ABSTRAK Nurjanah, Annisah 2015. Korelasi Variasi Metode dan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar PAI Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Dr. AB. Musyafa‟ F, M.Pd.I (II) M. Syafiq Humaisi, M.Pd. Kata Kunci: Variasi Metode Pembelajaran, Variasi Media Pembelajaran, Prestasi Belajar. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui kegiatan belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor disebut prestasi belajar. Prestasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah variasi metode dan variasi media pembelajaran. variasi metode dan variasi media pembelajaran besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui tingkat variasi metode pembelajaran yang ada di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, (2) untuk mengetahui tingkat variasi media pembelajaran yang ada di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, (3) untuk mengetahui tingkat prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, (4) untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variasi metode pembelajaran yang digunakan dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, (5) untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variasi metode pembelajaran yang digunakan dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, (6) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variasi metode dan media pembelajaran yang digunakan dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Dalam menganalisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis korelasional dan analisis regresi linear berganda . Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat disimpulkan: (1) variasi metode pembelajaran di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo termasuk dalam kotegori cukup dengan prosentase 56%, (2) variasi media pembelajaran di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo termasuk dalam kotegori cukup dengan prosentase 63%, (3) prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo termasuk dalam kotegori cukup dengan prosentase 68%, (4) ada hubungan yang kuat antara variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun 1
2
Ponorogo dengan hasil 0.621 (5) ada hubungan yang rendah antara variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo dengan hasil 0.397 (6) Terdapat pengaruh antara variasi metode dan media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 79.41431%, artinya variabilitas/keragaman faktor variasi metode pembelajaran (X1) dan variasi media pembelajaran (X2) berpengaruh sebesar 79.41431% terhadap prestasi belajar PAI dan 20.58569% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model.
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu modal dasar yang utama bagi manusia untuk menghadapi berbagai macam masalah yang komplek dalam kehidupan. Pendidikan menjadi suatu yang sangat fundamental bagi generasi penerus bangsa. Dengan pendidikan yang layak, besar kemungkinan suatu bangsa akan melahirkan tokoh-tokoh yang potensial didalam era globalisasi seperti sekarang ini. Islam sebagai agama juga sangat memperhatikan masalah pendidikan, ini sesuai dengan wahyu Allah SWT yang pertama yaitu surat Al-„Alaq [96] ayat 15:
Artinya :
1
Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu amat pemurah yang mengajarkan (manulis) dengan pena, yang mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tiada diketahuinya (Q.S Al-„Alaq: 1-5).1
Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004), 910.
4
Diturunkannya wahyu ini memberikan isyarat bahwa islam sangat memperhatikan soal belajar (dalam konteks menuntut ilmu), sehingga implementasinya menuntut ilmu (belajar) itu wajib menurut islam baik bagi lakilaki maupun perempuan. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti luas, baik lahiriyah maupun batiniyah, dunia dan akhirat. Namun cita-cita tersebut tidak akan tercapai jika tidak dibarengi dengan usaha. Manusia itu sendiri harus meningkatkan kemampuannya secara optimal melalui proses pendidikan, karena proses tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan perencanaan yang matang. Seperti yang dikemukakan oleh John Dewey bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.2 Jika tidak demikian mustahil cita-cita tersebut dapat tercapai. Salah satu kemamapuan dasar yang harus dimiliki guru adalah pengetahuan dan pendidikan dalam pemilihan dan penggunaan metode pendidikan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Guru seharusnya menyadari tentang perlunya penguasaan berbagai metode yang dapat digunakan didalam kelas untuk mencapai berbagai jenis tujuan pembelajaran. Cara megajar yang mempergunakan berbagai macam teknik dan dilakukan secara tepat dan
2
Mukhlison Effendi, Ilmu Pendidikan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2008), 3.
5
penuh pengertian oleh guru, akan memperbesar minat belajar siswa dan karena itu pula akan mempertinggi hasil pelajaran mereka.3 Fungsi pokok dari seorang guru dalam meningkatkan belajar adalah sebagai evaluator. Dari hari kehari guru yang efektif akan tetap memperhatikan apa yang telah dipelajari setiap siswa dan mencari cara untuk sampai pada kesimpulan yang valid berkenaan hasil-hasil belajar. Dalam mamainkan peran ini guru merancang situasi-situasi yang memungkinkan siswa menunjukkan apa yang telah dipelajari. Evaluasi belajar yang berhasil sangat tergantung pada pengetahuan tentang jenis-jenis hasil apa saja yang diharapkan diperoleh dari proses belajar.4 Agar pendidikan dapat berhasil maka proses pembelajaran dikelas juga harus diperhatikan, supaya apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu dalam suatu kegiataan pembelajaran diperlukan alat atau media untuk memudahkan penyampaian maupun penerimaan materi ajar. Karena media berfungsi sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan pembelajaran dikelas.5 Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo pemilihan media yang tepat menjadi salah satu upaya untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Karena dengan pemilihan media yang tepat akan mampu membangkitkan keinginan dan minat 3
Imansyah Ali Pandie, Diktatik Metodik Pendidikan Umum (Surabaya: Usaha Nasional, 984),
72. 4
Robert M. Gagne, Prinsip-prinsip Belajar Untuk Pengajaran, terj. Abdillah Hanafi dan Abdul Manam (Surabaya: Usaha Nasioanl, 988), 6-7. 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo: 2006), 15.
6
yang baru, mampu membangkitkan motivasi, dan menjadikan rangsangan dalam kegiataan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa.6 Hal ini dapat diilustrasikan seperti misalnya belajar untuk memahami apa dan bagaimana sholat. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman belajar secara langsung makasiswa akan mengerjakan atau mempraktekan shalat. Pada tingkatan kedua, pemahaman tentang shalat dipelajari melalui guru memperlihatkan gambar, foto, film atau rekaman video. Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang shalat atau dengan pengalamannya sendiri. Hal ini menuntut guru-guru pengajar harus mampu menggunakan media dalam setiap proses pembelajaran. Menurut Asnawir (2002: 11) media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Karena belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu tingkah laku dengan hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.7 Pendapat tersebut menyatakan bahwa perubahan pada seseorang yang belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan tetapi juga minatnya, penghargaannya, penyesuaian dirinya, dengan kata lain perubahan meliputi segala aspek manusia. Sehingga manusia
6 7
Ibid. 16. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 13.
7
sanggup memecahkan masalahnya, dapat menerapkan perubahan tersebut dalam situasi atau kondisi yang ada. Jika hasil belajar adalah adanya perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maka hal ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar disekolah dan ketiga ranah tersebut merupakan kompetensi yang harus dipenuhi atau dicapai dalam kurikulum berbasis kompetensi. Maka dari itu pendidik yang merupakan kunci utama keberhasilan tujuan penelajaran mestilah mempunyai banyak kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar. Tugas utama seorang guru adalah melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang terdiri dari: (a) menyusun program pengajaran, (b) menyajikan program pengajaran, (c) evalusai belajar, (d) analisis hasil belajar, (e) menyusun programperbaikan dan pengayaan. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri dan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 025/0/1995 tentang Pelaksanaan jabatan Fungsional guru dan angka kreditnya. Proses Belajar Mengajar yang dirancang dengan baik dan benar diharapkan pembelajaran dapat berfungsi secara efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.8 Dalam aplikasi proses belajar mengajar dikelas penggunaan metode dan media pembelajaran cukup membantu seorang guru dalam mengajar. Selain itu
8
Amin Haedari, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMA) (Jakarta: Puslitbag Pendidikan Agama dan Keagamaan Bidang Litbag dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010), 211.
8
guru juga harus bisa mengajar secara bervariatif agar siswa tidak merasa jenuh dan merasa bosan. Melihat ketersediaan fasilitas di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo pada setiap ruang kelas seperti itu harapan dari penggunaan media pembelajaran dapat memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap prestasi siswa. Guru yang mengajar sudah memiliki kompetensi yang memadai tentang penggunaan media pembelajaran dan lingkungan pun juga sudah mendukung. Akan tetapi, dalam kenyataanya prestasi siswa mata Pelajaran Agama Islam masih ada yang memiliki nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 65. Namun realita yang terjadi, keprofesionalan guru belum direalisasikan secara maksimal dari ketiga aspek tersebut. Buktinya masih banyak guru yang hanya menyampaikan materi melalui ceramah saja tanpa adanya ketrampilan untuk mengadakan variasi baik dalam cara mengajar (metode pembelajan), penggunaan media pembelajaran, serta pola interaksi dan kegiatan peserta didik dalam belajar.9 Jadi proses pembelajaran menjadi terkesan monoton, yang mengakibatkan kurangnya perhatian peserta didik, kejenuhan dan kebosanan yang dirasakan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang memahami materi pelajaran yang pada akhirnya ketidakberhasilan pembelajaran.
9
Hasil wawancara dengan guru PAI SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, Bapak Sarjito diruang guru, 27 Januari 2015, 10:38.
9
Dari ketidakfahaman tersebut akan berdampak pada pemenuhan tugas pelajaran menjadi kurang maksimal. Hal ini berimplikasi pada pendapat siswa bahwa mereka selama ini merasa jenuh dengan metode & media pembelajaran yang demikian, namun ada juga sebagian siswa yang tetap merasa enjoy dengan metode & media pembelajaran yang diterapkan siswa. Hal ini urgen untuk diteliti karena pada dasarnya dalam belajar, siswa perlu adanya dorongan yang akan mendorong dalam proses belajarnya. Baik dalam dirinya maupun sendiri atau dari luar. Dari sinilah Metode dan Media diperlukan agar siswa terdorong dari luar. Sehingga dengan adanya metode dan media Pembelajaran yang tepat maka siswa tidak akan merasa bosan ataupun jenuh. Mungkin telah banyak peneliti-peniliti yang mengadakan penelitian di sekolah-sekolah yang telah berfasilitas, disini peneliti ingin mengadakan penelitian yang berbeda jauh dimana penelitian ini peneliti adakan di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo didaerah yang jauh akan keramaian kota Ponorogo. Dari hasil observasi yang peneliti adakan, pembelajaran yang ada di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo, peneliti melihat masih banyak sekali guru-guru mengajar dengan cara monoton. Mungkin inilah yang menyebabkan banyak siswa yang tidak paham akan materi yang disampaikan oleh guru mereka dan akhirnya menurunkan prestasi belajar siswa.
10
SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan menciptakan generasi muda yang memiliki tanggung jawab terhadap bangsa. Dalam hal ini guru mempunyai peran yang besar sebagai transfer knowledge. Seperti yang tertera dalam ayat berikut :
Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh dengan ma’ruf (yang baik-baik) dan melarang dari yang mungkar; dan mereka itulah yang menang”.(Al-Imran : 104)10 Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa sebagai seorang pendidik mestilah mampu mengajak anak didik kepada hal-hal yang baik dan melarang hal-hal yang kurang baik. Hal ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo. Kualitas hasil belajar peserta didik sebagian bergantung pada kualitas proses dan kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya berlanjut pada kemampuan professional guru dalam membelajarkan siswa dalam arti keahlian dan kemahiran guru dalam menciptakan dan mengelola proses belajar mengajar.
10
Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004), 85.
11
Belajar dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk membahas Skripsi dalam bentuk karya ilmiah dengan judul : “Korelasi Variasi Metode dan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar PAI di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015”
B. Identifikasi Masalah Adapun aspek permasalahan dalam pemahaman masalah, tentu erat kaitannya dengan masalah diatas, antara lain : 1. Cara mengajar kurang menarik 2. Mengantuk didalam kelas 3. Prestasi belajar menurun 4. Fasilitas media kurang maksimal
C. Batasan Masalah Banyak faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindak lanjuti dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis, dalam penelitian ini tidak semua dapat ditindaklanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi pada masalah variasi metode pembelajaran dan variasi media pembelajaran yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata
12
pelajaran PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dari penelitian ini, masalah ini penulis rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat variasi metode pembelajaran yang ada di kelas XSMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana tingkat variasi media Pembelajaran yang ada di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana tingkat Prestasi Belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015? 4. Apakah ada korelasi antara variasi metode pembelajaran yang digunakan dengan Prestasi Belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015? 5. Apakah ada korelasi antara variasi media Pembelajaran yang digunakan dengan Prestasi Belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015?
13
6. Apakah ada korelasi yang signifikan antara variasi metode dan media Pembelajaran yang digunakan secara bersamaan dengan prestasi belajar PAI kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat variasi metode pembelajaran yang ada di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui tingkat variasi media pembelajaran yang ada di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar PAI pada siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variasi metode pembelajaran yang digunakan dengan prestasi belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
14
5. Untuk Mengetahui ada tidaknya korelasi antara variasi media pembelajaran yang digunakan denganPrestasi Belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. 6. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang signifikan antara variasi metode dan media pembelajaran yang digunakan dengan prestasi belajar PAI kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki manfaat antara lain : 1. Manfaat secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menguji seberapa besar pengaruh variasi metode dan media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015 dan juga sebagai sumbangan pemikiran sekaligus dapat memperkaya hasanah keilmuan khususnya dalam bidang studi PAI. 2. Manfaat secara praktis Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Sekolah
15
Diharapakan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah tersebut dalam mengambil langkah baik itu sikap maupun tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Guru Guru Pendidikan Agama Islam selalu memotivasi dan membimbing siswa agar meningkatkan sikap positif terhadap mata pelajaran PAI.
c. Bagi Siswa Siswa akan senantiasa mendengarkan penjelasan guru, membaca buku PAI, bertanya jika belum paham dengan materi yang disampaikan, mengerjakan tugas PAI, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan agar siswa mendapatkan prestasi
belajar yang memuaskan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. d. Bagi Penulis Diharapkan dapat dijadikan kajian dan penunjang dalam mengembangkan pengetahuan penelitian yang berkaitan dengan topik tersebut dan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan pada jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo.
G. Sistematika Pembahasan
16
Untuk dapat memberikan gambaran mengenai penelitian ini dapat disusun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab satu pendahuluan. Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Pembahasan. Bab pertama ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memaparkan data. Bab dua adalah kajian pustaka. Bab ini menguraikan deskripsi teori dan telaah pustaka, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis penelitian. Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menjawab hipotesa. Bab tiga adalah metode penelitian. Bab ini menguraikan rancangan penelitian, populasi, sampel dan responden, instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan teknis analisis data. Bab empat adalah temuan dan hasil penelitian. Bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data (pengujian hipotesis) dan pembahasan atau interpretasi atas angka statistik. Bab lima adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh uraian dari bab terdahulu dan saran yang bisa menunjang peningkatan dari permasalahan yang dilakukan penulis. Bab ini dimaksudkan agar pembaca dan penulis mudah dalam melihat inti hasil penelitian.
