Jurnal PGSD : FKIP UMUS – ISSN : 2442-3432 e-ISSN : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016
PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI LIMBANGAN WETAN 02
Rizki Umi Nurbaeti
[email protected] Universitas Muhadi Setiabudi Abstrak Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui peranan penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran IPA di kelas VI SDN Limbangan Wetan 02pada materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan; (2) untuk mengetahui penerapan media gambar dalam pembelajaran IPA di kelas VI SDN Limbangan Wetan 02pada materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus dengan subjek penelitian siswa kelas VI SDN Limbangan Wetan 02. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes yang digunakan peneliti berupa tes pilihan ganda. Teknik nontes berupa lembar pengamatan aktifitas siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Kedua teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata tes prasiklus sebesar 69,31, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 75,17, dan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 90. Simpulan penelitian ini adalah prestasi belajar pembelajaran IPA di kelas VI SDN Limbangan Wetan 02pada materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan meningkat setelah dilakukan perbaikan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan media gambar. Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA
PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta masyarakat yang semakin kritis, guru sebagai inovator pendidikan harus mampu mengadakan perubahan-perubahan pendidikan.
44
Peranan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Belajar Gambar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02
Perubahan-perubahan ini diharapkan dapat berperan lebih baik, terutama untuk kelancaran kegiatan belajar formal di sekolah. Hilgard dan Brower (Hamalik, 2009) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Selain itu menurut Travers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku (Suprijono, 2009). Sedangkan menurut Gagne (Djamarah, 2008) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan perubahan perilaku individu yang dilakukan melalui aktivitas sehari-hari dan menghasilkan suatu pengalaman sebagai hasil belajar. Belajar dapat dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan atau di luar ruangan, baik dalam keadaan formal (sekolah) maupun nonformal (di luar sekolah) dan belajar dilakukan sepanjang hayat. Proses pembelajaran akan lebih efektif jika semua guru membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan perencanaan evaluasi belajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar, materi, dan karakteristik siswa yang terlibat langsung dalam proses tersebut. Guru berperan sebagai perancang pembelajaran di kelas. Perancang pembelajaran di kelas yang baik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa, serta mengetahui tantangan yang terkandung dalam kurikulum. Perancang harus memiliki ragam strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberi motivasi siswa serta semangat yang dapat mengurangi kelemahan mereka. Menurut Sardiman (2007) mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dalam mengajar guru perlu menyiapkan metode dan media pembelajaran sekreatif mungkin, agar tidak membuat siswa merasa jenuh. Dalam dunia psikologi, motode berarti prosedur sistematis (tata Jurnal PGSD UMUS, Vol. 3, No. 1 April 2016
45
Rizki Umi Nurbaeti
cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejalagejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya. Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Menurut Arsyad (2007) pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau alat elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, lingkungan sekolah merupakan media. Dari hasil tes formatif pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi pokok penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya, siswa kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02 diketahui hanya 14 siswa atau 48,27% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau diatas 70 dari 29 siswa. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah perhatian siswa terhadap pelajaran kurang, siswa tidak fokus dalam pembelajaran, pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan kurang, motivasi belajar siswa kurang, siswa kurang berkonsentrasi secara penuh dan cepat merasa bosan saat menerima pelajaran, siswa lebih menyukai suasana belajar yang santai, rasa malas belajar siswa menjadi kebiasaan dari dulu, kurangnya media serta metode yang menarik yang digunakan oleh guru, metode yang diterapkan guru belum mampu meningkatkan konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran, serta siswa tidak berani mengungkapkan idenya serta tidak berani mengajukan pertanyaan. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah: (1) Apakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02 dalam pembelajaran IPA materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan?; (2) Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02 dalam pembelajaran IPA materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui peranan penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran IPA di kelas VI SDN Limbangan 46
Jurnal PGSD, Vol. 3, No. 1Februari 2016
