HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: SARI JULIANTI F 100 110 162
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
IIT]BI}NEAN AITTARA
I(EITfiAIITP.
BAN IIIENGAJAR DENEAN
MOfiVASI BERPRESTASI Yang diajukanoleh:
'
$rriJulhnti F 100
ttotcL
Telah diB€rtahairkan di depan Deumn Pengujl padatanggal
0I JuNt "to(r
dan dinyatakan tclah mernenuhi syarat
Penguji Utama
Achmad Dwitvanto, Sfsi.. M.Si Penguji Pendamping
I
Drs. Moch. Amir S.Fsi;. M.Si Penguji Pendamping
II
Yudhi Satria R S.Psi.. SE.. M.Si
2015
{*/
'
t.r,
NI lfr.$"ti'f' ,}1I
tiEt
s
o -\:tr:
+* t,trt,
lv
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU ABSTRAK SARI JULIANTI Achmad Dwityanto, S.Psi, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Semua kemampuan yang dimiliki guru harus didasari dengan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan kemajuan yang lebih baik dari kemampuan yang guru miliki sebelumnya. Namun, adanya motivasi rendah cenderung cepat menyerah apabila berhadapan dengan tugas yang semakin sulit sehingga menimbulkan kemampuan yang kurang optimal dalam mengajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 guru di 5 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tuntang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment menggunakan program bantu SPSS 19,0 For Windows Program. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil koefisien korelasi rxy= 0,317 dengan sig= 0,02 (p ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Sumbangan efektif (SE) kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi sebesar 10,1% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²) sebesar 0,101. Tingkat kemampuan mengajar guru tergolong cukup sedangkan tingkat motivasi berprestasi tergolong rendah. Kata Kunci : Kemampuan mengajar, Motivasi berprestasi
Keberhasilan pembangunan ditingkat
yang
diharapkan dilaksanakan
kemampuan
mengajarnya
akan
lebih
baik
daerah maupun tingkat
sehingga hasil belajar siswa akan
nasional, ditentukan terutama oleh
meningkat. Oleh karena itu, guru
keberadaan sumber daya manusia
mempunyai tugas untuk menyusun
(SDM) yang berkualitas dan untuk
program
menghasilkan SDM yang berkualitas
bahan pengajaran yang tepat bagi
tersebut
siswanya
tentunya
harus
melalui
pendidikan yang berkualitas pula.
pembelajaran,
dan
memilih
menyampaikan
dengan terorganisasi dengan baik.
Berbicara tentang mutu pendidikan,
Hal
tersebut
penting
tentu tidak dapat dilepaskan dari
dibuktikan adanya hasil penelitian
peranan guru baik dalam kuantitas
yang dilakukan oleh Nana Sudjana
maupun kualitas.
dalam
Dengan selayaknya dimiliki
hal
demikian
kemampuan seorang
guru
Widoyoko
(2009:2)
menunjukkan bahwa 76,6% hasil
yang
belajar
siswa
dipengaruhi
harus
kinerja
guru,
dengan
oleh
rincian:
diimbangi dengan semnagat juang
kemampuan
guru
mengajar
yang tinggi dan dorongan-dorongan
memberikan
sumbangan
32,43%,
didalam atau diluar guru untuk
penguasaan
meningkatkan mutu pendidikan yang
memberikan sumbangan 32,38% dan
hakiki. Perlu adanya motivasi dalam
sikap guru terhadap mata pelajaran
diri guru merupakan salah satu unsur
memberikan sumbangan 8,60%.
pelajaran
penting,
karena
dengan
adanya
motivasi,
maka
semangat
untuk
motivasi berprestasi guru, Perhia
mengajar siswa-siswa yang diajar
(dalam Hartanto, 2005) melakukan
akan lebih menambah semangat dan
penelitian untuk melihat hubungan
antusias siswa.
antara motivasi guru, komitmen dan
Dalam kemampuan
Dalam
materi
kaitannya
kaitan
dengan
prestasi
di
guru
dengan
sekolah
menengah.
keikutsertaan guru dalam pelatihan
kalangan
dengan
guru-guru Dari
hasil
penelitian, ditemukan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan
Strata 1 (S-1). Jumlah itu setara
antara motivasi berprestasi dengan
dengan 49,3 persen dari total guru di
komitmen terhadap organisasi. Dari
Indonesia.
