berpotensi mencapai 7,41%, meskipun pada tahun 2016 seiring perkembangan stabilitas perekonomian nasional yang sedikit membaik, diprediksikan inflasi di Kota Bekasi mencapai 7,24%. 3.3.
Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan kegiatan perekonomian Kota Bekasi pada tahun 2016 dapat pulih kembali walaupun masih dirasakan akibat dampak krisis perekonomian global sehingga pertumbuhan dari masing – masing sektor dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap PDRB. Prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 7,12%, dan tahun 2016 sebesar 7,29% dapat tercapai jika stabilitas harga barang dan jasa terjaga.
3.4.
Asumsi Lainnya Beberapa asumsi lain yang digunakan dalam penyusunan APBD tahun 2016 sebagai berikut: 1. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kota Bekasi diharapkan dapat meningkat menjadi sebesar Rp 24.379.221,00 pada tahun 2016 seiring dengan peningkatan PDRB. 2. Tingkat pengangguran terbuka Kota Bekasi diharapkan menurun menjadi 10,1% pada tahun 2016. Pengangguran diharapkan semakin menurun apabila didukung peningkatan investasi. Oleh karena itu perlu diciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan minat dan realisasi investasi di Kota Bekasi. 3. Diharapkan jumlah penduduk miskin diharapkan dapat menurun seiring dengan peningkatan pendapatan perkapita penduduk. Pada tahun 2015 direncanakan persentase penduduk miskin menurun menjadi 5,72% dan pada tahun 2016 ditargetkan dapat diturunkan hingga kisaran 5,5%.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
III- 2
BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
4.1 Kebijakan Pendapatan Daerah 1. Kinerja Pendapatan Daerah Komponen pendapatan daerah Kota Bekasi meliputi Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan. Kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kelompok pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan menurut jenis pendapatan terdiri dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Pendapatan daerah Kota Bekasi meningkat dari tahun ke tahun, baik dari target maupun realisasinya yang terlihat pada Tabel 3.1. Selama periode tahun 2009-2014, kinerja realisasi pendapatan daerah lebih dari 100% atau melebihi dari target, kecuali tahun 2010, 2013 dan 2014 yang kurang dari target. Kinerja realisasi pendapatan lebih dari 100% menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bekasi berhasil menghimpun sumber pendapatan melebihi target yang ditetapkan pada awal tahun rencana. Pertumbuhan realisasi pendapatan tertinggi terjadi tahun 2011 (40,09%), sedangkan pertumbuhan realisasi pendapatan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar (7,33%). Tabel 4.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2009-2014 Tahun Anggaran
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Kinerja (%)
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1.435.060.590.072 1.680.955.925.686 2.143.872.427.118 2.665.100.361.841 2.973.216.093.959 3.569.307.346.689
1.476.770.000.162 1.584.979.043.254 2.220.351.536.783 2.683.641.254.948 2.962.428.650.336 3.480.340.735.519
102,91 94,29 103,57 100,70 99,64 97,51
Pertumbuhan (%) Target Realisasi 16,19 16,96 17,13 7,33 27,54 40,09 24,31 20,87 11,56 10,39 20,05 17,48
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2015, diolah
Berdasarkan proporsi realisasi komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah pada periode 2009-2014 menunjukkan trend peningkatan pada proporsi PAD dan Lain-lain Pendapatan yang Sah serta penurunan pada proporsi Dana Perimbangan. Proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah tahun 2009 sebesar 15,69% dan meningkat menjadi 34,63% pada tahun 2014. Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 1
Sementara proporsi dana perimbangan tahun 2009 sebesar 57,86% dan menurun menjadi 36,97% pada tahun 2014. Nominal PAD Kota Bekasi tahun 2009 sebesar Rp. 231.694.925.185 dan secara bertahap dari tahun ke tahun meningkat hingga pada tahun 2014 mencapai Rp.1.205.243.336.070. Kenaikan PAD yang cukup signifikan dipengaruhi oleh adanya pelimpahan kewenangan pengelolaan beberapa pajak diantaranya Pajak Bumi dan Bangunan serta BPHTB (berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009). Meningkatnya proporsi PAD berarti meningkatnya kemandirian daerah. Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan
PAD, maka
semakin
besar pula diskresi
daerah untuk
menggunakan PAD tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan daerah. Pada Tabel 4.2 disajikan rincian proporsi realisasi komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah Kota Bekasi periode 2009-2014. Tabel 4.2. Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2009-2014 (Dalam Rupiah dan %) Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PAD 231.694.925.185 15,69 298.584.837.239 18,84 568.344.278.997 25,60 735.485.659.293 27,41 971.578.762.110 32,80 1.205.243.336.070 34,63
Dana Perimbangan 854.402.676.930 57,86 916.219.421.376 57,81 960.002.856.824 43,24 1.216.694.015.646 45,34 1.187.995.922.096 40,10 1.286.650.122.476 36,97
Lain-lain Pendapatan yg Sah 390.672.398.047 26,45 370.174.784.639 23,36 692.004.400.962 31,17 731.461.580.009 27,26 802.853.933.130 27,10 988.447.276.973 28,40
Total 1.476.770.000.162 100 1.584.979.043.254 100 2.220.351.536.783 100 2.683.641.254.948 100 2.962.428.650.336 100 3.480.340.735.519 100
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, 2015, diolah
Apabila dana alokasi khusus komponen pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan serta dana penyesuaian dan otonomi khusus dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya yang merupakan komponen lain-lain pendapatan yang sah dikeluarkan dari perhitungan pendapatan daerah, maka realisasi pendapatan daerah Kota Bekasi kurun waktu 2009-2014 akan terlihat seperti pada Tabel 4.3.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 2
