1
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN TERHADAP STATUS ABDI DALEM KRATON DENGAN MOTIVASI KERJA
Oleh : BUNG KURNIADI GUNAWAN RETNO KUMOLOHADI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
2
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN TERHADAP STATUS ABDI DALEM KRATON DENGAN MOTIVASI KERJA
Telah Disetujui Pada Tanggal
_______________________________
Dosen Pembimbing Utama
(RA. Retno Kumolohadi S.Psi, M.Si)
3
IDENTITAS PENULIS
Nama
: Bung Kurniadi Gunawan
NIM
: 04 320 366
Alamat
: Jl. Prof. Dr. Hazairin SH. No. 242 Arga Makmur/Bengkulu Utara
No Telepon
: 0813 28 669 692
4
PENGANTAR Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang diberi keistimewaan tersendiri oleh pemerintah Indonesia, sehingga disebut dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta diberi keistimewaan karena pemerintahannya berbentuk Kerajaan sehingga dipimpin oleh seorang Raja yang merangkap sebagai Gubernur Yogyakarta. Kraton di Yogyakarta ini memiliki riwayat sejarah yang cukup panjang, dibangun pada tahun 1756. Kraton terletak di dalam wilayah yang cukup luas dan bangunan Kraton itu sendiri ada di tengah-tengah area. Kraton di Yogyakarta biasa disebut Karaton Ngayogyakarta. Karaton Ngayogyakarta dikelilingi oleh benteng setinggi lebih dari 4 meter dan seluas 1 kilometer persegi. Selain Kraton, di dalam benteng Kraton terdapat juga para pangeran. Abdi dalem Kraton juga bertempat tinggal di wilayah Kraton sehingga kampung-kampung di dalam benteng di beri nama sesuai dengan profesi sang abdi dalem dan tempat tinggal para pangeran diberi nama sama dengan nama sang pangeran ditambah akhiran-an (www.google.com). Pemilik Kraton Yogyakarta adalah Hadiningrat sehingga nama lengkap dari Kraton Yogyakarta adalah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, para abdi dalem mendapat fasilitas gratis berupa sebidang tanah untuk dibangun rumah diatasnya dan para abdi dalem harus tunduk dengan aturan-aturan tak tertulis yang dibuat oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (diambil dari dagadu.com).
5
Para abdi dalem adalah seseorang yang mengabdikan dirinya dengan bekerja di Kraton. Dipahami bahwa abdi dalem adalah panggilan untuk orang yang menjadi pegawai di Karaton Ngayogyakarta. Seorang pegawai melakukan suatu pekerjaan karena ia mempunyai motivasi tertentu, sehingga Karaton Ngayogyakarta dituntut untuk memperhatikan motivasi pegawai dalam bekerja. Kondisi motivasi kerja para abdi dalem di Kraton Ngayogyakarta tersebut merupakan permasalahan yang harus segera diatasi demi eksistensi Kraton Ngayogyakarta. Untuk memahami lebih lanjut tentang motivasi kerja para abdi dalem, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kepuasan terhadap Status Abdi Dalem Kraton dengan Motivasi Kerja”. Penelitian ini penting dilakukan agar kraton tidak ditinggalkan para abdi dalem sehingga kraton dapat tetap eksis.
METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah, sebagai berikut variabel bebas berupa kepuasan terhadap status, serta variabel tergantung berupa motivasi kerja. Definisi Operasional Variabel Penelitian Kepuasan terhadap status merupakan sikap dan perasaan pegawai terhadap status pekerjaannya. Aspek dari kepuasan terhadap status dalam penelitian ini adalah penilaian seorang individu terhadap makna penting dari pekerjaan, dan
6
pandangan umum orang lain yang dirasa individu dengan adanya pekerjaan tersebut. Kepuasan terhadap status diungkap dengan menggunakan skala kepuasan terhadap status. Skala tersebut disusun menggunakan model Summated Rating Method berdasarkan aspek-aspek kepuasan terhadap status yang telah disusun mengacu pada aspek kepuasan terhadap status dari Gibson (1996). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka menunjukkan kepuasan terhadap status yang tinggi, semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan tingkat kepuasan terhadap status yang rendah. Motivasi kerja adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi kerja di ukur dengan skala motivasi kerja hasil modifikasi oleh penulis dan skala yang disusun Berry dan Houston (1993). Tinggi rendahnya motivasi kerja ditunjukan oleh skor yang diperoleh. Semakin tinggi skor Skala Motivasi Kerja menunjukan semakin tinggi motivasi kerja dan semakin rendah skor menunjukan semakin rendah tingkat motivasi kerja.
METODE PENGUMPULAN DATA Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala likert. Terdapat dua skala yang digunakan yaitu skala motivasi kerja dan skala kepuasan kerja. Masing-masing skala terdiri dari aitem favourable dan unfavourable. Skala Motivasi Kerja Skala ini dibuat untuk mengetahui motivasi kerja didasarkan pada indikator motivasi kerja yang diutarakan oleh Berry dan Houston (1993) yaitu penggerak,
7
petunjuk, dan keteguhan dalam bertingkah laku. Tabel berikut ini berisi blue print motivasi kerja. Tabel 1 Blue Print Skala Motivasi Kerja Aspek Butir Favourable
Butir Unfavourable
Nomor Butir
Nomor Butir
Jumlah
Penggerak
2, 10, 15, 20, 25, 27, 29, 30, 31
3, 11, 14, 17, 26, 28, 32, 33
17
Petunjuk
1, 16, 18, 21, 34, 35, 36, 37, 38
6, 12, 13, 19, 39, 40, 41, 42
17
Keteguhan
5, 22, 23, 24, 43, 44, 45
4, 7, 8, 9, 46, 47, 48, 49, 50
16
25
25
50
Skala tersebut terdiri dari 25 aitem favourable dan 25 aitem unfavourable, jadi jumlah keseluruhan aitem dalam skala motivasi kerja ada 50 aitem. Skala ini terbagi ke dalam empat alternatif jawaban. Skala Kepuasan terhadap Status Skala ini dibuat untuk mengetahui kepuasan terhadap status didasarkan pada indikator kepuasan terhadap status yang diutarakan oleh Gibson (1996). Tabel berikut ini berisi blue print kepuasan terhadap status. Blue print kepuasan kerja diuraikan pada tabel 2.
8
Tabel 2 Blue Print Skala Kepuasan terhadap Status Aspek Butir Favourable
Butir Unfavourable
Nomor Butir
Nomor Butir
Jumlah
Penilaian makna pekerjaan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
20
Pandangan yang dirasa
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
20
20
20
40
Pemberian skor aitem favourable, yaitu: skor 4 untuk sangat sesuai (SS), skor 3 untuk sesuai (S), skor 2 untuk tidak sesuai (TS), dan skor 1 untuk sangat tidak sesuai (STS). Untuk aitem unfavourable, pemberian skor 1 untuk sangat sesuai (SS), skor 2 untuk sesuai (S), skor 3 untuk tidak sesuai (TS), dan 4 untuk sangat tidak sesuai (STS). Skala tersebut terdiri dari 20 aitem favourable dan 20 aitem unfavourable, jadi jumlah keseluruhan aitem dalam skala kepuasan kerja ada 40 aitem. Skala ini terbagi ke dalam empat alternative jawaban.
METODE ANALISIS DATA Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis product moment untuk menganalisis hubungan kepuasan dengan motivasi kerja. Keseluruhan proses analisis data penelitian ini menggunakan bantuan software analisis kuantitatif SPS-2000 edisi Sutrisno Hadi.
