BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dapat dilihat melalui profil responden. Profil responden pada penelitian ini meliputi kepemilikan NPWP, jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Pada tabel 4.1 dapat dilihat ringkasan dari profil responden. Tabel 4.1. Profil Responden
Data Deskriptif Kepemilikan NPWP Jenis Kelamin
Usia
Jenis Pekerjaan
Tingkat Pendidikan
Keterangan
Jumlah
%
Ya Tidak Laki-Laki Perempuan Antara 25-35 th Antara 36-45 th Antara 46-55 th Diatas 56 th PNS Karyawan Pegawai BUMN Wirausaha SMA S1 S2 Lainnya
92 8 68 32 64 33 2 1 12 81 2 5 23 53 12 12
92% 8% 68% 32% 64% 33% 2% 1% 12% 81% 2% 5% 23% 53% 12% 12%
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
73
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden memiliki NPWP (92%) dan sisanya 8% tidak memiliki NPWP. Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (68%) dan sisanya 32% berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari usianya sebagian besar responden berusia antara 25-35 tahun (64%), sementara itu sebanyak 33% responden berusia antara 3645 tahun, 2% antara 46-55 tahun dan sisanya yaitu 1% berusia diatas 56 tahun. Dilihat dari jenis pekerjaan, sebagaian besar responden bekerja sebagai karyawan yaitu 81%, sebanyak 12% sebagai PNS, 5% sebagai wirausaha dan sisanya 2% sebagai pegawai BUMN. Berdasarkan tingkat pendidikannya dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 (53%), 23% berpendidikan SMA, 12% berpendidikan S2, dan 12% berpendidikan lain-lain. 4.2 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data dari masing – masing variabel berupa mean (rata – rata), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Minimum Maximum
N Kesadaran_wp Pelayanan_fiskus Sanksi_pajak Kepatuhan_wp Valid N (listwise)
100 100 100 100 100
10 8 8 10
25 35 30 25
Mean 18.62 22.17 19.08 18.01
Std. Deviation 3.736 4.095 3.722 3.778
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
74
Tabel 4.2 menggambarkan deskripsi variabel – variabel dalam penelitian ini secara statistik. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah data yang dianalisa sebanyak 100. Variabel kesadaran wajib pajak menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 10 dan nilai maksimum adalah sebesar 25, nilai rata – rata sebesar 18.62 dan standar deviasi sebesar 3.736. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dengan cukup baik. Variabel pelayanan fiskus menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 8 dan nilai maksimum adalah sebesar 35, nilai rata – rata sebesar 22.17 dan standar deviasi sebesar 4.095. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki persepsi yang relatif baik atau positif terhadap pelayanan fiskus yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Variabel sanksi pajak menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 8 dan nilai maksimum adalah sebesar 30, nilai rata – rata sebesar 19.08 dan standar deviasi sebesar 3.722. Hal ini menunjukan bahwa responden setuju terhadap
sanksi pajak
yang dikenakan kepada wajib
pajak yang melalaikan
kepatuhan perpajakannya. Variabel kepatuhan wajib pajak menunjukkan bahwa nilai skor minimum adalah sebesar 10 dan nilai maksimum adalah sebesar 25, nilai rata – rata sebesar 18.01 dan standar deviasi sebesar 3.778. Hasil ini menunjukan bahwa responden
merupakan wajib pajak yang patuh.
75
4.3 Uji Instrumen Penelitian 4.3.1 Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Suatu butir pertanyaan dapat dikatakan valid jika nilai
rhitung ≥ rtabel.
