MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP GILANG KENCANA GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 HERAWATI 1021.0572 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan ilmu pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Sebelum melakukan proses pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan komponen-komponen yang terkait dalam pembelajaran. Penentuan komponen-komponen pembelajaran ini sangatlah penting dalam upaya membuat rencana pembelajaran. Komponen-komponen tersebut di antaranya perumusan tujuan, analisis kebutuhan siswa, analisis materi pelajaran, penentuan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran, pemilihan metode, serta penggunaan media yang dianggap tepat dan sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Arikunto (1997:64) mengemukakan bahwa "hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul". Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: "Media audio visual sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran menyimak pidato".Sebelum pembahasan lebih lanjut tentang operasionalisasi variabel penelitian, terlebih dahulu akan diuraikan tentang definisi operasional variabel penelitian sebagai batasan untuk menghindari salah tafsir tentang pengertian variabel-variabel yang diteliti, sebagai berikut: 1. Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman vcd /dvd, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. 2. Keberhasilan pembelajaran adalah perilaku yang dapat diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran baik pada ranah kognitif, afektif maupun tujuan pembelajaran pada ranah psikomotor. 3. Menyimak adalah salah satu kegiatan pemusatan seluruh indra yang dimiliki oleh manusia terhadapsuatu objek dengan tujuan agar mampu menyebutkan kembali, mananggapi, serta mengapresiasi terhadap bahan simakan. Dalam penelitian ini variabel terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat sebagai berikut: a, Variabel bebas (variabel X) : penggunaan media audio visual b. Variabel terikat (variabel Y) : Kemampuan siswa dalam menyimak KATA KUNCI : MENYIMAK MENGGUNAKAN / MEDIA AUDIO VISUAL
PENDAHULUAN Komponen pembelajaran yang ketiga adalah pendekatan, Ahmad Sudrajat.pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Setelah menentukan tujuan dan materi pelajaran yang akan disampaikan, maka seorang guru hendaknya memilih salah satu pendekatan yang dianggap paling relevan dengan tujuan serta karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan. Mengingat pendekatan masih sangat umum, maka pendekatan tersebut diturunkan ke dalam bentuk strategi. Hermawan, dkk (2008: 1.23)
menjelaskan strategi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efesien. Senjaya (2008) dalam (Akhmad Sudrajat). menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran
sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan "a plan of operation achieving something,,(Wima. Sanjaya dalam Ahmad Sudrajat 2009) Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Banyak pendapat mengenai berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam penyampai1an materi/bahan ajar.Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang beronentasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) dalam Sudrajat mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang beronentasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat. KAJIAN DAN TEORI METODE
Pengertian Pembelajaran
Surya (2003:7) mengungkapkan bahwa "pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keselumhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Gagne dan Briggs (1979:3) dalam Ahmad Sudrajat (2009) mengartikan Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal." Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab-akibat. Guru yang mengajar merupakan penyebab utama bagi terjadinya proses belajar siswa, meskipun tidak setiap perbuatan siswa merupakan akibat guru mengajar. Oleh karena itu, guru sebagai figur utama harus mampu menetapkan pendekatan, strategi, metode termasuk penggunaan media pembelajaran apakah yang dianggap paling tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan efisien. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara
siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. a. Tujuan Pembelajaran Hamalik (2005:23) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Selanjutnya Hermawan (2008: 94) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan. Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi guru maupun siswa. Hermawan (2008: 1.17). Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas terhadap pemilihan materi/bahan ajar, strategi, media, dan evaluasi. Lebih jauh Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sudrajat. Metode adalah "a way in achieving something" (Wina Senjaya (2008). Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Pemilihan metode, selain harus memperhatikan pendekatan dan strategi yang dipakai juga hendaknya memperhatikan tujuantujuan pembelajaran, sehingga antara komponenkomponen pembelajaran akan saling bersinergis. Pengertian Media Belajar Meskipun tidak termasuk komponen inti dalam pembelajaran, media memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu maka keberadaannya sangatlah penting dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam suatu pembelajaran, pengadaan media oleh guru merupakan unsur penting karena media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapainya. Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2006:3) dalam Wiwi (2008: 18) mengatakan bahwa "media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperolah pengetahuan, keterampilan, atau sikap". Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupkan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Pengertian lain dikemukakan oleh Fleming yang dikutip oleh Arsyad (2006:3) dalam Wiwi (2008:19) yang mengungkapkan bahwa: Metode dan Teknik Penelitian Metode memegang peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena tanpa menggunakan metode maka penelitian tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1990:131) bahwa "metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian". Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, yakni penelitian yang membandingkan hasil dua observasi atau lebih. Teknik penelitian yang digunakan adalah one shot case study dengan satu kelompok penelitian. Observasi dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan, untuk memahami teknik penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 1 Teknik Penelitian Pre Test
