PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Rizki Fauzi NIM. 1111082000126
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Rizki Fauzi NIM. 1111082000126
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
ii
iii
iv
v
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Muhammad Rizki Fauzi
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 22 Maret 1993
3. Alamat
: Jl.Sunan Kali Jaga Rt. 03/11 No. 62, Larangan Utara, Larangan, Tangerang
II.
III.
4. Telepon
: 089692488089
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri Joglo 03 Pagi
Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 206 Jakarta
Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 90 Jakarta
Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Sulasji
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Magelang, 20 Juli 1961
3. Ibu
: Sang Ayu Putu Seranti
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Klungkung, 15 Juni 1963
vi
THE INFLUENCE OF PROFITABILTY INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON EARNINGS QUALITY
ABSTRACT This research aims to analyzing the effects of investment opportunity set (IOS), structure capital, growth, and return on asset (ROA) toward firm’s value. This research used all the listed companies in Indonesian Exchange in the peroid 2011 until 2014. The number of companies in this study were 50 companies for 4 year observation. Based on method purposive sampling, the total of the research sample reached to 200 financial statements and annual report. This research is a quantitative study using scientific research in the form of positive economics. The research is descriptive while the method is literature survey. Secondary data, is use as data collecting method which is where the data obtained by researcher indirectly, through intermediaries media and literature. This research use secondary data obtain from www.idx.co.id and corporate websites. Data analyzed by regression data panel with eviews 9. Based on the result of regression data panel with a significant 5%, the result of this study conclude that: 1) Profitability influences signifinatly positive on the Earnings quality with the significant value 0.0091<0,05. 2) Investment opportunity set influances significantly positive on the Earnings quality with the significant value 0.0000<0,05. 3) Managerial ownership does not influence on the Earnings quality with the significant value 0.1005>0,05. 4) Board of commissioner does not influence on the Earnings quality with significant value 0.1263>0,05. Keywords : ROA, IOS, Managerial ownership, Board of commissioner, Earnings quality
vii
PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, dan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laba. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai 2014. Jumlah seluruh perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 50 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 200 laporan keuangan dan laporan tahunan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ilmiah kuantitatif dengan menggunakan penelitian keilmuan berupa ekonomi positif. Sifat dan jenis dari penelitian ini adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan survei literatur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara dan studi pustaka, data pada penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id dan beberapa website perusahaan. penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel yang pengolahannya melalui eviws 9. Berdasrkan hasil regresi data panel dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kualitas Laba dengan nilai signifikan 0.0091<0,05. 2) Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap Kualitas Laba dengan nilai signifikans 0.0000<0,05. 3) Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap Kualitas Laba dengan nilai signifikan sebesar 0.1005>0,05. 4) Komisaris Independent tidak berpengaruh terhadap Kualitas Laba dengan nilai signifikan sebesar 0.1263>0,05. Kata kunci : ROA, IOS, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Kualitas Laba
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, dan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah penulis haturkan atas anugerah berupa kelancaran dan kemudahan dari Allah SWT yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Sulasji dan Sang Ayu Putu Seranti yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil dan doa terbaiknya yang tiada henti untuk kesusksesan penulis.
ix
2. Kakakku tercinta, Wulan Prihatianingsih yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta doa terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr.Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., AK., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., AK., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberika selama ini. 7. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
x
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 10. Seluruh kerabat Akuntansi 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, Januari 2016
(Muhammad Rizki Fauzi)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi .....................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...........................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................
v
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................
vi
ABSTRACT ...............................................................................................
viii
ABSTRAK ..............................................................................................
ix
Kata Pengantar ........................................................................................
x
Daftar Isi ..................................................................................................
xi
Daftar Tabel ............................................................................................
xv
Daftar Gambar .........................................................................................
xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ......................................................................
xii
11
1. Teori Agensi ......................................................................
11
2. Profitabilitas .......................................................................
12
3. Investment Opportunity Set ................................................
14
4. Mekanisme Good Corporate Governance .........................
16
5. Kualitas Laba .....................................................................
19
B. Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya ........................................
21
C. Kerangka Pemikiran ..............................................................
31
D. Dasar Perumusan Hipotesis ...................................................
32
1. Profitabilitas dan Kualitas Laba .......................................
32
2. Investment Opportunity Set dan Kualitas Laba .................
32
3. Kepemilikan Manajerial dan Kualitas Laba ......................
33
4. Komisaris Independent dan Kualitas Laba .......................
34
5. Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independent, Komite Audit dan Kualitas .............................................................................
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
37
B. Metode Pemilihan Sampel .....................................................
37
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................
38
D. Metode Analisis Data.............................................................
39
1. Metode Data Panel ............................................................
39
2. Pemodelan Data Panel.......................................................
41
3. Pemilihan Model Data Panel .............................................
43
xiii
4. Uji Asumsi Klasik .............................................................
46
5. Uji Hipotesis .....................................................................
51
6. Model Regresi Data Panel .................................................
54
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .....................................
55
1. Variabel Penelitian .............................................................
55
2. Definisi Operasional..........................................................
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
60
A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian .....................................
60
B. Pemilihan Model Terbaik ......................................................
60
C. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................
64
D. Model Pooled Least Square ..................................................
67
E. Hasil Uji Hipotesis .................................................................
68
F. Pembahasan ...........................................................................
73
BAB V
PENUTUP ..............................................................................
82
A. Kesimpulan ...........................................................................
82
B. Saran .....................................................................................
83
Daftar Pustaka ...........................................................................................
84
Lampiran-lampiran ..................................................................................
88
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ..................................................
21
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian .........................
58
4.1
Rincian Sampel Penelitian .........................................
59
4.2
Hasil Uji Chow...........................................................
61
4.3
Hasil Uji Hausman .....................................................
62
4.4
Hasil Uji Lagrange Multiplier ...................................
63
4.5
Correlation Matrix ...................................................
65
4.6
Hasil Uji Glesjer ........................................................
66
4.7
Hasil Uji Statistik T ..................................................
68
4.8
Hasil Uji Statistik T (SPSS) .......................................
71
4.8
Uji F-Statistik .............................................................
71
4.9
Nilai Koefesien Determinasi ......................................
72
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ...................................................
31
4.1
Uji Normalitas ............................................................
64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Daftar Perusahaan Sampel ...........................................
87
2.
Data Yang Diolah .........................................................
91
3.
Hasil Output Eviews dan SPSS ....................................
97
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak internal (manajemen) maupun pihak eksternal (kreditur, debitur, investor, dan lain sebagainya). Laporan keuangan yang biasa disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (1994) dinyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Agar bermanfaat dan dapat mengambil keputusan yang tepat maka laporan keuangan yang disajikan perlu memiliki karakteristik sebagai laporan keuangan yang benar dan berkualitas (Setianingsih, 2013). Dalam laporan keuangan, informasi laba merupakan salah satu informasi yang paling dipertimbangkan dalam mengambil keputusan ekonomi atau investasi. Sebagaimana yang disebut dan dalam Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan (SFAC) No. 1 bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggung jawaban manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas kekuatan laba perusahaan di masa yang akan datang. Agar tidak menyesatkan, maka informasi laba yang disajikan dalam 1
laporan keuangan harus berkualitas dan sebenarnya. Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Dengan mengetahui kualitas laba suatu perusahaan, para pengguna laporan keuangan diharapkan dapat mengambil keputusan ekonomi yang lebih tepat. Selain itu kualitas laba perusahaan juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur serta evaluasi kinerja perusahaan. (Setianingsih, 2013). Laba digunakan oleh pihak eksternal sebagai indikator untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Manajer sebagai pihak internal perusahaan lebih banyak memiliki informasi mengenai kondisi perusahaan di bandingkan pihak eksternal. Hal ini yang menyebabkan adanya tindakan manajemen perusahaan untuk melaporkan laba yang tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya (manajemen laba) untuk kepentingan pribadi, misalnya untuk mendapatkan bonus. Jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan rendahya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pengambilan keputusan bagi para pemakainya seperti investor dan kreditor. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi jika laba yang dilaporkan tersebut dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang terbaik dan memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu relevan dan reliabilitas (Warianto dan Rusiti, 2013). 2
Kasus manajemen laba yang pernah terjadi di Indonesia adalah manajemen laba pada PT Kimia Farma Tbk. Pihak manajemen PT Kimia Farma Tbk melakukan penggelembungan (mark up) laba pada tahun 2011 sebesar Rp. 32,6 milyar. Berdasarkan penyelidikan Bapepam disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut (Christiani dan Nugrahanti, 2014). Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Laba sebagai bagian dari laporan keuangan yang tidak menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan dapat diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya (Boediono, 2005). Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya (Rupilu, 2011). Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk mendapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. 3
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan dimasa yang akan datang. Tingkat profitabilitas dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi karena untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
pengembalian atas investasi
dalam
menghasilkan
tingkat
yang dialkuakn atas perusahaan tersebut
(Reyhan et al., 2014). Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja ataupun nilai dari perusahaan adalah Investment Opportunity Set (IOS). Norpratiwi (2007) dalam Simamora et al.,
(2014) menjelaskan bahwa
Investment Opportunity Set (IOS) memiliki kandungan informasi yang dibutuhkan oleh investor dipasar modal, karena IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan, antara lain kebijakan pendanaan atau struktur utang, kebijakan dividen, kebijakan leasing, dan kebijakan kompensasi. Perusahaan dihadapkan pada perencanaan keputusan yang akan menimbulkan pengaruh besar di masa mendatang, perusahaan yang baik diharapkan mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat atas peluang atau kesempatan yang muncul saat ini, agar dimasa mendatang peluang tersebut dapat terealisasi yang memberi keuntungan lebih bagi perusahaan (Simamora et al., 2014). 4
Dengan melihat tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan maka penerapan corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Rupilu, 2011). Hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh profitabilitas terhadap kualitas laba perusahaan oleh Reyhan et al., (2014) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signiifikan terhadap kualitas laba. Hasil penelitian Sukmawati et al., (2014) menunjukan hasil yang berbeda dimana profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil dari penelitan sebelumnya mengenai pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap kualitas laba perusahaan oleh Paulus (2012) dan Putri (2012) dalam Simamora et al., (2014) menunjukkan bahwa IOS memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Sedangkan Simamora (2014) menunjukan hasil berbeda yakni IOS tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil penelitian Yushita et al., (2013) menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil berbeda ditunjukan Simamora et al., (2014) bahwa komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. 5
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, research gap dalam penelitian ini ditunjukkan dengan inkonsistensi hasil penelitian tentang pengaruh mekanisme good governance terhadap kualitas laba perusahaan. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mengkaji ulang atas permasalahan di atas dengan periodisasi dan objek penelitian yang lebih update serta penggunaan variabel-variabel yang lebih kompleks yang merupakan kombinasi dari variabel-variabel corporate governance yang digunakan oleh para peneliti terdahulu. Beberapa variabel penerapan mekanisme corporate governance yang telah digunakan beberapa peneliti terdahulu dan akan diuji kembali pengaruhnya terhadap kualitas laba perusahaan, untuk itu tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang meliputi variabel dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, komisaris independen, kualitas auditor eksternal dan likuiditas terhadap kualitas laba Yushita et al., (2013). Yushita et al., (2013) berpendapat bahwa kualitas laba merupakan aspek penting untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan. Pihak yang berhubungan dengan perusahaan seperti kreditor, investor dan pengguna informasi keuangan lainnya selalu memperhatikan laporan keuangan. Kualitas laba perusahaan dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melaporkan laba perusahaan yang menunjukkan laba perusahaan yang sebenarnya, dengan sebaik mungkin melaporkan laba yang akan digunakan untuk memprediksi laba masa depan perusahaan. Kualitas laba dapat juga
6
diartikan sebagai stabilitas, persistensi, dan variability dalam melaporkan laba perusahaan. Dengan alasan ini penulis akan meneliti lebih lanjut mengenai kualitas laba. Penulis menggunakan data laporan keuangan dari 2011-2014. Dengan menggunakan data laporan keuangan terbaru selama empat tahun terakhir penulis berharap penelitian ini bisa menggambarkan kondisi sesungguhnya dan seakurat mungkin. Penulis juga memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel dari penelitian karena jenis perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar
dalam
memberikan kesempatan
bagi
para
investor untuk
menanamkan modalnya dan sedang mengalami penurunan pengumuman manual dalam hal keterbukaan laporan keuangan. Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan seperti jenis sampel yang hanya menggunakan jenis perusahaan manufaktur sehingga kurang mengeralisasikan perusahaan publik di Indonesia. Penelitian ini hanya menggunakan periode 4 tahun. Penelitian ini menggunakan regresesi data panel, hal ini mungkin kurang sensitif terhadap pengungkapan kualitas laba yang dilakukan pada tahun 2011-2014. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Coorporate Governance Terhadap Kualitas Laba”. Fokus penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), dan good corporate governance (GCG) sebagai variabel independen
7
terhadap kualitas laba sebagai variabel dependen pada laporan perusahaan manufaktur. Penelitian ini merupakan penggabungan dan pengembangan dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu penelitian Arabborzoo (2015), Reskino (2015), Simamora et al., (2014), Sukmawati et al., (2014), Reyhan et al., (2014) dan Siahaan (2013). Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu dari sisi variabel dan objek penelitian. 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan adalah variabel gabungan dari beberapa penelitian sebelumnya. 2. Objek Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode terbaru dan lebih panjang yaitu dari tahun 2011 sampai 2014. Perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar dalam memberikan kesempatan bagi para pelaku pasar (investor) untuk menanamkan modalnya, sehingga perusahaan manufaktur selalu mendapat perhatian dari para pelaku pasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), dan good corporate governance (GCG) terhadap kualitas laba di perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa efek Indonesia. Dengan demikian,
8
rumusan masalah yang diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kualitas laba secara parsial?
