MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN Abstrak Penelitian model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan di tiga kabupaten yakni Kabupaten Pangkep, Kabupaten Takalar dan Kapaten Bulukumba. Tujuan penelitian adalah: 1) menganalisis pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap; 2) menganalisis keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap; 3) merumuskan model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan; dan 4) menganalisis kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di Sulawesi Selatan. Pelaksanakan penelitian sejak bulan Februari sampai Oktober 2011. Jenis data yang dipergunakan berupa data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan metode Rapfish dan Multi Dimensional Scaling (MDS). Analisis Rapfish digunakan untuk mengetahui indeks tingkat keberlanjutan pada kegiatan perikanan tangkap dari berbagai dimensi dan MDS digunakan untuk mengetahui pengelolaan perikanan tangkap keberlanjutan di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis Rapfish yang dilakukan secara parsial pada setiap dimensi diperoleh nilai indeks keberlanjutan untuk masing-masing dimensi, sebagai berikut : a) Dimensi Ekologi sebesar 49,07 berarti kurang berkelanjutan, b) Dimensi Ekonomi sebesar 53,13 berarti cukup berkelanjutan, c) Dimensi Sosial sebesar 60,92 berarti cukup berkelanjutan, d) Dimensi Kelembagaan dan Etika sebesar 46,93 berarti kurang berkelanjutan, e) Dimensi Teknologi dan Infrastruktur sebesar 48,35 berarti kurang berkelanjutan. Kesimpulan dari penelitian ini nilai indeks keberlanjutan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan kurang berkelanjutan, serta skenario optimis merupakan skenario model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan, karena skenario ini merupakan pengembangan model yang paling realistis untuk dilakukan secara terintegratif. Kata Kunci : Sulawesi Selatan, pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan, Rapfish, Multi Dimensional Scaling, skenario optimis.
ABSTRACT ANDI ZAINAL. MODEL OF SUSTAINABLE FISHING MANAGEMENT IN SOUTH SULAWESI. Supervised by ETTY RIANI, SETYO BUDI SUSILO and FREDINAN YULIANDA Research on sustainable fishing management in South Sulawesi was carried out in three regencies, namely Pangkep Regency, Takalar Regency and Bulukumba Regency. The aim of the research was 1) to analyze fishing resource used; 2) to determine the index value and the status of sustainable fishing; 3) to formulate the model for managing sustainable fishing; and 4) to formulated policy for managing sustainable fishing in South Sulawesi. The research was carried out from February to October 2011. The types of data used were primary as well as secondary data. The data were analyzed using the Rapfish method and the Multi Dimensional Scaling (MDS). The Rapfish method was used to find out the index of sustainable level of the fishing activities from various dimensions, whereas MDS was used to know sustainable fishing management in South Sulawesi. The results of the research showed that based on the rapfish analyses that was carried out partially on every dimension the sustainable index value for each dimension was as follows: a) Ecological dimension was 49.07, which shows less sustainable, b) Economical dimension was 53.1, which means quite sustainable, c) Social dimension 60.93, which means quite sustainable, d) Institutional and ethical dimension 46.93, which means less sustainable, e) Technological and infrastructure dimension 48.35, which means less sustainable. From the research, it can be seen that the sustainable index value of fishing in South Sulawesi is less sustainable. The optimistic scenario is the model scenario for sustainable fishing management in South Sulawesi Province, since this scenario is the most realistic model development to be carried out in an integrated manner Key Words : South Sulawesi, sustainable fishing management, Rapfish, Multi Dimensional Scaling, optimistic scenario.
RINGKASAN ANDI ZAINAL. Model Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan di Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh ETTY RIANI, SETYO BUDI SUSILO dan FREDINAN YULIANDA Perikanan tangkap di Sulawesi Selatan belum menggunakan dimensi keberlanjutan, yaitu keberlanjutan ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial (people), dan keberlanjutan ekologi. Padahal ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi. Berangkat dari fakta tersebut tujuan penelitian adalah : 1) menganalisis pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap; 2) menganalisis keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap; 3) merumuskan model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan; dan 4) menganalisis kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di Sulawesi Selatan Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten Pangkep, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Bulukumba. Alasan pemilihan lokasi ada 2 hal yakni berdasarkan tingkat kejadian kasus dan keterwakilan secara geografis. Kasus pelanggaran hukum paling sering terjadi di lokasi tersebut dan secara geografis Kabupaten Pangkep mewakili Laut Makassar, Kabupaten Takalar mewakili Laut Flores dan Kabupaten Bulukumba mewakili Teluk Bone. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Oktober 2011. Jenis data yang dipergunakan berupa data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan metode rapfish dan multidimensional scaling (MDS). Analisis Rapfish digunakan untuk mengetahui indeks tingkat keberlanjutan pada kegiatan perikanan tangkap dari berbagai dimensi dan MDS digunakan untuk mengetahui keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis Rapfish yang dilakukan secara parsial pada setiap dimensi diperoleh nilai indeks keberlanjutan untuk masing-masing dimensi, sebagai berikut : a. Dimensi Ekologi sebesar 49,07 berarti kurang berkelanjutan (indeks terletak antara 25,00 - 50,00). b. Dimensi Ekonomi sebesar 53,13 berari cukup berkelanjutan (indeks di antara nilai 50,00- 74,99). c. Dimensi Sosial sebesar 60,92 berarti cukup berkelanjutan (indeks terletak antara 50,00 – 74,99). d. Dimensi Kelembagaan dan Etika sebesar 46,93 berarti kurang berkelanjutan (indeks terletak antara 25,00-49,99). e. Dimensi Teknologi dan Infrastruktur sebesar 48,35 berarti kurang berkelanjutan (indeks terletak antara 25,00 - 50,00). Model Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan adalah model yang disusun dalam upaya meningkatkan atau menjamin adanya pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap yang berkelanjutan melalui menjaga atau meningkatkan kinerja faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutannya. Model yang berkelanjutan disusun melalui tiga skenario yaitu Skenario I (Pesimis), Skenario II (Moderat), dan Skenario III (Optimis). Skenario model pengelolaan yang paling memungkinkan ditempuh untuk meningkatkan keberlanjutan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan saat ini adalah dengan Skenario III sehingga mampu meningkatkan tingkat kerberlanjutan dari 50,76% (cukup berkelanjutan) menjadi 52,34% (cukup berkelanjutan). Walaupun dengan menggunakan Skenario III tingkat keberlanjutan dimensi teknologi dan infrastruktur relatif masih rendah 48,35
(kurang berkelanjutan). Kondisi ini memperlihatkan bahwa tingkat pemanfaatan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan perlu segera dikendalikan agar daya dukung ekosistem perikanan tangkap tidak terus mengalami penurunan hingga mengarah kepada kondisi yang lebih buruk. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa nilai indeks keberlanjutan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan kurang berkelanjutan, serta dipilihnya skenario optimis untuk keberlanjutan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan sebab merupakan skenario paling realisitis untuk dilakukan. Disarankan untuk diberlakukan kebijakan dan pengawasan yang ketat terhadap faktor penghambat kelestarian pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan, dan kebijakan yang sudah ada mesti diimplementasikan. Kata Kunci : Sulawesi Selatan, pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan, Rapfish, Multi Dimensional Scaling, skenario optimis
ANDI ZAINAL. MODEL OF SUSTAINABLE FISHING MANAGEMENT IN SOUTH SULAWESI. Supervised by ETTY RIANI, SETYO BUDI SUSILO and FREDINAN YULIANDA
SUMMARY Fishing in South Sulawesi has not used sustainable dimensions, namely economical sustainability (profit), social sustainability (people), and ecological sustainability. In fact the three dimensions have affected one another. Fishing that is not sustainable can be found at Pangkep Regency, Takalar Regency and Bulukumba Regency. Criminal cases of fishing, such as fish bombing, often happen in those locations. The aim of the research were : 1) to analyze fishing resource used; 2) to determine the index value and the status of sustainable fishing; 3) to formulate the model for managing sustainable fishing; and 4) to formulated policy for managing sustainable fishing in South Sulawesi. The research was carried out in three regencies in South Sulawesi, namely Pangkep Regency, Takalar Regency, and Bulukumba Regency. There are two reason for choosing the locations, based on the extent of cases and their geographical representation. Legal violations occur the most in those locations, and geographically Pangkep Regency represents Makassar Sea, Takalar Regency represents Flores Sea, and Bulukumba Regency represents Bone Bay. The research was carried out from February to October 2011. The types of data used were primary and secondary data. The data were analyzed using the Rapfish method and the Multi Dimensional Scaling (MDS). The Rapfish method was used to find out the index of sustainable level of the fishing activities from various dimensions, whereas MDS was used to know sustainable fishing management in South Sulawesi. The results of the research showed that based on the rapfish analyses that was carried out partially on every dimension the sustainable index value for each dimension was as follows: a. Ecological dimension: 49.07 meaning less sustainable (index between 25.0050.00). b. Economical dimension: 53.13 meaning quite sustainable (index between 50.00-74.99). c. Social dimension: 60.92 meaning quite sustainable (index between 50.00– 74.99). d. Institutional and Ethical dimension: 46.93 meaning less sustainable (index between 25.00-49.99). e. Technological and infrastructure dimension: 48.35 meaning less sustainable (index between 25.00–50.00). The model of sustainable fishing management in South Sulawesi Province is a model established in order to increase or ensure the existence of sustainable fishing management through maintaining or improving the performance of dominant factors that give effects to sustainable index values. The sustainable model was made through three scenarios, namely Scenario I (pessimistic), Scenario II (moderate) and Scenario III (optimistic). The scenario of management model that is the most possible to do to improve the sustainability of fishing in South Sulawesi Province at present is Scenario III. It can improve the sustainability level from 50.67% (quite sustainable) to 52.34% (quite sustainable). In spite of using Scenario III, the sustainable level of technological and infrastructure dimension is still relatively
low, 48.35 (less sustainable). This condition shows that utilization of fishing in South Sulawesi Province needs to be managed well so that the supporting ecosystem of fishing will not degrade continuously and lead to unsustainable In conclusion, the index value of fishing sustainability in South Sulawesi is less sustainable. The choice of optimistic scenario for fishing sustainability in South Sulawesi is because it is the most realistic scenario to do. It is suggested that there must be a policy and strict control towards the inhibiting factor on the preservation of sustainable fishing management, and the existing policy must be implemented. Key Words : South Sulawesi, sustainable fishing management, Rapfish, Multi Dimensional Scaling, optimistic scenario