IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER
KINERJA-USAID Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id
MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER Seri Hikmah Pembelajaran dari USAID-KINERJA
2014
KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis Peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kota mitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand side) di sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Pada tahun ketiga, Program KINERJA menambah 4 kabupaten/kota lagi di Provinsi Papua yang bekerja khusus di sektor kesehatan. Peningkata pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional serta mencapai tujuan-tujuan MDG (Millennium Development Goals). Dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan publik, telah diatur mengenai partisipasi masyarakat dalam peningkatan Pelayanan publik. Pengikutsertaan masyarakat dalam Pelayanan publik mencakup seluruh proses penyelenggaraan Pelayanan, yang meliputi: 1. Penyusunan kebijakan Pelayanan publik 2. Penyusunan standar Pelayanan 3. Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan publik 4. Pemberian penghargaan. Sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam peningkatan Pelayanan publik, USAID-KINERJA mengembangkan dan mendorong adanya forum multi stakeholders atau FMS, forum ini beranggotakan berasal dari berbagai komponen baik yang berasal dari organisasi masyarakat sipil, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi wanita, DPRD dan dari Dinas, Puskesmas maupun Sekolah. Forum ini diharapkan menjadi wahana atau wadah bagi stakeholders untuk bertemu dan membahas isu Pelayanan publik untuk ditindaklanjuti dan diadvokasi guna perbaikan. FMS mempunyai peran strategis sebagai mitra kritis penyelenggara Pelayanan dalam melakukan perbaikan Pelayanannya.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
1
Mengingat praktik-praktik pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS) yang dilaksanakan KINERJA Bersama pemerintah daerah mitra merupakan pendekatan yang relative baru dengan intervensi sisi penyedia layanan dan pengguna layanan secara bersamaan, makauntuklebihmemudahkanpemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dalam menerapkannya maka diperlukan sebuah modul yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelatihan, pendampingan, dan pelaksanaannya pengembangan forum multi stakeholders karena modul ini dapat memberikan gambaran secara utuh konsep dan tahapan pengembangan FMS di daerah. Diharapkan modul ini dapat membantu Penyelenggara pelayanan, Pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang ingin menerapkan tata kelola yang baik, khususnya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan berstandar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jakarta, Oktober 2014
ELKE RAPP Chief of Party, USAID - KINERJA
2
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PANDUAN PENGGUNAAN MODUL
1 3 5
1
KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) 1. Latar Belakang 2. Pengertian FMS 3. Alternatif Nama 4. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik 5. Tujuan pengembangan FMS 6. Tugas dan fungsi FMS
20 20 21 22 22 23 23
2
TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER 1. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam
61
Pelayanan Publik a. Tahap Persiapan b. Tahap Pembentukan c. Tahap Penggiatan d. Tahap Integrasi e. Tahap Pengikatan atau pelembagaan 2. Identifikasi dan Analisis Stakeholder dalam Pengingkatan Pelayanan Publik 3. Konsep dan Kebijakan serta Strategi Peningkatan Pelayanan Publik a. Latar Belakang b. Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik c. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan 4. Membangun Komitmen a. Pengertian b. Tujuan membangun komitmen c. Langkah dan cara-cara membangun komitmen
www.kinerja.or.id
61 61 62 62 62 63 63 70 70 72 75 77 77 78 78
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
3
3
4
OPTIMALISASI PERAN FMS DALAM ADVOKASI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK 1. Kedudukan dan Peran FMS 2. Dasar-dasar Advokasi Kebijakan Publik 3. Tahapan Perencanaan dan Penganggaran Daerah
124 124 125 133
STRATEGI KEBERLANJUTAN FMS Strategi Pengembangan dan Keberlanjutan FMS 1. Pengertian 2. Unsur-unsur Pelembagaan 3. Strategi Pengembangan
144 152 152 152 153
PERKENALAN, IDENTIFIKASI HARAPAN DAN POD
158
• Pengantar
158
• Tujuan Pembelajaran
158
• Pokok Bahasan
159
• Metode
159
• Alat dan Bahan
159
• Waktu
159
• Proses Fasilitasi
159
• Bahan Bacaan
161
- Pembelajaran Orang Dewasa
162
- Pendidikan Partisipatif
164
LAMPIRAN-LAMPIRAN : 1. Panduan fasilitasi sesi perkenalan, penyepakatan pengorganisasian pelatihan/ lokakarya, identifikasi harapan-harapan, Pembelajaran Orang Dewasa 2. Lembar Paparan Fasilitator (LPF) untuk setiap modul 3. Bahan Bacaan untuk setiap modul 4. Lembar-lembar kerja untuk setiap modul
4
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL Modul sederhana ini berjudul “Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik”. Modul ini disusun dan didorong atas kebutuhan untuk mewujudkan terjadinya peningkatan efektifitas pengelolaan pelayanan publik di daerah, terutama yang didukung Program USAID-KINERJA dengan melibatkan peran aktif para pemangku kepentingan yang tergabung dalam Forum Multi Stakeholder. Sesuai dengan mandatnya, maka modul ini berisi 4 tema pokok, yaitu (1). Konsep dasar FMS, (2). Tahapan pengembangan FMS untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender, (3). Optimalisasi kedudukan dan peran FMS dalam advokasi peningkatan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender, dan (4). Strategi keberlanjutan FMS. Selain 4 tema pokok di atas, modul ini dilengkapi modul tambahan berupa panduan lokakarya inisiasi pembentukan FMS yang di dalamnya terdapat sesi perkenalan, menyusun harapan dan pendidikan orang dewasa. Dengan maksud untuk memudahkan pengguna modul, setiap bahasan diurutkan penyajiannya mulai dari tujuan pembelajaran, pokok bahasan, metode, alat dan bahan, waktu diperlukan, proses fasilitasi, bahan bacaan dan lampiran-lampiran pendukung alat bantu belajar. Modul ini dimaksudkan untuk dapat digunakan sebagai panduan untuk menyelenggarakan pelatihan juga untuk melakukan pendampingan penguatan dan pengembangan FMS dalam advokasi peningkatan pelayanan publik yang berbasis standar an responsif gender. Oleh karena itu, modul ini dapat digunakan oleh fasilitator pelatihan dan/atau oleh pendamping penguatan dan pengembangan FMS. Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat untuk memandu pelatihan maupun pendampingan pengembangan FMS yang peduli dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan publik yang berbasis standard an responsif gender.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
5
SILABI PANDUAN PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER
NO
TEMA/BAB
POKOK BAHASAN
1
2
3
I
PERKENALAN, IDENTIFIKASI HARAPAN DAN PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
1. Perkenalan singkat peserta 2. Harapan peserta terhadap lokakarya, 3. Prinsip prinsip pembelajaran orang dewasa, 4. Maksud, Tujuan, Alur Lokakarya, 5. Agenda lokakarya, 6. Norma dalam lokakarya.
II
KONSEP DASAR FMS
- Pengertian FMS - Pentingnya FMS - Tujuan
TUJUAN BELAJAR 4
METODE
Alat Bantu Belajar/ REFERENSI
WAKTU
5
6
7
1. LPF (Lembar Paparan Fasilitator) 2. LK (Lembar Kerja) 3. Bahan Bacaan
2 jampel (90’)
Setelah sesi ini peserta 1. Presentasi interaktif diharapkan dapat : 2. Curah 1. Saling mengenal pendapat satu sama lain, 3. Diskusi 2. Menjelaskan tujuan kelompok lokakarya, 4. Diskusi pleno 3. Mengidentifikasi harapan-harapan peserta lokakarya, 4. Meninjau siklus belajar orang dewasa yang akan digunakan selama lokakarya, 5. Menyepakati norma-norma untuk menciptakan suasana lokakarya yang kondusif, efektif, dan efisien.
1. LPF (Lembar 2 jampel (90’) Paparan Fasilitator)
Setelah sesi ini diharapkan peserta dapat :
- Presentasi Presentasi Interaktif
- Menjelaskan pengertian dan pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik
- Curah Pendapat 2. LK (Lembar Kerja) - Diskusi kelompok dan - Diskusi pleno
3. Bahan Bacaan
- Menjelaskan tujuan pengembangan FMS dalam peningkatan pelayanan publik. - Menjelaskan tugas dan fungsi FMS dalam peningkatan pelayanan publik.
6
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
NO
TEMA/BAB
POKOK BAHASAN
TUJUAN BELAJAR
METODE
Alat Bantu Belajar/ REFERENSI
WAKTU
1
2
3
4
5
6
7
III
1. Tahapan TAHAPAN pengembangan PENGEMBANGAN FMS FMS UNTUK MENINGKATKAN 2. Identifikasi PARTISIPASI dan analisa MASYARAKAT stakeholder DALAM 3. Konsep dan PELAYANAN kebijakan PUBLIK serta strategi peningkatan pelayanan publik 4. Membangun Komitmen
Setelah sesi ini peserta 1. Presentasi Interaktif diharapkan dapat : 2. Curah - Menjelaskan Pendapat tahap-tahap pengembangan FMS 3. Diskusi kelompok dan - Menjelaskan 4. Diskusi pleno cara dan tahapan 5. Praktek identifikasi dan analisa stakeholder
1. LPF (Lembar 5 jampel (225’) Paparan Fasilitator) 2. LK (Lembar Kerja) 3. Bahan Bacaan
- Melakukan simulasi identifikasi dan analisa stakeholder. - Menjelaskan konsep dan kebijakan serta strategi pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender. - Menjelaskan cara dan tahapan membangun komitmen untuk memulai program/ kegiatan.
IV
OPTIMALISASI KEDUDUKAN DAN PERAN FMS DALAM ADVOKASI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER
www.kinerja.or.id
Setelah sesi ini peserta 1. Peran FMS dalam Advokasi diharapkan dapat : kebijakan dalam • Menjelaskani peran pelayanan FMS dalam advokasi publik kebijakan pelayanan publik. 2. Dasar-dasar advokasi • Menjelaskani dasarkebijakan dalam dasar advokasi pelayanan kebijakan dalam publik pelayanan publik. 3. Partisipasi FMS dalam perencanaan dan
2. Curah Pendapat
1. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)
3. Diskusi kelompok dan
2. LK (Lembar Kerja)
4. Diskusi pleno
3. Bahan Bacaan
1. Presentasi Interaktif
5. Round Robin
3 jampel (135’)
6. Praktek
• Menjelaskani tahapan perencanaan dan penganggaran
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
7
NO
TEMA/BAB
POKOK BAHASAN
TUJUAN BELAJAR
METODE
Alat Bantu Belajar/ REFERENSI
WAKTU
1
2
3
4
5
6
7
V
STRATEGI KEBERLANJUTAN FMS
penganggaran tahunan daerah dalam rangka peningkatan pelayanan publik.
daerah peluangpeluang partisipasi FMS.
1. Pengertian dan alasan pentingnay keberlanjutan
Setelah sesi ini peserta 1. Presentasi Interaktif diharapkan dapat :
2. Aspek dan indikator keberlanjutan 3. Strategi pengembangan untuk keberlanjutan FMS
8
1. Menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya keberlanjutan
2. Curah Pendapat
5. LPF (Lembar Paparan Fasilitator)
3. Diskusi kelompok dan
6. LK (Lembar Kerja)
2. Menjelaskan Aspek dan indikator keberlanjutan
4. Diskusi pleno
7. Bahan Bacaan
3 jampel (135’)
3. Merumuskan strategi pengembangan untuk keberlanjutan FMS
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
1
Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
9
I. KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) METODE
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender. 2. Menyebutkan beberapa alternatif nama dan
1. Presentasi interaktif 2. Curah pendapat 3. Berpasangan 4. Round Robin/kelompok berkeliling 5. Diskusi
bentuk organisasi forum para pemangku kepentingan. 3. Menjelaskan tujuan pengembangan FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik. 4. Menjelaskan peran dan fungsi FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik.
ALAT DAN BAHAN 1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF), 2. Flipchart, 3. LCD,
POKOK BAHASAN
4. Komputer/laptop, 5. Kertas Plano, 6. Spidol, 7. Kertas Metaplan,
1. Pengertian FMS.
8. Lakban kertas.
2. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang berbasis standard dan responsive gender.
WAKTU
3. Alternatif nama, bentuk forum dan unsur-unsur yang dapat terlibat. 4. Tujuan, peran dan fungsi FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang berbasis
90
menit
standard dan responsive gender.
10
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
PROSES FASILITASI 1. Pengantar dan pembahasan pengertian FMS (15 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan tema Konsepsi FMS. b. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui tentang FMS. c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta, lalu merumuskan bersama tentang apa yang dimaksud dengan FMS. d. Kemudian sebagai bahan pembanding, fasilitator dapat menayangkan slide tentang pengertian FMS. 2. Curah pendapat dengan buzz group (berpasangan) tentang “pentingnya FMS” (20 menit). a. Fasilitator meminta peserta untuk berkelompok atau berpasangan dengan teman di sebelah kanannya. Apabika berkelompok dibuat secara acak dan agar diperhatikan proporsi antar laki-laki dan perempuannya. b. Kemudian fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang “Mengapa FMS penting dalam upaya peningkatan pelayanan publik ?” c. Fasilitator meminta setiap kelompok atau pasangan untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut dan menuliskan jawabannya pada kertas metaplan. Setiap pasangan bisa menulis lebih dari satu jawaban.
www.kinerja.or.id
d. Setelah selesai berdiskusi, setiap pasangan diminta menempel jawabannya ditempat yang telah disediakan. e. Fasilitator mengklarifikasi dan mengkonfirmasi setiap jawaban dan merangkumnya menjadi butir-butir pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik. f. Fasilitator dapat menambahnya dengan menayangkan slide tentang pentingnya MSF yang telah disiapkan. 3. Curah pendapat dengan buzz group (berpasangan) tentang alternatif nama-nama forum (20 menit) a. Fasilitator meminta peserta masih tetap berpasangan dengan teman sebelah kanannya. Kemudian meminta setiap pasangan untuk mendiskusikan alternatif nama-nama forum itu apa saja. b. Setelah selesai berdiskusi, setiap pasangan diminta menempel jawabannya ditempat yang telah disediakan. c. Fasilitator mengklarifikasi dan mengkonfirmasi setiap jawaban dan merangkumnya menjadi butir-butir alternatif nama-nama FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik. d. Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang unsur-unsur masyarakat apa saja yang dapat terlibat dalam FMS. e. Fasilitator dapat menambahnya dengan menayangkan slide tentang alternatif nama-nama dan unsur-unsur masyarakat yang dapat terlibat dalam FMS yang telah disediakan.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
11
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
4. Diskusi dengan Round Robin (kelompok
plano yang dihadapi. Waktu yang disediakan
berkeliling) tentang tujuan, peran dan fungsi
untuk mendiskusikan selama 2 menit.
FMS dalam upaya peningkatan pelayanan
Dengan hal yang sama, setiap kelompok
publik (25 menit).
bergeser dan menambah jawaban pada
a. Fasilitator memajang/menempel tiga kertas
plano yang di hadapi dalam waktu 2 menit,
plano dengan jarak antar kertas sedemikian
yaitu kelomp I menghadap pada plano
rupa. Kertas pertama bertuliskan judul
ketiga, kelompok II pada plano pertama dan
TUJUAN PENGEMBANGAN FMS, kertas
kelompok III pada plano kedua. Pergeseran
kedua berjudul PERAN FMS, kemudian
kelompok yang terakhir adalah pada posisi
kertas ketiga berjudul FUNGSI FMS.
semula, yaitu kelompok I menghadap pada
b. Fasilitator membagi peserta menjadi tiga
plano pertama, kelompok II pada plano kedua dan kelompok III pada plano ketiga.
kelompok dengan mempertimbangkan
e. Setelah masing-masing kelompok berdiri
jumlah perempuan dan laki-laki dalam kelompok tersbut seimbang dan dipastikan
pada posisi semula, selanjutnya setiap
mereka aktif dan partisipatif. Kemudian
kelompok diminta mencermati isian yang
setiap kelompok berdiri di depan salah satu
ada. Kalau ada yang dirasa masih kurang,
kertas plano. Kelompok I berdiri di depan
kelompok bisa melengkapi. f. Selanjutnya fasilitator mengklarifikasi dan
plano pertama, kelompok II berdiri di depan plano kedua dan kelompok III berdiri di
mengkonfirmasi setiap jawaban, sekaligus
depan plano ketiga.
merangkumnya.
c. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan dan mengisi jawaban pada
5. Rangkuman dan Penutup (10 menit)
kertas plano di hadapannya selama 5 menit.
d. Kemudian kelompok diminta bergeser dari
12
Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting
hadapannya, kelompok I ke plano kedua,
bahwa FMS bukanlah merupakan hal baru
kelompok II ke plano ketiga dan kelompok
serta sungguh penting dan amat strategis
III ke plano I. Selanjutnya setiap kelompok
keberadaan, peran dan fungsinya dalam upaya
diminta untuk menambah isi jawaban pada
peningkatan efektifitas pelayanan publik.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
LEMBAR FASILITASI FASILITATOR
Terlampir dalam file LPF-1
KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
Pengertian Wadah/wahana/media/event /mekanisme atau proses bagi para pemangku kepentingan untuk bertemu, berkomunikasi dan membicarakan serta menanggapi sesuatu sebagai upaya untuk mencapai tujuan bersama, yaitu berperan dalam upaya peningkatan efektifitas pelayalanan publik.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
13
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
Pengertian • Gugus Kerja • Jaringan • Gerakan • Aliansi • Koalisi • Forum Kerja
• Komisi • Forum Peduli • Konsorsium • Front • Dll
Pentingnya MSF (1) • Partisipasi adalah hak warga yang merupakan bagian dari hak asasi yang melekat dalam diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini terdapat dalam kovenan International dan Peraturan Perundangan di Indonesia • Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam pemerintahan telah terbukti memberikan sumbangan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah pelaksanaan karena trust sudah terbangun.
14
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Pentingnya MSF (2) • Refleksi pengalaman program/proyek-proyek terdahulu yang tidak atau kurang partisipatif menimbulkan kegagalan • Pelaksanaan partisipasi terbukti meningkatkan kepercayaan masyarakat • Partisipasi menjamin keberlanjutan • Pelibatan MSF salah satu perwujudan dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan, termasuk dalam pelayanan publik
Fokus perhatian (pada Program KINERJA) 1. Sektoral • Sektor Pendidikan (DGP, BOSP, MBS) • Sektor Kesehatan (PA, IMD, ASI Ekslusif) • Perbaikan Iklim Usaha (PTSP, Review Regulasi, Survei Ekonomi pemerintah daerah) 2. Lintas Sektor • Penguatan Media • Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan • Analisis APBD • Pengembangan manajemen kinerja pemerintah daerah • PUG • Pengembangan kemitraan publik dan swasta
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
15
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
3. Level : • Unit pelayanan • Tingkat kabupaten/kota
Para Pihak yang Terkait 1. Unit Pelayanan : • Sekolah (siapa saja?) • Puskesmas (siapa saja ?) 2. Tingkat Kab/kota : • Pendidikan (siapa saja?) • Kesehatan (siapa saja?) • Perbaikan Iklim usaha (siapa saja ?), dan/atau • Gabungan sektor-sektor (siapa saja?)
16
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tujuan Pengembangan dan Penguatan FMS 1. Membangun kesepahaman para pemangku kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. 2. Membangun komitmen dan kebersamaan untuk mendukung upaya peningkatan pelayanan publik. 3. Menyepakati (bersama-sama) hal-hal yang menjadi tolok ukur perbaikan pelayanan publik. 4. Mengorganisasikan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya perbaikan pelayanan publik.
Tugas dan Fungsi FMS (1) • • • • •
www.kinerja.or.id
Mengupayakan agar forum dapat menjadi pusat informasi masyarakat tingkat kabupaten/kota. Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan koordinasi antar pemangku kepentingan di tingkat kab/kota. Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait dengan isu tentang pengelolaan sekolah. Merevitalisasi institusi adat atau forum yang telah ada Menjadi alat pendidikan kritis warga/media pembelajaran (learning center) di tingkat kab/kota.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
17
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
Tugas dan Fungsi FMS (2) • Menjadi solidarity makers (warga dan forum-forum) di tingkat kab/kota. • Memantau pelayanan pendidikan dan mengawal kepentingan warga. • Advokasi kebijakan untuk perbaikan layanan pendidikan. • Mendorong adanya kompetisi positif dalam peningkatan layanan.
Tugas dan Fungsi FMS (3) •
Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian masyarakat, khususnya basis organisasi partisipan forum.
•
Mendukung penyediaan wahana komunikasi dan jejaring inter dan antar anggota organisasi partisipan forum.
•
Memberikan tempat untuk melakukan tukar pikiran, berbagi informasi dan konsultasi tentang kinerja pengelolaan pelayanan publik.
