Studi Komparasi Tentang Prestasi Belajar Antara Menggunakan Metode Artikulasi Dengan Metode Cooperative Script Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 4 Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015” Oleh : Yohannes Widhiastanto, MPd Dosen STKIP PGRI Ngawi Prodi PPKn ABSTRAK Dalam proses pembelajaran di SMK PGRI 4 masih cenderung membosankan karena masih menggunakan metode ceramah yang dianggap proses pembelajaran menjadi pasif. Dari itu perlu adanya pembaharuan metode yang bisa membuat siswa dan guru saling berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini dengan pembentukan kelompok melalui metode artikulasi dan metode cooperative script membantu siswa menjadi lebih mengerti dan dapat memperoleh prestasi yang lebih baik. Terkait dengan hal ini muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti. Permasalahan yang akan diambil yaitu apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan metode artikulasi dengan metode cooperative script sehingga dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan anatara siswa yang menggunakan metode artikulasi dengan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang belajar menggunakan metode cooperative script. Populasinya adalah siwa kelas X TKJ 2 dan X TKJ 1 SMK PGRI 4 Ngawi yang berjumlah 90 siswa, dan sampelnya kelas X TKJ 2 yang belajar menggunakan metode artikulasi berjumlah 46 siswa dan kelas X TKJ 1 yang belajar menggunakan metode cooperative scrip berjumlah 44 siswa. Hasil penelitiannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang belajar yang menggunakan kedua metode diatas. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perhitungan t = 2,78 > = 1,66533 , karena t > 0 maka dapat diartikan bahawa rata – rata prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang menggunakan metode artikulasi lebib baik dari pada rat – rata prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang belajar menggunakan metode cooperative script. Kata kunci : Metode Artikulasi, Metode Cooperative Script, Prestasi Belajar PENDAHULUAN
menyiapkan sumber daya manusaia
Pada masa modern ini, sistem (SDM) yang mampu bersaing di era
pendidikan
nasional
menghadapi global.
Upaya
yang
tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan sumber Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
tepat
daya
untuk
manusia 104
adalah Pendidikan dan / atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat, pendidikan. Pendidikan sangat berperan dan kemampuan peserta didik bagi pembangunan manusia karena difasilitasi dan / atau disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah dapat menjadi perwujudan manusia sesuai dengan kebutuhan satuan Indonesia yang berakhlak mulia, pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 41 ayat ( 3 ) yang berbunyi : berkarakter, produktif maka dari itu Pemerintah dan pemerintah daerah negara yang sedang berkembang seperti wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga Indonesia diharapkan bisa tanggap kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan terhadap perkembangan zaman ini. yang bermutu. (UUD Nomor 20 Tahun Seperti yang tercantum dalam 2003 Tentang Sistem pendidikan Undang – Undang Republik Indonesia Nasional, Pasal 12 ayat 1 dan pasal 41 ayat 3 ). Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem (SDM)
yang
berkualitas
Pendidikan Nasional Pasal 3 sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Masalah pendidikan nasional
yang bermutu dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional Pasal 12 ayat (1) huruf b. Lebih ditegaskan bahwa :
Pembelajaran
adalah
proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan
belajar. (UUD Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 20). Dalam pendidikan
banyak metode pembelajaran yang diterapkan
dalam
pembelajaran
cenderung membawa suasana yang membosankan membuat peserta didik tidak
berkembang,
walaupun
telah
belajar secara maksimal. Cara belajar
semacam ini menyebabkan siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru,
ini akan berpengaruh pada
prestasi dan minat belajar siswa. Berdasarkan
pengamatan
di
lapangan, hal itu juga terjadi di SMK PGRI 4 NGAWI. Pada umumnya
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
105
proses pembelajaran di sana masih menghubungkan materi sebelumnya. cenderung membosankan karena masih Tujuan menggunakan (ceramah)
metode
yang
dari
metode
ini
untuk
konvesional memperluas daya pikir siswa dalam
dianggap
proses materi tersebut (Saminanto, 2010:34).
