40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan pada hasil tes awal sebelum penelitian pada siswa kelas VI, ditemukan bahwa pembelajaran matematika belum optimal. Siswa kurang memperhatikan materi pembelajaran dan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran. Ketika guru memulai kegiatan pembelajaran, kelas nampak sepi dan banyak siswa yang diam dan pasif. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar matematika menjadi rendah dari KKM yaitu ≥ 65. Adapun nilai hasil belajar dapat dipaparkan sebagai berikut : Tabel 4. 1 Daftar Nilai Tes (Pra Siklus)
X 100 90 80 70 60 50 40 Jumlah
f 0 1 1 6 3 5 0 18 Nilai rata-rata
fX 0 90 160 420 180 250 0 1100 61
Keterangan :
X
: Nilai
f
: Frekuensi, jumlah siswa yang mendapat nilai
fX
: Jumlah siswa x Nilai
a)
Jumlah nilai yang dicapai siswa dalam satu kelas = 1100
b)
Jumlah siswa yang mengikuti tes = 18
c)
Nilai rata-rata kelas adalah = 61
40
41
Hasil tes pada pra siklus apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar disajikan dalam bentuk tabel 4.2 dan diagram 4.1 di bawah ini : Tabel 4.2 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus
No 1 2
Nilai < 65 ≥ 65 Jumlah
Frekuensi 10 8 18
Persentase 55,56% 44,44% 100%
Keterangan Belum tuntas Tuntas
Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus 12 10 8 belum tuntas
6
tuntas
4 2 0 F rek uens i
Diagram 4.1 Hasil Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VI masih rendah, dapat kita lihat, dari 18 siswa hanya 8 siswa atau 44,44% siswa yang Tuntas, artinya dapat mencapai KKM yakni ≥ 65. Sedangkan 10 siswa atau 55,56% yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM ≥ 65. Rata-rata nilai matematika 61.
42
4.1.2 Hasil Siklus I Setelah dilakukan tes formatif pada pembelajaran siklus I, diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel 4.3 Nilai Tes Siklus I
X 100 90 80 70 60 50 40 Jumlah
f 0 4 2 8 4 0 0 18 Nilai rata-rata
fX 0 360 160 560 240 0 0 1320 73
Keterangan :
X
: Nilai
f
: Frekuensi, jumlah siswa yang mendapat nilai
fX
: Jumlah siswa x Nilai
a)
Jumlah nilai yang dicapai siswa dalam satu kelas = 1320
b)
Jumlah siswa yang mengikuti tes = 18
c)
Nilai rata-rata kelas adalah 73
Jumlah nilai siswa dalam satu kelas Jumlah siswa peserta tes =
1320 18
= 73 Jadi nilai rata-rata kelas pada hasil tes siklus I adalah 73. Hasil tes pada pra siklus apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar disajikan dalam bentuk tabel 4.4 dan diagram 4.2 di bawah ini :
43
Tabel 4.4 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Nilai < 65 ≥ 65 Jumlah
No 1 2
Jumlah Siswa 2 16 18
Persentase 11,11% 88,89% 100%
Keterangan Belum tuntas Tuntas
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I 18 16 14 12 10
belum tuntas tuntas
8 6 4 2 0 Jumlah Siswa
Diagram 4.2 Hasil Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 di atas perolehan hasil belajar pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 16 anak atau 88,89%, sedangkan 11,11% atau 2 anak lainnya belum tuntas belajar, artinya nilai hasil tes siklus 1 belum dapat mencapai KKM yakni ≥ 65. Rata-rata nilai hasil belajar 73. Nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 60. Secara umum, bila dibandingkan dengan pra siklus, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. 1.
Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pembelajaran 1 dan 2 yang dikembangkan berdasarkan
hasil studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi yang akan diajukan.
44
Pada perencanaan tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti dan rekan sejawat berdiskusi untuk : a.
Menyusun Rencana Pembelajaran. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai petunjuk dan pegangan guru dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan terarah (periksa pada lampiran).
2.
b.
Menyusun Lembar Kerja Siswa / LKS (pada lampiran)
c.
Menyusun dan menyiapkan pedoman dan lembar observasi
d.
Menyusun soal-soal tes (pada lampiran).
Pelaksanaan Tindakan Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Agustus 2013 pukul 07.15
sampai 08.25 WIB. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 18 terdiri dari 8 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki, serta dihadiri dua orang rekan sejawat sebagai observer. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media sesuai rencana pada pembelajaran dan diobservasi oleh teman sejawat. 3.
