PUTUSAN Nomor 116/Pdt.G/2010/PA Tse BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama di Tanjung Selor yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara: Pemohon Asli, umur 48 tahun, Agama Islam, pekerjaan Buruh, pendidikan SD, bertempat tinggal di Kabupaten Bulungan, selanjutnya disebut pemohon; Melawan Termohon Asli, umur 49 tahun, Agama Islam, pekerjaan Dagang, pendidikan SD, bertempat tinggal di Kabupaten Bulungan, selanjutnya disebut termohon; Pengadilan Agama tersebut; Telah memeriksa berkas perkara; Telah mendengar keterangan para pihak yang berperkara saksi-saksi di muka persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, tertanggal
bahwa
pemohon
dalam
surat
permohonannya
23 Juni 2010, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Tanjung Selor dengan register Nomor 116/Pdt.G/2010/PA Tse, tanggal
23 Juni 2010 telah mengemukakan hal-hal yang pada
pokoknyanya sebagai berikut: 1. Bahwa pemohon dan termohon adalah suami istri sah, yang menikah pada tanggal
3 Mei 2007, terdaftar pada Kantor Urusan Agama
Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, berdasarkan Kutipan Akta Nikah Nomor xxx/xx/V/07, tanggal
4 Mei 2007;
2. Bahwa setelah menikah antara pemohon dan termohon tinggal berumah tangga di Sabanar Baru dan telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri, namun belum telah dikaruniai anak; 3. Bahwa pada waktu akad nikah, pemohon berstatus duda sedangkan termohon berstatus janda;
1
4. Bahwa setahun pertaamaa berumah tangga antara pemohon dengan termohon hidup rukun, namun setelah itu mulai terjadi pertengkaran disebabkan
dalam kehidupan berumah tangga, pemohon dengan
termohon tinggal serumah dengan orang tua termohon yang sering marah-marah jjika kecapekan bekerja. 5. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran terjadi pada Bulan Juni 2010, pemohon sudah tidak sanggup lagi hidup bersama dengan orang tua termohon yang sering menyakitkan hati pemohon; 6. Bahwa dengan keadaan rumah tangga yang demikian, pemohon menyatakan tidak sanggup lagi melanjutkan hubungan perkawinan dengan termohon, oleh karena itu pemohon mengadukan cerai talak ini ke Pengadilan Agama Tanjung Selor; Berdasarkan uraian dan alasan tersebut di atas, penggugat memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Tanjung Selor Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut: Primer: Mengabulkan permohonan pemohon; Menetapkan,
mengizinkan
pemohon
(Pemohon
Asli)
untuk
menjatuhkan talak satu raj’i terhadap termohon (Termohon Asli), di depan Sidang Pengadilan Agama Tanjung Selor; Membebankan biaya perkara ini sesuai ketentuan yang berlaku; Subsider: Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa
pemohon dan termohon telah hadir di
persidangan, majelis telah berusaha mendamaikan kedua belah pihak agar hidup rukun kembali dalam rumah tangga, namun tidak berhasil, karena kedua belah pihak tetap berkeras ingin mempertahankan pendapat masingmasing; Menimbang, bahwa setelah dibacakan surat permohonannya, pemohon menyatakan tetap mempertahankannya; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil yang dikemukakan oleh pemohon, termohon
telah memberikan jawaban yang pada
antara termohon dengan pemohon
2
dasarnya
tidak pernah bertengkar,, namun
karena pemohon sebagai suami ingin menceraikan termohon, maka termohon sebagai istri tidak dapat mencegah keinginan pemohon tersebut; Menimbang, pemohon
dalam
bahwa
terhadap
repliknya
jawaban
menyatakan
termohon
tetap
pada
tersebut, dalil-dalil
permohonannya; Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil permohonannya, pemohon telah mengajukan bukti surat berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten
Bulungan,
xx/Xx/V/07, tanggal
berdasarkan
Kutipan
Akta
Nikah
Nomor
4 Mei 2007, bertanda P, surat bukti tersebut di atas
telah dicocokkan dengan aslinya dan pula telah diberi beban bea meterai cukup, sehingga dapat diterima sebagai alat bukti yang sah; Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut di atas, pemohon mengajukan bukti saksi dua orang bernama: 1. H Sh bin Sh, umur
70 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani,
bertempat tinggal di Kabupaten Bulungan; 2. Sho bin Z, umur
50 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani,
bertempat tinggal di Kabupaten Bulungan; Kedua orang saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan-keterangan sebagaimana terurai dan tercatat di dalam Berita Acara Persidangan, yang untuk pertimbangan putusan, dinyatakan telah termuat dan terulang kembali dalam putusan ini; Menimbang
bahwa
selanjutnya
pemohon
dan
termohon
menyatakan tidak akan mengajukan apapun lagi di muka persidangan dan hanya mohon putusan; Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini, segala sesuatu yang terjadi di muka persidangan sebagaimana yang termuat dalam berita acara persidangan
perkara ini, dinyatakan termuat pula