9
Persiapan Persiapan penelitian meliputi beberapa tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, yaitu persiapan administrasi dan persiapan alat ukur. 1)
Persiapan administrasi Pada tahap pengurusan perijinan, peneliti mempersiapkan surat permohonan
ijin untuk melakukan penyebaran skala untuk uji coba dan penelitian. Permohonan surat permohonan ijin berawal dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia yang sudah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, kemudian dibawa peneliti saat melakukan try out dan penelitian. Try out dilaksanakan dilingkungan Kraton Yogyakarta, dimulai pada hari Minggu 27 April s/d 3 mei 2008 dari pagi hingga malam hari, yaitu dengan cara mendatangi pos-pos penjagaan yang sedang piket atau jaga malam. Pada try out terdapat subjek yang memiliki keterbatasan baca dan tulis, sehingga peneliti membacakan pernyataan yang ada di skala agar subjek dapat memahami isi skala. Penulis juga membantu mengisikan skala bagi subjek yang tidak mampu menulis atau menyilang pada alternative jawaban yang ada di skala. 2)
Persiapan alat ukur Persiapan penelitian yang berhubungan dengan alat ukur yaitu mencakup
penyusunan skala yang akan digunakan dalam try out dan penelitian. Skala tersebut terdiri dari Skala Kepuasan terhadap Status dan Skala Motivasi Kerja.
10
Skala Try Out Skala Kepuasan terhadap Status terdiri dari dua aspek yang berdasarkan aspek dari Anoraga (2001). Dua aspek yang terdapat dalam Skala Kepuasan terhadap Status adalah penilaian makna pekerjaan dan pandangan yang dirasa. Skala Kepuasan terhadap Status seluruhnya berjumlah 40 butir pernyataan, terdiri dari pernyataan favourabel dan unfavourabel. Skala Motivasi Kerja terdiri dari tiga aspek yang berdasarkan aspek dari Berry & Houston (1993). Tiga aspek yang terdapat dalam Skala Motivasi Kerja adalah penggerak, petunjuk, dan keteguhan. Skala Motivasi Kerja seluruhnya berjumlah 50 butir pernyataan yang terdiri dari pernyataan favourabel dan unfavourabel.
Uji Coba Alat Ukur Selanjutnya try out dilakukan untuk menguji validitas serta reliabilitas skala. Setelah diperoleh butir yang valid dan reliabel, maka butir-butir tersebut disusun kembali dalam bentuk skala untuk digunakan dalam penelitian. Uji coba Skala Kepuasan terhadap Status dan Skala Motivasi Kerja dilakukan sebelum dilaksanakannya penelitian. Tujuan dari pelaksanaan uji coba Skala Kepuasan terhadap Status dan Skala Motivasi Kerja adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir skala yang nantinya akan dipergunakan untuk penelitian. Jumlah subjek yang dikenakan uji coba skala sebanyak 40 orang. Perolehan data dari hasil uji coba skala kemudian diolah untuk mengetahui indeks validitas butir dan reliabilitas alat ukur yang digunakan.Tahap yang selanjutnya adalah pemberian skor. Setelah dilakukan penyekoran kemudian diteruskan dengan uji analisis butir.
