OPTIMALISASI LAN PADA PT. TASPEN KANTOR CABANG BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN PBR DAN QOS
Kevin Aditya, Gilang Kurnia Ramadhan, Gideon Suryanto, Rudi Tjiptadi Binus University Jl. Kebon Jeruk Raya no. 27 Jakarta Barat 11530
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini membuat transmisi data dari kantor cabang Bogor menuju kantor pusat lebih cepat dan mengatur prioritas traffic data yang diutamakan sesuai dengan kebutuhan PT. Taspen, dengan menggunakan PBR dan QoS. Selain itu, tujuan penelitian ini ingin menunjukan fungsi dari access list yang diterapkan berdasarkan waktu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi jaringan yang sedang berjalan pada kantor pusat dan kantor cabang, perancangan topologi baru yang disarankan, simulasi, dan implementasi langsung. Implementasi yang digunakan untuk prioritas traffic data adalah metode QoS, sedangkan untuk mengatur arah traffic adalah metode PBR. Hasil penelitian menunjukan jika traffic data dari kantor cabang Bogor menuju kantor pusat meningkat dan arah traffic data sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, perancangan access list berdasarkan waktu dapat mengurangi traffic internet. Simpulannya adalah bahwa metode QoS dan PBR bermanfaat untuk meningkatkan kinerja kerja PT. Taspen yang mengandalkan kecepatan untuk melayani para peserta PT. Taspen. Kata kunci: PBR, QoS, bandwitdh, traffic, access list.
ABSTRACT The purpose of this study are making the transmission of data from branch offices Bogor to the central office faster and prioritizing traffic data takes precedence in accordance with the requirements of PT. Taspen, using PBR and QoS. Moreover, the purpose of this study is to show the function of the access list is applied based on time. The method used in this research is the study of literature, observation of network that is running at its headquarters and branch offices, suggested new topology design, simulation, and implementation. Implementation is used for priority traffic data is QoS method, while to set the direction of traffic is a method of PBR. The results showed when the data traffic from branch offices to the central office Bogor increased and the direction of traffic data in accordance with the plan. In addition, the design of the access list based on time can reduce Internet traffic. The conclusion is that the QoS and PBR method is useful for improving the performance of PT. Taspen who rely on speed to serve the participants PT. Taspen. Keywords: PBR, QoS, bandwidth, traffic, access lists.
Pendahuluan Latar Belakang PT. Taspen merupakan institusi pemerintah yang bergerak dalam bidang pengelola dana pensiun serta jaminan sosial. PT. Taspen melayani pegawai negeri yang ingin mengambil dana pensiun di seluruh Indonesia. Untuk mendukung kinerja PT. Taspen yang melayani pegawai negeri di seluruh Indonesia, saat ini PT. Taspen sudah memiliki 50 kantor cabang diseluruh Indonesia, yang salah satunya bertempat di Bogor. Untuk menunjang kinerja PT. Taspen antara kantor pusat dengan kantor cabang, maka dibutuhkan suatu infrastruktur jaringan yang mampu memberikan kinerja yang baik dalam hal mengirim dan menerima data. Namun, ada suatu kendala yang terjadi pada infrastruktur jaringan kantor cabang Bogor yang sedang berjalan. Kendala itu menyebabkan terhambatnya koneksi antara kantor cabang ke kantor pusat. Dalam penelitian ini akan diterapkan metode Policy Based Routing (PBR) pada infrastruktur jaringan yang sedang berjalan di kantor cabang Bogor, yaitu untuk membedakan jalur
mengakses aplikasi utama yang
digunakan PT. Taspen. Selain itu, dengan mengapilkasikan fitur Quality of Service (QoS), yaitu untuk memprioritaskan data yang lebih penting. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi, yaitu terhambatnya koneksi antara kantor cabang ke kantor pusat, dan agar proses transmisi data dari kantor cabang Bogor ke server yang berada di kantor pusat tidak mengalami hambatan.
Ruang Lingkup Adapun batasan-batasan ruang lingkup untuk penelitian ini, yaitu: 1. Penerapan pada switch core kantor cabang Bogor, mengenai pengaturan Policy Based Routing (PBR) untuk membedakan jalur aplikasi utama. 2. Penerapan pada switch core kantor cabang Bogor, mengenai pengaturan Quality of Service (QoS) untuk mengutamakan aplikasi utama yang lebih diprioritaskan.
3. Simulasi access list berdasarkan waktu dengan menggunakan aplikasi GNS3.
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini: •
Mempercepat akses aplikasi utama pada kantor cabang Bogor menuju kantor pusat.
