PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 86 Jakarta)
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan IPS Konsentrasi Ekonomi
Oleh : LESTARY PERMATA SARI NIM : 107015001087
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK
Lestary Permata Sari. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter. Program Studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Instrumen yang digunakan berupa tes dan non-tes. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah: ketuntasan belajar kelas dan peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai minimal 66 mencapai 100% melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Dari hasil penelitian dari siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai yaitu sebanyak 70,51% dan siklus kedua sebanyak 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Siswa berharap agar model pembelajaran CIRC dapat digunakan pada materi Ekonomi berikutnya. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
i
ABSTRACT Lestary Permata Sari. “ The Aplication of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Learning Models in Improving Students’ Achievement in Understanding the Concept of “Money, Bank and Monetary Policy”. Study Program Economic Strata I (S1) Departement of Education and Social Science, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011. The research is a classroom action research. The research has two cycles. Each cycle consists of planning, applying, observing and reflecting. The subjects of the research are students of the class 10.5 at SMAN 86 Jakarta of the year of 2010/2011. The aims of this research are to know the improvement of students’ learning results and to know the students’ response to the application of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning models. In this research, researcher had used two instruments: the test and non-test instruments. The success of the research was indicated by the success of the class completed the learning process and the increase numbers of students reaching minimum score of 66 up to 100%. In the first cycle that learning completeness of learning is 70,51% and in the second cycle is 100%. Based on the result of the research it can be concluded that concept Money, Bank, and Monetary Policy with Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning models. The students expect that the CIRC models can be used for the next Economic concept. Key word: Classroom Action Research, Student Achievement, CIRC Models
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tiada terkira penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 86 Jakarta)”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mendidik umatnya dengan tarbiyah keimanan, ilmu pengetahuan serta akhlakul karimah. Skripsi ini tidak lepas dari banyak kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu dibutuhkan masuka-masukan dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing untuk dapat membantu memperbaiki dan merevisi kesalahan dalam skripsi ini agar dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang telah membantu sehingga dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Sekertaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 4. Bapak Drs. H. Syaripulloh, M.Si dan Ibu Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan ilmu untuk memberikan pengarahan. 5. Ibu Dra.Tumiar Sihotang, M.Si kepala sekolah SMAN 86 Jakarta. 6. Ibu Lilis Nurmaryati, S.E guru pamong mata pelajaran Ekonomi di SMAN 86 Jakarta.
iii
7. Bapak Oom Komara dan Ibu Eli Rusiati Aprilia orang tua tercinta yang selalu mencurahkan do’a dan dukungannya baik secara moril maupun materil. 8. Adikku tercinta Junda Lazuardhi Komara yang selalu memberikan keceriaan pada penulis. 9. Almh.Asmirah nenek tercinta yang yang telah memberikan motivasi yang selalu terkenang agar terus maju dan pantang menyerah untuk menjadi lebih baik lagi. 10. Keluarga besarku Alm. Edi Durgi Supriadi, dan Alm. Majenah yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan do’anya. 11. Sahabat tercinta “esacu”, Suhar, Adiey, Jossie, dan Uchy yang selalu memberikan semangat dan dukungannya. 12. Sahabat tercinta , Siti Aisah, Rahma Sofia, Dina Mayasari, dan Zulhanita yang berjuang bersama selama kuliah. 13. Someone, yang selalu ada dan memberikan motivasi, semangat, do’a, dan dukungannya selama ini. 14. Teman-teman Pendidikan IPS khususnya Prodi Ekonomi Angkatan 2007. 15. Kepala Sekolah dan Guru-guru MA ANNAJAH, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. 16. Murid-muridku di MA ANNAJAH yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis. 17. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak yang dan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan. Jakarta, 05 Desember 2011
Penulis Lestary Permata Sari
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. ii ABSTRACT ................................................................................................. iii KATA PENGANTAR................................................................................. iv DAFTAR ISI............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR BAGAN ...................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 11 C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 13 D. Perumusan Masalah ................................................................................. 13 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 14
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ................................................................. 15 A. Model Pembelajaran Kooperatif............................................................... 15 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 15 2. Unsur Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 17 3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 19 4. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)....... 19 a. Dasar Pemikiran .......................................................................... 19 b. Unsur-unsur Program CIRC ........................................................ 21 c. Langkah-langkah CIRC............................................................... 22
v
B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar............................................................. 25 1. Pengertian Belajar …………………………………………………… 25 2. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................................... 26 3. Tujuan Belajar ................................................................................... 27 4, Hubungan Belajar dan Berpikir.......................................................... 29 5. Hasil Belajar...................................................................................... 30 C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................................................... 31 1. Pengertian IPS.................................................................................. 31 2. Pengertian Ekonomi ........................................................................ 33 D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang relevan .......................................... 35 E. Kerangka Berpikir................................................................................... 36 F. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 38 A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 38 B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian................................................................................................. 39 C. Subjek Penelitian..................................................................................... 44 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian............................................... 44 E. Tahapan Intervensi Tindakan................................................................... 45 1. Pra Penelitian...................................................................................... 45 2. Siklus I................................................................................................ 46 3. Siklus II .............................................................................................. 47 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.............................................. 48 G. Data dan Sumber Data ............................................................................. 49 H. Instrumen Penelitian ................................................................................ 49 1. Instrumen Tes ................................................................................... 49 2. Instrumen Non Tes............................................................................ 51 I. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 52 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi........................ 53 1. Uji Validitas.......................................................................................... 53
vi
2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 60 3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 61 4. Daya Pembeda...................................................................................... 62 5. Skor N-Gain ......................................................................................... 63 K. Analisis Data dan InterpretasiHasil Analisis............................................ 63 L. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 66 A. Temuan Hasil Penelitian ......................................................................... 66 1. Penelitian Pendahuluan ..................................................................... 66 2. Tindakan yang Dilakukan.................................................................. 70 B. Pembahasan ............................................................................................ 94 C. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 96 A. Kesimpulan............................................................................................. 96 B. Saran ...................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 99
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Hasil Uji Validitas Soal............................................................
55
Tabel 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas Soal ........................................................
61
Tabel 3. 3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ...................................................
62
Tabel 4. 1 Nilai N-Gain Siklus I................................................................
74
Tabel 4. 2 Hasil Perolehan Nilai Pre Test Siklus I ....................................
77
Tabel 4. 3 Hasil Perolehan Nilai Post Test Siklus I ...................................
80
Tabel 4. 4 Nilai N-Gain Siklus II ..............................................................
86
Tabel 4. 5 Hasil Perolehan Nilai Pre Test Siklus II ...................................
89
Tabel 4. 6 Hasil Perolehan Nilai Post Test Siklus II ..................................
92
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3. 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Tenggart ..........................................................................
41
Bagan 3. 2 Prosedur Penelitian CIRC........................................................
42
Bagan 3. 3 Proses Penelitian Validitas Wawancara ...................................
56
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Frekuensi Nilai Pre Test Siklus I.............................................
77
Gambar 2 Frekuensi Nilai Post Test Siklus I ..........................................
80
Gambar 3 Frekuensi Nilai Pre Test Siklus II ...........................................
90
Gambar 4 Frekuensi Nilai Post Test Siklus II .........................................
92
Gambar 5 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC .........
180
Gambar 6 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC .........
181
Gambar 7 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC .........
182
Gambar 8 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC .........
183
Gambar 9 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC .........
184
Gambar 10 Foto kegiatan siswa dengan menggunakan model CIRC .........
185
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).........................
102
Lampiran 2
Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Pra Penelitian.
114
Lampiran 3
Catatan Lapangan Siklus I..................................................
115
Lampiran 4
Catatan Lapangan Siklus II ................................................
116
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti Siklus I .................
117
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti Siklus II.................
119
Lampiran 7
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I.....................
121
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ...................
122
Lampiran 9
Hasil Wawancara Saat Observasi Responden Siswa ...........
123
Lampiran 10 Hasil Wawancara Setelah Tindakan Responden Siswa .......
131
Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Ekonomi Pra Penelitian.................
137
Lampiran 12 Hasil Observasi Sikus I ......................................................
139
Lampiran 13 Hasil Observasi Siklus II....................................................
140
Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen............................................................
141
Lampiran 15 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ...........................................
161
Lampiran 16 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II..........................................
164
Lampiran 17 Profil Sekolah ...................................................................
167
Lampiran 18 Hasil Data Anatest ............................................................
172
Lampiran 19 Lembar Uji Referensi.........................................................
208
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk Allah SWT yang memiliki kelebihan dibandingkan mahluk lainnya, oleh karena itu manusia diciptakan Allah SWT dengan tujuan untuk beribadah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu ciri khusus manusia adalah memiliki akal dan pikiran. Melalui pendidikan lah manusia mengaplikasikan akal dan pikirannya, karena dalam pendidikan berlangsung proses belajar yang melibatkan akal dan pikiran seseorang dalam menerima ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dirinya sehingga kelak akan mengangkat harkat dan martabatnya menjadi mahluk yang terhormat dan sempurna di sisi Allah SWT. Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan mutlak harus ada dalam kehidupan manusia. Jadi pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. “Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam
1
2
arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya”.1 Dalam hidup manusia tidak terlepas dari adanya pendidikan, baik yang berasal dalam keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Seorang anak pertama kali memperoleh pendidikan dari keluarga walaupun tidak berlangsung secara formal seperti pada institusi pendidikan. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar atau awal bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tua dan keluarga yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari anak belajar dari lingkungannya atau dalam kata lain di dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan yang di dapat dalam masyarakat ini di mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. “Kemudian, pendidikan di sekolah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, dan juga sebagai lanjutan dari pendidikan dalam keluarga, serta sebagai jembatan bagi anak yang menghubungkan antara kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan di masyarakat kelak”.2 Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang terdiri dari beberapa komponen.
Komponen-komponen
dalam
proses
belajar
di
sekolah
diantaranya : guru, peserta didik, proses belajar mengajar (PBM), serta model pembelajaran merupakan salah satu yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan tersebut, diperlukan adanya usaha-usaha serius dari setiap unsur yang terlibat di dalam dunia pendidikan.
1
Hasbullah , Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada : 2008 ),
2
Hasbullah , Dasar-dasar Ilmu …, hal. 46
hal. 1
3
“Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar siswa dijadikan sebagai student centered atau dalam kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran
yang
berlangsung
lebih
mengaktifkan
siswa
dibandingkan guru. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik”.3 Dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari peranan seorang guru yang merupakan sentral dalam kegiatan belajar mengajar. Dan mengajar adalah tugas seorang guru, mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, akan tetapi sebagai suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jadi dalam proses pembelajaran, guru merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa atau peserta didik. “Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah tidak akan berjalan tanpa adanya siswa atau peserta didik, karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran, bukan guru. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya”.4 Setiap siswa memiliki kemampuan, dan latar belakang yang berbeda-beda yang pada dasarnya memiliki potensi yang harus dikembangkan. Guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada siswa, oleh karena itu siswa atau peserta didik lah yang belajar. Inti dari kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM). Kualitas belajar siswa banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh interaksi antara guru, siswa, dan sarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran dikatakan efektif, adalah sesuatu yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Pembelajaran harus bermakna sehingga berdampak positif, terutama bagi peserta didik. “Sedangkan pembelajaran dikatakan efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, dan mampu 3
Hamzah. B. Uno, Profesi Kependidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara : 2009 ), hal. 15 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta : Kencana, 2007 ), hal. 52 4
4
memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar dan memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dikelas memilki efisien yang sangat tinggi, tidak hanya terkait dengan hambatan waktu, tempat, ataupun biaya”.5 Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kelas yang baik, yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan menyenangkan, serta efektif dan efisien, yang akan bermuara pada pemahaman konsep dari setiap siswa atau peserta didik, dan hasil belajar yang meningkatlah yang akan diperoleh nantinya. Berbagai
masalah
yang
muncul
dari
pengalaman
mengajar
mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut adalah masalah model pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat
memahami dan menguasai setiap konsep materi
pelajaran. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif diperlukan
model
pembelajaran
yang
menyenangkan,
yang
dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. “Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama”.6 “Model pembelajaran Kooperatif memiliki tujuan untuk memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa untuk mengembangkan
5
Rochmat Wahab, Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf diakses 15 Desember 2010, hal. 5 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006 ), hal. 240
5
keterampilan-keterampilan masalah-masalah”.7
proses
kelompok
serta
pemecahan
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca dan tulis adalah dengan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yakni model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. Seperti yang telah disinggung di atas tentang model pembelajaran kooperatif yakni model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang siswa. Model pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini akan membuat belajar siswa menjadi menyenangkan dan lebih menarik, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif dalam mengembangkan kemampuan mengenai materi yang diajarkan. ”Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting”.8 “Tujuan dari model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu tim atau kelompoknya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca mereka”.9 7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, ( Jakarta : Kencana, 2010
), hal.57 8
Hijau Daun, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Artikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm 9 Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 202
6
Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini berbeda dengan pembelajaran kooperatif lainnya, karena pada dasarnya setiap pembelajaran kooperatif masing-masing tipe berbeda-beda. Yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel berdasarkan konsep, yaitu dengan membaca dengan keras yang nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian
kemampuan siswa dalam setiap kelompok dalam memahami
bacaan, lalu menulis berdasarkan artikel atau wacana, serta menemukan katakata penting dalam wacana yang berhubungan dengan konsep. Di sinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan. Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial. Paduan dari sejumlah pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. IPS menjadi mata pelajaran wajib yang selalu ada dari berbagai jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai keperguruan tinggi. Tentunya dengan bobot materi yang berbeda-beda sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Dan yang secara khusus di bahas dalam penelitian ini adalah mata pelajaran ekonomi. “Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, yang berarti peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga”.10 Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia (sering juga disebut sebagai agen ekonomi/economic agen) melakukan pembagian sumber daya yang tersedia secara efisien dalam memenuhi kebutuhan manusia. Dalam melakukan ini, manusia terkendala oleh waktu, keterbatasan sumber daya, keinginan manusia yang tak terbatas, dan ketidakpastian. Secara umum, 10
Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X, ( Jakarta : Yudhistira, 2006 ), hal. 112
7
subjek dalam ekonomi dapat dibagi menjadi dua cabang, yaitu ekonomi mikro berhadapan dengan keputusan ekonomi di tingkat individu, dan ekonomi makro melihat ekonomi secara keseluruhan (termasuk inflasi, pengangguran, produksi industri, dan peran pemerintah).Ilmu ekonomi sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang dipelajari dalam mata pelajaran ekonomi meliputi produksi, distribusi, konsumsi, tenaga kerja, pengangkutan, sistem moneter dan keuangan, perdagangan, dunia usaha, serta menyangkut kemakmuran manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Berdasarkan observasi pra penelitian yang telah saya lakukan pada siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, di temukan beberapa permasalahan, diantaranya : Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi di kelas, masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan metode membaca dan mencatat yang diberikan oleh guru yang belum menunjang motivasi siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis dalam diri siswa diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk membaca suatu tulisan (wacana) dan terbiasa untuk menulis dan menjadikannya sebuah bacaan agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang mereka tulis. Selain itu ditemukan juga permasalahan berupa siswa nampak malas dan kurang bersemangat untuk membaca
dan merangkum hasil bacaan.
Padahal materi pembelajaran IPS terutama Ekonomi banyak memberikan teori-teori yang menuntut pemahaman siswa dengan banyak memaparkan wacana wacana sosial. Masalah lain adalah hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan peneliti melihat ledger hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya kepada guru mata pelajaran ekonomi. Dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66.
8
Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan pun masih konvensional,
yakni metode ceramah,
serta
pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci (key word) yang penting. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran ekonomi. Tidak hanya observasi, penulis melaksanakan wawancara pra penelitian, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi SMAN 86 Jakarta, Ibu Lilis Nurmaryati, S,E. pada hari Jumat 13 Mei 2011 bertempat di ruang guru pada pukul 10.45 WIB. “Hambatan yang ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar adalah semangat belajar siswa kurang, tidak memperhatikan saat guru menerangkan, dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda sehingga kesulitan untuk menggunakan metode yang cocok”.11 Selain wawancara pra penelitian dengan guru mata pelajaran Ekonomi, penulis melakukan wawancara dengan siswa. Jenis wawancaranya adalah wawancara terstruktur. Adapun wawancara terstruktur maksudnya adalah wawancara dimana telah disiapkan model-model pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan tersebut telah disusun secara urut dan sistematis dan kemudian ditanyakan secara langsung kepada responden untuk dijawabnya. 11
Guru
Wawancara, Ibu Lilis Nurmaryati, S.E, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 10.15 WIB, Ruang
9
Tujuan wawancara pra penelitian pada responden siswa adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran Ekonomi di kelas. Berdasarkan hasil wawancara terstruktur dengan 15 orang siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011 pukul 13.05 WIB di ruang kelas X-5. Ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran ekonomi di kelas ?”. sembilan siswa mengatakan bahwa pembelajaran ekonomi, pembelajaran yang membosankan, sulit dalam materi perhitungannya, dan terlalu banyak mnecatat. Empat orang siswa mengatakan biasa saja dalam pembelajaran ekonomi, dan 2 orang siswa mengatakan pembelajaran ekonomi menyenangkan”.12 Sementara ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana hasil belajar ekonomi kamu ?”. Delapan siswa mengatakan kurang dari KKM, lima siswa mengatakan lebih dari KKM, dan dua siswa mengatakan sesuai dengan KKM. Dan ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru dalam menerangkan pelajaran Ekonomi ?. sepuluh siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan mencatat, dua siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan ceramah dan diskusi, dan 3 siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi biasa saja, mudah mengerti, dan mengerti pada materi tertentu saja”.13 Berdasarkan hasil observasi, serta wawancara yang telah dilakukan, beberapa hambatan yang telah di paparkan diatas dapat menjadikan siswa menjadi malas untuk mempelajari pelajaran ekonomi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional dengan metode ceramah, pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan pembelajaran yang bersifat text book serta tugas-tugas yang banyak. Oleh karena itu tugas guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dengan melakukan pembelajaran secara bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan pada diri siswa karena merasa mata pelajaran ekonomi sulit untuk dipelajari. Serta perbaikan pada pengelolaan kelas serta model pembelajaran yang diterapkan 12 13
Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5 Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5
10
sangat baik dilakukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Beberapa
penelitian
yang
relevan,
yang
membahas
model
pembelajaran CIRC, seperti yang dilakukan oleh Hafsah Syarifah, Jurusan Pendidikan IPA (Kimia) Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta pada tahun 2006 dengan judul skripsi : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran “. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia siswa. Selain itu hasil belajar siswa yang diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)”.14 Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010 dengan judul skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238“. Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika khususnya pada materi aritmetika sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebanyak 84 % siswa telah mampu menyelesaikan soal
14
Hafsah Syarifah , Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran, ( Jakarta : 2006), hal. 53
11
cerita matematika secara urut dan sistematis. Siswa juga mampu memahami, menafsirkan dan menyelesaikan soal cerita matematika”.15 Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya 52 % saja siswa yang telah mampu menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi soal cerita. Selebihnya masih harus selalu di bimbing dalam setiap langkah untuk menyelesaikan soal cerita dan siswa belum mampu menafsirkan sendiri isi dari soal cerita tersebut. Dengan hasil penelitian yang relevan, serta berdasarkan hasil observasi, dan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran ekonomi SMAN 86 Jakarta serta siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut sebagai penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa “.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan observasi awal yang telah saya lakukan di SMAN 86 Jakarta kelas X-5, pada tanggal 13 Mei 2011 pada pukul 08.40 WIB, maka dari itu dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut : 1. Semangat belajar siswa kurang. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, semangat belajar siswa masih kurang, hal ini dapat terlihat dari sikap dan gaya belajar siswa di dalam kelas. Saat guru menjelaskan materi ada beberapa siswa yang tidur di dalam kelas, dan terlihat tidak bersemangat sekali belajar Ekonomi. Selain itu ada beberapa siswa yang bercanda dan mengobrol dengan teman
15
Azizah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238, (Jakarta, 2010 ), hal. 68
12
nya saat guru menerangkan, kondisi seperti sangat menganggu dalam proses pembelajaran Ekonomi di kelas.
2. Pemahaman konsep dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Ekonomi, pemahaman terhadap konsep dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini terbukti dengan nilai Ulangan Harian sebelumnya pada materi Konsumsi dan Investasi, dari 39 orang siswa, yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 22 siswa, dan yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 17 siswa. Dengan nilai terendah 42, dan nilai tertinggi 95. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep dan hasil belajar siswa rendah dan kurang memuaskan.
3. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran Ekonomi membosankan. Dari wawancara dengan 15 orang siswa, 8 orang siswa mengatakan bahwa pembelajaran Ekonomi merupakan pembelajaran yang membosankan, 5 orang siswa mengatakan biasa saja, dan 2 orang siswa mengatakan menyenangkan. Banyaknya siswa yang mengatakan pembelajaran Ekonomi membosankan salah satu faktor penyebabnya adalah cara pembelajaran Ekonomi di kelas, karena metode pembelajaran Ekonomi di kelas berupa metode ceramah, pembelajaran tidak berpusat pada siswa atau dalam kata lain siswa pasif dalam pembelajaran di kelas.
4. Minimya pengetahuan guru mengenai model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi, Ibu Lilis Nurmaryati mengatakan bahwa dalam pembelajaran Ekonomi jarang menggunakan model pembelajaran kooperatif, karena beliau sendiri tidak mengetahui model-model pembelajaran kooperatif. Kalaupun ada yang digunakan hanya
metode
demonstrasi,
pembelajaran kooperatif.
dan
metode
diskusi,
bukan
model
13
5. Cara mengajar masih dilakukan secara konvensional. Dari observasi pra penelitian yang dilakukan penulis, proses pengajaran yang berlangsung hanya berupa metode ceramah dan tanya jawab saja. Siswa pasif dalam pembelajaran di kelas. Kalaupun ada materi yang sulit, jarang siswa yang bertanya kepada guru. 6. Pembelajaran bersifat text book, serta tugas LKS. Berdasarkan observasi pra penelitian, pembelajaran yang dilakukan masih bersifat text book atau guru seperti mendiktekan kalimat-kalimat pada siswa, kemudian siswa menuliskannya dalam buku tulisnya masingmasing. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa banyak yang mengatakan bahwa tugas yang diberikan sangat banyak, seperti tugas LKS dan merangkum.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 86 Jakarta pada kelas X-5, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya di batasi pada : 1.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2.
