HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh: Tri Puspita Ratih A. F 100 020 125
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh : Tri Puspita Ratih A. F 100 020 125
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
Tri Puspita Ratih A. Susatyo Yuwono Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Keberhasilan organisasi ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk produktivitas kerja karyawan. Salah satu indikator produktivitas adalah prestasi kerja yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, salah satunya yaitu kepribadian individu yang lain mencakup manajemen diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara manajemen diri dengan prestasi kerja; 2) Peran atau sumbangan manajemen diri terhadap prestasi kerja; 3) Tingkat manajemen diri dan prestasi kerja. Hipotesis yang diajukan: ada hubungan positif antara manajemen diri dengan prestasi kerja pada karyawan. Subjek penelitian adalah perawat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjati dengan ciri-ciri: perawat medis dan bekerja di bagian rawat inap. Jumlah subjek sebanyak 70 perawat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive non random sampling. Metode pengumpulan data menggunaka n skala manajemen diri dan dokumentasi prestasi kerja, serta teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,482; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara manajemen diri dengan prestasi kerja. Semakin tinggi manajemen diri maka semakin tinggi prestasi kerja, begitu sebaliknya semakin rendah manajemen diri maka semakin rendah prestasi kerja. Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien determinan (r2 ) = 0,232. Hal ini berarti sumbangan efektif manajemen diri terhadap prestasi kerja sebesar 23,2%, artinya masih terdapat 76,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja selain variabel manajemen diri misalnya kondisi fisik, kemampuan dan keterampilan, etos kerja, motivasi kerja, lingkungan kerja . Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel manajemen diri mempunyai rerata empirik sebesar 111,443 dan rerata hipotetik sebesar 90 yang berarti manajemen diri pada subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel prestasi kerja diketahui rerata empirik sebesar 77,586 berdasarkan norma kategori prestasi kerja skor tersebut masuk kategori baik. Kata kunci : manajemen diri, prestasi kerja.
lebih keluhan pasien rawat inap ditujukan
PENGANTAR Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatannya dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun sosial. Di samping itu juga rumah sakit dituntut harus menampakkan usaha keras untuk meningkatkan kualitas pelayanan, seiring dengan meningkatnya persaingan
kepada
pelayanan
perawat. Hasil survey kepuasan pasien yang
dilakukan
tersebut
penting
dalam
penyelenggaraan
sarana kesehatan memiliki peran yang sangat penting, selain sebagai tenaga paramedis untuk merawat pasien, perawat adalah yang paling sering berhubungan langsung
dan
berkomunikasi
secara
otomatis
aktif
dengan
selalu pasien.
Perawat memegang kunci keberhasilan atas penyembuhan pasien, karena frekuensi perawat
dalam
berkomunikasi
dengan
dokter atau tenaga yang lainnya (Wulan Banyak permasalahan menyangkut pelayanan jasa bidang kesehatan yang beberapa
penelitian.
Sebagai contoh
Wahyuni (2007) pada
penelitian
dilakukan
yang
puas
responden
pasien
terhadap
yang
pelayanan
keperawatan (keramahan dan ketanggapan) hanya 61 %, angka tersebut masih di bawah standar mutu yang ditetapkan oleh manajemen rumah sakit yaitu sebesar 80%. pegawai
untuk
meningkatkan prestasi kerja merupakan persoalan penting yang perlu diperhatikan dan segera dibenahi karena jika tidak dibenahi perusahaan (rumah sakit) kalah bersaing dan tidak mampu berkompetisi dengan
rumah
Terhambatanya
sakit prestasi
lain kerja
lain. tersebut
merupakan indikasi lemahnya manajemen diri
karyawan
organisasi
secara
maupun
manajemen
keseluruhan
dalam
mengelola sumber daya manusia Prestasi kerja menurut Kussriyanto (Mangkunegara,
2007)
adalah
perbandingan hasil kerja yang dicapai
dan Hastuti, 2010).
dalam
296
prosentase
menyatakan
pasien lebih sering dibanding dengan
terungkap
dari
Kegagalan
Perawat sebagai salah satu aset
yang
menunjukkan rendahnya prestasi kerja
dan teknologi.
