1
ABSTRAK Hidayat, Dwi Nur. 2015 Penerapan Strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Siswa Kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, Pembimbing Moh. Miftachul Choiri, M.A. Kata Kunci : Strategi Cooperative Script, Crossword Puzzle, Hasil Belajar. Dalam keseluruhan pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Namun realita yang terjadi di MI Ma’arif Ngrupit khususnya kelas V pada mata pelajaran Akidah Akhlak hasil belajar siswa masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Akidah Akhlak tidak dikemas dengan strategi yang menarik dan menyenangkan. Guru sering kali menyampaikan materi dengan ceramah sehingga pembelajaran Akidah Akhlak cenderung membosankan dan kurang menarik minat para siswa. Maka melihat kenyataan yang demikian, perlu adanya alternative dalam melakukan proses pembelajaran diantaranya menerapkan strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi itu adalah Cooperative Script dan Crossword Puzzle, dimana kombinasi strategi ini mampu meningkatkan keberanian siswa dalam melakukan presentasi, melatih siswa dalam berdiskusi, aktif dalam kelas serta penggunaan variasi permainan teka teki silang yang disajikan berdasarkan materi pelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk untuk mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa-siswi kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan strategi Cooperative script dan Crossword puzzle. Dalam mengungkap masalah di atas peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian di kelas V MI Maarif Ngrupit yang mencakup 3 siklus dalam tiap siklusnya mencakup 4 langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari hasil analisa data yang ditemukan bahwa penerapan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan bahasan Asmaul Husna di MI Maarif Ngrupit yakni prosentase keaktifan siswa pada siklus I dengan kategori tinggi sebesar 10%, sedang 35% rendah 55%, siklus II tinggi 65%, sedang 25%, rendah 30%. siklus III, tinggi 80%, sedang 20%, rendah 0. Hasil belajar siswa dengan prosentase siklus I sebesar 30%, siklus II sebesar 65%, dan siklus ke III sebesar 100%.
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri. Beragam masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia handal dan mampu berkompetisi. Selain itu pendidikan merupakan wadah yang dapat dipandang sebagai pembentuk sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.1 Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.2 Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1 2
Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 1. Ibid,.
3
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.3 Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional oleh seorang guru. Setiap kegiatan belajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Tugas siswa dalam hal ini adalah belajar dan melaksanakan materi yang telah mereka dapatkan selama dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang baik. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi sosial budaya.4 Kedua faktor tersebut sangat membantu guru untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah dipelajari. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh ketepatan dalam memilih strategi dalam proses belajar mengajar, karena tidak berkesinambungnya antara materi dengan strategi bisa kurang maksimal hasil 3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,2008), 2. 4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), 22.
4
belajar siswa, maka ketepatan materi dengan strategi sangatlah diperlukan agar dalam proses belajar mengajarnya berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Begitu pentingnya strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru atau pendidik dalam proses pembelajaran dapat memengaruhi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila strategi yang digunakan kurang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran, siswa pun menjadi malas untuk memperhatikannya. Dengan begitu, alhasil siswa tidak mampu menangkap dan memahami materi dengan baik. Hal ini pastinya dapat memengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Siswa yang kurang mampu memahami suatu materi pembelajaran, maka siswa tersebut juga kesulitan dalam mengerjakan evaluasi belajar (ujian). Dengan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai diharapkan siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, mudah dalam memahami mata pelajaran, serta mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja. Dengan demikian produk yang dihasikan dari aktifitas belajar ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan perbuatan.5
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) 178.
5
Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya dalam satu kesatuan waktu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Suryo subroto menyatakan bahwa kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan siswa yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut hingga tercapai tujuan pengajaran.6 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo, hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran Akidah Akhlak adalah disebabkan karena kurang dikemasnya pembelajaran Akidah Akhlak dengan strategi yang menarik dan menyenangkan. Guru sering kali menyampaikan materi Akidah Akhlak dengan strategi konvensional (ceramah) sehingga pembelajaran Akidah Akhlak cenderung membosankan dan kurang menarik minat para siswa yang pada giliranya hasil belajar siswa kurang memuaskan. Disisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlak masih rendah, sebab siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain dan siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan 6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), 22.
6
gagasan sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran di kelas dan nilai mata pelajaran siswa yang kurang memuaskan.7 Agar pembelajaran Akidah Akhlak menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, afektif, dan menyenangkan (PAKEM), dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang cukup efektif adalah melalui penerapan Strategi pembelajaran Cooperative Script dan Crossword Puzzle. Dengan menggunakan strategi Pembelajaaran Cooperative Script diharapkan siswa mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan juga melatih kerjasama antar individu dalam kelompok dalam memahami isi atau pesan yang terkandung dalam materi pelajaran. Kerjasama dalam pembelajaran dapat berbentuk diskusi, dimana peran diskusi sangat penting diantaranya dapat melatih siswa berbicara, mendengarkan satu sama lain dan memberikan pendapat dan juga saling melengkapi pemahaman terhadap materi. Salah satu cara paling meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau (review) oleh siswa mungkin disimpan lima kali lipat lebih kuat dari materi yang tidak ditinjau. Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah salah satu bagian dari reviewing strategis (strategi-strategi meninjau ulang).8
7
Hasil observasi hari senin, 1 September 2015 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri dengan Yappendis, 1996) 239. 8
7
Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa termotivasi untuk membuktikan kedua strategi di atas dengan cara melakukan penelitian dengan judul: PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE SCRIPT DAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK POKOK BAHASAN ASMAUL HUSNA SISWA KELAS V MI MA’ARIF NGRUPIT PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
B. IDENTIFIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH Dari permasalahan di atas, maka permasalahan dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo. 2. Minat dan keaktifan siswa yang rendah terhadap materi pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas V Ma’arif Ngrupit Ponorogo. 3. Pembelajaran masih bersifat konvensional. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pembahasan objek penelitian sebagaimana tujuan awal penelitian ini, perlu diadakan pembatasan terhadap ruang lingkup penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Penerapan Strategi Cooperative Script Dan Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pokok Bahasan
8
Asmaul Husna Siswa Kelas V Mi Ma’arif Ngrupit Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016”. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas V pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan Asmaul Husna di MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo ? 2. Apakah penerapan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan Asmaul Husna di MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo ? D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok
bahasan Asmaul Husna di MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo kelas V tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle pada mata pelajaran Akidah Akhlak
9
pokok bahasan Asmaul Husna di MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo kelas V tahun pelajaran 2015/2016.
E. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN Dari penelitian yang dilakukan di MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo, tentunya akan membawa manfaat baik teoritis ataupun praktis, yang diantaranya sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Membuktikan penerapan teori tentang pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan strategi pembelajaran Cooperative Script dan Crossword Puzzle.
b. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran khususnya Akidah Akhlak. 2. Manfaat praktis Dengan
diadakannya
penelitian
ini,
sangat
diharapkan
mampu
memberikan manfaat, antara lain : a. Bagi peneliti Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan pengetahuan serta mendapat pengalaman dalam mengadakan penelitian. Dan juga diharapkan dapat dijadikan kajian dan penunjang dalam pengembangan pengetahuan penelitian yang berkaitan dengan topik tersebut.
10
b. Bagi siswa Untuk siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, kerjasama dalam memahami materi dan kecermatan dalam mengerjakan soal pada mata pelajaran Akidah Akhlak c. Bagi guru Sedangkan untuk guru diharapkan dapat Meningkatkan tingkat keprofesionalisme guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru akan pentingnya strategi yang efisien dalam proses pembelajaran. d. Bagi lembaga Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah tersebut dalam mengambil langkah baik itu sikap maupun tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak. Serta Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan pada penelitian tindakan kelas terdiri dari lima bab yang berisi : 1. Bab pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah , rumusan masalah, tujuan penelitian,
11
kontibusi hasil penelitian tindakan kelas,dan sistematika pembahasan. Bab pertama ini dimaksud untuk mempermudah dalam memaparkan data. 2. Bab kedua berisi kajian pustaka, yang berisi tentang deskripsi teori, telaah pustaka, kerangka berpikir, dan pengajuan hipotesis. Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menjawab hipotesis. 3. Bab ketiga adalah strategi penelitian, yang meliputi obyek tindakan kelas, setting penelitian, dan subyek penelitian , variabel yang diamati, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas. 4. Bab keempat adalah temuan hasil penelitian, yang berisi gambaran singkat setting lokasi penelitian, penjelasan persiklus, proses analisis data persiklus dan pembahasan. 5. Bab kelima adalah penutup, yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini dimaksudkan agar pembaca dan penulis mudah dalam melihat inti hasil penelitian.
12
BAB II LANDASAN TEORITIK, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teoririk 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Keduanya mempunyai arti yang berbeda, oleh karena itu sebelum pengertian hasil dibicarakan dalam pembahasan ini, untuk terlebih dahulu akan diarahkan pada pengertian kata “hasil” dan “belajar”. 1) Pengertian Hasil Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha atau pendapatan.9 2) Pengertian Belajar Belajar diartikan sebagai Aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar.10 Menurut Sudjana yang dikutip oleh Asep Jihad, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
9
Dany Hariyanto, Kamus Bahasa Indonesia Masa Kini (Solo: Delima, 2004), 165. Umar Tirtahardja dan La Saulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Asti Mahasatya, 2005), 51.