Hasil belajar yang dimaksud adalah peningkatan hasil belajar Ekonomi siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari nilai Post Test.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1.
“Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi Siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter? “
14
2.
“Apakah hasil belajar Ekonomi siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ?”
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2.
Untuk
mengetahui apakah model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran Ekonomi pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter . Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa, serta meningkatkan kemampuan siswa, dan membangun daya imajinasi pikiran siswa dengan strategi penyelesaian soal cerita yang sistematis pada model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sehingga dapat memahami makna yang tersirat dalam soal. 2. Guru, diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. 3. Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah, melalui model pembelajaran kreatif dan inovatif.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Sebelum mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari model pembelajaran. “Menurut Soekamto dkk mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan
berfungsi
sebagai
15
pedoman
bagi
para
perancang
16
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.1 Jadi model pembelajaran merupakan seperangkat prosedur yang sistematis tentang cara dan gaya belajar. Adanya model pembelajaran ini dimaksudkan untuk memudahkan pengajar atau guru dalam menentukan strategi belajar di kelas. Biasanya model pembelajaran yang ada lebih mengaktifkan siswa, atau dapat dikatakan siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran dari pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar. Menurut Trianto dalam bukunya Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, bahwa dalam model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur, yakni sebagai berikut : “Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya”.2 Maksudnya model pembelajaran harus berdasarkan pemikiran yang rasional dan logis, tidak asal-asalan, dan melalui pengetahuan terkini. Karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembelajaran dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan, namun dalam kurun waktu perkembangannya tidak asal-asal an, tetapi berdasarkan pemikiran yang rasional dan teoritis yang disusun oleh pengembangnya. Selanjutnya, “Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar”.3 Dalam proses pembelajaran pastilah yang diharapkan adalah tujuan akhir pembelajaran, oleh karena itu sebagai fondasi awal dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa belajar dan menerima materi yang disampaikan oleh guru. Jika berdasarkan paparan yang di jelaskan di atas, landasan pemikiran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif, yakni model pembelajaran yang terdiri dari
1
Trianto, Model-model Pembelajran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), hal. 5 2 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.270 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru …, hal.270
17
kelompok heterogen antara 5-6 orang siswa, yang masing-masing kelompok saling bekerja sama dalam memecahkan permasalahan. Kemudian “Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil”.4. Dalam kegiatan belajar yang memiliki kegiatan sentral adalah seorang guru, karena guru lah yang memberikan input atau masukan kepada siswa. Tingkah laku mengajar yang
dimaksud
adalah
bagaimana
seorang
pendidik
atau
guru
menyampaikan materi kepada peserta didik yang terdiri dari berbagai latar belakang dengan menggunakan model pembelajaran kreatif dan inovatif yang membangkitkan minat siswa dalam belajar. Sehingga siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar yang akan berakhir pada hasil belajar yang baik. Dan ciri yang keempat adalah “lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai”.5 Salah satu faktorfaktor yang mempengaruhi belajar adalah lingkungan belajar. Oleh karena itu tugas guru dan siswa menciptakan lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan. Lingkungan belajar yang kondusif, dan menyenangkan lah yang dapat membangkitkan siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Unsur Pembelajaran Kooperatif Selain memiliki ciri-ciri, pembelajaran kooperatif memiliki unsurunsur pembelajaran. Menurut Prof.Dr.Yatim Riyanto dalam bukunya Paradigma Baru Pembelajaran, unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : “Mengembangkan interaksi yang saling asih antar sesama sebagai latihan hidup masyarakat”.6 Maksudnya bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengatasnamakan kerja sama 4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.270 5 Yatim Riyanto, Paradigma Baru … , hal.270 6 Yatim Riyanto, Paradigma Baru …, hal.270
18
tim atau kelompok. Dengan belajar bersama tim atau kelompok dapat menghasilkan interaksi bersama antar anggota kelompok dalam belajar, atau dapat dikatakan seperti tutor sebaya. Siswa belajar dari teman-teman satu kelompok nya, saling membantu, menghargai pendapat masingmasing anggota. Selanjutnya
“Saling
ketergantungan
positif
antar
individu”.7
Maksudnya tiap individu mempunyai kontribusi dalam pencapaian tujuan, atau dalam kata lain individu-individu dalam satu kelompok belajar saling bergantung ke arah positif yang menginginkan adanya pencapaian tujuan akhir yang dicapai. Lalu “Tanggung jawab secara individu”.8 Setiap individu dalam satu kelompok memiliki peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam kelompoknya, karena ini adalah pembelajaran kelompok dimana masingmasing individu memiliki tanggung jawab besar terhadap kelompoknya. Kemudian “Temu muka dalam proses pembelajaran”.9 Dalam model pembelajaran yang melibatkan masing-masing individu dalam satu kelompok pastilah ada temu muka dalam proses pembelajaran, karena proses pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya temu muka. Selain itu tanggung jawab serta komunikasi antar individu di bangun untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dapat mengerjakan tugas sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru yang akan menghasilkan hasil belajar yang meningkat, dan diperoleh lah evaluasi pembelajaran kelompok. Dari unsur-unsur pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, jelas sekali bahwa dalam pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama kelompok, dimana masing-masing individu dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab yang besar serta kontribusi terhadap kemajuan kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran. 7
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.270 8 Yatim Riyanto, Paradigma Baru …, hal.270 9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru …, hal.270
19
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif : Berdasarkan buku yang ditulis oleh Prof.Dr.H.Yatim Riyanto, M.Pd yang berjudul Paradigma Baru Pembelajaran, ada beberapa tujuan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya : “Individual, yaitu keberhasilan sesorang ditentukan oleh orang itu sendiri tidak dipengaruhi oleh orang lain”.10 Maksudnya masing-masing anggota kelompok dapat memahami materi melalui kerja sama tim, namun hasil akhirnya ditentukan oleh siswa sendiri, pembelajaran tim atau kelompok hanya sebagai pengubung dalam memahami materi pelajaran. Kemudian “Kompetitif, yaitu keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang lain (ada ketergantungan negatif)”.11 maksudnya keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang, ini bukan berarti harus mengorbankan teman satu kelompok,. Namun bagaimana kerja suatu kelompok dalam mempertahankan serta mengungguli dari kelompok lain. Dan “Kooperatif yaitu keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasilan dengan sendirian”.12 Maksudnya keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasilan dengan sendirian. Atau dalam kata lain kerja sama antar tim atau kelompok atau masing-masing anggota kelompok dalam mencapai tujuan yang diharapkan yakni pemahaman materi serta peningkatan hasil belajar dari setiap anggota kelompok.
4. Model Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) a. Dasar Pemikiran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah suatu metode pembelajaran yang merupakan bagian dari metode cooperatif learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya paham
10
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2009 ), hal.271 11 Yatim Riyanto, Paradigma Baru …., hal.271 12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru …., hal.271
20
dan daya ingat siswa tentang materi yang mereka baca dengan cara memadukan membaca dan menulis. Pengembangan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil ini ditujukan dalam proses pengembangan dibahas dalam kepribadian berikutnya. ”Pembelajaran kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting”.13 Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah Para siswa yang bekerja di dalam
tim-tim
kooperatif
dari
kegiatan-kegiatan
ini,
yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman saling membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim. “Tujuan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Para siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana masalahmasalah akan diatasi dan merangkum unsur utama dari cerita kepada satu sama lain, yang mana keduanya merupakan kegiatan-kegiatan yang ditemukan dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca”.14 13
Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 200 14 Robert E Slavin, Cooperative Learning …, hal. 203
21
Salah satu tujuan dari program Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dan menulis serta menerima umpan balik dari kegiatan mereka dengan membuat para siswa membaca dan menulis untuk teman satu timnya dan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca dan menulis mereka. Secara
garis
besar,
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) menekankan pada kerja sama tim atau kelompok dalam memecahkan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru dengan membaca dan menulis secara bergantian dari masing-masing anggota, serta menemukan kata-kata dan materi
pokok
yang
penting
dalam
pembelajaran,
kemudian
mempresentasikannya di depan kelas, agar seluruh siswa dapat memahami materi yang dibahas oleh setiap tim atau kelompok.
b. Unsur-unsur
Program
Cooperative
Integrated
Reading
and
Composition (CIRC) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari dua
unsur penting kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran
langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu. Dalam semua kegiatan ini, para siswa bekerja dengan tim-tim yang heterogen. Semua kegiatan mengikuti siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, dan tes. Unsur-unsur utama dari Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) adalah sebagai berikut : “Kelompok Membaca. Jika menggunakan kelompok membaca para siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri lebih dari dua orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang
22
dapat ditentukan oleh guru mereka. Atau jika tidak, diberikan pengajaran kepada seluruh siswa”.15 Maksud dari unsur CIRC yang pertama yaitu kelompok membaca yang merupakan kelompok belajar. Sebelum pembelajaran kooperatif di mulai, terlebih dahulu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, yang terdiri dari 5-6 orang siswa. Masing-masing individu
dalam
satu
kelompok
bertanggung
jawab
terhadap
kelompoknya. “Tim. Para siswa dibagi kedalam pasangan atau trio dalam kelompok membaca dan menulis mereka”.16 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan, bahwa dalam pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap
tugas
mengeluarkan
kelompok. ide-ide
untuk
Setiap
anggota
memahami
kelompok
suatu
konsep
saling dan
menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan teman dan lingkungan.
c. Langkah-langkah Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC untuk melatih siswa meningkatkan keterampilannya dalam menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi Ekonomi tentang Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter, langkah-langkah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Guru membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.
15
Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 205 16 Robert E Slavin, Cooperative Learning …, hal. 205
23
2. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan artikel yang berhubungan
dengan
materi
dengan
langkah-langkah
penyelesaiannya kepada setiap kelompok. 3. Guru memberitahukan kepada setiap siswa agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC yang spesifik sebagai berikut : a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota kelompok saling membaca bergantian artikel yang telah diberikan oleh guru. b) Membuat prediksi atau menganalisis artikel yang telah diberikan termasuk menuliskan kalimat atau kata-kata penting dalam artikel. c) Masing-masing kelompok saling membuat rencana penyelesaian analisis artikel tersebut. d) Setiap kelompok saling menulis secara bergantian penyelesaian artikel. e) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru. 4. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC (team study). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. 5. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami oleh anggota kelompoknya. Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan secara proporsional. 6. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat menganalisis artikel yang diberikan oleh guru. 7. Guru
meminta
perwakilan
menyajikannya di depan kelas.
kelompok
tertentu
untuk
24
8. Guru
bertindak
sebgai
narasumber
dan
fasilitator
jika
diperlukan. 9. Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi pemecahan permasalahan atau dalam kata lain menarik kesimpulan bersama. 10. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.17
Bila diperhatikan, langkah-langkah model pembelajaran CIRC ini sebenarnya mendorong siswa lebih aktif, kritis, dan sistematis dan bertujuan menghadapi bacaan secara berkelompok, sehingga pembaca lebih bisa lama mengingat setiap gagasan pokok suatu bacaan dan kemampuan menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi diharapkan lebih memuaskan. Karena dengan model pembelajaran CIRC ini, siswa bekerja sama untuk menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks. Keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Dengan demikian siswa tidak hanya menerima materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri dalam kelompoknya. Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini, setiap anggota siswa dalam kelompoknya akan belajar memilih point-point bacaan yang penting lalu berdiskusi untuk merencanakan bagaimana menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi, sehingga masing-masing siswa akan paham dan mampu untuk menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi.
17
Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, ( Bandung : Nusa Media, 2005 ), hal. 207
25
B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Belajar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal maupun informal. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang belajar, diantaranya : 1. “Wittig
dalam
bukunya
Psycology
of
Learning
yang
mendefinisikan belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.18 2. “Berbeda dengan Wittig, Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psycology, mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap akibat latihan dan pengalaman”.19 3. “Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism, manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi organism tersebut”.20 4. Dan
“Skinner
dalam
bukunya
Educational
Psycology,
mengemukakan belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif”.21 Dari definisi belajar yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang berlangsung secara progresif sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Secara umum belajar dapat diartikan “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap 18
Muhibbin Syach, M.Ed, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Logos Wacana, 2001 ), hal.61 Muhibbin Syach, M.Ed, Psikologi …, hal.60 20 Muhibbin Syach, M.Ed, Psikologi …, hal.61 21 Muhibbin Syach, M.Ed, Psikologi …, hal.60 19
26
jenis jenjang pendidikan”.22 Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah, karena belajarlah maka manusia dapat berkembang. Kualitas hasil proses perkembangan manusia banyak tergantung pada apa dan bagaimana belajar. Dengan demikian dengan belajar akan menghasilkan hasil belajar yang
dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu
secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama. Suatu proses belajar harus besifat praktis dan langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Karena individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan.
2. Prinsip-Prinsip Belajar Berdasarkan buku yang ditulis oleh Drs.Sumiati, dan Asra, M.Ed, yang berjudul
Metode Pembelajaran, menjelaskan prinsip belajar
diantaranya adalah : “Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi”.23 Maksudnya dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar. yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman
tentang
konsep,
kemampuan
menerapkan
konsep,
kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif
22 23
Muhibbin Syach, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Logos Wacana, 2001 ), hal.59 Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : Wacana Prima 2008 ), hal. 41
27
terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu. Kemudian “Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman”.24 Maksudnya Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau kongkret, sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak. Lalu “Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan”.25 Maksudnya dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan secara gamblang diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar diperoleh dari sebuah proses dari mengenal, mengerti hingga memahami. Belajar juga diperoleh dari sebuah pengalaman yang nantinya akan berakhir pada hasil belajar. Dengan belajar siswa dapat mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.
3. Tujuan Belajar Dalam buku yang ditulis oleh Dr. J.J Hasibuan, dan Drs, Moedjiono yang berjudul Proses Belajar Mengajar. Robert M Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. “Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi 24 25
Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran ( Bandung : Wacana Prima 2008 ), hal. 41 Sumiati, dan Asra, Metode …, hal. 41
28
lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar”.26 Kelima macam kemampuan belajar tersebut antara lain Pertama,
“Keterampilan
intelektual”.27
:
Maksudnya
adalah
kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, setiap peserta didik memilki kemampuan dan latar belakang yang berbedabeda, oleh karena itu tugas seorang guru adalah memahami masing-masing peserta didik, dan tidak membeda-bedakan masing-masing peserta didik. Kedua, “Strategi Kognitif”.28 Mengatur cara belajar dan berpikir seseorang
di
dalam
arti
seluas-luasnya,
termasuk
kemampuan
memecahkan masalah. Masing-masing peserta didik diberikan anugerah berupa akal dan pikiran, bagaimana mengatur cara belajar dan berpikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta didik, dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan ilmu yang di berikan. Ketiga, “Informasi Verbal”.29 Pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. Yakni kemampuan siswa dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh guru baik secara verbal maupun non verbal. Keempat, “Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik, dan sebagainya”30. Setelah seorang siswa berada di lingkungan pendidikan formal, dapat memiliki pengetahuan, karena semua di ajarkan oleh guru, dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan atas.
26
JJ.Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 ), hal.4 27 JJ.Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar ..., hal.4 28 JJ.Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar ..., hal.4 29 JJ.Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar ..., hal.4 30 Dr.JJ.Hasibuan, dan Drs.Moedjiono, Proses Belajar …, hal.4
29
Kelima, “Sikap dan Nilai”.31 Berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian. Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan mempersyaratkan
kondisi-kondisi
belajar
tertentu
sehingga
dapat
dijabarkan strategi-strategi belajar yang sesuai. Dan pada dasarnya akan menghasilkan tujuan yang diharapkan yakni keberhasilan dalam belajar. 4.
Hubungan Belajar dan Berpikir Belajar dan berpikir merupakan 2 proses yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar adalah suatu proses terjadinya perubahan perilaku, tetapi berpikir tidak selalu menghasilkan perubahan perilaku. Berpikir merupakan suatu proses mental yang kasat mata. Proses ini hanya dapat diamati dari perilaku yang nampak. Dengan kata lain, proses berpikir hanya dapat disimpulkan dari perilaku yang diperkirakan diarahkan oleh pikiran sebagai perilaku yang terorganisasi, bukan perilaku yang terjadi sembarangan. “Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu representasi simbolis baik dari suatu objek, peristiwa, ide atau hubungan-hubungan antara hal-hal tersebut. Representasi simbolis dalam kerangka mental itu kemudian diolah sedemikian rupa sehingga terjadi suatu proses berpikir. Berpikir tidak selalu memecahkan suatu masalah, tetapi juga untuk memebentuk suatu konsep tertentu, serta menimbulkan ide-ide kreatif. Bila pengertian-pengertian diperoleh dari proses berpikir, dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang relative
31
JJ.Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008 ), hal.4
30
permanen, maka proses berpikir tersebut menimbulkan proses belajar”.32 Pada dasarnya belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan, belajar tidak akan terjadi tanpa adanya berpikir, begitupun sebaliknya. Jadi keduanya sama-sama saling berkaitan dan berhubungan. 5.
Hasil Belajar Setelah melakukan aktivitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya mengalami suatu proses belajar, dapat diukur oleh hasil belajar. Hasil belajar sangat penting untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan yang dialami oleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar. ”Hasil belajar atau evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa”.33 Jadi hasil belajar adalah prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat menggembirakan prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat ditempuh melalui beberapa usaha. Dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan, yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, hasil belajar tidak semata-mata didapatkan dengan sendirinya, tetapi melalui usaha yang dilakukan oleh seseorang, usaha yang dilakukan ada yang berasal dari dalam diri seseorang ,bahwa secara psikologis ada dua macam faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar yakni faktor kognitif dan afektif siswa. Jika ditinjau dari faktor kognitif yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah “(a) persepsi, (b) perhatian, (c) mendengarkan, (d) ingatan (e)
32
Zikri Neni Iska, Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ,( Jakarta : Kizi Brother’s, 2006 ), hal. 77 33 Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandun : Wacana Prima, 2008), hal. 200
31
kesiapan, (f) struktur kognitif, (g) intelegensi, (h) kreativitas, dan (i) gaya kognitif. Sedangkan jika ditinjau dari factor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah (a) motivasi dan kebutuhan, (b) minat, (c) konsep diri, (d) aspirasi, (e) kecemasan, (f) sikap”.34 Dengan demikian peranan faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut sangat mempengaruhi dalam hasil belajar siswa dapat berbentuk pengaruh sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi satu faktor yang mempengaruhi faktor lain.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya,
hubungannya
antara
manusia
dengan
manusia
lain,hubungan antara manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Menurut buku karangan Drs. H.Sapriya, M.Ed, dkk, yang berjudul Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Ada beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian IPS, diantaranya : Charles R Keller, yang mengatakan bahwa “IPS adalah suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatankegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program
pengajaran
mengembangkan,
dan
sekolah memajukan
dengan
tujuan
hubungan
memperbaiki,
kemanusiaan
dan
masyarakat”.35 Maksudnya adalah IPS adalah disipln ilmu sosial yang erat 34
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pebdidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006. Hal. 897 35 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, ( Bandung : UPI Press, 2006 ),hal.11
32
kaitan nya dengan hubungan bermasyarakat atau dengan kata lain IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dari masalah dasar hingga masalah kompleks dalam masyarakat. Selanjutnya, Muhammad Nu’man Somantri mengatakan bahwa “IPS merupakan penyederhanaan displin ilmu-ilmu social, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya”.36 Maksudnya IPS mengkaji masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas. Berbeda dengan A. Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya kemudian di olah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”.37 Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas yang mempelajari tentang serba-serbi manusia sebagai mahluk social. Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan didalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial. IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu soial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran tingkat sekolah.
36
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS ( Bandung : UPI Press, 2006
),hal.11 37
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan ..., hal.11
33
2. Pengertian Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu cabang dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana usaha manusia memenuhi berbagai kebutuhan dengan sebaikbaiknya. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani aikonomia. “Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga”.38 Berikut adalah pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian Ekonomi, diantaranya : 1) Adam Smith, yang mengemukakan “ekonomi adalah ilmu yang menyelidiki sebab musabab kemakmuran bangsa”.39 2) Berbeda dengan Richrad G.Lipsey yang mengatakan “ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.40 3) Selanjutnya Lionell Bobbins mengemukakan “ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai kaitan antara tujuan dengan sarana yang langka dan memiliki berbagai alternatif penggunaan”.41 4) Dan Paul A Samuelson, yang mengungkapkan bahwa “ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana kita memilih cara menggunakan sumber daya produktif terbatas yang memiliki
38
Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X, ( Bandung : Yudhistira, 2006 ), hal. 112 Syafril dan Jasni Salim , Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000 ), hal.13 40 Syafril dan Jasni Salim , Ilmu Pengetahuan …, hal.13 41 Syafril dan Jasni Salim , Ilmu Pengetahuan ..., hal.13 39
34
berbagai alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi”.42 Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat simpulkan bahwa ilmu ekonomi erat kaitannya dengan kemakmuran. Apabila manusia dapat memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam dengan sebaik-baiknya tanpa banyak mengalami kesulitan, dan setelah terpenuhi kebutuhannya merasa puas, aman, dan tentram maka orang tersebut dapat dikatakan makmur. Jadi kemakmuran dapat dicapai apabila memenuhi kebutuhan
dengan
sebaik-baiknya.