pembelajaran menjadi pasif. Masalah Penggunaan metode ini diharapkan bisa
ini sebenarnya bisa diatasi bersama memperbaiki proses pembelajaran yang
dengan jalan menggunakan metode ada di SMK PGRI 4 NGAWI yang pembelajaran Artikulasi dan metode sebelumnya pembelajaran Cooperative Script. Dalam
penerapan
membosankan
menimbulkan yang
suasana
mengutamakan
metode ceramah dan jadi pendengar dalam
pembelajaran Artikulasi, siswa dibagi kegiatan belajar mengajar. Dengan menjadi kelompok sepasang sebangku. demikian penggunaan metode baru Pada saat guru memberikan materi / (inovatif)
ini
memperhatikan dan memahami dalam berpusat
pada
pembelajaran
siswa
pembelajaran
tersebut.
diharapkan
proses
harus pembelajaran tidak lagi semata – mata guru
akan
tetapi
Selanjutnya mengkondisikan terjadinya interaktif
siswa harus menyampaikan materi yang antara guru dan peserta didik. telah
diberikan
pasangannya
guru
kemudian
kepada
Menyadari
bergantian, penggunaan
akan
pembelajaran
pentingnya inovatif
presentasi didepan hasil diskusinya. dalam memperbaiki prestasi dan minat Tujuan
dari
metode
ini
untuk belajar maka peneliti tertarik untuk
mengetahui daya serap siswa dalam mengadakan penelitian dengan judul : kegiatan
proses
belajar
mengajar “Studi Komparasi Tentang Prestasi
berlangsung (Saminanto, 2010:39).
Belajar Antara Menggunakan Metode
Sedangkan penerapan metode Artikulasi Dengan Metode Cooperative
pembelajaran Cooperative Script, siswa Script Bidang
Studi
Pendidikan
dibagi kelompok sepasang sebangku, Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas X bagikan wacana / materi bahan ajar, SMK PGRI 4 Ngawi Tahun siswa diharapkan mempelajari wacana Pelajaran 2014/2015”. dan membuat rangkuman, memasukkan ide
–
ide
pokok
Penelitian ini mencoba melihat
dengan sejauh mana perbedaan prestasi belajar
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
106
antara
siswa
yang
menggunakan
kecakapan,
metode pembelajaran Artikulasi dengan metode
pembelajaran
Script
Cooperative 2.
Pendidikan Kewarganegaraan
pada siswa kelas X SMK PGRI 4 Ngawi
Dari
diharapkan
ahsil
dapat
penelitian
tentang
pembelajaran
pertimbangan kebijaksanaan
inovatif
untuk
ini
metode
sebagai
menggunakan pembelajaran
termotivasi
variasi
dan
inovatif
pada
metode
kehidupan
pemahaman,
perilaku,
dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.
dapat disimpulkan belajar adalah suatu
Beberapa pandangan para ahli belajar
adalah
Thobroni & Arif Mustofa, 2011 : 20) Belajar adalah suatu perubahan dalam
dalam
yang
Dari pendapat para ahli diatas
Witherington (dalam Muhammad
di
perubahan
persepsi, motivasi atau campuran
untuk
Pengertian belajar
1.
suatu
perubahan yang dimaksud terjadi
untuk
Belajar
sebagai berikut
(dalam Riska Larasati N.S, 2005:8)
secara genetis. Dalam hal ini
baru
KAJIAN TEORI
pengertian
Belajar menurut Marris L Bigge
seseorang yang tidak diwariskan
meningkatkan kemampuan mengajar.
tentang
hasil dari pengalaman.
Mustofa, 2011 : 20).
menetap
tentang pendidikan. Selain itu guru
diharapkan
belajar adalah perubahan perilaku
adalah
pembuatan
kebijaksanaan
Cronbach
(Muhammad Thobroni & Arif
memberikan 3.
penggunaan
kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian.
sebagai
informasi kepada pihak sekolah dan guru
sikap,
kepribadian
yang
proses
perubahan
tingkah
laku
seseorang yang disebabkan adanya pengalaman
untuk
memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap dari
seseorang
kegiatan belajar.
