PUTUSAN Nomor : 0806/Pdt.G/2014/PA. Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara : PENGGUGAT, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan tidak bekerja, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, selanjutnya disebut Penggugat; melawan TERGUGAT, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir STM, pekerjaan usaha bengkel motor bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, selanjutnya disebut Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara; Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat; Telah memeriksa bukti-bukti di persidangan; DUDUK PERKARA Bahwa, Penggugat dengan surat gugatannya bertanggal 6 Mei 2014 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan dengan register perkara nomor: 0806/Pdt.G/2014/PA. Pas bertanggal 6 Mei 2014 telah mengajukan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa Penggugat telah melangsungkan perkawinan dengan Tergugat pada tanggal 24 Juni 2007 sebagaimana tercantum dalam Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor: 133/47/VI/2007, tanggal 12 Desember 2013 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan; 2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat membina rumah tangga sebagai suami istri bertempat tinggal berpindah-pindah di rumah orangtua Penggugat dan orang tua Tergugat selama 5 tahun 2 bulan., dan terakhir di
1
rumah orangtua Penggugat selama 2 bulan, dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1, lahir tanggal 04 Maret 2008; 3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat harmonis dan bahagia, namun sejak bulan Juli 2009 keadaannya mulai tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; 4. Bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Tergugat kurang dan jarang memberikan uang nafkah belanja kepada Penggugat, setiap Penggugat meminta uang belanja, Tergugat selalu marah kepada Penggugat dan beralasan uang hasil kerja diinvestasikan untuk bisnis, namun kenyataannya bisnis tersebut sampai sekarang tidak ada hasilnya; 5. Bahwa
akibat
perselisihan
dan
pertengkaran
tersebut,
Tergugat
meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga antara Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal sejak Nopember 2011 sampai sekarang berlangsung selama 1 tahun 6 bulan; 6. Bahwa selama berpisah tersebut antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri lagi; 7. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Penggugat yang demikian ini, Penggugat sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Tergugat; 8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan c.q. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut: PRIMER: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat terhadap Penggugat; 3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum; SUBSIDER: Mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa, pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat hadir dalam persidangan, Majelis Hakim berupaya mendamaikan 2
kedua belah pihak agar dapat membina kehidupan rumah tangganya kembali dengan rukun dan harmonis, akan tetapi tidak berhasil. Selanjutnya Majelis Hakim memerintahkan kepada kedua belah pihak yang bersengketa untuk melaksanakan prosedur penyelesaian perkara dengan cara mediasi, atas kesepakatan dari para pihak Majelis Hakim telah menunjuk salah seorang Hakim Drs. Moh. Hosen, S.H. sebagai mediator terhadap penyelesaian perkara a quo, akan tetapi tidak tercapai kesepakatan (tidak berhasil); Bahwa, selanjutnya persidangan dinyatakan tertutup untuk umum lalu dibacakan
gugatan
Penggugat
yang
isinya
tetap
dipertahankan
oleh
Penggugat; Bahwa,
terhadap
gugatan
Penggugat,
di
persidangan
Tergugat
memberikan jawaban secara tertulis pada tanggal 24 Juni 2014 yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Point ke 2 tidak benar, karena Penggugat dengan Tergugat membina rumah tangga bertempat tinggal tetap di rumah Tergugat (di Nguling) sejak menikah 24 Juni 2007 sampai dengan 8 Maret 2013 dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1, lahir tanggal 04 Maret 2008;
-
Point ke 3 tidak benar, karena sejak berumah tangga tahun 2007 sampai tahun 2013 Penggugat dengan Tergugat tidak pernah bertengkar dan rumah tangga sangat rukun dan harmonis di rumah Tergugat (di Nguling);
-