Manfaat yang diperoleh: •
Proses kerja kantor cabgan Bogor akan meningkat, tanpa terganggunya transmisi data dari kantor cabang ke kantor pusat.
•
Pengiriman data dari kantor cabang Bogor ke kantor pusat akan lebih cepat.
Metode Penelitian
1. Studi Literature Mengumpulkan data melalui buku, karya ilmiah, dan internet yang berkaitan dengan analisis dan perancangan yang dilakukan
2. Observasi dan Wawancara Survey lokasi secara langsung, sekaligus mengumpulkan data dengan melihat topologi jaringan secara langsung yang sedang berjalan.
3. Perancangan Merancang solusi terhadap masalah yang terjadi, serta memperhatikan dampak terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan.
4. Simulasi dan Implementasi Melakukan simulasi dengan menggunakan GNS3, dan implementasi secara langsung pada jaringan yang sedang berjalan
Hasil dan Bahasan
Identifikasi masalah Setelah analisis sistem yang sedang berjalan pada PT. Taspen dilakukan, dapat diketahui beberapa masalah yang terjadi pada PT. Taspen, yaitu: • Semua transmisi data untuk aplikasi SAP (System Application and Product) dan JAD (Joint Application Development) dari kantor cabang Bogor menuju kantor pusat hanya melewati 1 jalur yaitu yang menggunakan provider Lintas Arta, hal ini mengakibatkan padatnya traffic pada jalur tersebut. • Belum adanya prioritas data yang diutamakan untuk aplikasi SAP dan JAD, sehingga mengakibatkan traffic data aplikasi SAP dan JAD tidak diutamakan dibanding dengan traffic data internet. • Banyaknya user yang mengakses internet pada jam kerja yang menyebabkan padatnya traffic data internet di switch core.
Usulan Pemecahan Masalah Setelah melihat permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan, usulan diberikan untuk memecah permasalahan yang terjadi pada PT. Taspen yaitu: • Memisahkan jalur untuk mengakses aplikasi SAP dan JAD, dengan menggunakan access list dan metode Policy Based Routing (PBR). • Memberikan priority pada aplikasi SAP dan JAD, dengan metode Quality of Service (QoS). • Perancangan access list berdasarkan waktu kerja, yang bertujuan untuk mengurangi akses internet.
Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang di berikan dari hasil anilsis identifikasi masalah yang ada, maka perancangan, simulasi dan implementasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perancangan Topologi Baru Kelemahan pada topologi kantor cabang Bogor dengan kantor pusat adalah tidak adanya switch distribution, karena itu switch core pada kantor cabang memiliki 2 fungsi sebagai distribution dan core, sehingga switch core yang seharunya hanya mengalirkan data ke internet ataupun ke kantor pusat, kini harus melalukan tugas atau rules dalam hal aliran traffic data yang seharusnya di lakukan oleh switch distribution. Hal tersebut menyebabkan lambatnya koneksi dari user untuk mengakses internet ataupun dari user untuk mengakses aplikasi SAP (System Application and Product) dan JAD (Joint Application Development) pada kantor pusat.
Gambar 1 Perancangan Topologi yang Disarankan untuk Kantor Cabang
Gambar 1 menjelaskan bahwa pada topologi baru telah di pasang switch distribution. Switch distribution ini berfungsi sebagai penghubung antara switch core dengan switch access, selain itu switch distribution ini berfungsi juga sebagai tempat di taruhnya rules dalam hal aliran traffic data. Dalam hal ini, apabila user mengakses internet ataupun aplikasi SAP
ingin
dan JAD, maka semua
paket data dijalankan dan diatur oleh switch distribution
sesuai
dengan rules yang sudah dipasang pada switch distribution tersebut, kemudian paket data tersebut akan di alirkan ke switch core yang nantinya oleh switch core tersebut, paket data akan dikirimkan
ke
internet ataupun ke kantor pusat sesuai dengan tujuan alamat dari paket data tersebut. Dengan adanya switch distribution ini, maka beban kinerja dari switch core berkurang, sehingga kinerja dari switch core akan berfungsi secara maksimal. Selain itu, jalur dari switch access menuju distribution sudah dibuat redundant. Hal ini dimaksudkan untuk adanya back up jika salah satu jalur ataupun switch distribution mengalami down. Tujuan lainnya dengan adanya switch distribution yaitu untuk menerapkan access list yang bertujuan untuk mengurangi akses internet pada saat jam kerja.
