Modul ke:
10 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi
BAHASA INDONESIA Kalimat Efektif Sri Rahayu Handayani, SPd. MM
Kalimat Efektif kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula
1
• Kesepadanan Struktur,
2
• Keparalelan Bentuk,
3
• Ketegasan Makna,
4
• Kehematan Kata,
5
• Kecermatan Penalaran,
6
• Kepaduan Gagasan, dan
7
• Kelogisan Bahasa.
Berasal dari keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa Kesepadanan Struktur dengan cara: 1. Tidak Menempatkan Kata Depan di Awal Subjek 2. Menghindari subjek ganda (2 subjek dalam Kalimat Tunggal) 3. Tidak menjadikan anak kalimat sebagai kalimat tunggal 4. Tidak menempatkan kata yang di depan Predikat
1. Tidak Menempatkan Kata Depan di Awal Subjek 1) Mengenai pembahasan program ini belum dipahami peserta rapat. bukan Subjek Pembahasan program ini belum dipahami peserta rapat. Subjek Predikat Objek 2) Bagi para peserta diminta menandatangani daftar hadir lebih dulu. bukan Subjek Para peserta diminta menandatangani daftar hadir lebih dulu. (Betul) Subjek 3) Sebagai tanda kelulusan adalah sertifikat. bukan Subjek Tanda kelulusan adalah sertifikat. Subjek Predikat
2. Menghindari Subjek Ganda dalam Kalimat Tunggal
Pembuatan makalah ini kami bekerja sama dalam tim. (Salah) Subjek 1 Subjek 2 Yang betul: 1) Makalah ini kami buat dengan bekerja sama dalam tim. Subjek Pred. (= dibuat) Ket. cara 2) Kami membuat makalah ini dengan bekerja sama dalam tim. Subjek Pred. Objek Ket. Cara 3) Ketika membuat makalah ini kami bekerja dalam tim. Ket. Waktu S Pred. Ket.
3. Tidak Menjadikan Anak Kalimat sebagai Kalimat Tunggal
Contoh Kalimat yang Salah: Saya sudah siap. Ketika kesempatan beasiswa itu datang. Sewaktu bukan kalimat karena tidak memiliki subjek
Contoh Kalimat yang Benar: Saya sudah siap ketika kesempatan beasiswa itu datang. S P sewaktu Keterangan Induk Kalimat
Anak Kalimat
4. Tidak menempatkan kata yang di depan Predikat
Kewajiban yang dijalankan dengan sungguh-sungguh. (Salah) bukan predikat bukan kalimat karena tidak memiliki predikat Kewajiban yang dijalankan dengan sungguh-sungguh menunjukkan Subjek Predikat rasa tanggung jawab. (Betul) Objek Kewajiban dijalankan dengan sungguh-sungguh. (Betul) Subjek Predikat Keterangan
Rincian dalam kalimat efektif disusun dalam bentuk yang paralel Langkah yang diperlukan adalah menyediakan lapangan kerja dan pemberian kursus singkat. (Salah) Langkah yang diperlukan adalah menyediakan lapangan kerja dan memberikan kursus singkat. (Betul) Cara penanggulangan yang diperlukan adalah penyediaan lapangan kerja dan pemberian kursus singkat. (Betul)
suatu perlakuan untuk menonjolkan ide pokok kalimat, dengan cara: 1. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat 2. Membuat urutan kata secara bertahap 3. Melakukan pengulangan kata 4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan; dan 5. Mempergunakan partikel penekan (penegasan)
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat • Bekerja sama memerlukan keterbukaan hati untuk menghargai orang lain. • Keterbukaan hati diperlukan untuk bekerja sama. • Hasil kerja sama jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hasil perseorangan • Kesempurnaan lebih mudah dicapai lewat kerja sama daripada hanya lewat upaya perseorangan.
2. Membuat urutan kata secara bertahap • Kemarin, hari ini, esok, dan hari-hari selanjutnya diharapkan Anda tetap memilih produk kami. • Tua atau muda, besar ataupun kecil, kesemuanya dapat memanfaatkan produk ini.