Peranan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Belajar Gambar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02
Wetan 02pada materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan; (2) untuk mengetahui penerapan media gambar dalam pembelajaran IPA di kelas VI SDN Limbangan Wetan 02pada materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat bagi siswa yaitu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Manfaat bagi guru adalah memperbaiki metode pembelajaran yang diterapkan, membantu guru berkembang secara kreatif menerapkan metote, media, strategi dan model pembelajaran, serta memperluas pengalaman mengajar dikelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi sekolah, menumbuhkan kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus ada empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur tindakan pada siklus I, tahap perencanaan disusun dengan tujuan untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Dalam tahap perencanaan dipersiapkan proses pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media
gambar
dengan
langkah-langkah
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, menyiapkan media gambar, menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes pilihan ganda beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi dan performansi guru. Pada kegiatan awal, peneliti mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar serta memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan dengan menggunakan media gambar. Setelah itu, siswa diminta untuk diskusi kelompok . Setelah selesai diskusi, kegiatan selanjutnya adalah siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru berupa lembar kerja siswa. Pertanyaan dalam lembar kerja siswa mengenai materi penyesuaian Jurnal PGSD UMUS, Vol. 3, No. 1 April 2016
47
Rizki Umi Nurbaeti
makhluk hidup terhadap lingkungan. Selesai mengerjakan lembar kerja siswa, setiap kelompok maju untuk membacakan jawabannya.Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu dan memberikan penilaian untuk masing-masing siswa. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa merefleksi kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I difokuskan pada kehadiran siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok disertai media gambar, kerja sama dalam kelompok, keaktifan siswa dalam bertanya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas; perfomansi guru dalam proses pembelajaran yang mencakup penguasaan materi dan kelas; hasil belajar siswa yang mencakup nilai rata-rata kelas ≥70; dan banyaknya siswa yang tuntas belajar minimal 70% siswa yang memperoleh nilai akhir ≥70. Pada tahap refleksi peneliti akan melihat hasil dari tahap tindakan dan pengamatan pada siklus I. Dari hasil tersebut jika masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap proses pembelajaran atau kekurangan seperti yang dijelaskan dalam hasil observasi, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil yang positif dalam siklus I akan dikembangkan pada siklus II. Dari hasil evaluasi yang dapat dijadikan refleksi yaitu mengungkapkan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran, mengungkapkan hasil pengamatan peneliti, mengungkapkan tindakan yang telah dilakukan oleh siswa, dan mengungkapkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Pada siklus I ditemukan kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan peneliti dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pada siklus II akan ditindaklanjuti dan dilakukan perbaikan. Prosedur tindakan pada siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan siklus II yaitu menyusun perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok disertai media gambar dan menyusun perbaikan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes pilihan ganda beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi dan performansi guru. Tindakan yang dilakukan pada siklus 48
Jurnal PGSD, Vol. 3, No. 1Februari 2016
Peranan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Belajar Gambar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02
II adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kekurangan dan kesalahan, serta berusaha memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II. Tindakan yang dilakukan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal, peneliti mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok disertai media gambar dengan menanyakan kembali materi yang telah diberikan peneliti pada pertemuan yang lalu. Peneliti menyuruh siswa untuk lebih konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti memotivasi siswa agar dapat meningkatkan keaktifan saat diskusi. Pada kegiatan inti siklus II, peneliti hanya melakukan perbaikan kegiatan pada siklus I yaitu menjelaskan kembali tentang penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan dengan media gambar. Setelah itu, siswa diminta untuk berdiskusi sesuai kelompok serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru berupa lembar kerja siswa. Selesai diskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa, setiap kelompok maju untuk membacakan jawabannya. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi dan memberikan penilaian untuk masing-masing siswa. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa merefleksi kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan pada siklus II difokuskan pada kehadiran siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas; perfomansi guru dalam proses pembelajaran yang mencakup penguasaan materi dan kelas; serta hasil belajar siswa yang mencakup nilai rata-rata kelas ≥70 dan banyaknya siswa yang tuntas belajar minimal 70% siswa yang memperoleh nilai akhir ≥70. Tujuan refleksi pada siklus II untuk membuat simpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap yang terjadi selama pembelajaran pada siklus II. Pada tahap refleksi diharapkan dapat mengetahui peningkatan dan perubahan tingkah laku siswa terhadap pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok disertai media gambar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes pada siklus I dan siklus II. Jurnal PGSD UMUS, Vol. 3, No. 1 April 2016