11
Perhitungan dilakukan dengan komputer yang memakai SPS-2000. Batas kritis uji validitas adalah 0.25. Hasil uji analisis butir dan reliabilitas alat ukur uji coba sebagai berikut : Skala Kepuasan terhadap Status Tabel 4 berisi hasil uji kesahihan butir aitem kepuasan terhadap status. Perhitungan uji kesahihan butir ada pada lampiran. Aitem dinyatakan gugur apabila r bt negatif atau p > 0.050 (Hadi, 1991). Tabel 4 Hasil Uji Kesahihan Butir Skala Kepuasan terhadap Status Aspek Nomor Item Valid
Gugur
Penilaian makna pekerjaan
(1),( 2), (3), (4), (5) 6 , (6) 7 , (7) 8, 1 (8) 9, (9) 10, (10) 11, (11) 12, (12) 13, (13) 14, (14) 15, (15) 16, (16) 17, (17) 18, (18) 19, (19) 20 Pandangan yang (20) 21, (21) 22, (22) 23, (23) 24, 2 dirasa (24) 25, (25) 26, (26) 27, (27) 28, (28) 29, (29) 30, (30) 31, (31) 32, (32) 34, (33) 36, (34) 37, (35) 38, (36) 39, (37) 40 37 3 Catatan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor urut butir baru setelah uji coba
Jumlah seluruh aitem pada variabel kepuasan terhadap status adalah 40 aitem, dan aitem yang gugur sejumlah 3 aitem sehingga aitem yang sahih 37 aitem. Hasil uji keandalan Skala Kepuasan terhadap Status menunjukkan Alpha 0.857 yang berarti andal. Artinya, hasil uji keandalan menjelaskan bahwa semua faktor dalam variabel kepuasan terhadap status, andal.
12
Skala Motivasi Kerja Tabel 5 Hasil Uji Kesahihan Butir Skala Motivasi Kerja Aspek Nomor Item Valid
Gugur
2 (2), (3), (10), (11), (14), (15), (17), (20), (25), (26) 27, (27) 28, (28) 29, (29) 30, (30) 31, (31) 32 1 Petunjuk (1), (6), (12), (13), (16), (18), (19), (21), (32) 34, (33) 35, (34) 36, (35) 38, (36) 39, (37) 40, (38) 41, (39) 42, (40) 43, (41) 44 Keteguhan (4), (5), (7), (8), (9), (22), (23), (24), 1 (42) 45, (43) 46, (44) 47, (45) 49, (46) 50 46 4 Catatan : angka dalam kurung ( ) adalah nomor urut butir baru setelah uji coba Penggerak
Jumlah seluruh aitem pada variabel motivasi kerja adalah 50 aitem, dan aitem yang gugur sejumlah 4 aitem sehingga aitem yang sahih 46 aitem. Hasil uji keandalan motivasi kerja menunjukkan bahwa Alpha 0.878 yang berarti andal.
LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dilingkungan Kraton Yogyakarta, dimulai pada hari Minggu tanggal 4 s/d 17 Mei 2008 dari pagi hingga malam hari, yaitu dengan cara mendatangi pos-pos penjagaan yang sedang piket atau jaga malam. Subjek penelitian berjumlah 80 orang. Dari 80 subjek yang dikenai skala tidak ada satupun subjek yang tidak memenuhi syarat atau dapat dikatakan secara keseluruhan dapat mengisi skala dengan lengkap. Pada subjek penelitian terdapat subjek yang memiliki keterbatasan baca dan tulis seperti halnya pada try out, sehingga peneliti membacakan pernyataan yang ada di skala agar subjek dapat
13
memahami isi skala. Penulis juga membantu mengisikan skala bagi subjek yang tidak mampu menulis atau menyilang pada alternative jawaban yang ada di skala. Sebelumnya terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada abdi dalem mengenai maksud dari penelitian tersebut dan pentingnya data yang akan diambil untuk penyusunan suatu karya ilmiah dan peneliti menjelaskan tata cara pengisian skala tersebut. Peneliti langsung memberikan dua skala, yaitu Skala Kepuasan terhadap Status dan Skala Motivasi Kerja secara langsung.
