PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Oleh Novita Sari Purba Drs. Basyaruddin, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model CIRC dalam meningkatkan kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi Siswa Kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2014/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015, yang berjumlah 587 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak kelas.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain penelitian One Group Pre-test Post-Test Design yang hanya dilaksanakan pada satu kelas (kelompok) saja. Dari hasil pengolahan, diperoleh nilai rata-rata pretest 65 dan standar deviasi 5,6. Hasil nilai rata-rata post-test 78 dan standar deviasi 7,2. Berdasarkan uji normalitas pre-test memperoleh harga Lhitung< Ltabel (0,1301 < 1410) dan post-test memperoleh harga Lhitung< Ltabel (0,1236 < 1410). Hal ini membuktikan bahwa kedua data berdistristribusi normal. Kemudian berdasarkan ujian homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji homogenitas dan normalitas dilakukan, maka diketahuai to sebesar 8,67, selanjutnya todikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% - 2,02, karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel, yaitu 8.67 > 2,02, maka hipotesi diterima.Dengan demikian, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan model CIRC terhadap kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2014/2015. Kata Kunci : model pembelajaran CIRC, menemukan gagasan utama. PENDAHULUAN Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan peran pendidikan yang mempunyai prioritas penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentu saja dengan cara memberikan perhatian yang serius untuk pendidikan yakni dengan memberi pembelajaran yang
terbaik bagi generasi muda. Ini berlaku pada semua bidang ilmu, termasuk pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari empat aspek keterampilan berbahasa, salah satu aspek yang penting adalah membaca. Karena membaca merupakan sebuah proses untuk memperkaya informasi atau pengetahuan (Solin, 2010: 18). Artinya, membaca merupakan kegiatan yang menuntun siswa untuk semakin banyak tahu. Namun kurangnya minat baca siswa akan menjadi kendala karena bagi sebagian siswa membaca menjadi kegiatan yang membosankan. Hal itu sesuai dengan pendapat Purwanti (dalam jurnal pendidikan tahun 2010, no 15 hal. 1) yang berpendapat bahwa siswa sering kesulitan menemukan gagasan utama dalam memahami isi sebuah artikelatau buku. Hal ini berdampak pada hasil tes membaca, karena malas membaca, siswakesulitan untuk menemukan gagasan sebuah artikel sehingga hasil tes dalam materimembaca sangat rendah.Sehingga tidak jarang siswa kurang memberi perhatian terhadap kegiatan ini. Dalam keterampilan membaca, siswa dituntut untuk memberi perhatian penuh terhadap apa yang mereka baca. Perhatian penuh yang dimaksud adalah siswa harus berkonsentrasi terhadap apa yang dibacanya. Ini bertujuan agar apa yang dibaca bisa dipahami. Membaca memberikan banyak manfaat. Semakin sering membaca, maka siswa akan semakin banyak memahami, termasuk memahami kata-kata yang sukar. Nurhadi (1987:29) menyatakan bahwa membaca bukan sajaproses mengingat, melainkan juga proses kerja mental yang melibatkan aspek-aspek berpikir kritis dan kreatif.Dalam hal ini, guru sebagai pendidik harus bisa memberikan dorongan sehingga siswa mampu membaca secara kritis dan kreatif sebagaimana itu merupakan hal yang diinginkan dalam kegiatan membaca. Tanpa adanya keinginan siswa untuk membaca, siswa tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal meskipun dia mampu mendengar atau memiliki daya simak yang baik. Seperti yang kita ketahui, dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan mampu dikuasai oleh siswa. Dari salah satu aspek
kompetensi yang diharapkan, salah satu diantaranya adalah mampu menemukan gagasan utama pada pelajaran kelas VII tepatnya pada semester kedua. Berdasarkan obsevasi yang peneliti lakukan pada saat melaksanakan program PPLT di SMP Negeri 2 Kabanjahe, kemampuan menemukan gagasan utama siswa masih rendah dan masih banyak siswa yang menganggap menemukan gagasan utama merupakan materi yang membingungkan. Padahal dalam konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa tuntas belajar apabila siswa tersebut mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuannya (Mulyasa, 2006: 26). Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa siswa kelas VII masih kesulitan dalam menemukan gagasan utama dan masih banyak siswa yang belum mampu mencapai tingkat ketuntasan minimal yakni 75. Peserta didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing. Oleh karena itu guru sebagai pengajar hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan tiap individu (peserta didik) tersebut. Berkaitan dengan hal ini, guru harus bertindak secara profesional dan melaksanakan tugasnya sebagai pendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih , menilai, dan mengevaluasi proses belajar mengajar (Wau, 2014:9). Guru harus berperan aktif dalam mengaktifkan siswa agar mampu berpartisipasi saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Jadi, gurulah yang memberikan stimulus pada siswa. Apakah yang membuat proses pembelajaran aktif? Proses belajar mengajar aktif saat siswa melibatkan diri lebih banyak dibandingkan dengan guru. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan secara pribadi menarik hati. Fakta yang ada, masih banyak siswa yang tidak aktif di dalam kelas khususnya pada saat mempelajari materi belajar mengenai gagasan utama. Selain hal yang telah disebutkan di atas, hal ini juga disebabkan strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Hal inilah yang perlu diatasi dalam proses belajar mengajar. Syarif (2013: 56) dalam buku “Perkembangan Peserta Didik” mengatakan siswa akan aktif ketika ada rangsangan dan rangsangan itu akan mampu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa.Rangsangan yang diperlukan siswa untuk mencapai
