BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK , yang hasilnya terlihat pada hasil pengamatan (observasi) dan hasil belajar siswa. Pada evaluasi penulis mengukur hasil belajar siswa dengan tes tertulis. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari 70. Hasil ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Hasil ketuntasan belajar matematika pada pra siklus siswa kelas IV SDN Rejoagung 01 semester I 2012/2013
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah
Persentase
1
Tuntas
8
36 %
2
Belum Tuntas
14
64 %
Jumlah
22
100 %
Dari tabel 4.1 di atas dapat kita ketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan atau yang mendapatkan nilai 70 ke atas baru 8 orang siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan atau yang mempunyai nilai di bawah nilai kurang dari 70 adalah 14 orang siswa. Untuk lebih jelasnya tingkat ketuntasan siswa dapat kita lihat dalam diagram berikut:
19
20
8 tuntas belum tuntas 14
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus Apabila kita menganalisa nilai pra siklus berdasarkan nilai tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Perolehan Nilai Tes Pra siklus
No
Uraian
Nilai
1
Nilai Tertinggi
80
2
Nilai Terendah
40
3
Nilai Rata-rata
65
Untuk memperjelas hasil nilai tertinggi, terendah, maupun rata-rata dari tabel 4.2 dapat di gambarkan dalam diagram batang berikut ini:
21
100 90
90
80 65
70 60 50
nilai
40
40 30 20 10 0 nilai tertinggi
nilai terendah
nilai rata‐rata
Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Prasiklus Hasil belajar yang kita lihat pada tabel dan diagram di atas disebabkan karena metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru masih konvensional, yaitu metode ceramah yang masih dominan dan penggunaan alat peraga yang belum sesuai. Dengan adanya ceramah yang dominan menjadikan siswa menjadi pasif, kurang semangat, dan cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Setiap diberi pertanyaan siswa tidak berkonsentrasi. Masih banyak siswa yang belum memperhatikan pelajaran. 4.2. Deskripsi Hasil Siklus I 4.2.1. Perencanaan Tindakan Siklus I terdiri dari tiga pertemuan yang dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, Kamis, 25 Oktober 2012 dan Sabtu, 27 Oktober 2012. Persiapan yang dilaksanakan peneliti sebelum pelaksanaan Siklus I adalah: 1) Kegiatan awal a) Melakukan appersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan inti a)
Eksplorasi -
Guru memberikan pertanyaan tentang penggunaan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari.
-
Guru menuliskan materi pembelajaran di papan tulis.
22
a)
Elaborasi -
Secara klasikal guru memberikan penjelasan di papan tulis tentang cara mencari faktor prima dan faktorisasi prima dengan berbagai cara.
a)
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
-
Guru membagi lembar kerja untuk dikerjakan berpasangan.
-
Masing-masing pasangan siswa sharing dengan kelompok lain;
-
Dari proses sharing ditemukan jawaban yang merupakan hasil belajar bersama.
Konfirmasi -
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3) Kegiatan penutup a)
Guru melakukan evaluasi.
b)
memberi tindak lanjut ( pemberian tugas rumah).
c)
Guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yaitu: 1)
Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa.
2)
Apersepsi Pada tahap ini guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi, guru menunjukkan contoh kongkrit penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
3)
Pembentukan kelompok berpasangan Setelah guru memberikan penjelasan singkat, guru membentuk kelompok siswa untuk mempersiapkan diskusi secara berpasang-pasangan. Dengan kelompok inilah nantinya akan membahas permasalahan dalam Lembar Kerja Siswa yang telah dipersiapkan oleh guru.
4)
Tes Evaluasi Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Siswa secara individu mengerjakan soal tersebut, dan guru atau peneliti mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
23
Gambaran sekilas pelaksanaan siklus I adalah guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, metode ceramah tidak lagi kelihatan dominan. Siswa tampak aktif berdiskusi dalam kelompok masing. Suasana pembelajaran nampak lebih meriah dan siswa sangat antusias mengikuti pelajaran. 4.2.3. Hasil Pengamatan Pengamatan pada siklus I dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang telah ditunjuk oleh peneliti yaitu Ibu Rini Dwi Pangeesti, S. Pd. Observer mengikuti seluruh proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SDN Rejoagung 01. Hasil pengamatan terhadap pelaksanakan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1)
Guru sudah membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi pada siswa.
2)
Guru telah merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik.
3)
Guru telah melaksanakan appersepsi.