HASIL PENELITIAN Deskripsi Subjek Penelitian Sampel penelitian berjumlah 80 orang dengan kriteria awal masa kerja lebih dari 2 tahun dan pegawai tetap, serta bisa berbahasa Indonesia. Selain itu penggolongan usia subjek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 6 Penggolongan Usia Subjek Penelitian No 1 2 3 4 5
Deskripsi statistik a. Uji Asumsi
Usia 38 - 47 48 - 57 58 - 67 68 - 77 78 - 87 Jumlah
Jumlah 11 orang 29 orang 25 orang 14 orang 1 orang 80 orang
14
1) Uji Normalitas Uji normalitas sebaran bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi sebaran jawaban subjek pada suatu variabel yang dianalisis, dengan kata lain bahwa uji normalitas dilakukan untuk menguji hipotesis nihil (Ho) bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi sebaran skor subjek sampel penelitian dan distribusi sebaran skor subjek pada populasi penelitian. Distribusi sebaran yang normal memiliki arti bahwa penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tersebut tidak normal, maka disimpulkan bahwa subjek penelitian itu tidak representatif atau tidak dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya sehingga hasilnya tidak layak untuk digeneralisasikan pada populasi tersebut. Kaidah uji normalitas dengan menggunakan SPS-2000 adalah dikatakan normal jika p>0.050. Untuk Skala Kepuasan terhadap Status diperoleh p sebesar 0.058, dan untuk Skala Motivasi Kerja p sebesar 0.068 sebaran kedua skala dalam penelitian ini adalah normal. 2) Uji Linieritas Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Tujuan dari linieritas penelitian ini adalah untuk memastikan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja. Suatu hubungan dapat dikatakan linier apabila sebaran nilai variabel-variabel penelitian ini berada dalam satu garis lurus.
15
Hubungan antar variabel kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja dalam penelitian ini linier. b. Uji Hipotesis Analisis data terhadap kedua variabel dalam penelitian menghasilkan koefisien korelasi (r) = 0.491 (p<0.000) artinya ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja. Hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan yang positif antara kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja, diterima. c. Kategorisasi Di bawah ini tersaji gambaran umum mengenai data penelitian variabel kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Kategorisasi Subjek Variabel Kepuasan terhadap status
Skor Hipotetik Mak Min Mean 148 37 92.5
Motivasi kerja
184
46
115
SD 18.5
Mak 141
23
180
Skor Empirik Min Mean SD 40 81.98 34.21
49
112.65
Nilai maksimal hipotetik merupakan nilai maksimal yang diperoleh apabila subjek menjawab dengan jawaban SS secara keseluruhan untuk pernyataan
favourable
dan
STS
secara
keseluruhan
untuk
pernyataan
unfavourable. Nilai maksimal empirik merupakan skor paling tinggi yang diberikan subjek. Nilai minimal hipotetik merupakan skor yang diperoleh apabila subjek mengisi secara keseluruhan dengan jawaban STS untuk pernyataan
44.34
16
favourable dan SS secara keseluruhan untuk pernyataan unfavourable. Skor paling rendah yang diberikan subjek pada Skala Kepuasan terhadap Status adalah 40, sedangkan pada Skala Motivasi Kerja sebesar 49. Berdasarkan data kepuasan terhadap status maka dapat dilihat bahwa mean empirik kepuasan terhadap status lebih rendah dibandingkan mean hipotetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki kepuasan terhadap status yang lebih rendah dibandingkan rata-rata. Data motivasi kerja menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dibandingkan mean hipotetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki motivasi kerja yang lebih rendah dibandingkan rata-rata. Berdasarkan data empirik, maka kategorisasi variabel kepuasan terhadap status sebagai berikut Tabel 8 Kategorisasi Kepuasan terhadap Status Kategorisasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah
F 13 15 4 19 29 80
Persen (%) 16.25 18.75 5.00 23.75 36.25 100%
Terdapat 16.25% subjek yang masuk dalam kategori kepuasan terhadap status sangat tinggi, 18.75% dalam kategori tinggi, 5.00% dalam kategori sedang, 23.75% dalam kategori rendah, dan 36.25% dalam kategori sangat rendah. Kategori tersebut menunjukkan bahwa total subjek yang masuk dalam kepuasan
17
terhadap status tinggi 35%, sedang 5%, dan rendah 60%. Berdasarkan data empirik, maka kategorisasi variabel motivasi kerja sebagai berikut: Tabel 9 Kategorisasi Motivasi Kerja Kategorisasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah
F 17 17 8 18 20 80
Persen (%) 21.25 21.25 10.00 22.50 25.00 100 %
Terdapat 21.25% subjek yang masuk dalam kategori motivasi kerja sangat tinggi, 21.25% dalam kategori tinggi, 10.00% dalam kategori sedang, 22.50% dalam kategori rendah, dan 25.00% dalam kategori sangat rendah. Jadi subjek yang motivasi kerjanya tinggi 42.5%, sedang 10%, dan rendah 47.5%. Berdasarkan kategorisasi variabel kepuasan terhadap status dan motivasi kerja maka dapat disimpulkan bahwa kategorisasi kepuasan terhadap status berada pada kategori rendah dan kategorisasi motivasi kerja berada pada kategori rendah.