10
13
belajarnya.11 Belajar-mengajar merupakan suatu proses yang terencana yang dilakukan pendidik dan siswa di dalam proses pembelajaran. Terdapat empat unsur utama dalam proses pembelajaran yaitu tujuan, bahan, strategi, dan alat serta penilaian. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan oleh kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai pada tujuan yang disampaikan. Strategi atau alat adalah cara yang digunakan dalam mencapai tujuan, sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan tercapai, dengan kata lain penilaian berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.12 Menurut Hamalik yang dikutip oleh Asep Jihad, hasil-hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikapsikap, serta apersepsi dan abilitas. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai pengajaran.13 Menurut Howard Kingsley yang dikutip oleh Nana Sudjana, hasil belajar terbagi menjadi tiga macam yaitu, (a) keterampilan dan kebiasaan,
11
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010), 15. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 2. 13 Ibid,. 12
14
(b) pengetahuan dan Penertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.14 Menurut Gagne yang dikutip oleh Purwanto, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulusstimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori.15 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Terdapat beberapa tingkatan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, pertama istimewa/maksimal, apabila siswa dapat menguasai seluruh bahan pelajaran. Kedua baik sekali/optimal, apabia sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa. Ketiga baik/minimal yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% s.d 75%) saja dikuasai siswa. Keempat apabila
14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya offset, 1995),
15
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 42.
22.
15
bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60% yang dikuasai oleh siswa.16 b. Faktor yang memengaruhi hasil belajar Seseorang yang mengalami proses belajar, agar berhasil tujuan yang diharapkan maka perlu diperhatikan faktor yang dapat memengaruhi hasil belajar itu sendiri juga untuk meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar faktor yang memengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1) Faktor internal Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa atau individu. Dibagi menjadi dua yaitu: a) Faktor Kesehatan Dalam proses belajar siswa/individu harus dalam keadaan sehat luar dalam. Karena siswa yang mengalami gangguan kesehatan tidak dapat belajar dengan maksimal dan optimal.17 b) Faktor kecerdasan/intelegensi Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran”, yang mengutip dari Wechler, intelegensi adalah suatu kecapakan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan 16
Saiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajr Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) 155. 17 Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2006), 63.
16
lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan seharihari.18 c) Bakat Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.19 d) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif pada mata pelajaran yang akan disajikan merupakan pertanda awal yang baik begi proses belajar mengajar.20 e) Motivasi Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang
18
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 245. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 135. 20 Ibid. 19
17
sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.21 f) Faktor kelelahan Perasaan lelah jasmani biasanya memengaruhi keadaan rohani, demikian juga sebaliknya. Orang yang mengalami kelelahan rohani harus berpikir keras, badannya ikut merasakan lelahnya.22 Akibatnya siswa/individu kurang dapat memusatkan perhatian dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus memerhatikan gejala perilaku belajar siswa yang diakibatkan oleh faktor kelelahan. g) Minat Belajar dengan minat akan mendorong seorang siswa/individu untuk belajar lebih baik. Minat ini timbul apabila tertarik akan sesuatu dengan kebutuhannya atau merasakan sesuatu yang dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya.23 2) Faktor eksternal a) Faktor keluarga Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar 21 22
Purwanto, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 135. Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
22. 23
Tabrani Rusyam, et. Al, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), 59.
18
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut memengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Disamping itu, faktor keadaan rumah juga turut memengaruhi keberhasilan belajar.24 b) Faktor sekolah Keadaan sekolah turut memengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum anak, fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah siswa per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua itu turut memengaruhi keberhasilan belajar anak.25 c) Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan sekitar juga sangat penting dalam memengaruhi hasil belajar, keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaaan lalu lintas yang membisingkan,
24 25
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), 59. Ibid,.
19
suara hiruk pikuk orang di sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan memengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar. Semua ini akan memengaruhi kegiatan belajar dan akhirnya juga memengaruhi hasil belajar.26 d) Masyarakat Keadaan masyarakat dimana siswa atau individu berada juga berpengaruh
terhadap
semangat
dan
aktivitas
belajarnya.
Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasinya.27 c. Klasifikasi hasil belajar. Secara garis besar Bloom membagi hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu, penetahuan, pemahaman komprehensip, penerapan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pengetahuan memang sifatnya abstrak sehingga tidak secara nyata dapat diamati, akan tetapi pengetahuan dapat diketahui dengan cara yang tepat.
26
Ibid,. 60. Sukmadinata dan Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: Rremaja Rosdakarya, 2007), 165 27
20
2) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yakni, penerimaan,
jawaban
atau
reaksi,
penilaian,
organisasi
dan
internalisasi. Sikap yang ditampilkan siswa tidak dapat di pandang secara cepat oleh guru sebagai hasil upaya mereka di sekolah. Namun demikian ketidaknyataan dari keberhasilan sikap tidak boleh bagi sekolah untuk memberikan andil dalam pendidikan sikap. 3) Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak. Ada enam aspek di ranah psikomotorik yakni gerak reflek, ketrampilan gerak dasar, kemampuan kompleks, gerak espresif dan interpretatif. Ranah psikomotorik yang dapat ditandai dengan kelincahan berpikir, kecepatan memecahkan masalah yang semua itu dapat diukur.28 Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif lah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pengajarannya.29 Hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur
28 29
Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 22 Ibid,. 23.
21
motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berpikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniah tidak bisa kita lihat. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek tersebut. Adapun aspek itu adalah, pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. d. Prinsip penilaian hasil belajar Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan pada kemampuan yang diukur. 2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjekitifitas peneliti. 3) Adil, berarti penilaian tidak merugikan atau menguntungkan siswa. 4) Terpadu, penilian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan berkepentingan.
keputusan
dapat
diketahui
oleh
pihak
yang
22
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. 7) Sistematis, penilaian ditentukan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 8) Beracuan kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9) Akuntabel, penilaian dapat di pertanggung jawabkan baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.30 2. Keaktifan a. Keaktifan siswa dalam belajar Cara belajar siswa aktif merupakan istilah yang bermakna sama dengan (student active learning). Secara harfiah cara belajar siswa aktif dapat diartikan sebagai sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional untuk memeroleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik.31 Dengan diaktifkan dalam belajar, siswa akan terlatih menggunakan kemampuan berpikirnya, semakin lama semakin tinggi semakin mampu 30
Basuki dkk, Mengenal Profil Sekolah atau Madrasah Berdasarkan PP. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2010), 4 31 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 22
23
memikirkan hal-hal yang abstrak dan kompleks, hingga dapat menemukan gagasan-gagasan baru. Oleh sebab itu, esensi pembelajaran aktif tidak terletak pada heboh dan gaduhnya kegiatan fisik siswa, melainkan pada penggunaan tingkatan berpikir yang lebih tinggi.32 Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu pengajar dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal: 1) Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. 2) Aktivitas Lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi, menyanyi. 3) Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah dan pengarahan.
32
Nasar, Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual berdasarkan SISKO 2006, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), 32
24
4) Aktivitas gerak (motor activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.33 Dalam proses pembelajaran, MC Keachie mengemukakan 7 aspek terjadinya keaktifan siswa, yaitu sebagai berikut: 1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan belajar-mengajar. 2) Penekanan pada aspek afektif dalam pengajaran. 3) Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar utama yang berbentuk interaksi antar siswa. 4) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan sumbangan siswa yang kurang relevan atau salah. 5) Keeratan hubungan kelas sebagai kelompok. 6) Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan yang penting dalam kegiatan di sekolah. 7) Jumlah waktu yang digunakan untuk menangani masalah pribadi siswa, baik yang berhubungan ataupun yang tidak
berhubungan
dengan pelajaran.34 b. Ciri-ciri siswa aktif Siswa tidak lagi cukup belajar hanya dengan sekedar menyerap dan menghafal pengetahuan yang dituangkan oleh guru (transfer of knowledge). Potensi otak manusia tidak hanya dapat di fungsikan untuk
33
34
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 22 Ibid,. 23.
25
menghafal dan mengingat, tetapi juga dapat mengubah informasi yang diperoleh dan membangun pengertian-pengertian baru. Inilah yang lazim dengan istilah ketrampilan mengolah informasi.35 Guru harus menciptakan lingkungan belajar secara nyata. Ada beberapa ciri yang harus tampak dalam proses belajar mengajar, yaitu: 1) Situasi kelas menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara bebas, tetapi terkendali. 2) Guru
tidak
mendominasi
pembicaraan,
tetapi
lebih
banyak
memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecakan masalah. 3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa. 4) Kegiatan belajar siswa bervariasi. 5) Hubungan guru dengan siswa sifatnya manusiawi bagaikan hubungan bapak dan anak, bukan hubungan pimpinan dan bawahan. 6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tetapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa. 7) Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya. 8) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa.36
35
Nasar, Mrencang Pembelajaran Aktif dan kontekstual berdasarkan SISKO 2006 (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), 32. 36 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Pembelajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1989), 25.
26
c. Pentingnya keaktifan siswa Dalam setiap proses belajar, siswa perlu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, menulis, mendengar, berlatih ketrampilanketrampilan,
dan
sebagainya.
Contoh
kegiatan
psikis
misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaaan dan sebagainya.37 Keaktifan
siswa
mutlak
diperlukan
sebagai
landasan
dalam
meningkatkan hasil belajar yang optimal. Optimalnya kadar keaktifan belajar siswa dapat dikondisikan dari sudut siswa, guru, program belajar, situasi belajar dan sudut sarana belajar.38 Hal ini berarti guru merupakan salah satu faktor yang ikut andil dalam meningkatkan keaktifan siswa. Beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya adalah: 1) Menggunakan media variatif. 2) Memberikan tugas secara individu dan kelompok. 3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk melaksanakan eksperimen. 4) Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas.
37 38
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 45. Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif , 30.
