Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI DAN MEDIA VIDEO INTERAKTIF PADA SISWA KELAS XI MA Etina Sri Sajrina, Evi Chamalah, dan Meilan Arsanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Sultan Agung
ABSTRAK Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak, 2) bagaimana peningkatkan keterampilan menyimak isi diskusi dengan model dan media tersebut, 3) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen setelah mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model dan media tersebut. Berdasarkan teknik analisis data, dapat diketahui bahwa model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter dapat meningkatkan keterampilan menyimak isi diskusi siswa kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung, Mranggen, Demak. Peningkatan keterampilan menyimak isi diskusi diketahu dari hasil tes prsiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata kumulatif pada prasiklus mencapai 62,68 dengan kategori kurang pada rentang nilai 0-65. Nilai rata-rata kumulatif setelah dilakukan tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,87 dengan kategori cukup pada rentang nilai 66-75. Pada siklus II, nilai rata-rata kumulatif mengalami peningkatan menjadi 82,93 dengan kategori baik pada rentang nilai 76-85. Kata kunci: menyimak isi diskusi, model SAVI, video interaktif debat kontroversial ABSTRACT The problems discussed in this study is 1) how the implementation of learning to listen to the content of discussions with SAVI learning models and interactive video media debate controversial character education based on class XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak. 2) how increasing listening skills content of discussions with the model and the media. And 3) how to change the behavior of students in grade XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen after listening to the content of discussions following study with the model and WKHPHGLD%DVHGRQGDWDDQDO\VLVWHFKQLTXHVLWFDQEHVHHQWKDWWKHPRGHO6$9,DQGGHEDWH controversial media interactive video-based character education can improve listening skills content of the discussion class XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung, Mranggen, Demak. ,PSURYHGOLVWHQLQJVNLOOVFRQWHQWVFDQEHNQRZQIURPWKHWHVWUHVXOWVRISUHF\FOHWKH¿UVWF\FOH and the second cycle. The average value of cumulative precycle reached 62.68 by category OHVVRQWKHYDOXHUDQJH7KHDYHUDJHYDOXHRIWKHFXPXODWLYHDIWHUWKHDFWRIWKH¿UVW cycle increased to 74.87 with enough categories to the range of values 66-75. In the second cycle, the cumulative average value increased to 82.93 with both categories in the range of 76.85 value. Keywords: skills contents of the discussed, SAVI models, interactive video debate controversial
200
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
Pendahuluan Keterampilan menyimak perlu mendapat perhatian serius. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar di sekolah, aktivitas menyimak memiliki identitas yang lebih banyak dilakukan siswa dibanding kegiatan berbicara, membaca, dan menulis. Dari awal proses pembelajaran dimulai, siswa melakukan aktivitas menyimak instruksi, perintah, penjelasan, atau pertanyaan dari guru. Saat guru mengintruksikan siswa mengerjakan latihan, siswa menyimak penjelasan tentang latihan yang akan mereka kerjakan. Saat diskusi, siswa menyimak diskusi. Dengan kata lain, sampai akhir pembelajaran aktivitas menyimak tetap dilakukan siswa. Keterampilan menyimak isi diskusi merupakan salah satu aspek keterampilan menyimak yang penting dikuasai siswa. Hal tersebut menyimak merupakan satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara langsung. Dalam kegiatan menyimak isi diskusi, penulis harus menyusun kata-kata yang didengarnya di antara suara-suara lain kemudian menyerapnya sebagai sebuah informasi selanjutnya merespon informasi tersebut sesuai kebutuhan. Keterampilan menyimak isi diskusi tidak bisa dikuasai secara otomatis melainkan harus melalui latihan praktik berulang-ulang. Proses pembelajaran di sekolah menengah atas memiliki peranan penting dalam mengembangkan keterampilan menyimak seseorang. Dengan menguasai keterampilan menyimak, maka siswa dapat memperoleh informasi dari bahan simakan secara maksimal. Dalam pencapainnya, banyak hambatan atau kendala dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah khususnya pada materi merangkum isi diskusi dari hasil simakan. Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak dapat diketahui bahwa keterampilan menyimak isi diskusi
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat rendah. Hal ini berpengaruh terhadap siswa dalam memahami isi diskusi dan keterampilan siswa dalam merangkum isi diskusi yang disimaknya. Materi menyimak dan merangkum isi diskusi terdapat pada Semester genap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Kompetensi 9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar dan Kompetensi Dasar 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar. Rendahnya keterampilan menyimak isi diskusi yang disimak bisa berasal dari faktor siswa dan guru. Sebagian besar siswa kurang berminat pada pembelajaran menyimak isi diskusi yang didengarkan. Menurutnya pembelajaran merangkum atau menyimak isi diskusi merupakan materi yang kurang menyenangkan dan cara mengajar guru dalam pembelajaran kurang menarik, monoton, dan cenderung membosankan bagi siswa. Faktor yang mendasari siswa kurang tertarik pada pembelajaran menyimak adalah kurangnya motivasi dan inovatif