Sumbangan Kepuasan terhadap Status dengan Motivasi Kerja Pada penelitian ini dapat diketahui R square dari kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja. R square dalam penelitian ini adalah 0.241 yang berarti bahwa besarnya kepuasan terhadap status berpengaruh terhadap motivasi kerja, pengaruhnya sebesar 24.1%, dan sisanya sebesar 75.9% dipengaruhi faktor lain. Faktor-faktor lain tersebut diantaranya adalah yaitu tipe kepribadian, manajemen organisasi, serta konsep diri.
18
PEMBAHASAN Hipotesis yang diajukan, yaitu ada hubungan positif antara kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja, dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya koefisien korelasi (r) sebesar 0.491. Berarti kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja berhubungan secara positif. Semakin tinggi kepuasan terhadap status maka semakin tinggi motivasi kerja, sebaliknya semakin rendah kepuasan terhadap status maka semakin rendah motivasi kerja. Diketahui juga bahwa kepuasan terhadap status berpengaruh terhadap motivasi kerja, pengaruhnya sebesar 0.241 atau 24.1%, dan sisanya sebesar 75.9% dipengaruhi faktor lain. Faktor-faktor lain tersebut diantaranya adalah yaitu tipe kepribadian, manajemen organisasi, serta konsep diri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Retno (1991), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja berhubungan secara positif. Penelitian tersebut dilakukan dengan mengambil subjek guru-guru di wilayah Lampung Selatan, dengan teknik sampling simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka dapat diketahui juga kondisi kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja para abdi dalem. Dipahami bahwa kepuasan terhadap status dan motivasi kerja berada dalam kategori sangat rendah. Hal tersebut nampak dari sebaran frekuensi subjek penelitian mengenai kepuasan terhadap status 36.25% berada dalam kategori sangat rendah, sedangkan motivasi kerja subjek 25.00% juga berada dalam kategori sangat rendah.
19
Rendahnya kondisi kepuasan terhadap status dan motivasi yang ada pada abdi dalem dapat disebabkan karena saat ini masyarakat kurang memuji individu yang bekerja sebagai abdi dalem, sehingga status sebagai abdi dalem tidak membuat para abdi dalem merasa bangga dan puas. Masyarakat Yogyakarta saat ini telah heterogen, berasal dari berbagai daerah yang kurang mengenal sejarah dari abdi dalem. Kurangnya pemahaman terhadap sejarah abdi dalem menyebabkan kurangnya penghargaan masyarakat terhadap para abdi dalem yang ada di Yogyakarta. Hurlock (1980) menjelaskan bahwa status individu sebagai orang dewasa menuntut individu tersebut untuk berperan sebagaimana selayaknya orang yang telah dewasa. Individu yang masuk dalam kategori orang dewasa biasanya telah berkeluarga
sehingga
dibebani
dengan
tuntutan
pemenuhan
kebutuhan
keluarganya. Untuk itulah individu bekerja. Bekerjanya individu tidak hanya mengejar status tetapi mengejar pemenuhan kebutuhan dasar terlebih dahulu. Menurut Maslow (Anoraga, 2001), apabila kebutuhan dasar telah terpenuhi, barulah kebutuhan lain dapat muncul. Anoraga (2001) menjelaskan bahwa individu yang puas terhadap status yang diperoleh dari pekerjaannya, membuatnya merasa bangga akan pekerjaannya dan berusaha untuk tidak melepaskan pekerjaan tersebut. Pegawai yang umumnya merasa puas terhadap status pekerjaannya umumnya adalah para pekerja yang berkaitan dengan kegiatan sosial, kesehatan, atau pendidikan seperti angkatan bersenjata, petugas palang merah, dokter, dan guru.