2.
Bagaimana pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap kualitas laba secara parsial?
3.
Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba secara parsial?
4.
Bagaimana pengaruh komisaris independen terhadap kualitas laba secara parsial?
5.
Bagaimana pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), kepemilikan manajerial dan komisaris independen terhadap kualitas laba secara simultan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai halhal berikut. a.
Menganalisis pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), komisaris independen dan kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba.
b.
Menganalisis
variabel
independen
yang
paling
dominan
mempengaruhi kualitas laba.
9
2.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: a.
Bagi Regulator Bagi pihak regulator, penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris akan efektivitas peraturan yang telah dikeluarkan mengenai profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme good corporate governance agar lebih ditingkatkan penerapannya sehingga lebih efektif.
b.
Bagi Manajemen Bagi pihak manajemen, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme good corporate governance, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan fungsi mereka dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kualitas laba.
c.
Bagi Investor Bagi investor, penelitian ini dapat menggambarkan mengenai pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme good corporate governance, sehingga menjadi pedoman dalam berinvestasi terutama yang berminat untuk berorientasi dalam manufaktur.
10
d. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, gambaran, dan bukti-bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme good corporate governance terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi para peneliti yang melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Teori Agensi (Agency Theory) Jensen & Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai kontrak dimana satu orang atau lebih yang bertindak sebagai prinsipal (yaitu pemegang saham) menunjuk orang lain sebagai agen (yaitu manajer) untuk melakukan jasa bagi kepentingan prinsipal, termasuk mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan kepada agen. Hubungan keagenan tersebut akan menimbulkan konflik apabila manajer berusaha untuk memaksimalkan utilitas pribadinya dengan mengorbankan kesejahteraan pemilik. Menurut Jones (1991) yang dimaksud dengan teori agensi adalah hubungan antara prinsipal dengan agen, yang dimaksud prinsipal adalah pihak yang memberikan tugas yang wajib diselesaikan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan kondisi kebutuhan dari prinsipal, dan yang dimaksud agen disini adalah pihak yang menerima tugas atau pekerjaan untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan yang diperintahkan oleh prinsipal, hubungan ini dapat lebih dari satu prinsipal untuk memberikan tugas kepada agen yang akan mengerjakan tugas yang diberikan.
12
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri, pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan sedangkan para agen atau manajer perusahaan diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan keuntungan lain yang diperoleh dari hubungan tersebut. Perbedaan kepentingan ekonomis ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asimetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham dan organisasi (Paulus, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa teori agensi merupakan suatu kontrak satu atau lebih orang (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. 2.
Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan biasa diindikasikan oleh earnings (laba). Rasio profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional (Sukmawati, 2014). Beberapa perhitungan rasio profitabilitas antara lain :
13
1) Margin laba atas Penjualan Margin laba atas penjualan (profit margin on sales), yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan yang dinyatakan berikut ini : Margin laba atas penjualan =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
2) Pengembalian atas Total Aset Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset (return on total assets-ROA) setelah bunga dan pajak : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3) Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (basic earning power-BEP) dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset. 𝐸𝐵𝐼𝑇
BEP =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
4) Pengembalian Ekuitas Biasa Rasio akuntansi “bottom line” adalah pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity-ROE) yang dihitung sebagai berikut: ROE =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑖𝑎𝑖𝑠𝑖𝑎
14
3.
Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set (IOS) menurut Simamora et al., (2014) adalah nilai kesempatan investasi yang merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Secara
umum
Norpratiwi
(2007)
mengatakan
bahwa
IOS
menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat bergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Puteri (2012) menambahkan bahwa pilihan investasi masa depan tidak semata mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Menurut Siahaan (2013) menyebutkan bahwa investment opportunity set dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di 15
masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan
baik
dalam
menjalankan
usaha,
maka
semakin
besar
kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan. Norpratiwi (2007) dan Paulus (2012) juga menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable), sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan. Dalam penelitian Puteri (2012) menjelaskan 3 jenis proksi dalam menentukan IOS, yaitu: a.
Proksi IOS berbasis pada harga, merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Rasio-rasio tersebut antara lain: 1) Market to book value equity 2) Tobin’s Q 3) Ratio of property, plant, and equipment to firm value 4) Ratio of depreciation to firm value 5) Market to book value of assets 6) Earning to price ratio
b.
Proksi IOS berbasis pada investasi, merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi
16
berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasiorasio yang sering digunakan antara lain: 1) Rasio investment to net sales as 2) Rasio capital expenditure to book value asset 3) Rasio capital expenditure to market value of assets c.
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aset. Ukuran yang digunakan antara lain: 1) Varian return 2) Beta asset
4.
Mekanisme Good Corporate Governance Komite Nasional Kebijakan Governance (2008) mendefnisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham, dengan
tetap
memperhatikan
kepentingan
stakeholder
lainnya,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku. Sedangkan Menurut Bank Dunia (World Bank) dalam Simamora et al., (2014) corporate governance dapat diartikan sebagai kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan 17
nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar. Corporate governance merupakan
peningkatan
nilai
perusahaan
melalui
pemantauan
manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan adanya
corporate
governance diharapkan manajemen lebih terarah dalam mencapai sasaran-sasaran manajemen dan tidak disibukkan untuk hal-hal yang bukan menjadi sasaran pencapaian perusahaan. Penelitian ini memproksikan good corporate governance menjadi 2 dimensi yaitu komisaris independen dan kepemilikan manajerial. a.
Komisaris Independen Menurut Herawaty (2007) komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar perusahaan fungsinya untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan,
komisaris
independen
bertujuan
untuk
menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihakpihak lain yang terkait. FCGI (2002) menyatakan bahwa keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Jakarta melalui peraturan BEJ yang mengemukakan bahwa perusahaan yang terdaftar di bursa harus memiliki komisaris independen yang proporsional.
Proporsional
disini
adalah
memiliki
jumlah 18
perbandingan yang sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas (noncontrolling shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal Komisaris Independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan untuk meningkatkan pengawasan dalam perusahaan dan memberi pengaruh baik pada tiap pertimbangan keputusan yang akan dilakukan oleh seluruh dewan komisaris perusahaan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait, jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan (Putera, 2012). b. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan afiliasinya (Herawaty, 2007). Kepemilikan manajerial dalam perusahaan berpengaruh besar pada keputusan-keputusan
yang
akan
diambil
oleh
perusahaan
kedepannya. Kepemilikan manajerial juga menunjukkan tingkat kekuasaan manajer pada perusahaan, jika semakin besar kepemilikan 19
manajerial dalam perusahaan maka kekuasaan manajer terhadap perusahaan semakin luas, pengaruh manajer dalam perusahaan ikut bertambah besar. Namun, kekuasaan yang semakin besar pada manajer juga menimbulkan tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan perusahaan. Dengan adanya kepemilikan saham manajer
dalam
meningkatkan
perusahaan, kinerjanya
manajer
dan
akan
semakin
berusaha
termotivasi
untuk dalam
memajukan perusahaan karena dalam diri manajer timbul rasa ikut memiliki perusahaan melalui saham perusahaan yang dimilikinya. Rasa ikut memiliki ini merupakan hal yang sulit di dapatkan apabila manajer tidak memiliki saham dalam perusahaan. Selain itu, menurut Putera (2012) Kepemilikan manajerial berperan dalam membatasi perilaku menyimpang dari manajemen perusahaan karena kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola, melakukan aktivitas sesuai kepentingan pemilik perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajemen juga meminimalkan konflik keagenan dalam perusahaan, karena adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. 5.
Kualitas Laba Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi 20
keputusan akhir pihak-pihak tersebut. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menunjukkan kecenderungan adanya informasi asimetri antara manajemen dan pihak di luar perusahaan. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa depan dibanding pihak eksternal. Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noise), dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. (Reyhan, 2014). Untuk menjadi informasi yang berguna, laba sebagai bagian dari laporan keuangan harus ber-kualitas. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. (Wulansari, 2013) Simamora et al., (2014) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang dapat dikembangkan oleh entitas kepada investornya sambil tetap memperhatikan tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Kualitas laba adalah penilaian sejauh mana laba sebuah perusahan dapat diperoleh berulang ulang, dapat dikendalikan, dan laik bank (memenuhi syarat untuk mengajukan kredit atau pinjaman pada bank), kualitas laba juga mengakui fakta bahwa dampak ekonomi transaksi yang terjadi akan beragam diantara perusahaan sebagai fungsi dari karakter dasar bisnis dan secara beragam dirumuskan sebagai tingkat 21
laba yang menunjukkan apakah dampak ekonomi pokoknya lebih baik dalam memperkirakan arus kas atau dapat diramalkan. Laba yang berkualitas merupakan laba yang dapat menunjukkan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja operasional perusahaan, sehingga tidak menyesatkan bagi pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Informasi tentang laba seharusnya dapat dijadikan ukuran mengenai keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan suatu perusahaan. Selain itu laba juga dapat dipergunakan untuk memperkirakan keberlangsungan perusahaan di masa mendatang (Simamora et al.,, 2014). Surifah (2010) menyatakan kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasarkan kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan pemangku kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan, apabila kualitas laba yang disajikan tidak dapat diandalkan maka pihak-pihak yang berkepentingan dan berpedoman pada
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tidak akan percaya lagi pada profesi akuntansi, karena kondisi diatas telah bertentangan dengan tujuan profesi akuntansi. Tujuan profesi akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi pemakai untuk mengambil keputusan.
22
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Metode Penelitian No 1
Peneliti (Tahun) Ali Arabborzoo, Saeedeh Rashidpuran, Alireza Arabi (2015)
Judul Penelitian The impact of corporate governance on earnings quality
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1. Variabel independen yang digunakan mekanisme GCG 2. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Teheran dalam domain waktu FA 2007-2011.
