Aku Warga Negara Yang Baik Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pendidikan Pancasila M. Ayub Pramana S.H
Oleh : Nama
: Tria Ramadhayanti
NIM
: 11.12.5507
Program
: Sarjana S1
Jurusan
: Sistem Informasi
Kelompok : G
Kata Pengantar
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Alloh SWT,dan junjungan nabi kita yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aku warga Negara yang baik ”. Tujuan darin pembuatan makalah ini adalah untuk merupakan salah satu tugas akhir
dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan juga memotovasi individu agar menjadi warga Negara yang baik dan tidak melanggar hukum, agar terciptanya suatu Negara yang aman dan tentram Dalam Penulisan makalah ini merasa saya masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat keterbatasan yang saya miliki. Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Kedua orang tua saya dan dosen bapak M. Ayub Permana S.H Saya berharap siapa saja yang membaca makalh ini bisa memberikan nilai positif bagi pembacanya amin ya robal allamin .
Yogjakarta,17 oktober 2011
Tria Ramadhayanti
Tuhan Itu Ada Setiap umat manusia yang memiliki agama pasti memiliki Tuhanya masing-masing yang selalu di gunakan dan di sembah .Tuhan yang menciptakana alam semesta beserta isinya menciptakan setiap manusia , hewan dan tumbuhan di bumi ini kalau bukan tuhan siapa lagi yang mampu menjawab bahwa yang menciptakan segala sesuatunya itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa . Itulah salah satu bukti adanya Tuhan dan saya sangat menyakini bahwa Tuhan itu benar-benar ada , kita hidup di dunia ini memang sudah ditakdirkan hanya untuk menyembah dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa Tuhanya umat muslim adalah Allah SWT dan setiap umat muslim wajib meyakini dan mempercayai bahwa Allah SWT yaitu tuhannya umat muslim itu ada .Begitu juga umat beragama lainya mereka tentunya yakin bahwa Tuhan itu ada . Simaklah cerita berikut ini tentang adanya keberadaan Tuhan . Seperti biasanya , seorang laki-laki , sebut saja Steve , datang kesebuah salon untuk memotong rambut dan jenggotnya.Ia pun mulai pembicaraan yang hangat dengan tukang cukur yang melayaninya .Berbagai macam topikpun akhirnya jadi pilihan hingga akhirnya Tuhan menjadi subjek pembicaraan. “Nah Tuan , saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang anda katakan tadi ” Ujar si tukang cukur . Mendengar ungkapan itu, steve terkejut dan bertanya “Mengapa Anda berkata Demikian ? “ “Mudahb saja anda tinggal menengok keluar jendela itu dan sadarlah bahwa Tuhan itu tidak ada . Tolong jelaskan kepada saya , jika Tuhan itu ada mengapa banyak orang sakit ?mengapa orang banyak yang terlantar ? jika Tuhan itu ada tentu tidak ada sakit dan penderitaan .Tuhan apa yang menjadikan itu semua terjadi … “ ungkapnya dengan nada yang tinggi . Steve pun berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan sang tukang cukur . Namun , ia sama sekali tidak member respon agar argument tersebut tidak meluas lagi . Ketika sang tukang cukur selesai melakukan pekerjaanya . Steve pun berjalan keluar dari salon . baru beberapa langkah , ia berpapasan dengan laki-laki berambut panjang dan jenggotnya pun lebat.Spertinya ia sudah lama tidak pergi ketukang cukur dan itu membuatnya telilhat tidak rapi .