4)
Guru sudah mengajak siswa untuk menghubungkan materi pelajaran dengan kondisi nyata.
5)
Guru sudah menjelaskan materi secara singkat.
6)
Guru sudah membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk membahas materi tentang cara menghitung FPB dan KPK.
7)
Guru belum membimbing siswa secara merata dari masing-masing kelompok.
8)
Guru belum memberi pengarahan kepada semua kelompok dengan baik.
9)
Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil diskusi.
10) Guru belum membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. 11) Guru sudah memberikan evaluasi dengan membagikan lembar tes formatif. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yaitu Ibu Rini Dwi Pangesti, S. Pd. Sudah menunjukkan kriteria penilaian yang baik. Hasil pengamatan pada siklus I selengkapnya dapat kita lihat dalam tabel 4.3 berikut:
24
Tabel 4.3 HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
No A.
B.
C.
D.
Aspek Penilaian Indikatornya Penampilan 1. Kerapian dalam berpakaian. 2. Keserasian dalam berpakaian. 3. Menggunakan gerak tubuh yang sesuai. Kegiatan pendahuluan 1. Memberi salam pembuka. 2. Menyapa siswa. 3. Melakukan apersepsi. 4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa. 5. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti 1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Peserta didik diajak berfikir tentang materi yang disampaikan guru. 3. Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) 4. Peserta didik mengemukakan hasil pemikiran masing-masing. 5. Guru memimpin pleno kecil dan masingmasing kelompok memngemukakan hasil diskusinya. 6. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan. Kegiatan penutup 1. Guru memberikan kesimpulan 2. Guru memberi evaluasi formatif. 3. Guru memberikan tindak lanjut. 4. Guru menutup pelajaran. Jumlah
Skor Total = 32 (Kriteria penilaian Baik)
Skor 0
1
2
3 √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √
√
√
3
√ √ √ 26
3
25
Berdasarkan hasil penilaian pada tes formatif diperoleh data nilai siswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 64 %, sedangkan yang belum tuntas masih 36 %. Data ketuntasan dapat kita lihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.4 Hasil ketuntasan belajar matematika pada siklus I siswa kelas IV SDN Rejoagung 01 semester I 2012/2013 No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah
Persentase
1
Tuntas
14
64 %
2
Belum Tuntas
8
36 %
Jumlah
22
100 %
Dari tabel 4.4 di atas dapat kita ketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan atau yang mendapatkan nilai 70 ke atas baru 14 orang siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan atau yang mempunyai nilai di bawah atau nilai kurang dari 70 adalah 8 orang siswa. Untuk lebih jelasnya tingkat ketuntasan siswa dapat kita lihat dalam diagram berikut: 36%
tuntas belum tuntas 64%
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I Apabila kita menganalisa nilai Siklus I berdasarkan nilai tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini:
26
Tabel 4.5 Perolehan Nilai Tes Siklus I No
Uraian
Nilai
1
Nilai Tertinggi
90
2
Nilai Terendah
50
3
Nilai Rata-rata
69
Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut:
100 90
90
80
69
70 60
50
50
nilai
40 30 20 10 0 nilai tertinggi
nilai terendah
nilai rata‐rata
Gambar 4.4 Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I Hasil observasi dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II. 4.2.4. Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes formatif pada Pra Siklus dan Siklus I dapat dilihat adanya peningkatan. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
27
Tabel 4.6 Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
No
Ketuntasan
Kondisi Awal
Belajar
Siklus I
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentase
1
Tuntas
8
36 %
14
64 %
2
Belum Tuntas
14
64 %
8
36 %
Jumlah
22
100 %
22
100 %
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.6 dapat diperjelas pada diagram 4.5 sebagai berikut:
16 14
14
14 12 10 8
8
8
#REF! Siklus I
6 4 2 0 Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus I Berdasarkan data-data di atas terlihat bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang penghitungan FPB dan KPK. Terjadi kenaikan rata-rata nilai dari 65 menjadi 69. Namun kenaikan tersebut belum sesuai harapan karena persentase ketuntasan baru mencapai 64 %. Belum sesuai dengan indikator kinerja yang diharapkan. Hasil refleksi dari proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
28
1) Masih ada beberapa siswa yang belum bersungguh-sungguh dalam mengikuti diskusi dalam model pembelajaran Think pair and share. 2) Guru belum merata pada semua kelompok dalam membimbing diskusi berpasangan. 3) Sebagian siswa masih bermain dengan temannya tanpa memperhatikan penjelasan guru. 4) Hasil belajar siswa belum ideal sesuai dengan indikator kinerja. 5) Peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus ke 2 Berdasarkan reflekasi dari siklus I akan dijadikan bahan kajian untuk perbaikan pada siklus II. Perbaikan itu antara lain adalah: 1)
Guru akan melakukan bimbingan terhadap seluruh kelompok siswa dengan baik.
