BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas 4 SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 23 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa kelas 4 ini hasil belajarnya rendah dalam pembelajaran Matematika. Dari 23 siswa terdapat 9 siswa mendapat nilai di bawah KKM yaitu 60. Karakteristik siswa kelas 4 ini berumur antsra 9 – 11 tahun yang berada pada tahap operasional konkrit, 9 siswa mempunyai orang tua sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 6 siswa mempunyai orang tua sebagai petani, dan 8 siswa mempunyai orang tua sebagai pedagang di pasar. Hasil belajar Matematika yang rendah karena pembelajaran yang selama ini dilaksanakan hanya dengan metode konvensional sehingga pembelajaran yang telah dilakukan tidak berkesan dalam diri anak oleh karena gurunya saja yang aktif dalam kelas, siswanya hanya pasif. Hasil belajar Matematika siswa Pra Siklus dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Nilai
Jumlah Siswa 14 9 Jumlah 23 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Persentase (%) 61% 39% 100%
Keterangan Tuntas Tidak Tuntas 64 86 52
Dilihat dari tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar Matematika, sebanyak 9 siswa (39%) tidak tuntas dengan nilai 14 siswa (61%) dengan nilai
, sedangkan siswa yang tuntas hanya
.
35
36
Hasil belajar Matematika pra siklus bila disajikan dalam diagram batang, dapat dilhat pada gambar 4.1 : 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa hasil belajar matematika prasiklus siswa yang tuntas 14 siswa (61%) dan siswa yang tidak tuntas 9 siswa (39%).
4.2 Deskripsi Hasil Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui II pertemuan dengan rincian sebagai berikut : 1.
Pertemuan I Sebelum melakukan tindakan siklus I pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran yaitu (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran. Peneliti merancang RPP pertemuan I dengan pokok bahasan “ Bangun Ruang Kubus dan Balok” dengan tujuan pembelajaran : melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan benda-benda di sekitar yang berbentuk kubus, balok, melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan macam-macam bangun ruang, melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan sisi, rusuk, dan titik sudut, melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat kubus. Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual yaitu : Kontruktivisme (contructivisme), Menemukan (inquiry), Bertanya (questioning), Masyarakat belajar, Pemodelan (modeling), Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), Refleksi (reflection).
37
Kegiatan akhir ditutup dengan menyimpulkan proses pembelajaran dan merefleksi proses pembelajaran dengan melibatkan siswa. a.
Pertemuan II Peneliti
menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang
proses
pembelajaran yaitu (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran. Peneliti merancang RPP siklus 1 pertemuan II dengan materi pelajaran yaitu mengenai “Bangun Ruang Tabung, Kerucut, Bola” dengan tujuan pembelajaran yaitu: melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan benda-benda di sekitar yang berbentuk tabung, kerucut, bola, melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola Pembelajaran yang dilakukan meliputi kegiatan inti yang sesuai dengan
langkah-langkah
pendekatan
kontekstual:
Kontruktivisme
(contructivisme), Menemukan (inquiry), Bertanya (questioning), Masyarakat belajar, Pemodelan (modeling), Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), Refleksi (reflection). Kegiatan akhir ditutup dengan menyimpulkan proses pembelajaran dan merefleksi proses pembelajaran dengan melibatkan siswa. Setelah itu guru memberikan soal siklus I kepada siwa.
2.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I
dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung 70menit(2x35menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 10 April 2014, pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2014. a.
Pertemuan I Pada awal pembelajaran guru menyampaikan apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali tentang bangun ruang dan bertanya “Apa saja macammacam
bangun
ruang
yang kalian ketahui?””
penyampaian tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
dilanjutkan
dengan
38
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kontruktivisme (contructivisme) Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. b. Menemukan (inquiry) Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap kegiatan. c. Bertanya (questioning) Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir pebelajar. d. Masyarakat belajar Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide. e. Pemodelan (modeling) Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model tersebut. f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk (kinerja) maupun proses. g. Refleksi (reflection) Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3). Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2.
Pertemuan II Pada kegiatan awal guru menyampaikan apersepsi, yaitu Guru bertanya kepada siswa “Apa saja yang termasuk bangun ruang sisi
39
lengkung?” dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Kemudian dilanjutkan kegiatan inti menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kontruktivisme (contructivisme) Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. b. Menemukan (inquiry) Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap kegiatan. c. Bertanya (questioning) Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir pebelajar. d. Masyarakat belajar Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide. e. Pemodelan (modeling) Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model tersebut. f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk (kinerja) maupun proses. g. Refleksi (reflection) Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3). Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal siklus I.
40
3. 1.
Hasil Pengamatan Pertemuan I Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I adalah sebagai berikut: a.
Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan apersepsi secara jelas.
b.
Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan Kontekstual.
c.
Siswa masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan kurang memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru.
d.
Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi kelompok.
e.
Siswa juga belum dapat menyimpulkan dan merefleksi secara jelas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil observasi siklus I pertemuan I secara lebih rinci dapat dilihat
dalam lampiran lembar observasi. Berdasarkan lembar hasil observasi guru dan siswa penerapan pembelajarn dengan pendekatan kontekstual pada siklus I pertemuan I masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II. a.
Pertemuan II Hasil observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah sebagai berikut : a.
Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas tapi sudah menyampaikan apersepsi dengan baik.
b.
Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan Kontekstual.
41
c.
Siswa masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan kurang memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru. .
d.
Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi kelompok.
e.
Siswa juga belum dapat menyimpulkan secara jelas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru dan
aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pendekatan kontekstual dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus I pertemuan II. Hasil observasi akan digunakan sebagai pemantapan pada siklus I akan diperbaiki kekurangannya pada siklus II.
4.
Hasil Tindakan Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil belajar siswa yang
dapat dilihat pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Hasil Belajar Matematika Siklus I Nilai
Jumlah Siswa 5 18 Jumlah 31 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Persentase (%) 22% 78% 100%
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas 73 100 35
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siklus 1 siswa yang tuntas 18 siswa (78%) dan siswa yang tidak 5 siswa (22%). Hasil belajar matematika pada siklus I apabila disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.2 :
42
100% 80% 60% 40% 20% 0% Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.2 Hasil Belajar Matematika Siklus I Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2, diketahui siswa yang tuntas 18 siswa (81%) dan siswa yang tidak tuntas 5 siswa (19%).
5.
Refleksi Refleksi pada siklus I difokuskan pada berbagai masalah yang muncul pada
pelaksanaan tindakan yang digunakan untuk memperbaiki siklus II. Adapun permasalahan yang ada adalah sebagai berikut: a.
Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas, guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan Kontekstual.
b.
Siswa masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok
dan kurang
memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru.Dari hasil lembar observasi siswa pada pertemuan pertama jumlah skor rata-rata 34 dengan kriteria baik, sedangkan pada pertemuan kedua skor rata-rata menjadi 42 juga dengan kriteria baik. c.
Hasil belajar rata-rata siklus I pada penelitian ini menunjukan bahwa ratarata nilai siswa 73, Siswa yang tuntas sebanyak 18 (78%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (22%) dengan nilai berada di bawah KKM yaitu 60.
43
d.
Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. Siswa juga belum dapat menyimpulkan secara jelas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dari berbagai permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus
I maka perlu diadakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya yaitu pada siklus II, maka hal-hal yang perlu diperbaiki untuk tahap pelaksanaan siklus berikutnya antara lain: a. Guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas agar siswa mudah memahami pembelajaran yang akan dilakukan. b. Guru meminta kepada seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi, karena penyelesaian LKS
yang diberikan guru adalah tanggung jawab seluruh
anggota kelompok. c. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. d. Guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih berani untuk bertanya dan melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
4.3 Deskripsi Hasil Siklus II Kelemahan-kelemahan
siklus
I
dimasukkan
dalam
perencanaan
pembelajaran siklus II sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari yang terjadi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.
4.3.1 1.
Perencanaan Tindakan
Pertemuan I Peneliti
menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran. Peneliti merancang RPP pertemuan I dengan pokok bahasan “ Jaring-jaring Balok” dengan tujuan pembelajaran : melalui penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian jaring-jaring balok, melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan bangun datar yang dibentuk oleh jaring-jaring balok, melalui diskuski kelompok, siswa dapat menentukan
44
alas dan tutup dari jaring-jaring balok, melalui diskusi kelompok, siswa dapat menentukan dan menggambar jaring-jaring balok. Kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual yaitu: a. Kontruktivisme (contructivisme) Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. b. Menemukan (inquiry) Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap kegiatan. c. Bertanya (questioning) Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir pebelajar. d. Masyarakat belajar Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide. e. Pemodelan (modeling) Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model tersebut. f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk (kinerja) maupun proses. g. Refleksi (reflection) Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3). Kegiatan akhir dilakukan dengan penarikan kesimpulan hasil pembelajaran dan refleksi melibatkan siswa. 2.
Pertemuan II Peneliti
menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran diantaranya RPP pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar
45
observasi, media pembelajaran pelajaran dengan materi “Jaring-jaring Kubus”. Kemudian menentukan tujuan pembelajaran yaitu: melalui penjelasan
guru,
siswa
dapat
menjelaskan
pengertian
jaring-jaring
kubus,melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan bangun datar yang dibentuk oleh jaring-jaring kubus, melalui diskuski kelompok, siswa dapat menentukan alas dan
tutup dari jaring-jaring kubus, melalui diskusi
kelompok, siswa dapat menentukan dan menggambar jaring-jaring kubus. Pembelajaran yang dilakukan meliputi kegiatan inti yang sesuai dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual: a.
Kontruktivisme (contructivisme) Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal. b.
Menemukan (inquiry) Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap
kegiatan. c.
Bertanya (questioning) Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berfikir pebelajar. d.
Masyarakat belajar Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.
e.
Pemodelan (modeling) Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model tersebut.
f.
Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk (kinerja) maupun proses.
g.
Refleksi (reflection) Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah selanjutnya. (Mappasoro,2008: III-3).
