IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
MODUL METODE DAN TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN
KINERJA-USAID Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id
MODUL Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Panduan bagi Fasilitator dan Pelaku Advokasi Mitra USAID-KINERJA
KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan public oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kotamitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, JawaTimur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand side) di sekto rpendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Di bidang kesehatan Program KINERJA mendorong daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan Kesehatan Ibu & Anak dengan focus pada Persalinan Aman, Menyusu Dini dan ASI eksklusif (atau disingkat PA-IMD-ASI atau Save delivery, immediate breastfeeding, exclusive breastfeeding). Di bidang pendidikan dasar Program KINERJA mendorong daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan Pendidikan Dasar dengan fokus pada pelayanan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), Distribusi Guru Proporsional (DGP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau Operational Costs of Education Unit, Proportional Teacher Distribution (PTD), School Based Management (SBM). Peningkatan pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional atau internasional. KINERJA juga mendorong penguatan dari sisi pengguna layanan (demand side), baik dalam partisipasi masyarakat maupun advokasi dan pengawasan oleh elemen masyarakat dan media dalam peningkatan pelayanan publik. Untuk lebih memudahkan para pemangku kepentingan dalam menerapkannya di lapangan maka disusun sebuah modul “Metode dan teknik advokas & pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan” yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelatihan, pendampingan, dan pelaksanaannya. Diharapkan modul ini dapat membantu para pemangku kepentingan di daerah yang ingin menerapkan tata kelola yang baik dalam advokasi dan pengawasan pelayanan publik berbasis standar.
Jakarta,
Januari 2014
ELKE RAPP Chief of Party, USAID - KINERJA
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
1
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN
METODE
BAHAN PRESENTASI
ALAT DAN BAHAN
WAKTU
PROSES FASILITASI
BAHAN BACAAN
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Daftar Isi
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I
BAB II
URAIAN SINGKAT TENTANG MODUL METODE DAN TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN OLEH MASYARAKAT DAN MEDIA - Pokok bahasan - Sasaran dan Pengguna Modul - Tujuan - Materi - Sistematika - Panduan Pelaksanaan
10 11 12 12 17 21
STANDAR PELAYANAN SEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN IKLIM USAHA YANG BAIK - Pengantar - Tujuan Pembelajaran Umum - Tujuan Pembelajaran Khusus - Pokok Bahasan - Metode, Alat dan Bahan - Waktu - Proses Fasilitasi - Uraian Substansi 1. Standar Pelayanan dan Implementasinya di Indonesia
26 26 27 27 27 27 28 29 29
- -
BAB III
1 3
2. Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Pendidikan 3. Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Kesehatan 4. Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Iklim Usaha yang Baik Bahan Pendukung Bahan Presentasi
PAKET PROGRAM KINERJA DAN RELEVANSINYA DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN - Pengantar - Tujuan Pembelajaran Umum - Tujuan Pembelajaran Khusus
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
48 53 57 58 59
76 76 76
3
-
Pokok Bahasan
77
-
Metode, Alat dan Bahan
77
- Waktu
77
-
Proses Fasilitasi
78
-
Uraian Substansi
79
-
1. Pendahuluan
79
2. Paket Sektor Pendidikan Dasar
79
3. Paket Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
84
Bahan Bacaan
99
- Materi -
BAB IV
99
Bahan Presentasi
100
PERUNDANGAN DAN PERATURAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN DAN HAK WARGA UNTUK MENDAPATKANNYA 114
- Pengantar -
Tujuan Pembelajaran Umum
114
-
Tujuan Pembelajaran Khusus
115
-
Pokok Bahasan
115
-
Metode, Alat dan Bahan
115
- Waktu
BAB V
-
Proses Fasilitasi
-
Uraian Substansi
117
1. Peta Kebijakan dan Regulasi Standar Pelayanan dalam Sektor Pelayanan Publik
117
2. Kebijakan dan Regulasi Sektor Pendidikan Dasar
119
3. Kebijakan dan Regulasi Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
121
4. Kebijakan dan Regulasi Sektor Perijinan Usaha
126
-
Bahan Bacaan
139
-
Materi Pendukung
139
-
Bahan Presentasi
140
116
PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BAGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR, KESEHATAN IBU ANAK DAN PERIJINAN USAHA - Pengantar
4
115
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
148
www.kinerja.or.id
- Tujuan Pembelajaran Umum - Tujuan Pembelajaran Khusus - Pokok Bahasan - Metode, Alat dan Bahan - Waktu - Proses Fasilitasi - Uraian Substansi 1. Arti Penting Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik yang Aplikatif Bagi Penyampaian Layanan Kepada Publik 3. Penerapan Prinsip Tata Kelola dalam Sektor Pelayanan Publik 4. Penerapan Prinsip Tata Kelola di dalam Implementasi Program Kinerja 5. Alat Bantu Tata Kelola Pemerintahan Untuk Mencapai Standar Pelayanan Dalam Sektor Pelayanan Publik 6. Hubungan Standar Pelayanan Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Perijinan Usaha dengan MSF, Media, dan Pengarus-Utamaan Gender - Bahan Presentasi
BAB VI
148 149 149 149 149 150 151 151 152 153 155 158 164 167
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUKUNGAN MEDIA DALAM ADVOKASI DAN PENGAWASAN PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran khusus D. Pokok Bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses Fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Apa dan Mengapa Advokasi Diperlukan
180 180 180 181 181 181 182 184 184
2. Apa dan Mengapa Pengawasan Diperlukan 3. Keragaman Advokasi oleh Masyarakat 4. Membangun Kekuatan Secara Kolektif 5. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 6. Dukungan Media untuk Advokasi dan Pengawasan 7. Peran Media Mendorong Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 8. Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media I. Alat Bantu
189 194 199 201 203 208 213 215
J. Bahan Presentasi
216
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
5
BAB VII
TEKNIK DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA BAGI ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK - Pengantar - Tujuan Pembelajaran Umum - Tujuan Pembelajaran Khusus - Pokok Bahasan - Metode, Alat dan Bahan - Waktu - -
- - - -
BAB VIII
226 226 227 227 227 227
Proses Fasilitasi Uraian Substansi 1. Advokasi dan Pengawasan oleh Media 2. Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal 3. Elaborasi Isu Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan 4. Sasaran dan Fokus Advokasi Serta Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 5. Teknik Produksi Konten dan Strategi Penggunaan Media Mendukung Advokasi dan Pengawasan 6. Faktor Penghambat dan Pendukung Dukungan Media Bagi Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Alat Bantu Bahan Bacaan Tujuan Praktek Baik Bahan Presentasi
TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK OLEH MASYARAKAT A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Pokok Bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses Fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Metode Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
244 255 260 260 260 261
274 274 275 275 275 275 276 279 279
2. Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 3. Elaborasi Isu Standar Pelayanan dalam Advokasi Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
6
228 231 231 233 235 238
299 310
www.kinerja.or.id
I.
4. Sasaran dan Fokus Advokasi Serta Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
312
5. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan
318
Bahan Bacaan
322
J. Alat Bantu/Bahan Pendukung
322
K. Bahan Presentasi
323
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
7
Daftar Tabel
8
Tabel 1.1
Topik Utama dan Detil Topik
26
Tabel 2.1
Perbandingan Inti Jenis Standar
44
Tabel 2.2
Perbandingan Peranan Stakeholder Dalam Penerapan Jenis Standar
61
Tabel 5.1
Penerapan Prinsip Tata Kelola pada Program KINERJA USAID
63
Tabel 6.1
Aktor dan Cakupan Advokasi
66
Tabel 7.1
Peran Serta Media dalam Advokasi dan Pengawasan
67
Tabel 7.2
Sasaran dan Fokus Advokasi
72
Tabel 7.3
Sasaran dan Fokus Pengawasan
95
Tabel 7.4
Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Jenis Media untuk Kepentingan Advokasi
102
Tabel 7.5
Hal-hal yang Perlu Dilakukan dan Dihindari untuk Optimalisasi Peran Media dalam Advokasi
104
Tabel 8.1
Substansi dan Target Komunikasi dalam Advokasi dan Pengawasan
134
Tabel 8.2
Tahap Persiapan
137
Tabel 8.3
Tahap Pelaksanaan
138
Tabel 8.4
Tahapan Paska Kegiatan
141
Tabel 8.5
Sasaran dan Fokus Advokasi
148
Tabel 8.6
Sasaran dan Fokus Pengawasan
149
Tabel 8.7
Tips Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan
183
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
1
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
9
BAB 1 Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
POKOK BAHASAN Kinerja USAID merupakan program dukungan bagi peningkatan mutu pelayanan publik. Secara khusus program mendukung sektor pendidikan (khususnya pendidikan dasar), kesehatan (khususnya kesehatan ibu dan anak) dan sektor iklim usaha yang baik (khususnya perijinan usaha). Dalam pendekatan kegiatan yang dikembangkan oleh Kinerja USAID menekankan pendampingan dan penguatan pada dua sisi yakni sisi supply (penyedia layanan atau penyelenggara layanan) dan sisi demand (penerima layanan). Modul ini melulu membahas teknik dan metode yang harus diperankan oleh sisi demand didalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik. Meskipun demikian, untuk dapat lebih memahami isu yang dibahas, kedua kelompok perlu dibekali materi mengenai isu terkait mutu pelayanan publik. Untuk mengukur mutu pelayanan publik, Pemerintah sendiri telah merumuskan dasar-dasar indikator capaian melalui standar pelayanan. Dengan demikian pemahaman mengenai standar pelayanan terlebih dahulu perlu disampaikan kepada kedua
Modul ini melulu membahas teknik dan metode yang harus diperankan oleh sisi demand didalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik.
kelompok sasaran dari modul ini. Pelaku dari sisi demand direpresentasikan oleh dua grup yakni kelompok masyarakat sipil yang ada di dalam forum multipihak (stakeholder forum) dan kelompok media (di dalamnya termasuk jurnalis profesional dan jurnalis warga). Kedua kelompok inilah yang difasilitasi oleh Kinerja diperkuat agar dapat mendorong peningkatan mutu pelayanan publik melalui advokasi dan pengawasan terhadap mutu tersebut.
10
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Modul ini selain berisi konsep, langkah-langkah
kegiatan. KINERJA menggunakan pedoman/
pelaksanaan, juga berisi aspek-aspek teknis tentang
modul/materi yang sudah terbukti berhasil yang
panduan bagaimana fasilitator menggunakannya
dilakukan oleh lembaga lainnya dan atau yang
dalam pelatihan. Tujuan modul ini adalah untuk
diterbitkan oleh Kementerian Penertiban Aparatur
meningkatkan pemahaman dan kemampuanpara
Negara dan Reformasi Birokrasi serta kementerian
Fasilitator/Konsultan/spesialis yang akan
terkait lainnya.Secara keseluruhan pelatihan ini
memfasilitasi kegiatan advokasi dan pengawasan
membutuhkan waktu 3 hari.
peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan dalam program Kinerja USAID. Meskipun demikian modul ini juga dapat digunakan
SASARAN DAN PENGGUNA MODUL
oleh organisasi masyarakat sipil, organisasi media, lembaga donor, dan lembaga lainnya untuk tujuan yang sama serta dalam upaya penerapan hasilhasil yang dianggap berhasil (good practices) pada daerah lain. Modul ini terdiri 7 pokok bahasan sebagai berikut: 1. Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik 2. Paket program Kinerja dan relevansinya dengan indikator pencapaian standar pelayanan 3. Regulasi dan peraturan terkait standar pelayanan dan hak warga untuk mendapatkannya 4. Penerapan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik bagi sektor pelayanan publik 5. Peran masyarakat dan media dalam advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik 6. Dukungan media bagi advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik 7. Metode dan teknik advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik oleh masyarakat KINERJA tidak membuat materi-materi atau pedoman-pedoman baru dalam pelaksanaan
www.kinerja.or.id
Pengguna modul ini adalah pelaksana kegiatan di dalam program Kinerja dan pihak-pihak lain yang berminat. Pelaksana dimaksud antara lain yakni: 1. Pelaku advokasi dan pengawasan yang terdiri dari kelompok/organisasi masyarakat sipil dan organisasi media. 2. Mitra Pelaksana program Kinerja yakni merekamereka yang terlibat dalam pelaksanaan program Kinerja di Kabupaten/kota maupun Provinsi. 3. Para spesialis program Kinerja USAID, baik yang berada di kantor Jakarta, maupun yang berada di daerah, 4. Pihak-pihak lain yang tertarik untuk meningkatkan peran masyarakat (sipil) dan pelaku media untuk melaksanakan advokasi serta mengawasi proses pencapaian dan perbaikan kualitas pelayanan publik. Modul ini dilaksanakan melalui Lokakarya Pelatihan atau sering disebut lokalatih. Di dalam pelatihan, modul ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
11
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
1. Jika pelatihannya hanya diikuti oleh calon
para peserta memiliki kemampuan mendampingi
fasilitator dari atau yang hendak memfasilitasi
dan memberi bantuan teknis kepada forum,
kelompok masyarakat sipil, maka pelaksanaan
kelompok masyarakat sipil, media dan jurnalis warga
pelatihan hanya menggunakan modul 2, 3, 4, 5,
di daerah mitra KINERJA USAID.
6 dan 8. 2. Jika pelatihannya hanya diikuti oleh calon fasilitator dari kelompok pelaku media saja (termasuk jurnalis warga) atau yang hendak memfasilitasi mereka, maka pelatihan hanya menggunakan modul 2,3,4,5,6,dan 7 3. Jika pelatihan diikuti oleh calon fasilitator
B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan: 1. Mampu menjelaskan tentang standar pelayanan,
yang berasal atau hendak memfasilitasi
kebijakan dan regulasinya serta prinsip-prinsip
kedua kelompok di atas bersama-sama, maka
tata kelola pemerintahan yang digunakannya.
pelatihan menggunakan semua modul yakni 2,3,4,5,6,7, dan 8
2. Memahami metode dan teknik advokasi dan pengawasan serta 3. Memahami teknik produksi konten dan
TUJUAN
penggunaan variasi media untuk mendukung advokasi dan pengawasan 4. Mampu mendampingi forum multi pihak didalam melaksanakan advokasi bagi peningkatan mutu
A. Tujuan Pembelajaran Umum
pelayanan publik berbasis standar pelayanan 5. Mampu mendampingi dan memberikan bantuan teknis bagi kelompok media dan jurnalis warga
Meningkatkan wawasan, kapasitas dan ketrampilan
didalam mendukung advokasi dan pengawasan
teknis Fasilitator (peserta) terkait standar pelayanan
bagi peningkatan mutu pelayanan publik.
pada sektor pendidikan dasar, kesehatan ibu dan anak serta perijinan usaha; kaitannya dengan sektor dalam program Kinerja; kebijakan standar pelayanan dan hak warga; prinsip tata kelola pemerintahan
MATERI
yang digunakannya, peran masyarakat dan media di dalam advokasi dan pengawasan serta metode dan
Secara keseluruhan isi modul ini dibagi 7 (tujuh)
teknis advokasi dan pengawasan oleh masyarakat
pokok bahasan yang dibagi menjadi 3 (tiga) hari,
dan media. Selain itu melalui sharing pengetahuan
adapun pembagian hari tersebut adalah:
dalam pelatihan peserta diharapkan dapat menyerap pengetahuan dan praktek baik dari forum pelatihan tersebut. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini,
12
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Hari 1 Pengantar 1 X 45 menit
www.kinerja.or.id
• Materi 1: Standar Pelayanan 3 X 45 Menit • Materi 2: Relevansi dengan paket Kinerja 3 X 45 menit
• Materi 3: Kebijakan dan regulasi standar
Pelayanan 3 X 45 menit
Hari 3
• Materi 6: Teknik dan Strategi Penggunaan
menit
• Materi 5: Peran masyarakat dan dukungan
media dalam advokasi dan
pengawasan 4 X 45 menit
II
6 X 45 menit
pengawasan oleh masyarakat 6 X 45
menit
• Materi 4: Penerapan prinsip tata kelola 4 X 45
I
Media bagi advokasi dan pengawasan
• Materi 7: Metode dan teknis advokasi dan
Hari 2
BAB
Topik Utama
Selain penjelasan di atas, guna memperjelas setiap BAB dan topik utama serta detail topik dari substansi modul yang disusun, maka dapat lihat penjelasan pada tabel di bawah ini:
Detil Topik
Pengantar Tujuan Penyusunan, Sistematika dan Cara penggunaaan Modul
• Pokok bahasan • Sasaran dan Pengguna
Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
• Standar pelayanan dan
Waktu
Referensi /Pustaka
1 X 45 menit
Bahan/ Material Ppt
Modul
• Tujuan • Materi • Sistematika • Panduan Pelaksanaan 3 X 45 menit
implementasinya di Indonesia
• Penerapan standar
Dokumen regulasi tentang SPM di masing-masing sektor
Ppt
pelayanan dalam sektor pendidikan
• Penerapan standar
pelayanan dalam sektor kesehatan
• Penerapan standar
pelayanan dalam sektor iklim usaha yang baik
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
13
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB
14
Topik Utama
Detil Topik
Waktu
Referensi /Pustaka
Bahan/ Material
III
Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
• Paket sektor pendidikan dasar dan standar pelayanan yang digunakan • Paket sektor kesehatan ibu dan anak dan standar pelayanan yang digunakan Paket sektor perijinan usaha • dan standar pelayanan yang digunakan
3 X 45 menit
Contoh SOP dan SPP yang telah disusun oleh Kinerja USAID
Ppt
IV
Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
• Peta kebijakan dan regulasi standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik • Kebijakan dan regulasi sektor pendidikan dasar • Kebijakan dan regulasi sektor kesehatan ibu dan anak • Kebijakan dan regulasi sektor perijinan usaha • Hak warga dalam pelayanan publik berbasis standar pelayanan
3 X 45 menit
• Dokumen regulasi terkait
ppt
V
Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
• Arti penting tata kelola pemerintahan yang baik • Prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, beserta indikator dan perangkat pendukungnya • Penerapan prinsip tata kelola dalam sektor pelayanan publik • Alat bantu tata kelola pemerintahan untuk menca pai standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik • Hubungan standar pelayanan dengan forum multipihak, media dan pengarusutamaan gender
3 X 45 menit
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Ppt; Handout
www.kinerja.or.id
Referensi /Pustaka
BAB
Topik Utama
Detil Topik
Waktu
VI
Peran serta masyarakat dan dukungan media dalam advokasi dan pengawasan perbaikan mutu pelayanan publik
Apa dan mengapa advokasi diperlukan Apa dan mengapa pengawasan diperlukan Keragaman advokasi oleh masyarakat Membangun kekuatan kolektif Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
4 X 45 menit
Contoh kegiatan advokasi dan hasilnya
6 X 45 menit
• Modul Pelatihan Jurnalisme Warga • Menyusun siaran pers • Tricks and tips teknik Pengelolaan media sosial
Bahan/ Material Ppt; Handout/ BB/
Dukungan media untuk advokasi dan pengawasan Cara untuk mendapatkan Dukungan Media VII
Dukungan media bagi advokasi dan pengawasan mutu pelayanan publik
www.kinerja.or.id
Advokasi dan Pengawasan oleh Media Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal Elaborasi isu mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan Teknik produksi konten dan strategi penggunaan media mendukung advokasi dan pengawasan Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi advokasi dan pengawasan
ppt
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
15
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB
Topik Utama
VIII
Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
Detil Topik
• • •
•
•
16
Metode advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Waktu 6 X 45 menit
Referensi /Pustaka
• Panduan
Bahan/ Material PPt
pelaksanaan Survei Keluhan berdasarkan Kepmenpan 13 tahun 2009 • Modul Survei Keluhan yang dikembangkan Kinerja USAID Panduan • pelaksanaan IKM berdasarkan Permenpan no 25 Tahun 2004 • Panduan Pelaksanaan CRC
www.kinerja.or.id
SISTEMATIKA
Modul pendampingan SPM bidang kesehatan untuk
pada pendekatan ‘comprehensive planning’, seperti
kab/kota ini terdiri dari beberapa pokok bahasan
dijelaskan dalam gambar berikut:
yang disusun secara bertahap dengan mengacu
BAB I
BAB II
Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik berbasis standar pelayanan oleh masyarakat dan media A.
Pokok bahasan
B.
Sasaran dan Pengguna Modul
C.
Tujuan
D.
Materi
E.
Sistematika
F.
Panduan Pelaksanaan
STANDAR PELAYANAN SEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN IKLIM USAHA YANG BAIK A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran Umum
C.
Tujuan Pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses Fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
www.kinerja.or.id
1.
Standar pelayanan dan implementasinya di Indonesia
2.
Penerapan standar pelayanan dalam sektor pendidikan
3.
Penerapan standar pelayanan dalam sektor kesehatan
4.
Penerapan standar pelayanan dalam sektor iklim usaha sayang baik
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
17
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB III
PAKET PROGRAM KINERJA DAN RELEVANSINYA DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I. BAB IV
Paket sektor pendidikan dasar dan standar pelayanan yang digunakan
2.
Paket sektor kesehatan ibu dan anak dan standar pelayanan yang digunakan
3.
Paket sektor perijinan usaha dan standar pelayanan yang digunakan
Lampiran
PERUNDANGAN DAN PERATURAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN DAN HAK WARGA UNTUK MENDAPATKANNYA A.
Pengantar
B.
Tujuan Pembelajaran Umum
C.
Tujuan Pembelajaran Khusus
D.
Pokok Bahasan
E.
Metode, Alat dan bahan
F.
Waktu
G.
Proses Fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
18
1.
1.
Peta kebijakan dan regulasi standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik
2.
Kebijakan dan regulasi sektor pendidikan dasar
3.
Kebijakan dan regulasi sektor kesehatan ibu dan anak
4.
Kebijakan dan regulasi sektor perijinan usaha
5.
Hak warga dalam pelayanan publik berbasis standar pelayanan
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
BAB V
PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BAGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR, KESEHATAN IBU ANAK DAN PERIJINAN USAHA A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
I. BAB VI
Arti penting tata kelola pemerintahan yang baik
2.
Prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, beserta indikator dan perangkat pendukungnya
3.
Penerapan prinsip tata kelola dalam sektor pelayanan publik
4.
Alat bantu tata kelola pemerintahan untuk mencapai standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik
5.
Hubungan standar pelayanan dengan forum multipihak, media dan pengarusutamaan gender
Lampiran
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUKUNGAN MEDIA DALAM ADVOKASI DAN PENGAWASAN PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian Substansi
I.
www.kinerja.or.id
Uraian Substansi 1.
1.
Apa dan mengapa advokasi diperlukan
2.
Apa dan mengapa pengawasan diperlukan
3.
Keragaman advokasi oleh masyarakat
4.
Membangun kekuatan kolektif
5.
Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
6.
Dukungan media untuk advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
7.
Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
19
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
BAB VII
TEKNIK DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA BAGI ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian substansi
I. BAB VIII
Advokasi dan Pengawasan oleh Media
2.
Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal
3.
Elaborasi isu mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan
4.
Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan
5.
Teknik produksi konten dan strategi penggunaan media mendukung advokasi dan pengawasan
6.
Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi advokasi dan pengawasan
Lampiran
TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK OLEH MASYARAKAT A.
Pengantar
B.
Tujuan pembelajaran umum
C.
Tujuan pembelajaran khusus
D.
Pokok bahasan
E.
Metode, Alat dan Bahan
F.
Waktu
G.
Proses fasilitasi
H.
Uraian substansi
I.
20
1.
1.
Metode advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
2.
Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
3.
Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik
4.
Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
5.
Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan
Lampiran
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
PANDUAN PELAKSANAAN
oleh fasilitator, jika memang tidak menyediakan pemateri khusus. Untuk pemateri modul 7 adalah nara sumber yang memiliki kualifikasi sebagai jurnalis
1. Tahapan Persiapan:
atau editor/redaktur. Alat bantu pelatihan. Pelatihan ini
A. Peserta. Semua peserta yang terlibat
menggunakan alat bantu berupa
merupakan peserta yang berasal dari
LCD proyektor dan laptop untuk
fasilitator, grup masyarakat sipil, LSM,
penyampaian materi pelatihan, diluar itu
pelaku media – baik profesional maupun
flipchart dan kertas plano serta spidol
jurnalis warga –atau kelompok lain, namun
juga disiapkan untuk sesi diskusi curah
bersedia memfasilitasi advokasi dan
pendapat dan diskusi kelompok.
pengawasan yang hendak dilakukan oleh
Fasilitator. Seluruh sesi di dalam
program (tertentu). Peserta dapat pula
pelatihan akan dipandu oleh fasilitator.
berasal dari internal program Kinerja USAID,
Ada baiknya jumlah fasilitator untuk
maupun program-program serupa yang
pelaksanaan selama 3 hari minimal dua
mendukung dilaksanakannya advokasi
orang yakni, fasilitator dan co-fasilitator.
terhadap pelayanan publik.
Fasilitasi dapat dilakukan secara
B. Pelaksanaan. Pelatihan dilaksanakan
bergantian antar sesi. Untuk sesi-sesi
selama 3 hari dengan ketentuan beberapa
yang sudah lebih bersifat teknis dapat
hal seperti diuraikan di bawah ini:
ditangani secara bersamaan.
Tempat dan desain ruang pelatihan. Tempat menyesuaikan untuk kapasitas sekitar 30 orang dengan desain kursi melingkar atau U-shape. Flipchart diletakkan di bagian depan samping, papan tulis (whiteboard) dibagian depan samping berlawanan dengan flipchart. Materi dan pemateri. Materi secara
Ice breaking. Hendaknya fasilitator menyiapkan sesi ice breaking dengan menyiapkan game sederhana atau sekedar gerakan sederhana untuk pelepas penat. C. Dokumen modul dan bahan-bahan pendukung sebaiknya disampaikan terlebih dahulu kepada peserta.
umum terdiri dua hal yakni substansial terkait standar pelayanan dan teknik serta metode advokasi dan pengawasan. Pemateri untuk modul 1,2
2. Tahap Pelatihan: A. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari
dan 3 diharapkan nara sumber yang
lebih kurang. Jika peserta berasal dari
fasih dengan isu dimaksud. Pemateri
dua kelompok yakni masyarakat sipil dan
modul 4,5,6, dan 8 dapat dilakukan
media, maka pelatihan akan berlangsung
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
21
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
selama 3 hari penuh. Namun jika hanya satu kelompok saja, maka pelaksanaan akan memakan waktu 2,5 hari saja. B. Secara umum setiap alur dalam pembahasan modul memiliki pola yang sama, yakni penyampaian materi, diskusi dan curah pendapat dan diakhiri oleh diskusi kelompok, presentasi dan pembahasan hasil. Untuk modul dalam Bab VII dan VIII tambahan metode yakni bermain peran dilaksanakan. C. Metode Penyampaian
Pelatihan ini merupakan pelatihan bagi
..... untuk menghindari dominasi peserta tertentu yang kerap berbicara, tanpa memperhatikan peserta yang lain – meta plan dapat digunakan untuk menjaring opini atau pendapat masing-masing peserta.
orang dewasa sehingga pendekatan yang digunakan adalah menempatkan peserta
sebagai orang yang memiliki pengetahuan,
pada masing-masing sesi. Fasilitator
meskipun diyakini kualitas pengetahuan
juga menyampaikan hal-hal teknis
berbeda-beda. Metode penyampaian ini
seperti waktu yang digunakan, metode
dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif
penyampaian, serta kontrak sosial yang
yakni membuka seluas mungkin partisipasi
bisa disepakati (kontrak social dilakukan
dan peran aktif peserta untuk terlibat
satu kali pada saat awal pelatihan,
dalam diskusi, curah pendapat maupun
umumnya meliputi kesepakatan waktu,
penyampaian materi.
penggunaan telepon selular/suara,
Untuk mempersempit jurang pemahaman antar peserta ada baiknya materi pendukung (bahan bacaan) telah terlebih dahulu disampaikan kepada peserta, sehingga mereka dapat membaca terlebih dahulu. Metode umum yang digunakan dalam pelatihan ini secara berturut-turut adalah sebagai berikut: Pembukaan. Setiap pembukaan sesi, fasilitator menerangkan apa tema sesi pelatihan ini, apa tujuan pencapaiannya serta apa yang diharapkan dari peserta
22
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
merokok, waktu istirahat, penggunaan kata-kata sulit). Pada awal pelatihan fasilitator hendaknya juga menggunakan waktu untuk melaksanakan sesi perkenalan. Sesi ini ini ditujukan untuk mencairkan suasana sekaligus memperakrab hubungan antar peserta, terutama pada saat diskusi dan curah pendapat serta diskusi kelompok. Tutorial. Tutorial yang disampaikan dalam bentuk penyampaian materi dilakukan oleh nara sumber ataupun
www.kinerja.or.id
fasilitator. Materi yang disampaikan
serta waktu yang digunakan serta
kepada peserta merupakan materi yang
hasil yang ingin dicapai. Ada baiknya
telah disiapkan berupa materi dalam
di dalam diskusi kelompok fasilitator
format presentasi melalui alat bantu
menggunakan pertanyaan kunci
LCD projector dan computer/notebook.
untuk memancing peserta/kelompok menjawab melalui hasil diskusi.
Diskusi dan Curah Pendapat.
Diskusi kelompok juga didorong untuk
Setelah selesai penyampaian materi
memilih pimpinan kelompok dan
atau diskusi kelompok, peserta diberi
sekretarisnya. Hasil diskusi kelompok
kesempatan untuk dapat memahami
dapat dituangkan dalam file presentasi
materi dengan baik. Sesi pertanyaan
ataupun rumusan-rumusan yang
dan klarifikasi diberikan agar peserta
disusun dalam kertas flipchart.
dapat mengutarakan apa yang ingin disampaikan terkait pendalaman
Bermain Peran/Role Playing.
materi, klarifikasi serta penyampaian
Tujuan dari metode ini adalah: 1)
argument lain yang dapat memperkuat
agar peserta dapat menghayati
atau memberikan pengayaan arti.
dan mengukur berbagai peran dari
Jika diperlukan – untuk menghindari
pihak lain, 2) peserta dapat belajar
dominasi peserta tertentu yang kerap
bagaimana membagi tanggung jawab
berbicara, tanpa memperhatikan peserta
serta mengerti bagaimana mengambil
yang lain – meta plan dapat digunakan
keputusan dalam situasi kelompok
untuk menjaring opini atau pendapat
secara spontan, dan 3) diharapkan
masing-masing peserta.
dapat merangsang peserta untuk berpikir dan memecahkan masalah
Diskusi Kelompok. Diskusi kelompok merupakan salah satu metode yang ditujukan untuk menjaring kesatuan pendapat, membahas kasus atau merumuskan satu rencana bersama.
terkait isu yang dibahas.
Secara teknis metode ini untuk mengajak peserta menghayati peran
Dalam pelatihan ini metode diskusi kelompok digunakan untuk menjawab salah satu tujuan dimaksud. Di dalam diskusi kelompok peserta dibagi dapat berdasarkan latar belakang yang sama, kesamaan ide, ataupun ditunjuk secara acak. Fasilitator perlu menentukan metode pengelompokan peserta,
Hasil diskusi kelompok dapat dituangkan dalam file presentasi ataupun rumusan-rumusan yang disusun dalam kertas flipchart.
menentukan alat yang digunakan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
23
BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media
masing-masing dan menjalankan skenario isu yang diangkat. Peserta harus berperan sesuai dengan fungsi
o Akhiri kegiatan pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan. o Akhiri kegiatan dengan diskusi pleno
dari skenario masing-masing. Untuk
untuk bersama-sama memecahkan
itu beberapa petunjuk yang harus
masalah persoalan yang ada pada
diperhatikan dalam penerapan metode
kegiatan bermain peran tersebut.
ini yaitu: o Isu dan kasus telah ditetapkan terlebih dahulu. Sampaikan kepada peserta mengenai isi dari masalahmasalah dalam konteks cerita tersebut. o Tetapkan peserta yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan kelas. o Jelaskan kepada peserta lain
o Jangan lupa menilai hasil bermain peran tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. o Tujuan khusus yang hendak dicapai supaya dirumuskan terlebih dahulu, terutama tentang pola tingkah laku atau watak tertentu yang akan ditanamkan ke dalam peserta. Kesimpulan. Fasilitator menyampaikan hal-hal penting (highlight) yang didapat
yang tidak terlibat dalam kegiatan
dari diskusi dan curah pendapat serta
tersebut, peranan mereka saat
diskusi kelompok. Catatan penting
kegiatan sedang berlangsung.
bersifat teknis di dalam pelaksanaan
o Beri kesempatan kepada para
sebaiknya juga dikemukakan.
pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan peranannya.
24
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Standar Pelayanan Bidang Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
2
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
25
PENGANTAR
BAB 2 Standar Pelayanan Bidang Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Materi di dalam modul ini akan membahas berbagai hal terkait standar pelayanan, mulai dari perdebatan, perbedaan perlakuannya, dukungan regulasi, sampai bagaimana penerapannya pada masingmasing sektor terkait. Peta mengenai standar pelayanan juga disajikan terutama terkait tiga standar pelayanan utama yakni standar pelayanan minimal (SPM), standar pelayanan publik (SPP) dan standar operasional prosedur (SOP). Materi dalam modul ini juga akan membahas bagaimana standar pelayanan diacu pada tiga sektor pelayanan publik, yakni sektor pendidikan, kesehatan dan iklim usaha yang baik. Modul pada bagian ini secara umum ingin memberi dasar pemahaman mengenai standar pelayanan kepada peserta untuk kepentingan pembahasan pada modul-modul berikutnya yang masih akan
....... peserta akan memiliki pemahaman tentang konsep service standard .......
terkait.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mendapatkan materi dari modul ini peserta diharapkan mengetahui apa saja jenis dan mutu pelayanan publik yang menjadi hak warga berdasarkan standar pelayanan. Sektor pelayanan publik yang dicakup dalam modul ini dibatasi dengan
26
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN
dua sektor pelayanan publik dasar dan satu sektor pelayanan publik terkait perijinan usaha. Dengan mengetahui indikator pencapaian di dalam standar pelayanan masing-masing akan terkait dengan Ketiganya terkait dengan dukungan program Kinerja
1. Metode a. Tutorial.
USAID.
b. Diskusi dan curah pendapat.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
c. Diskusi kelompok
2. Alat Bantu a. Flipchart
1. Peserta mengenali berbagai standar
b. LCD Projector dan Komputer.
pelayanan yang menjadi kewajiban negara.
c. Kertas plano dan spidol
2. Peserta memahami standar pelayanan yang wajib diberikan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan iklim usaha.
3. Bahan a. Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
3. Peserta memahami kendala pelaksanaan
digital yang berisi presentasi slide-slide
standar pelayanan pada sektor pendidikan,
dengan menggunakan software presentasi.
kesehatan, dan iklim usaha. 4. Peserta menyadari bahwa pemahaman atas standar pelayanan menjadi dasar advokasi
WAKTU
dan partisipasi masyarakat.
POKOK BAHASAN
4 X 45 menit
1. Pengertian dan definisi berbagai standar pelayanan 2. Penerapan standar Pelayanan dalam sektor pendidikan dasar 3. Penerapan standar Pelayanan dalam sektor kesehatan ibu dan anak 4. Penerapan standar Pelayanan dalam sektor iklim usaha yang baik
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
27
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
PROSES FASILITASI Arti Penting Standar Pelayanan (45 menit)
Pengantar (5 menit)
Kesimpulan (10 menit)
Diskusi Presentasi Kelompok Pembahasan Indikator SPM dan Implementasinya (80 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
Pengantar Diskusi Kelompok (10 menit)
terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat membagi
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
secara adil peserta-peserta yang ingin bertanya
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
atau menjawab dengan meminta mereka
menyampaikan hal penting terkait penerapan
menyampaikan pertanyaan dan respon secara
Standar Pelayanan serta relevansinya dengan
singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
tujuan utama pelatihan ini. 2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
4. Diskusi kelompok. Sebelum diskusi dimulai, fasilitator menyampaikan hal-hal sebagai
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
berikut:
standar pelayanan, SPM, SPP dan SOP pada
a. Penjelasan mengenai tugas yang harus
sektor pendidikan dasar, kesehatan ibu dan
diselesaikan di dalam diskusi kelompok.
anak serta iklim usaha yang baik. Penyajian
Tugas tersebut adalah merumuskan
dilakukan dalam power point yang juga didukung
3indikator pencapaian SPM pada masing-
dengan naratif selama 45 menit.
masing sector dan contoh penerapannya
3. Diskusi dan Curah Pendapat.Sesi Tanya jawab
disertai penjelasan terkait pelaksanaan
dilaksanakan selama 30 menit dengan sebanyak
standar pelayanan pada masing-masing
mungkin melibatkan peserta yang aktif bertanya
sektor.
maupun merespon pertanyaan. Fasilitator tidak
28
Diskusi dan Curah Pendapat (30 menit)
b. Masing-masing kelompok membahas
menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan
satu sektor. Jika kelompok lebih dari tiga,
yang diajukan peserta, namun menawarkan
maka ada sektor yang dibahas oleh lebih
kepada peserta lain untuk merespon atau
dari satu kelompok. Sektor yang dibahas
menjawab, sehingga dibangun diskusi yang
oleh kelompok ke empat adalah sektor
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
pendidikan dan masing-masing kelompok
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
sektor pendidikan dibagi isu yang berbeda
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
satu sama lainnya.
kelompok menyampaikan hasil maksimal 5 – 7 menit dan dilanjutkan dengan
c. Pembagian waktu dalam diskusi adalah dalam 3 menit awal kelompok menentukan
diskusi serta klarifikasi atas hasil yang
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
disampaikan masing-masing kelompok.
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
Fasilitatormemandu proses diskusi dan
dan mencatat. 40 menit selanjutnya
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
diskusi yang dapat digunakan sebagai
dan sisanya 37 menit kembali ke sesi pleno
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
untuk membahas hasil diskusi masing-
5. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan
masing kelompok.
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
d. Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
jawab dan hasil diskusi kelompok.
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil diskusi.
URAIAN SUBSTANSI
e. Fasilitator mengatur pembagian kelompok sedemikian rupa sehingga masing-masing kelompok beranggotakan antara 5 sampai 9 peserta. f. Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada
1. Standar Pelayanan dan Implementasinya di Indonesia
masing-masing kelompok berjalan dan setiap anggota kelompok terlibat dalam diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus memastikan bahwa diskusi kelompok dan
a. Latar Belakang
Dari berbagai jenis pengelolaan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah, memunculkan beberapa persoalan
Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada masing-masing kelompok berjalan dan setiap anggota kelompok terlibat dalam diskusi secara aktif.
www.kinerja.or.id
dalam hal penyediaan pelayanan publik. Persoalan-persoalan tersebut diidentifikasi Wright (dalam LAN, 2003: 16) sebagai berikut: •
Kelemahan yang berasal dari sulitnya menentukan atau mengukur output maupun kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
•
Pelayanan yang diberikan pemerintah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
29
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
•
memiliki ketidakpastian tinggi dalam hal
out effect, dimana pemerintah lebih
teknologi produksi sehingga hubungan
berperan sebagai kompetitor pemain pasar
antara output dan input tidak dapat
lainnya, perlu diatur secara jelas, mana
ditentukan dengan jelas.
barang dan jasa yang harus diserahkan ke
Pelayanan pemerintah tidak mengenal
swasta, mana yang dapat dikerjakan secara
“bottom line” artinya seburuk apapun
bersama-sama, dan mana yang murni
kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak
dikerjakan oleh pemerintah.
mengenal istilah bangkrut. •
Berbeda dengan mekanisme pasar yang
Setelah satu dasawarsa desentralisasi,
memiliki kelemahan dalam memecahkan
Indonesia telah melahirkan berbagai
masalah eksternalities, organisasi
kebijakan yang mendukung daerah
pelayanan pemerintah menghadapi
dalam meningkatkan pelayanan kepada
masalah berupa internalities. Artinya,
masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan
organisasi pemerintah sangat sulit
Pemerintah adalah reformasi dalam
mencegah pengaruh nilai-nilai dan
penentuan standar pelayanan dasar/publik
kepentingan
dan melakukan sosialisasi tentang standar
para birokrat dari kepentingan umum
tersebut kepada Pemerintah Daerah dan
masyarakat yang seharusnya dilayaninya. Di
Unit Pelaksana Teknis Daerah ( UPTD).
sisi lain, sektor swasta berperan dalam hal
Standar-standar yang dimaksud, antara lain:
penyediaan barang dan jasa yang bersifat
•
privat. Situasi persaingan selalu timbul
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
dalam penyelenggaraan penyediaan barang dan jasa oleh sektor swasta. Ada kalanya pemerintah juga menyediakan layanan barang privat. Untuk menghindari crowding
•
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
•
Standar Pelayanan Publik (SPP)
•
Standard Operating Procedures (SOP)
•
Standar berkaitan akreditasi ISO (International Organization for Standardization)
Hasil diskusi kelompok dapat dituangkan dalam file presentasi ataupun rumusan-rumusan yang disusun dalam kertas flipchart.
Oleh karena semua jenis standar diperkenalkan dan dipromosikan hampir secara simultan oleh berbagai instansi pemerintah, “kekayaan” ini cenderung dipandang menjadi suatu beban daripada suatu bantuan bagi daerah. Keanekaragaman sifat, dasar hukum, dan sponsor/pendorong standar berbeda-beda
30
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
menjadi ukuran kualitas dan tingkat
Untuk menghindari crowding out effect, dimana pemerintah lebih berperan sebagai kompetitor pemain pasar lainnya, perlu diatur secara jelas, mana barang dan jasa yang harus diserahkan ke swasta, mana yang dapat dikerjakan secara bersama-sama, dan mana yang murni dikerjakan oleh pemerintah.
kepuasan pengguna layanan.
b. Pemetaan Jenis Standar
Penting sekali bagi daerah untuk memahami secara utuh (komprehensif) atas perbedaan jenis standard, kelebihan masing-masing jenis standar, dan hubungan antar jenis standar. Dengan persiapan yang dalam ini, aktor-aktor dapat memutuskan dengan pikiran jernih bagaimana serangkaian standar dapat diterapkan di suatu daerah agar tercapai hasil yang maksimal - sesuai dengan kebutuhan, kapasitas dan faktor lain di suatu daerah. Untuk membantu para pihak yang berkepentingan (stakeholder) mencapai
tersebut mengakibatkan kompleksitas dan beban kerja yang berat. Hakekat standar dan keterkaitan antar standar belum dijelaskan secara memadai di semua daerah, dan upaya sosialisasi cenderung berjalan secara terpisah-pisah. Banyak aktor di daerah menyambut inisiatif-inisiatif sponsor berbagai jenis standar dengan baik,
pengertian yang memadai/utuh, KINERJA mempersiapkan suatu perbandingan antar jenis standar (Tabel 1). Perbandingan ini dimaksudkan untuk membandingkan/ menkonstatasikan perbedaan dan juga kesamaan antar jenis standar dari aspek sifat, hukum, akarnya dan aspek kelembagaan.
tetapi akhirnya mengeluh bahwa secara keseluruhan standar-standar menimbulkan kebingungan dan melampaui kapasitas daerah untuk menerapannya. Situasi ini disayangkan, karena semua jenisstandar, apabila dikenal dengan baik dan diterapkan sesuai sifatnya, sesungguhnya dapat meningkatkan akses pelayanan publik,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
31
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Tabel 1: Perbandingan inti jenis standar
32
NSPK
SPM
Sifat inti
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang menjadi kepentigan nasional; efisiensi, keselamatan, pemerataan, mutu dll.
Berkaitan berbagai aspek pelayanan yang menjadi kepentigan nasional/ internasional; jangkauan yang merata dan mutu pelayanan dasar
Unit pemerintah/ badan pendukung
Koordinasi oleh MoHA; Menteri-menteri menyusun peraturan
Koordinasi oleh MoHA/Tim Konsultasi/ DPOD; Menteri-menteri menyusun peraturan
Dasar hukum
PP 38/2007 (pembagian urusan) PP lain sektoral (misalnya PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan)
UU 32/2004 tentang pemerintahan daerah dan PP 65/2005 tentang SPM
Kewajiban menerapkan standar
Wajib (kalau urusan dilaksanakan)
Wajib untuk pelayanan dasar
Asal historis standar
Juklak/Juknis sebelum era desentraliasi perlu disesuaikan; lahir NSPK
Lahir dalam PP 25/2000; Permen2 keluar 2001, namun konsep perlu dikembangkan lagi; ronde kedua di 2008
Penentu standar
Menteri-menteri melaui Peraturannya masing-masing
Menteri-menteri melaui Peraturannya masing-masing (13 sampai hari ini)
Instansi daerah yang relevan
Instansi yang melaksanakan urusan yang dibarengi NSPK
Dinas, dan UPTD dlm. sektor yang mempunyai SPM
Pelayanan sasaran
Pelayanan apapun yang mempunyai aspek teknis
Pelayanan dasar (urusan wajib)
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
SPP
SOP
ISO
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang merupakan praktek yang baik: transparansi dan informasi, kepastian, ongkos yang dijangkau, mekanisme komplain dll.
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik, dengan fokus pada konsistensi dalam prosedur dan hasil
Berkaitan komitmen suatu unit pelaksana pelayanan publik terhadap mutu pengelolaan dan hasil yang memuaskan klien – pendekatan manajemen
Kempan mendorong daerah dan pihak lain langsung
Instansi penyedia pelayanan/ badan akreditasi/Menteri2
Promosi dari Kempan; Instansi penyedia pelayanan/ badan akreditasi
UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
Contoh: SOP yang berada dalam SNP (lihat NSPK). Juga badan akreditasi
Badan internasional
Wajib untuk pelayanan public
Tergantung instansi (kecuali SOP yang merupakan NSPK)
Wajib kalau mendapat akreditasi
Mulai awal 2000s, namun belum punya dasar hukum yang kuat, sampai keluar UU 25/2009
Telah lama diupayakan, namun pupularitas meningkat tahun 2000s
Mulai didorong pertengahan 2000s oleh Kempan
Kerangka dari Kempan, dan spesifik oleh instansi/UPTD yang relevan
Instansi daerah yang relevan; badan akreditasi kalau relevan
International Organization for Standardization
Terutama UPTD
UPTD
UPTD
Pelayanan apapun yang menyentuh public
Berkaitan pelayanan apapun
Khususnya RS, Puskesmas, OSS
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
33
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
34
NSPK
SPM
Kapasitas pelaksana yang diperlukan
Sedang; khusunya aspek teknis
Sedang-tinggi; aspek perhitungan biaya dan integrasi dalam perencanaan/ anggaran paling rumit
Fokus ongkos penerapan
Tuntutan NSPK dapat berimplikasi biaya (e.g., pilihan teknologi)
Jangkauan/mutu sesuai target pencapaian yang diatur oleh Menteri2
Dasar hukum di daerah
Kurang jelas kalau diperlukan
Kurang jelas kalau diperlukan; terdapat Perda & peraturan KDH
Pelaporan/ pengendalian
Pelaporannya tergantung kategori dalam NSPK. Menteri2 seharusnya memonitor penerapan NSPK
Pencapaian SPM dilaporkan kepada KDH dan kepada Menteri yang bersangkutan. Menteri memonitor pencapaian SPM
Sanksi untuk pengabaian
Tergantung kategori NSPK
Belum jelas
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
SPP
SOP
ISO
Rendah-sedang; aspek mekanisme komplain dan survei kepuasan paling rumit
Rendah-sedang; perlu pengertian “business proses”
Tinggi, oleh karena merupakan pendekatan yang menyeluruh
Ongkos mengembangkan SPP; SPP cenderung prosedural, namun mutu staf dapat berimplikasi dana
Ongkos awal untuk mengembangkan SOP
Ongkos akreditasi dan monitoring secara berkala cukup tinggi
Masing-masing UPTD mempunyai panduan, dan service charter
Pedoman internal UPTD/ dokumen akreditasi
Dokumen akreditasi dari badan akreditasi
Belum keluar PP yang akan menjelaskan. Sistem ombudsman?
Kalau SOP intern saja – tidak ada pelaporan. Untuk yang berasal dari badan akreditasi, sesuai tuntutan badan
Sesuai tuntutan ke badan akreditasi nasional (di bawah ISO)
Belum jelas
Badan akreditasi dapat tarik statusnya
Badan akreditasi dapat tarik statusnya?
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
35
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Sebagian standar merupakan kewajiban (NSPK/
masyarakat yang kurang puas dengan pencapaian
SPM/sebagian dari SPP/sebagian dari SOP). Untuk
SPM dapat mengunakan jalur Ombudsman (Pusat
sebagian SPP, SOP dan standar berkaitan akreditasi
atau Daerah) untuk pengaduannya. Selain contoh
ISO, pengembangan atau penerapannya tergantung
ini, banyak pertanyaan lain yang masih menunggu
instansi/unit pelaksana – tidak ada keharusan
klarifikasi, dan upaya klarifikasi sebaiknya dilakukan
yang berasal dari Pemerintah. Pencapaian atau
secara terkait oleh pihak nasional yang berperan
penerapan standar sangat tergantung pada
mensponsori berbagai jenis standar.
kapasitas aktor di daerah, dan jenis standar yang dihadapi. Ada standar yang menuntut kapasitas
Dilihat secara menyeluruh, dapat dimengerti jika
yang tinggi (misalnya beberapa SPM), dan ada
penerapan semua jenis standar secara simultan
yang lebih mudah diterapkan (berbagai SOP
menjadi tantangan yang kurang layak diupayakan
yang sepenuhnya dikembangkan secara intern).
untuk kebanyakan daerah. Oleh karena itu,
Kapasitas yang dimaksudkan termasuk aspek
sebaiknya masing-masing daerah memutuskan
keuangan. SPM sangat berimplikasi pendanaan
secara bijaksana bagaimana memanfaatkan dari
karena terfokus pada jangkauan/akses, mutu
kekayaan standar yang didorong oleh berbagai
pelayanan, dan tata kelola. Beberapa dari SOP/
“sponsor.”
SPP lebih menekankan prosedur internal sebuah organisasi, dan tidak menuntut pendanaan yang besar untuk membenahi prosedur tersebut.
c. Hakekat Jenis Standar
Penerapan berbagai standar juga dimudahkan
oleh peraturan perundang-undangan yang jelas
(NSPK)
dan menyentuh hal yang penting. Sebaliknya, masih banyak hal yang perlu diklarifikasi untuk berbagai jenis standar. Misalnya, dalam UU 25/2009 masyarakt diberikan hak untuk mengajukan pengaduan kepada Ombudsman. Masih belum jelas apakah Ombudsman daerah juga dapat menangani pengaduan dari unit pelayanan pemerintah daerah/ UPTnya atau hanya Ombudsman yang dibentuk oleh Pemerintah1. Lagipula, belum jelas apakah
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
Sebelum era desentralisasi dan reformasi, peranan unit dekonsentrasi (perpanjangan pemerintah pusat seperti Kantor Wilayah dan Kantor Departemen), sangat berperan di daerah. Perangkat daerah melaksanakan beberapa urusan, namun daerah diberikan ruang gerak yang terbatas. Peranan instansi di daerah, apakah “dekon” atau otonom, sering diberikan koridor yang agak sempit melalui petunjuk pelaksanaan - Juklak (yang menekankan aspek
1 Isu ini digugat oleh beberapa daerah sampai ke Mahkamah Konstitusi. Perlu juga dicatat bahwa lembaga ombudsman belum terbentuk di semua propinsi dan kabupaten/kota (sebagai lembaga Pusat atau daerah)
36
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
peranan dan prosedural) dan petunjuk teknis (Juknis). Juklak biasannya dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri (pembinaan umum), sedangkan Juknis biasannya dikeluarkan oleh
www.kinerja.or.id
departemen-departemen sektoral (pembinaan teknis).
Peranan instansi di daerah, apakah “dekon” atau otonom, sering diberikan koridor yang agak sempit melalui petunjuk pelaksanaan ...
Dengan desentralisasi yang sangat dalam (dikatakan Big Bang oleh pengamat luar), kebanyakan urusan berkaitan pelayanan dasar/pelayanan publik,2 diserahkan kepada kabupaten/kota. Pedoman-pedoman yang dulu menjadi alat mendukung Kanwil/ Kandep dan unit otonom di daerah, sebagian menjadi kurang relevan lagi (khususnya Juklak) mengingat perubahan drastis dalam
diselesaikan pada 2009, sesuai ketentuan PP
sistem pemerintahan; dari pendekatan
38/2007), dan harus dilakukan dalam semua
sentralistis ke pendekatan desentralisasi.
bidang urusan (31) yang tidak menjadi bidang
Konsekuensinya, perlu disesuaikan berbagai
esklusif Pemerintah. Tentu, tidak semua
juklak/juknis agar mencerminkan letak urusan
urusan yang sekarang dipegang daerah perlu
dan hubungan kelembagaan baru, dengan
NSPK, atau perlu NSPK yang “berat/tebal.”
terutama memperhatikan pembagian urusan
“Campur tangan” Pemerintah dalam urusan
pemerintahan yang diuraikan secara rinci
otonom hanya dapat dijustifikasi oleh karena
dalam Peraturan Pemerintah (awalnya dalam
pembagian urusan sebagaimana terdapat
PP 25/2000, kemudian diperbaharui dalam
dalam PP 38/2007 tetap perlu penjelasan
PP 38/2007). Pedoman-pedoman baru, yang
yang operasional. Kementrian-kementrian
relevan bagi daerah, tidak lagi dinamakan
sebenarnya dapat dengan cepat menyelesaikan
“juklak/juknis,” melainkan diberikan singkatan
NSPK apabila mereka memanfaatkan
“NSPK” (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria).3
(menyesuaikan) juklak/juknis yang telah ada agar mencermin pengaturan kelembagaan yang
Proses penyesuaian pedoman-pedoman
terdesentralisasi.
tersebut telah mulai tahun 2007 (seharusnya 2 Pelayanan dasar adalah “jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.” (Pasal 1(8) PP 65/2005) 3 Pelayanan dasar adalah “jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.” (Pasal 1(8) PP 65/2005)
www.kinerja.or.id
Terdapat departemen-departemen yang menyesuaikan/mengkomfirmasikan NSPK dengan tetap mengunakan nama produk hukum yang lama. Misalnya, Kementrian Pendidikan Nasional mengunakan istilah Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk suatu paket standar yang telah lama dikembangkan dan telah familiar bagi stakeholders sektor pendidikan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
37
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Terdapat juga kementrian-kementrian yang
Pemerintah No. 65/2005 dan peraturan lanjutan
mengeluarkan paket parsial atau lengkap
lainnya menambah rincian tentang konsep SPM.
yang diperbaharui dengan judul yang memuat istilah “NSPK.” Ternyata tidak ada cara
Beberapa Kementerian mulai menerbitkan
yang baku dalam penyusunan instrumen
berbagai peraturan tentang SPM pada tahun
kementrian tentang NSPK. Oleh karena
2001, sabagai respons terhadap PP 25/2001.
itu, para stakeholders perlu waspada; dapat
Namun, dianggap SPM dalam babak ini terlalu
terjadi bahwa suatu kementrian mengeluarkan
ambisius, khususnya tuntutan pendanaan.
instrumen baru dengan judul “NSPK”, namun
Lagipula, formulasinya kurang jelas, dan
kementrian itu tetap menjalankan instrumen lain
kurang layak dikendalikan melalui sistem data/
yang juga bersifat NSPK (yang juga disesuaikan
pelaporan yang ada pada saat itu. Pada fase ini
atau mungkin masih lama/kontradiktif).
muncul juga banyak debat dan kesalahpahaman atas SPM, yang perlu banyak diskusi dan
Dalam mengkonfirmasi/mengembangkan
klarifikasi. Misalnya, telah jelas sekarang ini
NSPK, diharapkan bahwa pembinaan dari
bahwa daerah dapat mengejar SPM lebih cepat
Pemerintah diimbangi dengan hak otonomi
daripada sasaran periodik yang ditentukan
daerah. Oleh karena itu, praktek yang baik
Pemerintah, dan daerah dapat meningkatkan
dalam menyusun/memperbaharui NSPK
SPM pendidikan (9 tahun wajib belajar sekarang
adalah untuk membatasinya pada prinsip/
ditingkatkan di berbagai daerah menjadi 12
kepentingan nasional yang pokok, seperti yang
tahun wajib belajar). Lagipula, lebih jelas
berikut: pemerataan akses pada pelayanan,
bahwa tidak ada, dan tidak perlu, dana khusus
mutu pelayanan, keselamatan, perlindungan,
atau organisasi khusus di daerah untuk
kenyamaan, efisiensi, keseragaman/
SPM; pencapaian SPM merupakan kegiatan
kebangsaan.
inti daerah, dan segala sumber daya perlu memprioritaskan pencapaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar pelayanan minimal (SPM) adalah hak warga negara yang tertuang dalam konstitusi, Undang-Undang dan Konvenan Internasional. Sebagaimana diatur dalam UU No. 32/2004, penyelenggaraan urusan wajib (yang bersifat pelayanan dasar) berpedoman pada standar pelayanan minimal. Standar yang dimaksudkan ditetapkan oleh Pemerintah dan diperkirakan akan dicapai secara bertahap. Peraturan
38
SPM. Organisasi daerah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
..... mungkin karena daerah dibebani dengan terlalu banyak tuntutan melapor, dengan format yang berbeda-beda.
www.kinerja.or.id
dapat disesuaikan agar pelayanan yang
karena sistem pelaporan5 belum berjalan
dimaksudkan menonjol, namun tidak perlu
semestinya, mungkin karena daerah dibebani
menambah unit-unit khusus sepertinya SPM
dengan terlalu banyak tuntutan melapor, dengan
adalah suatu “proyek” tambahan.
format yang berbeda-beda. Kelihatan bahwa beberapa kementrian (seperti Pendidikan
Tahun 2008, setelah dikeluarkan PP 65/2005
Nasional) hanya mengetahui status sistem
dan peraturan pelaksana yang sangat
pendataan dan pencapaian SPM di beberapa
operasional, Tim Konsultasi antar departemen
daerah, melalui upaya pilot misalnya. Walaupun
membantu DPOD mempedomani departemen-
informasi atas status penerapan SPM agak
departemen dan menyaring usulan SPM
cepat, namun daerah mengalami kesulitan
dari departmen, dengan kriteria yang lebih
dalam penerapan SPM. Dukungan bersifat
sesuai konsep yang tertuang dalam PP
pengembangan kapasitas masih terbatas,
65/2005. Kini, 13 Menteri mengeluarkan
khususnya untuk pengintegrasian SPM dalam
SPM yang disaring melalui proses baru.
proses perencanaan/penganggaraan dan
Walaupun masih belum sempurna, daftar
metode menghitung biaya yang diperlukan untuk
SPM sekarang ini lebih berguna bagi semua
menutupi kesenjangan dalam pencapaian SPM.
4
pihak. Diharapkan masyarakat akan lebih jelas atas pelayanan dasar yang mereka dapat
mengklaim. Pemerintah daerah akan lebih jelas atas pencapaian yang diharapkan dalam suatu periode jangka menengah, dan mampu mengukur “kesenjangan” dan merencanakan/ menganggarakan agar kesenjangan itu tertutup dalam masa waktu yang ditentukan.
Penerapan SPM telah mulai di berbagai daerah, namun belum jelas sejauhmana. Kementriankementrian belum mengeluarkan gambaran utuh tentang pencapaian SPM di daerah,
Standar Pelayanan Publik (SPP) Menurut UU 25/2009 tentang pelayanan publik, SPP adalah indikator “kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.” Motivasi untuk mengembangkan SPP adalah untuk mencegah korupsi dan menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan publik yang baik. Tiga aspek diutamakan, yakni syaratsyarat pelayanan publik disampaikan dengan jelas dan terang, waktu pelayanan jelas dan
4 Masih cukup banyak SPM yang dikembangkan untuk urusan yang sebenarnya tidak memenuhi definisi pelayanan dasar.” Lagipula, belum jelas apakah sasaran periodik untuk pencapaian SPM, secara bertahap, seimbang dengan segala sumber daya keuangan yang bersedia untuk daerah.
www.kinerja.or.id
menjamin akses, dan biaya diketahui dan pas.
5 Laporan penyelenggaraan Pemerintahan DaerahLPPD, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah- LKPJ, Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah – LAKIP dan lain lain.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
39
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Prinsip transparansi dan akuntabilitas sangat
1. dasar hukum;
mewarnai standar-standar yang dikembangkan
2. persyaratan;
di bawah payung SPP.
3. sistem, mekanisme, dan prosedur; 4. jangka waktu penyelesaian;
Dengan adanya SPP, diharapkan bahwa
5. biaya/tarif;
persoalan yang seringkali dihadapi oleh
6. produk pelayanan;
penyelenggara layanan (misalnya penundaan
7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
waktu pelayanan, pelayanan yang kurang sopan,
8. Kompetensi pelaksana
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan,
9. Pengawasan internal
perlakukan tidak adil terhadap pengguna
10. Penanganan pengaduan, saran, dan
layanan, permintaan imbalan yang tidak sesuai
masukan
biaya) dapat dibenahi oleh organisasi pelayanan
11. Jumlah pelaksana
itu sendiri.6
12. Jaminan pelayanan 13. Jaminan keamanan dan keselamatan
Belum banyak daerah/organisasi yang
pelayanan
mengembangkan dan menerapkan SPP.
14. evaluasi kinerja pelaksana
Sosialisasi belum dilakukan secara intensif, dan ini dapat dimengerti karena PP untuk
Dengan demikian hal penting dalam SPP
UU 25/2009 belum siap. Dalam PP tersebut
adalah deklarasi unit pelayanan atau SKPD
diharapkan akan diuraikan pendekatan kongkrit
yang disampaikan kepada publik/pengguna
untuk mewujudkan SPP dan cara menjamin
layanan berupa janji dan komitmen yang akan
SPP dihormati. Aspek sanksi diatur secara
dijalankannya agar layanan dapat diberikan
umum dalam undang-undang (misalnya peranan
secara optimal. Penyampaian kepada publik
Ombudsman) dan perlu dijelaskan dengan baik
tersebut dapat melalui media atau wadah
dalam peraturan pelaksana.
tertentu yang mudah diakses oleh publik – seperti misalnya dikembangkan dalam bentuk
Sasaran Standar Pelayanan Publik adalah
pamphlet, disampaikan melalui papan informasi
agar penyelenggaraan pelayanan publik pada
dan sebagainya -- setempat dan memenuhi hal-
setiap unit pelayanan didasarkan pada standar
hal yang telah diutarakan di atas.
pelayanan. Komponen standar pelayanan meliputi antara lain:
6 Ombusdman (2010). Banyak Istansi Tak Terapkan Standar Pelayanan Publik, Kamis, 2 September. http://www.ombudsman.go.id/Website/ detailArchieve/387/id
40
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Standard Operating Procedures (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan suatu tahapan
www.kinerja.or.id
Sasaran Standar Pelayanan Publik adalah agar penyelenggaraan pelayana n publik pada setiap unit pelayanan didasarkan pada standar pelayanan.
kegiatan yang berisi cara melakukan pekerjaan,
petunjuk untuk menambah keseragaman agar keluaran akan konsisten. SOP juga menekankan efisiensi suatu proses. Dengan adanya SOP, staff akan lebih mudah berkomunikasi dan melatih staff baru.
atau UPTnya dapat mengembangkan SOP.
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan
Biasanya, untuk organisasi yang mirip, SOP
dan aktor yang berperan dalam kegiatan.
akan hampir sama; tidak perlu mulai dari nol. Namun demikian, SOP perlu mencerminkan
SOP menurut PermenPAN No. 35/2012 adalah
juga perbedaan yang terdapat dalam organisasi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
(dibandingkan kelas organisasi tersebut) dan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan
kekhususan pengguna pelayanan.
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Terdapat dua jenis SOP yakni SOP administratif dan SOP teknis. SOP administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur atau pelaksana dengan lebih dari satu peran atau jabatan. SOP teknis adalah prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang aparatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. SOP teknis umumnya menyangkut pekerjaan terkait sektornya masing-masing yang lebih mendetail.
SOP dibutuhkan oleh hampir semua organisasi
Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) dan/
Semua organisasi dapat memanfaatkan SOP, dan pada umumnya organisasi mengembangkan SOP secara suka rela (atau menerima itu dari organisasi induknya). Di Indonesia, dalam bidang pemerintahan, terdapat juga SOP yang wajib diikuti apabila suatu organisasi ingin atau harus mendapat akreditasi. Misalnya, seluruh rumah sakit (RS) wajib melakukan akreditasi, dan dinilai 3 tahun sekali. Badan yang mengelola akreditasi di Indonesia adalah Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Apabila RS inging mendapat akreditasi yang diakui secara internasional, perlu menerapkan SOP yang diatur oleh badan internasional ISQua.7
yang menjamin mutu suatu proses, apakah internal atau pelayanan langsung kepada masyarakat umum. Penyusunan SOP memerlukan suatu pengertian tentang berbagai sistem/proses dalam suatu organisasi, khususnya yang paling menentukan sukses organisasi. SOP memberikan arahan dan
www.kinerja.or.id
7 Jurnas.com (2010). 2014, RS Ditargetkan Terakreditasi Internasional Jakarta Friday, 9 July, 7 http://www.jurnas.com/news/3248/2014,_RS_ Ditargetkan_Terakreditasi_Internasional/103/ Sosial_Budaya
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
41
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
namun cara untuk memenuhinya masih fleksibel
Standar ISO8
untuk mencerminkan kekhususan organisasi.
ISO 9001:2008 adalah salah satu dari berbagai standar ISO (International Organization
organisasi sendiri untuk menerapkan suatu
for Standardization) yang mengarah pada
audit manajemen guna mendapat gambaran
manajemen organisasi yang bermutu. ISO
atas status organisasi. Aspek yang tercakup
adalah suatu organisasi non-pemerintah
termasuk aspek hukum, perencanaan,
internasional, dan bentuknya adalah jaringan
proses desain keluaran organisasi,
antar 159 organisasi nasional (yang dapat
komunikasi, kompetensi staf, otoritas dan
merupakan badan pemerintah atau berorientasi
pertanggunjawaban intern, hubungan dengan
pada swasta). Sekretariat ISO terpusat do
klien, pengukuran prestasi, dan lain lain.
Geneva, Swiss. ISO hanya menentukan standar, dengan kerjasama organisasi nasional dan keahlian tertentu.
Standar ini bersifat persyaratan proses manajemen yang dianggap akan menghasilkan suatu sistem manajemen yang bermutu. Sistem ini relevan untuk organisasi apapun, publik atau swasta, besar atau kecil. Organisasi yang mampu menerapkannya mendapat “sertifikasi ISO 9001:2008,” namun organisasi dapat
ISO 9001-2008 mengandalkan pada
Pelibatan klien dalam tahap ini didorong agar nampak apakah organisasi mampu memenuhi kebutuhan klien. Apabila diinginkan, organisasi dapat membuktikan statusnya/perbaikan dengan memanfaatkan dari suatu “badan independen sertifikasi sistem mutu” (independent quality system certification body) yang akan menjamin dengan kredibilitas tinggi bahwa organisasi betul mencapai standar ISO. Di
mengikuti standar tanpa mendapat sertifikasi.
Indonesia, sistem akreditasi ISO dikelolah oleh
Organisasi yang pantas mengejar sertifikasi
oleh pihak ketiga, yaitu badan sertifikasi; 14
ISO adalah yang mengutamakan kepuasan kliennya. Sistem ISO telah teruji menjadi
Komite Akreditasi Nasional9 dan didukung badan sertifikasi ISO (seris 9000) diakreditasi (data 2003).10 Selain memberikan sertifikasi,
suatu pendekatan yang menyeluruh untuk memperbaiki proses intern agar kepuasan klien tercapai. Standar yang dituntut cukup ketat,
8 Informasi untuk bagian laporan ini disesuaikan sebagian besar dari situs ISO, di bawah judul “ISO 9000 essentials” http://www.iso.org/iso/iso_ catalogue/management_and_leadership_standards/ quality_management/iso_9000_essentials.htm
42
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2001 Tentang Komite Akreditasi Nasional 10 Achmad, Kukuh, S. (2011). The Acceptance of Accredited Conformity Assessment Bodies by Regulatory Authorities – Indonesian Experience, National Accreditation Body of Indonesia (KAN). Obtained April 16, 2011 from http://www.aseansec. org/14899.htm
www.kinerja.or.id
badan ini juga diberikan hak untuk mengecek
merupakan SOP. Keduannya berkaitan urusan
(surveillance visits) setiap tahun minimal sekali,
yang non-pelayanan dasar, namun juga dapat
untuk menjamin bahwa sistem ISO betul
bermain dalam domain urusan wajib yang
berjalan.
bersifat pelayanan dasar.
Keputusan untuk mencari sertifikasi, untuk
Kesan bahwa NSPK merupakan payung untuk
SKPD atau UPTnya, sangat tergantung persepsi
semua standar wajar untuk pihak pemerintah,
manfaat dan ongkos (yang cukup berat pada
namun perlu disadari bahwa tidak semua
tahap sertifikasi, dan terasa secara terus-
standar dapat dipayungi oleh NSPK, karena
menurus untuk kunjungan surveillance badan
NSPK merupakan suatu kewajiban yang berasal
sertifikasi). Perlu juga mempertimbangkan
dari Pemerintah (mutlak untuk urusan wajib,
apakah badan sertifikasi (yang berada di
atau diaktifkan pada saat daerah memilih untuk
Indonesia dan menawarkan harga sertifikasi
melaksanakan urusan pilihan). Berarti bahwa
yang berbeda-beda) mengerti betul organisasi
standar yang berasal dari badan akreditasi non-
yang disertifikasi dan mempunyai reputasi yang
pemerintah (sebagian SOP atau standar yang
baik.
didorong dalam konteks ISO) tidak masuk dalam
d. Hubungan antar berbagai jenis standar
Banyak keterkaitan antar jenis standar yang
Bagan 1, namun perlu juga diperhatikan.
Bagan 1: Keterkaitan berbagai jenis standar
Kembali ke Bagan 1, tumpang tindih dapat
perlu diperhatikan. Misalnya, apabila NSPK dipahamai dalam arti yang luas, seperti dijelaskan di atas, maka kebanyakan standar lain dapat dipayungi oleh NSPK. Contoh, jelas bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan bagian integral dari NSPK. Namun, sebagaimana dilihat dalam Bagan 1, SPM berkaitan urusan wajib yang bersifat “pelayanan dasar;” NSPK meliputi semua urusan.
Dalam Bagan 1, diupayakan memberikan suatu gambaran sederhana atas tumpang tindih berbagai standard secara konseptual, yaitu, berkaitan dengan urusan daerah. Dalam bidang pendidikan misalnya, NSPK (yang dinamakan SNP – Standar Nasional Pendidikan), sebagian
www.kinerja.or.id
juga dilihat antar SPM dan SPP. Walaupun SPM ditetapkan Pemerintah, beberapa SPP yang berkaitan dengan mutu staf akan mirip atau akan sama, karena dilihat dari segi
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
43
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
profesionalitas, kewajiban daerah mengerjakan
standar tetap sama – SPM berkaitan mutu guru
staf yang mempunyai kualifikasi yang pas
berlaku juga untuk sekolah yang dikelola sektor
akan sama dengan kemauan suatu organisasi
swasta/LSM/agama. SPP yang digunakan
untuk menjamin ketrampilan staf setara dengan
oleh organisasi non-pemerintah perlu juga
tuntutan pelayanan yang ingin diberikan kepada
mencerminkan keharusan yang diamanatkan
pengguna pelayanan.
atas UU 25/2009. Misalnya tidak boleh biarkan diskriminasi dalam pelayanan publik.
Keterkaitan standar dapat juga dilihat dalam masing-masing sektor. Misalnya, Bagan 2
Perlu disadari bahwa SOP, SNP, SPP dan
menunjukan serankaian standar dalam sektor
standar lain dapat mengatur juga peranan
pendidikan.
pihak Pemerintah, selain dari aktor-aktor di daerah. Misalnya, SNP dapat mengatur
Bagan 2: Standar-standar dilihat dalam suatu sektor (pendidikan)
peranan Pemerintah dalam mengadakan ujian nasional, selain pihak daerah (ujian nasional menyumbangkan 60%, sedangkan ujian daerah 40% misalnya).
Melihat jenis standar dan hubungannya, wajar kalau dipertanyakan mengapa muncul sebanyak jenis standar sebanyak sekarang ini yang diharuskan atau ditawarkan kini? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh Pemerintah, namun dapat diduga bahwa masing-masing instansi sponsor melihat sesuatu yang berguna dalam paket yang disponsori. Apabila
44
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (pada
Kompleksitas bertambah kalau pihak non-
saat kebijakan dirumuskan masih menjadi
pemerintah diperhatikan. Dalam pelayanan
Menteri Pendidikan Nasional) mengemas
publik terdapat juga penyelenggara pelayanan di
sebagian NSPK menjadi “Standar Nasional
luar pemerintah daerah/UPTnya. SOP dan SPP
Pendidikan,” stakeholder dalam sektor ini akan
juga digunakan oleh pihak swasta dan LSM/
manangkap maksudnya dan isinya dengan
organisasi masyrakat sipil. Penerapan standar
lebih mudah. Lagipula, pasti Kementrian PAN
dalam organisasi ini juga penting, namun
memikirkan bahwa apabila sebagian aspek
derajat/prosedur kewajiban dan pengendalian
penyelenggaraan pelayanan dibungkus menjadi
agak berbeda dari organisasi pemerintah
SPP, akan lebih mudah menjelaskan kepada
daerah dan UPTnya. Jelas bahwa beberapa
masyarakat haknya atas pelayanan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Dapat dimengerti kalau Kementrian Dalam
Oleh karenanya berbagai jenis standar-standar
Negeri mau menekankan bagian dari NSPK
sebenarnya sangat mirip atau merupakan sub-
yang lebih mengarah kepada jangkauan, mutu,
kategori dari kategori standar yang lebih umum.
dan tata kelola pelayanan dasar. Standar ini
Para pelaku advokasi yang hendak merumuskan
berbeda dari banyak standar lain yang dipayungi
peningkatan mutu layanan publik perlu
NSPK, karena diakui bahwa perlu waktu untuk
mengetahui sifat dan asal standar dan secara
mencapai SPM secara sepenuhnya. Untuk
persis apa yang akan diperjuangkan dalam
banyak NSPK, aspek waktu kurang relevan;
advokasi pelayanan publik ini.
apabila “cold chain” obat tidak dipertahankan dalam kegiatan imunisasi, sebaiknya imunisasi itu tidak dijalankan sama sekali. Ini lain dari SPM, di mana diharapkan bahwa dalam waktu beberapa tahun, misalnya, 95% dari
e. Peranan aktor pemerintah dan masyarakat
Dalam perbandingan umum jenis standar (Tabel
suatu populasi terjangkau dengan pelayanan
2) dapat dilihat bahwa sifat masing-masing jenis
imunisasi.
cukup berbeda, walaupun ada juga hubungan yang erat antar berbagai jenis. Mengingat
Sayangnya, masing-masing kementrian/
perbedaan yang terjadi, maka peranan aktor-
lembaga nasional mengalami kesulitan
aktor di berbagai tingkat pemerintahan (dan
melihat keseluruhan standar secara utuh,
masyarakat) akan mencerminkan hal yang
dan dampaknya kepada pelaksana di daerah.
berbeda pula. Tabel 2 di bawah menunjukan
Masing-masing punya alasan yang kuat
secara padat peranan masing masing aktor
mengapa jenis standar tertentu perlu diberikan
yang perlu aktif dalam pengembangan dan
perhatian. Namun kapasitas aktor-aktor di
penerapan berbagai jenis standar.
daerah untuk menerapkan semua jenis standard kurang diperhatikan.
Sayangnya, masing-masing kementrian/lembaga nasional mengalami kesulitan melihat keseluruhan standar secara utuh, dan dampaknya kepada pelaksana di daerah.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
45
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
Tabel 2: Perbandingan peranan stakeholder dalam penerapan jenis standar NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Badan/
Asosiasi
Konvensi
Pengalaman
Badan tertentu
ISO menentukan
mekanisme
professi teknis
internasional
Service centres di
menentukan
standar; misalnya
internasional
mempengharui
(MDGs)
negara lain untuk
standar (e.g.,
ISO-9001 tentang
sebagian dari
mempengaruhi
“praktek yang
ISQ, International
mutu manajemen
NSPK
fokus SPM
baik”
Bacchelaureat)
Menentukan
Menentukan
Menentukan
Menentukan
Pemerintah
Promosi
NSPK, dalam
SPM, dalam
kerangka
akreditasi atu
manfaat ISO
Permen2;
Permen2 dan
memanfaatkan
tunjuk badan
dan mendukung
mendukung
mendukung
SPP dan
yang memberikan
daerah/UPTD
penerapannya
penerapannya
mendukung
akreditasi
mendapat
penerapannya Daerah
Menerapkan
akreditasi ISO
Menerapkan
Mendukung
Mendukung
Mendukung
Provinsi/
NSPK berkaitan
SPM berkaitan
organisasi yang
organisasi yang
organisasi
Gubernur
urusannya, dan
urusannya sesuai
relevan untuk
relevan untuk
yang relevan
selaku wakil
mendukung
sasaran Menteri/
mengembangkan
mengembangkan
untuk mengikuti
Pemerintah
memonitor
prioritas daerah;
dan menerapkan
dan menerapkan
akreditasi ISO
Kabupaten/Kota
mendukung
SPP
SOP
memonitor Kabupaten/Kota
46
Daerah
Menerapkan
Menerapkan
Mendukung unit/
Mendukung unit/
Mendukung
Kabupaten/
NSPK berkaitan
SPM berkaitan
organisasi yang
organisasi yang
organisasi
Kota
urusannya
urusannya sesuai
relevan untuk
relevan untuk
yang relevan
sasaran Menteri/
mengembangkan
mengembangkan
untuk mengikuti
prioritas daerah
dan menerapkan
dan menerapkan
akreditasi ISO
SPP
SOP
Penyelenggara
Menerapkan
Menerapkan
Mengembangkan
Mengembangkan
Menerapkan
pelayanan
aspek dari NSPK
aspek dari SPM
dan menerapkan
dan menerapkan
standar/sistem
(UPTD
yang relevan
yang relevan
SPP sesuai jiwa
SOPP sesuai
ISO, sesuai
dan non-
terhadap mandat
terhadap mandat
UU 25/2009
misi, dan sesuai
akreditasi
pemerintah)
organisasi
organisasi
badan akreditasi
(misalnya ISO-
kalau relevan
9001-2008)
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Masyarakat setempat
NSPK
SPM
SPP
Memonitor
Mengikuti proses
Mengikuti proses
pemenuhan
perencanaan
penentuan
pemenuhan
NSPK; mengeluh/
daerah berkaitan
SPP (e.g.,
standar yang
menyumbangkan
prioritas
service charter);
telah ada
rekomendasi
SPM yang
memonitor
(SPM/SPP);
kepada
perlu dikejar;
pemenuhan
memberikan
penyelnggara
memonitor
SPP; mengeluh/
rekomendasi
pemenuhan
menyumbangkan
kepada
SPM; mengeluh/
rekomendasi
penyelenggara
dan Pemda
menyumbangkan
kepada
rekomendasi
penyelenggara
kepada
dan Pemda
SOP
ISO Memonitor
penyelenggara dan Pemda Pihak yang
Mendorong, secara komersial atau disubsidi (oleh para donor misalnya) upaya pemerintah
mengembang-
dan masyarakat madani untuk mengembangkan dan/atau menerapkan standar standar untuk
kan kapasitas
meningkatkan pelayanan publik (termasuk pelayanan dasar). Pihak ini termasuk instansi pemerintah di daerah (misalnya LAN regional), Universitas, CSO/jaringan CSOs, dan proyek yang didukung para donor.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
47
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
2. Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Pendidikan
serta dilaksanakannya dialog guna merumuskan serta memperbaiki standar yang ada akan semakin cepat proses menuju idealisasi standar
pelayanan.
Standar pelayanan di dalam sektor pendidikan merupakan ukuran tertentu yang digunakan oleh Pemerintah/UPTD/Unit pelayanan untuk
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
menyampaikan layanan pendidikan kepada
Nasional (sekarang menjadi Kementrian
masyarakat. Ukuran tertentu tersebut terkait
Pendidikan dan Kebudayaan) telah menetapkan
dengan harapan masyarakat, kemampuan dan
8 Standar dalam SNP (Standar Nasional
kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah yang
Pendidikan) yang harus dijalankan melalui siklus
mana hal tersebut berlangsung secara dinamis
Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
serta menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
di daerah dan disekolah. Untuk menjamin
setempat. Kondisi dinamis tersebut dalam
ketercapaian 8 standar pendidikan perbaikan
artian akan berkembang secara terus menerus,
dilakukan secara terus menerus dan tiada
sebagai contoh SPM yang diterapkan di
pernah henti (continuous improvement), dari
dalam sektor pendidikan akan meningkat terus
waktu ke waktu. Oleh karena itu parameter dan
menuju SNP (Standar Nasional Pendidikan)
ukuran pencapaian menjadi sangat penting.
dalam periode waktu tertentu. Dinamisasi proses menuju ke arah ideal ini juga menuntut peran serta masyarakat untuk menyampaikan harapannya (atau keluhan) atas mutu layanan
a. SPM Sektor Pendidikan
Untuk menjamin tercapainya mutu
yang disampaikan oleh UPTD maupun SKPD
pendidikan, Pemerintah telah mengeluarkan
pendidikan di daerah. Semakin banyak
berbagai peraturan mulai Undang-
munculnya keluhan dan aspirasi
Undang sampai Peraturan Menteri terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM Pendidikan adalah jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus
Untuk menjamin ketercapaian 8 standar pendidikan perbaikan dilakukan secara terus menerus dan tiada pernah henti (continuous improvement), dari waktu ke waktu.
disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur dalam PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
48
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
km jalan darat/air untuk SMP/MTs dari
Semakin banyak munculnya keluhan dan aspirasi serta dilaksanakannya dialog guna merumuskan serta memperbaiki standar yang ada akan semakin cepat proses menuju idealisasi standar pelayanan.
kelompok permukiman permanen di daerah terpencil; 2. jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; 3. setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup
SPM Pendidikan Dasar juga merupakan tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan program dan penganggaran pencapaian target masing-masing daerah kabupaten/kota. Berdasarkan Permendiknas No 15 Tahun 2010 SPM bagi sektor pendidikan terdiri dari 27 indikator yang mana 14 SPM merupakan SPM bagi Dinas atau SKPD Pendidikan dan 13 indikator SPM diperuntukkan bagi unit pelayanan/ UPTD atau sekolah. Dari 13 SPM yang harus diterapkan oleh Unit layanan, 11 SPM diantaranya adalah untuk tingkat SMP.