Observasi. Pada pengamatan oleh observer selama pembelajaran siklus I berlangsung,
yakni dengan menggunakan metode Meaningful Instructional Design
dapat diketahui
sebagian besar siswa sudah masuk dalam kategori aktif, namun masih terdapat dua anak yang masih belum aktif dalam pembelajaran, yakni masuk dalam kategori cukup aktif. Hal ini perlu ditindak lanjuti dengan refleksi dan data kinerja guru. Adapun data kinerja guru pada siklus I yang dinilai oleh observer disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
45
Perolehan Hasil Observasi Siklus I
No
Aspek yang dinilai
1
1. Orientasi mengajar 2. Topik-topik yang relevan 3. Metode mengajar 4. Bimbingan pelaksanaan rancangan 5. Komunikasi hasil 6. Pemaknaan 7. Evaluasi dan refleksi Jumlah Nilai rata-rata
Skala Nilai 2 3 4 � � � � � � � 26 3,6
5
Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi meliputi : a.
Orientasi mengajar (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
b.
Topik-topik yang relevan (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
c.
Metode mengajar (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
d.
Bimbingan pelaksanaan rancangan (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
e.
Komunikasi hasil (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
f.
Pemaknaan (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
g.
Evaluasi dan refleksi (skor : 1, 2, 3, 4, 5)
Keterangan : 1
= kurang sekali
2
= kurang
3
= cukup
4
= baik
5
= baik sekali Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hasil kinerja guru pada siklus I dapat
diketahui sebagian besar aspek penilaian guru sudah baik, yakni dengan memperoleh skor 4. Namun ada tiga aspek yang masih memperoleh skor 3, yakni aspek topik-topik yang relevan dengan pengalaman siswa, komunikasi hasil, dan pemaknaan. Dalam hal ini guru masih
kurang
memberikan topik-topik berdasarkan pengalaman siswa, serta hasil
presentasi diskusi kelompok masih belum maksimal. Selain itu, guru kurang melakukan
46
pemaknaan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Guru sudah dapat membawakan atau melakukan kegiatan pembelajaran sesuai metode yang ditentukan. Sintak yang terdapat pada metode Meaningful Instructional Design sudah dilakukan oleh guru dengan baik. 4.
Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan
siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dalam proses belajar mengajar belum ada perkembangan yang cukup berarti. Artinya siswa masih banyak yang ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa masih kurang berani bertanya, dan dalam diskusi kelompok masih ada siswa yang kurang aktif dan kesulitan dalam mengerjakan tes. Di bawah ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan siswa dan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut : 1. Aspek Keberhasilan Terdapat peningkatan kedisiplinan, hal ini tampak ketika pengumpulan hasil evaluasi. Saat waktu dinyatakan habis, siswa langsung mengumpulkan dengan tertib. Hal ini berbeda dengan pengumpulan soal penjajagan pada awal pembelajaran. Setelah peneliti
mengumpulkan
hasil
observasi
dan
hasil
evaluasi,
maka
peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus I belum tampak keberhasilannya. 2. Aspek Kelemahannya a. Partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu digali dengan beberapa pertanyaan. b.
Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu ditingkatkan dengan cara perhatian lebih diutamakan.
4.1.3 Hasil Siklus II Setelah dilakukan tes formatif pada pembelajaran siklus II, diperoleh data hasil belajar siswa seperti dalam tabel 4.6 sebagai berikut :
47
Tabel 4.6
Nilai Tes Siklus II
X 100 90 80 70 60 50 40 Jumlah
f 2 5 6 5 0 0 0 18 Nilai rata-rata
fX 200 450 480 350 0 0 0 1480 82
Keterangan :
X
: Nilai
f
: Frekuensi, jumlah siswa yang mendapat nilai
fX
: Jumlah siswa x Nilai
1)
Jumlah nilai siswa dalam satu kelas = 1480
2)
Jumlah siswa yang mengikuti tes dalam satu kelas = 18
3)
Nilai rata-rata kelas adalah 82 Jumlah nilai siswa dalam satu kelas Jumlah siswa peserta tes
=
1480 18
= 82 Jadi nilai rata-rata kelas pada tes siklus II adalah 82. Hasil tes pada siklus II apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar disajikan dalam bentuk tabel 4.7 dan diagram 4.3 di bawah ini :
48
Tabel 4.7 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
No 1 2
Nilai < 65 ≥ 65 Jumlah
Jumlah Siswa 18 18
Persentase 0% 100% 100%
Keterangan Belum tuntas Tuntas
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II 20 18 16 14 12
belum tuntas
10
tuntas
8 6 4 2 0 Jumlah Siswa
Diagram 4.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siklus II Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7 di atas, perolehan hasil belajar pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 18 anak atau 100%, sedangkan tidak ada anak yang belum tuntas. Rata-rata nilai hasil belajar 82. Nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 70. Secara umum, bila dibandingkan dengan siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. 1.