Hasilnya bahwa mekanisme corporate governance dalam mekanisme regulasi tidak efektif dalam mengurangi masalah representasi; Namun, pemegang saham dianggap mekanisme penting dan dengan membawa mereka untuk bereaksi dividen.
Bersambung ke halaman selanjutnya
23
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Metode Penelitian No 2
Peneliti (Tahun) Reskino (2015)
Judul Penelitian The Effect Of Corporate Governance On Earnings Quality With Surplus Free Cash Flow As Moderating Variable
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1.Variabel independen yang digunakan mekanisme GCG 2.Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
1. Objek penelitian ini adalah 25 perusahaan property, real estate yang, dan perusahaan konstruksi bangunan terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012. 2. Dengan Surplus Free Cash Flow Sebagai Moderating Variable
Hasil penelitian ini dari regresi menunjukkan bahwa independen dualitas komisaris dan CEO dari komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba. Di sisi lain, komite audit independen berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas laba. Dan hasil penelitian ini dari analisis regresi moderat menunjukkan bahwa semua variabel dari tata kelola perusahaan yang moderat dengan arus kas bebas kelebihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.
Bersambung ke halaman selanjutnya
24
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Metode Penelitian No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
3
Cristina Gaio, Clara C. Raposo (2014)
Corporate Governance and Earnings Quality: International Evidence
1. Variabel independen yang digunakan mekanisme GCG 2. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
Perbedaan 1. Objek penelitian ini adalah 537 perusahaan di 35 negara (21 negara maju dan 14 pasar negara berkembang)
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pengganti tata kelola perusahaan dan kualitas laba. Kami menemukan bahwa efek negara sangat relevan dalam membentuk hubungan ini. Memang, hubungan ini lebih jelas di negara-negara maju, di negara-negara dengan perlindungan investor yang kuat. Temuan kami konsisten dengan pandangan bahwa informasi akuntansi miskin dapat memaksa perusahaan untuk mengadopsi mekanisme tata kelola perusahaan lebih mahal, khususnya di lingkungan di mana mereka efektif.
Bersambung ke halaman selanjutnya
25
Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian Terdahulu Metode Penelitian No 4
Peneliti (Tahun) Erikson Simamora, Amries, Rusli Tanjung, Julita (2014)
Judul Penelitian Pengaruh investment opportunity set (IOS), mekanisme good corporate governance dan reputasi KAP terhadap kualitas laba perusahaan (Studi empiris pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1.Variabel independen yang digunakan investment opportunity set (IOS) dan mekanisme GCG 2.Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012
Hasil uji secara simultan atau bersama-sama (uji F) menunjukkan bahwa variabel investement opportunity set (IOS), komite audit, komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan reputasi KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba perusahaan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
26
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Metode Penelitian No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
5
Shanie Sukmawati, Kusmuriyanto, Linda Agustina (2014)
Pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas dan return on asset terhadap kualitas laba
1. Variable independent yang digunakan return on asset 2. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
Perbedaan 1. Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai 2011 yang berjumlah 29 perusahaan
Berdasarkan hasil dalam pembahasan maka dapat disimpulkan struktur modal yang diukur dengan leverage dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba, jadi dapat dikatakan bahwa besar kesilnya struktur modal dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap kualitas laba. Sedangkan ukuran perusahaan (size) dan return on asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.
Bersambung ke halaman selanjutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Judul Penelitian No 6
Metode Penelitian
Peneliti (Tahun) Fadjar O.P. Siahaan (2013)
Hasil Penelitian The Effect of Investment Opportunity Set, the Presence of Audit Committee, the Composition of Independent Commissioner, and Managerial Ownership on Profit Quality
Persamaan
Perbedaan
1. Variabel independen yang digunakan investment opportunity set (IOS) dan mekanisme GCG 2. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
1. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 20062010.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Peluang Investasi Set mempengaruhi kualitas laba, (2) keberadaan komite audit tidak mempengaruhi kualitas laba, (3) komposisi commissionrs independen tidak mempengaruhi kualitas laba, dan (4) kepemilikan manajerial mempengaruhi kualitas laba.
Bersambung ke halaman selanjutnya
28
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Judul Penelitian No
Metode Penelitian
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
7
Paulina Warianto, Ch. Rusiti (2013)
Pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal, Likuiditas dan investment opportunity set (ios) terhadap Kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bee
1. Variable independen yang digunakan investment opportunity set (ios) 2. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
Perbedaan 1. Periode penilitian ini 2008 – 2012
Ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan Investment Opportunity Set secara bersamasama (simultan) berpengaruh terhadap kualitas laba.
Bersambung ke halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Judul Penelitian No
Metode Penelitian
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
8
Dhian Eka Irawati (2012)
Pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap kualitas laba
1. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
Perbedaan 1. Periode penilitian ini 2008 – 2010
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat kesimpulannya bahwa struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, dan likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba. Pengujian secara parsial pertumbuhan laba dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba. Struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba
Bersambung ke halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
30
Penelitian Terdahulu Judul Penelitian No
Metode Penelitian
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
9
Julia Bistrova, Natalja Lace (2012)
Quality Of Corporate Governance System And Quality Of Reported Earnings: Evidence From Cee Companies
Perbedaan
1. Variabel 1. 118 perusahaan yang dikutip di independen bursa saham yang Eropa Tengah digunakan dan Timur mekanisme 2. Periode GCG penilitian ini 2. Variabel 2007 – 2010 dependen yang digunakan kualitas laba.
menunjukkan suatu bukti hubungan negatif antara tata kelola perusahaan kualitas dan tingkat akrual
Sumber : Diolah dari berbagai referensi.
31
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu Judul Penelitian No
Metode Penelitian
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
10
Puteri, P.A., & Rohman, A (2012)
Analisis pengaruh investment Opportunity set (ios) dan mekanisme Corporate governance terhadap Kualitas laba dan nilai perusahaan
Perbedaan
1. Variabel 1. Periode independen penilitian ini yang 2006 - 2010 digunakan investment opportunity set (ios) dan mekanisme GCG 2. Variabel dependen yang digunakan kualitas laba.
Investment Opportunity Set (IOS), jumlah rapat komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba sedangkan komposisi komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba
Bersambung ke halaman selanjutnya
32
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka pemikiran teoritis
Pengungkapan informasi-informasi penting laporan keuangan perusahaan secara transparan, lebih lengkap, dan kredibel akan mempengaruhi penilaian para pengguna laporan keuangan terhadap perusahaan
Teori Agensi (Agency Theory) Profitabilitas (Sukmawati, 2014) Investment Opportunity Set (Simamora, 2014) Kualitas Laba
Komisaris Independen (Simamora, 2014)
(Setianingsih, 2013)
Kepemilikan Manajerial (Simamora, 2014)
Metode Analisis: Metode Regresi Berganda dengan menggunakan aplikasi EVIEWS dan SPSS
Data yang Digunakan : Annual Report
Metode Estimasi Data Panel Pooled Least Square
Fixed Effect
Random Effect
Pemilihan Model Regresi Panel Uji Chow
Uji Langrangge Multiplier
Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik Normalitas
Multikolonieritas
Heterokedastisitas
Uji Signifikansi Uji F
Uji t
Adjusted R2
Interpretasi
33
D. Dasar Perumusan Hipotesis 1.
Profitabilitas dan Kualitas Laba Return On Asset (ROA) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek Earnings atau Profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mengasilkan laba dan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut. Maka bisa dikatakan juga perusahaan tersebut memiliki kualitas laba yang baik (Reyhan et al.,2014) Reyhan et al., (2014) dan Agung Nugroho Jati (2009) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil di atas, hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap kualitas laba.
2.
Investment Opportunity Set (IOS) dengan Kualitas Laba Investment Opportunity Set (IOS) adalah nilai kesempatan investasi yang merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang, Pilihan-pilihan yang akan dilakukan perusahaan di masa mendatang akan mempengaruhi nilai dari perusahaan itu sendiri. Jika manajer telah melakukan tindakan tidak sesuai keinginan prinsipal maka telah terjadi perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipan (Konflik keagenan). Dengan adanya perbedaan kepentingan tersebut
manajer
dapat
melakukan
hal-hal
yang
meningkatkan
34
keuntungan bagi dirinya sendiri yang kemungkinan akan merugikan pemilik perusahaan misalnya melakukan manajemen laba, dengan adanya manajemen laba dalam perusahaan akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba perusahaan sehingga para pemakai laporan keuangan akan melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan. Penelitian sebelumnya oleh Puteri (2012), Siahaan (2013), Warianto et al., (2013) dan Simamora et al., (2014) mengenai pengaruh Investement Opportunity Set (IOS) terhadap kualitas laba menemukan bahwa IOS berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba. Penelitian ini menggunakan proksi rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku (MVE/BVE) yang menemukan semakin tinggi angka rasio MVE/BE semakin tinggi pula discretion accrual. Berdasarkan hasil di atas, hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H2 = Investment opportunity set (IOS) berpengaruh terhadap kualitas laba. 3. Kepemilikan Manajerial dengan Kualitas Laba Jika dalam suatu kepemilikan perusahaan sang manajer memiliki tingkat kepemilikan yang cukup berpengaruh, hal ini dapat menekan konflik kepentingan. Karena dengan berperan juga sebagai pemilik, manajer akan lebih berpandangan sama dengan pemilik lain seperti para stakeholder dan menghindarkan laporan keuangan dari manipulasi yang menyebabkan informasi-informasi yang asimetri.
35
Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku opportunistik manajer akan meningkat. Penelitian Setianingsih (2013) menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Farida (2012), Puteri (2012), Reyhan et al., (2014) dan Reskino (2015) juga membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H3 = Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba. 4. Komisaris Independen dengan Kualitas Laba Dengan besarnya komposisi komisaris independen diharapkan terjadi suatu pengawasan yang lebih ketat dalam operasional perusahaan dan pelaporan-pelaporan informasi perusahaan. Penelitian Yushita et al., (2013) menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat untuk mengurangi kecurangan pelaporan keuangan daripada kehadiran komite audit.
36
Dalam penelitiannya Farida (2012), Febiani (2012), Simamora et al., (2014) dan Reskino (2015) menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil di atas, hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H4 = Komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba. 5. Profitabilitas, IOS, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, Komite Audit dengan Kualitas Laba Reyhan et al., (2014) dan Agung Nugroho Jati (2009) dalam Reyhan et al., (2014) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Puteri (2012) dalam Simamora et al., (2014) mengenai pengaruh Investement Opportunity Set (IOS) terhadap kualitas laba menemukan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Hasil penelitian Yushita et al., (2013) menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil Penelitian
Setianingsih
(2013)
menunjukan
bahwa
kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H5 =
Profitabilitas, IOS, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kualitas Laba
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), dan good corporate governance (GCG) sebagai variabel independen terhadap kualitas laba sebagai variabel dependen. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2014. Perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar dalam memberikan kesempatan bagi para pelaku pasar (investor) untuk menanamkan modalnya, sehingga perusahaan manufaktur selalu mendapat perhatian dari para pelaku pasar (Novianti, 2013). Tahun penelitian yang dipilih yaitu 2011 sampai dengan 2014, hal tersebut merupakan subjektifitas peneliti untuk memperbarui data penelitian yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan saat ini. B. Metode Pemilihan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
38
1.
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk kategori perusahaan manufaktur dan mempublikasi laporan keuangan pada tahun 2011-2014.
2.
Perusahaan menyampaikan laporan keuangan dan data yang lengkap secara berturut-turut pada tahun 2011-2014.
3.
Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
4.
Data yang tersedia lengkap baik data yang diperlukan untuk mengidentifikasi kualitas laba dan data yang berkaitan dengan profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), dan good corporate governance (GCG) perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah data, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini seperti laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2014.