2)
Guru akan lebih responsif terhadap pertanyaan siswa.
3)
Guru akan lebih mengintensifkan interaksi antara siswa dengan siswa sehingga diskusi terkesan kompak.
4)
Peningkatan hasil belajar melalui tes formatif sesuai dengan indikator kinerja.
4.3. Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus II 4.3.1. Perencanaan Tindakan Siklus II terdiri dari tiga pertemuan yang dilaksanakan pada hari Selasa 30 Oktober 2012, Kamis 01 November 2012 dan Sabtu 03 November 2012. Persiapan yang dilaksanakan peneliti sebelum pelaksanaan Siklus II adalah: 1) Kegiatan awal a)
Melakukan appersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti a) Eksplorasi -
Guru memberikan pertanyaan tentang penggunaan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari.
-
a)
Guru menuliskan materi pembelajaran di papan tulis.
Elaborasi -
Secara klasikal guru memberikan penjelasan di papan tulis tentang cara mencari faktor prima dan faktorisasi prima dengan berbagai cara.
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
-
Guru membagi lembar kerja untuk dikerjakan berpasangan.
29
a)
-
Masing-masing pasangan siswa sharing dengan kelompok lain;
-
Dari proses sharing ditemukan jawaban yang merupakan hasil belajar bersama.
Konfirmasi -
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3) Kegiatan penutup a) Guru melakukan evaluasi. b) memberi tindak lanjut ( pemberian tugas rumah). c) Guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran. 4.3.2. Pelaksanaan Tindakan Secara umum tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelum pelaksanaan siklus II yaitu: 1) Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa. 2) Apersepsi Pada tahap ini guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi, guru menunjukkan contoh kongkrit penggunaan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pembentukan kelompok Setelah guru memberikan penjelasan singkat, guru membentuk kelompok siswa untuk mempersiapkan diskusi secara berpasang-pasangan. Dengan kelompok inilah nantinya akan membahas permasalahan dalam Lembar Kerja Siswa yang telah dipersiapkan oleh guru. 4) Tes Evaluasi Pada akhir kegiatan pada Siklus II diadakan tes formatif untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Siswa secara individu mengerjakan soal tersebut, dan guru atau peneliti mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Gambaran sekilas pelaksanaan siklus II adalah guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, metode ceramah tidak lagi kelihatan dominan. Siswa tampak aktif berdiskusi dalam kelompok masing. Suasana pembelajaran nampak lebih meriah dan siswa sangat antusias mengikuti pelajaran. Interaksi antar siswa juga sudah berjalan dengan baik, mereka juga telah bekerjasama dengan baik.
30
4.3.3. Hasil Pengamatan Pengamatan pada siklus II dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang telah ditunjuk oleh peneliti yaitu Ibu Rini Dwi Pangesti, S. Pd. Observer mengikuti seluruh proses yang dilaksanakan di kelas IV SDN Rejoagung 01. Hasil pengamatan terhadap pelaksanakan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: 1)
Guru sudah membuka pelajaran dengan salam dan melakukan presensi pada siswa.
2)
Guru telah merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik.
3)
Guru telah melaksanakan appersepsi.
4)
Guru sudah mengajak siswa untuk menghubungkan materi pelajaran dengan kondisi nyata.
5)
Guru sudah menjelaskan materi secara singkat.
6) Guru sudah membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk membahas materi penggunaan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari.. 7) Guru sudah membimbing siswa secara merata dari masing-masing kelompok. 8) Guru sudah memberi pengarahan kepada semua kelompok dengan baik. 9) Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil diskusi. 10) Guru sudah membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. 11) Guru sudah memberikan evaluasi dengan membagikan lembar tes formatif. 12) Guru sudah memberikan tindak lanjut. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yaitu Ibu Rini Dwi Pangesti, S. Pd. Sudah menunjukkan kriteria penilaian yang sangat baik. Selengkapnya dapat kita lihat dalam tabel 4.7 berikut:
31
Tabel 4.7 HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II
No A.
B.
C.
D.