dalam putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;
3
Menimbang,
bahwa
berdasarkan
pengakuan
pemohon
dan
termohon serta dikuatkan dengan bukti surat bertanda P, terbukti antara pemohon dengan termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah; Menimbang, bahwa alasan cerai yang dikemukakan oleh pemohon adalah karena rumah tangganya bersama termohon saat ini tidak harmonis lagi, karena sejak Bulan Juni 2010 sering terjadi perselisihan paham dan pertengkaran antara pemohon dan termohon sebagaimana yang tercantum dalam surat permohonannya; Menimbang, karena keadaan rumah tangga yang demikian, pemohon menyatakan sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankan kehidupan
rumah
tangganya
bersama
permohonan cerai terhadap termohon
termohon
ke
dan
mengajukan
Pengadilan Agama Tanjung
Selor; Menimbang, bahwa pengadilan telah berusaha mendamaikan pemohon dan termohon sebagaimana yang diamanatkan oleh ketentuan Pasal 82 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 serta PERMA Nomor 1 Tahun 2008, namun usaha tersebut tidak berhasil; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil permohonan pemohon, termohon pada dasarnya mengakui adanya perselisihan paham dan pertengkaran tersebut, dan termohon menyerahkan kehendak bercerai kepada pemohon; Menimbang, bahwa terhadap permasalahan rumah tangga yang dialami
oleh
pemohon
mendengarkan
dan
keterangan
termohon,
para
saksi
majelis
hakim
telah
pula
pemohon
dan
telah
pula
menawarkan kepada para saksi apabila bersedia merukunkan pemohon dengan termohon, namun para saksi menyatakan sudah tidak sanggup lagi merukunkan
pemohon
dengan
termohon,
oleh
karenanya
dapat
disimpulkan bahwa antara pemohon dan termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus dan sangat sulit untuk dirukunkan dan telah berpisah tempat tinggal; Menimbang, bahwa dengan demikian terungkap fakta bahwa rumah
tangga
antara
pemohon
dan
termohon
telah
terjadi
ketidakharmonisan dan sangat sulit untuk dirukunkan kembali, mengingat pemohon selalu berkeras ingin bercerai meskipun telah dinasihati dan didamaikan;
4
Menimbang, bahwa tujuan perkawinan sebagaimana yang telah diatur dalam ketentuan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, yakni bahwa perkawinan bertujuan untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan atau untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, tidak terwujud dalam rumah tangga pemohon dan termohon; Menimbang,
bahwa
dengan
demikian
alasan
cerai
yang
dikemukakan oleh pemohon telah sesuai dengan peraturan perundangundangan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, dan antara pemohon dengan termohon sudah tidak mungkin lagi untuk dirukunkan, maka dengan demikian alasan cerai yang dikemukakan pemohon dapat diterima, dan petitum pemohon agar diizinkan untuk menjatuhkan talak satu raj’I terhadap termohon dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini adalah perkara cerai talak, majelis hakim secara ex officio berwenang menetapkan dan menghukum pemohon untuk memberikan nafkah iddah terhadap termohon serta nafkah terhadap kedua anak pemohon dengan termohon dan selanjutnya majelis hakim akan menetapkannya dalam amar putusan di bawah ini; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, biaya perkara dibebankan kepada pemohon; Mengingat semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan permohonan pemohon; 2. Menetapkan, mengizinkan pemohon (Pemohon Asli) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap termohon, (Termohon Asli), di depan Sidang Pengadilan Agama Tanjung Selor; 3. Menghukum pemohon memberikan mut’ah kepada termohon sebesar Rp 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);
5
4. Menghukum pemohon untuk membayar nafkah selama 3 bulan masa iddah terhadap termohon sebesar Rp 600.000,00,- (enam ratus ribu rupiah); 5. Membebankan seluruh biaya perkara ini kepada pemohon sebesar Rp 191.000,00 (seratus sembilan puluh
satu ribu rupiah);
Demikian putusan ini dijatuhkan di Tanjung Selor
pada Hari
Selasa, tanggal 3 Agustus 2010 M, bertepatan tanggal 22 Syakkban 1431 H, oleh kami Dra. Juraidah, Ketua Majelis serta Drs. Shohibul Bahri dan Acep Sugiri, S. Ag., M. Ag., Hakim-hakim Anggota, putusan mana diucapkan pada hari itu juga oleh ketua majelis dalam persidangan terbuka untuk umum dengan dibantu oleh Drs. M. Nasir, Panitera Pengganti serta dihadiri oleh pemohon dan termohon; Ketua Majelis Anggota Majelis ttd ttd
Dra. Juraidah
Drs. Shohibul Bahri Anggota Majelis Panitera Pengganti ttd Acep Sugiri, S. Ag., M. Ag.
ttd Drs. M. Nasir
Rincian biaya perkara: 1.
Biaya pencatatan
Rp
30.000,00
2.
Biaya proses
Rp
50.000,00
3.
Panggilan pemohon
Rp
50.000,00
4.
Panggilan termohon
Rp
50.000,00
5.
Redaksi
Rp
5.000,00
6.
Meterai
Rp
6.000,00
7.
Jumlah
Rp 191.000,00
Tanjung Selor, 4 Agustus 2010 Disalin sesuai dengan aslinya Panitera
6
ttd Drs. H. Rusliani
7