yang
melakukan
Prinsip belajar
prinsip belajar menurut Nana Syaodih menyatakan diri sebagai suatu pola Sukmadinata : 1. Belajar merupakan bagian dari baru dari pada reaksi yang berupa perkembangan.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
107
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Belajar berlangsung seumur hidup. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari diri individu. Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru. Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. Pembuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang sangat kompleks. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari orang lain. .( http://ardanayudhistira. blogspot.com/ 2012/02/prinsipprinsip-belajar.html, diakses 7 mei 2015 ) Dari prinsip-prinsip di atas
dapat diketahui bahwa dalam belajar itu
berlangsung seumur hidup yang terjadi dimana saja dan waktu kapan saja yang
harus dilakukan secara konsisten dan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri. Faktor-faktor ruhi Belajar
Yang
Mempenga
Adapun faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut : 1. Faktor individu : meliputi faktor yang bersifat fisik (keadaan tubuh) dan psikologi (kepribadian).
2. Tujuan belajar : penetapan tujuan secara tepat terperinci akan dapat memelihara minat dan motivasi belajar untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. 3. Materi yang dipelajari : materi bisa mudah atau sulit, luas atau sempit, mendalam atau permukaan. Masa peka juga menentukan tingkat keberhasilan mempelajari materi. 4. Teknik belajar : merupakan salah satu yang terpenting agar tercapai belajar yang efektif. Seharusnya diterapkan pemeliharaan tehnik belajar yang tepat akan bisa menentukan hasil belajar yang diinginkan. 5. Nara sumber : narasumber ini penting karena juga menentukan jelas tidaknya materi sekaligus menjadi kriteria seberapa jauh proses belajar telah berlangsung dan seberapa banyak keberhasilan yang dicapai. 6. Lingkungan : situasi lingkungan belajar yang nyaman, tenang, penuh perhatian dan juga fasilitas belajar yang lengkap akan mempengaruhi belajar. (http://dewandadari.wordpress.com / 2013/03/20/599/, diakses 7 Mei 2013) Prestasi belajar
Pengertian prestasi belajar yang
Prestasi belajar merupakan hasil di
capai
mengerjakan
seseorang
tugas
atau
ketika
kegiatan
tertentu. Prestasi belajar dibuktikan
dan di tunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi
yang
dilakukan oleh guru terhadap tugas
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
108
siswa dan ulangan – ulangan atau ujian
bersama-sama memberikan konstribusi
Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut : 1. Faktor kecerdasan Kecerdasan merupakan kemampuan tidak hanya kemempuan rasional tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku dan kemampuan belajar dari pengalamannya. 2. Faktor bakat Bakat merupakan kemampuan yang ada pada seseorang yang di bawa sejak lahir. 3. Faktor minat Minat merupakan kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. 4. Faktor cara belajar Cara belajar merupakan faktor untuk memperbaiki prestasi dengan faktor ini diharapkan bisa lebih efektif dalam proses belajar. 5. Faktor lingkungan keluarga dan sekolah
peserta didik.
Pendidikan Kewarganegaraan
yang ditempuh. (Tulus Tu’u, 2004:75).
Menurut Sumardi Suryabrata
(dalam Danuri, 2008 : 31) prestasi
belajar adalah kemampuan seseorang untuk mencapai pengetahuan
yang
diperoleh dari pengalaman belajarnya.
Prestasi belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri tetapi merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang melatar belakanginya.
Faktor-faktor
yang
dapat digolongkan menjadi
empat,
mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu bahan atau materi yang dipelajari,
lingkungan, faktor instrumental dan
kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun tertentu
terhadap
prestasi
belajar
Dari beberapa pendapat diatas Mengidentifikasi ciri – ciri masyarakat madani dapat disimpulkan bahwa prestasi 1. Pengertian Masyarakat Madani ( belajar adalah sebagai hasil yang Civic Society ) Menurut Kamus Besar diperoleh oleh siswa selama melaksanakan proses belajar dengan
Bahasa
keterampilan, yang diukur dengan tes
menjunjung tinggi norma, nilai-
memperoleh
pengetahuan
dan
yang dilaporkan dengan bentuk raport.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Indonesia,
masyarakat
madani adalah masyarakat yang
nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang beradab, iman dan ilmu.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
109
Sedangkan menurut Syamsudin
Haris, masyarakat madani adalah
2. Ciri-Ciri Masyarakat Madani Ciri-ciri
masyarakat
madani
suatu lingkup interaksi sosial yang berdasarkan definisi di atas antara lain: berada di luar pengaruh negara dan model
yang
tersusun
dari
lingkungan masyarakat paling akrab
a. Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh iman dan teknologi.