Nilai r tabel
product moment dengan signifikansi 5%. Selain itu, pertanyaan dikatakan valid jika korelasi masing – masing indikator pertanyaan terhadap total skor menunjukkan hasil yang signifikan, sig < 0,05. Berdasarkan tabel r pada lampiran 4, diketahui nilai r tabel product moment untuk 100 responden dengan signifikansi 0,05 yaitu (n – 2) = (100 – 2) = 98 menunjukkan 0,197. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel untuk 100 responden tersebut. Tabel 4.3 Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
100
100.0
Excludeda
0
.0
100
100.0
Total
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
76
Tabel 4.4 Item-Total Statistics Scale
Mean
if Scale Variance if Corrected
Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation if Item Deleted
kwp1
74.18
134.977
.586
.916
kwp2
74.12
134.066
.706
.914
kwp3
74.19
133.792
.671
.915
kwp4
74.15
131.583
.733
.913
kwp5
74.14
137.839
.426
.919
pf1
74.31
135.327
.657
.915
pf2
75.00
137.697
.555
.917
pf3
74.66
136.509
.587
.916
pf4
74.66
137.297
.543
.917
pf5
75.09
136.790
.512
.918
pf6
75.15
137.785
.514
.918
pf7
74.12
139.602
.311
.922
sa1
74.26
136.174
.615
.916
sa2
74.64
135.021
.613
.916
sa3
74.62
134.763
.572
.916
sa4
75.00
140.424
.265
.923
sa5
74.91
140.608
.264
.923
sa6
74.77
138.401
.364
.921
kpth1
74.32
135.836
.639
.915
kpth2
74.18
132.634
.756
.913
kpth3
74.22
133.507
.724
.914
kpth4
74.23
132.906
.767
.913
kpth5
74.44
134.451
.671
.915
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
77
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak Pertanyaan
Corrected
Item-Total r tabel
Kesimpulan
Correlation ( r hitung ) Kwp1
.586
0.197
VALID
Kwp2
.706
0.197
VALID
Kwp3
.671
0.197
VALID
Kwp4
.733
0.197
VALID
Kwp5
.426
0.197
VALID
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel kesadaran wajib pajak dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pelayanan Fiskus Pertanyaan
Corrected
Item-Total r tabel
Kesimpulan
Correlation ( r hitung ) Pf1
.657
0.197
VALID
Pf2
.555
0.197
VALID
Pf3
.587
0.197
VALID
Pf4
.543
0.197
VALID
Pf5
.512
0.197
VALID
Pf6
.514
0.197
VALID
Pf7
.311
0.197
VALID
78
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel pelayanan fiskus dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sanksi Pajak Pertanyaan
Corrected
Item-Total r tabel
Kesimpulan
Correlation ( r hitung ) Sa1
.615
0.197
VALID
Sa2
.613
0.197
VALID
Sa3
.572
0.197
VALID
Sa4
.265
0.197
VALID
Sa5
.264
0.197
VALID
Sa6
.364
0.197
VALID
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel sanksi pajak dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
79
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Pertanyaan
Corrected
Item-Total r tabel
Kesimpulan
Correlation ( r hitung ) Kpth1
.639
0.197
VALID
Kpth2
.756
0.197
VALID
Kpth3
.724
0.197
VALID
Kpth4
.767
0.197
VALID
Kpth5
.671
0.197
VALID
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa masing – masing item pertanyaan yang digunakan dalam instrumen untuk variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dinyatakan valid karena total Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 4.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk – kontruk pertanyaan yang merupakan indikator suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Croanbach’s Alpha > 0,70. Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas dari lima variabel untuk 100 responden tersebut.
80
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .892
5
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Berdasarkan tabel 4.9 variabel kesadaran wajib pajak terdiri dari lima pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,892, karena 0,892 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diats bersifat reliabel. Sehingga untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pelayanan Fiskus Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .824
7
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.10 variabel pelayanan fiskus terdiri dari tujuh pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,824, karena 0,824 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diatas bersifat reliabel. Sehingga untuk selanjutnya
81
item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sanksi Pajak Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .729
6
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Berdasarkan tabel 4.11 variabel sanksi pajak terdiri dari enam pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,729, karena 0,729 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diatas bersifat reliabel. Sehingga untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .953
5
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00 Berdasarkan tabel 4.12 variabel kepatuhan wajib pajak terdiri dari lima pertanyaan yang mewakili dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,953, karena 0,953 > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa data diatas bersifat reliabel. Sehingga
82
untuk selanjutnya item – item pada masing – masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik.
4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah data dalam penelitian ini memiliki distribusi data yang normal. Uji normalitas data dimaksudkan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan baik. Data berdistribusi normal adalah data yang mempunyai angka signifikansi > 0,05. Tabel 4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
100
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean
0E-7
Std. Deviation
2.84500934
Absolute
.109
Positive
.109
Negative
-.066
Kolmogorov-Smirnov Z
1.095
Asymp. Sig. (2-tailed)
.182
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.13, terlihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 yaitu 0,182 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
83
4.4.2 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas timbul sebagai akibat adanya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih, atau adanya kenyataan bahwa dua variabel penjelas atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel lain yang berada diluar model. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari gejala multikolinearitas. Penelitian ini menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dalam Colinearity Statistics untuk mementukan ada atau tidak adanya gejala multikolinearitas. Hasil VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, sedangkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas. Hasil dari pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independen
Tolerance
VIF
Keterangan
Kesadaran Wajib Pajak
.654
1.530
Bebas Multikolinearitas
Pelayanan Fiskus
.614
1.630
Bebas Multikolinearitas
Sanksi Pajak
.744
1.345
Bebas Multikolinearitas
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Berdasarkan tabel 4.14, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing – masing variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi multikolinearitas.