guru dalam proses belajar mengajar. Guru kurang inovatif dalam menerapkan model dan media pembelajaran yang terlihat monoton, sehingga siswa kurang bersemangat dalam proses belajar. Di lapangan guru telah menggunakan model dan media pembelajaran tetapi pada kenyataannya masih kurang efektif dalam pembelajaran merangkum isi diskusi. Pembelajaran biasanya siswa hanya menyimak dan merangkum isi diskusi yang disampaikan oleh teman sekelas saja tanpa menggunakan model dan media yang tepat. Hal ini menyebabkan pembelajaran merangkum isi diskusi bersifat monoton, sehingga siswa menjadi malas, bosan, tidak termotivasi, jenuh, dan tidak semangat mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, perlu diterapkan suatu model dan media pembelajaran yang efektif dan dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, untuk 201
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
meningkatkan keterampilan merangkum isi diskusi yang disimak maka peneliti berusaha memberikan solusi yang tepat. Alternatif pemecahannya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang tepat. Model pembelajaran yang digunakan adalah model SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intelsektualylitas). Model pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Selanjutnya media pembelajaran yang digunakan adalah media video interaktif debat kontroversial. Media video interaktif debat kontroversial ini dapat memberikan topik dalam menyimak dan merangkum isi diskusi. Media kasus kontroversial adalah sebuah video yang membahas mengenai suatu permasalahan yang sedang diperdebatkan. Kontroversial adalah suatu yang menimbulkan perdebatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kasus kontroversial merupakan suatu permasalahan yang menimbulkan perdebatan, karena terjadinya perbedaan pendapat mengenai suatu permasalahan yang didebatkan. Oleh karena itu, pemanfaatan media video interaktif debat kontroversial dapat merangsang kepekaan siswa untuk berpikir kritis, memiliki pemahaman pada suatu topik, dan dapat menyimak dan merangkum isi diskusi yang diperdebatkan dengan mudah. Tercapainya proses pembelajaran tidak hanya guru menerapkan model dan media pembelajaran saja, tetapi perlu adanya pendekatan karakter siswa yang dapat menunjang tercapainya proses pembelajaran. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Faktanya banyak siswa yang kurang memiliki perilaku baik, seperti dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru, membuat gaduh, membolos, bahkan tawuran. Maka perlu adanya penanaman dan penerapan pendidikan karakter untuk memperbaiki perilaku serta moral siswa. 202
Scerenko (dalam Samani 2011:42) PHQGH¿QLVLNDQNDUDNWHUVHEDJDLDWULEXWDWDX ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Karakter adalah ciri-ciri yang unik baik dalam diri seseorang yang terlihat dalam sikap, perilaku, dan tindakan yang secara konsisten dalam merespon berbagai situasi, (Zainal 2012:26). Selanjutnya, Lickona GDODP 6DPDQL PHQGH¿QLVLNDQ pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Dari pendapat tersebut, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, moral, watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak, (2) Mendeskripsikan peningkatkan keterampilan menyimak isi diskusi dengan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak, (3) Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen setelah mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter. Metode Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktik pembelajaran (Arikunto 2014:91). Tujuan dari penggunaan PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, dalam hal ini yaitu keterampilan menyimak isi diskusi. Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain Arikunto yang merupakan bentuk kajian yang bersifat UHÀHNWLI .DMLDQ GLODNVDQDNDQ GHQJDQ maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisikondisi praktik pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran tersebut dilakukan dalam siklus tindakan. Siklus ini terdiri atas empat komponen, yaitu (1) perencanaan; WLQGDNDQ REVHUYDVLGDQ UHÀHNVL Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian diperoleh dari hasil tindakan prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil penelitian terdiri dari hasil tes dan nontes. Hasil tes prasiklus merupakan keterampilan menyimak isi diskusi siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I. Selanjutnya, hasil tes siklus I dan II merupakan keterampilan menyimak isi diskusi siswa dengan menggunakan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter. Hasil nontes berupa data observasi, jurnal guru, jurnal siswa, wawancara dan dokumentasi foto dan video pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil Penelitian Prasiklus Hasil penelitian prasiklus merupakan awal penelitian dimana peneliti belum menggunakan perlakuan pada siswa. Pada penelitian prasiklus akan dibahas hasil tes dan nontes sebelum diterapkan model