kedua
dapat
kekurangan guru, perbandingan guru
kemampuan
untuk sekolah di perkotaan, desa dan
kegiatan
disimpulkan mengajar
tersebut
bahwa
guru dengan motivasi
daerah
Saat
ini
terpencil
juga
masih
masing-masing
berprestasi tinggi, maka komitmen
21%, 37%, dan 66%. Guru yang
terhadap
memiliki
organisasinya
tinggi,
kualitas
bagus
enggan
prestasi kerjanya tinggi dan gaya
ditempatkan di daerah jauh dan
mengajarnya tinggi.
terpencil.
Dengan
demikian,
Menurut data lapangan yang
kemampuan mengajar guru sangat
telah diambil menyatakan bahwa
diperlukan
dalam pengajaran
pembelajaran
dalam
proses
guru
masih
terkandung maksud
meliputi kesulitan dalam penggunaan
bahwa kemampuan guru merupakan
teknologi, menuliskan daftar evaluasi
salah satu orang kunci yang mampu
secara
mempengaruhi proses pembelajaran
feedback secara gamblang kepada
untuk mencapai tujuan pendidikan.
yang kurang dipahami siswa ataupun
Akan tetapi dari seluruh guru di Jawa Tengah yang telah memiliki
mandiri
dan
pemaparan
saat menerimaan raport kepada orang tua siswa.
kualifikasi S1 dan D4 sebanyak
Selaras
dengan
165.355 orang atau 46,37 persen,
Cooper
sehingga yang belum berkualifikasi
mengatakan bahwa orang dengan
S1 dan D4 sebanyak 191.227 orang
motivasi berprestasi tinggi akan lebih
atau 53,63 persen (Hasanah, 2011).
bertahan
Dalam
harian
menyatakan
bahwa
Pendidikan
Muhammad
Okezone Pengamat Zuhdan
dalam
pendapat
Diaz
atau
tekun
(2007)
dalam
mengerjakan tugas walaupun tugas tersebut
menjadi
semakin
sulit.
Dalam konteks insitusi sekolah, guru
mengungkap, di antara 2,92 juta guru
dengan
hasrat
berprestasi
di Indonesia, ternyata masih ada 1,44
mempunyai
juta guru yang belum berpendidikan
orang yang memiliki motivasi rendah
keuleta.
tinggi
Sebaliknya
cenderung cepat menyerah apabila
cenderung kurang inisiatif dalam
berhadapan
pekerjaan sebagai guru.
dengan
tugas
yang
semakin sulit. Hal
Menurut Eeinberg dan Gould
ini
berdampak
pada
dalam Woolfolk (2012) motivasi
pengajaran yang kurang optimal
berprestasi adalah upaya seseorang
karena dalam standar kompetensi
untuk menguasahi tugas, mencapai
yang telah dipaparkan memerlukan
keunggulan, mengatasi hambatan,
pemaparan
menggunakan
berforma lebih baik daripada yang
komputer dan proyektor. Sementara
lain, dan bangga dalam menjalankan
itu,
talentanya.
materi
pengajar
belum
mengoperasikan
media
bisa
komputer
karena
Gagasan
ini
motivasi
penting
berprestasi
ataupun proyektor secara mandiri.
membantu kita memahami kenapa
Hal tersebut disebabkan karena para
sebagian orang termotivasi untuk
guru kurang aktif dalam mempelajari
mencapai
kembali bahan evalusi, menunda-
lainnya
nunda
sekali.
waktu
kembali
untuk
materi
mengulas
dan
malas
sesuatu tidak
Menurut
dan
sebagian
termotivasi
sama
Mulianto
dalam
mempelajari teknologi baru hal ini
Riani (2014) motivasi berprestasi
karena sebagian guru beranggapan
berhubungan erat dengan dua faktor
adanya aktivitas lain selain pekerjaan
yaitu kecerdasan dan kepribadian. IQ
sebagai guru misalnya mengelola
adalah
tugas
kepribadian
rumah
tangga,
PKK,
kemampuan
potensi
adalah
dan
kemampuan
keterbatasan fisik dan beberapa hal
seseorang untuk mengintegrasikan
lain.
