Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) THE RELATION BETWEEN INTERPERSONAL COMMUNICATION BEHAVIOR WITH THE FULFILLMENT OF FARMER’S INFORMATION NEED LEVEL IN THE DAIRY LIVESTOCK (Case in dairy farmers group TPK Cibodas Village, Lembang Subdistrick, West Bandung Regency) Muhammad Fauzi* Marina Sulistyati ** Sugeng Winaryanto ** Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 ** Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di TPK Desa Cibodas. Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini bertujuan, mengetahui perilaku komunikasi interpersonal yang dilakukan peternak, mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak dan menganalisis hubungan antara perilaku komunikasi interpersonal dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan acak sederhana (Simple random sampling). Responden yang diambil sebanyak 35 peternak dari 350 orang peternak anggota TPK Cibodas. Data primer diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para peternak dan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait yang mendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku komunikasi interpersonal peternak tergolong tinggi (51,43%), tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak tergolong tinggi (57,14%). Terdapat hubungan positif yang cukup berarti antara perilaku komunikasi interpersonal peternak sapi perah dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak (rs=0,42). Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Pemenuhan Kebutuhan Informasi Peternak
ABSTRACT This research was conducted on April 2015 in TPK Cibodas Village, Lembang Subdistrict, West Bandung Regency. The purposes of this study were to know about the interpersonal communication behavior did by farmers, to know about the level of farmers level of information need and to analize relation between them. The method that used in this research was survey method with simple random sampling. Informants were 35 farmers from 350 farmers member in TPK Cibodas. Primary data of this study was from the interview with the farmers, and secondary data was from some institution which can support this research. Results of this study show that the interpersonal communication behavior from the farmers is high (51,43%), and the level of | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi information needs fulfillment is high too (58,14%). There is a positive relation between them in dairy breeding (rs=0,42). Keyword: Interpersonal communication, fulfillment of information needs
PENDAHULUAN Aspek pemeliharaan dan aspek usaha merupakan salah satu keberhasilan dalam suatu usaha peternakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kedua aspek tersebut yaitu pemenuhan kebutuhan informasi dalam hal beternak yang bertujuan agar peternak dapat lebih mengetahui cara untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam beternak sapi perah adalah berjalannya suatu perilaku komunikasi antar peternak untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang melalui tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung (Mulyana, 2000). Keberhasilan TPK Cibodas dalam mencapai tujuannya tidak lepas dari komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal peternak anggota terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. Komunikasi interpersonal membuat peternak akan saling berinteraksi dan saling bertukar informasi pengalaman atau pengetahuan dalam hal beternak sapi perah. Sejauh ini belum banyak diungkap beberapa perilaku komunikasi interpersonal peternak berhubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak yang berkaitan dengan aspek pemeliharaan dan aspek usaha dalam beternak sapi perah. Oleh karena itu maka, hubungan perilaku komunikasi peternak yang terjadi antara peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak dalam usaha sapi perah sangat relavan untuk dilakukan karena dapat mendorong berkembangnya usaha sapi perah. OBJEK DAN METODE Penelitian ini dilakukan di TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Informasi dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Informasi perlu dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari responden melalui teknik wawancara yang
berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun dan diobservasi terhadap keadaan peternak responden. Data sekunder diperoleh untuk melengkapi data primer melalui penelusuran literatur yang berhubungan dengan penulisan usulan penelitian ini serta dari data KPSBU. Penarikan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple random sampling) yaitu cara pemilihan responden yang memiliki karakteristik homogen secara bebas.
Responden yang
diambil sebanyak 35 orang dari 350 orang peternak anggota TPK Cibodas atau 10% sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) bahwa dalam populasi yang berjumlah lebih dari 100, maka sampel yang dapat diambil sebanyak 10-15 % atau 20-25% HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat dari data profil Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Administratif Daerah Desa Cibodas merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat dan terletak 1.260 mdpl di atas ketinggian laut. Desa Cibodas memiliki curah hujan 1.781,42 mm dan suhu rata-rata harian 19-22°C. Bagian utara Desa Cibodas berbatasan dengan Desa Wangunharja, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cimenyan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Langensari, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Suntenjaya. Tata Guna Lahan Tata guna lahan Desa Cibodas menunjukkan bahwa, luas lahan terbesar yaitu lahan pertanian dapat dilihat pada tabel berikut: | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi
Tabel 2. Tata Guna Lahan Desa Cibodas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegunaan Lahan Pemukiman Pertanian Hutan Lindung Pemakaman Pekarangan Taman Perkantoran Luas prasarana umum lainnya
Total Luas Lahan Sumber : Monografi Desa Cibodas 2014
Luas Lahan (Ha) 113,50 637,74 351,00 0,90 130,00 1,00 0,50 36,50
Jumlah (%) 8,92 50,17 27,61 0,08 10,23 0,08 0,04 2,87
1271,14
100,00
Ketersedian bahan pakan di suatu daerah yang digunakan bagi usaha ternak harus diperhatikan dengan disertai daya dukung lahan di wilayah tersebut. Data Tabel 2 menunjukkan bahwa, luas lahan yang terbesar yaitu lahan pertanian 637,74 Ha (50,17%), ini menunjukkan bahwa ketersediaan pakan ternak yang cukup banyak, baik yang berasal dari rumput lapangan ataupun pertanian sayur.