46
Kegiatan akhir akan dilakukan dengan guru menarik kesimpulan dan refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dipelajari dengan melibatkan siswa. setelah menarik kesimpulan guru memberikan soal siklus II kepada siwa.
3.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan,
dan pemantapan pada siklus I. Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung 70menit (2x35menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Mei 2014, pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Meil 2014. 1.
Pertemuan I Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi, yaitu Guru mengingatkan kembali tentang bangun ruang dengan bertanya “ Bangun ruang apa saja yang kalian ketahui?” dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kontruktivisme (contructivisme) Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. b. Menemukan (inquiry) Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap kegiatan. c.
Bertanya (questioning) Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berfikir pebelajar. d. Masyarakat belajar Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.
47
e. Pemodelan (modeling) Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model tersebut. f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk (kinerja) maupun proses. g. Refleksi (reflection) Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3). Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa yang harus menyimpulkan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2.
Pertemuan II Pada awal kegiatan pembelajaran guru memberikan apersepsi, yaitu Guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari dengan bertanya kepada siswa “Bangun ruang apa saja yang kalian ketahui? Bangun ruang apa yang termasuk bangun ruang sisi tegak?” dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Kemudian dilanjutkan kegiatan inti menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kontruktivisme (contructivisme) Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. b. Menemukan (inquiry) Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap kegiatan. c.
Bertanya (questioning) Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berfikir pebelajar. d. Masyarakat belajar
48
Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide. e. Pemodelan (modeling) Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model tersebut. f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk (kinerja) maupun proses. g. Refleksi (reflection) Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah selanjutnya. (Mappasoro,2008: III-3). Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa yang harus menyimpulkan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal siklus II.
3. a.
Hasil Pengamatan Pertemuan I 1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas, guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan Kontekstual. 2) Siswa aktif dalam berdiskusi kelompok dan sudah memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru. 3) Guru juga selalu mendorong seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi dan anggota kelompok dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan LKS. 4) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
49
Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pendekatan kontekstual dapat dilihat pada lampiran lembar observasi dang guru siklus II pertemuan I. b.
Pertemuan II 1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas, guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan Kontekstual. 2) Siswa sangat aktif dan berantusias dalam berdiskusi kelompok dan sudah memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru. 3) Guru selalu mendorong seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi dan anggota kelompok dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan LKS. 4) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami sehingga siswa berapartisipasi aktif dalam pembelajaran Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru dan aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model pendekatan kontekstual secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa siklus II pertemuan II. Guru sudah sangat baik dalam menerapkan pendekatan kontektual karena dapat meningkatkan aktivitas semua.
4.
Hasil Tindakan Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil belajar
Matematika yang dapat dilihat dalam tabel 4.3:
50
Tabel 4.3 Hasil Belajar Matematika Siklus II Nilai
Jumlah Siswa 0 23 Jumlah 23 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Persentase (%) 0% 100% 100%
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas 81 100 65
Bedasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hasil belajar matematika siklus II siswa yang tuntas 23 siswa (100%) dan yang tidak tuntas 0 siswa (0%). Hasil belajar Matematika siklus II apabila disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.3: 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.3 Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa hasil belajar Matematika tuntas 100%.
5.
Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi dari segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi pertemuan I, II, dan hasil belajar siswa sertas minat belajar siswa pada akhir siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan terjadi
51
peningkatan dari siklus I. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus II, maka diperoleh antara lain sebagai berikut:
1.4
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang hasil belajar Matematika pra siklus,
siklus I, dan siklus II, maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa setelah guru menerapkan pendekatan kontekstual (CTL). Rekapitulasi hasil belajar Matematika siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No
Kriteria
1 2
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Pra Siklus Frekuensi % 14 61 9 30 23 100
Siklus I Frekuensi % 18 78 5 22 23 100
Siklus II Frekuensi % 23 100 0 0 23 100
Dari tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar Matematika yang tuntas. Terbukti pada pra siklus yang tuntas 14 siswa (61%), siklus I jumlah siswa yang tuntas ada 18 siswa (78%), sedangkan siklus II jumlah siswa yang mampu mencapai KKM (60) ada 23 siswa (100%). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil belajar Matematika Pra Siklus, siklus I, dan siklus II apabila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.4:
52
120%
Frekuensi
100% 80%
60%
Tuntas
40%
Tidak Tuntas
20% 0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Pembelajaran
Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan
kontekstual
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
matematika.
Peningkatan hasil belajar matematika siswa pada penelitian ini karena pendekatan kontekstual
mempunyai
kelebihan-kelebihan,
yaitu:
kerja
sama,
saling
menunjang, menyenangkan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif dan sharing dengan teman (Mappasoro, 2008: III-2). Kelebihan-kelebihan tersebut dalam pembelajaran matematika yang dilakukan pada PTK ini benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suparmin (2012) dengan Judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Jatiharjo tentang Bangun Ruang Kubus dan Balok dengan Menggunakan Pendekatan Contexstual Teaching And Learning Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini juga mendukung penelitian Wibowo (2013) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) Komponen Inkuiri Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Kecamatan Pulokulonl Kabupaten Grobogan”.