Perencanaan Tindakan Pada bagian ini peneliti dibantu teman sejawat melakukan : a.
Menyusun Rencana Pembelajaran (pada lampiran)
b.
Menyiapkan lembar observasi (pada lampiran)
49
2.
c.
Menyusun LKS (pada lampiran)
d.
Menyusun soal-soal pos tes (pada lampiran)
Pelaksanaan Tindakan Tindakan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Agustus 2013
pukul 09.15 sampai 10.25 di kelas VI SD Negeri Wringingintung 01. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 18 terdiri dari 8 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki, serta dihadiri dua orang rekan sejawat sebagai observer. 3.
Observasi Pada pengamatan oleh observer selama pembelajaran siklus II berlangsung,
yakni dengan menggunakan metode Meaningful Instructional Design
dapat diketahui
semua siswa sudah masuk dalam kategori aktif. Baik dalam diskusi kelompok, maupun dalam menjawab pertanyaan dari guru. Adapun data kinerja guru pada siklus II yang dinilai oleh observer disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.8 Perolehan Hasil Observasi Siklus II No
Aspek yang dinilai
1. Orientasi mengajar 2. Topik-topik yang relevan 3. Metode mengajar 4. Bimbingan pelaksanaan rancangan 5. Komunikasi hasil 6. Pemaknaan 7. Evaluasi dan refleksi Jumlah Nilai rata-rata
1
Skala Nilai 4 2 3 � � � � � � 29 4,1
5 �
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil kinerja guru pada siklus II dapat diketahui bahwa kinerja guru pada siklus II telah mengalami peningkatan dan hampir sempurna, yakni dengan memperoleh skor 4, dan 5 pada masing-masing aspek. Pada aspek memberikan orientasi mengajar guru mendapat skor 5. Sedangkan aspek yang lain mendapat skor 4. Artinya guru sudah dapat membawakan atau melakukan kegiatan pembelajaran sesuai metode yang ditentukan. Sintak yang terdapat pada metode
50
Meaningful Instructional Design sudah dilakukan oleh guru dengan baik. Guru juga mampu mengelola kelas dengan baik pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan. 4.
Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan
dalam siklus II diuraikan sebagai berikut : pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukan peningkatan. Hasil refleksi pada siklus II menunjukan bahwa guru dan siswa mulai kreatif dan komunikatif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Siswa juga mulai terbisa dengan pola belajar bersama, sehingga siswa benar-benar memiliki tanggung jawab dalam kelompoknya dan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya merupakan tanggung jawab bersama. Selain itu siswa juga mulai terampil dan lancar dalam menyampaikan informasi. Karena prosentase ketuntasan sudah mencapai lebih dari 80% maka peneitian ini dinyatakan berhasil, sehingga penelitian ini cukup dengan siklus II. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Hasil Belajar Hasil belajar dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu
dengan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 dan grafik 4.1 berikut Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Uraian
Tuntas Belum tuntas Jumlah Nilai rata-rata
Nilai Rata-rata kelas Pra Siklus Siklus I Jumlah Jumlah % % siswa siswa 8 44,44% 16 88,89% 10 55,56% 2 11,11% 18 100% 18 100% 61 73
Siklus II Jumlah % siswa 18 100% 0 0% 18 100% 82
51
Dari tabel 11 dapat disimpulkan bahwa, pada pra siklus dari 18 siswa ada 8 siswa yang tuntas atau 44,44% dan 10 siswa yang belum tuntas atau 55,56% dengan nilai ratarata yang didapat 61, masih di bawah KKM 65. Pada siklus I dari 18 siswa ada 16 siswa yang tuntas atau 88,89% dan 2 siswa yang belum tuntas atau 11,11% dengan nilai ratarata yang didapat 73. Pada siklus II dari 18 siswa ada 18 siswa yang tuntas atau 100% dan tidak ada siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata yang 82. Dari uraian di atas, bila digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada gambar di bawah ini. 18 16 14 12 10
Tuntas
8
Belum Tuntas
6 4 2 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Dari tabel 4.9 dan grafik 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa pada masing-masing siklus, dan indikator kinerja tercapai yaitu lebih dari 80% siswa tuntas, yaitu KKM ≥ 65. Hal ini berarti metode Meaningful Instructional Design dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Wringingintung 01 Kecamatan Tulis pada pembelajaran IPA semester 1 tahun 2013/2014, hal tersebut dikarenakan : a) Dengan metode MID (Meaningful Instructional Design) dapat mengembangkan atau memperbanyak penguasaan keterampilan serta proses kognitif siswa. b) Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. c) Strategi ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif bertanya mengungkapkan pendapat membiasakan siswa berfikir kritis dalam proses pembelajaran.