49
Rizki Umi Nurbaeti
Analisis data tes secara kuantitatif dihitung dengan cara persentase melalui langkahlangkah merekap nilai yang diperoleh siswa, menghitung nilai akhir dari hasil belajar siswa, menghitung nilai rata-rata kelas, dan menghitung persentase. Hasil tes siswa pada siklus I dan siklus II yang mencakup nilai akhir hasil belajar siswa, nilai rata-rata kelas, persentase tuntas belajar klasikal siswa dibandingkan. Hasil dari perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan hasil belajar IPA dari siklus I ke siklus II. Teknik kualitatif untuk memberi gambaran perubahan perilaku siswa yang mengacu pada data nontes yang ada yaitu berupa lembar observasi dan performansi guru. Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara melihat hasil observasi, sehingga akan dapat diketahui adanya perubahan perilaku siswa dan peningkatan pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok disertai media gambar. Indikator keberhasilan pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok disertai media gambar untuk meningkatkan hasil belajar dalam penelitian ini yaitu dengan melihat hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Hasil belajar siswa mengalami keberhasilan jika rata-rata kelas sekurang-kurangnya 75; persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 75%; dan tuntas belajar pada masing-masing individu sekurang-kurangnya 70 sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tes prasiklus sebelum dilakukan tindakan perlu dianalisis untuk mengetahui keadaan awal siswa. Tes yang dilakukan berupa tes pilihan ganda dengan menjawab pertanyaan kemudian memberi tanda silang pada alternatif jawaban yang disediakan. Soal bentuk pilihan ganda isinya berupa aspek pemahaman, ingatan, dan penerapan. Hasil rangkuman tes prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Tes Prasiklus Tuntas Tidak tuntas Jumlah nilai akhir Jumlah siswa Rata-rata
50
48,27% = Jumlah Nilai akhir Jumlah siswa 51,73% 2010 = 29 2010 29 = 69,31 69,31
Jurnal PGSD, Vol. 3, No. 1Februari 2016
Peranan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Belajar Gambar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02
Hasil penelitian pada siklus I yaitu hasil tes dan nontes. Hasil tes berupa nilai hasil belajar siswa yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada pembelajaran IPA. Hasil nontes diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. a.
Hasil Tes Siklus I Pada siklus I disusun 20 soal pilihan ganda yang isinya aspek pemahaman (11
soal), aspek ingatan (7 soal), dan aspek penerapan (2 soal). Tujuan dari pemberian soal tersebut untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA. Nilai hasil belajar pada siklus I ada pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Tuntas Tidak tuntas Jumlah nilai akhir Jumlah siswa Rata-rata
75,86% = Jumlah Nilai akhir Jumlah siswa 24,14% 2180 = 29 2180 29 = 75,17 75,17
Pada siklus I data nontes diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar pada siklus I. Ringkasan hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No.
Aspek
A 0 0 0 0
Kategori B C 25 3 22 5 16 7 29 0
D 1 2 6 0
1. Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran 2. Kerja sama dalam kelompok 3. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru 4. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas Keterangan: A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang Berdasarkan hasil tes siklus I yang diperoleh siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu sebesar 75,17. Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 75. Siswa yang Jurnal PGSD UMUS, Vol. 3, No. 1 April 2016
51
Rizki Umi Nurbaeti
mendapatkan nilai <70 dinyatakan belum tuntas belajar sebanyak 7 siswa atau sekitar 24,14%. Siswa yang mendapatkan nilai ≥70 dinyatakan tuntas belajar sebanyak 22 siswa atau 75,86%. Melihat indikator keberhasilan tersebut, maka ketuntasan klasikal sudah tercukupi karena lebih dari 75% siswa dinyatakan tuntas belajar. Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus I secara menyeluruh sudah cukup baik. Hanya saja pada aspek keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru kurang baik, karena masih banyak siswa yang tidak bertanya kepada guru. Selain itu, dalam bekerjasama dengan kelompok masih ada siswa yang tidak mau bekerjasama. Secara keseluruhan pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar yang dilakukan oleh guru sudah baik. Ada satu indikator keberhasilan yang belum tercapai yaitu siswa yang mendapatkan nilai <70 dinyatakan belum tuntas belajar sebanyak 7 siswa atau sekitar 24,14%. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan perbaikan dalam siklus II agar dapat mencapai semua indikator keberhasilan.
b.