2. Perancangan dan Simulasi Time Based Access List
Perancangan yang dilakukan adalah membuat time based access list pada switch distribution kantor cabang Bogor. Sesuai dengan masalah yang terjadi pada PT. Taspen yaitu, terhambatanya koneksi dari user untuk mengakses aplikasi SAP (System Application and Product) dan JAD (Joint Application Development) yang di sebabkan oleh padatnya traffic yang mengarah ke internet pada saat jam kerja, maka perancangan access list yang akan dibuat yaitu dengan cara mem-block paket data yang mengarah ke internet dengan menggunakan metode time based access list. Simulasi dari perancangan ini adalah dengan mem-block paket data internet pada jam 8.00 sampai 12.00, yaitu saat jam kerja sampai istirahat. Penentuan untuk jam tersebut didasarkan pada
banyaknya user yang mengakses internet pada jam 8.00 sampai jam istirahat. Simulasi yang dilakukan menggunakan software GNS3.
3. Perancangan dan Implementasi Policy Based Routing (PBR)
Perancangan PBR akan diterapkan pada switch core kantor cabang Bogor yang tujuannya untuk mengarahkan paket data untuk aplikasi SAP dan JAD. Cara kerja PBR adalah forwarding paket tanpa melihat next-hop tujuannya yang sesuai dengan routing table, melainkan berdasarkan next-hop yang telah ditentukan secara manual. PBR juga harus match dengan access list yang dibuat, untuk menentukan paket mana yang akan di-forward. Dengan proses ini tentu saja pengiriman data lebih cepat karena switch core langsung mengirim paket sesuai dengan next-hop yang dituju tanpa melihat routing table lagi. Sesuai dengan cara kerja PBR, maka paket data SAP akan diarahkan ke jalur yang menggunakan MPLS dari provider Lintas Arta, sedangkan untuk paket data JAD akan diarahkan ke jalur yang menggunakan MPLS dari provider Telkom. Dengan demikian kedua jalur MPLS Lintas Arta dan Telkom bersifat aktif- aktif,yang sebelumnya aktif-pasif. Perancangan PBR ini akan diimplementasikan langsung di switch core kantor cabang Bogor, yaitu mengarahkan traffic data SAP ke jalur yang menggunakan provider Lintas Arta (172.16.131.100), dan traffic data JAD ke jalur yang menggunakan provider Telkom (172.16.131.123). Berikut ini adalah hasil sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi konfigurasi PBR dengan menggunakan command traceroute :
Gambar 2 Traceroute ke Server SAP dan JAD Sebelum Konfigurasi PBR
Pada gambar 2, merupakan uji coba awal traceroute dari kantor cabang Bogor menuju kantor pusat sebelum dilakukan konfigurasi policy based routing (PBR). Ketika user ingin mengakses aplikasi SAP (menuju server dengan IP 172.16.50.1) dan JAD (menuju server dengan IP 172.16.50.86), maka akan melalui 1 jalur utama yaitu jalur yang menggunakan provider Lintas Arta. Hal itu ditunjukan dengan next-hop awal yang dituju adalah 172.16.131.100, yaitu interface dari router Lintas Arta.
Gambar 3 Hasil Traceroute Setelah Konfigurasi PBR
Setelah implementasi konfigurasi PBR pada switch core kantor cabang Bogor, jika user ingin mengakses aplikasi SAP dan JAD maka tidak akan menggunakan hanya 1 jalur saja. Seperti pada gambar 3, jika user ingin mengakses aplikasi SAP (dengan IP server 172.16.50.1) maka akan melalui jalur Lintas Arta (next-hop 171.16.131.100), sedangkan untuk akses aplikasi JAD (dengan IP server 172.16.50.86) maka akan melalui jalur Telkom (next-hop awalnya 171.16.131.123). Hal ini membuktikan bahwa kedua jalur yang awalnya bersifat aktif-pasif berubah menjadi aktif-aktif, sehingga mengoptimalkan kinerja dari kedua jalur tersebut.
3.3.4 Perancangan dan implementasi Quality of Service (QoS)
Perancangan QoS dilakukan karena pada jaringan yang sedang berjalan pada PT. Taspen tidak adanya pengaturan priority pada pengiriman paket data untuk setiap aplikasi utama yang digunakan. Hal itu menyebabkan aplikasi SAP (System Application and Product) dan JAD (Joint Application Development) yang merupakan aplikasi utama, bisa terganggu karena penggunaan internet yang mendominasi dalam jaringan tersebut, ataupun penggunaan aplikasi lainnya. Aplikasi SAP dan JAD merupakan aplikasi utama yang digunakan dalam ruang lingkup kerja PT. Taspen, maka aplikasi tersebut harus diprioritaskan dari aplikasi atau service yang lainnya. Oleh karena itu, maka akan di buat perancangan QoS pada jaringan yang sedang berjalan.