Mata Pencaharian Penduduk Kondisi mata pencaharian Desa Cibodas didominasi oleh sektor pertanian dan peternakan, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk No Jenis Pekerjaan
Jenis Kelamin Laki-laki
1. Petani 553 2. Buruh Tani 789 3. Buruh Migran 2 4. Pegawai Negeri Sipil 37 5. Pengrajin I. R. Tangga 3 6. Pedagang Keliling 39 7. Peternak 497 8. Montir 23 9. Dokter Swasta 1 10. Pembantu R. Tangga 7 11. TNI 3 12. POLRI 1 13. Pensiunan 29 PNS/TNI/POLRI 14. Pengusaha Kecil & 51
Jumlah
Perempuan
Orang
%
44 299 9 23 6 14 17 0 0 18 0 0 4
597 1088 11 60 9 53 514 23 1 25 3 1 32
23,64 43,01 0,43 2,38 0,36 2,10 20,36 0,91 0,04 1,00 0,12 0,04 1,26
33
84
3,33
| Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi Menengah 15. Dukun Tradisional 0 16. Pengusaha Besar 13 17. Arsitektur 1 18. Seniman/Artis 6 Total 2055 Sumber : Monografi Desa Cibodas 2014
1 2 0 0 470
1 15 1 6 2525
0,04 0,60 0,04 0,24 100,00
Data Tabel 3 menunjukkan bahwa mata pencaharian yang paling besar di sektor pertanian yaitu sebagai petani (23,64%) dan buruh tani (43,01%), hal ini sesuai dengan luas lahan yang terbesar di Desa Cibodas yaitu lahan pertanian. Melihat kondisi Desa Cibodas didominasi oleh sektor pertanian dan peternakan, maka mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah seorang petani (23,64%) dan peternak (20,36%). Ternak sapi perah merupakan ternak yang paling mendominasi sebagai sumber pendapatan penduduk, karena sangat produktif dan didukung oleh ketersediaan hijauan. Peternak sapi perah daerah tersebut tergabung dalam KPSBU.
Indentitas Responden Umur Responden Umur merupakan salah satu aspek yang berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima sesuatu yang baru. Untuk uraian lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pengelompokkan Umur Responden No. 1. 2.
Kelompok Umur ….Tahun…. 15-55 56-65 Jumlah
Jumlah Responden ….Orang…. 29 6 35
….%.... 82,86 17,14 100,00
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya responden termasuk pada usia produktif, yaitu umur 15-55 tahun sebesar 82,86%. Sedangkan responden dengan usia kurang produktif, yaitu umur 56-65 tahun sebesar 17,14%. Menurut Chandriyanti (2000), golongan umur minimal 15 tahun merupakan golongan usia produktif, pada umumnya usia tersebut lebih aktif sehingga dapat menjalankan usaha ternak dengan efektif. Menurut Sujanto (1986), bahwa individu sampai usia 55 tahun masih dapat dikatakan produktif, bahkan pada umur tersebut produktivitas dan kreativitas dalam kondisi memuncak, memiliki rasa kewibawaan tinggi, merasa tanggung jawab terhadap masa yang akan datang dalam hal melanjutkan tradisi luhur, dan merasa | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi ada tujuan hidup yang bersifat non materi, sehingga kehidupan manusia menjelma menjadi penuh arti dan makna. Tingkat Pendidikan Formal dan Non Formal Tingkat pendidikan formal responden bervariasi mulai dari SD, SMP, sampai SMA. Pendidikan merupakan faktor pelancar pembangunan pertanian, karena dengan perantaraan pendidikan, petani akan lebih mengenal pengetahuan, keterampilan, dan cara baru dalam melakukan kegiatan (Mosher, 1981). Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tingkat Pendidikan Formal Responden No. 1. 2. 3.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden ….orang…. ….%.... 23 65,71 5 14,29 7 20,00 35 100,00
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Jumlah
Sebagian besar responden merupakan tamatan SD sebesar 65,71%.
Pada umumnya ini
terjadi karena mereka tidak memiliki biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan karena pengaruh tuntutan orang tua yang mengharuskan berusaha mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara responden yang pendidikan terakhirnya SMP sebesar 14,29%, dan SMA sebesar 20,00%. Pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menentukan cepat atau lambatnya seorang peternak untuk mengadopsi ide-ide baru, seperti dikemukakan Soeyitno (1969) bahwa selain umur dan pendidikan, pengalaman beternak juga turut menentukan keberhasilan dari suatu usaha peternakan. Seluruh responden mendapatkan pendidikan non formal dari penyuluhan yang disampaikan oleh pihak KPSBU. Materi penyuluhan diberikan sekitar 1 bulan sekali meliputi; manajemen pemeliharaan dan manajemen usaha. Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku agar peternak tahu dan mampu melaksanakan hal yang disuluhkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
| Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi Tingkat Pengalaman Beternak Salah satu aspek atau faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak adalah pengalaman beternak, karena dari pengalaman seseorang dapat mempelajari kemungkinan dan masalah yang akan terjadi, sehingga akan membantu dalam mengambil keputusan. Tabel 6. Tingkat Pengalaman Beternak Responden No.
Pengalaman Beternak ….tahun…. <5 5-10 >10 Jumlah
1. 2. 3.
Jumlah Responden ….orang…. ….%.... 0 0,00 2 5,71 33 94,29 35 100,00
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar (94,29%) responden memiliki pengalaman beternak sapi perah >10 tahun. Hal ini memberikan pemahaman bahwa mereka sudah lama beternak sapi perah. Umumnya peternak sapi perah dilokasi penelitian merupakan peternak turunan dan sebagai anggota koperasi yang mendapat pembinaan dari petugas KPSBU.
Kepemilikan Ternak Produktif Kepemilikan ternak produktif pada responden sebagian besar pada sakala usaha kecil, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Jumlah Kepemilikan Ternak Produktif Responden No. 1. 2. 3.
Skala Kecil Menengah Besar
Jumlah Ternak Produktif ….ekor…. 1-3 4-7 >7 Jumlah
Jumlah Responden ….orang…. ….%.... 27 77,14 8 22,86 0 0,00 35 100,00
Responden memiliki ternak produktif yang variatif seperti tercantum pada Tabel 7. Sebagian besar skala kepemilikan ternak sapi perah responden (77,14%) berada pada skala usaha kecil.
Kepemilikan ternak produktif tersebut akan berpengaruh secara langsung pada total
produksi susu yang dihasilkan oleh para peternak dan akan berakibat terhadap tingkat pendapatan ekonomi responden. Dasuki dan Rahayu (1985), membagi skala kepemilikan ternak perah ke dalam 3 skala, yaitu: a. Skala usaha kecil (kepemilikan ternak 1-3 ekor) b. Skala usaha menengah (kepemilikan ternak produktif antara 4-7 ekor) | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi c. Skala usaha besar (kepemilikan ternak produktif >7 ekor) Sebagian besar skala kepemilikan ternak sapi perah responden (77,14%) berada pada skala usaha kecil, hal ini dikarenakan terbatasnya lahan, modal dan terbatasnya kemampuan reponden untuk menambah skala usahanya.
Perilaku Komunikasi Interpersonal Perilaku komunikasi interpersonal peternak meliputi upaya memperoleh informasi untuk meningkatkan produktivitas sapi perah dan kualitas susu yang dihasilkannya. Cakupan komunikasi interpersonal peternak dapat dilihat pada table berikut: Tabel 8. Perilaku Komunikasi Interpersonal No.
Uraian Tinggi
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah sumber informasi Frekuensi bertemu dengan sumber Cakupan informasi Kejelasan dalam berkomunikasi Konteks berkomunikasi Perilaku komunikasi interpersonal
71,43 48,57 57,14 48,57 51,43 51,43
Kategori Sedang ….%.... 20,00 37,14 17,14 34,29 25,71 37,14
Rendah 8,57 14,29 25,72 17,14 22,86 11,43
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku komunikasi interpersonal responden yang ada di Desa Cibodas tergolong tinggi yaitu sebesar 51,43%. Hal ini ditunjukkan oleh semua indikatornya pada kategori tinggi yang mencakup jumlah sumber informasi, frekuensi bertemu dengan sumber informasi, cakupan informasi, kejelasan dalam berkomunikasi, dan konteks berkomunikasi yang semuanya tergolong tinggi. Para peternak, umumnya telah melakukan komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan informasinya baik sesama peternak, penyuluh maupun dengan petugas dari koperasi. Frekuensi dilakukannya komunikasi tersebut cukup sering, khususnya dengan sesama peternak. Informasi dari komunikasi yang dilakukan telah mencakup informasi yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ternak dan manajemen usaha. Informasi mencakup kedua hal tersebut sudah dipandang jelas oleh para peternak. Tempat dilakukannya komunikasi dengan penyuluh dan petugas koperasi sudah memadai untuk berlangsungnya komunikasi dengan baik. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa peternak sapi perah di Desa Cibodas melakukan proses komunikasi interpersonal dengan baik. Komunikasi antar pribadi juga dapat | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi dijelaskan sebagai hubungan antara dua individu yang ada dalam satu lingkungan (Nasution, 1990).
