Modul ke:
PANCASILA Pancasila Merupakan Bagian Matakuliah Pengembangan Kepribadian
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Manajemen www.mercubuana.ac.id
Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.
Pendahuluan •
•
Mempelajari Pancasila yang merupakan bagian dari matakuliah pengembangan kepribadian dalam pendidikan nasional di Indonesia dan tak akan pernah lepas dari perkembangan kondisi ketatanegaraan Republik Indonesia, khususnya pada masa reformasi ini yang setiap insan Indonesia berhak memiliki kebebasan berpikir dan berpendapat, namun bertanggung jawab Kita semua mengetahui negara Republik Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 masih disebut negara yang sedang berkembang maju menyertai globalisasi dunia seiring dengan perkembangan pemerintahan yang dinamakan Orde Reformasi dan tetap memiliki landasan kerohanian Pancasila. Landasan kerohanian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini memiliki makna sejarah kenegaraan yang sangat panjang dan penting sepanjang hidupnya bangsa Indonesia sejak zaman Nusantara.
•
•
•
Dengan demikian, betapa pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam landasan kerohanian yang secara sah dan telah menjadi dasar negara dalam waktu satu hari setelah diproklamirkan negara Republik Indonesia, yaitu 18 Agustus 1945 maka dasar negara Republik Indonesia telah lahir dengan sah melalui sebuah badan, yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Dalam perkembangannya, nlai kerohanian Pancasila selain merupakan suatu dasar negara juga suatu ideologi bagi bangsa dan negara Republik Indonesia. Nilai kerohanian (dasar negara) yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 akan berperan mengantarkan bangsa Indonesia menuju suatu citacita kehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka mencapai suatu masyarakat kesejahteraan dan keadilan, dan melepaskan diri dari segenap kehidupan yang penuh penderitaan dan kemiskinan.
• Namun kenyataannya pada saat ini kita tak perlu mengingkari bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara juga sebagai ideologi bangsa dan dapat mempersatukan seluruh kebhinekaan bangsa Indonesia.
Intisari dari Makna Sebuah Perjuangan Bangsa •
•
Hal sangat penting dalam catatan sejarah bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah merupakan hadiah atau pemberian dari penjajah jepang, namun merupakan hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia, yaitu seluruh rakyat Nusantara yang berbhineka, baik dalam kesukuan, golongan-golongan dan agama-agama serta dalam budaya-budayanya. Jadi jelas bangsa Indonesia selain telah lama berusaha melepaskan diri dari penjajahan juga memanfaatkan momentum yang ada dalam masa penjajahan, khususnya Jepang sehingga meskipun masih tahap kemungkinan untuk merdeka bangsa Indonesia telah memanfaatkan untuk mempersiapkan kemerdekaan, diantaranya menyusun perumusan tentang negara yang akan dibentuk.
• Kemudian, rancangan Undang-Undang Dasar serta konsep dasar negara ataupun dasar kerohanian Pancasila dan segala sesuatu tentang persiapan kemerdekaan. • Di sini kita mengenal pentingnya pendidikan Pancasila dalam kaitannya sejarah perjuangan bangsa atau dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa
Founding Fathers and Founding Mothers • Founding fathers and founding mothers adalah para tokoh pejuang bangsa yang telah berjuang dengan gigih membela bangsa dan negara serta berjuang semaksimal mungkin dalam membebaskan bangsa dari belenggu penjajah, baik Belanda maupun Jepang untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. • Kita bisa tetap menghormatinya dalam arti meneruskan daya juang serta sifat-sifat luhur yang tanpa pamrih ingin mengajak bangsa ini tetap maju berjuang demi tercapainya kehidupan bangsa yang sejahtera dan berkeadilan tanpa meninggalkan identitas barunya yang semakin luas dan global serta semangat menggalang persatuan dan kesatuan lapisan bangsa pembela tanah air negeri ini.