84
4.4.3 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik – titik membentuk pola tertentu, maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya, jika titik – titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka telah terjadi homokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Dari gambar 4.1 diatas menunjukkan penyebaran titik – titik data yaitu titik – titik data menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
85
heteroskedastisitas. Karena tidak terjadi heterokedastisitas maka model regresi ganda layak digunakan dalam penelitian ini. 4.5 Uji Hipotesis Sesuai dengan kaidah dalam melakukan analisis regresi berganda sebagaimana dinyatakan oleh Gujarati (1997) dalam Jatmiko (2006), bahwa suatu persamaan regresi harus memiliki data yang terdistribusi normal, bebas multikolinearitas, dan bebas heterokedastisitas agar diperoleh persamaan regresi yang baik dan tidak bias. Dari hasil uji normalitas data yang telah dilakukan maka diketahui bahwa data yang diguakan dalam persamaan regresi ini terdistribusi secara normal, tidak terdapat multikolinearitas dan tidak terjadi heterokedastisitas sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda dengan baik. Hasil analisis regresi merupakan koefisien untuk masing – masing variabel independen koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis
regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Tabel 4.15 Variables Entered/Removeda Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
.
Enter
Sanksi_Pajak, 1
Kesadaran_Wp, Pelayanan_Fiskusb
a. Dependent Variable: Kepatuhan_Wp b. All requested variables entered.
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
86
Dari
tabel 4.15 diatas
menunjukkan
bahwa tidak
ada
variabel yang
dikeluarkan (removed) dalam penelitian ini atau dapat dikatakan bahwa seluruh variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi.
4.5.1 Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2) Analisis koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Tabel berikut menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R2) : Tabel 4.16 Model Summaryb Model
1
R
R
Adjusted
Std. Error of the Durbin-
Square
R Square
Estimate
Watson
0.415
2.889
1.729
.658a 0.433
a. Predictors:(constant),Sanksi_Pajak,Kesadaran_Wp, Pelayanan_Fiskus b. Dependent Variabel: Kepatuhan_Wp Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa besarnya nilai R adalah 0,658 yang berarti bahwa hubungan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak dengan kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 65,80% sedangkan untuk nilai adjusted R square adalah sebesar 0,415 yang berarti 41,5% variabel dependen
87
kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh variabel independen
yang
meliputi
kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Sedangkan sisanya 58,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
4.5.2 Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menganalisis apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Dengan demikian uji F diperlukan untuk menjawab hipotesis sebagai berikut : Ho :
Tidak terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Ha :
Terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Tabel 4.17 ANOVAa
Model
Sum
of df
Mean Square F
Sig.
.000b
Squares
1
Regression
611.676
3
203.892
Residual
801.314
96
8.347
Total
1412.990
99
24.427
a. Dependent Variable: Kepatuhan_Wp b. Predictors: (Constant), Sanksi_pajak, Kesadaran_Wp, Pelayanan_Fiskus
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
88
Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 24,427 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan pada tabel F dalam lampiran 5 dengan signifikansi 0,05 diketahui df 1 (jumlah variabel – 1) atau 4 – 1 = 3 dan df 2 (n – k – 1) atau 100 – 3 – 1 = 96, (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen), diperoleh angka sebesar 2,70. Berdasarkan kriteria uji F yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, oleh karena Fhitung > dari Ftabel (24,427> 2,70 ) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain bahwa persamaan regresi yang terbentuk dari variabel kesadaran wajib pajak (X1), pelayanan fiskus (X2), dan sanksi pajak (X3) sebagai variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y) sebagai variabel dependen.