Steve kembali masuk kedalam salon dan kemudian berkata kepada tukang cukur , “Tukang cukur itu tidak ada” Sang tukang cukur pun terkejut dengan perkataan Steve tersebut “Bagaiman mungkin mereka tidak ada ?Buktinya adalah saya , saya ada disini dan saya adalah seorang tukang cukur “ sanggahnya . Steve kembali berkata tegas “Tidak,mereka tidak ada, kalau mereka ada tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjenggut lebat seperti contohnya p[ria di luar itu”. “Ah, anda bisa saja … tukang cukur itu selalu ada dimana-mana , yang terjadi pada pria itu adalah bahwa dia tidak mau datang ke salon saya untuk di cukur. “jawabnya tenang sambil tersenyum”tepat!”tegas steve . “itulah poinnya Tuhan itu ada yang terjadi pada umat manusia itu adalah karena mereka tidak mau datang mencari dan menemuinya. Itulah sebabnya mengapa tampak begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini”. Dari cerita tersebut kita dapat melihat dan menyimak bahwa sesungguhnya Tuhan itu memang ada dan tidak bisa dipungkiri oleh siapa pun hanya saja bagaimana kita meyakini diri kita bahwa Tuhan itu ada dan mungkin kita yang tidak mau mencari tahu bahwa sesungguhnya itu ada. Sebagian besar penduduk Indonesia tidak sadar dari mana mereka dapat kehidupan , jabatan, harta, dan kekuasaan yang telah mereka dapatkan jika tidak atas izin dari Tuhan. Dan mereka lupa akan adanya Tuhan karena mereka mengira semua itu mereka dapatkan atas usahanya sendiri tanpa bersyukur bahwasanya semua itu hanya sebuah titipan dari Yang Maha Kuasa yang sewaktu-waktu bisa dengan mudah diambil dari kita. Itulah bukti bahwa Tuhan itu benar-benar ada. Oleh sebab itu dalam dasar Negara kita pada sila pertama sangat ditegaskan bahwa Tuhan itu Esa yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang berarti Tuhan itu hanya satu. (sumber: sabda.org/artikel/tuhanituada)
Yogyakarta,3 oktober 2011 Tria Ramadhayanti
TERORISME
Untuk kesekian kalinya, beberapa waktu lalu masih terbayang dalam ingatan kita Indonesia menjadi korban pengeboman yang menggunakan modus bom bunuh diri. Dua hotel berbintang di kawasan Mega Kuningan Jakarta yang menjadi sasaran bom itu. Namun ini tidak berarti Indonesia adalah sarang teror dan teroris. Indonesia hanyalah korban. Indonesia merupakan korban dari jaringan teror global,ini harus di luruskan di mata dunia. Teror itu bisa datang dari luar. Bisa itu dilakukan sendiri,bisa saja melalui doktrin. Teror bunuh diri is not Indonesian characteristic. Selain itu,jika di lihat pemikirannya,bukan dari Indonesia. Jika benar teror ini dari luar,maka bisa saja teror ini akan terus berlangsung. Apalagi jika tidak ada ketegasan keamanan. Kita ingan mengingatkan kepada seluruh umat beragama,muslam khususnya,jihad itu bukanlah teror dan teror bukanlah jihad. Sebab selama ini,jihad selalu di identikkan dangan teror. Padahal teror tidak sama dengan jihad. Indonesia juga tidak lahir dari kekerasan. Teror bukanlah ajaran dari agama islam ataupun dari agama lainnya,teror yang dilakukan oleh teroris dinilai bukanlah mewakili agama yang dianutnya. Kalau ada orang islam yang melakukan teror itu bukanlah mewakili agamanya. Begitupula orang yang beragama lain. Teror itu adalah sebuah kesalahpahaman dan salah interprestasi terhadap ajaran agama,karena kesalahan itu maka ada penyalahgunaan agama,karena itu aksi terorisma hendaknya tidak di tafsirkan sebagai ajaran agama. Sangat diharapkan kepada semua pihak agar tidak mengaitkan teror dengan agama. Sikap pemerintah Indonesia sudah sangat baik yang tetap menghadapi terorisme dangan hukum karena jika menghadapi teror dengan teror maka akan menghasilkan teror baru. Aksi terorisme dapat dilakukan oleh individu,kelompok orang atau Negara sebagai alternatif dari pernyataan