17
BAB II VARIASI METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI
A. Deskripsi Teori 1. Metode Pembelajaran a. Pengertian metode pembelajaran Ditinjau dari segi Etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu “metha ” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.11 Dalam bahasa inggris dikenal term method dan way yang terjemahkan dengan metode dan cara, dan dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata at-thariqah, almanhaj, atau al-wasilah. At-thariqah berarti jalan, al-manhaj berarti
system dan al-wasilah berarti mediator atau perantara. Dengan demikian, kata arab yang paling dekat dengan arti metode adalah at-thariqah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai
11
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 61.
18
apa yang telah ditentukan.”12 Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis unutk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan bila ditinjau dari segi Terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai “jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya.13 Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. b. Variasi metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Guru akan dapat merekontruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran seemikian rupa, memilih dan menentukan metode yang yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajar mengajar secara optimal. Hal ini jelas menantang guru untuk slalu kreatif dalam rangka menciptakan kegiatan yang bervariasi, agar masing-masing individu siswa tidak merasa dikecewakan.14
12
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), 652. Arman Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 87. 14 Sadiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 121. 13
19
Guru
harus
dapat
memilih,
mengkombinasikan,
serta
mempraktekkan berbagai cara penyampaian bahan sesuai dengan situasi, keberhasilan dalam melaksanakan suatu pengajaran sebagian besar ditentukan oleh pilihan bahan dan pemakaian metode yang tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas, guru sangat jarang menggunakan satu metode, tetapi selalu memakai lebih dari satu metode. Karena karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan menuntut guru untuk menggunakan metode yang bervariasi.15 c. Macam-macam metode pembelajaran Berikut ini akan dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang sekiranya dapat dipertimbangkan penggunaannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam Pendidikan Agama Islam. 1. Ceramah Bervariasi Metode ceramah bervariasi adalah suatu cara penyampaian informasi atau penyampaian lain, seperti diskusi, tanya jawab dan tugas. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan
15
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), 50.
20
yang telah disajikan. Ceramah akan berhasil jika mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari peserta didik. Pada akhir ceramah perlu dikemukakan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, dan memberikan tugas kepada pesrta didik serta adanya penilaian akhir.16 2. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah suatu cara meenyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertayaan dari guru yang harus dijawab oleh peserta didik atau sebaliknya, baik secara lisan secara tertulis. Dalam praktiknya, metode tanya jawab ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan yang diangkat dari bahan pelajaran yang akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses tanya jawab yang berlangsung.17 3. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru bersama-sama peserta didik mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi. Inti dari pengertian diskusi adalah meeting of mind.
Para peserta didik dihadapkan pada suatu masalah dan yang didiskusikan adalah pemecahannya. Dalam pemecahan masalah 16
Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), 121. 17 Ibid., 122.
21
terdapat berbagai alternatif. Dari macam-macam kesimpulan jawaban yang dikemukakan dalam diskusi perlu dipilih satu jawaban yang lebih logis dan tepat. Jawaban ini melalui mufakat. Jawaban yang merupakan pemecahan masalah itu mempunyai argumentasi yang kuat.18 Dalam diskusi dapat dimulai dengan menentukan masalah atau topik yang dapat dijangkau oleh taraf berfikir siswa, mengemukakan masalah dengan memberikan penjelasan cara-cara pemecahannya dan menjelaskan hasil apa yang ingin dicapai dalam diskusi, pembentukan kelompok, masing-masing siswa harus mencatat hasil diskusi dan menyerahkan kepada guru. 4. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Metode pemberian tugas (resitasi) adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada peserta didik dalam waktu yang telah ditentukan dan peserta didik bertanggung jawabkan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Pelaksanaan pengerjaan tugas oleh peserta didik seyogynya dapat dipantau sehingga dapat diketahui bahwa tugas tersebut betulbetul dikerjakan oleh peserta didik sendiri terutama bila tugas itu dilakukan diluar sekolah atau diluar jam tatap muka.
18
Ibid., 124
22
Metode ini dimulai dari siswa dapat memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru, Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan
tugas-tugasnya,
siswa
senang
dan
puas
dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
Pemeriksaan tugas dilakukan sebaik mungkin, artinya tidak ditangguhkan sampai tugas berikutnya. Jika tugas peserta didik tidak diperiksa sebagai mana mestinya, anak akan kecewa dan akhirnya tidak akan menghiraukan tugas berikutnya.19 5. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan penjelasan lisan disertai
perbuatan atau memperlihatkan
sesuatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh peserta didik untuk melakukannya. Dalam demonstrasi, guru atau peserta didik meragakan suatu demostrasi tersebut. Selanjutnya di eksperimenkan oleh peserta didik yang lainnya Menurut Muhammad Ali (2010:85-86) langkah-langkah penerapan metode demonstrasi dimulai dari Merumuskan kecakapan atau ketrampilan yang hendak dicapai setelah demonstrasi, Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan, Memperhitungkan waktu yang tersedia. 19
Moh. Uzer dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar , 128-129.
23
6. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara peserta didik mengerjakan sesuatu tugas dalam situasi kelompok dibawah bimbingan guru.20 Proses pembelajaran metode kerja kelompok dimulai dari Pemilihan topik atau tugas kerja kelompok, Pembentukan kelompok sesuai dengan tujuan, Pembagian topik atau tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok, Proses kelompok, Pelaporan hasil kerja kelompok, Penilaian pemakaian metode kerja kelompok.21 d. Prinsip penggunaan metode pembelajaran Pertimbangan dan pemilihan strategi pembelajaran yang ampuh untuk mancapai sasaran. Masalah ini berkaitan dengan
penetapan
metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan jenis materi.22 Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, makala kita akan merancang dan mengembangkan pengalaman belajar. Antara lain: 1. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai. Dalam sistem perencanaan dan desain pembelajaran, tujuan merupakan 20
Ibid., 130. jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/582/pdf (diakses tanggal 14 Maret 2015 jam 08.04) 21
22
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 188.
24
komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang desain pembelajaran, sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dilihat dari domainnya, tujuan itu terdiri atas tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 2. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pembelajran. Disamping tujuan, materi pelajaran juga merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam sistem pembelajaran. Materi pembelajaran yang bersifat data atau fakta harus berbeda penyajiannya dibandingkan jenis materi pelajaran yang bersifat konsep atau prinsip. Demikian juga, meteri pelajaran yang dikemas sebagai bahan belajar mandiri harus berbeda dengan materi yang dikemas untuk belajar klasikal. 3. Sesuai dengan ketersediaan sumber belajar. Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desain pembelajaran dalam menentukan
pengalaman
belajar
juga
harus
memperhatikan
ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan. 4. Sesuai dengan karakteristik siswa. Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Siswa yang dianggap
25
telah memiliki kemampuan dasar yang baik akanberbeda dengan siswa yang hanya sedikit atau tidak dimiliki kemampuan dasar.23
2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( ) وسائلatau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gelach dan Ely, media apabila difahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.24 Menurut rossi dan briedle (1979), mengemukakan bahwa media pembelajaran seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti televisi, radio, buku, Koran, majalah, dan sebagainya.
23 24
Ibid,. 167-169 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Pesrsada, 1997), 3.
26
Menurut rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.25 Menurut AECT
(Association of Education and Comminication
Technology): “ media segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi”. Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Menurut Briggs (1970) media adalah segala alat yang fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Menurut NEA (National Education Association ) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual maupun peralatannya.26 Menurut Wilbur Schramm media adalah teknologi pembahasan pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.27 Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat dipahami 25
Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), 216. 26 Arif sadiman, at al, Media Pembelajaran Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 6. 27 Soetomo, Dasar-dasar Interaksional Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 197.
27
dengan baik oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun suatu kegiatan pembelajaran.28 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.29 Sedangkan media pembelajaran PAI adalah perantara atau pengantar pesan (informasi) dari guru agama islam kepada penerima informasi yakni peserta didik.30 b. Keharusan variasi metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Penggunaan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran dirasa sangat penting digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Arshad (2011 :21-23) menuliskan ada beberapa hasil dari penelitian menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
28
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 162. 29 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 53. 30 Muhaimin, Strategi Belajar dan Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996), 91.
28
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar melalui media menerima pesan yang sama. 2. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4. Banyaknya penggunaan media dalam pembelajaran membantu guru mempersingkat
waktu
dalam
penyampaian
pesan
dan
isi
pembelajaran. 5. Kualitas hasil belajar dapat meningkat jika media yang digunakan dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan baik. 6. Dapat meningkatkan sikap positif siswa. 7. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.
Alat-alat pengajaran sebagai media komunikasi dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan:
1. Alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang memberikan pengalaman langsung dan nyata. 2. Alat-alat yang merupakan benda pengganti yang seringkali dalam bentuk tiruan dari benda sebenarnya, ini memberikan pengalaman buatan atau tidak langsung. 3. Bahasa baik lisan maupun tertulis memberikan pengalama melalui bahasa.
29
Peranan media dalam proses belajar mengajar sudah tidak diragukan lagi karena dapat menghemat waktu belajar, memudahkan pemahaman, meningkatkan perhatian siswa, meningkatkan aktivitas siswa dan mempertinggi daya ingat siswa.31 Dalam pembicaraan suatu bahasan kadang-kadang diperlukan beberapa macam media tergantung dari tujuan instruksional dan luas serta jenis bahannya. Adanya variasi media akan akan lebih baik daripada hanya satu macam saja, karena materi yang disajikan akan lebih luas jangkauannya. Disamping itu dapat memperhatikan perhatian siswa pada pelajaran melalui kesegaran baru pada setiap pergantian media.32 Dari uraian diatas maka kedudukan komponen media pembelajaran dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat penting.33 c. Macam-macam Media Pembelajaran Dalam
perkembangannya
media
pembelajaran
mengikuti
perkembangan teknologi. Secara umum jenis media pembelajaran dikelompokkan menjadi : 1. Media Visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.Artiya media ini hanya dapat dilihat saja, tidak 31
Ibid,. 206. Ibid,. 206. 33 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran , 203. 32
30
mengandung unsur suara. Media ini ada yang menampilkan gambar diam (film rangkaian), slides (bingkai) foto, gambar, atau lukisan, cetakan, grafis, diagram, peta dan lainnya.34 Kelebihan media visual yaitu dalam media ini siswa dapat
melihat
obyek
yang
diperlihatkan
guru
dalam
proses
pembelajarannya sehingga peserta didik tahu obyek apa yang sedang dijelaskan dan dipelajarinya. Kelemahan media visual yaitu dalam media ini hanya
kemampuan indera penglihat saja yang terarah kemampuannya, sehingga siswa hanya mampu melihat gambar tersebut tanpa mengasah indera peraba dan indera pendengaran, serta terbatas bagi yang mempunyai kelainan penglihatan atau buta. 2. Media Audio Media Audio adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, cassette recorder , piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran. Kelebihan media auditif yaitu dalam media ini siswa dapat
lebih focus karena peserta didik dituntut untuk lebih peka dalam pendengarannya.
Jadi
kemampuan
mendengarkan dapat terasah.
34
Ibid., 211.
peserta
didik
dalam
31
Kelemahan media auditif yaitu dalam media ini hanya
mengasah indera pendengar saja, tanpa dapat mengasah indera penglihat dan peraba. Selain itu media ini sangat terbatas bagi yang mempunyai kelainan tuna rungu. 3. Media Audio-visual Media Audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Seperti contoh: rekaman video, film dan lain sebagainya.35 Kelebihan
media Audio-visual yaitu dalam media ini
mencakup segala aspek indera pendengar, penglihat dan peraba. Sehingga kemampuan semua indera dapat terasah dengan baik karena dipergunakan dengan seimbang dan bersama. Kelemahan media Audio-visual yaitu keterbatasan biaya serta
penerapannya yang harus mampu mencakup segala aspek indera pendengaran, penglihatan dan peraba. 4. Media Berbasis Cetakan Media pembelajaran berbasis cetakan yang umum digunakan adalah buku teks, pamflet, poster, majalah dan lain sebagainya.36
35
36
Ibid,. 211. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran , 87.
32
Kelebihan yang dimiliki oleh media ini diantaranya adalah
peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, peserta didik dapat mempelajari berulang kali dan lainnya. Kelemahan dari media ini antara lain biaya percetakan mahal,
sulit menampilkan gerak. Umumnya media cetakan hanya mampu membawa hasil tujuan bersifat kognitif saja.37 5. Media Panjang Media panjang biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi didepan kelompok kecil. Contoh: papan tulis, flip chart, papan magnetig dan lain-lain. Kelebihan media ini diantaranya adalah bermanfaat diruang
manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus, pemakai dapat secara fleksibel
membuat
perubahan-perubahan
sementara
penyajian
berlangsung. Kelemahan dari media ini antara lain, pada saat menulis
dipapan hal yang sering terjadi adalah guru membelakangi peserta didik dan jika ini berlangsung lama tentu mengganggu suasana dan pengelolaan kelas.38
37 38
Ibid., 39-40. Ibid., 41-42.
33
6. Media Berbasis Komputer Media ini menggunakan komputer sebagai perantara untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik.Contoh : a. Tutorial terprogram, yakni seperangkat tanyangan yang lebih dulu terprogramkan. b. Computer
assisted
instruction,
yakni
sesuatu
sistem
penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya diancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut, dan lain-lain.39 Kelebihan media ini, dapat merangsang peserta didik untuk
mengejakan latihan, simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme. Kelemahannya , untuk menggunakan komputer diperlukan
pengetahuan dan ketrampilan khusus, Komputer hanya efektif bila digunakan oleh seorang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.40 d. Prinsip Penggunaan Media Pembeajaran Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya
39 40
Ibid., 35. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran , 56.
34
memahami-memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa.41 Agar
media
pembelajaran
benar-benar
digunakan
untuk
membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya: 1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaat untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pembelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran. 3. Materi pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Dengan juga sebaliknya, siswa yang memiliki
kemampuan
penglihatan
yang
kurang,
akan
sulit
menangkap bahan pelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya berbeda. 41
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 226.
35
4. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama mediamedia mutakhir seperti media komputer dan media elektronik memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. Media secanggih apapun, tidak akan dapat menolong tanpa kemampuan mengoperasikannya. mempelajarinya
Oleh
dahulu
karena
itulah,
bagaimana
sebaliknya
guru
mengoperasikan
dan
memanfaatkan media yang akan digunakan. Cara memilih media pembelajaran yang sesuai dengan Pendidikan Agama Islam adalah: 1. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (dalam hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam) 2. Pemilihan media harus berdasarkan objektivitas, artinya pemilihan media pembelajaran bukan didasarkan kesenangan guru atau sekedar selingan atau hiburan.42 3. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. 4. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru.