Aspek Penilaian Indikatornya Penampilan 7. Kerapian dalam berpakaian. 2. Keserasian dalam berpakaian. 3. Menggunakan gerak tubuh yang sesuai. Kegiatan pendahuluan 1. Memberi salam pembuka. 2. Menyapa siswa. 3. Melakukan apersepsi. 4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa. 5. Mengkomunikasikan tujuan pembe lajaran. Kegiatan inti 1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Peserta didik diajak berfikir tentang materi yang disampaikan guru. 3. Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebe lahnya (kelompok 2 orang) 4. Peserta didik mengemukakan hasil pemikiran masing-masing. 5. Guru memimpin pleno kecil dan masingmasing kelompok menge mukakan hasil diskusinya. 6. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan. Kegiatan penutup 1. Guru memberikan kesimpulan 2. Guru memberi evaluasi formatif. 3. Guru memberikan tindak lanjut. 4. Guru menutup pelajaran. Jumlah
Skor Total = 51 (Kriteria baik sekali)
Skor 0
1
2
3 √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√
6
√ √ √ √ 45
32
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar talah mencapai 95 %, sedangkan yang belum tuntas tinggal 5 %. Data ketuntasan dapat kita lihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil ketuntasan belajar matematika pada siklus II siswa kelas IV SDN Rejoagung 01 semester I 2012/2013
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah
Persentase
1
Tuntas
21
95 %
2
Belum Tuntas
1
5%
Jumlah
22
100 %
Dari tabel 4.8 di atas dapat kita ketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan atau yang mendapatkan nilai 70 ke atas 21 orang siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan atau yang mempunyai nilai di bawah nilai kurang dari 7 hanya 1 orang siswa. Untuk lebih jelasnya tingkat ketuntasan siswa dapat kita lihat dalam diagram berikut:
5%
tuntas belum tuntas
95%
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui bahwa dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 22 orang yang telah tuntas sebanyak 95 % dan yang belum tuntas hanya 5 % atau 1 orang siswa.
33
Apabila kita menganalisa nilai Siklus II berdasarkan nilai tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata dapat kita lihat dalam tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.9 Perolehan Nilai Tes Siklus II
No
Uraian
Nilai
1
Nilai Tertinggi
100
2
Nilai Terendah
60
3
Nilai Rata-rata
76
Berdasarkan tabel 4.9 dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut:
120 100
100
76
80 60 60
nilai
40 20 0 nilai tertinggi
nilai terendah
nilai rata‐rata
Gambar 4.7 Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus II Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik. Adapun hasilnya terlampir dalam penelitian ini. 4.3.4. Evaluasi dan Refleksi
34
Berdasarkan hasil evaluasi tes formatif pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat adanya peningkatan. Perbandingan hasil belajar siswa dapat dilihat pada ketuntasan belajar siswa yang dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel berikut: Tabel 4.10 Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
Siklus I No
Ketuntasan
Siklus II
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentase
1
Tuntas
14
64 %
21
95 %
2
Belum Tuntas
8
36 %
1
5%
Jumlah
22
100 %
22
100 %
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.10 dapat diperjelas pada diagram 4.8 sebagai berikut: 25 21 20 15
14 #REF!
10
Siklus II
8
5 1 0 Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II Berdasarkan data-data di atas terlihat bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang penggunaan penghitungan FPB dan KPK, terjadi kenaikan rata-rata nilai dari
35
70 menjadi 76. Ketuntasan telah mencapai 95 % atau lebih dari lebih dari indicator kinerja yang hanya 85 % sehingga peneliti tidak perlu lagi melaksanakan siklus berikutnya. 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah dilaksanakan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran melalui pengunaan model Think Pair and Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I tahun 2012/2013. Hal tersebut akan dianalisis dalam pembahasan berukut. 4.4.1. Pembahasan Pra Siklus a) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pra siklus menunjukkan bahwa siswa merasa bosan karena pembelajaran yang monoton. Guru cenderung lebih aktif dengan metode ceramahnya. Pada keadaan yang demikian siswa terlihat asyik bermain sendiri dan tidak memperhatikan pelajaran. b) Hasil Belajar Pada awalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi Penghitungan FPB dan KPK masih rendah. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan metode yang konvensional. Ketuntasan belajar siswa baru mencapai 36 % atau 8 dari jumlah 22 orang siswa. Yang belum tuntas mencapai 14 orang siswa atau 64 %. Sedangkan nilai tertinggi hanya 80 dan nilai rata-rata kelas adalah 60. 4.4.2. Pembahasan Siklus I Hasil tindakan pembelajaran pada pembelajaran siklus I berupa hasil tes formatif. Berdasarkan hasil observasi akan diperoleh keterangan sebagai berikut: a) Proses Pembelajaran Siklus I Pada proses pembelajaran siklus I guru dalam menerapkan model pembelajaran Think Pair and Share guru sudah melakukan dengan baik. Namun dalam prosesnya masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Sudah ada perubahan pada prilaku siswa walaupun belum semua siswa terlibat aktif. Dari hasil observasi terhadap siswa terdapat temuan-temuan yang bersifat positif yaitu antara lain terjadi peningkatan motovasi belajar siswa. Persaingan antar kelompok juga sudah terjadi karena masing-masing kelompok ingin menjadi yang terbaik.
