SALINAN
PUTUSAN Nomor 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara : PEMOHON, umur 24 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan Karyawan pabrik, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, sebagai Pemohon ; melawan TERMOHON, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan
Karyawati
pabrik
bertempat
tinggal
di
Kabupaten Pasuruan, sebagai Termohon ; Pengadilan Agama tersebut ; Telah mempelajari surat – surat yang berkaitan dengan perkara ini ; Telah mendengarkan keterangan Pemohon dan Termohon ; Telah mendengarkan keterangan para saksi di muka sidang ; DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Pemohon mengajukan surat permohonan cerai talak pada tanggal 06 Agustus 2014 yang telah di daftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, dengan Nomor 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas. tanggal 06 Agustus 2014 dengan dalil - dalil sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan Termohon pada tanggal 10 Maret 2011 sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Nikah Nomor XXXXX, tanggal 10 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX, Kabupaten Pasuruan ;
Hal. 1 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga sebagai suami istri bertempat tinggal di rumah orangtua Pemohon selama 3 tahun, dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK, lahir 06 Agustus 2011 ; 3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis dan bahagia, namun sejak bulan Agustus 2013 keadaannya mulai tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran ; 4. Bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan karena Termohon sering cemburuan lalu marah-marah setiap Pemohon terlambat pulang kerja padahal sebelumnya Pemohon selalu memberi tahu terlebih dahulu kepada Termohon bahwa keterlambatan tersebut karena Pemohon ada lemburan pekerjaan dan hasilnya juga untuk menambah pemasukan
keuangan
keluarga,
namun
Termohon
tetap
tidak
mempercayainya ; 5. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Termohon pulang ke rumah orangtua Termohon tanpa pamit sehingga antara Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal sejak bulan April 2014 sampai sekarang berlangsung selama 4 bulan ; 6. Bahwa selama berpisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri lagi ; 7. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Pemohon yang demikian ini, Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Termohon ; 8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan c.q. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut : PRIMER : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;
Hal. 2 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i kepada Termohon ; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum ; SUBSIDER: ●
Mohon putusan yang seadil - adilnya ; Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon
dan
Termohon telah hadir sendiri, dan Majelis Hakim telah perdamaikan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil ; Bahwa Pemohon dan Termohon telah menempuh proses mediasi dengan mediator Drs. H. ABDUL KHOLIK sebgaimana laporan mediator tanggal 01 September 2014, akan tetapi tidak berhasil ; Bahwa selanjutnya Majelis Hakim membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon, tidak ada perubahan dan tidak ada tambahan terhadap surat permohonan Pemohon ; Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon memberikan jawaban secara lisan sebagai berikut : Dalam Konvensi : ● Bahwa, apa yang disampaikan Pemohon
dalam permohonannya adalah
benar Termohon cemburu, akan tetapi Termohon mempunyai alasan kenapa Termohon cemburu ; ● Bahwa, alasan Termohon cemburu karena ditempat kerjanya Pemohon mengaku bujangan, dan apabila pulang dari kerja, Pemohon tidak langsung pulang kerumah, akan tetapi masih main PS, sehingga pulangnya terlambat ; ● Bahwa benar antara Pemohon dengan Termohon sudah pisah tempat tinggal selama 4 (empat) bulan tanpa memberi nafkah kepada Termohon dan anaknya ; ● Bahwa bekerja di Pabrik sak (glangsing) dengan penghasilan Pemohon setiap 2 (dua) minggu sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) ;
Hal. 3 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