42
306.
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009),
36
5. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.43 Selain pembelajaran
pertimbangan-pertimbangan PAI
sekurang-kurangnya
diatas, dapat
pemilihan
media
mempertimbangkan
beberapa hal juga yakni kemudahan akses, biaya, tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan, dukungan organisasi, serta tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya dan tingkat biaya yang diperlukannya.44 Interaksi peserta didik dengan media berarti bagaimana peran media pembelajaran dalam merangsang kegiatan belajar peserta didik.Setiap media pembelajaran PAI yang direncanakan hendaknya dipilih, ditetapkan dan dikembangkan sehingga dapat menimbulkan interaksi peserta didik dengan pesan-pesan yang dibawa media pembelajaran. e. Fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk: 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan foto, film, atau rekaman melalui video atau audio,
43 44
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran , 224. Ibid., 225.
37
kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan jika diperlukan. 2. Manipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat mehilangkan verbalisme. Selain itu, media pembelajaran juga bisa membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mngkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilakan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Penggunaaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.45
3. Prestasi Belajar a. pengertian Prestasi Belajar Dalam kamus istilah pendidikan dan umum, dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).46 Sedangkan dalam kamus induk istilah ilmiah seri intelektual, dijelaskan 45 46
390.
Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , 170-171. M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1981),
38
bahwa prestasi adalah perolehan atau hasil yang telah dicapai (dari suatu usaha) yang didasarkan pada nilai/ukuran-ukuran tertentu.47 Menurut Mustaqim, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.48 Belajar bukan suatu tujuan, melainkan suatu proses mencapai tujuan. Pengertian proses lebih bersifat “cara” mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Dan belajar itu merupakan suatu pengalaman, serta pengalaman diperoleh berkat adanya interaksi antara individu
dengan
lingkungannya.49
Tujuan
belajar
adalah
ingin
mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan prestasi atau hasil belajar.50 Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.51 Dari uraian di atas jenis prestasi belajar itu terdiri dari 3 (tiga) ranah yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain),
47
M. Dahlan Y. Al Barry dan Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual (Surabaya: Target Press, 2003), 630. 48 Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 34. 49 Tabrani Rusyan, et al. Pendekatan Dalam Proses Belaja r Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), 9. 50 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 28. 51 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 13-15.
39
dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Dalam penelitian ini peneliti ingin membahas tentang ranah kognitif (cognitive domain) saja. Ranah kognitif membahas tentang seberapa besar pemahaman peserta didik dalam menyerap materi. Semua yang berhubungan dengan kegiatan mental (otak) termasuk dari ranah kognitif, seperti:52 a. Pengamatan:
dapat
menunjukkan,
membandingkan,
dan
menghubungkan. b. Ingatan: dapat menyebutkan dan menunjukkan. c. Pemahaman: dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan lisan sendiri. d. Aplikasi penerapan: dapat memberikan contoh, menggunakan secara tepat. e. Analisis: dapat menguraikan, mengklarifikasikan nilai-nilai. f. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh): dapat menghubungkan materi-materi sehingga menjadi kesatuan baru, menyimpulkan, menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).
4. Korelasi Variasi Metode Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik individual maupun secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan seseorang guru harus mengetahui 52
Muhibbah Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, t.t), 214.
40
mengetahui berbagai metode. Dengan miliki pengetahuan mengenal sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.53 Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawabnya untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berfikir yang demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Dalam setiap proses pembelajaran sangat membutuhkan adanya ketrampilan profesional dari seorang guru, karena seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang baik didalam kelas dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Pada dasarnya kondisi belajar yang menyenangkan akan menumbuhkan kreativitas siswa. Keluhan sering terdengar dari pihak siswa, sudah merupakan rahasia umum bahwa gurumengajar dengan gaya yang itu-itu saja alias ceramah melulu. Materi yang diberikan “kering gersang”, tugas utama para siswa adalah “duduk, dengar, catat, dan hafal (DDCH).54 Dengan pembelajaran yang seperti ini maka anak akan cepat bosan dan tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran akibatnya ngantuk, dan
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar “Michro Teaching” (Jakarta: Quantum Learning, 2005), 52. 54 Hasibuan, J. J. dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1995), 70. 53
41
pastinya hasil belajar siswa tidak optimal, maka dalam hal ini variasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran. Pada dasarnya tidak ada pelajaran yang membosankan yang benar adalah guru yang membosankan karena tidak mengerti cara menyajikan materi dengan benar, baik, menyenangkan dan menarik minat serta perhatian siswa.55 Dalam pembelajaran, biasanya juga diwarnai berbagai masalah yang ditumbulkan oleh anak didik.maka hal ini menuntut kreativitas guru untuk mengelola kelas da menggunakan pendekatan yang tidak hanya satu. Guru menggunakan pendekatan bervariasi ini cendurung mampu untuk membuat kelas menjadi kondusif dan pembelajaran menjadi efektif.56 Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada perhatian terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Apabila pelajaran yang disajikan tidak menarik, maka timbullah rasa bosan dan malas untuk belajar, sehingga prestasi belajar dalam belajarnya menurun.57 Keanekaragaman atau dengan istilah lain disebut variasi sangat kuat pengaruhnya dalam kehidupan kita. Apalagi dalam pembelajaran bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka tujuan belajar tidak tercapai, dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa. Untuk dapat melaksanakan tehnik mengajar yang baik maka seorang 55
Gunawan, Adi. W., Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning (Jakarta: Gramedia, Pustaka Utama, 2003), 154. 56 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembeajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), 71. 57 Ibid,. 126.
42
guru
harus
menguasai
ketrampilan
menggunakan
variasi
dalam
pembelajaran, baik variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa untuk kepentingan siswanya sehingga memungkinkan perkembangannya secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran dan siswa tidak akan cepat bosan. Menurut E. Mulyasa, mengadakan variasi merupakan ketrampilan yang penting dan harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran. Ketrampilan menggunakan variasi bermanfaat untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan pada siswa agar siswa selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi serta untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.58 Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan eksternal. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran. Pengajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi antara guru dengan siswa. Salah satu yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah variabel guru. Dari variabel guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pengajaran, adalah kompetensi profesional yang dimilikinya. Artinya kemampuan dasar yang dimiliki guru, baik di bidang kognitif (intelektual), seperti penguasaan bahan, bidang sikapseperti mencintai profesinya dan
58
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), 78.
43
bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa dan lain-lain.59 Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas atau hasil proses pendidikan adalah pendekatan suatu metode penbelajaran yang kondusif. Melalui pendekatan metode tersebut kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Untuk memperoleh pretasi belajar, diperlukan penilaian atau dilakukan evaluasi pada siswa atau terdidik yang merupakan tindak lanjutan atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa atau terdidik dalam proses pembelajaran yang telah dilakukannya, sehingga dengan evaluasi juga dapat pendidik mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar. Metode pembelajaran pada umumnya ditunjukkan untuk membimbing belajar dan memungkinkan setiap individu siswa dapat belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Guru seharusnya
59
NanaSudjana, Dasar-DasarProses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 1995), 41.
44
memikirkan bagaimana cara (metode) yang membuat siswa dapat belajar optimal.60 Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.61 Dari pendapat diatas maka penulis menyakinkan bahwa metode pembelajaran dengan hasil belajar sangatlah mempunyai hubungan yang sangat erat, bagaikan setali mata uang di mana antara sisi yang satunya dengan sisih yang lainnya, tidak bisa di pisahkan begitu saja, namun keduanya harus saling bergandengan dan saling melengkapi tiada yang satu akan mengakibatkan fenomena pada sisi yang lain. Sehingga keduanya antara metode dan hasil belajar adalah merupakan suatu sistem yang tidak bisa di pisahkan. Dengan kata lain jika metode pendidikan yang digunakan oleh sipendidik itu, asal-asalan tentunya akan mengakibatkan pada hasil pendidikan yang asal-asalan juga, namun sebaliknya jika pendidik menggunakan metode yang baik dalam mendidik tentunya akan menghasilkan buah yang baik. Maka dari itu, guru diharapkan dapat memilih metode yang baik agar siswa bersemangat dalam belajar dan otomatis juga akan mempengaruhi prestasi belajarnya.62
60
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional , 51. 61 H. Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), 138.
45
5. Korelasi Variasi Media Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Kegagalan mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan tentu saja merupakan indikasi adanya ketidakberesan dalam proses pembelajaran khususnya penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran seperti buku pegangan, buku tugas, komputer, LCD, TV, radio, internet dan sebagainya, dirasa perlu untuk menunjang anak dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media sangat membantu siswa dalam menemukan atau mencari apa yang ingin mereka ketahui tetapi mereka tidak mendapatkannya di sekolah ataupun diajarkan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar yang peneliti ketahui siswa tidak hanya belajar hal-hal yang ada pada zaman sekarang ini saja, akan tetapi juga belajar tentang peristiwa-perisiwa masa lampau. Adanya media maka, siswa akan dapat lebih mudah dalam mencari pengetahuan baru dan masa lampau dan hal itu dirasa akan membantu siswa untuk belajar mandiri. Adanya media seperti itu maka anak akan lebih mudah mengakses informasi dan akan membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Perlu diketahui belajar dengan menggunakan berbagai indra seperti indra pandang dan juga indra pendengaran akan jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan hanya menggunakan satu indra
62
M. Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembeajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional , 130.
46
saja. (Baugh dalam Achsin, 1986) mengatakan bahwa “kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indra pandang, dan hanya 5% diperoleh melalui indra dengar dan 5% lagi dengan indra lainnya”63. Dengan melihat pernyataan itu maka penggunaan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran dirasa sangat penting digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan variasi media pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.64 d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang
peristiwa-peristiwa
dilingkungan
mereka,
serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya
63
Azhar Arsyad, Media Ibid,. 26.
64
Pembelajaran (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006), 10.
47
6. Korelasi Variasi Metode Dan Media Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat sangat penting adalah metode pengajaran dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan, pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah
pelajaran
berlangsung,
dan
konteks
pembelajaran
termasuk
karakteristik siswa.65 Dalam proses belajar mengajar antara metode dan media pembelajaran sangat diperlukan, karena hal ini dapat memudahkan seorang guru untuk mengajar. Selain itu, juga memudahkan para siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan belajar mengajar proses seperti ini sangat diperlukan. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dan sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur unutk membantu siswa dalam menerima dan mengolah inforamsi guna mencapai tujuan pembelajaran.66
65
ibid., 15. Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2010), 8. 66
48
Jika para siswa merasa nyaman akan proses belajar mengajar, maka dengan ini kemungkinan besar prestasi belajarnya akan menjadi lebih baik. Apabila dalam proses balajar tidak ada metode pembelajaran yang bervariatif maka dengan ini dapat menimbulkan rasa bosan dan kejenuhan diantara siswa. Mungkin masih banyak diantara guru seenaknya mengajar dengan metode asal-asalan. Mengajar hanya menggugurkan kewajibannya sebagai guru. Inilah pembelajaran.
dampak Maka
kurangnya dari
itu,
pengetahuan seorang
guru
guru
dalam
dituntut
strategi
untuk
lebih
memperhatikan cara ia mengajar. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk dapat menentukan kualitas atau hasil proses pendidikan adalah pendekatan suatu metode pembelajaran yang kondusif. Melalui pendekatan metode tersebut kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran
yang
dilakukan. Metode itu sendiri mempunyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan atau mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Dinegara yang sudah maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Dalam dunia pendidikan media itu dapat membangkitkan keinginan dan minat baru bagi siswa. Dengan menggunakan media pendidikan, pengalaman anak semakin
49
luas, persepsi semakin tajam, konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat untuk belajar selalu muncul. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta didik. Dengan cara ini pemanfaat media diharapkan tidak akan menggangu kelancaran proses belajar mengajar dan mengurangi waktu belajar. Di dalam intraksi belajar mengajar tidaklah kita temui selamanya berjalan dengan sukses, tetapi pasti ada hal-hal yang menyenangkan siswa merasa bosan mengikuti pelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan dikuasainya secara obtimal. Salah satu yang menyebabkan timbulnya kebosanan siswa dalam belajar adalah penggunaan metode dan media yang menoton. Jadi jika terdapat di antara siswa menentang pelajaran yang diberikan maka salah satu sebabnya adalah masalah metode dan media yang di pergunakan guru tidak sesuai dengan materi yang disampaikan. Misalnya seorang guru hanya menggunakan satu macam metode dan media dalam berbagai materi pelajaran, siswapun akan merasa bosan dan tidak mengikuti pelajaran sebaimana yang diiginkan. Oleh sebab itu suksesnya intraksi belajar mengajar harus dibarengi dengan metode dan media yang bervariasi agar menghasilkan pembelajaran sebagaimana
50
harusnya.Dengan demikian penggunaan metode dan media yang bervariasi adalah salah satu pendorong bagi siswa.67
7. Telaah Pustaka Dari hasil skripsi di perpustakaan STAIN Ponorogo ditemukan kepustakaan sebagai berikut: a.
Nama
: Harun Efendi (S1)
Judul
: Studi Komparasi Belajar Antara Kelas yang
Penelitian
menggunakan Media Audio Visual dengan kelas yang tidak menggunakan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Fiqh di kelas XII-IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2011/2012? .
Tujuan Penelitian
: 1. Untuk Bagaimana Motivasi Belajar siswa di kelas yang menggunakan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Fiqh di kelas XII-IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2011/2012? 2. Untuk mengetahui bagaimana Motivasi Siswa yang tidak menggunakan Media Audio
67
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta : Bumi aksara, 2002), 16.
51
Visual Pada Mata Pelajaran Fiqh di kelas XII-IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2011/2012? 3.
Untuk mengetahui adakah Perbedaan yang signifikan Motivasi Belajar siswa dikelas Antara siswa yang menggunakan Media Audio Visual dengan siswa yang tidak menggunakan Media Audio Visual di kelas XII-IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2011/2012?