seperti keluarga, asosiasi sukarela,
b. Mempunyai peradaban yang tinggi
berbagai
c. Mengedepankan kesederajatan dan
gerakan
kemasyarakatan
komunikasi
bentuk
lingkungan
antar
masyarakat.
dan
warga
Nurcholis Madjid mendefi
nisikan masyarakat madani adalah
masyarakat yang merujuk pada masyarakat
Islam
yang
pernah
dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, sebagai masyarakat kota atau
dengan
masyarakat ciri
berperadaban
antara
lain
egaliteran(kesederajatan),
:
menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan musyawarah. Dari
beberapa
pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa
Masyarakat madani adalah sebuah tatanan
society)
masyarakat
demokratis,
yang
serta
sipil
mandiri
(civil
dan
menjungjung
tinggi norma – norma dan nilai – nilai hokum yang berlaku.
( beradab ).
transparasi ( keterbukaan ).
d. Free public sphere (ruang publik yang bebas) Ruang
publik
sebagai
yang
diartikan
wilayah
dimana
masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap
kegiatan
publik,
warga
negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampai kan
pendapat,
berserikat,
berkumpul serta mempubli kasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.
e. Demokratisasi Menurut
Neera
Candoke,
masyarakat sosial berkaitan dengan
wacana kritik rasional masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya kerangka
demokrasi.,
ini
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
hanya
dalam
negara 110
demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani. Demokratisasi
h. Keadilan Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah
dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar
demokrasi
meliputi:
keseimbangan dan pembagian yang
yang
proporsional
2) Pers yang bebas
yang mencakup kehidupan.
individu
untuk
awal yang baik bagi terciptanya masyarakat
kesediaan
sosial
menerima
yang
berbeda.
Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat
apabila
menghargai
menghormati
pendapat
yang
Penghargaan terhadap supermasi hukum
terciptanya
merupakan
keadilan,
jaminan
keadilan
harus diposisikan secara netral,
aktivitas yang dilakukan oleh orang
artinya tidak ada pengecualian
atau kelompok masyarakat yang
untuk memperoleh kebenaran di
lain yang berbeda.
dan menerima kenyataan disertai
iklim
j. Supermasi hukum
serta
Pluralisme adalah sikap mengakui
tersedia
terjaga.
dan
g. Pluralisme
Partisipasi
memunkinkan otonomi individu
madani untuk menunjukan sikap saling
madani.
sosial yang bersih dapat terjadi
pandangan-pandangan politik dan sikap
aspek
bersih dari rekayasa merupakan
5) Partai politik
adalah
seluruh
Partisipasi sosial yang benar-benar
4) Perguruan Tinggi
Toleransi
dan
i. Partisipasi sosial
3) Supremasi hokum
f. Toleransi
hak
kewajiban setiap warga dan negara
1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
antara
atas hukum. 3.
Proses Menuju Masyarakat Madani Masyarakat madani adalah
sikap tulus bahwa masyarakat itu
konsep yang dibentuk dari proses
bernilai positif dan merupakan
memerlukan
majemuk.
rahmat tuhan.
Kemajemukan
itu
sejarah
yang
panjang
perjuangan
dan
yang
terus-menerus. Apabila kita kaji
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
111
masyarakat dinegara-negara maju yang
sudah
dikatakan
sebagai
masyarkat madani seperti berikut :
a. Terpenuhinya kebutuhan dasar
individu, keluarga, kelompok dalam masyarakat.
b. Berkembangnya modal manusia
(human capital) yang kondusif
bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan kehidupan
dan
tugas-tugas terjalinnya
kepercayaan dan telasi sosial antar kelompok
c. Tidak
dalam
adanya
berbagai
diskriminasi bidang
pembangunan.
d. Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan serta
bagi
masyarakat
lembaga-lembaga
swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan kewajiban
dikembangkan.
bersama
publik
dan
dapat
e. saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan.
f. sistem
pemerintahan
memungkinkan
yang
lembaga-
lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
4.