yang
keperawatan
di
RSUD
Banjarnegara menyatakan sebesar 30 %
dengan peran dan serta tenaga yang dikeluarkan persatuan waktu. Sementara menurut Mangkunegara (2007) prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
mengungkapkan bahwa manajemen diri
kepadanya.
dapat meningkatkan prestasi kerja pada
Salah satu dari sekian banyak
karyawan. Selanjutnya penelitian
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja
Disi sisi lain dewasa ini semakin
adalah sumber daya manusia (karyawan)
banyak karyawan yang terjebak dalam
yang
karakteristik
proses pengaturan dirinya sendiri. Mereka
kepribadiannya. Sesuai dengan penjelasan
merasa kesulitan untuk membagi waktu
Amstrong
(2007)
faktor
kepribadian,
yang
merupakan
bagian
yang
tidak
dapat
pekerjaan kantor yang rasanya semakin
dipisahkan dalam pencapaian tugas-tugas
menumpuk; akibatnya tugas dan pekerjaan
yang diberikan. Faktor ini juga dapat
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
berkaitan
mempengaruhi
dengan
mengerjakan
.Berdasarkan hal- hal tersebut, maka
memiliki
rumusan masalah penelitian ini adalah:
kapabilitas untuk mengejar cita -cita untuk
“Apakah ada hubungan antara manajemen
mencapai tugas dan tanggung jawab. Salah
diri dengan prestasi kerja?” Berdasarkan
satu bagian dari kepribadian individu
rumusan permasalahan tersebut, penulis
adalah adanya kemampuan manajemen diri
ingin menguji secara empirik dengan
yang baik.
melakukan penelitian berjudul “Hubungan
yang
matang
kerja,
untuk
sebab
pribadi
prestasi
digunakan
dapat
Disadari atau tidak, kemampuan manajemen
diri
berpengaruh
kemampuan
seseorang
terhadap
kerja karyawan”.
bekerja.
Robbins (2008) mengatakan bahwa
Menurut Macan (1990) individu yang
prestasi suatu perusahaan tidak dapat
memiliki kemampuan manajemen diri
dilepaskan
dapat mengatur dan mengorganisasikan
individu yang terlibat di dalamnya. Hal ini
waktu
akan
berarti bahwa tercapainya tujuan yang
mampu menyelesaikan tugas pekerjaan dan
telah ditetapkan oleh perusahaan banyak
dapat mengambil keputusan dengan tepat.
tergantung
Individu
memanajemen
Anoraga (2005) menambahkan prestasi
dirinya dengan baik akan mampu membuat
kerja berkaitan dengan tujuan dalam arti
prioritas,
sebagai suatu hasil dari perilaku kerja
dengan
dikerjakan
yang
dalam
antara manajemen diri dengan prestasi
teratur
sehingga
mampu
kegiatan terlebih
apa
yang
dahulu,
harus apakah
seseorang.
dari
prestasi
pada
Prestasi
kerja
kerja
setiap
karyawannya.
diberikan
batasan
pekerjaan kantor atau pekerjaan lain.
sebagai hasil dari pola -pola tindakan yang
Penelitian Christian dan Poling (1997)
dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai
hasil
dari
pola -pola
tindakan
yang
meninjau
periode
istirahat
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai
ditetapkan dan catatan kehadiran secara
dengan standar yang telah ditetapkan, baik
keseluruhan.
kualitas
ataupun
kuantitas
Dapat
e.Kejujuran.
Ditambakan
oleh
dikatakan prestasi kerja merupakan ukuran
Soeprihanto (2000) salah satu aspek
keberhasilan atau kesuksesan karyawan.
prestasi
Aspek pengukuran prestasi kerja
kerja
yang
kepribadian yaitu aspek kejujuran meliputi
yang digunakan sesuai dengan Sumber
keikhlasan
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
kemampuan bekerja sama.
(DP 3) RSD Grobogan. Aspeknya sebagai berikut:
melakukan
tugas
dan
f.Kerjasama. Didukung pendapat Anoraga (2005) yang menyatakan prestasi
a.Kesetiaan. Sesuai pendapat yang dikemukakan
oleh
Ranupandoyo
Husnan (2000) jika kesetiaan
dan
karyawan
kerja dapat diukur melalui sikap terhadap perubahan pekerjaan, teman sekerja dan kerjasama.
terhadap instansi atau perusahaan semakin besar,
mendukung
maka
timbul
Menurut
Rasimin
yang
(1996) prestasi kerja bersumber pada
melakukan
individu antara lain meliputi: Prakarsa atau
pekerjaan menjadi lebih giat lagi agar
inisiatif, yaitu mampu melaksanakan tugas
mencapai prestasi kerja yang lebih tinggi.
atau
menyebabkan
b.Prestasi.
dorongan
g.Prakarsa.
karyawan
Anoraga
menyatakan prestasi kerja
(2005)
dapat diukur
langkah
untuk
perbaikan
atau
peningkatan tugas tanpa instruksi terlebih dahulu.
melalui mutu kerja dan kuantitas kerja.
Pada penelitian ini aspek penilaian
c.Tanggungjawab. Sesuai pendapat
DP 3 yang digunakan sesuai dan relevan
Soeprihanto (2000) yang mengemukakan
dengan teori-teori yang telah dikemukakan
dalam pengukuran prestasi kerja terdapat
oleh para ahli, selain itu ditetapkan oleh
aspek
keterampilan,
pihak manajemen rumah sakit sesesuai
kesungguhan kerja, hasil kerja, tanggung
dengan kondisi yang ada di tempat kerja
jawab.
dan telah digunakan sebagai acuan dalam
kecakapan,
d. Ketaatan. Menurut Wungu dan
kenaikan jabatan atau promosi. Norma
Brotoharsojo ( 2003) aspek prestasi kerja
penilaian yang digunakan sebagai berikut:
diantaranya ketaatan, yaitu sejauhmana
kriteria
seorang karyawan tepat pada waktunya,
100; kriteria baik mendapat skor 76 - 90;
sangat baik mendapat skor 91 -
kriteria cukup mendapat skor 61 - 75; dan
kriteria kurang mendapat skor
60 ke
bahwa batas tingkah laku sebenarnya
bawah. Meskipun demikian perlu dipahami
sudah ada yang memegangnya. Atau
bahwa organisasi, instansi atau perusahaan
golongan lain adalah individu
tertentu mungkin saja memiliki sistem
masih bingung dalam menentukan
penilaian yang berbeda sesuai dengan jenis
arah kehidupannya..
perusahaan, pekerjaan, analisa kebutuha n maupun
karakteristik
karyawan
b.
dan
Keberfungsian
yang
Interpersonal
(ini
kaitan dengan manajemen interaksi
budaya di tempat kerja masing-masing.
individu dengan lingkungan sosial di
Wibowo (2010) mengungkapkan
sekitarnya),
yaitu
mengacu
pada
setiap manusia pada dasarnya diharapkan
bagaimana individu bersosialisasi dan
dapat tumbuh kembang secara optimal.
berinteraksi dengan optimal, mampu
Tumbuh kembang secara optimal tersebut
membawa kebahagiaan lawan bicara,
dapat
menjalin
dianalogikan
dalam
keberfungsian. Individu tumbuh
kembangnya,
terminologi
yang optimal berarti
persahabatan
dan
membangun hubungan yang saling
optimal
menguntungkan.
Sekilas
tampak
fungsi sebagai manusia utuh kedalam diri
beberapa orang, sangat sulit bagi
sendiri, ke dalam optimalisasi potensi
individu
internalnya dan ke lingkungan sekitarnya.
hubungan jangka panjang dengan
Berikut ini adalah pembagiannya:
orang lain. Atau sebaliknya, individu
a.