Indikator pencapaian SPM yang diperuntukkan bagi Dinas atau SKPD pendidikan adalah sebagai berikut: 1. tersedia satuan pendidikan dalam jarak
untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; 4. setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru; 5. setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan; 6. setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu
yang terjangkau dengan berjalan kaki
orang guru untuk setiap rumpun mata
yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6
pelajaran;
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
49
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
14. kunjungan pengawas ke satuan
7. setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi
pendidikan dilakukan satu kali setiap
akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua)
bulan dan setiap kunjungan dilakukan
orang guru yang telah memiliki sertifikat
selama 3 jam untuk melakukan supervisi
pendidik;
dan pembinaan.
8. di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
Indikator pencapaian SPM yang diper
sebanyak 70% dan separuh diantaranya
untukkan bagi Unit Pelayanan (Satuan
(35% dari keseluruhan guru) telah
pendidikan) adalah sebagai berikut:
memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%; 9. setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masingmasing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Kewarganegaraan. 10. setiap kabupaten/kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; 11. setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; 12. setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; 13. pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; dan
50
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
1. setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; 2. setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik; 3. setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA; 4. setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi; 5. setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
www.kinerja.or.id
hasil pembelajaran, membimbing
akhir semester (UAS) dan Ulangan
atau melatih peserta didik, dan
Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir
melaksanakan tugas tambahan;
(US/UN) kepada orang tua peserta didik
6. satuan pendidikan menyelenggarakan
dan menyampaikan rekapitulasinya
proses pembelajaran selama 34
kepada Dinas Pendidikan kabupaten/
minggu per tahun dengan kegiatan
kota atau Kantor Kementerian Agama
pembelajaran sebagai berikut :
di kabupaten/kota pada setiap akhir semester; dan
a. Kelas I – II : 18 jam per minggu;
13. setiap satuan pendidikan menerapkan
b. Kelas III : 24 jam per minggu;
prinsip-prinsip manajemen berbasis
c. Kelas IV - VI : 27 jam per minggu;
sekolah (MBS).
atau d. Kelas VII - IX : 27 jam per minggu; 7. satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku;
b. SPP sektor pendidikan
yang dirumuskan oleh pihak-pihak untuk
8. setiap guru menerapkan rencana
memastikan berlangsungnya layanan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
pendidikan baik oleh satuan pendidikan
disusun berdasarkan silabus untuk
maupun Dinas pendidikan terkait dengan
setiap mata pelajaran yang diampunya;
penerapan SPM maupun standar lainnya.
9. setiap guru mengembangkan dan
SPP Sektor Pendidikan ini menghasilkan
menerapkan program penilaian untuk
janji atau maklumat pelayanan yang
membantu meningkatkan kemampuan
disampaikan secara terbuka dan mudah
belajar peserta didik;
diakses oleh publik. SPP ini dirumuskan
10. kepala sekolah melakukan supervisi
dengan melibatkan berbagai pihak
kelas dan memberikan umpan balik
diantaranya Dewan pendidikan, LSM
kepada guru dua kali dalam setiap
pemerhati pendidikan, Komite Sekolah dan
semester;
termasuk pengguna layanan itu sendiri yakni
11. setiap guru menyampaikan laporan
orang tua murid dan murid itu sendiri.
hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik; 12. kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan
www.kinerja.or.id
SPP Sektor pendidikan merupakan standar
SPP ini sendiri dirumuskan dengan melibatkan pihak eksternal sekolah seperti orang tua murid, komite sekolah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, termasuk tokoh masyarakat setempat. SPP berisikan komitmen dan janji unit pelayanan untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
51
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
menyampaikan pelayanan dengan lebih baik. Seyogyanya SPP ini ditandatangani oleh kepala Unit Pelayanan (dalam hal ini
d. ISO Sektor Pendidikan
pada sektor lain, merupakan standar mutu
adalah Kepala Sekolah) dan juga Kepala
dan kompetensi tertentu yang dimiliki
Dinas (SKPD) Pendidikan. SPP ini dapat
baik oleh manajemen, kualitas SDM di
digunakan sebagai rujukan untuk melakukan
dalamnya, maupun mutu layanan yang
kontrol dan penilaian atas kinerja unit
disampaikannya. ISO merupakan standar
pelayanannya.
sistem manajemen mutu yang dapat digunakan oleh industri manufaktur dan
c. SOP Sektor Pendidikan
ISO di sektor pendidikan, seperti halnya
juga industri jasa, seperti pendidikan. Standar ini dikeluarkan oleh International
Sampai saat ini SOP sektor pendidikan
Organization for Standarization yang
belum dikenal dan belum ada
berpusat di Geneva, Swiss. ISO ini bukan
aturan bagaimana merumuskan dan
merupakan standar suatu produk, tetapi
menjalankannya.Namun pada beberapa
merupakan standar manajemen yang
unit layanan seperti sekolah, sudah ada
berorientasi pada mutu. Jadi, sekolah
yang mencoba untuk merumuskan bahkan
yang meraih sertifikasi ISO itu bukan focus
menerapkannya. Sebagian pakar pendidikan
pada produknya yang telah memenuhi
menyebutkan bahwa SOP yang disusun
suatu standar internasional, tetapi
oleh Unit Pelayanan tersebut masih belum
sistem manajemen mutunya yang telah
memenuhi kriteria, sehingga masih masuk
memenuhi standar internasional, yang akan
dalam kategori tata tertib di sekolah.
memberikan produk sesuai persyaratan dan harapan orang tua murid maupun pihak-pihak lain, sehingga akan dicapai
Guru harus menghargai tinggi kebersihan dan kesejukan, bukan hanya dalam kelas-kelas yang berpendingin ruangan, tetapi juga karena teduh dan rindangnya pepohonan dalam lingkungan.
kepuasan pelanggan yang berdampak pada berkelanjutannya sistem di sekolah tersebut.
Umumnya jika kategori tersebut sudah menjadi label sekolah, maka biaya mahal sudah pasti menjadi bagian dari sekolah dimaksud. Hal ini karena kebutuhan biaya untuk melakukan perubahan performa sekolah, termasuk gurunya juga tinggi. Mereka harus berubah menjadi lebih ramah, berpenampilan lebih pantas, senantiasa
52
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
tepat waktu, dan lancar berkomunikasi
• Unsur utama penggerak pembangunan
dalam Bahasa Inggris, dan sebagainya.
adalah sumber daya manusia (SDM).
Guru harus menghargai tinggi kebersihan
Agar dapat berkontribusi optimal bagi
dan kesejukan, bukan hanya dalam
pembangunan, SDM harus dalam kondisi
kelas-kelas yang berpendingin ruangan,
kesehatan yang optimal pula.
tetapi juga karena teduh dan rindangnya
• Bidang garapan sektor kesehatan sangat
pepohonan dalam lingkungan. Kepala
luas, yaitu meliputi seluruh fase kehidupan
sekolah dan seluruh sumberdaya manusia
manusia, mulai dari sebelum dilakukannya
yang ada didalamnya harus dapat
pembuahan hingga akhir kehidupan
mewujudkan target pembaharuan dan
manusia, masa kehamilan, persalinan, masa
mencapai target di mana mereka harus
nifas, bayi, balita, anak-anak, remaja, masa
mencapai tingkat kompetensi tertinggi.
usia subur, dewasa, dan lansia.
Meskipun sudah ada beberapa sekolah
Standar pelayanan bidang kesehatan memiliki
negeri di Kabupaten/Kota yang menerapkan
peran strategis sebagai alat kendali mutu yang
ISO, hal ini bukanlah kewajiban yang
utama. Standar pelayanan tidak hanya berbicara
harus ditetapkan oleh sekolah. Umumnya
tentang service delivery target, tetapi juga
pengguna ISO untuk sekolah adalah
mencakup hal-hal berikut ini:
sekolah-sekolah swasta di Jakarta yang berlisensi internasional.
• Gambaran jenis pelayanan yang harus diberikan. • Service pledges atau prinsip kualitas yang
3. Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Kesehatan
Standar Pelayanan Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan di Indonesia. Pada banyak kabupaten/kota, kesehatan selalu menduduki 3 sektor teratas yang dianggap penting, disamping sektor pendidikan dan perekonomian. Pentingnya sektor kesehatan sehingga selalu menjadi sektor prioritas dalam pembangunan daerah diantaranya dilandasi oleh pemikiran sebagai
harus dipenuhi dalam proses pelayanan. • Target yang jelas untuk setiap jenis pelayanan
Pada banyak kabupaten/kota, kesehatan selalu menduduki 3 sektor teratas yang dianggap penting, disamping sektor pendidikan dan perekonomian.
berikut:
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
53
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
profesionalisme dan akuntabilitas pemerintah
• Biaya yang dibutuhkan untuk menyeleng
daerah agar menyusun langkah strategis,
garakan pelayanan sesuai standar
selaras dengan ketentuan dalam SPM. SPM
• Adanyakesempatan bagi masyarakat untuk
mengajukan keluhan atau usulan jika
memudahkan penyusunan Rencana Strategis
standar pelayanan yang telah ditetapkan
Nasional dan Daerah (Renstranas dan
belum dipenuhi oleh unit pelayanan atau
Renstrada), dengan adanya ukuran-ukuran yang
petugas yang bekerja di dalamnya.
digunakan secara kuantitatif dan kualitatif.
Standar pelayanan bidang kesehatan di
Dengan adanya Standar Pelayanan Minimal
Indonesia diimplementasikan dalam bentuk
bidang kesehatan diharapkan pelayanan
ketetapan tentang standar pelayanan minimal
kesehatan esensial yang menjadi kebutuhan
(SPM) bidang kesehatan, SOP dan juga SPP.
utama masyarakat dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal secara nasional. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengurangi
a. SPM Kesehatan
kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah,
Lahirnya konsep SPM kesehatan di
dan lebih lanjut diharapkan dapat memelihara
Indonesia sejalan dengan perubahan
dan menjaga keutuhan negara Republik
tatanan pemerintahan di Indonesia dari pola
Indonesia. Pelayanan dasar kepada masyarakat
sentralisasi ke arah desentralisasi. Standar
adalah fungsi pemerintah dalam memberikan
Pelayanan Minimal adalah salah satu
dan mengurus kebutuhan dasar masyarakat
instrumen desentralisasi dan otonomi daerah
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.
untuk mengendalikan agar pelayanan dasar diperhatikan serta diprioritaskan oleh pemerintah daerah. SPM disusun sebagai alat Pemerintah
-- dalam peraturan menteri kesehatan No 741
dan Pemerintah Daerah untuk menjamin akses
tahun 2008 disebutkan bahwa SPM untuk
dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
bidang kesehatan terdiri dari 4 jenis pelayanan
secara merata dalam rangka penyelenggaraan
-- yaitu:
urusan wajib.
1. Pelayanan kesehatan dasar 2. Pelayanan Kesehatan rujukan
Dengan adanya SPM ini, Pemerintah Daerah
3. Penyelidikan epidemiologi dan
dan pihak terkait lainnya dapat dengan jelas
penanggulanggan kejadian luar biasa
memahami program dan jenis pelayanan
4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan
kesehatan dasar minimal serta indikator kinerja
masyarakat.
masing-masing kegiatan, beserta target dan waktu pencapaiannya. Implikasi lebih jauh dari adanya SPM adalah adanya tuntutan
54
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Seperti telah disinggung dalam bagian terdahulu
Masing-masing pelayanan tersebut diterjemah kan ke dalam indikator khusus, yang secara total
www.kinerja.or.id
terdiri dari 18 indikator. Rincian SPM kesehatan selengkapnya adalah sebagai berikut:
Jenis Pelayanan Pelayanan kesehatan dasar
Indikator SPM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Kelurahan UCI Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 -24 bulan gakin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) & setingkat Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit*) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Pelayanan Kesehatan rujukan
1. 2.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasienmasyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulanggan kejadian luar biasa
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif
SPM di dalam sektor kesehatan telah ditentukan
banyak layanan nakes diberikan kepada
melalui Permenkes yang telah dijelaskan di atas.
pasien (warga) pada suatu wilayah tertentu
Secara umum penetapan indikator pencapaian
yang berbasis pada unit layanan kesehatan.
yang ada di dalam SPM ini dilihat dari sudut
Untuk menyelenggarakan pelaksanaan SPM
pandang output atau hasil kerja layanan yang
ini, disusunlah SOP. Dengan demikian SOP
diberikan oleh nakes kepada pasien, dalam hal
ini disusun untuk melaksanakan pemenuhan
ini adalah ibu dan anak. Jadi yang diukur adalah
terhadap SPM.
seberapa besar jangkauan atau seberapa
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
55
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
SPM sektor Kesehatan terbaru mencakup empat
menghasilkan maklumat layanan berupa janji
(4) jenis pelayanan dasar yang mencakup 18
perbaikan layanan kesehatan pada unit layanan
indikator, yaitu:
tertentu. Janji perbaikan ini dapat menjadi masukan untuk terwujudnya SPP Kesehatan.
1. pelayanan kesehatan dasar, dengan 14 indikator (indikator 1 – 14) 2. pelayanan kesehatan rujukan, dengan 2
Beberapa SPP Kesehatan yang dimungkinkan untuk dikembangkan oleh unit pelayanan
indikator (indikator 15-16)
kesehatan adalah:
3. Penyelidikan Epidemiologi dan
•
Penanggulangan KLB dengan 1 indikator
Komitmen memberi layanan dengan standar waktu/jangka waktu penyelesaian serta
(indikator 17)
jadwal atau waktu layanan;
4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan •
Masyarakat dengan 1 indikator (indikator 18).
Komitmen dengan menentukan tarif/biaya tertentu;
b. SPP Sektor Kesehatan
Standar pelayanan publik kesehatan
•
pelayanan tertentu; • •
ukur yang dipergunakan sebagaipedoman
•
penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen
•
kepadamasyarakat untuk memberikanpelayanan
c. SOP Sektor kesehatan
SOP atau standar operasi prosedur di sektor
didasarkan pada standar pelayanan. Untuk
kesehatan adalah prosedur dan tahapan yang
memastikan adanya standar pelayanan publik ini
disusun sedemikian rupa untuk penyampaian
dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan,
layanan yang berbasis pada SPM. Ada
yakni secara mandiri atau merumuskannya
beberapa SOP yang telah digunakan yakni:
secara partisipatif. Salah satu metode yang digunakan secara partisipatif adalah dengan menggunakan survey pengaduan dan pengelolaan pengaduan masyarakat yang
56
Mengembangkan penanganan pengaduan, saran, dan masukan.
yang berkualitas.
kesehatan pada setiap unit pelayanan
Komitmen memberikan layanan melalui prosedur adanya pengawasan internal;
atau janji daripenyelenggara pelayanan
adalah agar penyelenggaraan pelayanan
Komitmen memberikan layanan dengan kompetensi Pelaksana tertentu;
penyelenggaraan pelayanandan acuan
Sasaran Standar Pelayanan Publik Kesehatan
Komitmen menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas tertentu;
seperti halnya sektor lain merupakan tolok
Komitmen memberi layanan dengan produk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
•
SOP Perawatan Sebelum Persalinan (Antenatal Care)
•
SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu Hamil
www.kinerja.or.id
•
SOP Pertolongan Persalinan
Operasional Prosedur). Standar pelayanan
•
SOP Kunjungan Nifas
– seperti dijelaskan dalam Panduan Nasional
•
SOP Neonatus
Pembentukan PTSP – adalah kriteria capaian
•
SOP Inisiasi Menyusu Dini
minimal pelayanan yang harus diselenggarakan
•
SOP Perawatan Metoda Kanguru
oleh penyelenggara PTSP. SP harus dibuat untuk setiap jenis layanan yang diberikan oleh PTSP, termasuk di dalamnya SP untuk setiap
4. Penerapan Standar Pelayanan sektor Iklim Usaha yang Baik
Khusus untuk sektor ini pendekatan perumusan standar pelayanannya agak berbeda dengan
jenis izin serta layanan lainnya seperti layanan pengaduan dan informasi.
adalah menyediakan jaminan atau kepastian
kedua sektor terdahulu. Sektor iklim usaha tidak
bagi penerima pelayanan (pemohon izin) dari
secara khusus memiliki standar pelayanan yang
penyelenggara PTSP. Komponen SPM (Standar
sama, demikian pula SPM seperti yang diatur
Pelayanan Minimum) di dalam pelaksanaan
dalam PP No 65 Tahun 2005. Sektor perbaikan
PTSP sekurang-kurangnya adalah dalam hal
Iklim Usaha ini mengacu pada masing-masing
Waktu, Biaya dan Persyaratan. Intervensi SPM
izin usaha yang menginduk pada sektor masing-
di dalam PTSP paling tidak meliputi:
masing. Di dalam pelaksanaan secara umum,
1. Prosedur pelayanan
izin usaha terkait yang dikelola oleh PTSP paling
2. Waktu penyelesaian
tidak terdapat dua sektor yakni Kemendag dan
3. Biaya pelayanan
Kemdagri.
4. Sarana dan prasarana 5. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
PTSP secara tegas menggunakan standar
6. Persyaratan.
pelayanan dalam dua bentuk yakni penggunaan SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan juga SOP (Standar
Tujuan pelaksanaan standar pelayanan
Masing-masing sektor yang berperan dalam birokrasi perizinan usaha telah merumuskan SPM di dalam sektornya masing-masing,
Komponen SPM (Standar Pelayanan Minimum) di dalam pelaksanaan PTSP sekurang-kurangnya adalah dalam hal Waktu, Biaya dan Persyaratan.
www.kinerja.or.id
misalnya: 1. SIUP (ijin usaha), berdasarkan Kepmendag 529/2010 waktu 3 hari, biaya nol rupiah. 2. HO (ijin tidak keberatan dari sekitarnya), berdasarkan Permendagri 27/2009, maksimal 7 hari, biaya mencakup biaya administrasi.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
57
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
3. IMB (ijin mendirikan bangunan), berdasarkan Permendagri 7/1993, maksimal
I. Bahan Presentasi
14 hari, biaya sesuai angka indeks.
Sedangkan SOP sendiri pada dasarnya
J. Bahan Pendukung
merupakan sebuah instruksi yang tertulis yang dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin untuk memenuhi SPM tersebut di atas. Secara garis besar SOP layanan perizinan adalah urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam melayani setiap jenis perizinan, dilengkapi dengan gambar alur. Prosedur masing-masing
1. Pendidikan Praktek BOSP di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
Praktek MBS berkaitan dengan Penguatan peran Komite Sekolah
perizinan setidaknya memuat: 1. Tata cara atau tahapan pelayanan, mulai dari pengajuan permohonan, pemrosesan, pembayaran sampai penyerahan izin kepada pemohon. 2. Di dalam tata cara dimaksud harus dilengkapi dengan hal-hal sebagai berikut: a. Batasan waktu untuk masing-masing tahapan. b. Persyaratan yang dibutuhkan c. Bentuk formulir yang digunakan. d. Penanggungjawab masing-masing.
Meskipun tidak disebut sebagai standar
2. Kesehatan Gerakan IMD dan ASI eksklusif di Klaten, Jawa Tengah
Maklumat pelayanan puskesmas Cilongok, Jawa Tengah
Maklumat Pelayanan KIA di RS MS, Purwokerto, Jawa Tengah
Kemitraan Bidan dan Dukung di Trenggalek, Jawa Timur
Contoh Leaflet Maklumat Pelayanan BKMIA Kartini, Tegal, Jawa Tengah
Advokasi Perda ASI Eksklusif di Sulawesi Selatan
pelayanan publik (SPP) semua PTSP memiliki kewajiban untuk melaksanakan IKM (indeks kepuasaan masyarakat) secara reguler. Hasil IKM berupa rekomendasi perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan masyarakat (penerima layanan) akan menjadi masukan yang harus diperbaiki oleh PTSP setiap periodenya.
58
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
3. Iklim Usaha yang Baik SOP IMB untuk Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta
Pelayanan Perijinan Satu Pintu Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
2
S T A NDA R P E L A Y A NA N S E K T O R P E NDIDIK A N, K E S E HA T A N DA N IK L IM US A HA Y A NG B A IK
Modul ini membahas latar belakang dan penerapan s tandar pelayanan di dalam s ektor pelayanan publik dis ertai dengan indikator penc apaiannya. T iga s ektor pelayanan publik dibahas didalam modul ini yakni pendidikan, kes ehatan dan iklim us aha yang baik
T U J U A N P E MB E L A J A R A N
UMUM P es erta mengerti mengani s tandar pelayanan di Indones ia dan apa s aja jenis dan mutu pelayanan publik yang menjadi hak warga berdas arkan s tandar pelayanan. S ektor pelayanan publik das ar yang dicakup dalam modul ini dibatas i dengan dua s ektor pelayanan publik das ar dan s atu s ektor pelayanan publik terkait perijinan us aha.. K HUS US • P es erta mengenali berbagai s tandar pelayanan yang menjadi kewajiban negara • P es erta memahami s tandar pelayanan yang wajib diberikan pada s ektor pendidikan, kes ehatan, dan iklim us aha • P es erta memahami kendala pelaks anaan s tandar pelayanan pada s ektor pendidikan, kes ehatan, dan iklim us aha • P es erta menyadari bahwa pemahaman atas s tandar pelayanan menjadi das ar advokas i dan partis ipas i mas yarakat
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
59
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
POKOK BAHASAN A. Pengertian dan definisi berbagai Standar Pelayanan B. Penerapan Standar Pelayanan dalam sektor Pendidikan C. Penerapan Standar Pelayanan dalam sektor Kesehatan D. Penerapan Standar Pelayanan dalam sektor Iklim Usaha yang Baik
A
P E NG E R T IA N DA N DE F INIS I B E R B A G A I S T A NDA R P E L A Y A NA N
1. LATAR BELAKANG 2. PEMETAAN JENIS STANDAR 3. HAKEKAT JENIS STANDAR 4. HUBUNGAN ANTAR BERBAGAI JENIS STANDAR 5. PERANAN AKTOR PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
60
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
A .1
L A T A R B E L A K A NG
P E R S O A L A N D A L A M P E NY A MP A IA N P E L A Y A NA N P UB L IK
S ulit untuk menentuka n a ta u meng ukur output ma upun kua lita s da ri pela ya na n ya ng diberika n oleh pemerinta h.
Memiliki ketida kpa s tia n ting g i da la m ba nya k ha l, s ehing g a hubung a n a nta ra output da n input tida k da pa t ditentuka n deng a n jela s .
T ida k meng ena l “bottom line ” a rtinya s eburuk a pa pun kinerja nya , pela ya na n pemerinta h tida k meng ena l is tila h ba ng krut.
Inte rnalitie s c ukup domina n, org a nis a s i pemerinta h s ulit menc eg a h peng a ruh nila i-nila i da n kepenting a n pa ra birokra t da ri kepenting a n umum ma s ya ra ka t ya ng s eha rus nya dila ya ninya .
A .2
P ela ya na n P ublik dila ks a na ka n deng a n meneta pka n
S T A ND A R P E L A Y A NA N
P E ME T A A N J E N IS
S T A ND A R
NS P K
S PM
S PP
S OP
IS O
T erka it as pek pela yanan publik; efis iens i, kes ela ma tan, pemerataan, mutu dll.
T erka it as pek pela yanan; jang kauan yang mera ta dan mutu pela yanan das a r
T erka it as pek pela yanan publik yang merupakan praktek yang ba ik:
T erka it as pek pela yanan publik, fokus pada kons is tens i pros edur dan has il
B erka itan komitmen unit pela yanan publik atas mutu peng elolaan dan has il yang memuas kan klien – pendeka tan mana jemen
Unit K oordinas i oleh MoH A ; pemerintah/ Menteri2 menyus un badan peraturan penduk ung
K oordinas i oleh MoH A /T im K ons ultas i/ DPOD; Menteri2 menyus un peraturan
K empan mendorong daerah dan pihak la in s eca ra lang s ung
Ins tans i penyedia pela yanan/ badan akreditas i/Menteri2
P romos i da ri K empan; Ins tans i penyedia pela yanan/badan akreditas i
D as ar huk um
P P 38/2007 (pembag ian urus an) P P la in s ektora l (mis a lnya P P 19/2005 tentang S tanda r N as iona l P endidikan)
U U 32/2004 tentang pemerintahan daerah dan P P 65/2005 tentang S PM
U U 25/2009 tentang P ela yanan P ublik
C ontoh: S O P yang berada dala m S N P (lihat N S P K ). J ug a badan akreditas i
B adan internas iona l
K ewajiban penerapan
Wa jib (ka lau urus an dila ks anakan)
Wa jib untuk pela yanan das a r
Wa jib untuk pela yanan public
T erg antung ins tans i (kecuali S O P yang merupakan NS P K )
Wa jib ka lau mendapat akreditas i
A s al his toris
P enyes ua ian a tas J uklak/J uknis s ebelum era des entra lias i
dia wa li P P 25/2000; P ermen2 2001, kons ep dikembang kan lag i; ronde kedua di 2008
D ia wa li 2000-an, belum punya das ar hukum kuat, s a mpa i keluar U U 25/2009
T elah la ma diupayakan, na mun popula ritas mening ka t tahun 2000an
Mula i didorong perteng ahan 2000-an oleh K empan
P enentu
Menteri-menteri melaui Menteri-menteri mela lui P era turannya mas ing - P era turannya mas ing ma s ing ma s ing (13 s a mpa i ha ri ini)
K erang ka da ri K empan, dan s pes ifik oleh ins tans i/U P T D yang relevan
Ins tans i daerah yang relevan; badan akreditas i ka lau relevan
International O rg aniz a tion for S tandardiz ation
S ifat inti
www.kinerja.or.id
R E F O R MA S I
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
61
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
A .2
P E ME T A A N J E N IS
S T A ND A R
NS P K
S PM
Ins tans i yang mela ks anakan urus an yang diba reng i N S P K
D inas , dan U P T D s ektor yang mempunya i S P M
T eruta ma U P T D
UP T D
UP T D
P ela yanan apapun yang mempunya i as pek teknis S edang ; khus unya as pek teknis
P ela yanan das a r (urus an wa jib)
P ela yanan apapun yang menyentuh public
B erka itan pela yanan apapun
K hus us nya R S , P us kes mas , O S S
K apas itas p elaks ana
R endah-s edang ; as pek mekanis me kompla in dan s urvei kepuas an pa ling rumit
R endah-s edang ; perlu peng ertian “bus ines s pros es ”
T ing g i, oleh ka rena merupakan pendekatan yang menyeluruh
F o k us o n g k os p enerapan
T untutan N S P K dapat berimplika s i bia ya (e.g ., pilihan teknolog i)
S edang -ting g i; a s pek perhitung an bia ya dan integ ras i da lam perenc anaan/ ang g aran pa ling rumit J ang kauan/mutu s es ua i ta rg et penc apa ian yang dia tur oleh Menteri2
O ng kos awa l untuk meng embang kan S O P
O ng kos akreditas i dan monitoring s ec a ra berka la c ukup ting g i
D as ar hukum di d aerah
K urang jelas ka lau diperlukan
K urang jelas ka lau diperlukan; terdapat P erda & pera turan K D H
O ng kos meng embang kan S P P ; S P P c enderung pros edura l, na mun mutu s ta f dapat berimplikas i dana Ma s ing -mas ing U P T D mempunya i panduan, dan s ervic e c ha rter
P edoman interna l U P T D /dokumen akreditas i
D okumen akreditas i da ri badan akreditas i
P elap oran / p en g en d alian
T erg antung ka teg ori NS P K . Menteri2 s eha rus nya memonitor penerapan NS P K
B elum kelua r P P yang akan menjelas kan. S is tem ombuds man?
K a lau S O P intern s a ja – tidak ada pelaporan. U ntuk yang beras a l da ri badan akreditas i, s es uai tuntutan badan
S es ua i tuntutan ke badan akreditas i nas iona l (di bawah IS O )
S anks i u n tu k p en g abaian
T erg antung ka teg ori NS P K
P enc apa ian S P M dilaporkan kepada K D H dan kepada Menteri terka it., menteri memonitor penc apa ian S PM B elum jelas
B elum jelas
B adan akreditas i dapat ta rik s tatus nya
B adan akreditas i dapat ta rik s tatus nya ?
In s tans i d aerah yan g relevan P elayanan s as aran
S PP
S OP
IS O
HAKE KAT J E NIS S TANDAR
A .3 NS PK
62
Merupakan penjelas an operas ional dari pelaks anaan urus an wajib dan urus an pilihan s erta pembagian urus an pemerintahan yang ada dalam P P No. 38/2007
Menggantikan atau merupakan penyes uaian dari juklak/juknis yang dis us un P emerintah P us at s ebelum era des entralis as i (otonomi daerah)
Dis us un oleh Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen, dan menjadi pedoman bagi P emerintah Daerah (provins i dan kabupaten/kota) dalam melaks anakan urus an pemerintahan
Dituangkan dalam peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
S PM
S P M adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan das ar yang merupakan urus an wajib pemerintah yang berhak diperoleh s etiap warga s ecara minimal (P P 65/2005)
S P M ditetapkan oleh P emerintah dan diberlakukan untuk s eluruh P emerintahan Daerah P ropins i dan K abupaten/K ota s ebagai bagian dari penyelenggaraan pelayanan das ar nas ional.
S P M bers ifat s ederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan s erta mempunyai batas waktu pencapaian.
S P M dis es uaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nas ional dan daerah s erta kemampuan kelembagaan dan pers onil daerah dalam bidang yang bers angkutan.
S P M yang telah ditetapkan P emerintah menjadi s alah s atu acuan bagi P emerintahan Daerah untuk menyus un perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan P emerintahan Daerah.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
HAKE KAT J E NIS S TANDAR
A .3 NS PK
Merupakan penjelas an operas ional dari pelaks anaan urus an wajib dan urus an pilihan s erta pembagian urus an pemerintahan yang ada dalam P P No. 38/2007
Menggantikan atau merupakan penyes uaian dari juklak/juknis yang dis us un P emerintah P us at s ebelum era des entralis as i (otonomi daerah)
Dis us un oleh Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen, dan menjadi pedoman bagi P emerintah Daerah (provins i dan kabupaten/kota) dalam melaks anakan urus an pemerintahan
Dituangkan dalam peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
S PM
S P M adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan das ar yang merupakan urus an wajib pemerintah yang berhak diperoleh s etiap warga s ecara minimal (P P 65/2005)
S P M ditetapkan oleh P emerintah dan diberlakukan untuk s eluruh P emerintahan Daerah P ropins i dan K abupaten/K ota s ebagai bagian dari penyelenggaraan pelayanan das ar nas ional.
S P M bers ifat s ederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan s erta mempunyai batas waktu pencapaian.
S P M dis es uaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nas ional dan daerah s erta kemampuan kelembagaan dan pers onil daerah dalam bidang yang bers angkutan.
S P M yang telah ditetapkan P emerintah menjadi s alah s atu acuan bagi P emerintahan Daerah untuk menyus un perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan P emerintahan Daerah.
A .4
HUB UNG AN ANTAR B E R B AG AI J E NIS S TANDAR
T UMP A NG T IND IH A NT A R S T A ND A R
NS P K
merupakan payung s tandar pelayanan, namun ada beberapa s tandar yang tidak dipayung i oleh S NP K
T UMP A NG T IND IH
dapat jug a dilihat antar S P M dan S P P . Walaupun S P M ditetapkan P emerintah, beberapa S P P yang berkaitan deng an mutu s taf akan mirip atau akan s ama deng an S P M,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
63
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
A .4
HUB UNG AN ANTAR B E R B AG AI J E NIS S TANDAR
T UMP A NG T INDIH S T A NDA R DA L A M S E K T O R (P E NDIDIK A N )
NS P K merupakan payung s tandar pelayanan, namun ada beberapa s tandar yang tidak dipayungi olejh S NP K
NS P K atau bis a dis ebut S NP (S tandar Nas ional P endidikan), s ebagian merupakan S O P . K eduanya berkaitan urus an yang non-pelayanan das ar, namun juga dapat bermain dalam domain urus an wajib yang bers ifat pelayanan das ar.
A .5
P E R A N A K T O R P E ME R IN T A H D A N MA S Y A R A K A T
B adan/ m ekanis me internas ional P emerintah
D aerah P rov ins i/ G u bernur s elak u wak il P emerintah
NS P K
K onvens i interna s iona l (MD G s ) mempeng aruhi fokus S PM
Menerapkan NS P K berka itan urus annya , da n mendukung memonitor K a bupa ten/K ota
Menerapkan S P M berka ita n urus annya s es ua i s a s a ran Menteri/priorita s daera h; mendukung memonitor K a bupa ten/K ota Menerapkan S P M berka ita n urus annya s es ua i s a s a ran Menteri/priorita s daera h
D aerah Menerapkan K abu paten/ K ota NS P K berka itan urus annya
64
S PM
A s os ia s i profes s i teknis mempeng ha rui s eba g ian da ri NS P K Menentukan NS P K , da la m P ermen2; mendukung penerapannya
Menentukan S P M, da la m P ermen2 dan mendukung penerapannya
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
S PP
S OP
P eng a la man S ervic e centres di neg ara la in untuk “pra ktek yang ba ik” Menentukan kerang ka mema nfa a tka n S P P da n mendukung penerapannya Mendukung org anis a s i ya ng relevan untuk meng embang ka n dan menera pka n S PP
B a dan tertentu menentukan s ta nda r (e.g ., IS Q , Interna tional B a c c helaurea t) Menentukan a kredita s i atu tunjuk ba da n yang memberikan a kredita s i
Mendukung unit/org anis a s i ya ng releva n untuk meng embang ka n dan menera pka n S PP
Mendukung unit/org anis a s i ya ng releva n untuk meng embang ka n dan menera pka n S OP
Mendukung org anis a s i ya ng relevan untuk meng embang ka n dan menera pka n S OP
IS O
IS O menentuka n s ta nda r; mis a lnya IS O -9001 tentang mutu ma najemen P romos i ma nfaa t IS O da n mendukung daera h/U P T D menda pa t a kredita s i IS O Mendukung org anis a s i ya ng relevan untuk meng ikuti a kredita s i IS O Mendukung org anis a s i ya ng relevan untuk meng ikuti a kredita s i IS O
www.kinerja.or.id
A .5
P E R A N A K T O R P E ME R IN T A H D A N MA S Y A R A K A T S PP
S OP
Penyelenggara pelayanan (UPTD dan nonpemerintah)
Menerapkan aspek dari NSPK yang relevan terhadap mandat organisasi
NS P K
Menerapkan aspek dari SPM yang relevan terhadap mandat organisasi
Mengembangkan dan menerapkan SPP sesuai jiwa UU 25/2009
Mengembangkan dan menerapkan SOPP sesuai misi, dan sesuai badan akreditasi kalau relevan
Masyarakat setempat
Memonitor pemenuhan NSPK; menyampaikan keluhan/ rekomendasi kepada penyelenggara dan Pemda
Mengikuti proses perencanaan daerah berkaitan prioritas SPM yang perlu dikejar; memonitor pemenuhan SPM; mengeluh/ menyumbangkan rekomendasi kepada penyelenggara dan Pemda
Terlibat proses penentuan SPP (e.g., service charter); memonitor pemenuhan SPP; menyampaikan keluhan/ rekomendasi kepada penyelenggara dan Pemda
Pihak yang mengembangka n kapasitas
Mendorong, secara komersial atau disubsidi (oleh para donor misalnya) upaya pemerintah dan masyarakat madani untuk mengembangkan dan/atau menerapkan standar standar untuk meningkatkan pelayanan publik (termasuk pelayanan dasar). Pihak ini termasuk instansi pemerintah di daerah (mislanya LAN regional), Universitas, CSO/jaringan CSOs, dan proyek yang didukung para donor.
B
S PM
IS O Menerapkan standar/sistem ISO, sesuai akreditasi (misalnya ISO9001-2008) Memonitor pemenuhan standar yang telah ada (SPM/SPP); memberikan rekomendasi kepada penyelenggara
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M S E K T O R P E N D ID IK A N
1. S P M S ektor P endidikan 2. S P P S ektor P endidikan 3. S O P S ektor P endidikan 4. IS O S ektor P endidikan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
65
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
B .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M S E K T O R P E N D ID IK A N
P E R ME ND IK NA S No 15 T ahun 2010
B .1
TTerdiri erdiri da dari ri 27 27 indika indikator: tor: 14 SS PPM M bag bagii D Dinas inas 14 atau SS K KPPD D PPendidik endidikan an atau dann 13 13 indik indikator ator SS PPM M da bagii uunit nit bag pelayanan/ anan/UP UPTTD D atau atau pelay ekolah. olah. ssek D Daari ri 13 13 SS PPM MU Unit nit laya yanan/U nan/UPPTTD D,, 11 11 SS PPM M la dala lahh indika indikator tor untuk untuk aada tingka katt SS MP MP.. ting
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M S E K T O R P E N D ID IK A N
IND IK A T O R S P M U NT U K D INA S /S K P D
66
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
B .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M S E K T O R P E N D ID IK A N
IND IK A T O R S P M U NT U K S A T U A N P E ND ID IK A N
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N L A IN D A L A M S E K T O R P E N D ID IK A N 2.
S P P S ek to r P en d id ik an
S P P S ektor pendidika n merupa ka n s ta nda r ya ng dirumus ka n oleh piha k-piha k untuk mema s tika n berla ng s ung nya la ya na n pendidika n ba ik oleh s a tua n pendidika n maupun D ina s pendidika n terka it deng a n penera pa n S P M ma upun s ta nda r la innya . S P P S ektor P endidika n ini meng ha s ilka n ja nji a ta u ma kluma t pela ya na n ya ng dis a mpa ika n s ec a ra terbuka da n muda h dia ks es oleh publik. S P P ini dirumus ka n deng a n meliba tka n berba g a i piha k dia nta ra nya D ewa n pendidika n, L S M pemerha ti pendidika n, K omite S ekola h da n terma s uk peng g una la ya na n itu s endiri ya kni ora ng tua murid da n murid itu s endiri.
3. S O P S ek to r P en d idik an
H ing g a s a a t ini b elu m ad a s ekola h ya ng memiliki S O P P endidika n, jika pun a da ya ng mirip bia s a nya itu a da la h T A T A T E R T IB S E K O L A H .
4. IS O S ek to r P en d idik an
www.kinerja.or.id
S ekola h tida k wa jib memiliki s ertifika s i IS O . Mes kipun a da s ekola h neg eri, teta pi umumnya s wa s ta . s ekola h deng a n s ertifika s i IS O , buka n foc us pa da produk memenuhi s ua tu s ta nda r interna s iona l, teta pi s is tem ma na jemen mutunya ya ng tela h memenuhi s ta nda r interna s iona l. Implika s i pa da ma ha lnya bia ya s ekola h deng a n s ertifika s i IS O
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
67
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
C
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M S E K TOR K E S E HA TAN
1. S P M S E K T O R K E S E HA T A N 2. S P P S E K T O R K E S E HA T A N 3. S OP S E K T O R K E S E HA T A N
1 1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L D A L A M S E K TOR K E S E HA TAN 44 JJEENIS NIS PPEELLA AYYA ANA NAN: N: PPela elayanan yanan kes keseha ehata tann da dassaarr PPela elayanan yanan KKes eseha ehata tann rujuka rujukann PPenyelidika enyelidikann epidemiolog epidemiologii da dann penang ngggula ulang ngggaann keja kejadia diann lua luarr pena biassaa bia
P E R ME NK E S No 741 T ahun 2008
PPromos romosii kes keseha ehata tann da dann pemberdaya yaaann ma massya yara raka katt pemberda TTerd erdiri iri ddari ari 18 18 in inddik ikato ator: r: 14 14 Indika Indikator tor pa pada da PPela elaya yana nann keseha ehata tann da dassaarr kes 22 indika indikator tor pa pada da PPela elaya yana nann eseha ehata tann rujuka rujukann KKes 11 indika indikator tor PPenyelidika enyelidikann epidemiologii da dann epidemiolog penang ngggula ulang ngggaann keja kejadia diann lua luarr pena biassaa bia 11 indika indikator tor PPromos romosii kes keseha ehata tann dann pemberda pemberdaya yaaann ma massya yara raka katt da
68
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
S T A ND A R P E L A Y A NA N MINIMA L D A L A M S E K TOR K E S E HATAN
1
J en is P elay an an P elayanan kes ehatan das ar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
In d ik ato r S P M C a kupa n K unjung a n Ibu H a mil K 4 C a kupa n komplika s i kebida na n ya ng dita ng a ni C a kupa n pertolong a n pers a lina n oleh tena g a kes eha ta n ya ng memiliki kompetens i kebida na n C a kupa n pela ya na n nifa s C a kupa n neona tus deng a n komplika s i ya ng dita ng a ni C a kupa n kunjung a n ba yi C a kupa n D es a /K elura ha n U C I C a kupa n pela ya na n a na k ba lita C a kupa n pemberia n ma ka na n penda mping A S I pa da a na k us ia 6 -24 bula n g a kin C a kupa n ba lita g iz i buruk menda pa t pera wa ta n C a kupa n penja ring a n kes eha ta n s is wa S ekola h D a s a r (S D ) & s eting ka t C a kupa n pes erta K elua rg a B erenc a na (K B ) a ktif C a kupa n penemua n da n pena ng a na n penderita penya kit*) C a kupa n pela ya na n kes eha ta n da s a r ma s ya ra ka t mis kin
P elayanan K es ehatan ru ju k an
1. 2.
P en yelid ik an epidem io log i d an p enan g g u lan g g an K L B
C a kupa n D es a /K elura ha n meng a la mi K eja dia n L ua r B ia s a (K L B ) ya ng dila kuka n penyelidika n epidemiolog i < 24 ja m
P ro m os i k es ehatan dan p em berdayaan m as yarak at
C a kupa n D es a S ia g a A ktif
B .2
C a kupa n pela ya na n kes eha ta n rujuka n pa s ien ma s ya ra ka t mis kin C a kupa n pela ya na n g a wa t da rura t level 1 ya ng ha rus diberika n s a ra na kes eha ta n (R uma h S a kit) di K a bupa ten/K ota
S T A N D A R P E L A Y A N A N P U B L IK S E K T OR K E S E HA T A N
S P P K E S E HATAN Y A NG D A P A T D IK E MB A NG K A N O L E H UNIT P E L A Y A NA N
www.kinerja.or.id
KKomitmen omitmen memberi memberi layanan layanan dengan dengan sstandar tandar waktu/jangka waktu/jangka waktu waktu penyeles penyelesaian aian sserta erta jadwal jadwal atau atau waktu waktu layanan; layanan;
KKomitmen omitmen deng dengan an menentukan menentukan tarif/biaya tarif/biaya tertentu; tertentu;
KKomitmen omitmen memberi memberi layanan layanan dengan dengan produk produk pelayanan pelayanan tertentu; tertentu;
KKomitmen omitmen menyediakan menyediakan ssarana, arana, pras prasarana, arana, dan/atau dan/atau fas fasilitas ilitas tertentu; tertentu;
KKomitmen omitmen memberikan memberikan layanan layanan dengan dengan kompetens kompetensii PPelaks elaksana ana tertentu; tertentu;
KKomitmen omitmen memberikan memberikan layanan layanan melalui melalui pros prosedur edur adanya adanya pengawas pengawasan an internal; internal;
Mengembangkan Mengembangkan penanganan penanganan pengaduan, pengaduan, ssaran, aran, dan dan mas masukan. ukan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
69
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
B .3
S T A N D A R O P E R A S IO N A L P R O S E D UR S E K T O R K E S E H A T A N S O P P era wa ta n S ebelum P ers a lina n (A ntena ta l C a re) S O P P enentua n F a ktor R es ti U ntuk Ibu H a mil
S OP P E L A Y A NA N DAS AR K E S E HATAN
S O P P ertolong a n P ers a lina n S O P K unjung a n N ifa s S O P N eona tus S O P Inis ia s i Menyus u D ini S O P P era wa ta n Metoda K a ng uru
D
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
Bukan merupakan pelayanan publik dasar Tidak berada dalam satu sektor tertentu, STANDAR PELAYANAN yang digunakan mengacu pada layanan perijinan tertentu Organisasinya berdiri sendiri, bahkan layanannya “menarik” dari organisasi lain. Wujud pelayanannya dalam bentuk PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) STANDAR PELAYANAN dalam PTSP adalah SPM dan SOP. Acuan untuk SPM tidak berdasarkan PP 65 Tahun 2005
70
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
D .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
IND IK A T O R S P M DAL AM P E R IJ INA N US A H A
D .2
P P ro ross ed edu urr p pela elay yan ana an n
Wak Waktu tu p pen eny yeles eles aia aian n
B B ia iay ya ap pela elay ya an nan an
S S aran arana ad dan an p pra rass aran arana a
K Ko om mp peten etenss ii p petu etug ga ass p pem emb beri eri p pela elay ya an nan an
P P ers ers y yaratan aratan
S T A N D A R P E L A Y A N A N P U B L IK S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
S T A ND A R P E L A Y A NA N P U B L IK (me s kipun tidak pe rnah dis e but P T S P me miliki S PP)
P PT TS SP P memiliki memiliki kewa kewajiba jiban n untuk untuk mela melaks ksa ana naka kan n IK IK M M (indeks (indeks kepua kepuassa aa an n ma massya yara raka kat) t) ssec eca ara ra reg reguler. uler. H Ha assil il IK IK M M berupa berupa rekomenda rekomendassii perba perbaika ikan-perba n-perbaika ikan n berda berdassa arka rkan n ma massuka ukan n ma massya yara raka katt (penerima (penerima la laya yana nan) n) a aka kan n menja menjadi di ma massuka ukan n ya yang ng ha harus rus diperba diperbaiki iki oleh oleh P PT TS SP P ssetia etiap p periodenya periodenya..
P E R B A IK A N D A P A T ME MP E NG A R UH I IND IK A T O R D A L A M S P M MA U P U N S O P
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
71
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
B .3
S T A N D A R O P E R A S IO N A L P R O S E D UR S E K T O R K E S E H A T A N S O P P era wa ta n S ebelum P ers a lina n (A ntena ta l C a re) S O P P enentua n F a ktor R es ti U ntuk Ibu H a mil
S OP P E L A Y A NA N DAS AR K E S E HATAN
S O P P ertolong a n P ers a lina n S O P K unjung a n N ifa s S O P N eona tus S O P Inis ia s i Menyus u D ini S O P P era wa ta n Metoda K a ng uru
D
P E NE R A P A N S T A ND A R P E L A Y A NA N D A L A M S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
Bukan merupakan pelayanan publik dasar Tidak berada dalam satu sektor tertentu, STANDAR PELAYANAN yang digunakan mengacu pada layanan perijinan tertentu Organisasinya berdiri sendiri, bahkan layanannya “menarik” dari organisasi lain. Wujud pelayanannya dalam bentuk PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) STANDAR PELAYANAN dalam PTSP adalah SPM dan SOP. Acuan untuk SPM tidak berdasarkan PP 65 Tahun 2005
72
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
D .1
S T A N D A R P E L A Y A N A N MIN IMA L S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
IND IK A T O R S P M DAL AM P E R IJ INA N US A H A
D .2
P P ro ross ed edu urr p pela elay yan ana an n
Wak Waktu tu p pen eny yeles eles aia aian n
B B ia iay ya ap pela elay ya an nan an
S S aran arana ad dan an p pra rass aran arana a
K Ko om mp peten etenss ii p petu etug ga ass p pem emb beri eri p pela elay ya an nan an
P P ers ers y yaratan aratan
S T A N D A R P E L A Y A N A N P U B L IK S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
S T A ND A R P E L A Y A NA N P U B L IK (me s kipun tidak pe rnah dis e but P T S P me miliki S PP)
P PT TS SP P memiliki memiliki kewa kewajiba jiban n untuk untuk mela melaks ksa ana naka kan n IK IK M M (indeks (indeks kepua kepuassa aa an n ma massya yara raka kat) t) ssec eca ara ra reg reguler. uler. H Ha assil il IK IK M M berupa berupa rekomenda rekomendassii perba perbaika ikan-perba n-perbaika ikan n berda berdassa arka rkan n ma massuka ukan n ma massya yara raka katt (penerima (penerima la laya yana nan) n) a aka kan n menja menjadi di ma massuka ukan n ya yang ng ha harus rus diperba diperbaiki iki oleh oleh P PT TS SP P ssetia etiap p periodenya periodenya..
P E R B A IK A N D A P A T ME MP E NG A R UH I IND IK A T O R D A L A M S P M MA U P U N S O P
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
73
BAB II - Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik
D .3
S T A N D A R O P E R A S IO N A L P R O S E D U R S E K T O R IK L IM U S A H A Y A N G B A IK
S O P P E R IJ INA N US A HA
Mas in g -m a s in g P T S P wa jib m en y u s u n d a n m en ja lan k a n S O P s es u a i P A ND U A N
74
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
K KE E LL E E NG NGK KA AP PA AN NP PR RO OS SE ED DU UR R:: B Ba ata tassa an n wa waktu ktu ma massing ing-ma -massing ing ta taha hapa pan n P Pers ersya yara rata tan n ya yang ng dibutuhka dibutuhkan n B Bentuk entuk formulir formulir ya yang ng dig diguna unaka kan n P Pena enang nga ang ngg gung ungja jawa wab b ma massing ing-ma -massing ing
www.kinerja.or.id
Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
33
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
75
BAB 3 Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Program Kinerja USAID bekerja untuk meningkatkan mutu pelayanan publik melalui pendekatan tata kelola ....
PENGANTAR Program Kinerja USAID bekerja untuk meningkatkan mutu pelayanan publik melalui pendekatan tata kelola pemerintahan yang baik. Program diintervensi dari dua sisi, baik intervensi dan penguatan pada sisi penyelenggara pelayanan maupun intervensi dan penguatan pada sisi penerima layanan. Didalam modul ini diuraikan apa saja paket sektor pelayanan publik program Kinerja yang selama ini dijalankan dan indikator pencapaian standar pelayanan apa saja yang termasuk di dalam masingmasing paket.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mendapatkan dan mempelajari materi di dalam modul ini peserta diharapkan dapat mengenal secara garis besarpaket program Kinerja yang ada pada tiga sektor pelayanan publik serta penerapan berbagai standar pelayanan apa saja yang seharusnya diterapkan didalamnya.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Pengenalan paket program Kinerja bidang pendidikan, kesehatan, dan perbaikan iklim
76
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
usaha agar peserta memahami sektor dan isu
relevansinya dengan indikator pencapaian
apa saja yang didukung oleh program.
standar pelayanan yang terkait.
2. Mengenali dan memahami berbagai standar pelayanan yang menjadi indikator mutu pelayanan sektor pendidikan dasar yang
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN
didukung oleh Kinerja. 3. Mengenali dan memahami berbagai standar pelayanan yang menjadi indikator mutu pelayanan sektor kesehatan ibu dan anak yang didukung oleh Kinerja.
1. Metode a. Tutorial.
4. Mengenali dan memahami berbagai standar
b. Diskusi dan curah pendapat.
pelayanan yang menjadi indikator mutu
c. Diskusi kelompok
pelayanan sektor perijinan usaha yang didukung oleh Kinerja.
2. Alat Bantu a. Flipchart. b. Kertas plano dan spidol.
POKOK BAHASAN 1. Isu-isu relevan dalam paket program pendidikan
c. LCD Projector dan Komputer.
3. Bahan a. Materi presentasi. Materi ini berbentuk file
dasar dukungan Kinerja dan relevansinya
digital yang berisi presentasi slide-slide
dengan indikator pencapaian standar
dengan menggunakan software presentasi.
pelayananyang terkait 2. Isu-isu relevan dalam paket program kesehatan ibu dan anak dukungan Kinerja dan relevansinya dengan indikator pencapaian standar pelayanan yang terkait. 3. Isu-isu relevan dalam paket program pelayanan perijinan usaha dukungan Kinerja dan
www.kinerja.or.id
WAKTU 3 X 45 menit
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
77
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
PROSES FASILITASI Penyampaian Isu Kinerja & Standar Pelayanan (30 menit)
Pengantar (5 menit)
Kesimpulan (15 menit)
Diskusi dan presentasi kelompok tentang penerapan SPM dalam Isu Kinerja (60 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
Pengantar Diskusi Kelompok (5 menit)
terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat membagi
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
secara adil peserta-peserta yang ingin bertanya
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
atau menjawab dengan meminta mereka
menyampaikan hal penting terkait isu Kinerja
menyampaikan pertanyaan dan respon secara
dan penerapan Standar Pelayanan di dalamnya.
singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
4. Diskusi kelompok. Sebelum diskusi dimulai
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
fasilitator menyampaikan hal-hal sebagai
isu-isu yang ada dalam 3 sektor pelayanan
berikut:
publik yang mendapat dukungan dari Kinerja.
a. Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
Selanjutnya, materi tersebut dikaitkan dengan
dirumuskan di dalam diskusi kelompok.
standar pelayanan yang terkait di dalamnya.
Tugas tersebut adalah: merumuskan 5 hal
Penyajian dilakukan dalam power point yang
utama yang merupakan hak warga (orang
juga didukung dengan naratif selama 30 menit.
tua murid/murid, ibu hamil/menyusui,
3. Tanya jawab. Sesi Tanya jawab dilaksanakan
pencari ijin dan sebagainya)/kewajiban
selama 20 menit dengan sebanyak mungkin
pemerintah daerah yang harus disediakan
melibatkan peserta yang aktif bertanya
terkait pelaksanaan standar pelayanan pada
maupun merespon pertanyaan. Fasilitator tidak
masing-masing sektor.
menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan
78
Tanya Jawab dan Klarifikasi (20 menit)
b. Masing-masing kelompok membahas isu
yang diajukan peserta, namun menawarkan
secara merata dari 7 isu yang ada (BOSP,
kepada peserta lain untuk merespon atau
DGP, MBS, PA, IMD, ASI dan Perijinan
menjawab, sehingga dibangun diskusi yang
Usaha).
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5 menit setiap kelompok dan dilanjutkan
c. Pembagian waktu dalam diskusi adalah dalam 3 menit awal kelompok menentukan
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
disampaikan masing-masing kelompok.
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
Fasilitator memandu proses diskusi dan
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
diskusi yang dapat digunakan sebagai
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
untuk membahas hasil diskusi masing-
5. Penutup. Fasilitator menutup sesi ini dengan
masing kelompok.
menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
d. Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
jawab dan hasil diskusi kelompok.
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil diskusi. e. Fasilitator mengatur pembagian kelompok
URAIAN SUBSTANSI
sedemikian rupa sehingga masing-masing kelompok beranggotakan antara 5 sampai 9 peserta. f. Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada masing-masing kelompok berjalan dan
1. Pendahuluan
setiap anggota kelompok terlibat dalam
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
diintervensi oleh Kinerja di masing-masing sektor
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
dan cakupannya sampai di wilayah mana saja.
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
Selanjutnya, dijelaskan pula indikator-indikator
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
standar pelayanan yang relevan dengan paket-
kelompok menyampaikan hasil maksimal
paket tersebut dan bagaimana isu strategis di
Pada bagian awal dijelaskan program apa yang
masing-masing indikator yang layak diperhatikan untuk diadvokasi ke depannya. Peserta juga diajak
Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada masing-masing kelompok berjalan dan setiap anggota kelompok terlibat dalam diskusi secara aktif.
www.kinerja.or.id
memperdalam berbagai isu terkait yang berkembang di dalam kesehariannya terkait dengan penerapan standar pelayanan sektor masing-masing.
2. Paket Sektor Pendidikan Dasar Di dalam paket program Kinerja untuk sektor pendidikan dasar terdapat tiga isu besar yang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
79
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
didukung untuk perbaikan kualitas layanannya,
menyeluruh di kabupaten/kota. Jika hasil analisis
yakni: (1). Perhitungan Biaya Operasional Satuan
ini menunjukkan bahwa masih terjadi kesenjangan
Pendidikan (BOSP), (2). Distribusi Guru yang
biaya pendidikan, maka direkomendasikan
Proporsional (DGP) dan (3). Manajemen Berbasis
bagaimana APBD menutupi kesenjangan
Sekolah (MBS). Penjelasan atas ketiganya adalah
tersebut. Jika APBD masih belum dapat menutupi
sebagai berikut:
semua kesenjangan tersebut, Kinerja juga akan mendampingi bagaimana mencari alternatif
a. Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Perhitungan terhadap BOSP (Biaya Operasional
pendanaan,dari sisi pengguna atau komunitas lainnya (misalnyadengan melalui kemitraan pemerintah dan swasta), sepanjang masih diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku.
Satuan Pendidikan) merupakan dukungan terhadap kecukupan kebutuhan operasional sekolah telah diberikan oleh Pemerintah Pusat melalaui APBD,
b. Distribusi Guru yang Proporsional
dan diteruskan ke sekolah (mekanisme 2011).
80
Berdasarkan beberapa survai, jika disesuaikan
Banyak kabupaten/kota yang melaporkan bahwa
dengan harga satuan (unit cost) setempat dan
beberapa sekolahnya mengalami kekurangan
usaha mencapai target Standar Pelayanan
guru, dan meminta tambahan guru, baik dalam
Minimum (SPM) pendidikan, maka ditemukan
hal jumlah maupun spesialisasi guru dalam mata
bahwa BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang
pelajaran tertentu. Permintaan ini berdasarkan atas
dikucurkan dari APBN tersebut belumlah mencukupi,
kebutuhan sesuai dengan bukti nyata di lapangan
sehingga masih ada kesenjangan pendanaan
serta usaha dalam memenuhi SPM. Proyek rintisan
kebutuhan biaya operasional. Dilain pihalk,
BERMUTUdi Kemendiknas, dengan dukungan
banyak Kab/ kota yang berminat untuk memenuhi
Bank Dunia, memfasilitasi Dinas Pendidikan pada
kesenjangan pendanaan tersebut, tetapi belum
tingkat Kabupaten/Kota untuk mengkaji ulang,
tahu bagaimana menghitungnya. Program DBE1
menganalisis, dan mengembangkan rekomendasi
– USAID, telah memulai dengan pendekatan dan
yang berhubungan dengan sumber daya guru,
metode penghitungan Biaya Operasional Satuan
jumlah sekolah dan jumlah murid. Rasio yang
Pendidikan (BOSP). Pendekatan ini mendorong
dihasilkan dalam analisis sering menunjukkan
SKPD dan pemangku kepentingan terkait untuk
bahwa Kab/Kota mengalami surplus tenaga guru,
manganalisa berapa biaya operasional yang nyata
tetapi terjadi ketimpangan antar sekolah dan
per anak/ tahun din tingkat SD dan SMP sesuai
kecamatan.Para guru kurang terdistribusi dengan
dengan kondisi setempat. Hal ini menjadi dasar
seimbang, lebih sering berkumpul di daerah
untuk merancang alokasi dana pendidikan secara
perkotaan, sedangkan hanya segelintir yang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
berminat mengajar di daerah terpencil. Kinerja
akuntabel merupakan pendekatan yang disiapkan
dirancang untuk memberikan asistensi teknis
bagi pemangku kepentingan sekolah. Dari
kepada Kab/Kota dan komunitas tentang analisis
berbagai sumber diketahui bahwa hal diatas belum
penyebaran guru, mengembangkan rekomendasi
dilaksanakan secara konsisten dilapangan. Kinerja
teknis dan keuangan untuk kebijakan terkait, dan
menyiapkan pendekatan secara menyeluruh dari
melaksanakan inovasi dalam penyebaran tenaga
sudut penyedia layanan maupun pengguna layanan.
guru yang proporsional, termasuk manajemen pendidikan terkait. Kegiatannya adalah melakukan serangkaian bantuan teknis untuk merumuskan berbagai hal terkait analisis dan rekomendasi teknis bersama aparatur Pemerintah Daerah terkait dan juga melibatkan pemangku kepentingan nonPemerintah juga, termasuk di dalamnya adalah Komite Sekolah, Dewan Pendidikan dan komponen masyarakat sipil lainnya.
c. Penguatan Manajemen Berbasis Sekolah
Pemangku kepentingan pada tingkat kabupaten/ kota, adalah orang/lembaga yang berkepentingan dengan pendidikan, termasukDewan Pendidikan/ MPD, DPRD untuk komite terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), perwakilan kepala sekolah, guru, komite sekolah dan orang tua. Sedangkan pada tingkat sekolah adalah kepala sekolah, guru, komite sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan dinas pendidikan dan pemerhati yang terkait.
Setelah berjalan sejak Juli 2005 s/d 2010 pengalokasian dana BOS dari APBN, maka tahun 2011 Pemerintah Pusat memperkenalkan mekanisme pencairan Bantuan Operasional Sekolah
Standar Pelayanan Pendidikan Dasar
(BOS) yang baru. Dana APBN ditransfer langsung ke Kas Daerah, kemudian dana tersebut diberikan
SPM Pendidikan Dasar
ke SD dan SMP penerima BOS. Kemendikbud bersama beberapa mitra pembangunan telah
Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan,
mengembangkan pendekatan dan modul dalam
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan
melengkapi mekanisme ini untuk mendampingi
mulai Undang- Undang sampai Peraturan Menteri
pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/
terkait Standar Pelayanan Minimum (SPM).
kota maupun di sekolah. Perencanaan dan
SPM Pendidikan Dasar adalah jenis dan tingkat
penganggaran melalui penyusunan Rencana Kerja
pelayanan pendidikan minimal yang harus
Sekolah (RKS) yang partisipatif, pelaksanaan
disediakan oleh satuan atau program pendidikan,
dan pelaporan keuangan yang transparan dan
penyelenggara satuan atau program pendidikan,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
81
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau
pada akhir semester dalam bentuk laporan
kota sebagaimana diatur dalam PP No. 38 Tahun
hasil prestasi belajar peserta didik;
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
f. kepala sekolah atau madrasah
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan
SPM Pendidikan Dasar juga merupakan tolok ukur
Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN)
kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus
kepada orang tua peserta didik dan
sebagai acuan dalam perencanaan program dan
menyampaikan rekapitulasinya kepada
penganggaran pencapaian target masing-masing
Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau
daerah kabupaten/kota.Beberapa indikator dalam
Kantor Kementerian Agama di kabupaten/
SPM Pendidikan Dasar yang relevan dengan paket
kota pada setiap akhir semester;
pendidikan program Kinerja yakni: 2. Isu DGP memiliki keterkaitan dengan indikator 1. Isu BOSP memiliki keterkaitan dengan indikator pencapaian nomor 21 sampai dengan nomor 26, yakni: a. satuan pendidikan menerapkan kurikulum
pencapaian nomor 5 sampai dengan nomor 8, yakni: a. setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)
tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai
orang guru untuk setiap satuan pendidikan,
ketentuan yang berlaku;
dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang
b. setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
guru setiap satuan pendidikan; b. setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
disusun berdasarkan silabus untuk setiap
guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
mata pelajaran yang diampunya;
daerah khusus tersedia satu orang guru
c. setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
untuk setiap rumpun mata pelajaran; c. setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru
membantu meningkatkan kemampuan
yang memenuhi kualifikasi akademik S1
belajar peserta didik;
atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah
d. kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester; e. setiap guru menyampaikan laporan hasil
memiliki sertifikat pendidik; d. di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
setiap peserta didik kepada kepala sekolah
pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% dan 20%;
82
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3. Isu MBS memiliki keterkaitan dengan indikator
per tahun dengan kegiatan pembelajaran
pencapaiannomor 15 sampai dengan nomor 27,
sebagai berikut :
yakni:
i. Kelas I – II : 18 jam per minggu;
a. setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan, dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; b. setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik; c. setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/ carta IPA; d. setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi; e. setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; f. satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu
www.kinerja.or.id
ii. Kelas III : 24 jam per minggu; iii. Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau iv. Kelas VII - IX : 27 jam per minggu; g. satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku; h. setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya; i. setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik; j. kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester; k. setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik; l. kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau Kantor Kementerian Agama di kabupaten/ kota pada setiap akhir semester; dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
83
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
m. setiap satuan pendidikan menerapkan
a. Promosi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah
ASI Eksklusif. Kedua program gabungan ini
(MBS).
berupaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya air susu ibu (ASI). Program-program ini merupakan intervensi berbasis bukti yang
3. Paket Sektor Kesehatan Ibu dan Anak Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Akses ke Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) merupakan prioritas utama pemerintah pusat dan daerah dalam mencapai Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) terkait yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Kinerja mendukung upaya pemerintah pusat untuk menyediakan akses ke pelayanan kesehatan dasar yang lebih berkualitas (PKD).Kinerja berfokus pada Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) karena ibu dan anak merupakan kelompok paling rentan. Kinerja mendorong pemerintah daerah untuk mencapai kinerja yang lebih baik dengan memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh
efektif untuk mengurangi angka kematian bayi dan kasus-kasus diare. Program-program ini juga berupaya meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui. b. Kesiapan Persalinan K1 - K4 (Pemeriksaan Ibu Hamil/Perawatan Pasca Melahirkan [PNC or KN (kunjungan neonatal)]. Program ini menggambarkan tindakan-tindakan secara bertahap yang perlu diambil untuk menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah persalinan. Program ini digabungkan dengan Program Kemitraan Bidan dan Dukun yang mempromosikan persalinan di fasilitas kesehatan yang tepat dengan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat. Hanya bidan yang hendaknya menangani aspek-aspek klinis sedangkan dukun bayi memantau persiapan sebelum persalinan.
reformasi yang telah dilaksanakan. Untuk intervensi kesehatannya yang utama, KINERJA telah memilih reformasi kebijakan yang berfokus pada pelaksanaan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat di bidang KIA dan perbaikan pelayanan Puskesmas serta penguatan mekanisme umpan balik. Program nasional Kementerian Kesehatan yang didukung oleh Kinerja meliputi:
84
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Penerapan Standar Pelayanan pada Kesehatan Ibu Anak SPM Kesehatan terkait Dengan adanya Standar Pelayanan Minimalbidang kesehatan diharapkan pelayanan kesehatan esensial yang menjadi kebutuhan utama masyarakat
www.kinerja.or.id
dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal
sesuai standar. Umumnya ibu hamil di pedesaan
secara nasional. Hal ini dimaksudkan agar dapat
jarang sekali bersedia datang ke Puskesmas
mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan
untuk kunjungan K4, karena jika merasa tidak ada
antar daerah, dan lebih lanjut diharapkan dapat
masalah, maka dianggap janin dan dirinya sehat-
memelihara dan menjaga keutuhan negara Republik
sehat saja. Padahal untuk memastikan kesehatan
Indonesia. Pelayanan dasar kepada masyarakat
dan tidak adanya gangguan pada proses persalinan
adalah fungsi pemerintah dalam memberikan dan
ibu hamil, kunjungan K4 menjadi sangat penting
mengurus kebutuhan dasar masyarakat untuk
sekali. Selain itu juga dalam kunjungan K4 harus
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Khusus
dipastikan semua standar pelayanan bagi ibu hamil
untuk program Kinerja, indikator SPM Kesehatan
dipenuhi oleh nakes.
yang digunakan hanya pada SPM Kesehatan Dasar saja dan hanya sampai dengan indikator tertentu
Untuk memenuhi indikator 1 ini, setidaknya
saja yakni untuk:
diperlukan sejumlah kegiatan yang perlu diketahui
1. Persalinan Aman (PA) digunakan indicator pencapaian SPM no 1, 3, 4 dan 5 2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) digunakan indicator pencapaian SPM no 3 3. ASI Eksklusif digunakan indicator pencapaian SPM No 9. Dengan demikian saat publik hendak melakukan advokasi terhadap implementasi standar pelayanan
oleh bumil maupun masyarakat pada umumnya karena merupakan hak masyarakat yang wajib diketahui dan diperoleh oleh bumilserta merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah (Dinas Kesehatan dan jejaringnya) yang harus dilakukan, sebagai berikut: a. Pengadaan buku KIA berikut stiker P4K
untuk mencatat dan memantau kesehatan
di sektor kesehatan ibu dan anak, maka indikator
ibu dan anak sejak ibu hamil sampai dengan
yang digunakan adalah indikator-indikator dimaksud.
selesai masa nifas dan anaknya sejak lahir
Penjelasan dari indikator SPM Kesehatan Ibu dan
hingga berusia 5 tahun. Tenaga kesehatan yang
Anak yang pelaksanaannya mendapat dukungan
memeriksa ibu hamil harus memberikan buku
Kinerja adalah sebagai berikut:
KIA kepada setiap ibu hamil atau setiap anak,
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 - K4
menganjurkan untuk membaca isi buku KIA
(Indikator no. 1 SPM Kesehatan).
dan mengingatkan pada ibu hamil untuk selalu membawa buku KIA kemana saja setiap pergi ke
Penjelasan dari indikator ini adalah tenaga
pelayanan kesehatan.
kesehatan (nakes) harus memastikan bahwa ibu hamil harus konsultasi K4 (periode ke 4 dalam masa kehamilan) dan mendapat layanan yang
www.kinerja.or.id
Buku KIA (kesehatan Ibu Anak) adalah buku
Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
85
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan
Drop Out K4. Dalam kunjungan tersebut nakes
penyuluhan dengan informasi yang penting
melakukan pemeriksaan antenatal sesuai
bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai
standar yang diperlukan.
pelayanan kesehatan Ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA,
d. Pelatihan Kelas Ibu termasuk KIP (Komunikasi Interpersonal)/konseling diikuti kader kesehatan/
gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita
posyandu yang akan menjadi fasilitator dalam
Dengan buku KIA pemeriksaan dapat dilakukan
pelaksanaan kelas ibu hamil;
dimana saja, mulai dari posyandu, poskesdes, pustu, puskesmas, rumah sakit dan klinik-klinik swasta sesuai dengan registrasi kohort ibu hamil.
e. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan
b. Pelayanan Antenatal sesuai standar;
jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
Pelayanan kesehatan bagi bumil setiap kali
tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan
kunjungan, setidaknya empat kali, selama masa
anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis
kehamilan sampai sebelum persalinan yang harus
serta dapat dilaksanakan secara terjadwal
dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu : •
Menimbang berat badan dan ukur tinggi badan
•
Mengukur tensi / tekanan darah
•
Mengukur tinggi fundus uteri
•
Memberikan tablet FE untuk tambah darah
•
Memberikan suntikan tetanus toksoid
•
Melakukan tes laboratorium (Hb, protein,
dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.
reduksi) dan tes PMS (penyakit menular seksual) yang terindikasi •
Tujuan dari senam ibu hamil itu sendiri untuk
Mencatat perkembangan kehamilan dalam buku
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
KIA
perilaku ibu agar memahami tentang Kehamilan,
c. Kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan setempat bagi bumil yang drop out, yaitu kunjungan nakes kepada bumil yang tidak memenuhi jadual kunjungan K4 satu kali dalam trimester I, satu kali dalam trimester II dan dua kali dalam trimester III), sehingga terjadi
86
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/ adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
www.kinerja.or.id
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
Di dalam konsep kemitraan bidan dengan dukun
kesehatan yang memiliki kompetensi Kebidanan
ini, dukun bayi diberikan wawasan dalam bidang
(Indikator no. 3 SPM Kesehatan).
kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
Beberapa kegiatan untuk memenuhi indikator ini
serta persiapan yang harus dilakukan oleh keluarga
yang perlu diketahui masyarakat adalah:
dalam menyongsong kelahiran bayi. Bentuknya
a. Kemitraan Bidan – Dukun Dalam rangka menurunkan kasus kematian ibu dan bayi, Menurut hasil penelitian dari 97 negara bahwa ada korelasi yang signifikan antara pertolongan persalinan dengan kematian ibu. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah akan diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut. Pemerintah mempunyai kebijakan MPS (making pregnancy safer) dimana persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, sehingga dicari suatu bentuk sinergi kedua aktor tersebut, yaitu melalui kemitraan bidan dengan dukun. Kemitraan bidan dengan dukun merupakan kerjasama bidan dengan dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Kemitraannya terjalin dimana bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.
www.kinerja.or.id
adalah pertemuan pembekalan dan magang bagi dukun. Dukun diberikan uang transport dan uang harian untuk mengikuti pertemuan dan magang tersebut, termasuk biaya akomodasi selama magang. b. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan dan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Guna mencegah kematian ibu hamil dan bayi, masyarakat diharapkan ikut aktif dalam Kegiatan Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Masyarakat ikut aktif mengawasi perkembangan kehamilan ibu hingga masa persalinan, mulai dari pencatatan dan pelaporan kehamilan, kelahiran dan kematian ibu dan bayi, penggalangan donor darah, penyediaan ambulance
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
87
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
desa, penyediaan tabungan ibu bersalin dan
•
Pemberian kapsul Vitamin A 200.000
pengumpulan dana sosial ibu bersalin. Biasanya ini
IU sebanyak dua kali, pertama segera
dilakukan sebagai bagian dari Desa Siaga.
setelahmelahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.
3. Cakupan pelayanan nifas (Indikator no. 4
•
Pelayanan KB pasca salin
SPM Kesehatan yang mendukung PA). Beberapa
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan
kegiatan yang perlu diketahui yang merupakan hak
pelayanan kesehatan ibu nifas adalah dokter
pasien (hak bulin dan bayi lahir) adalah:
spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
a. Pelayanan Nifas sesuai standar, bagi ibu dan bayi baru lahir (neonatus). Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Nakes harus melakukan deteksi dini komplikasi pada ibu nifas dengan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas yaitu dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu : • • •
b. Pelayanan KB pasca persalinan Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), diperlukan upaya terobosan. Salah satunya adalah dengan peningkatan KB pasca persalinan, yaitu penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan. Melalui program ini juga dapat mencegah kehilangan kesempatan ber-KB (missed opportunity). Upaya peningkatan KB pasca persalinan diperlukan
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam
mengingat kembalinya kesuburan perempuan pada
sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
keadaan pasca persalinan tidak terduga dan kadang
Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2
dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi. Rata-
minggu setelah persalinan (8 – 14 hari).
rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi terjadi
Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6
pada 45 hari pasca persalinan atau lebih awal. Dua
minggu setelah persalinan (36 – 42 hari).
dari tiga ibu yang tidak menyusui akan mengalami ovulasi sebelum datangnya menstruasi.Nakes wajib
Pelayanan nifas yang diberikan adalah :
menganjurkan penggunaan KB pasca persalinan
•
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi
dan memberikan pelayanan di Puskesmas atau
dan suhu.
faskes lainnya.Metode KB pasca persalinan terbagi
Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi
atas 2 jenis, yaitu:
•
uterus). • •
Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per
(i) Non Hormonal
vaginam lainnya.
•
Metode Amenore Laktasi (MAL)
Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
•
Kondom
eksklusif 6 bulan.
88
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
•
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
nifas sesuai standar pada indikator SPM no. 4
•
Abstinensia (Kalender)
diatas, dimana tujuan kunjungan pemeriksaan
•
Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan
pasca salin adalah untuk mendeteksi
Vasektomi)
kemungkinan komplikasi pasca salin dalam
(ii) Hormonal •
Progestin: pil, injeksi ,dan implan
•
Kombinasi: pil dan injeksi
3 kali kunjungan dan memberikan pelayanan kesehatan pasca salin sesuai standar. b. Pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi
c. Kunjungan rumah bagi ibu nifas yang drop out.
Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu dan
Dalam setiap proses persalinan, nakes harus
bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan
mengisi partograf secara lengkap yang mencakup
bayi. Enam puluh persen (60%) kematian ibu terjadi
identitas ibu, riwayat kehamilan, jalannya persalinan,
setelah persalinan, dan 50 persen kematian pada
kondisi ibu, kondisi janin dan kondisi bayi baru lahir.
masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah
Hal ini penting untuk mendeteksi adanya komplikasi
persalinan. Demikian halnya dengan masa neonatus
pada ibu, janin maupun bayi baru lahir dan untuk
juga merupakan masa krisis dari kehidupan bayi.
menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.
Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelah
Pada kasus bayi baru lahir dengan komplikasi, akan
persalinan, dan 60 persen kematian bayi baru lahir
diberikan pelayanan penanganan komplikasi, misal
terjadi 7 hari setelah lahir. Untuk itu penting bagi
asfiksia atau gangguan pernafasan pada bayi akan
nakes memantau bufas yang tidak melakukan
dilakukan tindakan resusitasi. Pasca penanganan
kunjungan pasca salin sesuai jadual, dan nakes
komplikasi pada bayi baru lahir atau neonatus ini
harus melakukan kunjungan rumah kepada bufas
perlu dilakukan pemantauan dan asuhan neonatal
yang dropout.
oleh nakes.
4. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
Untuk kasus asfiksia, maka asuhan pasca
ditangani (indicator no. 5 SPM Kesehatan).
pelayanan resusitasi dalam bentuk konseling
Kegiatan untuk memenuhi indikator ini meliputi
dukungan dan perawatan kesehatan sesuai
antara lain:
keadaaan setelah resusitasi, yaitu:
a. Deteksi dini bumil, bulin, dan bufas komplikasi
neonatus yang dirujuk.
•
Resusitasi Berhasil : Bayi menangis dan
dan pelayanan kesehatan pasca persalinan
bernapas normal sesudah langkah awal atau
untuk ibu dan neonatal sesuai standar.
sesudah ventilasi. Nakes perlu memberikan
Kegiatan ini sejalan dengan kegiatan pelayanan
www.kinerja.or.id
konseling dukungan moril dan melakukan pemantauan bayi minimal 2 jam pertama.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
89
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
•
•
Resusitasi belum/kurang Berhasil : Bayi perlu
5. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum
pada anak usia 6-24 bulan gakin (Indikator no. 9
bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi
SPM Kesehatan)
masih megap-megap atau pada pemantauan
Masalah Gizi di Indonesia sampai saat ini masih
didapatkan kondisi nya memburuk.
memprihatinkan, terbukti tingginya angka kematian
Resusitasi tidak Berhasil : Sesudah ventilasi 20
ibu, bayi dan balita serta rendahnya tingkat
menit, bayi tidak bernapas.
kecerdasan yang berakibat pada rendahnya produktifitas, pengangguran, kemiskinan dan
c. Pelaksanaan dan Pemantapan Audit Maternal Perinatal (AMP).
akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini mendasari masalah Gizi menjadi salah satu faktor penting penentu pencapaian Millenium Development
Audit Maternal–Perinatal (AMP) adalah kegiatan
Goals (MDG’s).
penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu, perinatal, dan neonatal guna mencegah kesakitan
Banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi
dan atau kematian serupa di masa yang akan
kurang antara lain faktor ketersediaan pangan
datang. AMP turut menjaga dan meningkatkan
dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga dan
mutu pelayanan KIA di tingkat kabupaten/kota,
akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan.
provinsi, dan nasional melalui upaya penerapan
Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan
tata kelola klinis yang baik (good clinical
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang mempunyai
governance). AMP dilakukan dengan prinsip no
daya ungkit yang besar dalam mengatasi masalah
name (tidak menyebutkan nama), no shame (tidak
gizi kurang, menurunnya kinerja posyandu akan
mempermalukan), no blame (tidak menyalahkan),
berdampak pada menurunnya status gizi. Menyikapi
dan no pro justisia (tidak untuk keperluan peradilan).
kondisi tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan
Audit ini wajib dilakukan oleh faskes dan Dinas
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/
Kesehatan dengan melibatkan Tim Ahli (Spesialis,
SJ tentang revitalisasi posyandu yang merupakan
Bidan, Perawat, dan Dinas Kesehatan). Kegiatan
upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja
ini dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi semua
posyadu. Untuk itu Pemerintah perlu menyediakan
pihak untuk mengevaluasi pelayanan yang telah
dukungan dana operasional posyandu.
dilakukan dan untuk melakukan perbaikan dari semua aktor: nakes, dinkes, bumil, keluarga, dan
Salah satu upaya mempertahankan status gizi
masyarakat sendiri. Kegiatan ini jarang dilakukan
bayi dan anak usia 6-23 bulan dan juga untuk
karena alasan anggaran yang minim.
mencegah keadaan gizi menjadi lebih buruk, disediakan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI tersebut khususnya bagi bayi dan anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin yang
90
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
berat badannya berdasarkan hasil penimbangan di
4. SOP non teknis ANC.
posyandu tidak naik (T1). Menurut Pedoman Operasional Pelayanan Terpadu Kegiatan untuk memenuhi indikator ini sesuai
Kesehatan Reproduksi di Puskesmas yang
ketentuan SPM meliputi:
disusun Departemen Kesehatan 2008, Pelayanan
a. Pendataan sasaran, yaitu pendataan sasaran PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Anak) yang dilakukan oleh Puskesmas, meliputi Jumlah seluruh ibu hamil; Jumlah seluruh ibu bersalin; Jumlah ibu nifas; Jumlah seluruh bayi; Jumlah seluruh anak balita; dan Jumlah seluruh PUS (pasangan Usia Subur). b. Pelatihan pemberian makanan bagi anak / konseling menyusui. Pelatihan diberikan kepada kader kesehatan/Posyandu yang nantinya akan menyampaikan kepada ibu-ibu menyusui. c. Pengadaan MP-ASI (makanan pendamping ASI). Dinas Kesehatan memiliki kewajiban untuk melaksanakan pengadaan MP ASI. Jumlah pengadaan MP ASI mengikuti pendataan yang dilakukan oleh Puskesmas. d. Penyimpanan MP-ASI. DInas Kesehatan harus memiliki tempat untuk menyimpan MP ASI dan mendistribusikan ke Puskesmas serta ke masing-masing bayi. e. Distribusi sampai ke sasaran. Distribusi MP-ASI sampai ke sasaran memerlukan dukungan dana. SOP terkait Sektor Dukungan Kinerja Sedang untuk SOP sendiri terdapat 4 jenis SOP
Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut : - Minimal 1 kali pada triwulan pertama. - Minimal 1 kali pada triwulan kedua. - Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Menurut Farrer, H. 1987,Perawatan antenatal mencakup: a. Pengawasan kehamilan untuk melihat
(Non teknis) yang digunakan sebagai acuan dan
apakah segalanya berlangsung normal, untuk
terkait dengan isu yang diusung oleh Kinerja, yakni:
mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang timbul juga antisipasinya.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
91
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
b. Penyuluhan atau pendidikan mengenai
•
kehamilan dan bagaimana cara-cara mengatasi
Riwayat KtP (Kekerasan terhadap Perempuan)
gejalanya mengenai gaya hidupnya. c. Persiapan, baik fisik maupun psikologis untuk persalinanan nantinya. d. Dukungan dan dorongan mental jika terdapat
c. Status Kesehatan •
Riwayat penyakit yang pernah diderita
•
Riwayat penyakit yang sedang diderita
masalah-masalah sosial ataupun psikologis dalam kehamilan.
d. Keluhan selama kehamilan Untuk Kunjungan Ulangan
Secara khusus pengawasan antenatal(Manuaba,
a. Menanyakan Keluhan :
I.B.G,Panduan Diskusi Obstetri dan Ginekologi
•
Perkembangan keluhan y.I
untuk Mahasiswa Kedokteran, 1998)bertujuan untuk:
•
Adakah keluhan baru
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
b. Perawatan diri : •
persalinan, dan kala nifas. b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas. c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
(kebersihan, gigi & OR) •
dan perinatal.