pembelajaran yang aktif adalah berupa teknik belajar yang baru, menyenangkan, tidak monoton dan tentu saja guru harus menyesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Untuk itulah peneliti berusaha memberikan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan serta kendala dalam pembelajaran membaca khususnya menemukan gagasan utama. Solusi yang ditawarkan peneliti adalah penggunaan model pembelajaran cooperative Integrated Reading and Composition. Modelpembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan cara belajar secara berkelompok yang diambil secara heterogen. Dalam model ini, guru memberikan wacana/klipping kepada siswa sesuai dengan materi pelajaran dan siswa menuntaskan tugas dengan kelompoknya dan mempresentasikan di depan teman-temannya (Istarani, 2012: 112). Penelitian dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition sebelumnya pernah dilakukan oleh Fristi Ayu Sriskiani dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana Harian Kompas oleh Siswa Kelas XI SMA Islam Terpadi Al-Ulum Tahun Pembelajaran 2012/2013, membuktikan adanya pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menentukan fakta dan opini pada tajuk rencana harian kompas oleh siswa kelas Xi SMA Islam terpadu Al-Ulum tahun Pembelajaran 2012/2013. Kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi merupakan suatu kegiatan mencari ide yang menjadi kata kunci dalam suatu teks deskripsi dan kata kunci itu bisa mewakili keseluruhan isi teks. Menemukan gagasan utama dapat dilihat dari pola penalarannya dan pola pengembangannya. Bila dilihat dari pola penalarannya, menurut Tarigan ( 1987: 30), lazimnya ide pokok terdapat pada: a. Awal paragraf (paragraf deduktif) Paragraf deduktif merupakan paragraf yang menempatkan ide pokoknya pada kalimat utama yang terletak di bagian awal paragraf. Paragraf ini dikembangkandengan menggunakan ide pokok pikiran yang terletak di kalimat pertama.
b. Akhir paragraf (paragraf induktif) Paragraf induktif merupakan paragraf yangmenempatkan ide pokok di akhir paragraf. Paragraf ini disusun dengan menguraikan ide pokok pikiran yang terletak di akhir paragraf. c. Awal dan akhir paragraf atau di seluruh paragraf Paragraf ini adalah paragraf yang menempatkan ide pokok pikirannyya di awal dan kemudian dipertegas lagi di akhir paragraf. Soedarso ( 2001: 65 ) mengatakan, untuk menemukan ide pokok dengan cepat, harus berpikir bersama penulis. Oleh karena itu, hendaklah mengikuti struktur dan gaya penulisan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Hendaklah membaca dengan mendesak, dengan tujuan mendapat ide pokok secara sepat. Janganlah membaca kata demi kata, tetapi seraplah idenya dan bergeraklah lebih cepat, tapi jangan kehilangan pengertian. b. Hendaklah membaca cepat, dan cepatlah mengerti idenya, serta teruskan ke bagian yang lain. c. Harus melecut diri untuk mencari arti central. Hendaklah mengurangi kebiasaan menekuni detail yang kecil, cepatlah bereaksi terhadap pokok suatu karangan dengan cermat. d. Memang harus melakukan dengan cepat, tetapi harus ingat terhadap kefleksibelan yang menimbulkan kehilangan pemahaman. e. Cepat dapatkan buah pikiran pengarang, tetapi jangan tergesa-gesa sehingga mengakibatkan ketegangan-ketegangan dan ketergesaan tidak akan membantu memahami dengan cepat. f. Perlu berkonsentrasi sehingga bisa menemukan dengan cepat dan tepat. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini sejalan dengan pernyataan Arikunto (2010: 203) mengemukakan “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sehubungan dengan pernyataan di atas, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Cara melakukan penelitian eksperimen adalah dengan cara membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang menerima perlakuan yang berbeda. Desain penelitian dari eksperimen ini adalah one group post-test design. Arikunto (2010: 212) berpendapat bahwa one group post-test design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada suatu kelompok yaitu kelompok eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Desain pada penelitian ini dilakukan dengan memberi tes awal (pre-test) untuk mengukur kondisi awal (O1). Kemudian pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),
selanjutnya diberi tes berupa tes akhir (post-test). Batas antara tes awal dan tes akhir dipertimbangkan sekitar 2 minggu. Ini bertujuan untuk menghindari hasil tes akhir terpengaruh oleh pengalaman saat mengerjakan tes awal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadapkemampuanmenemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2014/2015. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini memperoleh hasil berupa data-data dari masing-masing kelompok, pretest dan post-test, yang kemudian setelah dianalisis akan memaparkan hasil dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum dan setelah digunakannya model pembelajaran CIRC serta bagaimana pengaruh dari model pembelajaran tersebut. 1.
Kemampuan Menemukan Gagasan Utama pada Teks Deskripsi Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran CIRC (Pre-Test) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kemampuan menemukan gagasan
utama pada teks deskripsi sebelum menggunakan model CIRC, dari 40 siswa terdapat skor yang paling tinggi 80 dan skor yang paling rendah 55 dengan rata-rata 65. Maka
dari itu kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi sebelum menggunakan model CIRC termasuk kategori cukup. 2.
Kemampuan Menemukan Gagasan Utama pada Teks Deskripsi Setelah Menggunakan Model Pembelajaran CIRC (Post-Test) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kemampuan menemukan gagasan
utama pada teks deskripsi setelah menggunakan model CIRC, dari 40 siswa terdapat skor yang paling tinggi 90 dan skor yang paling rendah 65 dengan rata-rata 78. Maka dari itu kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi setelah menggunakan model CIRC tergolong baik. 3.
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Menemukan Gagasan Utama pada Teks Deskripsi Setelah to diketahui, maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel t
pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (df) = N - 1 = 40-1 = 39 , maka diperoleh taraf signifikansi 5% = 2,02. Berdasarkan nilai to dan ttabel di atas, maka diketahui bahwa to > ttabel yakni 8.67 > 2,02. Dengan demikian, hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan model pembelajaran CIRC terhadap kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitianone group post-test design. Arikunto (2010: 212) berpendapat bahwa one group post-test design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada suatu kelompok yaitu kelompok eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Desain pada penelitian ini dilakukan dengan memberi tes awal (pre-test) untuk mengukur kondisi awal (O1). Kemudian pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), selanjutnya diberi tes berupa tes akhir (post-test).
1. Kemampuan Siswa dalam Menemukan Gagasan Utama pada Teks Deskripsi sebelum Diterapkannya Model Pembelajaran CIRC Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi sebelum menggunakan model CIRC, dari 40 siswa terdapat skor yang paling tinggi 80 dan skor yang paling rendah 55 dengan rata-rata 65. Maka dari itu kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi sebelum menggunakan model CIRC termasuk kategori cukup. Hasil pre-test menemukan gagasan utama pada teks deskripsi
termasuk ke
dalam kategori sangat baik sebanyak 0%, yang termasuk kategori baik sebanyak 4 siswa atau 10%, kategori cukup sebanyak 24 siswa atau 60%, dan kategori kurang sebanyak 12 siswa atau 30%. Identifikasi hasil pre-test tersebut termasuk dalam kategori normal dan termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori cukup. Dari data pre-test diperoleh harga Lhitung (L0) = 0,1301 sedangan L untuk Liliefors dengan jumlah sampel N = 40 dan taraf nyata α = 0, 05, diketahui nilai Ltabel = 0,886 40
= 0,1401. Karena Lhitung < Ltabel yaitu 0,1301 < 1410. Hal ini membuktikan bahwa
data pre-test berdistribusi normal. 2. Kemampuan Siswa dalam Menemukan Gagasan Utama pada Teks Deskripsi setelah Diterapkannya Model Pembelajaran CIRC Data yang diperoleh dari hasil kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi setelah menggunakan model CIRC, dari 40 siswa terdapat skor yang paling tinggi 90 dan skor yang paling rendah 65 dengan rata-rata 78. Maka dari itu kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi setelah menggunakan model CIRC tergolong baik. Hasil post-test menemukan gagasan utama pada teks deskripsi termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 19 siswa atau 47,5%, kategori sangat baik sebanyak 12 siswa atau 30%, kategori cukup sebanyak 9 siswa atau 22,5%, dan kategori kurang sebanyak 0%. Identifikasi hasil post-test tersebut termasuk dalam kategori normal dan termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori baik. Dari data post-test diperoleh harga Lhitung (L0) = 0,1236 sedangan L untuk Liliefors dengan jumlah sampel N = 40 dan taraf nyata α = 0, 05, diketahui nilai Ltabel =
0,886 40
=
0,1401. Karena Lhitung < Ltabel yaitu 0,1236 < 0, 1410. Hal ini membuktikan bahwa data post-test berdistribusi normal. 3. Pengaruh Model Pembelajaran CIRC terhadap Kemampuan Menemukan Gagasan Utama pada Teks Deskripsi Kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2014/2015 tanpa menggunakan model pembelajaran CIRC tergolong ke dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 65. Hasil kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi tanpa menggunakan model CIRC yaknisiswa yang termasuk kategori baik sebanyak 4 siswa atau 10%, kategori cukup, sebanyak 24 siswa atau 60%, dan kategori kurang sebanyak 12 siswa atau 30%. Hasil nilai kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama pada teks deskripsi tanpa menggunakan model pembelajaran CIRC tergolong kategori cukup. Kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahunpembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan modelpembelajaran CIRCtergolong ke dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 78. Hasil kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi dengan menggunakan model CIRC yakni sebanyak 19 siswa atau 47,5%, kategori sangat baik sebanyak 12 siswa atau 30%,dan kategori cukup sebanyak 9 siswa atau 22,5%. Nilai kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama pada teks deskripsidengan menggunakan model pembelajaran CIRC tergolong kategori baik. Berdasarkan uji analisis data normalitas yang diperoleh siswa merupakan data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari uji normalitas data pre-test diperoleh harga Lhitung (L0) = 0,1301 sedangan L untuk Liliefors dengan jumlah sampel N = 40 dan taraf nyata α = 0, 05, diketahui nilai Ltabel =
0,886 40
= 0,1401. Karena Lhitung<
Ltabel yaitu 0,1301 < 1410. Hal ini membuktikan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Demikian juga untuk data post-test. Dari data post-test diperoleh harga Lhitung (L0) = 0,1236 sedangan L untuk Liliefors dengan jumlah sampel N = 40 dan taraf nyata α = 0, 05, diketahui nilai Ltabel =
0,886 40
= 0,1401. Karena Lhitung< Ltabel yaitu 0,1236 < 0,
1410. Hal ini membuktikan bahwa data post-test berdistribusi normal.Dari uji homogenitas juga terbukti bahwa sampel penelitian ini berasal dari popoulasi yang homogen. Nilai uji homogenitas yaitu, Fhitung < Ftabel yakni 1,51< 1,69. Setelah data terbukti normal dan homogen maka uji hipotesis dapat dilakukan. Dalam
pembahasan
sebelumnya
telah
diperoleh
t o=8,67
yang
selanjutnya
dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = n-1. Oleh karena toyang diperoleh lebih besar dari ttabel, yaitu 8,67> 2,02 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran CIRCberpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan gagasan utama pada teks deskripsi. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, dapat diambil simpulan yaitu kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi sisiwa
kelas
VII
SMP
Pahlawan
Nasional
Medan
Tahun
Pembelajaran
2014/2015sebelum menggunakan modelpembelajaran CIRC diperoleh nilai rata-rata yaitu 65. Dengan demikian kategori kemampuan siswa sebelum menggunakan model pembelajaran CIRC adalah kategori cukup. Kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 setelah menggunakan model pembelajaran CIRC diperoleh nilai rata-rata yaitu 78. Dengan demikian kategori kemampuan siswa setelah menggunakan model pembelajaran CIRC adalah kategori baik. Ini membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan model pembelajran CIRC (pre-test) dan kemampuan menemukan gagasan utama pada teks deskripsi siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2014/2015 setelah menggunakan model pembelajaran CIRC (post-test). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: C. V. SINAR BARU. Soedarso. 2001. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia. Solin, Mutsyuhito. 2010. Keberaksaraan. Medan: Program Paskasarjana Universitas Negeri Medan Suyatmo. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Syarif, Kemali. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Medan: UNIMED PRESS. Tarigan,
Djago. 1987. Membina Keterampilan Pengembangannya. Bandung: angkasa
Menulis
Paragraf
Wau, Yasaratodo. 2014. Profesi Kependidikan. Medan: UNIMED PRESS.
dan