● Bahwa, Termohon tidak keberatan diceraikan oleh Pemohon ; Dalam Rekonvensi : Bahwa apabila terjadi perceraian, maka Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah – nafkah, yaitu : 1. Nafkah madliyah selama pisah 4 bulan, sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) ; 2. Nafkah iddah sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) ; 3. Muth’ah berupa uang sebanyak Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ; 4. Nafkah seorang anak setiap bulannya minimal sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa ; Bahwa terhadap tuntutan Termohon tersebut, Pemohon memberikan repliknya secara lisan sebagai berikut : Dalam Konvensi : 1. Bahwa benar Pemohon mengaku bujang di tempat Pemohon bekerja ; 2. Bahwa Pemohon sering bermain PS sehabis pulang kerja, dengan maksud untuk reffresing ; 3. Bahwa benar gaji Pemohon sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) setiap 2 minggu ; 4. Bahwa Pemohon keberatan atas tuntutan Termohon kecuali nafkah anak ; Dalam Rekonvensi : Bahwa Tergugat Rekonvensi sanggup membayar tuntutan Penggugat Rekonvensi sebesar : 1. Nafkah madliyah selama pisah 4 (empat) bulan, setiap bulannya sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) ; 2. Nafkah iddah sebanyak adalah Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah); 3. Muth’ah sebesar Rp. 600.000,- (lima ratus ribu rupiah) ; 4. Nafkah seorang anak setiap bulannya tetap sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa ;
Hal. 4 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
Bahwa dari replik Pemohon tersebut, Termohon memberikan dupliknya secara lisan yang isinya tidak keberatan atas kesanggupan Pemohon untuk membayar tuntutan Termohon ; Bahwa untuk membuktikan dalil – dalilnya, Pemohon telah mengajukan alat – alat bukti berupa : I. Surat : ■ Fotokopi Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX, kabupaten Pasuruan Nomor XXXXX tanggal 10 Maret 2011, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, diberi tanda P ; II. Saksi : 1. SAKSI 1, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan tani tambak, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan ; Di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : ● Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi ayah kandung Pemohon ; ● Bahwa saksi tahu, Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri yang menikah pada tanggal 10 Maret 2011 ; ●
Bahwa Pemohon dan Termohon tinggal di rumah saksi selama 3 tahun dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK, lahir 06 Agustus 2011 ;
● Bahwa saksi tahu antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak rukun lagi ; ● Bahwa sekitar sejak bulan Agustus tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dan saksi melihat sendiri pertengkaran tersebut ; ● Bahwa pertengkaran Pemohon dengan Termohon disebabkan karena Termohon sering cemburuan dan sering marah – marah apabila
Hal. 5 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
Pemohon terlambat pulang dari kerja dan alasan Pemohon lambat pulang karena ada lemburan (kata Pemohon), akan tetapi Termohon tetap tidak percaya ; ● Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Termohon pulang ke rumah orang tuanya sehingga antara Pemohon
dan
Termohon berpisah tempat tinggal sejak April 2014 ; ● Bahwa saksi telah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan mereka ; 2. SAKSI 2, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan ; Di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : ● Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena adalah tetangga Pemohon ; ● Bahwa saksi tahu, Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri ; ● Bahwa Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orangtua Pemohon selama 3 tahun dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK, lahir 06 Agustus 2011 ; ● Bahwa saksi tahu antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak rukun lagi ; ● Bahwa sekitar sejak bulan Agustus tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran ; ● Bahwa saksi sering melihat sendiri pertengkaran Pemohon dengan Termoho ; ● Bahwa pertengkaran Pemohon dengan Termohon disebabkan karena Termohon suka cemburu ; ● Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Termohon pulang ke rumah orang tuanya sehingga antara Pemohon dan
Hal. 6 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
Termohon berpisah tempat tinggal sampai sekarang berlangsung sejak bulan April 2014 tanpa rukun lagi ; Bahwa Pemohon menyatakan membenarkan atas semua keterangan para saksi, dan menyatakan tidak akan mengajukan pertanyaan kepada saksi – saksi ; Bahwa Termohon juga telah menghadirkan seorang saksi yang mengaku bernama : ■ SAKSI TERMOHON, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak bekerja, tempat
kediaman
di
Kabupaten
Pasuruan,
di
bawah
sumpahnya
memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : ● Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi ibu kandung Termohon ; ● Bahwa saksi tahu, Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri yang menikah pada tanggal 10 Maret 2011 ; ● Bahwa Pemohon dan Termohon tinggal di rumah saksi selama 3 tahun dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK, lahir 06 Agustus 2011 ; ● Bahwa saksi tahu antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak rukun lagi karena Termohon sering mengadu kepada saksi ; ● Bahwa sekitar sejak bulan Agustus tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dan saksi sering mengetahui sendiri pertengkaran tersebut ; ● Bahwa pertengkaran Pemohon dengan Termohon disebabkan karena Pemohon mengaku bujangan kepada teman – teman kerjanya, sehingga Termohon sering cemburuan dan marah – marah serta Pemohon sering terlambat pulang kerja hanya untuk main PS, dan Termohon tidak percaya kepada Pemohon ; ● Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Termohon pulang ke rumah saksi sehingga antara Pemohon
dan Termohon berpisah
tempat tinggal sejak April 2014 ;
Hal. 7 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
● Bahwa saksi telah berusaha merukunkan Pemohon
dan Termohon
namun tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan mereka ; Bahwa
Pemohon
dan
Termohon
menyatakan
sama
–
sama
membenarkan atas semua keterangan saksi ; Bahwa, untuk meringkas uraian putusan ini, maka apa yang tercantum dalam berita acara sidang dianggap ada dalam putusan ini ; PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Konvensi : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti diuraikan tersebut di atas ; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah datang menghadap secara pribadi dalam persidangan ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan para pihak yang berperkara, akan tetapi tidak berhasil, dan berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2008, atas kesepakatan kedua belah pihak, Majelis Hakim menetapkan Drs. H. ABDUL KHOLIK (Hakim pada Pengadilan Agama Pasuruan) sebagai Mediator dan berdasarkan laporannya tanggal 01 September 2014, mediator berusaha merukunkan rumah tangga Pemohon dengan Termohon, akan tetapi tidak berhasil ; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 49 huruf (a) dan pasal 66 ayat (2) Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang – Undang
Nomor
3 Tahun 2006, dan perubahan kedua
dengan Undang – Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara ini merupakan wewenang Pengadilan Agama Pasuruan untuk memeriksa dan mengadilinya, sehingga permohonan Pemohon dapat diterima ; Menimbang, bahwa terhadap bukti P (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya,
Hal. 8 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
dimana bukti tersebut menjelaskan mengenai Pemohon dan Termohon telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 10 Maret 2011 tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX Kabupaten Pasuruan, bukti tersebut tidak dibantah oleh Termohon, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil, serta mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat ; Menimbang, bahwa saksi – saksi yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana yang diatur dalam pasal 145 ayat 1 angka 3e HIR ; Menimbang, bahwa sebagaimana dalil permohonan Pemohon, antara Pemohon dengan Termohon sebagai suami isteri sah yang menikah pada tanggal 10 Maret 2011 dan telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK, lahir 06 Agustus 2011 yang diasuh oleh Termohon, maka berdasarkan bukti surat (P) dan keterangan para orang saksi, maka Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum bahwa Pemohon dengan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah sejak
tanggal 10 Maret 2011 dan telah dikaruniai
seorang anak bernama ANAK, lahir 06 Agustus 2011 yang diasuh oleh Termohon ; Menimbang, bahwa terhadap dalil permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon dengan alasan sejak bulan Agustus tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Termohon sering cemburuan lalu marah-marah setiap Pemohon terlambat pulang kerja padahal sebelumnya Pemohon selalu memberi tahu terlebih dahulu kepada Termohon bahwa keterlambatan tersebut karena Pemohon ada lemburan pekerjaan dan hasilnya juga untuk menambah pemasukan keuangan keluarga, namun Termohon tetap tidak mempercayainya serta telah terjadi pisah tempat tinggal sudah 4 bulan ; Menimbang, bahwa terhadap alasan cerai tersebut, Termohon telah memberikan
pengakuan
berklausul,
yang
membenarkan
telah
terjadi
perselisihan dan pertengkaran sejak bulan Agustus 2013 yang disebabkan
Hal. 9 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