fungsi psiko fisiknya yang sangat
yang
Dari paparan data lapangan
menentukan
telah
menyesuiakan
didapat
menegaskan
dirinya diri
dalam terhadap
bahwa motivasi yang dimiliki para
lingkungannya.
guru rendah, hal tersebut tercermin
Terdapat empat aspek utama yang
dari sikap guru yang menunda-nunda
membedakan
pekerjaan,
berprestasi individu Asnawi dalam
mengoperasikan
malas komputer,
dalam dan
tingkat
Handayani (2013) :
motivasi
a. Tanggung jawab. Individu
faktor motivasi berprestasi
yang memiliki motivasi yang
adalah kemampuan.
tinggi akan merasa dirinya
Dalam hal ini adalah kemampuan
bertanggung jawab atas tugas
mengajar
yang
(2014), kemampuan (ability) adalah
diberikan.
Ia
akan
guru.
Menurut
menyelesakan setiap tugas
suatu
yang dikerjakannya dan tidak
seseorang
akan meninggalkan tugas itu
keahlian
sebelum selesai.
mengerjakan beragam tugas dalam
b. Mempertimbangkan Individu
dengan
berprestasi
kecakapan
Riani
atau
untuk dalam
potensi
menguasahi
melakukan
atau
resiko.
suatu pekerjaan atau sutu penilaian
motivasi
atas tindakan seseorang. Sehingga
tinggi
akan
kemampuan
mengajar
adalah
memilih tugas dengan derajat
kesanggupan seorang guru dalam
kesukaran yang sedang, yang
melaksanakan
menantang
kemampuannya,
mengajar yang bermutu, bertanggung
namun masih memungkinkan
jawab pada tugasnya, menguasahi
untuk berhasil menyelesaikan
dan
dengan baik.
menguasahi
c. Memperhatikan umpan balik, individu
dengan
kegiatan
mengembangkan
sumber
dan
belajar,
belajar
metode,
menggunakan memantau
hasil
motivasi
belajar mengajar dan membentuk
berprestasi tinggi menyukai
kedisiplinan dalam mengajar. Aspek-
pemberian umpan balik atas
aspek kemampuan mengajar
hasil kerjanya.
terdapat dalam Hartanto (2005) yaitu
d. Kreatif-inovatif.
Individu
yang
(1) merencanakan pembelajaran, (2)
dengan motivasi berprestasi
melaksanakan
yang
Menurut Cruickshank (2014) faktor-
tinggi
bertindak mencari
cenderung
kreatif, cara
menyelesaikan
dengan
baru tugas
untuk dan
seefektif mungkin.Salah satu
pembelajaran.
faktor yang mempengaruhi dalam kemampuan mengajar adalah : 1) Karakteristik pribadi Dalam melakukan pengajaran menurut karakteristik pribadi
mencakup jenis gender, usia,
pilih, serta jenis dan jumlah
pengalaman,
persiapan pengajaran yang
kepribadian,
kepercayaan dan gaya belajar.
guru
Dari
Pengalaman masa lalu dalam
jenis
mengajar
dan
cara-cara
seorang
harus
akan
berikan.
pendidikan
akan
memiliki pengetahuan akan
mempengaruhi
materi yang akan diajarkan
yang guru lakukan. Cara guru
yang tentu akan membawa
mengajar
keuntungan
penting karena guru pemula
tertentu.
Umumnya
setiap
memiliki
guru
pengajaran
adalah
biasanya
sangat
meniru
atau
karakteristik
mengimitasi
guru-guru
disposisi dan kebutuhan yang
sebelumnya.
Pengetahuan
unik, guru akan mengajar
guru
peningkatan
dengan
tertentu,
subjek pengajaran seharusnya
membuat kelas yang berbeda
rasa kepercayaan diri dan
dengan
lain.
kompetensi mengajar guru
para
serta
cara
yang
Bagaimanapun
juga,
tentang
kecenderungan
guru memiliki sifat yang
siswa
kurang lebih sama seperti
menghargai
memiliki
diajarkan.
komitmen
satu
sama lain, keinginan untuk
akan
belajar hal
Faktor
kecemasan
mempengaruhi
yang
yang
ini
berelasi dengan kesuksesan
guru.
mengajar.
mengenali
2) Pengalaman dan persiapan
dan
3) Konteks pengajaran
menjalin relasi yang baik dan tertentu
para
akan pengajaran
Kemampuan dan
keberagaman
untuk
menerima
pelajar
serta
pendidikan
mengadaptasi
Pengalaman-pengalaman
sesuai keberagaman tersebut,
yang
didapati
oleh
guru
meliputi pengetahuan dalam bidang pengajaran yang guru
pengajaran
menjadi faktor yang semakin lama semakin penting.
Hipotesis dalam penelitian ini
kemampuan
mengajar
dengan
adalah Ada hubungan positif antara
motivasi berprestasi pada guru. Hasil
kemampuan
dengan
penelitian ini sesuai dengan hipotesis
motivasi berpretasi. Semakin tinggi
yang diajukan oleh peneliti, yaitu
kemampuan mengajar maka akan
adanya
semakin
mengajar
tinggi
hubungan
positif
antara
pula
motivasi
kemampuan
Sebaliknya,
semakin
motivasi berpretasi. Semakin tinggi
rendah kemampuan mengajar maka
kemampuan mengajar maka akan
akan semakin rendah pula motivasi
semakin
berprestasi.
berprestasi.
METODE
rendah kemampuan mengajar maka
berprestasi.
Subjek yang diambil dalam penelitian
adalah
Kecamatan
42
guru
Tuntang.
di
Dengan
mengajar
tinggi
dengan
pula
motivasi
Sebaliknya,
semakin
akan semakin rendah pula motivasi berprestasi. Hal ini dapat diartikan bahwa
kemampuan
mengajar
menggunakan teknik pengambilan
mempengaruhi motivasi berprestasi.
sampel random sampling. Metode
Tingkat motivasi berprestasi guru
pengumpulan
dalam
data
menggunakan
penelitian
ini
termasuk
skala kemampuan mengajar dan
kategori rendah Sedangkan tingkat
skala motivasi berprestasi. Teknik
kemampuan mengajar guru dalam
analisis data menggunakan korelasi
penelitian
Product Moment Pearson.
tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
pendapat
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan
teknik
analisis
ini
Hal
2005)
orang
kategori
sesuai
dengan
(Hartanto,
yang
motivasi
berprestasinya tinggi (n-Ach tinggi), yang
dengan
berprestasi,
bantuan
ini
McClelland
Product Moment dari Carl Pearson menggunakan
termasuk
memiliki
kebutuhan
mengalami
untuk
kepuasan
program SPSS 19 For Windows
bukan karena mendapatkan imbalan
dapat
dari
diketahui
nilai
koefisien
hasil
kerjanya,
kepuasan
0,02 yang berarti terdapat hubungan
berhasil menyelesaikan pekerjaannya
positif
dengan sempurna. Kepuasan disini
signifikan
antara
tersendiri
ada
korelasi (rxy) = 0,317, dengan sig = yang
batin
tetapi
ketika
diartikan
hasil
dari
kemampuan
kerja sendiri sebelumya. Jika hasil
mengajar guru itu sendiri. Sedangkan
kerjanya lebih baik dari sebelumnya,
Atkinson melihat motif berprestasi
maka motif berprestasinya tinggi.
sebagai
Tetapi jika hasil kerjanya tidak baik
dorongan
untuk
sukses.
Artinya jika dorongan itu tinggi
dari
maka sukses pun tinggi. Itu berarti
berprestasinya
motif berprestasi tinggi. Sebaliknya
keunggulan
jika dorongan itu rendah maka
dengan
sukses pun rendah. Itu berarti motif
membandingkan hasil kerja sendiri
berprestasi
maka
motif
rendah;
(3)
yang
berhubungan
orang
lain,
dapat
rendah.
Heckhausen
dengan orang lain. Jika hasil kerja
motif
berprestasi
sendiri lebih baik dari orang lain,
menentukan seseorang
sebelumnya,
dari
aktivitasnya
dan
maka motif berprestasinya tinggi.
ukuran keunggulannya. Aktivitas itu
Tetapi jika hasil kerja orang lain
berhubungan dengan berhasil/sukses
lebih
dan gagal. Bahwa dalam aktivitas,
berprestasinya rendah.
orang berhasil atau gagal dapat
baik,
Hasil
diketahui melalui aspirasinya, artinya
variabel
orang
mempunyai
berhasil/sukses
biasanya
maka
motif
analisis motivasi rerata
diketahui berprestasi
empirik (RE)
aspirasinya sedang, sebaliknya orang
sebesar 64,60 dan rerata hipotetik
gagal biasanya aspirasinya tinggi
(RH)
atau rendah. Sedangkan dalam kaitan
motivasi berprestasi pada subjek
dengan keunggulan, maka untuk: (1)
tergolong
keunggulan
berhubungan
kategori skala motivasi berprestasi
dengan tugas, dapat dilihat dari hasil
diketahui bahwa terdapat 74% ( 31
kerjanya. Jika hasil kerjanya baik
orang) yang tergolong rendah, 24%
maka motif berprestasinya tinggi.
(10 orang) yang tergolong sedang
Tetapi jika hasil kerjanya kurang
dalam motivasi berprestasi; 2% (1
baik
orang) yang tergolong tinggi dalam
maka
rendah;
(2)
yang
motif
berprestasinya
keunggulan
yang
sebesar
motivasi
80
rendah.
yang
berarti
Berdasarkan
berprestasi.
Ini
berhubungan dengan diri sendiri,
menunjukkan bahwa prosentase dari
dapat dibandingkan dengan hasil
jumlah terbanyak berada pada posisi
rendah. Sehingga hal tersebut dapat
Hal tersebut dapat diartikan bahwa
diartikan bahwa belum begitu cukup
guru sudah memenuhi aspek-aspek
memenuhi
kemampuan
aspek-aspek
berprestasi
seperti
motivasi yang
mengajar
memiliki kemampuan merencanakan
dikemukakan oleh Asnawi (2013)
pembelajaran
yakni
jawab,
pembelajaran.
resiko,
SIMPULAN DAN SARAN
bertanggung
mempertimbangkan
memperhatikan umpan balik, dan
yakni
dan
melaksanakan
a) Simpulan
kreatif-inovatif. Hal ini berarti subjek
Berdasarkan hasil analisis data
cenderung kurangnya kemampuan
dan pembahasan yang telah diuraikan
dan keterampilan
sebelumnya
guru sehingga
menurunkan motivasi berprestasinya yang
terbentuk
dari
disimpulkan
bahwa :
sikap
1. Ada hubungan positif yang
menghadapi situasi kerja.
signifikan antara kemmapuan
Sedangkan kemampuan
dapat
variabel
mengajar
mengajar dengan motivasi
diketahui
berprestasi guru.
rerata empirik (RE) sebesar 93,98
2. Tingkat
kemampuan
dan rerata hipotetik (RH) sebesar
mengajar yang dimiliki Guru
72,5
tergolong tinggi.
yang
berarti
kemampuan
mengajar pada subjek
tergolong
3. Tingkat motivasi berprestasi yang dimiliki Guru tergolong
tinggi.
Berdasarkan
kategorisasi
skala
kemampuan
mengajar
rendah.
dinyatakan bahwa terdapat 5% (5
Sumbangan
efektif
orang) yang tergolong tinggi dalam
mengajar
dengan
kemampuan mengajar; dan 95% (40
berprestasi sebesar 10,1%, hal ini
orang) yang tergolong sangat tinggi.
berarti masih terdapat 89,9% faktor-
Ini menunjukkan bahwa prosentase
faktor
dari jumlah terbanyak berada pada
motivasi berprestasi selain karena
posisi
menunjukkan
kemampuan
dari
persepsi, harga diri, kepuasan kerja,
bahwa
tinggi.
Ini
prosentase
jumlah
terbanyak berada pada posisi tinggi.
dll.
lain
yang
kemampuan motivasi
mempengaruhi
mengajar,
misalnya
b) Saran
penggunaan
Disarankan dapat menjadikan
komputer,
aplikasi membuat
dalam susunan
hasil penelitian ini sebagai kajian
perencanaan bahan ajar yang akan
dalam
digunakan.