Istirahat & Kerja - Ktp, PMS
c. Adanya tanda bahaya : •
Perdarahan, per vaginam
•
Pusing hebat & bengkak pada wajah/
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
Makanan yang dikonsumsi - Higiene diri
tangan •
Janin tidak bergerak
d. Upaya pencegahan, menanyakan apakah sudah diberikan TTD dan Suntik TT
Prosedur pelayanan antenatal menurut Depkes
e. Umur kehamilan menurut perkiraan Ibu
2008 sebagai berikut:
f. Hal-hal yang ingin ditanyakan
1. Anamnesis
92
Untuk Kunjungan Pertama
2. Pemeriksaan Fisik: a. Umum : mengukur TB (tinggi Badan),
a. Mencatat Identitas
menimbang BB (berat badan), mengukur TD
b. Status Kesehatan reproduksi:
(tekanan darah), jantung, paru, konjungtiva
•
Umur Kehamilan
bengkak pada tangan/wajah, refleks lutut,
•
Umur kehamilan dan HPHT/HTP
nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
•
Riwayat kehamilan & persalinan
•
Riwayat KB (cek “4 terlalu”)
•
Resiko penularan PMS
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
b. Kehamilan : •
TFU (Tinggi Fundus Uteri), DJJ (Denyut Jantung Janin)
www.kinerja.or.id
•
Payudara
Trimester III :
•
Vulva :a.I. tanda PMS
•
Trimester II +
•
Leopold I - IV
•
Perawatan bayi baru lahir
•
Persiapan keluarga dalam menghadapi
c. Laboratorium : Hb, Urine atas indikasi, dan
persalinan dan kemungkinan adanya
gula darah puasa. Pemeriksaan khusus
komplikasi
dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan
e. Penanganan gangguan yang ditemukan/
yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV,
rujukan
Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
2. SOP non teknis Persalinan.
3. Pelayanan:
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta,
a. TTD
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
b. TT
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
c. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet
berkontraksi dan menyebabkan perubahan
d. Nasehat & Konseling (sesuai umur
pada serviks (membuka dan menipis) (Jaringan
kehamilan) termasuk P4K serta KB pasca
Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi
persalinan, sebagai berikut:
DepKes RI, 2008)
Trimester I :
Persalinan adalah proses membuka dan
•
Gizi
menipisnya serviks, janin turun ke dalam jalan
•
Istirahat
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
•
Higiene diri (kebersihan, gigi & OR)
ketuban terdorong keluar melalui jalan lahir.
•
Tanda-tanda bahaya
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
•
Hub. Seks selama kehamilan
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
•
Kunjungan berikutnya
cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
Trimester II :
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
•
Seperti Trimester I +
baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,
•
Keuntungan ASI
2008; 100).
•
Persiapan persalinan
•
KB post partum
Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan,beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
93
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
selama proses persalinan. Bayidilahirkan secara
d. Riwayat kehamilan sekarang
spontan dalam presentasi belakang kepala pada
e. Riwayat kesehatan Ibu
usia kehamilan antara37 hingga 42 minggu
f. Adanya tanda-tanda persalinan (HIS,
lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisisehat. Pertolongan persalinan mengikuti ketentuan asuhan persalinan normal (APN) yang bertujuan untuk tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatanyang tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namunmenggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitaslayanan dapat terjaga pada
ketuban dan show) g. Adanya tanda-tanda komplikasi persalinan 2. Pemeriksaan Fisik : a. Umum : TD, Konjungtiva, bengkak pada tangan/wajah, refleks lutut b. Abdomen : TFU, DJJ, Leopold I-IV, jantung, paru c. Inspeksi Vulva : •
Apakah ada/tidak ada perdarahan per vaginam. Bila ada perdarahan
tingkat yang seoptimal mungkin.
pervaginam pemeriksaan dalam harus Persalinan dan kelahiran bayi dapat terjadi di rumah,
dilakukan di kamar operasi sehingga
puskesmas atau rumah sakit. Penolong persalinan
perlu dirujuk ke faskes dengan
mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter umum
kemampuan yang lebih tinggi (RS/
atau spesialis obstetri. Jenis asuhan yang akan
PONEK)
diberikan, dapat disesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir. Prosedur Pelayanan Persalinan menurut Pedoman
•
Tanda-tanda PMS
d. Pemeriksaan dalam (bila tidak ada perdarahan per vaginam) 3. Pertolongan Persalinan: dengan memperhatikan
Operasional Pelayanan Kesehatan Reproduksi di
pencegahan umum terhadap infeksi
Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Pimpin persalinan b. Pantau persalinan dengan partograf
1. Melakukan ANAMNESIS : (pada keadaan mendesak anamnesis dapat dilakukan bersama
d. Perawatan bayi baru lahir
dengan pemeriksaan fisik).
4. Pemberian Konseling
a. Identitas (bila belum pernah datang
a. Perawatan ibu
sebelumnya) b. Pemeriksaan kehamilan yang pernah dilakukan dan oleh siapa c. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
94
c. Perawatan ibu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
b. Perawatan bayi baru lahir c. Tanda bahaya pada ibu dan pada bayi baru lahir d. KB post partum
www.kinerja.or.id
3. SOP non teknis Kunjungan Nifas.
nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
minggu kedua dan minggu keenam setelah
pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
persalinan, untuk membantu proses pemulihan
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh
ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi
yang benar, penemuan dini penanganan atau
pada ibu nifas diperlukan pemantauan
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
masa nifas, serta memberikan penjelasan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3
tentang kesehatan secara umum, kebersihan
kali dengan ketentuan waktu:
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
sampai dengan 3 hari setelah persalinan. b. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14 hari). c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36 – 42 hari).
Pelayanan yang diberikan adalah:
Prosedur pelayanan masa nifas menurut Pedoman Operasional Pelayanan Kesehatan Reproduksi di Puskesmas, Departemen Kesehatan 2008 adalah sebagai berikut:
Pelayanan Kunjungan Ibu Nifas
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus). c. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya. d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan. e. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama. f. Pelayanan KB pasca bersalin.
1. Melakukan Anamnesis (a). Menanyakan Keluhan •
Jumlah perdarahan
•
Adanya bengkak, pusing, nyeri
•
Adanya demam
•
Gangguan lain
(b). Bila persalinan bukan oleh nakes •
Riwayat persalinan
•
Masalah yang dihadapi
(c). Mengecek Perawatan diri : •
Makanan yang dikonsumsi
•
Istirahat & kerja
•
Menjaga Higiene
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Bidan memberikan pelayanan selama masa
2. Pemeriksaan Fisik (a). Umum: BB, TD, Jantung, paru, Konjuctiva, bengkak pada tangan/wajah, payudara, reflex lutut.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
95
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
c. Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke
(b). Abdomen : uterus keras/lunak (c). Vulva : Banyaknya perdarahan; Warna dan bau
8 – 28 hari
lokhia; Tanda-tanda PMS/infeksi lain Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter spesialis 3. Pelayanan:
anak/dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan
(a). Konseling
di klinik, RS, puskesmas atau melalui kunjungan
(b). Perawatan diri
rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
•
Perawatan bayi
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
•
ASI
pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi
•
KB post partum
Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan
(c). Pemberian obat-obatan sesuai dengan standar dan kebutuhan, TTD
infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi
4. SOP non teknis Neonatus.
berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
Menurut Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan
Baru Lahir berbasis Perlindungan Anak yang
akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan
dikeluarkan oleh Direktorat Kesehatan Anak
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
Khusus Depkes 2010, pengertian neonatus
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus.
atau bayi baru lahir adalah bayi usia 0 – 28 hari. Pelayanan kesehatan neonatus adalah
Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada
pelayanan kesehatan sesuai standar yang
24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi
kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama
lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir,
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
baik di fasilitas kesehatan maupun melalui
pertama.
kunjungan rumah. Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan
Kunjungan neonatal adalah pelayanan
secara komprehensif dengan melakukan
kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali
pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan
yaitu:
pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi
a. Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam
dalamkeadaan sehat, yang meliputi :
sampai dengan 48 jam setelah lahir b. Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
96
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
a. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir: -
Pencegahan infeksi (PI)
-
Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi
www.kinerja.or.id
pada bayi
masyarakat dan penyedia layanan untuk
-
Pemotongan dan perawatan tali pusat
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik
-
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
di sektor masing-masing. Kegiatan yang selama ini
-
Pencegahan kehilangan panas melalui tunda
dijalankan adalah dengan menggunakan metode
mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu
survei penanganan keluhan belum merujuk atau
serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
berperspektif pada indikator-indikator standar
Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan
pelayanan minimum.
-
vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri -
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis
4. Paket Sektor Perbaikan Iklim Usaha.
tunggal di paha kanan -
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian
Urgensi perbaikan birokrasi perizinan usaha ini
salep mata antibiotika dosis tunggal
merupakan upaya perbaikan iklim usaha, karena
-
Pemeriksaan bayi baru lahir
sampai saat ini regulasi perizinan usaha masih
-
Pemberian ASI eksklusif
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perizinan
b. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
usaha menjadi salah satu hal yang harus dilalui oleh
-
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan
pengusaha baik pada tahap memulai usaha maupun
infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan
yang akan mengembangkan usaha. Ketidakjelasan
rendah dan masalah pemberian ASI.
birokrasi perizinan usaha dari sisi waktu dan biaya
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum
merupakan salah satu penyebab utama masalah
diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir
investasi di Indonesia.
- -
-
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan
Efisiensi perizinan usaha yang memperjelas waktu
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
pengurusan dan biaya, termasuk kemudahan
baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku
birokrasi perizinan merupakan jawaban bagi
KIA.
perbaikan iklim usaha. Kementerian dalam Negeri
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
melalui berbagai Peraturan mendorong lahir dan terbentuknya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)
SPP Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
di setiap Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi. Banyak ragam penamaan atas PTSP ini tidak
Standar pelayanan publik (SPP) yang dihasilkan
mempengaruhi bentuk dan kualitas layanannya,
dalam program Kinerja adalah maklumat layanan
sepanjang proses perizinannya bersifat paripurna,
yang didasarkan dalam proses advokasi untuk
artinya mulai pengurusan awal hingga mendapatkan
perbaikan kualitas layanan sektor kesehatan.
izin dilaksanakan di satu tempat yakni di PTSP itu
Maklumat ini merupakan kesepakatan antara
sendiri.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
97
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
Kinerja mendorong dan memberi asistensi teknis
untuk setiap jenis izin serta layanan lainnya seperti
Pemerintah Kabupaten/Kota yang didukung
layanan pengaduan dan informasi.
untuk mendirikan PTSP atau menguatkan jika sudah terbentuk. Tantangan utama pendirian atau
Tujuan pelaksanaan standar pelayanan adalah
penguatan lebih banyak dari sisi internal Pemerintah
menyediakan jaminan atau kepastian bagi penerima
daerah sendiri. Upaya yang dilakukan Kinerja untuk
pelayanan (pemohon izin) penyelenggara PTSP.
memberi asistensi teknis selain memperkuat PTSP
Komponen SPM (Standar Pelayanan Minimum)
secara langsung, juga melibatkan masyarakat di
di dalam pelaksanaan PTSP sekurang-kurangnya
dalam proses dialog dan pengambilan keputusan.
adalah dalam hal Waktu, Biaya dan Persyaratan.
Standar Pelayanan PTSP
Intervensi SPM di dalam PTSP paling tidak meliputi: 1. Prosedur pelayanan
Khusus untuk sektor ini pendekatan perumusan
2. Waktu penyelesaian
standar pelayanannya agak berbeda dengan kedua
3. Biaya pelayanan
sektor terdahulu. Sektor iklim usaha tidak secara
4. Sarana dan prasarana
khusus memiliki standar pelayanan yang sama,
5. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
demikian pula SPM seperti yang diatur dalam PP
6. Persyaratan.
No 65 Tahun 2005. Sektor perbaikan Iklim Usaha ini mengacu pada masing-masing izin usaha yang
Masing-masing sektor yang berperan dalam
menginduk pada sektor masing-masing. Didalam
birokrasi perizinan usaha telah merumuskan SPM di
pelaksanaan secara umum, izin usaha terkait yang
dalam sektornya masing-masing, misalnya:
dikelola oleh PTSP paling tidak terdapat dua sektor
1. SIUP (ijin usaha), berdasarkan Kepmendag
yakni Kemendag dan Kemdagri.
529/2010 waktu 3 hari, biaya nol rupiah. 2. HO (ijin tidak keberatan dari sekitarnya),
PTSP secara tegas menggunakan standar
berdasarkan Permendagri 27/2009, maksimal 7
pelayanan dalam dua bentuk yakni penggunaan
hari, biaya mencakup biaya administrasi.
SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan juga SOP
3. IMB (ijin mendirikan bangunan), berdasarkan
(Standar Operasoi Prosedur). Standar pelayanan
Permendagri 7/1993, maksimal 14 hari, biaya
– seprti dijelaskan dalam Panduan Nasional
sesuai angka indeks.
Pembentukan PTSP – adalah kriteria capaian
98
minimal pelayanan yang harus diselenggarakan oleh
Sedangkan SOP sendiri pada dasarnya merupakan
penyelenggara PTSP. Standar Pelayanan harus
sebuah instruksi yang tertulis yang dijadikan
dibuat untuk setiap jenis layanan yang diberikan oleh
pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin untuk
PTSP, termasuk di dalamnya Standar Pelayanan
memenuhi SPM tersebut di atas. Secara garis besar
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
SOP layanan perizinan adalah urutan pekerjaan
MATERI
yang harus dilakukan dalam melayani setiap jenis perizinan, dilengkapi dengan gambar alur. Prosedur masing-masing perizinan setidaknya memuat: 1. Tata cara atau tahapan pelayanan, mulai dari pengajuan permohonan, pemrosesan, pembayaran sampai penyerahan izin kepada pemohon. 2. Didalam tata cara di maksud harus dilengkapi dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Pendidikan:
• Praktek MBS penguatan Komite Sekolah • Penerapan MBS berorientasi Pelayanan Publik
• Penerapan MBS di Kota Probolinggo • Penerapan MBS di SD Maron Wetan, Probolinggo
a. Batasan waktu untuk masing-masing tahapan. b. Persyaratan yang dibutuhkan c. Bentuk formulir yang digunakan. d. Penanggungjawab masing-masing. Meskipun tidak disebut sebagai standar pelayanan publik (SPP) semua PTSP memiliki kewajiban untuk melaksanakan IKM (indeks kepuasaan masyarakat) secara reguler. Hasil IKM berupa rekomendasi perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan masyarakat (penerima layanan) akan menjadi
2. Kesehatan:
• • • •
SPP KIA Singkil SOP KIA PAPUA dengan dua bahasa Penyusunan Buku KIA di Jember Pengembangan Kotak Kedaruratan di Puskesmas Mayang, Jember
3. Perbaikan Iklim Usaha:
• Kebijakan Pemutihan perijinan di Kab Barru Sulawesi Selatan,
masukan yang harus diperbaiki oleh PTSP setiap periodenya.
BAHAN BACAAN 1. Regulasi Terkait SPM Pendidikan Dasar 2. Regulasi terkait SPM Kesehatan Ibu dan Anak 3. Regulasi terkait Panduan Pendirian PTSP, SOP dan SPP Perbaikan Iklim Usaha
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
99
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
BAHAN PRESENTASI
2
S T A NDA R P E L A Y A NA N S E K T O R P E NDIDIK A N, K E S E HA T A N DA N IK L IM US A HA Y A NG B A IK
Modul ini membahas latar belakang dan penerapan s tandar pelayanan di dalam s ektor pelayanan publik dis ertai dengan indikator penc apaiannya. T iga s ektor pelayanan publik dibahas didalam modul ini yakni pendidikan, kes ehatan dan iklim us aha yang baik
T U J U A N P E MB E L A J A R A N U MU M
P es erta da pa t meng ena l pa ket prog ra m K inerja U S A ID ya ng a da pa da tig a s ektor pela ya na n publik s erta penera pa n berba g a i s ta nda r pela ya na n a pa s a ja ya ng s eha rus nya ditera pka n dida la mnya
K H US US 1. P es erta mema ha mi s ektor da n is u a pa s a ja ya ng didukung oleh K inerja . 2. P es erta meng ena li da n mema ha mi berba g a i s ta nda r pela ya na n ya ng menja di indika tor mutu pela ya na n s ektor pendidika n da s a r ya ng didukung oleh K inerja . 3. P es erta meng ena li da n mema ha mi berba g a i s ta nda r pela ya na n ya ng menja di indika tor mutu pela ya na n s ektor kes eha ta n ibu da n a na k ya ng didukung oleh K inerja . 4. P es erta meng ena li da n mema ha mi berba g a i s ta nda r pela ya na n ya ng menja di indika tor mutu pela ya na n s ektor perijina n us a ha ya ng didukung oleh K inerja .
100
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
P OK OK B AHAS AN A . Is u-is u relevan dalam paket prog ram pendidikan das ar dukung an K inerja dan relevans inya deng an indikator penc apaian s tandar pelayanan yang terkait B . Is u-is u relevan dalam paket prog ram kes ehatan ibu dan anak dukung an K inerja dan relevans inya deng an indikator penc apaian s tandar pelayanan yang terkait. C . Is u-is u relevan dalam paket prog ram pelayanan perijinan us aha dukung an K inerja dan relevans inya deng an indikator penc apaian s tandar pelayanan yang terkait.
A
IS U D A L A M P A K E T P R O G R A M K INE R J A UNT UK S E K T O R P E ND ID IK A N D A S A R D A N IND IK A T O R S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT B E R B A G A I S T A ND A R P E L A Y A NA N
1. P erhitung an biaya operas ional s atuan pendidikan (B O S P ) 2. D is tribus i G uru s ec ara P ropors ional (D G P ) 3. Manajemen B erbas is S ekolah (MB S ) 4. S tandar P elayanan terkait deng an IS U B O S P , D G P dan MB S
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
101
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
A .1
B IA Y A O P E R A S IO N A L S A T U A N P E N D ID IK A N (B O S P ) D E S K R IP S I P R O G R A M
P erhitung a n untuk mendukung kec ukupa n kebutuha n opera s iona l s ekola h ya ng tela h diberika n oleh P emerinta h P us a t mela lui A P B D (B O S )
D a ri berba g a i s urvei da n proyek la in, da na B O S belum memenuhi kebutuha n opera s iona l s ekola h.
P rog ra m U S A ID s ebelumnya tela h meng emba ng ka n rumus a n pendeka ta n da n metode peng hitung a n B O S P .
K IN E R J A mendukung peng hitung a n da n a na lis a bia ya opera s iona l ya ng nya ta per a na k/ ta hun di ting ka t S D da n S MP s es ua i kondis i s etempa t s eba g a i da s a r mera nc a ng a loka s i da na pendidika n s ec a ra menyeluruh di ka bupa ten/kota da n menc a ri a lterna tif penda na a n mela lui bentuk2 kemitra a n pemerinta h - s wa s ta .
A .2
Men d am p in g i S K P D p ro s es P erh itu n g a n B O S P s erta m elib atk a n F O R UM MU L T IP IH A K d a n ME D IA d i d ala m n y a
D IS T R IB U S I G U R U S E C A R A P R O P O R S IO NA L (D G P ) D E S K R IP S I P R O G R A M
102
B a nya k la pora n kekura ng a n g uru da la m ha l jumla h ma upun s pes ia lis a s i g uru untuk ma ta pela ja ra n tertentu. H a s il ka ji ula ng P royek B E R MU T U K emendikna s : ba hwa K a b/K ota meng a la mi s urplus tena g a g uru, teta pi terja di ketimpa ng a n a nta r s ekola h da n kec a ma ta n P a ra g uru kura ng terdis tribus i deng a n s eimba ng , lebih s ering berkumpul di da era h perkota a n, s eda ng ka n ha nya s eg elintir ya ng bermina t meng a ja r di da era h terpenc il. K inerja memberika n a s is tens i teknis kepa da K a b/K ota da n komunita s tenta ng a na lis is penyeba ra n g uru, meng emba ng ka n rekomenda s i teknis da n keua ng a n untuk kebija ka n terka it, da n mela ks a na ka n inova s i penyeba ra n tena g a g uru ya ng propors iona l, terma s uk ma na jemen pendidika n terka it.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Men d am p in g i S K PD & O rg an is as i lain d i P em d a u n tu k m en g an alis is d an m em b eri rek o m en d as i tek n is & k eu an g an terk ait D G P d en g an m elib atk an F O R UM MU L T IP IH A K d an ME D IA d i d alam n y a
www.kinerja.or.id
A .3
MA NA J E ME N B E R B A S IS S E K O L A H (MB S ) D E S K R IP S I P R O G R A M
D es entra lis a s i peng elola a n keua ng a n da n ma na jemen kepa da s ekola h mela hirka n prog ra m MB S , teruta ma terka it opera s iona lis a s i da na B O S MB S s uda h diperkena lka n bebera pa s a a t ya ng la lu, na mun hing g a s eka ra ng belum s epenuhnya dila ks a na ka n.
K emendikbud bers a ma bebera pa mitra pemba ng una n tela h meng emba ng ka n pendeka ta n da n modul untuk menda mping i pema ng ku kepenting a n di ting ka t ka bupa ten/kota ma upun di s ekola h: P erenc a na a n da n peng a ng g a ra n mela lui penyus una n R enc a na K erja S ekola h (R K S ) ya ng pa rtis ipa tif, pela ks a na a n da n pela pora n keua ng a n ya ng tra ns pa ra n da n a kunta bel merupa ka n pendeka ta n ya ng dis ia pka n ba g i pema ng ku kepenting a n s ekola h. K inerja memberika n a s is tens i teknis kepa da S A T U A N P E N D ID IK A N mela ks a na ka n MB S da n berba g a i inova s inya g una mendukung perba ika n ta ta kelola s ekola h
A .4
Men d am p in g i S A T UA N P E ND ID IK A N u n tu k m elak s an ak an MB S y an g b ero rien tas i p ad a S T A ND A R P E L A Y A NA N P UB L IK d en g an m elib atk an F O R U M MU L T IP IH A K d an ME D IA d i d alam n y a
S P M P E ND ID IK A N D A S A R INT I S P M P E ND ID IK A N D A S A R
S a ra na da n pra s a ra na G uru, kepa la s ekola h, da n peng a wa s
Is i P em b elajaran
P en ilaian P end id ik an B u k u , alat, d an m ed ia pem b elajaran Man ajem en s ek o lah
www.kinerja.or.id
P ro s es P em b elajaran
K etentua n minima l tenta ng a pa ya ng harus ters edia di s ekola h: G uru, kepa la s ekola h, peng a wa s s ekola h, ba ik jumla h s erta kua lifika s i da n kompetens i; Infra s truktur, pera la ta n, media , buku. K etentua n minima l tenta ng a pa ya ng harus terjadi di s ekola h: A pa s a ja ya ng ha rus dila kuka n g uru untuk mempers ia pka n da n menyeleng g a ra ka n pembela ja ra n; A pa s a ja ya ng ha rus dila kuka n kepa la s ekola h untuk mema s tika n terja dinya pembela ja ra n ya ng ba ik di s ekola h; A pa s a ja ya ng ha rus dila kuka n oleh peng a wa s s ekola h mendukung peng enda lia n kua lita s pembela ja ra n. F okus : s ek olah; untuk m em as tik an s ek olah dapat m en yeleng g arak an pros es pem belajaran yang baik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
103
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
A .4
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P M T E R K A IT P R OG R AM B OS P s a tua n pendidika n menera pka n kurikulum ting ka t s a tua n pendidika n (K T S P ) s es ua i ketentua n ya ng berla ku; s etia p g uru menera pka n renc a na pela ks a na a n pembela ja ra n (R P P ) ya ng dis us un berda s a rka n s ila bus untuk s etia p ma ta pela ja ra n ya ng dia mpunya ; s etia p g uru meng emba ng ka n da n menera pka n prog ra m penila ia n untuk memba ntu mening ka tka n kema mpua n bela ja r pes erta didik; kepa la s ekola h mela kuka n s upervis i kela s da n memberika n umpa n ba lik kepa da g uru dua ka li da la m s etia p s emes ter; s etia p g uru menya mpa ika n la pora n ha s il eva lua s i ma ta pela ja ra n s erta ha s il penila ia n s etia p pes erta didik kepa da kepa la s ekola h pa da a khir s emes ter da la m bentuk la pora n ha s il pres ta s i bela ja r pes erta didik; kepa la s ekola h a ta u ma dra s a h menya mpa ika n la pora n ha s il ula ng a n a khir s emes ter (U A S ) da n U la ng a n K ena ika n K ela s (U K K ) s erta ujia n a khir (U S /U N ) kepa da ora ng tua pes erta didik da n menya mpa ika n reka pitula s inya kepa da D ina s P endidika n ka bupa ten/kota a ta u K a ntor K ementeria n A g a ma di ka bupa ten/kota pa da s etia p a khir s emes ter;
A .4
Melak u k an p en g awas an d an m em as tik an K ep ala S ek o la h , G u ru , d an p ih ak p ih ak y an g d is eb u t lain n y a m en jalan k an ap a y an g d im an d atk an d an ters ed ia h as il k erja s ep erti y an g terd ap at d id alam in d ik ato r S P M
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P M T E R K A IT P R O G R A M D G P
104
K U NC I ME NG U K U R T E R L A K S A NA NY A S PM
s etia p S D /MI ters edia 1 (s a tu) ora ng g uru untuk s etia p 32 pes erta didik da n 6 (ena m) ora ng g uru untuk s etia p s a tua n pendidika n, da n untuk da era h khus us 4 (empa t) ora ng g uru s etia p s a tua n pendidika n;
s etia p S MP /MT s ters edia 1 (s a tu) ora ng g uru untuk s etia p ma ta pela ja ra n, da n untuk da era h khus us ters edia s a tu ora ng g uru untuk s etia p rumpun ma ta pela ja ra n;
s etia p S D /MI ters edia 2 (dua ) ora ng g uru ya ng memenuhi kua lifika s i a ka demik S 1 a ta u D -IV da n 2 (dua ) ora ng g uru ya ng tela h memiliki s ertifika t pendidik;
di s etia p S MP /MT s ters edia g uru deng a n kua lifika s i a ka demik S -1 a ta u D -IV s eba nya k 70% da n s epa ruh dia nta ra nya (35% da ri kes eluruha n g uru) tela h memiliki s ertifika t pendidik, untuk da era h khus us ma s ing -ma s ing s eba nya k 40% da n 20% ;
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
K UNC I ME NG UK UR T E R L A K S A NA NY A S P M U NT UK B O S P
Melak u k an p en g awas an d an m em as tik an K ep ala S ek o lah , G u ru , d an p ih ak -p ih ak y an g d is eb u t lain n y a m en jalan k an ap a y an g d im an d atk an d an ters ed ia h as il k erja s ep erti y an g terd ap at d id alam in d ik ato r S P M
www.kinerja.or.id
A .4
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P P T E R K A IT S E K T O R P E ND ID IK A N D A S A R P R O G R A M K INE R J A
T erla ks a na nya pros es pemba ha s a n perumus a n ma kluma t la ya na n a ta u ja nji perba ika n di S A T U A N P E N D ID IK A N meliba tka n piha k-piha k eks terna l s ekola h, terma s uk dia nta ra nya a da la h penerima la ya na n (ora ng tua murid), a ng g ota forum multipiha k (L S M, D ewa n P endidika n, A s os ia s i K omite S ekola h da n s eba g a inya ).
T erumus ka nnya kes epa ka ta n bers a ma meng ena i rumus a n ma kluma t pela ya na n/ja nji perba ika n menc a kup 14 uns ur pela ya na n.
D is etujuinya /dita nda ta ng a ninya rumus a n ma kluma t pela ya na n/ja nji perba ika n oleh kepa la s a tua n pendidika n
D ipublika s ika nnya ma kluma t la ya na n/ja nji perba ika n la ya na n s ec a ra perma nen pa da loka s i ya ng tera ks es oleh publik.
B
K U NC I ME NG U K U R T E R L A K S A NA NY A S P P
Melak u k an p en elitian ap ak ah p ro s es p eru m u s a n Mak lu m at P ela y a n an /J an ji P erb aik an d ilak s an ak an d en g a n m elib atk an p en erim a lay a n an
Melak u k an p en elitian ap ak ah k es ep ak atan ru m u s an m en c ak u p 14 u n s u r p elay a n an
Melak u k an p en elitian ap ak ah ad a k o m itm en p im p in an s atu an p en d id ik an atas is i m ak lu m at p elay a n an ?
Melak u k an p en elitian ap ak ah m ak lu m at p ela y an a n d ip u b lik as ik an d an u d a h d iak s es o leh p u b lik ?
IS U D A L A M P A K E T P R O G R A M K INE R J A U NT U K S E K T O R K E S E H A T A N IB U A NA K D A N IND IK A T O R S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT B E R B A G A I S T A ND A R P E L A Y A NA N
K es eha ta n Ibu da n A na k (K IA ) da n A ks es ke P ela ya na n K es eha ta n D a s a r (P K D ) merupa ka n priorita s uta ma pemerinta h da la m menc a pa i S a s a ra n P emba ng una n Milenium (MD G s ) da n memenuhi S ta nda r P ela ya na n Minimum (S P M) terka it ya ng diteta pka n oleh P emerinta h Indones ia . K inerja mendukung upa ya pemerinta h pus a t untuk menyedia ka n a ks es ke pela ya na n kes eha ta n da s a r ya ng lebih berkua lita s (P K D ). K inerja berfokus pa da K es eha ta n Ibu da n A na k (K IA ) ka rena ibu da n a na k merupa ka n kelompok pa ling renta n. P rog ra m ya ng didukung a da la h mening ka tka n mutu pela ya na n na kes da n unit pela ya na n kes eha ta n da la m: P ers a lina n A ma n (P A ) Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) P romos i A S I E ks klus if
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
105
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
B .1
P E R S A L INA N A MA N (P A ) D E S K R IP S I P R O G R A M
Program dikembangkan oleh Kemenkes untuk mengurangi kematian ibu melahirkan (AKI) dan bayi baru lahir (AKB) serta meningkatkan mutu layanan: Kunjungan K1 – K4 (ANC) Kemitraan Bidan dan Dukun
KINERJA mengembangkan berbagai intervensi dan juga asistensi teknis untuk memastikan ketiga sub-program di atas terlaksana dengan baik.
Selain memberikan asistensi teknis dari aspek tata kelola kepada nakes/PUSKESMAS, KINERJA juga mendorong masyarakat (penerima layanan) untuk secara aktif melibatkan diri agar pelayanan oleh nakes dapat optimal disampaikan.
B .2
Men d am p in g i U NIT P E L A Y A NA N m em p erb aik i p erfo rm a u n tu k m en c ap ai P A y an g leb ih b aik , d en g an m elib atk an F O R UM MU L T IP IH A K d an ME D IA d i d alam n y a
P R O MO S I INIS IA S I ME NY US U D INI (IMD ) D A N A S I E K S K L US IF D E S K R IP S I P R O G R A M
106
P rog ra m dikemba ng ka n oleh K emenkes untuk mening ka tka n kes eha ta n ba yi ba ru la hir s a mpa i 24 bula n da n terhinda r da ri res iko kema tia n ba yi s erta mening ka tka n mutu la ya na n: P era wa ta n P a s ka Mela hirka n (P N C ) P romos i A S I E ks klus if
K IN E R J A meng emba ng ka n berba g a i intervens i da n jug a a s is tens i teknis untuk mema s tika n terla ks a na nya keg ia ta n ya ng menunja ng terc a pa inya prog ra m deng a n ba ik.
S ela in memberika n a s is tens i teknis da ri a s pek ta ta kelola kepa da na kes /P U S K E S MA S , K IN E R J A jug a mendorong ma s ya ra ka t (penerima la ya na n) untuk s ec a ra a ktif meliba tka n diri a g a r pela ya na n oleh na kes da pa t optima l dis a mpa ika n.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Mend am ping i UNIT P E L A Y A NA N m em p erb aik i perform a untuk m elak s an ak an IMD dan prom os i A S I E k s lk u s if s ec ara lebih lebih baik , d eng an m elib atk an F O R UM MUL T IP IH A K dan ME D IA di dalam n y a
www.kinerja.or.id
B .3
S P M K E S E H A T A N IB U A NA K INT I S P M K E S E H A T A N IB U A NA K
P em erik s aan k eh am ilan 4 k ali (K 1 – K 4) C a k u p an L a y a n an o leh Nak es d an U n it L a y a n an s erta Mu tu L a y a n an n y a
K em itraan B id an d an D u k u n g P ro s es P ers alin an P erawatan P as k a Melah irk an P ro m o s i A S I E k s k lu s if
B .3
K eten tu an m in im al ten tan g ap a y an g h aru s d ilak u k an o leh U n it P elay an an K es eh atan :
D o k ter, B id an , P erawat;
In fras tru k tu r, p eralatan , d an o b ato b atan .
K eten tu an m in im al ten tan g ap a y an g h aru s d iterim a o leh ib u h am il, ib u b ers alin d an ib u n ifas :
A p a s aja y an g h aru s d ilak u k an n ak es s aat k u n ju n g an ib u h am il
A p a s aja y an g h aru s d ilak u k an n ak es s aat p ers alin an
A p a s aja y an g h aru s d ilak u k an o leh n ak es s aat p em erik s aan p as k a m elah irk an atas ib u d an b ay i
F o k u s : tata k elo la lay an an k es eh atan d an p en y elen g g araan lay an an k es eh atan
S T A N D A R P E L A Y A N A N T E R K A IT P R O G R A M K IN E R J A
IN D IK A T O R P E N C A P A IA N S P M T E R K A IT P R O G R A M P E R S A L IN A N A MA N C a kupa n K unjung a n Ibu H a mil 4 ka li (K 1 - K 4) deng a n s eg a la turuna n keg ia ta nnya s ep peng a da a n buku K IA , pemberia n tinda ka n s a a t kunjung a n, pela ks a na a n kela s ibu, s ena m ha mil ds bnya . C a kupa n pertolong a n pers a lina n oleh tena g a kes eha ta n ya ng memiliki kompetens i kebida na n deng a n s eg a la s ub keg ia ta n dida la mnya a nta ra la in kemitra a n bida n – dukun s erta perenc a na a n pers a lina n da n penc eg a ha n komplika s i (P 4K ). C a kupa n pela ya na n nifa s , deng a n keg ia ta n a nta ra la in pela ya na n nifa s s ta nda r, pela ya na n K B bers a lin, kunjung a n nifa s ba g i ibu ya ng drop out, C a kupa n neona tus deng a n komplika s i ya ng dita ng a ni a nta ra la in pela ya na n neona ta l s es ua i s ta nda r da n deteks i bumil da n bumil terha da p res iko komplika s i, pema nta ua n a s uha n lebih la njut ba g i neona tus ya ng dirujuk s erta pela ks a na a n da n pema nta pa n a udit ma terna l perina ta l (A MP )
www.kinerja.or.id
K UNC I ME N G U K U R T E R L A K S A NA N YA S PM Melak u k an p en g awas an d an m em as tik an n a k es m en ja la n k an ap a y an g h aru s d ilak u k an d an K ep ala U n it L ay an an m em a n tau m u tu la y an an n ak es k ep ad a b u m il, b u lin & b u fas s ep erti y an g terd ap at d id alam in d ik ato r S PM
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
107
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
B .3
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P M T E R K A IT P R O G R A M INIS IA S I ME NY U S U D INI (IMD ) D A N A S I E K S K L U S IF C a kupa n pela ya na n nifa s , deng a n keg ia ta n a nta ra la in pela ya na n nifa s s ta nda r, pela ya na n K B bers a lin, kunjung a n nifa s ba g i ibu ya ng drop out. P ela ya na n nifa s s ta nda r terma s uk dida la mnya a da la h mendorong ba yi menja la nka n menyus u dini ta npa ba ntua n. C a kupa n pemberia n ma ka na n ta mba ha n ba g i ba yi 6 – 24 bula n ka teg ori G A K IN untuk mening ka tka n kua lita s g iz i. K eg ia ta nnya a nta ra la in: penda ta a n, pela tiha n pemberia n ma ka na n penda mping A S I, penyimpa na n MP A S I da n pendis tribus ia n. U ntuk itu, diperluka n da na opera s iona l ta mba ha n ba g i P os ya ndu.
B .4
Melak u k an p en g awas an d an m em as tik an n ak es m en jalan k an ap a y an g h aru s d ilak u k an d an K ep ala U n it L ay an an m em an tau m u tu lay an an n ak es k ep ad a b u m il, b u lin & b u fas s ep erti y an g terd ap at d id alam in d ik ato r S PM
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
P E NC A P A IA N S P P T E R K A IT P E NING K A T A N MU T U L A Y A NA N K E S E H A T A N IB U A NA K
108
K U NC I ME NG U K U R T E R L A K S A NA NY A S PM
T erla ks a na nya pros es pemba ha s a n perumus a n ma kluma t la ya na n a ta u ja nji perba ika n pa da U N IT P E L A Y A N A N K E S E H A T A N ya ng meliba tka n piha k-piha k eks terna l P us kes ma s , terma s uk dia nta ra nya a da la h penerima la ya na n, a ng g ota forum multipiha k (L S M, A s os ia s iA s os is a s i da n s eba g a inya ).
T erumus ka nnya kes epa ka ta n bers a ma meng ena i rumus a n ma kluma t pela ya na n/ja nji perba ika n menc a kup 14 uns ur pela ya na n.
D is etujuinya /dita nda ta ng a ninya rumus a n ma kluma t pela ya na n/ja nji perba ika n oleh kepa la U nit P ela ya na n K es eha ta n da n D ina s /S K P D K es eha ta n
D ipublika s ika nnya ma kluma t la ya na n/ja nji perba ika n la ya na n s ec a ra perma nen pa da loka s i ya ng tera ks es oleh publik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
K U NC I ME NG U K U R T E R L A K S A NA NY A S PP
Men g u k u r k eterlib atan m as y arak at/p ih ak p ih ak d id alam p eru m u s an , k o m itm en p ejab at k es eh a tan m elalu i tan d atan g an , h as il m ak lu m at p elay a n an y a n g d ip u b lik as ik a n terak s es atau tid ak .
www.kinerja.or.id
B .5
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
P E NG U K U R A N T E R H A D A P P E L A K S A NA A N S O P T E R K A IT P E NING K A T A N MU T U L A Y A NA N K E S E H A T A N IB U A NA K
K UNC I ME NG UK UR T E R L A K S A NA NY A S OP
T ers edia nya s eluruh S O P terka it pela ya na n kes eha ta n ba g i ibu da n a na k di s etia p unit pela ya na n kes eha ta n
Melak u k an p en elitian d an p en y elid ik an k eters ed iaan S O P d an ju g a p u b lik as in y a d i s etiap u n it p elay an an k es eh atan , p elak s an aan S O P d an k eters ed iaan m ek an is m e p en an g an an k elu h an s erta u m p an b alik n y a
D ipublika s ika nnya S O P terka it pela ya na n kes eha ta n pa da rua ng publik ya ng da pa t dia ks es oleh s eluruh pa s ien (bumil, bulin da n bufa s ). D ila ks a na ka nnya pros edur penya mpa ia n la ya na n kes eha ta n oleh na kes s es ua i S O P ya ng a da . T ers edia nya meka nis me pena ng a na n keluha n ba g i pa s ien/bumil/bulin da n bufa s bes erta kelua rg a nya da n jug a umpa n ba lik ya ng diberika n oleh na kes .
C
www.kinerja.or.id
IS U D A L A M P A K E T P R O G R A M K INE R J A UNT UK S E K T O R P E R IJ INA N US A H A D A N IND IK A T O R S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT B E R B A G A I S T A ND A R P E L A Y A NA N
KINERJA mendukung upaya Kemdagri dan Kemenpan dan Reformasi Birokrasi untuk merampingkan pengurusan izin usaha. Dengan harapan, izin usaha yang pengurusannya lebih efisien, murah (biaya yang sesuai), dan kesesuaian waktu. Kesemuanya itu dalam upaya mendorong iklim usaha yang lebih baik, sehingga geliat perekonomian menjadi lebih baik lagi.Program di sektor ini adalah mendorong reformasi di bidang pelayanan pemberian izin usaha untuk mendorong efisiensi layanan dan kemudahan bagi pencari izin usaha.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah mendorong terbentuknya PTSP dan mengadvokasi ijin-ijin yang berada di SKPD terkait dikelola melalui PTSP. Disamping itu, KINERJA juga memberikan berbagai variasi asistensi teknis di dalam perumusan berbagai SOP perijinan, peningkatan kapasitas bagi PTSP, termasuk di dalamnya adalah pengembangan mekanisme penanganan keluhan, pelaksanaan IKM dan pelaksanaan dialog antara sektor privat dan publik (Public Private Dialogue).
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
109
BAB III - Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
B .3
S T A N D A R P E L A Y A N A N T E R K A IT P R O G R A M K IN E R J A
IN D IK A T O R P E N C A P A IA N S P M T E R K A IT P R O G R A M P E R IJ IN A N U S A H A
Indika tor S P M dis ini berbeda deng a n indika tor ya ng a da da la m pela ya na n da s a r pendidika n da n kes eha ta n
K ua lita s indika tor S P M dis ini ditentuka n oleh s ektor ma s ing ma s ing (P erda g a ng a n, P erindus tria n, D a la m N eg eri, P ena na ma n Moda l da n s eba g a inya ), s ehing g a P T S P s eba g a i U nit P ela ya na n menyes ua ika n.
U ntuk meng implementa s ika n indika tor S P M ters ebut, s ela in terda pa t a c ua n da ri K ementeria n T eknis , P T S P ha rus menyus un S O P untuk menc a pa i ha l ters ebut. S O P dis us un berda s a rka n ma s uka n da ri dia log publik priva t (P P P ) da n ha s il IK M.
Indika tor ters ebut a da la h:
P ros edur pela ya na n
Wa ktu penyeles a ia n
B ia ya pela ya na n
S a ra na da n pra s a ra na
K ompetens i petug a s pemberi pela ya na n
P ers ya ra ta n
B .3
K U N C I ME NG U K U R T E R L A K S A NA NY A S P M
Mela kuka n penelitia n a pa ka h penyus una n S O P tela h merujuk pa da reg ula s i kementeria n teknis
Mela kuka n penelitia n a pa ka h jug a s uda h merujuk pa da ha s il dia log publik priva t (P P P )
Mela kuka n penelitia n a pa ka h tela h pula mela ks a na ka n IK M da n mema nfa a tka n rekomenda s i IK M di da la m merumus ka n S OP
S T A ND A R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
IND IK A T O R P E NC A P A IA N S P P T E R K A IT P R O G R A M P E R IJ INA N US A H A P eliba ta n ma s ya ra ka t s ipil da la m mendukung pening ka ta n mutu la ya na n perijina n us a ha da pa t diliha t da ri dua ha l ya kni: ters eleng g a ra nya P P P (public priva te dia log ue) a ta u dia log publik priva t T erla ks a na nya IK M (indeks kepua s a a n ma s ya ra ka t) s ec a ra reg uler.
K UNC I ME NG UK UR T E R L A K S A NA NY A S P P Mela kuka n penelitia n a pa ka h P P P tela h memenuhi uns uruns ur keterliba ta n kelompok us a ha ya ng a da da n kelompok ma s y s ipil la innya Mela kuka n penelitia n a pa ka h ha s il P P P dia dops i oleh P T S P keda la m perba ika n Mela kuka n penelitia n a pa ka h uns ur-uns ur ma s y s ipil/peng g una la ya na n terliba t da la m pela ks a na a n IK M Mela kuka n penelitia n a pa ka h 14 uns ur pela ya na n dia dops i da la m kuis ioner IK M
110
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
B .3
S T A NDA R P E L A Y A NA N T E R K A IT P R O G R A M K INE R J A
INDIK A T O R P E NC A P A IA N S O P T E R K A IT P R O G R A M P E R IJ INA N US A HA B atas an waktu mas ing-mas ing tahapan P ers yaratan yang dibutuhkan B entuk formulir yang digunakan P enanggungjawab mas ing-mas ing
www.kinerja.or.id
K UNC I ME NG UK UR T E R L A K S A NA NY A S P P Melakukan penelitian terhadap mas ing-mas ing jenis S O P yang ada untuk melihat apakah indikator telah s ecara kons is ten mengacu pada s tandar pelayanan yang ditentukan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
111
Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
44
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
113
BAB 4
PENGANTAR Saat negara ini dibangun, maka para pencetus
Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya ..... para pencetus sudah memikirkan tentang apa dan bagaimana pelayanan publik tersebut benar-benar menjadi hak warga ....
sudah memikirkan tentang apa dan bagaimana pelayanan publik tersebut benar-benar menjadi hak warga untuk mendapatkannya dari pemerintah. Hal tersebut telah dituangkan dalam beberapa pasal di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Di sisi lain, negara Indonesia telah pula meratifikasi deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) tentang hak ekonomi sosial budaya (Kovenan hak-hak sipil) atau lebih dikenal dengan Hak Ekosob. Penjelasan kebijakan dan regulasi dari sisi makro dan strategis ini telah diterjemahkan hingga kepada peraturan pemerintah bahkan permen (peraturan menteri) atau Kepmen (keputusan menteri).
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Dengan mempelajari materi di dalam modul ini, peserta diharapkan mendapat gambaran tentang kebijakan serta mandat yang harus dijalankan oleh Pemerintah Daerah/Unit Pelayanan dalam memberikanpelayanan kepada publik berbasis standar pelayanan, termasuk regulasi teknis didalamnya. Dari sisi lain, peserta juga mendapatkan materi mengenai landasan hukum hak warga untuk
114
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
menuntut mutu layanan publik yang diberikan oleh
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Metode a. Tutorial.
1. Memberikan penjelasan dan membangun
b. Diskusi dan tukar pendapat.
pemahamanpeserta atas berbagai UndangUndang dan regulasi mengenai pelaksanaan standar pelayanandalam pelayanan di sektor Pendidikan, Kesehatan dan juga Iklim Usaha.
2. Alat Bantu a. Flipchart.
2. Memberikan penjelasan dan membangun
b. Kertas plano dan spidol.
pemahaman tentang hak warga serta peluang
c. LCD Projector dan Komputer.
yang didapatkan dari penyampaian layanan publik oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.
3. Bahan a. Materi presentasi. Materi ini berbentuk file digital yang berisi presentasi slide-slide dengan menggunakan software presentasi.
POKOK BAHASAN 1. Isu-isu relevan dalam paket program pendidikan dasar dukungan Kinerja dan relevansinya dengan indikator pencapaian standar pelayanan yang terkait.
WAKTU 2 X 45 menit
2. Isu-isu relevan dalam paket program kesehatan ibu dan anak dukungan Kinerja dan relevansinya dengan indikator pencapaian standar pelayanan yang terkait. 3. Isu-isu relevan dalam paket program pelayanan perijinan usaha dukungan Kinerja dan relevansi nya dengan indikator pencapaian standar pelayanan yang terkait.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
115
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
PROSES FASILITASI
Pengantar (5 menit)
Materi Regulasi terkait penerapan Standar pelayanan (20 menit)
Perumusan Kesimpulan dan Penutup (25 menit)
Tanya jawab dan klarifikasi (10 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini dengan
Tanya Jawab dan Klarifikasi (10 menit)
Materi regulasi terkait Hak Warga dalam Pelayanan Publik (20 menit)
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
menyampaikan hal-hal apa yang hendak
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
secara singkat namun jelas dan diketahui
menyampaikan hal penting mengapa materi
maksudnya.
regulasi ini penting. 2. Fasilitator atau narasumber menyajikan materi
4. Fasilitator atau narasumber menyajikan materi mengenai regulasi terkait hak warga akan
mengenai regulasi penerapan tandar pelayanan,
layanan publik dari negara. Penyajian dilakukan
SPM, SPP dan SOP pada sektor pendidikan
dalam presentasi power point yang juga
dasar, kesehatan ibu dan anak serta iklim usaha
didukung dengan narasi selama 20 menit.
yang baik. Penyajian dilakukan dalam power
5. Sesi Tanya jawab dilaksanakan selama 10
point yang juga didukung dengan naratif selama
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
30 menit.
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
3. Sesi Tanya jawab dilaksanakan selama 10
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
membagi secara adil peserta-peserta yang
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
membagi secara adil peserta-peserta yang
secara singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
116
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
6. Kesimpulan dan penutup. Fasilitator mengajak
yang cukup kuat. Dalam uraian di bawah ini
peserta untuk merumuskan hal-hal penting yang
dijelaskan bagaimana standar pelayanan sebagai
didapat selama diskusi dan presentasi. Hal
bagian dari urusan wajib yang harus diterapkan, baik
tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan
oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.
meta plan dan secara cepat dilakukan. Setelah terkumpul didepan, fasilitator secara cepat juga menarik kesimpulan dan menutup sesi ini.
Di bawah ini ada peta yang kurang lebih menggambarkan bagaimana rumusan standar pelayanan diatur. Peta ini berakhir pada Kepmen atau Permen yang utama yang mengatur satuan
URAIAN SUBSTANSI
standar pelayanan diatur. Meskipun disadari cukup banyak aturan yang lebih teknis yang mengatur SP di masing-masing sektor ataupun regulasi yang memberi mandat terkait kualitas dan kuantitas mutu
1. Peta Kebijakan dan Regulasi Penerapan Standar Pelayanan dalam Sektor Pelayanan Publik
pelayanan publik di masing-masing sektor.
Standar Pelayanan yang wajib diterapkan oleh masing-masing sektor memiliki kekuatan hukum
UUD 1945
PP 96 Tahun 2012 Pelaksanaan UU Pelayanan Publik
UU No.12 Tahun 2009 Kesehatan
PP 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah
UU 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik
PP 65 Tahun 2007 Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM
PP 38 Tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota
PP 33 Tahun 2012 Pemberian ASI Eksklusif
Permenkes 741/2008 SPM Kesehatan
UU No.... Tahun 2008
UU No.25 Tahun 2007 Penanaman Modal
Sistem Pendidikan Nasional
Permendiknas 15/2010 Sistem Pendidikan Nasional
PP 45 Tahun 2008 Pemberian insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah
Kepmendag 529 Tahun 2010 SIUP
Perpres 27/2009 PTSP di bidang Penanaman Modal
Permendagri 27 Tahun 2009
Permendagri No.7 Tahun 1993
HO
IMB
Peta Regulasi Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
117
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
a. Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 sendiri
sistem pemerintahan yang mendukung
telah mengamanatkan bahwa negara wajib
terciptanya penyelenggaraan pelayanan
melayani setiap warga negara dan penduduk
publik yang prima atas barang publik, jasa
untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya
publik, serta pelayanan administratif.
dalam kerangka pelayanan publik.
•
Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan yang
b. Undang-Undang tentang Pelayanan Publik No
merupakan tolok ukur, pedoman dan acuan
25 Tahun 2009, menindaklanjuti penjelasan di
penilaian kualitas pelayanan sebagai
atas yakni sebagai berikut:
kewajiban dan janji Penyelenggara kepada
•
masyarakat dalam rangka pelayanan yang
bahwa membangun kepercayaan
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan
terukur. •
harus memiliki standar pelayanan dan
seiring dengan harapan dan tuntutan
dipublikasikan sebagai jaminan adanya
seluruh warga negara dan penduduk
kepastian bagi penerima pelayanan.
tentang peningkatan pelayanan publik; •
Standar pelayanan merupakan ukuran
bahwa sebagai upaya untuk mempertegas
yang dibakukan dalam penyelenggaraan
hak dan kewajiban setiap warga negara
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh
dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas; •
bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan pengaturan hukum yang mendukungnya;
•
hak warga negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu
118
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik
pemberi dan atau penerima pelayanan. •
Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan Penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Penyusunan wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Penyusunan dan Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal merupakan regulasi teknis yang mengatur bagaimana SPM disusun dan dilaksanakan. Penjelasan yang lebih teknis dari PP ini terdapat di dalam Permendagri dan Peraturan Menteri terkait yang menjelaskan
www.kinerja.or.id
SPM pada masing-masing sektor. Untuk
sehingga tidak memerlukan struktur organisasi
Pendidikan Dasar, seperti di dalam peta di
baru.Secara substantive regulasi yang ada sudah
atas diatur di dalam Permendiknas Nomor 15
mengatur penerapan standar pelayanan.
Tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar. Sedangkan untuk Kesehatan diatur di dalam
a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003:
Permenkes No 741 Tahun 2008. Sementara untuk PTSP yang secara langsung mengatur perijinan pokok (bukan kelembagaan) yakni
1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
Kepmendag Nomor 529 Tahun 2010 untuk
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
ijin SIUP; Permendagri Nomor 27 Tahun 2009
menengah dilaksanakan berdasarkan
untuk ijin HO (ijin gangguan sekitarnya) dan
standar pelayanan minimal dengan prinsip
Permendagri Nomor 7 Tahun 1993 untuk ijin
manajemen berbasis sekolah/madrasah.
mendirikan bangunan (IMB).
2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi,
d. Undang-Undang Sektoral. Secara substansi
akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi
SPM yang disusun harus mengacu pada sektor
yang transparan.
masing-masing. Untuk SPM Pendidikan Dasar,
3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan
tentu mengacu pada Undang-Undang Nomor
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
Nasional, sedang untuk Kesehatan mengacu
dengan Peraturan Pemerintah.
pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009. Untuk PTSP sendiri karena tidak secara langsung berada di bawah sektor tertentu, maka
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
regulasi secara substantive mengacu pada
Pendidikan (SPMP).
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 200 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Nomor 20
Pasal 51
Regulasi ini memuat tentang SPM Pendidikan dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), namun
Tahun 2008.
tidak menyebut tentang standar pelayanan yang dimaksud dalam pelayanan publik.
2. Kebijakan dan Regulasi Sektor Pendidikan Dasar
Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
Pasal 2 (1) Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan
Pelaksanaan SPM di pendidikan dasar ini dijalankan
adalah tingginya kecerdasan kehidupan
melalui struktur organisasi yang sudah ada,
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
119
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
manusia dan bangsa sebagaimana dicita-
(2) Standar mutu pendidikan di atas SNP
citakan oleh Pembukaan Undang-undang
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
berupa:
1945 yang dicapai melalui penerapan
a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis
SPMP.
keunggulan lokal b. Standar mutu di atas SNP yang
(2) Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan
mengadopsi dan/atau mengadaptasi
adalah terbangunnya SPMP termasuk:
standar internasional tertentu.
a. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;
b. pembagian tugas dan tanggung jawab yang
(1) SPM berlaku untuk:
jelas dan proporsional dalam penjaminan
a. satuan atau program pendidikan;
mutu pendidikan formal dan/atau nonformal
b. penyelenggara satuan atau program
pada satuan atau program pendidikan,
pendidikan;
penyelenggara satuan atau program
c. pemerintah kabupaten atau kota; dan
pendidikan, pemerintah kabupaten atau
d. pemerintah provinsi.
kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;
(2) SNP berlaku bagi satuan atau program
c. ditetapkannya secara nasional acuan mutu
pendidikan.
dalam penjaminan mutu pendidikan formal
(3) Standar mutu di atas SNP berlaku bagi
dan/atau nonformal.
Penjaminan Mutu Pendidikan Formal dan Non-formal
Bagian Kesatu
Acuan Mutu Dalam Penjaminan Mutu
satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan SNP. (4) Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan sedang dalam proses memenuhi SNP.
Pendidikan
Pasal 10 (1) Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk memenuhitiga tingkatan acuan mutu, yaitu: a. SPM; b. SNP; dan c. Standar mutu pendidikan di atas SNP.
120
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Pasal 11
Pasal 12 (1) SPM ditetapkan oleh Menteri. (2) SNP ditetapkan oleh Menteri. (3) Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan sesuai prinsip otonomisatuan pendidikan.
www.kinerja.or.id
Pasal 13 (1) SNP bagi satuan atau program pendidikan
c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana dimaksud pada huruf b.
nonformal dirumuskan sedemikian rupa sehingga tidak menghilangkan atau mengurangi keluwesan dan kelenturan pendidikan nonformal dalam melayani pembelajaran peserta didik sesuai dengan3 kebutuhan, kondisi, dan problematika yang dihadapi masing-masing peserta didik.Acuan mutu satuan atau program pendidikan formal adalah: a. SPM; b. SNP; dan c. Standar mutu di atas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan formal. (2) Acuan mutu satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal adalah: a. SPM; b. Standar Isi, Standar Proses, dan
3. Kebijakan dan Regulasi Sektor Kesehatan Ibu dan Anak Sektor kesehatan ibu dan anak di dalam menjalankan standar pelayanan tidak memerlukan perubahan struktur organisasi, karena pelaksanaan SPM telah melekat di dalam tupoksi masingmasing staf.Beberapa regulasi yang mendorong terlaksananya standar pelayanan di sektor kesehatan ibu dan anak diuraikan dalam penjelasan di bawah ini. a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan memberikan penekanan terkait standar pelayanan sebagai berikut:
Standar Kompetensi Lulusan dalam
• Tenaga kesehatan harus memenuhi
SNP yang berlaku bagi satuan atau
ketentuan kode etik, standar profesi,
program pendidikan formal yang
hak pengguna pelayanan kesehatan,
sederajat; dan
standar pelayanan, dan standar prosedur
c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana dimaksud pada huruf b. (3) Acuan mutu satuan atau program
operasional.
• Standar pelayanan menjadi acuan bagi Pemerintah daerah dalam merencanakan
pendidikan nonformal yang lulusannya tidak
kebutuhan perbekalan kesehatan sesuai
ditujukan untukmendapatkan kesetaraan
dengan kebutuhan daerahnya.
dengan pendidikan formal adalah:
• Standar pelayanan menjadi dasar dalam
a. SPM;
melaksanakan upaya kesehatan yang
b. SNP yang berlaku bagi satuan atau
bertujuan untuk mewujudkan derajat
program studi pendidikan nonformal
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masing-masing; dan
individu atau masyarakat.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
121
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
Pasal 24 (1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. (2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur olehorganisasi profesi. (3) Ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 41 (1) Pemerintah daerah berwenang merencanakan kebutuhan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. (2) Kewenangan merencanakan kebutuhan perbekalan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap memperhatikan pengaturan dan pembinaan standar pelayanan yang berlaku secara nasional.
Pasal 51
(2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada standar pelayanan minimal kesehatan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Selain dengan UndangUndang Kesehatan, Undang-Undang lain terkait kesehatan yang digunakan untuk menunjukkan adanya perintah yang mewajibkan penggunaan standar pelayanan adalah Undang-Undang Rumah Sakit ini. Beberapa narasi yang menjelaskannya adalah sebagai berikut: 1) bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya; 2) bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
(1) Upaya kesehatan diselenggarakan untuk
masyarakat yang harus tetap mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang
meningkatkan pelayanan yang lebih
setinggi-tingginya bagi individu atau
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
masyarakat.
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya;
122
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3) bahwa dalam rangka peningkatan mutu
(1) penyelenggaraan pelayanan pengobatan
dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit
dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
sertapengaturan hak dan kewajiban
standar pelayanan rumah sakit;
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, perlu mengatur Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar
dengan Undang-Undang;
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit
Kabupaten/Kota; peraturan yang menjelaskan berbagai hal rumusan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Menteri
bertujuan:
Kesehatan. Beragai uraian dalam Undang-
(1) mempermudah akses masyarakat untuk
Undang ini telah dijelaskan dalam bagian
mendapatkan pelayanan kesehatan;
terdahulu.
(2) memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 155/ Menkes/Per/I/2010 tentang penggunaan kartu
manusia di rumah sakit;
menuju sehat (KMS) bagi Balita.
(3) meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; danmemberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit
BAB III TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
e. Kepmenkes No. 938 Tahun 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
Merupakan turunan dari UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (UU lama) 1) Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB dibutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, khususn ya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan 2) Untuk menjamin hal tersebut diperlukan adanya standar asuhan kebidanan sebagai acuan dalam proses pengambilan
Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
123
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
3) Ruang lingkup asuhan kebidanan meliputi: -
asuhan kebidanan pada ibu hamil
-
asuhan kebidanan pada ibu bersalin
-
asuhan kebidanan pada ibu nifas dan
dan perinatal yang harus dilakukan dengan mengikuti perkembangan iptek khususnya di bidang kesehatan; 3) Kepmen ini menjelaskan tentang standar pelayanan maternal dan perinatal di RS
masa antara -
Asuhan pada bayi
-
Asuhan pada anak balita sehat
-
Asuhan pada masa reproduksi
dan yang akan digunakan untuk penilaian akreditasi. e. Peraturan Menkes RI No. 1464/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
4) Pengertian standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
-
keputusan dan tindakan ang dilakukan
tentang Kesehatan dan UU No. 44/2009
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
tentang RS
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilnmu
-
dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,
evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 604/
Terkait dengan Kepmenkes tentang Standar Asuhan Kebidanan
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi,
Merupakan turunan dari UU No. 36/2009
Bab III: Penyelenggaraan Praktik
Pasal 9:
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang
Menkes/SK/VII/2008 tentang Pedoman
untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
pelayanan Maternal Perinatal pada RS Umum
pelayanan kesehatan ibu; pelayanan kesehatan
Kelas B, Kelas C, dan Kelas D: Kepmen ini
anak; dan pelayanan kesehatan reproduksi dan
diselenggarakan untuk mendukung neonatus
KB
dengan komplikasi 1) Bahwa AKI dan AKB di Indonesia khususnya angka kematian perinatal masih cukup tinggi, oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan obstetri terutama pada sarana pelayanan kesehatan rujukan. 2) Bahwa peningkatan kualitas pelayanan obstetri mencakup pelayanan maternal
124
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Pasal 10:
Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan; Pelayanan kesehatan ibu meliputi: pelayanan konseling pada masa pra hamil; pelayanan antenatal pada kehamilan normal; pelayanan persalinan normal; pelayanan ibu nifas normal; pelayanan ibu menyusui; dst.
www.kinerja.or.id
f. Pedoman Pelayanan Antenatal; Direktorat
Bina Pelayanan Medik dasar, Ditjen Bina
Pasal 30 (Tempat Kerja dan Tempat Sarana Umum)
Pelayanan Medik, Depkes RI, 2007 g. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Ayat 1 dan 2:
Tempat kerja dan tempat sarana umum harus mendukung program ASI eksklusifyang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
sesuai dengan ketentuan di tempat kerja yang
2012 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
mengatur hubungan kerja antara pengusaha
Republik Indonesia Nomor 5291); yang
dan pekerja atau melalui perjanjian bersama
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan
antara serikat pekerja/ serikat buruh dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
pengusaha (Jika tidak, sebagaimana dimaksud
Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
dalam pasal 36, sanksi pidana yang akan
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/
dikenakan sesuai dengan Undang-Undang
atau Memerah Air Susu Ibu.
Di dalam PP di atas beberapa hal yang terkait keharusan pemberlakuan standar pelayanan antara lain:
Pasal 2
Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan
Kesehatan pasal 200/ 201).
Ayat 3:
Pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/ atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan, (Jika tidak,
untuk:
sebagaimana dimaksud dalam pasal 36, sanksi
(a). Menjamin pemenuhan hak bayi untuk
pidana yang akan dikenakan sesuai dengan
mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan
Undang-Undang Kesehatan pasal 200/ 201).
sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya; (b). Memberikan perlindungan kepada ibu dalam
Pasal 31:
Tempat kerja terdiri atas: Perusahaan; dan Perkantoran milik pemerintah, pemerintah
memberikan ASI Eksklusif kepadabayinya; dan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap pemberian ASI
daerah, dan swasta.
Penjelasan: Perkantoran termasuk juga di antaranya adalah lembaga pemasyarakatan.
Eksklusif.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
125
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
Pasal 32:
Pasal 2:
“Tempat sarana umum” termasuk fasilitas
Tujuan dari peraturan bersama ini adalah:
kesehatan, hotel, penginapan atau wisma tamu (penginapan), tempat-tempat rekreasi, terminal
•
buruh wanita untuk memerah ASI selama
transportasi, stasiun kereta api, bandar udara,
jam kerja dan untuk menyimpan ASI yang
pelabuhan laut, pusat perbelanjaan, pusat olah
telah diperah untuk kemudian dikonsumsi
raga, barak pengungsian dan tempat sarana umum lainnya.
Memberikan peluang pada para pekerja/
oleh sang bayi. •
Untuk memenuhi hak-hak dari para pekerja/ buruh wanita guna meningkatkan
Pasal 33:
•
kesehatan ibu dan anak.
Fasilitas-fasilitas kesehatan harus mendukung
•
Untuk memenuhi hak-hak anak untuk
program pemberian ASI Eksklusif,berdasarkan
mendapatkan ASI guna mendapatkan nutrisi
atas “10 (sepuluh) Langkah Menuju Kesuksesan
yang layak dan untuk mengembangkan
Pemberian ASI.”
sistem kekebalan tubuh yang kuat. •
Pasal 34:
Pengurus tempat kerja wajib memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di Tempat
Untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia pada tahap awal kehidupan.
4. Kebijakan dan Regulasi Sektor Perijinan Usaha
Kerja (Jika tidak, sebagaimana dimaksud dalam pasal 36, sanksi pidana yang akan dikenakan
Tidak seperti dua sektor sebelumnya, PTSP
sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan
mensyaratkan berdirinya satu organisasi baru
pasal 200/ 201).
dengan mendasarkan pada Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
h. Peraturan Bersama 3 Menteri (Menteri
126
PTSP dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2008
Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan
tentang Pedoman Organisasi dan tata kerja Unit
Anak, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah. Sementara
serta Menteri Kesehatan) – No. 48/MEN.PP/
di dalam menerapkan Standar Pelayanan
XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008 dan 1177/
(termasuk SPM) pada sektor pendidikan dasar dan
MENKES/PB/XII/2008 Tentang Pemberian
kesehatan sama sekali tidak mensyaratkan, bahkan
Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat
menyebutkan bahwa tidak diperlukan struktur
Kerja
organisasi tambahan/baru.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Pendirian dan pengelolaan PTSP itu sendiri
mengacu kepada Undang-Undang Pelayanan
(2) Peraturan pemerintah mengenai sistem
Publik, Undang-Undang Penanaman Modal dan
pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
dalam Pasal 9 ayat(2) harus ditetapkan
Selain itu, Undang-Undang Pemerintahan
paling lambat 6 (enam) bulan sejak Undang-
Daerah dan Undang-Undang Pembagian Urusan
Undang ini diundangkan.
Pemerintahan juga secara struktur dan juridis ikut menjadi pertimbangan di dalam pendirian dan pengelolaan PTSP. Selain Undang-Undang
b. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
yang disebutkan di atas, Undang-Undang
Pelayanan Publik
Perdagangan juga menjadi acuan. Namun hal yang disebutkan terakhir ini lebih mengacu pada layanan jasa perijinan usahanya. Undang-Undang
pelayanan terpadu; c. pedoman penyusunan
operasionalisasinya PTSP nanti layanan PTSP
standar pelayanan; d. proporsi akses dan
semakin bertambah baik perijinan maupun non
kategori kelompok masyarakat dalam Pelayanan
perijinan.
Berjenjang; dan d. keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik.
a. UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik Di dalam Undang-Undang Pelayanan Publik secara khusus mengatur tentang system pelayanan terpadu.Sistem ini diantaranya mengatur keberadaan PTSP perijinan dan non perijinan. Beberapa pasal yang menyebutkan hal tersebut adalah:
Pasal 9: (1) Dalam rangka mempermudah
Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang: a. ruang lingkup Pelayanan Publik; b. sistem
yang lain juga akan diacu jika memang di dalam
Pasal 60
Adapun ruang lingkup Pelayanan Publik yang diatur dalam PP ini meliputi: a. Pelayanan barang publik; b. Pelayanan jasa publik; dan c.Pelayanan administrasi.Sementara penyelenggara pelayanan meliputi institusi negara yang terdiri atas lembaga negara dan/ atau lembaga pemerintah; korporasi berupa BUMN/BUMD atau Satuan Kerja; lembaga independen yang dibentuk berdasarkan UU;
penyelenggaraan berbagai bentuk
dan badan hukum lain yang menyelenggarakan
pelayanan publik, dapat dilakukan
Pelayanan Publik dalam rangka pelaksanaan
penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu.
Misi Negara.Di dalam PP yang menjelaskan
(2) Pengaturan mengenai sistem pelayanan
regulasi mengenai pelayanan public lebih
terpadu sebagaimana dimaksud pada
spesifik juga diatur bab khusus mengenai
ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan
system pelayanan terpadu.
pemerintah.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
127
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
BAB III Sistem Pelayanan Terpadu
Pasal 11
(1) Sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan proses pengelolaan pelayanan
(1) Penyelenggara dapat menyelenggarakan
terhadap beberapa jenis pelayanan yang
sistem pelayanan terpadu.
dilakukan secara terintegrasi dalam satu
(2) Penyelenggaraan sistem pelayanan
tempat baik secara fisik maupun virtual
terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat
sesuai dengan Standar Pelayanan.
1 dilaksanakan di lingkungan kementerian/
(2) Sistem pelayanan terpadu secara fisik
lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
kabupaten/kota, dan/atau kecamatan.
Pasal 12
Sistem pelayanan terpadu diselenggarakan
dilaksanakan melalui: a. sistem pelayanan terpadu satu pintu; dan/atau b. sistem pelayanan terpadu satu atap.
dengan tujuan: a. memberikan perlindungan dan kepastian
Pasal 14
hukum kepada Masyarakat;
Dalam sistem pelayanan terpadu satu pintu atau satu atap dan secara virtual itu, menurut
b. mendekatkan pelayanan kepada
PP ini, pimpinan lembaga negara, pimpinan
Masyarakat;
kementerian, pimpinan lembaga pemerintah
c. memperpendek proses pelayanan;
non kementerian, termasuk pimpinan lembaga
d. mewujudkan proses pelayanan yang cepat,
komisi negara atau yang sejenis, Gubernur,
mudah, murah, transparan, pasti, dan
Bupati/Walikota harus mendelegasikan
terjangkau; dan
wewenang kepada petugas yang ditunjuk
e. memberikan akses yang lebih luas kepada
melaksanakan tugas dalam sistem tersebut.
Masyarakat untuk memperoleh pelayanan. Pasal 13
pemrosesan permohonan pelayanan, penolakan
Sistem pelayanan terpadu dilaksanakan dengan
permohonan pelayanan, pemberian persetujuan
prinsip:
dan/atau penandatananganan dokumen perizinan dan/atau non perizinan, penerimaan
a. keterpaduan;
dan pengadministrasian biaya jasa pelayanan,
b. ekonomis;
serta penetapan Standar Pelayanan dan
c. koordinasi;
Maklumat Pelayanan.
d. pendelegasian atau pelimpahan wewenang; e. akuntabilitas; dan f. aksesibilitas.
128
Pendelegasian itu meliputi penerimaan dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Khusus untuk penanaman modal, PP ini tegas mewajibkan pimpinan kementerian, pimpinan
www.kinerja.or.id
lembaga pemerintah non kementerian, gubernur,
(a). kepastian hukum;
bupati dan walikota mendelegasikan seluruh
(b). keterbukaan;
kewenangan pemberian persetujuan dan
(c). akuntabilitas;
penandatanganan dokumen perizinan dan/atau
(d). perlakuan yang sama dan tidak
non perizinan .
membedakan asal negara; (e). kebersamaan;
Dalam melaksanakan sistem pelayanan terpadu
(f). efisiensi berkeadilan;
itu, setiap penyelenggara wajib menyusun,
(g). berkelanjutan;
menetapkan dan menerapkan Standar
(h). berwawasan lingkungan;
Pelayanan, yang mengikutsertakan Masyarakat
(i). kemandirian; dan
dan Pihak Terkait serta mengacu pada
(j). keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ketentuan teknis yang telah ditetapkan. a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); b. Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor
ekonomi nasional.
Pasal 4
Kebijakan Dasar Penanaman Modal (2) Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah: (a). memberi perlakuan yang sama bagi
27 Tahun 2009 tentang pelayanan
penanam modal dalam negeri dan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman
penanam modal asing dengan tetap
Modal.
memperhatikan kepentingan nasional; (b). menjamin kepastian hukum, kepastian
Pada kedua regulasi di atas (nomor 3 dan
berusaha, dan keamanan berusaha
nomor 4) belum tercantum kebijakan untuk
bagi penanam modal sejak proses
menyusun standar pelayanan. Namun
pengurusan perizinan sampai dengan
sudah mencantumkan asas tata kelola
berakhirnya kegiatan penanaman modal
yang baik dalam penanaman modal, seperti
sesuai dengan ketentuan peraturan
tercantum dalam UU No. 25/2007, sebagai
perundangundangan.
berikut: c. Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009, Pasal 3
tentang PTSP di Bidang Penanaman Modal
Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas:
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
129
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
BAB III tentang Tolok Ukur PTSP di Bidang
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 24 Tahun
Penanaman Modal
2006, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ;
Pasal 5 (1) Pelaksanaan PTSP di bidang Penanaman Modal harus menghasilkan mutu pelayanan
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008, tentang Pedoman Organisasi
prima yang diukur dengan indikator
dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan
kecepatan, ketepatan, kesederhanaan,
Terpadu di Daerah ;
transparan, dan kepastian hukum. (2) PTSP di bidang Penanaman Modal harus
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin
didukung ketersediaan:
Gangguan di Daerah (HO)
a. sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kompetensi yang handal;
1) bahwa pemerintah daerah wajib menjamin
b. tempat, sarana dan prasarana kerja, dan
iklim usaha yang kondusif, kepastian
media informasi;
berusaha, melindungi kepentingan umum,
c. mekanisme kerja dalam bentuk
serta memelihara lingkungan hidup;
petunjuk pelaksanaan PTSP di bidang
2) bahwa izin gangguan merupakan
Penanaman Modal yang jelas, mudah
sarana pengendalian, perlindungan,
dipahami dan mudah diakses oleh
penyederhanaan dan penjaminan kepastian
Penanam Modal;
hukum dalam berusaha;
d. layanan pengaduan (help desk) Penanam Modal; d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah ; e. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi ;
Bab VI: Penyelenggaraan Perizinan
Bagian Kesatu: Kewajiban Pemberi Izin
Pasal 8
Pemberi izin wajib : 1) menyusun persyaratan izin secara lengkap, jelas, terukur, rasional, dan terbuka; 2) memperlakukan setiap pemohon izin secara adil, pasti, dan tidak diskriminatif; 3) membuka akses informasi kepada masyarakat sebelum izin dikeluarkan;
130
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
4) melakukan pemeriksaan dan penilaian
usahanya dan dinyatakan secara jelas
teknis di lapangan;
dalam dokumen izin;
5) mempertimbangkan peran masyarakat
2) memenuhi seluruh persyaratan perizinan;
sekitar tempat usaha di dalam melakukan
3) menjamin semua dokumen yang diajukan
pemeriksaan dan penilaian teknis di
adalah benar dan sah;
lapangan;
4) membantu kelancaran proses pengurusan
6) menjelaskan persyaratan yang belum
izin; dan
dipenuhi apabila dalam hal permohonan izin
5) melaksanakan seluruh tahapan prosedur
belum memenuhi persyaratan;
perizinan.
7) memberikan keputusan atas permohonan izin yang telah memenuhi persyaratan; 8) memberikan pelayanan berdasarkan prinsipprinsip pelayanan prima; dan 9) melakukan evaluasi pemberian layanan secara berkala.
Pasal 9 1) Pemeriksaan dan penilaian teknis di
Pasal 11 Pemohon izin mempunyai hak : 1) mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas-asas dan tujuan pelayanan serta sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditentukan; 2) mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi selengkap-
lapangan sebagaimana dimaksud dalam
lengkapnya tentang sistem, mekanisme, dan
pasal 8 huruf d harus didasarkan pada
prosedur perizinan;
analisa kondisi obyektif terhadap ada atau tidaknya gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. 2) Setiap keputusan atas permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf g wajib didasarkan pada hasil penilaian yang obyektif disertai dengan alasan yang jelas.
3) memberikan saran untuk perbaikan pelayanan; 4) mendapatkan pelayanan yang tidak diskriminatif, santun, bersahabat, dan ramah; 5) memperoleh kompensasi dalam hal tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan;
Bagian Kedua: Kewajiban dan Hak Pemohon Izin
6) menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan; dan
Pasal 10
7) mendapatkan penyelesaian atas pengaduan
Pemohon izin wajib: 1) melakukan langkah-langkah penanganan gangguan yang muncul atas kegiatan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
131
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
yang diajukan sesuai mekanisme yang
(f). Ketentuan pengajuan atas keberatan
berlaku.
atau pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan
BaB VIII: Peran Masyarakat
ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 19 (1) Dalam setiap tahapan dan waktu
i. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan
penyelenggaraan perizinan, masyarakat
atas Peraturan Menteri Perdagangan nomor
berhak mendapatkan akses informasi dan
36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan
akses partisipasi.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
(2) Akses informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: (a). tahapan dan waktu dalam proses
pengurusan ijin (salah satu indicator SPM
pengambilan keputusan pemberian izin;
dalam PTSP) yakni
dan (b). rencana kegiatan dan/atau usaha dan perkiraan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. (c). Akses partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengajuan pengaduan atas keberatan atau pelanggaran perizinan dan/atau kerugian akibat kegiatan dan/atau usaha. (d). Pemberian akses partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan mulai dari proses pemberian perizinan atau setelah perizinan dikeluarkan. (e). Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya diterima jika berdasarkan pada fakta atas ada atau tidaknya gangguan yang ditimbulkan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
Salah satu yang penting terkait waktu
Pasal 16 (1) Setiap Perusahaan Perdagangan yang mengajukan permohonan SIUP baru tidak dikenakan retribusi. (2) Retribusi dapat dikenakan kepada Perusahaan Perdagangan pada saat melakukan pendaftaran ulang, perubahan dan/atau penggantian SIUP yang hilang atau rusak. (3) Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibebaskan bagi Perusahaan Perdagangan Mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2). (4) Besaran pengenaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan melalui Peraturan Daerah provinsi atau kabupaten/ kota setempat dengan tanpa memberatkan pelaku usaha.
dalam Pasal 3.
132
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
(5) Pemerintah daerah provinsi, pemerintah
(3) Pemohon SIUP yang ditolak
daerah kabupaten/kota harus
permohonannya dapat mengajukan kembali
mencantumkan besaran retribusi
permohonan SIUP sesuai persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
papan pengumuman yang ditempatkan di
ini.
setiap Kantor Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Adapun beberapa pasal regulasi lama yang masih digunakan (Permendag No 36 Tahun 2007) terkait dengan kejelasan lama proses pengajuan SIUP terlihat dalam pasal-pasal dibawah ini.
Pasal 12 (1) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
Pasal 13 (a). Pemilik SIUP yang akan membuka Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan, wajib melapor secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP di tempat kedudukan Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan dengan melampirkan dokumen persyaratan sebagaimana dalam Lampiran II Peraturan ini. (b). Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterima laporan dan dokumen
sejak diterimanya SP-SIUP dan dokumen
persyaratan sebagaimana dimaksud pada
persyaratan secara lengkap dan benar,
ayat (1) secara lengkap dan benar, Pejabat
Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan
Penerbit SIUP mencatat dalam Buku
SIUP dengan menggunakan Formulir
Register Pembukaan Kantor Cabang atau
sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan
Perwakilan Perusahaan dan membubuhkan
ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
tanda tangan dan cap stempel pada
a. warna putih untuk SIUP Kecil; b. warna biru untuk SIUP Menengah; c. warna kuning untuk SIUP Besar; (2) Apabila SP-SIUP dan dokumen persyaratan dinilai belum lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP membuat surat penolakan penerbitan SIUP kepada Pemohon SIUP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya SP-SIUP.
www.kinerja.or.id
halaman depan fotokopi SIUP Perusahaan Pusat. (4) Fotokopi SIUP yang telah didaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku sebagai Surat Izin Usaha Perdagangan bagi Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan sesuai kedudukan Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
133
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
formulir sebagaimana tercantum dalam
Pasal 14
Lampiran III Peraturan ini.
(1) Setiap terjadi perubahan data Perusahaan, Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan
mengenai biaya yang harus dikeluarkan oleh
Perdagangan wajib mengajukan SP-
pemohon SIUP
SIUP perubahan dengan menggunakan fomulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dengan melampirkan dokumen sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini. (2) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterima SP-SIUP perubahan dengan dokumen pendukung secara lengkap dan
Sementara dalam pasal di bawah ini kejelasan
BAB V B I A Y A
Pasal 16 (1) Setiap Perusahaan yang mengajukan permohonan SIUP baru, tidak dikenakan biaya. (2) Setiap Perusahaan pemilik SIUP yang
benar, Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan
mengajukan permohonan pendaftaran
SIUP perubahan dengan menggunakan
ulang, dikenakan biaya administrasi untuk :
formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan ini.
(a). SIUP Kecil paling banyak Rp. 100.000,(seratus ribu rupiah). (b). SIUP Menengah paling banyak Rp.
Pasal 15 (1) Dalam hal SIUP hilang atau rusak, Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan penggantian SIUP kepada Pejabat yang menerbitkan SIUP ditempat kedudukan perusahaan, dengan melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan ini. (2) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterima permohonan penggantian SIUP dengan dokumen pendukung secara lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan SIUP Pengganti dengan
134
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah). (c). SIUP Besar paling banyak Rp. 300.000,(tiga ratus ribu rupaih) (3) Perubahan dan penggantian SIUP yang hilang atau rusak bagi Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 15 ayat (1) tidak dikenakan Biaya Administrasi. (4) Besaran pengenaan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan pedoman bagi pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten atau kota dalam menentukan besaran biaya. (5) Pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten atau kota harus
www.kinerja.or.id
mencantumkan besaran biaya sebagaimana
a. administrasi; dan
dimaksud pada ayat (2) pada papan
b. rencana teknis.
pengumuman yang ditempatkan di setiap kantor dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan
BAB II Prinsip dan Manfaat Pemberian IMB
Pasal 2
Pemberian IMB diselenggarakan berdasarkan prinsip: (a). prosedur yang sederhana, mudah, dan aplikatif; (b). pelayanan yang cepat, terjangkau, dan tepat waktu; (c). keterbukaan informasi bagi masyarakat dan dunia usaha; dan (d). aspek rencana tata ruang, kepastian status hukum pertanahan, keamanan dan keselamatan, serta kenyamanan.
(2) Persyaratan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau perjanjianpemanfaatan tanah; b. data kondisi/situasi tanah (letak/lokasi dan topografi); c. data pemilik bangunan; d. surat pernyataan bahwa tanah tidak dalam status sengketa; e. surat pemberitahuan pajak terhutang bumi dan bangunan (SPPT-PBB)tahun berkenaan; dan f. dokumen analisis mengenai dampak dan gangguan terhadap lingkungan,atau upaya pemantauan lingkungan (UPL)/upaya pengelolaanlingkungan (UKL) bagi yang terkena kewajiban. (3) Persyaratan dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. gambar rencana/arsitektur bangunan; b. gambar sistem struktur;
Selanjutnya terkait dengan kejelasan
c. gambar sistem utilitas;
persyaratannya
d. perhitungan struktur dan/atau bentang struktur bangunan disertai
Pasal 9 (1) Pemohon mengajukan permohonan IMB sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 melengkapi persyaratan dokumen:
www.kinerja.or.id
hasilpenyelidikan tanah bagi bangunan 2 (dua) lantai atau lebih; e. perhitungan utilitas bagi bangunan gedung bukan hunian rumah tinggal;dan f. data penyedia jasa perencanaan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
135
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
pendanaan pendidikan,dan kesehatan dalam program apapun juga, dikatakan
5. Hak Warga dalam Pelayanan Publik berbasis
sebagai bantuan.
Standar Pelayanan
Hal-hal mendasar yang penting untuk dipahami
mengenai hak atas pelayanan seperti
Covenant On Economic, Social And Cultural
pendidikan dan kesehatan antara lain,
Rights (Kovenan Ekosob), yang mencakup Hak atas Pendidikan dan Kesehatan di dalamnya
(a). Pendidikan dan kesehatan merupakan hak
telah diratifikasi oleh Indonesia lewat UU No
seluruh warga Negara. Artinya, seluruh
11 tahun 2005. Akibat hukumnya, perjanjian
warga Negara, bahkan setiap orang berhak
tersebut mengikat atau harus dipatuhi oleh
mendapatkan layanan pendidikan dan
negara yang telah meratifikasi sebagaimana
kesehatan dengan prinsip non diskriminasi,
berlaku dan mengikatnya Undang-undang yang
baik jenis kelamin, gender, Suku, Ras,
dibuat oleh DPR dan Presiden.
Agama, juga kelas ekonomi, termasuk untuk warga Negara yang memiliki kebutuhan khusus (difable). (b). Pendidikan dan kesehatan merupakan hak warga Negara, yang artinya pemerintah sebagai penyelenggara Negara wajib untuk menyelenggarakannya. Penyelenggaraan tersebut mencakup pendanaan, serta pelayanan publik untuk menyelenggarakan pendidikan dan kesehatan itu sendiri. Jelas bahwa pendanaan, maupun penyelenggaraan lainnya merupakan kewajiban dari pemerintah, dan bukan
Dalam hal Kovenan Ekosob ini, Negara wajib menyelenggarakan hak atas pendidikan dan layanan kesehatan bagi warga Negara, sebagaimana tercantum dalam pasal 13 Kovenan Ekosob terebut.Selain mengacu pada isi dari Kovenan Ekosob, kita juga dapat melihat kewajiban Negara dalam hal hak atas pendidikan dan kesehatan dari berbagai dokumen terkait. Audrey R Chapman, seorang pakar hukum internasional mengelaborasi tiga dimensi kewajiban Negara, antara lain: (a). Kewajiban untuk memenuhi (to fulfill)
bantuan pemerintah. Hal ini merupakan
mengharuskan Negara untuk mengambil
perspektif yang harus dipahami oleh
langkah-langkah yang tepat dalam hal
pemerintah dan seluruh warga Negara
legislatif administratif, anggaran negara,
Indonesia. Bagaimanapun, dana yang
judisial serta lainnya menuju terwujudnya
diberikan pemerintah berasal dari pajak
realisasi sepenuhnya dari hak-hak tersebut.
yang merupakan partisipasi dari warga Negara. Sehingga tidak tepat ketika
136
Jika dilihat dari kerangka HAM, International
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dalam konteks memenuhi hak atas pendidikan. Negara memiliki kewajiban
www.kinerja.or.id
untuk memenuhi hak atas pendidikan itu
di tangan orang tua atau wali yang sah.
sendiri. Sebagaimana diatur dalam Kovenan
Sementara Negara wajib menghormati
Ekosob pasal 13 ayat (2) huruf a sampai
kebebasan tersebut.Selain itu, Negara juga
c, dimana Negara wajib menyediakan
dilarang mencampuri kebebasan individu
pendidikan secara gratis untuk pendidikan
dan badan-badan untuk mendirikan dan
dasar serta pengadaan pendidikan
mengurus lembaga-lembaga pendidikan.
lanjutan dan pendidikan tinggi cuma-cuma secara bertahap. Wujud pemenuhan hak
Selain itu, sebagai penjabaran hak atas
tersebut adalah dengan menyediakan
pendidikan yang harus dipenuhi oleh negara
alokasi anggaran dan mengupayakan
yang telah meratikasi konvensi hak-hak
agar pendidikan dapat diakses oleh siapa
ekosob, Komite hak-hak ekosob PBB (
saja tanpa diskriminasi.Oleh karena itu,
CESCR ) pada tahun 1999 telah menbuat
kegagalan negara untuk menyediakan
general comments yang berisi 4 instrumen
pendidikan bagi mereka yang membutuhkan
yang wajib dipenuhi oleh setiap negara yang
dapat mengakibatkan sebuah pelanggaran.
telah meratifikasi hak-hak ekosob ini, yaitu:
(b). Kewajiban untuk melindungi (to protect) mengharuskan Negara mencegah pelanggaran terhadap hak-hak tersebut oleh pihak ketiga. Artinya, Negara memiliki kewajiban untuk melindungi setiap orang dari pihak-pihak lain yang menghalanghalangi atau menyebabkan orang tersebut kehilangan atau tidak bisa mengakses hak atas pendidikannya. (c). Kewajiban untuk menghormati (to respect) mengharuskan negara tidak campur tangan dalam pemenuhan hakhak ekonomi, sosial dan budaya. Artinya, negara harus menghormati pilihan-pilihan masyarakat dalam hak atas pendidikan dan kesehatan.
Sebagaimana terlihat dalam pasal 26 ayat (3) DUHAM, dan pasal 13 ayat (3) dan (4) Kovenan Ekosob, bahwa Kebebasan untuk memilih institusi pendidikan bagi anak ada
www.kinerja.or.id
(a). Ketersediaan, yang menuntut berbagai lembaga dan program pendidikan harus menyediakan sarana dan prasarana dalam kuantitas yang memadai seperti bangunan sebagai perlindungan fisik, fasilitas sanitasi, air minum yang sehat, guru-guru yang terlatih dengan gaji yang kompetitf, materi-materi pengajaran serta tersedianya fasilitas perpustakaan dan sebagainya. (b). Keterjangkauan (Aksesibilitas) yang mengharuskan lembaga dan program pendidikan harus bisa diakses oleh setiap orang, tanpa diskriminasi, di dalam yurisdiksi pihak negara. Aksesibilitas mempunyai tiga dimensi umum, yaitu non-diskriminasi, aksesibilitas fisik, dan aksesibilitas ekonomi.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
137
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
(c). Keberterimaan (Akseptabiltas), yang
menginginkan bentuk dan substansi
kewenangan yang diberikannya – adalah
pendidikan, termasuk kurikulum, dan
memberikan pelayanan kepada warga sebaik-
metode pengajaran harus mudah
baiknya. Terminologi sebaik-baiknya untuk
diterima untuk peserta didik dalam hal
saat ini mengacu pada standar minimal yang
tertentu juga orang tua.
sudah dirumuskan oleh Pemerintah dan harus diterjemahkan kedalam program dan proyek di
(d). Kemampuan beradaptasi, dimana
daerah untuk dilaksanakan.
Pendidikan harus fleksibel, supaya bisa mengadaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan komunitas yang
diterjemahkan kedalam pemahaman sistem hak,
merespon kebutuhan peserta didik
maka adalah hak warga untuk mendapatkan
tanpa membedakan status sosial dan
apa yang sudah menjadi kewajiban Pemerintah
budayanya.
dan Pemerintah Daerah menyampaikannya. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945, hak-hak
Penerapan hak ekosob di Indonesia
tersebut telah diuraikan dengan sangat jelas.
seperti telah dijelaskan diatas hukumnya
Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan,
menjadi wajib karena Indonesia sendiri
pekerjaan dan sebagainya telah disebutkan.
telah meratifikasi komitmen tersebut dan sudah disepakati oleh Pemerintah dan DPR melalui Undang-Undang No 11 Tahun
pelayanan public serta undang-undang sektoral
Covenant on Economic, Social and Cultural
seperti Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Rights (Kovenan Internasional tentang
tentang Kesehatan, Undang-Undang Sistem
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya/Eksob).
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dan
Berdasarkan kewajiban inilah, maka
juga dijelaskan lebih lanjut kedalam berbagai
dalam berbagai Undang-Undang yang
Peraturan Pemerintah tentang penerapan
menyangkut tentang pelayanan public dasar
standar pelayanan minimal dan segala regulasi
yakni Pendidikan dan Kesehatan, serta
yang mengikuti dibawahnya menjadi semakin
Undang-Undang Pelayanan Publik sendiri
kuat dan jelas bentuk-bentuk kewajiban
hal-hal terkait kewajiban tersebut menjadi
Dari uraian yang disampaikan di atas dan mandat yang diberikan kebijakan terkait menjadi relevan bahwa apa yang menjadi
138
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Di dalam konteks pelayanan public, melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
2005 tentang Pengesahan International
penekanan benar.
Tanggungjawab serta kewajiban Pemerintah dan juga Pemerintah Daerah di atas jika
selalu berubah serta selalu bisa
kewajiban Pemerintah Daerah – sesuai dengan
Pemerintah di dalam menjalankan kewajibannya untuk memenuhi hak warga akan pelayanan public. Pemenuhan hak tersebut bukan hanya tentang akses, melainkan juga (antara lain)
www.kinerja.or.id
berkaitan dengan mutu (berdasarkan nilai-nilai
Dengan demikian tidak ada alasan lagi bagi
dan prinsip hak), lingkungan di mana pelayanan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk tidak
diberikan, kapasitas/kemampuan pemangku
memberikan pelayanan dasar yang menjadi
kewajiban menyampaikan pelayanan yang
hak warga. Apalagi dengan kompromi dan
baik, kesadaran masyarakat, bantuan khusus
penyesuaian yang telah dilakukan melalui
untuk kelompok-kelompok yang diprioritaskan,
kebijakan implementasi standar pelayanan
dan keterlibatan masyarakat dengan proses
minimal seharusnya mempermudah Pemerintah
pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan
daerah untuk mengalokasikan anggarannya bagi
terkait pelayanan public tersebut.
pemenuhan SPM tersebut.
Kewajiban ikutan yang harus juga dijelaskan adalah pada soal penganggaran.Pelayanan public berbasis standar pelayanan
BAHAN BACAAN
membutuhkan anggaran agar dapat terlaksana. Prinsip penganggarannya dalam hal ini adalah sebagai berikut: (a). Progressive Realization, yakni secara terus-menerus meningkatkan alokasi
REGULASI PENDUKUNG
anggaran untuk pemenuhan hak dasar. Artinya Pemerintah harus secara konsisten mendorong tercapainya pemenuhan hak dasar warga dengan mengalokasikan anggaran yang setiap tahunnya disesuaikan dengan target yang semakin meningkat. (b). Full Use of Maximum available resource, yakni dengan menggunakan semaksimal mungkin sumber-sumber ekonomi untuk pemenuhan hak dasar. Artinya Pemerintah harus berdaya upaya meningkatkan pendapatannya ataupun memanfaatkan sumber-sumber keuangan sah lainnya dialokasikan untuk pemenuhan hak dasar tersebut.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
139
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
BAHAN PRESENTASI
4
K eb ija k a n d a n R eg u la s i P elay a n a n P u b lik d a n H a k Warg a u n tu k Men d a p a tk a n n y a
Mate ri bab ini me mbahas ke bijakan s e rta re gulas i yang me nje las kan ke wajiban ne gara di dalam me mbe rikan pe layanan (das ar) ke pada warganya s e s uai de ngan s tandar pe layanan. D is is i lain dije las kan pula hak-hak wargane gara untuk me nuntut pe layanan yang le bih baik.
IS I MA T E R I • T ujuan P embelajaran Umum • T ujuan P embelajaran K hus us • P okok B ahas an
140
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
T U J U A N P E MB E L A J A R A N •
U MU M – pes erta menda pa t g a mba ra n kebija ka n s erta ma nda t ya ng ha rus dija la nka n P emerinta h D a era h/U nit P ela ya na n da la m memberika n pela ya na n kepa da wa rg a nerg a ra , terma s uk reg ula s i teknis dida la mnya . – pes erta da pa t mema ha mi la nda s a n hukum ha k wa rg a untuk menuntut mutu la ya na n publik ya ng diberika n
•
K H US US –
Memberika n penjela s a n da n memba ng un pema ha ma n a ta s berba g a i U nda ng -U nda ng da n R eg ula s i pela ks a na a n s ta nda r pela ya na n da la m pela ya na n di s ektor P endidika n, K es eha ta n da n jug a Iklim U s a ha .
–
Memberika n penjela s a n da n memba ng un pema ha ma n tenta ng ha k wa rg a s erta pelua ng ya ng dida pa tka n da ri penya mpa ia n la ya na n publik oleh P emerinta h ma upun P emerinta h D a era h.
P OK OK B AHAS AN 1. P eta K ebija ka n da n R eg ula s i P enera pa n P ela ya na n da la m s ektor P ela ya na n P ublik
S ta nda r
2. K ebija ka n da n R eg ula s i di s ektor P endidika n D a s a r 3. K ebija ka n da n R eg ula s i di s ektor kes eha ta n ibu da n a na k 4. K ebija ka n da n R eg ula s i di s ektor perijina n us a ha 5. H a k ma s ya ra ka t da n pelua ng menda pa tka n pela ya na n publik
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
141
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
1. P eta K ebijak an dan R eg ulas i P enerapan S tan dar P elay an an dalam s ek tor P elay anan P ublik
•
Undang -Und ang D as ar 1945 telah meng a ma na tka n neg a ra wa jib mela yani s etiap wa rg a neg a ra s ebag a i pemenuha n ha k da n kebutuhan da s a rnya da lam kera ng ka pela yana n publik.
•
Undang -Und ang No m or 25 T ahun 2009 tentang P elay anan P ublik . – – – – – –
142
Me mbangun ke pe rc ayaan publik Me wujudkan hak wargane gara dan te rwujudnya tanggungjawab ne gara akan pe layanan ke pada publik Me mbe ri pe rlindungan s e tiap warga ne gara dari pe nyalahgunaan we we nang di dalam pe nye le nggaraan pe layanan publik, Me njamin hak warga ne gara s e rta me ningkatkan ke s e jahte raan mas yarakat P e layanan dilaks anakan be rdas arkan s tandar pe layanan yang me rupakan tolok ukur, pe doman dan ac uan pe nilaian kualitas pe layanan s e bagai ke wajiban dan janji P e nye le nggara ke pada mas yarakat S e tiap pe nye le nggaraan pe layanan publik harus me miliki s tandar pe layanan dan dipublikas ikan s e bagai jaminan adanya ke pas tian bagi pe ne rima pe layanan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
•
•
P eratu ran P em erin tah No m o r 65 T ah u n 2005 tenta ng P enyus una n da n P ela ks a na a n S ta nda r P ela ya na n Minima l meng a tur ba g a ima na s ta nda r pela ya na n diimplementa s ika n da n untuk mema s tika n ma s ing -ma s ing unit pela ya na n menyeleng g a ra ka n pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n. – U ntuk P endidika n D a s a r, dia tur di da la m P ermendikna s N omor 15 T a hun 2010 tenta ng S P M P endidika n D a s a r – untuk K es eha ta n dia tur di da la m P ermenkes N o 741 T a hun 2008 tenta ng S P M K es eha ta n – U ntuk P T S P ya ng s ec a ra la ng s ung meng a tur perijina n pokok (buka n kelemba g a a n) ya kni K epmenda g N omor 529 T a hun 2010 untuk ijin S IU P ; P ermenda g ri N omor 27 T a hun 2009 untuk ijin H O (ijin g a ng g ua n s ekita rnya ) da n P ermenda g ri N omor 7 T a hun 1993 untuk ijin mendirika n ba ng una n (IMB ). S ec ara s ek to ral: – U nda ng -U nda ng S is dikna s N o 20 T a hun 2003 – U nda ng -U nda ng K es eha ta n N o 12 T a hun 2009 – U nda ng -U nda ng P ena na ma n Moda l N o 25 T a hun 2007 – U nda ng -U nda ng U s a ha Mikro , K ec il da n Meneng a h N o 20 T a hun 2008
2. K ebijakan dan R eg ulas i di S ektor P endidikan D as ar
• Undang -Undang S is diknas , peng elolaan
pendidikan das ar dilaks anakan berdas arkan s tandar pelayanan minimal deng an prins ip manajemen berbas is s ekolah dan prins ip otonomi, akuntabilitas , jaminan mutu dan evaluas i yang trans paran.
• P ermendiknas No 63 T ahun 2009 tentang S is tem P enjaminan Mutu P endidikan (S P MP ) meng atur tentang bag aimana
penjaminan mutu diukur dan dis ampaikan, hal ini terkait deng an S P M dan kewajiban menuju S NP (s tandar nas ional pendidikan).
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
143
BAB IV - Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya
3. K eb ijak an d an R eg u las i d i S ek to r K es eh atan Ib u d an A n ak •
U n d an g -U n d an g K es eh atan No 36 T ah u n 2009. – S ta nda r pela ya na n ha rus menja di a c ua n ba g i P emerinta h da era h dida la m mela ks a na ka n upa ya kes eha ta n, – P emerinta h da era h berwena ng merenc a na ka n kebutuha n perbeka la n kes eha ta n deng a n memperha tika n s ta nda r pela ya na n, – N a kes ha rus memenuhi s ta nda r pela ya na n da la m menya mpa ika n pela ya na n, P erm en k es R I No 741/2008 ten tan g S P M B id an g K es eh atan d i K ab u p aten /K o ta P erm en k es R I No 155/2010 ten tan g p en g g u n aan K MS b ag i B alita. K ep m en k es No . 938/2007 ten tan g S tan d ar A s u h an K eb id an an K ep m en k es R I No . 604/2008 ten tan g P ed o m an p elay an an Matern al P erin atal p ad a R S U m u m K elas B , K elas C , d an K elas D P P No 33 T h 2012 ten tan g P em b erian A ir S u s u Ib u E k s k lu s if. Meng ha rus ka n s emua tempa t kerja , fa s ilita s kerja da n s a ra na umum s eperti hotel da n peng ina pa n, termina l da n pela buha n, s erta fa s ilita s la innya ha rus menyedia ka n rua ng a n ba g i ibu menyus ui da n memera h a ir s us u.
• • • • •
4. K ebijak an dan R eg ulas i di s ek tor P erijinan Us ah a •
•
•
•
144
K ebijakan pendiria n P T S P dida s a ri tig a U nda ng -U nda ng ya kni: – U nda ng -U nda ng N o 25/2007 tenta ng P ena na ma n Moda l da n – U nda ng -U nda ng U s a ha N o … /2008 tenta ng Mikro, K ec il da n Meneng a h da n – U nda ng -U nda ng N o 25/2009 tenta ng P ela ya na n P ublik s erta P era tura n P emerinta h ya kni: – P P N o 27/2009 tenta ng P T S P bida ng P ena na ma n Moda l, khus us nya B A B III tenta ng T olok U kur P T S P di B ida ng P ena na ma n Moda l – P P N o 96 /2012 tenta ng pelaks ana a n U nda ng -U nda ng P ela yana n P ublik, khus us nya B A B III tenta ng S is tem P ela ya na n T erpa du P T S P mens ya ra tka n berdirinya org a nis as i ba ru mela lui – P ermenda g ri N o 24/2006 tenta ng P edoma n P enyeleng g a ra a n P T S P da n – P ermenda g ri N o 20/2008 tenta ng P edoma n O rg a nis a s i da n ta ta kerja U nit P ela yana n P eriz ina n T erpa du di D a era h O pera s iona l perijinan us a ha terka it kewajiban penera pa n s ta nda r pela ya na n a da pa da : – P ermenda g N o 9/2009 tenta ng penerbita n s ura t ijin us aha perda g a ng a n (S IU P ) – K epmenda g ri N o 27/2009 tenta ng P edoma n P eneta pa n Ijin G a ng g ua n di D a era h (H O ) – P ermenda g ri N o 32/2010 tenta ng P edoma n P emberia n Iz in Mendirika n B a ng una n (IMB )
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5. H ak Warg a A tas P elay anan P ublik H ak warg a dan kewajiban neg ara : 1.P endidikan dan kes ehatan merupakan hak s eluruh warg a Neg ara. A rtinya, s eluruh warg a Neg ara, bahkan s etiap orang berhak mendapatkan lay anan pendidikan dan kes ehatan deng an prins ip non dis kriminas i, baik jenis kelamin, g ender, S uku, R as , A g ama, jug a kelas ekonomi, termas uk untuk warg a Neg ara yang memiliki kebutuhan khus us (diffable). 2.P endidikan dan kes ehatan merupakan hak warg a Neg ara, yang artinya pemerintah s ebag ai peny eleng g ara Neg ara wajib untuk meny eleng g arakanny a. P enyeleng g araan ters ebut mencakup pendanaan, s erta pelayanan publik untuk menyeleng g arakan pendidikan dan kes ehatan itu s endiri. J elas bahwa pendanaan, maupun penyeleng g araan lainnya merupakan kewajiban dari pemerintah, dan bukan bantuan pemerintah.
H A K WA R G A NE G A R A = K E WA J IB A N P E ME R INT A H
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
145
Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
55
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
147
BAB 5 Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha Publik didorong untuk lebih aktif – baik dari sisi keterlibatannya di dalam perumusan kebijakan .....
148
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
PENGANTAR Pendekatan tata kelola pemerintahan merupakan pendekatan komprehensif untuk mendorong kinerja penyelenggaraan pemerintahan meningkat. Di dalam program Kinerja USAID, pendekatan ini merupakan pendekatan sentral, karena digunakan baik untuk meningkatkan kinerja penyelenggara pelayanan – dalam hal ini aparat pemerintah daerah – maupun partisipasi penerima layanan yakni publik sendiri. Publik didorong untuk lebih aktif – baik dari sisi keterlibatannya di dalam perumusan kebijakan, penyampaian keluhan atas mutu pelayanan yang masih belum optimal, sampai mengapresiasi hasil baik yang sudah disampaikan oleh unit pelayanan yang menerapkannya.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Dengan mempelajari materi dalam modul ini peserta diharapkan memahami definisi operasional maupun praktek tata kelola pemerintahan yang baik dalam sektor pelayanan publik. Selain itu dengan pengetahuan yang didapat, peserta dapat merumuskan berbagai langkah dan kegiatan yang sejalan dengan prinsip tata kelola yang baik guna meningkatkan mutu pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
2. Alat Bantu a. Flipchart. Alat ini dapat digunakan untuk mencatat pertanyaan dan pernyataan
1. Memberi pemahaman kepada peserta tentang pengertian tata kelolapemerintahan yang baik
peserta yang dapat digunakan sebagai
beserta prinsip-prinsip yang digunakan.
bahan berbagi dan diskusi. b. Kertas plano dan sepidol. Alat ini digunakan
2. Memberi pemahaman kepada peserta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
untuk merumuskan hasil diskusi kelompok
tata kelola yang baikuntuk perbaikan mutu
dan digunakan sebagai bahan presentasi
pelayanan publik berbasis standar pelayanan.
kelompok di depan pleno. c. LCD Projector dan Komputer. Alat ini digunakan oleh nara sumber atau fasilitator untuk menyampaikan materi utama dalam
POKOK BAHASAN
sesi ini.
3. Bahan 1. Arti penting Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
Materi presentasi. Materi ini berbentuk file digital yang berisi presentasi slide-slide dengan
2. Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik
menggunakan software presentasi.
beserta indikator pelaksanaannya. 3. Penerapan prinsip tata kelola yang baik dalam sektor pelayanan publik program Kinerja
WAKTU
4. “Tools” tata kelola pemerintahan dalam SPP, SOP, SPM pelayanan publik 5. Hubungan standar pelayanan bidang kesehatan pendidikan dan PTSP dengan Multistakeholder Forum, Media, dan Pengarus-utamaan Gender.
3 X 45 menit
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN 1. Metode a. Tutorial. b. Diskusi dan curah pendapat c. Diskusi kelompok.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
149
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
PROSES FASILITASI
Pengantar (5 menit)
Perumusan Kesimpulan dan Penutup (25 menit)
Materi Regulasi terkait penerapan Standar pelayanan (20 menit)
Tanya Jawab dan Klarifikasi (10 menit)
Materi regulasi terkait Hak Warga dalam Pelayanan Publik (20 menit)
Tanya jawab dan klarifikasi (10 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
menjawab, sehingga dibangun diskusi yang
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat membagi
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
secara adil peserta-peserta yang ingin bertanya
menyampaikan relasi antara prinsip tata kelola
atau menjawab dengan meminta mereka
pemerintahan yang baik dengan penyampaian
menyampaikan pertanyaan dan respon secara
pelayanan publik.
singkat namun jelas dan diketahui maksudnya.
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
4. Diskusi Kelompok. Sebelum diskusi
narasumber untuk menyajikan materi mengenai
dilaksanakan fasilitator menyampaikan hal-hal
tata kelola pemerintahan dan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
yang digunakan. Selanjutnya, materi tersebut
•
dikaitkan dengan penerapannya dalam sektor
Fasilitator menyampaikan tugas yang harus diselesaikan di dalam diskusi kelompok.
pelayanan publik. Penyajian dilakukan dalam
Tugas tersebut adalah merumuskan 5
power point yang juga didukung dengan naratif
jenis tindakan masing-masing baik dari
selama 30 menit.
sisi penyelenggara layanan (pemerintah)
3. Diskusi dan Tanya Jawab. Sesi ini
maupun penerima layanan (publik) yang
dilaksanakan selama 20 menit dengan sebanyak
memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan
mungkin melibatkan peserta yang aktif bertanya
yang baik. Masing-masing tindakan harus
maupun merespon pertanyaan. Fasilitator tidak
mengacu pada penyampaian layanan
menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan
publikberbasis standar pelayanan di 3 sektor
yang diajukan peserta, namun menawarkan
Kinerja dan 7 isu yang ada (BOSP, DGP,
kepada peserta lain untuk merespon atau
150
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
MBS, PA, IMD, ASI dan Perijinan Usaha).
disampaikan masing-masing kelompok.
Selain itu, dari masing-masing tindakan
Fasilitator memandu proses diskusi dan
juga disebutkan mengacu pada prinsip yang
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
mana sajakah. Dengan demikian masing-
diskusi yang dapat digunakan sebagai
masing kelompok merumuskan masing-
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
masing sector/isu.
• Pembagian waktu dalam diskusi adalah
5. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
jawab dan hasil diskusi kelompok.
pimpinan kelompok dan sekretaris yang berfungsi memoderatori diskusi kelompok dan mencatat. 27 menit selanjutnya digunakan untuk diskusi dalam kelompok
URAIAN SUBSTANSI
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno untuk membahas hasil diskusi masingmasing kelompok.
•
Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
1. Arti penting tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola pemerintahan yang baik
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
merupakan satu konsepsi penyelenggaraan
diskusi.
•
pemerintahan yang bersih, demokratis dan
Fasilitator mengatur pembagian kelompok
efisien demi terwujudnya penyampaian layanan
sedemikian rupa sehingga masing-masing
publik yang dicita-citakan. Tata kelola tersebut
kelompok beranggotakan antara 5 sampai
juga mengatur pola hubungan dan nilai
9 peserta. Jika jumlah kelompok lebih dari
antar pelaku-pelaku dalam penyelenggaraan
tiga, maka kelompok keempat membahas
pelayanan publik yakni pemerintah, pihak
sektor pertama kembali yakni pendidikan.
•
swasta dan masyarakat.
Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada masing-masing kelompok berjalan dan setiap anggota kelompok terlibat dalam diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus memastikan bahwa diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi sesuai dengan waktu yang dialokasikan. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil maksimal antara 5 sampai 7 menit dan dilanjutkan
Tata kelola yang baik di dalam pelayanan publik perlu merumuskan cita-cita layanan yang baik sesuai dengan harapan publik/ penerima layanan dan kemampuan optimal serta keterbatasan yang dimiliki oleh penyelenggara baik dalam anggaran, kapasitas penyelenggaraan dan juga mekanisme didalamnya.
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
151
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
2. Prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang
dengan input yang tersedia dan janji
baik yang aplikatif bagi penyampaian layanan
yang disampaikan – baik tertuang dalam
kepada publik.
kebijakan maupun kesepakatan dengan
a) Prinsip transparansi. Transparansi memiliki arti penting di dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan menjalankan keterbukaan dalam banyak hal akan memberikan kemudahan bagi penerima layanan untuk mengetahui hal-hal terkait layanan yang diberikan baik oleh unit layanan maupun sektor terkait. • Indikator minimal yang harus dimiliki: o Tersedianya informasi yang memadai dan merupakan kebutuhan penerima layanan pada setiap proses di dalam pelayanan publik. o Adanya akses pada semua informasi yang siap, mudah dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat waktu. • Perangkat pendukung indikator: o Peraturan yang menjamin hak publik untuk mendapatkan informasi o Pusat informasi (unit yang mengelola informasi) o Website, media cetak, papan
berbagai pihak -- dan untuk itu sistem yang mengembangkan prinsip akuntabilitas seyogyanya menerapkan sanksi yang tegas bilamana terjadi ketidaksesuaian dalam pelaksanaan. • Indikator minimal yang harus dimiliki: o Terdapat kesesuaian antara penyampaian layanan kepada publik dengan standar prosedur pelaksanaan. o Terdapat mekanisme pengenaan sanksi yang telah ditetapkan bagi pelanggaran atas pelaksanaan atau ketidaktercapaian hasil akibat dari tidak dijalankannya prosedur sesuai dengan rencana. • Perangkat pendukung indikator: o Adanya mekanisme pertanggungjawaban o Laporan pertanggungjawaban o Sistem pemantauan kinerja
penyelenggara penyedia layanan o Sistem pengawasan
o Adanya mekanisme reward and
pengumuman dan jenis media lain
punishment yang sudah dirumuskan
yang aksesibel bagi publik/penerima
dan diterapkan.
layanan. c) Prinsip partisipatif. Setiap layanan yang b) Prinsip akuntabilitas. Setiap layanan yang diberikan kepada publik harus sesuai
152
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
disampaikan oleh penyelenggara negara perlu melibatkan penerima layanan/
www.kinerja.or.id
masyarakat baik dalam penyampaian usulan peningkatan kualitas layanan maupun proses pengambilan keputusan. • Indikator minimal yang harus dimiliki: o Adanya pemahaman penyelenggara layanan tentang proses/metode yang partisipatif. o Adanya pengambilkan keputusan yang diambil berdasarkan konsensus bersama. • Perangkat pendukung indikator: o Pedoman pelaksanaan proses yang partisipatif. o Adanya forum konsultatif atau temu publik, termasuk didalamnya adalah forum multistakeholder o Adanya media atau wadah yang digunakan sebagai penyaluran aspirasi publik. o Mekanisme/peraturan guna mengakomodasi kepentingan beragam. d) Prinsip responsiveness (daya tanggap). Untuk memastikan layanan yang disampaikan sesuai dengan harapan, tidak
• Indikator minimal yang harus dimiliki: o Tersedianya layanan pengaduan dengan prosedur yang mudah dipahami oleh masyarakat. o Adanya tindak lanjut yang cepat dari pengaduan atau laporan yang disampaikan. • Perangkat pendukung indikator: o Tersedianya standar pelayanan publik o Adanya forum konsultatif atau temu publik, termasuk didalamnya adalah forum multistakeholder o Adanya media atau wadah yang digunakan sebagai penyaluran aspirasi publik. o Mekanisme/peraturan guna mengakomodasi kepentingan beragam. 3. Penerapan Prinsip Tata Kelola dalam Sektor Pelayanan Publik. Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan alat bantu untuk mewujudkan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan dapat. a) Praktekprinsip transparansi dalam sektor
dapat dihindari masukan perbaikan dari
pelayanan publik berbasis standar
berbagai pihak termasuk penerima layanan.
pelayanan.
Dengan prinsip ini penyampaikan layanan harus memiliki daya tanggap tinggi terhadap berbagai masukan dari luar untuk kemudian ditindaklanjuti.
• Semua hak yang harus diterima publik seperti dalam SPM harus diketahui dan disampaikan melalui berbagai cara dan media, termasuk mengemas informasi tersebut dengan baik sehingga dipahami oleh publik.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
153
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
• Semua penyelenggara layanan publik
• Mendokumentasikan setiap pertemuan
wajib menyampaikan informasi yang
dan hasilnya untuk digunakan sebagai
seharusnya diketahui oleh penerima
masukan dalam monitoring dan
layanan/publik, termasuk informasi
evaluasi.
layanan yang wajib disediakan oleh unit
• Mengembangkan mekanisme
layanan terkait SPM, SOP maupun SPP
pemantauan publik atas pelaksanaan
serta merespon berbagai permintaan
SPM oleh unit pelayanan serta
informasi dari pihak manapun.
mempublikasikan hasil tersebut disertai
• Pengembangan dan penetapan mekanisme penyediaan informasi yang
tindak lanjutnya. • Merumuskan, menetapkan serta
memudahkan publik/penerima layanan
mengaplikasikan sistem reward
untuk mengaksesnya.
and punishment bagi pelaksana
• Publikasi hasil dan proses-proses dan hasil perumusan maupun pembahasan
penyelenggara layanan publik. • Mengundang perwakilan masyarakat
berbagai hal terkait penyelenggaraan
untuk menyampaikan dan membahas
dan perbaikan kualitas layanan publik
secara reguler kemajuan pelaksanaan
disampaikan secara terbuka melalui
SPM dan capaiannya.
berbagai jenis media.
• Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pelayanan publik
b) Praktek prinsip akuntabilitas dalam
dengan menekankan pada capaian
sektor pelayanan publik berbasis standar
penerapan standar pelayanan dan
pelayanan.
mempublikasikannya secara terbuka.
• Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan penyampaian layanan publik serta mempublikasikannya kepada publik, termasuk di dalamnya adalah menyampaikan kemajuan implementasi berbagai standar pelayanan. • Menyusun dan mempublikasikan
c) Praktek prinsip partisipasi dalam sektor pelayanan publik berbasis standar pelayanan. • Merumuskan berbagai proses dan mekanisme pelaksanaan penyampaian layanan publik dengan melibatkan
standar operasi prosedur maupun
berbagai pihak, termasuk kelompok
maklumat layanan pada tempat/
masyarakat.
lokasi yang aksesibel bagi publik/ penerima layanan untuk mengakses/
• Memfasilitasi beroperasinya forum multipihak, terlibat di dalamnya, serta
membacanya.
154
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
digunakannya forum sebagai wadah dialog dan pengambilan keputusan.
4. Penerapan Prinsip Tata Kelola di dalam Implementasi Program Kinerja. Keempat
• Memfasilitasi proses evaluasi pelaksanaan implementasi SPM
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
bagi pelayanan publik yang
juga telah diterapkan dalam pelaksanaan
melibatkan masyarakat mulai dari
program Kinerja USAID. Beberapa hal
proses pengumpulan masukan dan
dibawah ini merupakan upaya Kinerja
keluhan, analisis hasil masukan,
USAID dengan menterjemahkan prinsip-
penyampaiannya dan membangun
prinsip tata kelola di atas untuk mendorong
konsensus bersama untuk perbaikan
baik dari sisi supply (penyedia layanan)
kualitas layanan.
maupun sisi demand (penerima manfaat) mencapai mutu pelayanan publik yang lebih
d) Praktek untuk mendukung prinsip responsiveness (daya tanggap) dalam sektor pelayanan publik berbasis standar
baik.
Dari sisi supply, Kinerja USAID mendorong unit pelayanan ataupun SKPD terkait
pelayanan.
melaksanakan berbagai kegiatan/task
• Menyusun standar pelayanan publik
dengan menggunakan keempat prinsip tata
bagi pelaksanaan standar pelayanan
kelola di atas yang bertujuan agar mutu
untuk unit pelayanan tertentu.
pelayanan publik jauh lebih baik.
• Mengembangkan dan mengoperasionalkan mekanisme penanganan keluhan pelaksanaan pelayanan publik, baik pada unit pelayanan maupun dinas terkait. • Mengembangkan program bersama dengan media untuk membuka layanan pengaduan dan pembahasan atas
Sementara dari sisi demand, Kinerja USAID sendiri mendorong pelaku-pelaku dari kelompok masyarakat dan media melakukan berbagai untuk mewujudkan mutu pelayanan publik yang lebih baik dengan menggunakan prinsip-prinsip tata kelola di atas.
pengaduan.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
155
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
Tabel Penerapan Prinsip Tata Kelola pada Program KINERJA USAID NO
PRINSIP
1
Partisipatif
PENERAPAN PADA SISI SUPPLY
• Dinas Pendidikan melibatkan
• Masyarakat sipil mendorong Dinas
• Mendorong Dinas Pendidikan
• Berbagai kelompok asosiasi
• Mendorong Puskesmas untuk
• Menyampaikan pres rilis kepada media
stakeholder non pemerintah di dalam membahas perumusan regulasi tentang distribusi guru secara proporsional.
melaksanakan survey keluhan untuk menilai layanan pendidikan dasar dengan melibatkan stakeholder non pemerintah untuk membahas dan merumuskan tools survey pengaduan dan juga melibatkan penerima manfaat untuk menyampaikan penilaian dan keluhan atas layanan sektor pendidikan dasar.
2
Transparansi
mempublikasikan layanan P4K yang wajib diberikan kepada bumil pada dinding dimana publik mudah membaca.
• Mendorong sekolah untuk
memasang informasi hasil survey pengaduan yang memperlihatkan hasil pada papan informasi yang aksesibel bagi publik.
• Mendorong staf Pemda untuk
terlibat di dalam forum multipihak dan melakukan dialog bersama kelompok masyarakat sipil di dalam merumuskan berbagai hal.
156
PENERAPAN PADA SISI DEMAND
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Kesehatan untuk membuka peluang keterlibatan masyarakat di dalam penyusunan Standar Pelayanan Publik pada beberapa Puskesmas. pengusaha Lokal mendorong pihak PTSP untuk melaksanakan dialog guna membahas perbaikan layanan pada kantor perijinan tersebut.
untuk mempublikasikan hasil survey pengaduan kepada masyarakat luas, sehingga publik luas mengetahui apa yang tengah dievaluasi bersama oleh penerima manfaat dan staf pemerintah daerah serta hasilnya.
• Membekali pengetahuan jurnalistik
agar jurnalis warga mampu mewawancarai pejabat daerah terkait penyebab rendahnya kualitas dan performa layanan dasar yang diberikan kepada penerima manfaat.
www.kinerja.or.id
NO
PRINSIP
PENERAPAN PADA SISI SUPPLY
• Pemerintah Daerah menetapkan
keberadaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang mengelola informasi dan memberi akses kepada publik terhadap berbagai informasi yang diproduksi dan tersedia di masing-masing Badan Publik
3
Akuntabilitas
• Memfasilitasi Kepala Puskesmas agar bersedia menyepakati hasil maklumat layanan dan mempublikasikannya, sehingga publik dapat secara langsung memantau layanan apa yang seharusnya Puskesmas berikan kepada mereka.
• Kepala Sekolah melaporkan
pengelolaan keuangan sekolah pada papan informasi yang dapat mudah dibaca murid maupun orang tua murid.
• PTSP dampingan Kinerja
menyusun SOP pelayanan perijinan untuk memenuhi SPM bidang perijinan dapat tercapai yakni waktu pengurusan ijin, biaya yang sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan masing-masing Kementerian dan juga persyaratannya.
www.kinerja.or.id
PENERAPAN PADA SISI DEMAND
• Memfasilitasi masyarakat sipil
melakukan „uji“ keterbukaan informasi dengan meminta data-data yang kategori „sensitif“ kepada pejabat Pemerintah Daerah.
• Beberapa radio bersedia menyiarkan
secara langsung dialog antara pejabat publik SKPD terkait dengan forum masyarakat sipil dan media membahas terkait isu didalam program, seperti SPM, proses perumusan regulasi dan sebagainya.
• Warga melalui jurnalis warga
mempertanyakan lambatnya proses pembahasan panduan regulasinya dan implementasi redistribusi guru agar lebih proporsional melalui tulisan yang dipublikasikan di media cetak setempat.
• Memfasilitasi Forum Masyarakat yang
terdiri dari berbagai pihak diantaranya masyarakat sipil dan juga pelaku media melaksanakan dialog secara reguler dengan SKPD terkait untuk mendapatkan informasi perkembangan regulasi yang disusun, ataupun hasil penyusunan SPP bersama.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
157
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
NO
PRINSIP
4
Responsif (Daya Tanggap)
PENERAPAN PADA SISI SUPPLY
• Mendorong PTSP merumuskan SOP pelayanan perijinan yang dapat dengan secara mudah dikontrol oleh pengaju ijin.
• Sekolah menerapkan mekanisme komunikasi (terutama masalah keluhan dan usulan) orang tua murid dengan guru/wali kelas melalui SMS dengan mendistribusikan nomor HP semua guru kepada muridmuridnya.
5. Alat Bantu Tata Kelola yang Baik untuk
PENERAPAN PADA SISI DEMAND
• Pelaksanaan Survey Keluhan dan
juga IKM yang melibatkan masukan penerima manfaat dan publik secara umum, mengadvokasi agar pejabat maupun staf SKPD terkait untuk menerima hasilnya dan memiliki komitmen untuk menindaklanjuti hasil tersebut.
yang sesuai) masyarakat pengguna
mencapai Standar Pelayanan dalam Sektor
layanan dengan kemampuan dan
Pelayanan Publik
kapasitas yang dimiliki oleh penyedia layanan. Dengan menggunakan Tools
Untuk mencapai standar pelayanan yang
ini diharapkan ada standar yang
optimal dikenal beberapa alat bantu. Alat bantu
dikehendaki oleh pengguna layanan
tersebut dapat berupa metode, hasil, wadah
terhadap berbagai fasilitas dan jasa
untuk mendukung, prosedur dan sebagainya.
yang disediakan oleh unit pelayanan
a) Tools didalam Standar Pelayanan Publik (SPP) : o Survey pengaduan dan pengelolaan pengaduan masyarakat. Toolsmerupakan alat yang digunakan untuk mewujudkan dan menjaring partisipasi masyarakat di dalam upaya memperbaiki mutu pelayanan publik. Tools ini digunakan untuk mempertemukan needs (kebutuhan
158
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
tertentu. Partisipasi masyarakat – dalam hal ini pengguna layanan -- tidak hanya di dalam memberikan pandangan/jawaban atas kuisioner yang diberikan, namun juga semenjak dari perumusan gagasan dan kuisioner, masyarakat pengguna dilibatkan dan hingga menentukan secara bersama, mana saja yang akan diperbaiki mutu layanannya dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian Tools ini lebih kepada memastikan proses perumusan
www.kinerja.or.id
dan pengelolaan keluhan masyarakat
dan bagaimana pula dengan jaminan
dapat memberikan hasil yang optimal.
keamanan dan keselamatan dalam
Toolsakan sangat efektif jika survey
pelayanan diberikan; mekanisme
ditujukan untuk secara langsung
evaluasi atas kinerja pelaksana
memperbaiki mutu layanan di dalam
dikembangkan seperti apa dan
unit pelayanan-unit pelayanan seperti
sebagainya.
Sekolah, Puskesmas, Rumah Sakit, Kantor Perijinan dan sebagainya.
Proses untuk menghasilkan janji pelayanan ini dapat dilakukan secara
o Maklumat Layanan/Janji pelayanan
internal maupun melibatkan pihak-pihak
(Citizen Charter). Janji pelayanan
luar (masyarakat pengguna layanan)
merupakan hasil dari inisiatif yang
secara partisipatif. Standar pelayanan
dilakukan oleh pihak-pihak dan
ini harus ditempatkan pada lokasi yang
disepakati oleh unit pelayanan untuk
mudah diakses dan dibaca oleh publik/
memberikan pelayanan kepada publik/
penerima layanan, sehingga publik
penerima layanan. Janji pelayanan
dapat mengontrol apakah mutu layanan
bisa terdiri dari banyak hal yang terkait
yang diberikan sesuai dengan apa yang
dengan hal-hal yakni persyaratannya
tertera didalam janji tersebut. Prinsip-
seperti apa; bagaimana sistem,
prinsip yang terkandung di dalamnya
mekanisme, dan prosedur untuk
adalah untuk mengukur akuntabilitas
melayani dan mendapat layanan; proses
serta responsiveness pelayanan publik
membutuhkan waktu penyelesaian
yang diberikan oleh penyedia layanan.
berapa lama; berapa biaya/tarif dan digunakan untuk membayar apa saja; apa yang diberikan oleh penyedia layanan terkait produk dan jasa pelayanan; sarana, prasarana, dan/atau fasilitas apa saja yang dimiliki dan mana saja yang dapat diakses/digunakan oleh publik; apa saja kompetensi yang dimiliki oleh dan jumlah pelaksana dalam unit tersebut; bagaimana prosedur pengawasan internal dilaksanakan; bagaimana penanganan pengaduan, saran, dan masukan dijalankan; apa saja jaminan pelayanan yang diberikan
www.kinerja.or.id
o Forum pemerhati pelayanan publik (Multi stakeholder forum/MSF). Forum ini merupakan representasi dari beberapa prinsip di dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Forum dibentuk bertujuan untuk memastikan proses advokasi (penyelesaian masalah, perumusan aturan dan kebijakan, pembahasan standar pelayanan dan sebagainya) berjalan secara dialogis. Keterlibatan berbagai pihak dalam dialog untuk merumuskan hal-hal tertentu merupakan wujud partisipasi di dalam proses peningkatan mutu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
159
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
pelayanan publik. Selain itu, MSF dapat
harus merumuskan langkah dan
pula membahas dan mendiskusikan
tahapan yang harus dilalui petugas agar
keluhan yang muncul di dalam
tercapainya waktu optimal yang sudah
masyarakat terkait mutu layanan publik.
disepakati dalam SPP Pelayanan Publik,
Di dalam proses ini berarti MSF tengah
misalnya. Namun SOP tidak hanya
menegakkan prinsip responsiveness.
dalam kaitannya untuk menerapkan
Dengan demikian, selain bentuk forum
SPP saja, SOP juga dapat dirumuskan
yang terdiri dari multipihak, membangun
guna mewujudkan SPM. Pada kasus
dialog untuk merumuskan dan
perijinan usaha, SPM yang ditetapkan
menyepakati sesuatu, dan membahas
terkait biaya, prosedur dan waktu
apa yang sudah dilaksanakan oleh unit
penyelesaian, untuk itu diperlukan SOP
pelayanan maupun SKPD terkait adalah
terkait waktu penyelesaian perijinan
menegakkan prinsip akuntabilitas atas
tertentu (ijin satu dengan ijin yang lain
apa yang sudah dilakukan oleh mereka.
berbeda satu sama lain, baik karena merujuk pada instansi yang berbeda,
b) Standar Operasional Prosedur (SOP): o Fungsi dan penggunaan SOP. SOP
juga persyaratan yang berbeda-beda). Dengan demikian SOP didalam standar pelayanan sektor-sektor yang telah
merupakan alat penegakan tata
dijelaskan di atas merupakan “Tools”
kelola pemerintahan yang baik, yang
penerapan tata kelola yang baik guna
merupakan alat yang dirumuskan
mewujudkan mutu pelayanan publik
secara internal. SOP disusun untuk
berbasis standar pelayanan.
memastikan terwujudkan standar pelayanan yang hendak diberikan unit pelayanan kepada publik. Untuk mewujudkan durasi waktu yang
c) Standar Pelayanan Minimal (SPM): Untuk mencapai SPM ada beberapa tools yang dapat digunakan, yakni:
tepat di dalam memberikan layanan perijinan, ataupun layanan K4 bagi
160
o Jenis dan indikator pelayanan.Tools
bumil, maka diperlukan SOP internal
ini digunakan sebagai pedoman untuk
agar petugas kantor perijinan maupun
melihat ragam kewajiban minimum
nakes di Puskesmas dipastikan dapat
yang harus disediakan oleh satu
memberikan layanan sesuai dengan
unit pelayanan tertentu. Pada sektor
durasi waktu yang disepakati dalam
pendidikan dasar, indicator pelayanan
SPP. Untuk itu, pihak internal (unit
mengacu pada input yang harus
pelayanan ataupun SKPD terkait)
disediakan seperti sarana sekolah, guru
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
yang sesuai, materi ajar hingga fasilitas
dimasukkan kedalam rencana kerja
lain seperti laboratorium. Sementara
daerah. Masing-masing SKPD harus
pada sektor kesehatan ibu dan anak,
memasukkan indicator pencapaian SPM
indicator pelayanan menyangkut
kedalam Renstra SKPD masing-masing
sasaran keluaran yang wajib dipenuhi
yang kemudian diturunkan kedalam
oleh Puskesmas di dalam memberikan
Renja (Rencana Kerja SKPD) untuk
layanan kepada ibu dan anak/bayi baru
kemudian dibahas didalam proses
lahir. Secara spesifik di dalam masing-
Musyawarah Rencana Pembangunan
masing indicator pelayanan di dalam
(Musrenbang) tingkat Kabupaten/Kota.
sektor kesehatan ibu dan anak juga
Hasil musrenbang adalah menetapkan
telah ditentukan cakupan pelayanan
program dan proyek masing-masing
yang harus disediakan oleh unit
sektor.Jika program dan proyek di
pelayanan dan nakesnya.
dalam Renja SKPD sudah memasukkan unsur-unsur pencapaian indicator SPM,
o Rencana Pencapaian SPM. Standar
maka artinya SPM sudah masuk dalam
pelayanan minimal saat telah ditetapkan
rencana SKPD.Dengan demikian setiap
dalam regulasi sebagai kewajiban
tahun target pencapaian SPM sektor
daerah untuk mencapainya, maka mau
pendidikan dan kesehatan sudah harus
tidak mau seluruh SKPD yang bergerak
tertuang didalam Renja SKPD masing-
dalam bidang pelayanan, terutama
masing dan ini dapat digunakan sebagai
pelayanan dasar harus memenuhi
dokumen untuk melakukan monitoring
target pencapaiannya. Namun demikian
nantinya, apakah target tersebut
persoalannya tidaklah sesederhana
tercapai.
menetapkan sasaran pencapaian, karena hal ini sangat berhubungan
Pemerintah Daerah dalam menentukan
dengan ketersediaan dana yang dimiliki
rencana pencapaian dan penerapan
daerah dan kapasitas SDM daerah
SPM perlu mempertimbangkan
untuk menerapkannya.
beberapa hal di bawah ini agar dapat ditentukan rencana pencapaian yang
Proses penerapan target SPM diawali dengan penetapan target secara nasional didasarkan pada target waktu-waktu tertentu. Target nasional kemudian dirumuskan oleh daerah untuk
www.kinerja.or.id
cukup realistis. Hal-hal tersebut adalah: a) kondisi awal tingkat pencapaian pelayanan dasar; b) target pelayanan dasar yang akan dicapai; dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
161
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
c) kemampuan, potensi, kondisi, karakteristik, prioritas daerah dan
kemampuan dan potensi daerah yang telah disebutkan di atas.
komitmen nasional.
Rencana pencapaian SPM di daerah mengacu pada batas waktu pencapaian SPM dengan memperhatikan analisis kemampuan dan potensi daerah. Dengan demikian rencana pencapaian dan penerapan SPM di daerah seyogyanya dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis
Ruang Lingkup SPM : Jenis Pelayanan, Indikator dan Nilai SPM, Organisasi dan Batas waktu pencapaian SPM
Target tahunan pencapaian SPM Dituangkan dalam KUA RKPD
o Intergrasi SPM dalam Perencanaan dan Penganggaran. Rencana Pencapaian SPM yang disusun seperti dalam penjelasan di atas perlu diintegrasikan kedalam perencanaan dan penganggaran di daerah. Gambar berikut menyajikan skema proses penerapan SPM dalam dokumen perencanaan daerah.
Mengacu pada Pemda menyusun rencana pencapaian SPM
Dituangkan dalam RPJMD Renstra SKPD
Klasifikasi belanja daerah dengan pertimbangan kemampuan keuda
Renja SKPD RKA-SKPD
Berdasarkan
Gambar Mekanisme Pengintegrasian SPM dalam Dokumen Perencanaan Daerah
162
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Gambar Mekanisme Pengintegrasian SPM Dalam
a) Pengadaan buku KIA
Dokumen Perencanaan Daerah
b) Pendataan Bumil c) Pelayanan Antenatal sesuai standar (pemberian
Setelah Pemda dan SKPD merumuskan target
tablet Fe, Vitamin, dll)
pencapaian SPM di dalam dokumen RPJMD
d) Kunjungan rumah bagi yang drop out
dan Renstra SKPD, maka target tersebut perlu
e) Pembuatan kantong persalinan
dituangkan kedalam dokumen perencanaan tahunan
f) Pelatihan kelas ibu termasuk KIP/Konseling
yang lebih detail, sehingga muncul target tahunan
g) Pelaksanaan kelas Ibu
pencapaian SPM pada masing-masing SKPD terkait.
h) Pencatatan dan Pelaporan
Target tahunan yang telah dirumuskan tersebut
i) Supervisi dan Monev
perlu dituangkan kedalam KUA (Kebijakan Umum Anggaran), lalu diterjemahkan kedalam RKPD
Program dan Kegiatan yang diturunkan dari
(Rencana Kerja Pemerintah Daerah). Dari RKPD
indicator dan penjelasan di atas adalah sebagai
kemudian diturunkan lebih detail ke dalam Renja
berikut:
SKPD (Rencana Kerja SKPD) dan RKA SKPD (Rencana Kerja Anggaran SKPD).
a) xx.02.32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Agar peserta dapat memahami bagaimana kerja teknisnya, maka dibawah ini adalah contoh perumusannya indikator pencapaian SPM Kesehatan Dasar kedalam Renja SKPD:
b) xx.32.02 Perawatan Berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu c) dstnya ….. maka di dalam penganggarannya adalah sebagai
Indikator 1 SPM Kesehatan, Kunjungan Ibu Hamil
berikut:
K4 No
Activitas
Variable
Komponen
Formula Biaya
Sektor Kesehatan IK1
Cakupan kunjungan ibu hamil minimum 4 x
1
Penyediaan buku KIA
Biaya cetak
Jumlah Bumil. Harga satuan buku KIA
2.
Pendataan bumil
Transport petugas Lembar registrasi
A. Biaya transport B. Jumlah petugas Jumlah Bumil target Harga satuan
www.kinerja.or.id
AxB
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
163
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
6. Hubungan standar pelayanan bidang
aras, yakni aras sekolah dimana anggota-
pendidikan, kesehatan dan perijinan usaha dengan MSF, Media, dan Pengarus-utamaan
anggotanya adalah pihak-pihak yang
Gender.
pendidikan antara lain komite sekolah, tokoh masyarakat setempat, guru,
a) Hubungan dengan forum multipihak.
paguyuban orang tua murid, kepala desa,
Forum multipihak atau multi stakeholder
dan sebagainya dan aras kabupaten/
forum (MSF) merupakan wadah yang
kota dimana anggota MSF nya terdiri
merepresentasi prinsip partisipasi di dalam
dari pihak-pihak perwakilan kelompok
penegakan prinsip tata kelola pemerintahan
masyarakat skala kabupaten, dewan
yang baik. Di dalam forum tersebut terdiri
pendidikan, LSM yang memiliki perhatian
dari banyak pihak-pihak yang mewakili
terhadap dunia pendidikan, asosiasi komite
kepentingannya masing-masing, termasuk
sekolah, asosiasi guru (mis PGRI), asosiasi
unsur pemerintah juga ada di dalam
kepala sekolah dan termasuk di dalamnya
forum tersebut. Proses partisipatif dapat
adalah unsur SKPD pendidikan dan lintas
terbangun jika tidak ada dominasi kelompok
sektor (misalnya Bappeda, Bapermas dan
tertentu didalam dialog yang dibangun.
sebagainya).
Masing-masing pihak mencari kesepakatan untuk menemukan kesepakatan. Oleh karenanyapun, didalam pengelolaan dialog dalam forum multipihak harus dipastikan metode dan pendekatan yang digunakan agar tidak terjebak pada istilah semata, namun dalam praktek tidak ubahnya dengan praktek indoktrinasi. Manajemen pelayanan publik yang mengedepankan keterlibatan dan partisipasi masyarakat di dalamnya akan selalu berupaya untuk mencari kesepakatan antara kemampuan dan daya dukung yang dimiliki penyedia layanan dengan kepuasan dan ketercapaian harapan dari penerima layanan.
Di dalam sektor pendidikan yang didukung Kinerja, MSF dikembangkan pada dua
164
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
berada di sekitar unit pelayanan/satuan
Didalam sektor kesehatan, MSF yang dikembangkan juga tidak jauh berbeda. Terdapat dua aras MSF, aras pertama adalah yang berada pada skala kecamatan (basis jangkauan kerja Puskesmas) dimana yang terlibat di dalamnya adalah pihak kecamatan, unsur-unsur dalam Puskesmas, perwakilan penerima layanan, tokoh masyarakat, LSM ataupun organisasi berbasis masyarakat/Community Based Organization/CBO setempat, kelompok kader kesehatan dan sebagainya. Sementara MSF kesehatan kedua adalah yang berada pada aras Kabupaten/kota. Anggota MSF pada aras kabupaten/kota antara lain perwakilan SKPD Kesehatan, Asosiasi Bidan (IBI skala kab/kota), LSM
www.kinerja.or.id
pemerhati kesehatan ibu dan anak, AIMI
para jurnalis. Logika yang digunakan adalah
(asosiasi ibu menyusui Indonesia), tokoh
permintaan tersebut merupakan kebutuhan
kesehatan setempat dan sebagainya.
publik untuk tahu akan informasi dimaksud. Manajemen pelayanan publik yang
Sedangkan didalam sektor perizinan
membuka diri dengan media – termasuk di
usaha, MSF yang dikembangkan lebih
dalam permintaan data-data dan informasi
bersifat cair. Pendekatan yang digunakan
publik oleh jurnalis – setidaknya telah
adalah melalui dialog antara penyedia
mengarah pada penerapan prinsip-prinsip di
layanan maupun penerima layanan. Dalam
dalam tata kelola pemerintahan yang baik.
konsep kegiatannya disebut PPD yakni publik private dialogue. Kegiatan ini intinya
c) Hubungan dengan pengarusutamaan
adalah mempertemukan penyedia layanan
gender. WHO (World Health Organization)
(PTSP) dengan penerima layanan (berbagai
memberi batasan gender sebagai
asosiasi usaha setempat) misalnya Kadinda,
«seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan
Asosiasi Mebel, Asosiasi Usaha Kecil,
atribut yang dianggap layak bagi laki-laki
Asosiasi Gerai Mini Market dan lain-lain.
dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial, dalam suatu masyarakat. Dengan
b) Hubungan dengan media. Media sebagai
demikian pengarusutamaan gender (PUG)
salah satu wadah yang dapat mewujudkan
merupakan strategi yang dilakukan secara
penegakan prinsip transparansi didalam
rasional dan sistimatis untuk mencapai
penerapan tata kelola pemerintahan yang
dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan
baik. Melalui media, kedua belah pihak –
gender dalam sejumlah aspek kehidupan
baik penyedia layanan maupun penerima
manusia (rumah tangga, masyarakat dan
layanan – dapat memanfaatkannya melalui
negara), melalui kebijakan dan program
penyampaian informasi dan data yang
yang memperhatikan pengalaman, aspirasi,
benar, dengan tujuan publikasi, klarifikasi,
kebutuhan dan permasalahan perempuan
berbagi informasi bahkan penyampaian
dan laki-laki ke dalam perencanaan,
keluhan dan mendapat respon dari pihak
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari
lain, sehingga didalamnya terbangun proses
seluruh kebijakan dan program diberbagai
yang lebih terbuka, karena dilihat, dibaca
bidang kehidupan dan pembangunan.
maupun didengarkan oleh publik. Pada
Di dalam konteks mutu pelayanan publik
konteks yang lebih dalam lagi, transparansi
berbasis standar pelayanan ini PUG dapat
didalam media dapat saja berupa
dilihat sebagai upaya-upaya terstruktur
keterbukaan seorang pejabat di dalam
yang menempatkan laki-laki dan perempuan
melayani permintaan data dan informasi dari
dalam perilaku sosial yang adil dengan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
165
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
mempertimbangkan kondisi-kondisi dan
menentukan, namun resiko yang diterima
kebutuhan masing-masing. Misalnya
perempuan/bulin jauh lebih besar dibanding
dalam isu bumil dan bulin (ibu hamil dan
suami/laki-laki. Pada pendidikan dasar
ibu bersalin), berbagai kewajiban bukan
SMP, harus memiliki data pilah yang jelas
hanya tertumpu pada sang ibu, namun juga
antara murid laki-laki dan perempuan
banyak kewajiban suami/laki-laki yang harus
untuk kepentingan dan pemahaman bahwa
dijalankannya.
anak laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda, misalnya dalam
Ketidakadilan yang umumnya terjadi
hal masuk sekolah dan berolahraga pada
misalnya perempuan hendak melahirkan
masa menstruasi, penempatan guru BP
tidak memiliki kuasa menentukan kepada
laki-laki dan perempuan, hingga perlakuan
siapa proses persalinan akan dilakukan,
penegakan disiplin misalnya.
suami/laki-lakilah yang paling banyak
166
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
5
P en era p a n T ata K elo la P em erin tah a n y a n g b aik b a g i P en in g k ata n Mu tu P elay a n a n P en d id ik a n D a s ar, K es eh atan Ib u A n ak d a n P erijin a n U s a h a
Mate ri bab ini me mbahas bagaimana prins ip tatake lola pe me rintahan yang baik dite rapkan – te rmas uk prakte kprakte k yang dijalankan – guna me ningkatkan mutu pe layanan publik, te rutama dalam upaya me nc apai s tandar pe layanan yang diwajibkan.
IS I MA T E R I • T ujuan P embelajaran Umum • T ujuan P embelajaran K hus us • P okok B ahas an
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
167
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
T UJ UA N P E MB E L A J A R A N •
UMUM – P es erta mema ha mi mema ha mi definis i opera s iona l ma upun pra ktek tata kelola pemerinta ha n ya ng ba ik da la m s ektor pela ya na n publik. – P es erta da pa t merumus ka n berba g a i la ng ka h da n keg ia ta n ya ng s eja la n deng a n prins ip ta ta kelola ya ng ba ik g una mening ka tka n mutu pela ya na n publik.
•
K H US US – Memberi pema ha ma n kepa da pes erta tenta ng peng ertia n tata kelola pemerinta ha n ya ng ba ik bes erta prins ip-prins ip ya ng dig una ka n. – Memberi pema ha ma n kepa da pes erta ba g a ima na menera pka n prins ip-prins ip tata kelola ya ng ba ik untuk perba ika n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
P OK OK B AHAS AN 1. Arti penting T ata K elola P emerintahan yang baik. 2. P rins ip T ata K elola P emerintahan yang baik bes erta indikator pelaks anaannya. 3. P enerapan prins ip tata kelola yang baik dalam s ektor pelayanan publik program K inerja 4. “T ools ” tata kelola pemerintahan dalam S P P , S O P , S P M pelayanan publik 5. H ubungan s tandar pelayanan bidang kes ehatan pendidikan dan perijinan us aha dengan Multis takeholder F orum, Media, dan P engarus utamaan G ender.
168
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1. A R T I P E NT ING T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG B A IK •
T ata kelola P emerintahan y ang baik merupakan kons ep penyeleng g araan pemerintahan y ang bers ih, demokratis dan efis ien demi terwujudny a penyampaian lay anan kepada publik s eperti y ang dic ita-c itakan.
D idalam T ata K elola jug a: – D iatur pola hubung an antar pelaku-pelaku dalam penyeleng g araan pelayanan publik – D iatur nilai antar pelaku-pelaku dalam penyeleng g araan pelayanan publik.
1. A R T I P E NT ING T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N Y A NG B A IK • C ita-c ita T ata kelola yang baik di dalam pelayanan publik dis es uaikan dengan: – harapan publik/penerima layanan dan – kemampuan optimal s erta keterbatas an yang dimiliki oleh penyelenggara layanan dalam : • K emampuan penganggaran, • K apas itas penyelenggaraan dan • Mekanis me di dalamnya.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
169
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
2. P R INS IP T A T A K E L OL A P E ME R INT A HA N Y A NG B A IK B E R S E R T A INDIK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
P aling tidak terdapat 4 prins ip yang digunakan: • T rans parans i • Akuntabilitas • P artis ipas i • R es pons if (daya tanggap)
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
T ran s p aran s i. D eng an m enjalan k an k eterbuk aan dalam bany ak hal ak an m em berik an k em udahan b ag i penerim a lay anan untu k m eng etahui hal-hal terk ait lay anan y ang diberik an baik oleh unit lay anan m aupun s ek tor terk ait. •
•
170
Indikato r m inim al y ang harus dim iliki: –
T ers edianya informa s i ya ng memada i dan merupa ka n kebutuha n penerima la yanan pada s etiap pros es di da lam pela ya na n publik.
–
A da nya aks es pada s emua informa s i ya ng s iap, mudah dijang ka u, beba s diperoleh, dan tepat wa ktu.
P erang kat pendukung indikator: –
P era turan ya ng menjamin menda pa tka n informas i
–
P us a t informa s i (unit ya ng meng elola informa s i)
–
Webs ite, media c eta k, pa pa n peng umuman dan jenis media lain ya ng a ks es ibel bag i publik/penerima la yana n.
ha k
publik
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
untuk
G a mbar/foto ya ng meng ilus tra s ika n a s pek tra ns para ns i
www.kinerja.or.id
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
A k u n tab ilitas . S etiap la ya na n ya ng diberika n kepa da publik ha rus s es ua i deng a n
input ya ng ters edia da n ja nji ya ng dis a mpa ika n – ba ik tertua ng da la m kebijaka n ma upun kes epa ka ta n deng a n berba g a i piha k -- da n s is tem ya ng dikemba ng ka n prins ip a kunta bilita s menera pka n s a nks i ya ng teg a s bilama na terja di ketida ks es ua ia n da la m pelaks ana a n. •
•
In d ik ato r m in im al y an g h aru s d im ilik i: –
T erdapa t kes es uaian a ntara penyampa ia n la yanan kepa da publik deng a n s ta nda r pros edur pela ks anaa n.
–
T erdapa t mekanis me peng enaa n s anks i ya ng telah ditetapka n ba g i pela ng g a ran a ta s pela ks a na an a tau ketida kterc a pa ia n has il a kiba t da ri tida k dija lanka nnya pros edur s es ua i deng a n renc ana.
P erang k at p en d u ku ng in d ik ato r: – – – – –
A da nya meka nis me perta ng g ung ja waba n L aporan perta ng g ung ja waba n S is tem pema nta uan kinerja penyeleng g a ra penyedia la yana n S is tem peng a wa s a n A da nya mekanis me re ward and punis hme nt ya ng s udah dirumus kan dan ditera pka n.
G a mba r Ilus tra s i/F oto ya ng menjela s ka n a s pek a kunta bilita s
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A NA A NNY A
P artis ipatif
. S etia p laya na n ya ng dis ampaika n oleh penyeleng g a ra neg a ra perlu melibatka n penerima laya na n/mas yaraka t baik dalam penyampaia n us ula n pening ka ta n kualitas la ya na n ma upun pros es peng a mbila n keputus a n . •
Indikator minimal y ang harus dimiliki: – A danya pemahaman penyeleng g ara layanan tentang pros es /metode yang partis ipatif. – A danya peng ambilkan keputus an yang diambil berdas arkan kons ens us bers ama.
•
P erang kat pendukung indikator: – P edoman pelaks anaan pros es yang partis ipatif. – A danya forum kons ultatif atau temu publik, termas uk didalamnya adalah forum multis takeholder
G ambar/foto yang meng ilus tras ikan as pek partis ipatif
– A danya media atau wadah yang dig unakan s ebag ai penyaluran as piras i publik. – Mekanis me/peraturan g una meng akomodas i kepenting an berag am.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
171
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
2. P R INS IP T A T A K E L O L A P E ME R INT A H A N Y A NG
B A IK B E R S E R T A IND IK A T O R P E L A K S A N A A N NY A
R es p o n s if. U ntuk mema s tika n la ya na n ya ng dis a mpa ika n s es ua i deng a n ha ra pa n, tida k da pa t dihinda ri ma s uka n perba ika n da ri berba g a i piha k terma s uk penerima la ya na n. D eng a n prins ip ini penya mpa ika n la ya na n ha rus memiliki da ya ta ng g a p ting g i terha da p berba g a i ma s uka n da ri lua r untuk kemudia n ditinda kla njuti. •
In d ik ato r m in im al y an g h aru s d im ilik i: – –
•
T ers edia nya la ya na n peng a dua n deng a n pros edur ya ng muda h dipa ha mi oleh ma s ya ra ka t. A da nya tinda k la njut ya ng c epa t da ri peng a dua n a ta u la pora n ya ng dis a mpa ika n.
P eran g k at p en d u k u n g in d ik ato r: – – – –
T ers edia nya s ta nda r pela ya na n publik A da nya forum kons ulta tif a ta u temu publik, terma s uk dida la mnya a da la h forum multis ta keholder A da nya media a ta u wa da h ya ng dig una ka n s eba g a i penya lura n a s pira s i publik. Meka nis me/pera tura n g una meng a komoda s i kepenting a n bera g a m.
G a mba r/foto ya ng meng ilus tra s ika n a s pek res pons if
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L O L A Y A NG B A IK D A L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A P raktek prins ip trans parans i: • S emua hak yang harus diterima publik s eperti dalam S P M harus diketahui dan dis ampaikan melalui berbag ai cara dan media, termas uk meng emas informas i ters ebut deng an baik s ehing g a dipahami oleh publik. • S emua penyeleng g ara layanan publik wajib menyampaikan informas i yang s eharus nya diketahui oleh penerima layanan/publik, termas uk informas i layanan yang wajib dis ediakan oleh unit layanan terkait S P M, S O P maupun S P P s erta meres pon berbag ai permintaan informas i dari pihak manapun. • P eng embang an dan penetapan mekanis me penyediaan informas i yang memudahkan publik/penerima layanan untuk meng aks es nya. • P ublikas i has il dan pros es -pros es dan has il perumus an maupun pembahas an berbag ai hal terkait penyeleng g araan dan perbaikan kualitas layanan publik dis ampaikan s ecara terbuka melalui berbag ai jenis media.
172
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L O L A Y A NG B A IK D A L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A P raktek prins ip akuntabilitas : • Menyus un la pora n pelaks anaa n keg iata n penya mpaia n layanan publik s erta mempublikas ika nnya kepa da publik, termas uk di dalamnya a dala h menyampaika n kemajua n implementas i berba g a i s ta ndar pelaya na n. • Menyus un dan mempublikas ika n s tanda r operas i pros edur maupun maklumat laya na n pa da tempat/lokas i ya ng aks es ibel bag i publik/penerima laya na n untuk meng aks es /membaca nya. • Mendokumentas ikan s etia p pertemua n dan has ilnya untuk dig unaka n s ebag ai mas uka n dalam monitoring da n eva luas i. • Meng emba ng ka n meka nis me pemantauan publik atas pelaks anaa n S P M oleh unit pelayana n s erta mempublikas ika n has il ters ebut dis erta i tindak la njutnya. • Merumus kan, menetapka n s erta meng aplikas ika n s is tem re ward and punis hme nt ba g i pelaks ana penyeleng g ara laya nan publik. • Meng unda ng perwakila n mas yara kat untuk menya mpaika n da n membahas s eca ra reg uler kemajua n pelaks anaa n S P M da n capaiannya. • Menyus un la pora n perta ng g ung ja waba n atas pelaks anaa n pelayana n publik deng a n meneka nka n pa da c apaian penerapan s ta ndar pelaya na n da n mempublika s ikannya s ecara terbuka.
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L O L A Y A NG B A IK D A L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A P raktek prins ip partis ipatif : • Merumus kan berbag ai pros es dan mekanis me pelaks anaan penyampaian layanan publik deng an melibatkan berbag ai pihak, termas uk kelompok mas yarakat. • Memfas ilitas i beroperas inya forum multipihak, terlibat di dalamnya, s erta dig unakannya forum s ebag ai wadah dialog dan peng ambilan keputus an. • Memfas ilitas i pros es evaluas i pelaks anaan implementas i S P M bag i pelayanan publik yang melibatkan mas yarakat mulai dari pros es peng umpulan mas ukan dan keluhan, analis is has il mas ukan, penyampaiannya dan membang un kons ens us bers ama untuk perbaikan kualitas layanan.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
173
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
3. P E NE R A P A N P R INS IP T A T A K E L OL A Y A NG B A IK DA L A M S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A P raktek prins ip res pons if : • Menyus un s tandar pelayanan publik bagi pelaks anaan s tandar pelayanan untuk unit pelayanan tertentu. • Mengembangkan dan mengoperas ionalkan mekanis me penanganan keluhan pelaks anaan pelayanan publik, baik pada unit pelayanan maupun dinas terkait. • Mengembangkan program bers ama dengan media untuk membuka layanan pengaduan dan pembahas an atas pengaduan.
4. “T O O L S ” T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N DA L A M S P P , S O P DA N S P M P E L A Y A NA N P UB L IK
Alat bantu di dalam penerapan S P P • S urvei penanganan keluhan • Maklumat pelayanan/janji perbaikan pelayanan • F orum multipihak
174
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
4. “T O O L S ” T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N DA L A M S P P , S O P DA N S P M P E L A Y A NA N P UB L IK
Alat bantu didalam penerapan S O P • F ungs i dan penggunaan S O P
4. “T O O L S ” T A T A K E L O L A P E ME R INT A HA N DA L A M S P P , S O P DA N S P M P E L A Y A NA N P UB L IK Alat bantu didalam penerapan S P M • J enis dan indikator S P M • R encana pencapaian S P M • Integras i S P M kedalam P erencanaan dan P enganggaran D aerah
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
175
BAB V - Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha
5. H U B U NG A N S T A ND A R P E L A Y A NA N S E K T O R P E L A Y A NA N P U B L IK K INE R J A D E NG A N MU L T IS T A K E H O L D E R F O R U M, ME D IA D A N P E NG A R U S U T A MA A N G E ND E R H ubung a n deng a n F o ru m Mu ltip ih ak • S eba g a i wa da h repres enta s i pa ra piha k ya ng memiliki kepenting a n terha da p is u terka it. • S eba g a i tempa t berdia log untuk memba ng un kes epa ka ta n da n peng a mbila n keputus a n bers a ma –
Wa rg a menya mpa ika n is u renda hnya mutu pela ya na n di P us kes ma s da n S K P D berba g i informa s i meng ena i penyeba b/mena mpung da n meninda kla njuti is u ters ebut.
–
R epres enta s i wa rg a terliba t da la m perumus a n s ta nda r pela ya na n publik mela lui pros es dis kus i di da la m forum multipiha k.
–
S K P D pendidika n meneg os ia s ika n kebutuha n R ombel a ta u kekura ng a n pra s a ra na s ekola h bers a ma perwa kila n piha k-piha k untuk menyepa ka ti kondis i ya ng diha ra pka n.
–
D i da la m forum multipiha k dila kuka n perhitung a n B O S P bers a ma da n meng g odog reg ula s i da era h untuk da pa t meng a loka s ika n ta mba ha n bia ya opera s iona l da ri a ng g a ra n A B P D .
5. HUB UNG A N S T A ND A R P E L A Y A NA N S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A D E NG A N MUL T IS T A K E HO L D E R F O R UM, ME DIA D A N P E NG A R US UT A MA A N G E ND E R
H ubungan dengan Media • Media dapat dimanfaatkan oleh penyedia maupun penerima layanan untuk berkomunikas i, menyampaikan keluhan, menyampaikan informas i – termas uk mas alah dan capaian terkait mutu pelayanan – agar diketahui publik maupun pihak terkait. • Media dapat dijadikan indikator keterbukaan manakala pejabat publik s udah bers edia membuka diri, menyampaikan informas i, berita, tanggapan melalui media .
176
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5. H UB UNG A N S T A ND A R P E L A Y A NA N S E K T O R P E L A Y A NA N P UB L IK K INE R J A D E NG A N MUL T IS T A K E H O L D E R F O R UM, ME D IA D A N P E NG A R US UT A MA A N G E ND E R H ubung an deng an P eng arus utamaan G ender Menempatkan pers pektif g ender di dalam penerapan s tandar pelayanan untuk mening katkan ras a keadilan publik, terutama bag i kelompok yang s eharus nya mendapat perhatian berbeda. Mis alnya dalam kas us -kas us : • P erlunya data pilah di S D /S MP , s ehing g a mis alnya anak perempuan mendapat perlakuan berbeda di s ekolah s aat mens truas i • Ibu melahirkan di dalam keputus an meng g unakan layanan bers alin perlu diberi peluang ikut berperan • L aki-laki kurang dilibatkan di dalam pers oalan kes iag aan ibu hamil – melahirkan.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
177
Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
65
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
179
BAB 6 Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
PENGANTAR Bab ini akan mengantarkan peserta untuk mengawali pembahasan advokasi dan pengawasan. Setelah dalam bab-bab sebelumnya substansi materi berkisar pada substansi sisu standar pelayanan, maka mulai bab ini akan banyak membahas aksi-aksi di dalam advokasi dan pengawasan.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Dengan mempelajari peran serta masyarakat dan dukungan media dalam modul ini, peserta diharapkan mendapat gambaran mengenai advokasi dan pengawasan yang dikehendaki dalam peningkatan mutu pelayanan publik. Selain itu beragam peran yang dijalankan masyarakat serta dukungan dari media diharapkan dapat memperkaya
Bab ini akan meng antarkan peserta untuk mengawali pembahasan advokasi dan pengawasan .......
wawasan peserta dan sekaligus dapat memberi gambaran yang lebih utuh akan peran keduanya dalam advokasi dan pengawasan terhadap peningkatan mutu pelayanan publik.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Meningkatkan pemahaman tentang advokasi dan pengawasan yang ditujukan untuk
180
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
b) Diskusi dan curah pendapat
meningkatkan mutu pelayanan publik
c) Diskusi kelompok
2. Mempelajari berbagai peran masyarakat di dalam advokasi dan pengawasan untuk peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan.
2. Alat Bantu a) Flipchart.
3. Mempelajari berbagai dukungan melalui media
b) Kertas plano dan spidol
didalam pelaksanaan advokasi dan pengawasan
c) LCD Projector dan Komputer
peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan.
3. Bahan
Materi presentasi. Materi ini berbentuk file digital yang berisi presentasi slide-slide dengan menggunakan software presentasi.
POKOK BAHASAN
WAKTU
1. Apa dan mengapa advokasi dan pengawasan diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan? 2. Keragaman advokasi oleh masyarakat 3. Membangun kekuatan kelompok masyarakat
4 X 45 menit
4. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 5. Dukungan media untuk advokasi dan pengawasan 6. Peran media mendorong peningkatan mutu pelayanan publik. 7. Cara Untuk Mendapatkan Dukungan Media 8. Tips Menjalankan Advokasi dan Pengawasan
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN 1. Metode a) Tutorial
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
181
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
PROSES FASILITASI
Pengantar (5 menit)
Kesimpulan diskusi I (10 menit)
Pengantar diskusi kelompok II (5 menit)
Penyampaian operasionalisasi advokasi dan pengawasan (30 menit)
Tanya Jawab dan Klarifikasi (20 menit)
Diskusi dan presentasi kelompok perumusan kerja advokasi dan pengawasan oleh masyarakat dan media (60 menit)
Pengantar diskusi kelompok I (5 menit)
Diskusi dan presentasi kelompok II tentang jenis-jenis intervensi yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan media (60 menit)
Materi regulasi terkait Hak Warga dalam Pelayanan Publik (10 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
menyampaikan hal penting terkait isu Kinerja
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
dan penerapan Standar Pelayanan di dalamnya.
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
membagi secara adil peserta-peserta yang
narasumber untuk menyajikan pengertian
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
dan praktek advokasi dan pengawasan oleh
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
masyarakat dan media dalam perbaikan
secara singkat namun jelas dan diketahui
penyampaian layanan publik. Penyajian
maksudnya.
dilakukan dalam power point yang juga didukung dengan naratif selama 30 menit. 3. Tanya jawab. Sesi ini dilaksanakan selama 20 menit dengan sebanyak mungkin melibatkan peserta yang aktif bertanya maupun merespon
4. Diskusi Kelompok. Pengantar diskusi kelompoksesi I. Fasilitator menyampaikan halhal sebagai berikut: a) Fasilitator mengatur pembagian kelompok sedemikian rupa sehingga masing-masing kelompok beranggotakan antara 5 sampai
182
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
9 peserta. Masing-masing kelompok harus
dilanjutkan diskusi dan klarifikasi atas
mengandung unsur kelompok masyarakat
hasil yang disampaikan masing-masing
sipil dan unsur media.
kelompok. Fasilitator memandu proses
b) Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
diskusi dan mengarahkan pada hal-hal
dijalankan di dalam diskusi kelompok I.
penting dalam diskusi yang dapat digunakan
Tugas tersebut adalah menentukan satu isu
sebagai bagian dalam kesimpulan akhir sesi
spesifik terkait rendahnya mutu pelayanan
ini.
publikdi wilayah Anda, Bahaslah dalam
5. Kesimpulan materi sesi I. Fasilitator menarik
kelompok dan sebutkan pula mengapa isu
kesimpulan dari hasil presentasi kelompok dan
tersebut diputuskan hendak diadvokasi,
hasil diskusi sesi I.
serta apa tujuan advokasinya. Sertakan pula
6. Diskusi Kelompok II. Pengantar diskusi
langkah dan tahapan advokasi yang hendak
kelompoksesi II. Fasilitator menyampaikan hal-
dilakukan (gunakan matrik 6.1. sebagai alat
hal sebagai berikut:
bantu perumusan).
• Fasilitator menyampaikan tugas yang harus
c) Pembagian waktu dalam diskusi adalah
dijalankan di dalam diskusi kelompok II.
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
Tugas tersebut adalah rumuskan kerja dan
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
langkah pengawasan atas kesepakatan/
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
komitmen yang sudah dicapai dalam
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
advokasi (asumsinya tercapai dalam diskusi
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
kelompok pertama). Gunakan matrik 6.2.
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
sebagai alat bantu untuk merumuskan.
untuk membahas hasil diskusi masingmasing kelompok. d) Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
• Pembagian waktu dalam diskusi adalah dalam 3 menit awal kelompok menentukan pimpinan kelompok dan sekretaris yang
plano dan spidol untuk merumuskan hasil
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
diskusi.
dan mencatat. 27 menit selanjutnya
e) Selama diskusi kelompok berlangsung,
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
fasilitator memastikan diskusi pada
dan sisanya 30 menit kembali ke sesi pleno
masing-masing kelompok berjalan dan
untuk membahas hasil diskusi masing-
setiap anggota kelompok terlibat dalam
masing kelompok.
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
• Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
diskusi.
waktu yang dialokasikan. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dengan
• Untuk melaksanaan diskusi ini kelompok yang digunakan adalah kelompkm yang
maksimal waktu antara 5 - 7 menit dan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
183
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
sama seperti pada diskusi kelompok
permasalahan. Istilah advokasi mula-
sebelumnya.
mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan. Lambat laun advokasi tidak
• Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada
hanya digunakan dalam terminologi dibidang
masing-masing kelompok berjalan dan
hukum. Menurut Johns Hopkins (1990)
setiap anggota kelompok terlibat dalam
advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
kebijakan publik melalui bermacam-macam
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
bentuk komunikasi persuasif.
presentasi hasil diskusi sesuai dengan waktu yang dialokasikan. Masing-masing
Advokasi dapat pula diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang atau kelompok
kelompok menyampaikan hasil dengan
tertentu yang dianggap mempunyai
waktu maksimal 5 – 7 menit dan dilanjutkan
pengaruh terhadap keberhasilan suatu
diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
tujuan, program atau perubahan dari suatu
disampaikan masing-masing kelompok.
kondisi sosial tertentu. Oleh karena itu
Fasilitator memandu proses diskusi dan
yang menjadi sasaran advokasi umumnya
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
adalah para pemimpin atau pengambil
diskusi yang dapat digunakan sebagai
kebijakan (policy makers) atau pembuat
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
keputusan (decision makers) baik di
7. Kesimpulan II. Fasilitator menutup sesi
institusi pemerintah, swasta atau bahkan
ini dengan menarik kesimpulan dari hasil
ditingkat kelompok dalam masyarakat.
presentasi, dan hasil diskusi pleno sesi II.
Dengan demikian advokasi diperlukan manakala dijumpai berbagai ketidakberesan atau masalah – seperti ketidakadilan,
URAIAN SUBSTANSI
ketidaksesuaian, kebiasaan tertentu yang dianggap kurang sesuai dengan nilainilai universal, kondisi yang merugikan sebagian besar masyarakat dan hanya
1. Apa dan mengapa advokasi diperlukan?
menguntungkan beberapa gelintir orang saja dan berbagai kondisi lain yang tidak sesuai -- dalam konteks kebijakan, pelaksanaan
a) Arti penting dan tujuan advokasi
Advokasi secara harafiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai
184
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
kebijakan maupun hal-hal lain terkait dengan harkat hidup orang banyak.
Prinsip dasar advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi mencakup kegiatan persuasif, memberikan semangat
www.kinerja.or.id
dan bahkan sampai memberikan pressure
tersebut untuk memperoleh dukungan
atau tekanan kepada para pemimpin institusi
masyarakat. Atau, misalnya gerakan
atau pengambil keputusan. Advokasi
sosial anti merokok di rumah yang
dilakukan lebih disebabkan karena ada
dilakukan oleh kelompok perempuan,
perubahan yang ingin dilakukan.
maka dilakukan advokasi agar diterima oleh laki-laki perokok untuk tidak
Advokasi dalam konteks program Kinerja
merokok di dalam rumah.
adalah mengupayakan terjadi peningkatan
4. Dukungan sistem (Support System).
mutu pelayanan yang diberikan pada unit
Agar suatu program sektor tertentu
pelayanan di sektor pendidikan dasar,
berjalan baik maka perlunya sistem atau
kesehatan ibu dan anak serta perijinan
prosedur kerja yang jelas mendukung
usaha.
kearah perbaikan sistem yang sudah ada.
Tujuan advokasi pada dasarnya untuk: 1. Membangun komitmen politik (Political commitment). Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
b) Metode atau teknik advokasi
Metode atau teknis advokasi digunakan
sangat penting untuk mendukung atau
untuk mencapai tujuan yang telah
mengeluarkan peraturan-peraturan
disebutkan di atas. Teknisnya bermacam-
yang berkaitan dengan kesehatan atau
macam, antara lain:
pendidikan masyarakat, misalnya. 2. Dukungan kebijakan (Policy support). Adanya komitmen politik dari para pengambil keputusan, maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut. 3. Penerimaan sosial (Social acceptance). Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program, nilai tertentu atau gerakan sosial oleh masyarakat. Suatu program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program
www.kinerja.or.id
1. Lobi politik (political lobying). Lobipolitik merupakan aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dengan tujuan memengaruhi kelompok atau pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk kelompok/organisasi pelobi ataupun kepentingan publik yang lebih luas. Lobi politik tidak harus kepada “lawan” yang tengah diadvokasi, namun juga dapat dilakukan kepada calon-calon potensial yang bisa diajak untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
185
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
berkoalisi, misalnya anggota dewan
Untuk memastikan kelengkapan kegiatan
agar terpengaruh dan bersedia
dan langkah-langkah dalam advokasi, paling
mendukung ide yang tengah diadvokasi
tidak harus diperhatikan 8 unsur dasar
dan sebagainya.
dalam advokasi, yaitu:
2. Seminar/presentasi. Presentasi di dalam seminar dilakukan untuk menyampaikan ide/substansi yang tengah diadvokasi dengan harapan akan mendapat banyak simpati dari audiens dan sekaligus memperluas jangkauan komunikasi. 3. Pemanfaatan Media. Media menjadi entitas yang cukup strategis untuk mempublikasikan proses dan hasil yang tengah diadvokasi. Pemanfaatan tidak saja dalam pemberitaan, namun bisa juga dalam bentuk dialog interaktif dan sebagainya. 4. Forum dialog. Membangun ajang pembahasan isu yang tengah diadvokasi melalui dialog dengan berbagai pihak. Tujuannya untuk mempengaruhi opini dan pandangan pihak-pihak serta membangun sekutu kepada kelompok-kelompok lain. 5. Tekanan publik. Menunjukkan kekuatan melalui berbagai cara untuk menekan kelompok tertentu/pengambil keputusan agar terpengaruh untuk bersepakat dengan isu yang tengah diadvokasi. Bentuk tekanan publik bisa bermacammacam antara lain aksi turun ke jalan, aksi teatrikal, bahkan saat ini juga bisa dilakukan melalui media sosial seperti facebook atau twitter dan juga melalui www.change.org.
186
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
1. Penetapan tujuan advokasi. Sebelum proses dilakukan semua pihak yang sepakat melakukan advokasi harus menetapkan tujuan dengan cukup jelas apa yang hendak dicapai. Tujuan juga harus disepakati oleh mitra koalisi di dalam kelompok, sehingga semua pihak dalam koalisi memahami tujuan yang sama dari advokasi yang hendak dilakukan. 2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi. Advokasi yang dilakukan dengan benar harus menggunakan bukti. Bukti tersebut didapat dari berbagai macam cara, bisa melakukan riset, penelusuran dokumen, wawancara, dan sebagainya. Intinya data dan informasi merupakan bukti yang dapat digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam advokasi. 3. Identifikasi khalayak sasaran. Semenjak awal sangat penting melakukan identifikasi siapa target dan khalayak yang hendak disasar. Hal ini penting supaya di dalam merumuskan strategi, misalnya strategi penggunaan media harus menyentuh khalayak yang disasar misalnya. 4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi. Pesan advokasi harus
www.kinerja.or.id
mudah diingat dan menarik, sehingga
karena akan mengurangi netralitas dan
publik dapat secara cepat menangkap
beresiko gagal melakukan advokasi
apa maksud dari advokasi dan tujuan
karena dipengaruhi oleg pelobi yang
yang hendak dicapai.
berasal dari unsur pemerintah. Atau,
5. Membangun koalisi. Tak pelak lagi,
kadang menolak dana dari organisasi
di dalam menjalankan advokasi suatu
donor tertentu (Bank Dunia) misalnya
kelompik tertentu tidak dapat bekerja
karena dana berasal dari hutang. Oleh
sendiri. Mereka harus membangun
karenanya penting penggalangan dana
koalisi. Bahkan sebagai strategi
dan dari sumber yang mana. 8. Evaluasi upaya advokasi.
membangun koalisi ini penting, meskipun hanya untuk kepentingan
Terlaksananya advokasi hingga
taktis semata. Koalisi yang besar, solid
akhir tahapan belum tentu memberi
dan beragam akan memperkuat jaringan
hasil yang memuaskan. Tidak jarang
kerja advokasi, ketimbang advokasi
advokasi yang dijalankan oleh kelompok
yang hanya didukung oleh kelompok
tertentu tidak menghasilkan target
yang homogen.
yang dirancang pada awal kegiatan
6. Membuat presentasi yang persuasif.
advokasi. Bahkan tidak jarang yang
Menjalankan advokasi tidak hanya
terjadi justru capaian berubah dari
penting untuk melaksanakan kerja-
target semula, karena banyak hal-
kerja lapangan ataupun aksi turun
hal baru yang belum diantisipasi
ke jalan. Selain lobby yang telah
sebelumnya. Oleh karenanya penting
disebutkan diatas, membuat presentasi
untuk melakukan evaluasi secara
yang persuasif jauh lebih penting. Hal
berkala untuk memastikan langkah-
ini dapat dilakukan baik dihadapan
langkah setiap tahapan disesuaikan
calon koalisi atau kelompok yang
dengan perkembangan yang ditemui di
berseberangan dengan pemahaman
lapangan.
yang tengah melakukan advokasi. 7. Penggalangan dana untuk advokasi. Pendanaan merupakan salah satu hal penting yang wajib diadakan. Apapun serial kegiatan yang dilakukan
c) Pendekatan dalam advokasi
Ada 5 pendekatan utama advokasi, yaitu:
dalam proses advokasi membutuhkan
1. Melibatkan para pemimpin
dana. Bagi kalangan masyarakat
2. Bekerja dengan media
sipil banyak yang kurang bersepakat
3. Membangun kemitraan
jika advokasi didukung oleh dana
4. Memobilisasi massa
pemerintah (APBD ataupun APBN)
5. Membangun kapasitas
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
187
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
d) Langkah-Langkah Advokasi
Pada tahap penilaian ini juga dilakukan evaluasi atas pendekatan utama yang
Terdapat tiga langkah utama/tahapan dalam
digunakan serta unsur-unsur dasar yang
menjalankan advokasi yakni
digunakan pula. Tahap penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengukur capaian
1. Tahap Persiapan
yang dihasilkan dan input yang digunakan.
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau
instrumen advokasi.Bahan advokasi adalah:
di atas secara operasional advokasi dapat
data-informasi–bukti yang dikemas dalam
diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
bentuk tabel,grafik atau diagram yang
dirumuskan secara strategis (masing-masing
menjelaskan besarnya suatu masalah dalam
kegiatan berorientasi pada capaian akhir) dan
sektor tertentu,akibat atau dampak masalah,
terpadu (alur kegiatan satu dan lainnya saling
dampak ekonomi, dan program yang
terkait) yang diorientasikan untuk mempengaruhi
diusulkan/proposal program.
perubahan kebijakan atau kebiasaan kelompokkelompok tertentu agar terjadi perbaikan/
2. Tahap pelaksanaan
Dari berbagai uraian yang telah disampaikan
perubahan atas suatu kondisi atau untuk
Pelaksanaan advokasi tergantung dari
mendapatkan hasil yang lebih baik.Jika merunut
metode atau cara advokasi, namun paling
pada konteks perbaikan kualitas layanan
tidak pelaksanaannya terdiri dari:
publik, maka advokasi yang dilaksanakan
a. Pengorganisasian pemangku
guna meningkatkan atau memperbaiki kualitas
kepentingan
layananyang disediakan oleh unit pelayanan
b. Pengumpulan data dan informasi terkait
publik.
c. Analisis bersama dan perumusan tujuan d. Dialog dan komunikasi dengan para pihak untuk membangun kesepakatan 3. Tahap Penilaian
Melihat kembali apakah langkah yang
Rangkaian aksi-aksi strategis dan terpadu dimaksud paling tidak memenuhi prasyarat sebagai berikut: 1. Orientasi pada tujuan untuk perbaikan
sudah disusun dan dilaksanakan berjalan
kualitas layanan publik berbasis standar
dengan baik. Jika terjadi hal-hal yang
pelayanan cukup jelas tercantum dalam
belum memenuhi target, dilakukan evaluasi
sasaran advokasi ataupun dipahami oleh
apakah akan berdampak cukup signifikan,
semua pelaku advokasi.
atau dirasakan cukup untuk melakukan
188
2. Memiliki basis bukti yang cukup konkrit.
perubahan, atau mendesakkan ide atau
Basis bukti ini dapat dilakukan melalui
gagasan kepada para pengambil keputusan.
berbagai cara yang terkait dengan metode
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
pengumpulannya. Basis bukti yang
dilakukan dengan menyampaikan melalui
dikumpulkan paling tidak mengarah pada
berbagai opsi saluran media, seminar
fakta-fakta lapangan yang memperlihatkan
terbuka dan sebagainya.
pelaksanaan kegiatan-kegiatan ataupun hasil dari kegiatan terkait indikator-indikator yang ada dalam standar pelayanan. 3. Analisis terhadap basis bukti. Basis bukti dimaksud harus memenuhi kualitas analisis yang baik agar dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan advokasi. Oleh karenannya pilihan-pilihan metode analisis meskipun sederhana, namun harus tepat dan memenuhi kaidah-kaidah metodologi. 4. Pengemasan hasil kajian. Hasil kajian harus dapat dipahami dan dimengerti oleh kelompok yang disasar dan juga kelompokkelompok lain yang diharapkan dapat mendukung misalnya kelompok masyarakat penerima manfaat dari layanan tersebut. Untuk itu hasil analisis perlu dikemas sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh berbagai pihak. Pengemasan tersebut selain sesuai dengan sasaran advokasi juga harus mengacu pada media-media yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
Peningkatan mutu pelayanan publik tidak dapat datang begitu saja. Dalam artian tidak bisa hanya mengandalkan apa yang sudah dan tengah dilakukan oleh penyedia layanan publik semata. Fakta yang didapatkan dalam pembahasan modul sebelumnya juga dapat menjadi dasar penerima layanan yakni publik tidak bisa sekedar diam dan berserah diri apapun layanan yang diberikan. Publik harus menuntut dan berdialog dengan penyedia layanan, dan penyedia layanan harus „dipaksa“ mendengarkan dan menerima masukan untuk kemudian menindaklanjutinya. Dari hakekat kebijakan dan regulasi yang sudah diterbitkan oleh Pemerintah juga menyebutkan bahwa layanan dengan mutu berbasis standar pelayanan tersebut layak didapatkan. Jika tidak publik dapat menuntut untuk mendapatkannya. Melalui langkah dan tahapan dalam advokasi yang telah diuraikan di atas, maka „tuntutan“ untuk mendapatkan layanan publik yang lebih baik diharapkan dapat terjadi.
kelompok sasaran tersebut. 5. Komunikasikan kepada target yang hendak diadvokasi. Hasil kajian yang telah dikemas dikomunikasikan kepada target advokasi -- melalui berbagai cara, baik langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan metode tatap muka berupa pertemuan/rapat pembahasan, lokakarya multistakeholder, aksi masa dan sebagainya. Secara tidak langsung dapat
www.kinerja.or.id
2. Apa dan mengapa pengawasan diperlukan? a) Arti penting dan tujuan pengawasan
Pengawasan jika dilihat dari terjemahan bebasnya adalah suatu proses yang terdiri
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
189
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
dari satu atau beberapa langkah dan
yang berfungsi mengawasi pelayanan publik
tahapan yang bertujuan memperhatikan
seperti Ombudsman atau DPR/D atau
sikap, proses/pelaksanaan, hasil dari satu
bahkan kelompok masyarakat sipil (bisa
kegiatan tertentu yang sudah direncanakan
LSM, kelompok masyarakat, kader atau
sebelumnya. Dalam manajemen,
warga biasa).
pengawasan merupakan salah satu siklus yang penting untuk memastikan apa yang
sudah direncanakan dan dilaksanakan
dimaksud adalah pengawasan yang dijalankan pada pelaksanaan perbaikan
sesuai dengan harapan. Keluaran dari pengawasan umumnya adalah rekomendasi perbaikan atau laporan yang menjelaskan kesesuaian antara rencana dan
dan peningkatan kualitas layanan setelah didalam advokasi tercapai tujuannya, misalnya kesepakatan atas perbaikan mutu pelayanan yang sudah disepakati baik oleh
pelaksanaan.
Didalam konteks modul ini pengawasan
penyedia layanan (pemerintah) maupun
Di dalam pelaksanaan advokasi bagi
yang sudah menjadi komitmen negara (unit
perbaikan mutu pelayanan publik,
pelayanan) dalam pelaksanaan standar
pengawasan merupakan satu fungsi
pelayanan minimal. Dengan demikian tujuan
yang merupakan tindak lanjut yang harus
pengawasan oleh masyarakat adalah untuk
dijalankan untuk memastikan bahwa kualitas
memastikan bahwa hasil kesepakatan
layanan seperti yang dijanjikan sebagai
advokasi baik berupa maklumat layanan,
hasil dari advokasi sesuai dengan yang
janji perbaikan maupun hasil IKM dan
diharapkan. Pengawasan dapat dilakukan
sebagainya ditindaklanjuti oleh penyedia
oleh siapa saja – apakah itu atasan
layanan atau pelaku dari sisi supply.
pelaksana atau penyedia layanan, lembaga
Posisi Kerja Pengawasan
Masukan Publik atas pelayanan yang diberikan Proses Advokasi
190
Kesepakatan perbaikan layanan (maklumat layanan)
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Hasil Pengawasan atas kesepakatan Pelaksanaan Perbaikan dan Pengawasan
www.kinerja.or.id
Dengan demikian pengawasan dalam konteks
cara wawancara kepada pihak-pihak
modul ini bertujuan:
dan melakukan check terhadap logbook kunjungan untuk memastikan frekuensi
1. Untuk memastikan berjalannya butir-butir
kunjungan bidan dan hal-hal yang dilakukan
penting yang sudah menjadi komitmen unit
di desa sesuai dengan kewajibannya.
pelayanan/pengambil keputusan untuk
3. Pemanfaatan Media. Publikasi hasil dan
memperbaiki mutu pelayanan pubik
tindak lanjut pengawasan merupakan hal
2. Untuk melihat kemajuan yang sudah dicapai
penting agar khalayak mengetahuinya dan
dari apa yang sudah disepakati dalam
transparansi terbangun juga didalam proses
advokasi.
pengawasan.
3. Untuk melihat komitmen para pihak terkait
4. Membangun komitmen kembali. Hasil
yang bersepakat untuk berkontribusi
dari pengawasan tidak akan bermanfaat
memperbaiki mutu pelayanan publik yang
sama sekali jika tidak ditindaklanjuti dengan
tengah diadvokasi.
komitmen oleh pihak-pihak yang tengah diawasi. Ada baiknya untuk mendorong
b) Metode atau Teknik Pengawasan.
munculnya komitmen tidak dilakukan serta merta pada saat lokakarya/pertemuan,
Untuk melakukan pengawasan digunakan
namun sudah lebih dahulu dilakukan lobby
berbagai macam metode agar dapat mencapai
dan penyampaian hasil temuan.
tujuan yang telah disebutkan di atas. Teknisnya bermacam-macam, antara lain:
Untuk memastikan kelengkapan kegiatan dan
1. Lokakarya/Focus Group Discussion.
langkah-langkah dalam pengawasan, paling
Lokakarya merupakan teknik untuk
tidak harus diperhatikan 6 unsur dasar dalam
mengkomunikasikan hasil pengawasan,
pengawasan, yaitu:
termasuk didalamnya klarifikasi berbagai data dan informasi temuan lapangan. 2. Assessment dan observasi. Assessment dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan substansi yang menjadi indikator untuk diukur. Misalnya saja apakah sudah ada peningkatan kunjungan bidan ke desa serta kualitas kunjungan yang tidak sekedar menghadiri pertemuan di Posyandu. Assessment dilakukan dengan
www.kinerja.or.id
1. Penetapan sasaran pengawasan. Sebelum proses dilakukan semua pihak yang sepakat melakukan pengawasan dengan terlebih dahulu menetapkan tujuan serta yang hendak dicapai. Tujuan juga harus disepakati oleh mitra koalisi di dalam kelompok, sehingga semua pihak dalam koalisi memahami tujuan yang sama dari pengawasan yang hendak dilakukan. Sasaran harus sesuai atau mengacu
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
191
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
pada hasil kesepakatan dalam advokasi
pengawasan atas mutu pelayanan sektor
sebelumnya.
publik.
2. Pemanfaatan data untuk pengawasan.
5. Penggalangan dana pengawasan.
Pengawasan yang dilakukan dengan benar
Pendanaan merupakan salah satu hal
harus berbasis bukti. Bukti tersebut didapat
penting yang wajib diadakan. Apapun
dari berbagai macam cara, wawancara
serial kegiatan yang dilakukan dalam
dan observasi serta operasi dokumen yang
proses advokasi membutuhkan dana.
relevan dengan kegiatan-kegiatan pelayanan
Bagi kalangan masyarakat sipil banyak
publik, termasuk rekaman dan catatan
yang kurang bersepakat jika dalam
pertemuan dan rapat-rapat. Intinya data
pengawasan, pendanaannya didukung
dan informasi merupakan bukti yang dapat
oleh pemerintah (APBD ataupun APBN)
digunakan untuk memperkuat analisis dan
karena akan mengurangi netralitas dan
pernyataan hasil pengawasan.
beresiko gagal melakukan pengawasan
3. Identifikasi khalayak sasaran. Semenjak
dengan baik, karena dipengaruhi oleh pelobi
awal sangat penting melakukan identifikasi
yang berasal dari unsur pemerintah. Atau,
siapa target dan khalayak yang hendak
kadang menolak dana dari organisasi donor
disasar. Terdapat dua sasaran pihak yakni:
tertentu (Bank Dunia, misalnya) karena dana
(1). Pihak-pihak yang menjadi sasaran
berasal dari hutang. Oleh karenanya penting
penggalian data dan infomasi, (2), Pihak-
penggalangan dana dan dari sumber yang
pihak yang akan diberikan hasilnya. Untuk
mana.
kategori terakhir ini harus dipastikan bahwa
6. Evaluasi dan Tindaklanjut hasil
pengambil keputusan (kepala sekolah,
pengawasan. Terlaksananya proses paska
kepala puskesmas, kepala SKPD terkait
advokasi hingga akhir tahapan belum
atau bahkan kepala daerah) menerima hasil
tentu memberi hasil yang memuaskan.
pengawasan yang dilakukan.
Tidak jarang pengawasan dijalankan oleh
4. Pihak-pihak sekutu dalam pengawasan.
kelompok tertentu tidak menghasilkan target
Disamping pihak yang utama dalam
yang dirancang pada awalnya. Bahkan
melaksanakan pengawasan, terdapat
yang jarang terjadi justru capaian berubah
pula lembaga lain yang bekerja untuk
dari target semula, karena banyak hal-hal
menjalankan pengawasan atas kemajuan
baru yang belum diantisipasi sebelumnya.
yang dicapai. Lembaga tersebut antara lain:
Oleh karenanya penting untuk melakukan
DPRD dan Ombudsman Daerah. Kedua
evaluasi untuk memastikan langkah-
lembaga ini merupakan mitra strategis,
langkah setiap tahapan disesuaikan dengan
karena secara official keduanya merupakan
perkembangan yang ditemui di lapangan.
lembaga resmi yang menjalankan fungsi
192
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
c) Pendekatan dalam pengawasan
2. Tahap pelaksanaan
Pendekatan yang digunakan dalam pengawasan
Pelaksanaan pengawasan tergantung dari
hampir tidak berbeda dengan yang dilakukan
metode atau cara pengawasan itu sendiri,
dalam advokasi. Ada 4 pendekatan utama
namun paling tidak pelaksanaannya terdiri
pengawasan, yaitu:
dari:
1. Melibatkan para pemimpin
a) Pengorganisasian pemangku
2. Bekerja dengan media
kepentingan. Pihak-pihak diorganisir
3. Membangun kemitraan
untuk terklibat dalam proses maupun
4. Membangun kapasitas
pertemuan-pertemuan. Mereka adalah mitra koalisi pengawasan dan termasuk
d) Langkah dalam Pengawasan
Terdapat tiga langkah utama/tahapan dalam menjalankan pengawasan yakni:
1. Tahap Persiapan
Hal penting di dalam persiapan melaksanakan pengawasan adalah menyusun bahan/materi atau instrumen pengawasan. Bahan pengawasan adalah: serangkaian tools untuk Assessment dan observasi, daftar pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam setiap jenis pertemuan, surat penmgantar kepada Unit Pelayanan untuk melakukan observasi dan operasi dokumen, surat pengantar kepada kepala desa untuk melakukan wawancara kepada responden, rencana kegiatan secara spesifik, penyiapan tim yang akan bekerja dan memastikan mereka memahami apa yang harus dilakukan dan beragam hal-hal teknis lainnya.
di dalamnya adalah pihak-pihak yang akan diawasi, seperti Sekolah, Puskesmas, SKPD terkait atau institusi bahkan lintas sektor dan sebagainya. b) Pengumpulan data dan informasi terkait. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan serta surat pengantar, data dikumpulkan oleh tim. c) Analisis bersama dan pembahasan intepretasi data. Hasil pengawasan dielaborasi dalam materi presentasi yang baik dan dibahas bersama dalam forum multipihak atau diskusi kelompok terfokus. Pembahasan di dalam analisis bersama termasuk juga rekomendasi yang diajukan terkait kinerja capaian perbaikan mutu pelayanan publik yang diawasi. d) Dialog dan komunikasi dengan para pihak untuk membangun kesepakatan tindak lanjut, termasuk apa-apa yang akan diusulkan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
193
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
(penyedia layanan). Adalah lebih sulit untuk
3. Tahap Penilaian
memastikan terjadi perubahan paradigma dan
Melihat kembali apakah langkah yang
sikap dalam masing-masing individu yang
sudah disusun dan dilaksanakan berjalan
bekerja pada unit penyedia layanan sehingga
dengan baik. Jika terjadi hal-hal yang
mereka kemudian selalu dalam performa yang
belum memenuhi target, dilakukan evaluasi
tinggi untuk memberikan layanan terbaiknya
apakah akan berdampak cukup signifikan,
bagi publik. Dengan adanya pengawasan yang
atau dirasakan cukup untuk melakukan
secara reguler dilakukan dan terus menerus
perubahan, atau mendesakkan ide atau
diharapkan terjadi proses perbaikan yang juga
gagasan kepada para pengambil keputusan.
terus menerus (continuous improvement),
Pada tahap penilaian ini juga dilakukan
karena penyedia layanan selalu dalam
evaluasi atas pendekatan utama yang
pengawasan publik.
digunakan serta unsur-unsur dasar yang digunakan pula. Tahap penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengukur capaian yang dihasilkan dan input yang digunakan.
3. Keragaman Advokasi oleh Masyarakat
Dari berbagai uraian yang telah disampaikan di atas secara operasional pengawasan dapat
Ragam tujuan dan sasaran yang hendak
diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
dicapai dalam advokasi cukup banyak.
dirumuskan secara strategis (masing-masing
Untuk memudahkan pembahasan dapat
kegiatan berorientasi pada capaian akhir) dan
diklasifikasikan berdasarkan obyek atau isu
terpadu (alur kegiatan satu dan lainnya saling
yang hendak diadvokasi, yakni:
terkait) yang diorientasikan untuk melihat apakah terjadi perubahan dan seberapa besar
a) Advokasi untuk Perubahan Kebijakan. Advokasi pada tataran ini yang paling lazim
perubahan yang telah dilakukan terkait dengan
dilakukan, baik oleh LSM maupun kelompok
komitmen sebelumnya.Jika merunut pada
masyarakat sipil lainnya. Advokasi untuk
konteks perbaikan kualitas layanan publik,
perbaikan Undang-Undang, Perda bahkan
maka pengawasan yang dilaksanakan guna
sampai ketingkat desapun dalam bentuk
meningkatkan atau memperbaiki mutupelayanan
Perdes banyak dilakukan advokasi.
yang disediakan oleh unit pelayanan publik.
Langkah untuk terus melakukan pengawasan – selain karena merupakan hak publik – juga untuk memastikan bahwa upaya peningkatan mutu layanan terus diupayakan oleh unit pelayanan
194
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Masih segar dalam ingatan bagaimana perubahan Undang-Undang Pemerintahan Daerah No 22 Tahun 1999 terjadi kemudian berganti menjadi Undang-Undang Pemerintahan Daerah No 32 Tahun 2004.
www.kinerja.or.id
Proses perubahan dikawal oleh banyak
Kawasan Dilarang Merokok. Di dalam
pihak. Dari sisi kelompok masyarakat sipil
proses penyusunannya menimbulkan pro
saja ada beberapa pihak yang mengawal
dan kontra. Meskipun akhirnya disepakati,
untuk jenis substansi yang berbeda-
namun pelaksanaan Perda itu sendiri tidak
beda. Kegiatan yang dilakukan umumnya
berjalan mulus. Banyak warga masyarakat
melakukan studi pendalaman materi,
yang kerap melanggar, hal ini terkait
lobby kepada pihak-pihak termasuk DPR
dengan habit yang sulit dirubah. Tindakan
dan kelompok-kelompok berpengaruh
yang dilakukan oleh Pemda DKI misalnya
dan sebagainya. Alhasil ditetapkannya
melakukan advokasi secara persuasif,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
bilamana menemukan pelanggaran tidak
tersebut. Tidak semua usulan perbaikan
langsung ditindak, mengunjungi instansi-
dari berbagai kelompok terpenuhi. Dialog
instansi untuk melakukan sosialisasi,
dan lobby politik dilakukan, tetapi tidak 100
menempatkan tanda dilarang merokok pada
persen substansi terpenuhi. Kini, semenjak
area-area publik dan menempatkan ruang
hampir 6 tahun lalu, Undang-Undang
khusus merokok. Prosesnya cukup panjang,
yang samapun diadvokasi untuk diubah
namun setelah berjalan lebih dari 6 tahun,
pada beberapa pasal. Pelakunya juga dari
Perda tersebut mulai diterapkan dan pinalti
kelompok yang berbeda-beda. Sampai hari
bagi publik yang melanggar diterapkan.
ini proses advokasi masih berjalan dan selain Draf UU Pemerintahan Daerah yang
advokasi mengatasi kemacetan Jakarta.
baru, juga muncul Rancangan UU Desa dan Rancangan UU Pemilukada. Begitulah proses advokasi pada isu perubahan kebijakan. Umumnya berproses cukup lama, melibatkan banyak pihak, dan berbiaya besar. b) Advokasi untuk Perubahan Perilaku dalam Masyarakat. Advokasi untuk perubahan perilaku masyarakat biasanya dilakukan pada wilayah-wilayah tertentu saja dan bukan berskala nasional. Misalnya Kasus advokasi lain didalam perubahan kebijakan, misalnya di daerah dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda). Untuk kasus Perda Nomor 75 Tahun 2005 tentang
www.kinerja.or.id
Contoh lain yang dapat disampaikan adalah
Di Jakarta yang sarat dengan pembangunan mall dan gedung-gedung bertingkat yang menyebabkan kemacetan diadvokasi melalui perbaikan rencana tata ruang. Selama ini Pemerintah Daerah dimanapun berada memiliki kebijakan penataan ruang secara berjenjang, mulai pada tingkat nasional, regional, provinsi, kab/kota hingga kawasan-kawasan khusus. Perbaikan kemacetan salah satunya didekati dengan perbaikan rencana tata ruang dengan melibatkan masyarakat. Adalah sekelompok LSM melakukan advokasi dengan mengajak peran serta masyarakat untuk mengkritisi pembangunan wilayah melalui pemberian
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
195
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
masukan melalui website //rujak.org. Mulanya
perkebunan besar lainnya mengundang
sekelompok warga ini melakukan audiensi
perhatian LSM-LSM lingkungan untuk
kepada pejabat untuk mengusulkan pembatalan
melakukan advokasi pembelaan hak-hak
beberapa rencana ruas pembangunan jalan
warga.
tol, jalan baru, dan sebagainya dengan mengemukakan berbagai argumentasi akademis
kasus Buyat di Sulawesi Utara, kasus
maupun non-akademis. Mereka melakukan
pencemaran oleh Freeport di Papua dan
penjaringan aspirasi dihampir setiap wilayah
sebagainya. Semua ini upaya advokasi
yang akan terkena pembangunan baru. Proses
yang dilakukan oleh kelompok pemerhati
pembahasan secara partisipatif dilakukan,
lingkungan untuk melawan ketidakadilan.
dialog dan lobby politik juga dilakukan kepada
Banyak lagi dapat dijumpai model-model
pejabat eksekutif pemda serta anggota dewan.
advokasi dengan tujuan untuk melawan
Kelompok ini secara terus menerus melakukan
ketidakadilan tersebut.
advokasi untuk mendorong perubahan yang lebih baik tata ruang kota Jakarta. Tidak saja pada soal tata ruang kelompok „Rujak“ ini
terdengar membuat heboh seperti kasus-
kendaraan terutama roda dua untuk tidak
kasus yang diuraikan di atas. Namun
memanfaatkan trotoar pada saat macet, karena
demikian bukan berarti tidak ada upaya-
mengganggu pejalan kaki, dan sebagainya.
upaya advokasi dilakukan untuk hal tersebut. Salah satu contoh yang dilakukan
c) Advokasi untuk melawan Ketidakadilan.
oleh WRI (Women Research Institute)1,
Advokasi ini umumnya ditujukan kepada tengah diperlakukan tidak adil. Kasus-kasus yang terjadi umumnya sangat spesifik dan berskala kecil saja, misalnya keluarga tidak mampu yang tidak mendapat layanan rumah sakit dengan baik, atau misalnya kasus koin untuk Prita dan sejenisnya. Kasus lain yang paling menonjol terkait isu perlawanan terhadap ketidakadilan adalah pada kasus perebutan hak atas tanah antara rakyat dengan perusahaan kehutanan atau perkebunan, kasus yang yang terjadi di Lampung, Jambi dan wilayah-wilayah
196
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Untuk kasus advokasi didalam perbaikan mutu pelayanan publik, memang jarang
bekerja, mereka juga mengadvokasi pemilik
individu atau kelompok tertentu yang
Kasus pencemaran lingkungan misalnya
WRI, adalah LSM yang berkonsentrasi pada isu perempuan dan reproduksi melakukan advokasi tentang Program Satu Desa, Satu Bidan dan Satu Polindes bisa menjadi komitmen bersama dan bisa diwujudkan. Program ini juga diharapkan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak/ bayi.Oleh karenanya diperlukan upaya
1 http://wri.or.id/penelitian_kesehatan_perempuan/ Program_Advokasi_Kebijakan_Publik_dan_ Peningkatan_Kapasitas_Masyarakat_Mengenai_ Seksualitas diambil pada tanggal 25 Agustus 2013
www.kinerja.or.id
sinergisitas dalam mengatasi permasalahan
• Adanya training gender budgeting dan
kesehatan reproduksi salah satunya di
kesehatan reproduksi.
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
• Adanya praktek Musyawaran
Yogyakarta.dengan melibatkan berbagai
Perencanaan Pembangunan
elemen masyarakat.
(Musrenbang) sektoral kesehatan. • Adanya diskusi tematik reguler.
Untuk menunjang program tersebut
• Kampanye Kekerasan Dalam Rumah
diperlukan pemetaan permasalahan
Tangga (KDRT), Kehamilan Tidak
kesehatan reproduksi sampai di tingkat
Diinginkan (KTD), Inisiasi Menyusu Dini
desa, minimal kecamatan.Penelitian sebagai
(IMD), alat kontrasepsi, dll.
basis data untuk melakukan advokasi
• Adanya kebijakan desa yang mengatur
dilakukan.Penelitian tersebut mengenai
Satu Desa dan Satu Bidan.
permasalahan angka kematian ibu dan persoalan sosial budaya yang ada juga
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut WRI
menjadi perhatian.Diperlukan pemetaan
melakukan program kesehatan reproduksi di
jumlah provider kesehatan reproduksi,
Kabupaten Gunungkidul-DIY dan Kabupaten
bagaimana sebarannya, jenis layanan yang
Lombok Tengah-NTB.Mereka mendorong dan
disediakan dan tarif yang berlaku.
menginisiasi kebijakan pemerintah, mengawal implementasi kebijakan dan peningkatan
Selanjutnya data dari penelitian dan
kapasitas pengetahuan masyarakat baik
database yang ada bisa menjadi langkah
pemerintah daerah maupun masyarakat
untuk advokasi dalam rangka meningkatkan
desa terhadap isu kesehatan reproduksi dan
kualitas hidup perempuan yang didukung
seksualitas.
baik oleh organisasi masyarakat maupun pemerintah daerah.
Kabupaten Gunungkidul-DIY merupakan wilayah dimana masih ada fakta adanya angka kematian
Tujuan Program
ibu yang dilatarbelakangi kemiskinan.Situasi inilah yang menjadi alasan pemilihan wilayah
1. Tersedianya data yang berkaitan dengan
pilot project ini.
advokasi kesehatan reproduksi 2. Pengarusutamaan kesehatan reproduksi dalam kebijakan dan anggaran daerah 3. Terbentuknya forum multipihak tingkat kabupaten untuk bisa mengawal kebijakan terkait kesehatan reproduksi 4. Adanya dua desa yang responsif pada kesehatan reproduksi, dengan penanda:
www.kinerja.or.id
Kasus Advokasi di Kabupaten Gunungkidul
Kegiatan diawali dengan melaksanakanFGD. FGD ini merupakan forum assesment permasalahan kesehatan reproduksi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul bersama dengan anggota
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
197
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
DPRD dan beberapa stakeholder terkait.
kelompok perempuan perwakilan dari beberapa
Pertemuan dihadiri kurang lebih 30 orang dari
desa.Pertemuan dengan masyarakat ini juga
berbagai instansi dan lembaga masyarakat
masih dalam rangka menemukan kebutuhan
terkait.Pertemuan ini dalam rangka mencari
warga dan menyesuaikan program dengan
permasalahan dan kebutuhan masyarakat
kebutuhan masyarakat di tingkat desa.
Gunungkidul berkait dengan kesehatan
Beberapa persoalan yang muncul di tingkat
reproduksi. Beberapa hal yang muncul dalam
kabupaten juga ada di tingkat desa.Pemahaman
pertemuan ini antara lain:
pengetahuan masyarakat tentang isu ini pun masih terbatas pada alat kontrasepsi dan
• Kurangnya pengetahuan masyarakat dan
kehamilan.
kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan berkenaan dengan pemakaian alat
dalam masyaraklat, diskusi juga dilakukan
terhadap persoalan kesehatan reproduksi.
bersama warga di Desa.Pertemuan ini
belum memadai.
difokuskan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat dan asistensi untuk pelaksanaan
• Pendidikan seks yang masih minim.
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
• Infrastruktur: Gunungkidul terdiri dari 144
(Musrenbangdes). Selain itu, juga diadakan
desa namun hanya mempunyai 128 tenaga
training gender budget agar warga desa kritis
bidan.
terhadap proses perencanaan anggaran desa
• Mulai bertambahnya kasus HIV/AIDS • Angka kematian ibu yang meningkat setiap tahun • Adanya kasus perkosaan dan KDRT • Kesehatan reproduksi belum masuk dalam pendidikan di sekolah • Kurangnya kualitas hidup perempuan • Kurangnya dokter spesialis atau tenaga ahli di rumah sakit daerah
198
Tidak hanya dengan perwakilan kelompok
kontrasepsi, kebijakan yang belum sensitif • Minimnya informasi dan pelayanan yang
agar lebih responsif gender. Akhirnya, lobby politik dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan Bupati Gunungkidul.Pertemuan ini juga melakukan pendekatan kepada kepala daerah agar kebijakan kepala daerah bisa selaras dengan tujuan dari advokasi yang tengah dijalankan oleh WRI dan Pemerintah Daerah sendiri bersedia mendukung.Pertemuan ini dimaksudkan untuk
Selanjutnya dilakukan diskusi terbatas dengan
mendorong keluarnya kebijakan publik yang
kelompok masyarakat.Pertemuan ini dihadiri
berpihak pada perempuan miskin dalam hal
perwakilan masyarakat berjumlah 23 orang.
kesehatan reproduksi.Kebijakan publik berupa
Berasal dari organisasi rakyat di Gunungkidul,
Peraturan Bupati yang mengawal kebijakan
Jaringan Kerja Perempuan Gunungkidul,
desa siaga aktif.Di dalam peraturan bupati
kelompok remaja dari Gunungkidul dan
tersebut yang menyertai petunjuk teknis
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
(juknis) desa siaga aktif, WRI telah berhasil
tersebut dapat lebih mengena pada sasaran
mengupayakan komitmen pemerintah daerah
jika dilakukan secara kolektif. Dengan
untuk menempatkan bidan domisili di tiap desa.
kata lain, membangun kekuatan untuk
Perkembangan terakhir dari Gunungkidul, telah
mendesakkan satu hal secara kolektif akan
disahkan peraturan bupati mengenai desa siaga
lebih efektif ketimbang dilakukan secara
yang didalamnya ada usulan WRI mengenai
individual.
bidan domisili.
4. Membangun Kekuatan secara Kolektif a) Membangun kekuatan kelompok.
b) Tipologi kelompok masyarakat • Kelompok homogen. Kelompok ini beranggotakan individu atau organisasi yang memiliki kesamaan latarbelakangataupun profesi yang digeluti. Kelompok ini misalnya saja,
Berbagai pelanggaran dalam penyampaian
kelompok tani atau gabungan kelompok
layanan kepada publik sangat sering
tani (gapoktan), forum pedagang kaki
terjadi. Mulai dari hal sederhana berupa
lima dan lain sebagainya. Umumnya
ketidaktepatan waktu layanan, pelaksana
perjuangan atau advokasi yang
yang bertugas memberikan layanan tidak
mereka jalankan terkait dengan nasib
tersedia atau kurang sesuai, hingga tidak
anggotanya, misalnya bagi gapoktan
diberikannya layanan yang seharusnya
misi yang dibangunadalah peningkatan
diberikan. Jika keluhan atas hal-hal tersebut
kesejahteraan petani melaluisubsidi
disampaikan atau disuarakan oleh masing-
pupuk, peningkatan harga jual produk
masing penerima layanan, seringkali
pertanian dan sebagainya, atau
yang terjadi adalah tidak ada tindak lanjut
forum pedagang kaki lima melakukan
yang terjadi atas keluhan tersebut. Hal ini
advokasi untuk memperjuangkan nasib
dikarenakan tidak atau kurang kuatnya
anggotanya yang berjualan di trotoar
desakan disampaikan, karena misalnya
jalan-jalan utama dan sebagainya
tekanan atau desakan tersebut tidak sampai
yang sering terkena gusur Satpol
menyentuh pada hal-hal yang membuat
PP.Dan masih banyak kelompok
penyedia layanan bersedia memperbaiki
dengan anggota yang homogen yang
kualitas layanannya. Upaya untuk
dibentuk untuk memperjuangkan nasib
membangun desakan atau tekanan agar
anggotanya. Umumnya kelompok yang
penyedia layanan bersedia memperbaiki
bersifat homogen ini lebih solid karena
kualitas layanannya merupakan hal penting
mereka disatukan oleh kepentingan
dalam rangka perbaikan layanan. Hal
yang sama yang cukup mendasar tadi.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
199
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
Meskipun tidak semua, sebagian forum
setelah program selesai forum ini
berbasis homogen ini menggunakan
masih aktif berjalan dan melakukan
pendekatan konfrontatif dengan
berbagai pertemuan-pertemuan yang
Pemerintah (Daerah) dalam melakukan
mendorong perubahan-perubahan di
advokasinya.
kota Probolinggo. Umumnya juga forum atau kelompok yang berbasis anggota
• Kelompok heterogen. Kelompok yang
yang heterogen ini diinisiasi oleh
anggotanya terdiri dari ragam latar
pihak eksternal (misalnya organisasi
belakang dan memiliki kepentingan
donor atau LSM tertentu) untuk
yang berbeda-beda satu sama
menjalankan (kepentingan) program,
lain. Meskipun demikian anggota-
dengan demikian forum dibangun
anggotanya saat menyatakan kesediaan
untuk kepentingan suksesnya program
untuk bergabung dilandaskan pada
dimaksud. Kelompok berbasis anggota
kepentingan jangka panjang yang sama.
yang heterogen ini dekat dengan istilah
Misalnya saja kepentingan memperbaiki
Forum Multipihak (multistakeholder
kondisi satu kawasan, sektor tertentu,
forum), karena anggotanya berasal dari
dan sebagainya. Forum Mahkota di
latar belakang yang beragam. Forum
Tasikmalaya Jawa Barat, Pawarta
semacam ini umumnya menggunakan
(Paguyuban Warga Yogyakarta) di
pendekatan kolaboratif dengan
Yogyakarta, Sawarung di Bandung,
Pemerintah, karena biasanya beberapa
Forum Samigita di Kawasan Kuta
anggotanya juga berasal dari unsur
Denpasar Bali adalah beberapa contoh
Pemerintah (Daerah). Di dalam contoh
forum multipihak berbasis kawasan.
sebelumnya dimana WRI melakukan
Anggotanya berasal dari berbagai
advokasi, maka forum yang digunakan
kelompok yang berbeda. Berdasarkan
adalah forum dengan kelompok
beberapa pengalaman, kelompok yang
masyarakat yang heterogen. Didalam
berbasiskan anggota yang heterogen
modul ini forum-forum yang melakukan
ini sering tidak bertahan lama, oleh
advokasi dekat dengan model forum
karenanya harus selalu ada bagian
jenis yang kedua ini.
dari kelompok ini yang memelihara komunikasi dan hubungan satu dengan lainnya. Meskipun demikian tidak semua forum jenis ini bernasib
200
e) Advokasi Sebagai Gerakan Kolektif.
Didalam melakukan advokasi kedua jenis
sama. Ada juga misalnya Forum
kelompok di atas biasanya menggunakan
Cakru’an di Kota Probolinggo yang
metode dan tahapan yang nyaris sama.
diinisiasi oleh program LGSP USAID,
Hanya saja pada saat mengkomunikasikan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
gagasan kelompok yang homogen sering
• Aktif menyampaikan keluhan atas pelayanan
memasukkan metode aksi masa turun
yang kurang sesuai. Penyampaian keluhan
kejalan atau teatrikal untuk memperkuat
publik dapat dilakukan melalui beberapa
artikulasi tuntutan atau keluhan mereka
model. Pertama, melalui media dalam
terhadp satu persoalan yang tengah
bentuk surat pembaca dan sejenisnya;
diperjuangkan. Sementara kelompok
kedua mengkomunikasikan keluhan melalui
yang heterogen hampir dipastikan tidak
berbagai wadah yang lain, misalnya acara di
menggunakan metode pengerahan aksi
radio (talk live), memasukkan kartu ke dalam
masa semacam di atas. Justru di dalam
kotak saran, berdialog langsung dengan
forum tersebut berbagai persoalan
petugas atau pengambil keputusan di
didiskusikan dan dikompromikan untuk
dalam Unit Pelayanan dimaksud dan masih
dicarikan jalan keluarnya. Langkah dan jalan
banyak cara-cara lain untuk menyampaikan
keluar dibahas dan dirumuskan bersama.
keluhan. • Terlibat didalam forum atau pertemuanpertemuan guna membahas mutu pelayanan
5. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
Peran kelompok masyarakat di dalam konteks ini sangat beragam baik dari sisi posisi maupun dalam konteks sebagai mitra kritis. Dari sisi posisi masyarakat sebagai penerima layanan namun sekaligus juga di satu sisi dapat
publik tertentu. Selain bentuk partisipasi warga, terlibat dalam pertemuan juga dapat memberi kesempatan kepada warga suaranya didengar dan dipertimbangkan dalam pembahasan. • Mobilisasi komunitas untuk terlibat dalam perumusan serta mendukung penerapan standar pelayanan (SPP, SOP dan SPM). o Mengembangkan forum orang tua
berperan sebagai pemberi dukungan agar
murid yang bertujuan untuk terlibat
layanan yang diterima oleh masyarakat luas
dalam proses tata kelola yang baik
dapat lebih optimal diterima. Sementara di sisi
di sekolah, misalnya terlibat dalam
lain, dapat mendesak penyedia layanan agar
pembahasan rencana kerja sekolah,
mutu pelayanan yang disampaikan lebih baik
rencana anggaran sekolah, mobilisasi
dan berkualitas.
dukungan orang tua murid bagi kegiatan
Beberapa ruang peran serta masyarakat di dalam advokasi dan pengawasan yang dapat mendorong peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan dapat dijelaskan sebagai berikut:
www.kinerja.or.id
tambahan, menginisiasi dukungan pihak ketiga dalam penyediaan sarana belajar mengajar. o Mencari tahu keberadaan belajar mengajar di sekolah, termasuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
201
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
mengidentifikasi komposisi guru dan
tiba saatnya harus menjalani persalinan,
latar belakang, serta kesesuaiannya
terutama keputusan persalinan akan
dalam bidang pengajaran.
dilakukan dimana dan oleh siapa.
o Menyepakati bersama orang tua murid dan wali kelas untuk membangun mekanisme komunikasi melalui layanan pesan singkat (SMS) termasuk menyalurkan keluhan. o Mengaktifkan pertemuan reguler kader kesehatan serta menginisiasi penyepakatan berjalannya fungsi desa siaga. o Ikut membantu mendata ibu hamil di lingkungan permukimannya (RT atau dusun) dan memantau perkembangannya. o Bersama warga yang lain, mengidentifikasi kepemilikan kendaraan pada tingkat RT atau dusun, yang dapat digunakan untuk pelayanan darurat bumil maupun bulin. o Mempertanyakan kepada nakes, manakala layanan pemeriksaan yang diberikan kepada bumil tidak sesuai dengan SOP. o Aktif menyebarkan informasi mengenai hak bumil, bulin dan bufas dalam mendapatkan layanan pemeriksanaan di Puskesmas, baik dalam bentuk penyampaian secara oral melalui pertemuan kampung, ataupun mendistribusikan fotokopi mengenai informasi tersebut kepada bumil, bulin dan juga bufas. o Mendorong bapak/suami untuk selalu
Dorongan tersebut dapat dilakukan melalui pertemuan informal kampung. • Advokasi penerbitan kebijakan dan peraturan dalam bidang standar pelayanan o Bersedia terlibat sebagai responden dalam survey IKM, Penanganan Keluhan ataupun CRC. o Berinisiatif untuk melibatkan diri sebagai panitia pelaksana dalam berbagai kegiatan survey untuk mendapatkan bukti dalam pelaksanaan advokasi. o Terlibat dalam pembahasan perumusan maklumat pelayanan atau citizen charter. o Memberi masukan pada SOP yang diterbitkan sekolah atau Puskesmas. • Mendukung penerapan praktek baik dalam SPP, SOP dan SPM. o Ikut menyebarluaskan pemberitaan di media mengenai „good practices“ pada puskesmas, sekolah, maupun praktek-praktek oleh kepala sekolah, guru, kepala dinas, kepala puskesmas atau bidan-bidan desa. Penyebarluasan dapat dilakukan seacara informal pada pertemuan-pertemuan di desa, kecamatan, lokakarya mini di Puskesmas atau pertemuan orang tua murid di sekolah.
meminta pertimbangan istri, manakala
202
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
o Menulis dan mempublikasikan kedalam
melakukan advokasi, maka media justru tidak
media sosial praktek sederhana
demikian. Media dengan berbagai peran yang
seorang nakes yang memberi
semuanya mengarah pada posisinya sebagai
kepuasan bagi pasien (bumil, bulin
lembaga profit, maka mau tidak mau memiliki
dan bufas), atau kebijakan kepala
banyak kepentingan yang mengarah pada
sekolah yang mendorong keterbukaan
meningkatnya oplag dan iklan yang diterima.
dan transparansi serta akuntabilitas
Oleh karenanya media dalam hal advokasi
(misalnya menempelkan laporan
hanya dapat mendukung kegiatan advokasi
pertanggungjawaban keuangan tidak
oleh masyarakat melalui langkah dan cara-
hanya pada papan pengumuman
cara yang nanti akan diuraikan dalam bagian
di sekolah, namun juga di papan
berikutnya. Sebelum ke isu dimaksud, ada
pengumuman yang ada di dusun, dukuh
baiknya penjelasan tentang media sendiri akan
bahkan kantor desa, menyampaikan
diuraikan. Dengan demikian diharapkan peserta
laporan pertanggungjawaban melalui
memahami pada situasi apa media dapat
radio komunitas, atau disiarkan secara
mendukung kegiatan advokasi dan pengawasan
streaming, dan sebagainya).
oleh masyarakat.
o Mengusulkan pemberian award bulanan kepada nakes di puskesmas berdasarkan pilihan pasien disertai apa yang menyebabkan nakes dipilih oleh pasien. • Dan masih banyak lagi peran-peran
a) Kekuatan Media dan Perkembangannya • Media sebagai pilar demokrasi ke empat. Banyak pakar bersepakat media memiliki peran sebagai pilar demokrasi ke empat setelah masyarakat,
yang telah dilakukan baik oleh individu
pemerintah maupun parlemen. Ini
masyarakat maupun secara berkelompok
artinya, media telah ditempatkan
guna meningkatkan mutu pelayanan publik.
secara sungguh-sungguh untuk ikut serta menegakkan demokrasi di dalam suatu masyarakat sosial. Tentu saja
6. Dukungan Media untuk Advokasi dan Pengawasan
Media seperti digambarkan dalam uraian di bawah ini memiliki entitas sendiri yang berbeda dengan masyarakat. Jika masyarakat memiliki sense dan kemampuan secara langsung untuk
www.kinerja.or.id
menempatkan posisi media sebagai pilar keempat demokrasi tidak datang begitu saja. Berbagai peran yang selama ini dijalankan yakni sebagai watch dog dan membangun transparansi kerja masing-masing pelaku sehingga membuat mereka dapat saling
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
203
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
mengkoreksi perilaku pihak-pihak
mencetak korannya, karena pamor
lainnya. Disisi lain, media juga berperan
media cetak semakin menurun dan
untuk membangun komunikasi antar
mulai tergantikan oleh media on-
pihak dengan mengedepankan aspek
line (media masa berbasis internet).
transparansi. Dengan posisi cukup
Meskipun di Indonesia belum sedrastis
strategis tersebut diyakini peran media
itu, namun kepopuleran media berbasis
dalam berbagai aspek kehidupan yang
internet sudah cukup mendominasi
menuju pada kondisi yang demokratis
publik. Sehingga kini hampir semua
memiliki kekuatan yang signifikan
media cetak di Indonesia memiliki media
untuk berkontribusi dalam mendorong
on-line dengan strategi pengembangan
terjadinya perubahan sosial.
konten yang berbeda-beda. Hanya saja untuk daerah-daerah yang jangkauan
• Perkembangan media. Konstelasi
internetnya tidak selancar dan sebanyak
keberadaan media saat ini terus
di kota-kota besar, peran media cetak
berkembang sebagai konsekuensi
masih dominan. Namun demikian dapat
dari kemajuan teknologi informasi dan
dipastikan dengan kemajuan teknologi
komunikasi. Dari sisi media elektronik
dan akses internet yang semakin
dulu hanya dikenal adanya media
terbuka di daerah tidak lama lagi trend
tradisional (televisi dan radio) dan media
penggunaan media sosial dan media
modern (media berbasis internet),
berbasis internet di daerah-daerah
kini terminologi tersebut berkembang
remote akan meningkat.
menjadi sangat komprehensif seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Siaran radio dan televisi melalui internet saat ini sudah menjadi hal lumrah ditemui dimana-mana. Di berbagai pelosok penggunaan radio streaming sudah bukan hal sulit lagi. Pada media cetak hal yang sama juga terjadi. Bahkan di belahan bumi barat sana, revolusi media cetak mulai mengakhiri jamannya. Beberapa media cetak beroplag besar di Amerika dan Inggris misalnya harus bersedia untuk berhenti produksi dan
204
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Enam sampai tujuh tahun terakhir ini selain media masa berbasis on-line mulai bertumbuhan, media sosial juga secara perlahan telah juga menjadi acuan publik untuk mengikuti pemberitaan dan trend isu yang berkembang. Dari sisi konten, media arus utama tidak lagi sepenuhnya mendominasi trend pemberitaan, karena secara perlahan media sosial sudah mulai mencuri perhatian publik sebagai penyedia konten penyeimbang (balance
www.kinerja.or.id
content provider) dari yang disajikan
up informasi sehingga menghasilkan
oleh media-media arus utama.
noising (keriuhan). Dalam saat yang
Media arus utama kini tak lagi menjadi sumber berita satu-satunya yang diterima publik, media sosial kini juga menjadi sumber berita, apalagi jika kemudian menyajikan informasi penyeimbang dari satu kejadian di lokasi tertentu yang mana media arus utama tidak memiliki cukup data dan informasi. Berita dari media sosial umumnya berasal dari para penulis ataupun jurnalis warga, individu yang peduli terhadap kondisi sosial sekitarnya yang kemudian bergerak untuk mengabarkan kepada publik kondisikondisi sebenarnya. Para blogger ataupun jurnalis warga telah memberi warna berbeda dari pemberitaan yang selama ini muncul di media arus utama. Tidak sekedar sebagai berita alternatif, namun justru terkadang media sosial memberikan informasi yang lebih akurat dan berimbang sehingga publik menjadi lebih terbantu dalam menyerap berita.
Dalam konteks yang berbeda, perkembangan teknologi informasi yang melahirkan berbagai jenis media baru juga kini telah sering menjadi alat untuk memperluas jangkauan berita atau informasi. Twitter dan Facebook dengan cara yang sederhana sudah banyak menghasilkan upaya-upaya blow
www.kinerja.or.id
tidak terlalu lama informasi yang menarik perhatian publik telah tersebar kemana-mana. Dengan kata lain, media jenis ini telah sering menemukan keberhasilan dengan caranya sendiri untuk melakukan advokasi atas kasuskasus tertentu. Masih belum hilang ingatan publik atas kasus yang menimpa Prita, ibu dua anak yang berseteru dengan RS Omni Internasional di Tangerang Jawa Barat setelah surat elektroniknya yang ditujukan kepada rekan-rekannya tersebar dan digunakan untuk mendakwa balik dengan tuduhan pencemaran nama baik. Kemudian dengan dukungan publik luas melalui akun facebook yang sengaja dibuat „Koin untuk Prita“ berhasil mempengaruhi opini publik untuk mendesak pihak-pihak tertentu melihat persoalan dengan lebih jernih. Desakan publik melalui media sosial ini berhasil mengubah pandangan penegak hukum. Ini bukan kasus satu-satunya advokasi melalui media sosial yang dianggap berhasil. Setelah itu berturut-turut didengar kasus Cicak vs Buaya, Kasus pencuri sandal jepit dan sebagainya. Untuk advokasi yang bersifat kolaboratif antara pelaku-pelaku advokasi di sektor pelayanan publik dengan pemanfaatan media memang masih jarang dijumpai.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
205
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
Meskipun demikian hal itu bukanlah
semacam inilah yang disebutkan bahwa
tidak mungkin untuk dilakukan.
media berperan secara pasif dalam mencari berita.
b) Advokasi melalui media • Peran aktif dan pasif media. Media di
Di sisi lain, tidak sedikit juga jurnalis yang bekerja secara maksimal untuk mengejar
dalam proses advokasi dapat berperan
berbagai berita melalui proses-proses yang
secara aktif maupun pasif. Namun
investigatif dan menghasilkan tingkat akurasi
sebelum pembahasan dilakukan,
pemberitaan yang tinggi dan mendalam.
marilah dilihat konteks media terutama
Umumnya jurnalis ini mendapatkan
bagi media yang beroperasi di
informasi melalui berbagai sumber dan
daerah-daerah (wilayah remote area).
kemudian melakukan investigasi terhadap
Konstelasi media di daerah sangat
informasi yang didapat. Untuk hal semacam
jauh berbeda dengan media yang
ini akurasi dan kedalaman berita jauh lebih
ada di wilayah-wilayah ibukota dan
baik ketimbang praktek yang dilakukan
perkotaan. Media yang beroperasi
secara pasif di atas. Jurnalis semacam ini
di Kabupaten/Kota yang jauh dari
telah menjalankan peran media secara aktif.
hiruk pikuk memiliki infrastuktur yang sangat sederhana sekali. Misalnya saja tidak ada kantor tempat para jurnalis beroperasi, alat operasionalnyapun terbatas, sumberdaya yang dimiliki terbatas, sementara wilayah operasional jurnalisnya sangat luas. Akibatnya, para jurnalis ini hanya „menunggu“ rilis yang didistribusikan oleh Pemerintah Daerah atau undangan untuk menghadiri seminar. Tidak heran jika berita yang dikirimkan jurnalis di daerah umumnya sama antara satu media dengan media lainnya. Kurangnya pengalaman jurnalistik di lapangan – terutama jurnalis daerah -- mengakibatkan banyak jurnalis kurang peka terhadap berbagai isu sensitif yang ada di masyarakat. Kondisi
206
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
• Intervensi melalui konten (tulisan, audio, video). „Tuntutan“ kerja jurnalistik adalah menjalankan peran-peran yang dijalankan secara aktif seperti penjelasan di atas. Pada dasarnya media melakukan intervensi terhadap berbagai kasus adalah melalui konten yang disajikan, baik berupa tulisan, audio maupun audio video. Konten inilah yang disajikan kepada dan dicerna oleh publik. Konten inilah yang mempengaruhi opini publik terhadap satu kasus atau peristiwa. Jika jurnalis menjalankan prakteknya secara pasif bisa didapatkan yang didapatkan publik adalah berita-berita seremonial tanpa publik dapat mencerna lebih
www.kinerja.or.id
jauh apa dibalik rentetan konten yang
sosial untuk mengakses informasi.
disajikan. Sebaliknya dengan konten
Meskipun harus diakui rating tersebut
yang dalam disertai data dan informasi
belum tentu mewakili seluruh khalayak
yang akurat (hasil investigasi) maka
pengguna media sosial dan juga
publik telah diyakinkan oleh media ada
lapisan masyarakat Indonesia secara
sesuatu yang terjadi yang memerlukan
keseluruhan. Bagi kelompok marginal
respon publik. Media mempengaruhi
belum sepenuhnya menggunakan
publik melalui konten yang disajikan.
media sosial berbasis internet untuk
Semakin dalam dan akurat data, maka
mengakses informasi, demikian juga di
semakin memudahkan publik merespon,
sisi lain, publik yang berada di remote
meskipun respon hanya sebatas
area yang minim internet belum banyak
pengaruhnya di dalam beropini.
memanfaatkan media sosial tersebut.
• Intervensi melalui keragaman dan konvergensi media. Akses merupakan hal utama bagi pemirsa, pendengar ataupun pembaca media. Semakin mudah publik mengakses berita atau informasi, maka semakin mudah bagi mereka untuk segera mengambil keputusan atas bacaannya, misalnya untuk setuju atau tidak setuju, untuk bertindak atau tidak bertindak, bahkan jikapun hanya untuk menerima opini yang terbangun atau tidak. Seperti dalam uraian terdahulu, akses kepada media saat ini semakin mudah. Sekarang ini berbagai peristiwa dapat sangat cepat diketahui publik, tidak saja yang berasal dari media arus utama seperti koran atau televisi, namun juga melalui media sosial atau media alternatif. Pengguna facebook dan twitter di Indonesia menduduki 5 terbesar di dunia, yang mana hal ini menunjukkan bahwa publik di Indonesia sebagian sudah menggunakan media
www.kinerja.or.id
Seperti sudah dijelaskan keberagaman tipologi media yang mampu berkonvergensi ini telah banyak dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mengangkat suarasuara publik guna melakukan advokasi atas kasus-kasus yang menimpa orang perorang atau kelompok tertentu. Dan, beberapa kasus yang diangkat dan kemudian mencuri perhatian media arus utama untuk kemudian sampai ditelinga atau dihadapan pengambil keputusan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan proses-proses mempengaruhi pengambil keputusan. Media sendiri tidak akan pernah bertindak sampai advokasi bergulir, namun hanya bisa berkontribusi dalam beberapa tahapan yang intinya membantu meningkatkan kesadaran publik untuk kemudian ikut berpartisipasi (seperti kasus penggunaan facebook dan twitter), secara terus menerus memelihara momentum – melalui pengunduhan ke media sosial – agar publik tetap mengingat dan dimutakhirkan dengan proses yang tengah berlangsung, serta berkontribusi
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
207
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
pada penggalian informasi-informasi yang
negatif kepada publik, misalnya
lebih dalam melalui jurnalis warga maupun
kematian ibu melahirkan di salah satu
profesional. Data dan informasi yang
puskesmas akibat minim fasilitas, atau
digali dan dipublikasi melalui media dapat
terjadi komplikasi melahirkan yang
mendukung bukti-bukti untuk memperkuat
tidak sempat tertolong karena jarak
isu yang hendak diadvokasi.
menuju Puskesmas cukup jauh dari desanya. Atau, yang sering dijumpai di
7. Peran media mendorong peningkatan mutu pelayanan publik
Media tidak dapat secara langsung mengambil peran menjalankan advokasi atas perbaikan kualitas pelayanan publik, namun – seperti telah juga dijelaskan di bagian terdahulu – media dapat mendukung langkah-langkah advokasi yang dijalankan oleh kelompok masyarakat. Beberapa peran yang dapat diambil oleh media yakni:
kesulitan menuju sekolahnya, karena harus menyeberang sungai tanpa sarana jembatan yang memadai atau jarak yang cukup jauh antara sekolah dengan kampung dimana mereka tinggal dan berbagai kasus lain yang diangkat media. Jurnalis -- terutama jurnalis di daerah -- lebih menyukai pemberitaan dengan kategori hard news yang tidak perlu terlalu dalam informasinya. Bahkan kadang dengan
(a). Kategori Jurnalistik. Peran media di dalam
foto yang memperlihatkan situasi
perbaikan mutu pelayanan publik untuk
dimana anak-anak sedang berjuang
kategori ini umumnya tidak berhubungan
menyeberang jembatan rusak sudah
atau tidak ada campur tangan pihak luar
menyampaikan nilai berita yang tinggi.
(misalnya Pemerintah Daerah/SKPD/
Namun sekali lagi itu masih tergolong
Unit pelayanan tertentu atau misalnya
hard news yang tidak butuh pendalaman
juga permintaan dari pengguna layanan).
informasi. Dalam sudut yang berbeda,
Kategori ini umumnya murni dari naluri
media juga sering menampilkan kondisi
jurnalistik para jurnalis yang bekerja pada
salah satu sarana pelayanan publik
media tertentu.
dasar yang mengenaskan. Misalnya
• Pemberitaan mutu pelayanan publik. Salah satu peran jurnalis dalam peningkatan mutu layanan publik adalah melalui pemberitaan yang ditayangkan di media. Sebagian besar pemberitaan media diawali dengan kasus-kasus terkait mutu layanan yang berdampak
208
media belakangan ini murid-murid yang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
gedung dan bangku sebuah sekolah dasar yang sangat mengkuatirkan. Bangunannya tembok, tapi terlihat sangat rapuh dan disana-sini sudah terlihat seperti hendak ambruk. Dengan bantuan wawancara dan observasi ditampilkanlah sebuah tulisan fitur (yang
www.kinerja.or.id
bersifat soft news) yang menjelaskan
advetorial atau kasusnya sedang
panjang lebar kondisi bangunan
memanas, tetapi bagaimana menyajikan
tersebut.
kepada publik hal yang sebenarnya
Kedua jenis konten diatas umumnya yang banyak mewarnai media cetak dan on line. Hampir semua bermula dari kasus atau kondisi yang kurang
terjadi, sehingga publik dapat menilai mutu layanan seperti apa yang disajikan pemerintah bagi publiknya. • Dukungan jurnalis/pewarta warga
mengenakkan. Justru prestasi dan
untuk memotret mutu pelayanan
kehebatan sebuah fasilitas atau layanan
publik. Jurnalis warga umumnya
publik dasar kurang diangkat oleh
memiliki sense of social sensitivity yang
media. Beberapa jurnalis mengaku hal
tinggi, sehingga tidak jarang berita yang
itu sulit dilakukan, karena kurangnya
disampaikan benar-benar merupakan
data dan informasi serta ada kekuatiran
berita alternative yang memiliki nilai
terkesan seperti kolom promosi
jurnalistik yang tinggi. Hanya sayangnya
(advetorial). Dengan demikian bagi isu
banyak jurnalis warga masih belum
pelayanan publik, media seolah lebih
mampu mengemas dengan baik.
banyak memberitakan hal negatif terkait
Praktek penyampaian berita oleh jurnalis
layanan yang diberikan pemerintah.
warga biasanya diangkat melalui media-
Jurnalis sesungguhnya dapat berperan lebih optimal dengan mengangkat berbagai isu terkait mutu pelayanan publik, baik yang bersifat negatif (kekurangan) atau justru positif (kelebihan-kelebihan bahkan kepuasan publik). Jika menyampaikan kondisi yang buruk, berarti media tengah menjalankan fungsinya sebagai watch dog, namun jikapun harus menyampaikan hal-hal positif itu lebih diperuntukkan penyampaian kepada publik dan juga kepada unit layanan sejenis bahwa ada prestasi yang dicapai pelayanan publik tertentu dan patut diapresiasi. Konteks yang hendak didorong di dalam hal ini bukan soal
www.kinerja.or.id
media alternatif (media sosial, media komunitas dan alternative lainnya). Namun tidak jarang pula, kontenkonten yang berada di media alternatif tersebut diangkat pula di media arus utama (mainstream media), sehingga publikasinya menjangkau publik lebih luas. Hal ini terjadi karena selain media mainstream membutuhkan dan tertarik dengan berita tersebut, juga respon publik (yang bisa mengakses berita tersebut) biasanya juga tinggi (banyak yang merespon). Salah satu indicator suksesnya tulisan atau berita yang dibuat oleh jurnalis warga jika direspon oleh banyak pembaca atau masuk dalam berita di media mainstream.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
209
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
(b). Kategori non-jurnalistik. Kategori ini bukan merupakan berita atau konten yang diproduksi oleh jurnalis. Konten dikembangkan melalui proses-proses yang terkadang melibatkan kepentingankepentingan non-media, misalnya kepentingan advokasi, promosi/kampanye dan sebagainya. • Media sebagai pendistribusi
210
pendistribusi informasi publik (bagi sektor pelayanan publik). • Media sebagai Pendukung Transparansi Informasi. Setelah diberlakukannya UU Keterbukaan Informasi Publik No 14 Tahun 2008, Pemerintah Daerah memiliki kewajiban menyampaikan berbagai informasi publik baik secara aktif maupun
informasi. Media sering mendapat
pasif. Media merupakan salah satu
„tugas“ untuk menyampaikan informasi,
alternative yang dapat digunakan untuk
pengumuman, ataupun pernyataan
mempublikasikan data dan informasi
pejabat. Bentuknya bisa macam-
terkait informasi publik. Hanya saja yang
macam, ada yang disampaikan dalam
masih disayangkan adalah hingga saat
bentuk „berita titipan“, advetorial, hasil
ini institusionalisasi di tingkat daerah
wawancara, jawaban atas pertanyaan
melalui pembentukan PPID (Pejabat
publik dalam surat pembaca misalnya
Pengelola Informasi dan Dokumentasi)
dan lain sebagainya. Bentuk lain yang
yang ada di Kabupaten/Kota maupun
biasanya disampaikan melalui media
SKPD dan UPTD belum banyak
adalah yang sering disebut iklan layanan
dijalankan. Praktek publikasi informasi
masyarakat (ILM), umumnya berisi
publik melalui mediapun masih sangat
himbauan tentang satu hal misalnya
terbatas. Umumnya yang baru dilakukan
kampanye anti korupsi, kesiapan unit
antara lain, undangan kepada publik
layanan dalam memberikan mutu
untuk mengkritisi dokumen Negara (draf
pelayanan yang lebih baik, penyampaian
Raperda, Dokumen yang dibahas oleh
informasi perkembangan perbaikan
DPRD dan sebagainya). Pemerintah
mutu layanan publik dan berbagai jenis
Daerah/SKPD masih sangat jarang
lainnya. Dalam surat pembaca misalnya
menyampaikan kepada media hal-hal
jika ada seorang pembaca menanyakan
yang harus dipublikasikan – kecuali rilis
melalui media bagaimana prosedur
tentang suatu kegiatan atau kunjungan
untuk mendapatkan Jamkesmas
resmi pejabat – selain persoalan
(jaminan kesehatan masyarakat), maka
sensitifitas terhadap pentingnya
kemudian perwakilan dinas Kesehatan
mempublikasikan informasi publik,
menjelaskan melalui jawaban surat
juga soal pembiayaan yang terbatas.
pembaca tersebut. Nah, dalam hal ini
Tidak jarang media memungut bayaran
media menjalankan peran sebagai
-- sebagaimana layaknya pemasangan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
iklan -- jika Pemerintah Daerah hendak
pengalamannya mengakses layanan publik
mempublikasikan sesuatu.
tersebut.
• Sebagai Wadah bagi Pengaduan
(c). Konvergensi Media. Orang saat
Masyarakat. Praktek semacam ini
ini semakin sering menyebut kata
hampir terdapat di semua jenis media,
“konvergensi”. Kata ini umumnya digunakan
bentuk sederhananya berupa surat
untuk merujuk ke berbagai proses dengan
pembaca dimana interaksi dilakukan,
menggunakan alat-alat yang berbeda yang
langsung antara publik (penyampai
dihubungkan untuk mengarah pada satu
keluhan) kepada penyedia layanan.
tujuan atau satu keluaran. Konvergensi
Media menyediakan kolom atau
juga mengandung makna adanya
program seperti ini biasanya regular
penggabungan atau kombinasi.Dengan
(setiap hari, minggu atau waktu-waktu
demikian konvergensi media dapat diartikan
tertentu). Praktek dalam bentuk lain,
penggabungan atau menyatunya saluran-
bisa melalui polling yang dilakukan oleh
saluran (outlet, channel/kanal) komunikasi
media terhadap satu isu/kasus tertentu.
seperti media cetak, radio, televisi, internet,
Namun kegiatan media semacam ini
bersama dengan teknologi-teknologi
umumnya bersifat isidentil.
portabel dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital. Internet dan
Dengan berkembangnya teknologi, model
digitalisasi merupakan kata kunci terjadinya
pengaduan yang dikembangkan oleh media
konvergensi media.
mainstream kini tak hanya dalam bentuk
Konvergensi media sangat terkait dengan
surat pembaca, tetapi media cetak misalnya sudah mencantumkan nomor telepon selular
keberadaan media social juga.Media
yang bisa digunakan mengeluhkan atau
sosial merupakan bagian dari media
menyampaikan komplain melalui layanan
alternative yang umumnya digerakkan
pesan singkat. Publik dimudahkan, dan
karena adanya akses dan jaringan
media mendapat informasi/keluhan yang
internet.
semakin banyak. Ada pula yang kemudian meminta pembaca merespon isu tertentu yang disampaikan dan publik merespon isu yang sama. Model penanganan komplain semacam ini juga digunakan oleh media radio ataupun televisi.Biasanya dengan model interaktif menggunakan telepon, publik atau pemirsa bisa menyampaikan keluhan atau opini berdasarkan
www.kinerja.or.id
Media sosial adalah media online (berbasis internet)dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan konten.Media sosial meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
211
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
seluruh dunia.Andreas Kaplan dan Michael
tertentu, sehingga bisa jadi akan membuat
Haenlein(2010) mendefinisikan media sosial
orang atau suku lain tidak tertarik dan
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis
tidak bersedia memperluas/berbagi konten
internet yang membangun di atas dasar
ke dalam media social yang digunakan.
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
Jika seorang pemilik akun media social
memungkinkan penciptaan dan pertukaran
menganggap satu isu/konten yang
user-generated content”.Ciri-ciri media
menghampirinya tidaklah menarik dan layak
social antara lain (Gamble, Teri and Michael.
dibagi kepada pemilik akun media social
Communication works. Seventh edition,
lain, maka otomatis penjelajahan konten
2010):
melalui media sosial akan berhenti sampai disana.
o Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
keberbagai banyak orang contohnya
menggunakan media social ini sudah
pesan melalui SMS ataupun internet
banyak terjadi di Indonesia.Dalam uraian
o Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa
terdahulu sudah disebutkan, misalnya
harus melalui suatu Gatekeeper
kasus Koin Prita, atau kasus Cicak versus
o Pesan yang di sampaikan cenderung
Buaya, atau juga kasus maling sandal
lebih cepat di banding media lainnya
jepit dan masih banyak lainnya.Itu semua
o Penerima pesan yang menentukan
adalah kerja-kerja seperti yang dijelaskan
waktu interaksi
Praktek-praktek konvergensi dengan
di atas, baik yang sengaja dilakukan untuk memperluas jangkauan pengakses isu/
Melalui konvergensi media diantaranya
konten maupun yang berasal dari pemilik
dengan menggunakan media social, isu/
akun media social yang terdorong karena
konten dapat dibagi keberbagai platform
persoalan solidaritas, kemanusiaan, dan
media yang ada, bahkan tidak saja dengan
ikatan-ikatan social lainnya.
media yang ada disatu region tertentu namun bisa menembus batas-batas wilayah
Praktek konvergensi media ini dapat terjadi
administrasi.Isu yang sudah berkembang
begitu saja tanpa direncanakan – semudah
di media social, tidak lagi menjadi isu
orang yang merasa tertarik untuk mengambil
bagi wilayah tertentu saja, namun sudah
konten dan membaginya kepada orang lain
menjadi isu bersama yang bahkan keluar
melalui akun masing-masing – dan ada
batas-batas Negara.Yang membatasi isu
yang direncanakan melalui strategi-strategi
berkembang adalah penggunaan bahasa,
tertentu, sehingga perluasan konten benar-
jaringan media social serta minat pemilik
benar terjadi dan singgah diakun-akun yang
akun terhadap isu tertentu. Bahasa daerah
memang dikehendaki oleh pelaksananya.
tertentu tentu hanya dipahami oleh suku
212
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Saat ini seorang campaigner yang bertugas
kegiatan advokasi secara lebih optimal, yakni
untuk mempromosikan produk tertentu
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
juga sudah memanfaatkan media social dan melakukan konvergensi media untuk memperluas jangkauan pemasaran sosialnya. Dengan menggunakan strategistrategi tertentu hal ini dapat terjadi, misalnya bagaimana membuat pemilik akun diwilayah kota Makasar atau Tangerang akan menerima informasi/konten yang akan dipromosikan/disebarluaskan. Cara lain adalah dengan membuat akun grup tertentu dan mengundang pemilik akun tertentu untuk masuk menjadi anggota, serta cara-cara lain. Proses konvergensi yang direncanakan menghendaki konten mampir di akun seseorang/kelompok orang tertentu dan berharap akan direspon oleh mereka, sehingga terjadilah interaksi. Strategi yang dikembangkan agar pihakpihak tersebut merespon konten tersebut adalah strategi pengembangan konten itu sendiri.Bagaimana konten dikembangkan dan membuat orang tertarik untuk merespon (misalnya jika di akun facebook dengan menekan fitur “like” atau “suka”).
(a). Tim advokasi perlu melakukan assessment terhadap berbagai jenis media yang aksesibel di wilayah tersebut serta merumuskan strategi pengunaan media yang seperti apa yang hendak dijalankan. Assessment diperlukan untuk menganalisis media dan jenis media yang paling tepat untuk dijadikan partner di dalam advokasi. Misalnya pilihan atas media mainstream yang hendak dijadikan partner di dalam advokasi serta penggunaan media-media alternative lainnya, termasuk bagaimana melakukan kolaborasi dengan jurnalis warga ataupun blogger. Dalam banyak hal praktek “kerjasama” antara media/pelaku media dengan oknum pemerintah daerah untuk mengangkat isu tertentu dengan imbalan sejumlah uang bagi jurnalis atau editornya banyak terjadi, terutama bagi media-media di daerah. Pola-pola semacam ini juga perlu diassess oleh tim advokasi,sehingga tidak keliru dalam memilih partner. (b). Tim advokasi memberikan insentif berupa pemahaman akan isu yang tengah
8. Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media
Dukungan dari media tidak dapat datang begitu saja dengan serta merta media bersedia mendukung advokasi maupun pengawasan. Hal ini terutama bagi media-media mainstream. Untuk itu diperlukan berbagai macam upaya agar media mainstream bersedia mendukung
www.kinerja.or.id
diadvokasi kepada jurnalis maupun editor media. Hal ini merupakan langkah awal yang perlu dilakukan agar jurnalis dan editor tidak keliru mengangkat angle maupun isu yang tengah diadvokasi serta kedalaman konten berita agar dapat mempengaruhi opini publik dapat diwujudkan.Penguatan materi pemahaman tersebut dapat berupa pelatihan atau diskusi atau dengan model
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
213
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
mentoring yang melibatkan jurnalis media
Dalam tabel di bawah ini diuraikan siapa
mainstream. Jurnalis dan editor perlu
actor pada masing-masing cakupan
mendapat pemahaman tidak saja pada soal
kegiatan advokasi. Aktor dan isu penting
isu yang diangkat, namun juga bagaimana
dalam cakupan dapat digunakan sebagai
advokasi dilaksanakan. Advokasi di dalam
panduan bagi jurnalis untuk mendapatkan
hal perencanaan program, penganggaran
data dan informasi dan arahan focus yang
sampai dengan monitoring dan evaluasinya.
hendak disasar.
Tabel Aktor dan Cakupan Advokasi 1
Perencanaan
Kepala Unit Pelayanan, Kepala Dinas/SKPD, Sekretaris DInas, Kabid Perencanaan Dinas/SKPD, Staf Perencanaan BAPPEDA
1. Apakah perencanaan sudah memasukkan target SPM sebagai basis? 2. Apakah perencanaan juga sudah mengakomodasi usulan perbaikan mutu pelayanan? 3. Apakah masyarakat/penerima layanan juga mendapat peran untuk mengusulkan rencana perbaikan mutu pelayanan kedalam program SKPD?
2
3
214
Penganggaran
Pelaksanaan Kegiatan/ Perbaikan Mutu Pelayanan
Kepala Unit Pelayanan, Kepala Dinas/SKPD, Sekretaris DInas, Staf Bagian Penganggaran/ Keuangan dinas/SKPD, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, Badan Anggaran DPRD
1. Apakah anggaran (RKA) sudah memasukkan kegiatan/penyediaan fasilitas guna mencapai SPM sektor? JIka ya dalam hal apa saja?
Kepala Unit Pelayanan, Kepala Dinas/SKPD, Sekretaris DInas, Kabid Program Dinas/SKPD, Staf UPTD dinas/SKPD,
1. Apakah program yang dijalankan sekarang termasuk untuk mencapai target pencapaian SPM? Jika ya, pada proyek atau kegiatan apa saja?
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
2. Apakah anggaran sudah mengakomodasi usulan perbaikan sarana/pelayanan untuk pencapaian SPM maupun SPP?
2. Apakah program/kegiatan dimaksud juga mengakomodasi usulan perbaikan mutu pelayanan dari masyarakat?
www.kinerja.or.id
4
Monitoring dan Evaluasi
Kepala Unit Pelayanan, Kepala Dinas/SKPD, Kabid Program/Kasubdin isu terkait, Komisi terkait di DPRD
1. Apakah terjadi peningkatan capaian SPM seperti yang direncanakan? Pada hal apa saja jika hal tersebut terjadi? 2. Apakah kualitas pelayanan sudah memenuhi unsur standard pelayanan yang ditetapkan? 3. langkah apa saja yang diambil nara sumber jika didapati ada recana pencapaian yang tidak dijalankan?
(c). Tim advokasi melakukan kunjungan kepada redaktur/editor dan tim redaksi untuk melakukan lobby agar media dimaksud bersedia memberi ruang/kolom ataupun program (radio maupun televisi) bagi konten-konten terkait advokasi yang tengah dan akan dilakukan. Lobby sebaiknya dengan mengetengahkan keuntungan bersama jika media ikut mendukung advokasi yang tengah dijalankan.
ALAT BANTU 1. Alat bantu Matrik 6.1. 2. Alat bantu Matrik 6.2.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
215
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
BAHAN PRESENTASI
6
P eran s erta Mas y arak at d an d u k u n g an Med ia d alam A d v o k as i d an P en g awas an P erb aik an Mu tu P elay an an P u b lik
Mate ri bab ini me nguraikan te ntang pe ran apa yang dapat dilakukan ole h mas yarakat dalam advokas i dan pe ngawas an s e rta inte rve ns i me dia s e pe rti apa yang dapat dilakukan untuk me ndukung pe ningkatan mutu pe layanan publik..
IS I MA T E R I • T ujuan P embelajaran Umum • T ujuan P embelajaran K hus us • P okok B ahas an
216
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
T U J U A N P E MB E L A J A R A N •
•
U MU M –
D eng a n mempela ja ri modul ini, pes erta diha ra pka n menda pa t g a mba ra n meng ena i a dvoka s i da n peng a wa s a n untuk mening ka tka n mutu pela ya na n publik.
–
B era g a m pera n ya ng dija la nka n ma s ya ra ka t s erta bera g a m dukung a n media da pa t memperka ya wa wa s a n pes erta
K H US US –
Mening ka tka n pema ha ma n tenta ng a dvoka s i da n peng a wa s a n ya ng ditujuka n untuk mening ka tka n mutu pela ya na n publik
–
Mempela ja ri berba g a i pera n ma s ya ra ka t di da la m a dvoka s i da n peng a wa s a n untuk pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
–
Mempela ja ri berba g a i dukung a n mela lui media dida la m pela ks a na a n a dvoka s i da n peng a wa s a n pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n.
P OK OK B AHAS AN 1. A pa dan mengapa advokas i diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan? 2. A pa dan mengapa pengawas an diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan? 3. K erag aman advokas i oleh mas yarakat 4. Membang un kekuatan kelompok mas yarakat 5. P eran kelompok mas yarakat dalam peningkatan mutu pelayanan publik 6. D ukungan media untuk advokas i dan pengawas an 7. P eran media mendorong peningkatan mutu pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
217
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
1. A R T I P E NT ING A D V O K A S I A d v o k as i a da la h pembela a n, s okong a n a ta u ba ntua n terha da p s es eora ng a ta u s ekelompok ora ng ya ng mempunya i perma s a la ha n. Is tila h la in, a dvoka s i a da la h us a ha untuk mempeng a ruhi kebija ka n publik mela lui berma c a mma c a m bentuk komunika s i pers ua s if. A d v o k as i
da pa t pula dia rtika n s eba g a i upa ya pendeka ta n terha da p ora ng a ta u kelompok tertentu ya ng dia ng g a p mempunya i peng a ruh terha da p keberha s ila n s ua tu tujua n, prog ra m a ta u peruba ha n da ri s ua tu kondis i s os ia l tertentu
A d v o k as i diperluka n s a a t terja di ketida kberes a n a ta u ma s a la h – s eperti ketida ka dila n, ketida ks es ua ia n, kebia s a a n tertentu ya ng dia ng g a p kura ng s es ua i deng a n nila i-nila i univers a l, kondis i ya ng merug ika n s eba g ia n bes a r ma s ya ra ka t da n ha nya meng untung ka n bebera pa g elintir ora ng s a ja da n berba g a i kondis i la in ya ng tida k s es ua i -- da la m konteks kebija ka n, pela ks a na a n kebija ka n ma upun ha l-ha l la in terka it deng a n ha rka t hidup ora ng ba nya k.
1. A R T I P E NT ING A D VO K A S I T UJ UA N UMUM A D VO K A S I
1. 2. 3. 4.
U ntuk membang un komitmen politik (P olitic al c ommitment). D ukung an kebijakan (P olic y s upport). P enerimaan s os ial (S oc ial ac c eptanc e). D ukung an s is tem (S upport S ys tem).
T E K NIK A D VO K A S I
218
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1. A R T I P E NT ING A DVO K A S I 8 UNS UR DA L A M A DVOK A S I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
P enetapan T ujuan Advokas i P emanfaatan D ata dan R is et untuk Advokas i Identifikas i K halayak S as aran P engembangan dan P enyampaian P es an Advokas i Membangun K oalis i Membuat P res entas i yang P ers uas if P enggalangan D ana untuk Advokas i E valuas i Upaya Advokas i
1. A R T I P E NT ING A DVO K A S I 5 P E NDE K A T A N DA L A M A DVO K A S I 1. 2. 3. 4. 5.
www.kinerja.or.id
Melibatkan para P emimpin B ekerja dengan Media Membangun K emitraan Memobilis as i Mas a Membangun K apas itas
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
219
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
1. A R T I P E NT ING P E NG A WA S A N P en g awas an da la m terjema ha n beba s nya a da la h pros es ya ng terdiri da ri s a tu a ta u bebera pa la ng ka h da n ta ha pa n ya ng bertujua n memperha tika n s ika p, pros es /pela ks a na a n, ha s il da ri s a tu keg ia ta n tertentu ya ng tela h direnc a na ka n s ebelumnya . D a la m ma na jemen, p en g awas an merupa ka n s a la h s a tu s iklus ya ng penting untuk mema s tika n a pa ya ng s uda h direnc a na ka n da n dila ks a na ka n s es ua i deng a n ha ra pa n. K elua ra n da ri peng a wa s a n umumnya a da la h rekomenda s i perba ika n a ta u la pora n ya ng menjela s ka n kes es ua ia n a nta ra renc a na da n pela ks a na a n
P en g awas an
dima ks ud a da la h peng a wa s a n ya ng dija la nka n pa da pela ks a na a n perba ika n da n pening ka ta n kua lita s la ya na n s etela h dida la m a dvoka s i terc a pa i kes epa ka ta n, mis a lnya kes epa ka ta n a ta s perba ika n mutu pela ya na n ya ng s uda h dis epa ka ti ba ik oleh penyedia la ya na n (pemerinta h) ma upun ya ng s uda h menja di komitmen neg a ra (unit pela ya na n) da la m pela ks a na a n s ta nda r pela ya na n minima l.
1. A R T I P E NT ING P E NG A WA S A N T UJ UA N UMUM P E NG A WA S A N 1. U ntuk mema s tika n berja la nnya butir-butir penting ya ng s uda h menja di komitmen unit pela ya na n/peng a mbil keputus a n untuk memperba iki mutu pela ya na n pubik 2. U ntuk meliha t kema jua n ya ng dis epa ka ti da la m a dvoka s i.
s uda h
dic a pa i
da ri
a pa
ya ng
s uda h
3. U ntuk meliha t komitmen pa ra piha k terka it ya ng bers epa ka t untuk berkontribus i memperba iki mutu pela ya na n publik ya ng teng a h dia dvoka s i. P O S IS I K E R J A P E NG A WA S A N
v
Kesepakatan perbaikan layanan (maklumat layanan)
Proses Advokasi
220
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
san
Hasil Pengawasan atas kesepakatan
Pelaksanaan Perbaikan dan Pengawasan
www.kinerja.or.id
1. A R T I P E NT ING P E NG A WA S A N T E K NIK P E NG A WA S A N 1. 2. 3. 4.
L oka ka rya /F G D A s s es s ment da n O bs erva s i P ema nfa a ta n Media Memba ng un K omitmen K emba li
6 UNS UR D A L A M P E NG A WA S A N
1. A R T I P E NT ING A DVO K A S I 4 P E NDE K A T A N DA L A M P E NG A WA S A N 1. Melibatkan para pemimpin 2. B ekerja dengan media 3. Membangun kemitraan 4. Membangun kapas itas .
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
221
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
3. K E R A G A MA N A DVOK A S I O L E H MA S Y A R A K A T 1. Advokas i untuk P erubahan K ebijakan. 2. Advokas i untuk P erubahan P erilaku dalam Mas yarakat. 3. Advokas i untuk Melawan K etidakadilan.
4 . ME MB A NG UN K E K UA T A N S E C A R A K O L E K T IF 1. Membangun K ekuatan K olektif s ecara B erkelompok 2. T ipologi K elompok Mas yarakat a. H omogen b. H eterogen 3. Advokas i s ebagai G erakan K olektif
222
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
5 . P E R A N MA S Y A R A K A T D A L A M P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK 1. 2. 3. 4. 5.
A ktif menya mpa ika n keluha n a ta s pela ya na n ya ng bermutu renda h T erliba t da la m berba g a i F orum untuk memba ha s Mutu P ela ya na n P ublik Mobilis a s i K omunita s untuk Mendukung P enera pa n S ta nda r P ela ya na n A dvoka s i da la m ra ng ka P enerbita n K ebija ka n da n P era tura n bida ng S ta nda r P ela ya na n Mendukung penera pa n “P ra ktek Y a ng B a ik” da la m S ta nda r P ela ya na n
6 . D UK UNG A N ME D IA UNT UK A D VO K A S I D A N P E NG A WA S A N 1.
2.
www.kinerja.or.id
K ekuatan media dan perkembang annya a. Media s ebag ai pilar demokras i ke empat. D eng an perannya s ebag ai watc h dog dapat mendorong peneg akan prins ipprins ip good governanc e. b. P erkembang an media. P erkembang an T IK mempeng aruhi perilaku media, munculnya media berbas is internet meng g es er media tradis ional. A dvokas i melalui media a. P eran aktif dan pas if media b. Intervens i melalui konten c. Intervens i melalui kerag aman dan konverg ens i media
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
223
BAB VI - Peran Serta Masyarakat dan Dukungan Media dalam Advokasi dan Pengawasan Perbaikan Mutu Pelayanan Publik
7. P E R A N ME D IA UNT UK ME ND O R O NG P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK 1.
2.
3.
224
K ateg ori J urnalis tik a. P emberitaan tentang mutu pelay anan publik . J urnalis melaporkan kondis i pelayanan publik, a tau kas us yang menimpa publik akibat pelayanan buruk ds bnya. b. D ukung an jurnalis warg a untuk memotret kondis i pelay anan publik. T ulis an jurnalis tik peng alaman warg a/diri s endiri dalam berintera ks i deng an unit pelayanan K ateg ori Non-J urnalis tik a. Media s ebag ai pendis tribus i informas i. Mis al: advetorial, berita “titipan”, berita dari s iaran pers , hak jawab dari komplain mas yarakat, wawanc ara khus us ds bnya. b. Media s ebag ai pendukung trans parans i informas i. Mis al: P ublikas i data , informas i meng enai berbag ai peraturan, laporan & keg iatan pemerintah, ds bnya. c. S ebag ai wadah bag i peng aduan mas y arakat. S urat pembac a, talklive untuk is u tertentu, ds bnya. K onv erg ens i Media B erinteraks i dan berbag i s erta dikelola melalui media s os ial dan media tradis ional.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
7
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
225
PENGANTAR
BAB 7 Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik Dalam modul ini dikembangkan materi mengenai elaborasi berbagai isu standar pelayanan .......
Media diyakini memiliki kekuatan yang ampuh untuk membangun opini publik dan semenjak jaman dulu selalu dianggap memiliki fungsi sebagai „watch dog“. Kedua hal tersebut sudah dibuktikan bersama-sama Dengan fakta tersebut bolehlah publik berharap bahwa media dapat memberi dukungan bagi proses perubahan di negeri ini, termasuk di dalam sektor pelayanan publik. Bagaimana efektivitas media untuk dapat mendukung perbaikan mutu layanan publik? Dalam modul ini dikembangkan materi mengenai elaborasi berbagai isu standar pelayanan dalam pelayanan publik agar mudah dipahami oleh pelaku media, sasaran dan fokus advokasi sehingga memberikan gambaran kepada pelaku media, teknis produksi dan strategi media untuk mendorong efektivitas konten dan kerja media didalam mendukung advokasi dan pengawasan.terkait hal tersebut.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Melalui materi yang disajikan di dalam modul ini peserta diharapkan dapat memahami berbagai dukungan media baik dari sisi strategi maupun teknis produksi guna peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan. Disamping itu, peserta diharapkan juga mampu memberikan
226
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
asistensi teknis terkait hal-hal di atas kepada pelaku
media guna mendukung advokasi dan
media, baik jurnalis warga maupun jurnalis media
pengawasan peningkatan mutu pelayanan
arus utama.
publik berbasis standar pelayanan. 6. Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi pelaksanaan advokasi dan
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
1. Peserta mampu mengangkat berbagai isu standar pelayanan kedalam produksi media guna mendorong peningkatan mutu pelayanan
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN
publik. 2. Peserta memahami sasaran dan fokus advokasi dan pengawasan, sehingga dapat memperkirakan konten yang harus diproduksi 3. Peserta mampu mengembangkan strategi
1. Metode
penggunaan media, memproduksi konten
•
Tutorial.
pelayanan publik lebih baikserta memanfaatkan
•
Curah pendapat.
opsi pilihan media yang digunakan di dalam
•
Diskusi kelompok
mendukung advokasi dan pengawasan.
•
Bermain Peran
4. Peserta mampu memberikan asistensi bagi pelaku media guna mendukung advokasi dan
2. Alat Bantu a) Flipchart.
pengawasan peningkatan mutu pelayanan
b) Kertas plano dan spidol
publik.
c) LCD Projector dan Komputer
3. Bahan
POKOK BAHASAN
Materi presentasi. Materi ini berbentuk file digital yang berisi presentasi slide-slide dengan menggunakan software presentasi.
1. Advokasi dan Pengawasan oleh Media 2. Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal
WAKTU
3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik kedalam
produksi media 4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan
4 X 45 menit
peningkatan mutu pelayanan publik 5. Teknik produksi konten dan strategi penggunaan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
227
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
PROSES FASILITASI
Pengantar (5 menit)
Bermain Peran (60 menit)
Penyampaian teknik produksi dan strategi penggunaan media guna mendukung advokasi dan Pengawasan (45 menit)
Tanya Jawab dan Klarifikasi (20 menit)
Diskusi dan presentasi kelompok kerja produksi dan penggunaan media (65 menit)
Pengantar diskusi kelompok I (5 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini
3. Tanya jawab. Sesi ini dilaksanakan selama 20
dengan menyampaikan hal-hal apa yang hendak
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
menyampaikan hal penting terkait isu Kinerja
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
dan penerapan Standar Pelayanan di dalamnya.
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta, namun menawarkan kepada peserta lain untuk
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
narasumber menyajikan materi mengenai
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
elaborasi berbagai isu standar pelayanan dalam
membagi secara adil peserta-peserta yang
pelayanan public agar mudah dipahami oleh
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
pelaku media, sasaran dan focus advokasi
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon
sehingga memberikan gambaran kepada pelaku
secara singkat namun jelas dan diketahui
media, teknis produksi dan strategi media untuk
maksudnya.
mendorong efektivitas konten dan kerja media didalam mendukung advokasi dan pengawasan. Penyajian dilakukan dalam power point yang
4. Diskusi kelompok. Fasilitator menyampaikan pengantar hal-hal sebagai berikut:
juga didukung dengan naratif selama 45 menit.
228
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
•
Fasilitator menyampaikan tugas kelompok
memastikan bahwa diskusi kelompok dan
yang harus diselesaikan melalui diskusi
presentasi hasil diskusi sesuai dengan
kelompok. Jumlah kelompok minimum
waktu yang dialokasikan. Masing-masing
3 kelompok dengan pembagian tuga
kelompok menyampaikan hasil maksimal
smashing-masing adalah sebagai berikut:
5 menit setiap kelompok dan dilanjutkan diskusi dan klarifikasi atas hasil yang
(a). Kelompok 1 menyusun TOR peliputan
disampaikan masing-masing kelompok.
berdasarkan informasi yang disediakan
Fasilitator memandu proses diskusi dan
dalam alat bantu 7.1.
mengarahkan pada hal-hal penting dalam
(b). Kelompok 2 menyusun fitur untuk
diskusi yang dapat digunakan sebagai
mengangkat good practices pelayanan
bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini.
public berdasarkan alat bantu 7.2. (c). Kelompok 3 menyusun siaran pers berdasarkan alat bantu 7.3 •
5. Bermain Peran. Fasilitator meminta sukarelawan peserta sebanyak 2 kelompok (masing-masing kelompok berjumlah 3
Pembagian waktu dalam diskusi adalah
– 4 orang) untuk bermain peran. Masing-
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
masing kelompok diminta untuk mempelajari
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
scenario peran yang hendak dimainkan.
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
Pembagian peran dalam masing-masing
dan mencatat. 50 menit selanjutnya digunakan untuk diskusi dalam kelompok serta penulisan dan sisanya 30 menit
kelompok adalah sebagai berikut: •
belakang seorang pekerja LSM yang
kembali ke sesi pleno untuk membahas hasil
berpendidikan sarjana kesehatan
diskusi masing-masing kelompok. •
masyarakat/pendidikan/social politik.
Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
Selama ini yang bersangkutan kritis
plano dan sepidol untuk menyusun hasil
terhadap berbagai kebijakan pemerintah
diskusi. •
daerah terutama dalam bidang pelayanan
Fasilitator mengatur pembagian kelompok
public. Jurnalis warga tersebut telah
sedemikian rupa sehingga masing-masing
menerima peningkatan kapasitas terkait
kelompok beranggotakan 3 sampai
kemampuan teknis jurnalistik dan menulis
maksimum 5 peserta. •
serta pemahaman akan isu yang hendak
Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada masing-masing kelompok berjalan dan setiap anggota kelompok terlibat dalam diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus
www.kinerja.or.id
Jurnalis warga. Jurnalis warga berlatar
diadvokasi. •
Jurnalis media local. Jurnalis ini telah bekerja lebih dari enam tahun di sebuah media cetak local. Latar belakang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
229
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
pendidikan adalah jurusan komunikasi
media cetak mereka tengah bekerjasama
sebuah perguruan tinggi swasta di ibukota
dengan hampir semua Kabupaten/Kota.
provinsi. Dia bekerja di daerah sudah
Kerjasamanya adalah peliputan berita-berita
lebih dari dua tahun. Setiap hari dia harus
dari Humas masing-masing. Media mereka
mengirimkan minimal dua berita. Wilayah
mendapat anggaran dari APBD masing-
kerjanya tidak hanya di kabupaten dimana
masing Kabupaten.
dia tinggal saat ini, namun juga mencakup
•
•
Narasumber yang berasal dari Kepala
kabupaten sebelahnya. Sang jurnalis
Unit pelayanan. Nara sumber ini akan
sering merasa kesulitan jika ada undangan
digali informasinya mengenai pelayanan
peliputan di kabupaten sebelah, karena
yang diberikan kantornya kepada public
harus bepergian sekitar satu jam untuk
(penerima layanan). Nara sumber ini terdiri
mencapai ibukota Kabupaten tersebut.
dari 3 kategori (berasal dari 3 kelompok
Redaktur/Editor media. Redaktur ini
berbeda):
mengasuh rubric pelayanan public dan acapkali melakukan penyuntingan terhadap berita yang disusun oleh jurnalisnya yang berada di lapangan. Selama ini sang redaktur sering mengeluh karena beritaberita yang dikirim umumnya berasal dari siaran pers yang dikeluarkan oleh pihak-pihak, sehingga sang jurnalis hanya mengutip isi siaran pers tersebut. Di sisi lain, sang redaktur juga merangkap manajer kerjasama dan saat ini
o Seorang dokter yang menjabat Kepala Puskesmas dengan pengalaman lebih dari delapan tahun menjabat. Dia dikenal sebagai pejabat pendiam, kaku dan jarang bicara, terutama kepada jurnalis. o Seorang Kepala Dinas Pendidikan berlatar belakang pendidikan sarjana teknik informatika. Dia sudah menjabat sebagai kepala dinas selama lima tahun, sebelumnya adalah Kepala Satpol PP selama sepuluh tahun. Pria berkumis
Media tidak atau sangat jarang menginisiasi advokasi, karena misi berkembangnya media adalah sebagai entitas bisnis.
tebal ini terkesan keras, namun pendiam, suka bekerja keras namun jarang tersenyum. o Seorang Kepala PTSP dengan latar belakang pendidikan sarjana pendidikan. Dia baru saja menjabat delapan bulan semenjak PTSP diresmikan berdiri. Sebelumnya, dia adalah Kepala Bidang Bina Marga dari
230
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Dinas Pekerjaan Umum. Sudah lebih dari lima tahun memegang jabatan
URAIAN SUBSTANSI
terakhir ini sebelum diangkat sebagai Kepala Kantor PTSP. Suka bergaul, supel, ramah adalah sifatnya seharihari. Namun belakangan dia dilanda kepusingan lantaran hampir semua
1. Advokasi dan Pengawasan oleh Media
Kepala Dinas yang urusan perijinannya
Pada dasarnya media adalah alat pendukung
hendak dialihkan dari Dinasnya masing-
advokasi yang dilaksanakan oleh masyarakat.
masing menolak, padahal pengalihan
Media tidak atau sangat jarang menginisiasi
tersebut sudah dicantumkan dalam
advokasi, karena misi berkembangnya media
Perbup yang baru.
adalah sebagai entitas bisnis. Namun dalam
Masing-masing kelompok menjalankan permainan bermain peran secara bergantian sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Lampiran berupa kasus yang harus diangkat ke media sesuai kelompoknya masing-masing. Untuk peserta yang tidak terlibat, diminta untuk memperhatikan dan pada bagian akhir untuk memberi komentar dan fasilitator memfasilitasi dialog antar peserta yang terlibat langsung dalam kelompok dengan peserta yang menjadi mengamati berjalannya kegiatan bermain peran.
perkembangannya, variasi jenis media berkembang. Sehingga media tidak hanya media yang dijalankan oleh perusahaan berorientasi bisnis, namun berbagai media alternatif justru memberi peluang besar bagi pelaksanaan advokasi. Dengan demikian, entitas media dapat juga „dimanfaatkan“ untuk menginisiasi advokasi. Namun demikian, karena memang arena bermainnya adalah pada media, maka pelaku-pelaku media alternatiflah yang memungkinkan untuk dapat „memanfaatkan“ media agar dapat digunakan sebagai alat advokasi. Dalam tabel berikut, ruang peran serta yang dapat
6. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya
digunakan oleh media untuk terlibat dalam advokasi antara lain:
jawab dan hasil diskusi kelompokserta bermain peran.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
231
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
Tabel Peran Serta Media dalam Advokasi dan Pengawasan NO 1
2
JENIS MEDIA
BENTUK
Media Arusutama Media Cetak
1. Melalui liputan berdasarkan interaksi dengan tim advokasi (undangan, siaran pers ataupun konperensi pers) 2. Melalui liputan berdasarkan pengamatan jurnalis sendiri atau penugasan dari redaktur
• Straight news • Feature
Media Elektronik Radio
1. Melalui liputan dan diproduksi 2. Mengadakan wawancara langsung
• Berita dalam paket program siaran berita • Lips info • Talklive (interactive atau non interactive)) • Feature
Media Elektronik Teve
1. Melalui liputan dan diproduksi 2. Mengadakan wawancara langsung. Catatan: media teve hampir sering memungut bayaran untuk biaya produksi.
• Berita dalam paket program siaran berita • Running text • Talklive (interactive atau non interactive) • Feature
Media on-line
1. Melalui liputan berdasarkan interaksi dengan tim advokasi (undangan, siaran pers ataupun konperensi pers) 2. Melalui liputan berdasarkan pengamatan jurnalis sendiri atau penugasan dari redaktur
• Straight news • Feature
Dapat menginisiasi advokasi secara langsung melalui program siaran yang disusun berdasarkan masukan warga atau kerjasama dengan tim advokasi pelayanan publik. Kegiatan yang dilakukan:
• Berita • Siaran langsung dari lokasi • Talklive (interactive dan non-interactive) • Feature
Media Alternatif Radio Komunitas
232
PERAN SERTA DALAM ADVOKASI
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
NO
JENIS MEDIA
PERAN SERTA DALAM ADVOKASI
BENTUK
• Melalui liputan dan diproduksi • Mengadakan wawancara langsung Media Sosial
Dapat diinisiasi oleh pelaku advokasi untuk menggalang isu, melaporkan kejadian, pemberitaan dan berbagi informasi.
• Narasi maupun gambar dalam media sosial seperti facebook, tumblr, blog, twitter dsbnya., • Video dalam media seperti Youtube
Jurnalis Warga
Dapat melalui media sosial/alternatif
• Narasi maupun gambar dalam media sosial seperti facebook, tumblr, blog, twitter dsbnya.
atau media sendiri dan juga media mainstream
• Video dalam media seperti Youtube • Kerjasama dengan media arus utama dan radio komunitas
dan blog telah menjadi perhatian para jurnalis
2. Jurnalisme Warga dan Media Mainstream Lokal
warga maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam advokasi.
Kinerja USAID mengambil perhatian khusus
Jurnalis warga merupakan individu-individu yang
pada keberadaan Jurnalis Warga dan Media
berasal dari berbagai latar belakang, namun
Arus Utama yang berada di daerah. Kepada
kesemuanya memiliki kepedulian terhadap
merekalah umumnya unsur media di dalam
isu-isu sosial, termasuk isu pelayanan publik.
program Kinerja dikelola. Media alternatif lain
Dalam program Kinerja USAID, jurnalis warga
pada hampir semua daerah dampingan Kinerja
berasal dari LSM, kader, pemerhati masalah,
belum begitu optimal digunakan, selain karena
bahkan ada juga beberapa berasal dari staf
umumnya berbasis internet dimana publik yang
di Puskesmas ataupun sekolah. Mereka
menjadi sasaran program belum begitu fasih
mendapat pelatihan mengenai jurnalistik dan
menggunakannya, juga pada banyak daerah
juga pemahaman akan isu pelayanan publik.
terpencil akses internet masih terbatas. Namun
Mereka merupakan salah satu tulang punggung
pada daerah perkotaan seperti Banda Aceh,
kerja media dalam advokasi yang dilaksanakan.
Makassar, dan beberapa lainnya, media sosial
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
233
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
Kedekatan mereka terhadap isu yang
Strategi yang harus dibangun di dalam
diadvokasi memudahkan mereka memahami
memperhatikan kondisi umum di atas adalah
hal-hal mendasar (hal-hal keseharian) dalam
menjalankan kerja kolaboratif antara jurnalis
isu dimaksud. Seperti halnya jurnalis warga
warga dan jurnalis media mainstream. Jurnalis
lainnya, jurnalis warga dalam program Kinerja
warga yang lebih paham isu dan tersebar di
memiliki ketrampilan yang sangat terbatas
berbagai wilayah (termasuk wilayah terpencil),
dalam teknik jurnalistik dan penulisan. Hal inilah
namun memiliki ketrampilan jurnalistik yang
salah satunya yang menjadi hambatan produk
masih berada dibawah. Sementara, jurnalis
jurnalistik mereka dapat diterima dengan mudah
media lokal memiliki kemampuan jurnalistik
pada media-media mainstream.
yang lebih baik, namun memiliki keterbatasan dalam mobilitas. Kerja kolaboratif pada sebagian
Media lokal merupakan salah satu media yang
media cetak lokal telah diakomodasi dengan
menjadi andalan program Kinerja USAID.
menyediakan kolom khusus bagi jurnalis warga.
Harapan program terhadap koran lokal (cetak
Media cetak lokal di Sulawesi Selatan, Aceh,
maupun on-line) dan juga radio lokal (swasta,
Jawa Timur banyak yang telah melakukan hal
publik maupun komunitas) sangat tinggi. Hal ini
tersebut, baik yang sudah ada sebelumnya,
disebabkan publik dan juga pejabat lokal masih
maupun hasil lobby tim advokasi atau mitra
banyak yang mengakses media-media tersebut.
Kinerja USAID.
Keterbatasannya selama ini media tersebut memiliki jumlah jurnalis yang sangat terbatas (terutama di daerah luar ibukota) dan masih
Secara teknis kerja kolaboratif tersebut di atas dilakukan dengan cara sebagai berikut:
belum memahami isu-isu pelayanan publik.
Narasumber/ Informasi/data/Publik
Publikasi di Media
Jurnalis Warga
(1) Kolom Khusus Jurnalisme Warga; (2) Kolom Umum
Redaksi/ Editor
234
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Jurnalis Media Lokal
www.kinerja.or.id
Penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut: (a). Jurnalis warga melakukan liputan/investigasi ataupun melakukan wawancara kepada nara sumber/observasi. Untuk memperbesar peluang berita atau informasi masuk ke dalam media lokal, jurnalis warga perlu difasilitasi untuk berkomunikasi dengan jurnalis media lokal yang bekerja di wilayah tersebut agar dari sisi angle,
kolaboratif antara jurnalis warga dan media lokalnya. Meskipun demikian, produk yang ditulis atau dihasilkan oleh jurnalis warga tidak harus dikerjasamakan dengan media lokal tertentu. Bahkan jika kemudian diangkat melalui blog media semacam Kompasiana yang diakses secara nasional oleh banyak pihak, maka gaungnyapun akan lebih luas lagi.
pakem pemberitaan di media tersebut dapat dikuasai. Produk yang dihasilkan jurnalis warga dibahas bersama dengan jurnalis media lokal. Produk dapat dikembangkan menjadi beberapa produk lainnya, misalnya selain hasil liputan berupa straight news dapat pula berbentuk feature. (b). Jurnalis media lokal menyampaikan hasil
3. Elaborasi isu mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan Pada saat melaksanakan advokasi itu artinya pihakpihak tengah memperjuangkan terjadi perubahan atas sesuatu yang dirasa kurang sesuai atau belum
akhir berdasarkan diskusi dengan jurnalis
didapatkan – misalnya kondisi sosial tertentu atau
warga kepada redaktur/editor. Editor kemudian
permasalahan yang tak kunjung selesai. Pada
mempertimbangkan berita/tulisan/produk masuk
umumnya perjuangan tersebut terkait dengan
ke kolom yang sesuai. Untuk memastikan
hak warga baik secara umum, maupun kelompok
proses ini, pendekatan kepada redaktur perlu
warga tertentu. Dalam advokasi peningkatan mutu
dilakukan terlebih dahulu (lihat bagian akhir
pelayanan publik yang hendak diperjuangkan
dalam Bab 6) agar redaktur/editor memahami
adalah hak warga akan kualitas layanan tertentu
tujuan besar dari advokasi ini.
dari sektor-sektor pelayanan publik dasar. Media
(c). Jurnalis warga dapat membagi tulisan yang masuk ke dalam media lokal ke berbagai link yang lain, misalnya ke facebook, twitter, blog dan sebagainya, dengan tujuan untuk memperluas cakupan pembacanya. (d). Jika pola semacam ini dapat dikembangkan, maka ke depan akan lebih mudah kerja
www.kinerja.or.id
dapat mendukung proses advokasi dan pengawasan sepanjang pelaku-pelaku media memahami substansi dan bagaimana memproduksinya melalui media-media yang ada. Dalam elaborasi beberapa point dibawah ini semoga dapat dikembangkan oleh pelaku media untuk merangkai dalam sebuah TOR peliputan, penulisan straight news, soft news atau produk jurnalistik lainnya.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
235
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
• Sektor Pendidikan Dasar
memiliki hubungan saudara dengan pejabat dan sebagainya).
Di dalam isu pendidikan dasar yang
o Ketersediaan sarana belajar mengajar
didukung Kinerja terdapat tiga isu utama
disetiap prasarana SD dan SMP apakah
yakni pemenuhan Biaya Operasional Satuan
sesuai dengan SPM yang ditetapkan.
Pendidikan (BOSP), perbaikan Distribusi Guru
o Darimana dan bagaimana dukungan
secara Proporsional (DGP) serta penerapan
pembiayaan operasional sekolah, terutama
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Isu-
untuk menutupi kekurangan biaya yang
isu yang merupakan hak-hak penerima
berasal dari BOS (dana APBN)? Adakah
layanan (warga) dalam ketiga isu di atas
langkah yang telah dilakukan Dinas
adalah terkait dengan komitmen Pemerintah
Pendidikan setempat?
didalam menerapkan SPM pada setiap isu
o Bagaimana pelaksanaan manajemen
dimaksud. Dari ketiga isu besar di atas, perlu
keuangan yang transparan serta apakah
dikembangkan berbagai hal agar dapat dengan
ada tarikan dana kepada orang tua
mudah ditangkap oleh pelaku media terkait
murid untuk kepentingan pendidikan di
dengan hak-hak warga untuk mendapatkan
sekolahnya?
mutu pelayanan yang lebih baik pada sektor
o Sarana yang tersedia untuk membuat
pendidikan dasar. Hal-hal tersebut antara lain
laporan keuangan lebih transparan,
adalah:
pengumuman lebih informatif dan sebagainya.
o Apakah pemerintah daerah sudah
o Pelaksanaan pertemuan antara sekolah
memenuhi ketersediaan prasarana sekolah
dengan Komite Sekolah, disertai keterlibatan
bagi anak usia SD dan SMP?
pihak-pihak lain seperti orang tua murid,
o Apakah akses menuju sarana pendidikan
tokoh masyarakat dan sebagainya.
tersebut mudah dicapai oleh murid?
o Apakah sekolah menyediakan kotak saran/
o Apakah ketersediaan guru yang sesuai
keluhan atau metode/sarana lain yang
dengan kebutuhan dan berkualitas untuk
ditujukan untuk menampung keluhan orang
seluruh sekolah, baik di daerah terpencil
tua.
maupun di kawasan padat penduduk.
o Dan, masih banyak yang dapat
o Regulasi daerah yang mengatur distribusi
dikembangkan berdasarkan isu diatas.
guru secara merata pada setiap sekolah. o Implementasi regulasi dalam distribusi guru secara proporsional dan penanggulangan praktek-praktek yang tidak sesuai (mis ada guru yang minta ditempatkan di kota, karena
236
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
• Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
Di dalam isu Kesehatan Ibu dan Anak yang didukung Kinerja terdapat tiga isu utama yakni
www.kinerja.or.id
o Apakah bumil, bulin dan bufas paham
Persalinan Aman (PA), Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Penerapan ASI Eksklusif. Di luar
haknya soal layanan kesehatan dari
ketiga isu utama tersebut sebenarnya masih
Puskesmas? Apakah bumil, bulin dan bufas
banyak sub isu lain yang terkait sehingga dapat
paham bagaimana penerapan IMD dan ASI
pula dimasukkan didalam advokasi, misalnya
eksklusif? Apakah nakes melaksanakan
penguatan Desa Siaga, Kemitraan Bidan dan
kampanye dan penyuluhan penerapan ASI
Dukun, Manajemen Keuangan Puskesmas
Eksklusif? o Adanya upaya sosialisasi oleh nakes
dan sebagainya. Isu-isu yang merupakan hakhak penerima layanan (warga) dalam ketiga
kepada bumil soal Persalinan Aman, Inisiasi
isu di atas adalah terkait dengan komitmen
Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. o Ketersediaan mekanisme penanganan
Pemerintah didalam menerapkan SPM pada setiap isu dimaksud. Dari ketiga isu besar di
keluhan atas layanan yang kurang sesuai
atas, perlu dikembangkan berbagai hal agar
dan tindak lanjutnya. o Dan masih banyak hal lain yang dapat
dapat dengan mudah diterjemahkan oleh pelaku
dikembangkan dari isu di atas.
media terkait hak-hak warga untuk mendapat mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak yang jauh lebih baik. Hal-hal tersebut antara lain adalah:
•
Sektor Perizinan Usaha
Di dalam isu perizinan usaha yang didukung
o Ketersediaan informasi yang aksesibel
Kinerja menekankan efisiensi pelayanan pada
bagi pelayanan terhadap ibu hamil dan
satu pintu dengan mendorong perizinan pada
melahirkan, serta pengetahuan ibu hamil
kejelasan prosedur, waktu pengurusan izin dan
akan hak-haknya yang harus diberikan oleh
biaya tertentu. Isu-isu yang merupakan hak-hak
nakes/Puskesmas.
para pencari izin di atas adalah terkait dengan
o Ketersediaan sarana serta layanan yang memadai bagi ibu hamil o Ketersediaan sarana serta layanan yang memadai bagi ibu melahirkan dan menyusui o Adanya regulasi yang mengatur keberadaan sarana laktasi di fasilitas publik dan bagaimana penerapannya. o Adanya regulasi yang melarang promosi susu formula bagi bayi usia 0 – 6 bulan di seluruh fasilitas publik dan bagaimana penerapannya.
www.kinerja.or.id
komitmen Pemerintah didalam menerapkan standar pelayanan pada setiap isu dimaksud. Untuk itu diperlukan isu-isu apa saja yang dapat diangkat dalam sektor ini. o Kesediaan SKPD pengelola ijin serta regulasi daerah yang mengatur pengelolaan ijin strategis untuk dipadukan dalam satu pintu. o Ketersediaan informasi yang jelas mengenai alur pengurusan ijin, biaya serta waktu yang dibutuhkan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
237
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
o Ketersediaan mekanisme penanganan
berbagai definisi mengani advokasi yang telah
keluhan manakala terjadi praktek tidak
diterangkan, maka di dalam berbagai kasus
sesuai dengan prosedur yang tertera serta
pelayanan publik di atas, hampir semua sasaran
tindak lanjutnya.
advokasi adalah kelompok dimaksud. Namun pada
o Apakah pencari ijin pernah diminta biaya
kasus advokasi lain, kelompok masyarakat tertentu
untuk mengurus ijin yang tidak sesuai
juga dapat menjadi sasaran advokasi, misalnya
dengan regulasi yang telah ditetapkan?
kelompok pria perokok yang dikuatirkan jika mereka
o Berapa lama keluhan pencari ijin ditanggapi o Apakah respon pengelola kantor perijinan
merokok di lingkungan keluarga rumah akan mempengaruhi kesehatan putra putri mereka. Atau,
cukup memberi solusi bagi persoalan yang
misalnya pada kasus penanggulangan HIV/Aids,
dirasakan oleh pencari ijin.
maka yang menjadi target advokasi misalnya adalah
o Dan masih banyak hal yang dapat
publik yang memahami stigma yang keliru terhadap penyakit HIV/Aids misalnya, dan lain sebagainya.
dikembangkan dari isu di atas.
Untuk kegiatan advokasi atas peningkatan mutu
4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
pelayanan publik berbasis standar pelayanan ini pelaku media harus memahami siapa yang menjadi sasaran advokasi dan fokus advokasi serta pengawasan pula tentunya. Dengan mengetahui hal tersebut akan membantu pelaku media menemukan angle penulisan yang sesuai serta pihak-pihak yang
Pada umumnya sasaran advokasi adalah
akan dijadikan nara sumber ataupun hal-hal yang
penyelenggara negara atau pihak-pihak yang terlibat
akan diinvestigasi.
dalam proses pengambilan keputusan. Mencermati
Tabel Sasaran Dan Fokus Advokasi NO
1
SEKTOR
Pendidikan Dasar
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD Sekolah
SASARAN ADVOKASI
Kepala Sekolah
FOKUS ADVOKASI
o o o
238
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dilaksanakannya manajemen berbasis sekolah Diterapkannya transparansi pelaporan Efektivitas alokasi anggaran BOS
www.kinerja.or.id
NO
SEKTOR
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
SKPD
Pejabat Pimpinan SKPD Pendidikan
FOKUS ADVOKASI
o
o
Pemerintah Daerah
o
o
Pejabat pimpinan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah Walikota/Bupati
o
o
o
2
Kesehatan Ibu dan Anak
www.kinerja.or.id
Dilaksanakannya pemantauan penerapan manajemen berbasis sekolah Dilaksanakannya pemantauan penerapan mekanisme yang mendorong transparansi penggunaan dana operasional sekolah Ditetapkannya regulasi lokal untuk menjamin pelaksanaan manajemen berbasis sekolah oleh sekolah/unit pelayanan pendidikan dasar. Memadainya alokasi dana bagi dukungan pembiayaan sekolah dalam Anggaran Daerah Perbaikan distribusi guru secara proporsional
Puskesmas
Kepala Puskesmas
o Diterapkannya layanan wajib yang harus diberikan oleh Puskesmas/Nakes bagi ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta bayi lahir dan menyusui. o Diterapkannya SOP Non-teknis dalam pelayanan bumil, ibu melahirkan, ibu nifas. o advokasi transparansi penggunaan anggaran BOK Puskesmas
SKPD Kesehatan
Pejabat Pimpinan SKPD Kesehatan
o Ditetapkannya regulasi yang mengatur kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
239
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
NO
SEKTOR
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
FOKUS ADVOKASI
o Dilaksanakannya pemantauan pelaporan BOK Puskesmas
3
240
Perijinan Usaha
Pemerintah Daerah
o Pejabat Pimpinan Badan Publik o Bupati/Walikota
o Diterapkannya regulasi yang mewajibkan Puskesmas transparan atas penggunaan semua sumber dana, baik dari BOK maupun dari APBD o Ditetapkannya kampanye kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif sebagai program wajib Dinas Kesehatan. o Ditetapkannya regulasi yang mengatur kewajiban penyediaan ruang bagi pelayanan ASI ekskusif pada badan-badan publik (dan fasilitas publik).
Kantor PTSP
Pejabat pimpinan PTSP
o Diterapkannya SOP (alur) perijinan, termasuk waktu dan proses o Dipublikasikannya nominal biaya perijinan
Pemerintah Daerah
o Pejabat Pimpinan SKPD yang mana urusan perijinannya akan/sedang/ telah dialihkan prosesnya ke kantor PTSP o Bupati/Walikota
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Komitmen peralihan ijin dari SKPD asal kepada PTSP o Nominal biaya perijinan
www.kinerja.or.id
Dan, untuk pelaksanaan pengawasan yang menjadi sasaran dan fokusnya dapat diperhatikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel Sasaran dan Fokus Pengawasan No
1
Sektor
Pendidikan Dasar
Unit Pelayanan atau SKPD Sekolah
Pelaksana Pengawasan
Sasaran Pengawasan
Fokus Pengawasan
Forum Multipihak Skala Sekolah atau forum/ LSM lain yang memiliki perhatian pada isu dimaksud
Kepala Sekolah dan jajaran terkaitnya, termasuk Komite Sekolah
o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan terkait pelaksanaan manajemen berbasis sekolah o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan terkait pelaksanaan transparansi pelaporan o Upaya yang dijalankan serta hasil dari kesepakatan dan pelaksanaan alokasi anggaran BOS
SKPD
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten/ Kota atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian pada isu dimaksud.
www.kinerja.or.id
Pejabat Pimpinan SKPD Pendidikan
o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan Maklumat Layanan yang menjadi tanggungjawab SKPD terkait pelaksanaan manajemen berbasis sekolah o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan mekanisme yang mendorong transparansi penggunaan dana operasional sekolah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
241
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
No
Sektor
Unit Pelayanan atau SKPD Pemerintah Daerah
2
Kesehatan Ibu dan Anak
Puskesmas
Pelaksana Pengawasan
Sasaran Pengawasan
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten/ Kota atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
o Pejabat pimpinan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah o Walikota/Bupati
Forum Multipihak tIngkat Kecamatan atau forum/LSM lain
Kepala Puskesmas
yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
Fokus Pengawasan
o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan dan proses pengalokasian dana bagi dukungan pembiayaan sekolah dalam Anggaran Daerah o Kemajuan pelaksanaan dari rekomendasi yang disepakati hingga menjadi regulasi daerah dalam perbaikan distribusi guru secara proporsional dan pelaksanaannya. Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan tentang perbaikan terkait pelaksanaan layanan wajib yang harus diberikan oleh Puskesmas/Nakes bagi ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta bayi lahir dan menyusui. Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan terkait perbaikan penerapan SOP Non-teknis dalam pelayanan bumil, ibu melahirkan, dan ibu nifas. Upaya yang telah dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan re- alokasi anggaran BOK
242
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
No
Sektor
Unit Pelayanan atau SKPD SKPD Kesehatan
Pelaksana Pengawasan
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
Sasaran Pengawasan
Pejabat Pimpinan SKPD Kesehatan
Fokus Pengawasan
o Kemajuan dari maklumat layanan yang menyepakati berbagai input yang harus disediakan oleh SKPD kesehatan untuk pelaksanaan kampanye dan penerapan IMD dan ASI Eksklusif o Kemajuan dari pelaksanaan regulasi yang mengatur pelaksanaan kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif.
Pemerintah Daerah
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
Rekomendasi dalam maklumat pelayanan Pejabat Pimpinan Badan Publik dimaksud Bupati/Walikota
o Kemajuan dari maklumat layanan yang menyepakati berbagai input yang harus disediakan oleh SKPD lain dan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kampanye dan penerapan IMD dan ASI Eksklusif o Pelaksanaan regulasi yang mengatur pelaksanaan kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif. o Pelaksanaan regulasi yang mengatur kewajiban penyediaan ruang bagi
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
243
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
No
Sektor
Unit Pelayanan atau SKPD
Pelaksana Pengawasan
Sasaran Pengawasan
Fokus Pengawasan
pelayanan ASI ekskusif pada badan-badan publik. 3
Perijinan Usaha
Kantor PTSP
Forum Multipihak Forum berbagai Asosiasi Usaha setempat
Pejabat pimpinan PTSP
Upaya yang telah dilakukan dan hasil dari pelaksanaan perbaikan alur perijinan, termasuk di dalamnya aspek waktu dan proses
Pemerintah Daerah
Forum Multipihak Forum berbagai Asosiasi Usaha Setempat
Pejabat Pimpinan SKPD yang mana urusan perijinannya akan/sedang/telah dialihkan prosesnya ke kantor PTSP Bupati/Walikota
o Kemajuan pelaksanaan komitmen peralihan ke PTSP
5. Teknik produksi konten dan strategi penggunaan media guna mendukung advokasi dan pengawasan. a. Teknis produksi konten isu pelayanan publik
berbasis standar pelayanan • Menulis berita (straight news), Menulis straight news bagi isu peningkatan mutu pelayanan publik harus cukup hati-hati. Umumnya straight news, adalah berita cepat dan pendek. Banyak jurnalis yang meliput kegiatan Kinerja pada masa lalu cenderung menulis event dari kegiatan, ketimbang
244
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Kemajuan pelaksanaan kesepakatan perubahan nominal Biaya Perijinan Usaha
memperdalam isu dan mencari angle yang menarik untuk diangkat. Beberapa hal yang patut dicerna di dalam penulisan straight news yang dapat mendukung isu peningkatan mutu pelayanan publik antara lain1: (a). Berita disebut straights news, atau disebut Berita Langsung karena dibuat
1 Diambilkan dari materi presentasi yang disusun oleh Zaenal Arifin Emka, mantan pemred Surabaya Post, yang menjadi tenaga pengajar Puskakom, yang mengisi pelatihan bagi Jurnalis Warga untuk Kinerja USAID, 2013, diolah kembali dan ditambahkan dengan beberapa pandangan lain serta pengalaman Kinerja USAID.
www.kinerja.or.id
untuk menyampaikan kejadian yang
harus segera diketahui pembaca. Oleh
harus secepatnya diketahui pembaca.
karena itu, lead atau kepala berita pada
(b). Penulisannya dengan Piramida
straight news sudah harus mampu
Terbalik. Artinyaunsur-unsur terpenting
memberikan informasi maksimal
dituliskan pada bagian pembuka.
kepada pembaca. Pembaca tidak perlu
Maksudnya agar sesegera mungkin
membaca keseluruhan berita untuk
diketahui pembaca.Dalam piramida
mengetahui fakta yang disampaikan.
terbalik, penutup tidak terlalu penting.
Unsur layak berita yang paling kuat,
Sebab bagian terpenting sudah
ditulis menjadi teras berita. Teras berita
disampaikan dalam pembukaan
dapat ditulis dengan kalimat deklaratif
maupun tubuh berita.
dari unsur yang paling penting itu.
(c). Struktur berita berdasar model penulisan piramida terbalik terdiri dari o judul, lead atau teras berita atau kepala berita (biasanya adalah paragraf pertama berita). Contoh lead berita untuk isu pelayanan publik antara lain:
Dengan demikian, ide atau gagasan pokok yang dikandung paragraf-paragraf setelah paragraf pembuka hanya merupakan penjelasan lebih lanjut dari ide atau gagasan yang termuat pada paragraf lead tersebut. (d). Lead atau Teras Berita mengandung
(i). Pasien Puskesmas Grojogan
hal terpenting. Susunlah tidak tak lebih
Sewu, Kecamatan Antah Berantah
dari 3 kalimat, tak lebih dari 30 kata.
kini dapat komplain langsung kepada
Kalimatnya sederhana dan mudah
Kepala Puskesmas.
diingat/dibaca.Tidak perlu harus
(ii). Penyebab utama kematian ibu melahirkan di Desa Anjasmara
mengandung seluruh 5 W & 1 H. Yang diutamakan adalah APA atau SIAPA.
Kecamatan Sisuka Bohong disebabkan jarak Puskesmas terlalu
jauh dari Desa.
menampilkan data-data pendukung
(iii). Kepala Sekolah SD Merangin
untuk memperkuat angle atau
menyampaikan laporan keuangan
argumentasi atas isu yang diangkat.
sekolah lewat Radio Komunitas.
Data pendukung yang didapat dari hasil
o tubuh berita/body. o penutup/ending.
Model ini digunakan untuk menyampaikan fakta/kejadian yang
www.kinerja.or.id
(e). Mengungkapkan isu dengan
wawancara akan lebih baik jika tidak hanya mengutip pendapat pejabat saja, namun juga pelaku di Unit Pelayanan atau bahkan penerima layanan, misalnya bumil, bulin, bufas atau orang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
245
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
tua murid dan sebagainya. Selain dari
faktual (berdasar fakta). Artinya, bukan
hasil wawancara, data pendukung juga
karangan fiktif dan khayalan.
akan lebih baik jika mengungkap data-
(d). Soft news atau berita ringan bisa
data kuantitatif, misalnya perkembangan
digunakan menyiasati berita yang
kelulusan murid SD dari tahun ke tahun,
tidak punya nilai penting, tapi punya
atau perbandingan jumlah guru dan
nilai menarik. Penulisan sebuah
murid antar sekolah dan sebagainya.
good practices sebuah pelayanan di Puskesmas mungkin tidak penting
• Menulis/produksi fitur (soft news). Menulis
(dalam artian nilai kebaruannya), namun
soft news atau feature di dalam konteks
akan menjadi menarik ketika ada
peningkatan mutu pelayanan publik menjadi
sesuatu yang disampaikan di sana yang
sangat penting, terutama jika jurnalis ingin
membuat orang berdecak kagum.
mengangkat kondisi suatu pelayanan publik.
(e). Soft news seperti halnya features
Penulisan good practices dari sebuah
bisa memberikan informasi kepada
pelayanan publik dapat dikembangkan
masyarakat mengenai situasi atau
melalui soft news ini. Beberapa prinsip yang
aspek kehidupan yang terabaikan
2
dapat diacu di dalamnya antara lain :
dalam penulisan berita. (f). Kejelian melihat datadetail dan
(a). Gunakan semua perasaan sebagai
mengembangkannya. Misalnya:
jurnalis. Tulis semua rasa, perasaan,
suara, dan bau sebagaimana
gedung sekolah. Meski begitu, sedikit
sebenarnya.
sekali orang yang peduli terhadap
(b). Berikan informasi kepada pembaca,
Supardi, kakek 57 tahun, si penjaja
sehingga mereka menoleh pada
sekolah sekaligus tukang kebun
seseorang dan berkata, ‹›dengarkan ini...›› (c). Tidak seperti berita, soft news memungkinkan penulisnya ”menciptakan” sebuah cerita atau sebuah kisah. Namun harus tetap
Hampir setiap hari kita melewati
sekolah yang selalu setia bekerja.
Dari data singkat ini banyak kemungkinan bisa dikembangkan kisahnya. Tentang keluarganya, latar belakang hidupnya, perjuangannya melawan kerasnya hidup, dan .... statusnya sebagai tenaga honorer
2 Diambilkan dari materi presentasi yang disusun oleh Zaenal Arifin Emka, mantan pemred Surabaya Post, yang menjadi pelatih di Puskakom, yang mengisi pelatihan bagi Jurnalis Warga untuk Kinerja USAID di Jawa Timur, 2013, bahan diolah kembali.
246
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
sepanjang masa. (g). Jaga daya tariknya. Dalam tubuh features harus diatur supaya setiap perpindahan paragraf, pembaca masih tetap menemukan hal menarik atau
www.kinerja.or.id
penting sehingga membuatnya terus
Penulisan dengan gaya piramida terbalik ini digunakan dengan alasan: Pertama,
membaca hingga penutup.
pembaca dikategorikan sebagai orang
(h). Membuat kejutan di akhir. Ada baiknya klimaks peristiwa ditempatkan pada
sibuk dan mempunyai waktu yang singkat
bagian penutup. Jadi, bagian penutup
untuk mendapatkan berita-berita yang
bisa menjadi penting, bukan yang bisa
faktual. Kedua, redaksi media massa harus
dibuang.Dalam features, penutup tidak
memotong siaran pers tersebut tanpa
hanya layak, tapi mutlak perlu.
mengurangi isi pokoknya. Ketiga, redaksi tidak mempunyai cukup waktu untuk membaca
(i). Jangan dikotori opini. Features harus terasa obyektif. Jangan dikotori dengan
keseluruhan siaran pers. Sebelum redaksi
opini penulis. Opini bisa mengurangi
memutuskan dibuang atau dipakai release
kepercayaan pembaca. Kalau ada
tersebut, mereka harus tahu dengan cepat
opini, harus diatribusikan.Tulisan harus
apa keseluruhan isi rilis itu (Cole dalam
mengalir lancar. Kalau menghadapi
Soemirat dan Ardianto, 2004).
sesuatu yang tidak logis, pembaca akan terganggu.
pertama, kembangkan lead itu dalam paragraf kedua untuk menjelaskan atau
• Membuat siaran pers. Media merupakan
mendukung paragraf pertama yang perlu
salah satu pilar kunci dalam penegakan
dijelaskan atau mendukung paragraf
tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk
pertama yang perlu dijelaskan. Kemudian
itu siapapun dari pelaku peningkatan
masuk kepada tubuh berita. Penulisan
mutu pelayanan publik. Siaran pers
dengan gaya piramida terbalik ini berarti
pada dasarnya adalah informasi yang
menulis berita dari mulai yang sangat
disampaikan pihak luar kepada media
penting (lead) sampai kepada semakin tidak
untuk kepentingan pemberitaan. Yang
penting. Sedangkan judul diambil dari lead
umumnya terjadi siaran pers disampaikan
(berita yang sangat penting tadi).
oleh perusahaan untuk melakukan launching produk, klarifikasi suatu kasus yang disampaikan sebuah organisasi kepada media dan sebagainya. Siaran pers penting bagi upaya peningkatan mutu pelayanan publik, baik yang disusun oleh SKPD atau
Setelah menulis lead sebagai paragraf
Beberapa tips yang dapat digunakan di dalam menulis siaran pers3: o Memilih judul yang positif (aktif) dan bukannya pasif.
Unit Pelayanan maupun yang disampaikan oleh forum multipihak. Intinya adalah untuk menginformasikan kepada khalayak tentang sesuatu hal.
www.kinerja.or.id
3 Seperti dikutip dari http://ruangdosen. wordpress.com/2009/01/14/penulisan-pressrelease/ yang diunduh pada tanggal 26 Agustus 2013
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
247
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
o Paragraf pertama (lead) harus tajam
o Ketiklah siaran pers hanya pada satu
dan ringkas; antara 12 sampai 20 kata
sisi kertas saja dengan spasi rangkap.
merupakan ukuran yang ideal.
Berikan margin yang cukup pada semua
o Usahakan supaya kalimat dan paragraf pendek-pendek. o Hindari kata yang berlebihan seperti “ini”
sisi halaman. o Selalu beri tanggal pada siaran pers. o Selalu cantumkan nama kontak dan
dan “itu”, serta kata keterangan dan kata
nomor telepon di siang hari pada bagian
sifat yang tidak perlu. Anda tidak perlu
bawah siaran.
mengatakan bahwa sesuatu “hebat”
o Buatlah siaran pers sesingkat mungkin.
atau “fantastis”. Kalau itu sehebat yang anda nyatakan, maka akan jelas dengan sendirinya dari teks yang anda tulis. o Hindari kata-kata panjang karena kolom surat kabar sempit. o Hindari istilah khusus dan penggunaan singkatan. o Jawab enam pertanyaan ––siapa,
warga dalam proses advokasi yang dilakukan Kinerja memiliki peranan penting. Oleh karenanya, keberadaan mereka harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan, baik dari sisi kualitas kemampuan dan pengetahuan mengenai isu maupun ketrampilan jurnalistik
mengapa, apa, bilamana, di mana dan
termasuk penggunaan media. Beberapa
bagaimana. Kalau tidak menjawab
hal yang dapat dilakukan untuk tetap
keenam pertanyaan ini maka siaran
mempertahankan mereka adalah sebagai
pers tidak berisi semua informasi yang
berikut:
diperlukan wartawan. o Jangan menulis awal, bagian tengah dan akhir. Masukkan semua butir yang penting pada awal siaran pers. Kalau artikelnya terlalu panjang mereka akan memotongnya dari bawah dan jika meletakkan butir-butir yang paling penting pada akhir berita, maka bagian itu tidak akan termuat. o Tulislah berita dan bukan pandangan (harus berdasarkan fakta). o Selalu periksa kembali ejaan nama orang.
248
b. Strategi merawat jurnalis warga. Jurnalis
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
• Selalu melibatkan mereka di dalam berbagai pertemuan yang membahas substansi peningkatan mutu pelayanan publik • Selalu membagi konten/isu dan perkembangannya melalui media sosial dan jaringan kerja yang sudah dibangun sebelumnya. • Membangun visi bersama antar jurnalis warga dengan pelaksana advokasi. • Membangun peluang penulisan berita oleh jurnalis warga di media arus utama. • Pemberian insentif berupa memberi peluang kepada pelatihan-pelatihan baru baik dilokal
www.kinerja.or.id
maupun keluar daerah, kunjungan ke luar
access, limited exception) yakni akses
daerah, kompetisi jurnalis dan pemberian
yang maksimum untuk informasi dengan
award, festival jurnalis dan sebagainya.
perkecualian yang sangat terbatas. Oleh karenanya kewajiban pemerintah daerah
c. Strategi penggunaan media. Media selain
untuk membuka dan memberikan akses
dikuatkan secara konten melalui berbagai
sebanyak-banyaknya kepada publik
penulisan jurnalistik, juga dapat dikuatkan dalam
untuk mendapatkan berita atau informasi
upaya peningkatan mutu pelayanan publik
publiknya. Media maupun jurnalis dapat
melalui berbagai peran sebagai berikut:
memanfaatkan hal ini.
• Sebagai pendukung transparansi dan
Terkait dengan kekuatiran yang lain,
keterbukaan informasi. Media dapat
sebenarnya sudah cukup banyak kerjasama
dimanfaatkan untuk mempublikasikan
media dengan pemerintah daerah dilakukan.
informasi publik (misalnya informasi yang
Kerjasama dalam arti adanya dana APBD
seharusnya diketahui oleh publik yang
yang disalurkan kepada media tertentu
berasal dari instansi pemerintah atau
untuk meng“kapling“ kolom tertentu
informasi terkait hal-hal penting yang
selama periode tertentu. Pola kerjasama
merupakan sumber/penyebab kejadian
semacam ini tidak salah, namun sering
tertentu). Pemerintah Daerah dapat
menimbulkan kontroversi karena seolah
menggunakan media untuk menyampaikan
media telah „dibeli“ oleh pemerintah daerah.
hal tersebut. Caranya bisa melalui
Meskipun pada kenyataannya tidak semua
konperensi pers atau mengirim siaran
demikian. Justru dengan penegakan
pers atau dapat juga dengan mengundang
peran media sebagai watch dog akan
secara langsung untuk peliputan. Yang
jauh lebih baik jika kerjasama dilakukan
sering dikuatirkan oleh staf pemerintah
tanpa adanya dukungan pendanaan APBD
daerah adalah soal pembiayaan, soal
kepada media. Jika soal pemelintiran
„pemelintiran berita“ dan soal keragu-raguan
berita yang dikuatirkan, maka dengan
karena data dianggap rahasia negara.
adanya pengiriman siaran pers atau bahan
Kewajiban pemerintah adalah membuka semua informasi yang tidak termasuk dalam informasi yang dikecualikan (sesuai pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik) dengan prinsip MALE (maximum
www.kinerja.or.id
yang jelas dan konkrit yang disampaikan kepada media kekuatiran tersebut dapat dihindarkan, karena pemerintah daerah memiliki hak untuk mengklarifikasi pemberitaan, apalagi memiliki bukti berupa pengiriman siaran pers.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
249
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
• Pengembangan kolom khusus pengaduan
ataupun pemirsa. Pengembangan konten
keluhan. Pengembangan kolom ini dapat
media melalui program ini bisa saja
bersifat adhoc maupun permanen, namun
mendukung proses advokasi yang tengah
yang jauh lebih penting adalah tujuan
dilakukan yakni dengan cara mengundang
pengembangan kolom tersebut untuk
narasumber yang berasal dari pengambil
membangun dan memperdalam opini
keputusan dan publik/yang mewakili publik
yang berasal dari publik terhadap satu
serta pihak penerima layanan (publik yang
isu tertentu. Hal ini bukanlah hal baru.
mengeluh). Program didesain sedemikian
Harian Tribun misalnya menggunakan
rupa sehingga terjadi dialog antar pengambil
akun facebooknya untuk mengangkat isu
keputusan dengan publik. Akan lebih
tertentu dan mengundang pembacanya
berhasil jika kemudian produser acara
untuk memberi komentar, lalu semuanya
mengijinkan siaran tersebut membuka
diangkat kedalam kolom khusus disalah
komunikasi dengan pemirsa baik dengan
satu halaman yang diterbitkan seminggu
sambungan telepon maupun misalnya
sekali. Contoh lain adalah mengembangkan
dengan pesan singkat (Layanan SMS).
informasi dalam surat pembaca kedalam
Interaksinya akan jauh lebih terbuka dan
sebuah berita lanjutan dengan melakukan
membangun komunikasi politik yang lebih
indepth interview kepada penulis surat
luas karena melibatkan publik diluar studio.
pembaca atas keluhannya terhadap
Namun demikian, umumnya program siaran
satu hal, lalu kemudian jurnalisnya
semacam ini memerlukan persiapan yang
mewawancarai pihak yang dikeluhkan.
tidak sedikit, termasuk biaya operasional
Alhasil terdapat sebuah berita yang jauh
dan sebagainya. Kebanyakan media
lebih komplet dan komprehensif atas satu
radio ataupun televisi menarik biaya untuk
kasus tertentu. Inisiatif mengembangkan
penayangan program semacam ini, kecuali
kolom spesifik semacam di atas tentu
misalnya yang masuk kategori radio atau
hanya dapat dijalankan jika ada persetujuan
televisi komunitas. Akan tetapi terobosan
dari manajemen redaksi media dimaksud.
pengembangan program siaran semacam
Namun sebagai ide, pihak pelaksana
ini untuk mendukung advokasi layak untuk
advokasi bisa saja mengajak kerjasama
dicoba.
redaksi media dimaksud. • Program siaran radio interaktif. Umumnya program siaran interaktif – baik media
250
d. Strategi berbagi konten/konvergensi media • Pengelolaan media sosial. Media
berbasis audio maupun audio video –
sosial kini telah berkembang menjadi
melibatkan pihak luar yakni pendengar
barometer informasi yang mulai meluas.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Pengelolaannya pun membutuhkan keahlian khusus dan intensitas kampanye
pelayanan publik termasuk standar
dan berbagi konten via media.Salah satu
pelayanan yang digunakan. Hal ini
model pengelolaannya adalah dengan
mutlak diperlukan mengingat diperlukan
memanfaatkan yang namanya SEO
orang yang paham isu untuk melakukan
(Search Engine Optimation), namun
berbagi konten.
seiring berkembangnya era dunia saat ini Sosial Media mulai layak dijadikan Pilihan. Bahkan media sosial kini telah menjadi pilihan berbagai macam Perusahaan, Instansi, vendor, UKM, hingga seseorang atau kelompok orang tertentu yang ingin mengenalkan dirinya atau mempromosikan sesuatu, termasuk didalamnya mengkampanyekan isu tertentu. Buzzer salah satu sebutan bagi marketer media sosial kinipun telah menjadi salah satu sumber penghasilan.
(i). Cukup memiliki pemahaman akan isu
(ii). Memiliki jaringan pertemanan yang banyak di dunia media sosial. Untuk mendapatkan dari awal relative agak sulit jika harus secara cepat meningkatkan jumlah pengikut (follower untuk twitter) dan teman (friend untuk facebook). Oleh karenanya trik yang digunakan perusahaan umumnya merekrut mereka-mereka yang sudah memiliki ribuan follower ataupun friend. Hal ini akan memudahkan proses berbagi konten. Jika tidak
Pengelolaan media sosial ini sangat
mendapatkannya, dapat dilakukan
beragam. Untuk twitter mulai dari update
melalui beberapa akun sekaligus yang
tweet, update sharing hingga fast respon
memiliki follower beragam.
twitter secara berkala. Sedangkan untuk facebook dilakukan umumnya melalui fan page atau group. Sangat tergantung pada karekater produk atau isu yang dekat dengan komunitas yang hendak disasar. Pengelolaannya juga mulai dari update konten (status), update sharing hingga fast response komentar di facebook secara berkala. Untuk pengelolaan media sosial ini selain harus memiliki akun media sosial (facebook, twitter, youtube dan juga blog khusus), juga harus memperhatikan beberapa hal yakni:
www.kinerja.or.id
(iii). Memiliki kemampuan teknis sederhana untuk berbagi konten melalui media sosial dan kesediaan meluangkan waktu secara regular dalam periode-periode tertentu (misalnya 30 menit dalam satu hari, atau 3 jam dalam seminggu). Semakin sering isu diangkat dan direspon maka intensitas pengelolaan semakin tinggi pula. (iv). Kerja pengelolaan media sosial harus seiring dengan kerja advokasi. Oleh
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
251
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
karenanya administrator media sosial
untuk hal yang sebaliknya, tidak semudah
perlu dilibatkan dalam diskusi-diskusi
itu. Konten di media sosial yang hendak
atau lokakarya isu peningkatan mutu
diunggah ke on-line media mainstream
pelayanan publik.
memerlukan prosedur tertentu. Biasanya diperlukan kesepakatan atau kerjasama
(v). Administrator media sosial harus
dengan redaktur media on-line tersebut.
mengembangkan link ke berbagai web,
Dan, umumnya mereka memiliki persyaratan
blog dan juga on line media lainnya,
tertentu misalnya kualitas konten harus
untuk dapat memutakhirkan isu serta
memenuhi kaidah jurnalistik, panjang
berbagi konten jika ada hal menarik
tulisan tidak lebih dari berapa halaman dan
terkait isu yang diangkat oleh media
sebagainya.
lainnya. • Kerjasama antar pelaku media berbeda
Kerjasama antara jurnalis warga dengan media mainstream sudah mulai banyak
platform. Konten/isi yang menjadi salah satu
dilakukan. Misalnya di Sulawesi Selatan,
isu penting di dalam konteks media memiliki
mitra Kinerja USAID sudah memfasilitasi
platform yang berbeda-beda. Ada yang
beberapa jurnalis warga agar tulisannya
basisnya teks (tulisan), audio maupun audio
dapat diunggah di media mainstream.
video, atau gabungan diantaranya. Mereka
Untuk ke depan penting kiranya pelaksana
dihasilkan oleh media yang berbeda-beda
advokasi/fasilitator dapat mendorong
pula.
pengembangan kerjasama dengan model tersebut. Bahkan jika memungkinkan lebih
Kecenderungan yang sekarang banyak
luas lagi, artinya bagaimana kolaborasi
dikembangkan adalah konten yang
antar jurnalis warga dengan jurnalis
diproduksi dari berbagai platform yang
media mainstream didalam memproduksi
berbeda disatukan dalam media dengan
konten agar kualitas konten semakin dapat
platform yang berbeda pula. Misalnya
ditingkatkan.
tulisan di on-line media (yang merupakan media mainstream) dibagi ke media
Untuk lebih memperjelas strategi
sosial dan dilengkapi dengan video dari
penggunaan media, diperlukan juga
youtube tentang kisah yang diangkat
informasi yang menganalisis kelebihan dan
oleh jurnalis warga. Itu semua disajikan
kekurangan berbagai jenis media yang saat
dalam facebook yang dibagi kebanyak
ini familiar diakses oleh publik.
pemilik akun facebook. Biasanya hal ini mudah dilakukan, karena mengunggah berita dari on-line media mainstream ke media sosial tidaklah terlalu sulit. Namun
252
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Tabel Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Jenis Media fntuk Kepentingan Advokasi 1
Media Cetak Lokal
• Hampir semua pejabat lokal dapat mengakses media cetak, sehingga jika ada konten advokasi didalamnya akan mudah dibaca. • Distribusi media cetak pada wilayah remote terbatas, namun secara reguler dipublikasikan pada titik strategis (di ruang publik seperti kantor desa, kecamatan, dsbnya).
• Jumlah distribusi pada wilayahwilayah Kabupaten/Kota sangat terbatas. Tidak semua orang bisa mengakses media tersebut. • Berita hari tersebut ditayangkan pada hari berikutnya. • Sudah cukup banyak kerjasama media cetak lokal dengan berbagai pemerintah daerah, hal ini dapat menjadi penghalang penyampaian berita kritis dari publik.
2
Media On-Line
• Berita hari itu dapat ditayangkan pada hari yang sama. • Informasi masih dapat dibaca berulang kali dan diakses oleh siapa saja. • Berbagai berita yang tersaji umumnya memiliki kolom untuk diberi komentar, sehingga informasi dari media menjadi semakin lengkap dengan informasi tambahan dari pembaca.
Pada wilayah remote area, akses kepada media on-line sangat terbatas.
3
Media Radio Lokal (swasta/publik)
• Dapat secara cepat dipublikasikan, berita saat itu dapat disiarkan saat yang sama. • Dapat didengarkan sambil melakukan kerja-kerja lainnya. • Publik di daerah lebih senang mendengarkan radio, dibandingkan baca koran. • Daya ungkit dengan cakupan jangkauan siaran yang lebih luas juga jauh lebih kuat.
• Program siarannya mengacu pada segmen-segmen tertentu, baik radio secara keseluruhan, maupun program siaran yang dikembangkan. Segmen tersebut sangat bergantung dengan jam siarnya. • Mudah dilupakan orang, karena hanya sekali terdengar. • Hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki radio penerima, atau yang sedang dekat dengan keberadaan radio penerima.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
253
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
• Terkadang radio lokal menempatkan kepentingan advokasi dalam konteks kerjasama siaran yang diperhitungkan dengan biaya komersial penggunaan jam siaran. Media televisi lokal (swasta/publik)
• Dengan konten berupa audio dan video pesan yang disampaikan akan lebih mengena. • Jika promosi program dikampanyekan secara intensif, peluang program-program tertentu menjadi favorit pemirsa tinggi, apalagi didukung kualitas konten yang baik.
• Tidak disemua wilayah memiliki stasiun siaran TV lokal. • Persaingan program siaran hiburan dengan TV Jakarta menyebabkan pemirsa TV lokal jumlahnya sedikit dibanding TV Jakarta.
5
Media Radio Komunitas
• Dapat menginisiasi program siaran pendukung advokasi, karena hadir dalam mendukung kepentingan komunitas • Bagi radio komunitas yang benar-benar melayani komunitas, pendengar lokalnya cukup banyak, karena kebutuhan warga setempat akan berita lokal dan sebagainya.
• Jangkauannya terbatas, sehingga tidak banyak pemirsa yang dapat mengakses kecuali yang tinggal dalam satu wilayah dengan studionya (kecamatan) • Jika dikaitkan dengan jangkauan yang terbatas, maka daya ungkit untuk advokasi juga terbatas, tidak seperti radio lokal lainnya.
6
Media sosial berbasis internet
• Jangkauan luas, namun diperlukan link berupa jaringan pertemanan/pengikut secara luas juga (facebook, twitter, youtube, dsbnya) • Mudah dibagi kepada berbagai jenis media berbasis internet lainnya. • Mudah diakses oleh perangkat telepon pintar hingga keberbagai pelosok wilayah.
• Diperlukan kapasitas penulisan singkat yang baik (bagi media twitter atau SMS dan sejenisnya yang memiliki karakter terbatas) sehingga penyampaian pesan dapat optimal ditangkap. • Pada wilayah dimana akses internet terbatas, media sosial menjadi kurang begitu populer.
4
254
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Media Cetak Komunitas (koran/ buletin Kampung)
• Efektif hanya untuk lingkungan terbatas (wilayah edar media tersebut). • Beritanya dapat diakses berkalikali.
Didalam menyikapi kelebihan dan kelemahan
melakukan wawancara. Kekuatiran atau
masing-masing jenis media yang disampaikan
ketakutan akan melakukan kesalahan (salah
di atas diperlukan strategi penggunaan media
bicara, merasa tidak memiliki kewenangan
secara komprehensif. Pengembangan strategi
sampai karena harus menutupi informasi
ini sudah disampaikan dalam uraian bagian
yang sebenarnya) merupakan penyebab
akhir di dalam Bab VI.
mengapa sumber berita sulit didapatkan.
6. Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi pelaksanaan advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
• Sebagai media komunitas sering terkendala dengan biaya operasional, sehingga sering tidak terbit. • Jangkauan distribusi terbatas, namun fokus pada wilayah tertentu. • Pada skala kampung tidak semua warga dapat mengakses, baik dengan alasan jumlah terbatas maupun alasan banyak warga di desa/kampung yang tidak bisa baca tulis.
(a). Penghambat: o Kesulitan mendapatkan pernyataan dari sumber berita. Tidak jarang jurnalis mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber berita. Tidak saja karena memang tidak ada yang dapat diminta informasinya, namun yang sering terjadi adalah tidak bersedianya sumber berita diminta untuk
www.kinerja.or.id
o Kesulitan mengaskes data dan informasi. Data dan informasi publik seringkali sulit untuk diakses. Kesulitan tersebut umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu: Staf dan pejabat sering menganggap data-data yang ada di kantor tidak boleh diakses oleh pihak luar, karena dianggap rahasia, terutama terkait dengan program dan keuangan. Staf tidak mengetahui apakah data tersebut ada atau tidak, hal ini dikarenakan pengarsipan kurang baik dan juga memang yang bersangkutan tidak mengetahuinya karena memang
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
255
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
kantor tersebut belum memiliki catatan data (data library). o Minimnya jumlah jurnalis di daerah. Media yang berbasis di daerah (ibukota Provinsi atau bahkan di Kabupaten/Kota) umumnya beroperasi dengan dana terbatas. Demikian pula pengeluaran mereka yang terbatas untuk memiliki jurnalis dalam jumlah memadai. Banyak sekali terjadi seorang jurnalis bekerja untuk cakupan wilayah yang luas dan bahkan untuk beberapa kabupaten sekaligus. Akibatnya mereka yang bertugas dengan situasi ini memanfaatkan siaran pers saja untuk mendapatkan berita. Mereka jarang sekali melakukan liputan hingga ke daerah-daerah. Akibatnya porsi pemberitaan di daerah sangat sedikit sekali, umumnya
yang menarik perhatian publik dalam media sosial dengan karakter yang terbatas. Banyak sekali pemilik akun media sosial kurang mampu menjelaskan atau memberitakan isu secara lengkap dan menarik perhatian dalam batas karakter yang terbatas, misalnya 140 karakter (untuk SMS dan twitter). Padahal banyak beritaberita yang beredar di lini masa (time line yang ada di media sosial) dibaca orang lain jika uraiannya menarik. Ketika uraian kurang menarik, maka time line yang bersangkutan pasti akan dilewati oleh publik. (b). Pendukung: o Narasumber yang koperatif. Jurnalis akan
pemberitaan banyak mengangkat berbagai
sangat terbantu jika narasumber bersikap
isu yang terjadi di kota (ibukota provinsi),
kooperatif dan bersedia menyampaikan data
meskipun terkadang isunya bukan isu yang
dan fakta yang diketahui atau dirasakannya.
menarik.
Untuk memastikan kesediaan narasumber
o Minimnya pemahaman akan isu. Tidak semua jurnalis dan juga pemilik akun media sosial paham isu terkait SPM, SOP dan SPP. Isu standar pelayanan bukanlah isu yang sering menjadi pembicaraan hangat di media-media, termasuk media sosial. Isu ini acapkali kalah dengan isu politik,
256
o Tidak mudah menyusun pernyataan
menyampaikan fakta kebenaran juga bukan perkara mudah. Umumnya jurnalis harus memberikan pemahaman akan resiko-resiko dan keuntungan apa yang dihadapi jika narasumber bersedia atau tidak bersedia menyampaikan data dan fakta kebenaran. o Keberadaan jurnalis warga. Peran jurnalis
korupsi, bahkan isu sepele yang berasal dari
warga di dalam konteks advokasi ini ada
media nasional. Pemilik akun media sosial
dua, pertama, mengangkat berita yang tidak
masih asing dengan isu-isu seputar standar
dapat diakses oleh jurnalis profesional (tidak
pelayanan, sehingga tidak jarang justru
dapat diakses karena ketiadaan jurnalis di
keliru dalam menyampaikan fakta, apalagi
wilayah tersebut). Kedua, mengangkat isu
jika dihubungkan dengan indikator-indikator
yang berasal dari akar rumput atau yang
yang bersifat kuantitatif.
lepas dari amatan jurnalis profesional.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Hanya saja, seperti halnya jurnalis
provokatif) merupakan salah satu daya tarik
profesional, tidak semua jurnalis warga
pembaca atau pemirsa untuk membaca.
mudah paham dengan isu-isu baru, namun
Saat konten/tulisan dibaca/diakses, maka
demikian membangun pemahaman akan
peluang media untuk terlibat dalam advokasi
isu-isu sosial dan publik relatif lebih baik,
dan pengawasan atas hasil advokasi akan
karena umumnya jurnalis warga berlatar
semakin terbuka lebar.
belakang aktivis, kader, dan mereka cukup sensitif dengan isu-isu yang dekat dengan persoalan warga. o Kemudahan mendapatkan data dan
o Familiarity pengguna fitur media sosial yang tersedia dalam telepon pintar (smartphone). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
informasi karena akses yang mudah
saat ini memudahkan publik – terutama
(pejabat mudah memberi, tersedianya
pengguna telepon pintar/smartphone) –
data yang lengkap). Keberadaan pejabat
untuk mengakses hampir semua celah
yang memahami perannya dan terlebih lagi
fitur komunikasi. Mulai dari media sosial,
memahami bekerjanya undang-undang
email, berselancar didunia internet, bahkan
Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14
membuat dokumen multi platform melalui
Tahun 2008 akan mudah memberi data
telepon tersebut. Harganyapun semakin
dan informasi yang dibutuhkan oleh publik
lama semakin murah dan kini meskipun
(jurnalis). Sayangnya, hingga kini masih
belum semua terkoneksi, akses internet
belum banyak Pemerintah Daerah yang
secara cepat sudah menyebar kebelahan
menerapkan Undang-undang tersebut.
bumi Indonesia, termasuk ke remote
o Penulisan yang menarik di dalam media. Yang menarik dari media adalah karena kontennya (tulisan, foto, atau video) yang berisi informasi, berita dan data. Meskipun jurnalis sudah cukup senior belum tentu dapat menulis dengan enak dan mudah dipahami. Tidak banyak jurnalis mampu menuturkan sebuah berita dan data yang enak dibaca dan mudah dimengerti dengan segera. Konten yang menarik akan menarik perhatian pembaca atau pemirsa untuk lebih dalam memperhatikan konten tersebut. Judul yang menggoda (menarik dan memiliki fakta kebenaran, tapi tidak
www.kinerja.or.id
area. Kondisi ini memudahkan orang mendistribusi dan menyebarkan berbagai isu lokal – termasuk berita dan informasi dari desa terpencil sekalipun – ke berbagai belahan bumi lain Indonesia. Pengguna terbanyak fitur dalam smartphone masih didominasi anak muda, sementara orang tua masih selalu gagap dalam hal teknologiteknologi baru termasuk TIK. Pilihan untuk mengidentifikasi calin jurnalis warga ataupun aktivis untuk melakukan advokasi sebaiknya mempertimbangkan pula orang-orang dengan pengetahuan TIK yang mencukupi agar dapat pula menggunakannya untuk menyebarkan informasi dan berita sendiri.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
257
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
o Memanfaatkan pemilik akun dengan
kelompok yang luas dapat dilakukan.
jumlah follower (pengikut) atau friend
Berbagai berita dari blog, media on-
(jaringan pertemanan) yang banyak. Di
line maupun media sosial lainnya dapat
dalam dunia bisnis saat ini media sosial
dihimpun dan didiskusikan dalam group
mulai memberi pengaruh pada aspek
media sosial seperti facebook ini. Cukup
promosi dan pemasaran. Salah satu strategi
mudah mengembangkan group semacam
perluasan pemasaran dengan media sosial
ini. Namun yang harus dipastikan adalah
adalah memanfaatkan pihak pemilik akun
memelihara untuk selalu terjadi diskusi
yang memiliki follower/friend banyak. Pola
dan kesediaan orang-orang mem-post
yang hampir sama dapat pula diterapkan
artikel, komentar serta berita terkait isu
pada kasus advokasi bagi pelayanan
yang dibahas dalam advokasi. Untuk itu,
publik. Isu ini bagi sebagian besar orang –
moderator group yang paham isu dan
baik masyarakat maupun media – belum
memiliki ketertarikan akan pemanfaatan
merupakan isu yang seksi. Salah satu
media sosial mutlak diperlukan.
upaya mempromosikan isu beserta kasus yang hendak diadvokasi dapat dilakukan melalui media sosial seperti twitter maupun facebook.
Dari berbagai penjelasan mengenai penghambat dan pendukung yang telah diuraikan di atas serta pengalaman penggunaan media dalam advokasi, maka perlu kiranya disampaikan
o Pengembangan group dalam
pula beberapa hal terkait tips mana yang perlu
media sosial. Memperkenalkan isu,
dilakukan dan mana yang perlu dihindari agar
memutakhirkan perkembangan kasus
optimalisasi peran media dalam advokasi dapat
advokasi dan membahasnya dalam
ditingkatkan.
Untuk Optimalisasi Peran Media dalam Advokasi No 1
258
Aktor Jurnalis Lokal
Dilakukan Cek ulang hasil wawancara dengan nara sumber agar tidak menimbulkan protes yang berakibat kurang baik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dihindari Menerima sejumlah dana untuk melakukan liputan yang diinginkan oleh tim dalam bentuk honor, upah ataupun uang transport kepada jurnalis maupun editor media dimaksud.
www.kinerja.or.id
No
Aktor
Dilakukan
Dihindari
Cek kembali penulisan nama, jabatan dan data profil nara sumber agar tidak menimbulkan kekurangnyamanan narasumber
Wawancara kepada nara sumber dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang tendensius. Misalnya: Jadi benar seperti disebutkan bahwa tingkat kematian ibu melahirkan di sini tinggi sekali? Atau Jadi memang benar dugaan orang bahwa sekolah Bapak tidak transparan dalam penggunaan dana BOS? Menuliskan hasil liputan yang diwarnai oleh opini jurnalis.
2
Redaktur/ Editor
Meminimalisir “kerjasama” dengan Pemerintah Daerah untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dengan kemandirian media dalam pemberitaan
Melaksanakan transaksi langsung dengan nara sumber untuk kepentingan penyampaian berita sesuai dengan keinginan nara sumber.
Menginisiasi peluang kerjasama dengan jurnalis warga yang telah diberi peningkatan kapasitas 3
Jurnalis Warga
Penggunaan media sosial dan juga media alternative untuk memperluas jangkauan berita
Sebisa mungkin mengindari pengembangan opini dalam penulisan/ pemberitaan
Membuka peluang kerjasama dengan jurnalis media local untuk memperdalam pemberitaan (penulisan berita secara kolaboratif). Aktif mengikuti berbagai pertemuan advokasi yang diselenggarakan Memiliki keinginan untuk terus maju, diantaranya mencoba dan belajar terus di dalam teknik jurnalistik, teknik penggunaan media-media tertentu seperti kamera dalam telepon, rekaman secara digital, penulisan dalam blog dan sebagaiinya.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
259
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
ALAT BANTU
Proporsional segera disahkan, Singkil, Aceh Singkil Tepis ASI tak lancar ala Puskesmas Kauman, Kompasiana, JW, Tulungagung
(a). Kasus untuk kelompok 7.1 (b). Kasus untuk kelompok 7.2
Praktek Baik Puskesmas Simelue, JW, Simeleu, Aceh
(c). Kasus untuk kelompok 7.3 (d). Kasus Bermain Peran dalam Kelompok Pendidikan (e). Kasus Bermain Peran dalam Kelompok Kesehatan (f). Kasus Bermain Peran dalam Kelompok Perijinan Usaha
(b). Contoh Penggunaan Media Radio Kartika, Sarana Informasi Desa, Mojokerto, Jawa Timur Laporo Rek, Kilas Bestari dan Super News, Program radio penanganan Keluhan, Kota Probolinggo Contoh Interaksi dalam Surat Pembaca
BAHAN BACAAN (a). Materi Bacaan Modul Penulisan Berita (b). Merawat Jurnalis Warga (c). Trick dan Tips Mengelola Media Sosial
TUJUAN PRAKTEK BAIK
(a). Contoh Tulisan Tidak Gampang Stop Susu Formula, Kompasiana, JW Tulungagung Dokter Puskesmas Kosong, Kippas.org, JW Aceh Tenggara 20 Kepsek janji tingkatkan kualitas pelayanan publik, Kab Barru, Sulsel LSM dorong Perbup Distribusi Guru
260
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
7
D UK UNG A N ME D IA B A G I A DVO K A S I D A N P E NG A WA S A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
Mate ri bab ini me nguraikan te ntang is u, fokus dan s as aran advokas i te rkait s tandar pe layanan s e rta bagaimana dukungan me dia dilakukan, dan te knik s e rta s trate gi pe nggunaan me dia untuk me ngangkat is u pe layanan publik be rbas is s tandar pe layanan.
IS I MA T E R I • T ujua n P embela ja ra n U mum • T ujua n P embela ja ra n K hus us • P okok B a ha s an
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
261
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
T UJ UA N P E MB E L A J A R A N UMUM P es erta mema ha mi berba g a i dukung a n media ba ik da ri s is i s tra teg i ma upun teknis produks i g una pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n. P es erta ma mpu memberika n a s is tens i teknis terka it ha l-ha l di a ta s kepa da pela ku media , ba ik jurna lis wa rg a ma upun jurna lis media a rus uta ma . K H US US P es erta ma mpu meng a ng ka t berba g a i is u s ta nda r pela ya na n keda la m produks i media g una mendorong pening ka ta n mutu pela ya na n publik. P es erta mema ha mi s a s a ra n da n fokus a dvoka s i da n peng a wa s a n, s ehing g a da pa t memperkira ka n konten ya ng ha rus diproduks i P es erta ma mpu meng emba ng ka n s tra teg i peng g una a n media , memproduks i konten pela ya na n publik lebih ba ik s erta mema nfa a tka n ops i piliha n media ya ng dig una ka n di da la m mendukung a dvoka s i da n peng a wa s a n. P es erta ma mpu memberika n a s is tens i ba g i peng a wa s a n pening ka ta n mutu pela ya na n publik.
pela ku
media
g una
mendukung
a dvoka s i
dan
P OK OK B AHAS AN A. B. C.
D.
262
E laboras i is u s tandar pelayanan dalam advokas i pening katan mutu pelayanan publik kedalam produks i media S as aran dan fokus advokas i s erta peng awas an pening katan mutu pelayanan publik T eknik produks i konten dan s trateg i peng g unaan media g una mendukung advokas i dan peng awas an pening katan mutu pelayanan publik berbas is s tandar pelayanan. F aktor peng hambat dan pendukung dukung an media bag i pelaks anaan advokas i dan peng awas an pening katan mutu pelayanan publik
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR
A .1
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR
A .1
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
263
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN KESEHATAN IBU ANAK
A .1
.
E L A B O R A S I IS U MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK B E R B A S IS S T A ND A R P E L A Y A NA N
ISU PELAYANAN PERIJINAN USAHA
A .1
264
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
.
PENJELASAN UMUM
B
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
B
•
Memahami s iapa yang akan menjadi s as aran advokas i dan pengawas an penting untuk para jurnalis – baik media arus utama ataupun alternatif/warga – agar dapat meng etahui produks i konten nanti akan diarahkan pada s egmen pemirs a/pembaca, media yang relevan, s erta ang le produks i kontennya.
•
Memahami fokus advokas i dan pengawas an penting bagi para jurnalis – baik media arus utama maupun alternatif/warga – agar dapat merumus kan konten s es uai dengan fokus yang tengah diadvokas i dan diawas i.
.
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK
ADVOKASI SEKTOR PENDIDIKAN
UNIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD
S ek o lah
S A S A R A N A D VO K A S I
K epa la S ekola h
F O K US A D VO K A S I
D ilaks a naka nnya ma na jemen berba s is s ekola h D itera pkannya tra ns pa ra ns i pela pora n E fektivita s a loka s i a ng g a ra n B O S
S K PD
P eja ba t P impina n S K P D P endidikan
D ilaks a naka nnya pema nta ua n penera pa n ma na jemen berba s is s ekolah D ilaks a naka nnya pema nta ua n penera pa n meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i peng g unaa n da na opera s iona l s ekolah
P emerin tah D aerah
P eja ba t pimpina n B ag ia n K eua ng a n P emerinta h D a era h Wa likota /B upa ti
D iteta pkannya reg ula s i loka l untuk menja min pela ks a naa n ma na jemen berba s is s ekola h oleh s ekola h/unit pela yana n pendidika n das a r. Mema da inya a loka s i da na ba g i dukung a n pembia yaa n s ekolah da la m A ng g a ra n D a era h P erba ika n dis tribus i g uru s ec ara propors iona l
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
265
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
B
.
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N P U B L IK
ADVOKASI SEKTOR KESEHATAN
U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD P u s k es m as
S AS AR AN A DVO K A S I K epa la P us kes ma s
F O K US A D VO K A S I
S K PD K es eh atan
P eja ba t P impina n S K P D K es eha ta n
P em erin tah D aerah
P eja ba t P impina n B a da n P ublik B upa ti/Wa likota
D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if. D ila ks a na ka nnya pema nta ua n pela pora n B O K P us kes ma s
B .3 ADVOKASI SEKTOR PERIJINAN USAHA
D itera pka nnya reg ula s i ya ng mewa jibka n P us kes ma s tra ns pa ra n a ta s peng g una a n s emua s umber da na , ba ik da ri B O K ma upun da ri A P B D D iteta pka nnya ka mpa nye ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if s eba g a i prog ra m wa jib D ina s K es eha ta n. D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da ba da n-ba da n publik (da n fa s ilita s publik).
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N P U B L IK U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD
266
D itera pka nnya la ya na n wa jib ya ng ha rus diberika n oleh P us kes ma s /N a kes ba g i ibu ha mil, mela hirka n da n menyus ui s erta ba yi la hir da n menyus ui. D itera pka nnya S O P N on-teknis da la m pela ya na n bumil, ibu mela hirka n, ibu nifa s . a dvoka s i tra ns pa ra ns i peng g una a n a ng g a ra n B O K P us kes ma s
S AS AR AN A DVO K A S I
F O K US A D VO K A S I
K an to r PTS P
P eja ba t pimpina n PTS P
D itera pka nnya S O P (a lur) perijina n, terma s uk wa ktu da n pros es D ipublika s ika nnya nomina l bia ya perijina n
P em erin tah D aerah
P eja ba t P impina n S K P D ya ng ma na urus a n perijina nnya a ka n/s eda ng / tela h dia lihka n pros es nya ke PTS P B upa ti/Wa likota
K omitmen pera liha n ijin da ri S K P D a s a l kepa da P T S P N omina l bia ya perijina n
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
PENGAWASAN SEKTOR PENDIDIKAN
B .4
PENGAWASAN SEKTOR KESEHATAN
B .5
www.kinerja.or.id
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK UNIT P E L A Y A NA N ATAU S KPD
P E L A K S A NA P E NG A WA S A N
S AS AR AN P E NG A WA S A N
F O K US P E NG A WA S A N U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n terka it pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h U pa ya perba ika n da nha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n terka it pela ks a na a n tra ns pa ra ns i pela pora n U pa ya ya ng dija la nka n s erta ha s il da ri kes epa ka ta n da n pela ks a na a n a loka s i a ng g a ra n B O S
K epa la S ekola h da n ja ja ra n terka itnya , terma s uk K omite S ekola h
S ek o lah
F orum Multipiha k S ka la S ekola h a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n pa da is u dima ks ud
S K PD
P eja ba t P impina n S K P D F orum Multipiha k T ing ka t P endidika n K a bupa ten/ K ota a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n pa da is u dima ks ud.
P emerin tah D aerah
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten/ K ota a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
P eja ba t pimpina n B a g ia n K eua ng a n P emerinta h D a era h Wa likota / B upa ti
U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n Ma kluma t L a ya na n ya ng menja di ta ng g ung ja wa b S K P D terka it pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i peng g una a n da na opera s iona l s ekola h U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n da n pros es peng a loka s ia n da na ba g i dukung a n pembia ya a n s ekola h da la m A ng g a ra n D a era h K ema jua n pela ks a na a n da ri rekomenda s i ya ng dis epa ka ti hing g a menja di reg ula s i da era h da la m perba ika n dis tribus i g uru s ec a ra propors iona l da n pela ks a na a nnya .
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A N A N P U B L IK U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD
P E L A K S A NA P E NG A WA S A N
S AS AR AN P E NG A WA S A N
F O K U S P E NG A WA S A N
P u s k es m as
F orum Multipiha k tIng ka t K ec a ma ta n a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
K epa la P us kes ma s
U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n tenta ng perba ika n terka it pela ks a na a n la ya na n wa jib ya ng ha rus diberika n oleh P us kes ma s /N a kes ba g i ibu ha mil, mela hirka n da n menyus ui s erta ba yi la hir da n menyus ui. U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n terka it perba ika n penera pa n S O P N on-teknis da la m pela ya na n bumil, ibu mela hirka n, da n ibu nifa s . U pa ya ya ng tela h dila kuka n berda s a rka n ha s il kes epa ka ta n re- a loka s i a ng g a ra n B O K
S K PD K es eh atan
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
P eja ba t P impina n S K P D K es eha ta n
K ema jua n da ri ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D kes eha ta n untuk pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n IMD da n A S I E ks klus if K ema jua n da ri pela ks a na a n reg ula s i ya ng meng a tur pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if.
P em erin tah D aerah
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
R ekomenda s i da la m ma kluma t pela ya na n P eja ba t P impina n B a da n P ublik dima ks ud B upa ti/Wa likota
K ema jua n da ri ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D la in da n P emerinta h D a era h untuk pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n IMD da n A S I E ks klus if P ela ks a na a n reg ula s i ya ng meng a tur pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if. P ela ks a na a n reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da ba da n-ba da n publik.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
267
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
PENGAWASAN SEKTOR PERIJINAN USAHA
B .6
.
SUB MATERI
C
268
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MUT U P E L A Y A NA N P UB L IK UNIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD K an tor P T S P
S AS AR AN P E NG A WA S A N
P E L A K S A NA P E NG A WA S A N
F orum Multipiha k
P eja ba t pimpina n P T S P
U pa ya ya ng tela h dila kuka n da n ha s il da ri pela ks a na a n perba ika n a lur perijina n, terma s uk di da la mnya a s pek wa ktu da n pros es
P eja ba t P impina n S K P D ya ng ma na urus a n perijina nnya a ka n/s eda ng /tela h dia lihka n pros es nya ke ka ntor P T S P
K ema jua n pela ks a na a n komitmen pera liha n ke PTS P
F orum berba g a i A s os ia s i U s a ha s etempa t P em erin tah D aerah
F orum Multipiha k F orum berba g a i A s os ia s i U s a ha S etempa t
F O K US P E NG A WA S A N
B upa ti/Wa likota
K ema jua n pela ks a na a n kes epa ka ta n peruba ha n nomina l B ia ya P erijina n U s a ha
T E K NIK P R O DUK S I K O NT E N DA N S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME DIA P E NUL IS AN ME R AWAT J UR NAL IS WAR G A S T R AT E G I P E NG G UNAAN ME D IA S T R AT E G I B E R B AG I K O NT E N ME D IA
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
C .1.
T E K NIK P R O D U K S I K O NT E N D A N S T R A T E G I P E NG G U NA A N ME D IA
TEKNIK PENUKISAN
ME N U L IS B E R IT A (H A R D N E WS )
P enulis a n model pira mida terba lik L ea d berita beris i ha l pa ling penting da n informa s inya ma ks ima l D a ta (kua ntita tif, time s eries , ha s il wa wa nc a ra , ds b) pendukung untuk mendukung a ng le da n a rg umenta s i is u
ME N U L IS F IT U R (S O F T N E WS )
ME MB U A T S IA R A N PERS
C .2.
T E K NIK P R O D UK S I K O NT E N D A N S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME D IA
STRATEGI BERBAGAI MEDIA
P eliba ta n J urna lis Wa rg a da la m berba g a i pertemua n ya ng memba ha s s ubs ta ns i pening ka ta n mutu pela ya na n publik
www.kinerja.or.id
B erba g i konten/is u da n perkemba ng a nnya mela lui media s os ia l da n ja ring a n kerja Memba ng un vis i bers a ma a nta r jurna lis wa rg a deng a n pela ks a na a dvoka s i. Meng emba ng ka n pelua ng penulis a n berita oleh jurna lis wa rg a di media a rus uta ma da n kola bora s i deng a n jurna lis media a rus uta ma P emberia n ins entif: (1) pela tiha n-pela tiha n ba ru ba ik diloka l ma upun kelua r da era h, (2) kunjung a n ke lua r da era h, (3) kompetis i jurna lis da n pemberia n a wa rd, (4) fes tiva l jurna lis dan s eba g a inya .
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
269
BAB VII - Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik
STRATEGI BERBAGAI MEDIA
C .3.
STRATEGI BERBAGAI MEDIA
C .4.
270
T E K NIK P R O D U K S I K O NT E N D A N S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME D IA P E ND U K UNG T R A NS P A R A NS I D A N K E T E R B UK A A N INF O R MA S I P UB L IK P E NG E MB A NG A N K O L O M K H U S US P E NG A D UA N MA S Y A R A K A T P R O G R A M S IA R A N INT E R A K T IF
T E K NIK P R O D UK S I K O NT E N D A N S T R A T E G I P E NG G UNA A N ME D IA P E NG E L O L A A N ME D IA S O S IA L K E R J A S A MA A NT A R P E L A K U ME D IA B E R B E DA P L ATF OR M
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
PENGHAMBAT
D
D
F A K T O R P E NG H A MB A T D A N P E ND UK UNG K es ulitan mendapatkan pernyataan dari s umber berita K es ulitan mengaks es data dan informas i Minimnya jumlah jurnalis di daerah Minimnya pemahaman akan is u T idak mudah menyus un pernyataan yang menarik perhatian publik dalam media s os ial
F A K T O R P E NG HA MB A T D A N P E ND UK UNG
PENDUKUNG
Naras umber yang kooperatif
www.kinerja.or.id
K eberadaan jurnalis warga K emudahan mendapatkan data dan informas i P enulis an yang menarik dalam media F amiliarity pengguna fitur media s os ial yang ters edia dalam telepon pintar
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
271
Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
www.kinerja.or.id
8
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
273
PENGANTAR
BAB 8 Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
Modul pamuncak ini merupakan materi teknis yang menyampaikan metode maupun teknik advokasi dan pengawasan. Didalamnya diperkenalkan beberapa metode yang sudah sering digunakan sebagai metode pelaksanaan advokasi bagi peningkatan mutu pelayanan publik. Tidak semua materi dapat disampaikan di dalam modul ini, oleh karenanya lampiran berupa dokumen-dokumen petunjuk pelaksanaan dan tahapan detail metode disajikan pula. Dalam modul terakhir ini diharapkan peserta tidak hanya mengerti dan memahami metode dan teknik, namun juga diharapkan dapat memberikan asistensi teknis bagi pelaksanaan advokasi dan pengawasan
....... diharapkan peserta tidak hanya mengerti dan memahami metode dan teknik .......
khususnya bagi peningkatan mutu pelayanan publik.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Melalui materi yang disajikan di dalam modul ini peserta diharapkan dapat meningkat pemahaman teknis menjalankan advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan. Disamping itu, peserta diharapkan juga fasih di dalam mengintegrasikan isu standar pelayanan kedalam langkah-langkah teknis yang membutuhkannya. Dengan demikian, peserta
274
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
peningkatan mutu pelayanan publik
diharapkan juga dapat memberikan asistensi teknis terkait hal-hal di atas kepada kelompok masyarakat.
5. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan oleh masyarakat
B. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Peserta mampu membandingkan berbagai
METODE, ALAT BANTU DAN BAHAN
metode advokasi yang ada dan sekaligus mampu mengintegrasikan isu standar pelayanan kedalam metode dan langkah-langkah teknis advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik.
1. Metode
2. Peserta mampu mengidentifikasi siapa sasaran kegiatan – baik itu yang ditujukan bagi pengumpulan bukti-bukti maupun advokasi dan pengawasan – dan bagaimana melibatkan 3. Peserta mampu memahami apa yang harus dikomunikasikan dan sekaligu membangun yang terlibat dalam advokasi
Tutorial
•
Curah pendapat
2. Alat Bantu
mereka.
komunikasi dan lobi politik dengan pihak-pihak
•
•
Flipchart.
•
Kertas plano dan spidol.
•
LCD Projector dan Komputer.
3. Bahan
4. Peserta mampu memfasilitasi forum dengan
Materi presentasi. Materi ini berbentuk dokumen digital yang berisi presentasi slide-slide dengan
berbagai tahapan teknis didalam advokasi
menggunakan software presentasi.
maupun pengawasan
POKOK BAHASAN 1. Metode advokasi danpengawasanpeningkatan
WAKTU 6 X 45 menit
mutu pelayanan publik 2. Teknik advokasi danpengawasan peningkatan mutu Pelayanan publik 3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik 4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
275
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
PROSES FASILITASI Penyampaian Metode dan Teknis Advokasi dan Pengawasan (40 menit)
Pengantar (5 menit)
Bermain Peran (60 menit)
Diskusi dan presentasi kelompok tentang perumusan langkah kerja advokasi peningkatan mutu pelayanan publik (30 menit)
1. Pengantar. Fasilitator mengawali sesi ini dengan
Tanya Jawab dan Klarifikasi (20 menit)
Pengantar diskusi kelompok I (10 menit)
merespon atau menjawab, sehingga dibangun
menyampaikan hal-hal apa yang hendak
diskusi yang terbuka. Fasilitator sebaiknya dapat
dicapai dalam sesi ini. Selanjutnya, fasilitator
membagi secara adil peserta-peserta yang
menyampaikan hal penting terkait metode dan
ingin bertanya atau menjawab dengan meminta
teknik advokasi dan pengawasan.
mereka menyampaikan pertanyaan dan respon secara singkat namun jelas dan diketahui
2. Penyampaian materi. Fasilitator atau
maksudnya.
narasumber untuk menyajikan materi mengenai metode dan teknik advokasi, elaborasi isuisu mutu pelayanan yang ada dalam 3 sektor pelayanan publik yang mendapat dukungan dari Kinerja. Penyajian dilakukan dalam power point yang juga didukung dengan naratif selama 30 menit. 3. Tanya jawab. Sesi ini dilaksanakan selama 20
276
4. Diskusi kelompok. Fasilitator menyampaikan pengantar hal-hal sebagai berikut: • Fasilitator menyampaikan tugas kelompok yang harus diselesaikan melalui diskusi kelompok. Tugas kelompok adalah merumuskan rencana kerja spesifik untuk melakukan advokasi peningkatan
menit dengan sebanyak mungkin melibatkan
mutu pelayanan public berbasis standar
peserta yang aktif bertanya maupun merespon
pelayanan. Masing-masing kelompok
pertanyaan. Fasilitator tidak menjawab langsung
membahas satu sektor. Jika kelompok
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta,
lebih dari tiga, maka kelompok ke empat
namun menawarkan kepada peserta lain untuk
mengambil sektor pendidikan dasar.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
• Pembagian waktu dalam diskusi adalah
(masing-masing kelompok berjumlah 3 – 4
dalam 3 menit awal kelompok menentukan
orang) untuk bermain peran. Peran yang
pimpinan kelompok dan sekretaris yang
hendak dimainkan adalah melakukan
berfungsi memoderatori diskusi kelompok
dialog/lobi untuk menyampaikan dan
dan mencatat. 50 menit selanjutnya
mendiskusikan materi yang diadvokasi.
digunakan untuk diskusi dalam kelompok
Masing-masing kelompok diminta untuk
dan sisanya 40 menit kembali ke sesi pleno
mempelajari scenario peran yang hendak
untuk membahas hasil diskusi masing-
dimainkan. Kelompok yang ada adalah
masing kelompok.
mewakili isu pendidikan dasar dan
• Sebaiknya setiap kelompok dibekali kertas
kesehatan ibu dan anak. Pembagian peran
plano dan sepidol untuk merumuskan hasil
dalam masing-masing kelompok adalah
diskusi.
sebagai berikut:
• Fasilitator mengatur pembagian kelompok sedemikian rupa sehingga masing-masing kelompok beranggotakan 5 sampai maksimum 7 peserta. • Selama diskusi kelompok berlangsung, fasilitator memastikan diskusi pada masing-masing kelompok berjalan dan setiap anggota kelompok terlibat dalam diskusi secara aktif. Fasilitator juga harus memastikan bahwa diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi sesuai dengan waktu yang dialokasikan. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil maksimal 7 menit setiap kelompok dan dilanjutkan diskusi dan klarifikasi atas hasil yang disampaikan masing-masing kelompok. Fasilitator memandu proses diskusi dan mengarahkan pada hal-hal penting dalam diskusi yang dapat digunakan sebagai bagian dalam kesimpulan akhir sesi ini. 5. Bermain Peran. Fasilitator meminta sukarelawan peserta sebanyak 2 kelompok
www.kinerja.or.id
a. Kelompok Advokasi Pendidikan: • Tim Advokasi.Tim ini diwakili oleh seorang pekerja LSM bidang pendidikan. Yang bersangkutan merupakan sarjana pendidikan dan sudah bekerja di LSM selama kurang lebih enam tahun. Dia membawakan materi hasil diskusi di dalam lokakarya untuk disampaikan kepada Kepala Dinas. • Jurnalis Media. Di dalam pertemuan tersebut, media dihadirkan oleh tim advokasi agar dapat melakukan liputan terhadap keputusan yang diambil. Pada sesi akhir, jurnalis mengajukan pertanyaan terkait keputusan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan. • Kepala Sekolah Dasar. Kepala sekolah dengan latar belakang sarjana pendidikan ini sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun sebagai kepala sekolah. Yang bersangkutan terlibat dalam proses diskusi perumusan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
277
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
janji perbaikan. Oleh karenanya dia harus
Kepala Dinas Kesehatan. Dokter ini dikenal
menyampaikan argument-argumen yang
sebagai “yes man” oleh kalangan SKPD
berkembang dalam diskusi sehingga sampai
maupun pihak luar. • Kepala DInas Kesehatan. Kepala Dinas
pada kesimpulan yang disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan.
ini termasuk kawakan, karena sudah lebih
• Kepala DInas Pendidikan. Kepala Dinas
dari 10 tahun menjabat sebagai kepala
ini termasuk baru, karena baru menjabat
dinas. Dokter yang sudah tidak praktek ini
selama kurang dari setahun. Sebelum
dikenal keras dan tidak bersedia mengalah
memutuskan menyetujui atau tidak, kepala
dalam banyak hal, tertutama saat dialog
dinas harus mengklarifikasi berbagai usulan
dengan perwakilan masyarakat sipil.
yang disampaikan oleh tim advokasi.
Meskipun demikian, sebelum memutuskan menyetujui atau tidak, kepala dinas harus
b. Kelompok Advokasi Kesehatan:
mengklarifikasi berbagai usulan yang disampaikan oleh tim advokasi.
• Tim Advokasi. Tim ini diwakili oleh seorang pekerja LSM bidang kesehatan. Yang bersangkutan merupakan sarjana filsafat dan sudah bekerja di LSM selama kurang lebih sepuluh tahun. Dia diminta mewakili tim untuk membawakan materi hasil diskusi di dalam lokakarya untuk disampaikan kepada Kepala Dinas. • Jurnalis Media. Di dalam pertemuan tersebut, media dihadirkan oleh tim advokasi agar dapat melakukan liputan terhadap keputusan yang diambil. Pada sesi akhir, jurnalis mengajukan pertanyaan terkait keputusan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. • Kepala Puskesmas. Dokter yang baru tiga tahun menjabat sebagai kepala puskesmas ini terlibat dalam proses diskusi perumusan janji perbaikan. Oleh karenanya dia harus menyampaikan argumen-argumen yang berkembang dalam diskusi sehingga sampai pada kesimpulan yang disampaikan kepada
278
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Masing-masing kelompok menjalankan permainan bermain peran secara bergantian sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Lampiran. Masing-masing kelompok diberi waktu untuk persiapan selama 10 menit dan melaksanakan kegiatan maksimal 10 menit. Untuk peserta yang tidak terlibat, diminta untuk memperhatikan dan mencatat hal-hal yang perlu dicatat. Pada bagian akhir kelompok ini menyampaikan komentar beserta catatannya dan fasilitator memfasilitasi dialog antar peserta yang terlibat langsung dalam kelompok dengan peserta yang menjadi mengamati berjalannya kegiatan bermain peran. Diskusi sampai mengkerucutkan hal-hal penting dilaksanakan selama kurang lebih 25 – 30 menit.
6. Kesimpulan. Fasilitator menutup sesi ini dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi, tanya jawab dan hasil diskusi kelompok.
www.kinerja.or.id
URAIAN SUBSTANSI
netral. Namun jikapun tidak dari sumber yang dianggap netral, pelaksanaan kegiatan ini harus dilaksanakan melalui pengorganisasian yang melibatkan
1. Metode advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik.
penyelenggaran layanan dan penerima
a. Syarat Umum
pemerintah daerah/penyelenggara
Advokasi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan publik mensyaratkan beberapa
layanan. Pada banyak kasus di lapangan, advokasi ini dilakukan secara bersama oleh kelompok masyarakat dan perwakilan pelayanan.
Oleh karenanya diperlukan metode advokasi dimana keterlibatan keduanya, baik
hal yakni:
penyelenggara pelayanan publik (penyedia
(i). Adanya fakta berupa data dan informasi
layanan) dan penerima layanan (publik)
yang jujur, sahih dan akurat tentang
terlibat bersama dalam proses advokasi
mutu pelayanan publik yang berasal dari
maupun pengawasan janji perbaikan
pengguna layanan.
pelayanan.
(ii). Adanya keyakinan bahwa penyelenggara pelayanan publik bersedia menerima fakta tentang mutu layanan publik yang disampaikan oleh masyarakat. (iii). Adanya kesediaan secara sungguh-sungguh dari penyelenggara pelayanan publik untuk memperbaiki mutu dan kualitas layanan, termasuk jika harus mengalokasi atau merelokasi anggaran yang berada didalam wilayah pengelolaannya. (iv). Adanya kesediaan untuk secara reguler menyelenggarakan penggalian data dan informasi untuk memonitor perkembangan kualitas layanan publik yang diberikan. (v). Adanya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan advokasi ini. Idealnya anggaran ini berasal dari sumber dana yang
www.kinerja.or.id
b. Metode Advokasi
Ada beberapa metode advokasi yang dikenal. Dalam modul ini diuraikan tiga jenis metode advokasi. (1) Metode yang mengacu pada Kepmenpan No 13 Tahun 2009 yang disebut dengan Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat atau dikenal juga dengan Survey Pengaduan. (2) Metode pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Metode ini mengacu pada Permenpan No 25 Tahun 2004. (3) Metode Citizen Report Card (CRC). Metode ini banyak dipakai oleh
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
279
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
kelompok organisasi masyarakat sipil. Metode ini diperkenalkan oleh sebuah organisasi masyarakat sipil di
METODE BERDASARKAN KEPMENPAN NOMOR 13 TAHUN 2009
Bangalore, India.
Dalam melaksanakan advokasi, program Kinerja menggunakan metode yang
(1). Deskripsi singkat
pertama, yakni yang diadopsi dari
yang dikembangkan Kementerian PAN untuk
Kepmenpan Nomor 13 Tahun 2009. Metode
meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi
ini diinisiasi oleh GTZ (sekarang GIZ)
satuan kerja/unit organisasi penyelenggara
bersama Kemenpan dan akhirnya diadopsi
pelayanan publik pada kementerian/lembaga
menjadi Keputusan Menteri PAN tersebut.
dan pemerintah daerah. Metodenya merupakan suatu rangkaian tindakan sistematis menuju
Didalam program Kinerja, metode ini
perbaikan pelayanan publik yang dimulai dari
diadopsi untuk digunakan dengan fokus
pengelolaan pengaduan masyarakat pengguna
pada dua unit pelayanan dasar dari sektor
pelayanan sebagai dasar awalan (orientasi),
pendidikan dasar yakni SD dan SMP
merumuskan tindakan nyata perbaikan
serta dari sektor kesehatan ibu dan anak
pelayanan, memantau dan mengevaluasi
yakni Puskesmas. Jika dalam panduan
keberhasilan dan mengkomunikasikannya
dan pelaksanaan sebelumnya, substansi
kepada masyarakat pengguna pelayanan.
diarahkan kepada seluruh isu yang ada
Metode ini tidak hanya berisi pendekatan
di unit pelayanan, maka didalam program
yang bersifat teknis tetapi beberapa bagian
Kinerja, isu diarahkan hanya pada isu-isu
pentingnya sering disebut sebagai pendekatan
yang didukung oleh Kinerja (baca Modul bab
yang ‘non-teknis: khususnya aspek komunikasi
3). Modul ini akan lebih banyak menguraikan
publik di dalamnya. Pengelolaan pengaduan
metode ini ketimbang dua metode lainnya.
Pedoman ini merupakan salah satu metode
merupakan basis dari metoda ini karena
Dalam modul ini isu yang dikembangkan
publik/masyarakat lebih mudah memberikan
menjadi lebih spesifik lagi yakni diarahkan
pernyataan ketidakpuasan (keluhan/pengaduan)
pada evaluasi terhadap indikator capaian
ketimbang kepuasan.
dalam SPM, baik SPM Pendidikan Dasar maupun Kesehatan Ibu dan Anak, seperti yang dielaborasi pada bagian 3 substansi Bab 8 ini.
(2). Prinsip yang digunakan
Beberapa hal yang menjadi prinsip dari pedoman peningkatan pelayanan publik ini adalah:
280
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1. Komitmen pimpinan.
sederhananya, metode ini sering kali dipandang
2. Perubahan pola pikir (mindset) terhadap
kurang memenuhi kaidah ilmiah secara statistis dan metodolgis. Prinsip yang perlu dipegang
fungsi pelayanan.
teguh dalam penggunaan metode ini adalah:
3. Partisipasi masyarakat pengguna
“Secara ilmiah, statistis dan metodologis tidak
pelayanan. 4. Peningkatan kualitas pelayanan harus
terlalu salah dan secara cepat dapat memandu
dengan tindakan nyata perbaikan
para penyelenggara dan pelaksana pelayanan
5. Tindakan perbaikan pelayanan harus
publik ke tindakan nyata perbaikan pelayanan
disampaikan secara transparan kepada para
secara tepat sesuai dengan aspirasi masyarakat
pengguna pelayanan.
pengguna pelayanan”.
(3). Metode pelaksanaan
Tahapan
Keseluruhan metode ini dilakukan dengan
Metode ini terdiri dari lima komponen utama
instrumen (contoh bantu kerja) sederhana,
atau tahapan. Keberhasilan dan kualitas
dapat dilakukan dengan biaya murah dan dalam
hasil pelaksanaan langkahsebelumnya akan
waktu relatif singkat yang mampu memandu
menentukan keberhasilan dan kualitas hasil
penyelenggara dan pelaksana pelayanan
yang akan diperolehpada pelaksanaan tahapan
publik sesegera mungkin melakukan tindakan
berikutnya.
nyata perbaikan pelayanan. Karena begitu
Penataan Awal
Pemantauan dan Evaluasi
Analisis Masalah Penyebab Pengaduan dan Rencana Tindak Nyata
www.kinerja.or.id
Pengelolaan Keadaan
Survei Pengaduan Masyarakat
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
281
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
(i) Penataan Awal
Didalam tahapan ini terdapat tiga tujuan utama, yakni untuk (1). mendapatkan Komitmen Organisasi;(2) menyiapkan Administrasi Formal, dan; (3). menyusun Jadual Pelaksanaan.
Uraian di bawah ini akan membahas satu persatu tujuan yang hendak dicapai dalam tahapan penataan awal.
• Langkah mendapatkan Komitmen Organisasi:
(b). Penentuan unit pelayanan yang akan menerapkan metode. Pimpinan Departemen/Lembaga/Pemerintah Daerah harus menentukan unit pelayanan tertentu yang akan diperbaiki pelayanannya dengan menggunakan metode ini sesuai dengan prioritas pembangunan. (c). Penunjukan dan penugasan para pelaksana. Pimpinan Departemen/ Lembaga/Pemerintah Daerah yang akan menggunakan metode ini harus
Untuk mendapatkan komitmen organisasi,
menunjuk dan menugaskan para
beberapa langkah yang perlu dilakukan
pelaksana, meliputi:
adalah sebagai berikut: (a). Penyampaian informasi kepada pengambil keputusan untuk mendapatkan komitmen organisasi.
o Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas Pelayanan (di tingkat unit pelayanan) dan o Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan
Para pelaksana metoda ini memerlukan
Publik (di tingkat Departemen/
dukungan penuh dan instruksi yang
Lembaga/Pemerintah Daerah).
jelas daripengambil keputusan. Hal pertama yang sangat penting untuk dapat memulai sesuatu yang baru
membiayai pelaksanaan. Departemen/
termasuk dalam menggunakan metode
Lembaga/Pemerintah Daerah yang
peningkatan kualitas pelayanan
berkeinginan memperbaiki pelayanan
publik iniadalah meyakinkan pimpinan
publik dengan menggunakan metode ini
organisasi penyelenggara pelayanan
harus menyediakan sejumlah anggaran
publik (Departemen/Lembaga/Pemda)
untuk pelaksanaan yang meliputi:
melalui penyampaian informasi tentang pendekatan atau metode itu sendiri, manfaatnya dan informasi tentang konsekuensi biaya pelaksanaannya.
282
(d). Penyediaan anggaran untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Lokakarya Pengelolaan Pengaduan (2 hari kerja efektif), o Survei Pengaduan Masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik
www.kinerja.or.id
(durasi tergantung jenis pelayanan
Kepala Departemen/ Lembaga atau Surat
di unit pelayanan yang diperbaiki),
Keputusan (SK) Kepala Daerah. Selain
o Lokakarya Analisis Masalah
itu, jika pelaksanaan dikerjasamakan
Penyebab Pengaduan Masyarakat
dengan pihak lain, maka keputusan
(2 hari kerja efektif),
kerjasama tersebut harus juga dinyatakan
o Operasional para pelaksana, yaitu:
secara formal tertulis, misalnya dalam
Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan
dokumen Perjanjian Kerjasama atau Nota
Publik (tingkat Departemen/
Kesepahaman.
Lembaga/Pemerintah Daerah) dan Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas
Pelayanan (di unit pelayanan),
o Peralatan dan bahan,
perlunya organisasi penyelenggara dan
fasilitator/narasumber dari luar,
pelaksana pelayanan publik menyusun
terutama jika pelaksanaan dilakukan
jadwal/kerangka waktu pelaksanaan
bekerjasama dengan pihak lain. • Administrasi Formal
Menyusun keputusan pimpinan Departemen/ Lembaga/Pemerintah Daerah tentang halhal penting sebagaimana disebut di muka, yaitu tentang: (a). Penentuan unit pelayanan yang pelayanannya akan diperbaiki dengan menggunakan metode ini, (b). Penunjukan dan penugasan para pelaksana (Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Tim Pelaksana Peningkatan Kualitas Pelayanan), (c). Penyediaan anggaran.
Setelah administrasi anggaran sudah jelas, kelengkapan administratif berikutnya adalah
o Jasa pihak lain seperti honorarium
• Jadwal/Kerangka Waktu Pelaksanaan
kegiatan. (ii). Pengelolaan Pengaduan
Tahap kedua adalah pengelolaan pengaduan itu sendiri. Bentuknya adalah lokakarya pengelolaan pengaduan. Tujuan dari lokakarya tersebut adalah untuk mengidentifikasi pengaduan masyarakat pengguna pelayanan, menciptakan kesadaran penyelenggara pelayanan/organisasi penyelenggara pelayanan tentang aspek positif pengaduan (keluhan), menciptakan kesadaran masyarakat pengguna pelayanan tentang aspek positif menyampaikan pengaduan (keluhan) sebagai wujud partisipasi masyarakat guna peningkatan kualitas pelayanan, membangun kepercayaan
Keputusan dituangkan secara formal dan
masyarakat pengguna pelayanan terhadap
tertulis dalam bentuk Keputusan Menteri/
komitmen penyelenggara pelayanan dalam
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
283
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
upayanya untuk meningkatkan kualitas
(f). Kemampuan Petugas Pelayanan
pelayanan, dan memastikan seluruh peserta
(g). Kecepatan Pelayanan
setuju dengan hasillokakarya dan kegiatan tindak
(h). Keadilan Mendapatkan Pelayanan
lanjut.
(i). Kesopanan dan Keramahan Petugas (j). Kewajaran Biaya Pelayanan
Keluaran dan lokakarya ini adalah
(k). Kepastian Biaya Pelayanan (l). Kepastian Jadwal Pelayanan
(a). Adanya rancangan kuesioner pernyataan
(m). Kenyamanan Lingkungan
pengaduan masyarakat pengguna pelayanan
(n). Keamanan Pelayanan
yang telah disepakati oleh seluruh peserta lokakarya, (b). Rencana tindak lanjut setelah lokakarya,
disampaikan, pelaksana kegiatan harus pula
(c). Merekrut tenaga tambahan sukarela yang
mempertimbangkan isu-isu SPM (kebanyakan
akan membantu Tim dalam melaksanakan
14 isu tersebut merupakan isu SPP dan SOP)
survei pengaduan masyarakat,
pada masing-masing sektor. Fasilitator perlu
(d). Tim termasuk para tenaga tambahan
mempertimbangkan isu SPM kedalam daftar
sukarela terampil melaksanakan survei
kuisioner. Hasil pernyataan pengaduan dari
pengaduan masyarakat dan mampu
peserta selanjutnya dikelompokkan dan dibuat
mengolah serta menyajikan hasil survei
peringkat dan menjadi bahan untuk menyusun
kedalam bentuk Indeks Pengaduan
kuesioner. Pengalaman selama ini menunjukkan
Masyarakat.
Dari panduan 14 indikasi pengaduan yang
bahwa ada 100 atau lebih pengaduan dari hasil
Pada kegiatan ini pertama kalinya penyelenggara
curah pendapat, tetapi tidak semuanya memiliki
pelayanan publik bertemu dengan masyarakat
tingkat kepentingan yang sama, dan tidak pula
pengguna pelayanan. Dalam lokakarya
praktis jika bekerja dengan kuesioner yang
dilakukan curah pendapat tak terstruktur tentang
terdiri dari 100 pernyataan pengaduan. Untuk
pengaduan. Untuk mempermudah proses,
itu kuesioner harus dibatasi menjadi 25-30
fasilitator memberikan stimulasi berpikir kepada
pernyataan pengaduan utama atau cukup untuk
peserta tentang penentu kepuasan masyarakat,
satu halaman kuesioner.
yang meliputi:
(iii). Survei Pengaduan Masyarakat
(a). Prosedur Pelayanan (b). Persyaratan Pelayanan (c). Kejelasan Petugas Pelayanan (d). Kedisiplinan Petugas Pelayanan (e). Tanggung Jawab Petugas Pelayanan
284
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan survey pengaduan masyarakat. Survei merupakan lanjutan dari Lokakarya Pengelolaan Pengaduan. Langkah ini merupakan sebuah
www.kinerja.or.id
kegiatan besar bagi masyarakat pengguna
tertinggi akan menjadi peringkat kesatu
pelayanan untuk berpartisipasi dalam perbaikan
(ranking 1). Pengaduan peringkat 1
pelayanan yang diselenggarakan oleh organisasi
ditempatkan paling atas, menyusul
penyelenggara pelayanan yang bersangkutan.
dibawahnya adalah pengaduan peringkat 2, demikian seterusnya secara berurut sesuai
(a). Tujuan dari survei adalah untuk
peringkatnya.
mengkonfirmasi pernyataan pengaduan
(f). Indeks Pengaduan Masyarakat harus
yang ada di kuesioner kepada sebanyak
sesegera mungkin diberitahukan
mungkin responden.
(diumpanbalikkan) kepada masyarakat
(b). Responden adalah masyarakat pengguna
pengguna pelayanan setelah survei selesai
pelayanan yang menjadi obyek survey.
melalui poster dan dipasang di papan informasi di kantor organisasi penyelenggara
(c). Jumlah kuesioner yang disebarkan disesuaikan dengan jumlah masyarakat
pelayanan dan juga melalui media cetak
penggunapelayanan. Tiap organisasi
dan elektronik setempat dengan melakukan
penyelenggara pelayanan biasanya memiliki
jumpa pers atau membuat siaran pers.
data periodik jumlah pengguna pelayanan (bulanan, kwartal atau tahunan). Sebaiknya,
(iv). Lokakarya Analisis Masalah Penyebab
survei dapat menjangkauresponden paling
Pengaduan Masyarakat dan Rencana Tindak
sedikit 80 persen dari jumlah pengguna
Nyata
Tahap berikutnya setelah survey pengaduan
yang ada. (d). Kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat pengguna pelayanan tidak perlu mencantumkan identitas respondennya atau harus anonim dengan tujuan agar masyarakat memiliki keberanian dalam mengungkapkan apa yang mereka nilai terhadap kinerja organisasi penyelenggara pelayanan yang disurvei dapat terjaga. (e). Hasil survey dibuat tabel rekapitulasi
adalah pelaksanaan lokakarya Analisis Masalah Penyebab Pengaduan Masyarakat dan Rencana Tindak Nyata. Hasil akhir survei pengaduan masyarakat berupa Indeks Pengaduan Masyarakat menjadi dasar untuk analisis dan perumusan tindakan nyata perbaikan pelayanan. Penting disadari lagi bahwa tujuan akhir penggunaan metode ini bukanlah pada pelaksanaan hasil survei pengaduan masyarakat
sebagai dasar menyusun Indeks Pengaduan
semata, tetapi pada rumusan tindak nyata yang
Masyarakat (IPM). Pernyataan pengaduan
segera harus dilakukan oleh para penyelenggara
diurutkan berdasarkan jumlah responden
dan pelaksana pelayanan publik untuk
yang mengadu. Pernyataan pengaduan
memperbaiki pelayanan sebagai tanggapan atas
dengan jumlah responden yang mengadu
pengaduan masyarakat itu. Dengan demikian
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
285
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
sasaran akhir adalah tindakan nyata perbaikan
tanggungjawab pemerintah, dan bahkan
pelayanan.
mungkin tanggungjawab masyarakat pengguna
dilakukan dalam lokakarya bersama para
Hasil dari Lokakarya Analisis Masalah Penyebab Pengaduan dapat digunakan untuk berbagai
publik dengan unsur-unsur (representasi) dari
kebutuhan. Manfaat langsung terpenting adalah
masyarakat pengguna pelayanan. Lokakarya
sebagai umpan-balik kepada masyarakat
ini menjadi sarana pelatihan bagi para peserta
pengguna pelayanan dalam bentuk yang disebut
kedua belah pihak (penyedia dan pengguna
sebagai Janji Perbaikan Pelayanan dan umpan-
pelayanan) untuk menganalisis masalah-
balik kepada atasan dan pengambil keputusan
masalah pelayanan secara sederhana dan cepat
dalam bentuk yang disebut Rekomendasi
tetapi metodologis.
Perbaikan Pelayanan. Janji Perbaikan
Sebelum Lokakarya dilakukan kegiatan kepada pimpinan dan pengambil keputusan dan mempublikasikan Indeks Pengaduan Masyarakat. Peserta lokakarya adalah 80 persen berasal dari penyedia pelayanan dan 20 persen berasal dari pengguna pelayanan. Metode analisis yang digunakan adalah suatu metode yang sangat sederhana. Analisis dimulai dari pengaduan yang terpenting, yaitu pengaduan yang menempati bagian teratas di Grafik Indeks Pengaduan Masyarakat. Jika daftar masalah penyebab pengaduan sudah lengkap, maka dirumuskanalternatif solusi (sebagai tanggapan/respons terhadap pengaduan) yang mungkin dilakukan dan kelompokkan berdasarkan siapa bertanggungjawab atas solusi itu (tanggung jawab internal organisasi penyelenggara pelayanan atau tanggung jawab eksternal atasan atau unit kerja atasan, atau
286
penyelenggara dan pelaksana pelayanan
persiapan antara lain menyampaikan hasil survei
pelayanan itu sendiri).
Analisis masalah penyebab pengaduan dapat
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Pelayanan akan dikeluarkan dalam bentuk dokumen tertulis, dalam bentuk brosur, poster yang dipasang pada organisasi penyelenggara pelayanan. (v). Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memastikan bahwa Janji Perbaikan Pelayanan dan Rekomendasi Perbaikan Pelayanan yang telah diterbitkan terpenuhi dan dilaksanakan, isi Janji dan Rekomendasi Perbaikan Pelayanan tersebut harus diintegrasi ke dalam rencana kerja organisasi penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik. Artinya kegiatan dan anggaran pelaksanaannya harus benarbenar masuk ke dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) satuan kerja yang bersangkutan. Singkatnya, pelaksanaan Janji dan Rekomendasi Perbaikan Pelayanan melekat mengikuti siklus manajemen proyek dari perencanaan, persiapan anggaran, pelaksanaan sampai
www.kinerja.or.id
ke pertanggungjawaban hasil (akuntabilitas).
Pembangunan Nasional (PROPENAS) yang
Untuk memastikan bahwa semua kegiatan
menyatakan bahwa untuk meningkatkan
perbaikan serta hasil nyata akan dicapai
kualitas pelayanan publik perlu disusun
dalam waktu yang direncanakan perlu
indeks kepuasan masyarakat sebagai
dilakukan pemantauan kegiatan serta
tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas
evaluasi hasil.
pelayanan.
Dalam Kepmenpan ini tidak diatur bagaimana prosedur mengawasi
adalah data dan informasi tentang tingkat
pelaksanaan dari janji dan rekomendasi
kepuasan masyarakat yang diperoleh
perbaikan pelayanan, namun yang
dari hasil pengukuran secara kuantitatif
disampaikan adalah dengan melakukan
dan kualitatif atas pendapat masyarakat
hal yang sama pada periode berikutnya
dalam memperoleh pelayanan dari
(misalnya satu tahun kemudian), sehingga
aparatur penyelenggara pelayanan publik
akan dapat dilihat hasil dan perubahannya.
dengan membandingkan antara harapan
Di dalam modul ini, proses berikutnya
dan kebutuhannya. Untuk mengetahui
dicantumkan didalam bagian berikutnya
perkembangan kinerja unit pelayanan,
yang disebut sebagai pengawasan. Secara
Instansi Pemerintah perlu melakukan
prinsip tidak terlalu jauh berbeda dengan
kegiatan penyusunan indeks kepuasan
apa yang dilaksanakan dalam tahapan
masyarakat secara periodik terhadap
advokasi.
unit pelayanan di lingkungan instansi pemerintah. Data indeks kepuasan
c. Metode Advokasi lainnya
Menurut KepmenPAN tersebut, IKM
masyarakat tersebut dapat menjadi bahan
Dua metode advokasi lainnya yang
penilaian terhadap unsur pelayanan
diperkenalkan dalam modul ini adalah:
yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara
(1). IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat).
pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Indeks Kepuasan Masyarakat dilaksanakan dengan mendasarkan pada KepmenPAN No. 25 Tahun 2004. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah melalui
Penilaian kepuasan dilakukan terhadap empat belas unsur pelayanan, yaitu: (a). Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan
KepmenPAN No. 25/2004 sebagai tindak
tahapan pelayanan yang diberikan
lanjut Undang-undang Republik Indonesia
kepada masyarakat dilihat dari sisi
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
kesederhanaan alur pelayanan;
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
287
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
(b). Persyaratan Pelayanan, yaitu
dalam memberikan pelayanan
persyaratan teknis dan administratif
kepada masyarakat secara sopan dan
yang diperlukan untuk mendapatkan
ramah serta saling menghargai dan
pelayanan sesuai dengan jenis
menghormati;
pelayanannya;
(j). Kewajaran biaya pelayanan, yaitu
(c). Kejelasan petugas pelayanan, yaitu
keterjangkauan masyarakat terhadap
keberadaan dan kepastian petugas
besarnya biaya yang ditetapkan oleh
yang memberikan pelayanan (nama,
unit pelayanan;
jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); (d). Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama
(k). Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; (l). Kepastian jadwal pelayanan, yaitu
terhadap konsistensi waktu kerja
pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai ketentuan yang berlaku;
sesuai dengan ketentuan yang telah
(e). Tanggung jawab petugas pelayanan,
ditetapkan;
yaitu kejelasan wewenang dan
(m). Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi
tanggung jawab petugas dalam
sarana dan prasarana pelayanan yang
penyelenggaraan dan penyelesaian
bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
pelayanan;
memberikan rasa nyaman kepada
(f). Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang
penerima pelayanan; (n). Keamanan Pelayanan, yaitu
dimiliki petugas dalam memberikan/
terjaminnya tingkat keamanan
menyelesaikan pelayanan kepada
lingkungan unit penyelenggara
masyarakat;
pelayanan ataupun sarana yang
(g). Kecepatan pelayanan, yaitu target
digunakan, sehingga masyarakat
waktu pelayanan dapat diselesaikan
merasa tenang untuk mendapatkan
dalam waktu yang telah ditentukan
pelayanan terhadap resiko-resiko
oleh unit penyelenggara pelayanan;
yang diakibatkan dari pelaksanaan
(h). Keadilan mendapatkan pelayanan,
pelayanan.
yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani; (i). Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
288
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Langkah-langkah pengukuran IKM meliputi: (a). Persiapan, meliputi penetapan pelaksana, penyiapan bahan,
www.kinerja.or.id
penetapan responden, lokasi dan waktu
unsur pelayanan yang dinilai), dan Bentuk
pengumpulan data. IKM dilaksanakan
Jawaban.
oleh unit pelayanan secara swakelola atau oleh lembaga independen melalui
pengumpulan data.
suatu perjanjian kerjasama.
• Jumlah Responden, minimal 150 orang
Penetapan pelaksana. Kegiatan ini
dari jumlah populasi penerima layanan
dilaksanakan sendiri (swakelola) atau oleh
dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10
Unit Independen. Apabila dilaksanakan
= jumlah responden (14 +1) x 10 = 150
secara swakelola, perlu membentuk Tim
responden (Categorical Data Analysis
penyusunan indeks kepuasan masyarakat
oleh FREEMAN)
yang terdiri dari:
• Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data.
• Pengarah
Pengumpulan data dapat dilakukan di:
• Pelaksana yang terdiri dari: Ketua,
Lokasi masing-masing unit
Anggota sekaligus sebagai surveyor
pelayanan (seperti unit pelayanan
sebanyak-banyaknya 5 orang, dan
SIM, STNK, transportasi dan
• Sekretariat sebanyak-banyaknya 3
sebagainya) pada saat sibuk;
orang.
Di lingkungan perumahan untuk penerima layanan tertentu (seperti:
Apabila dilaksanakan oleh unit independen
telepon, air bersih, pendidikan dan
yang sudah berpengalaman, perlu dilakukan
sebagainya) pada saat responden di
melalui “Perjanjian kerja sama” dengan
rumah.
unit independen. Unit independen tersebut dapat dilaksanakan oleh: 1) Badan Pusat statistik (BPS); 2) Perguruan Tinggi (Pakar); 3) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM); 4) Pelaku Usaha atau; 5) Kombinasi dari unit tersebut 1 s.d. 4.
Penyiapan bahan. Kegiatan dan aspek didalamnya meliputi Kuesioner, Bagian dari Kuesioner (Lembar Identitas responden, Lembar Identitas Pencacah, dan Lembar kuesioner yang memuat kesimpulan atau pendapat responden terhadap unsur-
www.kinerja.or.id
Penetapan responden, lokasi dan waktu
Penyusunan jadual. Penyusunan indeks kepuasan masyarakat diperkirakan memerlukan waktu selama 1 (satu) bulan dengan rincian sebagai berikut: • Persiapan, 6 hari kerja; • Pelaksanaan pengumpulan data, 6 hari kerja; • Pengolahan data indeks, 6 hari kerja; • Penyusunan dan pelaporan hasil, 6 hari kerja.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
289
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
unsur pelayanan. Dalam penghitungan
(b). Pelaksanaan Pengumpulan Data
indeks kepuasan masyarakat terhadap
Bentuk kegiatan adalah pengisian kuesioner
14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap
yang dapat dilakukan dengan salah satu dari
unsur pelayanan memiliki penimbang
kemungkinan dua cara sebagai berikut:
yang sama. Data pendapat masyarakat yang telah dimasukkan dalam masing-
• Dilakukan sendiri oleh penerima layanan
masing kuesioner, disusun dengan
dan hasilnya dikumpulkan di tempat
mengkompilasikan data responden yang
yang telah disediakan. Dengan cara ini
dihimpun berdasarkan kelompok umur, jenis
sering terjadi, penerima layanan kurang
kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan
aktif melakukan pengisian sendiri
utama. Informasi ini dapat digunakan
walaupun sudah ada himbauan dari unit
untuk mengetahui profil responden dan
pelayanan yang bersangkutan.
kecenderungan jawaban yang diberikan,
• Dilakukan oleh pencacah melalui
sebagai bahan analisis obyektivitas.
wawancara oleh:
(d). Laporan Hasil Penyusunan Indeks
Unit pelayanan sendiri, dengan cara ini hasilnya kemungkinan besar akan subyektif, karena dikhawatirkan
penyusunan laporan yang berisi dua materi
jawaban yang kurang baik mengenai
utama, yaitu Indeks per unsur pelayanan
instansinya akan mempengaruhi
dan Prioritas peningkatan kualitas pelayanan
obyektivitas penilaian. Untuk
mencakup unsur yang mempunyai nilai
mengurangi subyektifitas hasil
paling rendah serta rekomendasi rencana
penyusunan indeks, dapat
tindak lanjut. Dalam rangka peningkatan
melibatkan unsur pengawasan atau
transparansi hasil penyusunan IKM unit
sejenisnya yang terkait.
pelayanan, rencana dan tindaklanjutnya
Unit independen yang sudah
wajib dipublikasikan kepada masyarakat.
berpengalaman, baik untuk tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota. Independensi ini perlu ditekankan untuk menghindari jawaban yang subyektif. (c). Pengolahan Data
290
Hasil akhir kegiatan penyusunan IKM adalah
Hasil akhir kegiatan penyusunan IKM adalah penyusunan laporan yang berisi dua materi utama, yaitu Indeks per unsur pelayanan dan Prioritas peningkatan kualitas pelayanan mencakup unsur yangmempunyai nilai paling rendah serta rekomendasi rencana
Nilai IKM dihitung dengan menggunakan
tindak lanjut. Dalam rangka peningkatan
“nilai rata-rata tertimbang” masing-masing
transparansi hasil penyusunan IKM unit
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
pelayanan, rencana dan tindaklanjutnya
Dengan CRC, masyarakat/CSO dapat mengumpulkan data tentang tingkat kepuasan
wajib dipublikasikan kepada masyarakat.
warga terhadap pelayanan publik; menganalisis interaksi diantara para penyedia pelayanan
(2). CRC atau Citizen Report Card
publik (agen) dengan warga sebagai pengguna
CRC atau Kartu Laporan Warga merupakan
layanan; dan menganalisis isu-isu yang saling
penilaian dari masyarakat (konsumen) atas
terkait dan menggali masukan guna mencari
kualitas atau kinerja lembaga pelayanan
pemecahan dan perbaikannya. Hasil dari survei
publik yang dibuat dengan tujuan melakukan
dapat digunakan sebagai alat advokasi bagi
penilaian atas jasa pelayanan publik dengan
warga untuk menuntut peningkatan pelayanan
harapan dapat dijadikan dasar untuk merubah
publik yang lebih baik dengan menggunakan
kondisi pelayanan menjadi lebih baik. Penilaian
data yang akurat, teruji, dan terpercaya.
diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh masyarakat atau organisasi masyarakat melalui
CRC secara ilmiah dapat disejajarkan dengan
kuesioner, wawancara, dan diskusi terfokus
riset sosial, dan sejauh mungkin mengeliminasi
untuk mendapatkan feedback masyarakat
opini subyektif. Dengan CRC dapat dievaluasi
selaku pelanggan/pengguna layanan publik.
kenyataan yang dihadapi warga dalam
Penilaian mencakup pengalaman masyarakat
memenuhi kebutuhan dasar melalui jasa
yang mereka terima, alami, rasakan, dan hadapi
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
ketika berinteraksi dengan penyelenggara atau
Karena didasari obyektifvitas, maka kepuasaan
penyedia layanan.
dan keluhan warga sebagai konsumen perlu diperhatikan untuk perumusan dan pelaksanaan
Citizen Report Card (CRC) merupakan
kebijakan.
pendekatan dan sekaligus metode dan alat bagi masyarakat atau organisasi masyarakat sipil untuk mengawasi pelayanan publik. Pendekatan CRC ini diprakarsai oleh Public Affairs Centre (PAC) suatu organisasi nirlaba yang berdiri tahun 1994 diketuai oleh Samuel Paul. PAC bertujuan untuk memperbaiki pemerintahan kota di India dengan memberikan penguatan pada masyarakat. Misi PAC adalah mengidentifikasi dan memperkenalkan inisiatif yang produktif dari masyarakat untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan kinerja pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Tahapan CRC
(a). Persiapan
Pada tahap persiapan, output yang diperoleh antara lain: data dari masingmasing penyedia layanan yang akan disurvei atau dinilai, menentukan jenis jasa layanan yang akan disurvei, melaksanakan FGD, mendapatkan rumusan indikator penelitian, membuat kisi-kisi instrumen, dan dukungan dari pimpinan daerah.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
291
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
Kegiatan persiapan mencakup pembentukan
review data sekunder dan hasil assesment
tim survei, pembahasan persiapan survei
dari jenis pelayanan yang akan diteliti
dan jadual pelaksanaan survei, persiapan
(disurvei).
sumber daya dan kebutuhan dana penelitian, membuat kerangka penelitian
mengidentifikasi dan merumuskan indikator
sebagai panduan untuk memudahkan dalam
instrumen penelitian yang akan digunakan
proses penelitian, dan mempersiapkan
dalam survei (menjaring data primer dari
diskusi terfokus bersama stakeholder,
masyarakat pengguna/konsumen). Untuk
penyedia dan pengguna layanan, untuk
mendapatkan data kebutuhan dari masing-
mendapatkan masukan bagi penyusunan
masin stakeholder, FGD dapat dilakukan
instrumen survei (kuesioner). Pada tahap ini
2 tahap, yaitu FGD khusus untuk provider
juga dilakukan audiensi kepada Pemerintah,
(penyedia jasa layanan) dan FGD khusus
jika memungkinkan dengan pimpinan
untuk konsumen (masyarakat pengguna
daerah, untuk mendapatkan dukungan dan
jasa layanan). Pemisahan pelaksanaan
kesiapan Pemerintah atas penyelenggaraan
FGD CRC dimaksudkan agar eksplorasi
survei penilaian warga tersebut.
kebutuhan/harapan dari tiap stakeholder dapat terakomodir secara maksimal.
(b). Diskusi Terfokus (FGD) Dengan Penyedia dan Pengguna Layanan
Tujuan berikutnya dari FGD adalah untuk
FGD dengan provider, dapat
Tujuan FGD ini adalah untuk
mengidentifikasi jenis jasa layanan
mengidentifikasi kembali jenis dan ukuran
yang diberikan, karakteristik pelayanan,
pelayanan publik yang paling dibutuhkan
karakteristik konsumen jasa layanan,
atau paling penting bagi masyarakat
cakupan layanan, mekanisme serta tata
dilihat dari sisi masyarakat maupun sisi
laksana pelayanan. Sedangkan FGD
pemerintah, mempertemukan keinginan
dengan pelanggan/konsumen, berfungsi
dari masyarakat mengenai bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan/harapan
sebaiknya pelayanan publik dengan
konsumen, masalah yang sering dialami
keinginan dari pemerintah, mewujudkan
konsumen, dan lain-lain.
pemerintahan yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat. Dalam FGD juga
(c). Pelaksanaan
dilakukan pemetaan awal untuk memahami konteks dan wilayah kajian sebagai
292
Pada tahap pelaksanaan, output yang
basis penyusunan instrumen survey dan
diperoleh meliputi hasil survei secara
pengumpulan data kualitatif (observasi,
keseluruhan antara lain: data tingkat
indepth interview dan diskusi kelompok
penggunaan, data tingkat kepuasan, data
terfokus). Pemahaman dilengkapi dengan
pemeringkatan tingkat penggunaan dan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
tingkat kepuasan, masalah-masalah/ keluhan dan lain-lain, termasuk pemetaan data pada masing-masing wilayah layanan (tingkat kecamatan atau kabupaten/kota).
Beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanan survei CRC antara lain: • Diskusi terbatas tim peneliti: membahas kisi-kisi instrument dan menyusun kuesioner; • Mengidentifikasi kebutuhan surveyor: Pastikan berapa orang yang dibutuhkan untuk melakukan survei, pemilihan sebaiknya dilakukan selektif (surveyor harus sudah memilik pengalaman serupa, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, dll.) • Melaksanakan pembekalan kepada surveyor. • Menentukan sampling. • Finalisasi instrumen penelitian (cek kembali). • Persiapan survei lapangan. • Pengumpulan data dilakukan melalui survey, wawancara, diskusi kelompok terfokus (FGD) dan observasi. • Pengolahan dan Analisis Data.
(d). Lokakarya Hasil Survei dan Advokasi
Persamaan IKM dan CRC: • mengumpulkan feedback dari masyarakat pengguna layanan melalui survei dengan fokus pada penilaian kepuasan masyarakat; • pelaksanaan CRC di Indonesia sering menggunakan unsur penilaian yang sama dengan IKM, yaitu 14 unsur pelayanan. Tidak ada aturan baku dalam CRC tentang unsur pelayanan yang akan dinilai, namun untuk memudahkan ketentuan Pemerintah tersebut digunakan. Perbedaan: • Inisiasi IKM adalah unit penyelenggara pelayanan sedangkan CRC diinisiasi oleh masyarakat • Meskipun menggunakan unsur penilaian yang sama, namun memiliki tingkat kedetilan yang berbeda. CRC menggali pertanyaan dan isu tentang kepuasan masyarakat yang lebih dalam, hal tersebut ditandai dengan melakukan wawancara in-depth dan diskusi terfokus • Proses persiapan CRC lebih panjang dan detil karena penyusunan instrumen survei disusun dengan penilaian awal terhadap persepsi masyarakat terhadap
Hasil CRC disampaikan kepada Pemerintah
suatu pelayanan dan concern dari
atau penyedia layanan dan kemudian
penyedia pelayanan sendiri tentang
dilakukan lokakarya hasil CRC bersama
persepsi masyarakat yang ingin
stakeholder yang luas dan kegiatan
diketahui
advokasi, misal hearing dengan DPRD.
• Hasil CRC akan dibahas dalam lokakarya stakeholder dan ditindaklanjuti
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
293
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
dengan proses advokasi. Model
adalah bagaimana kegiatan pengawasan
pembahasan hasil CRC ini mirip dengan
terhadap apa yang sudah disepakati dalam janji
Survei Keluhan yang didasarkan pada
perbaikan pelayanan yang dihasilkan melalui
KepmenPan no 13 Tahun 2009.
proses advokasi dilaksanakan.
• Sumber biaya IKM adalah dari unit pelayanan, sedangkan CRC dari masyarakat atau lembaga yang menginisiasi. Merupakan tantangan untuk mendapatkan pembiayaan CRC dari pemerintah. Sumber pembiayaan Survei Keluhanpun berasal dari penyelenggara pelayanan (meskipun dalam program Kinerja, dukung pelaksanaan masih diberikan oleh USAID). Di dalam program Kinerja, khusus PTSP atau sektor perijinan usaha menggunakan IKM untuk advokasi peningkatan mutu pelayanan perijinan. Sementara CRC sendiri tidak digunakan.
b. Metode Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan paska disepakatinya rekomendasi perbaikan layanan ataupun hasil advokasi belum banyak dielaborasi dan menghasilkan regulasi-regulasi seperti halnya metode advokasi yang diuraikan pada bagian sebelumnya. Namun demikian berdasarkan pengalaman beberapa organisasi dan juga ilustrasi di dalam metode advokasi yang diuraikan sebelumnya, hal tersebut dapat dirumuskan dalam bagian di bawah ini.
294
Metode pengawasan yang dimaksud di sini
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengawasan yakni: a) Pelaksanaan pengawasan melibatkan pihak penerima layanan maupun penyedia layanan. Dengan demikian ada baiknya pelaksana pengawasan merupakan kelompok atau forum multistakeholder. Karena sudah pernah dilaksanakan melalui proses internalisasi kedalam sistem dan manajemen pengelolaan di dalam SKPD, maka ada baiknya hal tersebut dilanjutkan. b) Pelaksanaan pengawasan dijalankan secara reguler, misalnya saja disepakati dalam periode tiga bulan, enam bulan atau satu tahun sekali. c) Tahapan di dalam proses pengawasan melalui langkah-langkah sebagai berikut: o Pertemuan awal dimana seluruh stakeholder hadir untuk menyepakati proses pengawasan, metode yang digunakan, dan siapa pada tahapan mana terlibat apa. • Peserta yang hadir: peserta yang telah terlibat sebelumnya dalam proses advokasi, tim teknis dari SKPD terkait, pimpinan unit pelayanan (SD, SMP, Puskesmas, PTSP dan sebagainya), staf terkait, dan juga perwakilan masyarakat sipil.
www.kinerja.or.id
• Metode kegiatan: pertemuan dengan menggunakan metode FGD.
pelaksanaan K4 di Puskesmas. Maka data yang harus diverifikasi
• Target yang hendak dicapai:
pada tahap pengawasan ini adalah:
Kesepakatan metode
Apakah nakes memahami jenis
pelaksanaan pengawasan,
layanan yang diberikan, jika
termasuk tools penggalian data
ya sebutkan apa yang harus
dan informasi.
dilakukan dan apa saja yang
Kesediaan pihak-pihak untuk diminta data dan informasi, termasuk wawancara dan observasi di lokasi. Kesediaan pihak-pihak untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tupoksinya Target waktu pelaksanaan dan capaian yang diharapkan. o Pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data mengikuti kesepakatan dalam persiapan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menjaring data dan informasi. Namun yang paling penting konsistensi pertanyaan ataupun materi yang hendak digunakan sebagi tools dalam pengawasan secara substansial sama dengan yang digunakan dalam proses diawal. • Target data yang hendak
Bagaimana layanan sebaiknya dijalankan. Kebutuhan untuk pelayanan tersebut apakah tersedia saat ini. Tersediakah bidan desa untuk semua cakupuan area Puskesmas dimaksud Adakah pembagian kerja yang jelas dalam rangka melakukan kunjungan ke desa-desa. Diambil satu atau dua orang bumil dari setiap desa untuk diwawancarai pengalamannya saat menjalankan prosedur K4. Dan seterusnya. o Metode pelaksanaan pengumpulan data: pelaksanaan penjaringan data seperti diuraikan diatas dilakukan dengan cara kunjungan ke unit pelayanan, pengumpulan data sekunder
dikumpulkan: mengacu pada
dan primer (wawancara pihak-pihak),
data dari kuisioner awal saat
dan kunjungan ke lapangan untuk
melaksanakan pengumpulan data
melaksanakan wawancara dengan bumil
pada sat pelaksanaan advokasi.
di masing-masing desa.
Sebagai contoh: ada pernyataan dalam rekomendasi hasil advokasi untuk memperbaiki kualitas layanan
www.kinerja.or.id
diberikan.
• Analisis data dan penyusunan kesimpulan serta rekomendasi. Hasil yang terkumpul kemudian
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
295
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
ditabulasi dan disusun secara naratif
data dan metode pelaksanaan
hasil tabulasi tersebut. Seperti
survey. Untuk ringkasan eksekutif
halnya pertemuan persiapan yang
nantinya dapat pula dikemas menjadi
melibatkan multi pihak, maka di
bahan untuk dirilis kepada media
dalam analisis data (pembahasan
atau hendak dipublikasikan melalui
hasil tabulasi) dilakukan secara
berbagai wadah.
partisipatif pula dengan melibatkan multi pihak. Seorang fasilitator disiapkan untuk memfasilitasi pertemuan pembahasan dan analisis data temuan lapangan. Di dalam proses analisis sebaiknya memanfaatkan fasilitator untuk mengawal proses pembahasan. Sebelum sampai pada hal yang substansial, ada baiknya disepakati nilai dan arti skala-skala dan besaran-besaran yang nantinya akan ditemui. Misalnya saja, jika dibawah 50 persen jawaban akan diberi arti apa, atau akan dinilai seperti apa, jika antara 50 – 75 persen diberi nilai dan arti seperti apa dan seterusnya. Setelah pemberian nilai dan arti selesai dilakukan dan disepakati, baru kemudian penyampaian hasil tabulasi data kepada forum. Forum membahas dan menyepakati garis besar analisis.
Pengemasan atau penyusunan hasil dapat dirumuskan seperti halnya sebuah laporan penelitian. Setidaknya terdapat bagian ringkasan eksekutif, materi utama dan lampiran berupa hasil analisis
296
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Catatan penting di dalam menyusun kesimpulan dan rekomendasi adalah pada cara dan penggunaan bahasa penyampaiannya. Seringkali pernyataan-pernyataan pedas dan keras sulit diterima oleh pihak lain, meskipun yang bersangkutan meyakini kebenaran didalam pernyataan tersebut. Oleh karenanya menjadi penting untuk merumuskannya dengan bahasa yang straight to the points, dilandasi argumentasi yang kuat, akan tetapi tidak memberi kesan menyalahkan atau memojokkan, sehingga tidak ada kesan ada pihak-pihak yang tengah dievaluasi. Yang paling penting adalah membangun persuasi kepada pihak-pihak untuk menerima masukan yang dihasilkan dan mendorong komitmen untuk memperbaikinya ke depan.
o Publikasi hasil kesimpulan dan rekomendasi. Publikasi hasil dan rekomendasi hendaknya disampaikan kepada pihak-pihak terkait dan juga media. Jika hendak disampaikan kepada media, ikutilah prosedur penyusunan
www.kinerja.or.id
siaran pers yang sesuai. Selain melalui
layanan. Kembali komitmen terhadap
siaran pers, juga dapat pula disusunkan
rencana tindak harus diberikan oleh
semacam soft news (fitur) tentang
Kepala UPTD/Unit Pelayanan dan
kegiatan dan hasil, disertai komentar
Kepala SKPD. Komitmen inilah
beberapa pihak.
kemudian yang menjadi bagian yang dipublikasikan.
Terlepas dari publikasi, yang paling penting kesimpulan yang harus dihasilkan adalah apakah terjadi peningkatan kualitas sejak dari maklumat layanan disepakati sampai pengawasan dijalankan. Untuk itu, dari
d) Asupan data dan informasi yang digunakan untuk melaksanakan pengawasan dapat berasal dari: o Data primer. Asupan untuk kebutuhan
sisi substansi dan metodologi analisis
data bagi pelaksanaan pengawasan
serta data yang digunakan keduanya
dapat berasal dari data primer yakni data
haruslah dapat diperbandingkan (apple
yang dikumpulkan melalui penjaringan
to apple). Jika hasilnya menyimpulkan
informasi yang berasal dari masyarakat
terjadi perubahan yang signifikan, maka
(misalnya seperti yang dilakukan dalam
rekomendasinya adalah melanjutkan
survei penanganan keluhan atau indeks
dan meningkatkan terus mutu layanan.
kepuasan masyarakat, ataupun dilakukan
Namun jika hasil yang disimpulkan
melalui metode yang jauh lebih sederhana)
menyebutkan belum ada perubahan
atau berasal dari data menerus yang
yang signifikan, maka perlu dilakukan
didapat dari penjaringan yang dilakukan
beberapa langkah antisipasi.
oleh unit pelayanan melalui mekanisme
• Mempertanyakan kembali komitmen kepala UPTD/Unit Pelayanan jika hal tersebut terkait langsung dengan kewenangannya. Namun jika sudah masuk dalam area SKPD, maka komitmen harus ditanyakan kembali kepada Kepala SKPD terkait. • Selain menanyakan komitmen, perlu dirumuskan secara bersama juga hal-hal yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kualitas
www.kinerja.or.id
penanganan keluhan (melalui kotak saran atau pengisian angket) berdasarkan materi yang sama seperti di dalam pelaksanaan advokasi sebelumnya (kuisioner). Metode yang jauh lebih sederhana juga dapat dilakukan dengan menanyakan secara acak kepada penerima layanan (orang tua murid, pasien Puskesmas dan lain-lain) hal-hal terkait dengan perbaikan substansi yang dicantumkan di dalam maklumat layanan. • Sumber informasi adalah bidan sendiri, dan informasi yang digali
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
297
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
adalah soal pemahaman akan layanan
• adakah protap yang sudah ditempel
yang diberikan, prosedur yang harus
dipapan pengumuman untuk suatu
dilakukan, kunjungan ke desa untuk
tindakan medik tertentu dan sebagainya.
melakukan penyuluhan dan pengecekan
• Adakah papan pengumuman yang
K1 – K4 dan sebagainya. Atau guru
ditempatkan pada lokasi yang mudah
untuk menanyakan kualifikasi yang
diakses, dan sudah berisi informasi
dimiliki, apakah sesuai dengan
laporan penggunaan dana.
rekomendasi proporsi yang dikehendaki
• Dan sebagainya.
dalam indikator SPM untuk pendidikan dasar, misalnya. • Sumber informasi lain adalah
e) Analisis data adalah dengan membandingkan data asupan di atas tadi dengan informasi yang
bumil yang menerima layanan K4,
disampaikan dalam rekomendasi perbaikan
apakah memahami apa saja yang
dalam maklumat pelayanan. Oleh karenanya
menjadi haknya pada saat kontrol
penting untuk mencantumkan rekomendasi
ke Puskesmas. Lalu jika sudah
hasil advokasi sampai pada kedetailan tertentu.
mendapatkan layanan K4 apakah
Misalnya saja merujuk pada jumlah guru/nakes/
sesuai dengan yang diketahuinya. Dan
petugas PTSP, kualifikasi guru/nakes/petugas
sebagainya.
PTSP atau indikasi kualitas perbaikan sarana
o Data sekunder. Asupan untuk kebutuhan data bagi pelaksanaan pengawasan dapat
dan prasarana dan sebagainya. f) Hasil analisis perlu dirumuskan dalam
juga berasal dari data sekunder yakni
kesimpulan. Rumusan kesimpulan dapat
data atau informasi yang terdapat dalam
berupa:
Puskesmas itu sendiri, misalnya saja: • adakah perubahan alokasi anggaran
o Kesimpulan terkait dengan data dan informasi yang berasal dari penerima
untuk item tertentu (misalnya seperti
layanan atas item yang direkomendasikan
yang ada didalam BOK),
dalam maklumat pelayanan. Hasil
• adakah perubahan jumlah tenaga
kesimpulan dapat berupa telah terjadi
kesehatan atau guru dan klasifikasinya
perbaikan secara signifikan, telah terjadi
seperti yang direkomendasikan,
perbaikan namun masih dijumpai masalah
• adakah perubahan atau perbaikan
yang sama pada hal-hal tertentu, ataupun
kualitas sarana dan prasarana
belum terjadi perubahan secara signifikan.
pada unit pelayanan seperti yang direkomendasikan,
o Kesimpulan terkait dengan data dan informasi sekunder yang berasal dari Puskesmas atas item yang
298
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
direkomendasikan dalam maklumat pelayanan. Hasil kesimpulan dapat secara langsung menyebut perubahan, misalnya dari 3 orang nakes dengan
2. Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu Pelayanan publik
Didalam proses advokasi dan pengawasan untuk mendorong peningkatan mutu pelayanan
kualifikasi tertentu telah menjadi 5
publik, peran fasilitator merupakan peran yang
orang nakes dengan kualifikasi tertentu,
sentral. Yang dimaksud dengan fasilitator
atau contoh lain, kualitas kebersihan
adalah seseorang atau sekelompok orang
prasarana toilet jauh lebih baik dengan
yang membantu sekelompok orang lainnya
rutinitas kegiatan pembersihan setiap
memahami tujuan bersama mereka dan
hari dua kali dan seterusnya.
membantu mereka membuat rencana guna mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil
g) Berdasarkan kesimpulan selanjutnya perlu dirumuskan rekomendasi. Penyusunan
posisi tertentu dalam diskusi1. Fasilitator dapat
rekomendasi ini melibatkan pihak-pihak
berperan pada berbagai kegiatan, apakah pada
yang terlibat dalam proses pengawasan
perumusan kesepakatan dalam rapat atau
secara keseluruhan. Rekomendasi
FGD (fokus group discussion), pelaksanaan
merupakan apa yang perlu dilaksanakan
assessment di lapangan, lokakarya, pelatihan
paska kegiatan pengawasan tersebut.
atau bahkan pada pembahasan dalam rangka
Rekomendasi perlu mengacu pada hasil
penyelesaian konflik sekalipun.
kesimpulan dengan mengorientasikan ke arah perbaikan ke depan atas hal-hal yang
kelompok dalam mencapai konsensus pada
disampaikan dalam kesimpulan. Jika di
setiap perselisihan yang sudah ada sebelumnya
dalam rekomendasi mencantumkan hal-hal
atau muncul dalam rapat sehingga memiliki
yang perlu mendapat perhatian ataupun
dasar yang kuat untuk tindakan di masa depan.
perlu terdapat perbaikan, hendaknya ditetapkan sasaran perubahan sampai periode berikutnya secara lebih mendetail. h) Hasil kesimpulan dan rekomendasi hendaknya dipublikasikan secara lebih luas seperti halnya pada saat maklumat layanan dirumuskan. Untuk itu forum perlu mempertimbangkan penggunaan media
Beberapa fasilitator mencoba untuk membantu
Seorang fasilitator yang baik harus memiliki ketrampilan dalam hal memimpin sebuah pertemuan termasuk juga ketepatan waktu, mengikuti agenda yang sudah disepakati, merangkum pembicaraan, menengahi pertentangan. Selain itu fasilitator juga harus memiliki ketrampilan untuk mendengarkan
yang relevan maupun pihak-pihak luar yang diundang untuk mendengarkan hasil kesimpulan dan rekomendasi.