Tabel 4.3. Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2009-2014 Penerimaan Daerah*) Pertumbuhan Tahun (Rp) (%) 2009 1.373.652.514.862 13,70 2010
1.391.024.357.226
1,26
2011
1.822.818.192.534
31,04
2012
2.359.889.440.875
29,46
2013
2.629.168.232.883
11,41
2014
3.095.140.776.816
17,72
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, diolah *)Tanpa Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bekasi 2009-2014 3.500.000.000.000 3.000.000.000.000 2.500.000.000.000
2.359.889.440.875
2.629.168.232.883
3.095.140.776.816
500.000.000.000
1.822.818.192.534
1.000.000.000.000
1.391.024.357.226
1.500.000.000.000
1.373.652.514.862
2.000.000.000.000
2009
2010
2011
2012
2013
2014
0
Melihat Tabel 4.3 dan diagram diatas, menunjukkan perkembangan pendapatan daerah tanpa memasukkan Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Pada tahun 2009 pendapatan daerah tercatat mencapai Rp. 1.373.652.514.862 dan pada tahun 2014 tercatat meningkat menjadi Rp. 3.095.140.776.816 atau tumbuh rata-rata 17,43% per tahun. 2. Proyeksi Pendapatan Daerah Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah periode 2008-2014 tercatat sebesar 17,43% per tahun, sedangkan pertumbuhan pendapatan daerah pada tahun 2016 berdasarkan RPJMD diproyeksikan sebesar 11,72 persen. Berdasarkan data pertumbuhan realisasi pendapatan daerah 2008-2014 serta Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 3
proyeksi pertumbuhan pendapatan daerah RPJMD untuk tahun 2015 (11,48%), pendapatan daerah untuk tahun 2016 diprediksi akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 11,72%. a. Pendapatan Asli Daerah Perkembangan realisasi penerimaan PAD Kota Bekasi menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. PAD Kota Bekasi pada tahun 2013 sebesar Rp.971.578.762.110,00 atau tumbuh 32,14% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp.735.257.580.800,00. Pertumbuhan PAD yang tinggi ini terutama ditopang oleh tingginya pertumbuhan pendapatan pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yang masing masing tumbuh sebesar 45,37% dan 30,68%. Tingginya pertumbuhan pendapatan pajak daerah disebabkan oleh pengalihan kewenangan pengelolaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari Pusat ke Daerah. Berdasarkan APBD tahun 2014, realisasi PAD mencapai Rp. 1.205.243.336.070, sedangkan untuk tahun 2015 PAD diperkirakan mencapai 1.325.896.803.750 atau meningkat sebesar Rp. 120.653.467.680 (10,01%) dari tahun sebelumnya. Berdasarkan kondisi tersebut,
PAD
pada
tahun
2016
diperkirakan
akan
mencapai
Rp. 1.580.249.805.035 atau meningkat Rp. 254.353.001.285 (19,18%) dari tahun sebelumnya. b. Dana Perimbangan Dana Perimbangan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.187.995.922.096 atau mengalami penurunan sebesar 2,36% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp1.216.694.015.646. Penurunan dana perimbangan ini terkait dengan pengalihan kewenangan pengelolaan bagi hasil pajak dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kota. Pada APBD tahun 2014, dana perimbangan sebesar Rp 1.186.650.122.476, dan tahun 2015 diperkirakan Rp. Rp. 1.380.334.288.000 atau meningkat sebesar Rp. 93.684.165.524 (7,28%). Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun 2016 jumlah dana perimbangan diperkirakan sebesar Rp. 1.447.949.032.000 atau meningkat sekitar Rp. 67.614.744.000 (4,90%) dari tahun 2015. Namun yang perlu diperhatikan bahwa, tahun 2016 telah memasukkan perkiraan Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu sebesar Rp. 71.195.720.000.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 4
c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Pada tahun 2013 realisasi sumber pendanaan yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kota Bekasi sebesar Rp. 802.853.966.130 atau meningkat Rp. 71.392.353.121 (9,76%) dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 penerimaan pendapatan dari sumber pendanaan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 988.447.276.973 meningkat signifikan (23,12%) dari penerimaan di tahun 2013. Pada tahun 2015 diperkirakan akan terjadi penurunan penerimaan dari pos ini menjadi sebesar Rp. 956.436.721.317 atau menurun sekitar Rp. 32.010.555.656 (3,24%) dari tahun 2014. Berdasarkan kondisi tersebut, pada tahun 2016 jumlah penerimaan diprediksi sekitar Rp. 972.096.155.871 atau meningkat sekitar Rp. 15.659.434.554 (1,64%) dari tahun 2015. Perkiraan besaran penerimaaan dari pos Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah untuk tahun 2015 dan 2016 ini belum memasukkan komponen Bantuan Keuangan dari Provinsi. Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kota Bekasi tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 4.4.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 5
Tabel 4.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2016 Jumlah (Rupiah) No
Uraian (2) Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain PAD yang sah
(3) 735.257.580.800,00 497.757.701.597,00 46.058.116.333,00 8.701.219.586,00
(4) 971.578.762.110,00 723.599.671.379,00 44.290.272.442,00 11.371.037.252,00
(5) 1.205.243.336.070 845.771.913.123,00 50.386.438.478,00 11.745.573.968,00
(6) 1.325.896.803.750,00 1.006.583.747.200,00 57.868.951.200,00 11.827.021.850,00
Proyeksi/Target Tahun 2016**) (7) 1,580,249,805,035.00 1,159,963,084,335.00 80,827,193,800.00 14,347,038,600.00
182.740.543.284,00
192.317.781.037,00
297.339.410.500,55
249.617.083.500,00
325,112,488,300.00
1.216.694.015.646,00 256.758.124.646,00
1.187.995.922.096,00 123.113.143.096,00
1.286.650.122.476 131.806.845.476,00
1.380.334.288.000,00 143.047.538.000,00
1,447,949,032,000.00 143,047,538,000.00
1.2.2
Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum
935.205.053.000,00
1.051.235.707.000,00
1.133.417.253.000,00
1.198.049.800.000,00
1,233,705,774,000.00
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
24.730.838.000,00
21.426.024.000,00
39.236.950.000,00
71,195,720,000.00
1.3.
Lain-Lain Pendapatan Daerah 731.461.580.009,00 802.853.966.130,00 988.447.276.973 956.436.721.317,00 972,096,155,871.00 yang Sah Hibah 3.192.073.260,00 4.100.000.000,00 6,000,000,000.00 Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari 429.476.609.169,00 483.240.620.677,00 614.453.342.270,00 674.822.383.317,00 688,581,817,871.00 Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi 174.552.873.000,00 213.125.791.500,00 252.836.721.000,00 277.514.338.000,00 277,514,338,000.00 Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi 124.240.024.580,00 106.487.553.953,00 110.837.213.703,00 0,00 0,00 atau Pemerintah Daerah Lainnya JUMLAH PENDAPATAN 2.683.413.176.455,00 2.962.428.650.336,00 3.480.240.735.518,55 3.662.667.813.067,00 4,000,294,992,906.00 DAERAH (1.1+1.2+1.3) *) Laporan Realisasi APBD Kota Bekasi Tahun 2014; **) APBD Tahun 2015; ***) Hasil proyeksi R-APBD Tahun 2016, belum memasukkan komponen Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda lainnya.
(1) 1.1. 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2. 1.2.1
1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 A.
Realisasi Tahun 2012
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
Realisasi Tahun 2013
13.647.072.000,00
Realisasi 2014*)
Tahun Berjalan 2015**)
IV- 6
3. Kebijakan Peningkatan Pendapatan Daerah Berdasarkan RPJMD 2013-2018 serta hasil sinkronisasi dengan arahan kebijakan nawacita --- misi ke-5 dan ke-6 yang diejawantahkan melalui Agenda Prioritas ke dalam 16 Program Aksi fokus Berdikari Dalam Bidang Ekonomi --maka beberapa kebijakan yang akan dilakukan untuk mencapai proyeksi pendapatan daerah antara lain adalah : a. Peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari Pajak dan Retribusi Daerah, terutama pada pos BPHTB dan PBB. b. Penyempurnaan regulasi pajak dan retribusi daerah. c.
Identifikasi objek-objek pajak dan objek retribusi.
d. Intensifikasi pendapatan melalui penyesuaian tarif pajak dan retribusi. e. Penyempurnaan sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah. f.
Peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah melalui pengelolaan sumber daya daerah maupun investasi domestik secara profesional dan marketable.
4. 2 Kebijakan Belanja Daerah 1.
Kinerja Belanja Daerah Belanja daerah dibagi dalam dua kelompok belanja, yakni belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak terkait langsung dengan program dan kegiatan antara lain gaji dan tunjangan pegawai, belanja bunga, belanja bantuan sosial, bantuan hibah, belanja tak terduga. Sementara itu belanja langsung adalah belanja yang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau yang terkait dengan program dan kegiatan. Pada Tabel 3.5 disajikan rangkuman data target dan realisasi belanja daerah Kota Bekasi selama periode tahun 2009-2014, yang menunjukkan trend meningkat dari tahun ke tahun. Kinerja belanja daerah selama kurun waktu tersebut menunjukkan fakta bahwa realisasi belanja daerah selalu berada di bawah pagu atau targetnya. Capaian kinerja realisasi belanja tertinggi terjadi pada tahun 2009 (sebesar 94,48% dari pagu/target), sedangkan pada tahun-tahun selanjutnya cenderung lebih rendah dari capaian tersebut, berturut-turut yaitu sebesar 86,21% pada tahun 2012, sebesar 87,69% pada tahun 2013, dan sebesar 89,30% pada tahun 2013. Meskipun kinerja realisasi belanja tahunan masih relatif lebih rendah dibandingkan kinerja realisasi yang pernah dicapai di tahun 2009, namun Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 7
perkembangannya menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahun (kenaikan penyerapan). Indikasinya dapat dilihat dari trend pertumbuhan realisasi belanja daerah tahun ke tahun yang mengalami kenaikan, dimana tahun 2010 tercatat naik 6,12%, dan tahun 2012 tercatat menunjukkan kenaikan tertinggi sebesar 26,15%. Kinerja realisasi belanja daerah dan trend pertumbuhannya sepanjang periode 2009-2014 menunjukkan perkembangan cukup baik, karena menunjukkan kinerja realisasi yang tinggi (mendekati 90% dan/atau lebih) serta menunjukkan pertumbuhan positif / meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi sedemikian merupakan salah satu indikasi bahwa alokasi belanja Kota Bekasi yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan program dan kegiatan semakin meningkat.
Tahun Anggaran
Tabel 4.5 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Bekasi, 2009-2014 Target Realisasi Kinerja Pertumbuhan (%) (Rp)
(Rp)
(%)
Target
Realisasi
2009
1.589.321.040.591 1.501.555.212.793
94,48
2010
1.778.233.398.788 1.593.446.958.195
89,61
11,89
6,12
2011
2.183.371.188.458 1.981.344.801.647
90,75
22,78
24,34
2012
2.899.452.982.228 2.499.559.813.954
86,21
32,80
26,15
2013
3.375.314.866.142 2.959.813.138.179
87,69
16,41
18,41
2014
3.480.340.735.519 3.107.838.415.647
89,30
3,11
5,00
Sumber : BPKAD Kota Bekasi, 2014 (diolah kembali) dan Hasil Analisis, 2015
Proporsi realisasi komponen belanja terhadap belanja daerah selama periode 2009-2014 menunjukkan perkembangan yang baik, karena proporsi belanja tidak langsung cenderung turun dan proporsi belanja langsung cenderung meningkat. Kondisi sedemikian menunjukkan bahwa proporsi belanja yang terkait langsung dengan program dan kegiatan belanja publik meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah nominal komponen belanja tidak langsung tahun 2009 tercatat sebesar Rp. 830.031.910.276 dan naik menjadi Rp. 1.344.852.696.267,00 di tahun 2014, namun proporsinya menurun dari 55,28% di tahun 2009 menjadi 43,27% di tahun 2014. Sementara itu, nominal komponen belanja langsung tahun 2009 tercatat Rp. 671.523.302.517 dan tahun 2014 naik menjadi Rp. 1.733.660.665.532 yang Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 8
mana proporsinya pun menunjukkan kenaikan dari 44,72% di tahun 2009 menjadi 56,73% di tahun 2014. Perkembangan proporsi komponen belanja terhadap belanja daerah disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Proporsi Realisasi Komponen Belanja Terhadap Total Belanja Daerah Kota Bekasi, 2009-2014 (Dalam Rupiah dan %) Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Belanja Tidak Langsung 830.031.910.276 55,28 960.189.776.581 60,26 1.016.853.732.775 51,32 1.119.940.930.974 44,81 1.226.152.472.647 41,43 1.344.852.696.267 43,27
Belanja Langsung 671.523.302.517 44,72 633.257.181.614 39,74 964.491.068.872 48,68 1.379.618.882.980 55,19 1.733.660.665.532 58,57 1.762.985.719.380 56,73
Total 1.501.555.212.793 100 1.593.446.958.195 100 1.981.344.801.647 100 2.499.559.813.954 100 2.959.813.138.179 100 3.107.838.415.647 100
Sumber : BPKAD Kota Bekasi, 2014 (diolah kembali) dan Hasil Analisis, 2015
2.
Proyeksi Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2015-2016 Sejalan dengan arah kebijakan belanja daerah yang tertuang dalam RPJMD
Kota Bekasi 2013-2018 yang menetapkan bahwa pertumbuhan belanja daerah sama dengan pertumbuhan pendapatan daerah, maka belanja daerah Kota Bekasi pada tahun 2015 diperkirakan akan tumbuh sekitar 11,48% dan tahun 2016 diperkirakan akan tumbuh sebesar 11,72%. Pada Tabel 4.7 disajikan rangkuman Proyeksi Keuangan Daerah berdasarkan RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 untuk periode perencanaan tahun 2014-2016. Pendapatan daerah tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp. 3.619.330.863.067 atau meningkat 12,42% dari tahun 2014 yang diperhitungkan Rp. 3.219.564.244.979, sedangkan pendapatan tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 3.893.191.145.017 atau meningkat 7,57% dari tahun 2015. Belanja tidak langsung pada tahun 2014 tercatat Rp. 1.511.751.545.621 atau naik sekitar 20,28% dari tahun 2013 yang tercatat Rp. 1.256.848.766.580. Kenaikan tersebut dipicu oleh adanya kenaikan pada pos belanja pegawai (naik 23,25%) dan pos belanja hibah (naik 13,26%). Namun demikian, terjadi Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 9
penurunan jumlah belanja pada pos belanja bantuan sosial dan belanja tidak terduga. Berdasarkan trend tersebut Belanja Tidak Langsung pada APBD tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 1.662.999.790.601 (naik 10% dari tahun 2014) dan tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 1.669.863.263.430 (naik 0,41% dari tahun 2015).
Sementara
itu,
pos
Belanja
Langsung
tahun
2014
tercatat
Rp. 2.237.477.936.466 atau naik sekitar 26,47% dari tahun 2013 yang tercatat Rp. 1.769.187.287.030. Belanja Langsung pada tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 2.525.656.009.673 (naik 12,88% dari 2014) dan pada tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 2.834.236.386.500 (naik 12,22% dari 2015). Tabel 4.7 Proyeksi Keuangan Daerah (Rp) dan Pertumbuhan Keuangan Daerah (%) Sesuai Hasil Review RPJMD Kota Bekasi 2013-2018
Komponen PENDAPATAN DAERAH
2014 3,219,564,244,979
PAD
1,042,728,151,600
Dana Perimbangan
1,277,873,565,316
Lain-Lain Pendapatan yang Sah BELANJA DAERAH
898,962,528,063 3,749,229,482,087
Belanja Tidak langsung
1,511,751,545,621
Belanja Langsung
2,237,477,936,466
2015 3,619,330,863,067 12.42 1,325,896,803,750 27.16 1,341,097,338,000 4.95 952,336,721,317 5.94 4,188,655,800,274 11.72 1,662,999,790,601 10.00 2,525,656,009,673 12.88
2016 3,893,191,145,017 7.57 1,524,875,829,700 15.01 1,415,978,594,000 5.58 952,336,721,317 4,276,384,769,572 2.09 1,676,573,061,622 0.82 2,599,811,707,950 2.94
Sumber : Hasil Review RPJMD Kota Bekasi 2013-2018, 2015 diolah.
Berdasarkan RPJMD Kota Bekasi 2013-2018, arah kebijakan yang terkait dengan belanja daerah Kota Bekasi adalah diarahkan agar tidak terjadi defisit penganggaran pendapatan dan belanja daerah. Oleh sebab itu belanja daerah Kota Bekasi disusun dengan menggunakan asumsi pertumbuhan yang sama dengan yang terjadi pada pendapatan daerahnya. Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Daerah Kota Bekasi 2013-2016 dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 10
Tabel 4.8 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2016 Jumlah (Rupiah) No (1) 2.1. 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5
2.1.6 B. 2.2. 2.2.1
Uraian (2) BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Keuangan kepada Provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa Belanja Tidak Terduga JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.2.2 C.
BELANJA LANGSUNG Belanja Langsung Penunjang Urusan Belanja Langsung Urusan JUMLAH BELANJA LANGSUNG
D.