Transpersonal
sanggup menjalin komitmen jangka
(kaitannya dengan manajemen diri
panjang, namun bermasalah dalam
atau bagaimana seseorang mengelola
menjaga hubungan jangka pendek.
diri sendiri), yaitu mengacu pada
Oleh karena itu tidak berlebihan jika
bagaimana individu memaksimalkan
dikatakan bahwa setiap manusia perlu
kesadaran
dengan
untuk sela lu belajar bagaimana cara
sepenuhnya menyadari bahwa segala
meningkatkan keterampilan interaksi
tingkah laku adalah dengan seizin-
sosialnya, sehingga pada gilirannya
Nya. Individu yang belum optimal
akan
dari aspek ini, masih menganggap
keberfungsian interpersonalnya.
spiritual,
bahwa hidup ini adalah miliknya sendiri, sehingga individu
berbuat
sekehendaknya tanpa ada pemikiran
c.
untuk
mampu
Keberfungsian
namun
ini
dalam menjalankan fungsi-fungsinya, baik
Keberfungsian
sederhana,
hal
dapat
bagi
menja lin
meningkatkan
Profesional,
yaitu
mengacu pada bagaimana individu mampu
menemukan
potensi
terbesarnya
dan
sepenuh-penuhnya pribadinya.
Satu
mengoptimalkan
individu selalu berhubungan dengan
demi
orang lain dalam hampir semua aspek
tidak
kehidupan. Hubungan personal yang
terelakkan adalah bahwa manusia
erat dapat menjadi sumber kekuatan
lahir
potensi,
dan pembaruan yang terus menerus.
sayangnya ada yang tidak sadar akan
Efektif tidaknya hubungan seseorang
hal itu, dan ada yang sudah sadar
dengan
namun tidak berbuat apa-apa. Dengan
mempengaruhi
demikian berpikir ulang mengenai
terbaik dalam kehidupan, dan dalam
keberfungsian
menjadi
mengembangkan kehidupan yang lebih
sangat perlu, karena banyak aspek
bermakna baik itu ditempat kerja atau
dalam kehidupan tergantung pada
dalam
bagaimana individu berusaha secara
berhubungan
konsisten
merupakan kunci utama kesuksesan.
dengan
hal
kemajuan
yang
segudang
profesional
mengembangkan
keberfungsian profesional. Aspek-aspek
orang
lain
sangat
pencapaian
kehidupan
hal-hal
tinggal.
dengan
Cara
orang
lain
Dalam hidup seseorang membutuhkan
manajemen
diri
teman, sahabat, kekasih, rekan kerja,
menurut Maxwell (Prijosaksono, 2001)
maupun
mitra
bisnis,
antara lain:
membutuhkan orang yang dapat diajak
a. Pengelolaan waktu. Waktu merupakan
berbagi
keceriaan,
juga
kesedihan,
hal utama dalam manajemen diri.
ketakutan,
Seperti halnya kehidupan yang harus
keberhasilan. Interaksi ini menyentuh
dikelola dan dikendalikan, waktu juga
dan
harus dikelola dan dikendalikan dengan
tingkat kehidupan yang terdalam.
sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kegagalan,
membangun
c. Perspektif
diri.
dan
seseorang
Perspektif
pada
diri
sasaran dan tujuan dalam kehidupan
terbentuk jika individu dapat melihat
dan
dan
dirinya sama dengan apa yang dilihat
pengertian
orang lain pada dirinya. Individu yang
diartikan
dapat melihat dan menilai dirinya sama
sebagai cara mengalokasikan waktu
dengan apa yang dilihat dan dipikirkan
secara efektif dan efisien.
oleh orang lain pada dirinya berarti
pekerjaan
efisien.
secara
Selama
mengelola
waktu
efektif
ini hanya
b. Hubungan antar manusia. Hubungan antara
manusia
merupakan
aspek
utama dalam manajemen diri, karena
individu tersebut jujur dan nyata dalam menilai
dirinya
sehingga
individu
tersebut memiliki penerimaan diri yang
lebih luas yang pada akhirnya akan
apa
mempermudah
dahulu, apakah pekerjaan kantor atau
individu
dalam
manajemen diri, tetapi jika individu
yang
harus
dikerjakan
terlebih
pekerjaan lain.
tidak dapat melihat dirinya seperti yang
Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada
dilihat oleh orang lain secara jujur dan
hubungan positif antara manajemen diri
sesuai kenyataan maka akan mengarah
dengan prestasi kerja pada karyawan.