Untuk
mencapai
kemakmuran
diperlukan peran aktif dari inividu, pemerintah, dan swasta dalam mengusahakan masyarakat yang adil dan makmur. Ekonomi erat kaitannya dengan kemakmuran dan masalah-masalah ekonomi yang muncul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Untuk melihat apa yang menjadi masalah ekonomi kita dapat mengamatinya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana manusia harus bekerja untuk mencari nafkah. Bila kita perhatikan, hampir seluruh anggota masyarakat sibuk dengan pekerjaannya. Para petani bekerja di sawah, pedagang menjajakan dagangannya, serta guru mengajar muridnnya. Dari berbagai usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan manusia itu banyak. Ini terbukti dengan banyaknya bidang pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia. Jika dilihat dari tujuan pekerja, mereka bekerja untuk mencari penghasilan guna membeli berbagai kebutuhan yang tidak dapat dihentikan, bahkan sifanya selalu bertambah. Jadi dapat disimpulkan bahwa disatu pihak kebutuhan manusia itu banyak dan di pihak lain alat untuk memenuhi kebutuhan terbatas, dalam ekonomi disebut dengan kelangkaan.
42
Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X, ( Bandung : Yudhistira, 2006 ), hal. 112
35
D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Hafsah Syarifah, Jurusan Pendidikan IPA (Kimia) UIN Syarif Hidatullah Jakarta tahun 2006 dengan judul : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran “. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia siswa. Selain itu hasil belajar siswa yang diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaan dengan menggunakan model Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sangat efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
yang
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) , siswa diberikan kesempatan
untuk
menemukan
ide
pokok
kemudian
dibahas
dan
dipresentasikan secara berkelompok. Peran guru dalam model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini yakni sebagai kolaborator, memberi penguatan serta memberi bimbingan pada siswa dalam berdiskusi, sehingga diharapkan siswa tidak hanya berpikr sendiri dan mempertanggungjawabkannya, tetapi juga saling berbagi dalam proses transfer pengetahuan. Keuntungan dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini antara lain : kebergantungan positif, menghargai perbedaan, dan meningkatkan partisipasi siswa serta motivasi siswa dalam belajar.
36
Yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul : “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238“. Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika khususnya pada materi aritmetika social dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebanyak 84 % siswa telah mampu menyelesaikan soal cerita matematika secara urut dan sistematis. Siswa juga mampu memahami, menafsirkan dan menyelesaikan soal cerita matematika. Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya 52 % saja siswa yang telah mampu menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi soal cerita. Selebihnya masih harus selalu di bimbing dalam setiap langkah untuk menyelesaikan soal cerita dan siswa belum mampu menafsirkan sendiri isi dari soal cerita tersebut.
E. Kerangka Berpikir Konsep mata pelajaran ekonomi merupakan konsep yang memerlukan pemahaman lebih mendalam dari masing-masing siswa. Rendahnya penguasaan konsep ekonomi tidak terlepas dari strategi pembelajara di kelas serta model pembelajaran yang dikembangkan. Proses belajar mengajar di kelas harus optimal supaya siswa mampu menguasai, mengembangkan, dan memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari, terutama mata pelajaran ekonomi. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa, serta minat siswa dalam belajar di kelas. Starategi pembelajaran di kelas kadang menjadi momok yang menakutkan bagi guru dalam pembelajaran di kelas, ini dikarenakan gaya belajar tiap siswa berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran di kelas yang aktif, kreatif, dan menyenangkan tanpa
37
mengesampingkan pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dibantu melalui model pembelajaran kooperatif, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Penggunaan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), yakni merupakan pembelajaran terpadu membaca dan menulis, dimana terjadi proses belajar dengan teman sebaya, atau dengan kata lain siswa yang lebih aktif dibandingkan guru dalam memperoleh ilmu. Guru berperan hanya sebagai fasilitator, moderator dan pembimbing. Yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan model pembelajaran lainnya adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel berdasarkan konsep, yaitu dengan membaca dengan keras yang nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan siswa dalam setiap kelompok dalam memahami bacaan, lalu menulis berdasarkan artikel atau wacana, serta menemukan kata-kata penting dalam wacana yang berhubungan dengan konsep. Di sinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan.
F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori, dan kerangka berpikir yang telah di paparkan di atas, maka rumusan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa pada konsep “ Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter “.
BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 86 Jakarta. Penelitian ini berlangsung selama 3 minggu sejak tanggal 13 Mei 2011 – 27 Mei 2011. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, sebanyak 39 siswa pada tahun ajaran 2010/2011. Alasan penentuan lokasi penelitian di SMAN 86 Jakarta adalah SMAN 86 Jakarta merupakan SMAN yang sedang berkembang dan menjadi salah satu SMAN unggulan di Jakarta Selatan. Selain itu SMAN 86 Jakarta Selatan memiliki sistem moving class atau pergantian kelas, ini berlaku untuk kelas X dan kelas XI, sedangkan untuk kelas XII tidak ada sistem moving class, ini dikarenakan agar siswa lebih berkonsentrasi dalam menempuh Ujian Akhir Nasional. Alasan moving class ini agar pembelajaran tidak jenuh, oleh karena itu dibuatkan variasi moving class. Namun kekurangan dari sistem moving class ini adalah sedikit waktu yang tersita karena perpindahan kelas. Dengan alasan inilah penelitian ini menjadikan SMAN 86 Jakarta Selatan sebagai tempat penelitian agar lebih luas memilih subjek penelitian
38
39
yang akan dikaitkan dengan pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara terhadap guru mata pelajaran Ekonomi yang telah dilakukan pada tanggal 13 Mei 2011 dan melalui beberapa pertimbangan baik teknis maupun teori maka penelitian ini mengambil kelas X-5 sebagai subjek penelitian alasan penelitian dilakukan pada kelas X-5 adalah pertimbangan dari nilai ekonomi yang di peroleh siswa lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Ekonomi dan observasi langsung di kelas X-5, penulis sedikit tertantang karena sebagian besar siswa sedikit nakal, walaupun sebenarnya mereka pintar, dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi.
B.Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan aktual pembelajaran di kelas. “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut”.1 Berbeda dengan Prof.Dr Rochiati Wiriaatmadja dalam bukunya Metode Penelitian Tindakan Kelas. “Penelitian Tindakan Kelas yakni bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.2
1
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 13 2 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 13
40
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi Ekonomi di sekolah dengan pembelajaran dilakukan peneliti dan guru berperan sebagai observer. Objek penelitian dalam hal ini adalah proses pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan belajar. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu pembelajaran. “Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yaitu dengan sistem per siklus. Dimana setiap siklusnya mencakup empat tindakan penelitian yaitu: perencanaan, pelaksanan (tindakan), observasi dan refleksi”.3 “Perencanaan (Planning), pada tahapan ini terdiri dari rencana tindakan, serta segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mulai dari bahan ajar, rencana pelaksanaan pengajaran yang mencakup metode mengajar serta teknik atau instrument evaluasi, dipersiapkan pada tahap ini. Pelaksanaan Tindakan (Acting), tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat, dan berlangsung di dalam kelas. Pengamatan (Observing), kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument
pengamatan
yang
dikembangkan
oleh
peneliti.
Refleksi
(Reflecting), merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data kemudian ditafsirkan, di cari eksplanasinya, di analisis, dan di sintetis”.4 Berdasarkan penjelasan tahapan empat tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana setiap siklus nya terdiri dari empat tahapan. Biasanya berlangsung dalam 2 siklus. Namun sebelum tahapan dalam penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu diawali oleh suatu tahapan pra penelitian yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan 3
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 37 4 Trianto, Panduan Lengkap ..., hal. 37
41
masalah dan rumusan hipotesis tindakan. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Model penelitian tindakan kelas ini Kemmis dan Mc Taggrat adalah sebagai berikut : Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat5 Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II
?
5
Pelaksanaan
Pengamatan
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30
42
Berikut adalah bagan prosedur penelitian model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) :
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian CIRC Penelitian Pendahuluan
a. Observasi b. Wawancara guru c. Wawancara siswa Sosialisasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC
Kegiatan Persiklus
Planning Siklus I
Acting Observing Reflecting
Planning Siklus II
Acting Observing Reflecting
Tahap Perencanaan Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan pembelajaran Ekonomi sesuai dengan apa yang sudah direncanakan Tahap Observing dan Reflecting Melakukan refleksi yang diperoleh selama siklus I
Tahap Refleksi Harapan : Meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter Mengadakan refleksiberdasarkan analisis dan untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II. Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC )yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran Ekonomi.
43
Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Fokus masalah Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi pada konsep “ Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter “. 2. Hasil yang diharapkan Yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa pada konsep “ Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter “ 3. Solusi masalah Dengan
diterapkannya
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) siswa dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi. 4. Indikator penelitian Indikator yang dijadikan acuan keberhasilan dari penelitian ini adalah: a.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan dengan nilai minimum yang diperoleh siswa adalah 66, atau sesuai dengan KKM.
b.
Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Maksudnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa, siswa yang lebih aktif dalam belajar dari pada guru, guru hanya bertindak sebgai fasilitator yang membimbing siswa bila terdapat kesulitan.
44
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta dengan jumlah siswa 39 siswa. Pertimbangan pengambilan subjek penelitian ini dilakukan pada kelas X-5 adalah pertimbangan dari nilai ekonomi yang di peroleh siswa lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Ekonomi dan observasi langsung di kelas X-5, sebagian besar siswa sedikit nakal, dan sulit di atur walaupun sebenarnya mereka pintar, dan memiliki kemampuan. Dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswasiswa kelas lain yang memiliki kemampauan akademis yang tinggi. Dengan hipotesis bahwa dengan menggunakan kelas yang standar diharapkan pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC akan signifikan terlihat hasilnya (gagal atau berhasil) dalam meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian tindakan kelas, peneliti berperan sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran Ekonomi sebagai kolaborator dan observer. Sebagai kolabolator yaitu membantu peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan refleksi, serta menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilalian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar Ekonomi siswa setelah diberikan Pre test dan Post test di setiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Keduanya sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
45
E. Tahap Intervensi Tindakan Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya hingga mencapai indikator keberhasilan. Adapun uraian-uraian dari tahap-tahap penelitian diatas dimulai dengan Siklus I kemudian berlanjut ke Siklus II adalah sebagai berikut : 1. Pra Penelitian a.
Pengamatan keadaan kelas Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran di kelas X-5 SMAN 86 Jakarta. Waktu pelaksanaan observasi yakni satu minggu pada saat pembelajaran Ekonomi. Observasi awal yang diamati meliputi proses belajar mengajar, keadaan kelas, fasilitas pembelajaran di kelas/sekolah serta strategi guru dalam memberikan pengajaran.
b.
Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran Ekonomi dan siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran Ekonomi, untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ekonomi, serta untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran Ekonomi di kelas.
c.
Analisis dan refleksi Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh pada penelitian pendahuluan, setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
46
2. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan a) Membuat RPP pada konsep “Uang, bank, dan Kebijakan Moneter“. b) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi terhadap proses belajar yang telah ditetapkan. c) Membuat hand out wacana untuk media pembelajaran siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan tindakan, maka terlebih dahulu dilakukan observasi terhadap kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran melalui tanya jawab di kelas dan kesiapan piranti dalam proses belajar sesuai dengan scenario sebagai berikut : a) Melaksanakan Pre test b) Penyampaian konsep “Uang, dan Sistem Standar Moneter“ melalui demonstrasi di depan kelas sebagai pendahuluan. c) Pelaksanaan model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dimana siswa memecahkan masalah melalui wacana yang berisi kalimat panjang dan gambar secara berkelompok, masing-masing anggota dalam setiap kelompok saling bekerja sama satu sama lain untuk dapat memecahkan permasalahan, dengan membaca secara bergantian, kemudian menulis kata-kata yang penting, lalu menganalisis dan membuat laporan, setelah itu dipresentasikan didepan kelas. d) Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas.
3. Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau aktivitas siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat pamahaman siswa terhadap konsep “Uang, Bank,
47
dan Kebijakan Moneter“ melalui lembar kerja siswa dan evaluasi Post Test pada akhir siklus.
4. Refleksi Peneliti bersama guru mata pelajaran ekonomi yang bertugas sebagai
kolaborator
dan
observer
menganalisis
sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Hasil observasi dan evaluasi tersebut selanjutnya digunakan untuk merefleksi sampai sejauh mana kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan pemahaman serta hasil belajar Ekonomi siswa.
3. Siklus II Tahapan kegiatan dilakukan pada siklus II sama seperti pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan tindakan guna mencapai ketuntasan yang diinginkan. Adapun tahapan pada siklus II, sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan a) Membuat desain recana pembelajaran dengan model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di kelas, mekanisme observasi dan tes. b) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi terhadap proses belajar yang ditetapkan. c) Membuat hand out wacana untuk media pembelajaran siswa.
2. Tindakan a) Melaksanakan Pre Test b) Penyampaian konsep “ Bank, dan Kebijakan Moneter “ melalui demonstrasi di depan kelas sebagai pendahuluan.
48
c) Pelaksanaan model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading
and
Composition
(CIRC)
dimana
siswa
memecahkan masalah melalui wacana yang berisi kalimat panjang dan gambar secara berkelompok, masing-masing anggota dalam setiap kelompok saling bekerja sama satu sama lain untuk dapat memecahkan permasalahan, dengan membaca secara bergantian, kemudian menulis kata-kata yang penting, lalu
menganalisis dan membuat laporan,
setelah itu dipresentasikan didepan kelas. d) Mendokumentasikan kegiatan penelitian di dalam kelas
3. Observasi Pencatatan aktifitas siswa pada siklus II melalui lembar observasi dan catatan lapangan, serta pemberian tes evaluasi belajar siklus II.
4. Refleksi Refleksi pada siklus II, merupakan pengevaluasian hasil belajar siklus II berupa Post Test untuk mendapatkan kesimpulan guna tercapainya pembelajaran yang baik dan efektif.
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajar Ekonomi siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta meningkat. Adapun ketuntasan belajar yang di harapkan adalah sesuai dengan nilai KKM yaitu 66.
49
Dalam proses penelitian yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siklus I siswa telihat belum terbiasa dengan model pembelajaran CIRC, ini nampak dari sering bertanyanya siswa bagaimana prosedur CIRC kepada guru peneliti, dan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC, serta berdasarkan Pre Test, nilai yang diperoleh siswa dengan rentang terkecil 3,00, dan terbesar 8,00, dengan rata-rata 46,67 dan pada Post Test meningkat menjadi nilai terbesar 9,00, dan nilai terkecil 5, 00 dengan nilai rata-rata 70,51. Dan pada siklus II, siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran menggunakan model CIRC, serta hidupnya suasana di kelas, serta berdasarkan Pre Test, nilai yang diperoleh siswa dengan rentang terkecil 4,00, dan terbesar 8,00, dengan rata-rata 63,59 dan pada Post Test meningkat menjadi nilai terbesar 100, dan nilai terkecil 7,00 dengan nilai rata-rata 82,82. Dengan meningkatkan nilai siswa terbukti bahwa penerapan model CIRC ini dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
G. Data dan Sumber Data Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu : 1. Data kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil wawancara responden siswa, hasil wawancara guru mata pelajaran ekonomi, hasil observasi aktivitas siswa, dan
catatan
lapangan. 2. Data Kuantitatif : nilai tes siswa ( pre test dan post test ) Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran dan peneliti.
H. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes (Lampiran 15 dan Lampiran 16) Tes tertulis ini berupa test awal (Pre Test) dan Tes Akhir (Post Test). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan
50
kepada siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir (Post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada siswa, dan biasanya naskah post test ini dibuat sama dengan tes awal. Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari : “Pengetahuan (C1), jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang lebih dipelajarinya. Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima. Aplikasi atau penerapan (C3). Adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkret. Analisis (C4), meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponenya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen onformasi tersebut, sehingga menjadi jelas. Sintesis (C5), kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi satu padu. Evaluasi (C6), adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu persyaratan, uraian, pekerjaan, berdasarkan criteria tertentu yang ditetapkan”.6 Siklus I dan siklus II terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda. Alasan peneliti memilih soal pilihan ganda (PG) sebagai acuan dalam penilaian tertulis, karena waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) harus dilaksanakan pada setiap siklus, selain itu dipilihnya alternatife tes pilihan ganda (PG) untuk mempermudah siswa dalam menemukan jawaban, karena terdiri dari beberapa alternatif jawaban. Tes tertulis ini berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes awal (pre tets) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta 6
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : Gaung Persada Press, 2009 ), hal.28
51
didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal setiap siklusnya. Jika benar mendapatkan poin 1 , dan jika salah mendapatkan poin 0.
2. Instrumen Non test Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut : a.
Lembar observasi “Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”.7 Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa penilaian. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas.
b.
Catatan lapangan Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran dikelas, suasana
kelas,
pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang pelu dicatat. c.
Lembar wawancara “Wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung”.8 Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), ( Bandung : Remaja rosdakarya, 2009 ), hal. 153 8 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur …........, hal. 15
52
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) Tes Tes yang dilakukan pada setiap siklus yaitu sebelum pembelajaran (pre test) dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang akan disampaikan sebelum dilakukan pembelajaran. Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran (Post Test) pada akhir siklus untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pre Test dan Post Test dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
b) Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas ketika menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Lembar observasi ini berupa penilaian aktivitas siswa di kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). (Lampiran 12 dan Lampiran 13)
53
c) Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berisi tentang pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang peru dicatat. (Lampiran 3 dan Lampiran 4)
d) Wawancara Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa.(Lampiran 9, Lampiran 10, Lampiran 11)
J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan (Trusworthiness) Studi Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek) yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni kelas XI IPS. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
1.
Uji Validitas a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai
54
dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. 9 Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :
=
−
Keterangan :
= koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I dengan sekor total = rata-rata sekor total semua responden = rata-rata sekor total semua responden = standar deviasi sekor todal semua responden = proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor i = proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor i
Berdasarkan uji validitas menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Ekonomi pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter di peroleh butir soal yang valid adalah 1, 2, 3, 7, 10 , 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40.
9
hal.65
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ),
55
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal No
Jenis Tes
1
Tes
Kemampuan
Pemahaman
Jumlah Butir
Jumlah Soal
Soal
yang Valid
20
10
20
13
40
23
Siswa
Siklus I 2
Tes
Kemampuan
Pemahaman
Siswa
Siklus II Jumlah
b. Uji Validitas untuk Catatan Lapangan, Wawancara, dan Lembar Observasi Uji validitas untuk catatan lapangan, wawancara, dan observasi masuk ke dalam validitas logis. “Validitas logis digunakan untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran”.10 Kondisi tersebut terpenuhi karena instrumen untuk catatan lapangan, wawancara, dan lembar observasi sudah dirancang dengan baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Untuk validitas wawancara, berikut langkah-langkah dalam uji validitas wawancara yang dikutip dari buku karangan Prof.Husaini Usman, M.Pd, M.T, dan Purnomo Setiady Akbar, M.Pd berjudul Metodologi Penelitian Sosial : 1) “Studi Pendahuluan”11 Studi pendahuluan untuk validitas wawancara ini di lakukan berguna untuk menjajaki keadaan di lapangan. Baik kondisi 10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hal. 65 11 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hal. 81
56
belajar di kelas, maupun siswa yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden siswa dan guru. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. 2) “Pembuatan Pra desain Penelitian”12 Berikut secara garis besar proses penelitian untuk uji validitas wawancara : Bagan 3.3 Proses Penelitian Validitas Wawancara13 Uraian Berdasarkan Data Data
Analisis menjadi konsep dan hipotesis berdasarkan data
Teori yang menerangkan data
Data : Data diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan baik pra penelitian dan setelah tindakan. Data hasil waawancara dari responden siswa pra penelitian sebanyak 15 orang, dan data wawancara dari responden siswa setelah tindakan sebanyak 8 siswa, diambilnya 8 orang siswa (1 kelompok) untuk di jadikan sampel wawancara adalah mewakili dari semua kelompok. Wawancara yang di gunakan adalah wawancara terstruktur. Sedangkan data yang diperoleh dari wawancara dengan guru. Sebelum tindakan adalah untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas yang berlangsung selama ini. Selain wawancara sebelum tindakan, diadakan pula wawancara setelah tindakan gunanya untuk mengetahui tanggapan guru tehadap model pembelajaran baru yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran. Wawancara yang di gunakan wawancara tersruktur.
12 13
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian …, hal. 81 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Metodologi Penelitian ...., hal. 81
57
Uraian Berdasarkan data : Setelah data hasil wawancara di peroleh, kemudian di analisis untuk mengetahui proses pembelajaran (Sebelum Tindakan),
dan
untuk
mengetahui
hasil
dari
proses
pembelajaran setelah tindakan. Teori yang menerangkan data : Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden siswa dan guru, hasil wawancara yang diperoleh dijelaskan dengan analisis deskriptif oleh peneliti. Teori mana yang dijadikan pegangan tidaklah dapat dipastikan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa penelitian kualitatif tidak memerlukan teori sama sekali, karena dalam menafsirkan
makna,
peneliti
memerlukan
teori
yang
mendukung. 3) “Memasuki Lapangan”14 Langkah awal dalam usaha memasuki lapangan ialah memilih
lokasi
situasi
sosial.
Setiap
situasi
sosial
mengandung unsur tempat, pelaku, dan kegiatan. Tempat, dipilihnya SMAN 86 Jakarta sebagai lokasi penelitian, karena SMAN 86 sedang berada pada transisi perkembangan, dan merupakan salah satu SMAN unggulan di Jakarta Selatan. Pelaku, dipilihnya kelas X-5 sebagai kelas penelitian, karena berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan melalui pertimbangan dari nilai ekonomi yang di peroleh siswa lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Ekonomi dan observasi langsung di kelas X-5, penulis sedikit tertantang karena sebagian besar siswa sedikit nakal, walaupun sebenarnya mereka pintar, dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh 14
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian ...., hal. 82
58
penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi. Dan kegiatan, Kegiatan yang berlangsung dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5. Kegiatan yang berlangsung dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, karena dalam Penelitian Tindakan Kelas berlangsung berdasarkan tahapan atau siklus. Dimana masing-masing siklus diadakan pre test dan post test. 4) Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam validitas wawancara adalah transkip hasil wawancara langsung terhadap responden siswa pra penelitian, dan setelah tindakan, serta hasil wawancara terhadap guru pra penelitian. ( Lampiran 9, Lampiran 10, dan Lampiran 11). 5) Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen (1992), analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui
transkip
wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Berdasarkan wawancara responden siswa yang telah peneliti lakukan pra penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi di kelas dirasa membosankan, dan sulit dalam hal perhitungannya, serta terlalu sering mencatat. Kemudian sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 66, selain itu metode pembelajaran yang digunakan masih konvensional, yaitu ceramah, dan diskusi serta tanya jawab.