pembelajaran SAVI dan penggunaan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter dalam pembelajaran merangkum isi diskusi. Hasil nontes dalam proses pembelajaran berlangsung dan perubahan perilaku diperoleh dari hasil observasi, dan dokumentasi foto. Hasil Tes Prasiklus Berdasarkan hasil tes prasiklus, dapat diketahui bahwa nilai kumulatif tes menyimak isi diskusi prasiklus mencapai nilai rata-rata sebesar 62,68. Keterampilan siswa dalam membuat rangkuman berdasarkan aspek yang telah ditentukan dinilai masih kurang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan belum tercapainya Kriteria Ketuntasan Miniman (KKM) yang telah ditentukan yaitu sebesar 70. Pada proses pembelajaran prasiklus, sebagian besar siswa belum mampu membuat rangkuman isi diskusi dari hasil simakan dengan tepat. Hanya ada beberapa siswa yang mampu membuat rangkuman dari hasil simakan. Permasalahan yang dihadapi sebagian besar siswa pada saat kegiatan menyimak yaitu siswa kurang konsentrasi ketika kegiatan menyimak berlangsung dan ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal tes sebagian besar siswa masih terlihat belum siap untuk mengerjakan karena tidak mencatat pokok-pokok isi pembicaraan yang telah disimaknya, sehingga siswa kesulitan untuk mengerjakan soal. Perhatian terhadap pembelajaran juga masih kurang dan siswa cenderung tidak mendengarkan penjelasan guru. Masih ada siswa yang berbicara dan bercanda dengan temannya ketika kegiatan menyimak atau proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil tes prasiklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus selanjutnya harus dilakukan karena siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 yang ditetapkan dan siswa harus mengalami perubahan perilaku kearah yang positif. 203
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
Hasil Penelitian Siklus I Berdasarkan hasil tes dan nontes yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa pada siklus I target penelitian belum tercapai secara maksimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai kumulatif tes tertulis siklus I mencapai nilai rata-rata klasikal sebesar 74,87. Berdasarkan nilai rata-rata klasikal pada siklus I, dapat diketahui adanya peningkatan sebesar 56,25% dibandingkan hasil yang diperoleh dari tindakan prasiklus yang hanya mencapai nilai rata-rata klasikal sebesar 62,68. Peningkatan hasil tes siswa dapat dilihat berdasarkan lima aspek melalui rangkuman isi diskusi yang siswa buat. Meskipun mengalami peningkatan sebesar 56,25%, nilai rata-rata siklus I masih berada pada rentang nilai 66-75 dengan kategori cukup. Hal tersebut masih perlu adanya perbaikan pada siklus II, hingga mencapai kategori nilai yang baik. Hasil nontes pada siklus I meliputi observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi masih ditemukan beberapa permasalahan yang perlu diperbaiki. Pada pembelajaran siklus I, sebagian besar sudah dapat merangkum isi diskusi dengan baik. Tetapi ada beberapa siswa yang belum mampu membuat rangkuman isi diskusi dengan baik. Permasalahan yang masih ditemui adalah siswa kurang berkonsentrasi selama menyimak isi diskusi. Dengan demikian, diperlukan penjelasan yang lebih dalam dari guru. Sebagian besar siswa sudah berani bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran, namun masih banyak siswa yang enggan dan ragu-ragu bertanya kepada guru. Sebagaian siswa juga masih kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. masih terlihat beberapa siswa yang berbicara dan bercanda dengan temannya saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga menghambat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes dan nontes pada siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II harus dilakukan 204
karena nilai siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak masih dalam kategori cukup walaupun telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dan siswa harus mampu menunjukkan perubahan perilaku yang positif. Tindakan pada siklus II juga akan menggunakan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial, karena terbukti dapat meningkatkan keterampilan menyimak isi diskusi. Hasil Penelitian Siklus II Berbeda dengan hasil tes dan nontes siklus I, hasil tes dan nontes yang telah diperoleh pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ke arah yang positif. Penelitian siklus II telah memenuhi target penelitian yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan tercapainya melebihi nilai KKM yakni sebesar 70. Berdasarkan penelitian siklus II, hasil nilai kumulatif menyimak isi diskusi mencapai nilai rata-rata klasikal sebesar 82,93. Berdasarkan nilai rata-rata klasikal pada siklus II dapat diketahui adanya peningkatan sebesar 8,06 dibandingkan dengan hasil yang didapat dari hasil siklus I yang hanya mencapai nilai rata-rata klasikal sebesar 74,87. Peningkatan hasil tes siswa dapat dilihat berdasarkan lima aspek penilaian, yaitu (1) kesesuaian rangkuman denga nisi pembicaraan, (2) kelengkapan isi, (3) ketepatan rangkuman, (4) penggunaan bahasa, dan (5) kebakuan bahasa. Hasil nontes pada siklus II meliputi observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi telah mencapai target penelitian. Perilaku-perilaku negative yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya dapat dikurangi. Semua siswa tampak lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes dan nontes pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II telah mencapai target penelitian yang diinginkan. Hal tersebut
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