pada suatu kebohongan pada diri
Semakin tinggi manajemen diri maka akan
sendiri dan individu tersebut akan
semakin
menciptakan cermin diri yang semu
karyawan, sebaliknya semakin rendah
sehingga
manajemen diri maka akan semakin rendah
individu
tidak
dapat
menerima ke nyataan dirinya.
tinggi
prestasi
kerja
pada
prestasi kerja karyawan.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
kerja,
salah
satunya
yaitu
kepribadian individu, antara lain mencakup manajemen diri. Menurut Prijosaksono dan Sembel (2002) manajemen diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali
METODE Identifikasi Variabel Penelitian Variabel bebas : Manajemen diri Variabel tergantung : Prestasi kerja Definisi Operasional Variabel Penelitian
dan menolak akan kehadiran dirinya 1. Prestasi kerja merupakan tingkat
(secara fisik, emosi, pikiran, jiwa dan spritual),
sehingga
mampu
mengelola
orang lain dan berbagai sumber daya untuk mengendalikan
maupun
menciptakan
realitas kehidupan sesuai dengan misi dan
Macan
(1990)
seseorang
dapat memanajemen dirinya dengan baik akan
dapat
mengatur
dan
mengorganisasikan waktu dengan teratur sehingga
akan
tugas-tugasnya atau melakukan aktivitas aktivitasnya baik nampak maupun tidak nampak
serta
tanggungjawab
untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tujuan hidupnya. Menurut
keberhasilan individu dalam melakukan
mampu
menyelesaikan
tugas pekerjaan dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Individu yang mampu memanajemen dirinya dengan baik akan mampu membuat prioritas, kegiatan
sesuai
dengan
standar
dan
kriteria
pekerjaan tertentu. Prestasi kerja diketahui melalui dokumentasi berdasarkan aspek DP 3 yaitu tanggung
: kesetiaan, prestasi kerja,
jawab,
ketaatan,
kerjasama. Semakin dokumentasi
prestasi
tinggi kerja
kejujuran, skor
data
karyawan
menunjukkan semakin tinggi pula prestasi kerja karyawan, begitu pula sebaliknya.
2.
Manajemen
diri
merupakan
Metode Pengumpulan Data
suatu proses dalam diri individu yang melibatkan
kemampuan
pengelolaan
Metode menggunakan
pengumpulan
dua
cara,
yaitu
data skala
afeksi, tingkah laku dan kognisi dalam
manajemen diri dan nilai dokumentasi
beradaptasi
prestasi kerja.
dengan
lingkungan,
memotivasi diri serta bertindak guna mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
Metode Analisis Data
Manajemen diri diungkap menggunakan skala
manajemen
berdasarkan waktu,
diri
yang
aspek-aspek:
hubungan
antar
Adapun teknik analisis data yang
disusun
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengelolaan
Korelasi Product Moment karena bertujuan
manusia
dan
perspektif diri. Semakin tinggi skor yang
mencari hubungan atau korelasi antara dua variabel.
diperoleh menunjukkan semakin tinggi manajemen diri individu, begitu pula
Hasil dan Pembahasan
sebaliknya semakin rendah skor yang
Berdasarkan diperoleh
pula manajemen diri individu.
sebesar 0,482; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
Subjek Penelitian Populasi penelitian adalah perawat
koefisien
perhitungan
diperoleh menunjukkan semakin rendah
tersebut
nilai
hasil
menunjukkan
korelasi
ada
(r)
hubungan
positif yang sangat signifikan antara manajemen diri dengan prestasi kerja.
bagian Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.