20
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pendekatan persuasif dengan para abdi dalem di tempat penelitian dilakukan. Pendekatan dilakukan dengan cara menjalin relationship dengan mereka sehingga subjek penelitian saat dimintai kesediaan untuk mengisi skala subjek, tidak merasa keberatan dan bersikap terbuka. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat mewakili realita yang ada karena subjek bersikap terbuka dan tidak canggung atau tidak malu-malu dalam mengungkapkan dirinya apa adanya. Terdapat kelemahan dari penelitian ini. Kelemahan dari penelitian ini adalah pada skala penulis menuliskan nama variabel yang diteliti. Hal itu membuat subjek mengetahui variabel apa yang akan diungkap dalam penmelitian. Dampak dari diketahui variabel yang akan diteliti adalah membuat subjek berusaha menampilkan hal-hal baik sesuai dengan variabel yang akan diukur. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka saat penelitian berlangsung peneliti berulang-ulang menyatakan bahwa subjek diminta menjawab sesuai dengan kondisinya bukan sesuai dengan apa yang dianggap baik oleh subjek. Selain itu, peneliti mengalami kesulitan dalam memperoleh surat ijin telah melakukan penelitian dari Kraton Ngayogyakarta. Untuk mengatasinya maka peneliti meminta tanda tangan dari semua subjek penelitian sebagai penggantinya.
KESIMPULAN Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
21
1. Hasil analisis statistik membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kepuasan terhadap status dengan motivasi kerja. Dimana semakin tinggi kepuasan terhadap status yang dimiliki oleh abdi dalem, maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja abdi dalem. 2. Secara keseluruhan tingkat kepuasan terhadap status yang dimiliki oleh abdi dalem berada dalam kategori rendah. 3. Secara keseluruhan tingkat motivasi kerja yang dimiliki oleh abdi dalem juga berada dalam kategori rendah. 4. Kepuasan terhadap status berpengaruh terhadap motivasi kerja, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain tersebut diantaranya adalah tipe kepribadian, manajemen organisasi, serta konsep diri. B. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian ilmiah ini, maka penulis mencoba merekomendasikan beberapa saran, sebagai berikut : 1. Bagi Kraton Yogyakarta, hendaknya memperhatikan para abdi dalem dengan membuat berita atau artikel tentang abdi dalem melalui media massa. Adanya informasi yang diberikan pihak Kraton Yogyakarta diharapkan dapat membuat masyarakat memahami arti penting keberadaan abdi dalem. Status abdi dalem diharapkan mempunyai citra positif di masyarakat, sehingga para abdi dalem yang saat ini sedang bekerja di Kraton Yogyakarta merasa bangga dan puas dengan statusnya. Kepuasan terhadap status abdi dalem diharapkan mampu membuat motivasi kerja para abdi dalem meningkat.
