83
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MODEL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU BANGUNAN GEDUNG KELAS X TEKNIK BANGUNAN SMKN 1 PADANG *
**
***
(Ranny Yulia , M. Husni , Juniman Silalahi
Email:
[email protected] ABSTRACT
This study aims to determine the different of media use models in teaching Science Building on the results of class X students of Engineering Building SMKN 1 Padang. This study is a quasi-experimental Pre-test Post- test NonEquivalent Control Group Design. Cluster sampling using random sampling. Data collection instruments such as achievement test. The results of this study concluded that there was a significant effect of the use of media in teaching models Sciences Building on student learning outcomes. The use of media in learning models help students remember, understand, analyze, evaluate and create so that the learning objectives are achieved and improved student learning outcomes. Key words : media model, hasil belajar * ** ***
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP Dosen Teknik Sipil FT UNP
“Hasil belajar merupakan perolehan dari
PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran”
Keberhasilan proses pembelajaran di kelas
Berdasarkan observasi di SMKN 1
memiliki
peranan
penting
dalam
Padang penulis menemukan hasil belajar
tercapainya
tujuan
pendidikan.
Untuk
siswa
mengetahui
keberhasilan
pembelajaran
pada
kompetensi
dasar
mendeskripsikan bagian-bagian bangunan
tersebut maka dilakukan penilaian terhadap
gedung
kemampuan siswa setelah pembelajaran.
Gedung tahun ajaran 2011/2012 yang
Purwanto (2011:45) mengemukakan bahwa
diperlihatkan pada tabel 1.
mata pelajaran Ilmu Bangunan
Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Pokok Bahasan BagianBagian Bangunan Gedung Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X GB A X GB B X KB X KK
Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
27 27 29 20
89 85 87 89
0 0 0 0
54,48 54,52 56,90 61,10
Sumber: Guru mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung SMKN 1 Padang
Ranny Yulia
84
Dilihat dari hasil belajar di atas dan
Ketika terdapat siswa yang bertanya
kriteria ketuntasan minimum (KKM) siswa
tentang bagian bangunan yang kurang ia
untuk mata pelajaran tersebut yaitu 80,
pahami, guru meminta tanggapan dari siswa
maka dengan nilai rata-rata yang demikian
yang
masih banyak siswa yang memperoleh hasil
menjelaskan
yang tidak memuaskan.
tanggapan
Sedangkan Ilmu Bangunan Gedung merupakan
mata
pelajaran
dasar
kompetensi keahlian untuk mengenalkan
lain
terlebih
dahulu
kembali. siswa
sebelum
Namun
yang
lain
dari penulis
mengetahui bahwa siswa tersebut memiliki pemahaman yang berlainan. Sedangkan
mata
pelajaran
Ilmu
siswa kepada komponen bangunan gedung
Bangunan Gedung menuntut guru untuk
secara keseluruhan, dengan hasil belajar
mengidentifikasi suatu bangunan secara
yang demikian tentu jauh dari tujuan
rinci, terutama bangunan sederhana dari
pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung.
pondasi
hingga
atap.
Guru
akan
proses
membutuhkan sekurang-kurangnya gambar
pembelajaran di kelas, penulis mengetahui
sederhana atau media visual lain untuk
bahwa proses pembelajaran mata pelajaran
merepresentasikan
Ilmu Bangunan Gedung di kelas X Teknik
disampaikan secara lisan.
Setelah
penulis
mengamati
keterangan
yang
media
Dari gambaran di atas, penulis menduga
papan tulis. Ketika guru menerangkan
bahwa proses pembelajaran Ilmu Bangunan
pokok bahasan bagian-bagian bangunan
Gedung terkendala pada penggunaan media
gedung,
pembelajaran yang kurang tepat yang
Bangunan
hanya
guru
menggunakan
menerangkan
dengan
mempengaruhi pemahaman siswa terhadap
berceramah. Selanjutnya, dari wawancara dengan siswa
diketahui
bahwa
siswa
sering
materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut rendah.
pembelajaran
Peraturan pemerintah nomor 41 tahun
karena guru menerangkan dengan gambar
2007 tentang standar proses menyatakan
sederhana, tidak dalam bentuk gambar
perancangan
perspektif. Selanjutnya guru menjelaskan
menggunakan metode dan materi pelajaran
secara singkat tentang gambar tersebut dan
yang
meminta siswa untuk membayangkannya
pebelajaran. Materi pelajaran dan media
pada keaadaan yang nyata, tetapi siswa sulit
pembelajaran
melakukan hal tersebut sehingga siswa
kecocokan satu sama lain sehingga proses
semakin kebingungan.
pembelajaran
kebingungan
mengikuti
proses
disesuaikan
pembelajaran dengan
direncanakan memenuhi
media memiliki tujuan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013
85
pembelajaran dan siswa memperoleh hasil
serta mempermudah memahami pelajaran,
belajar yang baik.
siswa tidak hanya mendengar uraian guru
Materi pembelajaran Ilmu bangunan Gedung
pada
kompetensi
dasar
namun juga dapat mengamati, mendemonstrasikan dan lain-lain, guru juga dapat
mendeskripsikan bagian-bagian bangunan
menvariasikan
gedung bertujuan setelah pembelajaran
Selanjutnya Rayandra (2011:20) menya-
selesai
takan
siswa
mampu
mendeskripsikan
metode
“Pemilihan
pembelajaran.
media
pembelajaran
bangunan secara keseluruhan dari pondasi
disesuaikan dengan tujuan, materi, dan
hingga atap bangunan. Tujuan tersebut
metode pembelajaran serta karakteristik
menuntut
mendapatkan
peserta didik karena media apapun tidak
pengalaman belajar tentang bagian-bagian
dapat digunakan secara efektif jika tidak
bangunan
sesuai dengan sasaran”.
siswa
untuk
sehingga
mampu
meng-
identifikasi satu persatu bagian bangunan
Secara garis besar media pembelajaran
tersebut baik dari fungsi, letak bagian
diklasifikasikan menjadi empat jenis antara
bangunan, komposisi serta kekuatannya.
lain
Dengan demikian sekiranya penggunaan
mengandalkan penglihatan seperti media
media yang tepat pada proses pembelajaran
cetak, model. Kedua media audio yang
akan membatu siswa dalam proses perfikir
mengandalkan indera pendengaran seperti
kognitif
radio, CD player. Ketiga media audio visual
sehingga
tujuan
pembelajaran
merupakan
media
perantara
media
visual
yang
yang melibatkan indera pendengaran dan
dapat tercapi dengan baik. Selanjutnya,
pertama
pembelajaran pesan
yang
disampaikan atau disalurkan dari sumber pesan yaitu guru kepada penerima pesan
penglihatan sekaligus. Keempat multimedia yang melibatkan beberapa jenis media dalam proses pembelajaran. Pemilihan media yang tidak disesuaikan
atau siswa dalam proses pembelajaran.
dengan
Pesan
yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
disamaikan oleh guru dengan bantuan
pembelajaran sehingga berdampak pada
media sehingga dapat dipahami oleh siswa
hasil belajar siswa. Jika pesan yang
secara efisien dan efektif. Adapun manfaat
disampaikan berupa materi pembelajaran
media
dengan
berupa
materi
pembelajaran
pelajaran
dalam
proses
materi
media
pembelajaran
yang
tidak
akan
memiliki
Nana
singkronisasi maka akan mengakibatkan
Sudjana dan Ahmad Rivai (1990:2) antara
tidak tersalurnya pesan tersebut secara baik
lain dapat menumbuhkan motivasi siswa
sehingga penerima pesan
pembelajaran
dikemukakan
oleh
tidak
dapat
Ranny Yulia
86
memahami pesan secara keseluruhan dan
bangunan sederhana dan media model
benar, demikian juga dengan pembelajaran.
hubungan penulangan balok dan kolom.