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi adalah proporsi responden pada pengetahuan dan pelaksanaan peternak terhadap aspek manajemen pemeliharaan dan aspek manajemen usaha. Dalam hal ini digunakan empat indikator, yaitu : (1) pengetahuan manajemen pemeliharaan, (2) pengetahuan manajemen usaha, (3) pelaksanaan manajemen pemeliharaan, dan (4) pelaksanaan manajemen usaha. Tabel 14. Proporsi Responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Informasi No.
Uraian 80,00
Kategori Sedang ….%..... 20,00
62,86 22,86
37,14 77,14
0,00 0,00
77,14 57,14
22,86 42,86
0,00 0,00
Tinggi 1. Pengetahuan manajemen pemeliharaan 2. Pengetahuan manajemen usaha 3. Pelaksanaan manajemen pemeliharaan 4. Pelaksanaan manajemen usaha Tingkat pemenuhan kebutuhan
Rendah 0,00
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak sebanyak 57,14% responden tergolong pada kategori tinggi. Terdapat salah satu indikator yang tergolong kategori sedang yaitu, pelaksanaan manajemen pemeliharaan (77,14%), hal ini dikarenakan dari kemampuan dan keadaan peternak yang terbatas. Namun indikator pengetahuan manajemen pemeliharaan (80,00%), pengetahuan manajemen usaha (62,86%), dan pelaksanaan manajemen usaha (77,14%) tergolong pada kategori tinggi. Para peternak umumnya mengetahui dengan baik perihal manajemen pemeliharaan dan manajemen usaha. Peternak umumnya sudah mengetahui bibit ternak yang baik, pengaturan reproduksi, tatalaksana pakan ternak, pemeliharaan, dan kesehatan ternak. Peternak juga umumnya sudah mengetahui dengan baik mengenai meningkatkan efisiensi usaha dan pendapatan usaha seperti sapi yang sudah tidak berproduksi di afkir, hijauan menanam sendiri, menambah jumlah sapi, meningkatkan produktivitas dan mengolah limbah kotoran sendiri. Menurut Santosa, dkk (2009), keuntungan usaha dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu efisiensi faktor-faktor produksi dan peningkatkan harga output. Output usaha sapi perah | Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi didasarkan pada pengukuran total produksi susu dan produksi ternak (pedet dan sapi afkir) selama periode satu tahun. Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal Peternak Dengan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Beternak Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs), hubungan antara perilaku komunikasi interpersonal peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah di Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,424. Berdasarkan aturan Guilford (1956) dalam Rakhmat (1998) hubungan antara kedua variabel dengan rs = 0,42 berada pada kisaran 0,40 < rs ≤ 0,70. Hasil tersebut mengandung arti bahwa hubungan perilaku komunikasi interpersonal peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak mempunyai hubungan yang cukup berarti. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa semakin baik perilaku komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh anggota kelompok peternak TPK Cibodas, maka akan semakin mudah terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan informasi peternak.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perilaku komunikasi interpersonal peternak di Desa Cibodas pada kategori tinggi, hal ini ditunjukkan oleh semua indikatornya tergolong tinggi. 2. Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak di Desa Cibodas pada kategori tinggi, hal ini ditunjukkan oleh ketiga indikatornya tergolong tinggi. 3. Terdapat hubungan cukup berarti antara perilaku komunikasi interpersonal peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak di Desa Cibodas dengan rs=0,42.
| Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10
Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal……………………...…………..Muhammad Fauzi DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Chandriyanti, I. 2000. Penyerapan Tenaga Kerja serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Usaha Tani Sawah Pola Isus dan Supra Insus. Tesis Universitas Padjadjaran. Program Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung. Dasuki, A dan Rahayu, S. 1985. Perbandingan Biaya Usaha Pokok Usaha Ternak Sapi Perah Pada Berbagai Skala Usaha. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung. Mosher. 1981. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta. Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, Zukarimein. 1990. Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Rakhmat, J. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Santosa, K. A., Dwyanto. K., dan Toharmat. T. 2009. Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. LIPI Press. Jakarta. Soeyitno. 1969. Petunjuk Penyuluhan Pertanian. Cetakan Kedua. Penerbit Soeroengan. Jakarta. Sujanto, A. 1986. Psikologi Perkembangan. Aksara Baru. Surabaya.
| Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 11