Semakin tinggi manajemen diri
maka
Soedjati Grobogan yang berjumlah 89, dari
semakin
begitu
jumlah tersebut yang sesuai dengan ciri-
sebaliknya semakin rendah manajemen diri
ciri: 1) bagian medis; 2) berstatus pegawai
maka semakin rendah prestasi kerja. Hasil
tetap berjumlah 70 perawat dengan rincian
penelitian
ruang Anggrek 9 orang, Bougenvile 11
hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan
orang, Cempaka 10 orang, Dahlia 9 orang;
positif antara manajemen diri dengan
Flamboyan 10 orang Gladiol 11 orang,
prestasi
Kemuning 10 orang. Teknik pengambilan
diterima.
sampel yang digunakan adalah purpossive
tinggi
prestasi
ini
kerja
kerja,
menunjukkan
pada
karyawan”
bahwa
dapat
Temuan hasil penelitian ini sesuai
non random sampling. Oleh karena itu
dengan
pendapat
Rini
jumlah subjek yang digunakan adalah 70
mengemukakan
orang.
pekerja yang menggunakan manajemen
ada
(2002)
perbedaan
yang antara
diri dengan yang tidak menggunakan
keputusan kerja dan secara tidak langsung
manajemen diri. Individu yang memiliki
mendukung pula pada peningkatan prestasi
manajemen diri yang baik diharapkan lebih
kerja individu.
mampu mengelola dirinya dan bertahan
Berdasarkan hasil analisis diketahui
dalam menghadapi setiap permasalahan
variabel manajemen diri
ataupun tekanan yang mengancam. Myers
rerata empirik sebesar 111,443 dan rerata
(1991) mengemukakan bahwa kesempatan
hipotetik
untuk melakukan manajemen diri dalam
manajemen diri
pekerjaan
merupakan
bentuk
tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini dapat
tanggung
jawab.
Manajemen
diri
diartikan bahwa aspek-aspek yang terdapat
prosedur
yang
pada manajemen diri yaitu pengelolaan
merupakan
suatu
suatu
sebesar
mempunyai
90
yang
berarti
pada subjek penelitian
mengharuskan orang menentukan target
waktu,
kerja yang hendak dicapainya, memonitor
perspektif diri sudah menjadi bagian dari
dan mengevaluasinya. Ditambahkan oleh
karakteristik
Macan dkk (1990) menyatakan bahwa
berperilaku khususnya berkaitan dengan
orang
pekerjaan.
yang
manajemen
memiliki
diri
dapat
kemampuan mengatur
dan
hubungan
antar
subjek
manusia
penelitian
Selanjutnya
kondisi
dan
dalam ini
mendukung peningkatan prestasi kerja
mengorganisasikan waktu dengan teratur
individu, dibuktikan dari
sehingga
menyelesaikan
empirik sebesar 77,586 berdasarkan norma
tugas pekerjaan dan dapat mengambil
kategori prestasi kerja skor tersebut masuk
keputusan dengan tepat. Individu yang
dalam kategori baik.
mampu memanajemen dirinya dengan baik
Dari
akan
mampu
hasil
nilai rerata
analisis
diketahui
akan mampu membuat prioritas, kegiatan
koefisien determinan (r2) = 0,232. Hal ini
apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
berarti sumbangan efektif manajemen diri
Hasil
terhadap prestasi kerja
penelitian
dilakukan
sebesar 23,2%,
artinya masih terdapat 76,8% faktor-faktor
menyimpulkan bahwa manajemen diri
lain yang mempengaruhi prestasi kerja
secara tidak langsung berperan dalam
selain variabel manajemen diri misalnya
peningkatan karir dan prestasi individu,
kondisi
didukung penelitian Rengganis (2006)
keterampilan, etos kerja, motivasi kerja,
yang menyatakan bahwa semakin tinggi
lingkungan kerja . Berkaitan dengan hal
kemampuan manajemen diri individu maka
tersebut
baik
Astriana
yang (2013)
semakin
oleh
sebelumnya
orientasi
pengambilan
fisik,
Milton
kemampuan
(As’ad,
dan
200)
mengemukakan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi prestasi kerja yaitu:
manajemen diri terhadap prestasi kerja sebesar 23,2%, artinya masih terdapat
a. Karakteristik individu. Sebelum
76,8%
faktor -faktor
proses prestasi kerja terjadi yaitu adanya
mempengaruhi
kebutuhan
variabel manajemen diri.