27
5) Mengadakan Tanya jawab dan diskusi.39 3. Kajian tentang strategi pembelajaran Pada proses pembelajaran kita mendengar teknik dan strategi. Seringkali orang mengira bahwa keduanya sama namun pada dasarnya mempunyai perbedaan. Teknik pembelajaran biasanya dianggap sama dengan strategi pembelajaran. Sebenarnya strategi dan teknik berbeda, teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan siswa pada tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan strategi pembelajaran adalah cara yang digunakan guru, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran bersifat prosedural, yaitu berisi tahapantahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan yang bersifat implementatif.40 Dalam pelaksanaannya setiap guru bisa menggunakan strategi sama namun memiliki teknik yang berbeda. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.41 Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, 39
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, 62. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 2. 41 Ibid,. 40
28
dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan siswa dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.42 Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih spesifik strategi diartikan cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran, pemilihan tersebut didasarkan pada situasi, kondisi dan sumber belajar.43 4. Strategi Cooperative Script a. Pengertian Cooperative Script Kata Cooperative Script terdiri dari dua suku kata yakni Cooperative yang berasal dari kata cooperate memiliki arti kerjasama dan Script yang bererti naskah. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi seluruh jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru maupun yang diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan yang kurang lengkap. Menurut Miftahul A’la, strategi pembelajaran Cooperative Script disebut juga skrip kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa bekerja
42
Saiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 5. 43 Hamzah, Model Pembelajaran, 3.
29
berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas.44 Menurut Art dan Newman yang dikutip dari Miftahul Huda mendefiniskan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learnes working together as a team to solve a problem, complete or accomplish common goal (kelompok kecil pembelajar atau siswa yang bekerjasama
dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama).45 Dengan demikian, pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Dalam pembelajaran ini, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok
kooperatif
dengan
berhati-hati
agar
semua
anggotanya dapat bekerjasama untuk memaksimalkan pembelajaran sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota keompok bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga. Singkatnya,
pembelajaran
kooperatif
mengacu
pada
strategi
pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
44
Ijah Nur Hadijah, 1 maret 2013. Model Pembelajaran Cooperative Script, (online), http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-cooperative-script.html diakses tgl 7 januari 2014 45 Miftahul Huda, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 32
30
b. Kelebihan Dan Kekurangan Strategi Cooperative Script Kelebihan strategi pembelajaran ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan. 2) Setiap siswa mendapat peran. 3) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Strategi pembelajaran ini baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan gagasan (dalam pemecahan suatu masalah), daya berpikir kritis, serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan halhal baru yang diyakininya benar. Strategi pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar dan menerima perbedaaan yang ada. Strategi pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Strategi pembelajaran ini banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi social,
31
mengembangkan
keterampilan
berdiskusi,
dan
siswa
bisa
lebih
menghargai orang lain. Kelemahan strategi pembelajaran ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu. 2) Hanya melibatkan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). Setiap
strategi
pembelajaran
pasti
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan, begitu juga dengan strategi ini. Tidak semua siswa mampu menerapakan strategi ini, sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai strategi pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengelurakan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan strategi pembelajaran ini harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok. Strategi pembelajaran ini sulit membentuk kelompok solid yang dapat bekerjasama dengan baik. c. Langkah-langkah Strategi Cooperative Script Langkah-langkah untuk menerapkan strategi Cooperative Script adalah sebagai berikut: 1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
32
2) Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4) Pembicara membacakan selengkap mungkin dengan memasukkan ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar: a) Menyimak, mengoreksi, atau melengkapi ide pokok yang kurang lengkap. b) Membantu mengingat atau menghafal ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya adatu dengan materi lainnya. 5) Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan kegiatan tersebut kembali. 6) Merumuskan kesimpulan bersama siswa dan guru. 7) Penutup. 5. Strategi Crossword Puzzle a. Pengertian Crossword Puzzle. Salah satu cara yang meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau (review) oleh siswa mungkin disimpan lima kali lipat lebih kuat dari materi yang tidak ditinjau. Hal ini karena peninjauan
33
memudahkan siswa untuk mempertimbangkan informasi dan menentukan cara-cara untuk menyimpan dalam otaknya.46 Crossword Puzzle merupakan strategi yang medesain tes teka-teki
silang yang mengandung keterlibatan dan partisipasi siswa, strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan parisipasi siswa secara aktif sejak awal. Teka teki ini dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. b. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Crossword Puzzle. 1) Kelebihannya antara lain sebagai berikut: a) Relatif
mudah
penyelenggaraannya.
Dengan
mencurahkan
beberapa gagasan (brainstorming), istilah atau kata kunci dari materi yang telah disampaikan. Menyusunnya dalam bentuk pertanyaan yang disusun ke dalam kata kunci dan ditulis silang, horisontal, atau vertikal. b) Meningkatkan keakraban antar siswa, karena mereka saling tergantung satu dengan lainnya untuk menyelasaikan teka-teki silang tersebut.
46
Melvin L Siberman, Active Learning: 101 Cara Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri dengan Yappendis, 2007), 239
34
c) Menyenangkan, permainan,
crossword
karena
bisa
puzzle
dikemas
dalam
diselingi
oleh
item-item
bentuk yang
menyenangkan yang tidak berkaitan dengan pelajaran. d) Merangsang siswa untuk lebih banyak membaca buku. e) Siswa dapat mengembangkan materi yang lebih luas karena memiliki
dorongan
emosional
dan
intelektual
yang
memungkinakan mereka melampaui tingkat pengetahun mereka sekarang. f) Lebih mudah mengingat, menghafal, dan memahami konsepkonsep pembelajaran47 2) Kekurangannya antara lain sebagai berikut: a) Memakan banyak waktu b) Guru khawatir terjadinya keramaian di kelas c) Tidak semua materi pembelajaran dapat di komunikasikan melalui strategi ini. c. Langkah-Langkah Strategi Crossword Puzzle Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Tulislah
kata-kata
kunci,
terminologi
atau
nama-nama
yang
berhubungan dengan materi yang telah anda berikan.
47
http://sman1slawisos.wordpress.com/abstrak-pnelitian/, diakses 7 januari 2015, pukul 23.45wib
35
2) Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan. 3) Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pertanyaan mengarah kepada kata-kata tersebut. 4) Bagikan teka-teki ini kepada siswa, bisa individu atau kelompok. 5) Beri hadiah kepada keompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar.48 6. Pembelajaran Akidah Akhlak di MI Mata pelajaran akidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah di pelajari oleh siswa di madrasah ibtidiyah / sekolah dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun iman, serta pemahaman, penghayatan, terhadap asmaul husna dengan menunjukkan tanda-tanda perilaku seseorang dan realitas kehidupan individu serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. 7. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak Adapun tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah sebagai berikut ini, mata
48
71.
pelajaran
akidah
akhlak
brtujuan
untuk
menumbuhkan
dan
Hisyam Zaini. DKK, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
36
meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak islam, sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Swt. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam referensi lain dijelaskan sebagai berikut: a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman siswa dalam akidah islam sehingga menjadi manusia muslim yang tumbuh berkembang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun social sebagai manifestasi dri ajaran dan nilai-nilai islam.
B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Ulfatur Rosyidah Azzaria dengan judul Upaya Peningkatan Pemahaman Pengetahuan Sosial Dengan Strategi Crossword Puzzle Dengan Materi Pokok Bahasan Jenis-Jenis Pekerjaan Pada
Siswa Kelas III SDN Patihan Wetan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitiannya adalah seperti di bawah ini.
37
1. Penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan pemahaman soal pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan kelas III SDN Patihan Wetan pada silus I sudah cukup baik, karena dari 12 siswa sebanyak 7 siswa yang mampu memahami soal dengan kategori baik, kemudian sebanyak 4 siswa masuk kategori cukup dan hanya 1 siswa yang masuk kategori kurang dalam memahami soal. Sedangkan pada siklus II, dari 12 siswa terdapat 1 siswa yang kemampuan memahami soal sangat baik, 9 siswa yang kemampuan memahami soalnya masuk kategori baik dan 2 siswa yang kemampuan memahami soalnya masuk kategori cukup. 2. Penerapan strategi Crossword Puzzle di SDN Patihan Wetan kelas III pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut di dapat dari prosentase tiap sklus yakni siklus I sebesar 75% dan siklus II mencapai 100%. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya.
Persamaannya
yakni
sama-sama
menggunakan
strategi
Crossword Puzzle dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran. Adapun perbedaanya yakni peneliti menggunakan 2 strategi yakni Copertive script dan Crossword Puzzle, kemudian penelitian pada penelitian terdahulu fokus pada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi IPS, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak, dan yang terakhir yakni tempat penelitian serta kelas yang berbeda.
38
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Oktio Frenki Biantoro dengan judul Penerapan Strategi Writing In The Here And Now Dan Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Pokok Bahasan Membiasakan Akhlak Terpuji (PTK di MIN Winong Jetis Ponorogo Kelas II Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2012). Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlak pada pokok bahasan akhlak terpuji mengalami peningkatan. Pada siklus I keaktifan siswa mencapai 11 siswa atau 45,84%, siklus II keaktifan siswa mencapai 17 siswa atau 70,84%, dan pada siklus III mencapai 22 siswa atau 91,67%. 2. Kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan. Pada siklus I kerjasama siswa mencapai 13 siswa atau 54,17%, pada siklus II mencapai 18 siswa atau 75%, dan pada siklus III kerjasama siswa mencapai 23 siswa atau 95,84%. 3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Writing In The Here And Now Dan Crossword Puzzle. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil nilai siswa yang tuntas pada siklus I 14 siswa atau 58,34%, pada siklus II 19 siswa atau 79,17% dan siklus III 23 siswa atau 95,84%. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaanya yakni penggunaan dua buah strategi salah satunya
39
strategi Crossword Puzzle untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Perbedaanya terletak pada salah satu strategi yang digunakan. Hasil penelitian terdahulu mencakup aspek yakni keaktifan, kerjasama, dan hasil belajar, sedangkan penelitian sekarang hanya terfokus pada keaktifan dan hasil belajar. Tempat dan kelas penelitian, serta pokok bahasan juga berbeda.