3. Melakukan pengulangan kata • Kami selalu mengutamakan mutu, kami selalu mengutamakan kepuasan Anda. • Kepercayaan Anda adalah tujuan kami, kepercayaan Anda adalah kebanggaan kami.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan • Bukan hanya perusahaan besar yang kami layani, pembeli perorangan pun tetap kami layani dengan kesungguhan hati. • Kami tidak menjual janji, tetapi kami memberikan bukti.
5. Mempergunakan partikel penekan (penegasan) • Andalah yang kami pilih sebagai mitra kami. • Dari semua produk yang beredar di pasaran, produk kamilah yang dipilih oleh tujuh puluh persen responden.
Hemat di dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Penghematan dilakukan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa
1. Menghilangkan Subjek yang Berulang 2. Menghilangkan salah satu dari dua kata yang berdampingan karena maknanya sudah tercakup 3. Menghindarkan Kesinoniman dalam Satu Kalimat 4. Tidak Menjamakkan Kata-kata yang Bermakna Jamak
Cara menghemat kata:
1. Menghilangkan Subjek yang Berulang • Para peserta tampil penuh semangat karena mereka ingin memenangkan lomba. • Kalimat dihemat dengan menghilangkan subjek mereka yang merupakan kata pengganti dari subjek para peserta. • Para peserta tampil penuh semangat karena (0) ingin memenangkan lomba.
2. Menghilangkan salah satu dari dua kata yang berdampingan karena maknanya sudah tercakup • batu kerikil • besi baja • bara panas
kerikil (makna batu sudah tercakup dalam kata kerikil) baja (makna besi sudah tercakup dalam kata baja) bara (makna panas sudah tercakup dalam kata bara)
3. Menghindarkan Kesinoniman dalam Satu Kalimat • naik ke atas naik atau ke atas (ke atas bermakna sama dengan kata naik) • hanya saja hanya atau saja (hanya bermakna sama dengan kata saja) • tinggi semampai tinggi atau semampai (tinggi bermakna sama dengan semapai)
4. Tidak Menjamakkan Kata-kata yang Bermakna Jamak Contoh kata bermakna jamak: Tetamu Masyarakat Hadirin Warga
Contoh kata yang menjamakkan kata yang didampinginya: Para Beberapa
Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata. Kalimat bermakna ganda:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapat beasiswa. diperjelas menjadi: a. Mahasiswa yang terkenal itu mendapat beasiswa. atau b. Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu
mendapat beasiswa.
b. Tidak Menyisipkan Kata tentang atau daripada di antara Predikat Kata Kerja dan Objek Penderita … membicarakan tentang … … membahas daripada …
Informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah a. Mencerminkan Cara Berpikir yang Sistematis dan Tidak Bertele-tele Contoh kalimat yang kurang sistematis dan bertele-tele:
Sebelum menulis sebuah tulisan ilmiah kita perlu membuat garis besar tulisan agar dapat menjadi pedoman. Sebelum itu, perlu pula didahului dengan kajian pustaka ataupun kajian lapangan. Tahap berikutnya tuangkan gagasan dalam bentuk tulisan apa adanya tanpa terpaku pada aturan yang baku. Apabila telah selesai terakhir barulah lakukan tahap mengedit agar sesuai dengan aturan yang baku dan menyesuaikan dengan kaidah tata bahasa. (Rangkaian urutan tahapan penulisan tidak sistematis dan berteletele)
Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan Contoh kalimat yang tidak logis:
1. Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami mengucapkan terima kasih. 2. Berhubung satu dan lain hal, acara ini terpaksa ditunda. Perbaikan:
1. Kami menunggu kabar lebih lanjut. Terima kasih atas perhatian yang Saudara berikan. 2. Karena jumlah peserta tidak memenuhi persyaratan minimal, acara ini terpaksa kami tunda.
Daftar Pustaka Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: Gramedia.
Daftar Pustaka Satata, Sri, Devi S, Dadi W. 2012. Bahasa I ndonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Terima Kasih Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM