Modul ke:
8 Fakultas
ILMU KOMUNIKASI Program Studi
Broadcasting
Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D
Judul Sub Bahasan • Teori Dependensi Mengenai Efek Media Massa • Teori Uses and Gratifications.
Teori deFleur dan Ball-Rokeach Teori Dependensi Mengenai Efek Komunikasi Massa • Teori yang dikembangkan oleh sandar Ball-Rokeach dan melvin L. DeFleur (1976) memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecendrungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakat massa), di mana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial.
• Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarkat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan tingkatan ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakat tersebut. dan kedua, berkaitan denabn apa yang dilakukan media yang pada dasranya melayani berbagai fungsi informasi. • Dengan demikian teori ini menjelaskan saling berhubungan antara tiga perangkat variabel uama dan menentukan jenis efek tertentu sebgai hasil interaksi antara ketiga varabel tersebut.
Pembahasan lebih lanjut mengenai teori ini ditujukan pada jenisjenis efek yang dapat dipelajarai melalui teori ini. Secara ringkas kaitan efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berkut: Kognitif • Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas • Pembentukan sikap • Agenda-setting • Penegasan/penjelasan nilai-nilai
Afektif • Menciptakan ketakutan atau kecemasan • Meningkatkan atau menurunkan dukungan moral Behavioral • Mengaktifkan/menggerakkan atau merasakan • Pembentukan issue tertentu atau penyelesaiannya • Menjangkau atau menyediakan strategi suatu aktivitas • Menyebabkan perilaku darmawan (menyumbangkan uang)
• Lebih lanjut Ball-Rokeakh dan DeFleur mengemukakan bahwa ketiga komponen yaitu audience, sistem media dan sistem sosial saling berhubungan satu dengan yang lainnya, meskipun sifat hubungan ini berbeda antara masayarakat satu dengan masyarakt lainnya. setiap komponen dapat pula memiliki cara yang beragam yang secara langsung berkaitan dengan perbedaan efek yang terjadi.
DeFleur dan Ball-Rokeah melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan 3 kerangka teroritis, yaitu :
• Perspektif perbedaan individual • Perspektif kategori sosial • Perspektif hubungan sosial
Teori Uses and Gratifications Para pendiri teori ini adalah Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Asumsi-asumsi teori uses and gratification adalah : 1. Khalayak dianggap aktif; artinya penggunaan media massa oleh khalayak diangap mempunuai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah sebagian dari begitu luasnya kebutuhan manusia. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Model uses and gratification memandang individu sebagai mahluk suprarasional dan sangat selektif. Jadi model ini bertolak belakang dengan model atau teori “Jarum Hipodermic” atau “Magic Bullets Theory” yang memandang media massa, lewat pesan-pesannya, adalah sangat ampuh/powerful. Jadi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh motifmotif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat pula dipuaskan sumber lain selain media massa.
Motif Kognitif Gratifikasi Media 1. Teori Konsistensi • Teori ini mendominasi penelitian psikologi sosial pada tahun 1960-an. Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang dihadapkan pada berbagai konflik. Konflik ini mungkin terjadi di antara beberapa kepercayaan yang dimilikinya. 2. Teori Atribusi • Teori ini berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an. Teori ini memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya. • Teori ini mencoba mencoba menemukan apa yang menyebabkan apa, atau apa yang mendorong siapa untuk melakukan apa. Respons yang kita berikan pada suatu peristiwa bergantung pada interpretasi kita tentang peristiwa itu.
3. Teori Kategorisasi • Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang selalu mengelompokkan pengalamannya dalam kategorisasi yang sudah dipersiapkannya. • Untuk setiap peristiwa sudah disediakan tempat dalam prakonsepsi yang dimilikinya. Dengan cara itu, individu menyederhanakan pengalaman, tetapi juga membantu mengkoding pengalaman dengan cepat. 4. Teori objektifikasi • Teori memandang manusia sebagai mahluk yang pasif, yang tidak berpikir, yang selalu mengandalkan petunjuk-petunjuk eksternal untuk merumuskan kosep-konsep tertentu. • Teori ini menunjukkan bahwa kita mengambil kesimpulan tentang diri kita dari perilaku yang tampak.
5. Teori Otonomi • Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang berusaha mengaktualisasikan dirinya sehingga mencapai identitas kepribadian yang otonom. • Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, media massa tampaknya sedikit sekali memuaskan kebutuhan humanistik ini. Acara televisi atau isi surat kabar tidak banyak membantu khalayak untuk menajdi orang yang mampu mengendalikan nasibnya. 6. Teori Stimulasi • Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang “lapar stimuli”, yang senantiasa mencari pengalaman-pengalaman yang baru, yang selalu berusaha memperoleh hal-hal yang memperkaya pemikirannya.
Teori Afektif Gratifikasi Media 1. Teori Reduksi Ketegangan • Teori memandang manusia seabgai sistem tegangan yang memperoleh kepuasan pada pengurang ketegangan. • Tegangan emosional karena marah berkurang setelah kita mengungkapkan kemarahan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ungkapan perasaan dipandang dapat berfungsi sebagai katarsis atau pelepas ketegangan. 2. Teori Ekspresif • Teori ini mengatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi dirinya, dalam arti menampakkan perasaan dan keyakinannya. • Dalam hubungannya dengan komunikasi massa, komunikasi massa mempermudah orang untuk berfantasi, melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh yang disajikan, sehingga orang secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya.
3. Teori ego-defensif • Teori ini beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri yang tertentu dan berusaha untuk mempertahankan citra diri ini. • Dalam hubungannya dengan komunikasi massa, dari media massa kita memperoleh informasi untuk membangun konsep diri kita , pandangan 4. Teori Peneguhan • Teori ini memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu.
• Menurut kerangka teori ini, orang menggunakan media massa karena mendatangkan ganjaran berupa informasi, hiburan, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.
5. Teori Afiliasi • Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. • Dalam hubungannya dengan gratifikasi media, banyak sarjana ilmu komunikasi yang menekankan fungsi media massa dalam menghubungkan individu dengan individu lain. 6. Teori Identifikasi • Teori ini melihat manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang meuaskan pada konsep dirinya. • Dalam hubungannya dengan komunikasi massa, media massa yang menyajikan cerita fiktif dan faktual, mendorong orang-orang untuk memajukan peranan yang diakui dan berdasarkan gaya tertentu.
Referensi • Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, 2007 • Sasa Djuarsa Sendjaja,Phd, dkk, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, 2003 • Denis McQuail dan Sven Windahl. Model-Model Komunkasi. New York: Longman. 1981. • John R. Bittner. Mass Communication: An Introduction. New Jersey. 1986. • McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. 1996. • Riswandi. Modul Psikologi Komunikasi. Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Mercu Buana.
Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D