Sedangkan hasil wawancara setelah
59
tindakan responden siswa, atau dapat dikatakan setelah diterapkan model pembelajaran CIRC, dapat disimpulkan bahwa siswa yang pada awalnya belum terbiasa dengan model pembelajaran CIRC pada siklus I merasa kebingungan, namun mereka
senang
pembelajaran
karena
lain
yang
mereka
mendapatkan
menyenangkan
yang
meode dapat
membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran ekonomi, dan pada
Siklus II siswa
sudah memahami model
pembelajaran CIRC sehingga siswa dapat menganalisis artikel dengan model pembelajaran CIRC dengan baik, ini terlihat dari kekompakkan yang ditunjukkan oleh masing-masing kelompok, selain itu dilihat dari Pre Test dan Post Test yang peneliti
lakukan
pada
tiap
siklus
selalu
megalami
peningkatan. Selain wawancara pada siswa, peneliti melakukan wawancara pada guru mata pelajaran ekonomi pra penelitian, tujuan dilakukan wawancara pra penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran yang berlangsung, dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa hambatan yang ditemui saat pembelajaran berlangsung adalah latar belakang siswa yang berbeda-beda
sehingga
menyulitkan guru untuk
menerapkan metode pembelajaran yang cocok yang di sukai siswa, selain itu ketakutan siswa dalam bertanya kepada guru saat pembelajaran sulit, menjadikan siswa jarang bertanya saat tidak mengerti pembelajaran. ( Transkip wawancara tersedia dalam Lampiran 9, Lampiran 10, dan Lampiran 11 ).
60
2. Uji Reliabilitas15 Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson ( K – R 20 ) sebagai berikut :
r11
=
k S² – k-1
Σpq S²
Keterangan :
r11
: Reliabilitas
p
: Proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q
: Proporsi subjek yang menjawab item yang salah
tes secara keseluruhan
( q= 1- p)
Σpq
: Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S²
: Varians tes
Adapun criteria pengujian :
rii : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi rii : 0,71-0,90 = Tinggi rii : 0,41-0,70 = Cukup rii : 0,21-0,41 = Rendah rii : < 0,21 = Sangat Rendah
15
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 262
61
Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Ekonomi materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal No
Jenis Tes
1
Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus I Tes Kemampuan
2
Reliabilitas
Kategori
0,82
Tinggi
Pemahaman Siswa Siklus II
3. Taraf Kesukaran16
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau
sukar digunakan rumus sebagai berikut :
P=B JS Keterangan : P
: Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal
B
: Jumlah siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab soal Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal :
16
0,00-0,30
: Sukar
0,30-0,70
: Sedang
0,70-1,00
: Mudah
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208
62
Berdasarkan
uji
tingkat
kesukaran
menggunakan
program
ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Ekonomi materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.3 Uji Tingkat Kesukaran Jumlah Butir Soal No 1
Jenis Tes Tes Kemampuan Pemahaman
Sukar
Sedang
Mudah
15
5
0
16
4
0
31
9
0
Siswa Siklus I 2
Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus II Jumlah
4. Daya Pembeda17
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus : D= Keterangan :
17
−
=P −P
D
: Daya Pembeda
B
: Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar
J
: Banyak peserta kelompok atas
P
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
B
: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
J
: Banyak peserta kelompok bawah
benar
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 263
63
P
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun criteria nya sebagai berikut : 0,00-0,20 = Buruk 0,21-0,40 = Cukup 0,41-0,70 = Baik 0,71-1,00 = Baik Sekali
5. Skor N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer.
∶
−
−
Dengan kategori : g tinggi : nilai ( g ) > 0.70 g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3 g rendah : nilai ( g ) < 0.3
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Analisis data dari kualitas proses pembelajaran dilakukan secara deskriptif, dengan menentukan frekuensi munculnya interaksi dari masingmasing komponen dengan kriteria keberhasilan muncul pada masing-masing komponen minimal pada kategori cukup. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar
64
dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada proses pembelajaran dan catatan lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kuantitatif. 1.
Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa pre test dan post test. a. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa pretest dan postest. I.
Distribusi frekuensi18 1)
Menentukan rentang R = H-L
2)
Menentukan banyaknya kelas interval K= 1 + 3, 3 Log n
3)
Menentukan panjang kelas interval: =
4)
5)
R K
Menentukan mean =
∑X N
Frekuensi relatif dihitung jumlah nilai yang terletak pada kelas interval tersebut
=
18
∑
x 100 %
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakaya, 2209), hal. 241
65
II. Ketuntasan Belajar Untuk ketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah 66.
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya. perencanaan,
tindakan,
Tahapan tersebut meliputi
pengamatan/pengumpulan
data
dan
refleksi.
Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.TEMUAN HASIL PENELITIAN 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian tindakan kelas ini di mulai dengan melakukan observasi awal di SMAN 86 Jakarta. Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi, dan siswa kelas X-5, serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran ekonomi di SMAN 86 Jakarta kelas X-5. Peneliti melakukan wawancara dengan guru Ekonomi, Ibu Lilis Nurmaryati, S.E pada tanggal 13 Mei 2011. Pukul 10.45, bertempat di ruang
66
67
guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran ekonomi di kelas X-5, dan mengetahui hasil belajar ekonomi siswa. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran ekonomi yang selama ini digunakan adalah dengan metode ceramah,
demonstrasi,
tanya
jawab,
serta
pembelajaran
lebih
menitikberatkan pada pengerjaan tugas LKS yang banyak. Guru menganggap gaya belajar masing-masing siswa berbeda-beda sehingga membuat guru sukar menemukan metode pembelajaran yang tepat yang disukai oleh siswa. Selain itu sikap siswa cenderung pasif dalam belajar ekonomi sehingga kurang adanya interaksi antara guru dan siswa, yang berujung pada hasil belajar ekonomi siswa yang rendah, terutama pada materi perhitungan dengan rumus-rumusnya. Kemudian guru pun jarang menggunakan media serta alat-alat yang menunjang dalam proses pembelajaran ekonomi, salah satu kendalanya adalah dana, karena dana yang dikeluarkan tidak berasal dari sekolah langsung, namun berasal dari uang guru sendiri. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas X-5 sebagai kelas yang cocok untuk diadakan penelitian, terkait dengan permasalahan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Dalam pengamatan ini terlihat sikap siswa dari sebagian besar siswa di kelas kurang memiliki prestasi yang lebih dibandingkan dengan kelas lain. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian ekonomi siswa masih banyak yang dibawah KKM. Dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang takut untuk bertanya pada guru, kemudian semangat belajar siswa pun kurang, dan tidak memperhatikan guru saat guru menerangkan. Selanjutnya peneliti mewawancarai 15 orang siswa kelas X-5 yang dijadikan sebagai sampel untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran ekonomi di kelas. 15 orang siswa yang dipilih untuk di wawancarai berdasarkan peringkat di kelas, 8 siswa peringkat teratas, dan 7 siswa peringkat terbawah, terutama pada mata pelajaran ekonomi. Tujuan
68
wawancara dengan siswa adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar serta penggalian informasi tentang metode belajar yang diminati siswa. Dari hasil wawancara tersebut tercatat 9 orang siswa yang tidak menyukai pelajaran ekonomi, dan 6 orang siswa kurang menyukai pelajaran ekonomi. Alasan dari siswa yang kurang menyukai pelajaran ekonomi adalah karena guru menjelaskan materi tidak jelas (mengambang), kemudian dalam materi perhitungan, rumus-rumus yang ada kurang diterangkan, sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan latihan soal rumus. Selain itu gaduh nya kelas dari beberapa orang siswa, yang mengakibatkan siswa lain sulit berkonsentrasi. Serta siswa merasa hasil belajar yang ia peroleh pada pelajaran ekonomi tidak memuaskan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran ekonomi, serta siswa, dapat disimpulkan bahwa beberapa hambatan yang telah di paparkan diatas dapat menjadikan siswa menjadi malas untuk mempelajari pelajaran ekonomi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional dengan metode ceramah, serta pemberian tugas yang banyak, pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan
pembelajaran bersifat text book. Serta
kegaduhan kelas yang sering diciptakan oleh beberapa orang siswa yang membuat siswa lain menjadi tidak konsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu tugas guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dengan melakukan pembelajaran secara bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan pada diri siswa karena merasa mata pelajaran ekonomi sulit untuk dipelajari. Serta perbaikan pada pengelolaan kelas serta model pembelajaran yang diterapkan sangat baik dilakukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi di catat dan terlampir. Observasi proses pembelajaran dilakukan pada tanggal 20 Mei 2011 dan
69
diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi. Hasil observasi diolah dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pre Test dan Post Test. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang membosankan dan sulit dalam hal penghitungannya. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66. Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan pun masih konvensional, yakni metode ceramah, serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci (key word) yang penting. Dan pada saat proses pembelajaran berlansung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran ekonomi.
70
2. Tindakan Yang Dilakukan SIKLUS I a. Tahap Perencanaan Kegiatan pada siklus I, dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Mei 2011 membahas materi uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, permintaan dan penawaran uang, serta sistem standar moneter. Pada tahap perencanaan siklus I, desain pembelajaran yang di siapkan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dimana pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, dan guru hanya sebagai fasilitator, Peneliti menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi terhadap proses belajar yang telah ditetapkan, serta membuat hand out wacana untuk media pembelajaran siswa. Dan mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berdasarkan artikel atau wacana yang diberikan oleh peneliti tugas siswa adalah menganalisis artikel sesuai dengan prosedur model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan bahasa yang begitu mudah dipahami dan menarik agar siswa senang untuk berdiskusi kelompok, kemudian menyusun catatan lapangan dimana catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam pembelajaran ekonomi. Lalu, instrumen tes pilihan ganda untuk pre test dan post test siklus I, instrumen test pre test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan instrument post test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung, serta pembagian kelompok belajar siswa dengan 1 kelompok terdiri atas 6 orang siswa. Pada siklus I dilakukan 1 kali pertemuan di dalam kelas.
71
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2011 dan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Melaksanakan Pre Test terlebih dahulu. Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu siswa melaksanakan Pre Test untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum di ajarkan. Selanjutnya guru (peneliti) menjelaskan kepada siswa bahwa materi Uang, dan Sistem Standar Moneter menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan memberikan gambaran tentang model pembelajaran tersebut. Kemudian siswa telah dibagi kelompok menjadi 6 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa, masing-masing kelompok saling bekerja sama. Lalu guru memberikan satu artikel yang harus dianalisis oleh tiap kelompok. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok saling membaca artikel bergantian, siswa satu kelompok yang belum mendapat giliran membaca mendengarkan siswa satu kelompok yang sedang membaca, kemudian menemukan kata-kata penting dalam artikel yang berhubungan dengan materi Uang dan Sistem Standar Moneter dan menuliskan nya dalam Lembar Kerja Siswa. Tugas guru (peneliti) mengawasi dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah waktu yang telah ditentukan habis dalam kerja kelompok selanjutnya tiap kelompok mempresentasikan dari hasil analisis yang mereka buat. Lalu guru (peneliti) me resume secara garis besar yang telah dipaparkan oleh seluruh siswa pada materi Uang, dan Sistem Standar Moneter. Dan pembelajaran berakhir dengan melaksanakan Post Test yang dilakukan oleh seluruh siswa tentang materi Uang, dan Sistem Standar Moneter. Soal Pre Test dan Post Test sama, sehingga memungkinkan siswa untuk memprediksi kebenaran jawabannya saat Post Test.
72
c. Tahap Observasi 1.
Catatan Lapangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus I berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diperoleh catatan lapangan sebagai berikut : Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung, suasana kelas masih kurang kondusif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang tidak membantu teman satu kelompok, jadi pekerjaan kelompok nya masih mengandalkan teman yang pintar saja. Namun dalam kegiatannya masing-masing kelompok sudah menganalisis artikel berdasarkan ketentuan model CIRC, misalnya membaca secara bergantian, namun ada beberapa siswa yang terlihat malas dalam membaca secara bergantian. Pada saat pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan model pembelajaran CIRC, siswa masih terlihat mengandalkan teman satu kelompoknya. Dan siswa masih terlihat pasif dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS), atau dapat dikatakan malu bertanya kepada guru (Peneliti) bila mengalami kesulitan. Setelah selesai pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS), masing-masing kelompok melakukan persentasi kelompok di depan kelas, dalam pengamatan masih banyak siswa yang masih terlihat malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
Seharusnya persentasi dilakukan secara bergantian, namun ada saja siswa yang tkut untk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kemudian diskusi masih terlihat pasif karena kurangnya Tanya jawab yang diajukan oleh siswa kelompok lain kepada kelompok siswa yang persentasi.
73
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat penelitian Siklus I dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan
menerapkan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siklus I belum sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena belum terbiasa dengan langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sehingga belum menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. 2.
Wawancara Setelah pelaksanaan tindakan Siklus I selesai, dilakukan wawancara, di luar kelas pada pukul 09.40. Wawancara dilakukan kepada 8 orang siswa, yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data secara garis besar : a) Siswa masih merasa kebingungan dengan model pembelajaran CIRC, tetapi meskipun awalnya membingungkan tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. b) Sebagian besar siswa senang membaca wacana karena didalam wacana disertai gambar dan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi. Walaupun pada awalnya siswa sangat malas untuk membaca. c) Siswa merasa senang, karena mereka dapat menemukan dan menuliskan kata-kata kunci yang mereka temukan dalam artikel, tanpa harus membuka buku dan membaca materi satu persatu, karena masing-masing kelompok mendapatkan satu materi yang nantinya akan dipelajari oleh seluruh siswa yang mencakup materi keseluruhan.
74
d) Masih malu-malu dalam Tanya jawab pada saat diskusi, karena merasa takut jika salah bertanya, dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyukai model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and
Composition
(CIRC).
Dengan
pembelajaran
menggunakan model CIRC siswa mampu menggabungkan informasi dari apa yang mereka baca, mereka dengar, dan
mereka tulis
sehingga
yang
menjadi
satu
kesatuan
yang
utuh
dapat
menggabungkan sebuah ingatan yang baik dan akhirnya dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.
3.
Hasil Belajar Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus I, mengenai konsep Uang dan Sistem Standar Moneter dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang dalam satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya model pembelajaran CIRC, serta nilai Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran CIRC. Data nilai Pre Test dan PostTtest tersebut sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I
No
Nama
Pre Test
Post Test
N-Gain
Kategori
1
S1
3,0
5,0
0,28
Rendah
2
S2
3,0
7,0
0,57
Sedang
3
S3
6,0
7,0
0,25
Rendah
4
S4
5,0
7,0
0,40
Sedang
5
S5
2,0
8,0
0,75
Tinggi
6
S6
3,0
8,0
0,71
Tinggi
75
7
S7
5,0
7,0
0,40
Sedang
8
S8
5,0
6,0
0,20
Rendah
9
S9
6,0
8,0
0,50
Sedang
10
S10
4,0
7,0
0,50
Sedang
11
S11
3,0
5,0
0,28
Rendah
12
S12
2,0
5,0
0,37
Sedang
13
S13
2,0
5,0
0,37
Sedang
14
S14
5,0
8,0
0,40
Sedang
15
S15
3,0
7,0
0,57
Sedang
16
S16
5,0
8,0
0,60
Sedang
17
S17
4,0
7,0
0,50
Sedang
18
S18
2,0
7,0
0,62
Sedang
19
S19
6,0
7,0
0,25
Rendah
20
S20
7,0
8,0
0,33
Rendah
21
S21
4,0
6,0
0,33
Rendah
22
S22
6,0
8,0
0,50
Sedang
23
S23
3,0
7,0
0,71
Tinggi
24
S24
5,0
7,0
0,40
Sedang
25
S25
3,0
6,0
0,42
Sedang
26
S26
5,0
8,0
0,60
Sedang
27
S27
7,0
8,0
0,33
Rendah
28
S28
7,0
8,0
0,33
Rendah
29
S29
6,0
7,0
0,25
Rendah
30
S30
5,0
7,0
0,40
Sedang
31
S31
3,0
7,0
0,57
Sedang
32
S32
7,0
6,0
0,33
Sedang
33
S33
6,0
7,0
0,25
Rendah
34
S34
6,0
8,0
0,50
Sedang
35
S35
8,0
9,0
0,50
Sedang
36
S36
5,0
7,0
0,40
Sedang
76
37
S37
3,0
7,0
0,57
Sedang
38
S38
6,0
8,0
0,50
Sedang
39
S39
6,0
7,0
0,25
Rendah
Terkecil
3,0
5,0
Terbesar
8,0
9,0
178,00
272,00
4,94
6,97
0,40
Sedang
Jumlah Rata-rata
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai terbesar adalah 8,0, dan nilai terkecil adalah 3,0 dengan jumlah 178,00, dan rata-rata 4,94. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 9,0, dan nilai terkecil adalah 5,0 dengan jumlah 272,00, dan rata-rata sebesar 6,97. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 66 yang diperoleh pada siklus I adalah 6,97 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain, kemempuan siswa sebesar 0,40 kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar (100% siswa mencapai nilai lebih dari 66) yang diharapkan oleh peneliti. Berikut tabel distribusi frekuensi Pre Test dan Siklus I :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL PRE TEST SIKLUS I 20, 20, 20, 20, 30, 30, 30, 30, 30, 30 30, 30, 30, 40, 40, 40, 50, 50, 50, 50 50, 50, 50, 50, 50, 60, 60, 60, 60, 60 60, 60, 60, 60, 70, 70, 70, 70, 80
77
1. Menentukan Rentang (R) R = 80 – 20 = 60 2. Menentukan Banyak Kelas ( Interval ) K= 1+3,3 Log n K= 1+3,3 Log 60 K= 1+3,3 ( 1, 77 ) = 6, 84 3. Menentukan Panjang Kelas ( Interval ) P= P=
= 8,57 ( 8, 9 )
K=8,P=9 4. Menentukan Mean ∑x=
(
) (
) (
) (
) (
) (
) (
=
= = 46,67 5. Frekuensi Relatif Frekuensi relatif dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu: Tabel 4.2 Hasil perolehan nilai Pre Test siklus I No
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
1
20-25
4
4/39 x 100= 10,26
2
26-31
9
9/39 x 100 = 23,07
3
38-43
3
3/39 x 100 = 7,7
4
50-55
9
9/39 x 100 = 23,07
)
78
5
56-61
9
9/39 x 100 = 23,07
6
68-73
4
4/39 x 100 = 10,26
7
80-85
1
1/39 x 100 = 2,57
Jumlah
39
100 %
∑ x = 46,67 Rata-rata
46,67 / 39 = 1,20
Gambar 4.1. Frekuensi Nilai Pre Test Siklus I
frekuensi 10 9 8 7 6 5
frekuensi
4 3 2 1 0 20-25
26-31
38-43
50-55
56-61
68-73
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 20-25 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 10,26%, kemudian nilai 26-31 sebanyak 9 siswa dengan persentase sebesar 23,07%, nilai 38-43 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 3,07%, nilai 50-55 sebanyak 9 siswa dengan persentase sebesar 23,07%,nilai 56-61 sebanyak 9 siswa dengan persentase sebesar 23,07%, dan nilai 68-73 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 10,26%. Dan jika dilihat dari nilai rata-rata sebesar 46,67.
79
Dan berikut tabel distribusi frekuensi Post Test Siklus I :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL POST TEST SIKLUS I 50, 50, 50, 50, 60, 60, 60, 60 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 90 1. Menentukan Rentang (R) R = 90 – 50 = 40 2. Menentukan Banyak Kelas ( Interval ) K= 1+3,3 Log n K= 1+3,3 Log 40 K= 1+3,3 (1, 59 ) = 6,25 3. Menentukan Panjang Kelas ( Interval ) P=
= 6,6 ( 6,7 )
K=6,P=7 4. Mean ∑x=
(
= = = 70,51
) (
) (
) (
) (
)
80
5. Frekuensi Relatif Frekuensi relatif dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu: Tabel 4.3 Hasil perolehan nilai Post Test siklus I No
Nilai
Frekuensi
1
50-55
4
4/39 x 100= 10,26
2
56-61
4
4/39 x 100 = 10,26
3
68-73
18
18/39 x 100 = 46,15
4
80-85
12
12/39 x 100 = 30,77
5
86-91
1
1/39 x 100 = 2,59
Jumlah
Persentase (%)
39
100 %
∑ x = 70,51 Rata-rata
70,51 / 39 = 1,81
Gambar 4.2. Frekuensi Nilai Post Test Siklus I
frekuensi 20 18 16 14 12 10
frekuensi
8 6 4 2 0 50-55
56-61
68-73
80-85
86-91
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 50-55 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar
81
10,26%, kemudian nilai 56-61 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 10,26%, nilai 68-73 sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 46,15%, nilai 80-85 sebanyak 12 siswa dengan persentase sebesar 30,77%,nilai 86-91 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 2,59%, Dan jika dilihat dari nilai rata-rata sebesar 70,51. Meningkat di banding siklus I dengan rata-rata 46,67.
d. Tahap Refleksi Tahapan refleksi pada siklus I ini, bahwa kegiatan dengam model pembelajaran CIRC dapat membantu siswa dalam menggabungkan informasi dari apa yang mereka baca, mereka dengar, dan mereka tulis sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yang dapat menggabungkan sebuah ingatan yang baik dan akhirnya dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya, dan mampu membiasakan siswa untuk belajar mandiri, dan dengan model pembelajaran CIRC ini juga dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Pada model pembelajaran CIRC siklus I ini masih terdapat kekurangan, diantaranya : 1) Masih ada siswa yang menulis ketika guru menjelaskan materi, untuk selanjutnya guru harus memperhatikan murid-muridnya. 2) Masih
banyak
siswa
yang
tidak
mendengarkan
dan
memperhatikan ketika penyampaian materi karena siswa masih banyak bercanda serta mengobrol. Untuk selanjutnya guru harus lebih tegas terhadap siswa, memperhatikan dan mendengarkan ketika penyampaian materi. 3) Ketika belajar kelompok suasana kelas kurang kondusif, untuk selanjutnya guru harus lebih tegas dan memperhatikan gerakgerik murid.