Perancangan
yang
akan
dibuat
adalah
untuk
memprioritaskan aplikasi utama SAP dan JAD dibanding penggunaan aplikasi atau service yang lainnya.
Tabel 1 Level Prioritas Aplikasi dan Service Aplikasi dan Service SAP (System Application and Product) JAD (Joint Application Development) Internet
Level AF41 AF41 AF11
Dengan memberikan level AF41 pada aplikasi SAP dan JAD, hal tersebut membuat aplikasi tersebut lebih diprioritaskan dari penggunaan lainnya, sedangkan untuk internet yang penggunaanya tidak sepenting dengan SAP dan JAD diberikan level AF11. Perancangan QoS ini akan langsung diimplementasikan pada switch core kantor cabang Bogor. Berikut adalah hasil sebelum dan sesudah
dilakukannya
implementasi
menggunakan aplikasi PRTG.
konfigurasi
QoS
dengan
Gambar 4 Hasil Traffic Internet Setelah Diberikan Priority
Pada gambar 4 menjelaskan, bahwa setelah dilakukan konfigurasi QoS terjadi penurunan speed terhadap traffic data yang menuju kearah internet (WWW). Speed internet pada saat belum dilakukan konfigurasi ditandai garis biru, dan garis hijau untuk speed internet setelah konfigurasi QoS.
Gambar 5 Hasil Traffic SAP dan JAD Setelah Diberikan Priority
Dan pada gambar 5, terjadi peningkatan speed terhadap traffic data yang menuju kearah SAP dan JAD (infrastructure). Speed traffic SAP dan JAD (infrastructure) sebelum dilakukan konfigurasi QoS ditandai garis biru, sedangan garis hijau untuk speed infrastructure setelah dilakukan konfigurasi. Speed untuk SAP dan JAD (infrastructure) mengingkat. Hasil ini menunjukan
bahwa meskipun penggunaan internet pada jam kerja masih tinggi, akan tetapi speed untuk akses aplikasi SAP dan JAD mengalami penigkatan, dikarenakan priority untuk traffic SAP dan JAD lebih diutamakan dibanding untuk internet.
Simpulan dan Saran
Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal: 1.
Implementasi Policy Based Routing (PBR) merubah jalur data dari aplikasi JAD yang semula melewati jalur Lintas Arta berubah menjadi melewati Telkom. Hal ini dapat kedua jalur yang sebelumnya aktif-pasif menjadi aktif-aktif.
2.
Implementasi Quality of Service (QoS) meningkatkan kecepatan traffic data dari aplikasi SAP dan JAD.
Saran Berdasarkan simpulan yang didapat, maka saran yang dapat diberikan: 1.
PT. Taspen menerapkan perancangan yang disarankan di semua kantor cabang, karena dengan demikian dapat meningkatkan kinerja antara kantor cabang dengan kantor pusat.
Referensi
Forouzan, Behrouz A. (2010). TCP/IP Protocol Suite, Fourth Edition. McGraw-Hill Education: New York, NY. Hadi, Muhammad Zen Samsono. (2011). Performance & Monitoring Network, diakses 16 Oktober 2014 dari http://lecturer.eepis-its.edu/ Putra, Hasdi. November (2013). Implementasi dan Analisis Kinerja Policy-Based Routing Pada Perangkat Cisco dan Huawei. Volume 20, No. 2, diakses 18
Januari 2015 dari http://e-teknika.ft.unand.ac.id/ Rizaldi, Haidar dkk. (2010). QoS (Quality of Service), diakses 16 Oktober 2014 dari http://imamnoviwidianto.com/ Santosa, Budi. (2006). Manajemen Bandwidth Internet dan Intranet. Linux Multimedia (Online), diakses 18 Januari 2015 dari http://kambing.ui.ac.id/ Sofana, Iwan. (2011). Teori dan Modul Praktikum Jaringan Komputer. Modula: Bandung. Sofana, Iwan. (2012). Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Informatika: Bandung. Sofana, Iwan. (2012). Cisco CCNP & Jaringan Komputer. Informatika: Bandung. Syamsu, Suryadi. (2008). Modul Jaringan Komputer, diakses 16 Oktober 2014 dari http://med.unhas.ac.id/ Wijaya, Ari Angga. (2007). Mengenal Berbagai Macam Topologi Jaringan serta Kelebihan dan Kekurangannya, diakses 18 Januari 2015 dari http://ilmukomputer.com/
Riwayat Penulis Kevin Aditya lahir di kota Jakarta pada 15 Januari 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2015.
Gilang Kurnia Ramadhan lahir di kota Jakarta pada 24 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2015.
Gideon Suryanto lahir di kota Jakarta pada 26 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2015.