kemudian
diarahkan
pada
tujuan. Individu harus memiliki kapasitas
prestasi
lain
yang
kerja
selain
3. Manajemen diri
pada subjek
dan faktor yang dibutuhkan, dalam hal ini
penelitian tergolong tinggi. Berdasarkan
motivasi merupakan suatu hal yang akan
norma
dilakukan
penleitian masuk dalam kategori baik.
kategori
prestasi
kerja
subjek
b. Karakteristik pekerjaan. Apa yang dilakukan individu mempengaruhi
Saran
motivasi, beberapa pekerjaan merupakan
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
pekerjaan yang rutin dan sebagian lagi
untuk melakukan penelitian dengan tema
lebih bervariasi, sama sama berperan
yang sama diharapkan
terhadap motivasi dalam bekerja. c.
Melakukan penelitian lanjutan
Karakteristik
lingkungan.
dengan memperluas area penelitian tidak
kerja
dalam
dua
hanya terbatas pada area perawat tapi pada
yang
seluruh karyawan baik medis maupun non
Lingkungan bagian
a.
yaitu
terbagi
lingkungan
kerja
sesungguhnya terdiri dari teman kerja, supervisor dalam organisasi yang meliputi system imbalan, fleksibilitas dan inovasi.
medis. b. Menambahkan variabel yang lain seperti motivasi kerja, lingkungan kerja atau variabel lain yang secara teoretis
KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi prestasi kerja.
Kesimpulan 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara manajemen diri
Daftar Pustaka
dengan prestasi kerja . Semakin tinggi manajemen diri
maka semakin tinggi
prestasi kerja , begitu sebaliknya semakin rendah manajemen diri
maka semakin
rendah prestasi kerja. 2. Koefisien determinan (r2) = 0,232. Hal ini berarti sumbangan efektif
Amstrong, M. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta : PT. Gramedia Elex Media Komputindo. Anoraga, P. 2005. Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta. PT. Rineka Cipta. As’ad, M. 2002. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.
Astriana S. 2013. Hubungan Manajamen Diri dan Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Motivasi Mengembangkan karir. Thesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Sekolah Pascasarjana Fakultas Psikologi UGM.
Christian, L. Poling, A. 1997. Using SelfManagement Procedures To Improve The Productivity Of Adults With Developmental Disabilities In A Competitive Employment Setting. Journal Of Applied Behavior Analysis 1997, 30, 169–172 Number 1. California State University, Los Angeles And Western Michigan University Macan, T. H. 1990. Time Management: Test of Process Model. Journal of Applied Psychology. 79, 3, 381 391. Mangkunegara, A.A.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia . Bandung: Remaja Rosdakarya. Myers, M.F. 1991. The Dynamics Of Human Communication : A Laboratory Approach Sixt Edition. Singapore : Mc Graw Hill International Edition.
Prijosaksono, A dan Sembel, R. 2002. Management Series. Jakarta: PT.Elexmedia Komputindo Prijosaksono, A. 2001. Self Mangement Series. Jakarta : Gramedia. Ranupandojo, H. dan Husnan, S. 2000. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE UGM Rasimin, B. S. 1996. Individu dalam Industri dan Organisasi:
Pengembangan Kepribadian dan Sikap Kerja Produktif. Laporan Penelitian, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Rengginas, D.R.P. 2005. Peran Manajamen Diri dan Kematangan Emosi dengan Pengambilan Keputusan. Thesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Sekolah Pascasarjana Fakultas Psikologi UGM. Robbins, S.P. 2008. Perilaku Organisasi, Versi Bahasa Indonesia: Konsep, Kontroversi Dan Aplikasi, Edisi Kedelapan, Jakarta: PT. Prenhallindo RSUI Kustati Surakarta, 2013). Soeprihanto, J. 2000. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Wahyuni, S. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perawat Dalam Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional Di Instalasi Rawat Inap BRSUD Banjarnegara. Tesis (tidak diterbitkan). Semarang : Universitas Diponegoro Wexley, K.N. and Yukl, G.A. 1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia (Terjemahan M. Shobaruddin). Jakarta : Rhineka Cipta. Wulan, K. dan Hastuti. 2010. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta : Prestasi Pustaka