82
4) Ketika belajar kelompok maupun diskusi kelas, masih banyak siswa yang kurang memiliki rasa tanggung jawab, adanya anggota kelompok lainnya yang tidak aktif dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta masih kurang beraninya siswa dalam mengutarakan pendapatnya atau malu-malu, untuk selanjutnya guru harus memotivasi siswa agar berani untuk mengutarakan pendapatnya. 5) Pada saat pengerjaan LKS secara berkelompok, siswa tidak membaca LKS terlebih dahulu, selanjutnya guru mempertegas pada murid-murid untuk membaca LKS terlebih dahulu sebelum mengerjakannya. 6) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat di maksimalkan agar di akhir pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan. Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan untuk siklus II perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya : 1) Perlu ditingkatkan memotivasi siswa agar berani untuk bertanya baik ketika proses pembelajaran maupun ketika berdiskusi kelas berlangsung. 2) Diberikan ketegasan ketika berdiskusi kelompok, maupun diskusi kelas. 3) Diberikan ketegasan untuk menyalin materi setelah selesai dijelaskan. 4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat dimaksimalkan agar di akhir pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan. e. Keputusan Siklus I Peneliti bersama guru mata pelajaran ekonomi yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai
83
atau belum dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Berdasarkan refleksi, siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 66. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata untuk Pre Test hanya sebesar 4,94, namun terjadi peningkatan saat Post Test, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 6,97. Perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperoleh hasil belajar siswa yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II, dengan memperbaiki desain pembelajaran sebaik mungkin, serta guru (peneliti) harus lebih berinteraksi dan membimbing siswa lebih baik lagi dalam proses belajar. SIKLUS II a) Tahap Perencanaan Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari jumat, 27 Mei 2011 membahas materi bank, pengertian bank, jenis-jenis bank, produk perbankan,
dan
kebijakan
moneter.
Perencanaan
yang
akan
dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus II sebenarnya sama saja pada tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I, hanya saja materi yang berbeda. Pada Siklus II materi yang dibahas tentang Bank dan Kebijakan Moneter. Namun dalam Siklus II ini, sudah terlihat perbaikan-perbaikan dari Siklus I. c) Tahap Observasi 1) Catatan Lapangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus II berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
84
Composition (CIRC) , diperoleh catatan lapangan sebagai berikut : Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung suasana kelas sudah kondusif, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pembelajaran ekonomi di kelas yang menggunakan model CIRC. Dalam kerja kelompok terlihat masing-masing siswa dalam satu kelompok saling bergotong royong dalam menganalisis artikel yang diberikan oleh guru (peneliti). Semua siswa dalam satu kelompok saling bergantian membaca, menulis, dan menganalisis artikel. Saat pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan model CIRC masing-masing siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama dalam menganalisis artikel, seluruh siswa telihat aktif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada saat persentasi kelompok, seluruh siswa sudah terlihat percaya diri dalam mempresentasikan
hasil
kelompoknya,
mengemukakan
pendapatnya, serta bertanya kepada kelompok lain.
2) Wawancara Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siklus II sesuai dengan perencanaan
yang
dibuat.
Suasana
pembelajaran
dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sudah optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) secara utuh, sehingga dapat menciptakan suasanan pembelajaran yang efektif. Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara, di luar kelas pada pukul 09.40. sama pada halnya
85
Siklus I wawancara dilakukan kepada 8 orang siswa, yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data secara garis besar : a) Siswa sudah dapat dengan mudah menerapkan dengan model pembelajaran
CIRC,
tetapi
meskipun
awalnya
masih
membingungkan sedikit untuk beberapa orang siswa, tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. b) Sebagian besar siswa senang membaca wacana karena didalam wacana disertai gambar dan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi. c) Siswa merasa senang, karena mereka dapat menemukan dan menuliskan kata-kata kunci yang mereka temukan dalam artikel, tanpa harus membuka buku dan membaca materi satu persatu, karena masing-masing kelompok mendapatkan satu materi yang nantinya akan dipelajari oleh seluruh siswa yang mencakup materi keseluruhan. d) Seluruh siswa sudah aktif dalam tanya jawab pada saat diskusi, semua siswa banyak yang bertanya pada kelompok lain, dan kelompok yang ditanya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik, dan benar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 8 orang siswa sebagai sampel, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ). Dengan model pembelajaran
Cooperative
Integrated
Reading
and
Composition (CIRC) siswa termotivasi untuk memperhatikan penjelasan dari guru dan terbiasa untuk membaca wacana serta menulis sehingga siswa fokus dalam mengerjakan artikel yang
86
diberikan yang mereka analisis bersama-sama dalam kelompok dan berusaha secara individu serta kelompok tidak tergantung pada orang lain. 3) Hasil Belajar Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus II, mengenai konsep Bank, dan Kebijakan Moneter dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang dalam satu kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya model pembelajaran CIRC, serta nilai Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran CIRC. Data nilai Pre Test dan Post Test tersebut sebagai berikut : Tabel 4.4 Nilai N-Gain Siklus II No
Nama
Pre Test
Post Test
N-Gain
Kategori
1
S1
6,0
7,0
0,25
Rendah
2
S2
7,0
10
1,00
Tinggi
3
S3
6,0
8,0
0,50
Sedang
4
S4
6,0
7,0
0,25
Rendah
5
S5
7,0
8,0
0,33
Sedang
6
S6
5,0
7,0
0,40
Sedang
7
S7
5,0
7,0
0,40
Sedang
8
S8
6,0
7,0
0,25
Rendah
9
S9
7,0
8,0
0,33
Sedang
10
S10
6,0
8,0
0,50
Sedang
11
S11
5,0
8,0
0,60
Sedang
12
S12
5,0
7,0
0,50
Sedang
13
S13
6,0
10
1,00
Tinggi
87
14
S14
7,0
10
1,00
Tinggi
15
S15
5,0
10
1,00
Tinggi
16
S16
5,0
9,0
0,80
Tinggi
17
S17
5,0
7,0
0,40
Sedang
18
S18
5,0
9,0
0,80
Tinggi
19
S19
5,0
8,0
0,33
Sedang
20
S20
7,0
10
1,00
Tinggi
21
S21
6,0
8,0
0,50
Sedang
22
S22
6,0
8,0
0,50
Sedang
23
S23
5,0
9,0
0,80
Tinggi
24
S24
5,0
10
1,00
Tinggi
25
S25
7,0
8,0
0,33
Sedang
26
S26
7,0
8,0
0,33
Sedang
27
S27
7,0
9,0
0,66
Sedang
28
S28
5,0
7,0
0,40
Sedang
29
S29
6,0
7,0
0,25
Rendah
30
S30
4,0
7,0
0,40
Sedang
31
S31
6,0
8,0
0,50
Sedang
32
S32
7,0
8,0
0,33
Sedang
33
S33
7,0
8,0
0,33
Sedang
34
S34
7,0
8,0
0,33
Sedang
35
S35
7,0
10
1,00
Tinggi
36
S36
7,0
10
1,00
Tinggi
37
S37
6,0
8,0
0,50
Sedang
38
S38
8,0
9,0
0,50
Sedang
39
S39
6,0
8,0
0,50
Sedang
Terbesar
8,0
10
Terkecil
4,0
7,0
Jumlah
232,00
323,00
5,94
8,28
0,57
Sedang
Rata-rata
88
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai terbesar adalah 8,0, dan nilai terkecil adalah 4,0 dengan jumlah 232,00, dan rata-rata 5,94. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 10,00, dan nilai terkecil adalah 7,0 dengan jumlah 323,00, dan rata-rata sebesar 8,28. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 66 yang diperoleh pada siklus I adalah 8,28 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini meningkat. Jika dihitung menggunakan N-Gain kemampuan siswa sebesar 0,57 dengan kategori sedang. Yang semula nilai rata-rata post test sebesar 6,97 menjadi 8,28. Berikut tabel distribusi frekuensi Pre Test Siklus II :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL PRE TEST SIKLUS II 40, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 80 1. Menentukan Rentang (R) R = 80 – 40 = 40 2. Menentukan Banyak Kelas ( Interval ) K= 1+3,3 Log n K=1+3,3 Log 40 K= 1+3,3 ( 1, 59 ) = 6, 25 3. Menentukan Panjang Kelas ( Interval ) P=
= 6, 6 ( 6, 7 )
89
K=6,P=7 4. Mean ∑x=
(
) (
) (
) (
) (
)
=
= = 63,59
5. Frekuensi Relatif Frekuensi relatif dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu: Tabel 4.5 Hasil perolehan nilai Pre Test siklus II No
Nilai
Frekuensi
1
40-45
1
1/39 x 100= 2,57
2
46-51
11
11/39 x 100 = 28,20
3
58-63
13
13/39 x 100 = 33,33
4
70-75
13
13/39 x 100 = 33,33
5
76-81
1
1/39 x 100 = 2,57
Jumlah
39
Persentase (%)
100 %
∑ x = 63,59 Rata-rata
63,59 / 39 = 1,63
90
Gambar 4.3. Frekuensi Nilai Pre Test Siklus II
Frekuensi 14 12 10 8 Frekuensi
6 4 2 0 40-45
46-51
58-63
70-75
76-81
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 40-45 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 2,57%, kemudian nilai 46-51 sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar 28,20%, nilai 58-63 sebanyak 13 siswa dengan persentase sebesar 33,33%, nilai 70-75 sebanyak 13 siswa dengan persentase sebesar 33,33%,nilai 76-811 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 2,57%, Dan jika dilihat dari nilai rata-rata sebesar 63,59. Meningkat di banding Pre Test siklus I dengan rata-rata 46,67. Dan berikut tabel distribusi frekuensi Post Test Siklus II :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL POST TEST SIKLUS II 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 90, 90, 90, 90,
91
90, 100, 100, 100, 100, 100, 100, 100, 100 1. Menentukan Rentang (R) R = 100 – 70 = 30 2. Menentukan Banyak Kelas ( Interval ) K= 1+3,3 Log n K= 1+3,3 Log 30 K= 1+3,3 ( 1,48 ) K= 5,88 3. Menentukan Panjang Kelas ( Interval ) P= P= P=5 4. Mean ∑x=
(
) (
) (
) (
)
= = = 82,82
5. Frekuensi Relatif Frekuensi relatif dihitung melihat nilai yang terletak pada kelas interval tersebut., dan diambil dari frekuensi terkecil yaitu:
92
Tabel 4.6 Hasil perolehan nilai Post Test siklus II No
Nilai
Frekuensi
1
70-75
10
10/39 x 100= 25,64
2
76-81
16
16/39 x 100 = 41,03
3
88-93
5
5/39 x 100 = 12,82
4
95-100
8
8/39 x 100 = 20,51
Jumlah
Persentase (%)
39
100 %
∑ x = 82,82 Rata-rata
82,82 / 39 = 2,12
Gambar 4.4 Frekuensi Nilai Post Test Siklus II
frekuensi 18 16 14 12 10 8
frekuensi
6 4 2 0 70-75
76-81
88-93
95-100
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 70-75 sebanyak 10 siswa dengan persentase sebesar 25,64%, kemudian nilai 76-81 sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 41,03%, nilai 88-33 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar
93
12,82%, nilai 95-100 sebanyak 8 siswa dengan persentase sebesar 20,51%, Dan jika dilihat dari nilai rata-rata sebesar 82,82. Meningkat di banding Post Test siklus I dengan rata-rata 70,51.
d) Tahap Refleksi Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran Ekonomi di kelas X-5 sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam proses pembelajaran, siswa nampak lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan siklus I. Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah 5,9 lebih meningkat dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 4,94. Setelah dilakukan Post test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil Post Test siklus II adalah 8,28 lebih meningkat dibandingkan Siklus I sebesar 6,97 dengan nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 7,0 tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebesar 66. Seluruh siswa sudah melebihi KKM atau dapat
dikatakan
keberhasilan
mencapai
100%.
Jika
dihitung
menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 0,57 atau masuk ke dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah mencapai 100% berarti tindakan sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.
e) Keputusan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam
94
memahami materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada Pre Test Siklus I sebesar 4,94 meningkat pada Post Test menjadi 6,96 dan nilai N-Gain pada Pre Test Siklus II sebesar 5,94 meningkat pada Post Test menjadi 8,28. Dengan nilai terendah pada Siklus I 5,00 (di bawah KKM) dan tertinggi 9,00, sedangkan pada siklus II, nilai terendah 7,00 (di atas KKM) dan tertinggi 100. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai siswa sudah melebihi KKM sebesar 66. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.
B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, situasi kelas X-5 SMAN 86 Jakarta tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kriteria siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam dan ada yang aktif. Secara keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif dibandingkan guru. Dengan diterapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat telihat pada nilai Pre Test dan Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 178,00 dengan ratarata 4,94 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 272,00 dengan rata-rata 6,97. Dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,40 dengan kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 232,00 dengan rata-rata 5,94 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 323,00 dengan rata-rata 8,28. Dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,57 dengan kategori sedang. Dari Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), karena pada model pembelajaran ini, siswa dapat bertanya kepada guru jika tidak
95
memahami, kemudian masing-masing siswa dapat belajar satu sama lain, atau dalam kata lain saling membutuhkan, memberikan motivasi, serta menciptakan situasi belajar yang terbuka. Adapun aktivitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh kegiatan siswa di kelas pada siklus I, dan II dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari setiap pertemuan dari siklus I ke siklus II, dan setiap kelompok sudah dapat memahami model pembelajaran CIRC ini. Pada akhir pelajaran pada siklus I, dan siklus II guru menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan siswa untuk menghindari terjadinya miskonsepsi.
C. KETERBATASAN PENELITI Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam penelitian seperti: 1) Keterbatasan
peneliti dan mitra peneliti (guru mata pelajaran
Ekonomi) dalam melakukan observasi kegiatan pembelajaran secara terperinci, mengakibatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang terkontrol dengan baik. 2) Kurangnya waktu karena kegiatan pembelajaran membutuhkan tahapan-tahapan yang biasanya membutuhkan waktu yang lama. 3) Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan terkait dengan upaya
meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada konsep Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan tindakan yang telah diberikan kepada siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata nilai pre test siswa 46,67
meningkat
menjadi 70,51 pada nilai post test tetapi belum 100% siswa mencapai nilai KKM. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I yaitu
96
97
nilai rata-rata pre test siswa 63,59 menjadi 82,82 pada nilai post test. Dan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sudah 100%. Peningkatan hasil belajar yang terjadi dari Siklus I dan Siklus II disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : Pertama, faktor siswa yang sudah mulai terbiasa menerapkan model pembelajaran CIRC hal ini disebabkan karena penerapan model pembelajaran CIRC dilakukan secara berulang dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II sehingga siswa mulai terbiasa menerapkan
model
pembelajaran
CIRC.
Kedua,
penerapan
model
pembelajaran CIRC pada siklus II lebih bervariatif dan lebih mengaktifkan siswa. Pada siklus I penerapan model pembelajaran CIRC hanya sebagian siswa saja dalam satu kelompok yang membaca dengan keras dan menemukan kata-kata penting, karena sebagian siswa lain masih belum paham dengan cara kerja model pembelajaran CIRC, dan pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa menganalisis artikel dengan menggunakan model pembelajaran CIRC, selain itu terdapat perbaikan-perbaikan cara kerja kelompok siswa dengan menggunakan model pembelajaran CIRC pada siklus II. Dan Ketiga siswa sudah tidak asing lagi dengan soal yang diberikan karena soal pre test dan post test menggunakan soal yang sama, sehingga siswa mampu memprediksi jawaban soal yang benar untuk menjawab soal post test pada tiap siklus. Ketiga faktor inilah yang membuat hasil belajar siswa meningkat pada siklus II. Penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) menjadi unsur paling utama dalam keberhasilan belajar ekonomi siswa kelas X-5 pada konsep Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter. Karena dengan menggunakan model pembelajaran CIRC siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar kelompok sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran CIRC. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok membaca artikel secara bergantian, membaca tidak hanya sekedar membaca dengan keras saja, namun memahami makna-makna yang terkandung dalam artikel yang berhubungan dengan konsep Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter. Setelah kegiatan membaca selesai, lanjut pada langkah berikutnya menemukan kata-
98
kata penting dalam artikel dan menuliskannya pada Lembar Kerja Siswa, langkah ini dikerjakan secara bergantian oleh setiap siswa dalam satu kelompok, dengan begitu masing-masing siswa dapat memahami dan mengerti artikel sesuai dengan konsep. Setelah pembelajaran kelompok selesai, masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan berlanjut pada sesi tanya jawab. Setelah itu penarikan kesimpulan terhadap materi yang dibahas oleh siswa. Manfaat penggunaan model pembelajaran CIRC ini adalah mengaktifkan siswa, baik pada ranah psikomotorik (sikap, gerak, keaktifan yang ditunjukkan siswa), ranah kognitif (nilai atau hasil belajar yang diperoleh), dan ranah afektif (keaktifan di kelas atau dalam proses pembelajaran) karena pada dasarnya pembelajaran berpusat pada siswa.
B. SARAN Adapun saran-saran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi guru, untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan terutama dalam mempelajari pelajaran Ekonomi, sebaiknya mencoba model pembelajaran yang menarik, dan inovatif yang dapat menbangkitkan minat siswa dalam belajar, serta metode pembelajaran lain selain metode ceramah. 2) Model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi. 3) Penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pembaca khususnya pendidik untuk melakukan penelitian sejenis pada mata pelajaran atau konsep pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html,11 september 2009,at 2:03pm. Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran ( Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta : Bumi Aksara.2006. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 1999. Asra, dan Sumiati. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. 2008. Azizah. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238.Jakarta. 2010 B. Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan, Jakarta : Bumi Aksara. 2009 Dosen Stain Ponorogo, “ Beberapa Faktor Pendukung dalam Mengantar Keberhasilan Belajar “, dalam Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan ( CENDIKIA ), Volume 4 No.2 Juli-Desember 2006. E Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media. 2005. Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2008. Hijau Daun, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Artikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm J.J Hasibuan, Moedjiono Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Vol.IX Edisi Desember 2006. Kusumah, Wijaya Artikel diakses 15 Desember http://wijayalabs.wordpress.com/2008/06/23/model CIRC-2/
99
2010
dari
100
Muchith, Saekhan. Pembelajaran Kontekstual, Semarang : Rasail Media Group. 2008. Neni Iska, Zikri. Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta : Kizi Brother’s. 2006. Physic lastate.edu/per/docs/addendrum_0n_normalized_gain.pdf diakses tanggal 16 Maret 2011. Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2006. Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA Press. 2003. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2009. Salim , Jasni, dan Syafril. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara. 2000. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran ( Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. 2007. Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press. 2006. Sudjiono, Anas. Pengantar Statisitik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2006. Sukwiaty, dkk. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung : Yudhistira. 2006. Syach, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos Wacana. 2001. Syarifah , Hafsah. Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran. Jakarta : 2006. Trianto, M.Pd., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana, 2010. Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ). Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011. Wahab, Rochmat. Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf diakses 15 Desember 2010.
101
Wiriatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakaya. 2006. Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press. 2009.
101 Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
: SMAN 86 Jakarta
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X-5/ II
Pertemuan Ke
:1
Siklus
:I
Materi Pokok
: Uang dan Sistem Standar Moneter
Tahun Pelajaran
: 2011
Standar Kompetensi
: Memahami Uang dan Perbankan
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian uang 2. Menjelaskan fungsi uang 3. Menjelaskan jenis-jenis uang 4. Menjelaskan permintaan dan penawaran uang 5. Menjelaskan sistem standar moneter
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
A.Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran selesai, diharapkan siswa mampu : 1. Menjelaskan pengertian uang 2. Menjelaskan fungsi uang 3. Menjelaskan jenis-jenis uang 4. Menjelaskan permintaan dan penawaran uang
102 5. Menjelaskan sistem standar moneter
B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian uang Uang adalah segala sesuatu yang merupakan media pertukaran atau alat pembayaran yang diterima secara umum.Sedangkan pengertian uang dalam arti sempit adalah uang kartal dan uang giral yang beredar di masyarakat. 2. Fungsi uang Fungsi uang dibagi menjadi 2, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang adalah : 1) Alat tukar : uang di pakai sebagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran karena uang diakui secara umum. 2) Alat satuan hitung : tiap nilai tukar ditetapkan dalam satuan uang sehingga dapat ditetapkan perbandingan antara satu barang dengan barang lainnya untuk dapat dipakai dalam menunjukkan nilai berbagai macam barang atau jasa. 3) Alat penyimpan nilai : karena uang dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa yang akan datang. Fungsi turunan uang adalah : 1) Alat penunda pembayaran/alat bayar : uang dapat menyelesaikan utang piutang atau pembayaran di masa yang akan datang. 2) Alat pemindah kekayaan : denagn mengumpulkan uang dapat terjadi pembentukan kekayaan, sebab dengan uang yang banyak dapat dibelikan barang-barang. 3. Jenis-jenis uang Jenis uang dikelompokkan sebagai berikut : 1) Berdasarkan bahannya a. Uang logam : uang yang terbuat dari logam b. Uang kertas : uang yang terbuat dari kertas 2) Lembaga yang mengeluarkan a. Uang kartal : mata uang logam dan uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral dan berlaku umum di masyarakat.
103 b. Uang giral : dana sebagaimana disimpan di rekening Koran di bankbank umum dan sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek, giro, atau perintah membayar. c. Uang Quasi : uang yang beredar di masyarakat berupa uang-uang yang ditabung, baik di rumah maupun di lembaga-lembaga bank dan non bank, kecuali tabungan giro. Uang Quaasi bentuk nya dapat berupa uang kartal, atau uang giral. 3) Nilai a. Uang bernilai penuh : jika bahan uang tersebut ( nilai intrinsic ) sama dengan nilai nominalnya. b. Uang tidak bernilai penuh : jika bahan uang tersebut ( nilai intrinsic ) tidak sama dengan nilai nominalnya. 4. Teori Nilai Uang 1. Teori Barang : bahwa suatu benda diterima sebagai uang karena benda tersebut dari bahan yang mempunyai nilai tinggi. a. Teori logam : uang diterima masyarakat karena bahannya terbuat dari logam yang bernilai tinggi. b. Teori nilai batas : bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang. 2. Teori Nominalisme : bahwa suatu benda dapat diterima sebagai uang karena besarnya nominal yang tertera dalam benda tersebut. a. Teori perjanjian : bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. b. Teori kebiasaan : bahwa uang diterima masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran. c. Teori kenegaraan : bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran. d. Teori tuntutan : bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. e. Teori realism : bahwa uang diterima masyarakat karena adanya penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaran. 5. Permintaan dan penawaran uang
104 Permintaan uang : Jumlah uang yang diinginkan masyarakat untuk mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Penawaran uang : Jumlah semua uang yang beredar dalam suatu perekonomian. 6. Sistem Standar Moneter Standar moneter adalah benda pengulur atau patokan dijadikannya uang dalam perekonomian suatu Negara. a. Standar Logam : penetapan logam tertentu untuk dijadikan mata uang dalam perekonomian b. Standar Tunggal (Metalisme) : berarti mata uang yang berlaku dalam perekonomian menggunakan standar emas. c. Standar Kembar ( Bimetalisme) : kebijakan standar moneter yang didasarkan pada dua logam, biasanya emas dan perak sebagai alat pembayaran yang sah. d. Standar Pincang : pemerintah menetapkan uang emas sebagai standarnya, tetapi mata uang perak tetap beredar tanpa ada batasan perbandingan. e. Standar Kertas : system keuangan yang menggunakan uang kertas sebagai alat tukar dalam perekonomian.
C. Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran : “ Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) “ Metode : Ceramah, dan diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Siklus I a. Pendahuluan : 15 Menit 1. Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa,dan mengabsen siswa 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan pada konsep Uang dan Sistem Standar Moneter. 3. Guru mengkondisikan siswa dalam beberapa kelompok, dan meminta siswa mengatur kelompok dan meja belajarnya. 4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yang diharapkan. 5. Apersepsi : siswa diminta untuk mengemukakan tentang uang serta sistem standar moneter dalam kehidupan sehari-hari.
105 6. Melakukan Pre test kepada seluruh siswa b. Kegiatan Inti : 50 Menit 1. Siswa mengerjakan artikel atau wacana yang telah disediakan sesuai konsep dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) 2. Guru memimpin diskusi. 3. Siswa mempresentasikan hasil artikel atau wacana yang telah mereka buat.
c. Kegiatan Akhir : 15 Menit 1. Guru memberikan review dan umpan balik terhadap materi yang dibahas oleh siswa 2. Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi. 3. Seluruh siswa melaksanakan Post Test. 4. Penutup
E. Media dan Alat Pembelajaran 1. Whiteboard, Spidol. 2. Laptop dan INFOCUS. 3. Artikel
F. Sumber Pembelajaran 1. Rudianto. 2009. Pelajaran Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : CV Arya Duta 2. S, Alam. 2007. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Esis 3. Sariono, Endro, dkk. Manusia dan Perilaku Ekonomi Pelajaran Ekonomi Untuk SMA/MA. Jakarta : Ganeca Exact 4. Sukwiaty. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta : Yudhistira G. Penilaian 1. Tekhnik
106 Pada pembelajaran Ekonomi pada konsep Uang, dan Sistem Standar Moneter ini menggunakan teknik tes tertulis. 2. Bentuk Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG) , dan tugas kelompok. 3. Soal ( Terlampir lengkap ) 4.
Penilaian Penilaian proses a. Tes lisan, dilakukan melalui keaktifan siswa dalam Tanya jawab dan mengungkapkan pendapatnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test)dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Lilis Nurmaryati, S.E
Jakarta,20 Mei 2011
Praktikan
Lestary Permata Sari
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
: SMAN 86 Jakarta
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X-5/ II
Pertemuan Ke
:2
Siklus
: II
Materi Pokok
: Bank dan Kebijakan Moneter
Tahun Pelajaran
: 2011
Standar Kompetensi
: Memahami Uang dan Perbankan
Kompetensi Dasar
: 1. Membedakan peran bank umum dan bank sentral 2. Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian bank 2. Menjelaskan jenis-jenis bank 3. Menjelaskan produk perbankan 4. Menjelaskan kebijakan moneter
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
A.Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran selesai, diharapkan siswa mampu : 1. Menjelaskan pengertian bank 2. Menjelaskan jenis-jenis bank 3. Menjelaskan produk perbankan 4. Menjelaskan kebijakan moneter
108 B. Materi Pembelajaran 1.
Pengertian bank Adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dan dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2.
Jenis-jenis bank a. Fungsi dan Tugas Bank : 1) Sebagai penghimpun dana 2) Penyalur dana masyarakat 3) Meningkatkan taraf hidup masyarakat b. Jenis-jenis bank : 1) Bank Sentral : bank yang memiliki otoritas penuh dalam mengendalikan kegiatan moneter di suatu negara. Contoh nya: Bank Indonesia 2) Bank Umum : bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Contoh nya : Bank BRI, Bank Mandiri, dll 3) Bank Perkreditan Rakyat : bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalullintas pembayaran. Contoh nya : bankbank yang berada di desa-desa yang memberikan pinjaman kepada masyarakat desa. c. Kepemilikan : 1) BUMN 2) Bank Pemerintah Daerah 3) Bank Swasta Nasional 4) Bank Asing
3. Produk perbankan a) Giro : Simpanan di bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, kartu ATM, dan surat perintah pembayaran lainnya. b) Cek : Perintah kepada bank dari orang yang mendatanginya untuk pembayaran sejumlah uang yang tertera pada lembaran cek tersebut kepada si pembawa atau orang yang nama nya disebut dalam cek.
109 c) Wesel : Perintah tertulis dari penarik kepada seseorang untuk membayar sejumlah uang kepada yang ditarik pada waktu atau tanggal tertentu. d) Tabungan : Simpanan seseorang kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. e) Deposito Berjangka : Simapanan dalam rupiah atau valuta asing milik seseorang yang penarikannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu menurit perjanjian antara bank dengan penyimpan. f) Travel Cheque : Cek berpergian yang dijual untuk dipaki oleh seseorang yang tidak menghendaki membawa uangtunai bilamana berpergian. g) Automatic Teller Machine( ATM ) : Mesin untuk pengambilan uang tunai ketika nasabah membutuhkan sejumlah uang tunai dengan segera dengan menggunakan kartu ATM. h) Jual Beli Valuta Asing : Bank umum yang telah mendapat izin dari Bank Indonesia dapat melakukan jual beli valuta asing atau mata uang asing. 4. Kebijakan moneter Adalah kebijakan bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia dalam mengendalikan kondisi moneter Indonesia, dengan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, dan mengatur serta mengawasi bank. Tujuan Kebijakan Moneter : 1. Stabilitas ekonomi 2. Kesempatan kerja 3. Kestabilan harga 4. Keseimbangan neraca pembayaran nasional Instrumen Kebijakan Moneter : 1. Operasi Pasar Terbuka : Membeli dan menjual surat-surat berharga pemerintah yang dilakukan oleh bank sentral di pasar modal. 2. Kebijakan Diskonto : Kebijakan yang dilakukan bank sentral melalui pengendalian tingkat suku bunga, dengan menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga.
110 3. Perubahan Cadangan Minimum : Kebijakan bank sentral menetapkan sejumlah dana dalam jumlah minimum pada saldo giro setiap bank. Dengan menaikkan dan menurunkan cadangan minimum kas. 4. Penerapan batas maksimum pemberian kredit : Pemberian kredit bank sentral menetapkan batas maksimum pemberian kredit yang dilakukan setipa bank kepaada nasabahnya. 5. Dorongan moral : Bank sentral menghimbau bank-bank yang ada untuk mempertimbangkan berbagai kondisi situasi mikro setiap bank dalam menyusun rencana kreditnya.
C. Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran : “ Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) “ Metode : Ceramah, dan diskusi
D. Langkah-langkah Pembelajaran a. Pendahuluan : 15 Menit 1. Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa,dan mengabsen siswa. 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan pada konsep Bank dan Kebijakan Moneter. 3. Guru mengkondisikan siswa dalam beberapa kelompok, dan meminta siswa mengatur kelompok dan meja belajarnya. 4. Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yang diharapkan. 5. Guru mengulang kembali pelajaran yang telah lalu yang menggunakan Model Pembelajaran CIRC. 6. Apersepsi : siswa diminta untuk mengemukakan tentang sistem standar moneter dalam kehidupan sehari-hari. 7. Melakukan Pre test kepada seluruh siswa
111 b. Kegiatan Inti : 50 Menit 1. Siswa mengerjakan artikel atau wacana yang telah disediakan sesuai konsep dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 2. Guru memimpin diskusi. 3. Siswa mempresentasikan hasil artikel atau wacana yang telah mereka buat. c. Kegiatan Akhir : 15 Menit 1. Guru memberikanreview dan umpan balik terhadap materi yang dibahas oleh siswa. 2. Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi. 3. Seluruh siswa melaksanakan Post Test 4. Penutup
E. Media dan Alat Pembelajaran 1. Whiteboard, Spidol. 2. Laptop dan INFOCUS 3. Artikel
F. Sumber Pembelajaran 1. Rudianto. 2009. Pelajaran Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : CV Arya Duta. 2. S, Alam. 2007. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Esis. 3. Sariono, Endro, dkk. Manusia dan Perilaku Ekonomi Pelajaran Ekonomi Untuk SMA/MA. Jakarta : Ganeca Exact. 4. Sukwiaty. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta : Yudhistira G. Penilaian 1. Tekhnik Pada pembelajaran Ekonomi pada konsep Uang, dan Sistem Standar Moneter ini menggunakan teknik tes tertulis. 2. Bentuk
112 Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG) , dan tugas kelompok. 3. Soal ( Terlampir lengkap ) 4. Penilaian Penilaian proses a. Tes lisan, dilakukan melalui keaktifan siswa dalam Tanya jawab dan mengungkapkan pendapatnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Test tertulis, dilakukan elalui pemberian tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Lilis Nurmaryati, S.E
Jakarta, 27 Mei 2011 Praktikan
Lestary Permata Sari
113 Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI PROSES BELAJAR MENGAJAR PRA PENELITIAN Tempat
: SMAN 86 JAKARTA
Kelas
: X-5
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Mei 2011 No
Hal yang di amati
Pengamatan
1.
Materi
-
Konsumsi dan Investasi
2.
Metode
-
Ceramah dan metode tanya jawab
3.
Aktivitas guru
-
Menyampaikan materi dengan baik
-
Bimbingan kepada setiap siswa kurang
-
Kurang humoris sehingga anak-anak merasa jenuh dalam pembelajaran
-
Metode yang digunakan, metode ceramah dan Tanya jawab
4.
Aktivitas siswa
-
Kurang serius dalam belajar
-
Siswa mayoritas pasif
-
Belum memiliki keberanian sehingga jarang sekali siswa
yang
bertanya
dan
mengungkapkan
pendapatnya. 5.
Interaksi dan siswa
antara
Motivasi belajar masih rendah
guru Cukup baik meskipun tidak sedikit siswa yang terlihat malas belajar, bercanda dan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi
6.
Evaluasi
Mengerjakan LKS
Observer Lestary Permata Sari
114 Lampiran 3
CATATAN LAPANGAN
Tempat Penelitian/Sekolah
: SMAN 86 JAKARTA
Hari/Tanggal
: Jumat, 20 Mei 2011
Materi
: Uang dan Sistem Standar Moneter
Siklus
:I
Proses Pembelajaran : Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre test dan post test. Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis Pilihan Ganda masing-masing pada soal pre test dan post test. Tes berlangsung selama 10 menit baik pre testmaupun post test dan diikuti oleh 39 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan menggunakan model CIRC. Pembelajaran berakhir pukul 09.40. Aktivitas Guru (Peneliti)
:
Sebebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti) memberikan apersepsi, guru (peneliti) membagi siswa kedalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa. Guru (Peneliti) menjelaskan, serta me resume materi setelah siswa mempresentasikan artikel hasil diskusi mereka. Aktivtas Siswa
:
Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran CIRC. Ketika melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, masih banyak siswa yang pasif dan kurang mengerti pelaksanaan model pembelajaran CIRC, hanya beberapa siswa saja yang telihat aktif, baik bertanya maupun mengungkapkan pendapat.Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sebelum melaksanakan post test.
115 Lampiran 4
CATATAN LAPANGAN
Tempat Penelitian/Sekolah
: SMAN 86 JAKARTA
Hari/Tanggal
: Jumat, 27 Mei 2011
Materi
: Bank, dan Kebijakan Moneter
Siklus
: II
Proses Pembelajaran : Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre test dan post test. Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis Pilihan Ganda masing-masing pada soal pre test dan post test. Tes berlangsung selama 10 menit baik pre testmaupun post test dan diikuti oleh 39 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.Pembelajaran berakhir pukul 09.40. Aktivitas Guru (Peneliti)
:
Sebebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti) memberikan apesepsi, guru (peneliti) membagi siswa kedalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa. Guru (peneliti) menjelaskan serta me resume materi setelah siswa mempresentasikan artikel hasil diskusi mereka. Aktivtas Siswa
:
Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran CIRC. Saat diskusi dengan kelompoknya masing-masing, siswa sudah banyak mengerti serta aktif dalam pelaksanaan model pembelajaran CIRC, banyak siswa yang bertanya seta mengeluarkan pendapat saat diskusi berjalan.Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sebelum melaksanakan post test.
116 Lampiran 5
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PENELITI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah
: SMAN 86 JAKARTA
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Kelas/Semester
: X-5/II
Materi Pokok
: Uang, dan Sistem Standar Moneter
Siklus
:I
Hari/Tanggal
: Jumat, 20 Mei 2011
Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda SB : Sangat Baik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang No
Aspek Penilaian
Sangat
Baik
Cukup Kurang
Baik 1
Mengkondisikan kesiapan
siswa
situasi untuk
pembelajaran mengikuti
dan
√
proses
pembelajaran 2
Apersepsi
√
3
Membangkitkan minat/rasa ingin tahu siswa
√
(motivasi) 4
Menyampaikan
tujuan/indicator
yang
ingin
√
Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai
√
dicapai 5
dengan indicator bahan ajar 6
Penjelasan model pembelajaran CIRC
7
Pemusatan perhatian siswa terhadap proses belajar
√ √
117 8
Teknik menyampaikan materi
√
9
Pengelolaan kegiatan diskusi
√
10
Bimbingan kepada kelompok
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
√ √
berpikir 12
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
√
bertanya dan mengungkapkan pendapat 13
Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa
14
Mengamati kesulitan atau kemajuan belajar siswa
15
Keterampilan
menerangkan
kembali
atau
√ √ √
menyimpulkan materi yang disampaikan
Guru Mata Pelajaran
Lilis Nurmaryati, S.E
118 Lampiran 6
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PENELITI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah
: SMAN 86 JAKARTA
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Kelas/Semester
: X-5/II
Materi Pokok
: Bank, dan Kebijakan Moneter
Siklus
: II
Hari/Tanggal
: Jumat, 27 Mei 2011
Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda SB : Sangat Baik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang No
Aspek Penilaian
Sangat
Baik
Baik 1
Mengkondisikan kesiapan
siswa
situasi untuk
pembelajaran mengikuti
dan
√
proses
pembelajaran 2
Apersepsi
√
3
Membangkitkan minat/rasa ingin tahu siswa (
√
Motivasi ) 4
Menyampaikan
tujuan/indicator
yang
ingin
√
Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai
√
dicapai 5
dengan indicator bahan ajar 6
Penjelasan model pembelajaran CIRC
√
7
Pemusatan perhatian siswa terhadap proses
√
belajar
Cukup Kurang
119 8
Teknik menyampaikan materi
√
9
Pengelolaan kegiatan diskusi
10
Bimbingan kepada kelompok
√
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
√
√
berpikir 12
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
√
bertanya dan mengungkapkan pendapat 13
Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa
√
14
Mengamati kesulitan atau kemajuan belajar siswa
√
15
Keterampilan
√
menerangkan
kembali
atau
menyimpulkan materi yang disampaikan
Guru Mata Pelajaran
Lilis Nurmaryati, S.E
120 Lampiran 7
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Siklus
:I
Kelas
: X-5
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Mei 2011 No
Aktivitas Siswa
Ya
Tidak
Jumlah
1
Melaksanakan tes awal ( Pre Test )
√
39
2
Telah mempelajari materi yang diajarkan
√
15
3
Mendengarkan
√
20
penjelasan
materi
yang
disampaikan oleh guru 4
Melakukan diskusi kelompok
√
39
5
Bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelopok
√
30
6
Mempresentasikan hasil diskusi
√
39
7
Aktif mengungkapkan pendapat
√
7
8
Aktif menanggapi pendapat
√
3
9
Aktif bertanya
√
10
10
Menganalisis
Model
√
39
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
√
25
√
39
artikel
dengan
pembelajaran CIRC 11
kesimpulan 12
Melaksanakan tes akhir ( Post Test )
Peneliti
Lestary Permata Sari
121 Lampiran 8
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Siklus
: II
Kelas
: X-5
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Mei 2011 No
Aktivitas Siswa
Ya
Tidak
Jumlah
1
Melaksanakan tes awal ( Pre Test )
√
39
2
Telah mempelajari materi yang diajarkan
√
30
3
Mendengarkan
√
30
penjelasan
materi
yang
disampaikan oleh guru 4
Melakukan diskusi kelompok
√
39
5
Bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelopok
√
39
6
Mempresentasikan hasil diskusi
√
39
7
Aktif mengungkapkan pendapat
√
20
8
Aktif menanggapi pendapat
√
15
9
Aktif bertanya
√
20
10
Menganalisis
Model
√
39
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
√
30
√
39
artikel
dengan
pembelajaran CIRC 11
kesimpulan 12
Melaksanakan tes akhir ( Post Test )
Peneliti
Lestary Permata Sari
122 Lampiran 9
WAWANCARA PRA PENELITIAN RESPONDEN SISWA Sekolah
: SMAN 86 Jakarta
Kelas
: X-5
Hari/tanggal
: Jumat, 13 Mei 2011
Waktu Wawancara
: 10.00-selesai
Tempat
: Ruang kelas X-5
Identitas Siswa : 1. Amelia Permata Sari
11. Silvia Yulianti
2. Deden Kurnia Nugraha
12. Shabir Muhammad
3.Dwi Cahyanti Putri
13.Ridho Gifari
4. Fenindya Nur Chalidah
14. Rahmat Fadhilah
5. Fitri Damayanti
15.Ricky Rizky Ramadhan
6. Lusi Adha Sukiwianti 7. Noor Ashila Febrina 8. Dale Oktaviano Putra 9.Wafa Khairina Mufida 10.Sigit Budiyarta No 1
Pertanyaan
Tanggapan
Bagaimana menurut pendapatmu tentang 1. Membosankan , karena nyatet pembelajaran Ekonomi di kelas ?
terus. 2. Biasa saja, kadang menyenangkan
123 kadang tidak. 3. Ngebosenin 4. Menyenangkan , karena saya suka mencatat 5. Biasa aja 6. Membosankan, sering gak masuk ke otak kalo belajar 7. Ngebosenin, gak suka sama pelajaran ekonomi 8. Gak jelas, pembelajarannya hanya berupa catatan dan ringkasan banyak, dan tidak berpusat pada anak, guru yang aktif di banding siswa 9. kadang nyambung, kadang gak, belajar ekonomi berupa catatan, dan ringkasan yang banyak, materi perhitungan sulit dimengerti. 10. Menyenangkan, saya sangat suka mata pelajaran ekonomi 11. Membosankan, tugas dan catatan terlalu banyak 12. Ngebosenin 13. Biasa saja, kadang enak kadang gag 14. Ngebosenin, kadang akunya gag ngerti yang dipelajari 15. Biasa ajah 2.
Apakah kamu senang dengan pembelajaran
1. Sebenarnya senengbangedsama
Ekonomi di kelas ?
mata pelajaran ekonomi, tapi kadang gurunya gak jelas saat neranginya. 2. Senang
124 3. Kadang, tergantung materi pas guru ngejelasinnya 4. Gak 5. Seneng, walaupun kadang tidak jelas 6. Alhamdulilah yah senang 7. Gak suka ekonomi 8. Tidak 9. Kadang suka kadang gak 10.
Senang belajar ekonomi
11.
Senang dengan pelajaran
ekonomi walaupun kadang suka tidak nyambung 12.
Gak
13.
Tergantung materi yang
dijelaskan
3
Bagaimana hasil belajar Ekonomi kamu ?
14.
Senang
15.
Tidak
1. Sesuai dengan KKM 2. Alhamdulillah lebih dari KKM 3. Kurang dari KKM 4. Kurang dari KKM 5. Kurang dari KKM 6. Pas dengan KKM 7. Lebih dari KKM 8. Kurang dari KKM 9. Lebih dari KKM 10. Lebih dari KKM 11. Kurang dari KKM 12. Kurang dari KKM 13. Kurang dari KKM 14. Kurang dari KKM 15. Lebih dari KKM
125 4
Apakah kamu puas dengan nilai Ekonomi
1. Sedikit puas, walau kadang tidak
yang diperoleh ?
sesuai dengan KKM 2. Puas, tapiingin lebih dari KKM 3. Tidak 4. Tidak 5. Tidak 6. Tidak 7. Puas 8. Tidak 9. Puas
5
10.
Puas
11.
Tidak
12.
Tidak
13.
Tidak
14.
Tidak
15.
Puas
Bagaimana menurut pendapatmu tentang
1. Berdasarkan
buku
cara guru dalam menerangkan pelajaran
seperti
Ekonomi ?Jelaskan ?
kalimat kemudian kami menulisnya
mendikte
dan
kan
LKS,
kalimat-
di buku tulis. 2. Nyatet, trus dijelasin 3. Mencatat apa yang Ibu katakan, kemudian kita menuliskannya di buku tulis 4. Terkadang
diskusi,
terkadang
menggunakan
metode
ceramah 5. Ibu ceramah,
kadangmetode
demonstrasi 6. Kadang
tidak
jelas,
apalagi
materi perhitungan dengan rumusrumus 7. Enak-enak saja
126 8. Biasa ajah 9. Baik, mudah dimengerti 10. Kadang ngerti, kadang tidak 11. Mencatat
materi,
dan
mengerjakan LKS 12. Mencatat materi, mengerjakan LKS 13. Mencatat materi, mengerjakan LKS 14. Mencatat,
kadangdiskusi,
mengerjakan LKS 15. Mencatat, mengerjakan LKS 6
Apakah kamu dapat memahami materi
1.