Treatment (Perlakuan)
O1
X
Sumber: Arikunto .(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tes awal diberikan kepada siswa dengan cara memberikan teks pidato, kemudian siswa membaca teks pidato tersebut. Kemudian setelah siswa membaca teks pidato tersebut selanjutnya siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi pidato tersebut. Adapun teks pidato yang diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut. Kemampuan siswa kelas VIII SMPN 4 gilang kencana dalam pembelajaran menyimak sebelum penggunaan media audio visual. Kemampuan siswa kelas VIII SMPN gilang kencana Garut dalam pembelajaran menyimak sebelum penggunaan media audio visual dapat dilihat pada tabel 4.1. berdasarkan tabel tersebut didapatkan informasi bahwa siswa yang berkemampuan tinggi
dalam menyimak pidato sebelum menggunakan media audiovisual adalah 85. Meskipun skor di atas tergolong tinggi, namun skor tersebut tidak menggambarkan prestasi semua siswa, sebab masih banyak siswa yang memiliki skor rendah, skor tinggi hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Rentang skor antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah cukup jauh. Oleh karena itu skor tinggi tersebut tidak menggambarkan prestasi secara keseluruhan. Sementara itu, skor terendah yang dicapai siswa sebelum penggunaan media audio visual adalah 50. Meskipun demikian skor tersebut juga tidak bisa dijadikan gambaran tentang prestasi siswa secara keseluruhan, sebab mayoritas siswa ternyata memiliki nilai antara 85-50. oleh karena itu maka sebagai gambaran awal untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum menggunakan media VCD audiovisual, maka dapat dilihat dari rataratanya. Rata-rata skor dan skor yang menjadi modus sebelum menggunakan media audio visual adalah sama yakni 65. Dengan memperhatikan skor ini, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami teks pidato berkategori cukup, karena skor rata-rata yang diperoleh siswa berkisar pada nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). KESIMPULAN Kemampuan siswa dalam menyimak laporan pidato sebelum menggunakan media audiovisual Post Test (VCD) berkategori cukup, hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa berkisar pada nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Rata-rata skor yang diperoleh siswa sama dengan nilai kriteria O2 ketuntasan minimal yang dirumuskan yaitu 65. Kemampuan siswa dalam menyimak laporan pidato sesudah menggunakan media audiovisual (VCD) berkategori baik, hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata yang diperoleh jauh berada di atas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Skor rata-rata yang diperoleh adalah 70,43 sementara itu nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 65. Media audio visual sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pelajaran menyimak di kelas VIII SMPN gilang kencana Garut Kabupaten Garut. Hal ini dibuktikan dengan besarnya harga thitung yang diperoleh jika dibandingkan dengan harga Uabci Dengan taraf signifikansi 0,5% diperoleh harga thitung = 7,25 sedangkan ttabel = 2,73 oleh karena angka tersebut berada pada daerah penolakan Ho, maka Hi ditermima. Artinya hipotesis yang mengatakan "media audio visual tidak berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pelajaran menyimak laporan pidato ditolak, sementara itu hipotesis yang menyatakan "Media audio visual
sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pelajaran menyimak" diterima. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, S.. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S.. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Asrom, G. dkk. (1997). Belajar Mengajar: Dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga! Badudu, J.S. (1986). Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Fachrudin. (1988). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud. Hamalik, O. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Hanafiah, A. H.. (1988). Anda Ingin Jadi Pengarang?. Surabaya: Usaha Nasional. Keraf, G.. (1980). Komposisi. Flores: Nusalndah.
.
Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Rusyana, Y. (1986). Keterampilan Menulis. Modul 1 s.d 6 Universitas Terbuka. Jakarta: Karunika. Sadiman, (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan). Jakarta: Grafindo Persada. Suhendar dan Supinah, P. (1992). MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan Menulis. Bandung: Pionir Jaya. Sutari, 1.1997. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS DCIP Bandung. Syamsuddin, A.R. (1994). Dari Ide - Bacaan Simakan Menuju Menulis Efektif. Bandung: Bumi Siliwangi. Tarigan, D. dan H.G. Tarigan. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP GILANG KENCANA GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012
MAKALAH HERAWATI 1021.0572
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012