C. Kerangka Berpikir Berangkat dari landasan teori di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah: jika strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle digunakan dengan baik maka dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau tinggi tingkat kebenarannya.49 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Tujuan penelitian mengajukan hipotesis agar dalam penelitiannya, peneliti hanya terfokus pada informasi maupun data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis. 49
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 67.
40
Bertitik tolak dari permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka dapat ditemukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Penerapan Strategi Cooperative Script Dan Crossword Puzzle dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Tindakan Kelas Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memfokuskan pada keaktifan dan hasil belajar siswa. Begitu komplek fenomena yang terjadi di kelas V MI Ma’arif Ngrupit, maka jenis tindakan yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan Asmaul Husna. 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan Asmaul Husna.
B. Setting Subyek Penelitian Tindakan Kelas 1. Setting Penelitian Penelitian bersifat praktis berdasarkan permasalahan nyata di MI Ma’arif Ngrupit tahun pelajaran 2015/2016. Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) di MI Ma’arif Nrupit Ponorogo, karena peneliti menemukan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran dimulai khususnya kelas V (lima). 2. Karakterisistik Subyek PTK Subyek pelaku PTK ini adalah mahasiswa yang melakukan skripsi, sedangkan subyek yang menerima PTK adalah 20 siswa kelas V (lima) yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
42
C. Variabel yang diamati Variabel yang diamati oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Kognitif berupa hasil nilai ulangan. 2. Afektif berupa kedisiplinan, kerjasama.
D. Prosedur pelaksanaaaan Penelitian Tindakan Kelas PTK (Class Rom Action Research) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran.50 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat di definiskan sebagai suatu penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya
atau bersama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.51 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengakajian berdaur yang terdiri dari 4 siklus yaitu, perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).52 Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan
50
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 45 51 Ibid,. 44. 52 Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK ( Cara Mudah Menerapkan LangkahLangkah PTK Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas), (Ponorogo:Stain Ponorogo Press,2009), 5
43
berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan kerana siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus berikutnya. Berikut ini adalah gambaran 3 siklus tersebut:
Identifikasi Masalah
Perencanaan (Planning)
Refleksi (Refleksi)
Tindakan (Action)
Siklus I
Perencanaan Ulang
Siklus II
Observasi (Observing)
Dst Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
44
Sebelum melakukan pembelajaran berbasis PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk: 1. Menemukan masalah. 2. Melakukan identifikasi masalah. 3. Menentukan batasan masalah. 4. Menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah. 5. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis tindakan sebagai pemecahan. 6. Menetukan pilihan hipotesis tindakan pemecahan masalah. 7. Merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.53 Setelah
judul
perencanaan
kegainatan
pembelajaran
berbasis
PTK
dirumuskan, langkah-langkah berikutnya adalah seperti dibawah ini: 1. Perencanaan (planning) pelaksanaan tindakan kelas Pada tahap perencanaan yang harus dilakukan guru adalah membuat RPP berbasis PTK, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung, mempersiapkan soal tes yang nantinya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, tak lupa mempersiapkan
instrument
observasi,
dan
alat
dokumentasi.
Serta
memperbaiki perencanaan pada tiap-tiap siklusnya supaya hasil yang diperoleh dapat maksimal dan sesuai yang diharapkan. 53
Ibid,. 5.
45
2. Pelaksanaan (Action) tindakan kelas Tindakan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan (action) tindakan kelas ini adalah melakukan tindakan yang telah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembealajaran (RPP) dalm situasi yang actual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 3. Observasi (Observing) Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah seperti dibawah ini: a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran. b. Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama anta siswa dalam kelompok. c. Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap penguasaan materi pembelajaran. 4. Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini yang hasur dilakukan adalah: a. Mencatat observasi. b. Mengevaluasi hasil belajar. c. Menganalisis hasil pembelajaran. d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan memperbaiki siklus berikutnya.54 Empat langkah tersebut ketika diterapkan akan berubah menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah perencanaan, tahap kedua adalah melakukan tindakan, dan
54
Ibid,. 6.
46
tahap ketiga adalah pengamatan secara bersamaan dengan refleksi sebagaimana pada gambar berikut ini.
SIKLUS ( I )
Perencanaan (I)
Tindakan dan
Tindakan dan
Observasi (I)
Observasi (I)
SIKLUS ( II )
Perencanaan (2)
Perencanaan (2)
Perencanaan (2)
SIKLUS ( III )
SELESAI
Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK Dari tiga tahapan perencanaan prosedur pelaksanaan tindakan kelas tersebtu yaitu silus I siklus II, dan silus III dapat diuraikan sebagai berikut ini.
47
Tabel 3.1 Prosedur Pelaksanaan PTK Siklus I PERENCANAAN 1. Menyusun
TINDAKAN 1. Guru bertanya jawab
PENGAMATAN 1. Mengamati
deskripsi Rencana
tentang materi yang akan
keaktifan,
Pelaksanaan
disampaikan.
kerjasama siswa
REFLEKSI 1. Mencatat hasil observasi. 2. Mengevaluasi
Pembelajaran
2. Guru memberikan pokok
dalam diskusi.
(RPP) berbasis
bahasan materi kepada
2. Mengamati siswa
PTK, yang
perwakilan kelompok yang
yang saling
kekatifan,
mencakup kegiatan
akan di diskusikan.
mendengar
kerjasama dalam
pendapat dengan
belajar siswa
temannya.
ketika
awal, inti dan akhir. 2. Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan
3. Guru memeriksa segala persiapan yang dapat mempengaruhi kelancaran diskusi. 4. Guru memberikan
3. Mengamati siswa saling memberikan respon.
hasil observasi. 3. Menganalisis
pembelajaran berlangsung. 4. Memperbaiki
dalam kegiatan
pengarahan sebelum
4. Mengamati siswa
pembelajaran.
dilaksanakan diskusi.
dalam mencatat
kelemahan siklus
hal-hal penting
I pada kegiatan
3. Menyiapkan
5. Siswa melaksanakan diskusi
kelemahan-
instrument
sesuai denagn aturan main
dalam materi yang
pembelajaran
penilaian yang
yang telah ditetapkan.
telah disediakan.
siklus II.
akan digunakan
6. Guru memberikan
5. Mengamati siswa
untuk mengukur
kesempatan yang sama
mengembangkan
pencapaian
kepada setiap yang
pengetahuannya
kompetensi.
berdiskusi untuk meresum
serta memahami
4. Menyiapkan
materi dan menyampaikan
isu-isu yang
kriteria ketuntasan
gagasan dan ide-idenya
dibicarakan dalam
minimal
kepda masing-masing
diskusi.
pencapaian
kelompok.
kompetensi serta
7. Guru dan siswa dalam
menyiapkan
kelompok menentukan
instrument tolak
siapa yang jadi pembicara
ukur keberhasilan
dan pendengar begitu juga
tindakan.
sebaliknya dalam membaca
5. Menyiapkan
hasil resum dari materi yang
6. Mengamati siswa mengerjakan tugas.
48
lembar pengamatan proses pembelajaran. 6. Menyiapkan lembar observasi terstruktur. 7. Menyiapkan lembar perekam
diberikan. 8. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam presentasi. 9. Guru menerangkan sekaligus meluruskan materi yang telah disampaikan. 10. Guru dan siswa bertanya
proses
jawab terhadap materi
pengumpulan data
yang telah disampaikan
yang akan
11. Untuk memperkuat
digunakan dalam
ingatan mereka guru
kegiatan
memberikan teka-teki
pembelajaran.
silang untuk dikerjakan. 12. Guru memberikan klarifikasi. 13. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
Tabel 3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK Siklus II PERENCANAAN 1. Menyusun
TINDAKAN 1. Guru bertanya jawab
PENGAMATAN 1. Mengamati
deskripsi Rencana
tentang materi yang akan
keaktifan,
Pelaksanaan
disampaikan.
kerjasama siswa
REFLEKSI 1. Mencatat hasil observasi. 2. Mengevaluasi
Pembelajaran
2. Guru memberikan pokok
dalam diskusi.
(RPP) berbasis
bahasan materi kepada
2. Mengamati siswa
PTK, yang
perwakilan kelompok yang
yang saling
kekatifan,
mencakup kegiatan
akan di diskusikan.
mendengar
kerjasama dalam
pendapat dengan
belajar siswa
temannya.
ketika
awal, inti dan akhir. 2. Menyiapkan sumber/bahan/alat
3. Guru memeriksa segala persiapan yang dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
3. Mengamati siswa saling memberikan
hasil observasi. 3. Menganalisis
pembelajaran berlangsung.
49
yang digunakan
4. Guru memberikan
respon.
4. Memperbaiki
dalam kegiatan
pengarahan sebelum
4. Mengamati siswa
pembelajaran.
dilaksanakan diskusi.
dalam mencatat
kelemahan siklus
5. Siswa melaksanakan
hal-hal penting
II pada kegiatan
3. Menyiapkan
kelemahan-
instrument
diskusi sesuai denagn
dalam materi yang
pembelajaran
penilaian yang
aturan main yang telah
telah disediakan.
siklus III.
akan digunakan
ditetapkan.
untuk mengukur
6. Guru memberikan
5. Mengamati siswa mengembangkan
pencapaian
kesempatan yang sama
pengetahuannya
kompetensi.
kepada setiap yang
serta memahami
berdiskusi untuk meresum
isu-isu yang
kriteria ketuntasan
materi dan menyampaikan
dibicarakan dalam
minimal
gagasan dan ide-idenya
diskusi.
pencapaian
kepda masing-masing
kompetensi serta
kelompok.