1 Kaner, S. with Lind, L., Toldi, C., Fisk, S. and Berger, D. Facilitator’s Guide to Participatory Decision-Making, (2007) Jossey-Bass; ISBN 0-7879-8266-0
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
299
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
termasuk kemampuan untuk menghentikan
forum. Untuk memastikan forum dan seluruh
pembicaraan yang sudah menyimpang, serta
anggota tetap komit, diperlukan beberapa
memastikan semua orang berpartisipasi di
hal yakni:
dalam proses yang tengah dikawalnya.
• Visi dan misi yang telah diikrarkan selalu
Siapa yang dapat menjadi fasilitator dalam
digunakan untuk melakukan check dan
mengawal proses advokasi dan pengawasan?
recheck atas segala persoalan yang
Selain harus memenuhi persyaratan teknis
dibahas. Salah satu runtuhnya atau
seperti telah diuraikan secara singkat
tidak berjalannya forum multipihak
di atas, pada dasarnya siapapun dapat
disebabkan oleh ketidakjelasan
menjadi fasilitator. Apakah seorang sarjana
implementasi visi dan misi, atau tidak
berpengalaman, seorang pengemudi, seorang
dapatnya anggota mengaplikasikan
petani atau seorang PNS sekalipun.
visi dan misi ke dalam aktivitas harian forum. Dengan selalu dilakukan check
Di bawah ini adalah beberapa kegiatan yang
and recheck terhadap visi dan misi,
secara teknis ada di dalam proses advokasi dan
maka setiap anggota forum akan selalu
pengawasan. Peran fasilitator sangat besar di
mengingat visi dan misi forum.
dalam setiap proses tersebut. • Meminimalisir dominasi kelompoka. Merawat forum multipihak. Di dalam
300
kelompok tertentu dalam forum.
pendekatan yang digunakan oleh Kinerja,
Kegagalan atau kemunduran forum
proses advokasi dikawal oleh forum
multipihak salah satunya disebabkan
multipihak sesuai dengan sektornya masing-
munculnya conflict of interest (konflik
masing. Merawat forum multipihak dapat
kepentingan) atau munculnya
diartikan memastikan bahwa forum tersebut
kepentingan yang berbeda dengan
selalu dapat menjalankan fungsinya untuk
visi dan misi serta kepentingan
berbagi, menjalankan diskusi, membahas
bersama seluruh anggota forum. Jika
dan memutuskan, termasuk berkompromi
perbedaan itu berasal dari kelompok
terhadap hal-hal tertentu. Untuk itu forum
yang jumlahnya cukup mayoritas
multipihak perlu dirawat dan dikawal.
dan sumberdaya lebih besar dimiliki,
Komitmen adalah satu kata kunci yang
maka bibit persoalan biasanya mulai
harus selalu ada di dalam setiap anggota
tampak. Untuk itu, fasilitator harus dapat
forum. Komitmen dapat menurun, manakala
membaca gelagat dan menetralisir
anggota forum tidak lagi memiliki alasan
supaya kelompok mayoritas jangan
yang kuat untuk tetap bertahan di dalam
sampai mendominasi dan justru
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
membelokkan arah forum. Fasilitator
multipihak memerlukan aturan main
hendaknya selalu mengingatkan peran
serta agenda. Aturan main sederhana
dan fungsi forum yang telah disepakati
perlu kiranya dimiliki, terutama jika
bersama.
forum sudah berjalan cukup lama. Aturan main sebaiknya disusun dan
• Memiliki agenda pertemuan yang
disepakati bersama. Aturan main paling
rutin dengan pembahasan substansi
tidak mengatur tentang misi forum,
yang menyangkut kepentingan
hak dan kewajiban anggota, model
seluruh anggota. Pada sisi yang
kepengurusan dan pengelolaan harian,
lain, forum juga bukan tidak mungkin
penyelenggaraan program dan kegiatan,
ditinggalkan anggotanya alias mati
serta pendanaan. Hal-hal lain dapat
suri. Oleh karenanya adala baiknya,
ditambahkan sepanjang diperlukan
fasilitator selalu memfasilitasi forum
oleh forum dan anggotanya. Agenda,
dengan agenda-agenda yang cukup
menjadi hal penting. Yang dimaksud
jelas keluarannya. Pertemuan yang
dengan agenda/program dapat
bersifat reguler dengan agenda
berupa turunan dari misi (misalnya
pembahasan yang cukup jelas dapat
memperjuangkan hak dasar kesehatan
mempertahankan keberadaan forum
masyarakat) hingga ke turunan
dari mati suri.
kegiatan (penyelenggaraan pertemuan membahas regulasi, implementasi
• Secara bergiliran masing-masing
regulasi dan seterusnya).
anggota diberi amanah untuk menyelenggarakan pertemuan (sebagai host). Salah satu metode untuk mempertahankan keberadaan
b. Komunikasi dan lobi.Komunikasi didalam advokasi memegang peranan penting. Fasilitator
forum dan anggotanya adalah dengan
dapat mengambil peran dalam komunikasi mulai
memberi peran yang cukup signifikan
dari langkah persiapan, pelaksanaan sampai
kepada masing-masing anggota yakni
pada pemantauan dan evaluasi. Komunikasi
menjadi host dalam pertemuan secara
yang efektif sangat mempengaruhi keberhasilan
bergantian.
pencapaian tujuan dalam pelaksanaan advokasi bagi peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Memiliki aturan main dan agenda yang cukup jelas dan dipahami oleh seluruh anggota forum. Sebagai sebuah entitas organisasi, forum
www.kinerja.or.id
Tujuan dari komunikasi dalam advokasi ini adalah:
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
301
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
• Mempersuasi pengambil kebijakan bersedia
• Memberi gambaran umum tentang metode
menyepakati rekomendasi yang dirumuskan
pelaksanaan
dalam forum.
• Menghindari terjadinya kesalahan persepsi
• Menyampaikan berbagai hasil pengawasan.
tentang metode yang akan diterapkan • Mengundang mitra lain untuk membangun koalisi • Menyamakan persepsi bersama antara pemerintah dengan masyarakat
Sedangkan substansi yang dikomunikasikan serta target dalam berkomunikasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
• Mendorong partisipasi dan keaktifan masyarakat
Tabel Substansi dan Target Komunikasi dalam Advokasi dan Pengawasan
No
302
Substansi yang perlu dikomunikasikan
Pihak-pihak yang dikomunikasikan
Target dari komunikasi yang dilaksanakan
Alat komunikasi yang digunakan
1
Substansi Metode Pelaksanaan advokasi
Pelaksana kegiatan, anggota forum dan calon mitra
Pemahaman akan metode pelaksanaan kegiatan
Materi presentasi Dokumen panduan leaflet
2
Materi pertanyaan yang digunakan untuk menangkap aspirasi, keluhan atau masukan public
Responden yang berasal dari penerima layanan
Pemahaman akan maksud pertanyaan dan kesediaan melengkapi jawaban atas pertanyaan
Kuisioner dan panduan menyusun pertanyaan
3
Ajakan untuk membangun koalisi advokasi
Calon mitra
Calon mitra memahami substansi yang disampaikan dan bersedia bermitra dalam koalisi advokasi dimaksud
Materi presentasi Profil singkat kegiatan
4
Hasil analisis sebagai bukti yang dapat dijadikan usulan perbaikan
Mitra, pihak-pihak penyedia layanan, public melalui media
Memahami hasil analisis dan sepakat sebagai bukti untuk melakukan lobi dengan
Materi presentasi Siaran pers Brief paper/summary
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
No
Substansi yang perlu dikomunikasikan
Pihak-pihak yang dikomunikasikan
Target dari komunikasi yang dilaksanakan
Alat komunikasi yang digunakan
pengambil keputusan. Media memahami susbtansi dan dapat menyampaikannya kepada publik 5
Hasil kesepakatan atau usulan/rekomendasi
Pengambil keputusan
Memahami substansi dan bersedia untuk sepakat menindaklanjuti rekomendasi perbaikan mutu layanan publik.
Materi presentasi Brief paper/summary Siaran pers
Untuk menyampaikan materi kepada berbagai
nyata (bukan fakta atau bukti). Hal ini
pihak, seorang fasilitator ataupun pihak yang
akan menjadi bumerang bagi pelaksana
ditunjukkan menjalankan komunikasi dan lobi,
dikemudian hari.
maka di dalam mengkomunikasikan sesuatu
(iii). Konkret ( concrete ). Sebaiknya pesan
hal perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
yang disampaikan konkrit dan bukan
berikut:
terlalu abstrak. Berbagai contoh yang disampaikan untuk memperkuat
(i). Jelas ( clear ). Apa yang disampaikan
argumentasi juga harus konkrit. Materi
harus benar-benar jelas. Jika si penyampai
atau tulisan yang masih abstrak akan
pesan juga merasa tidak jelas dengan
menimbulkan kebingungan penerima pesan.
apa yang akan disampaikan, maka
(iv). Lengkap ( complete ). Pesan harus
penerima pesan pasti akan mengalami
disampaikan dengan lengkap. Meskipun
hal yang sama. Oleh karenanya penting
demikian lengkap itu tidak berarti semua
menyampaikan dengan jelas dan si
hal harus disampaikan. Lengkap dalam hal
pembawa pesan harus memahami juga
ini semua hal-hal penting tersampaikan.
substansi yang akan disampaikan. (ii). Benar ( correct ). Tidak ada satupun
(v). Ringkas ( concise ). Penyampaian substansi secara ringkas dan tidak bertele-
pernyataan yang ada dalam pesan yang
tele akan memudahkan penerima pesan
disampaikan merupakan hal yang tidak
menangkap substansi dimaksud.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
303
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
(vi). Meyakinkan ( convince ). Penyampaian
kegiatan persuasif, memberikan semangat dan
pesan harus dapat meyakinkan khalayak
bahkan sampai memberikan pressure atau
atau penerima pesan. Oleh karena
tekanan kepada para pemimpin institusi atau
itu, penyampai pesan harus memiliki
pengambil keputusan.
kemampuan untuk meyakinkan khalayak. Salah satu syarat untuk itu adalah
c. Fasilitasi forum/ lokakarya. Forum diskusi
penyampai pesan harus merasa yakin
ataupun lokakarya merupakan bagian dari
dengan apa yang disampaikan dan apa
kegiatan advokasi atau pengawasan. Forum
yang diharapkan akan dapat tercapai.
atau lokakarya seharusnya dipersiapkan
(vii). Konstekstual ( contexual ). Pesan harus
dan dilaksanakan dengan baik, sehingga
kontekstual dengan lingkungan/kondisi dimana pesan itu disampaikan. Kontekstual dalam hal ini menyangkut kebiasaan, adat istiadat, kebijakan yang berlaku dan sebagainya. (viii). Berani ( courage ). Penyampai pesan harus berani mengungkapkan fakta-fakta yang memang merupakan kenyataan atau hasil dari analisis yang disepakati. (ix). Hati - hati ( coutious ). Penyampai pesan juga harus menyampaikan pesan dengan cukup hati-hati atas fakta-fakta yang cukup sensitif bagi publik di lingkungan tersebut atau pihak yang mendengarkan pesan dimaksud. (x). Sopan ( courteous ). Sikap sopan harus
Lokakarya yang dilaksanakan dalam rangka kegiatan advokasi memiliki variasi peserta dan tujuannya. Sehingga KAK, skenario forum, serta tahapan dalam lokakarya bisa berbeda satu dengan lainnya. Jenis-jenis lokakarya yang dilaksanakan dalam advokasi maupun pengawasan antara lain: (i). Lokakarya penyepakatan dan perumusan tools advokasi dan assessment. Dalam lokakarya ini tujuan dan sasarannya paling tidak mendekati hal-hal sebagai berikut: a. Membangun persepsi yang sama para pihak mengenai tujuan penyelenggaraan survei, baik itu untuk kegiatan survei
agar pihak lawan bicara atau publik yang
keluhan, IKM maupun CRC. b. Merumuskan serta menyepakati
berkonsentrasi mendengarkan, ketimbang
penggunaan metode dan alat untuk
harus memperhatikan hal-hal yang
penggalian data bagi analisis dan
dianggap kurang sopan yang dilakukan
perumusan rekomendasi peningkatan
oleh penyampai pesan.
mutu pelayanan publik (kuisioner).
Prinsip dasar advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi mencakup
304
dikedepankan oleh penyampai pesan, mendengarkan pesan tersebut dapat
menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
c. Merumuskan capaian dan kisi-kisi pelaksanaan survei.
www.kinerja.or.id
harus dilakukan untuk memperbaiki mutu
(ii). Lokakarya pembahasan dan analisis hasil
layanan.
lapangan. Dalam lokakarya ini tujuan dan
c. Merumuskan dan merekomendasikan
sasarannya paling tidak mendekati hal-hal
hasil-hasil yang hendak dibahas pada
sebagai berikut:
tingkat lanjut.
a. Merumuskan dan menyepakati metode
analisis atas data lapangan/temuan
Di bawah ini diuraikan tahapan lokakarya secara generik, dalam artian dapat digunakan
data.
untuk semua jenis lokakarya (kecuali lokalatih).
b. Membahas dan menyepakati hasil analisis atas data lapangan/temuan
Penyesuaiannya dapat dirumuskan dalam KAK
data serta langkah atau solusi apa yang
dan skenario forum.
Tabel Tahap Persiapan No
Komponen Kegiatan
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
1
Memastikan kehadiran peserta
Menyusun KAK dan Agenda Menyiapkan dan mengirimkan undangan dilengkapi dengan KAK dan Agenda Mengkomunikasikan dengan masing-masing calon peserta untuk kehadirannya.
Seluruh peserta menerima undangan beserta KAK dan agenda dan paling tidak 70 persen hadir.
2
Memastikan petugas pelaksana lokakarya mengetahui peran dan tugasnya
Membuat panduan pelaksanaan lokakarya Mengundang seluruh calon pelaksana dan melaksanakan briefing kegiatan
Pelaksana mengetahui peran dan tugasnya
3
Menyusun skenario forum
Merumuskan skenario forum Menyusun tools yang dibutuhkan untuk pelaksanaan skenario forum tersebut
Lokakarya siap dilaksanakan dengan skenario yang dirumuskan
www.kinerja.or.id
Keterangan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
305
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
No 4
Komponen Kegiatan Menyiapkan semua kebutuhan pendukung lokakarya
Kegiatan Penyiapan alat-alat seperti LCD projector, komputer, layar, flipchart, meta plan, Penyiapan dan penggandaan dokumen-dokumen pendukung seperti materi presentasi, buku pegangan, hasil-hasil lain yang hendak dibahas.
Hasil yang diharapkan
Keterangan
Seluruh peralatan dan alat-alat pendukung lokakarya dipastikan keberadaannya
Tabel Tahap Pelaksanaan No
306
Komponen Kegiatan
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
1
Penyiapan ruangan lokakarya, alat pendukung serta petugas pelaksana
• Memastikan desain dan tata letak ruang yang berorientasi partisipatif (U-shape, round table, dsbnya) termasuk banner, back drop, meja pendukung dsbnya. • Menyiapkan semua alat pendukung tersedia sebelum kegiatan dimulai • Memastikan semua petugas berada ditempat sebelum peserta pertama hadir. • Memastikan pejabat yang memberi sambutan hadir
Ruangan dan seluruh alat pendukung telah siap digunakan
2
Pembukaan Lokakarya
• Protokoler dan pembawa acara (jika ada) menjalankan peran • Pejabat dan panitia menyampaikan sambutan dan materi pengantar • Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan serta hasil yang diharapkan dalam lokakarya
• Pembawa acara dibantu protokoler menjalankan perannya. • Kontrak belajar disepakati • Kertas Harapan dan kontribusi ditempel untuk dicocokkan dengan hasil akhir nanti
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Keterangan
www.kinerja.or.id
No
Komponen Kegiatan
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
Keterangan
• Fasilitator menyampaikan dan mempersuasi peserta menyepakati kontrak belajar • Fasilitator memfasilitasi proses tentang „harapan„ dan „kontribusi“ diri. 3
4
5
Pelaksanaan Lokakarya
• Lokakarya difasilitasi oleh fasilitator dan materimateri disampaikan oleh nara sumber yang sudah ditetapkan sebelumnya.
• Lokakarya berjalan sesuai dengan waktu dan alur dalam rencana • Setiap tahap/sesi menghasilkan capaian seperti yang tertera dalam KAK
Sesi akhir lokakarya
• Fasilitator memfasilitasi kesimpulan dan rekomendasi sebagai hasil lokakarya, termasuk di dalamnya adalah rencana tindak lanjut hasil lokakarya. • Fasilitator mengingatkan pihak-pihak yang terlibat untuk berkomitmen menindaklanjuti hasil lokakarya. • Fasilitator meminta peserta menuliskan mengenai „harapan yang didapatkan“ dan „kontribusi yang sudah diberikan“
Hasil lokakarya berupa: 1. Kesimpulan 2. Rekomendasi 3. Rencana Tindak Lanjut untuk melaksanakan rekomendasi 4. Harapan dan kontribusi dibahas dan dilihat bersama, apakah ada harapan yang belum terpenuhi?
• Jurnalis diundang ke lokakarya dengan memberikan siaran pers awal • Panitia menyiapkan konperensi pers setelah acara selesai • Panitia menyusun siaran pers setelah acara selesai dan mendistribusikan kepada media.
Media mempublikasikan hasil lokakarya
Relasi dengan media
www.kinerja.or.id
Kesimpulan dan rekomendasi cukup dengan bullet points saja, penyusunan narasi akan dilanjutkan di luar lokakarya. Harapan dan kontribusi sebagai salah satu alat evaluasi alur dan skenario lokakarya
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
307
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
Tabel Tahapan Paska Kegiatan No 1
Komponen Kegiatan Laporan Hasil Lokakarya didistribusikan
Kegiatan Laporan disusun berdasarkan note taking yang dilakukan dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Laporan didistribusikan kepada pihak-pihak, terutama kepada pihak-pihak pengambil kepastian
2
Rencana Tindak Lanjut difasilitasi
Fasilitator dan pelaksana kegiatan melakukan monitoring terhadap RTL Setiap RTL/Milestone dalam RTL direview bersama
d. Penggalian data dan wawancara.
Keterangan
Seluruh peserta atau perwakilannya menerima laporan hasil lokakarya, termasuk juga pihak-pihak strategis yang akan terlibat dalam pelaksanaan hasil rekomendasi Keluaran dalam RTL/ milestones dalam RTL terpenuhi dan direview oleh forum
pewawancara dan dipastikan mereka
Penggalian data dan wawancara
memahami sampai pada hal-hal sekecil
dilaksanakan hampir pada semua metode
apapun. Hal ini untuk menghindari bias
yang dibahas dalam modul ini. Meskipun
jawaban yang diberikan responden,
demikian semua memiliki pendekatan
karena pewawancara kurang
dan metode yang berbeda-beda. Namun
memahami substansi.
beberapa hal perlu dipertimbangkan,
(ii). Pembagian tugas pewawancara
terutama terkait dengan hal-hal yang
terkait wilayah kerja, siapa yang akan
menjadi dasar dari semua proses
diwawancarai, jumlah respondennya,
penggalian data dan wawancara. Beberapa
termasuk jika calon responden
prasyarat agar kegiatan ini dapat terlaksana
tidak bersedia bagaimana mencari
dengan baik adalah sebagai berikut:
ganti dengan responden cadangan.
(i). Kuisioner yang hendak digunakan sebagai tools dalam penggalian data dan wawancara ini seharusnya sederhana dan mudah diaplikasikan oleh siapa saja. Untuk itu, diperlukan briefing dengan seluruh calon
308
Hasil yang diharapkan
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Kesemuanya sudah harus dibahas semenjak awal bersama pewawancara. Daftar responden harus disusun dan termasuk di dalamnya adalah cadangan responden. (iii). Pendekatan pewawancara kepada responden. Hal ini menjadi penting
www.kinerja.or.id
karena menjadi faktor yang ikut
(iv). Pewawancara melakukan rekapitulasi
menentukan apakah responden
atas seluruh hasil wawancara.
bersedia diwawancarai atau tidak.
Rekapitulasi ditujukan untuk
Tim pelaksana harus melaksanakan
membersihkan dan melengkapi seluruh
briefing kepada pewawancara
informasi dan catatan hasil wawancara
untuk: (a). Memberikan penjelasan
dengan responden. Setelah
pembuka kepada calon responden,
rekapitulasi dilakukan, maka proses
sekaligsu menanyakan identitas
tabulasi bisa dimulai. Tim pelaksana
lengkap dan menyesuaikan dengan
harus menyediakan formulir untuk
daftar responden yang disasar oleh
melakukan tabulasi. Hasil tabulasi
pewawancara; (b). Menanyakan
dikumpulkan bersama hasil dari
kepada calon responden kesediaan
pewawancara lainnya dan dikompilasi
diwawancarai; (c). Jika calon
untuk dibahas dalam lokakarya/
responden ragu-ragu, berilah
pertemuan analisis hasil lapangan.
pemahaman yang lebih mendalam termasuk peran calon responden
e. Mengawal proses analisis partisipatif.
dalam upaya memperbaiki kualitas
Proses analisis kajian lapangan
pelayanan publik melalui opini ataupun
dilaksanakan bersama dalam sebuah
keluhan yang disampaikan; (d).
pertemuan, biasanya disebut lokakarya
Pertanyaan yang tertera disampaikan
ataupun FGD. Jika dalam suatu studi,
secara sopan dan perlahan untuk
analisis dilakukan secara internal oleh tim
memudahkan responden memahami
dengan menggunakan metodologi yang
maksudnya, dan selalu bertanya
kental dengan pendekatan yang sangat
ulang apakah responden memahami
akademik, maka analisis dalam kajian ini
maksudnya; (e). Konfirmasi ulang
adalah dengan mengupayakan metode
atas jawaban yang diberikan selalu
yang paling sederhana sekalipun dan
dijadikan prosedur tetap, untuk
dilaksanakan secara bersama. Pilihan
memastikan responden yakin
metode analisisnya adalah dengan
dengan jawaban yang dimaksud;
mentabulasi seluruh hasil dan melakukan
(f). Setelah selesai melakukan
ranking (prioritas), dimana jawaban yang
wawancara, pewawancara agar
paling banyak dari seluruh pertanyaan yang
melakukan pengecekan sekali lagi
diajukan menduduki ranking tertinggi.
apalah semua pertanyaan telah disampaikan dan dijawab; (g). Setelah selesai pewawancara menyampaikan terimakasih kepada responden.
www.kinerja.or.id
Forum disajikan data hasil tabulasi yang sudah diprioritaskan berdasarkan jawaban terbanyak yang muncul. Kemudian forum
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
309
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
diajak untuk mendiskusikan hasil tersebut.
tersebut terkait dengan hak warga baik secara
Fasilitator wajib menyampaikan dan
umum, maupun kelompok warga tertentu. Dalam
membuka kesepakatan semua peserta
advokasi perbaikan penyampaian layanan publik
dalam forum tersebut untuk memberikan
berbasis standar pelayananpun yang hendak
tanggapan, baik itu perwakilan masyarakat
diperjuangkan adalah hak warga akan kualitas
atau perwakilan pemerintah daerah/unit
layanan tertentu dari sektor-sektor pelayanan
pelayanan. Akan sangat memudahkan jika
publik dasar.
semua argumentasi yang disampaikan oleh peserta juga dilengkapi dengan alasan yang sangat rasional. Fasilitator mendorong semua pihak menyampaikan argumentasi yang rasional, apalagi misalnya yang bersangkutan mengusulkan perubahan prioritas keluhan atau aspirasi dari hasil wawancara dengan responden.
Inti dari hasil analisis yang dilakukan secara partisipatif adalah berupa tabel data dimana daftar keluhan/aspirasi telah disusun berdasarkan ranking dan disertai dengan usulan perbaikan atau peningkatan mutu dari keluhan/masukan tersebut. Hasil inilah yang kemudian disampaikan kepada pengambil keputusan untuk dirumuskan dalam maklumat layanan.
• Sektor Pendidikan Dasar
Di dalam isu pendidikan dasar yang didukung Kinerja terdapat tiga isu utama yakni pemenuhan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), perbaikan Distribusi Guru secara Proporsional (DGP) serta penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Isu-isu yang merupakan hak-hak penerima layanan (warga) dalam ketiga isu di atas adalah terkait dengan komitmen Pemerintah didalam menerapkan SPM pada setiap isu dimaksud. Dari ketiga isu besar di atas, perlu dikembangkan berbagai hal agar dapat dengan mudah diterjemahkan oleh warga/publik terkait dengan hak-hak yang dapat mereka tuntut jika hendak melakukan advokasi terhadap perbaikan kualitas layanan sektor pendidikan dasar.
3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik
Hal-hal tersebut antara lain adalahUntuk itu diperlukan isu-isu apa saja yang dapat diangkat dalam sektor pendidikan dasar ini.
Pada saat melaksanakan advokasi itu artinya pihak-pihak tengah memperjuangkan terjadi
setiap anak usia 7 sampai 15 tahun
perubahan atas sesuatu yang dirasa kurang
(usia SD dan SMP).
sesuai atau belum didapatkan – misalnya
310
o Ketersediaan prasarana sekolah bagi
o Ketersediaan guru yang sesuai dengan
kondisi sosial tertentu atau permasalahan yang
kebutuhan dan berkualitas untuk
tak kunjung selesai. Pada umumnya perjuangan
seluruh sekolah, baik di daerah terpencil
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
maupun di kawasan padat penduduk. o Regulasi daerah untuk memastikan
didalam advokasi, misalnya penguatan
terdistribusinya guru secara merata
Desa Siaga, Kemitraan Bidan dan Dukun,
pada setiap prasarana sekolah.
Manajemen Keuangan Puskesmas dan
o Ketersediaan sarana belajar mengajar disetiap prasarana SD dan SMP o Dukungan bagi pembiayaan operasional
sebagainya. Isu-isu yang merupakan hakhak penerima layanan (warga) dalam ketiga isu di atas adalah terkait dengan komitmen
sekolah, terutama untuk menutupi
Pemerintah didalam menerapkan SPM pada
kekurangan biaya yang berasal dari
setiap isu dimaksud. Dari ketiga isu besar di
BOS (dana APBN).
atas, perlu dikembangkan berbagai hal agar
o Pelaksanaan manajemen sekolah
dapat dengan mudah diterjemahkan oleh
yang melibatkan stakeholder dan juga
warga/publik terkait dengan hak-hak yang
manajemen keuangan yang transparan.
dapat mereka tuntut jika hendak melakukan
o Sarana yang tersedia untuk membuat
advokasi terhadap perbaikan kualitas
laporan keuangan lebih transparan,
layanan sektor kesehatan ibu dan anak. Hal-
pengumuman lebih informatif dan
hal tersebut antara lain adalah:
sebagainya. o Pelaksanaan pertemuan antara sekolah dengan Komite Sekolah, disertai keterlibatan pihak-pihak lain seperti orang tua murid, tokoh masyarakat dan sebagainya. o Apakah sekolah menyediakan kotak saran/keluhan atau metode/sarana lain yang ditujukan untuk menampung keluhan orang tua. o Dan, masih banyak yang dapat dikembangkan berdasarkan isu diatas. • Sektor Kesehatan Ibu dan Anak
terkait sehingga dapat pula dimasukkan
Di dalam isu Kesehatan Ibu dan Anak yang didukung Kinerja terdapat tiga isu
o Ketersediaan informasi yang aksesibel bagi pelayanan terhadap ibu hamil dan melahirkan, serta pengetahuan ibu hamil akan hak-haknya yang harus diberikan oleh nakes/Puskesmas. o Ketersediaan sarana serta layanan yang memadai bagi ibu hamil o Ketersediaan sarana serta layanan yang memadai bagi ibu melahirkan dan menyusui o Adanya regulasi yang mengatur keberadaan sarana laktasi di fasilitas publik. o Dilaksanakannya kampanye dan penyuluhan penerapan ASI Eksklusif o Adanya upaya sosialisasi oleh nakes
utama yakni Persalinan Aman (PA), Inisiasi
kepada bumil soal Persalinan Aman,
Menyusu Dini (IMD) dan Penerapan ASI
Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif.
Eksklusif. Di luar ketiga isu utama tersebut
o Ketersediaan mekanisme penanganan
sebenarnya masih banyak sub isu lain yang
keluhan atas layanan yang kurang
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
311
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
o Dan masih banyak hal yang dapat
sesuai dan tindak lanjutnya.
dikembangkan dari isu di atas.
o Dan masih banyak hal lain yang dapat dikembangkan dari isu di atas.
Di dalam isu perizinan usaha yang didukung
4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik
Kinerja menekankan efisiensi pelayanan
pada satu pintu dengan mendorong
• Sektor Perizinan Usaha
Pada umumnya sasaran advokasi adalah
perizinan pada kejelasan prosedur, waktu
penyelenggara negara atau pihak-pihak yang
pengurusan izin dan biaya tertentu. Isu-isu
terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
yang merupakan hak-hak para pencari izin
Mencermati berbagai definisi mengani advokasi
di atas adalah terkait dengan komitmen
yang telah diterangkan, maka di dalam berbagai
Pemerintah didalam menerapkan standar
kasus pelayanan publik di atas, hampir semua
pelayanan pada setiap isu dimaksud. Untuk
sasaran advokasi adalah kelompok dimaksud.
itu diperlukan isu-isu apa saja yang dapat
Namun pada kasus advokasi lain, kelompok
diangkat dalam sektor ini.
masyarakat tertentu juga dapat menjadi sasaran advokasi, misalnya kelompok pria perokok yang
o Kesediaan SKPD pengelola ijin
dikuatirkan jika mereka merokok di lingkungan
serta regulasi daerah yang mengatur
keluarga rumah akan mempengaruhi kesehatan
pengelolaan ijin strategis untuk
putra putri mereka. Atau, misalnya pada kasus
dipadukan dalam satu pintu.
penanggulangan HIV/Aids, maka yang menjadi
o Ketersediaan informasi yang jelas
target advokasi misalnya adalah publik yang
mengenai alur pengurusan ijin, biaya
memahami stigma yang keliru terhadap penyakit
serta waktu yang dibutuhkan. o Ketersediaan mekanisme penanganan keluhan manakala terjadi praktek tidak
HIV/Aids misalnya, dan lain sebagainya.
Untuk kegiatan advokasi atas peningkatan mutu
sesuai dengan prosedur yang tertera
pelayanan publik berbasis standar pelayanan
serta tindak lanjutnya.
ini yang menjadi sasaran advokasi dan fokus
o Berapa lama keluhan pencari ijin ditanggapi
advokasi adalah seperti yang diuraikan dalam tabel berikut ini.
o Apakah respon pengelola kantor perijinan cukup memberi solusi bagi persoalan yang dirasakan oleh pencari ijin.
312
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
Tabel Sasaran dan Fokus Advokasi
NO
SEKTOR
1
Pendidikan Dasar
2
Kesehatan Ibu dan Anak
www.kinerja.or.id
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
FOKUS ADVOKASI
Sekolah
Kepala Sekolah
o Dilaksanakannya manajemen berbasis sekolah o Diterapkannya transparansi pelaporan o Efektivitas alokasi anggaran BOS
SKPD
Pejabat Pimpinan SKPD Pendidikan
o Dilaksanakannya pemantauan penerapan manajemen berbasis sekolah o Dilaksanakannya pemantauan penerapan mekanisme yang mendorong transparansi penggunaan dana operasional sekolah
Pemerintah Daerah
o Pejabat pimpinan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah o Walikota/Bupati
o Ditetapkannya regulasi lokal untuk menjamin pelaksanaan manajemen berbasis sekolah oleh sekolah/unit pelayanan pendidikan dasar. o Memadainya alokasi dana bagi dukungan pembiayaan sekolah dalam Anggaran Daerah o Perbaikan distribusi guru secara proporsional
Puskesmas
Kepala Puskesmas
o Diterapkannya layanan wajib yang harus diberikan oleh Puskesmas/ Nakes bagi ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta bayi lahir dan menyusui. o Diterapkannya SOP Non-teknis dalam pelayanan bumil, ibu melahirkan, ibu nifas. o advokasi transparansi penggunaan anggaran BOK Puskesmas
SKPD Kesehatan
Pejabat Pimpinan SKPD Kesehatan
o Ditetapkannya regulasi yang mengatur kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
313
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
NO
SEKTOR
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
SASARAN ADVOKASI
FOKUS ADVOKASI o Dilaksanakannya pemantauan pelaporan BOK Puskesmas
3
314
Perijinan Usaha
Pemerintah Daerah
o Pejabat Pimpinan Badan Publik o Bupati/Walikota
o Diterapkannya regulasi yang mewajibkan Puskesmas transparan atas penggunaan semua sumber dana, baik dari BOK maupun dari APBD o Ditetapkannya kampanye kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif sebagai program wajib Dinas Kesehatan. o Ditetapkannya regulasi yang mengatur kewajiban penyediaan ruang bagi pelayanan ASI ekskusif pada badan-badan publik (dan fasilitas publik).
Kantor PTSP
Pejabat pimpinan PTSP
o Diterapkannya SOP (alur) perijinan, termasuk waktu dan proses o Dipublikasikannya nominal biaya perijinan
Pemerintah Daerah
o Pejabat Pimpinan SKPD yang mana urusan perijinannya akan/sedang/telah dialihkan prosesnya ke kantor PTSP o Bupati/Walikota
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
o Komitmen peralihan ijin dari SKPD asal kepada PTSP o Nominal biaya perijinan
www.kinerja.or.id
Dan, untuk pelaksanaan pengawasan yang menjadi sasaran dan fokusnya dapat diperhatikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel Sasaran dan Fokus Pengawasan NO
SEKTOR
1
Pendidikan Dasar
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
PELAKSANA PENGAWASAN
SASARAN PENGAWASAN
FOKUS PENGAWASAN
Sekolah
Forum Multipihak
Kepala Sekolah dan
Skala Sekolah
jajaran terkaitnya,
atau forum/LSM
termasuk Komite
lain yang memiliki
Sekolah
o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan terkait pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
perhatian pada isu
o Upaya perbaikan danhasilnya berdasarkan maklumat layanan terkait pelaksanaan transparansi pelaporan o Upaya yang dijalankan serta hasil dari kesepakatan dan pelaksanaan alokasi anggaran BOS
dimaksud
SKPD
www.kinerja.or.id
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten/ Kota atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian pada isu dimaksud.
Pejabat Pimpinan SKPD Pendidikan
o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan Maklumat Layanan yang menjadi tanggungjawab SKPD terkait pelaksanaan manajemen berbasis sekolah o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan mekanisme yang mendorong transparansi penggunaan dana operasional sekolah
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
315
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
NO
SEKTOR
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
PELAKSANA PENGAWASAN
SASARAN PENGAWASAN
Pemerintah Daerah
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten/ Kota atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
o Pejabat pimpinan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah o Walikota/Bupati
FOKUS PENGAWASAN
o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan
maklumat layanan dan proses pengalokasian dana bagi dukungan pembiayaan sekolah dalam Anggaran Daerah o Kemajuan pelaksanaan dari rekomendasi yang
disepakati hingga menjadi regulasi daerah dalam perbaikan distribusi guru secara proporsional dan pelaksanaannya. 2
Kesehatan Ibu dan Anak
Puskesmas
Forum Multipihak
Kepala Puskesmas
o Upaya perbaikan dan
tIngkat Kecamatan
hasilnya berdasarkan
atau forum/LSM
maklumat layanan
lain yang memiliki
tentang perbaikan terkait
perhatian atas isu
pelaksanaan layanan wajib
dimaksud
yang harus diberikan oleh Puskesmas/Nakes bagi ibu hamil, melahirkan dan menyusui serta bayi lahir dan menyusui. o Upaya perbaikan dan hasilnya berdasarkan maklumat layanan terkait perbaikan penerapan SOP Non-teknis dalam pelayanan bumil, ibu melahirkan, dan ibu nifas. o Upaya yang telah dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan re- alokasi anggaran BOK
316
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
NO
SEKTOR
www.kinerja.or.id
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
PELAKSANA PENGAWASAN
SASARAN PENGAWASAN
FOKUS PENGAWASAN
SKPD Kesehatan
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
Pejabat Pimpinan SKPD Kesehatan
o Kemajuan dari maklumat layanan yang menyepakati berbagai input yang harus disediakan oleh SKPD kesehatan untuk pelaksanaan kampanye dan penerapan IMD dan ASI Eksklusif o Kemajuan dari pelaksanaan regulasi yang mengatur pelaksanaan kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif
Pemerintah Daerah
Forum Multipihak Tingkat Kabupaten atau forum/LSM lain yang memiliki perhatian atas isu dimaksud
o Rekomendasi dalam maklumat pelayanan o Pejabat Pimpinan Badan Publik dimaksud o Bupati/Walikota
o Kemajuan dari maklumat layanan yang menyepakati berbagai input yang harus disediakan oleh SKPD lain dan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kampanye dan penerapan IMD dan ASI Eksklusif o Pelaksanaan regulasi yang mengatur pelaksanaan kampanye dan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif. o Pelaksanaan regulasi yang mengatur kewajiban penyediaan ruang bagi
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
317
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
NO
SEKTOR
UNIT PELAYANAN ATAU SKPD
PELAKSANA PENGAWASAN
SASARAN PENGAWASAN
FOKUS PENGAWASAN
pelayanan ASI ekskusif pada badan-badan publik. 3
Perijinan Usaha
Kantor PTSP
o Forum Multipihak o Forum berbagai Asosiasi Usaha setempat
o Pejabat pimpinan PTSP
Upaya yang telah dilakukan dan hasil dari pelaksanaan perbaikan alur perijinan, termasuk di dalamnya aspek waktu dan proses
Pemerintah Daerah
o Forum Multipihak o Forum berbagai Asosiasi Usaha Setempat
o Pejabat Pimpinan SKPD yang mana urusan perijinannya akan/sedang/ telah dialihkan prosesnya ke kantor PTSP o Bupati/Walikota
o Kemajuan pelaksanaan komitmen peralihan ke PTSP o Kemajuan pelaksanaan kesepakatan perubahan nominal Biaya Perijinan Usaha
5. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan
Beberapa hal di bawah ini yang terkait faktor penghambat perlu dipertimbangkan untuk diantisipasi dan dihindari, karena akan dapat mempengaruhi kerja advokasi. Sementara dari sisi faktor pendukung perlu juga diantisipasi untuk dikenali dan dilakukan cara-cara yang
(a). Penghambat: o Rendahnya mutu pelayanan publik „dianggap“ bukan masalah. Isu pelayanan publik merupakan isu keseharian yang terjadi di sekitar masyarakat. Mereka hampir setiap saat menghadapinya, sehingga isu tersebut bukanlah hal baru bagi mereka. Namun dengan segala persoalan yang mereka hadapi terkait gap yang terjadi
memunculkan indikasi pendukung tersebut.
318
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
didalam penyampaian pelayanan publik
dalam advokasi rendah (misalnya enggan
hampir pasti dianggap sebagai hal yang
hadir dalam pertemuan-pertemuan) dan
lumrah. Dengan demikian kesadaran
sebagainya. Melakukan lobi dan memberi
untuk melaksanakan tuntutan terhadap
pemahaman mengenai misi advokasi
peningkatan mutu pelayanan publik dari
kepada pejabat kunci merupakan hal
masyarakat pengguna layanan juga masih
utama yang harus dilakukan, sehingga
sangat rendah.
terbangunnya komitmen guna peningkatan
o Kualitas soliditas kelompok dan tingkat kepercayaan publik kepada kelompok masyarakat (sipil) yang masih rendah.
mutu pelayanan publik. o Sikap dan cara berdialog yang digunakan mengurangi peluang merumuskan
Kekuatan kolektif yang dibangun dalam
kesepakatan. Sikap dan cara berdialog
forum (multipihak) untuk melaksanakan
yang kurang sesuai saat berhadapan
advokasi sering terdistorsi oleh kurang
dengan pejabat terkait – misalnya terlalu
solidnya kelompok dikarenakan beberapa
menganggap remeh pejabat, bersikap
hal antara lain: (a). Belum munculnya
menggurui dan terkesan sok pintar, merasa
dukungan pemahaman kerja kolektif disertai
diatas angin dan selalu menonjolkan
visi dan kemauan yang sama untuk berubah
kemampuan diri sendiri –menimbulkan
dan (b). Pendekatan „proyek“ menyebabkan
keengganan dalam berdialog lebih lanjut.
tanpa dukungan finansial dari APBD/dana
Alhasil dialognya dapat berpotensi tertunda
organisasi donor tidak berjalan. Pelaku
atau bahkan terhenti sama sekali.
terjebak pada ketersediaan dukungan dana dari organisasi donor, sehingga jika tidak ada dukungan dana maka advokasi sulit berjalan. o Keengganan pejabat terkait untuk membuka
o Rendahnya semangat kerelawanan yang mengendurkan kontinuitas advokasi dan pengawasan. Proses advokasi yang melibatkan pemerintah daerah sering sekali dilaksanakan karena mendapat
peluang menerima rekomendasi advokasi.
dukungan dari organisasi kerjasama
Tidak semua pejabat mau terbuka dan
bantuan baik bilateral maupun multilateral.
menerima masukan atau menerima koreksi
Di dalam prosesnya berbagai langkah
dari pihak luar. Keengganan pejabat
kegiatannya mendapat dukungan finansial,
terkait ini dapat berimplikasi pada banyak
termasuk pelaku-pelaku kegiatan dari pihak
hal antara lain akses kepada data dan
masyarakat.
informasi di kalangan internal SKPD/Unit Pelayanan rendah, kerjasama di dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan tahapan
www.kinerja.or.id
o Anggaran yang berasal dari Pemerintah Daerah menjadi peluang untuk
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
319
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
mempengaruhi rekomendasi. Untuk memastikan berjalannya proses advokasi
o Kemampuan komunikasi dan lobi politik yang baik membangun kepercayaan semua
dengan baik, dukungan dana menjadi
pihak untuk turut serta didalam proses
salah satu faktor penentu. Namun dengan
perbaikan mutu pelayanan publik, meskipun
dukungan dana yang berasal dari APBD
harus melalui proses koreksi dan evaluasi
dapat menimbulkan potensi kurang
diri pada sisi aparat pemerintah.
netralnya proses, karena dapat dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan non substansial.
o Dengan fasilitasi yang baik dan intensitas yang tinggi dapat membangun serta menjagasemangat kerelawanan (voluntary spirit) dari unsur-unsur kelompok
(b). Pendukung:
masyarakat maupun pemerintah daerah.
o Fasilitasi komunikasi dan pendampingan yang kuat yang mampu mentransfer
Tips Melaksanakan Advokasi dan Pengawasan
kapasitas di dalam memahami isu,
Selain menjalankan hal-hal yang telah
kualitas analisis data serta kemampuan
diuraikan pada bagian sebelumnya, di dalam
artikulasinya yang mumpuni.
melakukan advokasi dan pengawasan juga perlu
o Terbangunnya visi dan persepsi yang kuat
memperhatikan berbagai hal atau langkah yang
untuk meningkatkan mutu pelayanan publik
perlu dilakukan agar dapat mendukung keberhasilan
oleh berbagai unsur yang ada dalam forum
dan juga hal-hal yang harus dihindari untuk
multipihak. Hal ini dapat terjadi manakala
mengurangi resiko kegagalan di dalam melakukan
semua pihak berproses tanpa adanya saling
advokasi maupun pengawasan. Dalam table
menegasikan dan biasanya berjalan tidak
dibawah ini diberikan berbagai tips tersebut.
sebentar.
Tabel Tips Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan No 1
320
Aktor Masyarakat/ Pelaku Advokasi
Dilakukan Rumuskan dengan jelas tujuan dan hasil yang diharapkan dalam advokasi secara detail agar semua pihak pelaksana advokasi memiliki landasan tentang tujuan dan hasil yang sama.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
Dihindari Memunculkan hal-hal yang dapat memicu potensi konflik terbuka dengan pimpinan SKPD maupun unit penyedia layanan, misalnya menyampaikan berbagai pernyataan yang menyudutkan individu penyedia layanan dan sebagainya
www.kinerja.or.id
No
www.kinerja.or.id
Aktor
Dilakukan
Dihindari
Sampaikan pesan awal akan maksud dan tujuan advokasi dilakukan dengan sejelas mungkin kepada pihak penyelenggara layanan agar bersedia terlibat dan menyetujui langkah-langkah yang akan diambil
Menyampaikan berbagai dokumen hasil advokasi kepada media secara begitu saja tanpa ada penjelasan dari tim (baik berupa konperensi pers atau distribusi siaran pers), sehingga membiarkan jurnalis memahami sendiri materi atau hasil advokasi.
Publikasikan hasil atau capaian yang diraih kepada media melalui siaran pers. Untuk mendapatkan dukungan public yang memadai publikasi atas hasil advokasi perlu sesering mungkin dilakukan.
Isi siaran pers harus bersifat positif, jangan sampai memberi intensi yang bersifat negative.
Perkuat jaringan pendukung melalui identifikasi mitra dan lobby. Lobby dilakukan dengan memberikan argumentasi yang mengikutsertakan kepentingan calon mitra.
Melakukan siaran pers sendiri dan tidak mengajak pihak penyedia layanan ataupun pejabat SKPD.
Pastikan setiap pelaku advokasi benarbenar memahami isu yang tengah diadvokasi dan apa saja langkah tim di dalam menjalankan proses advokasi tersebut.
Penulisan siaran pers yang diwarnai opini tim advokasi dan bukan fakta sebenarnya
Pelajari karakter pejabat yang hendak dijadikan sasaran advokasi. Sesuaikan metode komunikasi dan lobi yang dilakukan dengan karakter pejabat yang bersangkutan.
Komunikasi dan lobi secara biasabiasa saja saat menghadapi pejabat dengan karakter keras dan bertempramen.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
321
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
BAHAN BACAAN
(e). Dokumentasi Praktek Baik di Luwu Utara (f). Deklarasi Maklumat Layanan di Luwu Utara (g). Advokasi MSF untuk Sektor Pendidikan di
(a). Permenpan No 13 Tahun 2009 dan dokumen-
Bulukumba
dokumen pendukung lainnya terkait implementasinya oleh KINERJA khususnya Sektor Pendidikan Dasar dan Kesehatan Ibu dan Anak. (b). Kepmenpan No 25 Tahun 2004 dan
ALAT BANTU/ BAHAN PENDUKUNG
dokumen-dokumen pendukung lainnya terkait implementasinya oleh KINERJA khususnya Sektor Perijinan Usaha (c). Dokumen CRC (d). Praktek Baik di Jember
322
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
(a). Formulir Perumusan Rencana Kerja Advokasi (b). Materi Bermain Peran Kelompok Pendidikan (c). Materi Bermain Peran Kelompok Kesehatan
www.kinerja.or.id
BAHAN PRESENTASI
8
T E K N IK A D V O K A S I D A N P E N G A WA S A N MU T U P E L A Y A N A N P U B L IK O L E H MA S Y A R A K A T
Mate ri bab ini me nguraikan te ntang me tode dan te knik advokas i dan pe ngawas an yang dilakukan ole h mas yarakat. F okus dan s as aran advokas i s e rta is u yang akan diangkat juga me njadi pe mbahas an dalam mate ri bab ini.
IS I MA T E R I • T ujua n P embela ja ra n U mum • T ujua n P embela ja ra n K hus us • P okok B a ha s a n
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
323
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
T U J U A N P E MB E L A J A R A N U MU M
•mening ka tka n pema ha ma n teknis menja la nka n a dvoka s i da n peng a wa s a n ba g i pening ka ta n mutu pela ya na n publik berba s is s ta nda r pela ya na n. •fa s ih di da la m meng integ ra s ika n is u s ta nda r pela ya na n keda la m la ng ka h-la ng ka h teknis ya ng membutuhka nnya .
K H US US •P es erta ma mpu memba nding ka n berba g a i metode a dvoka s i ya ng a da da n ma mpu meng integ ra s ika n is u s ta nda r pela ya na n keda la m metode da n la ng ka h-la ng ka h teknis a dvoka s i da n pe ng a wa s a n ba g i pening ka ta n mutu pela ya na n publik. •P es erta ma mpu meng identifika s i s ia pa s a s a ra n keg ia ta n – ba ik itu ya ng ditujuka n ba g i peng umpula n bukti-bukti ma upun a dvoka s i da n peng a wa s a n – da n ba g a ima na meliba tka n mereka . •P es erta ma mpu mema ha mi a pa ya ng ha rus dikomunika s ika n da n s eka lig us memba ng un komunika s i da n lobi politik deng a n piha k-piha k ya ng terliba t da la m a dvoka s i •P es erta ma mpu memfa s ilita s i forum deng a n berba g a i ta ha pa n teknis dida la m a dvoka s i ma upun peng a wa s a n
P OK OK B AHAS AN 1. 2. 3. 4. 5.
324
Metode a dvoka s i da n peng a wa s a n pening ka ta n mutu pela ya na n publik T eknik a dvoka s i da n peng a wa s a n pening ka ta n mutu P ela ya na n publik E la bora s i is u s ta nda r pela ya na n da la m a dvoka s i pening ka ta n mutu pela ya na n publik S a s a ra n da n fokus a dvoka s i s erta peng a wa s a n pening ka ta n mutu pela ya na n publik F a ktor peng ha mba t da n pendukung pela ks a na a n a dvoka s i da n peng a wa s a n oleh ma s ya ra ka t
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
S T R U K T U R P E NY A MP A IA N MA T E R I
1
www.kinerja.or.id
.
ME T O D E A D V O K A S I •
A da nya fa kta berupa da ta da n informa s i ya ng jujur, s a hih da n a kura t tenta ng mutu pela ya na n publik ya ng bera s a l da ri peng g una la ya na n.
•
A da nya keya kina n ba hwa penyeleng g a ra pela ya na n publik bers edia menerima fa kta tenta ng mutu la ya na n publik ya ng dis a mpa ika n oleh peng g una la ya na n.
•
A da nya kes edia a n da ri penyeleng g a ra pela ya na n publik untuk memperba iki mutu da n kua lita s la ya na n, terma s uk da la m meng a loka s i a ta u mereloka s i a ng g a ra n ya ng bera da dida la m wila ya h peng elola a nnya .
•
A da nya kes edia a n untuk s ec a ra reg uler menyeleng g a ra ka n peng g a lia n da ta da n informa s i untuk memonitor perkemba ng a n kua lita s la ya na n publik ya ng diberika n.
•
T ers edia nya a ng g a ra n untuk pela ks a na a n keg ia ta n a dvoka s i ini.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
325
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
1
326
.
.
ME T O D E A D V O K A S I 1.
P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik deng a n P a rtis ipa s i Ma s ya ra ka t mela lui P eng elola a n P eng a dua n a ta u dikena l deng a n S urvey P eng a dua n, dida s a rka n pa da K epmenP A N N o. 13 T a hun 2009
2.
Indeks K epua s a n Ma s ya ra ka t (IK M), dida s a rka n pa da P ermenpa n N o. 25 T a hun 2004
3.
C itiz en R eport C a rd (C R C ), a ta u s ering dis ebut K a rtu L a por Wa rg a (K L W)
S UR V E Y K E L UH A N •
P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik deng a n P a rtis ipa s i Ma s ya ra ka t mela lui P eng elola a n P eng a dua n (K epmenP A N N o. 13 T a hun 2009)
•
D efinis i opera s iona l: s ua tu ra ng ka ia n tinda ka n s is tema tis menuju perba ika n pela ya na n dimula i da ri peng elola a n peng a dua n ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n; perumus a n tinda ka n nya ta perba ika n; pema nta ua n da n eva lua s i keberha s ila n; da n komunika s i kepa da ma s ya ra ka t peng g una la ya na n.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
S UR V E Y K E L UH A N • K omitmen pimpina n • P eruba ha n pola pikir (minds et) terha da p fung s i pela ya na n • P a rtis ipa s i ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n.
• P ening ka ta n kua lita s pela ya na n ha rus deng a n tinda ka n nya ta perba ika n • T inda ka n perba ika n dis a mpa ika n s ec a ra tra ns pa ra n kepa da pa ra peng g una pela ya na n
1
www.kinerja.or.id
.
S UR VE Y K E L UH A N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
327
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
.
S UR V E Y K E L U H A N T UJ UA N: 1.Menda pa tka n K omitmen O rg a nis a s i, 2.A dminis tra s i F orma l, 3.J a dua l P ela ks a na a n
1
328
.
S UR V E Y K E L U H A N 1.
U n tu k m en c ap ai K O MIT ME N O R G A NIS A S I:
a)
P enya mpa ia n informa s i kepa da peng a mbil keputus a n untuk menda pa tka n komitmen org a nis a s i
b)
P enentua n unit pela ya na n ya ng a ka n menera pka n metode.
c)
P enunjuka n da n penug a s a n pa ra pela ks a na
d)
P enyedia a n a ng g a ra n untuk membia ya i pela ks a na a n
e)
P enyus una n S ura t K eputus a n tenta ng pela ks a na a n perba ika n berikut T im P ela ks a na
f)
P enyus una n kera ng ka wa ktu pela ks a na a n perba ika n
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
S UR V E Y K E L UH A N 2.
3.
1
.
Mela ks a na ka n A D MINIS T R A S I F O R MA L : a)
P enentua n unit pela ya na n ya ng pela ya na nnya a ka n diperba iki deng a n meng g una ka n metode ini,
b)
P enunjuka n da n penug a s a n pa ra pela ks a na (T im P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik da n T im P ela ks a na P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n),
c)
P enyedia a n a ng g a ra n
Menyus un J A D UA L P E L A K S A NA A N:
K O MP O NE N B IA Y A a.L o k ak ary a P en g elo laan P en g ad u an (2 h ari kerja efektif), b .S u rv ei P en g ad u an Mas y arak at terh ad ap k in erja p elay an an p u b lik (d u ras i terg an tu n g jen is p elay an an d i u n it p elay an an y an g d ip erb aik i), c .L o k ak ary a A n alis is Mas alah P en y eb ab P en g ad u an Mas y arak at (2 h ari k erja efek tif), d .O p eras io n al p ara p elaks an a, y aitu : T im P en in g k atan K u alitas P elay an an P u b lik (tin g k at D ep artem en /L em b ag a/P em erin tah D aerah ) d an T im P elaks an a P en in g k atan K u alitas P elay an an (d i u n it p elay an an ), e.P eralatan d an b ah an , f.J as a p ih ak lain s ep erti h o n o rariu m fas ilitato r/n aras u m b er d ari lu ar, teru tam a jik a p elaks an aan d ilak u k an b ek erjas am a d en g an p ih ak lain .
S UR V E Y K E L UH A N PE S E R TA a .20% -30% a da la h pela ks a na pela ya na n publik da ri org a nis a s i penyeleng g a ra pela ya na n da n pembina org a nis a s i penyeleng g a ra s erta penyeleng g a ra pela ya na n publik ya ng terka it la innya , b.70% -80% a da la h ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n, tokoh ma s ya ra ka t, L S M, a ka demis i, a s os ia s i ya ng terka it deng a n pela ya na n ters ebut, L emba g a O mbuds ma n, wa rta wa n da n org a nis a s i non pemerinta h.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
329
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
.
S UR V E Y K E L U H A N T UJ UA N •Identifika s i a neka pernya ta a n peng a dua n peng g una pela ya na n; •K es a da ra n penyeleng g a ra pela ya na n tenta ng ma nfa a t peng a dua n (keluha n), •K es a da ra n ma s ya ra ka t tenta ng ma nfa a t menya mpa ika n peng a dua n (keluha n); •Memba ng un keperc a ya a n ma s ya ra ka t terha da p komitmen penyeleng g a ra pela ya na n da la m mela ks a na ka n perba ika n O UT P UT •R a nc a ng a n kues ioner berda s a rka n pernya ta a n peng a dua n da ri peng g una pela ya na n •R enc a na tinda k la njut ta ha pa n perba ika n s etela h loka ka rya (s urvei, ds t), •T ena g a s uka rela pela ks a na s urvei peng a dua n ma s ya ra ka t, •P ema ha ma n T im da n tena g a S uka rela tenta ng teknis pela ks a na a n s urvei peng a dua n da n peng ola ha n da ta ha s il s urvei keda la m bentuk Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t.
1
.
S UR V E Y K E L UH A N S UB S T A NS I P E MB A H A S A N D A L A M L O K A K A R Y A / 14 U NS UR P E L A Y A NA N 1.P ro s ed u r P elay an an 2.P ers y aratan P elay an an 3.K ejelas an P etu g as P elay an an 4.K ed is ip lin an P etu g as P elay an an 5.T an g g u n g J awab P etu g as P elay an an 6.K em am p u an P etu g as P elay an an 7.K ec ep atan P elay an an 8.K ead ilan Men d ap atk an P elay an an 9.K es o p an an d an K eram ah an P etu g as 10.K ewajaran B iay a P elay an an 11.K ep as tian B iay a P elay an an 12.K ep as tian J ad wal P elay an an 13.K en y am an an L in g k u n g an 14.K eam an an P elay an an
330
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
1
.
.
S UR V E Y K E L U H A N •
T ujua n s urvei a da la h ntuk meng konfirma s i pernya ta a n peng a dua n ya ng a da di kues ioner kepa da s eba nya k mung kin res ponden.
•
R es ponden a da la h ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n ya ng menja di obyek s urvey.
•
J umla h kues ioner min 80% jumla h peng g una pela ya na n.
•
K ues ioner tida k perlu menc a ntumka n identita s res ponden.
•
R eka pitula s i ha s il s urvey da n menyus un Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t (IP M).
•
P ublika s i ha s il s urvei (IP M)
S UR V E Y K E L UH A N P E R S IA P A N L O K A K A R Y A A NA L IS IS MA S A L A H D A N P E NY E B A B P E NG A D U A N •Mela porka n ha s il s urvei kepa da pimpina n da n peng a mbil keputus a n. •mempublika s ika n Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t. •Menentuka n pes erta loka ka rya : 80% penyedia pela ya na n da n 20% peng g una pela ya na n. •Mempela ja ri Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t (ha s il s urvei ) da n merenc a na ka n c a ra meng a na lis is nya : menyia pka n renc a na pemba g ia n kelompok kerja da n pemba g ia n tug a s pemba ha s a n kepa da ma s ing -ma s ing kelompok kerja s erta fa s ilita tor ma s ing -ma s ing kelompok kerja
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
331
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
.
S UR V E Y K E L U H A N P E L A K S A NA A N L O K A K A R Y A P rins ip: •L a kuka n deng a n bena r; •J ujur meng ung ka pka n ma s a la h, s eka lipun kita s endiri ba g ia n da ri ma s a la h itu. •J a ng a n menya la hka n ora ng la in da n kec enderung a n meleta kka n ma s a la h pa da kura ng nya fa s ilita s da n a ng g a ra n. “H anya de ngan de mikian kita dapat be rge s e r me njadi bagian dari pe me c ahan mas alah”
1
.
S UR V E Y K E L U H A N L A NG K A H -L A NG K A H •Meng ung ka pka n ma s a la h-ma s a la h ya ng s ec a ra fa ktua l (nya ta ) memiliki hubung a n s eba ba kiba tdeng a n s etia p a ta u bebera pa peng a dua n ya ng a da di Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t (ha s il s urvei peng a dua n), •Menentuka n s eg ena p a lterna tif s olus i log is ya ng dig una ka n s eba g a i tinda ka n nya ta untuk meng a ta s i ma s a la h (ba ha n untuk merumus ka n tinda ka n nya ta perba ika n pela ya na n), •Menentuka n da n menyepa ka ti priorita s tinda ka n nya ta ya ng dipilih a ka n dila kuka n berda s a rka n pertimba ng a n kema mpua n, potens i kemuda ha n, bia ya , kec epa ta n peruba ha n da pa t dic a pa i da n ma nfa a t peruba ha n ba g i ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n, •Menentuka n s eg ena p tinda ka n nya ta perba ika n pela ya na n ya ng a ka n dis a mpa ika n s eba g a i rekomenda s i kepa da pimpina n (penyeleng g a ra da n pena ng g ung ja wa b pela ya na n publik), •Menyus un dra ft/prototipe J a nji P erba ika n P ela ya na n da n dra ft/prototipe R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n.
332
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
S UR V E Y K E L U H A N P R INS IP
•L akukan tindakan pe rbaikan s e ge ra. R aih ke pe rc ayaan dari pe ngguna layanan •B e ritahukan ke pada mas yarakat pe ngguna pe layanan. •B e rikan bukti te ntang pe rbaikan yang s udah dilakukan ke pada atas an agar me mpe role h dukungan le bih lanjut untuk upaya pe rbaikan be rikutnya.
L A NG K A H -L A NG K A H 1.Menyus un J a nji P erba ika n P ela ya na n ya ng dita nda ta ng a ni pimpina n penyeleng g a ra pela ya na n da n R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n, 2.Meng elua rka n J a nji P erba ika n P ela ya na n da n R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n da la m bentuk pos ter, bros ur, a ta u media la innya . 3.K omunika s i deng a n piha k ya ng berkepenting a n. 4.Meng integ ra s ika n keda la m perenc a na a n kerja /prog ra m da ri penyeleng g a ra la ya na n (untuk unit pemda mema s tika n integ ra s i keda la m R enja , R K A , da n A P B D )
1
.
S UR V E Y K E L U H A N T UJ UA N
U ntuk mema s tika n ba hwa s emua prog ra m da n keg ia ta n perba ika n ya ng tela h menda pa tka n a ng g a ra n pembia ya a n da pa t dila ks a na ka n da n ha s il nya ta a ka n dic a pa i da la m wa ktu ya ng direnc a na ka n
PE L AK U
•T im P ela ks a na P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n ya ng s uda h dibentuk di unit pela ya na n •T im P ening ka ta n K ua lita s P ela ya na n P ublik ya ng dibentuk di ting ka t D epa rtemen/L emba g a / P emerinta h D a era h, •Ma s ya ra ka t peng g una pela ya na n
D IL A K S A NA K A N D E NG A N D UA P E ND E K A T A N :
•V erifika s i s ta tus J a nji da n R ekomenda s i P erba ika n P ela ya na n •Meng ula ng i S urvei P eng a dua n Ma s ya ra ka t deng a n meng g una ka n kues ioner ya ng s a ma deng a n ya ng dig una ka n pa da s urvei s ebelumnya da n memba nding ka n ha s il (Indeks P eng a dua n Ma s ya ra ka t) ya ng diperoleh da ri kedua s urvei ters ebut.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
333
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
1
1
.
.
ME T O D E A D V O K A S I L A INNY A •
IK M da ta da n informa s i tenta ng ting ka t kepua s a n ma s ya ra ka t ya ng diperoleh da ri ha s il peng ukura n s ec a ra kua ntita tif da n kua lita tif a ta s penda pa t ma s ya ra ka t da la m memperoleh pela ya na n da ri a pa ra tur penyeleng g a ra pela ya na n publik deng a n memba nding ka n a nta ra ha ra pa n da n kebutuha nnya .
•
P enila ia n kepua s a n dila kuka n terha da p empa t bela s uns ur pela ya na n
•
J umla h R es ponden, minima l 150 ora ng da ri jumla h popula s i penerima la ya na n deng a n da s a r (“J umla h uns ur” + 1) x 10 = jumla h res ponden (14 + 1) x 10 = 150 res ponden (C a teg oric a l D a ta A na lys is oleh F R E E MA N )
ME T O D E A D V O K A S I L A INNY A •
•
•
P enila ia n menc a kup peng a la ma n ma s ya ra ka t ya ng mereka terima , a la mi, ra s a ka n, da n ha da pi ketika berintera ks i deng a n penyeleng g a ra a ta u penyedia la ya na n.
•
K ues ioner dis us un berda s a r ma s uka n peng g una da n penyedia la ya na n H a s il C R C menja di da s a r a dvoka s i ma s ya ra ka t untuk perba ika n pela ya na n
•
334
C R C (C itiz en R eport C a rd) a ta u K a rtu L a pora n Wa rg a merupa ka n penila ia n da ri ma s ya ra ka t (kons umen) a ta s kua lita s a ta u kinerja lemba g a pela ya na n publik ya ng dibua t deng a n tujua n mela kuka n penila ia n a ta s ja s a pela ya na n publik deng a n ha ra pa n da pa t dija dika n da s a r untuk meruba h kondis i pela ya na n menja di lebih ba ik. P enila ia n diperoleh mela lui s urvei ya ng dila kuka n oleh ma s ya ra ka t a ta u org a nis a s i ma s ya ra ka t mela lui kues ioner, wa wa nc a ra , da n dis kus i terfokus untuk menda pa tka n feedba c k ma s ya ra ka t peng g una la ya na n
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
1
.
ME T O D E P E NG A WA S A N T UJ UA N Mema s tika n ja nji perba ika n da n rekomenda s i perba ika n pela ya na n dila ks a na ka n s ec a ra tepa t wa ktu da n memberi ha s il nya ta s es ua i ya ng direnc a na ka n P R INS IP P E L A K S A NA A N •Meliba tka n piha k penerima la ya na n ma upun penyedia la ya na n. D eng a n demikia n a da ba iknya pela ks a na peng a wa s a n merupa ka n kelompok a ta u forum multis ta keholder. •P ela ks a na a n peng a wa s a n dija la nka n s ec a ra reg uler, (periode tig a bula n, ena m bula n a ta u s a tu ta hun s eka li)
1
.
ME T O D E P E NG A WA S A N P eng a wa s a n merupa ka n ba g ia n da ri Monitoring da n E va lua s i. D a la m S urvey K eluha n, metode monev a da la h mela kuka n s urvey keluha n pa da ta hun berikutnya . D a la m ba g ia n ini lebih kepa da keg ia ta n reg uler tig a bula na n a ta u ena m bula na n deng a n metode lebih s ederha na .
•P ertem u an awal •P en g u m p u lan d ata. •A n alis is D ata d an F o rm u las i R ek o m en d as i •P u b lik as i h as il p en g awas an
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
335
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
2
2
.
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N •
Meneta pka n da n meng a wa l vis i da n mis i forum
•
Meminima lis a s i domina s i kelompok tertentu
•
Memiliki a g enda rutin ya ng s ela lu dika wa l
•
Memberi pera n s ec a ra berg ilir kepa da s eluruh a ng g ota untuk menja di H O S T
•
Merumus ka n da n meng a wa l S O P da n a tura n ma in forum
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N •
T U J U A N: Memberi g a mba ra n umum tenta ng metode pela ks a na a n Meng hinda ri terja dinya kes a la ha n pers eps i tenta ng metode ya ng a ka n ditera pka n Meng unda ng mitra la in untuk memba ng un koa lis i Menya ma ka n pers eps i bers a ma a nta ra pemerinta h deng a n ma s ya ra ka t Mendorong pa rtis ipa s i da n kea ktifa n ma s ya ra ka t Mempers ua s i peng a mbil kebija ka n bers edia rekomenda s i ya ng dirumus ka n da la m forum.
menyepa ka ti
Menya mpa ika n berba g a i ha s il peng a wa s a n.
336
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
2
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N
. No
.
P ih ak -p ih ak y an g d ik o m u n ik as ikan
T arg et d ari k o m u n ik as i y an g d ilak s an akan
A lat k o m u n ik as i y an g d ig u n ak an
S ubs ta ns i Metode P ela ks a na a n a dvoka s i
P ela ks a na keg ia ta n, a ng g ota forum da n c a lon mitra
P ema ha ma n a ka n metode pela ks a na a n keg ia ta n
• Ma teri pres enta s i • D okumen pa ndua n • lea flet
2
Ma teri perta nya a n ya ng dig una ka n untuk mena ng ka p a s pira s i, keluha n a ta u ma s uka n public A ja ka n untuk memba ng un koa lis i a dvoka s i
R es ponden ya ng bera s a l da ri penerima la ya na n
P ema ha ma n a ka n ma ks ud perta nya a n da n kes edia a n meleng ka pi ja wa ba n a ta s perta nya a n
K uis ioner da n pa ndua n menyus un perta nya a n
C a lon mitra
C a lon mitra mema ha mi s ubs ta ns i ya ng dis a mpa ika n da n bers edia bermitra da la m koa lis i a dvoka s i dima ks ud
• Ma teri pres enta s i • P rofil s ing ka t keg ia ta n
4
H a s il a na lis is s eba g a i bukti ya ng da pa t dija dika n us ula n perba ika n
Mitra , piha k-piha k penyedia la ya na n, public mela lui media
• Ma teri pres enta s i • S ia ra n pers • B rief pa per/s umma ry
5
H a s il kes epa ka ta n a ta u us ula n/rekomenda s i
P eng a mbil keputus a n
• Mema ha mi ha s il a na lis is da n s epa ka t s eba g a i bukti untuk mela kuka n lobi deng a n peng a mbil keputus a n. • Media mema ha mi s us bta ns i da n da pa t menya mpa ika nnya kepa da publik Mema ha mi s ubs ta ns i da n bers edia untuk s epa ka t meninda kla njuti rekomenda s i perba ika n mutu la ya na n publik.
3
2
S u b s tan s i y an g p erlu d ik o m u n ik as ikan
1
• Ma teri pres enta s i • B rief pa per/s umma ry • S ia ra n pers
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N J E NIS L O K A K A R Y A 1.L o k ak ary a p en y ep ak atan d an p eru m u s an to o ls ad v o k as i d an as s es s m en t. a.
b.
c.
Memba ng un pers eps i ya ng s a ma pa ra piha k meng ena i tujua n penyeleng g a ra a n s urvei, ba ik itu untuk keg ia ta n s urvei keluha n, IK M ma upun CRC. Merumus ka n s erta menyepa ka ti peng g una a n metode da n a la t untuk peng g a lia n da ta ba g i a na lis is da n perumus a n rekomenda s i pening ka ta n mutu pela ya na n publik (kuis ioner). Merumus ka n c a pa ia n da n kis i-kis i pela ks a na a n s urvei.
2.L o k ak ary a p em b ah as an d an an alis is h as il lap an g an . a. b.
c.
www.kinerja.or.id
Merumus ka n da n menyepa ka ti metode a na lis is a ta s da ta la pa ng a n/temua n da ta . Memba ha s da n menyepa ka ti ha s il a na lis is a ta s da ta la pa ng a n/temuan da ta s erta la ng ka h a ta u s olus i a pa ya ng ha rus dila kuka n untuk memperba iki mutu la ya na n. Merumus ka n da n merekomenda s ika n ha s il-ha s il ya ng henda k diba ha s pa da ting ka t la njut.
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
337
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
2
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N T IG A T A H A P L A NG K A H T E K NIS L O K A K A R Y A 1.T a ha p P ers ia pa n (liha t ura ia n s ubs ta ns i) 2.T a ha p P ela ks a na a n (liha t ura ia n s ubs ta ns i) 3.T a ha p P a s ka P ela ks a na a n (liha t ura ia n s ubs ta ns i)
2
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N PR AS YAR AT: •K uis ioner a ta u tool ha rus s ederha na da n muda h dipa ha mi •P emba g ia n tug a s wa wa nc a ra da n jumla h res ponden, terma s uk res ponden peng g a nti •P endeka ta n deng a n c a lon res ponden •Mela kuka n reka pitula s i
338
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
2
.
T E K NIK A D V O K A S I D A N P E NG A WA S A N • Metode a na lis is ha rus s ederha na da n dipa ha mi s emua a udiens /pes erta • Memberi kes empa ta n kepa da s emua pes erta untuk menya mpa ika n a rg umenta s i • F a s ilita tor tida k mela kuka n judg ement a ta s a rg umen pes erta .
3
www.kinerja.or.id
.
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R P E L A Y A NA N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
339
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
3
3
340
.
.
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R P E L A Y A NA N
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R P E L A Y A NA N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
www.kinerja.or.id
3
3
www.kinerja.or.id
.
.
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R P E L A Y A NA N
E L A B O R A S I IS U S T A ND A R P E L A Y A NA N
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
341
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
4
.
F O K US D A N S A S A R A N U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD S ek o lah
4
.
S AS AR AN A DVO K A S I K epa la S ekola h
S KPD
P eja ba t P impina n S K P D P endidika n
P em erin tah D aerah
P eja ba t pimpina n B a g ia n K eua ng a n P emerinta h D a era h Wa likota /B upa ti
F O K US A D VO K A S I D ila ks a na ka nnya ma na jemen berba s is s ekola h D itera pka nnya tra ns pa ra ns i pela pora n E fektivita s a loka s i a ng g a ra n B O S D ila ks a na ka nnya pema nta ua n penera pa n ma na jemen berba s is s ekola h D ila ks a na ka nnya pema nta ua n penera pa n meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i peng g una a n da na opera s iona l s ekola h D iteta pka nnya reg ula s i loka l untuk menja min pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h oleh s ekola h/unit pela ya na n pendidika n da s a r. Mema da inya a loka s i da na ba g i dukung a n pembia ya a n s ekola h da la m A ng g a ra n D a era h P erba ika n dis tribus i g uru s ec a ra propors iona l
F O K US D A N S A S A R A N U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD P u s k es m as
S A S A R A N A DVO K A S I K epa la P us kes ma s
F O K US A D VO K A S I
S K P D K es eh atan
P eja ba t P impina n S K P D K es eha ta n
P em erin tah D aerah
P eja ba t P impina n B a da n P ublik B upa ti/Wa likota
342
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
D itera pka nnya la ya na n wa jib ya ng ha rus diberika n oleh P us kes ma s /N a kes ba g i ibu ha mil, mela hirka n da n menyus ui s erta ba yi la hir da n menyus ui. D itera pka nnya S O P N on-teknis da la m pela ya na n bumil, ibu mela hirka n, ibu nifa s . a dvoka s i tra ns pa ra ns i peng g una a n a ng g a ra n B O K P us kes ma s D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if. D ila ks a na ka nnya pema nta ua n pela pora n B O K P us kes ma s D itera pka nnya reg ula s i ya ng mewa jibka n P us kes ma s tra ns pa ra n a ta s peng g una a n s emua s umber da na , ba ik da ri B O K ma upun da ri A P B D D iteta pka nnya ka mpa nye ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if s eba g a i prog ra m wa jib D ina s K es eha ta n. D iteta pka nnya reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da ba da n-ba da n publik (da n fa s ilita s publik).
www.kinerja.or.id
4
.
F O K US D A N S A S A R A N U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD
4
.
F O K US A D VO K A S I
K an to r PTS P
P eja ba t pimpina n PTS P
D itera pka nnya S O P (a lur) perijina n, terma s uk wa ktu da n pros es D ipublika s ika nnya nomina l bia ya perijina n
P em erin tah D aerah
P eja ba t P impina n S K P D ya ng ma na urus a n perijina nnya a ka n/s eda ng / tela h dia lihka n pros es nya ke PTS P B upa ti/Wa likota
K omitmen pera liha n ijin da ri S K P D a s a l kepa da P T S P N omina l bia ya perijina n
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N P UB L IK UNIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD
www.kinerja.or.id
S AS AR AN A DVO K A S I
P E L A K S A NA P E NG A WA S A N
S ek o lah
F orum Multipiha k S ka la S ekola h a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n pa da is u dima ks ud
S KPD
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten/ K ota a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n pa da is u dima ks ud.
P em erin tah D aerah
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten/ K ota a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
S AS AR AN P E NG A WA S A N
F O K US P E NG A WA S A N
K epa la S ekola h da n ja ja ra n terka itnya , terma s uk K omite S ekola h
U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n terka it pela ks a naa n ma na jemen berba s is s ekola h U pa ya perba ika n da nha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n terka it pela ks a naa n tra ns pa ra ns i pela pora n U pa ya ya ng dija la nka n s erta ha s il da ri kes epa ka ta n da n pela ks a na a n a loka s i a ng g a ra n B O S P eja ba t P impina n U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n S K P D P endidika n Ma kluma t L aya na n ya ng menja di ta ng g ung ja wa b S K P D terka it pela ks a na a n ma na jemen berba s is s ekola h U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n meka nis me ya ng mendorong tra ns pa ra ns i peng g una a n da na opera s iona l s ekola h P eja ba t pimpina n B a g ia n K euang a n P emerinta h D a era h Wa likota / B upa ti
U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n da n pros es peng a loka s ia n da na ba g i dukung an pembia ya a n s ekola h da la m A ng g a ra n D a era h K ema jua n pela ks a na a n da ri rekomenda s i ya ng dis epa ka ti hing g a menja di reg ula s i da era h da la m perba ika n dis tribus i g uru s ec a ra propors iona l da n pela ks a na a nnya .
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
343
BAB VIII - Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat
4
.
S A S A R A N D A N F O K US A D V O K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N P UB L IK U NIT P E L A K S A NA P E L A Y A NA N P E NG A WA S A N ATAU S K PD
4
.
S AS AR AN P E NG A WA S A N
F O K U S P E NG A WA S A N
U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n tenta ng perba ika n terka it pela ks a na an la ya na n wa jib ya ng ha rus diberika n oleh P us kes ma s /N a kes ba g i ibu ha mil, mela hirka n da n menyus ui s erta ba yi la hir da n menyus ui. U pa ya perba ika n da n ha s ilnya berda s a rka n ma kluma t la ya na n terka it perba ika n penera pa n S O P N on-teknis da la m pela yana n bumil, ibu mela hirka n, da n ibu nifa s . U pa ya ya ng tela h dila kuka n berda s a rka n ha s il kes epa ka ta n re- a loka s i a ng g a ra n B O K K ema jua n dari ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D kes eha ta n untuk pela ks a naa n ka mpa nye da n penera pa n IMD da n A S I E ks klus if K ema jua n dari pela ks a naan reg ula s i ya ng meng a tur pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) dan A S I E ks klus if.
P u s k es m as
F orum Multipiha k tIng ka t K ec a ma ta n a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
K epa la P us kes ma s
S K PD K es eh atan
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
P eja ba t P impina n S K P D K es eha ta n
P em erin tah D aerah
F orum Multipiha k T ing ka t K a bupa ten a ta u forum/L S M la in ya ng memiliki perha tia n a ta s is u dima ks ud
R ekomenda s i da la m ma kluma t pela ya na n P eja ba t P impina n B a da n P ublik dima ks ud B upa ti/Wa likota
K ema jua n dari ma kluma t la ya na n ya ng menyepa ka ti berba g a i input ya ng ha rus dis edia ka n oleh S K P D la in da n P emerinta h D a era h untuk pela ks a naa n ka mpa nye da n penera pan IMD da n A S I E ks klus if P ela ks a na an reg ula s i ya ng meng a tur pela ks a na a n ka mpa nye da n penera pa n Inis ia s i Menyus u D ini (IMD ) da n A S I E ks klus if. P ela ks a na an reg ula s i ya ng meng a tur kewa jiba n penyedia a n rua ng ba g i pela ya na n A S I eks kus if pa da ba dan-ba da n publik.
S A S A R A N D A N F O K US A D VO K A S I S E R T A P E NG A WA S A N P E NING K A T A N MU T U P E L A Y A NA N P U B L IK U NIT P E L A Y A NA N ATAU S K PD
K an to r PTS P
P E L A K S A NA P E NG A WA S AN F orum Multipiha k
S AS AR AN P E NG A WA S A N
P eja ba t pimpina n PTS P
U pa ya ya ng tela h dila kuka n da n ha s il da ri pela ks a na a n perba ika n a lur perijina n, terma s uk di da la mnya a s pek wa ktu da n pros es
P eja ba t P impina n S K P D ya ng ma na urus a n perijina nnya a ka n/s eda ng /tela h dia lihka n pros es nya ke ka ntor P T S P
K ema jua n pela ks a na a n komitmen pera liha n ke PTS P
F orum berba g a i A s os ia s i U s a ha s etempa t
P em erin ta h D aerah
F orum Multipiha k F orum berba g a i A s os ia s i U s a ha S etempa t
344
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
F O K U S P E NG A WA S A N
B upa ti/Wa likota
K ema jua n pela ks a na a n kes epa ka ta n peruba ha n nomina l B ia ya P erijina n U s a ha
www.kinerja.or.id
5
.
F A K T O R P E NG H A MB A T D A N P E ND U K U NG R enda hnya mutu pela ya na n publik „dia ng g a p“ buka n ma s a la h K ua lita s s olidita s kelompok da n ting ka t keperc a ya a n publik kepa da kelompok ma s ya ra ka t (s ipil) ya ng ma s ih renda h. K eeng g a na n peja ba t terka it untuk membuka pelua ng menerima rekomenda s i a dvoka s i S ika p da n c a ra berdia log ya ng dig una ka n meng ura ng i pelua ng merumus ka n kes epa ka ta n. R enda hnya s ema ng a t kerela wa na n ya ng meng endurka n kontinuita s a dvoka s i da n peng a wa s a n A ng g a ra n ya ng bera s a l da ri P emerinta h D a era h menja di pelua ng untuk mempeng a ruhi rekomenda s i
5
.
F A K T O R P E NG H A MB A T D A N P E ND UK UNG F a s ilita s i komunika s i da n penda mping a n ya ng kua t ya ng ma mpu mentra ns fer ka pa s ita s di da la m mema ha mi is u, kua lita s a na lis is da ta s erta kema mpua n a rtikula s inya ya ng mumpuni. T erba ng unnya vis i da n pers eps i ya ng kua t untuk mening ka tka n mutu pela ya na n publik oleh berba g a i uns ur ya ng a da da la m forum multipiha k. H a l ini da pa t terja di ma na ka la s emua piha k berpros es ta npa a da nya s a ling meneg a s ika n da n bia s a nya berja la n tida k s ebenta r. K ema mpua n komunika s i da n lobi politik ya ng ba ik memba ng un keperc a ya a n s emua piha k untuk turut s erta dida la m pros es perba ika n mutu pela ya na n publik, mes kipun ha rus mela lui pros es koreks i da n eva lua s i diri pa da s is i a pa ra t pemerinta h. D eng a n fa s ilita s i ya ng ba ik da n intens ita s ya ng ting g i da pa t memba ng un s erta menja g a s ema ng a t kerela wa na n (voluntary s pirit) da ri uns ur-uns ur kelompok ma s ya ra ka t ma upun pemerinta h da era h.
www.kinerja.or.id
MODUL - Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan
345
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
USAID-KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id