Pilar Penegak Masyarakat Madani Yang dimaksud dengan pilar masyarakat madani adalah institusi-institusi yang menjadi bagian dari sosial control yang berfungsi mengkritisi kebijakankebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Dalam penegakkan masyrakat madani, pilar-pilar tersebut menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya kekuatan masyarakat madani, pilar-pilar tersebut antara lain adalah: 1. Lembaga Swadaya masyarakat 2. pers 3. Supremasi Hukum 4. Perguruan tinggi 5. Partai politik
5. Kendala Yang Dihadapi Menuju Masyarakat Madani a. Masih rendahnya minat partisipasi warga masyarakat terhadap kehidupan politik Indonesia dan kurangnya rasa nasionalisme yang kurang peduli dengan masalah masalah yang dihadapi negara Indonesia b. Masih kurangnya sikap toleransi baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun beragama c. Masih kurangnya kesadaran Individu dalam keseimbangan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
112
6.
a.
b.
c.
d.
dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban d. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata e. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat f. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter g. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas h. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar i. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi Upaya Mengatasi Kendala yang Dihadapi Bangsa Indonesia DalamMewujudkan Masyarakat Madani Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut di atas, maka ditetapkan Visi Bangsa Indonesia dalam membangun bangsa ini pada masa yang akan datang antara lain : Indonesia adalah negara Kebangsaan Indonesia secara utuh tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan. Negara Indonesia merupakan suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai ke Merauke. Cita-cita dan Tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945
e. Pancasila yang diyakini sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia f. Melakukan penyusunan kembali Hukum Nasional dan peraturan perundang-undangan dibawahnya agar selalu tetap bersumber kepada Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. g. Penghormatan terhadap Hak Azasi Manusia secara umum dan menyeluruh h. Penyusunan kembali Sistem dan Strategi Ekonomi Nasional dan Regional / Lokal, yang berpihak pada rakyat kecil dan marginal berdasar upaya pemberdayaan dan pemberdaulatan rakyat dalam bidang ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama dan masingmasing individu. i. Menumbuhkembangkan Kebudayaan dan Sistem Pendidikan Nasional yang mampu mencerdaskan ke- hidupan bangsa yang adil dan tidak memihak. j. Ketakwaan dan Keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk menjamin persatuan dan Kebhinnekaan Bangsa Indonesia, sehingga terdapat sikap saling hormat dan menghormati antar manusia sebagai satu ciptaan Tuhan. k. Penyelamatan dan pelestarian Lingkungan Hidup, sebagai bagian dari penghormatan kita terhadap ciptaan Tuhan, yang harus kita jaga
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
113
dan kita jauhkan dari kerusakan serta pencemaran. Metode pembelajaran Metode
pembelajaran
merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar
terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Metode pembelajaran artikulasi
a. Pengertian
Model
Artikulasi
Pembelajaran
Artikulasi berarti menggali
kembali materi yang telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. ( Saminanto, 2010 : 39 ). Oleh karena itu dalam pembelajaran
artikulasi
ini
dua
orang siswa mengulangi kembali apa yang
dijelaskan
bergantian.
Yang
guru
satu
secara
menjadi
pendengar dan mencatat apa yang disampaikan
oleh
sedangkan
yang
menerangkan
temannya,
satu
lagi
kembali keterangan
guru yang ia simak pada waktu guru menjelaskan pelajaran sebelumnya. Kegiatan
bergantian.
ini
dilakukan
sendiri.
kepada
siswa
itu
Model pembelajaran artikulasi ini baik
digunakan
dalam
rangka
meningkatkan daya ingat dan daya
serap siswa dalam memahami materi yang diajarkan kepadanya.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin disampaikan. 2) Guru menyampaikan materi sebagai mana biasanya. 3) Untuk mengetahui daya serap siswa, maka dibentuklah kelompok berpasangan (dua orang). 4) Guru menugaskan salah satu siswa dari pasangan yang telah dibentuk untuk menjelaskan materi yang baru diterima dan siswa yang menjadi pasangannya mendengarkan dan membuat catatan-catatan keci, kemudian bergant peran. Hal dilakukan oleh setiap pasangan. 5) Menunjuk beberapa orang siswa secara acak untuk menyampaikan penjelasan pasangannya. 6) Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa, kesimpulan. ( Saminanto, 2010:39 ).
demikian Metode penekanan pada model pembelajaran Script artikulasi
Dengan
secara
disampaikan
pembelajaran
adalah
pengulangan a. Pengertian Model kembali makna pembelajaran yang Cooperative Script Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
Cooperative Pembelajaran 114
Model belajar Cooperative
Script adalah model belajar dimana
siswa bekerja secara berpasangan dan
bergantian
secara
lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari
materi yang dipelajari. (Saminanto, 2010 : 34). Jadi model pembelajaran Cooperative
penyampaian
Script
merupakan
materi
ajar
yang
diawali dengan pemberian wacana
atau ringkasan materi ajar kepada siswa
yang kemudian
diberikan
kesempatan kepada siswa untuk membacanya
sejenak
memberikan/memasukkan
dan
ide-ide
atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam
meteri
yang
ada
secara
bergantian sesama pasangan masingmasing.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Script 1) Guru membagi peserta didik untuk berpasangan 2) Guru membagi wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya. 3) Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapada yang berperan sebagai pendengar.
4) Pembicara membacakan ringkasannnya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok kedalam ringkasannya. Sedangkan peserta didik yang lain berperan : menyimak/menunjukkan ideide pokok yang kurang lengkap membantu mengingat, menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan dengan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Dan lakukan kembali kegiatan seperti diatas (langkah pada kegiatan 4) 6) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran. 7) Penutup. (Saminanto, 2010:34).
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah himpunan yang
lengkap dari satuan – satuan atau individu–individu yang karakteristik
nya ingin kita ketahui. Populasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu populasi
terbatas
yang
jumlah
populasinya diketahui dengan pasti dan
populasi tidak terbatas yang anggota
populasinya tidak diketahui dengan pasti. Sampel adalah sebagian anggota
populasi yang memberikan keterangan
atau data yang diperlukan dalam suatu
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
115
penelitian. (M. Toha Anggoro dalam
posisi
Siti Miftakhul Rohmah, 2010 : 40).
kemampuan
Populasi dalam penelitian ini
kebijakan yaitu sampel yang berasal
dari pihak sekolah. Menurut Suharsini Arikunto
(dalam
Siti
Miftakhul
Rohmah, 2010 : 40) apabila subyeknya
kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tehnik Pengumpulan Data Pada
penelitian
mengetahui
awalnya,
untuk
memulai belajar dan apakah perlu
90 orang. Sedangkan sampel yang b. digunakan yaitu dengan cara sampel
dan
menentukan dari mana siswa harus
adalah kelas X TKJ 1 dan X TKJ 2 SMK PGRI 4 NGAWI yang berjumlah
siswa
untuk mempelajari atau tidak. Tes akhir
Tes akhir ini instrumennya sama dengan tes awal, hanya lebih memfokuskan pada tujuan akhir
dan untuk mengetahui perbedaan kedua model pembelajaran. Teknik Analisis Data Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
menguji apakah populasi berdistribusi
ini normal atau tidak. Jika kedua sampel
pengumpulan data dilakukan dengan ternyata dari populasi berdistribusi cara tes adalah serentetan pertanyaan normal, maka dilanjutkan dengan uji untuk mengukur sejauh mana siswa homogenetis. mengetahui/memahami tersebut.
pelajaran
Instrumen penelitian berupa soal
Statistik uji
=
Uji Homogenitas
tes tulis. Dalam tes tertulis siswa Uji ini digunakan untuk mengetahui menjawab tes tersebut secara tertulis apakah variasi – variasi dari sejumlah pada lembar jawaban. Tes tertulis ini populasi sama atau tidak. digunakan peneliti di awal dan di akhir Statistik uji F = pembelajaran dinamakan tes awal dan Uji t tes akhir. a.
Tes awal
Tes ini berguna untuk menetapkan
Statistik uji , t =
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
116
HASIL PENELITIAN
7,034
Analisis Data
Uji normalitas a.
Uji
normalitas
Pendidikan
prestasi
3) Karena
belajar
= 7,766
2) Dari tabel konsultasi chi kuadrat
dengan α = 5% dan dk = 3 diperoleh Karena
<
disimpulkan
<
a. Dari
normalitas
Pendidikan
prestasi
α
2) Dari tabel konsultasi chi kuadrat
dengan α = 5% dan dk = 3 diperoleh Karena
= 7,815.
= 7,034
maka
5%,
derajat
43 diperoleh
biasanya
= 2,05 ( dengan
interpolasi linier ). Karena F = 1,008 < 2,05 atau F <
c. Karena F <
.
maka dapat
disimpulkan bahwa kedua populasi
tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
metode pembelajaran cooperative
= 7,034
=
dan derajat kebebasan penyebut =
siswa yang belajar menggunakan
1) Dari uji normalitas diperoleh
varians
kebebasan untuk pembilang = 45
Kewarganegaraan
script.
homogenitas
b. Dari hasil konsultasi tabel dengan
sampel
belajar
uji
1,008.
tersebut berasal dari populasi b. Uji
sampel
dengan menggunakan uji F =
maka dapat
berdistribusi normal.
bahwa
Uji homogenitas varians
.
bahwa
maka dapat
berdistribusi normal.
= 7,766 maka 7,766
< 7,815 atau
3) Karena
= 7,815.
<
tersebut berasal dari populasi
siswa yang belajar menggunakan 1) Dari uji normalitas diperoleh
<
disimpulkan
Kewarganegaraan
metode pembelajaran artikulasi.
.
< 7,815 atau
Uji beda dua rata – rata ( uji t ) Ho :
<
prestasi
yang
belajar
diajar
menggunakan pembelajaran
siswa
dengan
metode
artikulasi
tidak lebih baik dari siswa yang diajar dengan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
117
menggunakan
metode
pembelajaran Hi :
>
cooperative script. prestasi
yang
belajar
diajar
menggunakan pembelajaran
siswa
dengan
metode
diajar
menggunakan pembelajaran
dengan
metode
cooperative script.
Dari sampel diatas diperoleh nilai
statistik uji t = 2,78 dengan α = 5% dan dk – 88 diperoleh
ganegaraan yang belajar meng gunakan
= 1,66533
(dengan interpolasi linier). Harga t yang diperoleh 2,78 sedangkan harga
=
metode
cooperative script.
b. t > 0 ═►
artikulasi
lebih baik dari siswa yang
prestasi belajar Pendidikan Kewar pembelajaran
> 0 ═►
Dari hasil kesimpulan di
atas menunjukkan bahwa rata –
rata prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan
yang
belajar
menggunakan metode pembelajar
an artikulasi lebih baik dari pada rata
–
rata
prestasi
belajar
Pendidikan Kewarganegaraan yang belajar
menggunakan
metode
pembelajaran cooperative script.
1,66533 maka 2,78 > 1,66533 atau t > Pengujian Hipotesis Setelah diadakan penelitian, . Karena t > maka
ternyata prestasi belajar Pendidikan
ditolak.
Penafsiran Hasil Analisis Data
Kewarganegaraan siswa yang diajar dengan
menggunakan
metode
a. Karena dari prosedur pengujian pembelajaran artikulasi lebih baik dari beda dua rata – rata
ditolak siswa yang diajar dengan menggunakan
Kewarganegaraan
belajar baik dari pada Metode pembelajaran pembel cooperative script terhadap prestasi
pembelajaran cooperative bahwa metode terdapat perbedaan antara rata – script. Sehingga dapat dikatakan bahwa rata prestasi belajar Pendidikan metode pembelajaran artikulasi lebih maka
dapat
menggunakan
dartikan
yang
metode
ajaran artikulasi dengan rata – rata belajar Pendidikan Kewarganegaraan Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
118
pada siswa X TKJ di SMK PGRI 4 Ngawi.