39
D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keilmuan
statistika
yaitu
metode
regresi
linear
berganda
dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 21 dan EViews versi 9. Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang telah diperoleh maka diharap dapat memberikan kesimpulan yang tepat. 1. Metode Data Panel Menurut Winarno (2011), data panel atau pooled data merupakan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasar waktu). Analisis regresi data panel adalah analisis regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). a. Model dengan data cross section : Data dengan seksi silang adalah data yang terdiri atas beberapa objek pada suatu waktu. Biasanya data dalam jenis ini, setiap objek memiliki beberapa variabel, maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : Yi = α + β Xi + Ɛi ; i = 1,2,…,N Dimana : N = Banyaknya data cross section
40
b. Model dengan data time series : Data runtut waktu adalah data yang terdiri atas satu objek tetapi meliputi beberapa periode waktu, maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : Yt = α + β Xt + Ɛi ; t = 1,2,…,T Dimana : T = Banyaknya data time series c. Model dengan data panel Melihat data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : Yit = α + β Xit + Ɛit ; I = 1,2,…,N; t = 1,2,…,T Dimana : N = Banyaknya data cross section T = Banyaknya data time series N x T = Banyaknya data panel Keunggulan penggunaan metode data panel dibandingkan metode time series atau cross section adalah: 1.
Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam tiap individu.
2.
Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan (degree of freedom), dan lebih efisien.
41
3.
Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section.
4.
Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross section.
5.
Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih kompleks.
6.
Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.
2. Pemodelan data panel Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam mengestimasi data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least Square), 2) pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3) pendekatan efek acak (Random Effect Model). a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS) Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana karena menggabungkan data cross section dan data time series sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi antar individu maupun rentang waktu, sehingga model ini dapat pula dapat pula disebut sebagai model OLS biasa karena menggunakan kuadrat terkecil.
42
b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM) Metode efek tetap ini dapat menunjukan perbedaan antar objek meskipun dengan regresor yang sama. Model ini dikenal dengan model regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini dimaksudkan adalah bahwa sutu objek, memiliki konstan yang tetap besarannya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besaranya dari waktu ke waktu (time invariant). Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan efek individual dan efek waktu dan tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen eror tidak berkolerasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. c. Pendekatan Random Effect Model (REM) Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model efek tetap (fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Model panel data yang didalamnya melibatkan kolerasi antar error term karena berubahnya waktu karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan pendekatan model komponen eror (eror
43
component model) atau disebut juga model efek acak (random effect). Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada banyaknya koefisien (Winarno, 2007). 3. Pemilihan Model Data Panel Ada dua tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama kita harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima, maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika model FEM yang diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan lagi dengan model REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk menentukan metode mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM. a. Uji Chow Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki
44
perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test, dengan hipotesis sebagai berikut. H0: Model Pooled Least Square (PLS) H1: Model Fixed Effect Jika nilai F-hitung > F-tabel, atau nilai probabilitas (P-Value) < a 5%, maka H0 ditolak, artinya model panel
yang baik untuk
digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0 diterima, maka model Pooled Least Square yang dipakai dan dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji kembali untuk memilih apakah memakai model FEM atau REM lalu dianalisis. b. Uji Hausman Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model yaitu: 1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah unit cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan pada kenyamanan perhitungan, yaitu FEM. 2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita meyakini
45
bahwa unit cross section yang kita pilih dalam penelitian diambil secara acak (random) maka REM harus digunakan. Sebaliknya, apabila kita meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam
penelitian
tidak
diambil secara acak maka kita
menggunakan FEM. 3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM tidak habis. 4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan tidak bias. Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan dengan menggunakan spesifikasi
yang dikembangkan dengan
Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-square statistik sehinggan keputusan pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut: H0 : Random Effect Model H1 : Fixed Effect Model Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Hausman test dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana k adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi atau nilai
46
probabilitas (P-Value) < a 5%,. Jika hasil dari Hausman test signifikan, maka H0 ditolak, maka Fixed Effect Model yang digunakan dan jika sebaliknya maka Random Effect Model yang digunakan . c. Uji Lagrangge Multiplier (LM) Uji
Langrangge
Multiliper
(LM)
dilakukan
untuk
membandingkan atau memilih model mana yang terbaik antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut: H0 : Fixed Effect Model H1 : Random Effect Model Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Langrangge Multiplier test (Breusch-Pagan) dibandingkan dengan nilai probability. Jika nilai Breusch – Pagan < a 5% maka H0 ditolak, artinya model panel yang baik untuk digunakan adalah Random Effect Model (REM). Namun jika H0 diterima maka model data panel yang baik digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM). 4. Uji Asumsi Klasik Terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum di lakukannya regresi, hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah data terbebas dari masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik ini penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased
47
Estimator – BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu perlu dibuktikan lebih lanjut apakah model regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut. Asumsi – asumsi tersebut antara lain: a. Uji Normalitas Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi normal dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Dengan H0 pada data berdistribusi normal, uji Jarque-Bera didistribusi dengan X2 dengan derajat bebas (degree of freedom) sebesar 2. Probability menunjukan kemungkinan Jarque-Bera melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi dibawah hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka Jarque-Bera diatas nilai probabilitas (5%), maka kita dapat menolak H0 bahwa data terdistribusi normal (Winarno, 2011) b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel
independen.
Karena
melibatkan
beberapa
variabel
independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan
48
regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen). (Winarno, 2011). Menurut Santoso (2010), multikolinearitas mengandung arti bahwa antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Indikasi multikolinearitas ditunjukkan dengan beberapa informasi antara lain: 1.
Nilai R2 tinggi, tetapi variable independen banyak yang tidak signifikan.
2.
Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen, apabila koefisien rendah maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.
Dengan melakukan regresi auxiliary, yaitu regresi yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih) variabel independen yang secara bersama-sama mempengaruhi satu variabel independen lainnya. Sedangkan alternatif menghilangkan multikolinearitas antara lain
bisa dengan menambahkan data penelitian bila memungkinkan, karena masalah multikolinearitas biasanya muncul karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun jika tidak mungkin dihilangkan maka
tetap
harus
dipakai.
Selanjutnya
bisa
dengan
49
mentransformasikan salah satu (atau beberapa) variabel dengan melakukan diferensiasi (Winarno, 2011). c.
Uji Heteroskedastisitas Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah var (ui) = ơ2 (konstan), semua sesatan mempunyai variansi yang sama. Padahal, ada kasus-kasus tertentu dimana variansi ưi tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah (Nachrowi, 2008). Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya perbedaan varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai varian dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi adalah tidak sama. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam data cross section dari pada time series. Selain itu juga sering muncul dalam analisis yang menggunakan data rata-rata. Menurut Nachrowi dan Usman (2008:129), ada beberapa dampak yang ditimbulkan oleh heteroskedastisitas terhadap OLS, antara lalin: 1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran. 2. Lebih besarnya variansi taksiran, tentu akan berpengaruh pada uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan F) karena kedua uji tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya, kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.
50
3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard error taksiran yang lebih besar sehingga interval kepercayaan menjadi sangat besar. 4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan. Menurut
Gujarati
(2007),
untuk
mendektesi
keberadaan
heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter plot, uji Park, uji Glejser, uji White, dimana apabila nilai probabilitas (p-value) observasi R2 lebih besar dibandingkan tingkat resiko kesalahan yang diambil
(digunakan
α
=
5%),
maka
residual
digolongkan
homoskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variable itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu dan individunya. Pada umumya autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan Usman, 2008). Menurut Winarno (2011), autokorelasi adalah hubungan antara residual
satu
observasi
dengan
residual
observasi
lainnya.
Autokorelasi lebih mudah timbuh pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka uji autokorelasi sudah tidak perlu du uji kembali. Karena data panel
51
sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak ada autokorelasi. 5.
Uji Hipotesis Uji hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara lain: a.
Uji Signifikansi Individual (uji t) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t table dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Ho : βi = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). 2. Ho : βi > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).
52
3. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan criteria penilaian sebagai berikut: a. Jika t hitung > t table maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing – masing variable independen terhadap variable dependen secara parsial (individu). b. Jika t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing – masing variabel independen terhadap variable dependen secara parsial (individu). b.
Uji Signifikansi simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variable dependen. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Ho : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). 2. Ho : βi > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).
53
3. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut: a) Jika F hitung > F table maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada variable independen secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. b) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti ada variable independen secara bersamasama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. c.
Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Untuk mengetahui penaksiran parameter dan standard error bahwa model regresi estimasi cukup baik atau tidak perlu dilakukan cara untuk mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data. Ukuran yang biasa yang digunakan untuk keperluan ini adalah Goodness of Fit (R2) . ukuran ini mencerminkan seberapa besar variasi dari (regressand) (Y) dapat diterangkan oleh regressor (X). Bila R2 =0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y, 100% dapat diterangkan oleh X. dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada pada garis regresi. Dengan
54
demikian, ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2 yang nilainya antara nol dan satu. 6. Model Regresi Data Panel Model persamaan dasar data panel yaitu: Yit = β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + µit………………. Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: KL = β0 + β1 ROA + β2 IOS + β3 KM + β4 KI + ε… Dimana: KL
: Kualitas Laba
β0
: Konstanta
β1,β2,β3,β4,β5
: Koefisien Variabel Independen
ROA
: Return On Asset
IOS
: Investment Opportunity Set
KM
: Kepemilikan Manajerial
KI
: Komposisi Dewan Komisaris
ε
: Koefisien Eror
Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan besaran dari masing – masing parameter dalam model persamaan diatas. Nilai dari parameter positif atau negatif selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
55
E. Operasional Variabel Penelitian 1.
Variabel Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan variabel terikat (dependent) dan variabel
bebas
(independent). Variabel
terikat
merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur dengan rasio dari arus kas operasi dibagi dengan laba bersih. Variabel bebas merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), dan mekanisme Good Corporate Governance (GCG). 2.
Definisi Operasional a.
Variabel Dependen Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah kualitas laba. Kualitas laba diukur dengan menggunakan model pendekatan Penman (2001) dalam Setianingsih (2013) yaitu rasio dari arus kas operasi dibagi dengan laba bersih. Semakin rendah rasio maka semakin tinggi kualitas laba.
b. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini meliputi Profitabilitas, Investment Opportunity Set (IOS), dan mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan komite audit, komisaris independen dan kepemilikan manajerial.
56
1) Profitabilitas Profitabilitas adalah seberapa besar efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan pemanfaatan yang dimiliki. ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biayabiaya modal dikeluarkan dari analisis. ROA dihitung dari laba bersih dengan total aktiva (Sukmawati et al., 2014). Return On Asset =
Laba Bersih Total Aktiva
X 100%
2) Investment Opportunity Set (IOS) Investment opportunity set (IOS) menggambarkan luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan dimasa mendatang (Simamora et al., 2014). Perhitungan rasio market value to book value of equity (MVE/BVE) diformulasikan sebagai berikut. MVE/BE=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 ×𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
3) Good Corporate Governance Variabel good corporate governance terdiri atas komposisi komisaris independen dan kepemilikan manajerial. a) Komisaris Independen Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris
57
yang independen yang berasal dari luar perusahaan fungsinya untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan,
komisaris
independen
bertujuan
untuk
menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Herawati, 2008). Pengukuran variabel komisaris independen dalam penelitian ini dengan menghitung jumlah komisaris independen dibagi jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan. KI =
Jumlah anggota dewan komisaris dari luar perusahaan Seluruh anggota dewan komisaris perusahaan
b) Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, misalnya direktur dan komisaris (Simamora et al., 2014). Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan (Paulus, 2012). Pengukuran variabel kepemilikan manajerial pada penelitian ini dihitung berdasarkan besarnya nilai saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. KPMJ =
Jumlah saham yang dimilik manajemen Total modal saham yang beredar
58
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Indikator
Profitabilitas
Rasio Laba Bersih
(Sukmawati,
Total Aktiva
2014)
X 100%
Investment opportunity set (IOS)
Skala
Rasio Jumlah lembar saham beredar × Harga penutupan saham Total ekuitas
(Simamora, 2014) Komisaris Independen (Simamora,
Rasio Jumlah anggota dewan komisaris dari luar perusahaan Seluruh anggota dewan komisaris perusahaan
2014)
Kepemilikan Manajerial
Rasio Saham yang dimiliki direksi dan komisaris Total saham
(Simamora, 2014)
Kualitas laba (Setianingsih,
Rasio Arus kas operasi Laba bersih
2013) Sumber: Data yang diolah
59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini mengambil populasi dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar dalam memberikan kesempatan bagi para pelaku pasar (investor) untuk menanamkan modalnya, sehingga perusahaan manufaktur selalu mendapat perhatian dari para pelaku pasar (Novianti, 2013). Kriteria-kriteria perusahaan yang djadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 dibawah ini Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian No
Kriteria
Jumlah
1
Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2014
571
2
Perusahaan yang tidak mengeluarkan annual report secara berturut turut
(319)
3
Perusahaan tersebut memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang diteliti
252
4
Perusahaan menyajikan laporan keuangan selain dalam bentuk rupiah.
(52)
5
Total perusahaan sampel yang diolah 2011-2014 Sumber: Data sekuder yang diolah
200
Perusahaan manufaktur terdiri dari sektor industri dasar dan kimia (semen, porselen, keramik dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan
60
kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas), sektor aneka industri (mesin dan alat berat, otomotif dan komponen, tekstil dan garmen, alas kaki, kabel, dan elektronika) dan sektor barang konsumsi (makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumamh tangga, dan peralatan rumah tangga). Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memilih sampel adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama 4 tahun, yaitu dari tahun 2011-2014. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report pada tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 yang diakses melalui website www.idx.co.id dan website perusahaan. Dari kriteria-kriteria perusahaan tersebut yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan 4 tahun, sehingga diperoleh data observasi sebanyak 50 perusahaan 200 sample. Adapun perusahaan yang menjadi objek penelitian ada di lampiran 1. B. Pemilihan Model Terbaik 1. Uji Chow Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan uji F-Restricted dengan cara melihat nilai (P-Value) F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikan α = 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0
: Model Pooled Least Square (PLS)
H1
: Model Fixed Effect (FEM)
61
Dari hasil berdasarkan metode Fixed Effect Model (FEM) dan Pooled Least Square (PLS) diperoleh nilai probababilitas F-Statistik yakni sebagai berikut: Table 4.2 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 1.401819 77.116887
d.f.
Prob.
(49,146) 49
0.0643 0.0063
Sumber: data sekunder yang diolah Dari tabel 4.2 diatas diperoleh F-Statistik adalah 1.401819 dan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.0643 yang berarti bahwa nilai probabilitas F-Statistik lebih besar dari tingkat signifikansi α 5% (0.0643 > 0,05). Maka H0 diterima, sehingga model panel yang digunakan adalah Pooled Least Square (PLS).
2. Uji Hausman Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan uji hausman. Pengujian ini untuk menentukan model paling tepat digunakan antara Fixed Effet Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM). Uji hausman memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-Square Statistic dan nilai α 5% sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan
62
dengan tepat. Sebelum membandingkan Chi-Square Statistic dan terlebih dahulu dibuat hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0
: Model Random Effect
H1
: Model Fixed Effect Hasil pengolahan dengan uji hausman dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. 2.686548
4
Prob. 0.6116
Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil uji hausman pada tabel 4.3 diatas, didapatkan ChiSquare statistic sebesar 2.686548 dengan nilai probabilitas 0.6116. Dikarenakan nilai Chi-Square statistic lebih besar dari nilai α 5% (0.6116> 0.005) maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa model yang dapat digunakan untuk model penelitian adalah Random Effect Model. 3. Uji Lagrange Multiplier Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan uji lagrange multiplier, pengujian ini untuk menentukan model yang paling tepat digunakan antara Pooled Least Square (PLS) dengan Random Effect Model (REM). Uji lagrangge multiplier memberikan penilain dengan menggunakan nilai breusch-pagan lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%. 63
Sebelum membandingkan nilai breusch-pagan dan tingkat signifikansi a 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : Pooled Least Square (PLS) H1 : Model Random Effect Hasil dari pengolahan dengan uji lagrange multiplier dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Lagrange Multiplier Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives Cross-section Breusch-Pagan
1.786924 (0.1813)
Test Hypothesis Time 0.746643 (0.3875)
Both 2.533567 (0.1114)
Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil lagrangge multiplier pada tabel 4.4 di atas, nilai breusch-pagan sebesar 0.1813, yang berarti bahwa nilai breusch-pagan lebih besar dari tingkat signifikansi α 5% (0.1813 > 0.05). maka H0 diterima, sehingga model panel yang digunakan adalah Pooled Least Square (PLS).
64
C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan nilai Chi-tabel, maka data dalam penelitian berdistribusi normal (Winarno, 2011). Normalitas data dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat koefisien Jarue-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung. Apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 %, maka data terdistribusi normal (Winarno, 2011). Adapun uji normalitas dapat dilihat pada grafik 4.1 sebagai berikut: Grafik 4.1 Uji Normalitas 28
Series: Standardized Residuals Sample 2011 2014 Observations 200
24 20 16 12 8 4
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.43e-16 -0.011511 0.542515 -0.510164 0.196443 0.264007 3.027372
Jarque-Bera Probability
2.329571 0.311990
0 -0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
Sumber: data diolah
Dilihat pada grafik 4.1 diperoleh nilai Jarque-Bera hitung sebesar 2,329571 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,311990 karena nilai
65
probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% (0,311990 > 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variable indpenden. Untuk meilihat ada atau tidak adanya multikolonieritas nilai correlation matrix dari semua variable inpenden harus kurang dari 0.8. Berikut ini uji multikolinieritas dengan menggunakan correlation matrix:
Tabel 4.5 Correlation Matrix ROA ROA 1.000000 IOS -0.036068 KM -0.035259 KI 0.040789 Sumber: data diolah
IOS -0.036068 1.000000 -0.049608 0.063780
KM -0.035259 -0.049608 1.000000 0.136269
KI 0.040789 0.063780 0.136269 1.000000
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak ada masalah multikolinieritas. hal ini dikarenakan nilai korelasi matriks (correlation matrix) dari semua variable independen adalah kurang dari 0.8. Multikolinieritas biasanya terjadi pada estimasi yang menggunakan data runtut waktu. Dengan mengkombinasikan data time series dengan data cross-section mengakibatkan masalah multikolinieritas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini menggunakan data panel, yang mana secara teknis sudah dikatakan masalah multikolinieritas adalah sudah tidak ada.
66
3. Uji Heterkoskedastisitas Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian salah satunya adalah menggunakan menggunakan cara dalam prosedur statistik dengan uji glejser. Uji glejser menggunakan abs(resid2) sebagai variabel dependen. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan uji glejser: Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 12/03/15 Time: 21:02 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 200 Variable C ROA IOS KM KI Sumber: data diolah
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
2.236732 0.065457 0.160809 1.478396 -1.079713
0.209183 0.135905 0.127066 4.356772 0.829344
10.69270 0.481637 1.265559 0.339333 -1.301887
0.0000 0.6306 0.2072 0.7347 0.1945
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dari hasil tersebut dapat dilihat nilai probababilitas dari masing-masing variable independen lebih besar dari α = 5%. Hal ini mengindikasi bahwa data penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas. Maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
67
4. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu dan invidu. Pada umumnya autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan Usman, 2008). Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel maka sudah tidak perlu diuji autokorelasi. Dikarenakan sifat data panel yang lebih kepada cross section. Sedangkan autokorelasi lebih sering terjadi pada time series. D. Model Pooled Least Square (PLS) Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model Pooled Least Square (PLS) dapat dijelaskan melalui persamaan sebagai beikut: KL
=
0.509995 + 0.040089ROA + 0.547914IOS + 0.805484KM 0.142687KI
Dimana KL
=
Kualitas Laba
ROA
=
Return On Asset
IOS
=
Investment Opportunity Set
KM
=
Kepemilikan Manajerial
KI
=
Komisaris Independen
68
E. Hasil Uji Hipotesis 1. Uji t Pengujian ini
dilakukan untuk
menguji
apakah variable
independen (profitabilitas, investment opportunity set, kepemilikan manajerial dan komisaris independent) berpengaruh secara parsial terhadap variable dependennya (kualitas laba) dan untuk mengetahui variable independen manakah yang paling dominan mempengaruhi variable dependen, yaitu dengan membandingkan masing-masing nilai t-statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima hipotesis. Pada tingkat kepercayaan α = 95% dan tingkat signifikansi α = 5%, maka diperoleh t-tabel : Table 4.7 Uji t- Statistik Dependent Variable: KL Method: Panel Least Squares Date: 12/03/15 Time: 21:06 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 200 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
ROA IOS KM KI C
0.040089 0.547914 0.805484 -0.142687 0.509995
0.015227 0.014237 0.488142 0.092921 0.023437
2.632734 38.48594 1.650102 -1.535569 21.75998
0.0091 0.0000 0.1005 0.1263 0.0000
Sumber : data diolah Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian variable independen yaitu profitabilitas, investment opportunity set, kepemilikan manajerial, dan 69
komisaris independent terhadap kualitas laba secara parsial. Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar 0.509995 dengan nilai t-statistic sebesar 21.75998 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Konstanta sebesar 0.509995 menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata kualitas laba adalah sebesar 0.509995. Variabel
profitabilitas
mempunya
nilai
koefisien
sebesar
0.040089 yang menunjukkan bahwa jika profitabilitas meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas laba sebesar 0.040089 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel investment opportunity set memiliki nilai koefisien sebesar 0.547914. Hal ini menunjukkan bahwa jika investment opportunity set mengalami kenaikan 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas laba sebesar 0.547914 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai koefisien sebesar 0.805484. Hal ini menunjukkan bahwa jika kepemilikan manajerial mengalami kenaikan 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas laba sebesar 0.805484 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel komisaris independent memiliki nilai koefisien sebesar -0.142687. Hal ini menunjukkan bahwa jika komisaris independent mengalami kenaikan 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas laba sebesar -0.142687 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
70
Varibel profitabilitas mempunyai nilai t-statistic sebesar 2.632734 dengan probability signifikan sebesar 0.0091. hal tersebut menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya lebih kecil dari α = 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa profitabilitas mempengaruhi kualitas laba secara signifikan. Variabel investment opportunity set mempunyai nilai tstatistic sebesar 38.48594 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Hal ini menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh terhadap kualitas laba karena nilai probablitasnya lebih kecil dari α = 5%. Variabel kepemilikan manajerial mempunyai nilai t-ststistic sebesar 1.650102 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0.1005. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai nilai proabablitas lebih besar dari nilai α = 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan. Variabel komisaris independent mempunyai nilai t-statistic sebesar 1.535569 dan nilai probabilitasnyas sebesar 0.1263. Hal tersebut menunjukkan
bahwa
komisaris
independent
mempunya
nilai
probabilitas lebih besar dibandingkan dengan nilai α = 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa komisaris independent tidak berpengaruh secara signifikan. Dari ke empat variabel independen (profitabilitas, investment opportunity set, kepemilikan manajerial, dan komisaris independent) terdapat dua variabel independen yang berpengaruh terhadap kualitas
71
laba. Dan dari ke dua variabel indpenden yang berpengaruh positif terhadap kualitas laba maka dapat dilihat variabel mana yang paling dominan terhadap kualitas laba, yaitu investment opportunity set,, karena mempunyai nilai koefisien paling tinggi yaitu sebesar 0.547914. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai beta pada uji regresi spss yang menunjukkan bahwa investment opportunity set (IOS) mempunyai nilai beta paling tinggi. Berikut hasil regresi spss: Tabel 4.8 Hasil Uji t (SPSS)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
,510
,023
roa
,040
,015
ios
,548
km Ki
t
Sig.