•
•
Tak ayal lagi dan telah selayaknya, kita sebagai manusia yang berkehidupan dalam masyarakat intelektual harus benar-benar mempunyai kemampuan yang maksimal dalam rangka tetap menegakkan perjuangan bangsa dan cita-cita kehidupan bersama dalam mempertahankan eksistensi negara dengan menjaga keutuhan dan kelestarian serta memperkokoh nation and character building. Dengan landasan dasar kehidupan yang sah serta rasa persatuan dan kesatuan yang erat, telah terbina semenjak kelahiran Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 maka kita telah bersepakat untuk tetap berkehidupan kebangsaan, perasaan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yang akhirnya akan tetap menjaga dan memelihara kehidupan bersama dalam satu wadah negara Republik Indonesia dari Sabang sampai Meraoke dengan semboyan
Makna suatu Landasan Kerokhanian Negara Republik Indonesia
•
•
Bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan sehari sesudahnya tanggal 18 Agustus 1945 secara sah dan resmi memiliki dasar negara, yaitu Pancasila yang disahkan bersama Undang-Undang Negara Republik Indonesia 1945. Perumusannya dilakukan pada masa penjajahan Jepang masih berkuasa. Bangsa Indonesia telah menjalani kehidupan bernegara selama setengah abad dan Pancasila menjadi landasan kerohanian serta dasar negara. Landasan kerohanian dimaksudkan menjadi acuan dan arah kebijakan bagi suatu tujuan yang hendak dicapai serta dilaksanakan oleh suatu negara Indonesia. Telah menjadi kesepakatan dan disetujui bersama seluruh rakyat serta bangsa. Telah menjiwai makna bagi suatu kehidupan berbangsa dan bernegara dengan memiliki sifat abstrak serta universal.
•
• •
Pancasila sebagai dasar negara dijadikan landasan dan pedoman dalam melaksanakan jalannya penyelenggaraan negara Republik Indonesia, dengan sasaran menuju cita-cita masyarakat adil dan makmur melalui suatu tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut dalam ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan nasional tercantum dalam paragraf IV Pembukaan UUD 1945. Kita sebagai bangsa yang memiliki rasa kebangsaan yang tinggi serta tetap berpedoman kepada nilai-nilai kerohanian Pancasila harus dapat memfokuskan keikutsertaan dalam mengatasi penderitaan bersama dengan banyak mawas diri dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan, tetapi lebih mengutamakan kepentingan nasional seluruh bangsa.
Pancasila sebagai Dasar dan Etika kehidupan Berbangsa dan Bernegara a. Pengertian Etika • Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas masalah baik dan buruk. Ranah pembahasannya meliputi kajian praktis dan refleksi filsafat atas moralitas secara normatif. Kajian praktis menyentuh moralitas sebagai perbuatan sadar yang dilakukan dan didasarkan pada norma-norma masyarakat yang mengatur perbuatan baik (susila) atau buruk (asusila). Sedangkan refleksi filsafat tentang ajaran moral filsafat, mengajarkan bagaimana moral tersebut dapat dijawab secara rasional dan bertanggung jawab.
b.Pemberdayaan Etika Pancasila dalam konteks Kehidupan Akademik • Pancasila sebagai dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diberdayakan melalui kebebasan akademik untuk mendasari suatu sikap mental atau attitude. Kebebasan akademik adalah hak dan tanggung jawab seseornag akademisi. Hak dan tanggung jawab itu terkait pada susila akademik, yaitu sebagai berikut :
a. Curiosity, dalam arti terus menerus mempunyai keinginan untuk mengetahui hal-hal baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tidak mengenal titik henti yang dampak dan pengaruhnya dengan sendirinya juga terhadap pengembangan etika. b. Wawasan, luas dan mendalam dalam arti bahwa nilai-nilai etika sebagai norma dasar dari kehidupan suatu bangsa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak terlepas dari unsur-unsur budaya yang hidup dan berkembang dengan cirri-ciri khas yang membedakan bangsa itu dari bangsa lain.
c. Terbuka, dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang tentatif, bahwa kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang hanya sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat, yang implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma etika tidak hanya tekstual melainkan juga kontekstual untuk diberi makna baru sesuai dengan kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat. d. Open Mindedness, dalam arti rela dan dengan rendah hati (modest) bersedia menerima kritik dari pihak lain terhadap pendirian atau sikap inteletualnya.
e. Jujur, dalam arti menyebutkan setiap sumber dan informasi yang diperoleh dari pihak lain dalam mendukung sikap atau pendapatnya. f. Independen, dalam arti bertanggung jawab atas sikap dan pendapatnya, bebas dari tekanan atau “kehendak yang dipesankan” oleh siapapun dan dari manapun.
• Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, juga memahami etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat, jika tidak dilandasai dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang kita tangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja tanpa menyentuh inti hakikinya.
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Umum : sebagai Dasar Nilai dan Pedoman Berkarya bagi Lulusan
Pendidikan abad 21 yang disepakati oleh 9 menteri pendidikan dari Negara-negara berpenduduk terbesar di dunia, termasuk Indonesia di New Delhi 1996, diharapkan dapat berperan secara efektif dalam hal : 1. Mempersiapkan pribadi sebagai warga Negara dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab 2. Menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan hidup;
3. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada penguasaan, pengembangan, dan penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni demi kepentingan kemanusiaan. • Senada dengan hal di atas, Konferensi Dunia tentang pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh UNESCO di Paris pada tahun 1988, yang dihadiri oleh wakilwakil dari 140 negara termasuk Indonesia, menyepakati perubahan pendidikan tinggi ke masa depan yang bertumpu pada pandangan bahwa tanggung jawab pendidikan tinggi adalah :
1. Selain meneruskan nilai-nilai, transfer ilmu pengetahuan teknologi dan seni, juga melahirkan warga Negara yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan; 2. Mempersiapkan tenaga kerja masa depan yuang produktif dalam konteks yang dinamis; dan 3. Mengubah cara berpikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun kelompok masyarakat dalam rangka memprakarsai perubahan social yang berkaitan dnegan perubahan ke arah kemajuan, adil dan bebas.
• Sejalan dengan kesepakatan dunia yang telah disebutkan diatas, pendidikan nasional Indonesia melakukan penyesuaian yang dituangkan dalam Ketetapan MPR No. VII Tahun 2001, bahwa visi Indonesia 2020 adalah bertujuan terwujudnya masyarakat Indonesia yang religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara.
Menurut Malik Fajar (1999), masyarakat Indonesia yang memanifestasikan wujud visi Indonesia 2020 disebut juga sebagai “masyarakat madani” yaitu suatu masyarakat yang memiliki “keadaban demokratis” atau masyarakat yang berkarakter sebagai berikut : 1. Beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Pancasila 2. Demokratik, berkeadaban, menghargai perbedaan, keragaman, pendapat dan pandangan 3. Mengakui dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), kesetaraan dan tidak diskriminatif 4. Sadar serta tunduk pada hukum dan ketertiban 5. Mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik, memiliki keahlian, keterampilan, kompetitif dengan solidaritas universal 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang mengakar pada masyarakat beradab dan demokratis 7. Belajar yang berlangsung sepanjang hayat, membangun warga Negara berkeadaban
• UU No. 21 Tahun 2003 memberikan rumusan tentang VIsi Indonesia 2020 berupa masyarakat warga yang berkeadaban (civil society / masyarakat madani) yang hendak diwujudkan melalui pendidikan nasional sebagai berikut : • “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk mencapai visi Indonesia 2020, pendidikan tinggi nasional Indonesia memiliki program jangka menengah yang disebut “Visi Pendidikan Tinggi Nasional 2020”, sebagai berikut : 1. Mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa untuk menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab bagi kemampuan bersaing bangsa mencapai kehidupan yang bermakna;
2. Membangun suatu sistem pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang demokratis, berkeadaban dan inklusif, serta menjaga kesatuan dan persatuan nasional Dengan dasar itu semua, maka perguruan tinggi harus mampu menghasilkan manusia yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai kegiatan pemenuhan amanat sosial.
• Pancasila harus menjadi core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis, dalam rangka mewujudkan masyarakat warga yang berkeadaban. Berdasarkan itu semua, perguruan tinggi umum harus mampu menghasilkan manusia yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai kegiatan pemenuhan amanat sosial tersebut.
Terima Kasih Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.