dikarenakan hasil tes siswa kelas XI MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dan siswa mampu menunjukkan perubahan perilaku yang positif. Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa terjadinya peningkatan proses pembelajaran menyimak isi diskusi, peningkatan keterampilan siswa menyimak isi diskusi, dan perubahan perilaku siswa. Pelaksanaan Pembelajaran Menyimak Isi Diskusi dengan Model SAVI dan Media Video Interaktif Debat Kontroversial Berbasis Pendidikan Karakter Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian prasiklus dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam pembelajaran menyimak isi diskusi. Nilai rata-rata yang diperoleh pada penelitian prasiklus adalah sebesar 62,68 yang termasuk kategori kurang. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran menyimak isi diskusi karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang bersifat monoton. Proses pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter pada siklus I melalui beberapa langkah, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal peneliti mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, kemudian peneliti memberikan apersepsi kepada siswa tentang menyimak isi diskusi dan tujuan pembelajran yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut. Kemudian guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pembelajaran hari itu. Pada kegiatan inti terdiri atas kegiatan HNVSORUDVL HODERUDVL GDQ NRQ¿UPDVL7DKDS eksplorasi, langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu (1) guru menjelaskan
materi pembelajaran yang berkaitan dengan teknik merangkum isi diskusi; (2) sebelum siswa menyimak diskusi, guru menjelaskan langka-langkah menyimak isi diskusi dengan model SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intelsektualylitas); dan (3) selanjutnya guru membentuk kelompok secara berpasangan, kemudian guru mengkondisikan siswa dan meminta siswa untuk tenang dan berkosentrasi ketika kegiatan menyimak. Tahap elaborasi, langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu (1) siswa menyimak isi diskusi yang ditayangkan melalui media video interkatif debat kontroversial; (2) ketika siswa menyimak isi diskusi, siswa mencatat pokok-pokok isi informasi yang telah didengarkan; (3) pokokpokok informasi yang telah dicatat, kemudian siswa menyusun dalam bentuk rangkuman; (4) setelah disusun siswa mempresentasikan rangkuman isi informasi; (5) siswa mengoreksi hasil rangkuman temannya; (6) hasil pekerjaan siswa dikembalikan kepada pemiliknya untuk dibetulkan; dan (7) guru dan siswa melakukan evaluasi. 7DKDS NRQ¿UPDVL ODQJNDKODQJNDK pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu (1) perwakilan siswa menyampaikan hasil pekerjaannya dan siswa lain memberikan tanggapan; (2) guru memberikan penguatan; dan (3) siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil pekerjaannya. Pada saat kegiatan inti, siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa juga antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dengan siswa memperhatikan penjelasan guru. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang malas-malasan dan berbicara pada saat guru memberi penjelasan. Pada saat kegiatan menyimak diskusi, terlihat beberapa siswa yang kurang konsentrasi dan sibuk dengan temannya. Kegiatan akhir pembelajaran dilakukan oleh guru. Kegiatan yang dilakukan pada tahap kegiatan akhir, yaitu (1) guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran menyimak diskusi; (2) guru bersama siswa 205
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
PHODNXNDQ UHÀHNVL WHUKDGDS SHPEHODMDUDQ yang telah dilakukan; dan (3) guru meminta siswa untuk berlatih menyimak terutama menyimak diskusi yang ditayangkan ditelevisi. Proses pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter pada siklus II melalui tiga langkah proses pembelajaran yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal pembelajaran, guru mengawali dengan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi menyimak isi diskusi untuk mengingatkan siswa terhadap pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, guru menyampaikan kembali tujuan pembelajaran serta memberikan motivasi belajar mengenai kegiatan menyimak isi diskusi. Pada kegiatan inti terdiri atas kegiatan HNVSORUDVL HODERUDVL GDQ NRQ¿UPDVL Tahap eksplorasi, langkah-langkah yang dilaksanakan yaitu (1) guru menjelaskan kembali teknik merangkum isi diskusi, (2) guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok secara berpasangan, dan (3) guru mengkondisikan siswa agar tenang dan berkonsentrasi pada saat kegiatan menyimak berlangsung. Tahap elaborasi, kegiatan yang dilakukan yaitu (1) siswa menyimak isi diskusi dengan menerapkan model SAVI dan media tayangan video yang berbeda pada siklus I, (2) guru membagikan lembar kerja siswa, untuk mempermudah siswa dalam merangkum isi diskusi; (3) siswa menuliskan pokok-pokok informasi dari bahan simakan dan ditulis dalam bentuk rangkuman, (3) hasil pekerjaan siswa ditukar dengan teman sekelompoknya, (4) guru bersama siswa melakukan evaluasi, (5) hasil pekerjaan siswa dikembalikan kepada pemiliknya untuk dibetulkan, dan (6) perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya dan siswa lain memberikan tanggapan. Pada 206
WDKDS NRQ¿UPDVL VLVZD GLSHULQWDKNDQ XQWX memperbaiki hasil rangkuman isi diskusi dengan menggunakan Bahasa yang baik dan benar. Selanjutnya, pada tahap penutup kegiatan yang dilakukan yaitu (1) guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari itu; (2) guru bersama siswa PHODNXNDQ UHÀHNVL WHUKDGDS SHPEHODMDUDQ yang telah dilakukan sebagai bahan evaluasi; dan (3) guru menutup pembelajaran hari itu. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian prasiklus dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam pembelajaran menyimak isi diskusi. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa terlihat kurang berminat dalam menyimak isi diskusi karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang bersifat monoton. Setelah diadakan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menerapkan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter, siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi. Peningkatan Keterampilan Menyimak Isi Diskusi pada Siswa Kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak setelah Mengikuti Pembelajaran Menyimak Isi Diskusi dengan Model Pembelajaran SAVI dan Media Video Interaktif Debat Kontroversial Berbasis Pendidikan Karakter Berdasarkan hasil tes menyimak isi diskusi dengan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak mengalami peningakatan dari 74,87 pada siklus I menjadi 82,93 pada siklus II, sehingga mengalami peningkatan sebesar 8,06. Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus, hasil
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
Tabel 1 Hasil Peningkatan Keterampilan Menyimak Isi Diskusi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No. 1 2 3 4 5
Aspek Kesesuaian Rangkuman dengan Isi Pembicaraan Kelengkapan Isi Ketepatan Rangkuman Penggunaan Bahasa Kebakuan Bahasa Nilai Akhir
tindakan siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes dan hasil nontes siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil tes berpedoman pada pemerolehan skor yang dicapai siswa dalam tes pemahaman menyimak untuk merangkum isi diskusi. Aspek-aspek yang dinilai meliputi (1) kesesuaian rangkuman dengan isi pembicaraan, (2) kelengkapan isi, (3) ketepatan rangkuman, (4) penggunaan bahasa, dan (5) kebakuan bahasa. Dari hasil kelima aspek tersebut diakumulasikan menjadi satu untuk mendapatkan hasil tes menyimak untuk menyusun rangkuman isi diskusi pada siklus I dan siklus II. Berikut akan dipaparkan tabel perbandingan hasil nilai siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan Tabel 1 hasil tes peningkatan keterampilan menyimak isi diskusi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dijelaskan bahwa keterampilan menyimak isi diskusi pada setiap aspek penilaian mengalami peningkatan. Hasil tes menyimak isi diskusi pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 62,68 dengan kategori kurang pada rentang nilai 0-65, nilai tersebut diperoleh dari beberapa aspek penilaian. Aspekaspek yang dinilai meliputi (1) kesesuaian rangkuman dengan isi pembicaraan, (2) kelengkapan isi, (3) ketepatan rangkuman, (4) penggunaan Bahasa, dan (5) kebakuan bahasa. Aspek kesesuaian rangkuman dengan isi pembicaraan nilai rata-rata sebesar 13,75 dengan kategori sesuai. Aspek kelengkapan
PS 13,75
Rata-Rata SI SII 14,68 18,12
Peningkatan 10.31
12,5
14,68
16,25
10,93
14,37 11,56 10 62,68
15 14,3 13,43 74,87
15,93 15 15 82,93
13,44 10,86 8,43 54.62
isi memperoleh nilai rata-rata sebesar 12,5 dengan kategori lengkap. Aspek ketepatan rangkuman memperoleh nilai rata-rata sebesar 14,37 dengan kategori tepat. Selanjutnya, aspek penggunaan bahasa memperoleh nilai rata-rata sebesar 11,56 dengan kategori baik. Aspek kebakuan bahasa memperoleh nilai rata-rata sebesar 10 dengan kategori cukup sesuai. Hasil tes keterampilan menyimak isi diskusi siklus I berhasil memperoleh nilai rata-rata 74,87 dengan kategori baik pada rentang nilai 66-75. Aspek kesesuaian rangkuman dengan isi pembicaraan nilai ratarata sebesar 14,68 dengan kategori sesuai. Aspek kelengkapan isi memperoleh nilai ratarata sebesar 14,68 dengan kategori lengkap. Aspek ketepatan rangkuman memperoleh nilai rata-rata sebesar 15 dengan kategori tepat. Selanjutnya, aspek penggunaan bahasa memperoleh nilai rata-rata sebesar 14,3 dengan kategori baik. Aspek kebakuan bahasa memperoleh nilai rata-rata sebesar 13,43 dengan kategori sesuai. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I mencapai sebesar 12,19%. Hasil tes keterampilan menyimak isi diskusi pada siklus II berhasil memperoleh nilai sebesar 82,93 dengan kategori baik pada rentang nilai 76-85. Pencapaian nilai tersebut melebihi batas minimal KKM yaitu 70. Aspek kesesuaian rangkuman dengan isi pembicaraan nilai rata-rata sebesar 18,12 dengan kategori sesuai. Aspek kelengkapan 207
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
isi memperoleh nilai rata-rata sebesar 16,25 dengan kategori lengkap. Aspek ketepatan rangkuman memperoleh nilai rata-rata sebesar 15,93 dengan kategori tepat. Selanjutnya, aspek penggunaan bahasa memperoleh nilai rata-rata sebesar 15 dengan kategori baik. Aspek kebakuan Bahasa memperoleh nilai rata-rata sebesar 15 dengan kategori sesuai. Peningkatan dari prasiklus ke siklus I mencapai sebesar 12,19%. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan keterampilan menyimak isi diskusi siswa kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak mengalami peningkatan. Peningkatan keterampilan menyimak isi diskusi dari siklus I ke siklus II mencapai sebesar 8,06%. Peningkatan nilai rata-rata tiap aspek pada prasiklus, siklus I, dan siklus
II membuktikan bahwa penggunaan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendiidkan karakter dapat meningkatkan keterampilan menyimak isi diskusi siswa kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter dapat menjadikan siswa tertarik terhadap pembelajaran menyimak dan memotivasi siswa dalam pembelajaran menyimak, khususnya keterampilan menyimak isi diskusi. *UD¿N EHULNXW PHPDSDUNDQ perbandingan nilai akhir keterampilan menyimak isi diskusi untuk menyusun rangkuman isi diskusi prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk memperjelas pembahasan.