TOTAL JUMLAH BELANJA (B+C)
*) APBD 2015
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Tahun Berjalan Tahun 2015*)
Proyeksi/Target Tahun 2016**)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.107.965.569.788,00 194.880.507,00 87.670.003.277,00 27.933.692.500,00 857.113.700,00
1.531.212.875,00 1.226.152.472.647,00
306.530.354.430,00
1.253.175.414.312,00 154.866.047,00 65.547.098.467,00 22.271.620.000,00 22.271.620.000,00
1.585.984.415.801,00 300.000.000,00 45.657.192.000,00 25.000.000.000,00 1.058.182.800,00
1,584,933,588,630.00 300,000,000.00 57,694,695,000.00 22,876,797,000.00 1,058,182,800.00
940.892.652,00 5.000.000.000,00 1.344.852.696.267,00 1.662.999.790.601,00
3,000,000,000.00 1.669.863.263.430,00
335.149.910.729,00
236.912.707.500,00
262,614,796,500.00
1.427.130.311.102,00 1.733.660.665.532,00
1.830.983.972.106,00 2.288.743.302.173,00 1.762.985.719.380,00 2.525.656.009.673,00
2,564,048,978,000.00 2,826,663,774,500.00
2.959.813.138.179,00
3.107.838.415.647,00
4,496,527,037,930.00
4.188.655.800.274,00
**) Hasil Proyeksi
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 11
3.
Kebijakan Umum Belanja Daerah a.
Belanja Tidak Langsung (BTL) Belanja Tidak Langsung direncanakan seefisien mungkin guna
mencukupi kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan umum kepada masyarakat. (1) Belanja Tidak Langsung SKPD a) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD dihitung berdasarkan pemutakhiran data pegawai per bulan Mei 2015, dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan sebesar 7% serta pemberian gaji ketiga belas; b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress maksimum sebesar 2,5% dari belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; c) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan dianggarkan pada Pos Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; d) Terkait
dengan
hal
tersebut,
penyediaan
anggaran
untuk
pengembangan cakupan jaminan kesehatan bagi PNSD di luar cakupan jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan; e) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Presiden Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 12
Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial; f)
Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebesar 5% dari target pendapatan, serta dianggarkan pada Pos Anggaran SKPD yang mempunyai target pendapatan;
g) Penganggaran
Tambahan
Penghasilan
bagi
PNSD,
terdapat
kenaikan sebesar 25% dari anggaran sebelumnya; (2) Belanja Tidak Langsung PPKD a)
Belanja Bunga Belanja bunga dialokasikan untuk memenuhi kewajiban atas penerusan pinjaman Program MBUDSP dan Program WJUDSP.
b) Belanja Hibah Pencantuman nama penerima hibah beserta besarannya dalam RKA PPKD didasarkan pada hasil rekomendasi SKPD serta Pertimbangan
TAPD
atas
usulan
yang
diajukan
oleh
Masyarakat/Kelompok Masyarakat. c) Belanja Bantuan Sosial Pencantuman nama penerima bantuan sosial beserta besarannya dalam RKA PPKD didasarkan pada hasil rekomendasi SKPD serta Pertimbangan
TAPD
atas
usulan
yang
diajukan
oleh
Masyarakat/Kelompok Masyarakat. d) Belanja Bantuan Keuangan Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada Pos Anggaran BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan, keuangan kepada partai politik berpedoman
pada
Keputusan
Walikota
Bekasi
Nomor
218/Kep.401-Kesbangpol/X/2014 tentang Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 13
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi Hasil Pemilu Tahun 2014 sampai berakhirnya masa jabatan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014 – 2019. e) Belanja Tidak Terduga Belanja kegiatan
tidak yang
terduga sifatnya
merupakan tidak
belanja
untuk mendanai
atau
tidak diharapkan
biasa
terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran
2016,
termasuk
pengembalian
atas
kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga agar berpedoman pada Peraturan Walikota Bekasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga. Anggaran Belanja Tidak Terduga dialokasikan pada Pos Anggaran BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. b.
Belanja Langsung (BL) Alokasi belanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Belanja langsung terutama diarahkan pada pelaksanaan prioritas pembangunan daerah yaitu: 1.
Peningkatan layanan pendidikan wajib belajar 12 tahun dan peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah.
2.
Integrasi Jamkesda dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
3.
Pengembangan kapasitas kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 14
4.
Pengendalian pemanfaatan tata ruang sesuai RTRW, pembangunan dan peningkatan jalan, jembatan dan drainase kota, penanggulangan dan pengendalian banjir.
5.
Peningkatan
kualitas lingkungan hidup, pengelolaan sampah dan
pengendalian pencemaran air dan udara; 6.
Program pelayanan dan rehabilitasi kesejateraan sosial.
7.
Peningkatan
kapasitas
sumberdaya
pengembangan aparatur, optimalisasi
aparatur,
pembinaan
pemanfaatan TIK
dan dan
peningkatan kualitas perencanaan pembangunan. 4.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah Berdasarkan RPJMD Kota Bekasi 2013-2018, pengelolaan keuangan daerah Kota Bekasi menganut prinsip keseimbangan antara pendapatan dan belanja (balance budgeting). Namun jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah dan sebisa mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan. Apabila terjadi pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah harus sesuai kemampuan pengembalian pinjaman oleh daerah. Dalam pengelolaan pembiayaan, pendapatan pembiayaan diutamakan diperoleh dari laba investasi jangka pendek dan jangka panjang, hasil investasi aset, pembayaran piutang daerah, maupun penerimaan-penerimaan lainnya yang dimungkinkan untuk diperoleh. Sedangkan pengeluaran pembiayaan dialokasikan untuk melakukan pembiayaan pada investasi jangka pendek dan jangka panjang, investasi pada aset tetap, alokasi dana cadangan daerah, serta pembayaran utang dan defisit daerah.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 15
Tabel 4.9 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kota Bekasi Tahun 2012-2015 (Rp) Jumlah No
Uraian
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Tahun Berjalan 2015
Proyeksi/Target Tahun 2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
3.1. 3.1.1 3.1.2 3.1.3
3.2. 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5
Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SILPA) Penerimaan Piutang Daerah dari Pendapatan Daerah Penerimaan Piutang Daerah dari Pemerintah Provinsi JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Dana Bergulir Pembayaran Pokok Utang Pembayaran Utang RSUD Pembayaran Hutang Kepada Rekanan JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
429.185.663.081,26
410.240.594.252,82
550.518.357.007,00
524,662,414,824.00
-
0,00
0,00
0,00
-
0,00
0,00
0,00
429.185.663.081,26
410.240.594.252,82
550.518.357.007,00
532.235.026.824.00
21.257.792.000,00
43.965.618.321,00
24.200.000.000,00
28.100.000.000,00
8.465.618.321,00 444.084.200,00 -
330.369.800,00 0,00 0,00
330.369.800,00 0,00 0,00
330.369.800,00 0,00 0,00
30.167.494.521,00
44.295.988.121,00
24.530.369.800,00
28,430,369,800.00
399.018.168.560,26
365.944.606.131,82
525.987.987.207,00
496,232,045,024.00
Sumber: Bappeda Kota Bekasi, Nopember 2015
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 16
Berdasarkan perkiraan pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah, maka Keuangan Daerah Kota Bekasi diproyeksikan seperti disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Proyeksi Keuangan Daerah Tahun 2016–2017 (dalam Rupiah)
NO.
URAIAN
PROYEKSI TA. 2016
PROYEKSI TA. 2017
1
2
3
3
I
PENDAPATAN
4,000,294,992,906.00
4,170,338,302,300.00
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1,580,249,805,035.00
1,732,770,000,000.00
1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2
Pendapatan Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN
1,159,963,084,335.00 80,827,193,800.00 14,347,038,600.00 325,112,488,300.00 1,447,949,032,000.00
1,300,000,000,000.00 76,550,000,000.00 14,720,000,000.00 341,500,000,000.00 1,485,231,581,000.00
1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.3
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
143,047,538,000.00 1,233,705,774,000.00 71,195,720,000.00 972,096,155,871.00
143,047,538,000.00 1,342,184,043,000.00 0.00 952,336,721,300.00
6,000,000,000.00 688,581,817,871.00 277,514,338,000.00 0.00
0.00 674,822,383,300.00 277,514,338,000.00 0.00
1.3.1 1.3.3 1.3.4 1.3.5
Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya
II
BELANJA
4,496,527,037,930.00
4,152,857,932,500.00
2.1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1,669,863,263,430.00
1,750,395,296,800.00
2.1.1 2.1.2 2.1.4 2.1.5
Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG
1,584,933,588,630.00 300,000,000.00 57,694,695,000.00 22,876,797,000.00
1,667,227,347,000.00 300,000,000.00 49,309,767,000.00 27,500,000,000.00
1,058,182,800.00
1,058,182,800.00
3,000,000,000.00 2,826,663,774,500.00
5,000,000,000.00 2,402,462,635,700.00
262,614,796,500.00 2,564,048,978,000.00
299,200,000,000.00 2,103,262,635,700.00 (17,480,369,800.00)
2.1.7 2.1.8 2.2 2 . 2.1 2 . 2.2
Belanja Langsung Penunjang Urusan Belanja Langsung Urusan
III
PEMBIAYAAN NETTO
496,232,045,024.00
3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang
524,662,414,824.00
0.00
524,662,414,824.00
0.00
28,430,369,800.00 28,100,000,000.00 330,369,800.00
17,480,369,800.00 17,150,000,000.00 330,369,800.00
3.1.1 3.2 3.2.2 3.2.3
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 17
Arah kebijakan yang diambil berkaitan dengan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan pembiayaan daerah dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sisa dana tahun lalu (SILPA), serta tidak melakukan pinjaman daerah; 2. Pengeluaran pembiayaan diutamakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo. 4.4. Kebijakan Pembangunan Daerah Arah kebijakan Kota Bekasi tahun 2016 yang merupakan tahun ketiga periode RPJMD 2013-2018 atau tahun infrastruktur dan utilitas adalah untuk mencapai pemenuhan pelayanan dasar dalam kesejahteraan masyarakat sehingga dapat meningkatkan
percepatan
pembangunan
Kota
Bekasi
ditahun
pembangunan
selanjutnya. Selain itu pada tahun ke dua pembangunan RPJMD periode 2013-2018 diarahkan untuk dapat memperkuat aspek ketentraman dan ketertiban masyarakat sehingga memberikan jaminan kondusifitas Kota Bekasi ditahun-tahun berikutnya. Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa arah kebijakan urusan pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar adalah sebagai berikut : 1.
URUSAN WAJIB a.
Terkait Pelayanan Dasar (sesuai Standar Pelayanan Minimal, SPM), mencakup: 1) Pendidikan; 2) Kesehatan; 3) Lingkungan Hidup; 4) Pekerjaan Umum; 5) Ketahanan Pangan; 6) Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; 8) Sosial; 9) Tenaga Kerja; 10) Perumahan Rakyat; 11) Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat; 12) Perhubungan; dan 13) Perlindungan Anak.
b. Terkait Pelayanan Dasar, mencakup : 1) Penataan Ruang; 2) Pertanahan; 3) Komunikasi dan Informatika; Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 18
4) Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; 5) Penanaman Modal; 6) Kepemudaan dan Olah Raga; 7) Pemberdayaan Masyarakat Desa; 8) Pemberdayaan Perempuan; 9) Statistik; 10) Persandian; 11) Kebudayaan; 12) Perpustakaan; dan 13) Kearsipan. 2.
URUSAN PILIHAN, mencakup: 1) Kelautan dan Perikanan; 2) Pariwisata; 3) Pertanian; 4) Kehutanan; 5) Energi dan Sumber Daya Mineral; 6) Perdagangan; 7) Perindustrian; dan 8) Transmigrasi. Bertolak dari kemajuan yang telah dicapai, dan rencana capaian Tahun 2015,
ternyata kondisi yang ada masih menunjukkan permasalahan dan tantangan yang harus diatasi dalam pelaksanaan pembangunan Tahun 2016. Permasalahan dan tantangan Tahun 2016 adalah: 1.
Penataan Ruang a.
Semakin besarnya luasan lahan terbangun dan semakin menyusutnya luasan lahan tidak terbangun.
b.
Ruang Terbuka Hijau terhadap seluruh luasan wilayah Kota Bekasi baru mencapai 24,1%. Hal ini berpengaruh pada daya serap tanah terhadap curah hujan dan
aliran air. Porsi
RTH ini masih di
bawah porsi RTH yang
seharusnya sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang RTRW Nasional yaitu 30 persen. 2.
Daerah Rawan Bencana Kota Bekasi adalah wilayah yang tergolong rawan banjir. Pada kurun waktu 2009 sampai dengan 2013 dimana pada kurun waktu tersebut wilayah yang mengalami banjir adalah seluas 621 Ha dimana penyebab utama terjadinya banjir pada kurun waktu tersebut adalah curah hujan lokal, buruknya system drainase yang ada serta berada pada satu kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan wilayah lain.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 19
3.
Demografis Tingginya laju pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 2,77% dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 12.318 jiwa per kilometer persegi.
4.
Sosial Kemasyarakatan Tingginya jumlah PMKS.
5.
Pendidikan a.
Permasalahan yang menjadi perhatian terbesar di dalam aspek pendidikan Kota Bekasi adalah rata-rata lama sekolah yang masih di bawah 12 tahun.
b. 6.
Tingkat kelulusan pada setiap jenjang pendidikan masih rendah.
Kesehatan a.
Belum optimalnya UHH
b. Jumlah kasus gizi buruk, AKI, Angka kematian Balita tinggi 7.
Perekonomian a.
Belum meratanya pendapatan masyarakat;
b.
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tahun 2014 berkisar 30,52%
dari total
pendapatan daerah yang berarti pendapatan Kota Bekasi masih didominasi oleh dana perimbangan pusat ke daerah. 8.
9.
Perindustrian dan Pariwisata a.
Daya serap industri terhadap tenaga kerja rendah;
b.
Tingginya kasus perselisihan antara pekerja dan perusahaan.
Kebudayaan dan Kesenian a.
Belum optimalnya pelestarian nilai- nilai budaya dan kesenian asli Kota Bekasi;
b.
Belum optimalnya pelestarian bangunan dan monument bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan kebudayaan dan kesenian Kota Bekasi.
10.
Kepemudaan dan Olahraga Tingginya jumlah generasi muda di Kota Bekasi perlu mendapat perhatian yang baik agar dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan Kota Bekasi yang lebih baik. Potensi generasi muda yang besar perlu diarahkan untuk memberikan kekuatan bagi pembangunan kota dan meminimalisir potensi negatif yang dapat timbul dari pergaulan generasi muda.
11.
Daya Saing Daerah a. Salah satu permasalahan pada aspek daya
saing adalah lamanya proses
perijinan usaha di Kota Bekasi yang secara langsung mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya.
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 20
b.
Faktor kondusifitas politik dan keamanan menjadi faktor lainnya yang mempengaruhi daya saing Kota Bekasi.
c.
Tingginya angka kriminalitas di KotaBekasi haruslah mampu dikurangi untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggl di KotaBekasi dan bagi para investor dan pengusaha yang hendak menanamkan modal di Kota Bekasi.
12.
Infrastruktur dan Sarana dan Prasarana Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana dalam pembangunan Kota Bekasi.
4.4.1. Isu-isu Strategis Pembangunan Tahun 2016 Di dalam Rancangan Awal RKPD Kota Bekasi tahun 2016, diarahkan dalam rangka mewujudkan visi ”Bekasi Maju, Sejahtera, dan Ihsan” sesuai dengan target di dalam pencapaian visi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi tahun 2013-2018. Isu-isu strategis yang dijadikan dasar RKPD Tahun 2016 adalah : 1.
Perbaikan Tata Kota dan Kualitas Pemukiman, dengan bidang perbaikan utama meliputi:
2.
a.
Perbaikan infrastruktur perkotaan;
b.
Perbaikan utilitas perkotaan;
c.
Peningkatan kualitas lingkungan hidup;
d.
Perbaikan kualitas perumahan dan permukiman;
e.
Pengendalian pemanfaatan ruang;
f.
Pengendalian sampah;
g.
Pengendalian banjir;
h.
Perbaikan drainase perkotaan; serta
i.
Peningkatan kualitas lingkungan hidup perkotaan.
Peningkatan Transportasi Cepat, Aman dan Nyaman, dengan bidang perbaikan utama meliputi: a.
Perbaikan infrastruktur transportasi perkotaan;
b.
Perbaikan sarana prasarana transportasi perkotaan;
c.
Peningkatan integrasi moda transportasi;
d.
Pengendalian kemacetan; dan
e.
Peningkatan kuantitas dan kualitas rambu lalulintas.
Dengan mempertimbangkan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya serta permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi, arah keijakan pembangunan tahun kedua sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kota
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 21
Bekasi yaitu pelayanan dasar yang diarahkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sehingga dapat meningkatkan percepatan pembangunan Kota Bekasi ditahun pembangunan selanjutnya. Selain itu pada tahun kedua pembangunan RPJMD periode 2013-2018 diarahkan untuk dapat memperkuat aspek ketentraman dan ketertiban masyarakat sehingga memberikan jaminan kondusifitas Kota Bekasi ditahun-tahun berikutnya. Prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam RKPD Kota Bekasi tahun 2016 yang perlu diacu dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD adalah sebagai berikut: 1.
Penyelenggaraan reformasi birokrasi dan tata kelola secara bertahap sehingga mencapai good governance.
2.
Pembangunan prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
3.
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
4.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
5.
Mengembangkan kesejahteraan sosial dan mengurangi permasalahan sosial dalam masyarakat
6.
Mendorong tumbuhnya perekonomian yang kuat berbasis ekonomi kerakyatan.