22
2. Bagi abdi dalem, sebaiknya meningkatkan motivasi kerjanya dengan memahami nilai-nilai mulia yang terkandung dalam pekerjaan sebagai abdi dalem. Pemahaman terhadap nilai yang ada sebagai abdi dalem diharapkan mampu membuat para abdi dalem percaya bahwa pekerjaannya merupakan pekerjaan yang mulia serta menjaga kelestarian budaya bangsa sehingga patut bangga dan meningkatkan motivasi kerjanya agar masyarakat semakin menyadari pentingnya keberadaan abdi dalem. 3. Diharapkan para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan motivasi kerja diantaranya adalah yaitu tipe kepribadian, manajemen organisasi, serta konsep diri.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ardianti. 2005. Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Pegawai. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada. Atkinson, R. L. 1991. Pengantar Psikologi jilid 2. (Terjemahan: Taufiq). Jakarta: Erlangga Publisher. Azwar, S. 2002. Sikap Manusia-Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________ . 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berry, L.M. and Houston, J.P. 1993. Psychology at Work. New York.: WCB Brown and Benchmark. Davis. 1981. Kepuasan Pegawai. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Dipboye, R.L., Smith, C.S., and Howel, W.C.I. 1994. Understanding Industrial and Organizational Psychology. New York: Harcourt Brace College. Dubrin, A.J., Ireland, R.d., and Williams, J.C. 1996. Management and Organization. New York: South-western Publishing Co. Fitts, William,H. 1974. The Self Concept & Self Actualization. Research Monograph no.3. Los Angeles: Wetern Psychological Sevices. Freud, S. 2003. Teori Sexs. Jakarta: Jendela. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., dan Donnelly, J.R., 1996, Organisasi. Edisi Ke-8. (Alih Bahasa: Nunuk Adiarni). Jakarta: Bina Rupa Aksara. Hadi, S. 1991. Statistik I. Yogyakarta: Andi Offset. ______ . 1996. Statistik II. Yogyakarta: Andi Offset. ______ . 2000. Metodologi Research. Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset. ______ . 2000. Metodologi Research. Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset. ______ . 2002. Metodologi Research. Jilid 4. Yogyakarta: Andi Offset. ______ . 2000. Panduan Manual Seri Program Statistik (SPS-2000). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hurlock, B. E. 1985. A Life Span Approach. 5 th ed. New York: Mc Graw Hill.
24
Kristianto. 2005. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Toleransi terhadap Stres pada Pria Homoseks. Skripsi Sarjana. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Mitchel. 1982. Motivasi Pegawai. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press. Norman. 2003. Pengaruh Musik Pengiring Kerja terhadap Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Produktivitas Kerja Karyawan. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandar Lampung: Universitas Muhammadiyah Lampung, Fakultas Psikologi. Nunn, G.D., and Parish, T.S., 2001. An Investigation of the Relationship Between Children’s Self-Concepts and Evaluations of Parent Figures: Do They Vary as a Function of Family Structure?. The Journal of Psychology. Vol. 121, 563-566. Parish, T.S., Scanlan, G.M. 1991. Parental Practices, Support System Failures, Self-Concepts, and Evaluations of Parents. The Journal of Genetic Psychology. Vol. 153, 463-465. Perlmutter, M.and Elizabeth, H. 1985 Adult Development and Aging. New York: John Willey and Sons. Purwanti, Y.D., Koentjoro, dan Purnamaningsih, E.H. 2000. Konsep Diri Perempuan Marginal. Jurnal Psikologi. No. 1, 48-59. Purwanto. 2001. Hubungan antara Kepuasan dengan Komunikasi Interpersonal Pegawai. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandar Lampung: Universitas Muhammadiyah Lampung, Fakultas Psikologi. Rakhmat, J. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rayhand. 2005. Hubungan antara Kepuasan Jabatan dengan Motivasi pada Guru SD. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandar Lampung: Universitas Muhammadiyah Lampung, Fakultas Psikologi. Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. (Terjemahan: Tim Indeks). Jakarta: PT Indeks. Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius. Siagian. 2002. Pentingnya Kepuasan Kerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soejoeti, Z. 2003. Metode Statistik 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas terbuka.
25
Soepono, H. 2004. Hubungan Harga Diri terhadap Kecenderungan Merokok pada Remaja. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan. Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi. Wediawati. 1993. Kepuasan Kerja. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Yuliantie. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.