Metodologi
: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dan
dalam
menganalisa
data-data
penulis
menggunakan rumus tes “t”. Hasil Penelitian
: 1. Motivasi
belajar
siswa
yang
di
ajar
menggunakan Media Audio Visual pada mata pelajaran Fiqh dikelas XII-IPA Madrasah Aliyah Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu sebanyak 24,44% memperoleh hasil skor motivasi belajar dengan kategori baik, dan 62,22% merupakan hasil skor motivasi belajar dengan kategori cukup dengan nilai
52
skor motivasi belajar siswa tertinggi dan ratarata 35,38%. 2. Motivasi
belajar
siswa
yang
tidak
menggunakan Media Audio Visual pada mata pelajaran Fiqh dikelas XII-IPA Madrasah Aliyah Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu sebanyak 93,33% memperoleh hasil skor motivasi belajar dengan kategori baik, dan 13,33% memperoleh hasil skor motivasi belajar dengan kategori cukup dengan nilai skor mativasi belajar siswa tertinggi 35 dan rata-rata 29,95%. 3. Ada perbedaan yang signifikan motivasi belajar
antara
siswa
yang
diajar
menggunakan Media Audio Visual dengan Siswa yang tidak di ajar menggunakan Media Audio Visual di kelas XI-IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2011/2012? . b.
Nama
: Desy Aristiyawan (S1)
Judul
: Korelasi Media Pembelajaran dengan Prestasi
53
Penelitian
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II di
SMAN
3
Ponorogo
Tahun
Pelajaran
2004/2005 Tujuan Penelitian
:
1. Untuk
mengetahui
pennggunaan
media
pembelajaran di kelas II di SMAN 3 Ponorogo pada Tahun pelajaran 2004/2005 2. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II di SMAN 3 Ponorogo pada Tahun pelajaran 2004/2005 3. Untuk
mengetahui
korelasi
antara
penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di SMAN 3 Ponorogo pada tahun pelajaran 2004/2005 Metodologi
: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dan
dalam
menganalisa
data-data
penulis
menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil Penelitian
: 1. Penggunaan media pembelajaran pada siswa kelas II di SMAN 3 Ponorogo pada Tahun pelajaran 2004/2005 adalah dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dengan perolehan
54
skor tingkat perkembangan jiwa keagamaan sedang berjumlah 63%, untuk kategori tinggi 15%, dan untuk kategori rendah 22%. 2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II di SMAN 3 Ponorogo pada Tahun pelajaran 2004/2005 adalah dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian menunjukkan untuk tingkat prestasi Pendidikan Agama Islam sedang berjumlah 96%, untuk kategori tinggi 4%, dan untuk kategori rendah 0%. 3. Terdapat korelasi yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di SMAN 3 Ponorogo pada tahun
pelajaran
2004/2005
pada
taraf
signifikansi 1% dengan hasil perhitungan rxy (r product moment) adalah 0,79. c.
Nama
: Uswatun Khoiriah (S1)
Judul
: Implementasi
Penelitian
Metode
Team
Accelerated
Instruction Mata Pelajaran Akidah Akhlak
55
(Penelitian Tindakan Kelas di MA Ma‟arif AlAzhar Sampung Ponorogo Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2010-1011) Tujuan Penelitian
: 1. Untuk
mengetahui
apakah
implementasi
Metode Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran akidah akhlak pokok bahasan menghindari perlaku tercela siswa kelas XI MA Ma‟arif Al-Azhar Sampung Ponorogo pada semester genap tahun 2010/2011. 2. Untuk mengetahui Apakah Implementasi metode Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan keaktifan diskusi siswa dalam proses pembelajaran akidah akhlak pokok bahasan menghindari perlaku tercela siswa kelas XI MA Ma‟arif Al-Azhar Sampung Ponorogo
pada
semester
genap
tahun
2010/2011. 3. Untuk mengetahui
apakah
Implementasi
metode Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan
keaktifan
bertanya
siswa
56
dalam proses pembelajaran akidah akhlak pokok bahasan menghindari perlaku tercela siswa kelas XI MA Ma‟arif Al-Azhar Sampung Ponorogo pada semester genap tahun 2010/2011? 4. Untuk mengetahui
apakah
Implementasi
metode Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran akidah akhlak pokok bahasan menghindari perlaku tercela siswa kelas XI MA Ma‟arif Al-Azhar Sampung Ponorogo
pada
semester
genap
tahun
2010/2011? Metodologi
: Penelitian ini merupakan penelitian PTK
Hasil
: 1. Penerapan pembelajaran kooperatif Team
Penelitian
Accelerated Instruction dapat meningkatkan kerjasama siswa pada mata pelajaran akidah akhlak. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan belajar siswa kelas XI MA Al-Azhar sampung yang ditujukkan pada siklus I mencapai (62,10%) siklus II mencapai (79,31%) Siklus
57
III mencapai (93,11%) 2. Penerapan pembelajaran kooperatif Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan keaktifan
bertanya
siswa
dalam
proses
pembelajaran akidah akhlak. Hal ini dapat dilihat dari siswa kelas XI MA Al-Azhar sampung dalam mendengarkan penjelasan guru maupun teman, mengajukan pertanyaan. Disamping itu hasil keaktifan siswa bertanya siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan siklus I mencapai (55,17%), siklus II Mencapai (75,86%), siklus III mencapai (86,21%). 3. Penerapan pembelajaran kooperatif Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan keaktifan
berdiskusi
siswa
dala
proses
pembelajaran akidah akhlak. Hal ini dilihat dari hasil keaktifan berdiskusi siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan pada siklus
I mencapai (55,17%), siklus
II
mencapai (68,97%), siklus III mencapai
58
(93.11%). 4. Penerapan pembelajaran kooperatif Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan hasil siswa pada mata pelajaran akidah akhlak. Hal ini dapat dilihat siswa kelas XI MA
Az-Azhar
sampung
mampu
menyelesaikan soal yang ditunjukkan pada Siklus I mencapai (68,97%), siklus II Mencapai (82,76%), siklus III mencapai (100%).
Jadi dari melihat beberapa telaah hasil penelitian terdahulu, terdapat perbedaan penelitian. Dan disini peneliti ingin melanjutkan penelitian dari saudari
Desy
Aristiyawan
dengan
judul
skripsi
“Korelasi
Media
Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II di SMA 3 Ponorogo Tahun Pelajaran 2004/2005. Dan menguji kembali penelitian dari saudari Desy Aristiyawan dengan menambahkan variasi metode pembelajaran di lokasi yang berbeda dan pada tahun yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
59
B. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan model konseptual bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diedentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun kerangka dalam penelitian adalah kerangka korelasional, yang dipergunakan untuk menguji hipotesa mengenai ada tidaknya hubungan antara ketiga variabel yang sedang diteliti. Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan di atas, maka dihasilkan kerangka berfikir berupa kerangka Asosiatif: Variable X1
: Variasi Metode Pembelajaran
Variabel X2
: Variasi Media Pembelajaran
Variabel Y
: Prestasi Belajar
Berdasarkan landasan teori dan telaah pustaka di atas, maka dapat diajukan kerangka berfikir sebagai berikut: 1. Jika variasi metode pembelajaran yang digunakan sesuai tujuan maka prestasi belajar PAI akansemakin meningkat. 2. Jika variasi media pembelajaran yang digunakan sesuai tujuan maka prestasi belajar PAI akan semakin meningkat. 3. Jika variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan sesuai tujuan maka prestasi belajar PAI semakin meningkat.
60
C. Pengajuan Hipotesis Hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Karena hipotesa merupakan dugaan yang dianggap benar untuk sementara dan perlu dilakukan sebuah penelitian yang dilakukan melalui suatu analisis yang akhirnya dapat dituangkan dalam suatu kesimpulan, maka peneliti mengajukan hipotesis diantaranya : 1. Korelasi variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI Ha :
Ada korelasi antara variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Ho :
Tidak ada korelasi antara variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Korelasi variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar Ha :
Ada korelasi antara variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Ho :
Tidak ada korelasi antara variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
61
3. Korelasi variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran dengan prestasi belajar. Ha :
Ada korelasi antara variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Ho :
Tidak ada korelasi antara variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
62
nBAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Rencana atau desain penelitian diartikan sebagai strategi untuk mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam peneliitian eksperimental ini, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang di duga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu kepada hipotesis yang akan diuji. Dalam rencana penelitian ini ada tiga variabel yang terlibat yaitu variabel Independen (X1), variabel independent (X2) dan variabel Dependent (Y). variabel independent pada penelitian ini adalah variasi metode pembelajaran (X1) dan variasi media pembelajaran (X2), sedangkan variabel depenennya adalah prestasi belajar (Y) sebagaimana pada gambar berikut:
X1
Y X2
63
X1
Y X2 Keterangan : X1 :
Variasi Metode Pembelajaran
X2 :
Variasi Media Pembelajaran
Y :
Prestasi Belajar Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y,
menggunakan teknik Korelasi Koefisien Kontigensi dan untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-bersama terhadap Y menggunakan Regresi Linear Berganda.
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.68 Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
68
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2006), 117.
64
Pengertian lain menyebutkan, populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang merupakan subyek penelitian.69 Joko Subagyo menyebutkan, obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data disebut populasi.70 Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Ajaran 2014/2015. Adapun jika dijabarkan dengan tabel berikut ini: Tabel 3.1 Jmlah siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas
Jumlah siswa
Jumlah siswa
L
P
XA
16
15
31
XB
19
12
31
35
27
62
Jumlah siswa
2. Sampel Sampel adalah wilayah atau wakil dari populasi yang diteliti.71 Sampel juga dapat diartikan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.72 Sedangkan untuk besarnya sampel, sebenarnya tidaklah
69
Restu Kartika Widi, Asas Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 197. P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
70
23. 71 72
118.
Suharsini Arikunto, Prosedur Administrasi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), 115. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D ,
65
ada suatu ketetapan secara mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari suatu populasi. Suharsimi Arikunto berpendapat untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya jika subyeknya besar, maka dapat diambil 0-15% atau 20-25% atau lebih.73 Dalam penelitian ini populasinya kurang dari 100 dan hanya
maka
semuanya di ambil. Secara rinci jumlah sampel disini adalah (35) orang lakilaki dan (27) orang perempuan, jadi jumlah keseluruhan adalah 62 siswa . Teknik sampel adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dari pengertian dan macam-macam teknik sampling di atas, peneliti menggunakan teknik sampling nonprobability sampling yaitu dengan simple sampling jenuh, yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel .74
C. Instrumen Penelitian Data Karena dalam prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan mengukur 73
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 128. 74 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D , 124.
66
fenomena alam maupun sosial yang akan diamati. Secara spesifik fenomena ini dunamakan variabel penelitian.75 Adapun penyusunan instrumen penelitian kuantitatif pada penelitian ini sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel
Sub Variabel
Indikator
No. Item Instrumen
Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai
1,22
Menyiapkan garis-garis besar yang akan disajikan
4,13
Menghubungkan antara materi yang akan dicapai Metode tanya Mempersiapkan pertanyaan jawab dari bahan pelajaran yang akan diajar Memberikan beberapa pertanyaan Menilai proses tanya jawab yang berlangsung Metode diskusi Menentukan masalah atau topik yang dapat dijangkau oleh taraf berfikir siswa Mengemukakan masalah dengan memberikan penjelasan cara-cara pemecahannya menjelaskan hasil apa yang ingin dicapai dalam diskusi Masing-masing siswa harus mencatat hasil diskusi dan menyerahkan kepada guru
5,6
Variasi Metode Metode ceramah Pembelajaran (X1)
75
7 8,3 9 10
11,23 12 14
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktis dengan Menggunakan SPSS, 49.
67
Metode pemberian tugas
Metode demonstrasi
Siswa memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru
2
Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Merumuskan kecakapan atau ketrampilan yang hendak dicapai setelah demonstrasi
26
Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan. Memperhitungkan waktu yang tersedia Metode kerja Pemilihan topik dan kelompok bembentukan kelompok sesuai dengan tujuan
Variasi Media pandang Media (Visual) Pembelajaran (X2)
24,27
16,25
15,28
17
18,19,20
Pelaporan hasil kerja kelompok
21
Penggunaan slide dalam proses belajar mengajar Penggunaan gambar dalam proses belajar mengajar
8,22
Media dengar Menggunakan rekaman dalam (Audio) proses belajar mengajar Media dengar Pemanfaatan televisi dalam dan pandang proses belajar mengajar (Audio-visual) Penggunaan video dalam proses belajar mengajar Media berbasis Penggunaan buku-buku tentang cetakan PAI dalam pembelajaran Penggunaan poster dalam proses belajar mengajar Media panjang Penggunaan papan tulis dalam proses belajar mengajar Penggunaan Bagan/chart dalam proses belajar mengajar
11, 13 16,20 15 5,6,7 1, 17 2, 21 12, 18 3, 19
68
Prestasi Belajar
Media berbasis Penggunaan komputer dalam computer proses belajar mengajar Pemanfaatan internet dalam proses belajar mengajar Kognitif Nilai Raport
9, 14 4,10
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid dan akurat, penulis menggunakan beberapa cara yang penulis anggap tepat dan sesuai dengan cara: 1. Teknik Angket Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawab juga dilakukan dengan cara tertulis.76 Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat langsung dan tertutup. Artinya angket yang merupakan daftar pertanyaan diberikan langsung kepada siswa sebagai subyek penelitian, dan dalam mengisi angket, siswa diharuskan memilih karena jawaban telah disediakan. Metode ini digunakan untuk medapatkan data tentang variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran (Variabel X1 dan X2). Skala yang digunakan adalah skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah 76
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 135.