perang secara terbuka. Negara yang mendukung kekerasan terhadap penduduk sipil menggunakan istilah positif untuk kombatan mereka,misalnya antara lain para militer,pejuang kebebasan atau patriot. Kekerasan yang dilakukan oleh kombatan Negara,bagaimanapun lebih diterima dari pada yang dilakukan oleh “teroris” yang mana tidak mematuhi hukum perang dan karenanya tidak dapat dibenarkan melakukan kekerasan. Negara yang terlibat dalam peperangan juga sering melakukan kekerasan terhadap penduduk sipil dan tidak diberi lebel sebagai teroris. Meski kemudian muncul istilah State Terorism.Namun mayoritas membedakan antara kekerasan yang dilakukan oleh Negara dengan
terorisme,hanyalah sebatas bahwa aksi terorisme secara acak tidak mengenal kompromi,korban saja militer atau sipil,pria,wanita,tua,muda bahkan anak-anak,kaya,miskin,siapapun dapat diserang. Selain hal tersebut dapat dijelaskan bahwa Islam dan Teroris merupakan dua kata berlawanan dan tadak bisa disamakan. Islam merupakan agama monoteis ketiga dan terakhir yang menuntut kepatuhan total kepada tuhan. Islam adalah sebuah kata dari bahasa arab yang terdiri atas tiga konsonan, S-L-M,yang berearti kedamaian (salam),kebaikan,dan keselamatan.Dengan kata lain,Islam memberi seseorang kedamaian jiwa dan kebaikan hidup keselamatan dari balasan Tuhan dalam kehidupan sesudah mati. Sedangkan terorisme,meski memilikii banyak definisi merupakan tindakan kekerasan terencana dan bermotivasi politik yang dilakukan terhadap orang-orang tak bersenjata atau penduduk sipil. Dua istilah ini Islam dan terorisme sangat jauh berbeda karena Islam sangat menghargai nyawa manusia. islam juga menganggap kehidupan sebagai semangat Tuhan yang di-anugrahkan kepada manusia. dalam Al-qur’an disebutkan kepada siapa saja yang menghilangkan nyawa manusia (surat 5 ayat 32). Tetapi kita terhenyak ketika terjadi tragedi 11 september di AS. Mengapa aksi teroris seperti itu terjadi dan dilakukan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai muslim sejati dan memiliki semangat besar untuk ajaran Islam. Dengan kata lain Islam tidak mengenal kata teroris,semua itu hanya sebuah rekayasa yang bertujuan untuk memecah belah agama Allahyakni agama Islam yang cinta akan kedamaian tidak mengenal kekerasan atau tindakan biadap seperti yang mereka lakukan. Semua ini merupakan target yang telah disusun secara rapih yang tidak hanya menelan banyak korban materi bahkan tidak sedikit nyawapun dengan ganpangnya mengatas namakan dengan istilah jihad dijalan Allah,apakah ini yang dinamakan jihad? Dengan serta merta menindas orang-orang yang tidak bersalah bahkan anak kecilpun jadi korban kebiadapan
yang
dilakukan
oleh
yang
dinamakan
teroris
ini.(Rumahmadina.com
anatasyadestiara.com) Yogyakarta,6 Oktober 2011 Tria Ramadhayanti
dan
SEPARATISME Semboyan dari bangsa kita yaitu bangsa Indonesia adalah “Bhinnieka Tunggal Ika” ditujukan sebagai jawaban atas perbedaan,muncul dakarenakan beragam budaya bangsa ini. Ratusan suku bangsa dab bahasanya masing-masing dengan kekayaan alam melimpah disetiap pelosok Negeri,serta ribuan ribuan pulau melengkapi kekayaan Negeri ini. Memiliki dua sisi mata pedang. Keberagaman yang dimiliki dapat menjadi kekayaan tersendiri,atau menjadi sumber perpecahan. Separatisme politis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kadaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain). Istilah ini biasanya tidak diterima para kelompok separatis sendiri karena menganggapnya kasar dan memilih istilah yang lebih netral seperti determinasi diri. Menurut KBBI pengertian separatisme merupakan paham atau gerakan untuk memisahkan diri ( mendirikan Negara sendiri) hal ini meriupakan salah persepsi dan penyempitan makna hal itu dikarenakan bahwa
separatisme dapat
menunjukkan bentuknya
tidak hanya
dalam Negara,namun juga
agama,organisasi,bahkan suku. Untuk gerakan memisahkan diri dari Negara. Gerakan separatisme bukanlah hal yang asing bagi dunia internasional separatisme merupakan momok bagi setiap Negara,terutama Negara yang mengklaim dirinya sebagai negara kesatuan. Dunia menyaksikan bahwa Negara “Super Power” seperti USSR(union of soviet sosialist republic) runtuh dan pecah belum lagi Yosgoslavia,cina,india,dan banyak Negara lain menjadi korban dari gerakan ini. Bahkan jika ingin sedikit menurut kebelakang,kita dapat menemukan bahwa Indonesia juga pernah “gagal” membendung gerakan separatis yang berujung dengan lepasnya provinsi timur-timur ( kini bernama Republik Demokratik Timor Leste) tahun 2002. Bentuk dan akhir cerita gerakan separatis juga sangat beragam muulai dari aksi militan para pihak yang disebut “pemberontakan” gerakan politik (cina dan taiwan) hingga gerakan politik yang dilandasi prinsip agama (India dan Pakistan) akhir ceritanya pun beragam,seperti perseteruan abadi layaknya Cina dan Taiwan hubungan “baik” seperti Indonesia dan Timor Leste atau pembantaian berdarah di Bosnia dan Serbia. Namun penyebabnya selalu sama,kekecewaan terhadap negara,kekecewaan tersebut memuncak dan mengkristal menjadi sebuah gerakan inskunstitosional yang tidak lagi menghiraukan rambu-rambu hukum dan struktur kekuasaan dalam beberapa kasus bahkan berujung dengan perang saudara. Kompleks struktur sosial di Indonesia yang sangat majemuk,secara horizontal berupa adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa,agama dan adat istiadat serta secara vertikal
ditandai dengan perbedaan lapisan kelas atas dan bawah yang disebabkan oleh uang dan kekuasaan,keragaman yang ada di Indonesia jelas sangat kompleks dan tidak dapat dibandingkan dengan Negara lain. Oleh karena itu sangat sulit untuk dapat menemukan bentuk integrasi sosial yang dapat menghindarkan Indonesia dari bahaya perpecahan. Hal itu diperparah dengan pembangunan yang tidak merata pusat dan daerah.. contoh dari berbagai daerah pun dapat dihamparkan. Contoh diidaerah Kalimantan yang belum di aliri listrik padahal daerah tersebut berada di seberang tambang batu bara yang notabene merupakan Penyebab lain di luar kekecewaan terhadap Negara. Hal yang lebih prinsipil,perbedaan visi. Salah satu contoh Gerakan Atjeh Merdeka yang muncul bukan karena kekecewaan semata perbedaan visi untuk mendirikan Negara Islam disinyalir menjadi sebab utama. Sejarah juga membuktikan bahwa di awal kemerdekaan perbedaan visi juga menjadi motif utama gerakan separatis (NII : Negara Islam Indonesia dan Wasterling yang menginginkan untuk serikat). Sebuah Negara akan berdiri kokoh apabila masyarakatnya tetap menjaga persatuan dan kesatuan dari Negara tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk itu. Tapi semua itu bukan dari seorang masyarakat saja,melainkan pemerintahannya juga harus mampu mendukung dan menyongsong semua keinginan masyarakat itu sendiri . Itu artinya masyarakat itu sebgai pilar darisemua hal yang menyankut terhadp ketahanan dari suatu negara , tapi semua toeri itu tidak benar jika pemerintahan sendiri tidak mampu mengayomi dan mendukung semua keinginan masyarakat yang menjadi sebuah motifasi untuk memajukan negara ini. Selain itu dalam pelaksanaan bidang hukum juga harus lebih di perketat lagi. Tak ada yang namanya pandang bulu , tak ada yang namanya pilih kasih , tak ada yang namanya kasihan. Orang yang bersalah , dia yang bersalah dan dia yang harus mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatanya dan orang yang
benar
dia
yang
benar
dan
mendapatkan
hak
dari
dirinya
(sumber:http://ik2fhui.wordpress.com)
Yogyakarta , 7 oktober 2011 Tria Ramadhyanti
sendiri
.
