Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 402-407
Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908
NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING DALAM LAYANAN KONSELING Wahyu Widyatmoko, Barep Hapit Surya Putra, Rio Hermawan Universitas Negeri Yogyakarta E-mail:
[email protected] ABSTRAK Era globalisasi saat ini memiliki beragam masalah yang semkin berkembang. Individu menghadapi permasalahan dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Berkembangnya berbagai macam masalah diikuti pula solusi atau cara penyelesaian permasalahan tersebut, salah satunya dengan Neuro-Linguistic Programming (NLP). NLP merupakan program latihan yang memanfaatkan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan melihat proses munculnya permasalahan tersebut. Hal ini sebagaimana fungsi konseling itu sendiri, yaitu memberikan perlakuan agar dapat berpikir rasional dan memiliki perasaan yang sesuai sehingga dapat merencanakan serta melaksanakan suatu tindakan yang produktif dan nomatif. Oleh karena itu, dengan proses NLP dalam konseling dapat memudahkan individu dalam berpikir rasional dan memiliki perasaan yang tepat. Kata Kunci: Neuro-Linguistic Programming, konseling
dari permasalahan yang kompleks seperti
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
usaha
kejenuhan dalam belajar, kurangnya percaya
perbaikan, agar berkehidupan menjadi lebih
diri dalam berinteraksi antar individu maupun
baik dan diharapkan dapat mempercepat
kelompok,
kemajuan suatu bangsa saat ini. Sebagaimana
sekolah, rendahnya motivasi belajar individu,
fungsi pendidikan itu sendiri agar dapat
penundaan tugas belajar, dan masih banyak
memberikan
lagi permasalahan lainnya.
perubahan
suatu
yang
inovatif
(Syamsul Hidayat, 2016). Melalui pendidikan, individu
memperoleh
informasi
kecemasan
menghadapi
ujian
Konseling merupakan salah satu layanan
dan
di sekolah yang berperan dalam tumbuh
pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk
kembang
mengembangkan
diri
dengan
pribadi/sosial, akademik, dan karir. Pada
kemampuan dan
kesempatan
yang ada.
umumnya layanan ini merupakan bantuan dari
Dengan demikian pendidikan hendaknya
seorang ahli profesional (konselor) kepada
mempersiapkan individu menjadi anggota
individu
masyarakat
masalah.
hidup
yang
yang
sesuai
memiliki
dapat
keterampilan
diterapkan
dan
siswa/konseli
(konseli/klien) Sutton
&
meliputi
yang
bidang
memiliki
Stewart
(2002)
mengartikan sebagai suatu langkah perubahan
dikembangkan melalui ilmu pengetahuan,
yang
teknologi dan seni. Namun dalam proses
mendukung klien dalam mengeksplorasi,
pelaksanaan pendidikan, juga tidak terlepas
402
kolaboratif
dam
hubungan
yang
Widyatmoko, Putra, Hermawan, Neuro-Linguistic Programming... 403
memahmi,
serta
menyelesaikan
permasalahannya.
konseling
tersebut
(Abdivarmazan
&
Sylabkhori, 2016). Berdasarkan beberapa
Berbagai pendekatan dan teknik dalam proses
kecemasan
berkembang.
efektif dalam kehidupan terutama dalam
Sebagaimana penggunaan Neuro-Linguistic
bidang pendidikan. Oleh karena itu, makalah
Programming (NLP) dalam proses konseling
ini bermaksud memaparkan dan membahas
untuk penyelesaian masalah siswa/konseli.
secara ringkas NLP serta penerapannya dalam
NLP
proses layanan konseling.
sendiri
telah
penelitian yang telah dilakukan terbukti dalam
merupakan
suatu
program
komunikasi yang dikembangkan oleh Richard
PEMBAHASAN
Bandler
Perkembangan Terapi
dan
pendekatan
John
Grinder
psikoterapi
dan
berdasarkan hypnoterapi
Pertama
kali
istilah
(Neuro-
(Teddi Prasetya Yuliawan, 2014). NLP
Linguitic
menurut (O’Connor, 2001) dimulai dengan
Richard Bandler dan John Grinder pada
mempelajari
pertengahan
dan
membahas
komunikasi
Programming)
NLP
tahun
1970
digunakan
di
oleh
Universitas
manusia yang sistematis. Vaknin (2010)
California Santa Cruz. Kedua tokoh tersebut
menyatakan NLP sebagai sistem terapi untuk
belajar dari beberapa ahli yang diantaranya
menyelesaikan
seperti
Virginia Satir terapis keluarga, Fritz Perls
fobia. Selanjutnya teknik dalam NLP sangat
psikotrapis beraliran Gestalt, dan Milton H.
efektif untuk pendidikan, konseling, bisnis
Erickson praktisi hipnoterapi (Ready &
dan terapi (O’Connor & Seymour, 1990).