4.5.3 Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada signifikansi 0,05. Berdasarkan tabel t pada lampiran 6 dengan tingkat signifikansi 0,05 / 2 = 0,025 dan derajat kebebasan df = n – k – 1 atau 100 – 3 – 1 = 96 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen), maka diperoleh t tabel = 1,985. Hasil uji t penelitian ini adalah sebagai berikut :
89
Tabel 4.18 Coefficientsa Standardize
Model
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
1.224
.224
Std. B
Error
2.302
1.881
Kesadaran_wp
.329
.096
.325
3.420
.001
Pelayanan_fisku
.152
.091
.165
1.684
.095
.325
.090
.320
3.595
.001
1 (Constant)
Beta
s Sanksi_pajak
a. Dependent Variable: Kepatuhan_wp
Sumber : Data diolah dengan SPSS 20.00
Berdasarkan tabel 4.18, maka dapat dijelaskan bahwa : a. Variabel Kesadaran Wajib Pajak Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha1 : Terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan tabel 4.18, dapat dilihat bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 3,420 dengan tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena thitung > dari ttabel (3,420 > 1,985) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y).
90
b. Variabel Pelayanan Fiskus Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha2 : Terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan tabel 4.18, dapat dilihat bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 1,684 dengan tingkat signifikansi 0,095. Oleh karena thitung < dari ttabel (1,684 < 1,985) dan tingkat signifikansi > 0,05 (0,095 > 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Dengan kata lain, tidak terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y).
c. Variabel Sanksi Pajak Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Ha3 : Terdapat pengaruh antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan tabel 4.18, dapat dilihat bahwa nilai t hitung diperoleh sebesar 3,595 dengan tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena thitung > dari ttabel (3,595 > 1,985) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh antara sanksi pajak (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y).
91
4.6 Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan table 4.18, maka dapat diketahui persamaan regresi untuk kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai berikut : Y
= 2,302 + 0,329X1 + 0,152X2 + 0,325X3
Dimana : Y
= Kepatuhan Wajib Pajak
X1
= Kesadaran Wajib Pajak
X2
= Pelayanan Fiskus
X3
= Sanksi Pajak
Pada model regresi ini, nilai konstanta sebesar 2,302 yang berarti jika variabel independen dalam model diasumsikan sama dengan nol, maka variabel independen diluar model tetap akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 2,302 satuan. Variabel kesadaran wajib pajak (X1) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,329, hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel kesadaran wajib pajak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,329 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, setiap peningkatan kesadaran wajib pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Variabel pelayanan fiskus (X2) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan nilai besaran koefisien regresi β2 sebesar 0,152, hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel pelayanan fiskus tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,152 apabila variabel lainnya tetap. Dengan 92
kata lain setiap peningkatan pelayanan fiskus tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Variabel sanksi pajak (X3) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dengan nilai besaran koefisien regresi β3 sebesar 0,325, hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel sanksi pajak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,325 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, setiap peningkatan sanksi pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak.
4.7 Pembahasan Kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. kesukarelaan tersebut menjadi sikap yang diperlukan untuk menjalankan sistem pemungutan pajak self assessment system. Dari hasil pengujian secara parsial (ujji t) pada tabel 4.18, didapatkan nilai signifikansi untuk kesadaran wajib pajak sebesar 0,001. hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang diperoleh sebesar 0,329, artinya apabila kesadaran wajib pajak baik maka akan cenderung meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan . Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliari (2010) yang menyatakan bahwa secara parsial, kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
93
Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak. Dalam kaitannya dengan instansi pemerintah yang memiliki kegiatan public service atau yang berhubungan dengan kepentingan umum, Ditjen Pajak harus mampu memberikan pelayanan pajak yang optimal kepada wajib pajak agar wajib pajak merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, fiskus dituntut untuk memberikan pelayanan yang ramah, adil, dan tegas setiap saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab membayar pajak. Dari hasil pengujian secara parsial (ujji t) pada tabel 4.18, didapatkan nilai signifikansi untuk pelayanan fiskus sebesar 0,095. hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012) yang menyatakan bahwa pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan akan dituruti/ditaati.dipatuhi. Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dari hasil pengujian secara parsial (ujji t) pada tabel 4.18, didapatkan nilai signifikansi untuk sanksi pajak sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Sanksi pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang diperoleh sebesar
94
0,325, artinya apabila sanksi pajak meningkat maka akan cenderung meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Kembangan. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko (2006) yang menyatakan bahwa sikap wajib pajak terhadap pelaksanaan sanksi denda secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhada[ kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan wajib pajak.
95