*UD¿N Perbandingan Nilai Akhir Keterampilan Menyimak Isi Diskusi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Perubahan Perilaku Siswa Kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak Setelah Mengikuti Pembelajaran Menyimak Isi Diskusi dengan Model Pembelajaran SAVI dan Media Video Interaktif Debat Kontroversial Berbasis Pendidikan Karakter Setelah penelitian dilakukan, peningkatan tidak hanya terjadi pada hasil tes menyimak isi diskusi saja, melainkan juga terjadi perubahan perilaku ke arah positif saat pembelajaran menyimak isi diskusi
208
berlangsung. Hal ini dapat diketahui dari perbandingan hasil instrumen nontes siklus I dan siklus II, yang meliputi observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi. Observasi Perubahan perilaku siswa dari hasil observasi setelah dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dapat dijelaskan pada Tabel berikut.
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
Tabel 2. Perubahan Perilaku Siswa Berdasarkan Observasi Siklus I dan Siklus II No. Aspek yang diamati 1. Siswa semangat dan bersungguh-sungguh memperhatikan ketika guru menyampaikan materi tentang merangkum isi diskusi. 2. Siswa serius dalam pembelajaran menyimak dengan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial. 3. Siswa aktif dalam membuat rangkuman isi diskusi. 4. Siswa aktif bertanya dan berkomentar terhadap materi yang diberikan 5. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku siswa menjadi lebih positif. Perubahan perilaku secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada aspek pertama, siswa semangat dan bersungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. Pada siklus I ke siklus II aspek ini mengalami peningkatan sebesar 25%. Pada siklus I sebesar 75% siswa yang semangat dan bersungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Aspek kedua, yaitu keseriusan siswa dalam pembelajaran menyimak isi diskusi. Dari tabel diketahui bahwa pada siklus I ke siklus II aspek ini mengalam peningkatan sebesar 12,5%. Pada siklus I sebesar 87,5% siswa yang serius dalam mengikuti pembelajaran dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Pada siklus II, semua siswa dengan sikap tenang dan serius menerima penjelasan guru. Selain itu, siswa juga lebih berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam menyimak isi diskusi. Aspek ketiga, yaitu keaktivan siswa membuat rangkuman isi diskusi. Berdasarkan tabel 25, pada siklus II semua siswa aktif membuat rangkuman isi diskusi. Pada siklus I hanya 4 siswa yang kurang aktif dalam membuat rangkuman isi diskusi. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 25% dari siklus I ke siklus II.
SI 12
S II 16
Peningkatan (%) 25
14
16
12,5
12 9
16 10
25 6,25
16
16
0
Aspek keempat, yaitu keaktivan siswa dalam bertanya maupun berkomentar terhadap materi yang diberikan. Berdasarkan tabel 25, mengalami peningkatan sebesar 6,25% siswa aktif bertanya dan berkomentar dalam proses pembelajaran menyimak isi diskusi. Siswa yang aktif bertanya maupun berkomentar dikarenakan siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga siswa merasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan siswa yang pasif bertanya maupun berkomentar dikarenakan siswa merasa sudah mengerti dan ada siswa yang menanyakan hal yang sama. Namun ada juga siswa yang masih malu bertanya maupun berkomentar dan ada juga yang merasa takut. Aspek kelima, yaitu siswa semangat dalam mengerjakan tes. Aspek ini untuk mengetahui kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal. Dari Tabel 4.20, dalam aspek ini, tidak terjadi peningkatan karena pada siklus I semua siswa atau sebesar 100% sudah bersemangat dalam mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. Secara keseluruhan, pada siklus II siswa sudah menunjukkan perubahan perilaku belajar yang positif. Tingkah laku negatif yang masih ditunjukkan siswa disiklus I mengalami penurunan dan sebagian besar siswa sudah menunjukkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik di siklus II.