Pemberatasan Korupsi
Peraturan perundang-undangan (legislation) merupakan wujud dari politik hukum institusi Negara dirancang dan disahkan sebagai undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi. Secara parsial, dapat disimpulkan pemerintah dan bangsa Indonesia serius melawan dan memberantas tindak pidana korupsi di negeri ini. Tebang pilih. Begitu kira-kira pendapat beberapa praktisi dan pengamat hukum terhadap gerak pemerintah dalam menangani kasus korupsi akhir-akhir ini. Celah kelemahan hukum selalu menjadi senjata ampuh para pelaku korupsi untuk menghindar dari tuntutan hukum. Kasus Korupsi mantan Presiden Soeharto, contoh kasus yang paling anyar yang tak kunjung memperoleh titik penyelesaian. Perspektif politik selalu mendominasi kasus-kasus hukum di negeri sahabat Republik BBM ini. Padahal penyelesaiaan kasus-kasus korupsi besar seperti kasus korupsi Soeharto dan kroninya, dana BLBI dan kasus-kasus korupsi besar lainnya akan mampu menstimulus program pembangunan ekonomi di Indonesia. . Korupsi merupakan permasalah mendesak yang harus diatasi, agar tercapai pertumbuhan dan geliat ekonomi yang sehat. Berbagai catatan tentang korupsi yang setiap hari diberitakan oleh media massa baik cetak maupun elektronik, tergambar adanya peningkatan dan pengembangan model-model korupsi. Retorika anti korupsi tidak cukup ampuh untuk memberhentikan praktek tercela ini. Peraturan perundangundang yang merupakan bagian dari politik hukum yang dibuat oleh pemerintah, menjadi meaning less, apabila tidak dibarengi dengan kesungguhan untuk manifestasi dari peraturan perundang-undangan yang ada. Politik hukum tidak cukup, apabila tidak ada recovery terhadap para eksekutor atau para pelaku hukum. Konstelasi seperti ini mempertegas alasan dari politik hukum yang dirancang oleh pemerintah tidak lebih hanya sekedar memenuhi meanstream yang sedang terjadi. Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, praktek korupsi makin mudah ditemukan dipelbagai bidang kehidupan. Pertama, karena melemahnya nilai-nilai sosial, kepentingan pribadi menjadi pilihan lebih utama dibandingkan kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara individual menjadi etika pribadi yang melandasi perilaku sosial sebagian besar orang. Kedua, tidak ada transparansi dan tanggung gugat sistem integritas public. Biro pelayanan publik justru digunakan oleh pejabat publik untuk mengejar ambisi politik pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara kualitas dan kuantitas pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama. Dan dua alasan ini menyeruak di Indonesia, pelayanan publik tidak pernah termaksimalisasikan karena praktik korupsi dan demokratisasi justru memfasilitasi korupsi.
Selain menghambat pertumbuhan ekonomi, korupsi juga menghambat pengembangan sistem pemerintahan demokratis. Korupsi memupuk tradisi perbuatan yang menguntungkan diri sendiri atau kelompok, yang mengesampingkan kepentingan publik. Dengan begitu korupsi menutup rapat-rapat kesempatan rakyat lemah untuk menikmati pembangunan ekonomi, dan kualitas hidup yang lebih baik. Pendekatan yang paling ampuh dalam melawan korupsi di Indonesia. Pertama, mulai dari meningkatkan standar tata pemerintahan – melalui konstruksi integritas nasional. Tata pemerintahan modern mengedepankan sistem tanggung gugat, dalam tatanan seperti ini harus muncul pers yang bebas dengan batas-batas undang-undang yang juga harus mendukung terciptanya tata pemerintah dan masyarakat yang bebas dari korupsi. Demikian pula dengan pengadilan. Pengadilan yang merupakan bagian dari tata pemerintahan, yudikatif, tidak lagi menjadi hamba penguasa. Namun, memiliki ruang kebebasan menegakkan kedaulatan hukum dan peraturan. Dengan demikian akan terbentuk lingkaran kebaikan yang memungkin seluruh pihak untuk melakukan pengawasan, dan pihak lain diawasi. Namun, konsep ini penulis akui sangat mudah dituliskan atau dikatakan daripada dilaksanakan. Setidaknya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun pilar-pilar bangunan integritas nasional yang melakukan tugastugasnya secara efektif, dan berhasil menjadikan tindakan korupsi sebagai perilaku yang beresiko sangat tinggi dengan hasil yang sedikit. Merangkai kata untuk perubahan memang mudah. Namun, melaksanakan rangkaian kata dalam bentuk gerakan terkadang teramat sulit. Dibutuhkan kecerdasan dan keberanian untuk mendobrak dan merobohkan pilar-pilar korupsi yang menjadi penghambat utama lambatnya pembangunan ekonomi nan paripurna di Indonesia. Korupsi yang telah terlalu lama menjadi wabah yang tidak pernah kunjung selesai, karena pembunuhan terhadap wabah tersebut tidak pernah tepat sasaran ibarat “ yang sakit kepala, kok yang diobati tangan “. Pemberantasan korupsi seakan hanya menjadi komoditas politik, bahan retorika ampuh menarik simpati. Oleh sebab itu dibutuhkan kecerdasan masyarakat sipil untuk mengawasi dan membuat keputusan politik mencegah makin mewabahnya penyakit kotor korupsi di Indonesia. Tidak mudah memang.
(intl.feedfury.com)
Yogyakarta,17 sOktober 2011 Tria Ramadhayanti