Hasil Tes Siklus II Pada siklus II nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan diskusi
kelompok dan media gambar dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II Tuntas Tidak tuntas Jumlah nilai akhir Jumlah siswa Rata-rata
100% = Jumlah Nilai akhir Jumlah siswa 0% = 2610 29 2610 = 90 29 90
Pada siklus II data nontes diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam siklus II untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No. 1. 2. 52
Aspek Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran Kerja sama dalam kelompok
A 0 0
Kategori B C 27 2 27 2
Jurnal PGSD, Vol. 3, No. 1Februari 2016
D 0 0
Peranan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Belajar Gambar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02
3. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru 0 20 5 4 4. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas 0 29 0 0 Keterangan: A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang Berdasarkan hasil tes formatif siklus II, nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Indikator keberhasilan untuk ratarata hasil belajar adalah sebesar 75. Rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 90. Rata-rata ini jauh di atas indikator keberhasilan yang ditentukan dan meningkat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I. Ketuntasan belajar klasikal juga sudah memenuhi indikator keberhasilan. Di dalam indikator keberhasilan disebutkan bahwa ketuntasan belajar klasikal harus mencapai 75%. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal mencapai 100% atau tuntas semua. Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus II secara umum sudah baik. Secara keseluruhan pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar yang dilakukan guru sudah baik. Semua indikator keberhasilan sudah tercapai dengan baik, sehingga penelitian cukup dua siklus. Dari hasil pengolahan data siklus I dan II di atas, diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Klasikal Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No. Kegiatan 1. Prasiklus 2. Siklus I 3. Siklus II
Tuntas (%) 48% 76% 100%
Tidak Tuntas (%) 52% 24% 0
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Nilai Rata-rata Peningkatan Siklus Siklus Pratindakan→ Siklus I→ Pratindakan→ Prasiklus I II Siklus I Siklus II Siklus II 69,31 75,17 90,00 5,86 14,83 20,69 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil prasiklus nilai rata-rata kelas sebesar 69,31. Hasil tes siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 75,17. Dengan nilai rata-rata tersebut maka ada peningkatan dari nilai prasiklus ke siklus I sebesar 5,86 poin. Meskipun demikian, masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai rata-rata Jurnal PGSD UMUS, Vol. 3, No. 1 April 2016
53
Rizki Umi Nurbaeti
target yaitu 7 siswa atau 24,14%. Keadaan tersebut disebabkan siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II nilai rata-rata mencapai 90 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 14,83 poin dari siklus I. Pada tabel tersebut juga dipaparkan peningkatan pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 20,69 poin. Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar dapat diambil simpulan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil. Keberhasilan dari penelitian ini dapat dilihat dari semua indikator keberhasilan yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian sudah tercapai.
SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran IPA pada siswa kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02 mengalami peningkatan, setelah dilakukan pembelajaran IPA dengan diskusi kelompok dan media gambar. Peningkatan hasil belajar dengan membandingkan hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I dalam kategori cukup karena masih banyak siswa yang cenderung pasif, malu bertanya, tidak mau bekerjasama dengan teman, dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II, hasil observasi siswa dalam kategori baik. Hal tersebut dibuktikan dengan siswa yang terlihat aktif, senang, tertarik, mau bekerjasama dengan teman, dan antusias dengan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga siswa dapat memahami materi dan tugas yang diberikan oleh guru dapat diselesaikan dengan baik. Dengan demikian hasil observasi aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari kategori cukup ke kategori baik.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
54
Jurnal PGSD, Vol. 3, No. 1Februari 2016
Peranan Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dengan Media Belajar Gambar Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Limbangan Wetan 02
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jurnal PGSD UMUS, Vol. 3, No. 1 April 2016
55