Burton, 2010). Selanjutnya dari ketiga tokoh
tantangan
pribadi
Hasil penelitian Lashkarian & Sayadian
tersebut, Richard Bandler dan John Grinder
(2015) menunjukan teknik-tenik dalam NLP
mengembangkan terapi dengan istilah Neuro-
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
Linguitic Programming (NLP).
bahasa pelajar serta hasil analisis isi dari
NLP
muncul
dari
kajian
mengenai
wawancara menunjukan bahwa teknik NLP
struktur pengalaman individu secara detail,
efektif dalam pengajaran. Hasil penelitian
khususnya berfokus pada orang-orang yang
yang dilakukan oleh Albalawi (2014) juga
luar biasa pada bidangnya (Palmer, 2000).
menunjukan teknik-teknik dalam NLP efektif
NLP menurut O’Connor & Seymour (1990)
dalam
adalah seni dan ilmu dari pribadi yang
meningkatkan
kualitas
hidup
mahasiswa. Selanjutnya, strategi penggunaan
unggul.
pelatihan NLP berpengaruh terhadap tingkat
individu
kecemasan,
mengenai apa yang dilakukan. Istilah ilmu
dalam
artian
menurunkan
Istilah
seni
memiliki
dikarenakan keunikan
dan
setiap gaya
404 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 402-407
dikarenakan terdapat sebuah metode dan
individu
proses
proses komunikasi dalam konseling akan
untuk
menemukan
pola
yang
(O’Connor,
Tentunya
digunakan oleh individu untuk mencapai hasil
berjalan
yang
keakraban telah terjalin antara konselor
luar
biasa
dalam
setiap
kondisi.
Selanjutnya Knight (2002) menambahkan
dengan
2001).
efektif,
bilamana
dengan konseli.
NLP merupakan kajian mengenai apa yang
2. Sensor kesadaran (awareness) mencakup
terjadi dalam pemikiran, bahasa, dan perilaku
lima panca indera yang digunakan oleh
setiap
memungkinkan
setiap individu. Tentunya sensor kesadaran
untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam
setiap individu akan berbeda dengan
kehidupan. Secara umum NLP diartikan
individu lainnya. Hal ini dikarenakan
sebagai
banyaknya informasi dari kenyataan (dunia
individu
sehingga
kajian
mengenai
pengalaman
subjektif individu (Ready & Burton, 2010).
eksternal)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut NLP
bahkan dihapus oleh persepsi (dunia
merupakan seni dan ilmu yang mengkaji
internal) setiap individu. Hal ini dikenal
pengalaman tentang pikiran, bahasa, dan
dengan istilah map is not the territory atau
perilaku individu dalam mencapi hasil yang
presuposisi dalam NLP. Maksudnya adalah
diinginkan.
kejadian sesungguhnya tidak akan pernah
Konsep Dasar
sama dengan kejadian didalam pikiran atau
Neuro-Linguitic
Programming
akan
digeneralisir,
distorsi,
(NLP)
persepsi setiap individu. Setiap individu
terdiri dari dari tiga area. Neuro berkaitan
akan merespon berdasarkan persepsi akan
dengan pikiran, Linguistic, berkaiatan dengan
kenyataan yang dihadapi (Palmer, 2000)
penggunaan bahasa dan pengaruhnya dan Programming, rangkaian dari tindakan untuk mencapai
(O’Connor,
tujuan
2001).
3. Berorientasi
pada
hasil
(outcome)
memberikan kejelasan terhadap sesuatu yang
ingin
dicapai pilihan
seperti
Selanjutnya beberapa prinsip dalam NLP
keputusan,
diantranya:
tugas sekolah dan sebagainya. O’Conor
1. Keakraban (rapport) merupakan salah satu
(2001) menekankan pada tiga dasar dalam proses
bentuk terapi psikologi lainnya. Rapport
mengetahui situasi saat ini, situasi yang
dibentuk dalam kualitas hubungan yang
diinginkan, dan merencanakan strategi
didasari
tindakan melalui potensi yang dimiliki.
kepedulian,
kepercayaan
saling
bersama,
memahami
antar
Setiap
individu
pada
penyelesaian
prinsip terpenting dalam NLP maupun
pada
orientasi
karir,
membuat
hasil
diharapkan
meliputi
dapat
Widyatmoko, Putra, Hermawan, Neuro-Linguistic Programming... 405
menentukan dengan jelas tujuan yang ingin
membuat kerangka berpikir atau mengatur
dicapai
situasi baru untuk menghasilkan makna baru
dalam
kehidupan.
Layaknya
seorang yang berkendara ke suatu tempat
yang diinginkan.
dan ia seharusnya telah paham akan tempat
2. Anchoring (tombol)
yang ingin dituju tersebut apakah itu
Vaknin (2010) menuliskan anchoring
rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.
adalah bagaimana memperoleh kondisi yang
Karena
tepat untuk hasil yang diinginkan dengan cara
masing-masing
tempat
membutuhkan perencanaan atau persiapan
menghubungkan
yang berbeda-beda.
Teknik ini juga yang menghubungkan antara
4. Fleksibilitas
(flexibility)
sebuah
simbol.
NLP
apa yang dilihat, dengar, rasakan serta kondisi
berkaitan dengan prilaku (Ready & Burton,
emosional seseorang (Lashkarian & Sayadian,
2010). Fleksibilitas dalam perilaku ialah
2015). Sederhananya anchor adalah pemicu
melakukan sesuatu yang berbeda ketika
dari kondisi seseorang secara internal maupun
peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan
eksternal. Dalam istilah psikologi anchor
yang direncakan atau diharapkan. Jika
dikenal
telah dirumuskan dengan baik namun
menerapkan struktur pikiran atau emosi
tujuan tersebut tidak tercapai, maka cara
tertentu termasuk kondisi relaks, dan bahagia
mencapai
akan
(Albalawi, 2014). Pada umumnya melibatkan
menentukan tecapai atau tidak tujuan yang
sentuhan, gerakan atau kata-kata sebagai
diharapkan (Teddi Prasetya Yuliawan,
anchor.
2014)
3. Building rapport (keakraban)
tujuan
dalam
dengan
tersebut
yang
Teknik dalam NLP Berikut beberapa teknik dalam NLP yang
dengan
stimulus.
Teknik
ini
Sebagaimana diketahui dalam proses konseling
building
rapport
(keakraban)
dapat diterapkan sebagai berikut:
adalah bagian terpenting. Hal ini bertujuan
1. Reframing (membingkai)
agar konseli dapat terbuka, nyaman, dan
O’Connor (2001) menyatakan framing
percaya terhadap konselor sehingga dapat
atau kerangka berpikir merupakan pemaknaan
mengukapkan permasalahan yang dihadapi.
yang disebabkan oleh suatu peristiwa dalam
O’connor
suatu konteks. Pintos & López (2010)
merupakan kualitas hubungan yang saling
menambahakan makna dari suatu peristiwa
mempengaruhi dan peduli diantara setiap
atau situasi tergantung dari sudut pandang
orang. Sementara itu dalam NLP terdapat
setiap individu. Teknik reframing dengan
salah satu teknik dalam building rapport,
(2001)
menyatakan
rapport
406 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 402-407
yaitu mirror and matching (meniru dan
karena itu, dengan proses NLP dalam
menyesuiakan) suara, kata-kata, dan gerakan
konseling dapat memudahkan individu dalam
anggota tubuh orang lain (O’Connor, 2001).
berpikir rasional dan memiliki perasaan yang
Hubungan antara Konselor dan Konseli
tepat. Keberhasilan kolaborasi pendekatan
Dalam
proses
konseling
yang
dengan
NLP
banyak
ditentukan
oleh
berdasarkan pada NLP, konselor bertujuan
penguasaan konselor terhadap prosedur dan
memahami secara mendalam dunia konseli.
teknik NLP serta keterampilan memberikan
Sebagaimana
oleh
layanan konseling pada umumnya. Berikut
Grinder & Bandler dalam Palmer (2000)
beberapa teknik dalam NLP yang dapat
adalah sebuah seni membangun keakaraban
diterapkan
dalam
secara mendalam dengan klien (konseli)
diantaranya
reframing,
dalam memasuki atau memahami dunia
building rapport.
mereka. Selanjutnya Palmer menambahkan
Saran
dalam
yang
proses
memerlukan
diungkapakan
bantuan
sebuah
kepada
tujuan
yang
klien jelas,
Berdasarkan
layanan
hasil
konseling
anchoring,
dan
pembahasan
dan
kesimpulan yang diberikan, tentunya masih
keakraban diantara konselor dan klien serta
banyak
teknik yang digunakan dalam proses bantuan
Selanjutnya penulis mengharapkan kepada
yang diberikan.
pembaca, terutama praktisi konseling dalam
PENUTUP
hal ini guru Bimbingan dan Konseling atau
Kesimpulan
konselor
Bedasarkan paparan atau penjelasan di atas,
dapat
dikatakan
Neuro-Linguistic
kekurangan
intervensi
dan
kelemahannya.
berupa
NLP
dapat
menjadi salah satu alternatif terapi yang dapat diterapkan dalam membantu penyelesaian
Programming (NLP) merupakan program
masalah
latihan yang memanfaatkan diri sendiri untuk
mengharapkan adanya penelitiian lebih lanjut
menyelesaikan suatu permasalahan dengan
mengenai efektifitas teknik konseling yang
melihat
proses
berbasis NLP dalam dunia pendidikan pada
tersebut.
Hal
munculnya ini
permasalahan
siswa.
Penulis
juga
fungsi
umumnya serta Bimbingan dan Konseling
konseling itu sendiri, yaitu memberikan
khususnya. Sehingga teknik terapi dalam NLP
perlakuan agar dapat berpikir rasional dan
dapat
memiliki perasaan yang sesuai sehingga dapat
maupun praktis.
merencanakan
DAFTAR RUJUKAN
serta
sebagaimana
psikologis
melaksanakan
suatu
tindakan yang produktif dan nomatif. Oleh
berkembang,
baik
secara
teoritis
Abdivarmazan, M. & Sylabkhori, Z. (2016). Effectiveness of training of Neuro-
Widyatmoko, Putra, Hermawan, Neuro-Linguistic Programming... 407
linguistic programming (NLP) strategies on reducing social anxiety. World Scientific News (Online) 60, 2016, 67-77 (http://www.proquest.com, 10 Februari 2017). Albalawi, K.S. (2014). Effectiveness of Neuro-Linguistic Programming on Enhancing Univerity Student’ Quality of Life. International Journal of Arts & Sciences (Online) 7(6), 2014, 431442 (http://www.proquest.com, 10 Februari 2017). Knight, S. (2002). NLP AT WORK Neuro Linguistic Programming The Difference that Makes a Difference in Business (2nd ed). London: Nicholas Brealey Publishing. Lashkarian, A., & Sayadian, S. (2015). The Effect of Neuro Linguistic Programming (NLP) techniques on young Iranian EFL learners’ motivation, learning improvement, and on teacher’s. Procedia-Social and Behavioral Sciences (Online) 199, 2015, 510-516 (http://www.sciencedirect.com, diakses 10 Februari 2017). Palmer, S. (Ed). (2000). Introduction to Counselling and Psychotherapy The Essential Guide. London: SAGE Publications. O’Connor, J. (2001). NLP WORKBOOK: A Practical Guide of Achieving the Results You Want. London: Thorsons. O’Connor, J. & Seymour, J. (1990). Introducing NLP: Neuro-Linguistic Programming (Rev. ed.). California: The Aquarian Press. Pintos, I. & López. (2010). CHOICES AND RESPONSIBILITY IN COUNSELING: Looking into NeuroLinguistic Programming (NLP) and Reality Therapy (RT) for a Common Thread. International Journal of Choice Theory and Reality Therapy (Online) Vol. XXX, No. 2, 2010, 23-
35 (http://www.proquest.com, 10 Februari 2017). Ready, R. & Burton, K. (2010). NeuroLinguitic Programming for Dummies (2nd ed). England: John Wiley & Sons, Ltd. Sutton, J. & Stewart, W. (2002). Learning to Counsel Develop the Skills You Need to Counsel Others (2nd ed). UK: How To Books Ltd. Syamsul Hidayat. (2016). Peranan Media Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Terhadap Peningkatan Pelaksanaan Konseling AUD. Prosiding Seminar Nasional Revitalisasi Nasionalisme Melalui Konseling Berbasis Kearifan Lokal Sejak Usia Dini, IKIP PGRI, Jember, 24-26 Maret 2016. Teddi Prasety Yuliawan. (2014). NLP The Art of Enjoying Life: Kiat Sederhana Mengelola Pikiran untuk Hidup Bahagia. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Vaknin, S. (2010). The Big Book of NLP EXPANDED: 350+ Techiques, Patterns & Strategies of Neuro Linguitic Programming.USA: Inner Patch Publishing.