69
ditetapkan secara spesifik oleh peniliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.77 Dengan menggunakan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan dalam sub variabel yang kemudian dijabarkan kedalam indikator yang digunakan untuk acuan dalam membuat pertanyaan. Skor setiap item instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah positif, yakni:78 Selalu
=4
kadang-kadang
=2
Sering
=3
tidak pernah
=1
Untuk uji coba angket yang disebarkan kepada seluruh responden kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah butir soal 28 untuk instrumen variasi metode pembelajaran dan 22 butir soal untuk instrumen variasi media pembelajaran. Kemudian dari uji validitas diketahui instrumen metode dan media pembelajaran. Setelah jadi, maka angket disebarkan kepada 25 orang untuk diuji validitas dan reabilitasnya. Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah pernyataan yang ada pada angket tersebut valid dan reliabel atau tidak. Hanya pernyataan yang valid dan reliabel yang bisa digunakan dalam penelitian 77
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D, 93. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 135. 78
70
2. Teknik Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.79 Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan prestasi belajar (Variabel Y) yang diambil dari dokumen nilai raport siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Selain itu, teknik dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh data tentang SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo. a. Uji Validitas Instrumen Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruksi. Instrumen mempunyai validitas konstruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.80 Dalam uji ini dapat digunakan pendapat para ahli mengenai instrumen yang akan diukur. Jika instrumen tersebut sudah layak digunakan karena sesuai dengan teori yang ada, maka perlu adanya uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak valid.81
79
Ibid., 329. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 176. 81 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian , 271-272. 80
71
Dalam penelitian ini, instrumen yang diuji validitasnya adalah angket yang digunakan untuk mengukur variasi metode dan variasi media pembelajaran dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
Keterangan: = Angka indeks korelasi PRODUCT MOMENT = Jumlah seluruh nilai X (total skor masing-masing item) = Jumlah seluruh nilai Y (skor total seluruh responden) = Jumlah hasil perkalian antara nilai X dan Y Instrumen dikatakan valid apabila koefisien korelasi diatas 0,3.82 Penghitungan uji validitas instrumen yang digunakan peneliti. Dari penghitungan di atas, untuk dianggap memenuhi syarat item dikatakan valid adalah jika nilai r > 0,30. Jadi jika r < 0,30 maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak bisa digunakan dalam penelitian.83 Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 25 responden, dari 28 nomor pertanyaan, yang valid dan bisa digunakan untuk penelitian ada 82
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 178. Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi. Dan Jalur Dalam Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2006) 83
72
18 nomor pertanyaan. Hasil analisis item ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.3 Hasil uji Validitas Instrumen Variasi Metode Pembelajaran No Instrumen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
r hitung 0,516096 0,59078 0,35158 0,38472 0,357263 0, 115775 0,428796 0, 171291 0,327434 0,311772 0,205583 0,139839 0,351966 0,363715 0,064547 0,00299 0,387558 0,096414 0,205583 0,39096 0,389252 -0, 11026 0,443227 0,079073 0,619507 0,465947 0,33303 0,327735
r kritis 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
73
Dengan demikian instrumen yang tidak valid adalah nomor item 6, 8, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 22, dan 24. Sedangkan nomor item yang valid dan digunakan untuk penelitian sesungguhnya yaitu item 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9 10, 13, 14, 17, 20, 21, 23, 25, 26, 27 dan 28. (lihat lampiran 1) Tabel 3.4 Hasil uji Validitas Instrumen Variasi Media Pembelajaran No Instrumen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
r hitung 0,43197 0,32765 0,45501 0, 12903 0,6269 0,22093 0,32368 0,32796 0, 19637 0, 16899 0,43114 0,47507 0,3235 0,38619 0,69189 0,31347 0,0551 0,57383 0,47059 0,36761 0,45873 0,59868
r kritis 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Keterangan Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
74
Jadi intrumen yang tidak valid adalah nomor 4, 6, 9, 10, dan 17. Sedangkan item yang valid adalah nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, dan 22. (Lihat lampiran 2) b. Uji Reliabilitas Instrumen Pengujian reabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik belah dua (Split Half) dari Spearman Brown.84 Untuk keperluan tersebut, instrumen penelitian dibelah menjadi dua yaitu instrumen penelitian bernomor genap dan instrumen penelitian bernomor ganjil. Selanjutnya dengan skor data setiap kelompok diukur sendiri dan skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. Selanjutnya skor total masing-masing kelompok dikorelasikan. 1. Uji Reliabilitas Instrumen Variasi Metode Pembelajaran Tabel 3.5 Data Untuk Pertanyaan Bernomor Genap
No. Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 84
Nomor Pernyataan 2
4
6
8
3 3 3 3 2 2 2 3
3 3 2 2 3 3 2 2
3 3 3 2 2 4 3 3
3 3 3 1 3 3 2 2
1 0 2 2 3 3 3 3 2 3
1 2 2 2 2 2 2 3 3 3
1 4 3 3 3 3 2 3 3 3
1 6 3 3 3 3 3 3 3 3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 185.
1 8 3 2 3 2 3 3 2 3
2 0 3 3 3 3 3 3 3 4
2 2 3 3 3 3 2 3 3 3
2 2 4 6 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
2 8 3 3 3 3 2 2 2 3
Skor Total 40 38 39 36 36 41 35 40
75
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3
2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2
2 1 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4
3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 1
3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3
3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3
2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2
3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 4
3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2
37 37 35 39 42 42 43 42 39 35 36 42 41 37 39 41 38
Tabel 3.6 Data Untuk Untuk Pertanyaan Bernomor Ganjil No. Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 1
3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2
5 7 9 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3
Nomor Pernyataan 1 1 1 1 1 1 3 5 7 9 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2
2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2
2 2 3 5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
2 7 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
Skor Total 39 38 44 42 39 36 35 45 39 36 37 35
76
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
3 3 3 3 2 2 1 3 2 4 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3
4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3
3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4
4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
45 41 41 39 40 38 38 42 41 46 42 44 43
Dikorelasikan dengan rumus PRODUCT MOMENT: Tabel 3.7 Tabel Korelasi PRODUCT MOMENT No. Responden
X
Y
X²
Y²
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
40 38 39 36 36 41 35 40 37 37 35 39 42 42 43
39 38 44 42 39 36 35 45 39 36 37 35 45 41 41
1600 1444 1521 1296 1296 1681 1225 1600 1369 1369 1225 1521 1764 1764 1849
1521 1444 1936 1764 1521 1296 1225 2025 1936 1764 1369 1225 2025 1681 1681
1560 1444 1716 1512 1404 1476 1225 1800 1433 1332 1295 1365 1890 1722 1763
77
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
42 39 35 36 42 41 37 39 41 38
39 40 38 38 42 41 46 42 44 43
978
984
1764 1521 1225 1296 1764 1681 1369 1521 1681 1444 38490
1936 1600 1444 1444 1764 1681 2116 1764 1936 1849 41947
Keterangan: X = Item instrumen nomor genap Y = Item Instrumen nomor ganjil
Rxy
Rxy Rxy Rxy Rxy
25.39056 (978)(984))
25.38490 978 2 )(25.41947 984 2 )
976400 962352
(962250 956484)(1048675 968256) 14048 (5766)(80419) 14048 463695954 14048 21533,600581417
Rxy 0,6523758043568
1638 1560 1330 1368 1764 1681 1702 1638 1804 1634 39056
78
Dari
perhitungan
tersebut
didapat
koefisien
korelasi
0,6523758043568. Koefisien tersebut kemudian dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, yaitu:
11 22 r11 11 1 r 22 2.r
Keterangan: r11 r xy korelasi antara skor item dengan skor total
11 22 r11 11 1 r 22 2.r
r11 r11
2 x0,6523758043568 1 0,6523758043568 1,3047516087136 1,6523758043568
r11 0,7896215892737
Dari hasil yang diperoleh bahwa rhitung
> rkritis yaitu
0,7896215892737 > 0,30. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
79
2. Uji Reliabilitas Instrumen Variasi Media Pembelajaran Tabel 3.8 Data Untuk Pertanyaan Bernomor Genap No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nomor Pertanyaan 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3
4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
6 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3
8 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 1 4 2 3 3 3
10 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3
12 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3
14 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3
16 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 3
18 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2
20 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
22 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3
Skor Total 31 29 31 31 32 27 27 30 27 29 27 30 28 30 23 27 27 28 25 30 35 31 28 27 38
80
Tabel 3.9 Data Untuk Untuk Pertanyaan Bernomor Ganjil No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2
3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 2
5 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
Nomor Pertanyaan 9 11 13 15 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2
19 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 2
21 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3
Skor Total 38 29 31 29 26 27 24 26 27 29 29 30 29 28 22 26 27 28 28 31 34 35 32 29 28
81
Dikorelasikan dengan rumus PRODUCT MOMENT: Tabel 3.10 Tabel Korelasi PRODUCT MOMENT No. Responden
X
Y
X²
Y²
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
31 29 31 31 32 27 27 30 27 29 27 30 28 30 23 27 27 28 25 30 35 31 28 27 38
38 29 31 29 26 27 24 26 27 29 29 30 29 28 22 26 27 28 28 31 34 35 32 29 28
725
722
961 841 961 961 1024 729 729 900 729 841 729 900 784 900 529 729 729 784 625 900 1225 961 784 729 1444 21428
1444 841 961 841 676 729 576 676 729 841 841 900 841 784 484 676 729 784 784 961 1156 1225 1024 841 784 21128
1178 841 961 899 832 729 648 780 729 841 784 900 812 840 506 702 729 784 700 930 1190 1085 896 784 1064 21148
Keterangan: X = Item instrumen nomor genap Y = Item Instrumen nomor ganjil
82
Rxy
Rxy Rxy Rxy Rxy
25.21148 (725)(722)
25.21428 725 2 )(25.21128 722 2 )
528700 523450
(535700 525625)(528200 521284) 5250 (10075)(6916) 5250 69678700 5250 8347,376833
Rxy 0,6289400975939
Dari
perhitungan
tersebut
didapat
koefisien
korelasi
0,6289400975939. Koefisien tersebut kemudian dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, yaitu:
11 22 r11 11 1 r 22 2.r
Keterangan: r11 r xy korelasi antara skor item dengan skor total
11 22 r11 11 1 r 22 2.r
83
r11 r11
2 x0,6289400975939 1 0,6289400975939 1,2578801951878 1,6289400975939
r11 0,7722077669067
Dari hasil yang diperoleh bahwa r
hitung
> r
kritis
yaitu
0,7722077669067 > 0,30. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
E. Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.85 Sebagai suatu penelitian kuantitatif, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data guna memperoleh hasil penelitian mengenai korelasi variasi metode dan media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI dikelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:86
85
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), 246) Andhita Dewi Wulansari, Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik dengan Menggunakan SPSS, 152-161. 86
84
Langkah 1 : Merumuskan/mengidentifikasi variabel Variabel independen = - variasi metode pembelajaran (X1) - variasi media pembelajaran (X2) Variabel dependen = prestasi belajar (Y) Langkah 2 : mengestimasi/menaksir model a. Buat tabel perhitungan
X n
b. Menghitung
X n
i 1
2
i 1
x1 n
i 1
1
2 1
( x1 ) n
i 1
n
X n
c. Menghitung
X n
i 1
2 2
2
i 1
2
( x2 )
x2
n
2
i 1
n
i 1
2
n
X X n
d. Menghitung
i 1
1
X X x x n
i 1
n
1
2
i 1
1 2
X Y n
e. Menghitung
i 1
1
2
( x1 )( x2 ) n
n
i 1
i 1
n
85
X1Y x1 y n
n
i 1
i 1
( x1 )( y) n
n
i 1
i 1
n
X Y n
f. Menghitung
i 1
2
X 2 Y x2 y n
n
i 1
i 1
( x2 )( y) n
n
i 1
i 1
n
g. Menghitung b2
( X1 )( X 2 Y) ( X1Y)( X1 X 2 ) n
b2
i 1
n
2
n
i 1
n
i 1
i 1
( X1 2 )( X 2 ) ( X1 X 2 ) n
n
i 1
i 1
n
2
i 1
h. Menghitung b1
( X 2 )( X1Y) ( X 2Y)( X1 X 2 ) n
b1
i 1
n
2
n
i 1
n
i 1
i 1
( X1 )( X 2 ) ( X1 X 2 ) n
2
i 1
n
2
i 1
n
i 1
i. Menghitung b0 b0
y b1 x1 b2 x2 n
n
n
i 1
i 1
i 1
j. Mendapatkan model/persamaan regresi linear sederhana y b0 b1 x1 b2 x2
Langkah 3 : uji signifikansi model
86
a. Menghitung nilai SSR SSR b0 y b1 x1 y b2 x2 y n
n
n
i 1
i 1
i 1
( y) 2 n
i 1
b. Menghitung nilai SSE
SSE y 2 (b0 x b1 x1 y b2 x2 y) n
n
n
n
i 1
i 1
i 1
i 1
c. Menghitung nilai SST SST y1 n
2
i 1
( y) 2 n
i 1
n
d. Menghitung nilai MSR MSR
SSR df
e. Menghitung nilai MSE MSE
SSE SSE df n2
f. Membuat tabel Anova dengan perhitungan didapatkan g. Membuat F hitung
MSR MSE
h. Mencari Fta bel dengan rumus Fta bel F a ( 2;n 3)
yang telah
87
i. Setelah diketahui, maka kita lihat tabel distribusi frekuensi. Kemudian membandingkan antara F hitung dan Fta bel lalu diberi kesimpulan Langkah 4 : Menghitung koefisien determinasi lalu menginterprestasikannya. R2
SSR SST
Keterangan : R2
= Koefisien Determinasi
SSR
= Sum Of Square Regression
SST
= Sum Of Square Total
88
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo merupakan salah satu sekolah swasta yang berada dibawah naungan dinas pendidikan Kabupaten Ponorogo, sekolah ini terletak dijalan Raya Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun. Lokasi sekolah ini sangat strategis untuk proses pendidikan karena terletak dipinggir jalan raya dan termasuk dipertengahan wilayah antara Desa Gedangan dan Baosan Lor. Meskipun terletak dipinggir jalan raya sekolah ini efektif untuk proses pembelajaran karena ruang-ruangnya sudah diatur sedemikian rupa sehingga jauh dari kebisingan kendaraan bermotor. Bahkan didepan sekolah sudah diberi pagar pembatas antara sekolah dengan jalan raya, sehingga siswa merasa aman dan tenang serta tidak terganggu dalam belajar dikelas. Namun yang perlu disayangkan, bagian belakang dan samping kiri sekolah ini belum dipagar sehingga keamanan sekolah relatif belum terjaga. Adapun batas-batas sekolh ini adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Lahan milik Ibu Yaitun.
89
Sebelah Timur
: Lahan milik Ibu Yaitun.
Sebelah Selatan
: Lahan milik Bapak Roimin.