KUA (Kebijakan Umum APBD) dan PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) sebagai hasil sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat penyusunannya mengacu pada RKPD Kota Bekasi Tahun 2016 akan disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kota Bekasi Tahun 2016. 4.4.2. Program Strategis Pembangunan Tahun 2016 Berdasarkan uraian permasalahan dan tantangan pembangunan serta isuisu strategis pembangunan di atas, progam strategis pembangunan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Program Strategis Pembangunan Tahun 2016 PROGRAM STRATEGIS
PROGRAM PRIORITAS
(1)
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
(2)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program evaluasi kinerja pemerintahan daerah Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Kelurahan dan Kecamatan dalam Pembangunan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 22
PROGRAM STRATEGIS
PROGRAM PRIORITAS
(1)
(2)
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 2. Pembangunan Prasarana dan 14. Sarana 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
3. Pendidikan
4. Kesehatan
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
5. Kesejahteraan sosial
48. 49. 50. 51. 52.
6. Pengelolaan Keuangan Daerah
Program Perecanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Program Pengembangan data/informasi Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Penataan Administrasi Kependudukan Program peningkatan pelayanan perijinan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Sistem Informasi dan Data Base Jalan dan Jembatan Program Pengembangan Perumahan Program pengelolaan areal pemakaman Program Perencanaan Tata Ruang Program Pemanfaatan Ruang Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program pengendalian banjir Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program penyediaan dan pengolahan air bersih Program penunjang sarana dan prasarana pertamanan, pemakaman dan PJU Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program peningkatan pelayanan angkutan Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas Program Wajib Belajar 12 tahun Program Pendidikan Non Formal dan Informal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rs, rs jiwa, rs paru, rs mata Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Anak dan Perempuan Program peningkatan peran serta dan kesetaraan Gender dalam Pembangunan Program Keluarga Berencana Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Lainnya Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
53. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 23
PROGRAM STRATEGIS
PROGRAM PRIORITAS
(1)
(2)
7. Perekonomian
8. Keamanan dan ketertiban masyarakat
54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.
Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan Program Penataan Prasarana dan peningkatan pelayanan pasar Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Daerah Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengembangan Destinasi Wisata Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
Sumber : RKPD Kota Bekasi Tahun 2016
4.5.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2016 Berdasarkan kebijakan umum anggaran pendapatan dan belanja sebagaimana telah diuraikan di atas, maka susunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016 dapat diproyeksikan sebagai berikut:
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
IV- 24
Tabel 4.12 Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2016
NO.
URAIAN
PROYEKSI APBD TA 2016
1
2
4
I
PENDAPATAN
4,000,294,992,906.00
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1,580,249,805,035.00
1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2
Pendapatan Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN
1,159,963,084,335.00 80,827,193,800.00 14,347,038,600.00 325,112,488,300.00 1,447,949,032,000.00
1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.3
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
143,047,538,000.00 1,233,705,774,000.00 71,195,720,000.00 972,096,155,871.00
1.3.1
Pendapatan Hibah
6,000,000,000.00
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya
688,581,817,871.00
1.3.4 1.3.5
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya
277,514,338,000.00 0.00
II
BELANJA
4,496,527,037,930.00
2.1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1,669,863,263,430.00
2.1.1 2.1.2 2.1.4 2.1.5
Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG
2.1.7 2.1.8 2.2 2 . 2.1 2 . 2.2
Belanja Langsung Penunjang Urusan Belanja Langsung Urusan
1,584,933,588,630.00 300,000,000.00 57,694,695,000.00 22,876,797,000.00 1,058,182,800.00 3,000,000,000.00 2,826,663,774,500.00 262,614,796,500.00 2,564,048,978,000.00
III
PEMBIAYAAN NETTO
496,232,045,024.00
3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang
524,662,414,824.00
3.1.1 3.2 3.2.2 3.2.3
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
524,662,414,824.00 28,430,369,800.00 28,100,000,000.00 330,369,800.00
IV- 25
BAB V PENUTUP
Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2016 merupakan pedoman pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016 yang berisi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh Pemerintah Kota Bekasi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi. Kebijakan Umum APBD berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016, yang merupakan panduan untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun dan melaksanakan program dan kegiatannya. Sesuai dengan amanat pasal 105 ayat 3c Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pembahasan KUA dan PPAS diharapkan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal waktu perencanaan yang telah ditentukan sehingga tidak menyebabkan mundurnya proses penyusunan, penyampaian dan pembahasan RAPBD Tahun 2016. Demikianlah Kebijakan Umum APBD Kota Bekasi Tahun 2016 ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RAPBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016. Semoga Allah SWT meridhoi setiap ikhtiar yang dilakukan dalam rangka membangun dan mensejahterakan masyarakat Kota Bekasi sesuai dengan visi Kota Bekasi yang “Maju, Sejahtera, dan Ihsan”. Aamiin yaa Robbal ‘alamiin.
Bekasi,
Kebijakan Umum Anggaran Kota Bekasi Tahun 2016
Nopember 2015
V- 1
NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI NOMOR
: 577.A Tahun 2014 02 Tahun 2014
TANGGAL : 29 Oktober 2014
TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016
PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI 2015
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 577.A Tahun 2014 02 Tahun 2014 TANGGAL
: 29 Oktober 2014 TENTANG
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 Yang bertanda tangan di bawah ini : 1.
Nama Jabatan Alamat Kantor
: DR.H. RAHMAT EFFENDI : Walikota Bekasi : Jl. A. Yani No. 1 Bekasi
bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Bekasi 2.
a. Nama : H.TUMAI,SE Jabatan : Ketua DPRD Kota Bekasi Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi b. Nama : H.EDI, S.Sos Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi c. Nama : Drs.HERI KOSWARA Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi d. Nama : MUHAMMAD DIAN,SH Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi. Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016 diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan hal tersebut, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2016, kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD TA 2016.
Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016.
WALIKOTA BEKASI Selaku, PIHAK PERTAMA
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI Selaku, PIHAK KEDUA
DR.H. RAHMAT EFFENDI
TUMAI,SE E KETUA
Drs.EDI,S.Sos WAKIL KETUA
Drs.HERI KOSWARA WAKIL KETUA
MUHAMMAD DIAN,SH WAKIL KETUA