Berdasarkan materi pembelajaran pada
Penggunaan media model
pokok bahasan bagian-bagian bangunan
dapat
gedung sekiranya media visual yaitu media
mengampaikan
model merupakan media yang tepat. Hujair
sehingga pesan yang disampaikan dalam
(2011:113) mengemukakan “Model adalah
bentuk materi pembalajaran tersebut dapat
benda tiga dimensi dari beberapa objek
diterima siswa secara utuh.
nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu
membantu
diharapakan
guru
materi
dalam
pembelajaran,
Penggunaan media model diharapkan
kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau
memudahkan
terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas
memahami, selanjutnya mengaplikasikan,
dan dipelajari peserta didik dalam wujud
menganalisis,
aslinya”.
Selain
model
berkreasi
menurut
Rayandra
adalah
pemahaman yang didapat siswa dari media
“Upaya
untuk
itu
kelebihan (2011:56)
mengatasi
keterbatasan
model
siswa serta
dengan
tersebut.
mengingat
serta
mengevaluasi
dan
berpedoman Maka,
pada
penelitian
ini
benda realita, mudah dalam mobilitas,
berjudul “Pengaruh Penggunaan Media
dimana model mudah dibawa ke ruang
Model
kelas,
Bangunan
dan
model
bagian-bagian
mampu
penting
menjukkan
suatu
objek”.
Adapun tujuan pembuatan media model adalah untuk mengganti benda asli yang tidak mungkin untuk dapat ditampilkan didepan kelas, jika dibuatkan modelnya maka benda tersebut dapat dibawa ke ruang kelas dalam bentuk benda tiruan yang lebih kecil
atau
lebih
memperlihatkan
besar,
model
bagian-bagian
penting
sehingga dapat dipelajari oleh siswa. Apapun
media
model
yang
yang
sekiranya tepat untuk pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung pada kompetensi dasar
Terhadap Gedung
Hasil
Belajar
Kelas
X
Ilmu Teknik
Bangunan SMKN 1 Padang”. Rumusan Masalah Berdasarkan jabaran di atas maka rumusan
masalah
pada
penelitian
ini
adalah: ”Seberapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media model
dengan
siswa
yang
tidak
menggunakan media model dalam proses pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung kelas X Teknik Bangunan SMKN 1 Padang”. Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi bagian-bagian bangunan
mengetahui besar perbedaan hasil belajar
gedung adalah media model rangka struktur
siswa kelas X Teknik Bangunan SMKN 1
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013
87
Padang yang menggunaan media model
penelitian akan dilakukan pre test pada
dalam proses pembelajaran Ilmu Bangunan
kedua kelas sampel kemudian dilaksanakan
Gedung kompetensi dasar mendeskripsikan
pembelajaran dengan media model pada
bagian-bagian bangunan gedung dengan
kelas eksperimen dan tanpa media model
yang tidak menggunakan media model.
pada kelas kontrol, selanjutnya diadakan post test. Teknik analisis data menggunakan
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu
tipe
Pre-Test
Post-Test
Non-
Equivalent Control Group Design. Sampel diambil dari kelas X Teknik Bangunan
uji
hipotesis
kontrol
dan
kelas
X
GBB
sebagai
uji
t.
Sebelum
dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji F.
SMKN 1 Padang dengan teknik Cluster Random Sampling. Kelas X GBA sebagai
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
eksperimen. Variabel penelitian ini adalah
September
pembelajaran dengan menggunakan media
Bangunan SMKN 1 Padang. Penelitian
model rangka struktur bangunan sederhana
dimulai dengan melakukan pre test pada
dan hubungan penulangan balok dan kolom
kedua kelas sampel untuk mengetahui
dalam
Bangunan
kemampuan
Gedung kompetensi dasar mendeskripsikan
memperoleh
bagian-bagian bangunan gedung sebagai
dilaksanakan pembelajaran yang berbeda
variabel bebas. Sedang variabel terikat
antara
adalah hasil belajar siswa yang diperoleh
eksperimen,
pembelajaran
Ilmu
dari pre test dan post test dengan instrumen
2012
di
kelas
awal
siswa
pembelajaran,
kelas
kontrol
Pembelajaran
di
X
sebelum Selanjutnya
dangan
kelas
Teknik
kelas
eksperimen
berupa tes hasil belajar yang telah diuji
diberikan
validitas, daya pembeda, tingkat kesukara,
model sedangkan di kelas kontrol tidak
dan reliabilitasnya.
