Modul ke:
BAHASA INDONESIA Berbicara untuk Keperluan Akademik
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi
http://www.mercubuana.ac.id
Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM
Menurut Lagousi (1992: 25), berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan memakai bahasa lisan “pesan verbal” dan dibantu oleh nonverbal.
P1
Menurut Tarigan (1986: 15) berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang mengatakan faktor fisik, psikologis, neuorologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting dalam kontrol sosial.
P1
Jadi
dapat
disimpulkan
berbicara
adalah
kemampuan mengekspresikan pikiran atau ide melalui
lambang-lambang
bunyi.
Seorang
pembicara yang handal dan terlatih mampu memilih kata-kata yang efektif, dan gaya yang tepat sehingga mudah dipahami dan bahkan dapat memukau pendengarnya. P1
Tujuan utama dari berbicara untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka pembicara harus memahami yang ingin dikomunikasikannya, dan dia mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya.
P1
Sebagai alat sosial, maka pada dasarnya berbicara mempunyai tujuan umum, yaitu: • Memberitahukan, melaporkan • Menjamu, menghibur • Membujuk,
mengajak,
(Tarigan, 1986: 15-16). P1
dan
meyakinkan
Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu: • Pembicara • Isi pembicaraan • Saluran • Penyimak, dan • Tanggapan penyimak
P1
Jenis-Jenis berbicara dibedakan berdasarkan: 1. Situasi Aktivitas berbicara sudah terjadi atau berlangsung dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Berdasarkan lingkup situasinya ada dua macam kegiatan berbicara di depan umum, yaitu Lingkup Resmi dan Lingkup Tidak Resmi.
2. Tujuan Menurut tujuannya maka kegiatan berbicara terbagi menjadi lima jenis, yaitu : • Berbicara menghibur • Berbicara menginformasikan • Berbicara menstimulasi • Berbicara meyakinkan, dan • Berbicara menggerakkan P1
3. Metode Penyampaian Ada empat cara yang bisa digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraanya, yaitu: • Penyampaian secara mendadak • Penyampaian berdasarkan catatan kecil • Penyampaian berdasarkan hafalan, dan • Penyampaian berdasarkan naskah
P1
4. Jumlah penyimak Berdasarkan jumlah penyimak, berbicara dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu: • Berbicara antarpribadi • Berbicara dalam kelompok kecil • Berbicara dalam kelompok besar P1
5. Peristiwa Khusus Menurut Logan dkk (dalam Tarigan, 1986: 56), berdasarkan peristiwa khusus berbicara atau pidato dapat digolongkan atas enam jenis, yaitu: • Pidato presentasi. • Pidato penyampaian. • Pidato perpisahan. • Pidato perjamuan. • Pidato perkenalan. • Pidato nominasi. P1
Ciri-ciri pembicara yang baik untuk dikenal, dipahami dan dihayati, serta diterapkan dalam berbicara yaitu: 1. Memilih topik/tema yang tepat 2. Menguasai materi 3. Memahami pendengar 4. Memahami situasi 5. Merumuskan tujuan yang jelas
P1
6. Menjalin kontak dengan pendengar 7. Memiliki kemampuan linguistik 8. Menguasai pendengar 9. Memanfaatkan alat bantu 10. Meyakinkan dalam penampilan 11. Mempunyai rencana
P1
Waingright (dalam Tarigan, 1986: 127) mengemukakan enam langkah yang harus dilalui dan dikuasai oleh seseorang agar dapat menjadi pembicara yang baik. Langkah-langkah tersebut, yakni: • 1. Memilih topik • 2. Memahami dan menguji topik • 3. Memahami latar belakang pendengar dan situasi • 4. Menyusun kerangka pembicaraan • 5. Mengujicobakan • 6. Menyajikan
Baik penceramah maupun orator (ahli pidato), yang ingin sukses dalam kegiatan berbicara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Faktor Internal: • Vokal: (1) tidak monoton, (2) jelas bervariasi, (3) sesuai dengan karakter materi
• Penampilan: (1) menarik simpati pendengar, (2) membina kontak mata dengan pendengar, (3) mimik, ekspresi yang tidak berlebihan, (4) gerakan anggota tubuh yang sesuai • Materi: (1) menguasai materi, (2) sesuai dengan tingkat pendengar, (3) penyampaian harus sistematis, (4) disertai dengan contoh yang “segar”
2. Faktor Eksternal: • Menganalisis Pendengar: (1) Usia pendengar, (2) Tingkat pendidikan pendengar, (3) Gender (kalau perlu), (4) Latar Budaya. (5) Jumlah pendengar • Situasi pembicaraan: (1) Formal atau nonformal, (2) waktu: pagi, siang, sore, malam, (3) Tempat: in door, out door
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siapa Di mana Kapan Apa Mengapa Bagaimana
Daftar Pustaka •
Arsjad, Maidar G dan Mukti US. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.
•
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akapress.
•
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
•
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Berbicara. Bandung: Angkasa.
•
Satata, Sri, Devi S, dan Dadi W. 2012. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadianional. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Terima Kasih Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM