PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE) TERHADAP ROA DAN ROE PADA PERUSAHAAN JASA (Sensus Pada Perusahaan Jasa Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Oleh : NIA KURNIATIN
PROGAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI e-mail :
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine (1) Firm Size , ROA , ROE Telecommunications Sector Services Company Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) . The method used in this research is descriptive method of analysis with a case study approach . Data collection techniques using data sekuder form of cross-section data . The results showed that PT Telekomunikasi Indonesia Tbk : (1) The size of most large companies are PT Telekomunikasi Indonesia Tbk , while the lowest is PT Bakrie Telecom Tbk , (2) Return on Assets (ROA) is the greatest of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk , while the lowest is the PT XL Axiata Tbk , (3) Return on Equity (ROE) is the largest existing PT Telekomunikasi Indonesia Tbk , while the lowest is PT Indosat Tbk , (4) Based on the calculation , that the size of the company with Return on Asset happen very strong relationship , and by using the hypothesis on the belief tingakt 85.1 % , meaning that the size of the company a significant effect on the Return on Assets , while the calculation of the size of the company with a return on equity of a relationship is very strong and using the hypothesis on the level 89.2 % confidence .. the larger the company the greater the return on assets and return on equity earned on yangb telecommunications services company listed on the Indonesia Stock Exchange . Keywords : Company Size , ROA and ROE
1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Ukuran Perusahaan, ROA, ROE Perusahaan Jasa Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data sekuder berupa data cross-section. Hasil penelitian menunjukan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk bahwa: (1) Ukuran perusahaan yang paling besar adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan yang paling rendah adalah PT Bakrie Telecom Tbk, (2) Return On Asset (ROA) yang paling besar adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan yang paling rendah adalah PT XL Axiata Tbk, (3) Return On Equity (ROE) yang paling besar ada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan yang paling rendah adalah PT Indosat Tbk, (4) Berdasarkan perhitungan, bahwa antara ukuran perusahaan dengan Return On Asset terjadi hubungan yang sangat kuat dan dengan menggunakan hipotesis pada tingakt keyakinan 85,1%, artinya ukuran perusahaan berpengaruh pada signifikan terhadap Return On Asset ,sedangkan perhitungan antara ukuran perusahaan dengan Return On Equity terjadi hubungan yang sangat kuat dan dengan menggunakan hipotesis pada tingkat keyakinan 89,2%.. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar Return On Asset dan Return On Equity yang diperoleh pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yangb terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, ROA dan ROE
PENDAHULUAN Perkembangan industri jasa telekomunikasi pada saat sekarang ini banyak mengalami perubahan. Adanya era perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan), mengharuskan setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Perubahan tatanan ekonomi dunia mendorong timbulnya tuntutan pasar akan adanya suatu kesamaan standar mutu sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi persaingan pasar. Konsumen sering sekali membandingkan satu produk dengan produk lainyang sejenis yang dihasilkan perusahaan lain untuk mendapatkan produk yang
2
lebih berkualitas. Sikap konsumen yang selektif inilah yang mengharuskan perusahaan untuk bisa mempertahankan atau bahkan menaikkan mutu pelayanan yang mereka hasilkan, sehingga dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Perusahaan-perusahaan yang melakukan pemasaran internasional menyadari bahwa kualitas produk serta mutu layanan merupakan faktor yang sangat penting agar produknya dapat bersaing dengan produk-produk perusahaan lain di pasar internasional. Persaingan ketat pada industri jasa telekomunikasi juga diakibatkan semakin menjamurnya provider seluler di Indonesia. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk segera meningkatkan mutu dan kualitas layanan serta daya saing dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus-menerus agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar perusahaan itu sendiri Kualitas pelayanan adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan (Tjiptono, 2005:51). Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat relatif yaitu tergantung dari perspektif
yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan
spesifikasi. Perusahaan jasa (service business) adalah perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan. Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, di perlukan manajemen dengan tingat efektifitas yang tinggi. Pertumbuhan ini dipicu oleh tingginya permintaan domestik dan cepatnya pertumbuhan investasi asing (Syafputri, 2012). Dengan mengetahui rasio
3
profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat memonitoring perkembangan perusahaan tersebut. Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba.
Tujuan utama
perusahaan yang telah go public adalah memaksimalkan laba. Tujuan ini menjadi landasan bagi pengambilan keputusan dalam perusahaan, dalam memaksimalkan laba yang di dapat oleh perusahaan, manajer keuangan perlu mengetahui faktor– faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah yang ada serta meminimalisir dampak negatif yang timbul. Dalam kenyataannya terdapat beberapa faktor pendorong yang dilakukan praktik perataan laba. Faktor–faktor pendorong tersebut adalah ukuran perusahaan dan profitabilitas pada suatu perusahaan. Faktor–faktor inilah yang menjadi pendorong bagi manajer untuk melakukan perataan laba. Kaitan erat anatara ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan mempengaruhi praktik peralatan laba, diantaranya telah di buktikan oleh Suwarno. Dalam penelitiannya, Suwarno membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Jatiningrum, Dari dua 3 variabel yang di uji (ukuran perusahaan, ROA, ROE) hanya variabel ROA dan ROE perusahaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Oleh karena itu, agar dapat memaksimalkan laba yang di dapat oleh perusahaan, manajer keuangan perlu mengetahui faktor–faktor
4
yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan itu, untuk mengetahui pengaruh dari masing – masing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah – masalah dari meminimalisir dampak negatif yang akan terjadi. Terdapat banyak faktor – faktor yang menentukan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memeperoleh sumber pendanaan yang baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan adalah
suatu skala, dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan kepada total asset perusahaan yaitu: a)
perusahaan besar (large firm)
b)
perusahaan menengah (medium firm)
c)
perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari
besarnya total asset yang dimiliki perusahaan. Asset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan
5
logaritma natural (Ln) dari total asset. Hal ini dikarenakan besarnya total asset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total asset perlu di Ln kan. Penggunaan total aktiva sebagai alat ukuran perusahaan didasarkan pada penelitian Hasan dan Bashir (2003), Nugraheni dan Hapsoro (2007). Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus : Ukuran Perusahaan (Size) =Total Asset. Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Sudarmadji,2007:5). Jika nilai dari total aktiva, penjualan, atau modal itu besar, maka digunakannatural logaritma dari nilai tersebut. Ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, namun ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif signifikan. Jika suatu perusahaan sensitif terhadap variasi ukuran perusahaan, perusahaan lebih besar mempunyai prosedur (metode) yang dapat menunda pelaporan laba. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. (Syafri, 2008) mendefinisikan bahwa profitabilitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Dalam penelitiannya pengaruh profitabilitas sebagai indikator kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap perusahaan. Mengingat akan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. Karena rasio profitabilitasnya menunjukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
6
keuntungan.
Rasio
profitabilitas merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,2001). Menurut Van Horne (2005:222) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut dalam periode tertentu. Oleh sebab itu biasanya seorang kreditur atau investor akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas, sebab analisa profitabilitas berguna untuk mengetahui seberapa besar hasil yang akan didapat dari investasinya dan juga dipakai sebagai bahan pertimbangan mengambianl keputusan berkaitan dengan masalah investasi atau kredit. Untuk melaksanakan hal–hal tersebut pasti terdapat kendala yang harus di hadapi dan untuk memecahkan masalah tersebut dibutuhkan informasi yang tepat guna dan akurat. Salah satu informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah informasi mengenai laporan keuangan yang berupa neraca
dan laba rugi. Laporan keuangan merupakan informasi
yang sangat
dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Secara umum laporan keuangan menggambarkan kejadian pengaruh dari kejadian masa
7
lalu. Menurut Djarwanto (2004) laporan keuangan akan bermanfaat bagi para pemakainya jika memenuhi tujuan kualitatif yaitu: relevan, dapat di mengerti, tepat waktu, dapat di perbandingkan dan lengkap. Namun demikian, patut kita sadari bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pengguna dalam pengambilan ekonomi. Keterbatasan laporan keuangan
mengakibatkan
perusahaan
harus
lebih
transparan
dalam
mengungkapkan laporan keuangannya karena informasi yang di dapat dari laporan keuangan tergantung pada tingkat pengungkapan dari laporan keuangan yang bersangkutan. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan Penelitian yang di lakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1.
Syarah
pitaloka
Perusahaan,
(2013),
mengkaji
mengenai
Pengaruh
Ukuran
Operating leverage dan Stabilitas Penjualan terhadap
struktur modal pada perusahaan go public. 2.
Faizal Zainul (2010), mengkaji tentang Pengaruh Kebutuhan Modal Kerja Terhadap Laba Operasional, hasil penelitan menunjukan bahwa Modal Kerja berpengaruh terhadap laba opersional.
3.
Yangs Analisa (2011), mengkaji tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini yaitu bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,kebijakan deviden mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai
8
perusahaa, profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap niali perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) Terhadap Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Jasa Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis : 1.
Ukuran Perusahaan,ROA,ROE di perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia (BIE).
3.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on equity (ROE) perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia (BIE).
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teknik penentuan sample yang digunakan dalam pnelitian ini adalah Totally Sampling. Sedangkan untuk teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui hubungan antar variabel, uji korelasi untuk mengetahui bersar
9
hubungan antar variabel, uji determinasi dan non determinasi untuk mengetahui pengaruh vaktor lain diluar variabel penelitian, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) variabel independen yaitu : Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Adapun operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Definisi
Indikator
Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan (firm size)
mengambarkan besar
(X)
kecilnya suatu perusahaan
Skala
Total Asset
Rasio
ROA =
Rasio
yang ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. (Ferry dan Jones Dalam Sujianto, 2001) Return On Asset Tingkat pengendalian atas (ROA)
investasi perusahaan pada
(Y1)
aktiva.
10
Return On Eqity Tingkat pengembalian atas ROE = (ROE)
Rasio
ekitas pemilik perusahaan.
(Y2)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Jenis Data Data yang digunakan oleh penulis adalah jenis sekunder berupa Data Cross Section. Sekunder adalah data yang tidak langsung di peroleh dari sumber pertama dan telah tersusun dalam dokumen–dokumen tertulis. Sedangkan data cross-section adalah data yang menunjukan titik waktu.
Prosedur Pengumpulan Data Dalam
menyelesaikan
pembuatan
penelitian
ini,
maka
peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dan informasi sebagai berikut: 1.
Penelitian melalui dokumentasi Yaitu penelitian untuk mendapatkan data sekunder dan objek yang akan diteliti dengan mempelajari arsip atau dokumentasi laporan keuangan Sektor Telekomunikasi pada website masing-masing telekomunikasi tersebut serta di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
2. Penelitian kepustakaan Yaitu penelitian dengan mempelajari buku-buku literatur, jurnal, karya tulis serta fasilitas internet dan media lainnya sebagai sumber informasi
11
yang dapat menunjang serta berkaitan langsung dengan masalah yang akan diteliti.
Populasi Sasaran Untuk penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu : 1. PT. Indosat.tbk 2. PT. XL Axiata Tbk. 3. PT. Bakrie Telcom Tbk. 4. PT. Smartfren Telecom Tbk. 5. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penentuan Sample Tekhnik penentuan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Totally Sampling yaitu semua anggota populasi sasaran dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 5 (lima) perusahaan sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu : 1. PT. Indosat.tbk 2. PT. XL Axiata Tbk. 3. PT. Bakrie Telcom Tbk. 4. PT. Smartfren Telecom Tbk. 5. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
12
PARADIGMA PENELITIAN Berdasarkan pemaparan kerangka pemikiran yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dapat dibangun paradigma penelitian yang disajikan dengan dalam gambar sebagai berikut:
Return On Asset (ROA). Ukuran Perusahaan (firm size) dengan indikator Total Asset Return On Equity (ROE). Gambar 1 Paradigma Penelitian
TEKNIK ANALISIS DATA Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara ukuran perusahaan (firm size) (variabel X) dengan Return On Asset (ROA) (variabel Y1) dan Return On Equity (ROE) (variabel Y2) dapat diketahui setelah dilakukan pengolahan data sebagai berikut : 1.
Analisis Regresi Linear Sederhana Dengan menggunakan persamaan regresi Y = a + bX yaitu nilai taksiran untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel X dan Y dimana nilai a dan b dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
13
(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ (∑ ) (∑ ) (∑
) (∑
(∑ )(∑ ) (∑ )
)
)
(Sudjana, 1996:315) Keterangan : a = suatu bilangan konstana yang merupakan nilai Y, jika X = 0 b = Koefisien arah regresi X = Variabel bebas (Ukuran Perusahaan (firm size)) Y = Variabel terikat (ROA) dan (ROE) n = Sampel 2.
Uji korelasi Yaitu teknik penyajian data yang dipergunkan untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y1 atau Y2, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (∑ √* ∑
)
(∑ )(∑ )
(∑ ) +* ∑
(∑ ) + (Sudjana, 1996:315)
Keterangan : r = Koefisien korelasi X = Variabel independen (Ukuran Perusahaan (firm size)) Y = Variabel dependen (ROA) dan (ROE) n = Jumlah Sampel
14
Untuk mengetahui makna dari nilai koelasi ( r ) yang diperoleh, dapat diperhatikan tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Pengaruh Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000 Sumber : Sugiyono (2004:483) 3.
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Uji determinasi dan non determinasi Untuk mengetahui persentasi pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap Return On Asset (ROA) atau Return On Equity (ROE) serta pengaruh faktor lainnya menggunkan rumus sebagai berikut : Koefisien determinasi (kd) = r2 x 100% Sedangkan untuk mengetahui pengaruh faktor lain diluar variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus : Koefisien non determinasi (knd) = 1 – r2 x 100%
4.
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini dilakukan langkah sebagai berikut : a. Menetapkan hipotesis penelitian Ha
: Ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA) atau Return On Equity (ROE) perusahaan.
15
Ho
: Ukuran perusahaan (firm size) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) atau Return On Equity (ROE) perusahaan. b. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus : √ √ (Sudjana, 1996:377) c. Mencari ttabel statistik pada α = 0,05 atau 5% dengan tingkat signifikan yang dipakai adalah 95% dan dk = n – 2. d. Membandingkan nilai thitung dan ttabel e. Menetapkan kaidah hasil pengujian sebagai berikut : 1) Jika thitung ≥ ttabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima. Ini berarti ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) atau Return On Equity (ROE). 2) Jika thitung < ttabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak. Ini berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) atau Return On Equity (ROE) perusahaan.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari website masingmasing perusahaan, bahwa disetiap perusahaan Ukuran Perusahaan (firm size) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) atau Return On Equity (ROE) perusahaan pada laporan keuangan tahun 2011.
16
Ukuran Perusahaan Jasa Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 Berdasarkan hasil peneitian yang penulis lakukan pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Epek Indonesia (BIE) dijabarkan dalam tabel 4.1, menunjukan bahwa ukuran perusahaan (Total Asset) perusahaan telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011, tergolong pada perusahaan-perusahaan besar dengan total asset perusahaan diatas Rp. 10.000.000.000,-. Jumlah total asset paling tinggi adalah adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp. 103.054.000.000.000,- dengan rincian Return On Asset (ROA) sebesar 80,60% dan Return On Equity (ROE) sebesar 83,10%. Sedangkan total asset yang paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang lain adalah PT. Bakrie Telcom Tbk yaitu sebesar Rp. 12.213.100.000.000,dengan rincian Return On Asset (ROA) sebesar 21,20% dan Return On Equity (ROE) sebesar 17,90%.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) Terhadap ROA (Return On Asset) Pada Perusahaan Jasa Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diolah dengan menggunakan program
17
SPSS versi 16.0 (lampiran 1). Setelah diperoleh hasilnya, kemudian di analisis untuk mengukur tingkat pengaruhnya, dan diperoleh hasil sebagai berikut : Setelah nilai a dan b diketahui, maka persamaan regresinya adalah Y=5,632+0,001 X, dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persamaan regresi tadi didapat nilai konstanta sebesar 5,632 artinya jika ukuran perusahaan (X) nilainya nol maka Return On Asset (Y1) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengindikasikan kenaikan sebesar Rp. 5,632 Milyar. Selanjutnya dari koefisien b positif yang dapat diartikan bahwa angka arah atau koefisien regresi tersebut menunjukan angka peningkatan, setiap peningkatan ukuran perusahaan maka akan mengindikasikan meningkatnya profitabilitas dari segi return on asset (ROA). Dengan kata lain bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan Rp. 1,- maka return on asset (Y1) akan mengindikasikan mengalami peningkatan sebesar 0,001%. Koefisien bernilai positif artinya ukuran perusahaan sebagai koefisien estimator untuk nilai return on asset (ROA). Besarnya ukuran perusahaan maka akan mengindikasikan meningkatnya return on asset (ROA) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan berdasarkan analisis korelasi suatu ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat keeratan antara variabel independen dan variabel dependen setelah diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 dari analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara ukuran perusahaan dengan Return On Asset (r) adalah 0,922. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara ukuran perusahaan (firm size) dengan return on asset (ROA) pada
18
perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan arah hubungan adalah positif karna nilai r positif, menunjukan adanya korelasi searah atau korelasi langsung antara du variabel, yang berarti setiap bertambahnya ukuran perusahaan (X) maka akan diikuti dengan bertambahnya nilai return on asset (ROA). Kemudian untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel divenden. Setelah diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 diperoleh r2 =0,851. Setelah nilai r2 diketahui maka diperoleh koefisien determinasi sebesar 85,1% dengan demikian besarnya pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebesar 85,1%, sedangkan faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi return on asset (ROA) tidak termasuk dalam variavel penelitian adalah sebesar 14,9%. Dan untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan uji t. Berdasarkan tabel daftar tabel t dengan menggunakan koefisien standar (standardized coefficents), nilai thitung adalah 4,137 (lampiran 1). Sedangkan nilai ttabel adalah 3,182 sehingga dengan kaidah keputusan jika thitung ≥ ttabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima. Ini berarti ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA) perusahaan. Dan jika thitung < ttabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak. Ini berarti ukuran perusahaan tidak
19
berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA) perusahaan, dalam hal ini berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16.0 dan tabel t.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Terhadap ROE (Return On
Equity) Pada Perusahaan Jasa Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 Dan untuk selanjutnya setelah mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA) perusahaan yang telah penulis jelaskan, maka kemudian untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 (lampiran 2). Setelah diperoleh hasilnya, kemudian di analisis untuk mengukur tingkat pengaruhnya, dan diperoleh hasil sebagai berikut: Setelah nilai a dan b diketahui, maka persamaan regresinya adalah Y=5,228+0,001 X, dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persamaan regresi tadi didapat nilai konstanta sebesar 5,228 artinya jika ukuran perusahaan (X) nilainya nol maka Return On Equity (Y2) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi
yang terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
mengindikasikan kenaikan sebesar Rp. 5,228 Milyar. Selanjutnya dari koefisien b positif yang dapat diartikan bahwa angka arah atau koefisien regresi tersebut menunjukan angka peningkatan, setiap peningkatan ukuran perusahaan maka akan mengindikasikan meningkatnya profitabilitas dari segi return on equity (ROE).