4. Menyiapkan
menyiapkan
7. Guru dan siswa dalam
instrument tolak
kelompok menentukan
ukur keberhasilan
siapa yang jadi pembicara
tindakan.
dan pendengar begitu juga
5. Menyiapkan
sebaliknya dalam membaca
lembar pengamatan
hasil resum dari materi
proses
yang diberikan.
pembelajaran. 6. Menyiapkan lembar observasi terstruktur. 7. Menyiapkan
8. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam presentasi. 9. Guru menerangkan sekaligus meluruskan
lembar perekam
materi yang telah
proses
disampaikan.
pengumpulan data
10. Guru dan siswa bertanya
yang akan
jawab terhadap materi
digunakan dalam
yang telah disampaikan
kegiatan pembelajaran
11. Untuk memperkuat ingatan mereka guru
6. Mengamati siswa mengerjakan tugas.
50
memberikan teka-teki silang untuk dikerjakan. 12. Guru memberikan klarifikasi. 13. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
Tabel 3.3 Prosedur Pelaksanaan PTK Siklus III PERENCANAAN 1.
Menyusun
TINDAKAN 1. Guru bertanya jawab
PENGAMATAN 1. Mengamati
deskripsi Rencana
tentang materi yang akan
keaktifan,
Pelaksanaan
disampaikan.
kerjasama siswa
REFLEKSI 1.
Mencatat hasil observasi.
2. Mengevaluasi
Pembelajaran
2. Guru memberikan pokok
dalam diskusi.
(RPP) berbasis
bahasan materi kepada
2. Mengamati siswa
PTK, yang
perwakilan kelompok yang
yang saling
kekatifan,
mencakup
akan di diskusikan.
mendengar
kerjasama dalam
pendapat dengan
belajar siswa
temannya.
ketika
kegiatan awal, inti dan akhir. 2. Menyiapkan sumber/bahan/alat yang digunakan
3. Guru memeriksa segala persiapan yang dapat mempengaruhi kelancaran diskusi. 4. Guru memberikan
3. Mengamati siswa saling memberikan respon.
hasil observasi. 3. Menganalisis
pembelajaran berlangsung. 4. Menyusun
dalam kegiatan
pengarahan sebelum
4. Mengamati siswa
pembelajaran.
dilaksanakan diskusi.
dalam mencatat
proses
5. Siswa melaksanakan
hal-hal penting
pembelajaran.
3. Menyiapkan instrument
diskusi sesuai denagn
dalam materi yang
penilaian yang
aturan main yang telah
telah disediakan.
akan digunakan
ditetapkan.
untuk mengukur
6. Guru memberikan
5. Mengamati siswa mengembangkan
pencapaian
kesempatan yang sama
pengetahuannya
kompetensi.
kepada setiap yang
serta memahami
berdiskusi untuk meresum
isu-isu yang
materi dan menyampaikan
dibicarakan dalam
4. Menyiapkan kriteria ketuntasan
laporan dalam
51
minimal
gagasan dan ide-idenya
pencapaian
kepda masing-masing
kompetensi serta
kelompok.
menyiapkan
7. Guru dan siswa dalam
instrument tolak
kelompok menentukan
ukur keberhasilan
siapa yang jadi pembicara
tindakan.
dan pendengar begitu juga
5. Menyiapkan
sebaliknya dalam membaca
lembar pengamatan
hasil resum dari materi
proses
yang diberikan.
pembelajaran. 6. Menyiapkan lembar observasi terstruktur. 7. Menyiapkan
8. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam presentasi. 9. Guru menerangkan sekaligus meluruskan
lembar perekam
materi yang telah
proses
disampaikan.
pengumpulan data
10. Guru dan siswa bertanya
yang akan
jawab terhadap materi
digunakan dalam
yang telah disampaikan
kegiatan pembelajaran
11. Untuk memperkuat ingatan mereka guru memberikan teka-teki silang untuk dikerjakan. 12. Guru memberikan klarifikasi. 13. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
diskusi. 6. Mengamati siswa mengerjakan tugas.
52
E. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Jadwal penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.4 Jadwal Penelitiian PTK No.
Jadwal Kegiatan
Waktu Minggu ke 1
1
2
2
3
4
Persiapan Menyusun Konsep Pelaksanaan.
√
Menyusun Instrumen.
√
Pelaksanaan Melaksanakan Tindakan Kelas siklus I. Melaksanakan Tindakan Kelas siklus II.
√ √ √
Melaksanakan Tindakan Kelas siklus III. 3
5
Menyusun Laporan Menyusun Konsep Laporan. Menyempurnakan Draft Laporan.
√ √
53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Madrasah Ibidaiyah Ma’arif Ngrupit terletak di desa Ngrupit, tepatnya di jalan Gambir Anom nomor 23 Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. - Jarak dari pemerintahan kecamatan
= 6 km.
- Jarak dari pemerintahan Kabupaten
= 7 km.
- Jarak dari pusat pemerintahan Provinsi
= 194 km.
Sedangkan bangunan gedung MI Ma’arif Nrupit berada di sebelah sisi jalan raya yang letaknya mudah di jangkau oleh siswa. Luas halamannya juga cukup, sehingga anak dapat bermain sewaktu istirahat dan tanahnya mudah kering. Lingkungan sekitarnya juga mendukung dan tidak mengganggu kegiatan belajaar mengajar. Jadi bila ditinjau dari segi kepentingan pelaksanaan pendidikan, sekolah tersebut adalah mempunyai letak geografis yang sangat mendukung. Hal ini karena adanya faktor-faktor kedamaian, ketenangan, dan keamanan lingkungan serta jauh dari hal-hal yang banyak tendensi pengaruh negatif seperti pusat keramaian, pasar-pasar dan lain-lain yang mengurangi ketenangan
dan
kenyamanannya,
sehingga
dari
ini
tidak
menutup
kemungkinan bahkan lebar pelaksanaan pendidikan di MI Ma’arif Ngrupit
54
akan berhasil baik apabila di dukung penanganan-penanganan dari tenaga pendidik yang profesional dan fasilitas-fasilitas yang mencukupi, baik segi kualitas maupun kuantitasnya. 2. Sejarah singkat berdirinya MI Ma’arif Ngrupit Madrasah Ibtidaiyah MI Ma’arif Ngrupit berdiri pada tahun 1957 yang pada saat itu dengan nama Sekolah Agama Islam (S.A.I), yang pelajarannya sebagian pelajaran agama dan sebagian pelajaran umum. Adapun pendiri serta pengelola pada saat itu adalah 4 serangkai yakni: a. Bapak Muh. Syarwani b. Bapak Asrofun c. Bapak Suparman d. Bapak Abu Nasir Pelaksanaan pendidikan di madrasah ini masuk selama 2 (tiga) tahun, sampai tahun 1960, yang tempat pendidikannya di komplek pondok atau masjid Gambiran dengan menggunakan tempat belajar yang sangat sedrhana yakni dingklik dipergunakan sebagai meja tulis dan gelar (tikar bamboo) sebagai tempat duduk. Setelah tahun 1960 ada suatu instruksi yang maksudnya setiap kegiatan pendidikan yang merupakan suatu sekolah supaya mendaftarkan dan menggabungkan diri pada suatu lembaga dari suatu organisasi. Oleh karena itu madrasah ini masuk pada lembaga pendidikan yang bergabung di bawah
55
Nahdhotul Ulama dan berganti nama Madrasah Nurul Islam yang kemudian mendapatkan pengesahan serta piagam dari Jakarta. Pada tahun 1961 sampai 1962 madrasah di pindahkan ke rumah Ibu Satari dan Bapak Muh. Syarwani (depan komplek madrasah sekarang) yang pada saat itu sudah mulai di rintis pembuatan meja dan tempat duduk meskipun sebagian masih meminjam meja dan tempat duduk milik masyarakat sekitar. Berhubung pada saat itu Bapak Muh. Syarwani mempunyai hajat, terpaksa madrasah di pindahkan di rumah bapak Asrofun sampai tahun 1964 dan dikembalikan ke rumah bapak Syarwani sampai tahun 1965. Sebenarnya sejak tahun 1962 sudah mulai di bangun gedung sebanyak 3 lokal, namun karena keterbatasan biaya hanya selesai dindingnya saja. Akhirnya pada awal Nopember 1965 (setelah pristiwa G 30 S/PKI), Alhamdulillah hasil dari swadaya masyarakat di dukuh gambiran ini gedung madrasah didirikan sebanyak 3 lokal. Kayunya dari trembesi dari miliknya bapak Kyai Malo. Sejak saat itu gedung sudah bisa di tempati, meskipun bangunan belum sempurna sampai tahun 1972. Setelah tahun 1972 pengurus dan masyarakat mempunyai hasrat untuk untuk merehab gedung dengan biaya sendiri serta swadaya dari masyarakat. Modal madrasah hanya sekitar Rp. 90.000,00. Namun berkat kerja keras
56
pengurus dengan semua elemen dan masyarakat dapat menyelesaikan rehab tersebut.55 3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah a. Visi Madrasah Taat dalam religi, santun dalam budi pekerti, terampil dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, unggul dalam prestasi. b. Misi Madrasah 1) Memberikan pembelajaran dasar-dasar beragama sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. 2) Menumbuh kembangkan budaya nilai-nilai akhlakul karimah dalam lingkungan madrasah. 3) Menyelenggarakan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat. 4) Mengembangkan kegiatan ekstra kulikuler untuk menggali bakat dan minat siswa. c. Tujuan Madrasah 1) Mampu, tekun dan terampil dalam melaksanakan rukun Islam. 2) Memiliki standar pedoman perilaku akhlakul karimah di lingkungan madrasah. 3) Terlaksananya pembelajaran PAKEM di seluruh kelas. 4) Nilai rata-rata ketuntasan minimal dan UASBN mencapai 7,00 55
Dokumen sejarah ringkas berdirinya MI Ma’arif Ngrupit
57
5) Berdaya saing dan diterima di sekolah/madrasah favorit, SSN, dan RSBI. 6) Mampu menguasai TIK khususnya program Microsoft Word dan Excel. 7) Mampu dan terampil dalam Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Jawa. 8) Berprestasi di tingkat kabupaten baik dalam bidang studi dan olah raga. 4. Mata pelajaran yang diajarkan di MI Ma’arif Ngrupit Dalam menyampaikan mata pelajaran di MI Ma’arif Ngupit adalah sebagai berikut: a. 1 jam pelajaran alokasi waktu 40 menit. b. Kelas 1, 2, dan 3 pendekatan tematik. Alokasi waktu per mata pelajaran diatur oleh madrasah c. Kelas 4, 5, dan 6 pendekatan mata pelajaran. d. Madrasah memasukan pendidikan berbasis keunggulan local dan global, yang bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan. e. Mengenai pembelajaran tematik sekolah menentukan alokasi waktu per mata pelajaran sedangkan proses belajar mengajar menggunakan pendekatan tematik.
58
B. Penjelasan Per-Siklus Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Setiap siklus dalam penelitian terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari: 1) Menelaah materi pelajaran Akidah Akhlak yang akan diajarkan. 2) Menyusun RPP dengan materi Asmaul Husna dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle. 3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran. 4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa. 6) Menyiapkan catatan lapangan. b. Tindakan (Acting) Langkah-langkah yang ditempuh dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus I adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Membuka pelajaran dengan salam dan doa pembuka. b) Absensi. c) Tanya jawab tentang hal yang berkaitan dengan Asmaul Husna.
59
d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan Inti a) Guru memeriksa segala persiapan dan meminimalisir yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi. b) Siswa diajak mengamati gambar. c) Guru mendorong siswa agar dapat bertanya sesuai gambar, misalnya bagaimana keadaan ibu tersebut ? mengapa bayi masih dalam kandungan dapat bertahan hidup ? dari mana bayi dalam kandungan tersebut memperoleh makanan ? siapa yang memberi makan bayi yang masih dalam kandungan ? d) Setelah proses bertanya siswa diminta menemukan jawaban pertanyaan tersebut dengan cara menbaca handout materi dan buku teks. e) Untuk menguasai kompetensi ini salah satu strategi yang digunakan Cooperative Script. f) Yang harus dilakukan guru adalah: (1) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok. (2) Guru membagikan materi pada tiap kelompok untuk dibaca dan membuat ringkasan. (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menjadi pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, begitu juga sebaliknya.
60
(4) Merumuskan kesimpulan bersama antar siswa dan guru. (5) Untuk menguatkan ingatan siswa akan materi yang telah di pelajari guru membuat permainan teka-teki silang (Crossword Puzzle) yang akan dibagikan kepada siswa.
(6) Siswa berlomba dalam menyelesaikan teka-teki silang tersebut. (7) Guru mengklarifikasi hasil jawaban siswa. 3) Kegiatan akhir a) Guru meminta siswa untuk merefleksi materi yang sudah disampaikan. b) Guru memberikan penguatan kembali kepada siswa terkait materi yang disampaikan. c) Guru memberikan penekanan kepada siswa agar senantiasa membiasakan diri untuk meneladani sifat-sifat Allah yang telah diajarkan. d) Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. e) Salam dan doa penutup. c. Observasi (Observing) Teknik observasi dilakukan secara terus-menerus dalam kegiatan pembelajaran pada keaktifan dan hasil belajar siswa. Evaluasi dilakukan terhadap dampak dari penerapan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle selama kegiatan pembelajaran berlangsung terhadap
61
hasil belajar. Adapun data keaktifan belajar dan hasil belajar seluruh siswa dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.1 Data Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus I56 No
Nama
Aspek yang dinilai A
B
C
D
Jumlah
Keterangan
1
M. Nur Arifin
2
1
1
1
5
Sedang
2
Ilham Kurniawan
2
1
1
1
5
Sedang
3
Van Cahya Widyani
1
0
0
0
1
Rendah
4
Rena Fauzan Naifa
0
1
1
0
2
Rendah
5
Raehana
1
1
1
2
5
Sedang
6
Vani Cahya Widyana
1
0
0
0
1
Rendah
7
Sayyida Ulya
2
2
1
1
6
Tinggi
8
Nurlita Marta An Nisa
2
1
1
2
6
Tinggi
9
M. Afif Muzakki
1
1
1
1
4
Sedang
10
Nanda Rahayu Putri A.K
1
0
1
0
2
Rendah
11
Widya Mery Angelina
1
0
0
1
2
Rendah
12
Tasnim Mahmudatur Riza
1
1
0
0
2
Rendah
13
M. David Al Fikri
1
1
0
0
2
Rendah
14
Risma Wati
1
1
1
1
4
Sedang
56
Hasil observasi terstruktur tanggal 14 september 2015 MI Ma’arif Ngrupit.
62
15
Nadya Nawal
0
1
1
0
2
Rendah
16
Zulvina Khoirotun Nisa
2
1
1
1
5
Sedang
17
Naya Aulia
1
0
1
1
3
Sedang
18
Nadia Alfi Ni’amah
0
1
0
1
2
Rendah
19
Rangga Kusuma F
1
0
0
0
1
Rendah
20
M. Syafiqul Haqiqi
1
0
0
0
1
Rendah
Keterangan : A : Antusias dalam mengikuti pelajaran. B : Bekerjasama diskusi kelompok. C : Membuat ringkasan dari hasil diskusi yang dianggap penting. D : tepat waktu mengumpulkan tugas yang diberikan. Keterangan penilaian : 2 = Baik 1 = Sedang 0 = Rendah Keterangan Penilaian Tinggi = 8-6 Sedang = 5-3 Rendah = 2-0
63
Perhitungan prosentase perolehan: Prosentase = Jumlah keseluruhan siswa berdasarkan rata-rata x 100% Jumlah siswa seluruhnya
Tabel 4.2 Keaktifan siswa pada siklus I Banyak siswa
Kategori
Prosentase
2
Tinggi
7
Sedang
11
Rendah
2 �100% = 10% 20 7 �100% = 35% 20 11 �100% = 55% 20
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siklus I No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
M. Nur Arifin
70
Tuntas
2
Ilham Kurniawan
60
Tidak Tuntas
3
Van Cahya Widyani
50
Tidak Tuntas
4
Rena Fauzan Naifa
60
Tidak Tuntas
5
Raehana
60
Tidak Tuntas
6
Vani Cahya Widyana
50
Tidak Tuntas
7
Sayyida Ulya
90
Tuntas
8
Nurlita Marta An Nisa
90
Tuntas
64
9
M. Afif Muzakki
50
Tidak Tuntas
10
Nanda Rahayu Putri A.K
40
Tidak Tuntas
11
Widya Mery Angelina
60
Tidak Tuntas
12
Tasnim Mahmudatur Riza
70
Tuntas
13
M. David Al Fikri
60
Tidak Tuntas
14
Risma Wati
60
Tidak Tuntas
15
Nadya Nawal
50
Tidak Tuntas
16
Zulvina Khoirotun Nisa
70
Tuntas
17
Naya Aulia
70
Tuntas
18
Nadia Alfi Ni’amah
60
Tidak Tuntas
19
Rangga Kusuma F
50
Tidak Tuntas
20
M. Syafiqul Haqiqi
50
Tidak Tuntas
KKM
70
Perhitungan prosentase perolehan hasil belajar: Hasil Belajar = Jumlah keseluruhan siswa yang hasil belajarnya tuntas x 100% Jumlah siswa seluruhnya
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
6 �100% = 30% 20 14 �200% = 70% 20
65
Berdasarkan nilai rata-rata data perolehan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkanhasil keseluruhan perolehan hasil belajar siswa dengan prosentase yang ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Perolehan Hasil Belajar Pada Siklus I Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria
6 siswa
30%
Tuntas
14 siswa
70%
Tidak Tuntas
d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan dan observasi dalam pelaksanaan PTK mata pelajaran Akidah Akhlak dengan materi Asmaul Husna dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crosword Puzzle, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus I
belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini dilihat hanya 2 siswa yang masuk kategori tinggi dengan prosentase 10%, 11 siswa dengan prosentase 55% masuk kategori rendah, dan sisanya masuk kategori sedang sebanyak 35%. Selain itu peneliti menyimpulkan bahwa masih banyak siswa mendapat hasil belajar yang tidak tuntas yakni sebanyak 14 siswa dengan prosentase 70%. Untuk itu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, agar keaktifan belajar dan perolehan hasil belajar siswa meningkat.
66
2. Siklus II a. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari: 1) Menelaah materi pelajaran Akidah Akhlak yang akan diberikan. 2) Menyusun RPP dengan materi lanjutan Asmaul Husna dengan dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle. 3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran. 4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa. 6) Menyiapkan catatan lapangan. b. Tindakan (Acting) Langkah-langkah yang ditempuh dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus II adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Membuka pelajaran dengan salam dan doa pembuka. b) Absensi. c) Tanya jawab tentang hal yang berkaitan dengan Asmaul Husna. d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan Inti a) Guru memeriksa segala persiapan dan meminimalisir yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
67
b) Siswa diajak mengamati gambar. c) Guru mendorong siswa agar dapat betanya sesuai gambar misalnya, apa yang menyebabkan pohon dapat tumbuh subur ? Darimana pohon tersebut mendapat makanan/kesuburan ? siapa yang memberi makan/kesuburan kepada pohon tersebut sehingga subur ? d) Setelah proses bertanya siswa diminta menemukan jawaban pertanyaan tersebut dengan cara menbaca handout materi dan buku teks. f) Untuk menguasai kompetensi ini salah satu strategi yang digunakan Cooperative Script. g) Yang harus dilakukan guru adalah: (1) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok. (2) Guru membagikan materi pada tiap kelompok untuk dibaca dan membuat ringkasan. (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menjadi pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, begitu juga sebaliknya. (4) Merumuskan kesimpulan bersama antar siswa dan guru. (5) Untuk menguatkan ingatan siswa akan materi yang telah di pelajari guru membuat permainan teka-teki silang (Crossword Puzzle) yang akan dibagikan kepada siswa.
68
(6) Siswa berlomba dalam menyelesaikan teka-teki silang tersebut. (7) Guru mengklarifikasi hasil jawaban siswa. 4) Kegiatan akhir a) Guru meminta siswa untuk merefleksi materi yang sudah disampaikan. b) Guru memberikan penguatan kembali kepada siswa terkait materi yang disampaikan. c) Guru memberikan penekanan kepada siswa agar senantiasa membiasakan diri untuk meneladani sifat-sifat Allah yang telah diajarkan. d) Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. e) Salam dan doa penutup. c. Observasi (Observing) Teknik observasi dilakukan secara terus-menerus dalam kegiatan pembelajaran pada keaktifan dan hasil belajar siswa. Evaluasi dilakukan terhadap dampak dari penerapan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle selama kegiatan pembelajaran berlangsung terhadap
hasil belajar. Adapun data keaktifan belajar dan hasil belajar seluruh siswa dapat dilihat dibawah ini:
69
Tabel 4.5 Data Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus II57 No
Nama
Aspek yang dinilai A
B
C
D
Jumlah
Keterangan
1
M. Nur Arifin
2
2
1
1
6
Tinggi
2
Ilham Kurniawan
2
1
2
1
6
Tinggi
3
Van Cahya Widyani
1
0
1
0
2
Rendah
4
Rena Fauzan Naifa
2
2
1
1
6
Tinggi
5
Raehana
2
1
1
1
5
Sedang
6
Vani Cahya Widyana
1
0
1
0
2
Rendah
7
Sayyida Ulya
2
2
1
1
6
Tinggi
8
Nurlita Marta An Nisa
2
2
1
1
6
Tinggi
9
M. Afif Muzakki
1
0
1
0
2
Rendah
10
Nanda Rahayu Putri A.K
1
0
1
0
2
Rendah
11
Widya Mery Angelina
1
1
1
0
3
Sedang
12
Tasnim Mahmudatur Riza
2
1
1
1
5
Sedang
13
M. David Al Fikri
2
2
1
1
6
Tinggi
14
Risma Wati
2
2
1
1
6
Tinggi
15
Nadya Nawal
2
1
1
1
5
Sedang
16
Zulvina Khoirotun Nisa
2
2
2
2
8
Tinggi
57
Hasil observasi terstruktur tanggal 21 September 2015 MI Maarif Ngrupit
70
17
Naya Aulia
2
2
1
1
6
Tinggi
18
Nadia Alfi Ni’amah
2
1
1
1
5
Sedang
19
Rangga Kusuma F
1
1
0
0
2
Rendah
20
M. Syafiqul Haqiqi
0
1
1
0
2
Rendah
Keterangan : A : Antusias dalam mengikuti pelajaran. B : Bekerjasama diskusi kelompok. C : Membuat ringkasan dari hasil diskusi yang dianggap penting. D : tepat waktu mengumpulkan tugas yang diberikan. Keterangan penilaian : 2 = Baik 1 = Sedang 0 = Rendah Keterangan Penilaian Tinggi = 8-6 Sedang = 5-3 Rendah = 2-0 Perhitungan prosentase perolehan: Prosentase = Jumlah keseluruhan siswa berdasarkan rata-rata x 100% Jumlah siswa seluruhnya
71
Tabel 4.6 Keaktifan siswa pada siklus II Banyak siswa
Kategori
Prosentase
9
Tinggi
5
Sedang
9 �100% = 45% 20
6
Rendah
5 �100% = 25% 20 6 �100% = 30% 20
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siklus II No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
M. Nur Arifin
80
Tuntas
2
Ilham Kurniawan
80
Tuntas
3
Van Cahya Widyani
60
Tidak Tuntas
4
Rena Fauzan Naifa
80
Tuntas
5
Raehana
80
Tuntas
6
Vani Cahya Widyana
60
Tidak Tuntas
7
Sayyida Ulya
80
Tuntas
8
Nurlita Marta An Nisa
80
Tuntas
9
M. Afif Muzakki
40
Tidak Tuntas
10
Nanda Rahayu Putri A.K
50
Tidak Tuntas
11
Widya Mery Angelina
60
Tidak Tuntas
72
12
Tasnim Mahmudatur Riza
70
Tuntas
13
M. David Al Fikri
70
Tuntas
14
Risma Wati
80
Tuntas
15
Nadya Nawal
90
Tuntas
16
Zulvina Khoirotun Nisa
100
Tuntas
17
Naya Aulia
80
Tuntas
18
Nadia Alfi Ni’amah
80
Tuntas
19
Rangga Kusuma F
60
Tidak Tuntas
20
M. Syafiqul Haqiqi
60
Tidak Tuntas
KKM
70
Perhitungan prosentase perolehan hasil belajar: Hasil Belajar = Jumlah keseluruhan siswa yang hasil belajarnya tuntas x 100% Jumlah siswa seluruhnya
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
13 �100% = 65% 20
7 �100% = 35% 20
Berdasarkan nilai rata-rata data perolehan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan hasil keseluruhan perolehan hasil belajar siswa dengan prosentase yang ditunjukkan pada tabel berikut :
73
Tabel 4.8 Perolehan Hasil Belajar Pada Siklus II Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria
13 siswa
65%
Tuntas
7 siswa
35%
Tidak Tuntas
d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan dan observasi dalam pelaksanaan PTK mata pelajaran Akidah Akhlak dengan materi Asmaul Husna dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crosword Puzzle, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus
II sudah mencapai hasil yang memuaskan dengan peningkatan keaktifan pada siswa yakni sebanyak 9 siswa masuk kategori tinggi sebesar 45%, 5 siswa masuk kategori sedang sebanyak 25%, dan 6 siswa dengan prosentase 30% masuk kategori rendah. Selain itu peneliti juga menyimpulkan bahwa banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar tuntas. Hal ini dapat dilihat bahwa 13 siswa yang tuntas dari 20 siswa dengan prosebtase 65%. Peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus III, agar keaktifan belajar dan perolehan hasil belajar siswa mencapai angka maksimal.
74
3. Siklus III a. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari: 1) Menelaah materi pelajaran Akidah Akhlak yang akan diajarkan. 2) Menyusun RPP dengan materi lanjutan Asmaul Husna dengan dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle. 3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran. 4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa. 6) Menyiapkan catatan lapangan. b. Tindakan (Acting) Langkah-langkah yang ditempuh dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus III adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal a) Membuka pelajaran dengan salam dan doa pembuka. b) Absensi. c) Tanya jawab tentang hal yang berkaitan dengan Asmaul Husna. d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan Inti a) Guru memeriksa segala persiapan dan meminimalisir yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
75
b) Siswa diajak mengamati gambar. c) Guru mendorong siswa agar dapat betanya sesuai gambar. d) Setelah proses bertanya jawab siswa diminta menemukan jawaban pertanyaan tersebut dengan membaca hndout materi dan buku teks. f) Untuk menguasai kompetensi ini salah satu strategi yang digunakan Cooperative Script. g) Yang harus dilakukan guru adalah: (1) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok. (2) Guru membagikan materi pada tiap kelompok untuk dibaca dan membuat ringkasan. (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama menjadi pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, begitu juga sebaliknya. (4) Merumuskan kesimpulan bersama antar siswa dan guru. (5) Untuk menguatkan ingatan siswa akan materi yang telah di pelajari guru membuat permainan teka-teki silang (Crossword Puzzle) yang akan dibagikan kepada siswa.
(6) Siswa berlomba dalam menyelesaikan teka-teki silang tersebut. (7) Guru mengklarifikasi hasil jawaban siswa. 3) Kegiatan akhir a) Guru meminta siswa untuk merefleksi materi yang sudah disampaikan.
76
b) Guru memberikan penguatan kembali kepada siswa terkait materi yang disampaikan. c) Guru memberikan penekanan kepada siswa agar senantiasa membiasakan diri untuk meneladani sifat-sifat Allah yang telah diajarkan. d) Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. e) Salam dan doa penutup. c. Observasi (Observing) Teknik observasi dilakukan secara terus-menerus dalam kegiatan pembelajaran pada keaktifan dan hasil belajar siswa. Evaluasi dilakukan terhapap dampak dari penerapan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle selama kegiatan pembelajaran berlangsung terhadap
hasil belajar. Adapun data keaktifan belajar dan hasil belajar seluruh siswa dapat dilihat dibawah ini:
77
Tabel 4.9 Data Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus III58 No
Nama
Aspek yang dinilai A
B
C
D
Jumlah
Keterangan
1
M. Nur Arifin
2
2
2
2
8
Tinggi
2
Ilham Kurniawan
2
1
1
2
6
Tinggi
3
Vani Cahya Widyani
1
1
2
1
5
Sedang
4
Rena Fauzan Naifa
2
2
2
2
8
Tinggi
5
Raehana
2
2
2
2
8
Tinggi
6
Vina Cahya Widyana
1
1
2
1
5
Sedang
7
Sayyida Ulya
2
2
2
2
8
Tinggi
8
Nurlita Marta An Nisa
2
2
2
2
8
Tinggi
9
M. Afif Muzakki
2
1
2
2
7
Tinggi
10
Nanda Rahayu Putri A.K
1
1
2
1
5
Sedang
11
Widya Mery Angelina
1
2
2
1
6
Tinggi
12
Tasnim Mahmudatur Riza
2
1
2
2
7
Tinggi
13
M. David Al Fikri
2
2
2
2
8
Tinggi
14
Risma Wati
2
2
2
2
8
Tinggi
15
Nadya Nawal
1
1
2
1
5
Sedang
16
Zulvina Khoirotun Nisa
2
2
2
2
8
Tinggi
58
Hasil observasi terstruktur tanggal 28 September 2015 MI Maarif Ngrupit
78
17
Naya Aulia
2
2
2
2
8
Tinggi
18
Nadia Alfi Ni’amah
2
2
2
2
8
Tinggi
19
Rangga Kusuma F
1
2
2
1
6
Tinggi
20
M. Syafiqul Haqiqi
1
2
2
1
6
Tinggi
Keterangan : A : Antusias dalam mengikuti pelajaran. B : Bekerjasama diskusi kelompok. C : Membuat ringkasan dari hasl diskusi yang dianggap penting. D : tepat waktu mengumpulkan tugas yang diberikan. Keterangan penilaian : 2 = Baik 1 = Sedang 0 = Rendah Keterangan Penilaian Tinggi = 8-6 Sedang = 5-3 Rendah = 2-0 Perhitungan prosentase perolehan: Prosentase = Jumlah keseluruhan siswa berdasarkan rata-rata x 100% Jumlah siswa seluruhnya
79
Tabel 4.10 Keaktifan siswa pada siklus III Banyak siswa
Kategori
Prosentase
16
Tinggi
4
Sedang
16 �100% = 80% 20
0
Rendah
4 �100% = 20% 20 -
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siklus III No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
M. Nur Arifin
100
Tuntas
2
Ilham Kurniawan
90
Tuntas
3
Van Cahya Widyani
70
Tuntas
4
Rena Fauzan Naifa
80
Tuntas
5
Raehana
80
Tuntas
6
Vani Cahya Widyana
70
Tuntas
7
Sayyida Ulya
80
Tuntas
8
Nurlita Marta An Nisa
80
Tuntas
9
M. Afif Muzakki
70
Tuntas
10
Nanda Rahayu Putri A.K
80
Tuntas
11
Widya Mery Angelina
70
Tuntas
12
Tasnim Mahmudatur Riza
80
Tuntas
80
13
M. David Al Fikri
80
Tuntas
14
Risma Wati
80
Tuntas
15
Nadya Nawal
100
Tuntas
16
Zulvina Khoirotun Nisa
100
Tuntas
17
Naya Aulia
80
Tuntas
18
Nadia Alfi Ni’amah
80
Tuntas
19
Rangga Kusuma F
80
Tuntas
20
M. Syafiqul Haqiqi
70
Tuntas
KKM
70
Perhitungan prosentase perolehan hasil belajar: Hasil Belajar = Jumlah keseluruhan siswa yang hasil belajarnya tuntas x 100% Jumlah siswa seluruhnya
Siswa Tuntas
Siswa Tidak Tuntas
20 �100% = 100% 20 -
Berdasarkan nilai rata-rata data perolehan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan hasil keseluruhan perolehan hasil belajar siswa dengan prosentase yang ditunjukkan pada tabel berikut :
81
Tabel 4.12 Perolehan Hasil Belajar Pada Siklus II Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria
20 siswa
100%
Tuntas
0 siswa
0
Tidak Tuntas
d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan dan observasi dalam pelaksanaan PTK mata pelajaran Akidah Akhlak dengan materi Asmaul Husna dengan menggunakan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus
III telah mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah yang aktif mencapai 16 siswa dengan prosentase 80% masuk kategori tinggi dan 4 siswa dengan prosentase 20% dengan kategori sedang. Selain itu peneliti juga menyimpulkan bahwa semua siswa sudah mendapat hasil belajar yang tuntas. Hal ini dapat dilihat bahwa 20 siswa tuntas dengan prosentase 100% dengan perolehan mencapaik kkm yang diinginkan, sehingga peneiliti tidak mengadakan lagi untuk siklus selanjutnya dikarenakan peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa sudah berhasil.
82
C. Proses Analisis Data Per-siklus Analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan keaktifan dan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan materi
Asmaul Husna, disajikan dalam tiga siklus sebagai berikut: 1. Siklus I Dalam kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak pada siklus I ini, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus ini masih belum mencapai hasil yang maksimal karena keaktifan masih rendah. Hal tersebut terlihat dari data pengamatan keaktifan siswa yang masih rendah yakni pada kategori tinggi sebesar 10%, sedang 35%, dan rendah 55%. Sementara itu hasil belajar siswa untuk yang tuntas baru 30% dan yang tidak tuntas 70%, sehingga perlu diadakan siklus selanjutnya untuk memperbaiki. 2. Siklus II Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II ini, terjadi peningkatan dari keaktifan maupun hasil belajar siswa. Untuk keaktifan siswa pada kategori tinggi naik menjadi 45%, sedang 25%, dan rendah 30%. Hal ini terjadi karena siswa sudah mampu beradaptasi dengan strategi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Untuk hasil belajarnya juga mengalami peningkatan yakni siswa yang tuntas mencapai 65% dan yang tidak tuntas menurun menjadi 35%. Peneliti memutuskan untuk mengadakan siklus III agar keaktifan dan hasil belajar siswa lebih memuaskan.
83
3. Siklus III Dalamkegiatan pembelajaran pada siklus III ini, untuk seluruh indikator keaktifan meningkat. Dari data pengamatan menunjukan bahwa untuk keaktifan siswa pada kategori tinggi mencapai 80% dari 16 siswa, untuk kategori sedang mencapai 20%. Jumlah pencapaian setiap aspek yang diamati mengalami kenaikan dari tiap siklus. Untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang maksimal yakni 100%, artinya bahwa seluruh siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal bahkan ada yang melampaui dari kriteria yang ditetapkan. Untuk itu peneliti memutuskan untuk tidak melakukan siklus berikutnya karena peneliti menganggap pada siklus ini sudah maksimal.
D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah guru kurang mampu dalam mengelola kelas sehingga strategi yang digunakan belum bisa diterima oleh siswa. Keaktifan siswa tidak muncul, hanya sebagian saja yang bekerjasama dengan kelompoknya, hanya sedikit siswa yang mampu mengikuti arahan dari guru. Perbaikan yang terjadi pada pembelajaran siklus II, guru mulai bisa mengelola kelas, siswa banyak yang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi yang diajarakan. Selain itu, guru juga memberikan pertanyaan-
84
pertanyaan yang menarik terkait dengan materi yang kemudian siswa diminta untuk saling berdiskusi Perbaikan tetap diadakan untuk pembelajaraan siklus III. Hal ini dimaksudkan agar keaktifan siswa lebih meningkat dan memuaskan. Guru lebih menekankan pada variasi terhadap strategi, dengan merubah posisi kelompok dan menggunakan contoh konkrit agar siswa lebih memahami materi. Pada siklus III ini keaktifan dan hasil belajar siswa lebih meningkat, hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa kompak dalam bekerjasama dalam kelompok. Mempresentasikan hasil diskusi, membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Hasil belajarnya juga baik seluruh siswa nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus dalam memahami materi pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan strategi Cooperative Script dan Crossword Puzzle memperlihatkan keaktifan belajar siswa yang memuaskan. Data perbandingan ketiga siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
85
Tabel 4.13 Keaktifan Belajar Tiap Siklus Kategori
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Tinggi
2
10%
9
45%
16
80%
Sedang
7
35%
5
25%
4
20%
Rendah
11
55%
6
30%
0
-
Tabel 4.14 Komparasi Hasil Belajar Tiap Siklus Aspek
Tuntas
Siklus
Banyak Siswa
Prosentase
I
6
30%
II
13
65%
III
20
100%
86
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidkan. Jakarta: Kencana, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008. Silberman, Melvin L. active Learning: 101 Cara Pembelajaran Aktif. Jogjakarta: Pustaka Insan Mandiri, 1996. Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Presindo, 2010. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. ---------. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. Hariyanto, Deni. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Solo: Delima, 2004. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Uno, B Hamzah. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Huda, Miftahul. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Zaini, Hisyam.Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008 http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/model pemebelajaran-cooperativescript.html diakses tgl 7 januari 2015. Trihardja, Umar. Dan La Saulo, Pengantar Pendidkan. Jakarta: Asti Mahasatya, 2005.
87
Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2006. Dimyati, dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993. ---------. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta 2003 http://sman1slawisos.wordpress.com/abstrak-penelitian/, diakes 7 januari 2015, pukul 23.45. Rusyam, Tabrani, et All. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Basuki dkk. Mengenal Profil Sekolah atau madrasah Berdaasarkan PP. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2010. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Cara mudah menerapkan langkah-langkah PTK dalam kegiatan pembelajaran di kelas). Ponorogo STAIN Ponorogo Press, 2009.