menggunakan
pembelajaran media
dengan model.
media Namun
Pada tahap persiapan, yang dilakukan
kompetensi dasarnya sama pada kedua
penulis adalah membuat media yaitu media
kelas yaitu mendeskripsikan bagian-bagian
model rangka struktur bangunan sederhana,
bangunan
menentukan jadwal penelitian, menyusun
pembelajaran
perangkat
menyusun
tersebut selesai dipelajari siswa maka
uji
dilakukan post test di kedua kelas untuk
instrumen, instrumen.
pembelajaran, dan Pada
melakukan tahap
coba
pelaksanaan
gedung, pada
setelah
materi
kompetensi
dasar
Ranny Yulia
88
mengetahui seberapa besar peningkatan
siswa seperti terlihat pada tabel berikut
kemampuan siswa setelah dilaksanakan
(Tabel 3).
pembelajaran.
Berdasar data pada tabel 3 diketahui
Data yang pertama diperoleh adalah
bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
hasil pre test siswa kedua kelas sampel
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
yaitu sebagai berikut (Tabel 2).
kontrol selisihnya yaitu 25,943. Selanjutnya
Dari tabel 2,
dapat diketahui bahwa
penulis membandingkan hasil pre test dan
nilai rata-rata kelas ekperimen lebih tingga
post
dari rata-rata kelas kontrol dengan selisih
masing-masing kelas sehingga diketahui
0,49 yang berarti bahwa kemampuan awal
gain
siswa pada kedua kelas relative sama
sebagaimana
sebelum dilaksanakan pembelajaran yang
berikut (Tabel 4).
berbeda, yaitu pembelajaran dengan media model
pada
kelas
eksperimen
test
masing-masing
skor
siswa
pada
masing-masing
kelas
yaitu
diperlihatkan
pada
tabel
Dari tabel 4 tersebut dapat diketahui
dan
bahwa gain skor kelas ekperimen lebih
pembelajaran tanpa media model pada kelas
tinggi dari pada gain skor kelasn kontrol,
kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran
adapun selisih antar gain skor tersebut
dan tes akhir maka diperoleh hasil post test
adalah 25,30.
Tabel 2. Hasil Pre Test Siswa Kelas Eksperimen Kontrol
N 22 27
Nilai Min 0 0
Nilai Max 20 15
Nilai Min 25 10
Nilai Max 95 90
S
S2
7,86 7,37
6,46 4,69
41,75 22,01
X
S
S2
22,11 22,41
488,72 502,42
X
Tabel 3. Hasil Post Test Siswa Kelas Eksperimen Kontrol
N 22 27
Tabel 4. Gain Skor Kelas Sampel Kelas N X Eksperimen 22 7,86 Kontrol 27 7,37
65,091 39,148
X
65,09 39,15
X
Skor 57,23 31,93
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013
89
diketahui bahwa pada pre test dan post test
Pengujian Hasil Penelitian Terlebih dahulu data dilakukan uji
memiliki Fhitung yang lebih kecil dari
normalitas dengan uji Liliefors untuk
Fhitung-nya,
maka
dapat
disimpulkan
mengetahui data berdistribusi normal atau
bahwa kedua sampel memiliki varians yang
tidak. Dimana L0 (Lhitung) dibandingkan
homogen baik pada pre test maupun post
dengan L1 (Ltabel) pada taraf nyata 5%.
test.
terlihat pada tabel berikut (Tabel 5).
Selanjutnya uji hipotesis menggunakan
Berdasar tabel-5 di atas diketahui bahwa
uji t yaitu membandingkan thitung dengan
Lhitung pada kedua kelas lebih kecil dari
ttabel dalam taraf nyata 5% dan dk 47.
Ltabel-nya, maka dapat disimpulkan bahwa
Maka tabel berikut menampilkan hasil
data kedua kelas tersebut berdistribusi
analisis uji hipotesis:
normal.
Dari tabel dimaksud dapat diketahui mengetahui
bahwa t-hitung lebih basar dari t-tabel,
kelompok data tersebut apakah memiliki
mengacu pada hipotesis yang diajukan
varians yang homogen atau tidak maka
maka H0 ditolak sehingga H1 diterima
dilakukan uji F, yaitu membandingkan F0
berarti terdapat perbedaan hasil belajar
(Fhitung) dengan F1 (Ftabel) dalam taraf nyata
siswa kelas eksperimen dengan hasil belajar
5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada
siswa kelas kontrol yaitu hasil belajar siswa
tabel berikut (Tabel 6).
kelas eksperimen lebih baik dari hasil
Selanjutnya
untuk
Berdasar pada tabel di atas dapat
belajar siswa kelas kontrol.
Tebel 5. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Kontrol
N 22 27
L hitung 0,1736 0,1591
L tabel 0,1832 0,1682
Keterangan Normal Normal
F hitung 1,8970 1,0280
F tabel 1,9820 2,0370
Keterangan Homogen Homogen
Tebel 6. Uji Homogenitas Kategori Tes Pre test Post test Tabel 7. Uji Hipotesis Gain Skor Kelas Eksperimen Kontrol
N 22 27
X
Skor 57,23 31,93
S 19,92 21,94
t hitung
t tabel
Keterangan
4,1869
2,0137
H0 ditolak
Ranny Yulia
90
Pembahasan Berdasarkan uji hipotesis pada gain skor yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas ekperimen dengan hasil belajar siswa kelas kontrol. Diketahui bahwa gain skor kelas ekperimen lebih tinggi dibanding gain skor kelas kontrol. Tingginya gain skor pada kelas eksperimen menunjukkan
bahwa
terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa kelas tersebut setelah dilakukan post test. Kelas ekperimen mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan dikarenakan pengaruh dari penggunaan media model pada proses pembelajaran di kelas. Media model rangka struktur bangunan sederhana dan media model hubungan penulangan balok dan kolom pada proses pembelajaran Ilmu Banganan Gedung dapat mengganti benda asli yang tidak mungkin untuk dapat ditampilkan didepan kelas, jika dibuatkan modelnya maka benda tersebut dapat dibawa ke ruang kelas dalam bentuk benda tiruan yang lebih kecil.
Gambar 2. Model penulangan hubungan kolom dan balok Penggunaan pembelajaran
media
model
mendeskripsikan
dalam bagian-
bagian bangunan gedung membantu guru dalam menvisualkan benda-benda yang akan diterangkan karena model merupakan benda tiga dimensi yang serupa dengan benda asli yang dibuat dengan skala tertentu, sehingga siswa dapat langsung mengamati benda yang diterangkan guru dalam ukuran yang lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan
dengan benda
aslinya. Dengan demikian penggunaan model akan
meningkatkan
pemahaman
siswa
tentang objek pelajaran, yang selanjutnya mengaplikasikan, mengevaluasi
menganalisis,
serta
berkreasi
serta dengan
berpedoman pada pemahaman yang didapat nya dari media model tersebut. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media model dalam
pembelajaran
Ilmu
Bangunan
Gedung terhadap hasil belajar siswa Kelas Gambar 1. Media model rangka struktur bangunan sederhana
X Teknik Bangunan SMKN 1 Padang.
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013
terutama
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
kompetensi
dasar
mendeskripsikan bagian-bagian bangunan
disimpulkan
gedung, dan hendaknya pihak sekolah
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
memfasilitasi guru dalam pembuatan media
yang signifikan dari penggunaan media
model untuk keperluan pembelajaran di
model pada proses pembelajaran Ilmu
kelas.
maka
penelitian
pada
dan
pembahasan,
hasil
91
dapat
Bangunan Gedung terhadap hasil belajar siswa kelas X Teknik Bangunan SMKN 1 Padang. Dimana hasil belajar siswa yang menggunakan media model lebih baik dari hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media model. Dengan menggunakan media model pada proses pembelajaran siswa dapat mengingat, memahami, menganalisis, mengevaluasi
serta
berkreasi
sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa meningkat. Selanjutnya disarankan hendaknya guru menggunakan pembelajaran
media Ilmu
model
dalam
Bangunan
Gedung
KEPUSTAKAAN Hujair, AH. Sanaky. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Nana Sudjana, Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Bandung Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rayandra, Asyhar. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.