Point ke 4 tidak benar, kalau Tergugat kurang dalam memberikan nafkah belanja karena setiap kebutuhan maupun permintaan Penggugat selalu Tergugat penuhi;
-
Point ke 5 tidak benar, karena perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat terjadi pada hari jum’at legi tanggal 8 Maret 2013 disebabkan Tergugat mengajak Penggugat pulang ke rumah Tergugat (di Nguling) dan kemudian Penggugat bersedia ikut pulang ke rumah Tergugat dan tiba-tiba orangtua Penggugat mencegahnya;
-
Point ke 7 adalah inisiatif orangtua Penggugat karena orangtua Penggugat sendiri yang ingin menceraikan antara Penggugat dengan Tergugat dengan alasan Tergugat ikut pengurus organisasi nasional yaitu Lembaga Pengawas Independen Indonesia (LPII) yang belum cair sampai sekarang,
3
dan selama ini sebenarnya Penggugat masih mencintai Tergugat, namun Tergugat takut pada orangtuanya; -
Penggugat dengan Tergugat meskipun berpisah 1 tahun lebih Tergugat masih terus berusaha mengajak rukun bahkan Penggugat dengan Tergugat pernah berjalan berduaan Tergugat setiap minggu masih tetap memberi uang nafkah kepada Penggugat; Bahwa,
terhadap
jawaban
Tergugat,
di persidangan
Penggugat
menyampaikan replik secara tertulis pada tanggal 4 Juli 2014 yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Semua jawaban dan tanggapan Tergugat dari nomor 1 sampai dengan nomor 7 tidak benar dan mengada–ada;
-
Penggugat mengajukan gugatan cerai murni dari kemauan Penggugat sendiri tanpa adanya campur tangan orangtua dan orang lain, karena yang tahu dan yang merasakan Penggugat sendiri;
-
Penggugat tetap pada pendiriannya sebagaimana yang tercantum dalam surat tertanggal 6 Mei 2014 karena Penggugat sudah tidak mau dan sudah tidak cinta lagi; Bahwa,
terhadap
replik
Penggugat,
di
persidangan
Tergugat
menyampaikan duplik secara tertulis pada tanggal 22 Juli 2014 yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Pada point 1 semua tanggapan dan penolakan Penggugat tidak benar dan selalu mengada-ada serta memutarbalikan fakta, dalam replik Penggugat tidak berani menjelaskan dan berargumentasi serta membuktikan dalam tanggapan dan penolakan Penggugat yang realistis;
-
Pada point 2 Penggugat mengajukan gugatan jelas inisiatif orangtua Penggugat yang selalu mengintimidasi, memprovokasi dan mencampuri rumah tangga Tergugat dan Penggugat;
-
Pada point 3 tidak benar dan tidak masuk akal karena Tergugat dengan Penggugat pernah berjalan berdua dan Penggugat sebenarnya masih cinta namun Penggugat takut dengan orangtuanya, pendirian Penggugat labil yang terus menerus dipengaruhi oleh orangtua dan pihak lain; Bahwa, untuk memperteguh dalil-dalil gugatan tersebut, Penggugat
mengajukan bukti-bukti berupa : 4
A. Surat
Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor: 223/26/X/1998, tanggal 29 Oktober 1998 2013 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dan ternyata cocok dengan aslinya serta isinya tidak dibantah oleh pihak Tergugat (Bukti P-1);
B. Saksi – saksi
Saksi I Penggugat, SAKSI 1, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan Hotel Pasuruan, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat sebagai Ibu kandung Penggugat, di bawah sumpah telah memberikan keterangan sebagai berikut: -
Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami istri sah;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dengan Tergugat tinggal berpindahpindah di rumah orangtua Penggugat dan di rumah orangtua Tergugat, terakhir tinggal di rumah orangtua Penggugat selama 2 bulan;
-
Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1;
-
Bahwa sejak awal perkawinan kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sering timbul perselisihan dan pertengkaran, yang disebabkan Tergugat kurang memberikan uang nafkah belanja, bila Penggugat minta uang belanja dijanjikan dengan sembako dan bila anak menderita sakit tidak perlu pergi berobat ke dokter;
-
Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama 2 tahun dan selama berpisah tidak pernah berkomunikasi sebagaimana layaknya suami istri;
-
Bahwa saksi telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil;
Saksi II Penggugat, SAKSI 2, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat kediaman di Kota Pasuruan, mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat sebagai bibi Penggugat, di bawah sumpah telah memberikan keterangan sebagai berikut: -
Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami istri sah; 5
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dengan Tergugat tinggal berpindahpindah, pernah tinggal di rumah orangtua Penggugat dan pernah tinggal di rumah orangtua Tergugat;
-
Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1;
-
Bahwa sejak awal perkawinan kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sering timbul perselisihan dan pertengkaran, yang disebabkan Tergugat kurang memberikan uang nafkah belanja kepada Penggugat, bila Penggugat minta uang belanja Tergugat marah-marah;
-
Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama 2 tahun dan selama berpisah tidak pernah berkomunikasi sebagaimana layaknya suami istri;
-
Bahwa saksi telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil; Bahwa, terhadap keterangan saksi Penggugat, Tergugat membantah
sebagai berikut : -
Sejak menikah Penggugat dengan Tergugat tinggal di rumah suami terus;
-
Tergugat sebagai karyawan bengkel sejak 17 Oktober 2003 selalu memberi nafkah sekitar Rp150.000,00 per minggu; Bahwa, di persidangan Tergugat juga menghadirkan 2 (dua) orang saksi
yang mengaku bernama :
Saksi I Tergugat, SAKSI 3, umur 26 tahun, agama Islam, pekerjaan tukang bangunan, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat sebagai adik sepupu Tergugat, di bawah sumpah telah memberikan keterangan sebagai berikut: -
Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami istri sah;
-
Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1;
-
Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat hidup rukun dan harmonis, tidak pernah terjadi pertengkaran;
-
Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama 2 tahun, karena masalah orangtua; 6
-
Bahwa saksi telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil;
Saksi II Tergugat, SAKSI 4, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan jualan jagung, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat sebagai paman Tergugat, di bawah sumpah telah memberikan keterangan sebagai berikut: -
Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami istri sah;
-
Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK 1;
-
Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat hidup rukun dan harmonis dan tidak pernah terjadi pertengkaran;
-
Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama 1 tahun, karena ikut campur mertua;
-
Bahwa selama perpisah Tergugat tetap memberi nafkah kepada Penggugat;
-
Bahwa saksi telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil; Bahwa, terhadap keterangan saksi Tergugat, Penggugat membantah
sebagai berikut : -
Penggugat dengan Tergugat telah berpisah selama 2 tahun;
-
Tergugat memberi nafkah hanya sebatas kepada anaknya; Bahwa, Penggugat menyatakan tidak ada bukti dan/atau sesuatu yang
akan diajukan lagi, kemudian pada tahap kesimpulan Penggugat tetap mengajukan cerai terhadap Tergugat, sedangkan Tergugat keberatan untuk bercerai, selanjutnya mohon agar Majelis Hakim berkenan segera menjatuhkan putusannya; Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang terjadi di persidangan yang termuat dalam berita acara persidangan dianggap termasuk pula dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang,
bahwa
maksud
dan
tujuan
gugatan
Penggugat
sebagaimana telah terurai di atas; 7
Menimbang,
bahwa
selanjutnya
Majelis
Hakim
telah
berupaya
memberikan nasihat serta pandangan kepada kedua belah pihak, agar mereka dapat membina serta membangun kehidupan rumah tangganya kembali dengan rukun dan harmonis, sebagaimana yang diatur oleh Pasal 82 UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka (13) juncto Pasal 2 angka (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008, para pihak yang bersengketa di Pengadilan Agama telah mengikuti prosedur penyelesaian perkara dengan cara mediasi terhadap perkara a quo, akan tetapi tidak tercapai kesepakatan (mediasi tidak berhasil); Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat beragama Islam dan perkawinan mereka dilangsungkan berdasarkan hukum Islam oleh karena itu berdasarkan Pasal 40 dan Pasal 63 Ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 junctis Pasal 14 dan Pasal 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Pasal 49 huruf (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Pengadilan Agama berwenang memeriksa dan mengadili dan memutus perkara a quo; Menimbang, bahwa dalam sidang yang dinyatakan tertutup untuk umum, kemudian dibacakan gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang,
bahwa
alasan
yang
mendasari
Penggugat
untuk
mengajukan cerai secara ringkas adalah bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sering timbul perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat kurang dan jarang memberikan uang nafkah belanja, setiap Penggugat meminta uang belanja, Tergugat selalu marah kepada Penggugat dan beralasan uang hasil kerja diinvestasikan untuk bisnis, namun kenyataannya bisnis tersebut sampai sekarang tidak ada hasilnya; Menimbang, bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Tergugat meninggalkan tempat tinggal bersama, sehingga antara Penggugat
8
dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal sejak Nopember 2011 hingga sekarang; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil gugat yang dikemukakan oleh Penggugat tersebut, seluruhnya dibantah oleh Tergugat; Menimbang, bahwa baik Penggugat maupun Tergugat masing–masing telah menyampaikan replik dan duplik secara tertulis; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugat tersebut, maka Penggugat telah mengajukan bukti surat (P-1), terhadap bukti surat tersebut Tergugat tidak membantah dan membenarkannya; Menimbang,
bahwa
bukti (P-1)
yang
diajukan
oleh
Penggugat
merupakan akta otentik dengan nilai pembuktian sempurna dan mengikat (Volledig en Bindende Bewijskracht) sehingga harus dinyatakan telah terbukti bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah terikat oleh suatu perkawinan yang sah dan belum pernah bercerai hingga sekarang; Menimbang, bahwa untuk mengungkap dan menemukan fakta di persidangan, Majelis Hakim memerintahkan kepada Penggugat dan Tergugat untuk menghadirkan saksi–saksi dari pihak keluarga dan/atau orang dekat untuk didengar keterangannya (vide Pasal 76 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 juncto Pasal 22 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975); Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya Penggugat telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang memberikan keterangan saling bersesuaian dan saling mendukung antara satu dengan lainnya, yang pada pokoknya: -
Bahwa hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami isteri sah;
-
Bahwa selama dalam ikatan perkawinan telah dikaruniai seorang anak;
-
Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sering timbul perselisihan dan pertengkaran, yang disebabkan Tergugat jarang dan kurang dalam memberikan uang belanja kepada Penggugat, bilamana Penggugat minta uang belanja Tergugat marah-marah;
9
-
Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Nopember 2011 sampai sekarang dan sejak itu pula antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri; Menimbang, bahwa 2 (dua) orang saksi yang dihadirkan oleh Penggugat
telah memenuhi syarat formil dan materiil pembuktian oleh karenanya akan dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa sesuai dengan azas audi et alteram partem (vide Pasal 131 Ayat (1) dan (2) HIR). Majelis Hakim telah memberi kesempatan yang sama baik kepada pihak Penggugat maupun Tergugat masing–masing untuk membuktikan dan/atau membantah pihak lawan (tegen bewijs), kemudian Tergugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang menerangkan pada pokoknya adalah sebagai berikut : -
Bahwa hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami isteri sah;
-
Bahwa selama dalam ikatan perkawinan telah dikaruniai seorang anak;
-
Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat harmonis dan tidak pernah bertengkar, akan tetapi pihak orangtua Penggugat selalu campur tangan terhadap rumah tangga Penggugat dengan Tergugat;
-
Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal kurang lebih selama 1 tahun dan sejak itu pula antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri;
-
Bahwa selama berpisah Tergugat masih memberi nafkah kepada anaknya; Menimbang, bahwa Tergugat keberatan untuk bercerai, sangat berharap
rumah tangganya dapat bersatu kembali dengan rukun dan harmonis, i’tikat tersebut adalah sangat mulia, oleh karenanya Majelis Hakim memerintahkan kepada pihak Penggugat dengan Tergugat untuk mengangkat seorang dari pihak keluarga atau orang dekat dengan pihak-pihak, yang dapat dipercaya untuk mendamaikan pihak yang bersengketa, akan tetapi upaya tersebut tidak berhasil; Menimbang, bahwa terhadap gugatan cerai yang diajukan oleh Penggugat, setelah dikonstatir dengan bukti-bukti di persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah 10
retak sedemikian rupa, sering timbul perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan permasalahan kebutuhan atau nafkah keluarga, Tergugat sebagai seorang suami tidak dapat memberikan kebutuhan keluarga yang cukup, bahkan sering marah-marah bilamana Penggugat meminta uang belanja. Menimbang, bahwa akibat dari peristiwa tersebut
antara Penggugat
dengan Tergugat telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Nopember 2011 hingga sekarang, dan selama itu pula tidak ada komunikasi dan tidak pernah melakukan hubungan layaknya suami istri; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah retak sedemikian rupa, tidak terwujud lagi suatu kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah sebagaimana yang dianjurkan oleh hukum Islam maupun hukum positif (Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 juncto Pasal 3 Buku I Kompilasi
Hukum Islam); Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Nomor : 379 K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997, menyatakan bahwa : ”Suamiisteri yang tidak berdiam serumah lagi dan tidak ada harapan untuk dapat rukun kembali, maka rumah tangga tersebut telah terbukti retak dan pecah”. Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat dari Dr. Ash Shobuni dalam kitab madza khurriyatuz zaujaini fith tholaq halaman 83 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapatnya sendiri yang artinya sebagai berikut : “ Dan Islam telah memilih peraturan perceraian pada saat kehidupan rumah tangga telah mengelami kegoncangan sehingga tidak berguna lagi nasihat dan upaya perdamaian dan ikatan perkawinan merupakan bentuk tanpa ruh, oleh karena itu tetap berlangsung ikatan perkawinan berarti telah menghukum salah satu di antara suami isteri tersebut dengan semacam penjara yang berkekalan dan demikian itu merupakan suatu penganiayaan yang ditentang oleh jiwa keadilan”. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim dalam permusyawaratannya telah mengambil kesimpulan bahwa gugatan Penggugat telah sesuai dengan maksud yang terkandung dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 juncto
11
Pasal 116 huruf (f) Buku I Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya gugatan a quo patut dikabulkan ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan dan Pegawai Pencatat Nikah Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena perkara tersebut termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai Pasal 89 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat ; Mengingat,
peraturan
perundang-undang
yang
berlaku
maupun
ketentuan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT); 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan dan Pegawai Pencatat Nikah Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 241.000,00 (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah); Demikian diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasuruan pada hari Senin tanggal 16 September 2014 Miladiyah yang bertepatan dengan tanggal 21 Dzulqa’dah 1435 Hijriyah yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh SLAMET, S.Ag. S.H. sebagai Ketua Majelis, dihadiri oleh Hj. SITI AISYAH, S.Ag. dan 12
Drs. MOH. HOSEN, S.H. masing–masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Pasuruan
untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini pada tingkat pertama, dibantu oleh Drs. A. DARDIRI, S.H. sebagai panitera pengganti, dengan dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat;
Hakim Anggota
Ketua Majelis
Hj. SITI AISYAH, S.Ag.
SLAMET, S.Ag. S.H.
Hakim Anggota
Drs. MOH. HOSEN, S.H. Panitera Pengganti
Drs. A. DARDIRI, S.H. Perincian Biaya Perkara : 1. 2. 3. 4. 5.
Biaya Pendaftaran Biaya Proses Biaya Panggilan Redaksi Meterai Jumlah
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
30.000,00 50.000,00 150.000,00 5.000,00 6.000,00 241.000,00
13
14