Beta 21,760
,000
,064
2,633
,009
,014
,944
38,486
,000
,805
,488
,041
1,650
,101
-,143
,093
-,038
-1,536
,126
Sumber : Data yang Diolah 2. Uji F Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap vaeriabel dependennya, maka digunakan uji-f dengan cara membandigkan F-statistik dengan F-tabel. Tabel 4.9 Uji F-Statistik F-Statistic 371.0849 Sumber: data diolah
Prob (F-Statistic) 0.000000
72
Berdasarkan tabel
4.8
diatas,
hasil
regresi
data panel
menggunakan Pooled Least Square (PLS) diperoleh nilai F-statistik sebesar 371.0849 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000. Nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0.000000 < 0.05). Hal ini menunjukan bahwa Profitabilitas, Invesment Opportunity Set (IOS), kepemilikan manajerial dan komisaris independen berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laba. 3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Hasil pengujian koefisien determinasi (adjusted R2) sebagai berikut:
Tabel 4.10 Nilai koefisien determinasi Adjusted R Square Sumber: data diolah
0.881501
Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0.881501 atau 88,15%. Hal ini terlihat bahwa 88,15%. Kualitas laba dapat dijelaskan oleh variabel independen seperti Profitabilitas, investment opportunity set (IOS), kepemilikan manajerial dan komisaris independen. Sedangkan 11,85% dijelaskan oleh variabel diluar variabel independen yang digunakan, misalnya variabel kualitas auditor eksternal, ukuran perusahaan, leverage, dan variabel lainnya.
73
F. Pembahasan 1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba Hasil uji koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel Profitabilitas sebesar 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laba, dan dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Reyhan (2014) yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya (profitabilitas) merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
74
Tingkat profitabilitas dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi karena untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan atas perusahaan tersebut.
Penelitian ini tidak sejalan dengan peneltian Juniarti dan Carolina (2005)
dalam
Bestivano
(2013)
yang
menyimpulkan
bahwa
profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap praktek perataan laba. Hal ini dikarenakan tinggi atau rendahnya nilai ROA tidak mempengaruhi kulitas laba perusahaan. laba yang tinggi bisa saja diperoleh dengan cara yang tidak sehat. Perusahaan dimungkinkan memanipulasi labanya agar terlihat baik sehingga menarik para investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan tersebut. Nilai ROA yang tinggi menunjukkan tingkat laba yang besar, jadi semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi para investor untuk bergabung dalam perusahaan. Rasio ini lebih diminati oleh para pemegang saham sebagai salah satu alat keputusan investasi, apakah investasi bisnis ini akan dikembangan dan dipertahankan. Jadi para investor akan menanamkan modalnya pada perusaaan yang memiliki tingkat laba tinggi. Bagi investor perusahaan ini dinilai mampu mengasilkan laba yang besar tanpa memperhatikan ada atau tidaknya kecurangan dalam perusahaan tersebut. Sebaliknya para investor akan lebih berfikir panjang untuk
75
menanamkan modalnya ke perusahaan yang mengasilkan laba rendah atau bahkan sering mengalami kerugian. 2. Pengaruh Invesment Opportunity Set Terhadap Kualitas Laba Hasil uji koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel Investment oppurtinity set sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Investment oppurtinity set berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laba, dan dapat disimpulkan bahwa H2 diterima Hasil tersebut mendukung penelitian Oktarya et al., (2014) yang menunjukan bahwa investment opportunity set memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Hal ini dikarenakan bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka akan semakin membutuhkan dana eksternal. Apabila kondisi perusahaan sangat baik maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi. Berarti semakin besar kesempatan berinvestasi perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut dan informasi laba perusahaan semakin mengindikasikan laba perusahaan yang sebenarnya.
76
Dan dapat disimpulkan bahwa variabel investment opportunity set dengan
pengukuran
MBVE
(Market
to
Book
Value
Equity)
menunjukkan hubungan yang positif terhadap kualitas laba, yang dapat dimungkinkan bahwa perusahaan yang banyak melakukan investasi cenderung memiliki asset yang bertambah setiap waktu atau bertambah besar kekayaannya. Perusahaan yang bertambah besar dari waktu ke waktu akan dapat menciptakan sentiment positif para investor, sehingga harga saham pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas laba. Berbeda dengan penelitian Wulansari (2013) dan Simamora et al., (2014). Pengaruh investment opportunity set yang tidak signifikan terhadap kualitas laba dikarenakan investment opportunity set tidak menjadi pusat perhatian investor dalam membuat keputusan investasi. Berdasarkan hasil uji statistik, secara keseluruhan perusahaan yang diteliti memiliki rasio investment opportunity set (MVBVA) berkisar satu. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara nilai buku dengan nilai pasar dalam hal penilaian aset perusahaan. Sehingga investor tidak terlalu memperhatikan nilai investment opportunity set perusahaan, namun lebih memperhatikan angka laba perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan yang memiliki nilai investment opportunity set yang tinggi, bukan dikarenakan pasar menilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut lebih tinggi daripada nilai bukunya. Melainkan nilai tersebut diperoleh karena rendahnya nilai aset perusahaan dan
77
tingginya nilai ekuitas yang negatif. Alasan inilah yang menyebabkan investor tidak hanya melihat nilai investment opportunity set yang tinggi dalam membuat keputusan investasinya. Alasan tidak signifikannya pengaruh investment opportunity set terhadap kualitas laba karena motivasi investor dalam investasinya bukan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Melainkan untuk mendapatkan capital gain (jangka pendek). Faktor kesempatan bertumbuh yang dilihat dari investment opportunity set biasanya diamati oleh investor yang mempunyai perspektif jangka panjang untuk mendapatkan yield dari investasi yang dilakukannya . 3. Kepemilikan Manajerial Terhadap Kualitas Laba Hasil uji koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,101 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba, dan dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian hasil penelitian Puteri (2012) dan Paulus (2012) dalam Simamora et al., (2014). Rata-rata kepemilikan manajerial dalam perusahaan pada penelitian ini hanya sebesar 0,03 atau sekitar 3%, persentase yang sangat kecil ini menyebabkan kepemilikan manajemen tidak mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap kualitas laba perusahaan.
78
Mekanisme kepemilikan manajerial memberikan pengaruh yang lemah terhadap kualitas laba. Hal ini disebabkanoleh kecilnya proporsi kepemilikan saham perusahaan di Indonesia cenderung terpusat dalam satu kelompok. Perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar memberikan
imbalan
lebih
besar
kepada
manjemen
sehingga
mengurangi motivasi manajer untuk memanipulasi laba. Berbeda dengan Rupilu (2011) dan Putri (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan kepemilikan manajerial dapat berfungsi sebagai mekanisme Corporate Governanace sehingga dapat mengurangi tindakan manajer dalam memanipulasi laba. Selain itu juga semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha meningkatkan kinerjanya. 4. Komisaris Independen Terhadap Kualitas Laba Hasil uji koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel komisaris independen sebesar 0,126 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba, dan dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak.
79
Penelitian ini mendukung hasil penelitian Paulus (2012) dan Puteri (2012) yang menemukan bahwa komisaris independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Ketentuan minimum dewan komisaris independen sebesar 30% belum cukup tinggi untuk menyebabkan komisaris independen tersebut dapat mendominasi kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris. Jika komisaris independen merupakan pihak mayoritas (>50%), maka dapat lebih efektif dalam menjalankan peran monitoring dalam perusahaan. Tetapi jika pengangkatannya belum dilandasi kebutuhan perusahaan sebagai pemenuhan regulasi, maka proporsi dewan komisaris tidak perlu diperbanyak dan dilihat keefektifan dewan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Pengangkatan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance (GCG) di dalam perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Reskino (2015) dan Yushita et al., (2012). yang membuktikan bahwa komisaris berpengaruh terhadap kualitas laba. Komisaris independen dapat menyeimbangkan
pengambilan
keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait, jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan
80
oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihakpihak diluar manajemen perusahaan. 5. Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Kepemilikan manajerial, dan Komisaris Independen Terhadap Kualitas Laba Berdasarkan hasil penelitian ini di temukan bahwa variabel Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Kepemilikan manajerial, dan Komisaris Independen berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan, maka H5 diterima. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas, Investment
Opportunity Set, Kepemilikan manajerial, dan Komisaris Independen berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Laba.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis pembahsan yang telah dila’kukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji t menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Reyhan (2014). 2.
Hasil uji t menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Oktarya et al., (2014).
3. Hasil uji t menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Puteri (2012) dan Paulus (2012) dalam Simamora et al., (2014). 4. Hasil uji t menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh penelitian Paulus (2012) dan Puteri (2012). . 5. Berdasarkan uji F menunjukkan bahwa profitabilitas, IOS, kepemilikan manajerial, dan komisaris independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.
82
B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran berikut: 1. Bagi perusahaan emiten hendaknya meningkatkan kualitas laba sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan mereka, dan perusahaan emiten hendaknya juga mampu meningkatkan kinerja keungan dan mengoptimalkan penggunaan hutang, tidak saja hanya memperbesar laba perusahaan, agar para investor percaya akan menanamkan modal kepada perusahaan. 2. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti mekanisme
Kepemilikan
Institusional,
tingkat
likuiditas,
ukuran
perusahaan ataupun risiko perusahaan, dan lain sebagainya. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan memperluas model penelitian sebelumnya. Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambahkan tahun penelitian, juga memperbanyak sampel untuk penelitian yang akan datang.
83
DAFTAR PUSTAKA Arabborzoo, Ali, Saeedeh Rashidpuran, Alireza Arabi “The impact of corporate governance on earnings quality”. Journal of Scientific Research and Development 2 (1): 127-132, 2015. Bistrova, Julia & Natalja Lace. “Quality Of Corporate Governance System And Quality Of Reported Earnings: Evidence From Cee Companies”. Economics And Management: 17,No. 1, 2012. Gaio, Cristina & Clara C. Raposo, “Corporate Governance and Earnings Quality: International Evidence”. Journal of Accounting and Finance vol. 14 (3), 2014. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013. Gujarati, Damodar, “Dasar-Dasar Ekonometrika”, Erlangga, Jakarta, 2006. Herawati, Vinola. “Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel Dari Pengukuran Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan”. SNA XI. Pontianak, 2008. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta, 2002. Irawati, Dhian Eka. “Pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap kualitas laba” Accounting Analysis Journal Vol. 1 No. 2, 2012. Jensen , Michael C., William H. Meckling “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure” Journal of Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360, October, 1976. Jones, J.J. Earnings Management during Import Relief Investigation. Journal of Accounting Research 29: 193-228, 1991. Juniarti dan Sentosa, Agnes Andriyani. “Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 2, 2009. KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”, 2008. 84
Nachrowi, Djalal & Hardius Usman. “Penggunaan Teknik Ekonometrik”, edisi revisi, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2008. Norpratiwi, Agustina M.V. “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta, 2007. Novianti, Rizki. “Kajian Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei”. Accounting Analysis Journal Vol. 1, No. 2, 2012. Nurcahyo, Bagus dan A.D Putriani Anugrah. “Analysis Of The Effect of Investment Opportunity Set (IOS) on Return Stock Company Manufacturing Sector”, Universitas Gunadarma, 2009. Paulus, Christian. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba. Jurnal Akuntansi”. Universitas Diponegoro. Semarang, 2012. Puteri, P.A., & Rohman, A. “Analisis pengaruh investment opportunity set (IOS) dan mekanisme corporate governance terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan”. Diponegoro Journal of Accounting, 1, 1-14, 2012. Putra, Daniel Salfauz Tawakal. “Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit, Dan Manajemen Laba Terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang, 2012. Rahmawati, Andri dan Triatmoko, Hanung. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi X. UNHAS Makassar, 2007. Reskino, “The Effect Of Corporate Governance On Earnings Quality With Surplus Free Cash Flow As Moderating Variable”. Research Journal of Finance and Accounting Vol.6, No.4, 2015. Reyhan, Arief, “Pengaruh Komite Audit, Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Laba Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009-2010)”. JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober, 2014. Rupilu, Wilsna. “Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap Kualitas laba dan nilai perusahaan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis Sektor Publik (JAMBSP) Vol. 8, No. 1, 2011.
85
Santoso, Singgih, “StatistikMultivariat”, PT. Gramedia, Jakarta, 2010. Setianingsih, Ely Puji. “Pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan Dan kinerja perusahaan terhadap kualitas laba (studi kasus perusahaan otomotif dan komponen Di bursa efek indonesia)”. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5, 2013. Siahaan, Fadjar O.P, “The Effect of Investment Opportunity Set, the Presence of Audit Committee, the Composition of Independent Commissioner, and Managerial Ownership on Profit Quality”. International Journal of Business and Social Science Vol. 4 No. 9, 2013. Simamora, Erikson, Prof. Dr. Amries Rusli Tanjung, MM., Ak., CA., Julita, SE, M.Si., Ak. “Pengaruh investment opportunity set (IOS), mekanisme good corporate governance dan reputasi KAP terhadap kualitas laba perusahaan (Studi empiris pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)”. JOM FEKON Vol. 1 No. 2, 2014. Sukmawati, Shanie, Kusmuriyanto, Linda Agustina. “Pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas dan return on asset terhadap kualitas laba”. Accounting Analysis Journal Vol.3 No. 1, 2014. Surifah. 2010. Kualitas Laba Dan Pengukurannya. Jurnal Ekonomi & Akuntansi Vol. 8, No. 2, Mei – Agustus. Fakultas Ekonomi. Universitas Cokroaminoto. Yogyakarta. 2010. Umar, Husein. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada”. Jakarta, 2005. Warianto, Paulina, Ch. Rusiti. “Pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal, Likuiditas dan investment opportunity set (ios) terhadap Kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Universitas Atma Jaya, 2013. Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Program EViews”. Edisi 3. UPP STIM YKPN. Yogyakarta, 2011. Wulansari, Yenny. “Pengaruh Investment Opportunity Set, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba”. Jurnal Universitas Negeri Padang, 2013.
86
Yushita, Amanita Novi, Rahmawati, Hanung Triatmoko. “Pengaruh mekanisme corporate governance, Kualitas auditor eksternal, dan likuiditas terhadap kualitas laba”. Jurnal Economia, Vol. 9, No. 2, 2013
87
88
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
89
Daftar Perusahaan Sampel NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
STOCK AKKU ALKA AMFG AUTO ASII BIMA BUDI FASW GGRM HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI KAEF KDSI KIAS LION MYRX MYTX NIPS ROTI SCCO SMSM SULI ULTJ UNVR YPAS ALMI ETWA INDF LMPI SIMA SMCB TCID TSPC
Nama Perusahan Alam Karya Unggul Tbk Alaska Industrindo Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Astra Auto Part Tbk Astra International Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Budi Acid Jaya Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Champion Pasific Indonesia Tbk Indomobil Sukses International Tbk Indofarma Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Intan Wijaya International Tbk Kimia Farma Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Lion Metal Works Tbk Hanson International Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nippres Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk Selamat Sempurna Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Unilever Indonesia Tbk Yana Prima Hasta Persada Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Langgeng Makmur Industry Tbk Siwani Makmur Tbk Holcim Indonesia Tbk Mandom Indonesia Tbk Tempo Scan Pasific Tbk
90
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
PICO PRAS ALDO CEKA CPIN DLTA DPNS SKLT TIRT TOTO TRST VOKS
Pelangi Indah Canindo Tbk Prima alloy steel Universal Tbk Alkindo Naratama Tbk Cahaya Kalbar Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pertiwi Nusantara Sekar Laut Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Voksel Electric Tbk
91
LAMPIRAN 2 DATA YANG DIOLAH
92
Data yang diolah pada tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
STOCK AKKU ALKA AMFG AUTO ASII BIMA BUDI FASW GGRM HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI KAEF KDSI KIAS LION MYRX MYTX NIPS ROTI SCCO SMSM SULI ULTJ UNVR YPAS ALMI ETWA INDF LMPI SIMA SMCB TCID TSPC
Tahun 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
ROA 0.036800 0.400300 -0.002500 0.045500 0.275300 0.402700 0.183300 0.152800 -0.032900 0.153000 -0.121600 2.716900 0.434800 0.166000 0.386900 0.003600 0.817800 0.084900 -0.202100 -0.066100 0.018900 0.150900 0.587300 0.054800 0.165700 0.371300 0.337100 0.204600 0.090000 0.469300 0.133600 0.462700 0.170200 0.265400 0.053700 0.040800 0.372300 0.260100
IOS 0.082700 3.260600 0.028200 0.226300 2.170300 0.125900 0.009100 1.619900 0.105100 0.286300 0.379800 0.144800 1.474400 0.039600 0.915300 0.085200 0.024500 0.086900 0.144600 0.093200 0.553600 0.350100 5.601700 0.006500 0.020900 0.973700 1.123800 0.064200 0.738200 0.139000 0.784800 0.042100 0.785100 0.835300 0.220000 0.258600 0.321200 0.456900
KM 0.00000 0.00065 0.00000 0.00383 0.00036 0.00000 0.00000 0.00000 0.00854 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00189 0.08379 0.00005 0.00034 0.00000 0.00235 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.06043 0.01214 0.00000 0.00000 0.00352 0.02000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
KI 0.00000 0.25000 0.16667 0.30000 0.27273 0.25000 0.00000 0.00000 0.25000 0.20000 0.25000 0.33333 0.28571 0.40000 0.40000 0.33333 0.20000 0.00000 0.33333 0.00000 0.00000 0.25000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.20000 0.33333 0.20000 0.00000 0.27273 0.30000 0.25000 0.00000 0.00000 0.25000 0.20000 0.25000
KL 0.717900 1.807300 0.363600 0.328100 1.722800 0.452300 0.432200 1.434500 0.562900 0.711900 0.519400 0.647400 1.219100 0.461100 0.963200 0.744200 0.527100 0.340100 0.600000 0.457800 0.711800 0.580400 3.545800 0.297600 0.492400 0.985100 1.057400 0.485600 0.810500 0.810700 1.071400 0.248900 0.906000 0.956800 0.773200 0.632500 1.165100 1.063700
93
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
PICO PRAS ALDO CEKA CPIN DLTA DPNS SKLT TIRT TOTO TRST VOKS
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
-0.119600 0.102900 0.029200 0.186700 0.190500 0.035200 0.258600 0.049400 0.088200 0.056900 0.381700 0.045000
0.651600 0.544600 0.045400 0.022700 0.214300 0.104600 0.015000 0.000500 0.092500 0.016800 0.143800 0.017200
0.00000 0.06000 0.14000 0.00000 0.00000 0.00000 0.07000 0.00000 0.00000 0.00000 0.02000 0.00000
0.33333 0.28571 0.40000 0.40000 0.33333 0.20000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.20000
0.659000 1.242200 0.968200 0.490100 0.797900 0.831300 0.459700 0.799600 0.597000 0.722600 0.463300 0.352000
KM 0.00000 0.00065 0.00000 0.00036 0.00077 0.00000 0.00000 0.00000 0.00920 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00189 0.08379 0.00002 0.00026 0.00000 0.00249 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
KI 0.00000 0.25000 0.16667 0.27273 0.33333 0.33333 0.00000 0.00000 0.25000 0.20000 0.25000 0.33333 0.28571 0.50000 0.40000 0.33333 0.20000 0.00000 0.33333 0.00000 0.00000 0.25000 0.00000 0.00000 0.00000
KL 0.156400 1.020900 0.414100 0.568500 0.217800 0.725600 0.417600 0.434700 0.830400 1.275300 0.170000 0.453600 0.569500 0.380600 0.549100 0.165400 0.869400 0.377200 0.605300 0.682600 0.577900 0.481600 0.504300 0.399000 1.142900
Data yang diolah pada tahun 2012 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
STOCK AKKU ALKA AMFG ASII AUTO BIMA BUDI FASW GGRM HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI KAEF KDSI KIAS LION MYRX MYTX NIPS ROTI SCCO
Tahun 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
ROA 0.320400 0.123200 -0.014400 0.351700 0.163300 0.094200 0.071500 0.426500 0.144800 0.074000 0.056700 0.153500 0.157100 0.086200 0.362000 0.054200 1.737800 0.128100 0.307400 0.058300 -0.006200 0.083600 0.403400 0.041700 0.111200
IOS 0.000500 1.041100 0.019400 0.091800 0.000500 0.379200 0.309300 0.268600 0.488100 2.181000 0.051600 0.023000 0.379900 0.116300 0.022300 0.000500 0.291000 0.024200 0.063200 0.052200 0.130600 0.305800 0.225200 0.007500 1.206600
94
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
SMSM SULI ULTJ UNVR YPAS ALMI ETWA INDF LMPI SIMA SMCB TCID TSPC PICO PRAS ALDO CEKA CPIN DLTA DPNS SKLT TIRT TOTO TRST VOKS
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
0.113300 0.784300 0.136700 0.301400 0.629100 0.215600 0.136100 0.174000 0.164900 0.036200 0.237100 0.147200 0.116400 0.223100 0.017100 0.316400 0.336000 0.150900 1.697700 0.176200 0.303400 -0.872300 0.437700 3.780000 0.100000
0.001700 0.196800 7.933400 1.086900 0.135400 0.084100 0.724400 0.311400 0.020100 0.007300 0.022600 2.181500 3.683700 2.340200 0.012300 0.194300 0.154900 0.002800 0.060600 0.004000 0.002000 0.011100 0.023700 0.001200 0.157600
0.06043 0.00964 0.00000 0.00000 0.00352 0.02000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.06000 0.14000 0.00000 0.00000 0.00000 0.06000 0.00000 0.00000 0.00000 0.02000 0.00000
0.00000 0.20000 0.33333 0.20000 0.00000 0.27273 0.33333 0.33333 0.00000 0.00000 0.25000 0.20000 0.25000 0.33333 0.28571 0.50000 0.40000 0.33333 0.20000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.20000
0.331700 0.690600 5.089800 1.046400 0.530000 0.535300 1.345100 0.650700 0.540400 0.374500 0.235900 1.298800 2.574700 1.935300 0.608400 0.586900 0.546300 0.665000 0.878400 0.960200 0.311600 0.688500 0.453700 0.912200 0.648000
Data yang diolah pada tahun 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
STOCK AKKU ALKA AMFG ASII AUTO BIMA BUDI FASW GGRM HMSP ICBP IGAR
Tahun 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
ROA 0.231100 0.010000 0.101100 0.437900 0.323200 0.248200 0.374900 0.132900 0.064100 0.059900 0.107100 0.158800
IOS 0.915700 0.055300 0.596900 0.294900 0.327900 0.376800 0.020400 0.830600 4.649200 0.006100 0.171600 0.360200
KM 0.00000 0.00065 0.00005 0.00036 0.00064 0.00000 0.00016 0.00000 0.00920 0.00000 0.00000 0.00000
KI 0.00000 0.25000 0.16667 0.30000 0.27273 0.33333 0.00000 0.00000 0.33333 0.16667 0.28571 0.33333
KL 0.954700 0.704800 0.794200 0.602400 0.519500 0.719000 0.627500 0.911700 3.339000 0.466700 0.523200 0.746000
95
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
IMAS INAF INAI INCI KAEF KDSI KIAS LION MYRX MYTX NIPS ROTI SCCO SMSM SULI ULTJ UNVR YPAS ALMI ETWA INDF LMPI SIMA SMCB TCID TSPC PICO PRAS ALDO CEKA CPIN DLTA DPNS SKLT TIRT TOTO TRST VOKS
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
0.072100 0.400300 0.350400 0.356800 10.004700 -0.015800 0.295000 0.374900 0.060000 0.410800 0.192100 0.248500 0.342900 0.652400 0.224500 0.142200 0.238200 -0.005400 0.244000 -0.090700 0.420600 0.078800 0.215200 0.289900 0.107300 0.286600 0.192800 0.197900 0.319400 0.360900 -0.095000 0.022000 0.056000 0.003700 0.056400 0.073000 0.254800 0.044700
0.005000 0.218900 0.001500 3.256600 0.009700 0.002000 0.007900 0.081600 0.120400 0.356200 0.053100 0.000000 0.777300 0.286600 0.031100 0.241000 0.062300 0.104900 2.559100 0.016200 1.260400 0.107600 0.171300 0.012000 0.092600 0.036300 0.096800 0.145400 0.306300 0.077600 0.003100 0.069900 0.145300 0.027900 0.108700 0.098900 0.024900 0.708300
0.00000 0.00000 0.00189 0.08379 0.00002 0.04838 0.00000 0.00249 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00834 0.00964 0.00000 0.00000 0.00352 0.02000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.05000 0.14000 0.00000 0.00000 0.00000 0.06000 0.00000 0.00000 0.00000 0.01000 0.00000
0.28571 0.40000 0.50000 0.33333 0.20000 0.00000 0.33333 0.00000 0.00000 0.25000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.20000 0.33333 0.20000 0.00000 0.30000 0.27273 0.33333 0.00000 0.00000 0.33333 0.16667 0.28571 0.33333 0.28571 0.40000 0.50000 0.33333 0.20000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.20000
0.276200 0.366900 0.055000 1.818400 0.948600 0.832600 0.774800 0.496200 0.380300 0.594300 0.743100 0.612900 0.921900 0.754600 0.672000 0.738600 0.474200 0.420800 1.799900 0.728700 1.712400 0.942700 0.660900 0.604600 0.883600 0.570500 0.409000 0.714400 1.042500 0.378900 0.413400 0.626900 0.949900 0.758300 1.061400 0.885000 0.293500 0.894000
96
Data yang diolah pada tahun 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
STOCK AKKU ALKA AMFG ASII AUTO BIMA BUDI FASW GGRM HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI KAEF KDSI KIAS LION MYRX MYTX NIPS ROTI SCCO SMSM SULI ULTJ UNVR YPAS ALMI ETWA INDF LMPI SIMA SMCB TCID
Tahun 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
ROA 0.101700 0.157900 0.181200 0.443900 0.083100 0.250400 0.164400 0.327000 6.996100 0.166200 0.460700 0.326000 0.124400 0.034300 0.111900 0.125200 0.048300 0.018500 0.338500 -0.066800 0.317000 0.312100 0.213000 0.510200 0.085400 0.003100 0.142200 0.539100 0.218700 0.293200 0.630500 0.101400 0.309000 0.733100 0.152900 0.195000 0.254500
IOS 0.100100 1.144400 0.459900 0.046300 0.008200 0.040800 0.062500 0.337400 0.177400 0.094100 0.855900 0.434100 0.002400 0.119300 0.217400 0.044900 0.143700 0.095200 0.080200 0.487900 0.062300 0.013100 0.100200 1.035900 5.189900 0.005000 0.084900 0.158900 0.889700 0.221600 1.384000 0.008700 0.089000 0.000200 0.411300 0.009400 1.624300
KM 0.00000 0.00065 0.00005 0.00000 0.00021 0.00000 0.00000 0.00000 0.00920 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00435 0.13889 0.00002 0.04812 0.00000 0.00249 0.08947 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00834 0.00964 0.00000 0.00000 0.00352 0.02000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
KI 0.00000 0.25000 0.16667 0.30000 0.27273 0.33333 0.00000 0.00000 0.33333 0.16667 0.28571 0.33333 0.28571 0.40000 0.50000 0.33333 0.20000 0.00000 0.33333 0.00000 0.00000 0.25000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.33333 0.33333 0.20000 0.00000 0.30000 0.27273 0.33333 0.00000 0.00000 0.33333 0.16667
KL 0.557500 1.113900 0.733900 0.355200 0.631600 0.752500 0.265900 0.560400 0.649800 0.388300 0.901600 0.754100 0.645700 0.544100 0.349200 0.319000 0.269600 0.263200 0.738700 0.710600 0.611500 0.570100 0.420000 1.015900 3.384900 0.351200 0.253900 0.442900 0.997300 0.944000 1.106200 0.593300 0.532400 0.645200 0.629300 0.509500 1.815600
97
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
TSPC PICO PRAS ALDO CEKA CPIN DLTA DPNS SKLT TIRT TOTO TRST VOKS
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
0.024400 0.445000 0.007700 0.063500 0.287500 0.217300 0.360900 0.117700 1.101000 0.339700 -0.200100 0.282500 0.261200
0.161300 0.286500 0.252000 0.040600 0.854200 0.036700 1.412400 0.065700 0.009700 0.069200 0.480200 0.058100 0.621900
0.00000 0.00000 0.05000 0.20000 0.00000 0.00000 0.00000 0.06000 0.00000 0.00000 0.00000 0.01000 0.00000
0.28571 0.33333 0.28571 0.40000 0.50000 0.33333 0.20000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.20000
0.586000 0.409800 0.897900 0.549400 0.780200 0.481900 1.138600 0.326900 0.489300 0.842500 0.741300 0.572100 0.983000
98
LAMPIRAN 3 HASIL OUTPUT EVIEWS dan SPSS
99
Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
1.401819 77.116887
(49,146) 49
0.0643 0.0063
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: KL Method: Panel Least Squares Date: 12/03/15 Time: 20:09 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 200 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA IOS KM KI
0.509995 0.040089 0.547914 0.805484 -0.142687
0.023437 0.015227 0.014237 0.488142 0.092921
21.75998 2.632734 38.48594 1.650102 -1.535569
0.0000 0.0091 0.0000 0.1005 0.1263
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.883883 0.881501 0.198448 7.679415 42.18969 371.0849 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.763332 0.576487 -0.371897 -0.289439 -0.338527 1.980569
100
Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
2.686548
4
0.6116
Random
Var(Diff.)
Prob.
0.040167 0.548658 0.790604 -0.150917
0.000067 0.000043 1.898833 0.420386
0.7366 0.6463 0.6750 0.1160
Cross-section random effects test comparisons: Variable ROA IOS KM KI
Fixed 0.042916 0.551656 0.212742 -1.170056
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: KL Method: Panel Least Squares Date: 12/03/15 Time: 20:13 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 200 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA IOS KM KI
0.704402 0.042916 0.551656 0.212742 -1.170056
0.123899 0.017282 0.015549 1.483798 0.657080
5.685302 2.483267 35.47909 0.143377 -1.780689
0.0000 0.0141 0.0000 0.8862 0.0770
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.921034 0.892369 0.189129 5.222410 80.74814 32.13024 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.763332 0.576487 -0.267481 0.623064 0.092909 2.874760
101
Uji LM Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives
Cross-section
Test Hypothesis Time
Both
Breusch-Pagan
1.786924 (0.1813)
0.746643 (0.3875)
2.533567 (0.1114)
Honda
1.336759 (0.0907)
0.864085 (0.1938)
1.556231 (0.0598)
King-Wu
1.336759 (0.0907)
0.864085 (0.1938)
1.159868 (0.1231)
Standardized Honda
1.615989 (0.0530)
1.358713 (0.0871)
-3.458017
Standardized King-Wu
1.615989 (0.0530) --
1.358713 (0.0871) --
Gourierioux, et al.*
--1.407551 -2.533567 (>= 0.10)
*Mixed chi-square asymptotic critical values: 1% 7.289 5% 4.321 10% 2.952
102
Normality test 28
Series: Standardized Residuals Sample 2011 2014 Observations 200
24 20 16 12 8 4
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.43e-16 -0.011511 0.542515 -0.510164 0.196443 0.264007 3.027372
Jarque-Bera Probability
2.329571 0.311990
0 -0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
Hasil Uji Multikolinearitas ROA IOS KM KI
ROA 1.000000 -0.036068 -0.035259 0.040789
IOS -0.036068 1.000000 -0.049608 0.063780
KM -0.035259 -0.049608 1.000000 0.136269
KI 0.040789 0.063780 0.136269 1.000000
Uji Glejser Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 12/03/15 Time: 21:02 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 50 Total panel (balanced) observations: 200 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA IOS KM KI
2.236732 0.065457 0.160809 1.478396 -1.079713
0.209183 0.135905 0.127066 4.356772 0.829344
10.69270 0.481637 1.265559 0.339333 -1.301887
0.0000 0.6306 0.2072 0.7347 0.1945
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood
0.016239 -0.003940 1.771192 611.7388 -395.5865
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
2.148451 1.767713 4.005865 4.088323 4.039235
103
F-statistic Prob(F-statistic)
0.804740 0.523480
Durbin-Watson stat
1.698513
Uji t Dependent Variable: KL Method: Panel Least KL Squares Dependent Variable: Date: 12/03/15 Time: 21:06 Method: Panel Least Squares Sample: 2011 2014 Date: 12/03/15 Time: 21:06 Periods included: 4 Sample: 2011 2014 Cross-sections included: 50 Periods included: 4 Total panel (balanced) 200 Cross-sections included:observations: 50 Total panel (balanced) observations: 200 Variable Coefficient Variable ROA IOS ROA KM IOS KI KM C KI
Coefficient 0.040089 0.547914 0.040089 0.805484 0.547914 -0.142687 0.805484 0.509995 -0.142687
C R-squared Adjusted R-squared R-squared S.E. of regression Adjusted R-squared Sumofsquared resid S.E. regression Log likelihood Sum squared resid F-statistic Log likelihood Prob(F-statistic) F-statistic
0.509995 0.883883 0.881501 0.883883 0.198448 0.881501 7.679415 0.198448 42.18969 7.679415 371.0849 42.18969 0.000000 371.0849
Prob(F-statistic)
0.000000
Std. Error
t-Statistic
Prob.
Std. Error 0.015227 0.014237 0.015227 0.488142 0.014237 0.092921 0.488142 0.023437 0.092921
t-Statistic 2.632734 38.48594 2.632734 1.650102 38.48594 -1.535569 1.650102 21.75998 -1.535569
Prob. 0.0091 0.0000 0.0091 0.1005 0.0000 0.1263 0.1005 0.0000 0.1263
0.023437 21.75998 Mean dependent var S.D. dependent Mean dependentvar var Akaike info criterion S.D. dependent var Schwarz criterion Akaike info criterion Hannan-Quinn criter. Schwarz criterion Durbin-Watson stat Hannan-Quinn criter.
0.0000 0.763332 0.576487 0.763332 -0.371897 0.576487 -0.289439 -0.371897 -0.338527 -0.289439 1.980569 -0.338527
Durbin-Watson stat
1.980569
Hasil Uji t (SPSS)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
,510
,023
roa
,040
,015
ios
,548
km Ki
Beta 21,760
,000
,064
2,633
,009
,014
,944
38,486
,000
,805
,488
,041
1,650
,101
-,143
,093
-,038
-1,536
,126
.
104