MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Dedeh Widaningsih 1021.0869
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012
Dedeh Widaningsih 1021.0869 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK “Model Pembelajaran Apresiasi Cerpen dengan Mengggunakan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Kelas VIII SMPN 1 Tarogong Kaler Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2009-2010”. Siswa selalu menganggap bahwa pembelajaran sastra membosankan dan membuat mereka mengantuk. Para siswa cenderung tidak berkesempatan mengalami langsung, baik menikmati karya sastra (apresiasi) maupun berkarya sastra (kreasi). Oleh karena itu, perlu dicari upaya pembelajaran sastra yang menyenangkan oleh para pendidik, sehingga pembelajaran sastra menjadi suatu rekreasi yang kreatif bagi para siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1.
Apakah teknik dua tinggal dua tamu efektif digunakan dalam model pembelajaran apresiasi cerpen pada siswa kelas VIII SMPN 2 Kadungora?
2.
Apakah model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kadungora Garut dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
untuk rnengetahui keefektifan siswa dalam model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu.
2.
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu cukup afektif.
2.
Terjadi
peningkatan
yang
signifikan
pada
hasil
belajar
siswa
dalam mengapresiasi cerpen dengan
menggunakan teknik dua tinggai dua tamu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan teknik penelitian terdiri atas: (1) observasi, dan (tes uraian). Kata kunci: cerita pendek/teknik dua tinggal dua tamu
PENDAHULUAN Sastra sebagai karya seni, merupakan karya cipta manusia melalui proses kreatif yang cukup panjang. Proses penciptaan apresiasi sastra biasanya dimulai dari ide, gagasan, pemikiran, perasaan, maupun pengalaman hidup manusia. “Tetapi sebelum
melaksanakan kegiatan mengapresiasi unsur-unsur intrinsik dalam teks tersebut, terlebih dahulu para calon apresiator harus melakukan kegiatan membaca, karena dengan membaca seseorang dapat memahami makna yang terkandung dalam teks tersebut” (Aminuddin, 2002:15).
Selanjutnya, pada pembelajaran sastra peserta didik diharapkan memberikan penjelasan mengenai pikiran, gagasan, imajinasi para pengarang, sehingga siswa mengerti dan memahami isi cerita pendek, serta siswa dapat mengetahui lebih lanjut mengenai unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerpen “Cerita pendek adalah suatu tulisan atau karangan yang bersifat fiksi atau khayalan dari seseorang yang diungkapkan dalam bentuk tulisan dan dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam” (Nurgyantoro, 2005:10). Di samping itu, Sudjiman (1990:16) mengemukakan pula bahwa “cerita pendek yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi dalam ragam prosa”. Cerita pendek merupakan karangan yang menuturkan kejadian atau peristiwa hasil imajinasi atau rekaan yang relatif pendek. Jadi, sebagai pendidik harus memikirkan bagaimana siswa menjadi aktif dalam pembelajaran sastra sesuai dengan tuntutan Kurikulum yang berlaku. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran apresiasi cerpen maka pengajar khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia dituntut untuk memberikan metode pembelajaran yang tepat agar dapat digunakan sebagai sarana yang minimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini tercantum dalam (Sagala, 2004:63) bahwa “Sebagai pendidik harus memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran”. Metode pembelajaran teknik dua tinggal dua tamu merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh Peranan guru dalam teknik dua tinggal dua tamu adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar, serta tugas utama guru adalah memilih yang perlu diapresiasi untuk dipecahkan siswa dalam kelompok belajar. Model pembelajaran dengan teknik dua tinggal dua tamu dapat digunakan dalam bidang studi bahasa Indonesia yaitu apresiasi cerita pendek. Model pembelajaran tersebut dapat menumbuhkan kreativitas belajar siswa, serta menuntut siswa untuk belajar aktif dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan yang mereka butuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. KAJIAN TEORI DAN METODE Model Pembelajaran Model yaitu pola, contoh, acuan, ragam, dari sesuatu yang akan di buat atau dihasilkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal:751). Di samping itu, Sagala (2005:175) mengemukakan pula bahwa “model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Dalam penelitian ini yang dimaksud model adalah pola, contoh, acuan, atau kerangka konseptual yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi cerita pendek”. Pembelajaran menurut Sagala (2005:64) adalah “setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar”. UUSPN No. tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pengertian Cerita Pendek Cerita pendek (cerpen) adalah cerita fiksi rekaan yang diharapkan secara naratif yang bersifat imajiner, dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia. Dalam penulisan cerpen, biasanya pengarang menuangkan pikirannya berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan di sekelilingnya dengan tujuan untuk menghibur dan memberikan penerangan terhadap pembaca tentang pengalaman kehidupan manusia. Pengertian Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Teknik yaitu daya upaya , usaha, cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung melalui pelaksanaan pembelajaran (Subana, hal:20) “Teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang ditentukan” (KBBI, 2003:1024). Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Hidayat (1995:60) bahwa “dalam dunia pembelajaran, metode adalah suatu rencana penyajian bahan yang menyeluruh dan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu, sedangkan teknik adalah cara-cara atau alatalat yang digunakan guru di dalam kelas”. Dua tinggal dua tamu merupakan memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Lie, 2004:61). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dua tinggal dua tamu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Metode Penelitian “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian” (Arikunto, 2006:160). Dengan demikian, “metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat
memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan” (Syamsuddin dan Damaianti, 2006:14). Teknik Penelitian Teknik yaitu cara-cara atau alat-alat yang digunakan guru di dalam kelas (Hidayat, 1995:60). Teknik penelitian merupakan salah satu usaha bagaimana cara (prosedur) yang harus ditempuh dengan menggunakan metode tertentu, agar tujuan sasaran yang diinginkan dalam suatu penelitian dapat tercapai (Suyatna, 2004:18). a. Tes Tes adalah teknik yang relavan dengan data yang akan dikumpulkan. Menurut Arikunto (2006:150) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa mengapresiasi cerpen sebelum mengadakan pembelajaran. Sedangkan postes digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan dalam mengapresiasi cerpen setelah proses belajar mengajar dilaksanakan. b. Observasi Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra” (Arikunto, 2006:156). Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana kegiatan belajar mengajar berlangsung, cara guru mengajarkan materi pembelajaran, serta bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi menunjukan bahwa pemebelajaran Perilaku siswa dalam pembelajaran
Siswa mencari informasi Memanfaatkan sumber belajar yang ada Diskusi/ memecahkan masalah Mengajukan pendapat/komentar kepada guru atau siswa Mengerjakan tugas yang diberikan guru Penguasaan materi yang diberikan guru Bekerjasama dan berhubungan dengan siswa lain Ada usaha dan kemauan untuk mempelajari bahan pembelajaran/ stinulus yang diberikan guru Dapat menjawab pertanyaan guru pada saat berlangsung pembelajaran Menilai dan memperbaiki kesalahan
Ada / Ya
Tidak
v v v v v v v v v v
cukup berhasil. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya perilaku positif yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran. Perilaku positif itu diwakili oleh pernyataan ‘ya’ dari setiap aspek yang dinilai. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis memiliki tujuan untuk megetahui apakah model pembelajaran apresisi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu efektif dalam meningkatkan kemampuan apresiasi cerpen. Nilai yang diperoleh dari hasil pretes dan postes pada kelas VIII B SMPN 2 Kadungora Garut terdapat perbedaan baik pada tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Nilai rata-rata tes awal (pretes) adalah 4,3, sedangkan nilai rata-rata tes akhir (postes) adalah 7,1. Jelas sekali rata-rata nilai tes akhir (postes) mengalami peningkatan nilai sebanyak 2,8. Berdasarkan pada hasil hitung, didapat bahwa t hitung lebih besar dari ttabei yaitu thitung (29,8) > ttabel (2,644). Penilaian ini, mengandung arti bahwa model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan pemahaman siswa dalam kegiatan mengapresiasi cerpen, dengan taraf signifikan 0,01 dan taraf kepercayaan 0,995. Dari analisis data di atas, hipotesis penelitian ini diterima karena t hitung lebih besar dari pada ttabel yaitu (29,8) > (2,644). Maka hipotesis yang berbunyi. 1. Terjadi peningkatan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu. 2. Model pemebelajaran apresiasi cerpen dengan mengggunakan teknik dua tinggal dua tamu cukup efektif. Dalam penelitian ini terbukti dan diterima. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data, serta pengujian hipotesis terhadap data yang dihasilkan instrumen tes pada bab sebelumnya, berikut penulis rumuskan kumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. 1. Efektifitas belajar terhadap pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu yang penulis terapkan, meningkatkan keefektifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Perilaku positif itu diwakili oleh pertanyaan ‘ya’ dari setiap aspek yang dinilai, pada tabel observasi. Simpulan tersebut secara langsung dapat menjawab hipotesis penulis bahwa pembelajaran apresiasi dengan teknik dua tinggal dua tamu lebih meningkatkan efektifitas belajar siswa. 2. Tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu yang penulis terapkan, mengalami peningkatan (ada perbedaan signifikan antara hasil tes siswa
sebelum mendapatkan pembelajaran pretes dan sesudah mendapatkan pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu pastes). Artinya terbukti bahwa pembelajaran yang penulis terapkan turut mempengaruhi peningkatan pemahaman siswa tentang model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu. Simpulan tersebut secara langsung dapat menjawab hipotesis penulis bahwa teknik dua tinggal dua tamu dalam pembelajaran apresiasi cerpen berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan uji t, berdasarkan rata-rata (mean) nilai pretes dan postes yaitu, t hitung 29,8 dan t tabel 2,64 dengan demikian t hitung 29,8
t
___
tabel
2,64
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung : CV Diponegoro. Datang Hilyati. 2004. Belajar Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Kosasih, E. 2006. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : CV YramaWidya. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo. Maryani dan Mumu. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV Pustaka Setia.
Nadaek, Wilson. 1085. Pengajaran Apresiasi Puisi. Bandung : CV Sinar Baru. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah MadaUniversity Press. Nurhadi. 2005. Kurikulum 2004. Bandung : Grasindo. Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia. Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia. Suhendar dan Supinah. 1993. Efektivitas Metode Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pionar Jaya. Surakhman, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Suyatna, Amir. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Bahasa. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Syamsuddin dan Dimyati. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : FKSS IKIP. Tim Redaksi Fokusmedia. 2005.Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokus media Tim Penyusunan Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Balai Pustaka.