209
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
Jurnal Siswa Berdasarkan hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II diketahui adanya perubahan ke arah yang positif seluruh siswa merasa senang dan tertarik selama mengikuti pembelajaran menyimak berita. Mereka berpendapat dengan mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi, pengetahuan mereka bertambah. Pada siklus I, masih ditemukan 4 siswa yang mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi. Mereka beralasan bahwa pembelajaran menyimak isi diskusi adalah pembelajaran yang membosankan. Namun hal tersebut tidak terjadi pada penelitian siklus II. Seluruh siswa mengaku tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi menggunakan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter. Berdasarkan hasil jurnal siswa siklus II, diketahui bahwa semua siswa merasa senang dan tertarik selama mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi. Mereka berpendapat dengan mengikuti proses pembelajaran menyimak isi diskusi, akan menambah pengetahuan dan informasi yang lebih luas. Sebanyak 12 siswa mengaku tidak mengalami kesulitan dalam menyusun rangkuman isi diskusi. Namun, ada 4 siswa mengaku kesulitan dalam menyusun rangkuman isi diskusi. Tanggapan siswa mengenai model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter yang digunkan dalam proses pembelajaran menyimak isi diskusi cukup beragam. Sebanyak 12 siswa merasa terbantu dengan penerapan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial. Namun, ada 4 siswa yang tidak sependapat. Alasannya, mereka masih kurang paham terhadap langkah-langkah dalam menerapkan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial. Kurang pahamnya siswa disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa pada saat guru memberikan 210
penjelasan. Selain itu, siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran menyimak isi diskusi berlangsung. Siswa mengaku senang terhadap gaya mengajar yang dilakukan guru. Mereka beranggapan bahwa materi pembelajaran yang disampaikan guru mudah dipahami dan cukup jelas. Media video yang diterapkan guru dalam menyimak isi diskusi dirasakan cukup membantu mereka. Mereka juga berpendapat sikap sabar yang ditunjukkan oleh guru sangat membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan. Saran yang diberikan siswa terhadap pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter secara keseluruhan hampir sama. Mereka merasa senang dengan penggunaan model dan media yang menarik dalam proses pembelajaran menyimak. Mereka memberikan sara agar setiap proses pembelajaran menerapkan model dan media yang bervariasi agar pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menarik dan tidak membosankan. Jurnal Guru Berdasarkan jurnal guru diketahui bahwa pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran apabila dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut terbukti dari suasana kelas yang lebih kondusif dan menyenangkan. Pada pembelajaran siklus II siswa terlihat tertib dan lebih aktif proses pembelajaran pada siklus I. Respon siswa terhadap model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter yang digunakan guru dalam mengajar juga sangat positif. Pada siklus II siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa siswa yang bertanya
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
maupun berkomentar tentang materi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran pada siklus II, siswa sudah sepenuhnya dapat berkonsentrasi dengan baik dan aktivitas yang mengganggu proses pembelajaran sudah berkurang. Model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial yang digunakan sangat efektif, sehingga siswa lebih tertarik dan antusias. Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa ketiga siswa pada dasarnya merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menyimak isi diskusi dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter. Pembelajaran yang dilaksanakan dapat mempermudah siswa dalam menyusun rangkuman isi diskusi serta menambah pengetahuan dan informasi yang terjadi. Menurut mereka pembelajaran menyimak isi diskusi menggunakan model SAVI dan media video interaktif debat kontroversial dapat melatih konsentrasi dan menarik untuk pembelajaran menyimak isi diskusi. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian prasiklus dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam pembelajaran menyimak isi diskusi. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa terlihat kurang berminat dalam menyimak isi diskusi karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang bersifat monoton. Setelah diadakan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter, siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran menyimak isi diskusi. 2. Dari hasil penelitian tersebut diketahui adanya peningkatan keterampilan menyimak isi diskusi dengan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas XI IPS MA Ibrohimiyyah Brumbung Mranggen Demak. Peningkatan, keterampilan menyimak isi diskusi diketahu dari hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata kumulatif pada prasiklus mencapai 62,68 dengan kategori kurang. Nilai rata-rata kumulatif setelah dilakukan tindakan siklus I mencapai sebesar 74,87 dengan kategori cukup. Nilai rata-rata kumulatif setelah dilakukan tindakan siklus II mencapai sebesar 82,93 den gan kategori baik. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. 3. Hasil penelitian tersebut diketahui adanya perubahan perilaku siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menyimak isi diskusi dengan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter. Perubahan ditunjukkan dengan perubahan sikap dan perilaku siswa terhadap pembelajaran menyimak isi diskusi ke arah yang positif. Sikap dan perilaku positif ini dapat dibuktikan dengan hasil observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan simpulan hasil tindakan, saran yang dapat diberikan sebagai berikut. 1. Guru Bahasa Indonesia dapat memanfaatkan model dan media yang memotivasi siswa agar antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu alternatif dengan menggunakan model pembelajaran SAVI dan media video interaktif debat kontroversial berbasis pendidikan karakter, karena dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi diskusi dan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif. 211
Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 3 No. 2, Juli 2016
2. Peneliti dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia hendaknya melakukan penelitian di bidang keterampilan menyimak isi diskusi, khususnya menyimak isi diskusi dengan menitikberatkan pada aspek lainnya. Peneliti hendaknya termotivasi untuk melengkapi penelitian ini dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang berbeda untuk meningkatkan keterampilan menyimak isi diskusi pada siswa kelas XI MA atau SMA. Daftar Rujukan Abidin, Y. (2012). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: 5H¿ND$GLWDPD Aqib, Z. (2012). Pendidikan Karakter di Sekolah. Bandung: Yrama Widya. Ariani, F., Slamet, A. (2009). Pembelajaran mendengarkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2014). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Bommelje, R. (2012). “The Listening Circle Using the SBI Model to Enhance Peer Feedback”. International Journal of Listening. dalam https://www. researchgate.net/journal/1932 586X (Diunduh 24 Februari 2016). Guan, Y. (2015). “A Literature Review: Current Issues in Listening Strategy Research and Instruction on ESL Adult Learners”. International Journal of Teaching, Education and Language Learning, Volume 2, Number 1, pp.3270. dalam https://www.researchgate.net/ journal/1932 586X (Diunduh 24 Februari 2016). Hall, B. (2012). “Listening as a Perceived and Interactive Activity: Understanding the Impact of Verbal Listening Responses”. International Journal of Listening. 212
dalam https://www.researchgate.net/ journal/1932 586X (Diunduh 24 Februari 2016). Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hartanto. (2013). “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Eksposisi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-E SMA N 1 Karangdowo Tahun Pelajaran 2013/2014)”. Tesis. Universitas Sebelas Maret. dalam http://digilib.uns. ac.id/dokumen/abstrak/43125 (Diunduh 9 Januari 2016). Hermawan, H. (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. dalam http://grahailmu.co.id/ previewpdf/978-979-756-829-0-840.pdf. (Diunduh 24 Februari 2016). Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda. Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Model-Model Pengajaran (edisi ke8, cetakan ke-1). diterjemahkan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kamilah. (2013). “The Use of Contextual Video to Improve Students Listening Ability”. Journal of English and Education 2013, 1(1) 122-132. dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=brows e&mod=area&area=135 (Diunduh 16 Januari 2016). .Karmidah. (2014). “Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Melalui Pembelajaran dan Budaya Sekolah”. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014. dalam http://sippendidikan.kemdikbud.go.id/ bacaonline/rd/438 (Diunduh 18 Januari 2016).
Etina Sri Sajrina, dkk., Peningkatan Keterampilan Menyimak
Kusmaniyah, S. (2012). “Pengembangan Model STAD Bhineka dalam Pembelajaran Menulis Resensi Berkonteks Multikurtural Bermuatan Nilai-Nilai Karakter pada Peserta Didik SMA”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Seloka 1 (2) (2012). dalam http:/ /journal.unnes.ac.id/index. php/ seloka (Diunduh 13 Januari 2016) Kusmaryono, D. W., Evi, C. (2015). “Pembelajaran Mikro Suatu Pendekatan Praktik”. Semarang: Unissula Press. Mertasari. (2014). “Penerapan Model Pembelajaran Savi Melalui Penggunaan Objek Langsung dan Kartu Kata Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi pada Siswa Kelas XI IPB 1 Di SMA N 1 Sawan”. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia Volume: Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014. dalam http:// ejournal.undiksha.ac.id/index.php / JJPBS/article/view/2946 (Diunduh 18 Januari 2016) Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referansi (GP Press Group). Nugraheni, S. (2012). Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter. Mentari Pustaka. Nurgiyantoro, B. (2014). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Retnaningsih, E., Nas, H., Deby, L.. (2013). “Peningkatan Menyimak Dongeng Menggunakan Media Audio dengan Strategi Membangkitkan Rasa Ingin Tahu pada Siswa Kelas VIIA SMP N 1 Winong”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, JPBSI 2 (1) November 2013. dalam http://journal.unnes.ac.id/ sju/index.php/jpbsi (Diunduh 19 Januari 2016). Samani, M., & Hariyanto, M.S. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: Rosdakarya. Shoimin, A. (2013). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudaryati. (2013). “Peningkatan Keterampilan Menyimak Diskusi dan Seminar denganTGT”.dalamhttp://jurnal. untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ view/8304 (Diunduh 9 Januari 2016). Sudjana, N dan Ahmad, R. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharyadi. (2012). “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Media Audio dan Model Pembelajaran Stratta pada Siswa Kelas VIII SMP N 13 Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013”. Jurnal. Vol. No. 01/ No. 3/ Juni/2013.dalamhttp://id.portalgaruda. org/?ref=browse&mod=area&area (Diunduh 9 Januari 2016). Susilowati, R. (2009). “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dialog Interaktif Melalui Media Audiovisual dengan Menggunakan Teknik DengarTulis pada Siswa Kelas IX B SMP Negeri 4 Banjarnegara Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi. Unnes. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tarigan, H. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wicaksono, Nur. (2010). “Peningkatan Keterampilan Menyimak Puisi Melalui Media Audiovisual dengan Pendekatan Kooperatif Permainan Jigsaw Siswa Kelas VII-D SMP N Karanganyar”. Skripsi. Unnes. Wijayanti, Leni. (2011). “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Integratif dan Teknik Permainan Ingatan Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Demak”. Skripsi. Unnes. 213