Kadang-kadang
Ekonomi yang dijelaskan oleh guru ?
2.
Kadang-kadang, kalau tidak
jelas saya belajar lagi di rumah 3.
Ya
4.
Tidak
5.
Kadang-kadang
6.
Ya
7.
Tidak
8.
Tidak
9.
Ya
10. Kadang-kadang 11. Kadang-kadang 12. Tidak 13. Tidak 14. Tidak 15. Tidak
127 7.
Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat
1. Berisik di kelas, saya jadi sulit
belajar Ekonomi ?
berkonsentrasi. 2. Pasmateri hitungan susah di mengerti 3. Rasa males di diri saya bu’ 4. Kalau ibu nya sedang menerangkan anak-anak yang lain berisik 5. Kadang tidak jelas menerangkan, saya jadi sulit menangkap yang disampaikan ibu 6. Gaduhnya kelas, membuat susah konsen kak’ 7. Kalau ada materi yang gak ngerti, malu untuk nanya nya 8. Anak-anak nya berisik 9. Gak ngerti materi nya 10. Materinya susah-susah kak’ 11. Akunya yang males kak’, jadi gak ngerti deh, hehe 12. Gak ngerti materinya 13. Susah konsen, karena berisik 14. Berisik di kelas 15. Pas materi hitungan susah dingertiin
8.
Apakah kamu sudah mengetahui tentang
1. Belum
model pembelajaran CIRC ?
2. Belum 3. Belum 4. Belum 5. Belum 6. Belum 7. Belum 8. Belum
128 9. Belum 10. Belum 11. Belum 12. Belum 13. Belum 14. Belum 15. Belum 9.
Apakah
gurumu
sudah
menggunakan
model pembelajaran CIRC di kelasmu ?
1. Belum 2. Belum 3. Belum 4. Belum 5. Belum 6. Belum 7. Belum 8. Belum 9. Belum 10. Belum 11. Belum 12. Belum 13. Belum 14. Belum 15. Belum
10.
Bagaimana tes yang dilakukan guru mata
1. Ulangan per bab
pelajaran Ekonomi ?Jelaskan ?
2. Ulangan per bab 3. Ulangan per bab 4. Ulangan per bab 5. Elangan per bab 6. Ulangan per bab 7. Ulangan per bab 8. Ulangan per bab 9. Ulangan per bab 10. Ulangan per bab 11. Ulangan per bab
129 12. Ulangan per bab 13. Ulangan per bab 14. Ulangan per bab 15. Ulangan per bab
Keterangan : *untuk jawaban no.1, menunjukkan siswa no.1
130 Lampiran 10
WAWANCARA SETELAH TINDAKAN RESPONDEN SISWA Sekolah
: SMAN 86 Jakarta
Kelas
: X-5
Hari/tanggal
: Jumat, 27 Mei 2011
Waktu Wawancara
: 09.55-selesai
Tempat
: Ruang kelas X-5
Identitas Siswa
:
( Kelompok 5 ( Perwakilan kelompok lain sebagai sampel ) 1. Lusi Adha Sukiwianti 2.Wafa Khairina Mufida 3. Sigit Budiyarta 4. Silvia Yulianti 5. Shabir Muhammad 6.Ridho Gifari 7. Rahmat Fadhilah 8. Ricky Rizky Ramadhan No 1.
Pertanyaan Bagaimana
menurut
pendapatmu
pembelajaran yang telah diikuti ?
Tanggapan tentang
1. Menyenangkan 2. Rasanya biasa saja 3. Seru, coz kita yang lebih aktif 4. Menyenangkan, cepet
131 ngerti 5. Seru, karena kita gak perlu repot-repot baca buku yang tebel-tebel 6. Seruu, gampang dimengerti 7.
Seru, coz kita diberi
kesempatan buat ngungkapin pendapat 8.
Seru, kita jadi gak
perlu baca buku banyakbanyak, dengan kita baca dari artikel ada kata-kata yang berhubungan materi yang udah ngecakup semuanya 2.
Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran CIRC ?
1. Senang,
karena
masing-masing siswa saling
kerja
sama
dalam
kelompok
untuk
menemukan
kata-kata yang
penting berhubungan
dengan materi, selain itu
sebelumnya
masing-masing kelompok
membaca
bergantian, di sinilah kerja sama kita dalam satu kelompok. 2. Senang, karena kerja kelompok berlaku
sangat di
model
132 pembelajaran ini. 3. Senang,cozada kegiatan
baca
barengan, sama nulis barengan , kegiatan ini yang buat kita jadi ngerti, perlu
karna
gak
baca
buku
banyak-banyak 4. Seneng,
jadi
lebih
ngerti ekonomi 5. Senang,
karena
kegiatan
membaca
dan
menulis
dilakukan bersama 6. Seneng,
belajar
kelompok nya jadi seru, dan bikin ngerti 7. Seru, menyenangkan ternyata belajar pake model CIRC 8. Seneng 3.
Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir kreatif ?
1. Iya, karena kita bisa mengemukakan pendapat kita sendiri yang dalam
dituangkan catatan
di
Lembar Kerja Siswa. 2. Iya, karena kita bisa ngungkapin pendapat kita
pas
persentasi
kelompok 3. Iya, karena kita bisa
133 menuangkan pendapat kita disini, sehingga
pemikiran
kita jadi lebih kreatif. 4. Iya,
ternyata
seru
belajar CIRC, buat kita jadi lebih ngerti 5. Iya, karena kita bisa menuangkan pendapat kita disini, sehingga
pemikiran
kita jadi lebih kreatif. 6. Iyaa 7. Iya,
ternyata
seru
belajar CIRC, buat kita jadi lebih aktif 8. Iyaa 4.
Apakah belajar dengan model pembelajaran CIRC
1. Iya, karena kita tidak
membuatmu lebih mudah dalam memahami materi
perlu membuka-buka
Ekonomi ?
buku
lagi
dengan
tulisan yang banyak, karena dalam artikel kita menemukan katakata
penting
yang
berhubungan dengan materi. 2. Iya, melatih kita biar lebih pintar belajar ekonomi
lewat
membaca. 3. Enggak, menurut saya belajar
dengan
metode
kaya
134 ginimemakan
waktu
yang cukup lama. 4. Iya,
lebih
menyenangkan 5. Iya, kelas jadi lebih hidup 6. Iya, belajar jadi lebih aktif 7. Iya, siswa jadi lebih rajin membaca 8. Iya, belajar dengan model
ini
ekonomi
materi mudah
untuk di pahami 5.
Apakah hasil belajarmu meningkat setelah belajar
1.Iya, lebih dari KKM
dengan menggunakan model pembelajaran CIRC ?
2.Alhamdulilah yah, lebih dari KKM 3.Iya, lebih dari KK 4.Lebih dari KKM 5.Alhamdulilah jadi bagus nilai ekonomi aku 6.Iya, dapet nilai lebih dari KKM 7.Nilai aku lebih dari KKM 8.Iya, aku dapet nilai lebih dari KKM
6.
Apa saran kalian terhadap pembelajaran ekonomi di kelas untuk ke depannya?
1. Lebih di tambah lagi waktu belajarnya, tapi pembelajaran CIRC sudah sangat menyenangkan 2. Gunakan model-model pembelajaran lain
135
3. Belajarnya lebih melibatkan siswa 4. Belajar jangan terlus dikelas, sekali-kali beajar diluar kelas. 5. Menggunakan media dalam pembelajaran ekonomi 6. Belajar ekonomi dengan contoh-contoh yang yang menarik 7. Belajar ekonomi jangan terpaku terus dengan buku paket 8. Belajar ekonomi dengan Lebih banyak latihan pemecahan masalah ekonomi.
Keterangan : *untuk jawaban no.1, menunjukkan siswa no.1
136 Lampiran 11
WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SMAN 86 JAKARTA (PRA PENELITAN) Hari/tanggal
: Jumat, 13 Mei 2011
Tempat
: Ruang guru
Waktu
: 15.00- selesai
Narasumber
: Ibu Lilis Nurmaryati, S.E
No
Pertanyaan
Tanggapan
1. Apa latar belakang pendidikan Ibu ?
S1 Managemen
2. Sudah berapa lama Ibu mengajar
Yaa, kurang lebih 3 tahunlah
Ekonomi di SMAN 86 Jakarta ?
3.
4.
Bagaimana prestasi belajar Ekonomi
Lumayan baikyah, sudah mencapai kriteria
siswa di sekolah ini ?
yang di inginkan sekolah
Bagaimana motivasi belajar di sekolah
Hmmhh, motivasi apa nih ?mata pelajaran
ini ?
ekonomi bukan ? kalo ekonomi sih sudah tinggi,tapiini semua berlaku untuk semua mata pelajaran.
5.
Metode apa yang Ibu gunakan saat
Bervariasiyah, kadang diskusi, ceramah,
mengajar di kelas ?
Tanya jawab, demonstrasi, dan kunjungankunjungan, misalnya pada materi pasar, siswa berkunjung langsung ke pasar.
6.
Media apa saja yang Ibu gunakan dalam
Media yang tesedia sih Laptop,
pelajaran Ekonomi ?
INFOCUS, artikel, terkadang saya
137 bawabarang asli di bawa untuk meyakinkan siswa, tergantung materi.
7.
Kendala apa sajakah yang sering Ibu
Hmmhh, apah yahh,,, Masing-masing
jumpai dalam pengajaran Ekonomi ?
siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda, terkadang ada 1 sampai 2 orang siswa yang merasa jenuh belajar, nah disinilah tugas guru agar siswa mau belajar.
8.
9.
Dari sekian banyak materi Ekonomi,
Inii yahh, lebih ke materi hitung-hitungan.
materi apa yang sulit dipahami siswa
Misalnya pada materi Konsumsi dan
dalam pelajaran Ekonomi ?
Investasi yang kemarin baru saya jelasin.
Upaya apa saja yang pernah Ibu lakukan
Sebenernya sih udah sering mengingatkan
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
ke anak agar selalu bertanya pada guru
memahami materi ?
jika mengalami kesulitan dalam memahami materi, tapi kadang anak takut untuk bertanya kepada guru, jadi mereka kadang gak ngerti pada materi-materi yang mereka anggap sulit.
10.
Berapakah Kriteria Ketuntasan Minimal
66 (Enam puluh enam), tapi ini tidak
( KKM ) yang ditetapkan sekolah untuk
hanya asal memberikan ketetapan nilai
mata pelajaran Ekonomi ?
KKM, tapi dilihat dari kondisi si siswa nya juga.
138 Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI Nama Sekolah
: SMAN 86 JAKARTA
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Materi Pokok
: Uang, dan Sistem Standar Moneter
Hari/Tanggal
: Jumat, 20 Mei 2011
Kelas
: X-5
Pertemuan ke-
:1 AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No
Aktivitas yang Diamati
Kurang Dari 50
Sekitar 50 %
Lebih Dari 50 %
% 1
Siswa memperhatikan saat guru mengajar
2
√
Siswa bertanya saat diberi kesempatan bertanya
3
√
Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
√
guru 4
Siswa
berdiskusi
dengan
teman satu kelompok saat
√
mengerjakan latihan soal 5
Siswa
mengerjakan
soal
√
dengan tahapan pemecahan masalah Observer
Lilis Nurmaryati, S.E
139 Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI Nama Sekolah
: SMAN 86 JAKARTA
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Materi Pokok
: Bank, dan Kebijakan Moneter
Hari/Tanggal
: Jumat, 27 Mei 2011
Kelas
: X-5
Pertemuan ke-
:2 AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No
Aktivitas yang Diamati
Kurang Dari 50
Sekitar 50 %
Lebih Dari 50 %
% 1
Siswa memperhatikan saat guru mengajar
2
√
Siswa bertanya saat diberi kesempatan bertanya
3
√
Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
√
guru 4
Siswa
berdiskusi
dengan
teman satu kelompok saat
√
mengerjakan latihan soal 5
Siswa
mengerjakan
soal
dengan tahapan pemecahan
√
masalah Observer
Lilies Nurmaryati, S.E
140 AKTIVITAS GURU (PENELITI) DI KELAS No
Aktivitas yang Diamati
Ya
1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2
Mendemonstrasikan
√ pengetahuan
atau
keterampilan 3
Tidak
√
Membimbing pelatihan √
4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5
√
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
√
Observer
Lilis Nurmaryati, S.E
141 Lampiran 14
KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR EKONOMI
Jenis Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X/II
Konsep Bahasan
: Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter
Subkonsep Bahasan : Mengenal Uang, Sistem Standar Moneter, Bank, dan Kebijakan Moneter Jumlah Soal
: 40 Soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami Uang dan Perbankan STANDAR
INDIKATOR
SOAL
JAWABAN
JENJANG
E*
C2
KOMPETENSI Memahami dan Perbankan
uang
Menjelaskan
1. Untuk
memenuhi
kebutuhan,
pengertian
masyarakat yang masih sederhana
pertukaran langsung
melakukan pertukaan dengan cara menukarkan suatu barang dengan
142 barang lain. hal ini disebut ….. a. Petukaran in natura b. Pertukaran tidak langsung c. Perukaran dengan benda uang d. Pertukaran dengan uang e. Pertukaran langsung
2. Pengertian uang beredar dalam
Menjelaskan pengertian
uang
dalam arti sempit
arti sempit adalah ….. a. Uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh bank sentral b. Uang valuta
domestic asing
di
dan bank
umum. c. Uang dalam negeri dan valuta asing yang ada di bank umum d. Uang kartal dan uang giral yang beredar di masyarakat e. Uang yang tersimpan di
D*
C1
143 bank
umum
dan
di
lembaga keuangan bukan bank
Membedakan syarat-syarat uang
3. Yang bukan merupakan syarat-
C*
C4
C
C4
syarat yang harus dimiliki uang adalah ….. a. Digemari umum b. Tidak mudah dipalsukan c. Memiliki
nilai
tinggi
sekalipun dalam jumlah besar d. Tidak mudah rusak e. Tidak
bisa
saling
mengganti 4. Yang termasuk fungsi turunan
Membedakan fungsi turunan uang
dari uang adalah ….. a. Sebagai alat tukar b. Sebagai alat satuan hitung c. Sebagai alat bayar d. Sebagai
alat
pengukur
nilai e. Sebagai alat pembanding
144
Membedakan uang
jenis
berdasarkan
bahan pembuatnya
5. Uang
kartal
termasuk
alat
C
C5
C
C3
B*
C2
pembayaran yang sah adalah ….. a. Cek dan uang kertas b. Cek dan bilyet giro c. Uang kertas dan uang logam d. Uang kertas dan kartu kredit e. Bilyet
giro
dan
telegraphic transfer
Membedakan
nilai
uang
6. Jika uang memiliki nilai uang yang tertera lebih tinggi dari pada nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang disebut ….. a. Full bodied money b. Fiduciary money c. Token money d. Common money e. Hot money
Mendeskripsikan daya beli uang
7. Nilai yang tertera pada setiap mata uang disebut ….. a. Nilai intrinsic
145 b. Nilai nominal c. Nilai tukar d. Nilai rill e. Nilai beli
Membedakan
nilai
uang
8. Daya beli uang ditentukan oleh
D
C4
B
C6
….. a. Tinggi
rendahnya
nilai
bahan uang b. Tinggi rendahnya harga secara umum c. Nilai yang tertera pada mata uang d. Banyaknya
uang
yang
dimiliki e. Peraturan dan kebijakan yang
ditetapkan
pemerintah
Membedakan fungsi uang
9. Dengan uang Rp. 5. 000, 00 dapat dibelikan gula 1 kg. Hal itu menunjukkan ….. a. Nilai intrinsik
146 b. Nilai nominal c. Nilai standar d. Nilai rill
e. Nilai tukar Membedakan
teori
uang
10. Menurut ahli moneter klasik,
C*
C4
D
C4
fungsi uang hanyalah sebagai ….. a. Alat penimbun kekayaan b. Alat pemindah kekayaan c. Alat tukar d. Alat pembuat harga e. Alat penyimpan kekayaan
Membedakan uang
jenis
berdasarkan
bahan pembuatnya
11. Menurut teori nominalis, nilai uang ditentukan oleh ….. a. Bahannya b. Kebutuhan msyarakat c. Perjanjian antara pemerintah dan masyarakat d. Nilai yang tertulis pada uang e. Fungsi uangnya
147
Membedakan
ciri
12. Uang logam dan uang kertas
A
C5
C*
C5
D*
C6
adalah pembagian uang atas dasar
uang giral
….. a. Bahan b. Negara c. Nilai d. Keperluan e. Tujuan
Menganalisis jumlah uang yang beredar
13. Berikut ini yang merupakan ciriciri uang giral adalah ….. a. Beredar di masyarakat b. Dapat diterima umum c. Berbentuk rekening Koran di
bank
dan
digunakan
dapat alat
pembayaran d. Berbentuk
kertas
dan
logam e. Tidak
ada
resiko
penggunanya
Membedakan uang
teori
14. Semakin tinggi pendapatan, maka jumlah uang yang beredar dalam
148 masyarakat semakin ….. a. Rendah b. Kurang c. Sedikit d. Besar e. Kecil
Membedakan motif memegang uang
15. Orang menerima uang karena ada
E*
C6
B*
C5
perjanjian antara masyarakat yang satu dengan yang lain disebut terori ….. a. Realisme b. Kebiasaan c. Iklim d. Kenegaraan e. Konvensi 16. Motif seseorang memegang uang tunai 1) Motif transaksi 2) Motif berjaga-jaga 3) Motif kekuasaan 4) Motif spekulasi 5) Motif social
149
Menjelaskan
Yang termasuk motif memegang
pengertian kebijakan
uang tunai menurut Keynes
moneter
adalah ….. a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2. dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 2, 3, dan 5 e. 3, 4, dan 5
Mengidentifikasi
17. Tindakan yang dilakukan oleh
D
C4
A
C6
bank sentral untuk mempengaruhi
standar emas
jumlah uang yang beredar disebut kebijakan ….. a. Fiscal b. Anggaran c. APBN d. Moneter e. Keuangan
Mendeskripsikan pengertian metalisme
stanar
18. Standar uang yang masih umum berlaku di dunia adalah ….. a. Standar emas b. Standar kembar
150 c. Standar pincang d. Standar logam e. Standar kertas
Mendeskripsikan pengertian
standar
kembar pararel
19. Dalam
menentukan
standar
A*
C2
C
C2
keuangan Negara dipilih logam tertentu sebagai standar, maka hal ini termasuk system ….. a. Standar metalisme b. Standar logam c. Standar pincang d. Standar tunggal e. Standar bebas
Membedakan jenisjenis bank
20. Suatu sistem keuangan Negara jika nilai perbandingan emas dan perak
ditetapkan
menurut
Undang-undang dan peredaran uang
emas
beredar
dan
uang
bergantian
perak
dinamakan
….. a. Standar kembar b. Standar pincang
151 c. Standar kembar pararel d. Standar kembar alternatif e. Standar bebas
Mengidentifikasi
21. Bank sentral, bank umum, dan
A*
C5
C*
C1
B*
C2
bak perkreditan rakyat adalah
istilah bank
bank
yang
dikelompokkan
menurut ….. a. Jenis kegiatan b. Bentuk badan hukum c. Kepemilikian d. Tahun terbentuknya e. besar uang yang dikelola
Mendeskripsikan pengertian pasif
kredit
22. Kata bank berasal dari bahasa Italia, Banca artinya ….. a. Uang b. Titipan c. Bangku d. Bunga e. tabungan 23. Kegiatan memberikan
atau
tugas kredit
bank kepada
masyarakat yang membutuhkan,
152 kegiatan ini disebut …..
Menganalisis
suku
bunga
a. Operasi kredit aktif b. Operasi kredit pasif c. Simpan pinjam d. Tabungan deposito e. kredit 24. Jika Bank Indonesia menaikkan
B
C6
E
C1
suku bunga, maka jumlah uang beredar ….. a. Bertambah b. Berkurang c. Tetap d. Berfluktuasi e. berhenti
Mendeskripsikan pengertian Bank
25. Pengertian bank menurut UU No.10
Tahun
1998
tentang
Perbankan adalah ….. a. Badan
usaha
keuangan
yang menerima simpanan masyarakat b. Badan
usaha
keuangan negara
penjamin
153 c. Lembaga keuangan yang menerima simpanan dan memberikan
pinjaman
dengan bagi hasil. d. Lembaga keuangan yang menerima simpanan dan memberikan kredit e. Badan
usaha
menghimpun
yang
dana
dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan atau bentuk lainnya
dalam
rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Membedakan tugas Bank Sentral
26. Menetapkan kebijakan moneter dan
mengawasi
bank-bank
merupakan tugas dari ….. a. Bank Negara Indonesi b. Bank Indonesia c. Bank Rakyat Indonesia d. Bank Tabungan Negara e. Bank Central Asia (BCA)
B
C2
154 27. Fungsi
bank
umum
adalah
E
C4
D
C6
C
C2
sebagai berikut, kecuali …..
Membedakan fungsi
a. Sebagai penghimpun dana b. Penyalur dana
bank umum
c. Usaha
lainnya
untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat d. Menjual valuta asing e. Memberi kredit likuidasi bank
Menganalisis
28. Otoritas moneter di Negara kita
otoritas moneter
berada pada ….. a. Pemerintah b. MPR, dan DPR
c. Presiden d. Bank Indonesia e. Bank Umum
Membedakan bank bagi hasil
jenis
29. Bank
Muamalat
Indonesia
tergolong jenis bank ….. a. Sentral
155 b. Umum c. Bagi hasil d. Konvensional e. kredit
Mengidentifikasi bentuk badan hukum
30. Bentuk badan hukum BPR adalah
A*
C5
A
C4
B*
C2
berikut, kecuali ….. a. Perseroan terbatas
BPR
b. Koperasi c. Perusahaan daerah d. Perusahaan perseorangan e. Bentuk lainnya
Mendeskripsikan pengertian
kredit
31. Aliran dana yang masuk ke bank disebut ….. a. Kredit pasif
pasif
b. Kredit aktif c. ATM d. Cek e. giro
Menjelaskan kebijakan pada
diskonto instrumen
kebijakan moneter
32. Kebijakan
diskonto
dilakukan
dengan cara ….. a. Membeli dan menjual SBI b. Menaikkan
dan
156 menurunkan suku bunga c. Menurunkan
dan
menaikkan cadangan kas d. Pengumuman dan pidato e. Menabah
penghasilan
masyarakat
Mengidentifikasi fungsi bank sentral
33. Mencapai
dan
memelihara
A
C3
B
C2
kestabilan nilai rupiah adalah fungsi ….. a. Bank Sentral b. Bank Pemerintah c. Bank Umum d. Bank Perkreditan Rakyat e. Bank Syariah
Membedakan bank umum
jenis
34. Jenis bank yang diberi wewenang untuk
menerima
simpanan
masyarakat dalam bentuk giro dan pencipta uang giral adalah ….. a. Bank Sentral
b. Bank Umum
157 c. Bank Sirkulasi d. Bank Pemerintah
e. BPR Menganalisis
35. Dalam
peranan bank sentral
hubungan
pemerintah,
dengan
Bank
D
C6
D*
C5
Indonesia
berperan sebagai ….. a. Sumber
penerimaan
Negara b. Pemegang kas pemerintah c. Pengendali bank umum d. Pengawas bank umum e. Penentu
kebijakan
moneter
Membedakan instrumen moneter
36. Kebijakan perekonomian kebijan
1) Penetapan tarif pajak 2) Operasi pasar terbuka 3) Bea masuk impor 4) Politik diskonto 5) Cadangan minimum Yang termasuk kebijakan moneter adalah ….. a. 1, 2, dan 3
158 b. 1, 3, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5 Menganalisis tujuan kebijakan moneter
37. Berikut ini yang bukan tujuan
E*
C6
D*
C5
kebijakan moneter yaitu ….. a. Mengendalikan
harga
barang b. Memperbaiki
neraca
pembayaran c. Meningkatkan kesempatan kerja d. Menciptakan
kestabilan
ekonomi e. Mengatur
pengeluaran
Negara
Mengidentifikasi Lembaga Keuangan Bukan Bank
38. Berikut ini lembaga keuangan bukan bank, kecuali ….. a. Asuransi b. Leasing c. Pegadaian d. BPR
159 e. Dana Pensiun
Mendeskripsikan pengertian
kredit
selektif
39. Kebijakan
moneter
yang
B*
C2
D*
C5
dilakukan Bank Indonesia dengan menghimbau bank-bank umum untuk menerapkan prinsip kehatihatian dalam memberikan kredit pada
masyarakat
disebut
kebijakan ….. a. Diskonto b. Kredit selektif c. Pasar terbuka d. Devaluasi e. Persuasi moral
Membedakan fungsi Bank Sentral
40. Fungsi-fungsi Bank . 1) Mengatur kelancaran
dan
menjaga system
pembayaran 2) Mengimpun
dana
dari
masyarakat 3) Mengatur dan mengawasi bank 4) Menyalurkan kredit pada
160 masyarakat 5) Menetapkan melaksanakan
dan kebijakan
moneter Yang tergolong fungsi bank sentral adalah … a. 1, 2, dan 3 b. 2, 3, dan 4 c. 3, 4, dan 5 d. 1, 3, dan 5 e. 2, 4 dan 5
Keterangan : *: Soal yang dipakai
167 Lampiran 17
PROFIL SEKOLAH a. Gambaran Umum Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 86 Jakarta terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Bintaro Permai IV N0.36 Kelurahan Bintaro, Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Telepon/Fax : 7341362, Kode Pos : 12330. b. Visi dan Misi Sekolah Visi SMAN 86 Jakarta : Unggul dalam mutu, berwawasan imtaq serta menguasai IPTEK, menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, peduli lingkungan, mandiri, dan mampu bersaing di era global.
Misi SMAN 86 Jakarta : 1.
Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui amaliah keagamaan yang terencana.
2.
Meningkatkan prestasi akademik melalui proses pembelajaran yang komunikatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan mencerdaskan.
3.
Meningkatkan prestasi non-akademik melalui proses kreatifitas seni budaya, olahraga, realigi, dan organisasi.
4.
Meningkatkan budi pekerti, rasa persaudaraan, dan toleransi dalam suatu komunitas multikultur.
5.
Meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan, hidup sehat, nyaman dan asri.
6.
Meningkatkan potensi dari bakat yang dimiliki peserta didik dalam berbagai bidang.
7.
Meningkatkan nilai-nilai keterampilan khusus terutama, informasi teknologi dan bahasa asing.
168 c. Tujuan SMAN 86 Jakarta: 1.
Terbentuknya peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan mampu mengamalkan setiap keyakinanannya dalam kehidupan seharihari.
2.
Meningkatnya peserta didik yang mampu mengukir prestasi akademik yang tinggi, memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, dan meningkatnya lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri.
3.
Meningkatkannya prestasi non akademik peserta didik melalui aktifitas seni musik, teater, tari tradisional maupun modern, olahraga, bela diri, keagamaan, organisasi, dan lain-lain.
4.
Terbentuknya peserta didik yang disiplin, memiliki akhlak dan budi pekerti terpuji, menjujung tinggi nilai-nilai persatuan dan persaudaraan.
5.
Terbentuknya peserta didik yang memiliki budaya dan perilaku hidup bersih, sehat dan peduli terhadap lingkungan hidup.
6.
Meningkatnya peserta didik yang dapat mengembangkan potensi seluas-luasnya atas bakat istimewa/menonjol yang dimilikinya dan memiliki semangat untuk mandiri.
7.
Meningkatknya pesera didik yang memiliki wawasan yang luas dalam segala bidang, melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta memiliki kompetensi dalam bahasa asing.
169 d. Struktur Organisasi SMAN 86 Jakarta
e. Peraturan Akademik 1. Hak Peserta Didik i.
Menggunakan fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga pada waktu yang ditentukan.
ii.
Menggunakan buku-buku perpustakaan dengan cara meminjam, mematuhi peraturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh petugas perpustakaan
iii.
Mendapatkan pelayanan konsultasi/konseling dari guru, wali kelas, guru BK, guru Pembina dalam bidang akademik maupun non akademik
iv.
Mendapatkan rasa aman dan kondusif selama belajar di SMA Negeri 86
170 v.
Mendapatkan penghargaan, tanda jasa, reward/bea siswa bagi siswa yang berprestasi dan surat keterangan bagi yang membutuhkannya
2. Kewajiban Peserta Didik i.
Mematuhi tata tertib yang berlaku di SMA Negeri 86 Jakarta.
ii.
Mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
iii.
Kelas X dan XI mengikuti salah satu ekskul (maksimum 2 ekskul) yang ada di SMA Negeri 86 dan mematuhi aturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh guru pembinanya.
iv.
Hadir minimal 80% dari hari efektif belajar, ini menjadi syarat siswa untuk mengikuti ulangan dan remedial serta menjadi syarat untuk naik kelas.
v.
Mengikuti ulangan, pendalaman materi, bimbingan belajar remedial (bagi yang remedial) sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
vi.
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh guru yang bersangkutan.
3. Kriteria Kenaikan Kelas Kelas X
Nilai tidak tuntas minimal 3 mata pelajaran.
Nilai kepribadian (kelakuan, kerajinan dan kerapihan) sekurang-kurangnya B (baik). Nilai kepribadian diambil dari komulatif poin pelanggaran (p) semester ganjil dan semester genap.
Kelas XI
Nilai tidak tuntas maksimal 3 mata pelajaran dan tidak pada mata pelajaran program penjurusan (program IPA : Fisika, Kimia, Biologi harus tuntas dan Program IPS : Ekonomi, Sosiologi, Geografi harus tuntas)
Niali kepribadian (kelakuan, kerajinan, dan kerapihan) sekurang-kurangnya B (baik). Nilai kepribadian diambil dari komulatif poin pelanggaran (p) semester ganjil dan semester genap.
171 4. Penjurusan 1. Untuk kelas X Ke Program XI IPA
Naik ke kelas XI
Minat, melalui pertimbangan siswa dan orang tua serta hasil psikotes
Mengikuti test penjurusan, pengolahan nilainya dihitung dengan rumus : Nilai Akhir (NA) = (P + Q + 2R) dibagi 4
2. Untuk Kelas X Ke Program IPS
Naik ke kelas XI.
Nilai mata pelajaran Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi harus tuntas, yang langsung diambil dari nilai kelas X semester genap (tidak melalui tes penjurusan).
12 Hasil Anatest SMAN 86 SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 20 Butir soal = 40 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
No Subyek 19 1 14 3 2 20 8 13 7 11 18 16 5 6 10 12 15 9 4 17
Kode/Nama
Benar 25 23 19 17 14 13 12 12 11 11 10 9 8 8 8 8 8 7 5 5
Salah 15 17 21 23 26 27 28 28 29 29 30 31 32 32 32 32 32 33 35 35
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 25 23 19 17 14 13 12 12 11 11 10 9 8 8 8 8 8 7 5 5
Skr Bobot 25 23 19 17 14 13 12 12 11 11 10 9 8 8 8 8 8 7 5 5
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 11.65 Simpang Baku= 5.55 KorelasiXY= 0.77 Reliabilitas Tes= 0.87 Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
No. Subyek 19 1 14 3 2 20 8 13 7 11 18 16 5 6 10 12 15 9 4
Kode/Nama Subyek
Skor Ganjil 12 12 9 7 8 8 7 6 5 6 3 6 4 4 5 3 3 4 3 Page 1
Skor Genap 13 11 10 10 6 5 5 6 6 5 7 3 4 4 3 5 5 3 2
Skor Total 25 23 19 17 14 13 12 12 11 11 10 9 8 8 8 8 8 7 5
20
17
12 Hasil Anatest SMAN 86 4
1
5
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 19 1 14 3 2 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 25 23 19 17 14
1 1 1 1 1 1 4
2 2 1 1 1 1 1 5
3 3 1 1 1 1 1 5
4 4 1 1 2
5 5 1 1 2
6 6 1 1 1 3
7 7 1 1 2
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 19 1 14 3 2 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 25 23 19 17 14
8 8 1 1 2
9 9 1 1
10 10 1 1 2
11 11 1 1
12 12 1 1 2
13 13 1 1 2
14 14 1 1 1 3
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 19 1 14 3 2 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 25 23 19 17 14
15 15 1 1 1 3
16 16 1 1 2
17 17 1 1 2
18 18 1 1 2
19 19 1 1 1 3
20 20 1 1 2
21 21 1 1 1 3
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 19 1 14 3 2 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 25 23 19 17 14
22 22 1 1 1 3
23 23 1 1 1 3
24 24 1 1 1 3
25 25 1 1 1 3
26 26 1 1 2
27 27 1 1 2
28 28 1 1 2
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 19 1 14 3 2 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 25 23 19 17 14
29 29 1 1
30 30 1 1 2
31 31 1 1 2
32 32 1 1 2
33 33 1 1 2
34 34 1 1 2
35 35 1 1
No.Urut 1
No Subyek 19
Kode/Nama Subyek
Skor 25
36 36 1
37 37 1
38 38 1
39 39 1
40 40 1
Page 2
2 3 4 5
1 14 3 2 Jml Jwb Benar
12 Hasil Anatest SMAN 86 23 19 1 17 1 1 14 2 3
1 1 1 4
1 1 3
1 1 3
Kelompok Asor Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 12 15 9 4 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 8 8 7 5 5
1 1 1 1
2 2 1 1
3 3 1 1
4 4 1 1 1 3
5 5 1 1
6 6 1 1 2
7 7 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 12 15 9 4 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 8 8 7 5 5
8 8 0
9 9 0
10 10 0
11 11 1 1
12 12 1 1
13 13 0
14 14 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 12 15 9 4 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 8 8 7 5 5
15 15 1 1
16 16 0
17 17 1 1
18 18 0
19 19 0
20 20 1 1
21 21 1 1 2
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 12 15 9 4 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 8 8 7 5 5
22 22 1 1
23 23 1 1 2
24 24 0
25 25 1 1 2
26 26 1 1
27 27 1 1 2
28 28 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 12 15 9 4 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
Skor 8 8 7 5 5
29 29 0
30 30 0
31 31 0
32 32 0
33 33 1 1
34 34 1 1 2
35 35 1 1
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
Skor
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
Page 3
1 2 3 4 5
12 15 9 4 17 Jml Jwb Benar
12 Hasil Anatest SMAN 86 8 8 7 5 5 0 0
1 1 2
0
0
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 20 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 40 Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kel. Atas 4 5 5 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 4 3 3
Kel. Bawah 1 1 1 3 1 2 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 2 1 2 0 2 1 2 1 0 0 0 0 1 2 1 0 0 2 0 0
TINGKAT KESUKARAN ================= Page 4
Beda 3 4 4 -1 1 1 1 2 1 2 0 1 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 1 1 0 1 1 2 2 2 1 0 0 2 3 2 3 3
Indeks DP (%) 60.00 80.00 80.00 -20.00 20.00 20.00 20.00 40.00 20.00 40.00 0.00 20.00 40.00 40.00 40.00 40.00 20.00 40.00 60.00 20.00 20.00 40.00 20.00 60.00 20.00 20.00 0.00 20.00 20.00 40.00 40.00 40.00 20.00 0.00 0.00 40.00 60.00 40.00 60.00 60.00
12 Hasil Anatest SMAN 86 Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40 Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jml Betul 8 9 13 6 8 8 5 5 4 4 4 4 5 6 6 4 5 5 6 6 6 6 6 7 8 5 6 5 3 4 4 4 6 6 5 5 6 8 5 7
Tkt. Kesukaran(%) 40.00 45.00 65.00 30.00 40.00 40.00 25.00 25.00 20.00 20.00 20.00 20.00 25.00 30.00 30.00 20.00 25.00 25.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 35.00 40.00 25.00 30.00 25.00 15.00 20.00 20.00 20.00 30.00 30.00 25.00 25.00 30.00 40.00 25.00 35.00
Tafsiran Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sangat Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40 Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6
Korelasi 0.468 0.505 0.495 -0.018 0.109 0.279 Page 5
Signifikansi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan -
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
12 Hasil Anatest SMAN 86 0.465 Sangat Signifikan 0.294 0.240 0.564 Sangat Signifikan 0.009 0.194 0.336 Signifikan 0.466 Sangat Signifikan 0.406 Sangat Signifikan 0.356 Signifikan 0.123 0.166 0.426 Sangat Signifikan 0.244 0.345 Signifikan 0.325 Signifikan 0.406 Sangat Signifikan 0.358 Signifikan 0.109 0.101 0.103 0.336 Signifikan 0.338 Signifikan 0.356 Signifikan 0.287 0.379 Signifikan 0.063 0.264 0.059 0.336 Signifikan 0.406 Sangat Signifikan 0.506 Sangat Signifikan 0.443 Sangat Signifikan 0.474 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 40 Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA No Butir Baru 1 2 3 4
No Butir Asli 1 2 3 4
a 3++ 4+ 2++ 3++
b 3++ 3++ 2++ 4++ Page 6
c 4+ 3++ 13** 6**
d 2+ 9** 2++ 4++
e 8** 11+ 3++
* 0 0 0 0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
12 Hasil Anatest SMAN 86 4+ 2+ 8** 2+ 4+ 8** 3++ 2+ 4++ 4++ 4++ 5** 3++ 4++ 4++ 5** 5++ 3+ 4++ 4++ 4++ 4++ 4** 4++ 4++ 4++ 4++ 4** 4** 3+ 4++ 4++ 4++ 4++ 5** 4++ 4++ 4++ 3++ 6** 4++ 4++ 3++ 3++ 3+ 4** 4++ 5++ 4++ 4++ 4++ 5** 5** 3++ 4++ 4++ 6** 4++ 4++ 3++ 4++ 5+ 2+ 6** 6** 2+ 4++ 4++ 4++ 4++ 6** 3++ 3++ 6** 3++ 2+ 2+ 7** 4++ 4++ 4+ 3++ 14+ 4++ 5** 3++ 5+ 2+ 3++ 5+ 4++ 5+ 3++ 4++ 5** 4++ 5++ 3** 5++ 4++ 4++ 3+ 4** 4++ 4** 4++ 4++ 4** 4++ 4++ 4++ 6** 3++ 3++ 4++ 3++ 6** 4++ 4++ 3++ 4++ 4++ 5** 4++ 3++ 4++ 4++ 3++ 5+ 3++ 3++ 4+ 3++ 18** 2+ 5** 9--3++ 3++ 14++ 7**
4+ 3++ 3++ 4++ 4** 4++ 4++ 5++ 3++ 3++ 6** 4++ 3++ 4++ 3++ 3++ 4++ 3++ 63++ 8** 3++ 6** 3++ 3+ 5++ 4++ 4++ 4++ 3++ 4++ 5** 6** 4+ 15-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 11.65 Simpang Baku= 5.55 KorelasiXY= 0.77 Reliabilitas Tes= 0.87 Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 20 Nama berkas: H:\SKRIPS~1\12HASI~1.ANA Btr Baru 1 2 3 4
Btr Asli 1 2 3 4
D.Pembeda(%) 60.00 80.00 80.00 -20.00
T. Kesukaran Sedang Sedang Sedang Sukar Page 7
Korelasi 0.468 0.505 0.495 -0.018
Sign. Korelasi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan -
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
12 Hasil Anatest SMAN 20.00 Sedang 20.00 Sedang 20.00 Sukar 40.00 Sukar 20.00 Sukar 40.00 Sukar 0.00 Sukar 20.00 Sukar 40.00 Sukar 40.00 Sukar 40.00 Sukar 40.00 Sukar 20.00 Sukar 40.00 Sukar 60.00 Sukar 20.00 Sukar 20.00 Sukar 40.00 Sukar 20.00 Sukar 60.00 Sedang 20.00 Sedang 20.00 Sukar 0.00 Sukar 20.00 Sukar 20.00 Sangat Sukar 40.00 Sukar 40.00 Sukar 40.00 Sukar 20.00 Sukar 0.00 Sukar 0.00 Sukar 40.00 Sukar 60.00 Sukar 40.00 Sedang 60.00 Sukar 60.00 Sedang
Page 8
86 0.109 0.279 0.465 0.294 0.240 0.564 0.009 0.194 0.336 0.466 0.406 0.356 0.123 0.166 0.426 0.244 0.345 0.325 0.406 0.358 0.109 0.101 0.103 0.336 0.338 0.356 0.287 0.379 0.063 0.264 0.059 0.336 0.406 0.506 0.443 0.474
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Gambar 5. Kegiatan pembelajaran siswa menggunakan model CIRC
Gambar 6. Kegiatan pembelajaran siswa menggunakan model CIRC
Gambar 7. Kegiatan pembelajaran siswa menggunakan model CIRC
Gambar 8. Kegiatan pembelajaran siswa menggunakan model pembelajaran CIRC
Gambar 9. Kegiatan pembelajaran siswa menggunakan model CIRC
Gambar 10. Kegiatan pembelajaran siswa menggunakan model CIRC
Lampiran 19
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Lestary Permata Sari
NIM
: 107015001087
Jurusan
: Pendidikan IPS (Ekonomi)
Judul Skripsi
:Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa
No
Referensi
Paraf Pembimbing 1
BAB I
1
Azizah. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238.Jakarta. 2010
2
B. Uno, Hamzah.
Profesi Kependidikan,
Jakarta : Bumi
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Jakarta : Raja
Aksara. 2009
3
Grafindo Persada. 2008.
4
Hijau Daun, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Artikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm
2
Kusumah, Wijaya. Artikel diakses 15 Desember 2010 dari 5
http://wijayalabs.wordpress.com/2008/06/23/model CIRC-2/
Muchith, Saekhan. Pembelajaran Kontekstual, 6
Semarang :
Rasail Media Group. 2008.
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. 7
Bandung : Remaja Rosdakarya. 2007.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar 8
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2007.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan 9
Praktik, Bandung : Nusa Media. 2005
Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta : Yudhistira. 10
2006
Syarifah 11
,
Hafsah.
Pengaruh
Penerapan
Pendekatan
Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran. Jakarta : 2006.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, 12
Jakarta : Kencana. 2010
Wahab, Rochmat. 13
Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan
Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf
diakses 15 Desember 2010.
BAB II
1
Anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html,11 september 2009,at 2:03pm
2
Asra dan Sumiati. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. 2008.
3
Dosen Stain Ponorogo, “ Beberapa Faktor Pendukung dalam Mengantar Keberhasilan Belajar “, dalam Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan Volume 4 No.2 Juli-Desember 2006, hal. 23-24
4
E Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik,.Bandung : Nusa Media.2005
5
Hasibuan, JJ, dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008
6
Jurnal
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Badan
Penelitian
Pengembangan Departemen Pebdidikan Nasional, Vol.IX
dan Edisi
Desember 2006.
7
Neni Iska, Zikri. Psikologi ( Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ). Jakarta : Kizi Brother’s.2006.
8
Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA Press. 2003.
9
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2009.
10
Salim , Jasni, dan Syafril. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara. 2000.
11
Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI Press. 2006.
12
Sukwiaty, dkk. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung : Yudhistira. 2006.
13
Syach, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos Wacana, 2001.
14
Trianto, M.Pd., Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta : Kencana, 2010. BAB III
1
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran ( Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009
2
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta : Bumi Aksara.2006
3
Physiclastate.edu/per/docs/addendrum_0n_normalized_gain.pdf diakses tanggal 16 Maret 2011
4
Sudjiono, Anas. Pengantar Statisitik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2006
5
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas ( Teori dan Praktik ). Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011
6
Wiriatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakaya. 2006
7
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press. 2009.
Jakarta, November 2011
Mengetahui, Dosen Pembimbing I
Drs. H. Syaripulloh, M.Si (196709092007011033)
Dosen Pembimbing II
Maila Dinia Husni Rahim, M.A, S.Pd (197803142006042002)