20
Dengan kata lain bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan Rp. 1,- maka return on equity (Y2) akan mengindikasikan mengalami peningkatan sebesar 0,001%. Koefisien bernilai positif artinya ukuran perusahaan sebagai koefisien estimator untuk nilai return on equity (ROE). Besarnya ukuran perusahaan maka akan mengindikasikan meningkatnya return on equity (ROE) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan berdasarkan analisis korelasi suatu ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat keeratan antara variabel independen dan variabel dependen setelah diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 dari analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara ukuran perusahaan dengan Return On Asset (r) adalah 0,945. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara ukuran perusahaan (firm size) dengan return on eqity (ROE) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan arah hubungan adalah positif karna nilai r positif, menunjukan adanya korelasi searah atau korelasi langsung antara du variabel, yang berarti setiap bertambahnya ukuran perusahaan (X) maka akan diikuti dengan bertambahnya nilai return on eqity (ROE). Kemudian untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel divenden. Setelah diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 diperoleh r2 =0,892. Setelah nilai r2 diketahui maka diperoleh koefisien determinasi sebesar 89,2% dengan demikian besarnya pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebesar
21
89,2%, sedangkan faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi return on equity (ROE) tidak termasuk dalam variabel penelitian adalah sebesar 10,8%. Dan untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan uji t. Berdasarkan tabel daftar tabel t dengan menggunakan koefisien standar (standardized coefficents), nilai thitung adalah 4,990 (lampiran 2). Sedangkan nilai ttabel adalah 3,182 sehingga dengan kaidah keputusan jika thitung ≥ ttabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima. Ini berarti ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) perusahaan. Dan jika thitung < ttabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak. Ini berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE) perusahaan, dalam hal ini berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16.0 dan tabel t.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teori yang dipelajari, serta hasil pembahasan yang diperoleh dari bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dengan total asset paling besar adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan yang paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang lain adalah PT Bakrie
22
Telecom Tbk. Return on asset (ROA) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 paling tinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk , sedangkan yang paling rendak adalah PT XL Axiata Tbk. Sedangkan untuk return on equity (ROE) pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 paling tinggi adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan yang paling rendah yaitu PT Indonesia Tbk. 2. Berdasarkan perhitungan antara ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA) terjadi hubungan yang sangat kuat dengan menggunakan hipotesis pada tingkat keyakinan 95%, Artinya ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA). Hal ini memberikan indikasi semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar return on asset (ROA) yang diperoleh pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bura Efek Indonesia (BEI). 3. Seperti halnya pada perhitungan antara ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA) yang menunjukan hubungan dan berarti berpengaruh signifikan, maka pada perhitungan antara ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on equity (ROE) dengan dilakukan cara yang sama hasilnya adalah terjadi hubungan yang sangat kuat pula menggunakan hipotesis pada tingkat keyakinan 95%, artinya ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE). Hal ini memberikan indikasi semakin besar ukuran perusahaan
23
maka akan semakin besar return on equity (ROE) yang diperoleh pada perusahaan jasa sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bura Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian hasil perhitungan ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) keduanya memiliki hubungan, yang berarti berpengaruh signifikan dan pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on equity (ROE) lebih besar dari pada pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA), ini dilihat dari nilai thitung. ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on equity (ROE) yang lebih besar dari pada nilai thitung ukuran perusahaan (firm size) terhadap return on asset (ROA).
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan manfaat bagi pihak yang berkepentingan: 1. Bagi investor dalam memilih perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia
memperhatikan
ukuran
perusahaan
karena
akan
mempengaruhi pada return on asset dan retun on equity yang diperoleh oleh perusahaan, agar investor tidak mengalami kerugian atas pembelian saham, namun selain ukuran perusahaan harus diperhatikan pula managemen yang diterapkan oleh pimpinan perusahaan yang di mungkin
24
kan memiliki pengaruh pada return on asset (ROA) dan retun on equity (ROE). 2. Bagi perusahaan lebih memperhatikan kualitas laporan keuangan yang disajikan di Bursa Efek Indonesia, agar memenuhi standar yang ada (PSAK), tidak hanya melihat kepentingan perusahaan semata untuk dilihat baik oleh para investor. 3. Untuk penelitian selanjutnya, bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian pada topik yang sama sebaiknya penelitian dilakukan lebih lanjut dan variabelnya ditambah. Penelitian juga tidak hanya dilakukan pada perusahaan jasa, tapi dapat diuji coba pada perusahaan manufaktur.
25