pengembangan
ilmu
pengetahuan di bidang psikologi dan memberi
kontribusi
khususnya
mengenai
teoritis kemampuan
mengajar dan motivasi berprestasi. Bagi
Guru
sebaiknya
meningkatkan dalam
sekolah
lebih
kualitas
mengajar
seperti
membaca
buku,jurnal ataupun karya ilmiah terbaru untuk referensi bahan ajar yang
lebih
meningkatkan
mutu
pembelajaran, memberikan latihan secara
efektif
setiap
pemberian
pembelajaran bagi siswa dan siswi, mempelajari
Daftar Pustaka
teknologi
komputer
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Puataka Pelajar. Bramantyo. (2013). Astaga, 49,3% Guru di Indonesia Belum Sarjana. Jakarta: Okezone (Kampus). Chaplin, J. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
beserta aplikasi-aplikasi yang ada didalamnya untuk menambah daya kemampuan dan efisiensi dalam mengajar mengajar ataupun dalam perencanaan
pembelajaran.
Bagi
sekolah sangat memiliki peranan penting dalam tempat pembentukan sikap dan kemampuan, hendaknya sekolah
memberikan
fasilitas,
kapasitas dan sumber daya manusia yang
dapat
melatih
dan
mengembangkan potensi yang guru miliki
seperti
melatih
dalam
Dian Nugraheni, Sri Mulyani, Sri Retno Dwi Ariani. (2013). Pengaruh Pembelajaran Bervisi Dan Berpendekatan Sets Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Sman 2 Sukoharjo Pada Materi Minyak Bumi Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Kimia (JPK), 34-35. Diaz, R. (2007). Hubungan Antara Burnout dengan
Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Bekerja. Fakultas Psikologi . Depok: Universitas Gunadarma.
Terhadap Sertifikasi Guru Dengan Motivasi . Tesis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Donald R Cruickshank, Deborah B. Jenkins, Kim K. Metcalf. (2014). Perilaku Mengajar (Buku 1). Jakarta: Salemba Humanika.
Mona, S. (2013). Motivasi Kerja Guru Dalam Melaksanakan Tugas Di SMP 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Lima. Jurnal Administrasi Pendidikan (hal. 120461). Palangkaraya: UNP.
Donald R Cruickshank, Deborah B. Jenkins, Kim K. Metcalf. (2014). Perilaku Mengajar (Buku 2). Jakarta: Salemba Humanika. Hartanto. 2005. Hubungan Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 1 Getasan. Penelitian.
Purnamasari,
Mega, I. 2014. Hubungan Self efficacy, dan Motivasi Berprestasi Dengan Kecemasan Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Tesis. Fakultas Psikologi : UMS.
Sri. 2013. Peranan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar Di Smp Negeri 1 Sambi Boyolali Tahn Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan : UMS
Prasetyo, Zuhdan K. (2004). "Model Perkuliahan untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar IPA Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar." Desertasi. PPs UPI. Bandung. Lampiran: Contoh pengembangan model pembelajaran IPA di PGSD dengan Model Four-D 1.
Hasanah, Y. F. (2011). Hubungan Antara Persepsi
Rahardja, Tjandralilah Alice. 2004. “Hubungan Antar
Handayani,
Komunikasi Guru Dan Motivasi Kerja Guru Dengan Kinerja Guru SMUK BPK Penabur Jakarta”. Jurnal Pendidikan Penabur No. 3 tahun III, hal 47. Riani,
Azizah Hevi Al. 2014. Kemampuan Guru Biologi negeri 1 gondang sragen dalam penyusunan penilaian autentik (authenthic assesment) sebagai evaluasi pembelajaran. Skripsi. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : UMS.
Suastuti,
Rasni, Ratih. 2014. Hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi berprestasi pada karyawan. Skripsi. Fakultas Psikologi : UMS
Sulastri,
Tuti. 2007. Hubungan Motivasi berprestasi dan disiplin dengan kinerja dosen. Jurnal Otimal vol, 1 No, 1 : Bekasi.
Wijaya, C., & Rusyan, A. T. (1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Wiprana, Y. V. (2006). Motivasi Berprestasi dalam
Bidang Akademik Pada Mahasiswa Pekerja Sales Promotion Girl Ditinjau dari Konsep Diri. Fakultas Psikologi. Semarang: Universitas Soegijapranata. Woolfolk, A. (2008). Educational Psychology. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yogaswara, Atep. 2010. “Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Kepegawaian Terhadap Kinerja Mengajar Guru”. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol 11 No. 2, Hal 62-63.