Termohon cemburu, dan kecemburuan Termohon karena Pemohon mengaku bujangan kepada teman – teman kerjanya serta Pemohon sering terlambat pulang karena sering bermain PS, dan puncaknya telah pisah tempat tinggal hingga sekarang sudah 4 bulan ; Menimbang, bahwa keterangan saksi – saksi Pemohon dan saksi Termohon mengenai perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon adalah fakta yang dilihat sendiri / didengar sendiri / dialami sendiri dan relevan serta bersesuaian antara satu dengan yang lainnya dan sesuai juga dengan pengakuan Pemohon dan Termohon, oleh karena itu keterangan saksi – saksi Pemohon dan saksi Termohon tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam pasal 171 ayat (1), sehingga keterangan saksi saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti ; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
keterangan
Pemohon
dan
pengakuan Termohon yang dihubungkan dengan keterangan para saksi yang dibenarkan oleh Pemohon
dan Termohon, maka ditemukan fakta sebagai
berikut : ► Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah retak dan tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran ; ► Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal sampai sekarang selama 4 (empat) bulan, karena Termohon pulang kerumah orang tuanya ; ► Bahwa dari pihak keluarga serta orang dekat dengan Pemohon dan Termohon sudah tidak sanggup untuk merukunkan mereka lagi ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta – fakta tersebut di atas Majelis berpendapat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sulit diharapkan rukun kembali dan sulit diharapkan mencapai tujuan perkawinan membentuk keluarga bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 Undang-Undang nomor 1 tahun
Hal. 10 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
1974 atau membentuk keluarga sakinah yang dilandasi rasa mawadah wa rahmah (cinta dan kasih) oleh karena itu Majelis berpendapat perceraian lebih maslahat dan memberikan kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, sebagaimana yang dimaksud dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Nomor 534.K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996 “ bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak “ ; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas terbukti bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi alasan yang diatur dalam pasal 39 Undang - undang Nomor 1 tahun 1974 jo. pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemereintah Nomor 9 tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta memperhatikan pula Firman Allah SWT surat Al - Baqoroh ayat 227 sebagai berikut : Artinya : "Jika kamu telah bertetap hati untuk menalak (istri kamu) (karena tidak sanggup mewujudkan rumah tangga yang bahagia) sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui " ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka permohonan Pemohon telah beralasan dan harus dikabulkan ; Menimbang, bahwa antara Pemohon
dan Termohon selama dalam
perkawinannya telah berhubungan sebagaimana layaknya suami isteri (ba'dad dukhul) dan belum pernah bercerai, sesuai pasal 118 Kompilasi Hukum Islam talak yang diijinkan untuk dijatuhkan oleh Pemohon terhadap Termohon adalah talak satu roj'i, maka Majelis Hakim dapat memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu roj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 84 Undang-Undang No.7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung
Hal. 11 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
RI.
Nomor
608.K/AG/2003,
tanggal
23
Maret
2005,
maka
Majelis
memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau di tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena tempat perkawinan Pemohon dengan Termohon dan tempat domisili Pemohon dan Termohon, sama – sama berada di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX, Kabupaten Pasuruan, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXXXX Kabupaten Pasuruan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Dalam Rekonvensi : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonvensi adalah sebagaimana terurai di atas ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan dalil – dalil sebagai berikut : apabila terjadi perceraian antara Penggugat dengan Tergugat, maka Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah – nafkah, yaitu : 1. Nafkah madliyah selama pisah 4 bulan, sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) ; 2. Nafkah iddah sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) ; 3. Muth’ah berupa uang sebanyak Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ; 4. Nafkah seorang anak setiap bulannya minimal sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat Rekonvensi tersebut, Tergugat
Rekonvensi
sanggup
untuk
memenuhi
tuntutan
Penggugat
Rekonvensi adalah sebagai berikut :
Hal. 12 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
1. Nafkah madliyah selama pisah 4 (empat) bulan, setiap bulannya sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) ; 2. Nafkah iddah sebanyak adalah Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah); 3. Muth’ah sebesar Rp. 600.000,- (lima ratus ribu rupiah) ; 4. Nafkah seorang anak setiap bulannya tetap sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi telah bersedia menerima kesanggupan Tergugat Rekonvensi terhadap gugatan rekonvensi Penggugat, maka telah terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak ; Menimbang, bahwa dalam hal terjadi perceraian karena talak, maka pihak suami berkewajian untuk memberi kepada pihak isteri baik nafkah madliyah dan nafkah iddah, dan berdasarkan Firman Allah SWT., dalam AlQur’an surat Ath-Tholaq ayat 7, yang berbunyi sebagai berikut : Artinya
:
“Hendaklah
orang
yang
mampu
memberi
nafkah
menurut
kemampuannya, dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memberikan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan “ ; Menimbang, bahwa nafkah madliyah adalah nafkah yang belum dibayar oleh pihak suami kepada isterinya, sehingga tetap menjadi hutang suami. Sebagaimana pendapat fuqaha yang diambil alih sebagai pendapat Majelis yaitu : Kitab Syarqowi alat tahrir juz II halaman 308 : Artinya : “ Semua nafkah menjadi gugur sebab kedaluwarsa, kecuali nafkah isteri, bahkan menjadi hutang yang harus ditanggung suami “ ; Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 178 : Artinya : “ Tatkala telah ada tamkin (penyerahan) dari seorang isteri terhadap suaminya yang mewajibkan nafakah, dan sisuami tidak membayar
Hal. 13 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
nafkah itu sampai lewat batas waktunya, nafkah itu menjadi hutang yang harus ditanggung suami dan tidak gugur dengan lewatnya waktu “ ; Menimbang, bahwa berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak tentang nafkah madliyah selama 4 (empat) bulan sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah), maka Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah madliyah kepada Penggugat Rekonvensi selama 4 (empat) bulan sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa nafkah iddah merupakan nafkah yang harus dibayar oleh suami apabila dia mentalak isterinya, karena nafkah iddah merupakan hak isteri, sebagaimana Hadits Rasulullah saw. dalam Kitab Al Bajuri Juz II halaman 145 yang berbunyi : Artinya : Talak itu di tangan laki-laki (suami) dan ‘iddah itu di pihak perempuan ; Dan pendapat para fuqoha’ dalam kitab Al – Muhadzdzab, juz II, halaman 176 yang diambil alih menjadi pendapat Majelis bahwa : Artinya : “ Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj’i, maka isteri berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah semasa iddah “ ; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
pasal 39
huruf
(b) Peraturan
Pemerintah No. 9 Tahun 1975 sebagai pelaksanaan dari Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 jo. pasal 153 ayat (2) huruf (b) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia bahwa ketentuan masa iddah yang harus dijalani adalah 90 (sembilan puluh) hari, oleh karena itu Majelis Hakim menentukan masa iddah Penggugat adalah 90 (sembilan puluh) hari ; Menimbang, bahwa oleh karena kedua belah pihak sepakat tentang jumlah nafkah iddah yang harus dibayar oleh Tergugat Rekonvensi sebesar Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah), maka Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah iddah sebesar Rp. 900.000,-
Hal. 14 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
(sembilan ratus ribu rupiah) ;
Menimbang,
bahwa
apabila
seorang
suami
mentalak
isterinya
sedangkan si isteri telah menyerahkan dirinya terhadap suaminya, maka suami tersebut harus memberikan kenang – kenangan untuk menyenangkan hati si isteri (muth’ah). Sebagaimana Firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 241 : Artinya : “ Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut’ah (pemberian) menurut yang ma’ruf “ ; Dan Firman Allah dalam surat al Ahzab ayat 49 yaitu : Artinya : “ Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pemberian dan lepaslah mereka secara baik “ ; Menimbang, bahwa jumlah muth’ah telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah), maka Majelis Hakim menghukum
Tergugat
Rekonvensi
untuk
membayar
muth’ah
kepada
Penggugat Rekonvensi sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa sebagaimana gugatan rekonvensi Penggugat tentang nafkah seorang anak yang bernama ANAK, lahir 06 Agustus 2011, maka berdasarkan Hadits Rosulullah saw. dalam Kitab I’anatut thalibin juz IV, halaman 99 sebagai berikut : Artinya : “ Anak yang masih punya ayah dan ibu, maka ayahnya yang wajib memberikan nafkah “ ; Menimbang, bahwa untuk nafkah dua orang anak tersebut, Tergugat Rekonvensi juga sanggup untuk memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi setiap bulannya sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah), maka Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekoonvensi untuk membayar nafkah seorang anak yang bernama ANAK, saat ini berumur 3 tahun, setiap bulannya sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa atau umur 21 tahun ;
Hal. 15 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
Menimbang,
bahwa
sebagaimana
pertimbangan
–
pertimbangan
tersebut di atas, maka gugatan Penggugat telah beralasan dan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pasal 41 huruf (c) Undang – Undang No. 1 Tahun 1974, jo. pasal 24 ayat (2) huruf (b), pasal 39 huruf (b) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, jo. pasal 149 huruf (a,b dan d) 152 dan 153 ayat (2) huruf (b), pasal 156 huruf (a, b, d dan f), pasal 158 dan pasal 160 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, dan kedua belah pihak telah sepakat, maka gugatan Penggugat Rekonvensi harus dikabulkan ; Menimbang,
bahwa oleh karena gugatan Penggugat Rekonvensi
dikabulkan, maka Majelis Hakim harus menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa : 1. Nafkah madliyah selama 4 (empat) bulan sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) ; 2. Nafkah iddah sebesar Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) ; 3. Muth’ah sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) ; 3.
Nafkah seorang anak yang bernama ANAK umur 3 tahun, setiap bulannya sebesar
Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut
dewasa atau umur 21 tahun ; Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang – Undang
Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara dibebankan kepada
Pemohon ; Mengingat pasal 49 dan 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah di ubah dan ditambah dengan Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang – Undang Nomor 50 Tahun 2009, dan ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara ini ;
Hal. 16 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
MENGADILI Dalam Konvensi : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan salinan
penetapan
ikrar
talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor
Urusan Agama Kecamatan XXXXX Kabupaten Pasuruan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Dalam Rekonvensi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi ; 2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa : 2.1.
Nafkah madliyah sebesar sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) ;
2.2.
Nafkah iddah sebesar Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) ;
2.3.
Muth’ah sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) ;
2.4.
Nafkah seorang anak yang bernama ANAK umur 3 tahun, setiap bulannya sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa atau umur 21 tahun ;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi : ● Membebankan kepada Pemohon Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 216.000,- (dua ratus enam belas ribu rupiah) ; Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Senin, tanggal 29 September 2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 04 Zulhijah 1435 Hijriyah, oleh Majelis Hakim yang terdiri dari MASHURI, SH., sebagai Ketua Majelis, SLAMET, S.Ag., S.H.. dan Drs. MOH. HOSEN, SH., masing – masing sebagai Hakim
Hal. 17 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.
Anggota, putusan tersebut oleh Ketua Majelis diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan dibantu oleh Hj. IRDARIYAH, S.H. sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh kedua belah pihak ;
Hakim Anggota,
Ketua Majelis,
Ttd.
Ttd.
SLAMET, S.Ag., S.H.
MASHURI, S.H.
Hakim Anggota,
Ttd. Drs. MOH. HOSEN, S.H. Panitera Pengganti,
Ttd. Hj. IRDARIYAH, SH. Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Pendaftaran
: Rp. 30.000,-
2. Biaya Proses
: Rp. 50.000,-
3. Biaya Redaksi
: Rp.
4. Biaya Panggilan
: Rp 125.000,-
5. Biaya Meterai
: Rp.
Jumlah
5.000,-
Disalinan sesuai dengan aslinya Oleh: Panitera Perngadilan Agama Pasuruan
6.000,-
: Rp 216.000,-
Drs. KUSNADI
(dua ratus enam belas ribu rupiah) ;
Hal. 18 dari 17 hal. Put. No. 1181/Pdt.G/2014/PA.Pas.