36
b) Hasil Belajar Hasil nilai tes formatif menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 70 keatas atau yang mencapai ketuntasan belajar adalah 14 orang siswa atau 64 %, sedangkan yang belum tuntas masih 8 orang atau 36 %. Terhadap siswa yang belum mengalami ketuntasan akan diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilainya pada siklus II. Berdasarkan reflekasi dari siklus I terjadi peningkatan hasil beajar siswa melalui penerapan mpdel pembelajaran Think Pair and Share. Terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa yang semula hanya 35 % menjadi 64 %. Belum semua siswa mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan karena ada sebagian siswa yang belum memahami materi pelajaran. Pada siklus ini dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran belum berhasil Karena ketuntasan belajar belum mencapai 64 %. Hal ini disebabkan karena penerapapan model pembelajara Think Pair and Share pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti belum maksimal. 4.4.3. Pembahasan Siklus II Hasil tindakan pembelajaran pada pembelajaran siklus II berupa hasil tes formatif. Berdasarkan hasil observasi akan diperoleh keterangan sebagai berikut: 4.4.3.1. Proses Pembelajaran Siklus I Segala kekurangan yang terjadi pada siklus I telah diperbaiki pada siklus II. Hasil pembelajaran yang telah dilakukan guru dalam menerepkan model pembelajaran Think Pair and Share pada mata pelajaran matematika materi penggunaan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari sudah menunjukkan adanya perubahan. Siswa telah aktif dalam berdiskusi. Sebagian siswa juga sudah aktif bertanya jika mengalami kesulitan. 4.4.3.2. Hasil Belajar Hasil tes dari siklus II menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 70 keatas adalah 21 orang siswa atau 95 %. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar talah mencapai 95 %, sedangkan yang belum tuntas tinggal 5 %. Terhadap 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan diberikan program remidial yang nantinya akan dipergunakan untuk memperbaiki nilai tes formatif. Hasil dari siklus I dan siklus II terjadi perubahan yanmg signifikan baik dari ketuntasan belajar maupun hasil rata-rata nilai formatif siswa. Terhadap 1 siswa yang belum
37
mencapai ketuntasan tersebut diberikan penanganan khusus. Hasil ketuntasan belajar siswa ada peningkatan sekitar 31 % dibandingkan silklus I. 4.5. Pembahasan Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya pada materi Penghitungan FPB dan KPK di kelas IV SDN Rejoagung 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati semester I Tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 65 pada kondisi awal menjadi 70 pada Siklus I dan menjadi 76 pada Siklus II. Hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No
Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus II
Siklus I
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Tuntas
8
36 %
14
64 %
21
95 %
2
Belum Tuntas
14
64 %
8
36 %
1
5%
Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai akhir siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal sampai akhir
No
Hasil Belajar Siswa
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal ke Siklus I
Dari Siklus I ke Dari Kondisi Awal ke Siklus II Siklus II
1
Nilai Rata-rata
5%
6%
11 %
2
Ketuntasan Belajar
28 %
31 %
59 %
38
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa dapat peneliti simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair and Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I telah peneliti perbaiki pada siklus II antara lain: 1)
Guru telah merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik, sudah diperinci secara spesifik.
2) Guru belum membimbing siswa secara merata dari masing-masing kelompok. 3) Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil diskusi. 4) Guru sudah merangsang adanya interaksi positif antar siswa sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pada akhir siklus I masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Siswa yang belum mencapai ketuntasan tersebut pada dasarnya adalah siswa yang lamban dalam belajar. Guru atau peneliti memberikan tindakan khusus pada anak tersebut dengan cara memberikan tugas perbaikan untuk dikerjakan di rumah dengan bantuan orang tua atau orang-orang di sekitar rumahnya.