Terdapat perbedaan antara prestasi belajar
Pendidikan
dengan
menggunakan
negaraan
siswa
pembelajaran
menggunakan 2.
pembentukan
yang
artikulasi metode
ajaran cooperative script.
Kewarga belajar
metode
dengan
kelompok
belajar hendaklah perlu dijalin kerjasama
KESIMPULAN 1.
2. Dalam
kelompok
antara dan
tiap
guru
anggota
sebagai
pengajar yang bisa memotivasi siswa
agar
selalu
dapat
memunculkan ide pikiran baru yang ada di setiap siswa.
pembel DAFTAR PUSTAKA
Apridar. 2010. Teori Ekonomi, Sejarah dan Perkembangannya. Lhokseumawe Kewarganegaraan prestasi belajar Graha Ilmu. Pendidikan Kewarganegaraan Rata – rata belajar Pendidikan
metode Chandam, Muhammad. 2012. Model – Model Pembelajaran Inovatif, pembelajaran artikulasi lebih baik ( Online ), ( http : // pelangi11.files.wordpress.com dari pada rata – rata prestasi belajar /2012/08/model_model – Pendidikan Kewarganegara an pembelajaran – inovatif.doc, diakses 17 Maret 2015 ). siswa yang belajar dengan dengan
menggunakan
menggunakan metode pembelajar Danuri, 2008. Implementasi Metode Pembelajaran Group To Group an cooperative script. dengan Pendekatan Contekstual Teaching Learning Sebagai SARAN – SARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan 1. Pembelajaran dengan mengguna dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii. kan metode Artikulasi : dibagi Program Studi Pendidikan menjadi kelompok berpasangan Matematika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam sebangku, hendaklah dalam Negeri Sunan Kalijaga kelompok tiap siswa bisa Yogyakarta. bergantian mengungkapkan Farikhah, Ismul. 2008. Upaya pendapat / materi yang sudah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan diterima . Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
119
Kreatif Siswa Kelas X Ma Sudianti, Estherina. 2010 . Efektivitas Wahid Hasyim Sleman Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Matematika Stad (Student TeamsDengan Pendekatan Open Achievement Divisions) Ended. Program Studi Menggunakan Alat Peraga Pendidikan Matematika Terhadap Hasil Belajar Fakultas Sains Dan Teknologi Matematika Siswa Kelas Viii Universitas Islam Negeri Sunan Mtsn Ngawi. Program Studi Kalijaga yogyakarta. Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Larasati N.S, Riska. 2005. Analisis UIN Sunan Kalijaga Metode Pembelajaran Yogyakarta. Kooperatif Tipe STAD Dan Pengaruhnya Terhadap Upaya Sukirno, Sadono. 2009. Mikroekonomi Peningkatan Hasil Belajar Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali Akuntansi Dalam Pokok Pers. Bahasan Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang Mata Suryadi, Ace. dan Yulaelawati, Ella. Pelajaran Akuntansi pada Siswa 2007. Komunitas Sekolah Kelas II Semester I SMU Negeri Rumah Sebagai Satuan 7 Purworejo. Fakultas Ilmu Pendidikan Kesetaraan. Jakarta Sosial Universitas Negeri : Direktorat Pendidikan Semarang. Kesetaraan Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal Rahardja, Prathama dan Manurung, Departemen Pendidikan Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Nasional. Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Thobroni, Muhammad. dan Mustofa, Universitas Indonesia. Arif. 2011. Belajar dan pembelajaran. Jogjakarta : ARRohmah, Siti Miftakhul. 2010. Studi RUZZ MEDIA. Komparasi Prestasi Belajar Matematika Siswa Antara Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Menggunakan Metode Perilaku dan Prestasi Siswa. Kooperatif Tipe Group Jakarta : PT Grasindo. Investigation ( GI ) dengan Mengguakan Alat Peraga Pada Kompetensi Dasar Bangun Datar. Program strata satu Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi. Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK. Semarang : RaSAIL Media Group. Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
120