18
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tugas dan Fungsi FMS(4) • Memudahkan proses pemantauan capaian kinerja pelayanan publik, baik sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor pengembangan ekonomi lokal. •
www.kinerja.or.id
Menyediakan wahana untuk merumuskan strategi dan melakukan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
19
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
BAHAN BACAAN
KONSEP DASAR FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) 1. Latar Belakang
Program USAID-KINERJA adalah program bantuan teknis kerjasama Pemerintah Indonesia dengan
Pokok bahasan ”Konsep Dasar FMS” dimaksudkan
Pemerintah Amerika Serikat, melalui United States
sebagai sesi untuk menjelaskan pengertian FMS
Agency for International Development (USAID)/
dan mengapa FMS itu penting. Di samping itu, juga
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat,
akan membahas tujuan, peran dan fungsi FMS,
yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
khususnya dalam upaya peningkatan pelayanan
publik melalui peningkatan pengelolaan/manajemen
publik.
pelayanan dan peningkatan partisipasi masyarakat, khususnya di tiga sektor yakni pendidikan,
Beberapa sub tema ini perlu dibahas karena
kesehatan, dan peningkatan iklim usaha.
masih banyak para pemangku kepentingan yang
Ada lima propinsi yang menjadi mitra Program
terkait dengan suatu program tertentu yang belum
USAID-KINERJA yaitu: Aceh, Jawa Timur, Sulawesi
memahami apa yang dimaksudkan dengan FMS,
Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua. Di masing-
untuk apa sesungguhnya FMS perlu dikembangkan
masing propinsi, USAID-KINERJA bekerja di 5
serta apa peran dan fungsinya dalam upaya
kabupaten/kota, kecuali di Papua ada 4 kabuapten/
peningkatan pelayanan publik.
kota. sehingga total berjumlah 24 kabupaten/kota. Kabupaten/Kota mitra program KINERJA adalah sebagai berikut:
No
20
Aceh
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Sulawesi Selatan
Papua
1
Kota Banda Aceh
Kota Probolinggo
Kota Singkawang
Kota Makasar
Kota Jayapura
2
Bener Meriah
Probolinggo
Sambas
Bulukumba
Jayapura
3
Aceh Tenggara
Jember
Bengkayang
Barru
Mimika
4
Aceh Singkil
Bondowoso
Sekadau
Luwu
Jayawijaya
5
Simelue
Tulung Agung
Melawi
Luwu Utara
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Pendekatan dalam pelaksanaan paket program
dapat berasal dari berbagai unsur kepentingan
KINERJA berfokus pada tata kelola pemerintahan
masyarakat (individu dan atau kelompok) baik dari
(governance), sehingga kegiatan intervensinya
unsur eksekutif, legislatif, media, sektor bisnis, dan
tidak hanya fokus pada sisi penyedia pelayanan,
lain-lain. Pertemuan, diskusi dan forum bersama
namun juga pada sisi pengguna pelayanan.
antar pemangku kepentingan menjadi penting
Pada sisi penyedia pelayanan, KINERJA akan
untuk mengembangkan proses dialogis dan
mempromosikan dan mendukung transparansi,
membangun kesadaran bersama serta melakukan
partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan pelayanan.
aksi bersama. Dalam konteks pelayanan publik,
Pada sisi pengguna pelayanan, KINERJA akan
forum multi stakeholder ini merupakan proses
memfokuskan upayanya untuk menguatkan
dialogis antara penyedia pelayanan dan pengguna
kapasitas masyarakat sipil dalam advokasi untuk
pelayanan untuk mencapai suatu pelayanan publik
menuntut perbaikan pelayanan publik. KINERJA
yang berstandar,efektif, efisien, terjangkau dan
akan mendorong tumbuhnya dialog kedua belah
berwawasan gender.
pihak tersebut memalui FMS. Apa yang telah diupayakan oleh pemerintah Belajar dari praktik baik dari beberapa pelayanan
(selaku penyedia pelayanan publik) serta apa
publik, khususnya di sektor kesehatan dan sektor
yang terjadi dan diharapkan masyarakat (selaku
pendidikan, FMS dapat juga dilakukan untuk
pengguna pelayanan) harus diupayakan ada titik
memperkaya wawasan dan mempercepat perbaikan
temu. Pertemuan dan forum juga akan menjadi
pelayanan kepada masyarakat. Bahan bacaan ini
ajang untuk menyepakati apa saja yang akan
bermaksud memberikan gambaran secara umum
dilakukan oleh masing-masing pelaku/berbagi
untuk menginisiasi dan mengembangkan forum
peran dan tanggungjawab, berbagi informasi, saling
multi stakeholder di kabupaten. Pelaksanaan di
mendukung dalam upaya perbaikan bersama.
tiap kabupaten tentu akan berbeda sesuai dengan
Pada tahap awal FMS, tidaklah harus merupakan
dinamika daerah, sehingga perlu ada penyesuaian-
pertemuan formal, lokakarya atau bahkan
penyesuaian. Bagi daerah yang telah ada forum
merupakan organisasi atau lembaga formal. Namun,
semacan ini, tidak harus melalui semua tahapan
bisa juga merupakan forum-forum terbatas yang
proses seperti yang terurai dalam dokumen ini.
informal. Pada tahapan lebih lanjut, FMS bisa saja membentuk organisasi atau lembaga pelaksana
2. Pengertian FMS Forum Multi Stakeholder adalah media atau ruang untuk mempertemukan para pemangku kepentingan guna merespon isu-isu yang menjadi kepedulian bersama dan tujuan bersama. Anggota MSF
www.kinerja.or.id
(didorong menjadi organisasi atau lembaga formal) jika memang diperlukan sesuai dengan dinamika dan kebutuhan lokal. Dalam konteks program KINERJA, pemangku kepentingan adalah unsur-unsur dari masyarakat, baik individu atau kelompok, eksekutif, DPRD,
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
21
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
publik sebagai berikut:
4. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik
a. Kesehatan dasar, khususnya kesehatan ibu dan
Keberadaan dan peran FMS dalam pengelolaan
media yang berkepentingan terhadap pelayanan
anak dengan fokus pada persalinan aman dan
pelayanan publik adalah penting dan strategis, lebih-
inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eklusif
lebih dalam sektor pendidikan, sektor kesehatan dan
b. Pendidikan dasar dengan fokus pada
sektor pengembangan ekonomi lokal. Peran FMS
manajemen berbasis sekolah, distribusi guru
dalam pengelolaan pelayanan ketiga sektor ini amat
yang proporsional, dan penghitungan biaya
penting karena ketiganya adalah pelayanan publik
operasional satuan pendidikan
dasar yang secara minimum harus dapat dinikmati
c. Pengembangan iklim usaha lokal dengan fokus
oleh seluruh masyarakat.
pada pengembangan pelayanan perijinan terpadu satu atap dan tinjauan regulasi.
Penting dan strategisnya keberadaan FMS karena dengan terselenggaranya FMS para pemangku
3. Alternatif Nama Banyak pilihan nama yang dapat digunakan untuk menamai FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Adapun alternatif nama-nama tersebut adalah sebagai berikut : •
Gugus Kerja
•
Jaringan
•
Gerakan
•
Aliansi
•
Koalisi
•
forum Kerja
•
Komisi
•
Forum Peduli
•
Front
Kinerja mendorong untuk menggunakan nama-nama sesuai dengan kearifan lokal.
kepentingan, baik selaku penyedia pelayanan maupun pengguna pelayanan, termasuk kelompok perempuan dan marjinal, dapat berkomunikasi, berdialog dan berdiskusi untuk memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan pelayanan. Beberapa pertimbangan yang mendorong pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik, sebagai berikut : a. Partisipasi adalah hak warga yang merupakan bagian dari hak asasi yang melekat dalam diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini terdapat dalam kovenan International dan Peraturan Perundangan di Indonesia. b. Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam pemerintahan telah terbukti memberikan sumbangan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah pelaksanaan karena trust sudah terbangun.
22
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
c. Refleksi pengalaman program/proyek-proyek terdahulu yang tidak atau kurang partisipatif menimbulkan kegagalan. d. Pelaksanaan partisipasi terbukti meningkatkan kepercayaan masyarakat. e. Partisipasi, termasuk dari kelompok perempuan
ibu dan anak, manajemen pendidikan dan perbaikan iklim usaha. d. Mengorganisasikan berbagai pemangku kepentingan dalam mengupayakan perbaikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, manajemen pendidikan, dan perbaikan iklim usaha.
dan marjinal akan menjamin keberlanjutan f.
FMS atau pelibatan multi stakeholder adalah salah satu perwujudan dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan, termasuk dalam pelayanan publik.
6. Tugas dan Fungsi FMS Tugas dan fungsi FMS sangat bervariasi sesuai dengan tahapan dan dinamika lokal yang terjadi. Namun secara umum peran dan fungsi FMS adalah
5. Tujuan Pengembangan FMS
sebagai berikut:
Secara umum, pengembangan FMS ini bertujuan
a. Tugas
agar terjadi peningkatan mutu pelayanan publik melalui transparansi, akuntabilitas dan partisipasi pengelolaan pelayanan. Adapun secara khusus bertujuan : a. Membangun kesepahaman lintas pelaku dan pemangku kepentingan (LSM, pemerintah daerah dan pemerhati pelayanan publik) terhadap perbaikan kinerja pelayanan di disektor kesehatan, pendidikan, dan perbaikan iklim usaha b. Membangun komitmen dan kebersamaan multi stakeholders untuk bersama-sama sebagai tim mendukung berbagai upaya peningkatan pelayanan program kesehatan ibu dan anak, manajemen pendidikan, dan perbaikan iklim usaha c. Bersama-sama menyepakati hal-hal yang menjadi tolok ukur perbaikan kinerja pelayanan publik khususnya dalam pelayanan kesehatan
www.kinerja.or.id
1) Mengupayakan agar forum dapat menjadi pusat informasi masyarakat tingkat kabupaten/kota. 2) Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan koordinasi antar pemangku kepentingan di tingkat kab/kota. 3) Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait dengan isu tentang pengelolaan sekolah 4) Merevitalisasi institusi adat atau forum yang telah ada. 5) Menjadi alat pendidikan kritis warga/media pembelajaran (learning center) di tingkat kab/kota. 6) Menjadi solidarity makers (warga dan forumforum) di tingkat kab/kota. 7) Memantau pelayanan pendidikan dan mengawal kepentingan warga. 8) Advokasi kebijakan untuk perbaikan layanan pendidikan.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
23
I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder (FMS)
9) Mendorong adanya kompetisi positif dalam peningkatan layanan
tentang kinerja pengelolaan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender.
a. Fungsi
Keberadaan dan peran-peran forum akan memberikan berbagai fungsi dalam rangka peningkatan pelayanan publik, antara lain:
4) Memudahkan proses pemantauan capaian kinerja pelayanan publik, baik sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor pengembangan ekonomi lokal. 5) Menyediakan wahana untuk merumuskan
1) Fasilitasi penyadaran dan pengorganisasian
strategi dan melakukan aksi-aksi advokasi
masyarakat, khususnya basis organisasi
untuk perubahan kebijakan dalam rangka
partisipan forum.
peningkatan kuantitas dan kualitas
2) Mendukung penyediaan wahana
pelayanan publik. yang berbasis standar dan
komunikasi dan jejaring inter dan antar
responsif gender berpihak kepada kelompok
anggota organisasi partisipan forum.
rentan dan minoritas.
3) Memberikan tempat untuk melakukan tukar pikiran, berbagi informasi dan konsultasi
24
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
2
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
25
II. TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat : 1. Menjelaskan tahap-tahap pengembangan FMS 2. Menjelaskan cara untuk identifikasi dan analisa stakeholder terkait dengan upaya peningkatan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender. 3. Melakukan simulasi untuk identifikasi dan analisis stakeholder terkait dengan upaya-upaya peningkatan pelayanan publik.
POKOK BAHASAN 1. Tahapan pengembangan FMS untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik. 2. Identifikasi dan analisis stakeholder terkait dengan peningkatan pelayanan publik. 3. Konsep dan kebijakan serta strategi peningkatan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender. 4. Membangun komitmen untuk berhimpun.
4. Menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsive gender. 5. Menjelaskan proses dan langkah-langkah
METODE
membangun komitmen. 1. Ceramah interaktif 2. Curah pendapat, 3. Diskusi kelompok dan pleno 4. Praktek
26
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
ALAT DAN BAHAN 1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF), 2. Bahan bacaan, 3. Papan tulis plano, 4. LCD, 5. Komputer/laptop, 6. Kertas Plano, 7. Spidol, 8. Kertas Metaplan, 9. Lakban kertas.
c. Fasilitator menanyakan kepada peserta, apa pendapat mereka tentang tahapan pengembangan FMS d. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta, lalu merumuskan bersama peserta tentang apa yang dimaksud dengan tahapan pengembangan FMS. e. Sebagai bahan pembanding, fasilitator dapat menayangkan slide tentang pengertian tahapan dan pentingnya memahami tahapan pengembangan FMS. f. Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan komentar terhadap presentasi
WAKTU
dan mendiskusikannya untuk mencapai kesepahaman. 2. Curah pendapat (20 menit)
225 menit
a. Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang unsur-unsur atau pihak-pihak yang
PROSES FASILITASI 1. Penjelasan interaktif dan curah pendapat (15 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan tema sesi ini. b. Fasilitator melanjutkan penjelasannya bahwa dalam pengembangan FMS harus selalu melibatkan dan mendorong keikutsertaan perempuan, begitu juga dengan keanggotaan FMS, perlu ada keseimbangan jumlah keanggotaan antara
terlibat dalam FMS. b. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta dan meminta konfirmasi dari peserta lainnya dan mendiskusikannya sehingga tercapai suatu kesepakatan. c. Fasilitator dapat menayangkan slide tentang unsur-unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam FMS dan mendiskusikannya dengan peserta sehingga tercapai suatu kesepakatan. d. Fasilitator mendiskusikan dengan peserta tahapan dalam kegiatan identifikasi dan analisa stakeholder
perempuan dan laki-laki.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
27
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
3. Penjelasan Interaktif (30 menit) a. Fasilitator menjelaskan beberapa sub
d. Kemudian kelompok diminta bergeser menghadapnya; kelompok I ke plano kedua,
tema tentang tahap-tahap kegiatan
kelompok II ke plano ketiga dan kelompok III
identifikasi dan analisis stakeholder dengan
ke plano IV serta kelompok IV ke plano satu.
menayangkan slide yang telah disiapkan.
Selanjutnya setiap kelompok diminta untuk
b. Fasilitator memberi kesempatan kepada
menambah isi jawaban pada plano yang
peserta untuk bertanya, memberi tanggapan
dihadapi. Waktu yang disediakan selama
dan saran tentang tahapan kegiatan ini.
2 menit. Dengan hal yang sama, setiap kelompok bergeser dan menambah isi
4. Diskusi dengan Round Robin tentang para pemangku kepentingan dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan publik (25 menit) a. Fasilitator memajang/menempel empat
jawaban pada plano yang di hadapi dalam waktu 2 menit. e. Pergeseran terus dilakukan setiap 2 menit sampai kelompok kembali ke plano semula
kertas plano dengan jarak antar kertas
yaitu kelomp I menghadap pada plano satu,
sedemikian rupa sehingga memudahkan
kelompok II pada plano kedua dan kelompok
perpindahan kelompok. Kertas
III pada plano ketiga serta kelompok IV pada
pertama bertuliskan judul MENGAPA
plano keempat.
PERLU MELAKUKAN IDENTIFIKASI
f. Setelah masing-masing kelompok berdiri
STAKEHOLDER, kertas kedua berjudul
pada posisi semula, selanjutnya setiap
MENGAPA PERLU MELAKUKAN ANALISIS
kelompok diminta mencermati isian yang
STAKEHOLDER, kemudian kertas ketiga
ada. Kalau ada yang dirasa masih kurang
berjudul DAFTAR STAKEHOLDER
kelompok bisa melengkapi.
PEMERINTAHAN, serta kertas keempat
g. Selanjutnya fasilitator mendiskusikanya
berjudul DAFTAR STAKEHOLDER NON-
dengan peserta untuk mengklarifikasi dan
Pemerintah
mengkonfirmasi setiap jawaban, sekaligus
b. Fasilitator membagi peserta menjadi empat
merangkumnya.
kelompok. Kemudian setiap kelompok berdiri di depan salah satu kertas plano. Kelompok I berdiri di depan plano pertama,
a. Fasilitator menjelaskan hal-ikhwal
kelompok II berdiri di depan plano kedua
terkait dengan pelaksanaan identifikasi
dan kelompok III berdiri di depan plano
dan identifikasi stakeholder dengan
ketiga serta kelompok IV berdiri di depan
menggunakan slide LPF
plano keempat. c. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan dan mengisi jawaban pada kertas plano di hadapannya selama 5 menit.
28
5. Penjelasan interaktif (30 menit):
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
b. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanggapi, bertanya dan memberi saran. c. Fasilitator melanjutkan penjelasannya
www.kinerja.or.id
terkait dengan analisis stakeholder dengan
4) Pertanyaan untuk kelompok IV
menggunakan LPF dan LK (Lembar Kerja)
- Sebutkan beberapa hak masyarakat,
instrumen yang telah disiapkan.
termasuk perempuan dan kelompok
d. Fasilitator memberi kesempatan kepada
marginal, dalam pengelolaan
peserta untuk menanggapi, bertanya dan
pelayanan publik?
memberi saran.
- Dalam hal apa sajakah masyarakat, termasuk perempuan dan kelompok
6. Diskusi kelompok ( 60 menit):
marginal, dapat berpartisipasi dalam
a. Peserta dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok membahas pertanyaanpertanyaan di bawah dalam kelompok selama 30 menit. Adapun pertenyaan-
pengelolaan pelayanan publik? b. Jika diskusi kelompok sudah selesai, selanjutnya hasilnya dibahas dalam pleno. c. Fasilitator dapat mereview dan
pertanyaan kelompok sebagai berikut :
merangkumnya dengan penanyangan slide
1) Pertanyaan untuk kelompok I
yang telah disediakan.
- Apakah konsep dasar dan hakekat pelayanan publik ? - Apa sajakah ruang lingkup
7. Penjelasan interaktif dan curah pendapat (35 menit)
pelayanan publik?
a. Fasilitator menjelaskan bahwa bagian sesi
2) Pertanyaan untuk kelompok II
yang akan dibahas pada sub modul ini
- Apakah yang dimaksud dengan perubahan pola pikir “dari petugas yang berkuasa menjadi petugas yang melayani masyarakat” - Berkaitan dengan perubahan pola
adalah bagaimana membangun komitmen bersama untuk berhimpun b. Fasilitator menanyakan kepada peserta : “Menurut pengalaman peserta langkah apa saja dilakukan untuk membangun komitmen
pikir tadi dan berdasarkan UU Nomor
bersama untuk meningkatkann kulaitas
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
pelayanan publik?”
Publik, apa sajakah kewajiban penyelenggara pelayanan publik? 3) Pertanyaan untuk kelompok III - Apakah yang dimaksud dengan pelayanan publik yang berbasis standar? Berikan beberapa contoh ¡ - Apakah yang dimaksud dengan pelayanan publik yang responsif
c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta, lalu merumuskan bersama peserta tentang apa yang dimaksud dengan “membangun komitmen”. d. Sebagai tambahan bahan perangkum, fasilitator dapat menayangkan slide tentang “Apa dan bagaimana membangun komitmen”.
gender? Berikan beberapa contoh ¡
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
29
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
8. Rangkuman dan Penutup (10 menit)
sungguh keberadaan dan perannya sangat
Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil
penting dalam upaya-upaya peningkatan
paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting
efektifitas pelayanan publik.
bahwa MSF bukan merupakan hal baru serta
30
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
LEMBAR PAPARAN FASILITATOR LPF 2.1 : Tahapan Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
TAHAPAN PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS)
Strategi pengembangan • •
Memperkuat forum yang telah ada terkait dengan paket program. Jika belum ada forum yang relevan dengan paket program KINERJA, dapat diinisiasi oleh LPSS dan OMP dengan berkoordinasi dengan Tim Teknis yang telah dibentuk. - Pengorganisasian masyarakat pengguna layanan/kelompok peduli sektor pelayanan publik (stakeholder non pemerintah). - Multi stakeholder yang diperluas (Non pemerintah dan pemerintah). - Pelembagaan.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
31
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Tahapan Pengembangan A. Tahap Persiapan
Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan Membangun kepercayaan dan komitmen antar pemangku kepentingan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Identifikasi tokoh kelompok, analisa dan pemetaan stakeholder. • Sosialisasi program kepada semua pihak yang berpotensi mendukung program baik dengan unsur pemerintah daerah, DPRD, Organisasi masyarakat Sipil, Media dan lain-lain. Sosialisasi ini dilakukan dengan melakukan pertemuan audiensi dengan pihak-pihak terkait dan dapat pula dilakukan dalam forum lokakarya. • Melakukan komunikasi awal dengan stakeholder terpilih, baik secara formal maupun informal. • Komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak “kunci” yang berpengaruh tinggi.
Pembentukan Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan Pengorganisasian dan pengembangan kegiatan Forum Multi Stakeholder. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Berbagi informasi tentang Praktek yang Baik dan inovasi yang berhasil dari daerah lain. • Pemilihan dan pembuatan SK untuk legalisasi Forum. • Penyusunan SK Kepala SKPD untuk Tim Teknis. • TOT untuk fasilitator daerah dan tim teknis. • Diseminasi SK SKPD dan manual-manual yang ada.
32
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Penggiatan Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan 1) Penguatan FMS dalam monitoring pelayanan dan advokasi kebijakan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain: • • • • •
Pertemuan atau diskusi berkala untuk peningkatan kapasitas Forum Multi Stakeholder dan atau untuk disseminasi informasi terkait peraturanperundangan. Hearing dengan legislatif dan eksekutif. Melaksanakan survei pengaduan (tersedia modul tersendiri). Pendampingan dalam pengawasan pelaksanaan kegiatan. Mendorong masyarakat (warga) untuk menulis artikel atau laporan di media utama maupun media sosial tentang proses dan hasil kegiatan (jurnalisme warga). Panduan tentang jurnalisme warga juga telah tersedia.
Penggiatan 2. Penguatan FMS dalam artikulasi gagasan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain: • • • •
www.kinerja.or.id
Disseminasi dan publikasi gagasan untuk perbaikan pengelolaan sekolah melalui media cetak, elektronik, atau media alternatif. Penandatanganan janji perbaikan layanan Produksi dan distribusi media cetak, sepetrti leaflet, brosur, banner, dll. Memperkuat jurnalisme warga.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
33
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Integrasi Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Pengembangan kapasitas dalam advokasi kebijakan perencanaan dan pengangaran daerah untuk mendukung pelembagaan dan keberlanjutan FMS. • Pertemuan reguler. • Kunjungan monitoring ke unit layanan secara regular.
Pengikatan atau Pelembagaan Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • Pengembangan kapasitas dalam mobilisasi sumberdaya. • Pertemuan reguler. • Kunjungan monitoring ke unit layanan secara regular. • Hearing ke eksekutif dan legislatif. • Pertukaran pengalaman dan praktik yang baik untuk replikasi.
34
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tujuan Pengembangan dan Penguatan FMS 1. Membangun kesepahaman para pemangku kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. 2. Membangun komitmen dan kebersamaan untuk mendukung upaya peningkatan pelayanan publik. 3. Menyepakati (bersama-sama) hal-hal yang menjadi tolok ukur perbaikan pelayanan publik. 4. Mengorganisasikan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya perbaikan pelayanan publik.
Tugas dan Fungsi FMS (1) • • • • •
www.kinerja.or.id
Mengupayakan agar forum dapat menjadi pusat informasi masyarakat tingkat kabupaten/kota. Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan koordinasi antar pemangku kepentingan di tingkat kab/kota. Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait dengan isu tentang pengelolaan sekolah. Merevitalisasi institusi adat atau forum yang telah ada Menjadi alat pendidikan kritis warga/media pembelajaran (learning center) di tingkat kab/kota.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
35
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Tugas dan Fungsi FMS (2) • Menjadi solidarity makers (warga dan forum-forum) di tingkat kab/kota. • Memantau pelayanan pendidikan dan mengawal kepentingan warga. • Advokasi kebijakan untuk perbaikan layanan pendidikan. • Mendorong adanya kompetisi positif dalam peningkatan layanan.
Tugas dan Fungsi FMS (3) •
Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian masyarakat, khususnya basis organisasi partisipan forum.
•
Mendukung penyediaan wahana komunikasi dan jejaring inter dan antar anggota organisasi partisipan forum.
•
Memberikan tempat untuk melakukan tukar pikiran, berbagi informasi dan konsultasi tentang kinerja pengelolaan pelayanan publik.
36
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tugas dan Fungsi FMS (4) • Memudahkan proses pemantauan capaian kinerja pelayanan publik, baik sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor pengembangan ekonomi lokal. •
www.kinerja.or.id
Menyediakan wahana untuk merumuskan strategi dan melakukan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
37
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender 2. LPF 2.2 : Identifikasi dan Analisis Stakeholder
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS STAKEHOLDER
STAKEHOLDER Siapa saja yang berkepentingan atau terkena dampak atas suatu proyek/program.
38
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
TUJUAN ANALISA STAKEHOLDER • Memastikan bahwa semua stakeholder yang relavan tercakup di dalamnya. • Memaksimalkan peran dan kontribusi setiap stakeholder.
MANFAAT ANALISA STAKEHOLDER Strategi dan kegiatan dalam tahapan persiapan ini adalah dengan Pengorganisian dan pengembangan kegiatan Forum Multi Stakeholder. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: • • • •
Gambaran jelas bagi proses pembangunan selanjutnya. Dinamika masyarakat. Kejelasaan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Data yang diperlukan untuk: tujuan, sasaran dan teknis pelaksanaannya. • Data untuk monev.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
39
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Fokus perhatian (pada Program KINERJA) 1. Sektoral • • •
Sektor Pendidikan (DGP, BOSP, MBS) Sektor Kesehatan (PA, IMD, ASI Eksklusif) Perbaikan Iklim Usaha (PTSP, Review Regulasi, Survei Ekonomi pemerintah daerah)
2. Lintas Sektor • • • • • •
Penguatan Media Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Analisis APBD Pengembangan manajemen kinerja pemerintah daerah PUG Pengembangan kemitraan publik dan swasta
PRINSIP ANALISA STAKEHOLDER • Keterlibatan • Relevan • Kepekaan gender
40
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
SKEMA ANALISIS STAKEHOLDER
SKEMA ANALISA STAKEHOLDER Peta stakeholder: Potensi Kontribusi Input Peran dan akses
PERENCANAAN PARTISIPATIF Prinsip analisa stakeholder Keterlibatan semua Relevan Kepekaan jender Teknik identifikasi: Wawancara kuesioner
Stakeholder: Siapa saja yang berkepentingan yang atau terkena dampak atas suatu proyek.
SUMBER INFORMASI • • • •
www.kinerja.or.id
Eksekutif Legislatif Dunia usaha Masyarakat (LSM, Media, Ormas, Org.kemasyarakatan,org. profesi, dll)
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
41
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
TAHAP KEGIATAN ANALISA STAKEHOLDER •
Merumuskan isu yang hendak dibahas.
•
Membuat daftar panjang.
•
Pemetaan stakeholder.
•
Verifikasi analisa & penjajakan stakeholder.
•
Menyusun strategi mobilisasi & memelihara partisipasi stakeholder.
PEMETAAN STAKEHOLDER Pengaruh Rendah
Pengaruh Tinggi
Kepentingan rendah
Kelompok stakeholder yang paling rendah prioritasnya
Kelompok yang bermanfaat untuk merumusan atau menjembatani keputusan dan opini
Kepentingan tinggi
Kelompok Stakeholder yang penting namun barangkali perlu pemberdayaan
Kelompok stakeholder yang paling kritis
Sumber: adaptasi dari Tools to Support Participatory Urban Decision Making, UNCHS Habitat, Kenya, 2001
42
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Mulai
Pengumpulan dokumen Diskusi informal di lapangan
BAGAN ALUR STRATEGI MOBILISASI
Terkumpul dokumen dan informasi yang memadai tentang kondisi stakeholder saat ini.
Sudah
Belum
Identifikasi institusi potensial untuk forum stakeholder. Mencermati dan memahami konstelasi sosial politik lokal.
Teridentifikasi balon anggota forum stakeholder dan institusi potensial dan dipahaminya dinamika sosial politik lokal.
Sudah
Belum
Identifikasi NGO balon mitra lokal. Merancang strategi pembentukan dan penguatan forum stakeholder .
Identifikasi NGO balon mitra lokal dan tersusun draf pembentukan dan strategi Forum Stakeholder.
Sudah
Belum Selesai
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
43
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender LPF 2.3 : Konsep dan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pelayanan Publik
KONSEP DAN KEBIJAKAN STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
LATAR BELAKANG Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
44
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Berbagai permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik diantaranya berkenaan dengan prosedur yang tidak jelas, berbelit-belit, waktu penyelesaiannya yang tidak menentu, tata cara yang kurang tepat, dan biayabiaya yang tidak transparan hingga sikap dan perilaku petugas pelayanan yang tidak mengindahkan etika sebagai “pelayan masyarakat”, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
• Berbagai upaya belum mampu mendorong terjadinya reformasi birokrasi secara nyata termasuk di dalamnya reformasi bidang pelayanan publik. Bahkan dalam banyak hal ciri-ciri yang mencerminkan lemahnya birokrasi di Indonesia masih terindikasi, misalnya struktur kelembagaan pemerintah yang cenderung membesar, rumusan dan pelaksanaan tupoksi antar instansi yang seringkali overlapping, hubungan kerja yang tidak jelas, pegawai yang tidak profesional, tidak kreatif dan tidak inovatif, serta rendahnya kinerja pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
45
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Pelaksanaan reformasi terkait dengan program peningkatan mutu pelayanan publik dilaksanakan di tingkat nasional dan di tingkat instansional. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah: • Meningkatnya mutu pelayanan publik kepada masyarakat (transparan, cepat, tepat, sederhana, aman, terjangkau dan memiliki kepastian); • Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standarisasi pelayanan internasional; • Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan di tingkat instansional perlu dilaksanakan: • Penerapan standar pelayanan pada unit kerja Kementerian/ Lembaga dan Pemda • Penerapan Standar Pelayanan Minimal pada Pemkab/ Pemkot; • Parsipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
46
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan hakekat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi masyarakat. Pemberian pelayanan publik ini terutama diberikan untuk hal-hal yang sifatnya mendasar seperti pendidikan, kesehatan, sosial, keamanan dan ketertiban, lingkungan, perekonimian, kependudukan, ketenagakerjaan dan pertanahan.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
47
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat 1. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. yang meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor lain yang terkait.
Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat 2. Penyelenggara berkewajiban: - menyusun dan menetapkan standar pelayanan; - menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan; - menempatkan pelaksana yang kompeten; - menyediakan sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai; - memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik;
48
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat 2. Penyelenggara berkewajiban: - melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; - berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; - memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan; - membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
Hal-hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat 2. Penyelenggara berkewajiban: - bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik; - memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; - memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
49
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Masyarakat berhak (1) • • • • •
mengetahui kebenaran isi standar pelayanan; mengawasi pelaksanaan standar pelayanan; mendapat tanggapan terhadap pengaduan yg diajukan; mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan; memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan; memberitahukan kepada Pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
Masyarakat berhak (2) • mengadukan Pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada Penyelenggara dan ombudsman; • mengadukan Penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina Penyelenggara dan ombudsman; dan • mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.
50
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Masyarakat berkewajiban • • •
mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pelayanan; ikut menjaga terpeliharanya sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik; dan berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
Dalam penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan • Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan, Penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait. • Penyelenggara berkewajiban menerapkan standar pelayanan, • Pengikutsertaan masyarakat dan pihak terkait, dilakukan dengan prinsip tidak diskriminatif, terkait langsung dengan jenis pelayanan, memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah, serta memperhatikan keberagaman.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
51
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Maklumat Pelayanan •
Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan maklumat pelayanan yang merupakan pernyataan kesanggupan Penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan wajib dipublikasikan secara jelas dan luas.
Pengawasan Eksternal Penyelenggaraan Pelayanan Publik dilakukan melalui • pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik; • pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan • pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
52
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik •
•
Dimulai sejak penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian penghargaan yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik. Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasanpelayanan publik
Pengaduan Masyarakat (1) - Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik kepada Penyelenggara, ombudsman, dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota. - Masyarakat yang melakukan pengaduan dijamin hak-haknya oleh peraturan perundang-undangan.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
53
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Pengaduan Masyarakat (2) Pengaduan dilakukan terhadap: • Penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajiban dan/ atau melanggar larangan, • Pelaksana yang memberi pelayanan yang tidak sesuaidengan standar pelayanan.
54
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
LPF 2.4 : Membangun Komitmen
MEMBANGUN KOMITMEN DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
PENGERTIAN • Janji atau tanggungjawab untuk melakukan sesuatu. • Membangun komitmen adalah menumbuhkan janji atau tanggungjawab kepada satu atau beberapa pihak untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini proses peningkatan pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
55
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Pentingnya Membangun Komitmen • Komitmen merupakan modal awal tumbuhnya : - kemauan - kesanggupan - kesiapan Untuk memulai kegiatan
Komitmen : Memberikan jaminan terhadap jumlah dan mutu partisipasi dalam upaya peningkatan pelayanan publik.
56
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
TUJUAN MEMBANGUN KOMITMEN Menumbuhkan kesadaran dan keyakinan bahwa : • peningkatan pelayanan publik itu penting • peningkatan pelayanan publik itu kebutuhan • peningkatan pelayanan publik itu masuk akal • peningkatan pelayanan publik yang baik dan benar itu menjamin keberlanjutan.
LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN KOMITMEN • Persiapan sosial merupakan tahap awal dari proses pemberdayaan/pengembangan masyarakat. • Membangun komitmen adalah langkah awal dari persiapan sosial.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
57
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
CARA MEMBANGUN KOMITMEN (1) a. Kenali sumberdaya yang ada: SDA, SDM dan kelembagaan b. Kenalkan kegiatan/program yang akan dilaksanakan: - pengertian - tujuan - prinsip-prinsip - tahap pelaksanaan
CARA MEMBANGUN KOMITMEN (2) c. Yakinkan bahwa : 1. Peningkatan pelayanan publik itu penting :
58
Karena dengan itu daerah mempunyai acuan atau panduan untuk mengatasi permasalahan yang ada melalui usulan-usulan kegiatan.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
CARA MEMBANGUN KOMITMEN (3) c. Yakinkan bahwa: 2. Peningkatan pelayanan publik itu realistik:
Karena disusun berdasarkan permasalahan dan kebutuhan serta harapan yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
CARA MEMBANGUN KOMITMEN (4) c. Yakinkan bahwa: 2. Peningkatan pelayanan publik itu realistik:
www.kinerja.or.id
Karena disusun berdasarkan permasalahan dan kebutuhan serta harapan yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
59
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
CARA MEMBANGUN KOMITMEN (5) c. Yakinkan bahwa:
4). Peningkatan pelayanan publik itu masuk akal:
Karena disusun berdasarkan potensi dan sumberdaya serta kemampuan lokal.
CARA MEMBANGUN KOMITMEN (6) c. Yakinkan bahwa: 5. Peningkatan pelayanan publik itu menjamin keberlanjutan program: Karena penyusunannya partisipatif, maka dapat menumbuhkan rasa mampu, rasa memiliki, tanggungjawab dan keswadayaan masyarakat setempat.
60
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
BAHAN BACAAN
1. TAHAPAN PENGEMBANGAN FMS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK Tahapan pengembangan FMS ini perlu dipahami
Tahap ini sangat berkaitan dengan persepsi dan
agar penetapan peran dan pelibatan masyarakat
kesan terhadap informasi yang disampaikan
dalam pengelolaan pelayanan publik dapat
kepada mereka sehingga diperlukan kecermatan
dilakukan dengan tepat dan benar. Tak terkecuali
dan kehatian-hatian dalam mengemas dan
dalam program KINERJA-USAID. Dalam hal
menyampaikan infomasi. Informasi harus
pengembangan dan penguatan FMS, KINERJA-
menyentuh dan diharapkan mampu menjawab
USAID senantiasa mendorong untuk memperkuat
keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pada tahap
forum yang relevan yang telah ada. Kecuali jika
ini, selain kemasan pesan yang tepat dan benar,
sama sekali belum ada, maka baru melakukan
sosok sang fasilitator pun dapat menjadi faktor yang
inisiasi pembentukan forum. Adapun tahapan
mempengaruhi keberhasilan menggugah kesadaran
pengembangan FMS dalam upaya peningkatan
masyarakat tentang pentingnya kelompok. Untuk
pelayanan publik adalah sebagai berikut :
itu, fasilitator harus dapat menampilkan diri sebagai sosok yang dapat dipercaya (trust) dan mampu
a. Tahap Persiapan Tahapan ini merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang dilakukan oleh fasilitator dalam menginformasikan dan memperkenalkan “apa sebenarnya forum multi stakeholder itu”, “apa keuntungan dan tantangan bekerja dalam forum multi stakeholder”, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar anggota-anggota masyarakat sadar dan tergugah minatnya dan terbuka wawasannya.
www.kinerja.or.id
menarik rasa suka masyarakat. Tahap ini biasanya dilalui dengan kegiatan-kegiatan: (1). Identifikasi stakeholder; (2). Orientasi tentang pelayanan publik yang isi pokoknya terdiri dari konsep dan kebijakan, kapan orientasi dilakukan, hak dan kewajiban masyarakat serta kewajiban pemerintah dalam penyediaan pelayanan publik; (3) Analisis stakeholder.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
61
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
b. Tahap Pembentukan
wadah/proses/mekanisme dalam mencapai tujuan
Tahapan ini merupakan usaha mencari cara untuk
melaksanakan pendekatan kepada mereka melalui
mengidentifikasi keinginan anggota-anggota
pertemuan-pertemuan baik yang dilakukan secara
masyarakat dengan melakukan pencarian terhadap
formal maupun informal, seperti berkunjung dari
kemiripan-kemiripan kebutuhan diantara mereka.
rumah ke rumah, mengadakan pertemuan di balai
Pada tahap ini, fasilitator diharapkan mampu
pertemuan ataupun kegiatan lainnya yang dapat
menggali aspirasi masyarakat, mampu melihat
memperkokoh minat serta keinginan masyarakat
hal-hal yang dinginkan oleh masyarakat, mampu
dalam membentuk wadah kelompok. Pada tahap ini,
mengidentifikasi faktor pendukung maupun faktor
informasi-informasi yang penting yang dibutuhkan
penghambat terbentuknya suatu kelompok. Dengan
masyarakat diusahakan harus selalu tersedia. Dapat
memperoleh informasi tentang apa yang menjadi
juga dengan melakukan kegiatan studi banding yaitu
kebutuhan masyarakat, maka akan diketahui
dengan mengajak beberapa anggota masyarakat
apakah masyarakat merasa butuh atau tidak akan
yang menjadi tokoh mengadakan kunjungan ke
adanya kelompok. Apabila kondisi tersebut telah
tempat yang memiliki kelompok maju yang dapat
dicapai, maka pembentukan forum bisa diinisiasikan.
dijadikan contoh.
mereka, maka fasilitator perlu secara terus menerus
Yang harus diperhatikan dan diusahakan oleh para fasilitator bahwa keberadaan kelompok
Tahap ini dimaksudkan untuk menggiatkan peran
harus merupakan keinginan dan kebutuhan yang
dan pengembangan kapasitas FMS. Penggiatan
datangnya dari masyarakat, untuk masyarakat, dan
ini dapat dilakukan melalui kegiatan : survei
akan dikelola oleh masyarakat itu sendiri, jadi bukan
pengaduan/pada tahapan identifikasi pengaduan,
merupakan paksaan atau pesanan pemerintah (top
analisis penyebab pengaduan, penyusunan janji
down).
perbaikan layanan dan rekomendasi; penguatan kapasitas-JW, pertemuan rutin, dll)
Kegiatan dalam tahap ini berupa penjelasan dan pembahasan tema yang mengarah dan mendukung timbulnya dan bagaimana membangun komitmen. Kegiatan ini biasanya dilakukan dlam sebuah lokakarya inisiasi pembentukan FMS.
d. Tahap Integrasi Setelah semakin terlihat adanya perubahan yang kuat pada sikap dan perilaku anggota-anggota masyarakat, fasilitator kiranya perlu memfasilitasi
c. Tahap Penggiatan
masyarakat untuk mengadakan pertemuan-
Tahapan ini ditandai dengan adanya kecenderungan
penting dalam rangka membangun kesepahaman
perubahan sikap. Sebagian besar anggota forum
dan kesepakatan tentang pentingnya kelompok
biasanya merasakan sangat perlu dan setuju adanya
sebagai kelas belajar, wahana bekerjasama, dan
pertemuan formal. Pertemuan-pertemuan ini
unit produksi. Diharapkan elemen-elemen yang
62
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
terlibat dalam pertemuan ini adalah tokoh-tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah dan bila perlu
e. Tahap Pengikatan atau Pelembagaan
melibatkan pula LSM-LSM, dunia usaha dan pihak lainnya yang terkait. Dengan banyaknya pihak yang
Dari pertemuan-pertemuan formal akan
terlibat dalam dialog tersebut maka akan semakin
dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk
banyak masukan dari berbagai sudut pandang yang
suatu kelompok. Pada tahap ini, para anggota
dapat memperkaya dan memperkokoh kelancaran
masyarakat mengikrarkan kesepakatan dalam
dan kesuksesan program kelompok apabila
sebuah kebersamaan atau kelompok kerja. Setelah
nantinya terbentuk, serta mempermudah pembinaan
kelompok terbentuk, maka dapat dilanjutkan dengan
kelompok di masa mendatang.
penyusunan struktur organisasi kelompok, norma kelompok, program kerja, penentuan sekretariat
Maksud dari tahap integrasi ini adalan pemaduan
kelompok, sumber dana kegiatan dan lain
kegiatan FMS dengan agenda-agenda daerah.
sebagainya demi kelancaran aktivitas kelompok dan
Misalnya perencanaan dan penganggaran/reses,
kelangsungan hidup kelompok. Kegiatan-kegiatan
Rapat Dengan Pendapat (RDP), Konsultasi Publik
dalam tahapan ini difoukuskan untuk melembagakan
(KP), penyadaran akan pemenuhan Standar
forum multi stakleholder.
Pelayanan Minimal (SPM), advokasi - monev, dan lain-lain).
Strategi pelembagaan FMS dalam program USAIDKINERJA lebih menekankan pada penguatan/ pembentukan dan/atau pelibatan dewan pendidikan, penguatan dewan penyantun puskesmas, komite sekolah. Jika sudah ada dan sudah cukup mapan, maka didorong untuk mengembangkan kelompok independen).
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK Salah satu esensi dari desentralisasi dan otonomi
mengatur dan melaksanakan kewenangan tersebut
daerah adalah pemberian wewenang, peluang dan
atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan
keleluasaan yang luas, nyata dan bertanggung
masyarakat dan potensi daerah setempat.
jawab kepada daerah dan masyarakat untuk
Sebagai konsekuensi logis dari desentralisasi dan
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
63
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
demokratisasi dalam pengelolaan pembangunan
maka tidaklah mudah untuk melakukan penetapan
adalah keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip
dan pelibatan stakeholder dalam sebuah program.
tranparansi, akuntabilitas dan partisipasi (TAP)
Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang tepat
dalam setiap pengelolaan kegiatan pembangunan.
sehingga penetapan dan pelibatannya memenuhi
Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam
syarat teknis dan politis. Panduan Identifikasi
pengelolaan setiap kegiatan pembangunan
dan Analisis Stakeholder ini dimaksudkan untuk
(termasuk pelayanan publik) harus memberikan
mempermudah proses penetapan dan pelibatan
peluang, kesempatan dan akses kepada
tersebut, khususnya dalam pengelolaan program-
semua pihak, termasuk kelompok perempuan
program yang berorientasi partisipasi, termasuk
dan marjinal lainnya (multi stakeholder) yang
dalam upaya peningkatan pelayanan publik.
berkepentingan untuk mengetahui informasi; melakukan kontrol (audit), bertanya, dan menggugat pertanggungjawaban; terlibat secara aktif, berkontribusi dan memanfaatkan hasil serta melakukan pengawasan. Selain karena tuntutan proses desentralisasi dan demokratisasi, keharusan untuk menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan partisipasi (TAP) juga mempertimbangkan beberapa hal antara lain pengalaman pelaksanaan berbagai proyek/program terdahulu yang hampir menjadi mitos habis proyek, maka habis pula kegiatan; dengan partisipasi diharapkan dapat menjamin proses pembelajaran masyarakat dan keberlanjutan serta pelembagaan program. Dalam rangka penerapan nilai-nilai TAP, diperlukan upaya-upaya pengidentifikasian, penetapan dan pelibatan stakeholder agar tumbuh keberpihakan yang bermutu, nyata dan menjadi suatu gerakan bersama (collective action) yang mendukung pengelolaan program. Disadari bahwa jumlah serta keanekaragaman kepentingan dan pengaruh stakeholder cukup tinggi,
64
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
a. Pengertian Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Stakeholder adalah para pihak atau siapa saja yang berkepentingan dan/atau terkena dampak atas suatu proyek/program. Jika demikian, maka stakeholder dalam pengelolaan pelayanan publik adalah siapa saja yang berkepentingan dan/ atau terkena akibat dari keberadaan dan implementasi program tersebut. Informasi dan peran aktif dari mereka sangat diperlukan, termasuk dalam penerapan fungsi kontrol atas pelaksanaan program. Identifikasi stakeholder merupakan proses penting, karena dengan kegiatan ini, akan dapat diketahui pihak-pihak yang berkepentingan dan/atau terkena dampak, pemahaman serta kepedulian mereka terhadap program-program partisipatif. Sedangkan dengan analisis stakeholder, akan dapat digolongkan stakeholder yang mempunyai kepentingan dan pengaruh tinggi serta menetapkan tingkat kesesuaian peran yang diperlukan dalam pengelolaan pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
b. Tujuan
2) Relevan; prinsip ini bermaksud untuk melakukan seleksi para pihak terlibat yang benar-benar
Secara umum identifikasi dan analisis stakeholeder ini bertujuan menemukan, memetakan dan
tepat. 3) Kesetaraan gender; dengan prinsip ini
merekomendasikan stakeholder yang tepat untuk
diharapkan akan terjadi keseimbangan
dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan pelayanan
proporsi jumlah dan peran antara laki-laki dan
publik. Adapun secara khusus bertujuan:
perempuan.
1) Menemukenali stakeholder yang mempunyai relevansi dengan pengelolaan pelayanan publik. 2) Mengetahui peran stakeholder utama dalam pengelolaan pelayanan publik. 3) Mengetahui pengaruh dan kepentingan stakeholder utama dalam pengelolaan pelayanan publik. 4) Mengetahui pengalaman stakeholder utama dalam mengupayakan pengelolaan pelayanan publik yang seusai dengan nilai-nilai TAP. 5) Merekomendasikan stakeholder utama yang tepat untuk dapat dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan pelayanan publik.
d. Sasaran (Stakeholder yang relevan) Sasaran yang dimaksudkan di sini adalah pihakpihak atau unsur berupa orang, baik individu maupun kelompok, serta dokumen tertulis yang berperan sebagai sumber informasi. Biasanya, memulai analisis stakeholder dari sumber tertulis, seperti laporan atas hasil perencanaan atau proyek/ program sebelumnya maupun publikasi di media massa. Berdasarkan sumber tertulis tersebut, arah dan sasaran sumber berikutnya menjadi lebih jelas. Selanjutnya para pihak yang dapat dikategorikan sebagai sumber informasi meliputi unsur pemerintah
c. Prinsip
(Government Stakeholder - GS) dan non pemerintah (Non Government Stakeholder – NGS).
Hal-hal, baik nilai maupun proses yang harus
Secara rinci diurai sebagai berikut :
diterapkan dalam identifikasi dan analisis stakeholder, adalah:
1) Eksekutif:
1) Keterlibatan yang representatif; prinsip ini
Adalah unsur perangkat daerah yang terdiri dari DIBALEKA (Dinas, Badan,
bermaksud untuk memberi peluang kepada
Lembaga dan atau Kantor) yang tugas
pihak-pihak di wilayah atau komunitas tertentu,
dan perannya memberikan kontribusi yang
termasuk kelompok perempuan dan marijnal
signifikan terhadap proses perencanaan
lainnya untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
pembangunan partisipatif daerah
pelayanan publik.
(disesuaikan dengan isu potensial daerah).
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
65
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
c) Ketua Komisi,
Contoh :
d) Ketua Badan Anggaran.
a) Bupati / Walikota, b) Sekkab/sekko, beserta kabag-kabagnya, c) Ketua Bappekap/Bappeko beserta
3) Unsur Masyarakat/Organisasi Masyarakat Sipil (OMS)
seluruh Kabidnya, d) Kepala Dinas/Badan/Kantor PMD
(Pemberdayaan Masyarakat Desa) atau
untuk memberikan kontribusi yang signifikan
nama lainnya,
terhadap proses pengelolaan pelayanan
e) Kepala Dinas Kesehatan beserta
publik di daerah.
Kasubdinnya/ kabid,
Seperti :
f) Kepala Dinas Pendidikan Nasional
a) Kembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
beserta Kasubdinnya/ kabid.
b) Akademisi, c) Organisasi profesi (IBI, IDI, PGRI,
2) Legislatif :
Orang atau lembaga yang memiliki potensi
d) Ormas (NU, Muhamadiyah, PGI, KWI,
Alat kelengkapan DPRD dan/atau pihak-
Walubi, dll).
pihak yang pengaruhnya signifikan dalam
e) Pers (cetak, elektronik, JW)
pengambilan keputusan.
f) DUDI (Dunia Usaha dan Industri) g) Tokoh masyarakat, Tokoh Agama
Contoh : a) Ketua DPRD dan unsur pimpinan lainnya, b) Ketua Fraksi,
Sebagai contoh stakeholer sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor PTSP :
1) Contoh Stakeholder sektor kesehatan (KIA) Di Tingkat Puskesmas
66
Di Tingkat Kabupaten/Kota
1. Tokoh pemerhati Kesehatan
1. Perwakilan FMS tingkat unit layanan
2. Kader Posyandu
2. LSM Kesehatan
3. Ormas terkait isu kesehatan
3. Tokoh pemerhati Kesehatan
4. Tokoh Adat/daerah
4. Akademisi terkait isu KIA
5. KUA Kec
5. Ormas terkait isu kesehatan
6. PPLKB
6. Tokoh Adat/daerah/agama
7. Jurnalist
7. KUA /Kandepag
8. Anggota DPRD dapil terkait IBI-Anak cabang
8. Jurnalist
9. Kepala Puskesmas
9. Anggota DPRD komisi terkait
10. Dokter
10. Bappeda
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Di Tingkat Puskesmas
Di Tingkat Kabupaten/Kota
11. Camat
11. Dinas Kesehatan
12. dll.
12. IDI 13. IB
2) Contoh stakeholder sektor pendidikan (MBS) Di Tingkat Sekolah 1. Komite sekolah
Di Tingkat Kabupaten/Kota 1. Perwakilan FMS tingkat unit layanan
2. Tokoh Pemerhati Pendidikan
2. Dewan Pendidikan
3. Kepala Sekolah
3. LSM Pendidikan
4. Guru
4. Tokoh Pemerhati Pendidikan
5. Perwakilan siswa
5. Akademisi terkait isu Pendidikan dasar
6. Ormas Terkait isu pendidikan dasar
6. Ormas Terkait isu pendidikan dasar
7. Tokoh Adat/daerah
7. Tokoh Adat/agama/daerah
8. Jurnalis
8. Jurnalis
9. Anggota DPRD Dapil Terkait
9. Anggota DPRD komisi terkait
10. Kepala Desa
10. Bappeda
11. Orang tua murid
11. Dinas Pendidikan
12. dll
12. PGRI 13. MKS 14. DUDI (Dunia Usaha dan Industri)
3) Contoh stakeholder PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Atap) Perbaikan Iklim Usaha 1. LSM Ekonomi 2. Tokoh Pemerhati Ekonomi lokal 3. Akademisi terkait isu ekonomi lokal 4. Ormas Terkait isu ekonomi lokal 5. Tokoh Daerah 6. Jurnalis 7. Anggota DPRD komisi terkait 8. Bappeda 9. PTSP 10. Asosiasi Pengusaha 11. dll.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
67
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
e. Metode
2) Peran sebenarnya dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu satuan pendidikan,
3) Pengaruh dan kepentingan stakeholder
Adapun metode yang dapat digunakan sebagai berikut :
dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu
1) Metode Pengumpulan Data
satuan pendidikan.
-
Observasi terlibat.
-
Wawancara mendalam (indepth
Untuk mendapatkan data tersebut maka instrumen yang digunakan adalah:
interview).
1) Kuisioner terbuka
2) Metode Analisis - Pengkategorian
2) Panduan wawancara
- Analisis
3) Penggali data itu sendiri.
-
Kesimpulan dan Rekomendasi
f. Instrumen
g. Pengorganisasian unsur pencapaian tujuan
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan
Pengorganisasian unsur-unsur kegiatan
data tentang:
identifikasi dan analisis stakeholder, selain
1) Identitas tokoh/person,
pelaksana dan, dapat diurai dalam matrik berikut:
No.
Sumber Data
Metode
Instrumen
1.
Menemukenali stakeholder yang mempunyai relevansi dengan pengelolaan pelayanan publik.
GS, DPRD dan NGS seperti tersebut pada contoh di atas
Wawancara mendalam Observasi terlibat
• Panduan wawancara dan penggali data itu sendiri. • Form A: Profil lembaga dan perannya dalam pelayanan publik.
2.
Mengetahui jumlah dan peran stakeholder dalam pengelolaan pelayanan publik.
Idem
Idem
Idem
Mengetahui pengaruh dan kepentingan stakeholder utama dalam pengelolaan pelayanan publik
Idem
3.
68
Tujuan
Form B: Rekapitulasi Profil Lembaga dan Perannya dalam Pengelolaan Publik.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
Analisis hasil pemetaan kategorisasi pengaruh dan kepentingan.
Form C: Daftar Lembaga sesuai kategoro kepentingan dan pengruhnya.
www.kinerja.or.id
No.
Tujuan
4.
Merekomendasikan stakeholder yang tepat untuk dapat dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan pelayanan publik.
Sumber Data Proses dan hasil
Metode
Instrumen
Analisis hasil pemetaan pengaruh dan kepentingan.
Form D: Daftar Lembaga hasil analisis kategori kepentingan dan pengaruhnya dalam pengelolaan pelayanan publik.
h. Waktu
k. Hasil
Disarankan agar identifikasi dan analisis
Hasil akhir yang diharapkan dari proses
stakeholder dilakukan sebelum proses program
identifikasi dan analisis stakeholder ini adalah
dilakukan. Dengan kata lain, dilakukan pada
rekomendasi tentang penetapan peran
tahap persiapan sosial dari proses pengelolaan
stakeholder yang sesuai dengan kategorinya.
suatu kegiatan atau program partisipatif. Adapun durasi pelaksanaan dari kegiatan identifikasi dan analisis stakeholder ini tidak lebih dari 1 bulan.
l. Proses/Tahapan 1) Tahap I : Persiapan a) Persiapan sosial (penggali data harus
i. Pelaksana
Rapport) b) Penyiapan kuisioner
Pelaksana identifikasi dan analisis stakeholder
c) Penemuan data awal (sejumlah
biasanya diperankan oleh sebuah tim yang
organisasi dan orang/tokoh)
terdiri dari unsur pendamping dan mitra kerja.
d) Rencana kegiatan (mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan).
j. Keluaran
Keluaran dari kegiatan identifikasi dan analisis stakeholder ini adalah laporan yang antara lain berisi hal-hal berikut : 1) Umum; memuat latar belakang, tujuan dan ruang lingkup
2) Tahap II : Pengumpulan data dan informasi
Dengan menggunakan kuisioner akan diperoleh data tentang identitas, pengalaman dan ketertarikan person.
3) Tahap III : Analisis, Penyimpulan dan Rekomendasi a) Analisis :
Dengan menggunakan tabel pemetaan
2) Proses dan Hasil
akan diperoleh data tentang kategori
3) Kesimpulan dan Rekomendasi
stakeholder yang mempunyai tingkat
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
69
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
pengaruh dan kepentingan terhadap
b) Penarikan kesimpulan dan rekomendasi.
pengelolaan program di satu wilayah
Dari hasil identifikasi dan pemetaan
atau komunitas. Adapun tingkat
akan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengaruh dan kepentingan tersebut
tingkat pengaruh dan kepentingan
adalah sebagai berikut:
stakeholder dapat dikelompokkan
o Kepentingan rendah jika pengelolaan
sebagai berikut: (1) Kepentingan rendah - pengaruh
suatu program tidak memberikan
rendah.
manfaat langsung kepada orang/
(2) Kepentingan rendah - pengaruh
pihak itu.
tinggi.
o Pengaruh rendah jika pernyataan/
(3) Kepentingan tinggi - pengaruh
karya/produk orang atau pihak itu
rendah.
tidak selalu dijadikan pertimbangan
(4) Kepentingan tinggi - pengaruh
dalam pengelolaan program itu.
tinggi.
o Kepentingan tinggi jika pengelolaan program tertentu sesuai dengan
Adapun rekomendasinya adalah :
program inti dan memberikan
o Yang masuk dalam kategori dua
manfaat langsung kepada orang/
dan empat direkomendasikan
pihak itu.
untuk dipilih menjadi anggota Tim/
o Pengaruh tinggi: jika pernyataan/
Stakeholder utama.
karya/produk orang atau pihak itu
o Yang masuk dalam katagori
selalu dijadikan pertimbangan dalam
satu dan tiga direkomendasikan
pengelolaan program di wilayah atau
untuk ditetapkan sebagai sasaran
komunitas tertentu.
pendampingan.
3. KONSEP DAN KEBIJAKAN SERTA STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK a. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
70
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Dengan pemberlakuan undang-undang ini, maka
instansi yang seringkali overlapping, hubungan kerja
semua pihak, terutama badan atau lembaga
yang tidak jelas, pegawai yang tidak profesional,
penyedia pelayanan, berkomitmen untuk melakukan
tidak kreatif dan tidak inovatif, serta rendahnya
upaya peningkatan mutu pelayanan terhadap
kinerja pelayanan publik.
masyarakat (publik). Upaya peningkatan mutu pelayanan publik tersebut mengacu pada grand
Dalam era reformasi saat ini pelayanan publik
design dan road map reformasi birokrasi yang
menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,
ditetapkan pada Peraturan Presiden Republik
mengingat perbaikan pelayanan publik di Indonesia
Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 dan Peraturan
cenderung “berjalan di tempat”, sedangkan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
implikasinya sangatlah luas dalam kehidupan
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010.
ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan pelayanan
Reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan
publik akan bisa memperbaiki iklim investasi yang
pemerintahan yang sedang bergulir saat ini
sangat diperlukan bangsa ini agar bisa segera
menempatkan pelayanan publik sebagai bagian
keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
dari agenda nasional. Berbagai permasalahan
Buruknya pelayanan publik sering menjadi variabel
yang masih saja menyertai dalam penyelenggaraan
yang dominan mempengaruhi penurunan investasi
pelayanan publik di Indonesia diantaranya
yang berakibat pada pemutusan hubungan kerja
berkenaan dengan prosedur yang tidak jelas,
(PHK).
berbelit-belit, waktu penyelesaiannya yang tidak menentu, tata cara yang kurang tepat,
Buruknya pelayanan publik tersebut terlihat dari
dan biaya-biaya yang tidak transparan hingga
masih kuatnya perilaku koruptif aparat pelayanan
sikap dan perilaku petugas pelayanan yang tidak
publik. Masih kuatnya prilaku koruptif ini salah
mengindahkan etika sebagai “pelayan masyarakat”,
satunya dibuktikan dengan dari masih rendahnya
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Corruption Perception Index (CPI) Indonesia tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Transparency
Berbagai upaya perubahan atau reformasi di
International Indonesia (TII), yaitu 2,4 – naik
bidang politik, ekonomi, sosial budaya serta hukum
0,2 point dari CPI tahun 2005. Pengukuran CPI
yang telah berlangsung selama ini ternyata masih
didasarkan pada pengukuran tingkat persepsi para
belum mampu mendorong terjadinya reformasi
pelaku bisnis dan pengamat baik dalam maupun luar
birokrasi secara nyata termasuk di dalamnya
negeri terhadap pelayanan publik su atu negara.
reformasi bidang pelayanan publik. Bahkan dalam banyak hal ciri-ciri yang mencerminkan lemahnya
Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan,
birokrasi di Indonesia masih terindikasi, misalnya
mengingat disatu sisi pemerintah sedang giat-
struktur kelembagaan pemerintah yang cenderung
giatnya memberantas korupsi akan tetapi disisi lain
membesar, rumusan dan pelaksanaan tupoksi antar
perilaku koruptif aparat pelayanan publik masih
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
71
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
sangat kuat. Di samping itu, perilaku koruptif aparat
2) Meningkatnya jumlah unit pelayanan
pelayanan publik juga berpengaruh terhadap tingkat
yang memperoleh standarisasi pelayanan
CPI, mengingat tinggi - rendahnya Corruption
internasional;
Perception Index (CPI) suatu negara berkaitan erat dengan kualitas pelayan publik di negara
3) Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
bersangkutan. Untuk itu, maka reformasi birokrasi terutama di sektor pelayanan publik di Indonesia
Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang
merupakan suatu keharusan.
diharapkan di tingkat instansional (mikro) perlu dilaksanakan:
Kondisi buruk ini belum beranjak membaik, bahkan data terkini mengenai daftar negara terkorup di Asia yang disampaikan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) 8 April 2009 yang berbasis di Hongkong menempatkan Indonesia berada pada posisi teratas (8,32) dari skor 0 paling bersih sampai dengan 10 paling korup. Keberadaan Indonesia
1) Penerapan standar pelayanan pada unit kerja Kementerian/Lembaga dan Pemda 2) Penerapan Standar Pelayanan Minimal pada Pemkab/Pemkot; 3) Parsipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
pada skor 8,32 tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara terkorup di kawasan Asia1. Daftar tersebut disusun untuk mengukur iklim investasi, dengan salah satu indikator yang dijadikan sebagai pengukur iklim investasi adalah faktor korupsi. Di dalam Road Map tersebut, pelaksanaan reformasi yang terkait dengan program peningkatan mutu pelayanan publik dilaksanakan di tingkat nasional (makro) dan di tingkat instansional (mikro). Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah: 1) Meningkatnya mutu pelayanan publik kepada masyarakat (transparan, cepat, tepat, sederhana, aman, terjangkau dan memiliki kepastian);
72
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
b. Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayananpelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan hakekat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi masyarakat. Pemberian pelayanan publik ini terutama diberikan untuk hal-
www.kinerja.or.id
hal yang sifatnya mendasar seperti pendidikan,
g) berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan
kesehatan, sosial, keamanan dan ketertiban,
perundang-undangan yang terkait dengan
lingkungan, perekonimian, kependudukan,
penyelenggaraan pelayanan publik;
ketenagakerjaan dan pertanahan.
h) memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
Dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, terdapat beberapa hal penting terkait dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik, antara lain:
i) membantu masyarakat dalam menjelaskan hak dan tanggung jawabnya; j) bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik; k) memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila
1) Ruang lingkup pelayanan publik meliputi:
mengundurkan diri atau melepaskan
pelayanan barang publik dan jasa publik serta
tanggung jawab atas posisi atau jabatan;
pelayanan administratif yang diatur dalam
dan
peraturan perundang-undangan. yang meliputi
l) memenuhi panggilan atau mewakili
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha,
organisasi untuk hadir atau melaksanakan
tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
perintah suatu tindakan hukum atas
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial,
permintaan pejabat yang berwenang dari
energi, perbankan, perhubungan, sumber daya
lembaga negara atau instansi pemerintah
alam, pariwisata, dan sektor lain yang terkait.
yang berhak, berwenang, dan sah sesuai
2) Penyelenggara berkewajiban: a) menyusun dan menetapkan standar pelayanan; b) menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan; c) menempatkan pelaksana yang kompeten; d) menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai; e) memberikan pelayanan yang berkualitas
dengan peraturan perundang-undangan. 3) Masyarakat berhak: a) mengetahui kebenaran isi standar pelayanan; b) mengawasi pelaksanaan standar pelayanan; c) mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan; d) mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan; e) memberitahukan kepada pimpinan
sesuai dengan asas penyelenggaraan
penyelenggara untuk memperbaiki
pelayanan publik;
pelayanan apabila pelayanan yang diberikan
f) melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
tidak sesuai dengan standar pelayanan; f) memberitahukan kepada Pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
73
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan; g) mengadukan Pelaksana yang melakukan
c) Pengikutsertaan masyarakat dan pihak terkait, dilakukan dengan prinsip tidak diskriminatif, terkait langsung dengan
penyimpangan standar pelayanan dan/
jenis pelayanan, memiliki kompetensi
atau tidak memperbaiki pelayanan kepada
dan mengutamakan musyawarah, serta
Penyelenggara dan ombudsman;
memperhatikan keberagaman.
h) mengadukan Penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar
6) Penyelenggara berkewajiban menyusun
pelayanan dan/atau tidak memperbaiki
dan menetapkan maklumat pelayanan
pelayanan kepada pembina Penyelenggara
yang merupakan pernyataan kesanggupan
dan ombudsman; dan
Penyelenggara dalam melaksanakan
i) mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. 4) Masyarakat berkewajiban: a) mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan dalam standar
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan wajib dipublikasikan secara jelas dan luas. 7) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal. Pengawasan eksternal
pelayanan;
penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan
b) ikut menjaga terpeliharanya sarana,
melalui:
prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik; dan c) berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
a) pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik; b) pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
5) Penyelenggara berkewajiban menyusun
c) pengawasan oleh Dewan Perwakilan
dan menetapkan standar pelayanan dengan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
memperhatikan kemampuan Penyelenggara,
Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan.
Kabupaten/Kota.
a) Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan, Penyelenggara wajib
8) Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
mengikutsertakan masyarakat dan pihak
pelayanan publik dimulai sejak penyusunan
terkait.
standar pelayanan sampai dengan evaluasi
b) Penyelenggara berkewajiban menerapkan standar pelayanan,
74
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
dan pemberian penghargaan yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan
www.kinerja.or.id
kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam
di pusat dan daerah, serta peringkat kemudahan
penyusunan kebijakan pelayanan publik.
berusaha (lihat Tabel 1). Dengan demikian strategi sebaiknya difokuskan pada dua hal yaitu Penyempurnaan sistem pelayanan dan
9) Masyarakat dapat membentuk lembaga
Peningkatan kinerja pelayanan.
pengawasan pelayanan publik. 10) Pengaduan masyarakat
Contoh rencana aksi penyempurnaan Pelayanan Publik antara lain dapat berupa
a) Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik
perbaikan terhadap mekanisme dan akses
kepada Penyelenggara, ombudsman, dan/
pelayanan dibidang perikanan tangkap/
atau Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
budidaya/pengolahan, perkarantinaan ikan,
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan
pengawasan sumber daya kelautan dan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
perikanan serta pendidikan perikanan. Indikator keberhasilannya adalah masyarakat/pelaku
b) Masyarakat yang melakukan pengaduan dijamin hak-haknya oleh peraturan
usaha perikanan lebih mudah mengurus
perundang-undangan.
perijinan tanpa dibebani aturan tambahan, sehingga menarik dan kompetitif bagi calon
c) Pengaduan dilakukan terhadap: •
investor.
Penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajiban dan/atau melanggar larangan,
•
Rencana aksi peningkatan kinerja layanan
Pelaksana yang memberi pelayanan
antara lain dapat berupa penerapan reward
yang tidak sesuai dengan standar
and punishment dalam pelayanan. Indikator
pelayanan.
keberhasilannya (outcome), terwujudnya pelayanan prima tanpa pungli diberbagai bidang usaha perikanan tangkap/budidaya/pengolahan,
c. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan
perkarantinaan ikan, pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan pendidikan
perikanan. Disamping itu strategi yang tidak
Penerapan standar dan partisipasi masyarakat
boleh dilupakan adalah sinergitas lintas instansi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik
agar upaya-upaya peningkatan kualitas
tersebut sudah pasti harus didukung dengan
pelayanan efisien dan efektif.
strategi yang selaras dengan sasaran dan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010 – 2025 ditetapkan indikator keberhasilan program berupa peningkatan integritas pelayanan publik
www.kinerja.or.id
Instrumen yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penerapan strategi antara lain hasil Survei Integritas Sektor Publik yang
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
75
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
dilaksanakan oleh Komisi Pemberantasan
“Services Exellence” yang diterbitkan oleh
Korupsi (KPK), hasil-hasil Penilaian Inisiatif
lembaga/konsultan jasa pelayanan ternama.
Anti Korupsi (PIAK) oleh KPK, Pedoman
Terkait dengan strategi di atas Inspektorat
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan
Jenderal KKP berupaya mendorong akselerasi
Metode Partisipasi Masyarakat (Permen PAN
pencapaian tujuan dengan berperan sebagai
Nomor 13 tahun 2009), Pedoman Penilaian
consulting partner dan fasilitator bagi unit Eselon
Kinerja Unit Pelayanan Publik (Permen PAN
I lainnya.
Nomor 25 tahun 2006) dan Pedoman/panduan
Nasional (Makro)
Target
S T R
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
...............
A T E G
Internasional (Mikro)
1. Meningkatkan kualitas pelayanan. 2. Meningkatkan Jumlah Unit layanan yang berstandar internasional. 3. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat.
I
Program 1. Penerapan Standar Pelayanan. 2. Penerapan SPM di Pemkab/Pemkot. 3. Partisipasi Masyarakat.
76
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Strategi lain yang juga perlu diterapkan oleh
penerima layanan (masyarakat). Kepuasan
penyelenggara pelayanan, yaitu melakukan
masyarakat dicapai apabila masyarakat memperoleh
perubahan pola pikir (mindset) dari petugas yang
pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan
berkuasa menjadi petugas yang harus melayani
dan diharapkan. Oleh sebab itu penyelenggara
pengguna jasa (masyarakat) dengan sebaik-baiknya
pelayanan disarankan secara berkala wajib
dan menghilangkan sikap arogansi.
melakukan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat untuk mengetahui kinerja pelayanannya, misalnya
Dalam konsep pelayanan publik, kesibukan suatu
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan,
unit kerja melayani pengguna jasa bukanlah
pendidikan dan atau perijinan.
ukuran bahwa unit kerja tersebut telah memberikan “Pelayanan Prima”. Pelayanan prima terwujud
*) Internet…….
apabila pelayanan berjalan lancar dan tidak ada
**) Marsono, Peneliti Madya pada Pusat Kajian Manajamen
keluhan/pengaduan (complaint) dari pengguna jasa
Pelayanan LAN dalam : REFORMASI PELAYANAN PUBLIK
pelayanan.
DI DAERAH: DALAM KERANGKA MEMBANGUN GOOD LOCAL GOVERNANCE
Dengan kata lain keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik ditentukan oleh tingkat kepuasan
4. Membangun Komitmen a. Pengertian
Membangun komitmen harus dilakukan pada tahap awal dalam implementasi program.
Komitmen adalah janji atau tanggungjawab untuk melakukan sesuatu. Membangun komitmen adalah menumbuhkan janji atau tanggungjawab kepada satu atau beberapa pihak untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini proses peningkatan pelayanan publik, antara lain dalam sektor pendidikan, sektor kesehatan dan sektor pengembangan ekonomi lokal.
www.kinerja.or.id
Mengapa membangun komitmen itu penting? Karena komitmen itu merupakan modal awal untuk menumbuhkan kemauan, kesanggupan dan kesiapan untuk memulai sebuah program atau kegiatan. Selain itu dengan terbangunnya komitmen akan memberikan jaminan terhadap
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
77
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
kualitas partisipasi dalam pembangunan, termasuk
dilakukan adalah mengenal masyarakat.
dalam upaya peningkatan pelayanan publik.
Biasanya pengenalan dimulai secara informal dengan pimpinan formal, pimpinan informal, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-
b. Tujuan membangun komitmen
tokoh agama, dan tokoh lainnya.
Menumbuhkan kesadaran dan keyakinan bahwa upaya-upaya peningkatan pelayanan publik,
Pengenalan dilakukan dengan sikap rendah hati, artinya harus ada kesanggupan untuk
setidaknya dalam sektor pendidikan, sektor
mendengar dan belajar dari masyarakat.
kesehatan dan sektor pengembangan ekonomi
Walaupun ada kecenderungan masyarakat
lokal, itu penting dan merupakan kebutuhan,
beranggapan bahwa petugas atau fasilitator
masuk akal serta perlu pengelolaan yang
itu tahu segalanya. Tetapi bagaimanapun
berkelanjutan.
harus mengabaikan dugaan mereka dengan sikap rendah hati dengan selelu mengatakan bahwa fasilitator masih perlu
c. Langkah dan cara-cara membangun komitmen
belajar banyak dari masyarakat. Janganlah membawa konsep-konsep atau bahkan menganggap fasilitator sudah lebih tahu apa
Tahap awal dalam implementasi program yang
yang dibutuhkan masyarakat.
berbasis masyarakat adalah membangun komitmen. Dalam proses pengembangan masyarakat, tahap awal yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator pengembangan masyarakat adalah persiapan sosial. Salah satu kegiatan dalam pengelolaan program yang berbasis masyarakat, adalah tahap persiapan sosial. Nah, membangun komitmen merupakan sub kegiatan yang harus dilakukan.
Persiapan sosial mencakup pengenalan, mengetahui masalah yang dihadapi, dan penyadaran. 1) Pengenalan:
Sebelum mengajak masyarakat untuk
2) Mengetahui Masalah:
Fasilitator perlu mengetahui masalah dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Karena hanya atas dasar pengertian inilah dapat disusun program yang baik, artinya memenuhi kebutuhan masyarakat dan dalam pelaksanaan didukung masyarakat. Janganlah fasilitator, atas anggapan bahwa dia lebih tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, kemudia menyusun program perbaikan tanpa mempertimbangkan apakah masyarakat sudah membutuhkan terhadap pelayanan-pelayanan yang akan dikembangkan.
berpartisipasi, pertama-tama yang harus
78
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
3) Penyadaran:
a) Pembicaraan informal;
Bila masyarakat diharapkab berpartisipasi
b) Melalui penyuluhan yang praktis;
dalam penyelesaian masalah, tentu mereka
c) Memanfaatkan kesempatan-
harus mengerti bahwa ada masalah. Usaha-
kesempatan yang baik;
usaha penyadaran bertujuan:
d) Anjangsana/karyawisata;
a) Menyadarkan masyarakat akan keadaan
e) Metode kasus pribadi;
dan kebutuhan mereka. b) Merangsang masyarakat agar menyadari perlunya mereka ikut
f) Dalam rangka membicarakan hasil survei dan tindak lanjutnya. g) Dan lain-lain.
memenuhi kebutuhan tersebut. c) Kemudian, menyadarkan mereka akan potensi yang ada pada mereka untuk berpartisipasi memenuhi kebutuhan itu.
Penyadaran tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara:
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN Lembar Kerja
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
79
80
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
7)
6)
5)
4)
3)
2)
1)
3
Nama Pimpinan
4
Alamat
5
Tanggal Berdiri
6
Struktur Organisasi 1)
7
Jenis Organisasi 2)
8
Tipe Kegiatan3)
9
Bidang Kegiatan4)
10
Wilayah Kegiatan5)
12
11
Mitra Kerja7)
Sumber Dana6)
Ada/tdak ada Yayasan, Ormas, Orpol, Asosiasi, CBO, atau Koperasi, dll. Penelitian, Advoksi, Infokom, Pendanaan, Diklat, Kemanusiaan, dan atau lain-lain. Pertanian, Perburuan, Ekonomi Kerakyatan, TTG, Industri Kecil, Sosial, Lingkungan hidup, Gizi dan Makanan, Masyarakat adat, HAM, Kebudayaan, Ibu dan anak, Industri, Gender, Keterampilan. Kabupaten/kota, Provinsi, Nasional, Internasional. Modal sendiri, Usaha sendiri, Iuran Anggota, Pemerintah, Donor dalam negeri, Donor luar negeri. Nama Instansi/Lembagaemerintah atau Non Pemerintah.
Keterangan
2
1
Nama Lembaga
No
REKAPITULASI DATA PROFIL LEMBAGA NON PEMERINTAH (From : B1)
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
www.kinerja.or.id
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
81
Nama Lembaga
2
No
1
3
Nama Pimpinan
4
Alamat
5
Pemahaman ttg Pengertian Partisipasi Masyarakat
6
Tingkat Keterlibatan dlm PBM
7
Lingkup Keterlibatan
8
Bentuk (Fungsi Keterlibatan)
9
Tugas Layanan dlm Pelaksanaan Proyek/ Program
REKAPITULASI DATA LEMBAGA NON PEMERINTAH DAN PERANNYA DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIK (Form : B2)
82
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
3
Nama Pimpinan
4
Alamat
5
Struktur Organisasi 1)
Keterangan 1) Ada/tdak ada 2) Yayasan, Ormas, Orpol, Asosiasi, CBO, atau Koperasi, dll. 3) Penelitian, Advoksi, Infokom, Pendanaan, Diklat, Kemanusiaan, dan atau lain-lain . 4) Nama Instansi/Lembaga pemerintah atau Non Pemerintah.
2
1
Nama Lembaga
No
6
Jenis Organisasi2)
7
Tipe Kegiatan3)
REKAPITULASI DATA Profil Lembaga Pemerintah dan Perannya dalam Pelayanan Publik (Form : B3)
8
Mitra Kerja4)
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
www.kinerja.or.id
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
83
Nama Lembaga
2
No
1
3
Alamat
4
Pemahaman ttg Pengertian Pelayanan Publik
5
Tingkat Keterlibatan dlm Pengelolaan Pelayanan Publik
6
Batas (kewenangan fungsional) Keterlibatan
REKAPITULASI DATA Profil Lembaga Pemerintah dan Perannya dalam Pengelolaan Pelayanan Publik (Form : B4)
7
Tugas Layanan dlm Pengelolaan Proyek/Program
84
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
3
Kepentingan dan Pengaruh Rendah
1. 2. 3. 4.
4
Kepentingan Rendah dan Pengaruh Tinggi
5
Kepentingan Tinggi dan Pengaruh Rendah
6
Kepentingan dan Pengaruh Tinggi
Kepentingan Tinggi : Program dan kebijakan daerah memberi manfaat besar bagi pengembangan organisasi dan program pihak/lembaga. Kepentingan Rendah : Program dan kebijakan daerah tidak/kurang memberi manfaat besar bagi pengembangan organisasi dan program pihak/lembaga. Pengaruh Tinggi: - Pernyataan/karya/produk selalu dijadikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan. - Selalu dilibatkan dalam pembuatan kebijakan. Pengaruh Rendah : - Pernyataan/karya/produk tidak selalu dijadikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan. - Tidak selalu dilibatkan dalam pembuatan kebijakan.
Indikator Kepentingan dan Pengaruh
2
1
Nama Person/Lembaga
No
DAFTAR LEMBAGA PEMERINTAH SESUAI DENGAN KATEGORI KEPENTINGAN DAN PENGARUHNYA DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN/KOTA : ……………………………. (Form : C1)
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
www.kinerja.or.id
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
85
1. 2. 3. 4.
3
Kepentingan dan Pengaruh Rendah
4
Kepentingan Rendah dan Pengaruh Tinggi
5
Kepentingan Tinggi dan Pengaruh Rendah
Kepentingan Tinggi: Program dan kebijakan daerah memberi manfaat besar bagi pengembangan organisasi dan program pihak/lembaga. Kepentingan Rendah : Program dan kebijakan daerah tidak/kurang memberi manfat besar bagi pengembangan organisasi dan program pihak/lembaga. Pengaruh Tinggi: - Pernyataan/karya/produk selalu dijadikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan. - Selalu dilibatkan dalam pembuatan kebijakan. Pengaruh Rendah: - Pernyataan/karya/produk tidak selalu dijadikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan. - Tidak selalu dilibatkan dalam pembuatan kebijakan.
Indikator Kepentingan dan Pengaruh
2
1
Nama Person/Lembaga
No
6
Kepentingan dan Pengaruh Tinggi
DAFTAR LEMBAGA NON PEMERINTAH SESUAI DENGAN KATEGORI KEPENTINGAN DAN PENGARUHNYA DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN/KOTA : ……………………………
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
DAFTAR LEMBAGA NON PEMERINTAH HASIL ANALISIS KATEGORI KEPENTINGAN DAN PENGARUHNYA DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIK KAB/KOTA : ………………………… (Form : D1) Daftar NGS yang termasuk kategori memiliki : Kepentingan dan Pengaruh Rendah 1 2 3 4 5 dst Kepentingan Rendah dan Pengaruh Tinggi 1 2 3 4 5 dst Kepentingan Tinggi dan Pengaruh Rendah 1 2 3 4 5 dst Kepentingan dan Pengaruh Tinggi 1 2 3 4 5 dst
86
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
DAFTAR LEMBAGA PEMERINTAH HASIL ANALISIS KATEGORI KEPENTINGAN DAN PENGARUHNYA DALAM PENGELOLAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN/KOTA : ………………………… (Form : D2) Daftar GS yang termasuk kategori memiliki : Kepentingan dan Pengaruh Rendah 1 2 3 4 5 dst Kepentingan Rendah dan Pengaruh Tinggi 1 2 3 4 5 dst Kepentingan Tinggi dan Pengaruh Rendah 1 2 3 4 5 dst Kepentingan dan Pengaruh Tinggi 1 2 3 4 5 dst
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
87
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
FORM A : PROFIL LEMBAGA DAN PERANNYA DALAM PELAYANAN PUBLIK DATA NON GOVERNMENT STAKEHOLDER Kota/Kabupaten : ………………………………………….. Tanggal : …………………………
Profil lembaga Nama Lembaga : ……………………………………………………………………………………......................... Nama Pimpinan : 1. …………………………………………………………………….……………........................ 2. .…..……………………………………...………………………………………....................... Alamat : …..…….……………………………………………...........................……………………...…… ...............….…….……….……………………………………………………............................. Telephone : .…………………………….. Facsimile : ..........…………………………………..……........ E-mail : .…………………………………………………………………………….........................……… Tanggal berdiri : .....………………………………………………………………………...........................………. No. Akta (bila ada) : ……………………………..…………………………………..............................………………. Struktur Organisasi : Tidak ada Ada (terlampir) Ormas Orpol Jenis organisasi : Yayasan CBO Koperasi Asosiasi ……………………………………………………………………………. : Penelitian Advokasi Info-com Tipe kegiatan Pendidikan & lat. B. Kemanusiaan Pendanaan …………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………… Bidang kegiatan : Pertanian Perburuhan Ek. Masyarakat Tek. Tepat guna Industri kecil
Sosial Lingkungan hidup Gizi & makanan Masy. Adat Hak asasi manusia
Kebudayaan Ibu & anak Industri Gender Keterampilan
………………………………………………………………………….…….. …………………………………………………………………………….….. ………………………………………………………………………………… Wilayah Kegiatan : Desa/Kel.
88
Kab. Kota.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
Propinsi
Nasional
Internasional
www.kinerja.or.id
Sumber Dana :
Modal sendiri
Iuran anggota Pemerintah
Donor Dlm. Neg.
Donor LN Usaha sendiri
……………………………………………………………………….....................................
……………………………………………………………………….....................................
Mitra Kerja
:
Instansi Pemerintah No.
Nama Instansi
Nama Program
Waktu
Keterangan
Nama Program
Waktu
Keterangan
Nama Program
Waktu
Keterangan
Nama Program
Waktu
Keterangan
LSM/ORNOP No.
Nama LSM/ORNOP
Lembaga Internasional No.
Nama Lembaga Int.
Masyarakat No.
Nama kelompok
Peran Dalam Pelayanan Publik (Pendidikan, Kesehatan/KIA, PTSP 1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender? ……………………………………………………………………………………………......................................... …………………………………………………………………………………………….........................................
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
89
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
2. Keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik bersama masyarakat. sering
pernah
tidak pernah
Penjelasan rinci:
……………………………………………………………………………………………............................................ ……………………………………………………………………………………………............................................ 3. Jika Anda pernah terlibat, dimana tingkat keterlibatannya: Desa/ Kelurahan Kab./kota
Propinsi
Nasional
Penjelasan rinci:
……………………………………………………………………………………………............................................ ……………………………………………………………………………………………............................................ 4. Bentuk keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik : perencanaan
pelaksanaan pengawasan/monev (survei IKM, pengaduan)
……………………………………………………………………………………………............................................ ……………………………………………………………………………………………............................................ 5. Apa tugas layanan masyarakat yang dilakukan lembaga Anda dalam pelaksanaan proyek/program?
memfasilitasi
melatih
mendampingi
mengawasi
mengevaluasi
……………………….................
………………………………………..................…
…………………………………………..............… Penjelasan: ……………………………………………………………………………………………............................................ ……………………………………………………………………………………………............................................
90
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
DATA GOVERMENT STAKEHOLDER Kota/Kabupaten : ………………………………………….. Tanggal : …………………………
Profil lembaga Nama Dinas/Inst. : ……………………………………………………………………………….............................… Nama Pimpinan: 1. ............................…………………………………………………….………………………… 2. ……………………..…………………………………........................................................... Alamat
: …………………………………………………………………………….….…...........................
…………………………………………………………………………………............................. Telephone
: .……………………………..
E-mail
: .……………………………………………………………………………...….............................
Struktur Organisasi : Ada (terlampir) Tipe kegiatan
Facsimile : ………………………...............................……… Tidak ada
: .…………………………………………………………………………................................……
………..…………………………………………………………………………........................... Mitra Kerja
:
Pengusaha No.
Nama Perusahaan
Nama Program
Waktu
Keterangan
Nama Program
Waktu
Keterangan
Nama Program
Waktu
Keterangan
LSM/ORNOP No.
Nama LSM/ORNOP
Lembaga Internasional No.
Nama Lembaga Int.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
91
II. Tahapan Pengembangan FMS untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik yang Berbasis Standar dan Responsif Gender
Kelompok Masyarakat No.
Nama kelompok
Nama Program
Waktu
Keterangan
Peran Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik 1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan pelayanan publik yang berbasis standar dan responsif gender? ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… 2. Keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik bersama masyarakat. sering
pernah
tidak pernah
Penjelasan: ............................……………………………………………………………………….......……………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… 3. Ruang lingkup keterlibatan institusi Anda dalam pengelolaan pelayanan publik perencanaan
pelaksanaan
pengawasan/monev/survei IKM
Penjelasan: ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… 4. Apa tugas layanan masyarakat yang dilakukan dinas/instansi dalam pelaksanaan proyek/program?
memfasilitasi
melatih
mendampingi
memobilisasi
mengawasi
mengevaluasi
…………………………………....……… …………………………………………… Penjelasan: ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................… ............................…………………………………………………………………………………………................…
92
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
3
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
93
III. OPTIMALISASI PERAN FMS DALAM ADVOKASI KEBIJAKAN UNTUK PELAYANAN PUBLIK METODE
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :
1. Presentasi interaktif
1. Menjelaskan peran FMS dalam advokasi
2. Curah pendapat,
kebijakan untuk pelayanan publik.
3. Diskusi kelompok dan pleno
2. Menjelaskan dasar-dasar advokasi kebijakan dalam pelayanan publik. 3. Menjelaskan alternatif peran serta FMS dalam tahapan perencanaan dan penganggaran tahunan daerah.
ALAT DAN BAHAN 1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),
POKOK BAHASAN
2. Bahan bacaan, 3. Papan tulis plano, 4. LCD, 5. Komputer/laptop,
1. Peran FMS dalam advokasi kebijakan untuk pelayanan publik. 2. Dasar-dasar advokasi kebijakan dalam pelayanan publik.
6. Kertas Plano, 7. Spidol, 8. Kertas Metaplan, 9. Lakban kertas.
3. Alternatif peran serta FMS dalam tahapan perencanaan dan penganggaran tahunan daerah.
94
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
WAKTU
dan minoritas, baik perempuan atau laki-laki. b. Selanjutnya fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta
135 menit
dan merumuskannya dalam pengertian dan pentingnya advokasi dilakukan. c. Fasilitator menanyakan kepada peserta,
PROSES FASILITASI 1. Penjelasan interaktif dan curah pendapat (15 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan
apa pendapat mereka tentang hasil akhir advokasi kebijakan d. Selanjutnya fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta dan merangkumnya e. Fasilitator menanyakan kepada peserta, apa pendapat mereka tentang langkahlangkah advokasi kebijakan
tema. b. Fasilitator menanyakan kepada peserta, apa pendapat mereka tentang pelayanan publik dan kebijakan publik c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari
3. Penjelasan Interaktif (25 menit) a. Fasilitator menjelasakan beberapa sub tema dengan menggunakan slide paparan, antara lain tentang:
setiap pendapat peserta, lalu merumuskan
-
10 hak dasar warga negara
bersama peserta tentang apa yang
-
Hasil akhir kerja advokasi
dimaksud dengan pelayanan publik dan
-
Strategi advokasi, dan
kebijakan publik.
-
Langkah-langkah merencanakan advokasi
d. Fasilitator menanyakan kepada peserta, apa pendapat mereka tentang peran yang
b. Fasilitator memberi kesempatan kepada
bisa dilakukan oleh FMS dalam pelayanan
peserta untuk bertanya, memberi tanggapan
publik dan kebijakan publik.
dan saran tentang sub tema yang telah
e. Fasilitator menayangkan slide tentang peran
dipaparkan.
FMS dalam pelayanan publik. 4. Diskusi kelompok dan diskusi pleno (45 2. Curah pendapat (20 menit) a. Fasilitator menanyakan kepada peserta,
menit) a. Fasilitator membagi peserta menjadi 5
apa pendapat mereka tentang advokasi dan
kelompok dengan mempertimbangkan
mengapa perlu melakukan advokasi untuk
komposisi perempuan dan laki-laki
peningkatan pelayanan publik yang bisa
dan menugaskan setiap kelompok
diakses dengan baik oleh kelompok rentan
mendiskusikan pertanyaan selama 20 menit,
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
95
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
dengan tugas mengisi format berikut :
diketahui tentang perencanaan dan
Strategi 1, 2, 3, 4, 5*):
penganggaran daerah?
……………………………………………….
c. Fasilitator memberi kesempatan kepada
Tujuan 1 :
peserta untuk bertanya, memberi tanggapan
………………………………………………
dan saran.
No.
Kegiatan
Keluaran/Output
Isian strategi*) : - -
Kelompok I : Pengembangan wacana
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
6. Rangkuman dan Penutup (10 menit)
Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil
kritis untuk mempengaruhi opini publik
paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting
Kelompok II : Pengorganisasian
bahwa peran FMS dapat dioptimalkan untuk
Masyarakat
mendorong peningkatan pelayanan publik.
-
Kelompok III : Diplomasi
-
Kelompok IV : Legislasi (Mendesakkan kebijakan)
-
Kelompok V : Litigasi (pendampingan bantuan hukum)
b. Selanjutnya hasil diskusi kelompok dibahas dalam pleno. c. Fasilitator mereview dan merangkum hasil diskusi pleno. 5. Penjelasan interaktif (30 menit) : a. Selanjutnya fasilitator menjelaskan sub tema yang akan dibahas, yaitu “Tahapan perencanaan dan penganggaran tahunan daerah”. b. Fasilitator bertanya kepada peserta, menurut pendapat mereka apa yang
96
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
LEMBAR PAPARAN FASILITATOR Terlampir dan terurai pada LPF 3.1
KEDUDUKAN DAN PERAN FORUM MULTI STAKEHOLDER Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
PENGERTIAN • Kedudukan: Posisi FMS dalam pemenuhan hak dan penunaian kewajiban terhadap pelayanan publik. • Peran: Bertindak sebagai subyek/pelaku dalam upaya peningkatan efektifitas pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
97
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Peran FMS (1) • Sebagai forum untuk penyadaran dan pengorganisasian masyarakat: - Melakukan penyadaran akan pentingnya pelayanan publik dalam sektor pendidikan dan sektor kesehatan serta sektor pengembangan ekonomi lokal. - Menemukan cakupan sasaran yang relatif lebih banyak dalam jumlah nominal dan unsurnya. Karena partisipan biasanya berasal dari organisasi/lembaga yang berbasis anggota yang relatif banyak dan berjenjang.
Peran FMS (2) • Sebagai jaringan komunikasi dan kerja antar pihak yang berkepentingan: Dengan penyelenggaraan forum akan mempermudah terjadinya komunikasi dan jaringan inter dan antar organisasi/lembaga partisipan forum.
98
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Peran FMS (3) • Sebagai forum konsultasi, khususnya antara penyedia pelayanan dan pengguna pelayanan: Melalui forum lintas pihak seperti ini, akan mempercepat terjadinya sharing, tukar dan bagi pengalaman, mempertemuan penunaian kewajiban dan pemenuhan hak antara penyedia dan pengguna pelayanan publik.
Peran FMS (4) • Sebagai forum untuk memantau kualitas pelayanan Dengan forum akan lebih capat mendapatkan informasi tentang implementasi, cakupan dan mutu pelayanan publik. Proses kegiatan ini juga sekaligus dapat menjadi media pemantauan capaian pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
99
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Peran FMS (5) • Sebagai forum untuk mendesakkan kebijakan dalam peningkatan pelayanan publik: Forum dapat digunakan sebagai wahana untuk melakukan strategi dan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
100
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Terlampir dan terurai pada LPF LPF 3.2
DASAR-DASAR ADVOKASI DALAM PELAYANAN PUBLIK
Merencanakan Advokasi Kebijakan
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
101
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Disko • Kegiatan apa saja yang bisa dianggap sebagai kegiatan advokasi? • Apa makna/pengertian advokasi
Berfikir Positif • Sifat dasar manusia adalah dinamis dan cenderung untuk berubah kearah yang lebih baik • Mulai rencana advokasi dengan pikiran positif bahwa masih ada banyak champion-champion/pionir-pionir di pemerintahan/DPRD maupun di masyarakat • Inti advokasi adalah merubah keadaan menjadi kearah yang lebih baik, bukannya untuk menyalahkan/mencari siapa yang salah ataupun untuk menghukum.
102
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
103
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
104
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
www.kinerja.or.id
Beberapa definisi advokasi •
To advocate = to defend, to promote, to ctreate something new, to change (the heritage dictionary of current English)
•
Usaha-usaha terorganisir untuk membawa perubahan-perubahan sistematis dalam kebijakan tertentu, regulasi, atau pelaksanaanya (Muthia Ganie Rochman)
•
Upaya terorganisir maupun aksi yang merupakan sarana-sarana demokrasi untuk menyusun dan melaksanakan undang-undang dan kebijakan yang bertujuan menciptakan sebuah masyarakat yang adil dan merata (Institute Advokasi, Washington DC)
•
Tujuannya adalah mengubah cara-cara dimana kekuasaan, sumberdaya dan pandanganpandangan dibentuk, dikonsumsi dan disebarkan pada level global, sehingga orang-orang maupun lembaga-lembaga dinegara selatan memperoleh kesempatan lebih realistis untuk mengontrol pembangunan mereka sendiri’ (Michael Edwards)
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
105
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Beberapa definisi advokasi • Advokasi berintikan warga adalah sebuah proses politis terorganisir yang melibatkan upaya-upaya terpadu masyarakat untuk mengubah kebijakan, praktek, gagasan, dan nilai-nilai yang melangengkan ketidakadilan, ketidaktoleranan, dan sikap eksklusive (Pedoman aksi untuk advokasi dan partisipasi warga, Institute untuk Studi-studi Pembangunan)
Mandat OMS
(Mengapa Harus Ada) 1. Mendorong kualitas pelayanan publik dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar warga. 2. Memperkuat dan pelembagaan partisipasi publik dalam pelayanan publik.
106
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
10 HAK-HAK DASAR WARGA NEGARA 1. Pemenuhan Hak atas Pangan 2. Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan 3. Pemenuhan Hak atas Layanan Pendidikan 4. Pemenuhan Hak atas Pekerjaan dan Berusaha 5. Pemenuhan Hak atas Perumahan 6. Pemenuhan Hak atas Air Bersih-Aman dan Sanitasi yang baik 7. Pemenuhan Hak atas Tanah 8. Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 9. Pemenuhan Hak atas Rasa Aman 10. Pemenuhan Hak atas Berpartisipasi
Pembukaan UUD 1945
KEWAJIBAN PEMERINTAH
PELAYANAN PUBLIK
www.kinerja.or.id
TUJUAN PEMBENTUKAN PEMERINTAH
???!!
HAK MASYARAKAT
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
107
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
URUSAN NEGARA ►►TUJUAN PEMBENTUKAN NEGARA 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; 2. Memajukan kesejahteraan umum; 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Kesejahteraan umum
108
•
Status pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan.
•
Kewajiban negara adalah menyediakan pelayanan pendidikan dasar.
•
Kualitas pendidikan dasar diukur dalam standar pelayanan minimum.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Hasil akhir kerja advokasi Kebijakan 1. Pembuatan Kebijakan (bila belum ada). 2. Dipertahankannya kebijakan yang baik yang terancam dicabut. 3. Penegakan pelaksanaan kebijakan yang baik. 4. Revisi terhadap sebagian kebijakan.
Kebijakan 1. Kebijakan dituangkan dalam bentuk dokumen dan berlaku untuk mengikat. 2. Kebijakan publik merupakan dokumen publik. 3. Contoh Kebijakan di daearah: • PERDA • Perbup/Perwako • SK Bupati • Kebijakan Anggaran (KUA/RKA) • SK Kepala Dinas • dll.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
109
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Strategi Advokasi •
Pengembangan wacana kritis untuk membentuk opini publik/masyarakat
•
Pengorganisasian masyarakat
•
Diplomasi
•
Legislasi
•
Litigasi
Peran Strategis Lembaga Pemberdaya Memposisikan diri menjadi “fasilitator” dan “katalisator” agar seluruh komponen melakukan suatu tindakan struktural dan afirmatif. Mendorong / memotivasi kelompok strategis untuk mengartikulasikan kepentingannya melalui penyadaran dan aksiaksi penguatan kapasitas, kemudian mengadvokasi pemerintah daerah dan stakeholder lainnya untuk meninjau kebijakan dan pilihan politik [paradigma] pembangunan dan tanggung jawab sosialnya.
110
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Pembangunan Berimbang Mengedepankan konsep “pembangunan berimbang” (balanced development), yaitu Pembangunan yang sensitif pada keseimbangan antarsektor, antar kelas maupun antar wilayah.
Merumusan isu •
Apa isu spesifik terkait dengan pengelolaan sekolah yang menuntut diperlukannya kebijakan di kabupaten? - Kondisi faktual dan aktual terkait dengan BOSP. - Bandingkan dengan SPM. - Apakah sudah ada kebijakan daerah terkait dengan BOSP. - Rumuskan isu, berdasarkan gap antara kondisi sesuai SPM dengan kondisi faktual dan aktual.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
111
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Merumuskan Tujuan •
Tujuan Utama/kemenangan besar (Pilih salah satu yang relefan sesuai dengan kondisi riil Kabupaten): - - -
Disahkannya kebijakan apa tentang apa……… Dilaksanakannya kebijakan apa tentang apa ….. Diubahnya kebijakan apa tentang apa…. Dibagian mana
•
Indikator capaian:
•
Tujuan antara/kemenangan kecil untuk mendukung pencapaian tujuan utama: - - -
•
………………… ……………….. ………………..
Indikator capaian:
Analisa Lingkungan eksternal
112
•
Pihak mana yang menjadi target advokasi? (Siapa yang pembuat kebijakan, bagaimana proses kebijakan dilakukan, siapa yang mempengaruhinya baik formal maupun informal).
•
Memetakan sekutu, dukungan komunitas, dan oposisi.
•
Realitas yang sedang terjadi yang berpengaruh terhadap isu maupun terhadap tingkat kefektifan dari strategi.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Matriks 1: Pemetaan Target advokasi Pembuat Kebijakan formal
Pembuat Kebijakan informal
Pihak yang berpengaruh
Matriks 2: Pemetaan Target advokasi Pembuat Kebijakan formal
Pembuat Kebijakan informal
Pihak yang berpengaruh
Sangat penting Agak penting Tidak penting
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
113
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Analisa internal • Resource apa yang dimiliki oleh organisasi dan bagaimana menggerakkannya. • Akses terhadap pembuat kebijakan.
Memilih strategi • Apakah strategi yang dipilih efektif untuk mencapai sasaran/tujuan. • Apakah melibatkan sekutu. • Apakah akan mengecilkan lawan. • Apakah cocok dengan gaya organisasi kita.
114
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Menyusun Strategi Strategi 1: Pengembangan wacana kritis untuk mempengaruhi opini publik Tujuan 1 : …………………………………………… No
Kegiatan
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/akan dilibatkan
Menyusun Strategi Strategi 2: Pengorganisasian Masyarakat Tujuan 1 : ……………………………………………… No
www.kinerja.or.id
Kegiatan
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/akan dilibatkan
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
115
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Menyusun Strategi Strategi 3: Diplomasi Tujuan 1 : …………………………………………… No
Kegiatan
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/akan dilibatkan
Menyusun Strategi Strategi 3: Legislasi Tujuan 1 : …………………………………………… No
116
Kegiatan
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/akan dilibatkan
www.kinerja.or.id
Menyusun Strategi Strategi 3: Litigasi Tujuan 1 : …………………………………………… No
www.kinerja.or.id
Kegiatan
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/akan dilibatkan
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
117
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Terlampir dan terurai pada LPF LPF 3.2, LPF 3.3
TAHAPAN PERENCANAAN DAN PENGGARAN DAERAH
Pengertian Rencana Operasional (1) Suatu alat manajemen (management tool) yang bertujuan membantu organisasi membuat rencana jangka pendek (1 hingga 2 tahun) dengan rumusan tujuan dan sasaran yang lebih terinci, realistis dan terukur serta menggambarkan secara terinci komitmen sumber daya dan dana bagi pencapaian tujuan.
118
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Pengertian Rencana Operasional (2) Proses penyiapan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Mengapa Perencanaan dan Penganggaran Perencanaan dan Penganggaran adalah proses dan fungsi yang strategis dalam pengelolaan pemerintahan. Sebab jika proses dan fungsi ini dapat berjalan dengan baik dan benar maka kinerja pelayanan publik akan meningkat. Asumsi ini berdasar atas permasalahan-permasalahan di bidang perencanaan dan penganggaran yang diharapkan dapat dipecahkan melalui implementasi UU 17/2003, UU 25/2004 dan UU 32/2004.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
119
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Mengapa FMS Perlu berpartisipasi •
Partisipasi adalah hak warga yang merupakan bagian dari hak asasi yang melekat dalam diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini terdapat dalam kovenan International dan Peraturan Perundangan di Indonesia.
•
Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam pemerintahan telah terbukti memberikan sumbangan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah pelaksanaan karena trust sudah terbangun.
RUANG PARTISIPASI FMS DALAM PROSES PERENCANAAN & PENGANGGARAN SERTA KEBIJAKAN PUBLIK
120
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Penyusunan RPJPD •
Jaring aspirasi, isu dan harapan masyarakat
•
FGD profil daerah, prediksi dan isu strategis daerah jangka panjang
•
FGD visi-misi pembangunan daerah jangka panjang
•
MUSRENBANG
Penyusunan RPJPMD
www.kinerja.or.id
•
Jaring aspirasi, isu dan harapan masyarakat
•
FGD untuk setiap topik
•
Pembahasan Rencana awal RPJPMD
•
MUSRENBANG
•
Penyusunan Naskah kesepakatan hasil MUSRENBANG Jangka Menengah
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
121
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Penyusunan Renstra SKPD • Pembahasan Forum SKPD (visi, misi, tujuan, strategi dan kebijkan, program dan indikasi kegiatan). • Penyusunan Berita acara hasil kesepakatan forum SKPD.
Penyusunan RKPD dan Renja SKPD • • • • •
122
MUSRENBANG Desa/Kelurahan MUSRENBANG Kecamatan Pembahasan Forum SKPD MUSRENBANG Daerah Penyusunan naskah Kesepakatan hasil MUSRENBANG
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Penyusunan KUA, PPAS dan RKA SKPD
www.kinerja.or.id
•
Konsultasi dengan delegasi peserta MUSRENBANG
•
Sosialisasi Ranperda kepada masyarakat
•
Konsulatsi publik Ranperda APBD
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
123
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
BAHAN BACAAN
OPTIMALISASI PERAN FMS DALAM PELAYANAN PUBLIK 1. KEDUDUKAN DAN PERAN FMS a. Sebagai forum untuk penyadaran dan pengorganisasian masyarakat:
Dengan adanya forum akan mempermudah
c. Sebagai forum konsultasi, khususnya antara penyedia pelayanan dan pengguna pelayanan:
untuk melakukan penyadaran akan pentingnya
Melalui forum lintas pihak seperti ini, akan
suatu program tertentu, termasuk pelayanan
mempercepat terjadinya sharing, tukar dan
publik dalam sektor pendidikan dan sektor
bagi pengalaman, mempertemuan penunaian
kesehatan. Selain itu, dengan forum akan
kewajiban dan pemenuhan hak antara penyedia
menemukan cakupan atau sasaran yang
dan pengguna pelayanan publik.
relatif lebih banyak dalam jumlah nominal dan biasanya berasal dari organisasi atau lembaga
d. Sebagai forum untuk memantau kualitas pelayanan:
yang mempunyai basis anggota yang relatif
unsurnya. Karena partisipan dalam forum itu
banyak dan berjenjang.
informasi tentang implementasi, cakupan dan mutu pelayanan publik yang responsive gender,
b. Sebagai jaringan komunikasi dan kerja antar pihak yang berkepentingan:
Dengan forum akan lebih capat mendapatkan
pro poor dan memihak kelompok rentan. Proses kegiatan ini juga sekaligus dapat menjadi media
Dengan penyelenggaraan forum akan
pemantauan capaian pelayanan publik.
mempermudah terjadinya komunikasi dan jaringan inter dan antar organisasi/lembaga partisipan forum.
e. Sebagai forum untuk mendesakkan kebijakan dalam peningkatan pelayanan publik:
Forum dapat digunakan sebagai wahana untuk melakukan strategi dan aksi-aksi advokasi untuk perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
124
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
2. DASAR-DASAR ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIK*) a. Pengantar (Berfikir positif)
menyalahkan/mencari siapa yang salah ataupun
untuk menghukum.
Advokasi adalah sebuah upaya yang terorganisir dan sistimatis untuk merubah atau “menentang” suatu kebijakan publik. Meskipun demikian
b. Beberapa definisi advokasi
tidak berarti bahwa semua politisi dan pembuat
Advokasi sudah menjadi satu kosa kata baku
kebijakan publik itu memang brengsek tanpa
dalam kamus organisasi-organisasi non
pandang bulu. Selalu saja ada di antara mereka
pemerintah atau organisasi masyarakat sipil
yang masih tetap baik, punya integritas dan
(OMS) di Indonesia, bahkan di dunia, terutama
pemihakan, tetapi belum mampu berbuat banyak
lebih dari satu dasawarsa terakhir. Namun,
lebih karena struktur, iklim dan proses-proses
berbagai OMS yang mengaku melakukan
politik belum memihak kepadanya. Advokasi
kegiatan advokasi juga meiliki berbagai
adalah justru bermaksud merubah sistem
pengertian yang beragam tentang apa yang
tersebut, bukan menyerang orang per orang
mereka maksud sebagai “advokasi” itu sendiri.
di dalamnya. Jadi, mengapa tidak mencoba
Malah, pernah cukup lama OMS di Indonesia
membantu (memberdayakan) mereka yang pada
mengartikannya semata-mata sebagai kegiatan
gilirannya, juga akan membantu? Ingat, kerja-
pembelaan kasus atau beracara di peradilan
kerja advokasi membutuhkan sebanyak mungkin
(litigasi). Mungkin karena terpengaruh oleh
kawan sebagai sekutu (mitra) kerja. Bahkan ada
padanan katanya dari bahasa Belanda :
yang bilang bahwa kegiatan advokasi adalah
advocaat, advocateur, yang tiada lain memang
juga seni bagaimana memperbanyak kawan,
berarti pengacara hukum, pembela atau
bukan justru sebaliknya memperbanyak lawan.
peguam.
Karena, semakin banyak baik jika makin banyak pihak yang mendukung tuntutan dan memang
Padahal, jika kita mengadopsi kata “advokasi”
itulah gunanya melobi orang dan berkampanye
itu dari bahasa Inggris, maka to advocate tidak
dalam kegiatan advokasi. Kita harus percaya
hanya berarti “membela” (to defend), tetapi juga
bahwa sifat dasar manusia adalah dinamis dan
berarti “memajukan” atau “mengemukakan” (to
cenderung untuk berubah ke arah yang lebih
promote) yang, dengan kata lain, juga berarti
baik. Lalu mulailah rencana advokasi dengan
berusaha “menciptakan” (to create) yang baru,
berbaik sangka dan pikiran positif bahwa masih
yang belum ada (lihat, antara lain, The Heritage
ada banyak champion-champion/pionir-pionir
Dictionary of Cureent English, Oxford, 1958).
di pemerintahan/DPRD maupun di masyarakat,
Dengan kata lain, juga berarti melakukan
karena inti advokasi adalah merubah keadaan
“perubahan” (to change) secara teorganisisr dan
menjadi kearah yang lebih baik, bukannya untuk
sistematis (lihat: Richard Holloway, Establising
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
125
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
and Running An Advocacy NGO: A Handbook,
c. Mengapa perlu advokasi?
PACT, Lusaka, 1999).
kegiatan untuk menjatuhkan, menggulingkan
Masih ada beberapa definisi tentang advokasi ini
penguasa atau memfitnah kelompok tertentu.
antara lain: -
Seiring dengan perkembangan dewasa ini
Advokasi adalah usaha-usaha terorganisir
pengertian advokasi mengalami pergeseran
untuk membawa perubahan-perubahan
arti luas berkaitan dengan berbagai upaya
sistematis dalam kebijakan tertentu,
yang terorganisir, sistimatis dalam bentuk
regulasi, atau pelaksanaanya (Muthia Ganie
pendampingan, pengorganisasian, pembelaan
Rochman) -
dan pemberdayaan masyarakat untuk
Advokasi adalah upaya terorganisir
mempengaruhi, mendesakkan perubahan
maupun aksi yang merupakan sarana-
kebijakan terkait dengan pelayanan publik.
sarana demokrasi untuk menyususn dan melaksanakan undang-undang dan kebijakan yang bertujuan menciptakan sebuah masyarakat yang adil dan merata (institut advokasi, Washington DC) -
Tujuannya adalah mengubah caracara dimana kekuasaan, sumberdaya dan pandangan-pandangan dibentuk, dikonsumsi dan disebarkan pada level global, sehingga orang-orang maupun lembaga-lembaga dinegara selatan memperoleh kesempatan lebih realistis
Advokasi cenderung diartikan sebagai
Berbicara tentang sdvokasi kebijakan untuk pelayanan publik adalah advokasi dalam proses manajerial penyelenggaraan pelayanan publik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi. Selain hal-hal di atas, ada beberapa kondisi yang mendorong perlunya advokasi kebijakan untuk pelayanan publik ini perlu dilakukan, yaitu : -
publik yang dihasilkan penyelenggara
untuk mengontrol pembangunan mereka
negara belum sepenuhnya mengakomodasi
sendiri. (Michael Edwards) -
Advokasi berintikan warga adalah sebuah proses politis terorganisir yang melibatkan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat. -
nilai-nilai yang melangengkan ketidakadilan,
transparan dan akuntabel. -
(Pedoman aksi untuk advokasi dan partisipasi warga, Institut untuk Studi-studi Pembangunan)
Alokasi anggaran untuk pelayanan publik relatif belum berorientasi pada kebutuhan
ketidaktoleranan, dan sikap eksklusif.
Proses pengelolaan pelayanan publik masih cenderung top down, tidak partisipatif,
upaya-upaya terpadu masyarakat untuk mengubah kebijakan, praktek, gagasan, dan
Kebijakan-kebijakan dalam pelayanan
masyarakat banyak. -
Relasi kuasa didominasi oleh kelompok tertentu atau kelompok penguasa.
-
Lemahnya kesadaran masyarakat menggunakan hak-haknya atas pelayanan
126
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
publik (informasi, partisipasi, manfaat dan
ke sana? Termasuk di dalammya bagaimana
kontrol)
OMS dapat berperan dalam upaya-upaya untuk memperkuat dan pelembagaan partisipasi publik
d. Apa mandat (Mengapa harus ada) OMS?
dalam pelayanan publik dan mendorong kualitas
Salah satu unsur terpenting bagi Organisasi
dasar warga. Adapun hak-hak dasar warga
Masyarakat Sipil (OMS) yang mempersiapkan
negara (10 hak dasar) adalah sebagai berikut:
pelayanan publik dalam pemenuhan hak-hak
diri melakukan advokasi adalah memiliki suatu visi yang jelas dan bagaimana pihak lain dapat
1) Pemenuhan Hak atas Pangan
memahami dan menghargai apa yang dikerjakan
2) Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan
dan diperjuangkan oleh OMS tersebut. Suatu
3) Pemenuhan Hak atas Layanan Pendidikan
visi yang dapat dipahami dan diterima oleh
4) Pemenuhan Hak atas pekerjaan dan berusaha
pihak lain sebagai visi bersama pula. Suatu visi bersama yang dirumuskansecara jelas akan
5) Pemenuhan Hak atas Perumahan
melahirkan himpunan tenaga, momentum dan
6) Pemenuhan Hak atas Air Bersih-Aman dan Sanitasi yang baik
kekuatan yang akan membantu semua yang terlibat dalam kegiatan advokasi untuk tetap
7) Pemenuhan Hak atas Tanah
teguh pada sikap dan keberpihakannya kepada
8) Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
masyarakat luas.
9) Pemenuhan Hak atas Rasa Aman
10) Pemenuhan Hak atas Berpartispasi
Memiliki suatu visi adalah memiliki harapan akan suatu masa depan yang lebih baik. Hal ini kelihatannya sudah cukup jelas difahami
e. Hasil akhir kerja advokasi Kebijakan
banyak orang selama ini, tetapi ternyata sedikit
Jika apa yang disebut sebagai kegiatan atau
sekali OMS selama ini yang secara sistematis
program advokasi oleh banyak OMS selama ini
memikirkan perubahan-perubahan sosial jangka
dipelajari dengan cermat, maka akan segera
panjang semacam itu. Banyak OMS selama
tampak satu hal yang sama, yakni dalam
ini biasanya lebih sibuk memikirkan masalah-
sasaran kegiatan atau programnya. Mulai dari
masalah yang terjadi saat ini dan melakukan
rangkaian unjuk rasa para mahasiswa atau
kegiatan-kegiatan untuk memecahkan masalah-
kelompok-kelompok buruh, aksi protespetani,
masalah sesaat tersebut. Jika OMS memang
selebaran-selebaran kepada kalayak, acara-
ingin melakukan advokasi, maka mereka
acara jumpa pers dan pernyataan sikap
terlebih dahulu harus merumuskan dengan
suatu organisasi atau jaringan kerjabeberapa
gamblang: perubahan-perubahan apa saja yang
organisasi, seminar dan diskusi para pakar,
mereka inginkan terjadi di masa depan, dan
semuanya pada dasarnya ditujukan terhadap
bagaimana caranya mereka akan mengarah
suatu kebijakan tertentu dari pemerintah yang
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
127
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
menyangkut kepentingan umum (public policy).
- PERDA
Mungkin saja hasil (objectives, outcomes) yang
- Perbup/Perwako
mereka nyatakan atau inginkan dari kegiatan itu
-
SK Bupati
memang berbeda: ada yang hanya sekedar agar
-
Kebijakan Anggaran (KUA/RKA)
peraturan tertentu dicabut atau dihentikan, ada
-
SK Kepala Dinas
juga yang menuntut peraturan tersebut dirubah
- dll
atau diganti sama sekali, bahkan ada yang melangkah lebih jauh lagi dengan mengajukan
g. Strategi Advokasi
usul-usul perubahan, maka sampai mengajukan
Hal pertama yang harus diingat dalam
konsep-konsep tandingan terhadap seluruh
perumusan sasaran suatu kegitan atau program
peraturan atau inti kebijakan yang mendasari
advokasi adalah hakekat dan tujuan utama
satu atau beberapa peraturan tertentu. Namun
advokasi itu sendiri sebagai upaya untuk
tujuan atau sasaran akhirnya sebenarnya sama
merubah kebijakan publik, sehingga rumusan
saja: terjadi perubahan peraturan atau kebijakan
sasaran (objectives, targets, outcomes) nya
(policy reform).
juga harus tetap mengacu pada tujuan (goals) tersebut. Ini penting diingatkan kembali terlebih
Dengan kata lain, advokasi sebenarnya
dahulu untuk mencegah kecenderungan
merupakan upaya untuk memperbaiki atau
merumuskan sasaran advokasi yang berlebihan
merubah sesuatu kebijakan publik sesuai
atau sudah berada diluar batas lingkup
dengan kehendak atau kepentingan mereka
advokasi itu sendiri, misalnya kecenderungan
yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau
merumuskan sasaran advokasi yang berlebihan
perubahan tersebut.
atau sudah berada diluar batas lingkup
f. Beberapa jenis kebijakan
advokasi itu sendiri. Misalnya kecenderungan memperlakukan advokasi sebagai ‘Revolusi’
Merupakan hal penting kiranya untuk memahami
untuk merebut kekuasaaan Politik. Meskipun,
apa sesungguhnya kebijakan publik itu,
dalam tujuan jangka panjang (aims) nya,
sekurang-kurangnya jenis-jenis kebijakan
advokasi merupakan salah satu (dan memang
yang sering dibentuk/diterbitkan diterapkan di
hanya salah satu bagian kecil saja dari banyak
daerah, terkait dengan pengelolaan pelayanan
sekali, diantara puluhan atau bahkan ratusan
publik. Kebijakan publik adalah kebijakan yang
piranti, gerakan perubahan sosial yang lebih
dituangkan dalam bentuk dokumen dan berlaku
besar dan menyeluruh), namun advokasi tetap
untuk mengikat, kebijakan publik merupakan
saja merupakan gerakan yang menggunakan
dokumen publik.
cara – cara bukan kekerasan (non-violence movement) melalui jalur, wadah dan proses
128
Adapun beberapa jenis kebijakan tersebut
demokrasi perwakilan yang ada. Jadi jelas,
antara lain:
advokasi bukanlah revolusi fisik, apalagi
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
perlawanan bersenjata (counter insurgency
sekolah yang menuntut diperlukannya
movement) karena itu, sasaran advokasi
kebijakan di kabupaten? -
memang hanya tertuju atau terarah pada
BOSP.
kebijakan – kebijakan publik (atau bahkan hanya satu kebijakan tertentu) saja, dengan asumsi
-
Bandingkan dengan SPM
bahwa perubahan yang terjadi pada suatu
-
Apakah sudah ada kebijakan daerah terkait dengan BOSP.
kebijakan tertentu tersebut akan membawa -
dampak positif atau paling tidak, sebagai titik
Rumuskan isu, berdasarkan gap antara
awal dari perubahan – perubahan yang lebih
kondisi sesuai SPM dengan kondisi faktual
besar secara bertahap maju.
dan aktual.
Adapun strategi atau proses-proses dalam
2) Merumuskan Tujuan •
pembentukan/perubahan kebijakan publik
kondisi riil Kabupaten):
1) Proses Legislasi & Jurisdiksi (pengajuan
-
usul, konsep tanding dan pembelaan: -
Legal drafting, counter draft
-
Judicial review
-
Class action, legal standing
-
Litigasi (jurisprudensi)
- - •
Indikator capaian:
•
Tujuan antara/kemenangan kecil untuk mendukung pencapaian tujuan utama:
- Negosiasi
- …………………
- Mediasi
- ..………………..
- Kolaborasi
- ………………....
3) Proses Sosialisasi & Mobilisasi (membentuk
•
pendapat umum dan tekanan politik): Unjuk rasa, mogok, boikot
-
Pengorganisasi basis/masyarakat
-
Pendidikan politik
h. Langkah Merencanakan Advokasi 1) Merumusan isu
Apa isu spesifik terkait dengan pengelolaan
www.kinerja.or.id
Diubahnya kebijakan apa tentang apa…. Dibagian mana
- Lobbi
-
Dilaksanakannya kebijakan apa tentang apa …..
pembuat & pelaksana praturan):
Kampanye, siaran pers
Disahkannya kebijakan apa tentang apa………
2) Proses Politik & Birokrasi (mempengaruhi
-
Tujuan Utama/kemenangan besar (Pilih salah satu yang relefan sesuai dengan
adalah sebagai berikut:
Kondisi faktual dan aktual terkait dengan
Indikator capaian:
3) Analisa lingkungan eksternal dan internal
a) Analisa Lingkungan eksternal -
Pihak mana yang menjadi target advokasi? (Siapa yang pembuat kebijakan, bagaimana proses kebijakan dilakukan, siapa yang mempengaruhinya baik formal maupun informal).
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
129
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
-
Memetakan sekutu, dukungan komunitas, dan oposisi.
Realitas yang sedang terjadi yang berpengaruh terhadap isu maupun terhdap tingkat kefektifan dari strategi. Matrik 1 : Pemetaan Target Advokasi Pembuat Kebijakan Formal
Pembuat Kebijakan Informal
Pihak yang Berpengaruh
Matrik 2 : Pemetaan Target Advokasi Pembuat Kebijakan Formal
Pembuat Kebijakan Informal
Pihak yang Berpengaruh
Sangat penting Agak penting Tidak penting
b) Analisa Lingkungan internal -
Sumberdaya apa yang dimiliki oleh organisasi dan bagaimana menggerakkannya
-
Akses terhadap pembuat kebijakan
4) Memilih Strategi dan Aksi -
Apakah strategi yang dipilih efektif untuk mencapai sasaran/tujuan
-
Apakah melibatkan sekutu
-
Apakah akan mengecilkan lawan
-
Apakah cocok dengan gaya organisasi kita
Strategi 1: Pengembangan wacana kritis untuk mempengaruhi opini publik Tujuan 1 : ……………………………………………… No.
130
Kegiatan
Keluaran/Output
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
www.kinerja.or.id
Strategi 2: Pengorganisasian Masyarakat Tujuan 2 : ……………………………………………… No.
Kegiatan
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
Strategi 2: Pengorganisasian Masyarakat Tujuan 2 : ……………………………………………… No.
Kegiatan
Keluaran/ Output
Strategi 3: Diplomasi Tujuan 3 : ……………………………………………… No.
Kegiatan
Keluaran/ Output
Strategi 4: Legislasi (Mendesakkan kebijakan) Tujuan 4 : ……………………………………………… No.
www.kinerja.or.id
Kegiatan
Keluaran/ Output
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
131
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Strategi 5: Litigasi (Pendampingan Hukum) Tujuan 5 : ……………………………………………… No.
Kegiatan
Keluaran/ Output
Waktu
Pihak yg terlibat/ akan dilibatkan
*) Topatimasang, Roem, et.al., (eds) “Merubah Kebijakan Publik: Panduan Pelatihan Advokasi untuk Organisasi Non Pemerintah”
132
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
3. TAHAPAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH a. Pengertian
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah pada jangka waktu tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah perencanaan. Namun dari berbagai referensi yang berbeda, terdapat
menciptakan suatu kehidupan masyarakat
pengertian yang berbeda pula. Namun jika
yang sejahtera, berkeadilan dan setara. Untuk
mengacu pada konsep pembangunan, secara
mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan
sederhana “perencanaan” dapat didefinisikan
sebuah rencana yang hendak dicapai, baik
sebagai sebuah proses dalam penentuan
jangka panjang, menengah maupun jangka
tindakan atas pilihan-pilihan kegiatan dan
pendek. Perencanaan akan membahas hajat
sumberdaya untuk mencapai suatu tujuan di
hidup masyarakat secara keseluruhan, maka
masa depan.
disinilah masyarakat menjadi penting untuk terlibat agar kebutuhan prioritasnya dapat
Untuk memahami perencanaan, setidaknya
teralokasi dalam APBD (Anggaran Pendapatan
terdapat 4 hal mendasar dalam perencanaan,
dan Belanja Daerah).
yakni: 1) Memilih sejumlah kegiatan yang dibutuhkan atau diinginkan. 2) Menentukan sumberdaya untuk mendukung rencana dan tindakan. 3) Merumuskan tujuan secara tepat. 4) Memutuskan jangka waktu pencapaian tujuan.
Dari penjelasan di atas, jika dikaitkan dengan perencanaan pembangunan daerah, maka definisi perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai kelompok kepentingan (stakeholder). Tujuannya adalah untuk memanfaatkan dan mengalokasikan sumberdaya dalam rangka meningkatkan
www.kinerja.or.id
Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk
Perencanaan dan penganggaran merupakan dua proses yang terintegrasi dan tidak terpisahkan. Merujuk pada konsep perencanaan sebagai tindakan menentukan masa depan berdasarkan sumberdaya yang tersedia (anggaran), maka perencanaan harus dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan anggaran. Jika perencanaan dilakukan tanpa penganggaran, maka yang terjadi, layaknya orang bermimpi atau mengkhayal. Hal yang sama jika penganggaran dilakukan tanpa perencanaan yang jelas, maka yang terjadi adalah pemborosan. Seberapa besarpun uang yang kita miliki tanpa kita memiliki rencana mau dikemanakan uang yang dimiliki, maka uang tersebut akan habis dengan tidak jelas.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
133
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
b. Tahapan perencanaan dan penganggaran serta pengawalannya:
Pengawalan terhadap perencanaan dan penganggaran dilakukan untuk menjamin hak-hak rakyat diakomodasi dalam dokumen perencanaan dan APBD. Kegiatan ini dilakukan pada setiap tahapan perencanaan mulai dari Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) Desa, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten/Kota. Sementara dalam penganggaran, tahapan yang perlu dikawal adalah pada tahapan KUA dan PPAS, penyusunan RKA-SKPD, Pembahasan APBD dan Penetapan APBD. Berikut matrik perangkat pengawalan perencanaan dan penganggaran daerah:
Agenda pemda dalam perencanaan dan penganggaran terurai dalam matrik berikut …..
Tahapan
Musenbang Desa/Kelurahan Januari-Pebruari
Aspek yang dikawal
Persiapan :
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS •
1. Jangka waktu pengumuman jadual
Pendidikan
Apa yang perlu disiapkan - Daftar
politik
permasalahan
pelaksanaan dan aksesibilitas
masyarakat
dusun/kampung
masyarakat untuk mengatahui jadual.
(hak-hak
2. Penyusunan jadual pelaksanaan
- Membantu
warga dlm
proses seleksi
musrenbang sensitif terhadap waktu-
perencanaan &
wakil peserta
waktu luang warga masyarakat. Dan
penganggaran
dusun
responsif jender.
•
3. Tingkat keterlibatan masyarakat dan perempuan dalam rembug dusun/RW. 4. Penyusunan dan penyelenggaraan
•
Poverty
-
Diskusi calon
Participatory
utusan/wakli
Asessment
dari dusun
Asistensi
musrenbang mengikutkan kelompok
Fasilitator
miskin dan responsif jender.
Musrenbang
5. Pendaftaran peserta musrenbang memberikan peluang yang sama atau affermative action terhadap masyarakat miskin perempuan. Pelaksanaan : 1. Tingkat keaktifan peserta, memberikan kesempatan semua peserta yang hadir
134
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tahapan
Aspek yang dikawal
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS
Apa yang perlu disiapkan
khususnya kelompok miskin unyuk menyampaikan kebutuhannya. 2. Pemaparan masalah utama memfokuskan pada permasalahan utama yang dihadapi orang miskin. 3. Perumusan kegiatan untuk mengatasi masalah memfokuskan pada kebutuhan masyarakat miskin. 4. Penetapan prioritas kegiatan memprioritaskan kegiatan untuk orang miskin dan memperhatikan perbedaan kebutuhan perempuan. 5. Penetapan daftar delegasi Musrenbang Kecamatan terdapat representasi perempuan dan orang miskin. Paska Musrenbang : 1. Umpan balik hasil Musrenbang Kecamatan : Jumlah usulan kegiatan yang diterima dan ditolak serta alasannya. Musenbang Kecamatan Pebruari
Persiapan :
• Pendidikan Klp
• Rekaman Dok.
1. Jangka waktu pengumuman jadual
Masy delegasi
Program prioritas
pelaksanaan dan aksesibilitas
Musrenbang.
desa/kelurahan.
masyarakat untuk mengetahui jadual. 2. Penyusunan tim penyelenggara Musrenbang terdapat representasi masyarakat.
• Lobby DPRD
• Pembekalan
berdasarkan
delegasi desa/kel
dapil.
untuk mengikuti musrenbangcam.
3. Penyusunan jadual pelaksanaan murenbang sensitif terhadap waktuwaktu luang masyarakat. 4. Pendaftaran peserta murenbang memberikan peluang yang sama,
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
135
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Tahapan
Aspek yang dikawal
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS
Apa yang perlu disiapkan
rensponsif jender dan representasi peserta tingkat kecamatan. Pelaksanaan : 1. Dinamika forum kesempatan masyarakat menyuarakan kebutuhannya. 2. Pemaparan masalah utama memfokuskan pada permasalahan utama yang dihadapi masyarakat. 3. Informasi plafon anggaran SKPD, proporsi anggaran pemenuhan hakhak dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, sarana-prasarana dan ekonomi rakyat). 4. Jumlah usulan kegiatan desa yang pro masyarakat dan telah tercantum di masing-masing SKPD. 5. Representasi kelompok masyarakat dan perempuan dalam pembagian kelompok berdasarkan fungsi/bidang/ SKPD. 6. Usulan kegiatan kecamatan yang muncul dari desa, respon terhadap kebutuhan masyarakat. 7. Kesepakatan kriteria penentuan prioritas pengutamaan upaya pemenuhan hak-hak masyarakat. 8. Representasi kelompok masyarakat dan perempuan dalam Delegasi Musrenbang Kecamatan yang akan mengikuti Musrenbang Kabupaten/ Kota.
136
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tahapan
Forum SKPD Maret
Aspek yang dikawal
Persiapan :
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS •
1. Penyusunan jadual Forum SKPD sensitif terhadap waktu-waktu luang
•
masyarakat.
2. Jangka waktu pengumuman jadual
•
Bantuan teknis
Apa yang perlu disiapkan •
Rekaman
SKPD
Dokumen
Analisis
Rencana Kerja
Rancangan
Kec. beserta
Renja SKPD
pendanaannya.
Publikasi
•
Diskusi
sebelum pelaksanaan dan aksesibilitas
kegiatan yang
persiapan
delegasi forum kecamatan, termasuk
diterima dan
delegasi kec.
kelompok masyarakat untuk
ditolak SKPD.
untuk mengikuti
Pemantauan
forum SKPF.
mengetahui jadual.
•
Forum SKPD. Pelaksanaan : 1. Pemaparan prioritas rancangan kegiatan SKPD berorientasi pada penanggulangan kemiskinan dan prioritas kebutuhan masyarakat. 2. Pemaparan prioritas kegiatan pembangunan hasil Murenbang Kecamatan sesuai dengan hasil murenbang dan berdasarkan kebutuhan masyarakat. 3. Prioritas kegiatan pembangunan dan pagu indikatif/plafon SKPD proporsional untuk kegiatan yang berorientasi pada penanggulangan kemiskinan. 4. Prioritas kegiatan hasil Forum SKPD berdasarkan kebutuhan hak-hak masyarakat. 5. Penetapan delegasi masyarakat yang berasal dari Forum Masyarakat yang berasal dari organisasi kelompok atau
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
137
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Tahapan
Aspek yang dikawal
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS
Apa yang perlu disiapkan
utusan masyarakat 1-3 orang setiap forum SKPD. Musrenbang Kabupaten/Kota Maret-April
Persiapan : 1. Penyusunan jadual pelaksanaan murenbang sensitif terhadap waktuwaktu luang masyarakat. 2. Jangka waktu pengumuman jadual
• Membangun
• Rekaman
jaringan deng
Ringkasan
pers.
Kegiatan
• Bantuan teknis.
prioritas beserta
• Lobby tokoh-
pendanaannya.
pelaksanaan dan aksesibilitas
tokoh masyarakat
• Daftar delegasi
masyarakat untuk mengatahui jadual.
dan ormas-ormas.
untuk mengikuti
3. Pendaftaran peserta murenbang memberikan peluang yang sama atau
murenbang kabupaten/kota.
affirmative action terhadap kelompok masyarakat dan rensponsif jender. Pelaksanaan : 1. Pemaparan rancangan RKPD, prioritas dan plafon anggaran berorientasi pada penanggulangan kemiskinan (pendidikan, kesehatan, saranaprasarana dan ekonomi rakyat). 2. Hasil kompilasi prioritas kegiatan Forum SKPD dan Musrenbang Kecamatan berorientasi pada penanggulangan kemiskinan. 3. Pembahasan kriteria untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan tahun berikutnya berdasarkan kebutuhan kelompok masyarakat dan perempuan. 4. Pembagian peserta ke dalam beberapa kelompok berdasarkan fungsi SKPD dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak warga.
138
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tahapan
Aspek yang dikawal
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS
Apa yang perlu disiapkan
5. Pembahasan kebijakan pendukung implementasi kegiatan tahun berikutnya berorientasi pada penanggulangan kemiskinan secara strategis. KUA (Kebijakan Umum APBD) Mei
1. Rancangan KUA sejalan dengan RKPD • Lobby tokoh-
• Catatan
dan efektif dalam penanggulangan
tokoh kunci di
Ringkasan
kemiskinan.
DPRD.
arah kebijakan
2. Publikasi KUA dengan memperhatikan kelompok masyarakat.
• Hearing dengan DPRD. • Konfrensi pers.
pembangunan. • Catatan Pagu dana. • Rancangan Alokasi Dana Desa.
PPAS (Prioritas Plafon Anggaran Sementara)
1. PPAS memuat program-program yang efektif untuk pengurangan kemiskinan. 2. Penentuan skala prioritas urusan wajib dan urusan pilihan berdasarkan kriteria
Mei
untuk pencapaian pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.
• Lobby tokoh-
-sda-
tokoh kunci di DPRD. • Hearing dengan DPRD. • Konfrensi pers.
3. Penentuan urutan program untuk masing-masing urusan mengutamakan program-program yang sensitif kebutuhan masyarakat. 4. Plafon sementara untuk masingmasing program efektif untuk penanggulangan kemiskinan. 5. Pedoman penyusunan RKA-SKPD memuat indikator kinerja pencapaian dengan menekankan kelompok sasaran masyarakat. 6. Publikasi PPAS dengan memperhatikan aksesibilitas informasi bagi masyarakat.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
139
III. Optimalisasi Peran FMS dalam Advokasi Kebijakan untuk Pelayanan Publik
Tahapan
RKA-SKPD
Aspek yang dikawal
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS
Apa yang perlu disiapkan •
1. Penyusunan RKA-SKPD terintegrasi
•
Bantuan teknis.
Rekaman
antara proses perencanaan dan
•
Mengusulkan
ringkasan isi
Agustus-
penganggaran. RKA-SKPD disusun
kegiatan-
KUA/PPAS
September
berdasarkan RKPD dan Renja SKPD.
kegiatan pro
berdasarkan
2. Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan
rakyat dalam
RKPD.
prestasi kerja memperhatikan
bentuk RKA-
keterkaitan antara pendanaan dan
SKPD.
efisiensi pencapaian keluaran serta
•
hasil. 3. RKA-SKPD memuat indikator kinerja
SKPD. •
pencapaian dengan kelompok sasaran masyarakat.
Publikasi RKALobby masingmasing SKPD.
•
Konfrensi pers.
•
Publikasi jadual
4. Kesesuaian RKA-SKPD dengan KUA, PPAS dan indikator kinerja dan dokumen perencanaan lainnya. Pembahasan Raperda RAPBD OktoberNopember
1. Keterwakilan jender dalam
•
Catatan
pembahasan RAPBD pada badan
pembahasan
Ringkasan :
anggaran DPRD dan Komisi-komisi
RAPBD
- RKPD
•
Analisis RAPBD
- KUA/PPAS
•
Lobby
Sebagai bahan
terhadap nota keuangan dan kata akhir •
Hearing
analisis konsistensi
fraksi terhadap RAPBD.
•
Konfrensi pers
dokumen
•
Penggalangan
perencanaan.
DPRD serta wakil SKPD. 2. Pandangan fraksi-fraksi DPRD
3. Representasi masyarakat dalam uji publik RAPBD. 4. Kesempatan masyarakat menyuarakan aspirasinyadalam uji publik RAPBD. 5. Masukan uji publik yang diakomodasi
kerjasama dengan tokoh masyarakat dan ormas-ormas.
dalam RAPBD. 6. Program-program RAPBD mencerminkan kebutuhan dan memberikan manfaat serta memecahkan masalah masyarakat.
140
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Tahapan
Aspek yang dikawal
Apa yang bisa dilakukan oleh FMS
Apa yang perlu disiapkan
7. Aksesibilitas warga, khususnya kelompok miskin terhadap proses pembahasan RAPBD dan akses dokumen. 8. Publikasi jadual pembahasan dan perkembangan RAPBD dengan memperhatikan aksesibilitas masyarakat. 9. Efektivitas waktu pembahasan RAPBD dan penetapan APBD.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
141
4
Strategi Keberlanjutan FMS
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
143
IV. STRATEGI KEBERLANJUTAN FMS TUJUAN PEMBELAJARAN
ALAT DAN BAHAN
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :
1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),
1. Menjelaskan pengertian pengembangan dan
2. Flipchart,
keberlanjutan FMS
3. LCD,
2. Menjelaskan aspek dan indikator keberlanjutan
4. Komputer/laptop.
3. Menjelaskan strategi pengembangan dan
5. Kertas Plano,
keberlanjutan
6. Spidol, 7. Kertas Metaplan, 8. Lakban kertas.
POKOK BAHASAN 1. Pengertian pengembangan dan keberlanjutan
WAKTU
FMS 2. Aspek dan indikator keberlanjutan 3. Strategi pengembangan untuk keberlanjutan
135 menit
FMS
METODE
PROSES FASILITASI 1. Pengantar dan curah pendapat tentang
1. Ceramah interaktif 2. Curah pendapat, 3. Buzz group 4. Diskusi
pengertian (20 menit) a. Fasilitator menayangkan slide tentang judul sesi dan menjelaskan tujuan pembahasan tema Konsepsi FMS. b. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang mereka ketahui tentang keberlanjutan FMS
144
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
c. Fasilitator mengidentifikasi kata kunci dari setiap pendapat peserta, lalu merumuskan
3. Diskusi kelompok dan pleno (75 menit) a. Fasilitator membagi peserta dalam 5
bersama tentang apa yang dimaksud
kelompok. Kemudian memberi tugas
dengan keberlanjutan FMS. Kemudian
kepada setiap kelompok untuk membahas
sebagai bahan penggenap, fasilitator dapat
pertanyaan di bawah selama 45 menit.
menayangkan slide tentang pengertian
Adapun pertanyaan untuk masing-masing
FMS.
kelompok sebagai berikut : 1) Kelompok I : Melalui kegiatan-kegiatan
2. Curah pendapat dengan buzz group tentang
apa dan apa keluarnya agar strategi ini
“pentingnya FMS” (30 menit)
bawah dapat dijalankan ? (Membangun
a. Fasilitator meminta peserta untuk
kepercayaan dan komitmen antar
berkelompok atau berpasangan dengan teman di sebelah kanannya. b. Kemudian fasilitator mengajukan pertanyaan
pemangku kepentingan). 2) Kelompok II : Melalui kegiatankegiatan apa dan apa keluarnya agar
kepada peserta tentang unsur-unsur pokok
strategi ini bawah dapat dijalankan ?
yang menandai bahwa FMS itu berlanjut
(Pengorganisian dan pengembangan
atau melembaga?”
kegiatan FMS).
c. Fasilitator meminta setiap pasangan untuk
3) Kelompok III : Melalui kegiatan-kegiatan
mendiskusikan pertanyaan tersebut dan
apa dan apa keluarnya agar strategi ini
menuliskan jawabannya pada kertas
bawah dapat dijalankan ? (Penguatan
metaplan. Setiap pasangan bisa menulis
FMS dalam monitoring pelayanan dan
lebih dari satu jawaban.
advokasi kebijakan).
d. Setelah selesai berdiskusi, setiap pasangan
4) Kelompok IV : Melalui kegiatan-kegiatan
diminta menempel jawabannya ditempat
apa dan apa keluarnya agar strategi ini
yang telah disediakan.
bawah dapat dijalankan ? (Penguatan
e. Fasilitator mengklarifikasi dan mengkonfirmasi setiap jawaban dan
FMS dalam artikulasi gagasan). 5) Kelompok V : Melalui kegiatan-
merangkumnya menjadi butir-butir aspek
kegiatan apa dan apa keluarnya agar
dan indikator keberlanjutan FMS.
strategi ini bawah dapat dijalankan?
f. Fasilitator dapat menambahnya dengan menayangkan slide tentang aspek dan indikator keberlanjutan FMS yang telah disiapkan.
www.kinerja.or.id
(Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan). b. Selanjutnya hasil diskusi kelompok dibahas dalam forum pleno, setiap wakil kelompok
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
145
IV. Strategi Keberlanjutan FMS
memaparkan hasil diskusi kelompok,
4. Rangkuman dan Penutup (10 menit)
kemudian kelompok lain memberi masukan,
Fasilitator merangkum dan mempertegas hasil
tanggapan dan saran. Fasilitator mereview
paparan dan diskusi dengan kisi-kisi penting
dan merangkum hasil diskusi pleno dan jika
terkait dengan strategi keberlanjutan FMS.
diperlukan bisa menggunakan slide paparan yang telah disiapkan.
146
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
LEMBAR PAPARAN FASILITATOR Terlampir dalam file LPF 4-1
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN FMS
Pengertian (1) Pengembangan: Proses atau cara untuk mengembangkan keberadaan, peran, fungsi dan jangkauan kerja/kegiatan FMS. Keberlanjutan = Kesinambungan: Keberadaan, peran, fungsi dan jangkauan kegiatan yang berkesinambungan/berkelanjutan/melembaga. Pengembangan untuk keberlanjutan = berarti pelembagaan
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
147
IV. Strategi Keberlanjutan FMS
Pengertian (2) Pelembagaan : Suatu upaya pembiasaan penerapan nilai, proses dan kegiatan tertentu sehingga menjadi bagian tata kehidupan tertentu dari pihak yang telah mencoba/melakukannya. Pelembagaan yang baik sudah dimulai sejak proses persiapan dan perencanaan suatu program tertentu.
Pelembagaan (1) Proses Internal: - Replikasi proses pengelolaan program - Pengawalan aspirasi dan proses - Pengembangan strategi sesuai kebutuhan terkini - Pengembangan kapasitas (capacity building) bagi partisipan
148
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
Pelembagaan (2) Proses Eksternal : - Publikasi keberadaan, peran, kontribusi dan ceritera sukses - Menjalin jejaring dengan sumberdaya/pihak lain - Studi banding - Penyepakatan regulasi
Unsur-unsur Pelembagaan Forum 1. Organisasi 2. Administrasi/Catatan 3. Kegiatan 4. Uang/dana 5. Akseptasi
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
149
IV. Strategi Keberlanjutan FMS
Strategi, Kegiatan dan Keluaran No
Strategi
Kegiatan
1.
Membangun kepercayaan dan komitmen antar pemangku kepentingan
• • • •
Identifikasi dan analisis SH Sosialisasi program Komunikasi awal dgn MSH Komunikasi dgn SH kunci
o Lap. Identifikasi dan analisis SH o Dipahaminya program o Komitmen antar SH
2.
Pengorganisian dan pengembangan kegiatan
•
Menggali dan menelaah kebutuhan Membentuk tim kecil Pertemuan Pembentukan /penyelenggaraan Forum Pertemuan untuk pengembangan model, tatakerja, bagi tugas dan kegiatan Forum Pengembangan kapasitas Forum Pertemuan/diskusi berkala
o Terbentuknya/ terselenggara nya Forum o Meningkatnya pemahaman partisipan Forum o Terselenggara nya pertemuan berkala
• • •
• •
Strategi, Kegiatan dan Keluaran No 3.
Strategi Penguatan FMS dalam monitoring pelayanan dan advokasi kebijakan
Kegiatan • • • • • •
4.
Penguatan FMS dalam artikulasi gagasan
• •
150
Keluaran
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
Penyusunan “Concept paper” Pengkomunikasian “concept paper” Hearing dgn legislatif dan/atau eksekutif Survei pengaduan Penyepakatan maklumat pelayanan Pengamatan dan pemantauan mutu pelayanan Diseminasi dan publikasi gagasan (media cetak/ elektronik/alternatif Produksi dan distribusi media cetak (brosur, banner, leaflet dll)
Keluaran o Concept paper o Identifikasi dan analisis pengaduan dan rekomendasi perbaikan layanan o Laporan hasil pemantauan • Produk publikasi (media massa dan media sosial) • Produk publikasi cetak dan lap.distribusi
www.kinerja.or.id
Strategi, Kegiatan dan Keluaran No 5.
Strategi Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan.
Kegiatan •
• • • • •
www.kinerja.or.id
Keluaran
Pengembangan kapasitas dlm o Terlembaganya/ advokasi kebijakan perencanaan terintegrasinya MSF dlm dan penganggaran daerah untuk mekanisme pengelolaan mendukung pelembagaan. pelayanan publik di daerah. Pengembangan kapasitas dalam o Diadopsinya kegiatanmobilisasi sumberdaya. kegiatan MSF dalam Pertemuan berkala. kegiatan pemda. Dan/atau Kunjungan monitoring ke unit lembaga lain di daerah. layanan secara reguler. o Dilaksanakannya kegiatan Hearing dengan legislatif MSF pada sektor terfokus. dan/atau eksekutif. Pertukaran pengalaman dan praktik yang baik untuk replikasi.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
151
IV. Strategi Keberlanjutan FMS
BAHAN BACAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN FMS 1. Pengertian
2. Unsur-unsur pelembagaan
Pengembangan suatu proses atau cara
Unsur-unsur pelembagaan juga sering disebut
untuk mengembangan keberadaan, peran,
sebagai bidang hasil pokok. Suatu lembaga atau
fungsi dan jangkauan kerja/kegiatan FMS.
program itu bisa berlanjut/berkesinambungan
Sedangkan keberlanjutan adalah sama dengan
atau melembaga jika unsur-unsur pokok
kesinambungan. Jika demikian maka yang
yang disebut bidang hasil pokok itu tumbuh
dimaksud dengan keberlanjutan FMS adalah
berkembang dan maju. Adapun bidang hasil
keberadaan, peran, fungsi dan kegiatan FMS
pokok yang menjadi hal penting tersebut adalah
yang berkesinambungan, berkelanjutan atau
sebagai berikut :
melembaga.
Tahap ini biasanya dilalui dengan kegiatan-
Maka, pengembangan untuk keberlanjutan itu
kegiatan:
sama dengan pelembagaan. Pelembagaan
(1). Identifikasi stakeholder;
adalah suatu upaya pembiasaan penerapan
(2). Orientasi tentang pelayanan publik yang
nilai, proses dan kegiatan tertentu sehingga
isi pokoknya terdiri dari konsep dan
menjadi bagian tata kehidupan tertentu dari
kebijakan, kapan orientasi dilakukan, hak
pihak yang telah mencoba/melakukannya.
dan kewajiban masyarakat serta kewajiban
Proses pelembagaan yang baik, jika
pemerintah dalam penyediaan pelayanan
sudah dimulai sejak proses persiapan dan
publik;
perencanaan suatu program tertentu. Artinya
(3) Analisis stakeholder.
setiap melaksanakan kegiatan, sudah harus berfikir tentang keberlanjutan.
a. Organisasi
Organisasi yang dimaksud di sini adalah apakah dalam pengorganisasian kegiatan-
152
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
kegiatan yang dilakukan oleh FMS
e. Akseptasi
sudah terjadi pembagian tugas yang
Akseptasi bisa diartikan pengakaran atas
jelas, perencanaan yang realistik dan
keberadaan dan peran lembaga, dalam
rasional. Termasuk didalam mekanisme
hal ini FMS. Apakah keberadaan dan
pertanggungjawaban dan pelaporan.
peran FMS sudah dikenal dan didukung oleh sesama partisipan forum, para pihak
b. Administrasi/Catatan
lain, pemerintah, DPRD, media, dan OMS
Apakah sudah dan senantiasa melakukan
lainnya. Apakah masyarakat (terutama
pencatatan, baik yang menyangkut kegiatan
yang terpinggirkan) telah merakan manfaat
organisasi atau program maupun keuangan.
keberadaan dan peran FMS?.
Sudahkah membiasakan tindakan : menulis apa yang hendak dikerjakan, melakukan yang telah ditulis dan menulis apa yang dilakukan.
c. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan apa saja yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk mencapai tujuan FMS. Artinya setiap saat harus ada kegiatan untuk menandakan adanya resonansi keberadaan dan peran.
d. Uang/dana
Hampir mustahil jika ada kegiatan tanpa ketersediaan uang atau dana. Semakin dimaklumi bahwa segalanya perlu uang, walaupun kita tidak boleh berpaandangan uang adalah segalanya. Unsur pokok ini dimaksudkan apakah telah ada sumber pendanaan yang rutin. Sebagai contoh: jasa konsultansi, jasa publikasi, usaha-usaha produktif yang sehat, donasi tetap dan tidak tetap, dll.
www.kinerja.or.id
3) Strategi Pengembangan
Strategi Pengembangan FMS dalam program Kinerja adalah sebagai berikut:
a. Strategi 1: Membangun kepercayaan dan komitmen antar pemangku kepentingan.
Strategi ini dilakukan melalui kegiatankegiatan sebagai berikut: •
Identifikasi tokoh kelompok, analisa dan pemetaan stakeholder.
•
Sosialisasi program Kinerja kepada semua pihak yang berpotensi mendukung program baik dengan unsur pemerintah daerah, DPRD, Organisasi masyarakat Sipil, Media dan lain-lain. Sosialisasi ini dilakukan dengan melakukan pertemuan audiensi dengan pihak-pihak terkait dan dapat
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
153
IV. Strategi Keberlanjutan FMS
pulan dilakukan dalam forum loka-karya.
Panduan fasilitasi proses inisiasi
Bahan-bahan untuk sosialisasi ada pada
forum multi stakeholder. •
lampiran antara lain: - Brosur/brief tentang program
kedua untuk mengembangkan model
KINERJA. •
forum, mekanisme internal, Struktur
- Paket-paket program KINERJA
forum dan program kerja. Panduan
Melakukan komunikasi awal dengan
untuk kegiatan ini akan dikembangkan
stake holder terpilih, baik secara formal
kemudian oleh tim KINERJA.
maupun informal. •
•
Capacity building (penguatan forum) --
Komunikasi dan koordinasi dengan
menciptakan relasi dengan pihak/sektor
pihak-pihak “kunci” yang berpengaruh
potensial.
tinggi.
Pertemuan forum Multi Stake holder
•
Pertemuan atau diskusi berkala.
•
Disseminasi informasi terkait isu
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam
prioritas.
strategi ini adalah sebagai berikut: • • •
Laporan analisa stakeholder (Format
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam
terlampir).
strategi ini adalah sebagai berikut:
Pemahaman stakeholder terhadap
•
Terbentuknya Forum Multi Stakeholder
program Kinerja.
beserta perumusan isu prioritas dan
Komitmen antar stakeholder untuk
agenda aksinya.
memperjuangkan perbaikan pelayanan.
•
Pertemuan berkala Forum Multi Stakeholder untuk membahas isu
b. Strategi 2: Pengorganisian dan pengembangan kegiatan Forum Multi Stake Holder.
Strategi ini dilakukan melalui kegiatankegiatan sebagai berikut: •
Komunikasi dengan stakeholder terkait
prioritas dan agenda aksi. •
Meningkatkan pemahaman anggota FMS.
c. Strategi 3: Penguatan FMS dalam monitoring pelayanan dan advokasi kebijakan.
untuk menggali dan menelaah kebutuhan. • •
154
Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-
Membentuk Tim Kecil untuk
kegiatan antara lain:
mengkristalkan gagasan.
•
Pendampingan penyusunan konsep
Pelaksanaan pertemuan inisiasi forum
paper untuk diintegrasikan dalam
multi stakeholder yang pertama dengan
program pemerintah sesuai dengan
menggunakan modul pada lampiran:
sektor prioritas.
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
•
•
Pertemuan dengan pihak-pihak terkait
dan media sosial
untuk mengkomunikasikan konsep •
paper. •
Hearing dengan legislatif dan eksekutif
•
Pendampingan pelaksanaan survei pengaduan.
•
Pendampingan dalam penyepakatan maklumat layanan.
•
Observasi lapangan terhadap kualitas pelayanan publik.
e.
Strategi 5 : Pendampingan terbatas untuk pelembagaan dan keberlanjutan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatankegiatan sebagai berikut: •
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam
Pengembangan kapasitas dalam
strategi ini adalah sebagai berikut:
advokasi kebijakan perencanaan dan
•
Kertas posisi untuk diajukan sebagai
pengangaran daerah untuk mendukung
input kebijakan untuk meningkatkan
pelembagaan dan keberlanjutan FMS.
•
•
•
Pengembangan kapasitas dalam mobilisasi sumberdaya.
Identifikasi dan analisa pengaduan beserta rekomendasi untuk perbaikan
•
Pertemuan reguler.
layanan.
•
Kunjungan monitoring ke unit layanan secara regular.
Laporan perkembangan pelayanan.
d. Strategi 4: Penguatan FMS dalam artikulasi gagasan. Strategi ini dilakukan melalui kegiatan-
•
Hearing ke eksekutif dan legislatif.
•
Pertukaran pengalaman dan praktik yang baik untuk replikasi.
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam
kegiatan antara lain:
strategi ini adalah sebagai berikut:
•
•
Disseminasi dan publikasi gagasan
•
Terlembagakannya/Terintegrasikannya
untuk perbaikan pelayanan publik
FMS dalam mekanisme yang ada di
melalui media cetak, elektronik, atau
daerah.
media alternatif.
•
Diadopsinya kegiatan-kegiatan FMS
Produksi dan distribusi media cetak,
dalam kegiatan pemerintah daerah dan
sepetrti leaflet, brosur, banner, dll.
atau lembaga lainnya di daerah. •
Produk publikasi cetak dan laporan distribusinya
pelayanan.
Produk publikasi melalui media massa
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan dalam
Dilaksanakannya kegiatan FMS pada sektor atau daerah lainnya.
strategi ini adalah sebagai berikut:
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
155
Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
157
PERKENALAN, IDENTIFIKASI HARAPAN DAN PEMBELAJARAN ORANG DEWASA PENGANTAR Sesi ”Memulai Kegiatan/Lokakarya/Pelatihan” dimaksudkan sebagai sesi untuk melakukan kegiatan perkenalan sampai pada penyepakatan beberapa hal terkait dengan pengorganisasian lokakarya atau pelatihan ini. Perkenalan dan kesepakatan lokakarya merupakan sesi yang
untuk dapat dimasukkan dalam rencana tindak lanjut. Untuk meningkatkan partisipasi peserta, dalam sesi ini juga akan dipertajam pemahaman peserta tentang siklus belajar orang dewasa di mana peserta adalah narasumber utama selama proses lokakarya dan fasilitator akan membantu untuk merangkainya menjadi sebuah pengalaman baru.
berupaya memberi ruang bagi peserta untuk saling mengenal dan menyepakati beberapa aturan selama lokakarya berlangsung. Perkenalan dan penyepakatan norma belajar ini diperlukan untuk membangun suasana belajar yang nyaman bagi peserta karena mereka dapat saling mengenal serta memiliki perasaan setara, sehingga mereka dapat memunculkan ide-ide secara spontan dan dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam lokakarya. Selain perkenalan dan penyepakatan beberapa hal di atas, pada sesi ini akan diidentifikasi harapanharapan terhadap lokakarya. Harapan-harapan ini akan ditinjau kembali pada akhir lokakarya untuk dievaluasi. Harapan yang belum tercapai disarankan
TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan umum sesi ini adalah menciptakan suasana yang kondusif, nyaman, dalam lokakarya. Secara khusus, sesi ini bertujuan untuk: 1. Saling mengenal satu sama lain, 2. Menjelaskan tujuan lokakarya, 3. Mengidentifikasi harapan-harapan peserta lokakarya, 4. Meninjau siklus belajar orang dewasa yang akan digunakan selama lokakarya, 5. Menyepakati norma-norma untuk menciptakan suasana lokakarya yang kondusif, efektif, dan efisien.
158
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
POKOK BAHASAN 1. Perkenalan singkat peserta meliputi: nama, asal
ALAT DAN BAHAN 1. Lembar Presentasi Fasilitator (LPF),
institusi dan ‘prestasi yang membanggakan
2. Flipchart,
dalam hidup,
3. Kertas Plano,
2. Harapan peserta terhadap lokakarya,
4. Spidol,
3. Prinsip-prinsip pembelajaran (orang dewasa),
5. Kertas Metaplan,
4. Maksud, Tujuan, Alur Lokakarya,
6. Lakban kertas,
5. Agenda lokakarya,
7. LCD,
6. Norma dalam lokakarya.
8. Komputer/laptop.
METODE
WAKTU
1. Curah pendapat,
90 menit
2. Diskusi, dan 3. Penjelasan interaktif.
PROSES FASILITASI
Pengantar (5 menit)
Perkenalan (20 menit)
Identifikasi Harapan Peserta (15 menit)
Pengantar (5 menit)
Pemaparan Materi (50 menit)
Diskusi/Tanya Jawab (30 menit)
www.kinerja.or.id
Penjelasan maksud, tujuan, alur, dan agenda lokakarya (5 menit)
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
159
Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa
1. Pengantar (5 menit)
d. Fasilitator memandu diskusi peserta untuk mengelompokkan harapan-harapan peserta
Fasilitator menayangkan slide tentang judul sesi,
yang telah ditempel.
membuka dengan mengucapkan salam, dan memberikan penjelasan tentang tujuan sesi ini sebagai pengantar kepada para peserta lokakarya.
4. Penjelasan maksud, tujuan, alur, dan agenda lokakarya (15 menit)
2. Pemaparan Materi (20 menit)
a. Fasilitator menjelaskan Tujuan dan Alur Lokakarya.
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan rekan fasilitator lainnya. b. Fasilitator membagi peserta menjadi
b. Fasilitator meminta peserta untuk membandingkan tujuan dan alur lokakarya dengan harapan yang telah didiskusikan, serta
4 kelompok, dan meminta peserta
meminta peserta untuk memberikan komentar
memperkenalan diri dalam kelompok masing-
dan saran.
masing dengan menyebutkan: nama lengkap,
c. Fasilitator memandu diskusi untuk penyepakatan
nama panggilan, asal institusi, dan prestasi yang
agenda lokakarya dengan mengakomodasi
membanggakan untuk menciptakan suasana
harapan harapan.
yang kondusif dan menyenangkan. c. Tiap kelompok memilih dan menyepakati juru bicara kelompok. d. Juru bicara kelompok memperkenalkan anggota kelompoknya kepada seluruh peserta.
6. Diskusi kesepakatan dan kontrak belajar (10 menit) Fasilitator memandu diskusi untuk menyepakati
3. Identifikasi Harapan Peserta (15 menit)
norma belajar yang akan berlaku selama lokakarya berlangsung. Jika respons peserta sedikit, fasilitator dapat menawarkan kepada peserta norma apa saja
a. Fasilitator meminta peserta memikirkan
yang perlu disepakati bersama.
harapan mereka terhadap lokakarya kemudian menuliskannya dalam kertas metaplan dengan huruf besar. b. Fasilitator memberikan contoh cara menulis
Sebagai akhir sesi, fasilitataor menutup dengan
pada kertas metaplan. Peserta boleh menuliskan
kalimat penutup sebagai berikut: ”Demikianlah
lebih dari 1 harapan.
rangkaian proses pembukaan, perkenalan, dan
c. peserta diminta menempelkan di dinding ruang lokakarya untuk dilihat lagi di akhir lokakarya.
160
7. Penutup (5 menit)
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
penyepakatan belajar kita, semoga berguna dan sampai jumpai pada sesi berikutnya” .
www.kinerja.or.id
LEMBAR KERJA PESERTA (LKP) Lembar Kerja berupa agenda lokakarya. Agenda lokakarya diperbanyak dan dibagikan ke semua peserta lokakarya. (dalam halaman tersendiri Bahan bacaan ditempatkan dihalaman baru saja).
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
161
Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa
BAHAN BACAAN
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Pembelajaran orang dewasa mempunyai
•
pendekatan, ruang lingkup, tujuan, dan strategi yang berbeda dengan pembelajaran untuk anak-
yang berbeda satu sama lainnya, •
anak. Pembelajaran orang dewasa dititikberatkan pada belajar secara berkelanjutan sepanjang
Peserta diperlakukan sebagai individu-individu Peserta banyak diberi pertanyaan dan tugastugas individu,
•
Peserta diberi latihan individual karena semua
hayat untuk mempelajari keterampilan yang dapat
orang akan mampu belajar kalau menggunakan
digunakan untuk mengarahkan diri sendiri. Namun
caranya sendiri,
demikian, sama halnya dengan anak-anak, di
•
dalam menjalankan proses pembelajarannya, orang dewasa menyukai belajar dalam kondisi bebas,
Memberdayakan peserta sebagai sumberdaya pelatihan,
•
Memberi kesempatan kepada peserta untuk
belajar melalui interaksi dengan sesama, tidak
mengkaitkan informasi/pengalaman yang baru
menyenangi hafalan, lebih mengutamakan hal-hal
diterima dengan pengalaman sebelumnya.
praktis dan pemecahan masalah. Pembelajaran dewasa bukanlah suatu proses
Pengalaman dan bukan wadah kosong Pembelajaran bukanlah suatu proses dimana sang ahli menuangkan pengetahuannya ke dalam kepala ‘kosong’ para peserta pelatihan. Oleh sebab itu fasilitator perlu mengetahui pengalaman peserta sebelum pelatihan. Pengalaman menghasilkan peta kognitif, suatu alat yang membantu kita menyerap informasi baru, yaitu hal-hal yang didengar dan dilihat selama pelatihan. Oleh karena pengalaman yang dialami berbeda-beda, maka setiap orang memiliki peta yang berbeda pula. Oleh sebab itu di
dimana sang ahli menuangkan pengetahuannya ke dalam kepala ‘kosong’ para peserta pelatihan. Oleh sebab itu fasilitator perlu melakukan analisis pengalaman peserta sebelum pelatihan, misalnya melalui perkenalan dan curah pendapat. Dengan demikian pelatihan dikelola menggunakan metode partisipatoris. Beberapa prinsip pembelajaran yang penting diperhatikan/diterapkan dalam pelatihan adalah sebagai berikut:
dalam pelatihan sebaiknya:
162
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
www.kinerja.or.id
• •
•
Berbagi dan menganalisis pengalaman melalui
adalah pola-pola perilaku/kebiasan yang sudah
dialog sesama peserta,
ada. Sebagai contoh lain: mereka tidak mungkin
Keterlibatan yang aktif dalam memilih topik
membicarakan manfaat suatu konsep penilaian baru
pelatihan, pemrograman dan evaluasi hasil
kalau mereka tidak percaya pada kebenaran dan
pelatihan; dengan cara ini mereka akan
manfaat konsep penilaian tersebut. Pelatih perlu
menganggap isi pelatihan ini sebagai milik
memastikan bahwa ada sistem yang mendukung
mereka,
tujuan pelatihan setelah peserta kembali ke tempat
Menemukan penyebab-penyebab permasalahan
kerja.
serta menemukan sendiri pemecahannya, •
Berbuat dan melakukan eksperimen dalam menemukan jawaban,
•
Relevansi materi yang dilatihkan,
•
Penekanan pada nilai-nilai yang praktis yang dapat diaplikasi,
•
Reflektif.
Orang dewasa sulit melupakan sesuatu yang pernah dipelajari Biasanya pelatihan dianggap mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru yang bisa dimasukkan pada salah satu tempat di ‘peta kognitif’. Tujuan ini dapat berhasil jika apa yang dilatihkan merupakan hal baru atau yang dibutuhkan oleh orang dewasa. Selama kehidupan, orang dewasa sudah mengembangkan perilaku dan pola berfikir yang relatif kaku yang sudah menjadi kebiasaannya, dan mereka tidak ingin melepaskannya. Oleh sebab itu orang dewasa ragu menerima sesuatu yang dirasakan tidak dikenal. Sebagai contoh: kalau diperkenalkan suatu pendekatan pembelajaran baru yang melibatkan perubahan praktik mengajar, salah satu alasan penolakan terhadap perubahan tersebut
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
163
Perkenalan, Identifikasi Harapan dan Pembelajaran Orang Dewasa
PENDIDIKAN PARTISIPATIF Pendidikan partisipatif mensyaratkan adanya proses learner centered (peserta didik sebagai pusat). Siapapun yang terlibat proses pembelajaran dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memiliki bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Dalam metode ini fungsi guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan proses demikian, beberapa karakteristik pendidikan partisipatif antara lain:
Tidak Menggurui Dalam metode ini tidak ada guru dan tidak ada murid yang digurui. Semua yang terlibat dalam proses pendidikan ini adalah guru sekaligus murid pada suatu yang bersamaan.
Dialogis Karena tidak ada guru ataupun murid, maka proses yang berlangsung tidak merupakan proses belajar mengajar yang bersifat satu arah, tetapi proses komunikasi dalam bentuk kegiatan interaktif (diskusi kelompok, bermain peran dsb) dan media (alat
Belajar Dari Pengalaman
peraga, audio visual dsb) yang lebih memungkinkan
Yang dipelajari bukan “ajaran” (teori, pendapat, kesimpulan, dll) dari seseorang, tetapi keadaan nyata masyarakat atau pengakuan seseorang yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Hal ini mengakibatkan tidak ada otoritas seseorang yang lebih tinggi dari yang lain.
terjadinya dialog kritis antara semua orang yang terlibat dalam proses pelatihan tersebut. Pedoman proses belajar dalam pendidikan partisipatif adalah daur belajar dari pengalaman yang distrukturkan (structural experiences learning cyrcle), seperti yang tergambar di bawah ini.
Melakukan/Mengalami
Mengungkapkan
Menerapkan
Menyimpulkan
164
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
Mengolah
www.kinerja.or.id
Pendidikan Partisipatif terwujud bila terdapat
proses itu ada dalam dirinya dan dengan orang lain.
keterlibatan individu secara sadar kedalam proses
Kemampuan seseorang jelas berbeda, sehingga
interaksi sosial kependidikan. Dengan pengertian itu,
kemampuan partisipasi seseorang jelas juga akan
peserta didik bisa berpartisipasi bila dia menemukan
berbeda, dalam jumlah dan mutunya. Dengan upaya
dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui
yang sungguh-sungguh dan terencana, partisipasi
berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam
seseorang maupun partisipasi kelompok akan bisa
hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan
ditingkatkan. Implikasi dari pengertian itu, setiap
tanggung jawab bersama.
individu dalam kelompok adalah pelaku pendidikan, yang berhak menetapkan segala sesuatu berdasar
Berdasar pada pemahaman itu, agar mampu
pada tata nilai, tradisi, kemampuan, tujuan dan
berpartisipasi seseorang perlu berproses, dan
bagaimana cara mencapai tujuan pendidikan.
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder (FMS)
165
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
USAID-KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id