Sebelah Barat
: Lahan milik Bapak Waiman.87
Sekolah ini didirikan tahun 2002 yang lalu dan merupakan salah satunya sekolah lanjutan atas yang ada diwilayah Baosan Kidul pada waktu itu. Sejak itu pula SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun terus mengalami perubahan dan berkembang diberbagai segi. Sekolah ini berdiri diatas tanah milik sendiri dan sudah berakta jual beli tanah. Dengan memperhatikan jumlah siswa sekarang ini yang sangat banyak, maka sekolah ini termasuk kategori sekolah maju, sekolah ini juga sudah melaksanakan akreditasi yang pertama pada tahun pelajaran 2007/2008. Berdasarkan hasil penilaian Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M), pada tahun 2007/2008 SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidu Ngrayun Ponorogo mendapatkan nilai B, dengan nomor Ma.001861. dengan melihat hasil akreditasi sekolah seperti itu, maka warga masyarakat sangat antusias untuk menyekolahkan anak-anaknya ke SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo88. 1. Lingkungan Sosial SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Lingkungan sosial SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul sangat mendukung, karena keberadaannya sangat dekat dengan rumah-
87 88
Lihat Transkip Dokementasi Koding: 01/D/4-IV/2015 Lihat Transkip Dokementasi Koding: 02/D/4-IV/2015
90
rumah penduduk dan satu-satunya lembaga Sekolah Menengah Atas di wilayah Kecamatan Ngrayun sebelah barat. SMA Pemberdayaan Bangsa dekat dengan SMP dan Mts. Jaraknya SMA Pemberdayaan Bangsa ke SMP Negeri 4 Ngrayun (± 2 km), SMP Negeri 2 Ngrayun (± 3 km), SMP satu Atap Desa Gedangan (± 4 km), SMP Negeri 4 Sembowo Pacitan (± 7 km), SMP PGRI Pule Trenggalek (± 15 km), Mts Al-kautsar Baosan Kidul (± 3 km), Mts Al-hikmah Bosan Kidul (± 3 km), Mts Al-Falah Baosan Lor (± 4 km), Mts Minhajul Muna Ngrayun (± 9 km), Mts Sendang (± 9 km), sehingga alumni dari sekolah/madrasah tersebut bisa melanjutkan ke SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun. Disamping itu, SMA Pemberdayaan Bangsa siswa-siswinya berasal dari beberapa desa dan sangat berdekatan antara lain; Desa Baosan Kidul, Desa Baosan Lor, Desa Sendang, Desa Wonodadi, Desa Gedangan, Desa Pule Kecamatan Trenggalek, Desa Sembowo Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan. Dari ketenagaan sudah memenuhi standart nasional pendidikan yang sudah menjadi peraturan undang-undang yaitu semua tenaga pendidiknya sudah S1 sebanyak 19 orang dan bahkan juga ada 3 guru yang sudah berijazah S2. Oleh karena itu dari segi pengajarnya sudah memiliki kualifikasi dan kompetensi yang tidak dapat diragukan lagi serta mengajar sesuai bidang tugas yang relevan. Pengakuan dari pemerintah juga sudah sepenuhnya, terbukti
91
dengan sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan juga Badan Akreditasi Sekolah (BAS) dengan kualifikasi nilai “B”. Prestasi siswa-siswi dibidang olahraga pun juga sangat menonjol baik ditingkat Kecamatan maupun ditingkat Kabupaten dalam acara Pekan Olah Raga Pelajar Tingkat Kecamatan (PORCAM) maupun Pekan Olah Raga Pelajar tingkat Kabupaten (PORDA). Secara akademis siswa-siswi SMA Pemberdayaan Bangsa juga sudah terbukti bahwa selama 11 tahun mengikuti Ujian Nasional bisa lulus 100%, dan bahkan alumni yang sudah lulus itupun juga sudah banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan juga sudah banyak yang sudah bekerja baik dilingkungan pemerintahan maupun swasta. Tempat belajar mengajar berada digedung permanen diatas tanah yang sudah milik sendiri, sehingga tidak ada gangguan atas hak milik gedung dan tanah dari pihak lain. Ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar berjumlah 6 (enam) kelas, sedangkan ada 1 (satu) Laboratorium Komputer, 1 (satu) kantor Kepala Sekolah, Guru dan Tata Usaha. Disamping itu juga ada ruang BP yang dalam hal ini ditangani langsung oleh kepala sekolah yang selalu aktif memahami, menyelediki, dan mengendalikan siswa-siswinya baik yang aktif maupun yang tidak aktif, siswa yang nakal mapun siswa yang tidak, siswa yang rajin maupun tidak. Ini semua dilakukan oleh kepala sekolah dengan harapan sesuai dengan yang terkandung di dalam visi dan misinya antara lain
92
untuk mengedepankan akhlak, moral, kepribadian sebagai seorang yang agamis baik dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah, setelah itu sudah terwujud maka langkah yang tentu tidak kalah pentingnya yaitu prestasi akademisnya debgan cara memberika materi pembelajaran yang maksimal pada jam pembelajaran dan juga ditambah dengan les materi pelajaran diluar jam sekolah. Les materi pelajaran ini dilakukan untuk menghadapi Ujian Nasional dan juga diadakan les untuk program komputer yang ditangani oleh Bapak Alip Rumawan, S.Kom yang berfokus mengajar siswa-siswinya agar bias merakit komputer dengan baik. Jadi tidak hanya memakai komputer saja melainkan merakit komputer itulah yang menjadi andalan di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo. Namun yang perlu disayangkan yaitu faktor orang tua siswa dari segi ekonominya yang hampir 90% dari keluarga kurang mampu, sehingga dari segi kesejahteraan para guru di SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo adalah tenaga perjuangan. Melihat kenyataan yang demikian itu kita sebagai warga Negara yang baik tentunya harus saling menghargai, menghormati dan membantu kepada sesama umat manusia. Semua manusia itu pada dasarnya sama dihadapan Tuhan yang Maha Esa, namun yang membedakan hanya tingkat ketaqwaannya saja. 2. Struktur Organisasi SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo
93
Dalam suatu lembaga pendidikan perlu adanya penataan kestrukturan untuk mempermudah membagi tugas dalam organisasi, kewenangan masingmasing mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Adapun strukur SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo adalah sebagai berikut: Struktur organisasi SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Kepala Sekolah
Ketua Komite
Kartono, S.Pd, M.MPd
Tjipto, S.Pd
Unit Perpustakaan
Tata Usaha
Eko Bambang H, S.Pd
Wali. Kls XA
Wali. Kls XB
Wali. Kls XIA
Wali. Kls XIB
Eko BH, S.Pd
Sri H., S.Pd
Elvin A, SE
Nashirudin, S.Pd
Wali. Kls XIIA Tasrip, S.Pd, MM
Wali. Kls XIIB Alip R, S.Kom
Guru Agama
Guru Bhs. Inggris
Guru Bhs. Mulok
Guru Penjaskes
Wardi, S.Pdi
Dasiran, S.Pd
Sarjito, S.Pdi
Edi Sarwanto
94
3. Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo Pada saat penelitian berlangsung, SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun telah berusia 11 Tahun. Selama masa itu SMA Pemberdayaan Bangsa
Baosan
Kidul
Ngrayun
belum
pernah
mengalami
pergantian
kepemimpinan kepala sekolah. Nama kepala sekolah yang memimpin sekolah sampai saat ini adalah Bapak Kartono, S.Pd, M.MPd. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada saat penelitian ini berlangsung, jumlah personil yang ada di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun adalah 19 orang, dengan rincian 17 orang Guru, 1 orang Tata Usaha dan 1 orang penjaga sekolah. Jumlah siswa dan siswi pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 207 orang. Adapun data-datanya sebagai berikut: Tabel 4. 1
95
Data Kepala Sekolah, Guru, dan Penjaga SMA PemberdayaanBangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo tahun ajaran 2014/2015 No
Nama Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga
L/P
Status Kepegawaian
Jabatan/Mengajar
1
Kartono, S.Pd, M.MPd
L
GTY
Kepala Sekolah
2
Dasiran, S.Pd
L
GTY
Guru Bhs, Inggris
3
Tasrip, S.Pd, MM
L
GTY
Guru Biologi
4
Nashirudin, S.Pd
L
GTY
Guru Bhs, Indonesia
5
Edi Sarwanto, S.Pd
L
GTY
Guru Penjaskes
6
Elvin Ardiwiyanto, SE
L
GTY
Guru Ekonomi
7
Tumarno, S.Pd.I
L
GTY
Guru Sosiologi
8
Alip Rumawan, S.Kom
L
GTY
Guru TIK
9
Catur Prihandoko, S.Pd
L
GTY
Guru Pkn
10
Suprapto, S.Pd.I
L
GTY
Guru Peng. Diri
11
Sarjito, S.Pdi
L
GTY
Guru PAI
12
Sri Handayani, S.Pd
L
GTY
Guru Matematika
13
Warsono, S.Pd
L
GTY
Guru Fisika/Kimia
14
Eko Bambang H, S.Pd
L
GTY
Guru Geografi
15
Mujianto, S.Pd
L
GTY
Guru Sejarah
16
Pega Saputra, S.Pd
L
GTY
Guru Seni Budaya
17
Wardi, S.Pdi
L
GTY
Guru Bhs, Arab
18
Tumini
P
PTY
Kepala TU
96
19
Jemani
L
PTT
Penjaga Sekolah
Tabel 4.2 Data jumlah siswa/siswi SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Tahun Ajaran 2014/2015
No.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
X
35
15
62
2
XI
36
37
75
3
XII
32
38
70
103
90
207
Jumlah
4. Sarana dan Prasarana SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Dalam lembaga formal, keberadaan sarana dan prasarana sangat menjadi perhatian, apalagi pada masa otomi daerah ini, khususnya kabupaten Ponorogo, kecamatan yang sampai ke daerah-daerah khususnya daerah baosan kidul, pada masa ini menekankan pada tingkat sarana dan prasarana lembaga pendidikan agar dapat menunjang keberhasilan pendidikan di lembaga tersebut. Pada SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul mengenai sarana dan prasarana sudah hampir tercukupi. Meskipun keadaannya terbatas. Sarana dan prasarana yang ada sebagai berikut:
97
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana
Kondisi No
Jenis ruang
Jml Permanen
Baik
Sedang
Buruk
√
1
Ruang Kepala Sekolah
1
2
Ruang Guru
6
3
Ruang Laboratorium
1
4
Ruang Media
1
5
Ruang Kamar Kecil/WC
3
√
6
Ruang UKS
1
√
7
Ruang Perpustakaan
1
8
Ruang TU
1
9
Ruang Dapur
1
√ √ √
√ √ √
5. Sumber Dana SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Sebuah lembaga pendidikan akan dapat berjalan dengan lancar dan mutunya baik apabila didukung dana yang cukup. Adapun yang menjadi sumber dana di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo adalah sebagai berikut: a. Sumber dari pemerintah
98
Dana BKNM (Bantuan Khusus Murid Miskin) dana ini mulai dicairkan sejak tahun 2008- sekarang. b. Sumbangan dari wali murid Dana Insidental/komite dana ini mulai ada sebelum tahun 2012-sekarang.
B. Deskripsi Data 1. Data tentang Variasi Metode Pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Bosan Kidul Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil penskoran angket yang disebarkan kepada siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Bosan Kidul Ngrayun Ponorogo sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Setelah diteliti maka penulis memperoleh data tentang variasi metode pembelajaran. Selanjutnya skor jawaban angket variasi metode pembelajaran siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Skor Variasi Metode Pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015
99
Skor variasi metode pembelajaran
Frekuensi
50
2
47
1
45
1
44
6
43
4
42
4
41
7
40
7
39
7
38
10
37
7
36
2
35
3
34
1
Jumlah
62
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai maksimal adalah 50 dan nilai minimal adalah 34. Untuk lebih jelasnya tentang skor jawaban angket variasi metode pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada lampiran 6.
100
2. Data tentang variasi media pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil penskoran angket yang disebarkan kepada siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Bosan Kidul Ngrayun Ponorogo sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Setelah diteliti maka penulis memperoleh data tentang variasi media pembelajaran. Selanjutnya skor jawaban angket variasi media pembelajaran siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Skor Variasi Media Pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015
Skor variasi media pembelajaran
Frekuensi
54
1
53
1
52
1
51
2
48
2
101
46
4
45
7
44
2
43
5
42
6
41
3
40
5
39
4
38
6
37
4
36
5
35
4
Jumlah
62
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai maksimal adalah 54 dan nilai minimal adalah 35. Untuk lebih jelasnya tentang skor jawaban angket variasi media pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada lampiran 7. 3. Data tentang prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil penskoran angket yang
102
disebarkan kepada siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Bosan Kidul Ngrayun Ponorogo sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Setelah diteliti maka penulis memperoleh data tentang prestasi belajar. Selanjutnya skor jawaban angket nilai raport semesrter ganjil siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Nilai Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Skor Prestasi Belajar PAI
Frekuensi
93
1
92
2
90
3
88
4
86
7
85
11
82
9
80
8
77
7
75
4
70
3
103
65
3
Total
62
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai maksimal adalah 93 dan nilai minimal adalah 65. Untuk lebih jelasnya tentang skor jawaban angket variasi metode pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada lampiran 8.
C. Analisis Data (Pengujian Hipotesis) 1. Uji Normalitas (Uji Prasyarat) Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari variable yang diteliti itu normal atau tidak, guna memenuhi asumsi klasik tentang kenormalan data. Uji normalitas ini dilakukan dengan rumus Lilliefors. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan rumus Lillifors Variabel
N
Kriteria Pengujian Ho
Keterangan
104
Lmaksimim
Ltabel
X1
62
0.109
0.113
Berdistribusi Normal
X2
62
0.099
0.113
Berdistribusi Normal
Y
62
0.088
0.113
Berdistribusi Normal
Dari tabel di atas dapat diketahui harga Lmaksimum untuk variabel X1, X2 dan variabel Y. Selanjutnya, dikonsultasikan kepada Ltabel nilai uji Lillifors dengan taraf signifikan 5%. Dan konsultasi dengan Ltabel diperoleh hasil hasil bahwa masing-masing Lmaksimum lebih kecil dari pada Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel X1, X2 dan variabel Y berdistribusi normal. Oleh karena itu rumus yang digunakan adalah korelasi product moment. Adapun hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat secara
terperinci pada lampiran 9.
2. Analisis Tentang Variasi Metode Pembelajaran Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Untuk memperoleh data ini, penulis menggunakan metode angket yang disebarkan
kepada
siswa
untuk
mengetahui
variasi
metode
pembelajaran SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Maka setelah diketahui nilai skor angket yang disebarkan kepada 62 siswa, kemudian dicari Mean (Mx1) dan Standar
105
Deviasi (SDx1) untuk menentukan kategori variasi metode pembelajaran
SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Baik, cukup dan kurang. Tabel. 4.8 Perhitungan Standar Deviasi (SD) pada data variasi metode pembelajaran Kelas X SMA Pemerdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo X1
F
f.x1
x12
f.x12
50
2
100
2500
5000
47
1
47
2209
2209
45
1
45
2025
2025
44
6
264
1936
11616
43
4
172
1849
7396
42
4
168
1764
7056
41
7
287
1681
11767
40
7
280
1600
11200
39
7
273
1521
10647
38
10
380
1444
14440
37
7
259
1369
9583
36
2
72
1296
2592
35
3
105
1225
3675
34
1
34
1156
1156
Jumlah
62
2486
23575
100362
Dari data hasil di atas lalu dicari mean dan standart deviasinya:
106
Mx1
fx
1
N
fx
SDx1
1
N
2486 40.09677419 40.10 62 2
fx1 N
2
100362 2486 62 62
2
1618.741935 40.09677419 2 1618.741935 1607.751301 10.990634 3.315212512 3.31
Perhitungan rangking adalah sebagai berikut: Nilai atas
= Mean + 1.SD = 40.10 + 1. 3.31 = 43.41 (43) dibulatkan
Nilai bawah
= Mean – 1. SD = 40.10 – 1. 3.31 = 36.79 (37) dibulatkan
Untuk menentukan nilai tengah (cukup) diambil skor antara nilai atas dan nilai bawah yaitu 38-42. Dari perangkingan tersebut dapat diketahui prosentase variasi metode pembelajaran siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:
107
Tabel 4.9 Presentase Rata-Rata Variasi Metode Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Pemberdyaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 No.
Interval
F
Kategori
Prosentase
1
43 keatas
14
Baik
23%
2
38-42
35
Cukup
56%
3
37 kebawah
13
Kurang
21%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 23% variasi metode pembelajaran dalam kategori baik terhadap prestasi belajar PAI, 56% variasi metode pembelajaran dalam kategori cukup terhadap prestasi belajar PAI, dan 21% variasi metode pembelajaran dalam kategori kurang terhadap prstasi belajar PAI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi metode pembelajaran siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki variasi metode pembelajaran dalam kotegori cukup terhadap prestasi belajar PAI. 3. Analisis
tentang
Variasi
Media
Pembelajaran
Kelas
X
SMA
Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Untuk memperoleh data ini, penulis menggunakan metode angket yang disebarkan kepada siswa untuk mengetahui variasi media pembelajaran SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015.
108
Maka setelah diketahui nilai skor angket yang disebarkan kepada 62 siswa, kemudian dicari Mean (Mx2) dan Standar Deviasi (SDx2) untuk menentukan kategori variasi media pembelajaran SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Baik, cukup dan kurang.
Tabel. 4.10 Perhitungan Standar Deviasi (SD) pada data variasi media pembelajaran Kelas X SMA Pemerdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo X2
F
f.x2
x2 2
f.x22
53
1
53
2809
2809
52
1
52
2704
2704
51
2
102
2601
5202
48
2
96
2304
4608
46
4
184
2116
8464
45
7
315
2025
14175
44
2
88
1936
3872
43
5
215
1843
9215
42
6
252
1764
10584
41
3
123
1681
5043
40
6
240
1600
9600
39
4
156
1521
6084
38
6
228
1444
8664
37
4
148
1369
5476
109
36
5
180
1296
6480
35
4
140
1225
4900
Jumlah
62
2572
30238
107880
Dari data hasil di atas lalu dicari mean dan standart deviasinya: Mx2
fx
2
N
fx
SDx2
N
2572 41.48387097 41.48 62 2
2
fx2 N
107880 2572 62 62
2
2
17.40 41.48387097 2 17.40 1720.91155 19.08845 4.369033074 4.37
Perhitungan rangking adalah sebagai berikut: Nilai atas
= Mean + 1.SD = 41.48 + 1. 4.37 = 45.85 (46) dibulatkan
Nilai bawah
= Mean – 1. SD = 41.48 – 1. 4.37 = 37.11 (37) dibulatkan
110
Untuk menentukan nilai tengah (cukup) diambil skor antara nilai atas dan nilai bawah yaitu 38-45. Dari perangkingan tersebut dapat diketahui prosentase variasi media pembelajaran siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut: Tabel 4.11 Prosentase Rata-Rata Variasi Media Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Pemberdyaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 No.
Interval
F
Kategori
Prosentase
1
46 keatas
10
Baik
16 %
2
38-45
39
Cukup
63 %
3
37 kebawah
13
Kurang
21 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 16% variasi media pembelajaran dalam kategori baik terhadap prestasi belajar PAI, 63% variasi metode pembelajaran dalam kategori cukup terhadap prestasi belajar PAI, dan 21% variasi media pembelajaran dalam kategori kurang terhadap prstasi belajar PAI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi media pembelajaran siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki variasi media pembelajaran dalam kotegori cukup terhadap prestasi belajar PAI.
111
4. Analisis Tentang Prestasi Belajar Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Untuk memperoleh tentang prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015, peneliti menggunakan dokumentasi nilai raport kelas X semester ganjil. Selanjutnya ditabulasi dan dicari Mean (My) dan Standart Deviasi (SDy) untuk menentukan kategori prestasi belajar baik, cukup, dan kurang. Tabel. 4.12 Perhitungan Standar Deviasi (SD) pada data variasi media pembelajaran Kelas X SMA Pemerdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Y
F
f.y
y2
f.y2
93
1
93
8649
8649
92
2
184
8464
16928
90
3
270
8100
24300
88
4
352
7744
30976
86
7
602
7396
51772
85
11
935
7225
79475
82
9
738
6724
60516
80
8
640
6400
51200
77
7
539
75
4
300
5625
22500
70
3
210
4900
14700
5929
41503
112
65
3
195
4225
12675
Jumlah
62
5058
81381
415194
Dari data hasil di atas lalu dicari mean dan standart deviasinya:
My
y 5058 81.58064516 81.58
SDy
62
N
y N
2
y N
2
415194 5058 62 62
2
6696.677419 81.58064516 2 6696.677419 6655.401665 41.275754 6.424620923 6.42
Perhitungan rangking adalah sebagai berikut: Nilai atas
= Mean + 1.SD = 81.58 + 1. 6.42 = 88
Nilai bawah
= Mean – 1. SD = 51.58 – 1. 6.42 = 75.16 (75) dibulatkan
113
Untuk menentukan nilai tengah (cukup) diambil skor antara nilai atas dan nilai bawah yaitu 76-87. Dari perangkingan tersebut dapat diketahui prosentase prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut: Tabel 4.13 Prosentase Rata-Rata Prestai Belajar PAI Siswa Kelas X SMA Pemberdyaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 No.
Interval
F
Kategori
Presentase
1
88 keatas
10
Baik
16 %
2
76-87
42
Cukup
68 %
3
75 kebawah
10
Kurang
16 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 16% prestasi belajar PAI dalam kategori baik, 68% prestasi belajar PAI daam kategori cukup, dan 16% prestasi belajar PAI dalam kategori kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki prestasi belajar PAI dalam kotegori cukup. 5. Analisis Korelasi variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015
114
Untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan signifikan antara variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 ialah dengan menggunakan teknik perhitungan korelasi koefisien kontigensi. Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Mentabulasi data ke-3 variabel. Lihat lampiran 10! b. Menghitung masing-masing skor antara ke-3 variabel c. Menyiapkan tabel perhitungan kai kuadrat d. Menghitung kai kuadrat untuk mencari angka indeks korelasi kontigensi, rumus yang digunakan
C
x2 2 x 2 dengan harga X dapat diperoleh dari rumus 2 x N
X2 =
( f o ft ) 2 f t
Tabel 4.14 Data Mengenai Variasi Metode Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Prestasi belajar
Variasi Metode pembelajaran
Baik
Cukup
Kurang
Baik
8
5
1
14
Cukup
1
30
5
36
Kurang
2
6
4
12
Jumlah
115
Jumlah
11
41
10
62
Tabel 4.15 Tabel Perhitungan Kai Kuadrat untuk Mencari AngkaIndeks Kontigensi C No .
fo
ft
( fo ft ) 2 ft
fo ft
( fo ft )
30.4276795
12.25010473
2
1
8
11x14 2.483870968 62
5.516129032
2
5
41x14 9.258064516 62
-4.258064516
18.13111342
1.958412948
3
1
10 x14 2.258064516 62
-1.258064516
1.582726326
0.700921658
4
1
11x36 6.387096774 62
-5387096774
29.02081165
4.543662431
5
30
6.19354839 41x36 23.80645161 62
38.36004166
1.611329663
6
5
10 x36 5.806451613 62
-0.806451613
0.650364204
0.112007168
7
2
11x12 2.129032258 62
-0.129032258
0.016649323
0.007820136
8
6
41x12 7.935483871 62
-1.935483871
3.746097815
0.472069236
9
4
10 x12 1.935483871 62
2.064516129
4.262226847
2.202150538
116
62
62
23.85847851
Maka, dari perhitungan diatas diperoleh harga X2 = 23.85847851 C
x2 x2 N
Maka C
x2 23.85847851 = = 0.27788145 = 0.527144619 2 23.85847851 62 x N
Dari perhitungan C kontigensi tersebut diperoleh angka indeks kontigensi sebesar 0.527144619. Kemudian untuk memberikan interprestasi dari hasil data, perhitungan C terlebih dahulu diubah menjadi rumus phi ( Ø ) dengan rumus:
Ø
C
1 C
2
0.527596544
1 0.527596544
0.527596544 . 0.7216418867593
2
0.527596544
1 0.2783581132407
0.527596544 0.6210707489087 0.621 0.8494950775368
Mencari db = N-nr = 62 -3 = 59, kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” product moment. Pada taraf signifikan 5% Ø o= 0.621 Dengan df 59, karena df 59 tidak ada maka yang mendekati adalah df 60 diperoleh r tabel pada taraf signifikan 5% = 0.250.
117
Demikian phi ( Ø ) yang diperoleh dari C lebih besar dari “r” tabel. Pada taraf signifikan 5%, Ø o = 0.621 dan Ø t = 0.250 sehingga Ø o > Ø t maka Ho tidak diterima. Pada taraf signifikan 1%, Ø o = 0.621 dan Ø t = 0.325 sehingga Ø o > Ø t maka Ho tidak diterima
6. Analisis Korelasi variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Mentabulasi data ke-3 variabel. Lihat lampiran 11! b. Menghitung masing-masing skor antara ke-3 variabel c. Menyiapkan tabel perhitungan kai kuadrat d. Menghitung kai kuadrat untuk mencari angka indeks korelasi kontigensi, rumus yang digunakan
C
X2 =
x2 2 x 2 dengan harga X dapat diperoleh dari rumus 2 x N
( f o ft ) 2 f t
Tabel 4.16 Data Mengenai Variasi Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015
118
Prestasi belajar
Variasi metode pembelajaran
Baik
Cukup
Kurang
Baik
3
6
5
14
Cukup
8
24
2
34
Kurang
1
8
5
14
Jumlah
12
38
12
62
Jumlah
Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Kai Kuadrat untuk Mencari AngkaIndeks Kontigensi C No .
fo
ft
fo ft
( fo ft )
2
( fo ft ) 2 ft
1
3
12 x14 2.709677419 62
0.290322581
0.084287201
0.03110599
2
6
38 x14 8.580645161 62
-2.580645161
6.659729447
0.776133882
3
5
12 x14 2.709677419 62
2.290322581
5.245577525
1.935867896
4
8
12 x34 6.580645161 62
1.419354839
2.014568159
0.306135357
5
24
3.16129032 38 x34 20.83870968 62
9.993756487
0.479576549
6
2
12 x34 6.580645161 62
20.98231009
3.188488298
-4.580645161
119
7
1
12 x14 2.709677419 62
-1.709677419
2.922996877
1.078725038
8
8
38 x14 8.580645161 62
-0.580645161
0.337148803
0.039291777
9
5
12 x14 2.709677419 62
2.290322581
5.245577525
1.935876896
62
62
9.771192683
Maka, dari perhitungan diatas diperoleh harga X2 = 9.771192683 C
x2 x2 N
Maka C
9.771192683 x2 = = 0.136143657 = 0.3689765 2 9.771192683 62 x N Dari perhitungan C kontigensi tersebut diperoleh angka indeks
kontigensi sebesar 0.3689765 Kemudian untuk memberikan interprestasi dari hasil data, perhitungan C terlebih dahulu diubah menjadi rumus phi ( Ø ) dengan rumus:
Ø
C
1 C
2
0.3689765 0.863856343
0.3689765
1 0.3689765
2
0.3689765
1 0.136143657
0.3689765 0.396988516 0.397 0.929438724
Mencari db = N-nr = 62 -3 = 59, kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” product moment. Pada taraf signifikan 5% Ø o= 0.397
120
Dengan df 59, karena df 59 tidak ada maka yang mendekati adalah df 60 diperoleh r tabel pada taraf signifikan 5% = 0.250. Demikian phi ( Ø ) yang diperoleh dari C lebih besar dari “r” tabel. Pada taraf signifikan 5%, Ø o = 0.397 dan Ø t = 0.250 sehingga Ø o > Ø t maka Ho tidak diterima. Pada taraf signifikan 1%, Ø o = 0.397 dan Ø t = 0.325 sehingga Ø o > Ø t maka Ho tidak diterima
7. Analisis data tentang korelasi variasi metode dan media pembelajaran dengan prestasi belajar Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut: Langkah 1 Merumuskan/mengidentifikasi variabel Variabel independen
= - Variasi Metode Pembelajaran (X1) - Variasi Media Pembelajaran (X2)
Variabel dependen
= Prestasi Belajar (Y)
Langkah 2 Mengestimasi/menaksir model
121
Mencari nilai b0, b1 dan b2 dengan rumus:
( X1 )( X 2 Y) ( X1Y)( X1 X 2 ) n
b2
2
i 1
n
i 1
n
i 1
i 1
( X1 2 )( X 2 ) ( X1 X 2 ) n
n
i 1
i 1
n
2
i 1
( X 2 )( X1Y) ( X 2Y)( X1 X 2 ) n
b1
n
2
i 1
n
n
i 1
n
i 1
i 1
( X1 )( X 2 ) ( X1 X 2 ) n
2
i 1
n
2
i 1
n
i 1
1. Buat tabel perhitungan Table 4.18 Perhitungan Keseluruhan Variabel yang Valid No.
X1
X2
Y
x1.y
x12
x2.y
x2 2
y2
x1x2
1
39
42
80
3120
1521
3360
1764
6400
1638
2
43
39
85
3655
1849
3315
1521
7225
1677
3
37
46
75
2775
1369
3450
2116
5625
1702
4
40
40
85
3400
1600
3400
1600
7225
1600
5
50
45
86
4300
2500
3870
2025
7396
2250
6
36
38
77
2772
1296
2926
1444
5929
1368
7
42
51
85
3570
1764
4335
2601
7225
2142
8
37
41
92
3404
1369
3772
1681
8464
1517
9
41
35
70
2870
1681
2450
1225
4900
1435
10
38
36
82
3116
1444
2952
1296
6724
1368
11
35
44
88
3080
1225
3872
1936
7744
1540
122
12
47
43
77
3619
2209
3311
1849
5929
2021
13
39
37
80
3120
1521
2960
1369
6400
1443
14
38
41
86
3268
1444
3526
1681
7396
1558
15
37
35
82
3782
1369
2870
1225
6724
1295
16
43
53
90
3870
1849
4770
2809
8100
2279
17
38
38
80
3040
1444
3040
1444
6400
1444
18
40
39
85
3400
1600
3315
1521
7225
1560
19
44
45
82
3608
1936
3690
2025
6724
1980
20
41
42
85
3485
1681
3570
1764
7225
1722
21
39
36
77
3003
1521
2772
1296
5929
1404
22
44
48
88
3872
1936
4224
2304
7744
2112
23
35
46
75
2625
1225
3450
2116
5625
1610
24
42
43
85
3570
1764
3655
1849
7225
1806
25
41
38
65
2665
1681
2470
1444
4225
1558
26
41
40
82
3362
1681
3280
1600
6724
1640
27
40
37
88
3520
1600
3256
1369
7744
1480
28
44
42
90
3960
1936
3780
1764
8100
1848
29
38
40
80
3040
1444
3200
1600
6400
1520
30
37
45
70
2590
1369
3150
2025
4900
1665
31
40
43
86
3440
1600
3698
1849
7396
1720
32
39
45
85
3315
1521
3825
2025
7225
1755
33
41
40
86
3526
1681
3440
1600
7396
1640
123
34
40
43
80
3200
1600
3440
1849
6400
1720
35
38
36
82
3116
1444
2952
1296
6724
1368
36
44
44
92
4048
1936
4048
1936
8464
1936
37
39
42
85
3315
1521
3570
1764
7225
1638
38
38
38
77
2926
1444
2926
1444
5929
1444
39
45
52
82
3690
2025
4264
2704
6724
2340
40
37
37
80
2960
1369
2960
1369
6400
1369
41
43
41
90
3870
1849
3690
1681
8100
1763
42
35
46
82
2870
1225
3772
2116
6724
1610
43
38
35
77
2926
1444
2695
1225
5929
1330
44
42
45
85
3570
1764
3825
2025
7225
1890
45
38
46
75
2850
1444
3450
2116
5625
1748
46
37
38
82
3034
1369
3116
1444
6724
1406
47
41
51
86
3526
1681
4386
2601
7396
2091
48
40
42
77
3080
1600
3234
1764
5929
1680
49
38
36
80
3040
1444
2880
1296
6400
1368
50
50
48
88
4400
2500
4224
2304
7744
2400
51
39
36
65
2535
1521
2340
1296
4225
1404
52
41
45
86
3526
1681
3870
2025
7396
1845
53
40
35
85
3400
1600
2975
1225
7225
1400
54
34
43
80
2720
1156
3440
1849
6400
1462
55
44
39
93
4092
1936
3627
1521
8649
1716
124
56
43
37
75
3225
1849
2775
1369
5625
1591
57
36
46
85
3060
1296
3910
2116
7225
1656
58
39
46
65
2535
1521
2990
2116
4225
1794
59
44
42
88
3872
1936
3696
1764
7744
1848
60
37
36
70
2590
1369
2520
1296
4900
1332
61
38
38
82
3116
1444
3116
1444
7624
1444
62
42
45
86
3612
1764
3870
2025
7396
1890
2426 2561 5039 203216 100662 211415 108517 416728 103450
2. Menghitung X1 x1 n
n
2
i 1
100662
i 1
X 2 x2 n
2
i 1
n
n
2
i 1
( x2 )
i 1
n
2
i 1
n
(2561)2 108517 105785.823 2731.177 62
X X x x n
4. Menghitung 103450
n
(2426)2 100662 94927.032 5734.968 62
3. Menghitung
108517
( x1 )
i 1
n
1
i 1
2
1 2
( x1 )( x2 ) n
n
i 1
i 1
n
(2426)(2561) 103450 100209.452 3240.548 62
X Yx y n
5. Menghitung
i 1
n
1
i 1
1
( x1 )( y) n
n
i 1
i 1
n
125
203216
(2426)(5039) 203216 197771.194 5444.806 62
X Yx n
6. Menghitung 211415
i 1
i 1
7. Menghitung b2
b2
2
n
i 1
n
i 1
n
i 1
i 1
( X1 2 )( X 2 ) ( X1 X 2 ) n
n
i 1
i 1
n
2
i 1
18763610.95 17644155.19 1119455.76 0.21686216 15663212.7 10501151.34 5162061.36
( X 2 )( X1Y) ( X 2Y)( X1 X 2 ) i 1
n
2
n
i 1
n
i 1
i 1
( X1 )( X 2 ) ( X1 X 2 ) n
2
n
2
i 1
n
i 1
(2731.177)(5444.806) (3271.79)(3240.548) (5734.968)(2731.177) (3240.548)2
14870728.92 10602392.54 4268336.38 0.82686665 15663212.7 10501151.34 5162061.36
9. Menghitung b0
b0
i 1
n
2
i 1
b0
i 1
(5734.968)(3271.79) (5444.806)(3240.548) (5734.968)(2731.177) (3240.548)2
8. Menghitung b1
b1
n
( X1 )( X 2 Y) ( X1Y)( X1 X 2 )
n
b1
n
(2561)(5039) 211415 208143.210 3271.79 62 n
b2
y
n
2
( x2 )( y)
y b1 x1 b2 x2 n
n
n
i 1
i 1
i 1
n
5039 (0.82686665)(2426) (0.21686216)(2561) 62
5039 2005.97849 555.38399 2477.6375 39.96189516 62 62
126
10. Mendapatkan model/persamaan regresi linear sederhana y b0 b1 x1 b2 x2
y 39.96189516 0.82686665 0.2686216
Langkah 3 Uji signifikansi model j. Menghitung nilai SSR SSR b0 y b1 x1 y b2 x2 y n
n
n
i 1
i 1
i 1
( y) 2 n
i 1
n
b0 y 39.96189516(5039) 201367.990 n
i 1
b1 x1 0.82686665(203216) 168032.533 n
i 1
b2 x2 y 0.21686216(211415) 45847.914 n
i 1
( y) n
i 1
n
2
(5039) 409540.661 62 2
SSR = 201367.990 + 168032.533 + 45847.914 – 409540.661 SSR = 5707.776 k. Menghitung nilai SSE
SSE y 2 (b0 x b1 x1 y b2 x2 y) n
n
n
n
i 1
i 1
i 1
i 1
b0 y 39.96189516(5039) 201367.990 n
i 1
127
b1 x1 0.82686665(203216) 168032.533 n
i 1
b2 x2 y 0.21686216(211415) 45847.914 n
i 1
SSE = 416728 – (201367.990 + 168032.533 + 45847.914) SSE = 416728 – 415248.437 SSE = 1479.563 l. Menghitung nilai SST SST y1 n
2
i 1
( y) 2 n
i 1
n
(5039) 2 SST 416728 416728 409540.661 7187.339 62 m. Menghitung nilai MSR MSR MSR
SSR df
5707.776 2853.888 2
n. Menghitung nilai MSE MSE
SSE SSE df n2
MSE
1479.563 1479.563 25.0773 (62 3) 59
o. Membuat tabel Anova dengan perhitungan yang telah didapatkan Table 4.19 Tabel Anova Variation Source
Degree of Freedom
Sum of Square
(df)
(SS)
Mean Square (MS)
128
Regresion
SS Regresion (SSR)
MS Regresion (MSR)
5707.776
2853.888
SS Error (SSE)
MS Error (MSE)
1479.563
25.0773
2 Error 59 Total
SS Total (SST) 61 7187.33
Melakukan pengujian parameter secara overal dengan bantuan tabel Anova Uji Overall Hipotesis: H0 : β1 = β2 = 0 H1 minimal adalah satu, β ≠ 0 untuk I = 1,2 Daerah penolakan F hitung
MSR 2853.888 113.803639 = 113.804 25.0772 MSE
Fta bel F a ( 2;n 3) Fta bel F0.05( 2;59) 3.15
Keputusan : Karena Fhitung > Ftabel maka tolak Ho, artinya variabel Independen yaitu variasi metode dan variasi media pembelajaran berpengaruh terhadap variabel Dependen yaitu Prestasi Belajar PAI.
129
Langkah 4 Menginterprestasikan parameter model Berdasarkan perhitungan sebelumnya, mendapatkan persamaan/model regresi linear sederhananya adalah ̂ = 39.96189516 + 0.82686665x1 + 0.2686216x2 Dari model tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar (y) akan meningkat apabila variasi metode pembelajaran (x1) dan apabila variasi media pembelajaran (x2) ditingkatkan dan sebaliknya. Menghitung nilai R2 R2
SSR x100% SST 5707.776 R2 x100% 7187.339 R 2 0.7941431x100% R 2 79.41431%
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) diatas didapatkan nilai yang tergolong tinggi yaitu 79.41431%, artinya variabilitas/keragaman faktor variasi metode pembelajaran (X1) dan variasi media pembelajaran (X2) berpengaruh sebesar 79.41431% terhadap prestasi belajar PAI dan 20.58569% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model.
D. Pembahasan dan Interprestasi
130
1. Pembahasan dan Interprestasi Variasi Metode Pembelajaran di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat variasi metode pembelajaran frekuensi 14 dengan prosentase 23% memiliki kategori baik, tingkat variasi metode pembelajaran frekuensi 35 dengan prosentase 56% memiliki kategori cukup dan tingkat variasi metode pembelajaran frekuensi 13 dengan prosentase 21% mamiliki kategori kurang. Dengan demikian variasi metode pembelajaran di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo termasuk dalam kategori cukup. 2. Pembahasan dan Interprestasi Variasi Media Pembelajaran di kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat variasi media pembelajaran frekuensi 10 dengan prosentase 16% memiliki kategori baik, tingkat variasi media pembelajaran frekuensi 39 dengan prosentase 63% memiliki kategori cukup dan tingkat variasi media pembelajaran frekuensi 13 dengan prosentase 21% mamiliki kategori kurang. Dengan demikian variasi media pembelajaran di SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo termasuk dalam kategori cukup. 3. Pembahasan dan Interprestasi Prestasi Belajar PAI di Kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015
131
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi belajar frekuensi 10 dengan prosentase 16% memiliki kategori baik, tingkat prestasi belajar frekuensi 42 dengan prosentase 68% memiliki kategori cukup dan tingkat prestasi belajar frekuensi 10 dengan prosentase 16% mamiliki kategori kurang. Dengan demikian prestasi belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo termasuk dalam kategori cukup. 4. Pembahasan dan Interprestasi Korelasi Variasi Metode Pembelajaran dengan Prestasi Belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Dari perhitungan korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan tentang variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo sebesar 0.621. Dan untuk dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel 4.20 sebagai berikut: Tabel 4.20 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199
Sangat Rendah
0.20 – 0.399
Rendah
132
0.40 – 0.599
Sedang
0.60 – 0.799
Kuat
0.80 – 1.000
Sangat Kuat
Berdasarkan tabel 4.20 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0.621 termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Baik tidaknya variasi metode pembelajaran erat hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa siswi kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo. Hubungan atau korelasinya positif berarti hubungannya bersifat searah, maksudnya jika variasi metode pembelajaran yang digunakan sesuai tujuan maka prestasi belajar PAI akan semakin meningkat begitu juga sebaliknya. 5. Pembahasan dan Interprestasi Korelasi Variasi Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Dari perhitungan korelasi di atas dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan tentang variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo sebesar 0.397
133
Dan untuk dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel 4.21 sebagai berikut: Tabel 4.21 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199
Sangat Rendah
0.20 – 0.399
Rendah
0.40 – 0.599
Sedang
0.60 – 0.799
Kuat
0.80 – 1.000
Sangat Kuat
Berdasarkan tabel 4.21 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0.397 termasuk pada kategori rendah. Jadi terdapat hubungan yang rendah antara variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Baik tidaknya variasi media pembelajaran erat hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa siswi kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo. Hubungan atau korelasinya positif berarti hubungannya bersifat searah, maksudnya jika variasi media pembelajaran yang digunakan
134
sesuai tujuan maka prestasi belajar PAI akan semakin meningkat begitu juga sebaliknya. 6. Pembahasan dan Interprestasi Korelasi Variasi Metode dan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 Dari perhitungan analisis regresi linier berganda diatas dapat diperoleh Fhitung = 113.804. Untuk interprestasinya, mencari Ftabel = Fa(2;n-3) = F0.05(2;52-3) 3.15. Kemudian Fhitung = dibandingkan dengan Ftabel, maka diperoleh hasil Fhitung > Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya variasi metode dan media pembelajaran secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI. Kemudian diperoleh koefisien determinasi sebanyak 79%, artinya variasi metode dan media pembelajaran berpengaruh sebesar 79% terhadap prestasi be;ajar PAI dan 21% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model.
135
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan tiga hal yang berkaitan dengan rumusan masalah: 1. Variasi metode pembelajaran dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa 23% variasi metode pembelajaran dalam kategori baik, 56% variasi metode pembelajaran dalam kategori cukup, dan 21% variasi metode pembelajaran dalam kategori kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi metode pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki variasi metode pembelajaran dalam kategori sedang. 2. Variasi media pembelajaran dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa 16% variasi media pembelajaran dalam kategori baik, 63% variasi media pembelajaran dalam kategori cukup, dan 21% variasi media pembelajaran dalam kategori kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi media pembelajaran kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki variasi media pembelajaran dalam kategori sedang. 3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI juga dalam kategori sedang. Dari 62 siswa yang menjadi responden, 16% siswa memiliki prestasi dalam
136
kategori baik pada mata pelajaran PAI, 68% siswa memiliki prestasi dalam kategori sedang pada mata pelajaran PAI, dan 16% siswa memiliki prestasi dalam kategori kurang pada mata pelajaran PAI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki prestasi dalam kategori sedang pada mata pelajaran PAI. 4. Ada korelasi yang signifikan antara variasi metode pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Pada taraf signifikansi 5%, Øo = 0.621 dan Øt = 0.250 dan pada taraf 1% Øo = 0.621 dan Øt = 0.325, sehingga Øo > Øt maka Ho tidak diterima dan Ha diterima. 5. Ada korelasi yang signifikan antara variasi media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Pada taraf signifikansi 5%, Øo = 0.397 dan Øt = 0.250 dan pada taraf 1% Øo = 0.397 dan Øt = 0.325, sehingga Øo > Øt maka Ho tidak diterima dan Ha diterima. 6. Terdapat korelasi antara variasi metode dan media pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa kelas X SMA Pemberdayaan Bangsa Ngrayun Ponorogo
Tahun
Pelajaran
2014/2015
yaitu
79.41431%,
artinya
variabilitas/keragaman faktor variasi metode pembelajaran (X1) dan variasi media pembelajaran (X2) berpengaruh sebesar 79.41431% terhadap prestasi belajar PAI dan 20.58569% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model.
137
B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memiliki saran untuk beberapa pihak. 1. Bagi guru agar selalu brusaha meningkatkan kualitas pendidikan dalam pelajaran PAI serta menerapkan variasi metode dan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi SMA Pemberdayaan Bangsa Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo hendaknya mengalokasikan dana untuk perbaikan dan pengadaan sarana untuk variasi metode dan media pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran. 3. Bagi siswa hendaknya selalau meningkatkan minat baca khususnya yamg terkait dengan mata pelajaran PAI.